RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
Design For Good Presentation - Ngee Ann PolyPedro Aguirre
Design For Good presentation for Ngee Ann Poly students.
Design For Good is the first design competition that is focus on youths in Singapore.
We want youth to make a change and make an impact in community and society.
PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK LiswiAnisa
morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
MORFOLOGI
1. TUGAS
KAJIAN KEBAHASAAN
TENTANG
MORFOLOGI
KELOMPOK III :
OSNA MARIA (1105668)
DINA NOFIRNA (1105662)
2. MORFOLOGI
PROSES
MORFEM
MORFEMIS
MORFOFONE
KATA MIK
3. MORFEM
A. Identifikasi Morfem
Untuk menentukan sebuah satuan bentuk
atau bukan, kita harus membandingkan bentuk
tersebut di dalam kehadirannya dengan bentuk-
bentuk lain. Kalau bentuk tersebut ternyata bisa
hadir secara berulang-ulang dengan bentuk lain,
maka bentuk tersebut adalah sebuah morfem .
4. B. Morf Dan Alomorf
1. Morf
nama untuk semua bentuk yang belum
diketahui statusnya.
2. Alomorf
nama untuk bentuk tersebut kalau sudah
diketahui status morfemnya.
5. C. Klasifikasi Morfem
1. Morfem Bebas Dan Terikat
A. Morfem Bebas
morfem yang tanpa kehadiran morfem
lain dapat muncul dalam pertuturan.
B.Morfem terikat
morfem yang tanpa digabung dulu
dengan morfem lain tidak dapat muncul
dalampertuturan.
6. 2. Morfem Utuh dan Terbagi
A. Morfem Utuh
satu morfem terbagi, yakni (ke-/-an).
B. Morfem Terbagi
sebuah morfem yang terbagi dari dua
buah bagian yangterpisah.
7. 3. Morfem Segmental dan Suprasegmental
A. Morfem Segmental
morfem yang di bentuk oleh fonemfonem
segmental.
B. Suprasegmental
morfem yang di bentuk oleh unsur unsur
suprasegmental.
8. 4. Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal
(Stem), dan Akar (Root)
A. Morfem Dasar
bentuk-bentuk seperti(juang), (kucing), dan (sikat)
B. Morfem Bentuk Dasar
biasanya di gunakan untuk menyebut sebuah yang menjadi
dasar dalam suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa
morfem tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan morfem.
C. Pangkal
di gunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses
infleksi, atau proses pembubuhan afiks infleksi. Dalam bahasa
Indonesia kata menangisi bentuk pangkalnya adalah tangisi;
dalam morfem me- adalah sebuah afiks inflektif.
D. Akar
Digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat
dianalisis lebih jauh lagi. Artinya akar itu adalah bentuk yang
tersisa setelah semua afiksnya, baik afiks infleksioal maupun afiks
derivasionalnya ditanggalkan.
9. KATA
A. Hakikat Kata
Para tata bahasawan tradisional biasanya
memberi pengertian terhadap kata
berdasarkan arti dan ortografi. Menurut
mereka kata adalah deretan huruf yang diapit
oleh dua spasi, dan mempunyai satu arti.
10. B. Klasifikasi kata
Klasifikasi kata ini dalam sejarah
linguistik selalu menjadi
salah satu topic yang tidak pernah
terlewatkan. Hal ini terjadi , karena
pertama setiap bahasa mempunyai
cirinya masing-masing ;dan kedua
karena kreteria yang di gunakan
untuk membuat klasifikasi kata itu
bisa bermacam-macam.
11. C. Pembentukan Kata
1. Inflektif
Kata- kata dalam bahasa-bahasa berfleksi, untuk dapat di
gunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan
kategori-kategori gramatikal yang berlaku dalan bahasa itu. Alat yang
di gunakan untuk menyesuaikan bentuk itu biasanya berupa afiks, yang
mungkin internal, yakni perubahan yang terjadi di dalam bentuk dasar
itu.
Perubahan atau penyesuaian bentuk pada verba di sebut
konyugasi , perubahan atau penyesuaian pada nomina dan ajektifa di
sebut deklinasi. Konyugasi pada verba biasanya berkenaan dengan kala
(tense), aspek, modus , diatesis, persona, jumlah, jenis, dan kasus .
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa berfleksi. Jadi, tidak ada
masalah konyugasi dan deklinasi dalam bahasa Indonesia. Membaca,
dibaca, terbaca, dan bacalah, bentuk-bentuk merupakan kata yang
sama, yang berate juaga mempunyai identitas leksikal yang sam.
Perbedaan bentuknya adalah berkenaan dengan modus kalimatnya .
Dengan demikian prefiks me -,di-,ter-,ku-,dan kau- adalah
infleksional.
12. 2. Derivatif
Pembentukan kata secara inflektif, tidak
membentuk kata baru, atau lain yang berbeda
identitas leksikalnya dengan bentuk dasarnya. Hal
ini berbeda dengan pembentukan kata secara
derivative atau derivasional. Pembentukan kata
secara derivative membentuk kata baru, kata yang
identitas leksikalnya tidak sama dengan kata
dasarnya. Perbedaan identitas leksikal terutama
berkenaan dengan makna, sebab meskipun kelasnya
sama tetapi maknanya tidak sama.
13. C. Proses Morfemis
1. Afiksasi
proses pembubuhan afiks pada
sebuah dasar atau bentuk dasar.
2.Reduplikasi
proses morfemis yang mengulang
bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara sebagaian
(parsial) maupun dengan perubahan
bunyi.
14. 3. Komposisi
hasil dan proses penghubung morfem
dasar dengnmorfem dasar, baik yang
bebas maupuny ang terikat , sehingga
berbentuk sebuah konstruksi yang memiliki
identitas leksikal yang berbeda , atau yang
baru.
15. 4. Konversi, Modifikasi Internal,dan Suplesi
A. Konversi
proses pembentukan kata dari sebuah kata
menjadi kata lain tanpa perubahan unsure
segmental.
B. Modifikasi
proses pembentukan kata dengan
penambahan unsur-unsur ( yang biasanya
berupa vocal) ke dalam morfem yang
berkerangka tetap(yang biasanya berupa
konsunan).
16. 5. Pemendekan
proses penanggalan bagian-bagian
leksim atau gabungan leksim sehingga
menjadi sebuah bentuk singkat, tetapi
maknanya tetap sama dengan makna bentuk
utuhnya .
17. 4. MORFOFONEMIK
Morfofonemik, di sebut juga morfonemik ,
morfonologi, atau morfonologi, atau
peristiwa perubahannya wujud
morfemis dalam suatu proses morfologis,
baik afiksasi, reduplikasi, maupun
komposisi.