1. Morfologi adalah kajian tentang pembentukan kata melalui proses penggabungan morfem.
2. Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan memiliki arti tersendiri.
3. Terdapat beberapa proses morfologis seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.
Pandangan kesantunan dalam kajian pragmatik diuraikan oleh beberapa ahli. Diantaranya adalah Leech, Robin Lakoff, Bowl dan Levinson. Prinsip kesantunan memiliki beberapa maksim, yaitu maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendah hatian (modesty maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim). Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri (self) dan orang lain (other). Diri sendiri adalah penutur, dan orang lain adalah lawan tutur (Dewa Putu Wijana, 1996).
Maksim merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Selain itu maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Maksim-maksim tersebut menganjurkan agar kita mengungkapkan keyakinan-keyakinan dengan sopan dan menghindari ujaran yang tidak sopan
Pandangan kesantunan dalam kajian pragmatik diuraikan oleh beberapa ahli. Diantaranya adalah Leech, Robin Lakoff, Bowl dan Levinson. Prinsip kesantunan memiliki beberapa maksim, yaitu maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendah hatian (modesty maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim). Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri (self) dan orang lain (other). Diri sendiri adalah penutur, dan orang lain adalah lawan tutur (Dewa Putu Wijana, 1996).
Maksim merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Selain itu maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Maksim-maksim tersebut menganjurkan agar kita mengungkapkan keyakinan-keyakinan dengan sopan dan menghindari ujaran yang tidak sopan
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...Didi Sadili
Â
Dugong lebih dikenal dengan nama duyung yang mana asal katanya dari duyung dalam bahasa melayu yang artinya perempuan laut. Sehingga di asia Tenggara, dugong lebih dikenal dengan sebutan duyung. Sebutan lain unuk dugong adalah; duyung, duyong, perempuan laut, ikan duyung, babi laut, ruyung, dan dio. Dugong di seluruh dunia sering dikaitkan dengan dongeng tentang putri duyung 9mermaid). Dugong itu sendiri yang dalam bahasa latinnya Dugon dugong merupakan ordo sirenia dan famili dari dugongidae adalah salah satu jenis dari mamalia laut yang memiliki ciri sebagaimana umumnya mamalia yang ada di daratan, yaitu: bernafas dengan paru paru, melahirkan, dan menyusia anaknya.
melestarikan dugong dilakukan salah satunya melalui studi fisiologi dari dugong itu sendiri. dengan mengetahui fisiologinya berarti kita akan lebih memahami bagaimana dugong itu harus dilestarikan
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati.
PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK LiswiAnisa
Â
morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
5. Definisi
Kajian tentang pembentukan kata melalui
proses pengabungan morfem yang satu dengan
morfem yang lain.
Menurut Ramlan ( dalam Nikelas 1988: 110)
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan atau mempelajari seluk beluk
struktur kata serta pengaruh perubahan –
perubahan struktur kata terhadap golongan dan
arti kata.
8. Kelas Kata
Kelas I
N( Nomen)
B (Benda)
Kelas II
V (Verbum)
K (Kerja)
Kelas III
A
(Adjectivum)
S (Sifat)
9. Kelas Benda
• Dalam bahasa indonesia sebuah kata dapat dicalonkan
kedalam kelas benda, jika kata itu dapat berfrasa
dengan petugas di, ke, pada, tentang.
• Contoh :
Ke- : Ketua, Kehendak
Ke-an : Keadaan, Kebaikan
Pe- : Pemuda, Pemain
PeN (nasal) : Penyuruh, pendatang
Per-an : Percetakan, perdamaian
PeN – an : Pendasaran, Pendudukan, Pendirian
Pe-an : Petualangan, pelarian
-an : timbangan, taruhan
10. Kelas Kerja
• Dalam bahasa Indonesia, calon kelas kerja dapat
berfrasa akan,ingin, dan tidak.
• Morfem kelas kerja : di-, me-, ter-, ber-,-kan, -i.
• Contoh :
di- : ditendang, dibaca
me- : melihat, mendengar
ter- : terbawa, terlihat
ber- : berdoa, berusaha
-kan : bacakan, kerjakan
-i : terangi
11. Kelas Sifat
• Dalam bahasa Indonesia dapat berfrasa
dengan : amat, sangat, paling, lebih
• Contoh :
lambat = selambat-lambatnya
manis = semanis-manisnya
mahal =semahal-mahalnya
12. Transposisi
Kata-kata dapat dipindahkan jenisnya kejenis kata
lain dengan pertolongan morfem-morfem terikat.
Contoh :
Menyanyi bisa menjadi penyanyi,nyanyian
Mendengar bisa menjadi pendengar,pendengaran
Besar bisa menjadi membesarkan
Kopi bisa menjadi mengopi
Telur bisa menjadi menelurkan
18. Proses Afiksasi
Pembentukan kata yang melalui proses
penggabungan kata dengan afiks. Afiks terdiri
atas prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.
19. Proses Reduplikasi
Proses pembentukan kata dengan cara
pengulangan bentuk baik seluruhnya ataupun
sebagian. Kata bentukan tersebut disebut kata
ulang.
20. Proses Pergantian
Sebuah morfem dasar bebas dapat
mengalami perubahan dalam tubunhya sendiri
dengan adanya pergantian salah satu unsur
fonemnya baik konsonan vokal maupun ciri-ciri
suprasegmental.
21. Modifikasi Kosong
Proses morfologis yang tidak menimbulkan
perubahan bentuk.Dengan sebenarnya golongan
morfem-morfem ini tidak mengalami proses
dalam beberapa situasi.
23. Derivasi dan Infleksi
Derivasi adalah kata yang terbentuk dari
proses afiksasi
Infleksi merupakan bagian dalam sintaksis
karena bersifat melengkapi bentuk-bentuk
leksem dan derivasi menjadi bagian dari leksis
karena menyediakan leksem-leksem baru.
24. Klasifikasi Morfem
Morf dan alomorf
Morfem bebas dan terikat
Morfem dasar dan imbuhan
Morfem Kontinu dan diskontinu
25. Morf dan alomorf
• Morf : unsur terkecil dari morfem yang secara
struktur fonologi berbeda, akan tetapi
merupakan realisasi dari morfem yang sama.
• Alomorf : Bentuk – bentuk berlainan dari
morfem yang sama disebabkan oleh pengaruh
lingkungan yang sama.
26. Morfem Terikat
Morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dasar.
Misalnya : mem+baca = membaca
Morfem Bebas
Morfem yang terdiri dari satu kata yang biasanya kata dasar.
Misalnya : cinta, makan, minum
Morfem bebas dan terikat
27. Morfem Dasar dan Imbuhan
• Morfem dasar ( bermakna leksikal)
Morfem yang memiliki makna pada dirinya sendiri tanpa perlu
berproses dengan morfem lain. Misalnya, {kuda}, {pergi}, {lari},
{makan} dan {merah}.
• Morfem imbuhan (Tak bermakna leksikal)
Morfem ini baru mempunyai makna jika digabung dengan
morfem lain dalam suatu proses morfologi. Contohnya, morfem-
morfem afiks seperti, {ber-}, {me-}, dan {-ter}.
28. Morfem kontinu dan diskontinu
Morfem kontinu(utuh)
• Morfem-morfem yang unsur-
unsurnya bersambungan secara
langsung. Contoh: {makan}, {tidur},
dan {pergi}.
Morfem diskontinu (
Terbelah)
• Morfem terbelah morfem-morfem
yang tidak tergantung menjadi satu
keutuhan. Contoh: {kehabisan} dan
{berlarian} terdapat imbuhan ke-an
atau {ke….an} dan imbuhan ber-an
atau {ber….an}.
29. Morfofonemik
• Suatu kajian tentang perubahan – perubahan
pada fonem yang disebabkan oleh hubungan
antara 2 morfem atau lebih.
• Contoh
Morfem ber bila digabungkan morfem
bebas, ajar, maka kata yang dihasilkan
belajar.