Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
Modul ini mencakup 3 bahasan yaitu:
1. Prinsip-prinsip pemberian nilai
2. Penilaian diberbagai jenjang pendidikan
3. Tindak lanjut penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA
Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran Unit :
❖ Memperdalam pemahaman siswa tentang penjumlahan dan cara menggunakannya.
● Menjumlahkan bilangan 2 angka dengan berdasarkan pengalaman menjumlahkan dua bilangan yang terdiri atas satu angka.
● Menjumlahkan 2 bilangan 3 angka dengan menggunakan penjumlahan bersusun.
● Menemukan sifat-sifat penjumlahan, menerapkannya
● pada proses penghitungan, dan memeriksa jawabannya.
● Mengaplikasikan sifat komutatif dan asosiatif penjumlahan. Boleh menggunakan tanda ( ) jika diperlukan.
Tujuan Subunit Pembelajaran :
❶ Memahami metode penjumlahan dan cara menuliskan hasil penjumlahan bilangan 2 angka yang tidak mengalami penambahan banyaknya angka
❷ Memahami cara menuliskan hasil penjumlahan dari (bilangan 2 angka) + (bilangan2 angka), (bilangan 2 angka) + (bilangan 1 angka), dan (bilangan 1 angka) + (bilangan 2 angka) yang mengalami penambahan banyaknya angka.
Contoh: penjumlahan (bilangan2 angka) dan (bilangan 2 angka) hasilnya menjadi bilangan 3 angka.
Tujuan jam ke-1:
4.1. Mengenali situasi yang menggunakan penjumlahan dan menuliskan kalimat matematikanya, dan memikirkan cara menyelesaikan penjumlahan bilangan 2 angka yang tidak mengalami penambahan angka pada hasil penjumlahannya.
modulguruku.com
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
Modul ini mencakup 3 bahasan yaitu:
1. Prinsip-prinsip pemberian nilai
2. Penilaian diberbagai jenjang pendidikan
3. Tindak lanjut penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA
Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran Unit :
❖ Memperdalam pemahaman siswa tentang penjumlahan dan cara menggunakannya.
● Menjumlahkan bilangan 2 angka dengan berdasarkan pengalaman menjumlahkan dua bilangan yang terdiri atas satu angka.
● Menjumlahkan 2 bilangan 3 angka dengan menggunakan penjumlahan bersusun.
● Menemukan sifat-sifat penjumlahan, menerapkannya
● pada proses penghitungan, dan memeriksa jawabannya.
● Mengaplikasikan sifat komutatif dan asosiatif penjumlahan. Boleh menggunakan tanda ( ) jika diperlukan.
Tujuan Subunit Pembelajaran :
❶ Memahami metode penjumlahan dan cara menuliskan hasil penjumlahan bilangan 2 angka yang tidak mengalami penambahan banyaknya angka
❷ Memahami cara menuliskan hasil penjumlahan dari (bilangan 2 angka) + (bilangan2 angka), (bilangan 2 angka) + (bilangan 1 angka), dan (bilangan 1 angka) + (bilangan 2 angka) yang mengalami penambahan banyaknya angka.
Contoh: penjumlahan (bilangan2 angka) dan (bilangan 2 angka) hasilnya menjadi bilangan 3 angka.
Tujuan jam ke-1:
4.1. Mengenali situasi yang menggunakan penjumlahan dan menuliskan kalimat matematikanya, dan memikirkan cara menyelesaikan penjumlahan bilangan 2 angka yang tidak mengalami penambahan angka pada hasil penjumlahannya.
modulguruku.com
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...ZainulHasan13
Modul Perangkat Ajar Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka
Kunjungi juga
Channel kak Muzammil
https://youtube.com/channel/UCm4NRgDv1jr-jxp0X0fJU-w
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...ZainulHasan13
Modul Perangkat Ajar Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka
Kunjungi juga
Channel kak Muzammil
https://youtube.com/channel/UCm4NRgDv1jr-jxp0X0fJU-w
Rencana pelaksanaan pembelajaran, atau disingkat RPP, adalah pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut.
Nah, disini saya berikan contoh RPP dengan materi Hubungan Antar Sudut.
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
: SDN .. Belakang Balok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit (1x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.2 Membandingkan pecahan sederhana
C. Indikator
3.2.1 Mengenalkan lambang lebih besar (), lebih kecil (), dan sama dengan (=) untuk
membandingkan nilai dua pecahan.
3.2.2 Membandingkan nilai dua pecahan dengan garis bilangan.
3.2.3 Membandingkan nilai dua pecahan dengan perkalian silang.
D. Materi Pembelajaran
Pecahan Sederhana
E. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi di dalam kelompok siswa dapat membandingkan nilai dua pecahan
dengan benar.
2. Dengan tanya jawab siswa dapat membandingkan nilai dua pecahan dengan garis
bilangan.
3. Dengan penugasan siswa dapat membandingkan nilai pecahan dengan perkalian silang.
F. Uraian materi
2. Terlampir
G. Model dan Metode Pembelajaran
a. Kooperatif tipe STAD
b. Tanya jawab
c. Pemberian tugas
H. Langkah kegiatan pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a) Mengkondisikan kelas
b) Berdo’a sebelum memulai proses pembelajaram
c) Absensi
d) Apersepsi (tanya jawab materi yang berkaitan dengan pecahan sederhana)
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti (45 menit)
Eksplorasi
Membangkitkan skemata peserta didik dengan memberikan bahan peragaan mengenai
materi yang meyangkut tentang pecahan sederhana.
Elaborasi
a) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing
kelompok maksimal beranggotakan 4 orang siswa dan dipilih secara
heterogen.
b) Siswa duduk di dalam kelompoknya masing-masing dengan tertib.
c) Guru memberikan pengarahan untuk tugas kelompok.
d) Guru membagikan pipet kepada setiap kelompok.
e) Guru menjelaskan langkah-langkah yang akan dikerjakan siswa.
f) Siswa membagi satu per satu pipet tersebut digunting menjadi 2 bagian
yang sama besar, 3 bagian yang sama besar, dan 4 bagian yang sama
besar.
3. g) Siswa bekerjasama mengerjakan LKS yang diberikan guru pada masingmasing kelompok dengan tertib.
h) Siswa membandingkan nilai pecahan dengan menggunakan LKS yang
telah disediakan guru.
i) Siswa yang belum mengerti bisa bertanya kepada teman sejawatnya atau
kepada guru.
j) Masing-masing kelompok mendemonstrasikan hasil diskusinya.
k) Kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang ditampilkan.
l) Anggota kelompok kembali ke tempat duduknya dengan tertib.
m) Guru memberikan penghargaan terhadap hasil yang diperoleh siswa dalam
kelompok.
n) Guru mengenalkan lambang lebih besar (), lebih kecil (), dan sama dengan
(=) untuk membandingkan nilai dua pecahan.
o) Guru menjelaskan cara untuk membandingkan nilai dua pecahan
sederhana dengan garis bilangan.
p) Guru menjelaskan cara lain untuk membandingkan nilai dua pecahan
sederhana dengan perkalian silang.
q) Guru menguji kembali pemahaman siswa tentang membandingkan nilai
dua pecahan.
r) Guru memberikan soal evaluasi.
Konfirmasi
a) Guru meminta siswa untuk menjelaskan kembali tentang membandingkan
nilai dua pecahan sederhana.
b) Memberikan penguatan terhadap materi.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a)
Guru memberikan tugas berupa pekerjaan rumah.
b)
Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan pembelajaran dan
mencatatnya dalam buku catatan masing-masing dengan teliti, tekun, dan
hati-hati.
4. I. Sumber Dan Alat
Sumber :
1. KTSP Matematika Kelas III Semester 2
2. Buku Pembelajaran Terpadu dengan Pendekatan Tematik untuk SD Kelas III
Semester 2
3. Buku Matematika untuk SD/MI Kelas III terbitan BSE
4. Buku Tematik SD/MI Kelas III
Alat :
Pipet (12 buah)
J. PENILAIAN
1. Bentuk : Essay
2. Jenis test : a. Lisan
b. tertulis
No
Aspek
Yang dinilai
1
Kognitif
Siswa mengetahui cara membandingkan nilai dua pecahan.
2
Afektif
Sikap siswa dalam menggunakan media.
3
Psikomotor
Kemampuan siswa dalam menggunakan media.
Mengetahui
Bukittinggi, 21 Oktober 2013
Kepala Sekolah
Simulator
(.............................)
(............................)
6. KUNCI JAWABAN EVALUASI
1.
, dibaca satu per tiga lebih kecil dari satu per dua
2.
, dibaca empat per enam lebih besar dari dua per enam
3. =, dibaca lima per enam sama dengan lima per enam
4.
, dibaca empat per lima lebih kecil kecil dari enam per lima
5.
, dibaca tiga per empat lebih besar dari tiga per enam
6.
dua per empat lebih kecil dari tiga per empat
7.
, dibaca satu per tiga lebih kecil dari empat per lima
8.
, dibaca dua per empat sama dengan satu per dua
9.
, dibaca tiga per empat lebih kecil dari empat per empat
10.
, dibaca enam per tujuh lebih besar dari empat per lima
7. LEMBARAN KERJA SISWA
NAMA KELOMPOK
:
KELAS/SEMESTER
:
TANGGAL
:
Standar Kompetensi
3. Memahami pecahan saderhana dan penggunaanya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.2 Membandingkan pecahan sederhana
PETUNJUK
1. Ambillah 3 pipet untuk setiap kelompok.
2. Guntinglah pipet pertama tersebut menjadi 2 bagian sama besar.
3. Kemudian perhatikan gambarnya dan arsir salah satu bagian dari guntingan pipet
tersebut.
4. Guntinglah pipet kedua tersebut menjadi 3 bagian sama besar.
5. Kemudian perhatikan gambarnya dan arsir dua bagian dari gunting pipet tersebut.
6. Guntinglah pipet ketiga tersebut menjadi 4 bagian sama besar.
8. 7. Kemudian perhatikan gambarnya dan arsir tiga bagian dari guntingan pipet
tersebut.
8. Bandingkan nilai pecahan dari guntingan pertama, guntingan kedua, dan
guntingan ketiga.
Arsirlah gambar di bawah ini dan tentukan nilai pecahannya sesuai dengan petunjuk
pada LKS sebelumnya !
1. Guntingan pipet (1)
= ……..
2. Guntingan pipet (2)
= ……..
3. Guntingan pipet (3)
= ………
Isilah titik di bawah ini dengan < (lebih kecil), = (sama dengan), atau > (lebih besar) !