SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
MODUL I:PERMASALAHAN DAN WAWASAN PERLINDUNGAN TANAMANKegiatan Belajar 2:Konsep Perlindungan Tanaman dan Organisme Pengganggu Tumbuhan I W. Mudita Prodi IHPT Faperta Undana http://iwayanmudita.blogspot.com http://citrusbiosecurity.blogspot.com http://perlintanfapertaundana.blogspot.com
Arti Melindungi Tanaman Perlindungan tanaman merupakan upaya untuk menjaga tanaman dari gangguan yang ditimbulkan hanya oleh organisme pengganggu Heagle (1973): Plant often suffer from more than one pathogenic agent or a combination of pathogenic and non-pathogenic or abiotic agents. In addition, plant suffer simultaneously from insects, diseases, rats, weeds, and the environment. So, the crop protection man must be broadly trained. Perlindungan tanaman sebagai upaya untuk menjaga tanaman dari gangguan oleh organisme pengganggu maupun oleh keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan, termasuk pencemaran dan bencana alam
Apakah melindungi tanaman sama dengan melindungi tumbuhan? Sebagian besar tumbuhan hidup secara liar sehingga perlindungan tumbuhan juga mencakup kegiatan untuk mencegah spesies tumbuhan dari berbagai ancaman kepunahan karena penyebab yang jauh lebih luas daripada yang disebabkan oleh organisme pengganggu Salah satu aspek penting yang terkait dengan kepunahan tumbuhan liar adalah perdagangan ilegal. Perlindungan tumbuhan liar dari ancaman kepunahan yang dapat timbul dari perdagangan secara ilegal tersebut diatur melalui konvensi internasional yang dikenal dengan nama CITES (Convention on International Trade of Endangered Species). CITES secara berkala mengeluarkan daftar nama jenis tumbuhan dan satwa liar yang terancam punah. Indonesia telah meratifikasi konvensi internasional tersebut menjadi undang-undang dan khusus mengenai varietas, Indonesia bahkan telah mempunyai undang-undang sendiri mengenai perlindungan varietas.
Bagaimana dengan melindungi tanaman dari pencurian? Wikipedia memuat definisi yang memasukkan pencuri juga sebagai organisme pengganggu.  Hal ini sangat masuk akal mengingat kerugian yang ditimbulkan oleh pengganggu seringkali jauh lebih besar daripada kerugian yang disebabkan oleh organisme lainnya.  Pada budidaya vanili, pencurian merupakan gangguan yang jauh lebih merugikan daripada kerusakan oleh penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur Fusarium moniliformai fsp. vaniliae, penyakit paling merusak pada vanili
Pengertian Yuridis Formal Undang-undang (UU) No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman.  Perlindungan tanaman adalah segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan (OPT); Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Definisi mengenai perlindungan tanaman dan organisme pengganggu tumbuhan harus diartikan sebagai kesatuan, tidak secara terpisah supaya tidak menimbulkan pengertian yang membingungkan
Pengertian Hama dan OPT Pasal 20 Ayat 1 UU No. 12 Tahun 1992: “Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama terpadu” Penjelasan Pasal 20 UU No. 12 Tahun 1992: “Sistem pengendalian hama terpadu adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam suatu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup”. Dari penjelasan Pasal 20 UU No. 12 Tahun 1992 ini dapat disiratkan bahwa hama adalah populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan.  Mengingat definisi OPT dan perlindungan tanaman dalam UU No. 12 Tahun 1992 dan PP No. 6 Tahun 1995 bersifat menginkat maka perlindungan tanaman dalam matakuliah DPT adalah perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam kedua peraturan perundang-undangan tersebut
Ruang Lingkup Perlintan Ruang lingkup perlindungan tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan.  Pencuri termasuk OPT bila merugikan budidaya tanaman dengan cara merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan.  Kekurangan unsur hara, pengaruh faktor lingkungan yang kurang menguntungkan, bencana alam, dan berbagai gangguan lainnya yang bukan disebabkan oleh mahluk hidup tidak termasuk  dalam lingkup perlindungan tanaman
Hama Hama adalah populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan. Pada PB 1: hama mempunyai pengertian luas (sensu lato) dan pengertian sempit (sensu stricto). Hama dalam pengertian luas mencakup segala jenis mahluk hidup yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan Hama dalam pengertian sempit mencakup populasi binatang yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan Hama dalam pengertian luas mencakup organisme yang tergolong sebagai hama dalam pengertian sempit, organisme penyebab penyakit (patogen), dan organisme pesaing tanaman (gulma)
Kaitan Perlintan dengan Sektor Lain Perlindungan tanaman berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan budidaya tanaman lainnya dan dengan kegiatan pasca-panen, pengangkutan, penyimpanan, dan bahkan sampai hasil sampai ke konsumen Perlindungan tanaman juga mempunyai kaitan engan sektor-sektor pembangunan lainnyakarena alasan: (1) Sama-sama menghadapi gangguan oleh organisme pengganggu tumbuhan yang sama atau (2) Sama-sama menghadapi gangguan yang berisiko sebagaimana halnya risiko yang ditimbulkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.  Risiko merupakan fungsi kemungkinan terjadinya pengaruh yang berbahaya yang merugikan dan besarnya potensi kerugian yang terjadi
Hubungan Perlintan dengan Sektor Lain
Kaitan Perlintan dengan Bidang Ilmu Lain Ilmu dipilah menjadi ilmu-ilmu alam (natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences), dan humaniora (humanities) Perlindungan tanaman sebenarnya merupakan kajian lintas bidang ilmu yang mencakup ketiga bidang ilmu di atas Meskpun demikian, selama ini perlindungan tanaman dipelajari lebih sebagai bidang ilmu-ilmu alam dan para dosen perlindungan tanaman pada umumnya mempunyai latar belakang pendidikan ilmu-ilmu alam Prof Fred L. Benu mengkritik dengan mengatakan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perlintan hanya sibuk dengan paha dan antena belalang, Prof Andrew P. Vayda dengan mengatakan “seeing nature’s complexity but not people’s”
Mengapa Perlintan bukan Sekedar sebagai Ilmu-ilmu Alam? ,[object Object]
Untuk mempelajari hubungan tersebut dengan baik diperlukan pemahaman dalam bidang ilmu yang mempelajari OPT, tanaman, lingkungan, dan manusia
Bidang ilmu lain yang mempunyai kaitan erat dengan perlindungan tanaman: entomologi, mikologi, bakteriologi, virologi, klimatologi, fisiologi tumbuhan, ekologi, ilmu lingkungan, ekonomi pertanian, antropologi, dll,[object Object]
Cara Organisme Mengganggu dan Merusak Tanaman (2) Menjadi tempat bertahan dan sumber penularan Menghasilkan racun yang dapat mengkontaminasi hasil Mengkontaminasi dengan keberadaan organisme yang bersangkutan
Mengganngu atau Merusak Tidak Selamanya Merugikan Tumbuhan yang mengalami gangguan dan/atau menderita kerusakan tidak akan merugikan bila tumbuhan tersebut adalah gulma  Tumbuhan yang mengalami gangguan dan/atau menderita kerusakan tertentu justeru dapat bernilai ekonomis lebih tinggi, misal kelapa kopyor, tulip yang terinfeksi virus, dsb. Status sebagai OPT ditentukan bukan hanya berdasarkan gangguan dan/atau kerusakan, melainkan berdasarkan kerugian yang ditimbulkan oleh gangguan dan/atau kerusakan yang terjadi
Kemampuan Merugikan: (1) Kemampuan Individu Merusak Pada bagian 3.2.1 telah dijelaskan bahwa organisme mengganggu tanaman dengan berbagai cara Setiap individu organisme mempunyai kemampuan yang berbeda-beda salam merusakkan dan mengganggu kehidupan tanaman.  Kemampuan tersebut antara lain berkaitan dengan kemampuan mengkonsumsi tanaman dalam satu satuan waktu, bagian tanaman yang dirusak, dan kondisi lingkungan budidaya tanaman pada saat individu organisme yang bersangkutan menimbulkan kerusakan.
Kemampuan Merugikan: (2) Padat Populasi Sistem pengendalian hama terpadu adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhandengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam suatu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup...(cetak tebal ditambahkan) (Penjelasan Pasal 20 Ayat 1 UU No. 12 Tahun 1992) OPT yang jumlah individunya lebih banyak atau menimbulkan kerusakan lebih parah akan lebih merusak dan mengganggu kehidupan tanaman sehingga menjadi berstatus lebih merugikan
Kemampuan Merugikan: (3) Nilai Ekonomi Setiap jenis tanaman mempunyai nilai ekonomi yang berbeda-beda sehingga toleransi manusia atas kerusakan yang terjadi juga berbeda Manusia akan kurang dapat mentoleransi kerusakan pada tanaman yang nilai ekonominya rendah daripada kerusakan pada tanaman yang nilai ekonominya tinggi Organisme yang menimbulkan kerusakan pada tanaman yang nilai ekonominya tinggi akan lebih dipandang sebagai OPT meskipun kerusakan yang ditimbulkannya tidak seberapa diandingkan jika kerusakan terjadi pada tanaman yang nilai ekonominya rendah Selain nilai ekonomi, setiap jenis tanaman juga mempunyai nilai sosial yang berbeda-beda untuk setiap kelompok masyarakat
Kemampuan Merugikan: Kesimpulan Kemampuan suatu organisme untuk menimbulkan kerugian ditentukan oleh kemampuan setiap individu menimbulkan kerusakan dan/atau mengganggu tanaman, padat populasi organisme tersebut, dan nilai ekonomi dan sosial tanaman yang dirusak Jika terdapat tiga organisme pemakan tanaman, katakan A, B, dan C yang masing-masing memakan tanaman 1 dan tanaman 2 maka organisme mana yang merupakan hama pada kedua jenis tanaman ditentukan dengan mengalikan kemampuan merusak setiap jenis organisme, padat populasi setiap jenis organisme, dan nilai ekonomi (dan/atau sosial) jenis tanaman yang dirusak
Tidak Hanya Bersama OPT Tanaman dirusakkan dan/atau diganggu kehidupannya oleh OPT Tanaman tidak hanya hidup bersama OPT, melainkan juga dengan berbagai mahluk hidup lain secara saling terkait satu sama lain membentuk ekosistem khusus yang disebut ekosistem pertanian (agro-ekosistem) Seluruh organisme dalam agroekosistem membentuk jejaring makanan (food web) dengan masing-masing menempati relung (niche) dan habitat yang khas Manusia menyebut setiap kelompok organisme sesuai dengan kepentingannya: organisme yang merugikan disebut OPT dan yang menguntungkan disebut organisme bermanfaat Di antara kelompok organisme bermanfaat adalah musuh alami
Mengenali Organisme yang Beragam (1) Untuk berbagai berbagai organisme yang hidup bersama tumbuhan perlu dikenali dengan menggunakan sejumlah ciri pembeda tingkat spesies yang bersifat tetap secara tersistematisasi.  Penggunaan ciri pembeda yang bersifat tetap secara tersistematisasi tersebut sehingga memungkinkan untuk membedakan suatu organisme dengan organisme lainnya disebut determinasi (determination).  Untuk memudahkan penggunaannya maka ciri pembeda perlu disusun dalam pola dan aturan tertentu dalam bentuk kunci determinasi (determination key).
Mengenali Organisme yang Beragam (1) Pendeskripsian organisme dengan menggunakan ciri-ciri yang diperoleh melalui proses determinasi tersebut disebut identifikasi (identification).  Identifikasi berbeda dengan proses pengenalan biasa (recognition) karena dalam pengenalan biasa dipergunakan ciri-ciri berdasarkan pengalaman personal pihak yang melakukan pengenalan. Hasil identifikasi digunakan untuk mengklasifikasikan organisme yang bersangkutan. Klasifikasi (classification) merupakan proses pemberian nama ilmiah kepada dan penggolongan organisme yang telah diidentifikasi. Klasifikasi dilakukan berdasarkan aturan penamaan (nomenclature) tertentu, tergantung pada golongan organisme yang diidentifikasi
Aturan penamaan untuk berbagai golongan organisme Organisme golongan binatang: International Code of Zoological Nomenclature (tatanama hewan Edisi IV sejak 1 Januari 2000) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/iczn/CODE.HTM) Organisme golongan tumbuhan dan jamur: International Code of Botanical Nomenclature (tatanama tumbuhan St. Louis Code) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/codes/icbn.htm)  Organisme golongan tumbuhan budidaya (tanaman): International Code of Nomenclature for Cultivated Plants (tatanama tanaman edisi 1995) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/codes/icncp.htm) Organisme golongan bakteria: International Code of Nomenclature of Bacteria (tatanama bakteria Edisi Revisis 1980) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/codes/icnb.htm) Organisme golongan virus: International Code of Virus Classification and Nomenclature (klasifikasi dan tatanama virus Edisi 1995) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/codes/icvcn.htm)
Klasifikasi dan Taksonomi OPT Aturan penamaan mengatur pemberian nama berdasarkan penggolongan secara berjenjang (hierarchy), yaitu golongan besar terus dibagi-bagi menjadi golongan lebih kecil sebagai bagiannya.  Klasifikasi merupakan proses pemberian nama suatu orgaisme yang telah diidentifikasi secara berjenjang, sedangkan penempatan organisme pada setiap jenjang dengan mengikuti aturan pemberian nama yang telah disepakati secara internasional disebit taksonomi (taxonomy).  Golongan (-bionta), Sub-golongan, Divisi or Filum (-phyta), Sub-divisi or Sub-filum (-phytina) [Walters and Keil menggunakan -icae, mengikuti Cronquist, Takhtajan and Zimmerman(1966)], Kelas (-opsida) [KUB menggunakan -atae], Sub-kelas (-idae), Super-ordo (-anae), Ordo (-ales), Sub-ordo (-ineae), Super-famili (-ariae), Famili (-aceae, dengan 8 perkecualian), Sub-famili (-oideae), Tribe (-eae), Sub-tribe (-inae), Seksi, Sub-seksi, Genus (jamak genera), Sub-genus, Seri, Sub-seri, Species (singkatan sp. untuk tunggal; spp. untuk jamak), Sub-spesies (singkatan subsp. untuk tunggal, subspp. untuk jamak), varietas (singkatan. var.), `Kultivar’ singkatan cv., Sub-varietas, forma (singk. f.), dan sub-forma
Nama Ilmiah Organisme Identifikasi organisme untuk tujuan praktis seperti misalnya untuk tujuan perlindungan tanaman pada umumnya dilakukan pada jenjang takson spesies ke bawah  Nama ilmiah diberikan kepada organime hidup, bukan kepada organisme mati atau produk yang dihasilkan Nama ilmiah spesies disebut nama binomial karena terdiri atas 2 kata yang dicetak miring: kata pertama yang dimulai dengan huruf kapital merupakan genus dan kata kedua semuanya ditulis dengan huruf kecil merupakan epitet spesies Nama ilmiah di bawah kelompok takson spesies tumbuhan berbeda untuk tumbuhan (liar) dan tanaman (budidaya): varietas untuk tumbuhan hasil perbiakan secara alami dan kultivar (cultivated variety, disingkat cv.) untuk hasil pemuliaan

More Related Content

What's hot

Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptNuroni Harahap
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanamanKustam Ktm
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanHario Sadewo
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniNovia Anjani
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Moh Masnur
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifSeptian Muna Barakati
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (19)

Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga ppt
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanaman
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
 
Cara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulmaCara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulma
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
Pengendalian hayati
Pengendalian hayatiPengendalian hayati
Pengendalian hayati
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 

Viewers also liked

Modul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenModul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenmuditateach
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)muditateach
 
Modul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghamaModul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghamamuditateach
 
Iii.morfologi dan tipe kerusakan Daslintan
Iii.morfologi dan tipe kerusakan DaslintanIii.morfologi dan tipe kerusakan Daslintan
Iii.morfologi dan tipe kerusakan DaslintanHario Sadewo
 
4 Entomology New
4 Entomology New4 Entomology New
4 Entomology Newsherylwil
 
Order dermaptera by Christiana :)
Order dermaptera by Christiana :) Order dermaptera by Christiana :)
Order dermaptera by Christiana :) Christiana Lyn Caole
 
Kingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTAKingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTATresya Issura
 
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama DaslintanIi. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama DaslintanHario Sadewo
 
Sistem pernapasan pada insecta
Sistem pernapasan pada insectaSistem pernapasan pada insecta
Sistem pernapasan pada insectakrisnasuryanti
 
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)Inda Asri Supiati
 

Viewers also liked (13)

Modul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenModul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogen
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
 
Modul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghamaModul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghama
 
Iii.morfologi dan tipe kerusakan Daslintan
Iii.morfologi dan tipe kerusakan DaslintanIii.morfologi dan tipe kerusakan Daslintan
Iii.morfologi dan tipe kerusakan Daslintan
 
Hama coleoptera
Hama coleopteraHama coleoptera
Hama coleoptera
 
4 Entomology New
4 Entomology New4 Entomology New
4 Entomology New
 
Order dermaptera by Christiana :)
Order dermaptera by Christiana :) Order dermaptera by Christiana :)
Order dermaptera by Christiana :)
 
Kingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTAKingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTA
 
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama DaslintanIi. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
 
Sistem pernapasan pada insecta
Sistem pernapasan pada insectaSistem pernapasan pada insecta
Sistem pernapasan pada insecta
 
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
 
ppt insekta
ppt insektappt insekta
ppt insekta
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 

Similar to Modul1 kb2, konsep perlintan_opt

Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanIr. Zakaria, M.M
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifSeptian Muna Barakati
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifSeptian Muna Barakati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Pengendalian penyakit hutan
Pengendalian penyakit hutanPengendalian penyakit hutan
Pengendalian penyakit hutanIbel007
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifWarnet Raha
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11Febrina Tentaka
 
pestisida.pptx
pestisida.pptxpestisida.pptx
pestisida.pptxTokoRazaq
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumuloanisasptiany
 
laoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanlaoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanJosua Hutapea
 
Presentation hama
Presentation hamaPresentation hama
Presentation hamaAnggin N U
 
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfLaporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfSheirindaAkhirusaniS
 

Similar to Modul1 kb2, konsep perlintan_opt (20)

Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Laporan perlintan
Laporan perlintanLaporan perlintan
Laporan perlintan
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Pengendalian penyakit hutan
Pengendalian penyakit hutanPengendalian penyakit hutan
Pengendalian penyakit hutan
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
12phtpadisawah
12phtpadisawah12phtpadisawah
12phtpadisawah
 
12phtpadisawah
12phtpadisawah12phtpadisawah
12phtpadisawah
 
pestisida.pptx
pestisida.pptxpestisida.pptx
pestisida.pptx
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
laoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanlaoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintan
 
Bahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptxBahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptx
 
Presentation hama
Presentation hamaPresentation hama
Presentation hama
 
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfLaporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
 

Recently uploaded

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

Modul1 kb2, konsep perlintan_opt

  • 1. MODUL I:PERMASALAHAN DAN WAWASAN PERLINDUNGAN TANAMANKegiatan Belajar 2:Konsep Perlindungan Tanaman dan Organisme Pengganggu Tumbuhan I W. Mudita Prodi IHPT Faperta Undana http://iwayanmudita.blogspot.com http://citrusbiosecurity.blogspot.com http://perlintanfapertaundana.blogspot.com
  • 2. Arti Melindungi Tanaman Perlindungan tanaman merupakan upaya untuk menjaga tanaman dari gangguan yang ditimbulkan hanya oleh organisme pengganggu Heagle (1973): Plant often suffer from more than one pathogenic agent or a combination of pathogenic and non-pathogenic or abiotic agents. In addition, plant suffer simultaneously from insects, diseases, rats, weeds, and the environment. So, the crop protection man must be broadly trained. Perlindungan tanaman sebagai upaya untuk menjaga tanaman dari gangguan oleh organisme pengganggu maupun oleh keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan, termasuk pencemaran dan bencana alam
  • 3. Apakah melindungi tanaman sama dengan melindungi tumbuhan? Sebagian besar tumbuhan hidup secara liar sehingga perlindungan tumbuhan juga mencakup kegiatan untuk mencegah spesies tumbuhan dari berbagai ancaman kepunahan karena penyebab yang jauh lebih luas daripada yang disebabkan oleh organisme pengganggu Salah satu aspek penting yang terkait dengan kepunahan tumbuhan liar adalah perdagangan ilegal. Perlindungan tumbuhan liar dari ancaman kepunahan yang dapat timbul dari perdagangan secara ilegal tersebut diatur melalui konvensi internasional yang dikenal dengan nama CITES (Convention on International Trade of Endangered Species). CITES secara berkala mengeluarkan daftar nama jenis tumbuhan dan satwa liar yang terancam punah. Indonesia telah meratifikasi konvensi internasional tersebut menjadi undang-undang dan khusus mengenai varietas, Indonesia bahkan telah mempunyai undang-undang sendiri mengenai perlindungan varietas.
  • 4. Bagaimana dengan melindungi tanaman dari pencurian? Wikipedia memuat definisi yang memasukkan pencuri juga sebagai organisme pengganggu. Hal ini sangat masuk akal mengingat kerugian yang ditimbulkan oleh pengganggu seringkali jauh lebih besar daripada kerugian yang disebabkan oleh organisme lainnya. Pada budidaya vanili, pencurian merupakan gangguan yang jauh lebih merugikan daripada kerusakan oleh penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur Fusarium moniliformai fsp. vaniliae, penyakit paling merusak pada vanili
  • 5. Pengertian Yuridis Formal Undang-undang (UU) No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman. Perlindungan tanaman adalah segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan (OPT); Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Definisi mengenai perlindungan tanaman dan organisme pengganggu tumbuhan harus diartikan sebagai kesatuan, tidak secara terpisah supaya tidak menimbulkan pengertian yang membingungkan
  • 6. Pengertian Hama dan OPT Pasal 20 Ayat 1 UU No. 12 Tahun 1992: “Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama terpadu” Penjelasan Pasal 20 UU No. 12 Tahun 1992: “Sistem pengendalian hama terpadu adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam suatu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup”. Dari penjelasan Pasal 20 UU No. 12 Tahun 1992 ini dapat disiratkan bahwa hama adalah populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan. Mengingat definisi OPT dan perlindungan tanaman dalam UU No. 12 Tahun 1992 dan PP No. 6 Tahun 1995 bersifat menginkat maka perlindungan tanaman dalam matakuliah DPT adalah perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam kedua peraturan perundang-undangan tersebut
  • 7. Ruang Lingkup Perlintan Ruang lingkup perlindungan tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Pencuri termasuk OPT bila merugikan budidaya tanaman dengan cara merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Kekurangan unsur hara, pengaruh faktor lingkungan yang kurang menguntungkan, bencana alam, dan berbagai gangguan lainnya yang bukan disebabkan oleh mahluk hidup tidak termasuk dalam lingkup perlindungan tanaman
  • 8. Hama Hama adalah populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan. Pada PB 1: hama mempunyai pengertian luas (sensu lato) dan pengertian sempit (sensu stricto). Hama dalam pengertian luas mencakup segala jenis mahluk hidup yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan Hama dalam pengertian sempit mencakup populasi binatang yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan Hama dalam pengertian luas mencakup organisme yang tergolong sebagai hama dalam pengertian sempit, organisme penyebab penyakit (patogen), dan organisme pesaing tanaman (gulma)
  • 9. Kaitan Perlintan dengan Sektor Lain Perlindungan tanaman berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan budidaya tanaman lainnya dan dengan kegiatan pasca-panen, pengangkutan, penyimpanan, dan bahkan sampai hasil sampai ke konsumen Perlindungan tanaman juga mempunyai kaitan engan sektor-sektor pembangunan lainnyakarena alasan: (1) Sama-sama menghadapi gangguan oleh organisme pengganggu tumbuhan yang sama atau (2) Sama-sama menghadapi gangguan yang berisiko sebagaimana halnya risiko yang ditimbulkan oleh organisme pengganggu tumbuhan. Risiko merupakan fungsi kemungkinan terjadinya pengaruh yang berbahaya yang merugikan dan besarnya potensi kerugian yang terjadi
  • 11. Kaitan Perlintan dengan Bidang Ilmu Lain Ilmu dipilah menjadi ilmu-ilmu alam (natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences), dan humaniora (humanities) Perlindungan tanaman sebenarnya merupakan kajian lintas bidang ilmu yang mencakup ketiga bidang ilmu di atas Meskpun demikian, selama ini perlindungan tanaman dipelajari lebih sebagai bidang ilmu-ilmu alam dan para dosen perlindungan tanaman pada umumnya mempunyai latar belakang pendidikan ilmu-ilmu alam Prof Fred L. Benu mengkritik dengan mengatakan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perlintan hanya sibuk dengan paha dan antena belalang, Prof Andrew P. Vayda dengan mengatakan “seeing nature’s complexity but not people’s”
  • 12.
  • 13. Untuk mempelajari hubungan tersebut dengan baik diperlukan pemahaman dalam bidang ilmu yang mempelajari OPT, tanaman, lingkungan, dan manusia
  • 14.
  • 15. Cara Organisme Mengganggu dan Merusak Tanaman (2) Menjadi tempat bertahan dan sumber penularan Menghasilkan racun yang dapat mengkontaminasi hasil Mengkontaminasi dengan keberadaan organisme yang bersangkutan
  • 16. Mengganngu atau Merusak Tidak Selamanya Merugikan Tumbuhan yang mengalami gangguan dan/atau menderita kerusakan tidak akan merugikan bila tumbuhan tersebut adalah gulma Tumbuhan yang mengalami gangguan dan/atau menderita kerusakan tertentu justeru dapat bernilai ekonomis lebih tinggi, misal kelapa kopyor, tulip yang terinfeksi virus, dsb. Status sebagai OPT ditentukan bukan hanya berdasarkan gangguan dan/atau kerusakan, melainkan berdasarkan kerugian yang ditimbulkan oleh gangguan dan/atau kerusakan yang terjadi
  • 17. Kemampuan Merugikan: (1) Kemampuan Individu Merusak Pada bagian 3.2.1 telah dijelaskan bahwa organisme mengganggu tanaman dengan berbagai cara Setiap individu organisme mempunyai kemampuan yang berbeda-beda salam merusakkan dan mengganggu kehidupan tanaman. Kemampuan tersebut antara lain berkaitan dengan kemampuan mengkonsumsi tanaman dalam satu satuan waktu, bagian tanaman yang dirusak, dan kondisi lingkungan budidaya tanaman pada saat individu organisme yang bersangkutan menimbulkan kerusakan.
  • 18. Kemampuan Merugikan: (2) Padat Populasi Sistem pengendalian hama terpadu adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhandengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam suatu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup...(cetak tebal ditambahkan) (Penjelasan Pasal 20 Ayat 1 UU No. 12 Tahun 1992) OPT yang jumlah individunya lebih banyak atau menimbulkan kerusakan lebih parah akan lebih merusak dan mengganggu kehidupan tanaman sehingga menjadi berstatus lebih merugikan
  • 19. Kemampuan Merugikan: (3) Nilai Ekonomi Setiap jenis tanaman mempunyai nilai ekonomi yang berbeda-beda sehingga toleransi manusia atas kerusakan yang terjadi juga berbeda Manusia akan kurang dapat mentoleransi kerusakan pada tanaman yang nilai ekonominya rendah daripada kerusakan pada tanaman yang nilai ekonominya tinggi Organisme yang menimbulkan kerusakan pada tanaman yang nilai ekonominya tinggi akan lebih dipandang sebagai OPT meskipun kerusakan yang ditimbulkannya tidak seberapa diandingkan jika kerusakan terjadi pada tanaman yang nilai ekonominya rendah Selain nilai ekonomi, setiap jenis tanaman juga mempunyai nilai sosial yang berbeda-beda untuk setiap kelompok masyarakat
  • 20. Kemampuan Merugikan: Kesimpulan Kemampuan suatu organisme untuk menimbulkan kerugian ditentukan oleh kemampuan setiap individu menimbulkan kerusakan dan/atau mengganggu tanaman, padat populasi organisme tersebut, dan nilai ekonomi dan sosial tanaman yang dirusak Jika terdapat tiga organisme pemakan tanaman, katakan A, B, dan C yang masing-masing memakan tanaman 1 dan tanaman 2 maka organisme mana yang merupakan hama pada kedua jenis tanaman ditentukan dengan mengalikan kemampuan merusak setiap jenis organisme, padat populasi setiap jenis organisme, dan nilai ekonomi (dan/atau sosial) jenis tanaman yang dirusak
  • 21. Tidak Hanya Bersama OPT Tanaman dirusakkan dan/atau diganggu kehidupannya oleh OPT Tanaman tidak hanya hidup bersama OPT, melainkan juga dengan berbagai mahluk hidup lain secara saling terkait satu sama lain membentuk ekosistem khusus yang disebut ekosistem pertanian (agro-ekosistem) Seluruh organisme dalam agroekosistem membentuk jejaring makanan (food web) dengan masing-masing menempati relung (niche) dan habitat yang khas Manusia menyebut setiap kelompok organisme sesuai dengan kepentingannya: organisme yang merugikan disebut OPT dan yang menguntungkan disebut organisme bermanfaat Di antara kelompok organisme bermanfaat adalah musuh alami
  • 22. Mengenali Organisme yang Beragam (1) Untuk berbagai berbagai organisme yang hidup bersama tumbuhan perlu dikenali dengan menggunakan sejumlah ciri pembeda tingkat spesies yang bersifat tetap secara tersistematisasi. Penggunaan ciri pembeda yang bersifat tetap secara tersistematisasi tersebut sehingga memungkinkan untuk membedakan suatu organisme dengan organisme lainnya disebut determinasi (determination). Untuk memudahkan penggunaannya maka ciri pembeda perlu disusun dalam pola dan aturan tertentu dalam bentuk kunci determinasi (determination key).
  • 23. Mengenali Organisme yang Beragam (1) Pendeskripsian organisme dengan menggunakan ciri-ciri yang diperoleh melalui proses determinasi tersebut disebut identifikasi (identification). Identifikasi berbeda dengan proses pengenalan biasa (recognition) karena dalam pengenalan biasa dipergunakan ciri-ciri berdasarkan pengalaman personal pihak yang melakukan pengenalan. Hasil identifikasi digunakan untuk mengklasifikasikan organisme yang bersangkutan. Klasifikasi (classification) merupakan proses pemberian nama ilmiah kepada dan penggolongan organisme yang telah diidentifikasi. Klasifikasi dilakukan berdasarkan aturan penamaan (nomenclature) tertentu, tergantung pada golongan organisme yang diidentifikasi
  • 24. Aturan penamaan untuk berbagai golongan organisme Organisme golongan binatang: International Code of Zoological Nomenclature (tatanama hewan Edisi IV sejak 1 Januari 2000) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/iczn/CODE.HTM) Organisme golongan tumbuhan dan jamur: International Code of Botanical Nomenclature (tatanama tumbuhan St. Louis Code) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/codes/icbn.htm) Organisme golongan tumbuhan budidaya (tanaman): International Code of Nomenclature for Cultivated Plants (tatanama tanaman edisi 1995) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/codes/icncp.htm) Organisme golongan bakteria: International Code of Nomenclature of Bacteria (tatanama bakteria Edisi Revisis 1980) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/codes/icnb.htm) Organisme golongan virus: International Code of Virus Classification and Nomenclature (klasifikasi dan tatanama virus Edisi 1995) (http://www.biosis.org.uk/zrdocs/codes/icvcn.htm)
  • 25. Klasifikasi dan Taksonomi OPT Aturan penamaan mengatur pemberian nama berdasarkan penggolongan secara berjenjang (hierarchy), yaitu golongan besar terus dibagi-bagi menjadi golongan lebih kecil sebagai bagiannya. Klasifikasi merupakan proses pemberian nama suatu orgaisme yang telah diidentifikasi secara berjenjang, sedangkan penempatan organisme pada setiap jenjang dengan mengikuti aturan pemberian nama yang telah disepakati secara internasional disebit taksonomi (taxonomy). Golongan (-bionta), Sub-golongan, Divisi or Filum (-phyta), Sub-divisi or Sub-filum (-phytina) [Walters and Keil menggunakan -icae, mengikuti Cronquist, Takhtajan and Zimmerman(1966)], Kelas (-opsida) [KUB menggunakan -atae], Sub-kelas (-idae), Super-ordo (-anae), Ordo (-ales), Sub-ordo (-ineae), Super-famili (-ariae), Famili (-aceae, dengan 8 perkecualian), Sub-famili (-oideae), Tribe (-eae), Sub-tribe (-inae), Seksi, Sub-seksi, Genus (jamak genera), Sub-genus, Seri, Sub-seri, Species (singkatan sp. untuk tunggal; spp. untuk jamak), Sub-spesies (singkatan subsp. untuk tunggal, subspp. untuk jamak), varietas (singkatan. var.), `Kultivar’ singkatan cv., Sub-varietas, forma (singk. f.), dan sub-forma
  • 26. Nama Ilmiah Organisme Identifikasi organisme untuk tujuan praktis seperti misalnya untuk tujuan perlindungan tanaman pada umumnya dilakukan pada jenjang takson spesies ke bawah Nama ilmiah diberikan kepada organime hidup, bukan kepada organisme mati atau produk yang dihasilkan Nama ilmiah spesies disebut nama binomial karena terdiri atas 2 kata yang dicetak miring: kata pertama yang dimulai dengan huruf kapital merupakan genus dan kata kedua semuanya ditulis dengan huruf kecil merupakan epitet spesies Nama ilmiah di bawah kelompok takson spesies tumbuhan berbeda untuk tumbuhan (liar) dan tanaman (budidaya): varietas untuk tumbuhan hasil perbiakan secara alami dan kultivar (cultivated variety, disingkat cv.) untuk hasil pemuliaan
  • 27. Nama Umum Selain mempunyai nama ilmiah, organisme juga mempunyai nama umum atau nama vernakular, yaitu nama yang diberikan dalam bahasa setempat Nama umum berbeda-beda antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain, bahkan dalam satu bahasa Nama umum ada yang sudah dibakukan dalam bahasa tertentu, misalnya dalam bahasa Inggris, ada yang belum, misal dalam bahasa Indonesia Nama umum bahkan ada yang penggunaannya rancu dalam bahasa tertentu, misalnya dalam bahasa Indonesia hama belalang dan hama wereng berrarti: (1) hama berupa belalang/wereng atau hama yang mengganggu dan/atau merusak belalang/wereng analog dengan istilah hama tanaman padi, penyakit pisang, dst.