2. serangan hama cabuk lilin pada pohon pinus di KPH Bandung
Utara
Suatu pohon disebut berpenyakit
apabila pada pohon itu terjadi
perubahan proses fisiologis yang
disebabkan oleh faktor-faktor
penyebab penyakit sehingga jelas
ditunjukan adanya gejala (simptom).
Gejala yang dimaksud disini dalah
kelainan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang ditunjukan
oleh pohon atau tanaman.
Definisi Ilmu Penyakit Hutan adalah
ilmu yang mempelajari hal ikhwal
virus, bakteri, cendawan, dan
tanaman tingkat tinggi yang dapat
menimbulkan kerusakan pada pohon
atau tegakan hutan dan hasil hutan.
3. Tindakan pengendalian hama hutan yang dilakukan dengan cara pemberantasan
hama hutan (Serangga hutan) pada dasarnya merupakan tindakan untuk mengatur populasi
serangga agar tidak menimbulkan kerusakan ekonomis yang berarti dengan cara menekan
atau mencegah naiknya populasi serangga sehingga kerusakan yang ditimbulkannya selalu ada
dalam keadaan yang secara ekonomis tidak berarti.
Pada dasarnya pelaksanaan tindakan penangulangan hama hutan dilakukan tidak
untuk memusnahkan suatu hama, tetapi hanya ditujukan untuk menekan populasi serangga.
Dalam melakukan pengendalian hama harus didasarkan pertimbangan (evaluasi).
Bahwa biaya untuk melakukan penanggulangan harus lebih kecil dari pada nilai kerusakan
yang ditimbulkan atau yang akan ditimbulkan oleh hamanya, baik nilai langsung dari hutan
maupun nilai tidak langsung (nilai estetik, fungsi lindung dan lain-lain).
Bersamaan dengan pertimbangan menyangkut biaya harus diadakan pula
pertimbangan biologis dari serangganya dan pertimbangan teknis dari cara
pemberantasannya.
4. Cara pemberantasan serangga yang dikenal sampai saat
ini ada 2, yaitu :
1. Pemberantasan secara alami
Pemberantasan secara alam terjadi bila penekanan populasi serangga
dilakukan oleh salah satu atau beberapa faktor ekologi dan campur tangan
manusia.
2. Pemberantasan secara buatan
Pemberantasan secara buatan dapat dibagi menjadi :
a. Secara silvikultur
b. Secara fisik mekanik
c. Secara hayati
d. Secara Undang-Undang
e. Penggunaan Insektisida, dll.
5. Pengendalian Penyakit Hutan Diindonesia
Hama dan penyakit yang menyerang pohon biasanya disebabkan karena pola
penanaman masyarakat yang sebagian besar menggunakan sistem monokultur. Salah
satu penyakit yang menyerang pohon pada penanman monokultur di Hutan Rakyat
adalah penyakit karat paru pada pohon sengon.
Serangan penyakit karat puru menyebabkan kerugian yang berakibat pada
penurunan kualitas kayu dan volume produksinya.
Salah satu cara untuk menanggulangi penyakit karat puru ini yaitu dengan
mengembangkan teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman yang efektif.
6. Patogen penyebab
penyakit karat
puru pada sengon
adalah jamur
Uromycladium sp.
Dua jenis
Uromycladium
yang diketahui
mengakibatkan
pembentukan
bintil-bintil
dalam jumlah
sangat besar
pada tunas
berkayu dan
bagian-bagian
lain dari pohon
akasia dan albisia
yang
terserang yaitu
U. notabile dan U.
tepperianum.
7. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit karat puru pada tanaman sengon dapat
dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:
1. Pra Epidemi
Upaya pencegahan pra epidemi dapat dilakukan dengan cara promotif yang meliputi
sosialisasi/diseminasi, penyuluhan cara-cara pencegahan, serta tindakan preventif dengan
menghidari pola tanam monokultur termasuk dalam pengembangan Hutan Rakyat.
2. Epidemi
Dilakukan melalui eradikasi yaitu dengan menebang pohon yang berpenyakit; isolasi
yaitu dengan penjarangan pohon; dan terapi yaitu dengan pengobatan pohon yang terinfeksi.
3. Pasca Epidemi
dengan cara rehabilitasi dan rotasi tanaman pada lahan yang sama, pemuliaan pohon
(benih, bibit unggul tahan penyakit), dan konversi jenis tanaman.