SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
MODUL II:GOLONGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHANKEGIATAN BELAJAR 1:OPT Golongan Binatang (Hama dalam Arti Sempit, Hama Sensu Stricto) I W. Mudita Prodi IHPT Faperta Undana http://iwayanmudita.blogspot.com http://citrusbiosecurity.blogspot.com http://perlintanfapertaundana.blogspot.com
ALUR URAIAN 4.2.1. Cara Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menimbulkan Kerusakan dan Kerugian  4.2.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menjadi Merusak dan Merugikan  4.2.3. Pengelompokan dan Identifikasi Organisme Pengganggu Golongan Binatang
CARA MENIMBULKAN KERUSAKAN DAN/ATAU KERUGIAN Binatang memakan tanaman dan hasil tanaman dengan berbagai cara tergantung pada tipe alat mulutnya Binatang mencemari hasil tanaman pada saat panen maupun penyimpanan Binatang menjadi penular dan vektor bagi organisme lain yang lebih berbahaya Binatang melukai tanaman sehingga menimbulkan gangguan fisiologis dan menjadi jalan masuk bagi organisme golongan lainnya, misalnya bagi patogen Binatang menghasilkan kotoran yang dapat mencemari hasil panen dan yang dapat menjadi media bagi perkembangan organisme lain
BINATANG MEMAKAN TANAMAN:Tipe Alat Mulut Paling Umum Pencucuk dan penghisap (piercing-sucking) Pengunyah (chewing mouthparts) Penjilat (sponging mouthparts)
BINATANG MENCEMARI HASIL TANAMAN Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat terjadi sebelum dan pada saat panen maupun setelah panen (pasca-panen) selama penyimpanan Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut bila hasil panen segera digunakan, tetapi dapat sangat merusak bila hasil panen disimpan Kehadiran binatang sendiri sebagai pencemar sudah menyebabkan nilai ekonomis hasil panen menurun (ibu-ibu geli melihat sayur yang ada ulatnya), apalagi bila menimbulkan kerusakan
BINATANG MENJADI PENULAR DAN VEKTOR Ketika memakan tanaman, binatang dapat ditumpangi atau dimasuki tubuhnya oleh organisme lain. Organisme lain dapat sekedar menumpang di luar tubuh atau masuk ke dalam pencernaan tanpa menimbulkan gangguan pada binatang yang bersangkutan. Bila binatang dimasuki oleh orgaisme lain yang lebih berbahaya dan kemudian menularkannya kepada tanaman lain maka binatang yang bersangkutan disebut vektor
BINATANG MEMBUAT JALAN MASUK BAGI ORGANISME LAIN Ketika binatang mekakan tanaman maka pada tanaman akan terjadi luka (injury). Luka yang ditimbulkan seringkali tidak terlalu merusak tanaman karena gangguan fisiologis yang ditimbulkannya ringan, tetapi menjadi merusak karena luka dapat menjadi jalan masuk bagi organisme yang lebih berbahaya, misalnya penyebab penyakit.
BINATANG MENGHASILKAN KOTORAN Bersamaan dengan memakan tanaman atau hasil tanaman, binatang menghasilkan kotoran. Kotoran yang dihasilkan binatang dapat menempeli permukaan tanaman maupun hasilnya atau bercampur dengan hasil pada saat penyimpanan Kotoran yang menempel pada permukaan tanaman maupun hasil tanaman dapat menjadi media bagi pertumbuhan organisme lain yang lebih berbahaya
PERTANYAAN?
BAGAIMANA BINATANG DAPAT BERSATUS SEBAGAI HAMA Binatang pengganggu dan perusak tumbuhan terdiri atas berbagai ukuran, dari yang sangat besar seperti gajah sampai yang sangat kecil seperti tungau Binatang menjadi hama terutama apabila jumlahnya meningkat menjadi sangat banyak (padat populasi tinggi) dalam waktu singkat karena makanan tersedia berlimpah, tidak ada musuh alami, dan keadaan lingkungansesuai untuk perkembangbiakan Populasi binatang berubah (meningkat atau menurun) dalam jangka panjang di sekitar garis imajiner yang disebut garis keseimbangan umum (general equilibrium) Perubahan padat populasi yang tiba-tiba melonjak ke atas garis keseimbangan umum disebut ledakan populasi (population outbreak, population explosion)
FASE LEDAKAN POPULASI Sebelum mengalami fase ledakan, populasi terlebih dahulu memasuki fase peningkatan (building phase) dan setelah fase ledakan akan mengalami fase penurunan (decline phase) Binatang berstatus menjadi hama ketika padat populasinya memasuki fase peningkatan sebelum kemudian terjasi ledakan hama
FAKTOR PENYEBAB LEDAKAN POPULASI  Cuaca yang menguntungkan binatang hama Budidaya intensif dan monokultur Kehancuran musuh alami Kehancuran habitat alami Introduksi jenis tanaman baru Masuknya hama baru Penggunaan pestisida secara berlebihan
PEMODELAN LEDAKAN POPULASI Untuk memahami bagaimana ledakan populasi dapat terjadi, Clark dan Holling (1979) telah membuat model yang didasarkan atas pertumbuhan populasi logistik dan tanggapan fungsional tipe III oleh predator (musuh alami) Menurut model ini, ledakan populasi terjadi karena gangguan lingkungan yang didukung dengan meningkatnya laju pertumbuhan intrinsik populasi Env. Noise=0.05 Env. Noise=1
TIPE LEDAKAN POPULASI Eruptive populations: the effect of external factors is amplified by inverse densitydependence (=release effect). Amplifying mechanisms were discussed in the first section. Outbreaks of eruptive populations are able to spread (traveling wave). See the spreading outbreak of the southern pine beetle. Sustained eruption: environmental fluctuations may cause the transition of the population from the low equilibrium to the high equilibrium. Examples: bark beetles, spruce budworm Pulse eruption: environmental fluctuations trigger an outbreak which collapses immediately (e.g., due to parasites). Examples: gypsy moth, pine sawflies, etc. Cyclical eruption: Both equilibria are unstable and populations cycles around them. Examples: Zeiraphera diniana, Cardiospina albitextura.
TIPE BINATANG HAMA Regular pest: A pest that occurs every crop season and causes yield losses. Sporadic/occasional pest: A pest that is irregular but occasionally causes problems. It is a pest that occurs here and there in an irregular or random pattern. Potential pest: A pest that could become highly noxious if allowed to establish.  Major pest: To be designated as pest, an insect must be responsible for an economic yield loss of at least 5% (Misra, 1991). Insects are categorized into major and minor pests based on the percentage economic yield loss they cause.  Major pests are those that cause damage over 10%.  Minor pests: are those that cause damage between 5% to 10%. Damages below 5% are tolerable and often negligible (NOT CATEGORIZED AS PEST).
PERTANYAAN?
PENGELOMPOKAN BINATANG HAMA Jumlah jenis binatang sangat banyak dan diantaranya, jumlah jenis yang dapat berstatus sebagai hama juga sangat banyak
TATANAMA BIANATANG Binatang mempunyai nama umum dan nama ilmiah. Misalnya belalang dengan nama umum belalang kembara mempunyai nama ilmiah Locusta migratoria Tatanama binatang diatur melalui International Code of Zoological Nomenclature (ICZN) http://www.nhm.ac.uk/hosted-sites/iczn/code/ Nama spesies merupakan nama binomial (dua kata), terdiri atas nama genus diikuti dengan epitet. Misalnya Locusta migratoria Nama spesies dapat diikuti dengan Author dan nama peringkat takson di bawahnya. Misalnya Locusta migratoria manilensis Nama ilmiah harus dicetak miring dengan huruf awal kapital. Misalnya nama genus Locusta, nama spesies Locusta migratoria. Perhatikan huruf awal migratoria tidak ditulis kapital karena bukan merupakan huruf awal nama
KELOMPOK BINATANG YANG UMUM MENJADI HAMA Chordata: tikus, burung (tidak terlalu banyak jenis) Artropoda: meliputi Insekta (serangga) dan tungau, jumlah jenisnya sangat banyak dan jenis yang menjadi hama juga sangat banyak Moluska: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak Nematoda: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak
SERANGGA HAMA
IDENTIFIKASI BINATANG HAMA
IDENTIFIKASI BINATANG HAMA Identifikasi merupakan proses untuk mengenali suatu individu dengan mencocokkan ciri-ciri yang diketahui dalam referensi dengan ciri-ciri individu yang diidentifikasi Identifikasi pada mulanya didasarkan hanya pada ciri-ciri mordologi, tetapi kini dilakukan dengan berdasarkan DNA Pelaksanaan identifikasi saat ini dilakukan dengan bantuan komputer. Program komputer untuk identifikasi serangga dapat diunduh dari SINI. Identifikasi binatang hama secara tepat sangat diperlukan sebagai dasar untuk melakukan tindakan perlindungan tanaman

More Related Content

What's hot

Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiDina akib
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring MakananPpt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring MakananSatria Nurtirta
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Peranan arthropoda dalam ekosistem
Peranan arthropoda dalam ekosistemPeranan arthropoda dalam ekosistem
Peranan arthropoda dalam ekosistemFathur Firmansyah
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaOperator Warnet Vast Raha
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptNuroni Harahap
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduEla Afellay
 

What's hot (20)

Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pengendalian hayati
Pengendalian hayatiPengendalian hayati
Pengendalian hayati
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiii
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring MakananPpt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Biokontrol
BiokontrolBiokontrol
Biokontrol
 
Peranan arthropoda dalam ekosistem
Peranan arthropoda dalam ekosistemPeranan arthropoda dalam ekosistem
Peranan arthropoda dalam ekosistem
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga ppt
 
Ilmu Hama Tumbuhan
Ilmu Hama TumbuhanIlmu Hama Tumbuhan
Ilmu Hama Tumbuhan
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpadu
 

Similar to Binatang Hama dan Identifikasinya

Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Tugas ipa over exploitasi
Tugas ipa over exploitasiTugas ipa over exploitasi
Tugas ipa over exploitasiKancana Trends
 
biologi populasi
biologi populasibiologi populasi
biologi populasilunch lunch
 
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)Mirnawatimpi
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANJosua Sitorus
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.pptAhmadRasito
 
Keseimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkunganKeseimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkunganNadhi Ashter
 
Bahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemBahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemchie chie
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupAzizatul Zainia
 
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptxBAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptxAgathaHaselvin
 
PPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.pptPPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.pptPeniKusumastuti1
 

Similar to Binatang Hama dan Identifikasinya (20)

Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Tugas ipa over exploitasi
Tugas ipa over exploitasiTugas ipa over exploitasi
Tugas ipa over exploitasi
 
Ppt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannyaPpt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannya
 
biologi populasi
biologi populasibiologi populasi
biologi populasi
 
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Keseimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkunganKeseimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkungan
 
Ekologi lingkungan
Ekologi lingkunganEkologi lingkungan
Ekologi lingkungan
 
Ekologi lingkungan
Ekologi lingkunganEkologi lingkungan
Ekologi lingkungan
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
KELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptxKELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptx
 
Bahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemBahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistem
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidup
 
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptxBAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
 
PPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.pptPPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
 
Bahan ajar ipb s2-agromet
Bahan ajar ipb s2-agrometBahan ajar ipb s2-agromet
Bahan ajar ipb s2-agromet
 

More from muditateach

Identifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamiIdentifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamimuditateach
 
Analisis agroekosistem
Analisis agroekosistemAnalisis agroekosistem
Analisis agroekosistemmuditateach
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusanmuditateach
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)muditateach
 
Modul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenModul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenmuditateach
 
Modul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_optModul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_optmuditateach
 
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanModul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanmuditateach
 

More from muditateach (8)

Identifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamiIdentifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alami
 
Dasar dasar pht
Dasar dasar phtDasar dasar pht
Dasar dasar pht
 
Analisis agroekosistem
Analisis agroekosistemAnalisis agroekosistem
Analisis agroekosistem
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
 
Modul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenModul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogen
 
Modul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_optModul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_opt
 
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanModul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
 

Recently uploaded

modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 

Recently uploaded (20)

modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 

Binatang Hama dan Identifikasinya

  • 1. MODUL II:GOLONGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHANKEGIATAN BELAJAR 1:OPT Golongan Binatang (Hama dalam Arti Sempit, Hama Sensu Stricto) I W. Mudita Prodi IHPT Faperta Undana http://iwayanmudita.blogspot.com http://citrusbiosecurity.blogspot.com http://perlintanfapertaundana.blogspot.com
  • 2. ALUR URAIAN 4.2.1. Cara Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menimbulkan Kerusakan dan Kerugian  4.2.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menjadi Merusak dan Merugikan  4.2.3. Pengelompokan dan Identifikasi Organisme Pengganggu Golongan Binatang
  • 3. CARA MENIMBULKAN KERUSAKAN DAN/ATAU KERUGIAN Binatang memakan tanaman dan hasil tanaman dengan berbagai cara tergantung pada tipe alat mulutnya Binatang mencemari hasil tanaman pada saat panen maupun penyimpanan Binatang menjadi penular dan vektor bagi organisme lain yang lebih berbahaya Binatang melukai tanaman sehingga menimbulkan gangguan fisiologis dan menjadi jalan masuk bagi organisme golongan lainnya, misalnya bagi patogen Binatang menghasilkan kotoran yang dapat mencemari hasil panen dan yang dapat menjadi media bagi perkembangan organisme lain
  • 4. BINATANG MEMAKAN TANAMAN:Tipe Alat Mulut Paling Umum Pencucuk dan penghisap (piercing-sucking) Pengunyah (chewing mouthparts) Penjilat (sponging mouthparts)
  • 5. BINATANG MENCEMARI HASIL TANAMAN Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat terjadi sebelum dan pada saat panen maupun setelah panen (pasca-panen) selama penyimpanan Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut bila hasil panen segera digunakan, tetapi dapat sangat merusak bila hasil panen disimpan Kehadiran binatang sendiri sebagai pencemar sudah menyebabkan nilai ekonomis hasil panen menurun (ibu-ibu geli melihat sayur yang ada ulatnya), apalagi bila menimbulkan kerusakan
  • 6. BINATANG MENJADI PENULAR DAN VEKTOR Ketika memakan tanaman, binatang dapat ditumpangi atau dimasuki tubuhnya oleh organisme lain. Organisme lain dapat sekedar menumpang di luar tubuh atau masuk ke dalam pencernaan tanpa menimbulkan gangguan pada binatang yang bersangkutan. Bila binatang dimasuki oleh orgaisme lain yang lebih berbahaya dan kemudian menularkannya kepada tanaman lain maka binatang yang bersangkutan disebut vektor
  • 7. BINATANG MEMBUAT JALAN MASUK BAGI ORGANISME LAIN Ketika binatang mekakan tanaman maka pada tanaman akan terjadi luka (injury). Luka yang ditimbulkan seringkali tidak terlalu merusak tanaman karena gangguan fisiologis yang ditimbulkannya ringan, tetapi menjadi merusak karena luka dapat menjadi jalan masuk bagi organisme yang lebih berbahaya, misalnya penyebab penyakit.
  • 8. BINATANG MENGHASILKAN KOTORAN Bersamaan dengan memakan tanaman atau hasil tanaman, binatang menghasilkan kotoran. Kotoran yang dihasilkan binatang dapat menempeli permukaan tanaman maupun hasilnya atau bercampur dengan hasil pada saat penyimpanan Kotoran yang menempel pada permukaan tanaman maupun hasil tanaman dapat menjadi media bagi pertumbuhan organisme lain yang lebih berbahaya
  • 10. BAGAIMANA BINATANG DAPAT BERSATUS SEBAGAI HAMA Binatang pengganggu dan perusak tumbuhan terdiri atas berbagai ukuran, dari yang sangat besar seperti gajah sampai yang sangat kecil seperti tungau Binatang menjadi hama terutama apabila jumlahnya meningkat menjadi sangat banyak (padat populasi tinggi) dalam waktu singkat karena makanan tersedia berlimpah, tidak ada musuh alami, dan keadaan lingkungansesuai untuk perkembangbiakan Populasi binatang berubah (meningkat atau menurun) dalam jangka panjang di sekitar garis imajiner yang disebut garis keseimbangan umum (general equilibrium) Perubahan padat populasi yang tiba-tiba melonjak ke atas garis keseimbangan umum disebut ledakan populasi (population outbreak, population explosion)
  • 11. FASE LEDAKAN POPULASI Sebelum mengalami fase ledakan, populasi terlebih dahulu memasuki fase peningkatan (building phase) dan setelah fase ledakan akan mengalami fase penurunan (decline phase) Binatang berstatus menjadi hama ketika padat populasinya memasuki fase peningkatan sebelum kemudian terjasi ledakan hama
  • 12. FAKTOR PENYEBAB LEDAKAN POPULASI Cuaca yang menguntungkan binatang hama Budidaya intensif dan monokultur Kehancuran musuh alami Kehancuran habitat alami Introduksi jenis tanaman baru Masuknya hama baru Penggunaan pestisida secara berlebihan
  • 13. PEMODELAN LEDAKAN POPULASI Untuk memahami bagaimana ledakan populasi dapat terjadi, Clark dan Holling (1979) telah membuat model yang didasarkan atas pertumbuhan populasi logistik dan tanggapan fungsional tipe III oleh predator (musuh alami) Menurut model ini, ledakan populasi terjadi karena gangguan lingkungan yang didukung dengan meningkatnya laju pertumbuhan intrinsik populasi Env. Noise=0.05 Env. Noise=1
  • 14. TIPE LEDAKAN POPULASI Eruptive populations: the effect of external factors is amplified by inverse densitydependence (=release effect). Amplifying mechanisms were discussed in the first section. Outbreaks of eruptive populations are able to spread (traveling wave). See the spreading outbreak of the southern pine beetle. Sustained eruption: environmental fluctuations may cause the transition of the population from the low equilibrium to the high equilibrium. Examples: bark beetles, spruce budworm Pulse eruption: environmental fluctuations trigger an outbreak which collapses immediately (e.g., due to parasites). Examples: gypsy moth, pine sawflies, etc. Cyclical eruption: Both equilibria are unstable and populations cycles around them. Examples: Zeiraphera diniana, Cardiospina albitextura.
  • 15. TIPE BINATANG HAMA Regular pest: A pest that occurs every crop season and causes yield losses. Sporadic/occasional pest: A pest that is irregular but occasionally causes problems. It is a pest that occurs here and there in an irregular or random pattern. Potential pest: A pest that could become highly noxious if allowed to establish. Major pest: To be designated as pest, an insect must be responsible for an economic yield loss of at least 5% (Misra, 1991). Insects are categorized into major and minor pests based on the percentage economic yield loss they cause. Major pests are those that cause damage over 10%. Minor pests: are those that cause damage between 5% to 10%. Damages below 5% are tolerable and often negligible (NOT CATEGORIZED AS PEST).
  • 17. PENGELOMPOKAN BINATANG HAMA Jumlah jenis binatang sangat banyak dan diantaranya, jumlah jenis yang dapat berstatus sebagai hama juga sangat banyak
  • 18. TATANAMA BIANATANG Binatang mempunyai nama umum dan nama ilmiah. Misalnya belalang dengan nama umum belalang kembara mempunyai nama ilmiah Locusta migratoria Tatanama binatang diatur melalui International Code of Zoological Nomenclature (ICZN) http://www.nhm.ac.uk/hosted-sites/iczn/code/ Nama spesies merupakan nama binomial (dua kata), terdiri atas nama genus diikuti dengan epitet. Misalnya Locusta migratoria Nama spesies dapat diikuti dengan Author dan nama peringkat takson di bawahnya. Misalnya Locusta migratoria manilensis Nama ilmiah harus dicetak miring dengan huruf awal kapital. Misalnya nama genus Locusta, nama spesies Locusta migratoria. Perhatikan huruf awal migratoria tidak ditulis kapital karena bukan merupakan huruf awal nama
  • 19. KELOMPOK BINATANG YANG UMUM MENJADI HAMA Chordata: tikus, burung (tidak terlalu banyak jenis) Artropoda: meliputi Insekta (serangga) dan tungau, jumlah jenisnya sangat banyak dan jenis yang menjadi hama juga sangat banyak Moluska: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak Nematoda: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak
  • 22. IDENTIFIKASI BINATANG HAMA Identifikasi merupakan proses untuk mengenali suatu individu dengan mencocokkan ciri-ciri yang diketahui dalam referensi dengan ciri-ciri individu yang diidentifikasi Identifikasi pada mulanya didasarkan hanya pada ciri-ciri mordologi, tetapi kini dilakukan dengan berdasarkan DNA Pelaksanaan identifikasi saat ini dilakukan dengan bantuan komputer. Program komputer untuk identifikasi serangga dapat diunduh dari SINI. Identifikasi binatang hama secara tepat sangat diperlukan sebagai dasar untuk melakukan tindakan perlindungan tanaman