SlideShare a Scribd company logo
I-i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI I-i
PENDAHULUAN I-1
Kegiatan Belajar ke-1; Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
1.1 Pengertian dan Tujuan K3
1.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) I-2
1.1.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) I-4
1.1.3 Struktur Kabel Pancang (Cable Stayed) I-4
1.2 Perlengkapan Administrasi dan Peralatan Penunjang
1.2.1 Kelengkapan Administrasi K3 I-5
1.2.2 Perlengkapan dan Peralatan Penunjang I-6
1.2.3 Sarana Peralatan Lingkungan
1.3 Rambu dan Persyaratan Bekerja dengan Perlengkapan K3
1.3.1 Rambu Rambu K3 I-7
1.3.2 Persyaratan Bekerja Dengan K3 I-8
1.4 Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1.4.1 Prinsip Dasar SMK3 dalam Perundang-Undangan I-16
1.5 Potensi Bahaya di Lingkungan Laboratorium/ Workshop
1.5.1 Jenis-jenis bahaya di lingkungan laboratorium/workshop I-20
1.5.2 Kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan
kecelakaan
I-22
1.5.3 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan I-23
1.5.4 Kasus Kecelakaan Kerja dan Pertolongan Pertamanya I-24
1.5.5 Metoda pencegahan kecelakaan I-24
RANGKUMAN I-25
DAFTAR PUSTAKA I-28
I-ii
PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan bagian penting pada
suatu pekerjaan di laboratorium, perusahaan, maupun bengkel. Resiko kegagalan
(risk of failures) akan selalu ada pada suatu aktifitas pekerjaan yang disebabkan
perencanaan yang kurang sempurna, pelaksanaan yang kurang cermat, maupun
akibat yang tidak disengaja (Nur Hidayat & Indah, 2016). Keselamatan kerja
manusia secara terperinci meliputi: pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah
atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah atau mengurangi
cacat tetap, mencegah atau mengurangi kematian, mengamankan konstruksi serta
memeliharanya, yang kesemua itu menuju pada peningkatan hidup dan
kesejahteraan untuk manusia (Daryanto,2010). Dari beberapa pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu sistem
program yang dibuat sebagai upaya untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja,
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja agar seseorang
dapat bekerja secara aman dan nyaman. . Modul ini akan membahas beberapa hal
yaitu (l) Pengertian dan tujuan K3, (2) Perlengkapan administrasi dan peralatan
Penunjang K3, (3) Rambu-rambu dan persyaratan bekerja dengan perlengkapan
K3, (4) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), (5)
Mengelola potensi bahaya di lingkungan sekolah dan di laboratorium/workshop.
Bacalah dengan seksama capaian pembelajaran maupun sub capaian
pembelajaran untuk mengetahui apa yang akan diperoleh setelah mempelajari
materi ini. Pada bagian uaraian materi anda mempelajari materi pelajaran yang
harus anda kuasai. Pelajari dengan seksama materi tiap kegiatan belajar, jika ada
informasi yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari
setiap materi, sebaiknya berkonsultasi pada pengajar. Pahami setiap materi yang
akan menunjang dalam penguasaan suatu kompetensi dengan membaca secara
teliti. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar anda
mendapatkan tambahan pengetahuan.
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KEGIATAN
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menguasai teori
dan aplikasi prosedur kerja, pengelolaan, pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
I-iii
Kerja (K3) di lingkungan sekolah, di laboratorium/workshop, serta Lingkungan
hidup dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi.
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN
1. Memahami Pengertian dan Tujuan K3
2. Menjelaskan Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3
3. Menjelaskan Rambu-rambu dan Persyaratan Bekerja dengan Peralatan K3
4. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
5. Mengelola Potensi Bahaya di lingkungan sekolah dan di Laborato-
rium/Workshop
I-4
URAIAN MATERI
1.1 Pengertian dan Tujuan K3
1.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Ridle (2008:123) kesehatan merupakan unsur penting agar kita dapat menikmati
hidup yang berkualitas baik di rumah maupun pekerjaan. Menurut Tasliman (1993:1) kesehatan
adalah suatu kondisi dimana diri manusia dalam keadaaan sehat, barang dalam keadaan baik,
alat-alat kerja dalam keadaaan baik/tidak ada kerusakan, lingkungan kerja atau kondisi sekitar
dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apapun. Menurut Wirawan (2015:543) kesehatan kerja
adalah penerapan ilmu kesehatan/kedoketeran di bidang ketenaga kerjaan yang bertujuan untuk
mencegah penyakit yang timbul akibat kerja dan mempertahankan kinerja mereka. Pendapat dari
Mangkunegara (2009:161) bahwa kesehatan kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang kesehatan, kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang
diambil dari beberapa sumber, diantaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi,
menurut Keilmuan serta menurut standar OHSAS 18001:2007 (Suryatri, 2014).
a. Filosofi (Mangkunegara): Suatu Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya
serta hasil karya dan budaya menuju masyarakt adil dan makmur.
b. Keilmuan: Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
Penyakit Akibat Kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Atau bisa
juga dikatakan sebagai “Ilmu mengantisipasi, mengetahui, mengevaluasi dan mengontrol
bahaya yang timbul di dale atau dari tempat kerja yang dapat merusak kesehatan dan
kesejahteraan pekerja, juga berdampak pada komunitas dan lingkungan sekitarnya”.
c. OHSAS 18001:2007: Kondisi-kondisi dan factor-faktor yang berdampak, atau dapat
berdampak pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerj
control dan personel kontraktor, atau orang lain di tempat kerja).
1.1.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
I-5
Paramita dan Wijayanto (2012) menuliskan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
adalah sebagai berikut : (a) Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial dan psikologis, (b) Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan
sebaik-baiknya dan seefektif mungkin, (c) Semua hasil produksi dipelihara keamanannya, (d)
Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai, (e) Meningkatkan
kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja, (f) Terhindar dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja, dan (g) Setiap pegawai merasa aman dan
terlindungi dalam bekerja.
Menurut Riantiwi (2012), tujuan dan pentingnya keselamatan kerja meliputi (a)
Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang, (b)
Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen, (c) Menurunnya biaya-
biaya kesehatan dan asuransi, (d) Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang
lebih, (e) rendah karena menurunnya pengajuan klaim, (f) Fleksibilitas dan adaptabilitas yang
lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan, dan (g) Rasio
seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan. Perusahaan yang
dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-1ecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang
berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya,
maka perusahaan tersebut akan semakin efektif (Riantiwi, 2012).
Gambar 1. Meningkatnya Produktivitas Pekerja
I-6
Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
menurut Paramita dan Wijayanto (2102) adalah sebagai berikut (a) mencegah dan mengurangi
kecelakaan kebakaran dan peledakan, (b) memberikan peralatan perlindungan diri untuk
pegawai yang bekerja pada lingkungan yang berbahaya. (c) mengatur suhu, kelembaban,
kebersihan udara, penerangan yang cukup dan menyejukkan serta mencegah kebisingan, (d)
mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit, (e) memelihara
kebersihan, ketertiban dan keserasian lingkungan kerja., (f) menciptakan suasana kerja yang
menggairahkan semangat kerja pegawai.
1.2 Perlengkapan Administrasi dan Peralatan Penunjang
1.2.1 Kelengkapan Administrasi K3
Kegiatan untuk memenuhi kelengkapan administrasi K3 ini antara lain terdiri dari:
a. Pendaftaran proyek ke Depnaker
Sebelum melakukan aktivitas pekerjaan di lapangan, pihak proyek wajib melapor
dan mendaftar ke Depnaker setempat, karena Depnaker adalah instansi Pemerintah yang
benwenang dan bertanggung jawab menangani masalah K3. Sebagai bukti dari kegiatan
ini berupa Surat pendaftaran proyek ke Depnaker setempat dan sudah ada penerimaan
konfirmasi dari Depnaker
b. Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja (BPJS Ketenagakerjaan)
Gambar 2. Memberikan Perlengkapan APD pada Pekerja
I-7
Sesuai dengan ketentuan Pemerintah, perusahaan atau proyek yang
mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 orang wajib melindungi tenaga kerja melaui
BPJS. Sebagai bukti dari pelaksanaannya: adanya polis dari BPJS untuk proyek tersebut.
c. Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi Lainnya, misal CAR dan PA (bila disyaratk
an dalam Proyek)
Apabila disebutkan dalam kontrak, proyek wajib membayar polis asuransi
Construction All Risks (CAR) atau Personal Accident (PA). Yang dimaksud dengan CAR
adalah untuk bangunan fisik proyek dan peralatan kerjanya. Sedangkan PA untuk petugas
orang yang melaksanakan (kadang-kadang termasuk petugas dari Manajemen Konstruksi
Customer Representative).
d. Izin dari Kantor Dinas PU tentang Penggunaan Jalan/Jembatan yang Menuju Loka
si Untuk Lalu Lintas Alat Berat.
Untuk beberapa proyek seperti pada proyek-proyek sipil perlu mendatangkan alat-
alat berat. Apabila keadaan jalan/jembatan relatif kecil, perlu ijin dari Pemerintah
setempat, dalam hal ini Departemen terkait setempat. Maksud izin tersebut adalah bahwa
instansi terkait setempat telah mengadakan pemeriksaan terhadap kekuatan jalan jembatan
yang akan dilalui alat berat. Apabila perlu Kontraktor diharuskan menambah daya topang
khusus pada struktur jalan jembatan tersebut sebelum dipakai. Sebagai bukti dari kegiatan
ini adalah Surat Izin dari Kantor Dinas PU (Catatan: surat izin berarti izin dari Kantor
Dinas PU, bukan surat permohonan izin dari Kontraktor).
e. Keterangan Layak Pakai untuk Alat Berat/Ringan
Keterangan layak pakai untuk alat berat/ringan memerlukan rekomendasi dari
Kantor Dinas Transnaker atau instansi yang berwenang. Peralatan proyek yang
menyangkut keselamatan umum (orang banyak) pada saat pengoperasian umumnya harus
dipantau pemakaiannya oleh instansi pemerintah yang berwenang. Alat-alat yang
dimaksud adalah seperti: tractor, lift (elevator), eskalator, lift tenaga kerja, lift bahan,
tower crane, dan sebagainya. Sebagai bukti pelaksanaan adalah: adanya surat keterangan
laik pakai dari instansi yang berwenang. Selain itu, adanya label laik pakai yang
menempel pada alat yang bersangkutan.
I-8
Gambar 3. Kelayakan pada Alat Berat
f. Pemberitahuan kepada Pemerintah Lingkungan Setempat
Pemerintah setempat/Muspida yang dimaksud terdiri dari unsur Kementerian
Dalam Negeri (lurah/camat/bupati/walikota), Kepolisian (Polsek, Polwill, Polda), dan
TNI (Babinsa/Koramil/Kodim). Ketiga unsur di atas adalah instansi-instansi aparat
negara yang mengendalikan mekanisme pemerintahan dan keamanan ketertiban umum.
Pemerintahan/lingkungan setempat harus diberi laporan tentang keberadaan adanya
kegiatan proyek, karena akan menyangkut banyak tenaga kerja yang umumnya para
pendatang, banyaknya kendaraan keluar masuk membawa material, adanya kegiatan-
kegiatan di luar kegiatan rutin yang terkadang dapat mengganggu kelancaran ketenangan
kegiatan yang sudah ada. Sebagai bukti dari pelaksanaan adalah: adanya surat
pemberitahuan ke pemerintahan lingkungan setempat dan sudah ada informasinya.
1.2.2 Perlengkapan dan Peralatan Penunjang
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pedoman penerapan SMK3 menurut Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: PER.05/MEN/1996 Sistem Manajemen K3
didalam suatu perusahaan diarahkan kepada kemandirian perusahaan dan sangat bergantung dari
rasa tanggung jawab manajemen dan tenaga kerja terhadap tugas dan kewajiban masing-masing
serta upaya-upaya untuk menciptakan cara kerja dan kondisi kerja yang selamat. Mekanisme
operasi rutin dibuat sedemikian rupa telah diatur melalui sesuatu mekanisme yang konsisten,
I-9
maka tenaga kerja akan berlaku sebagaimana aturan yang telah dibuat dan peluang
penyimpangan dapat diperkecil, peluang penyimpangan sangat berarti bagi pengendalian
kemungkinan kecelakaan kerja oleh faktor manusia (Sihombing, Walangitan, Pratasis, 2014).
Pekerja konstruksi yang patuh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah mereka
yang memperhatikan alat pelindung dirinya ketika berada di lapangan. Alat pelindung diri terdiri
dari beberapa jenis berdasarkan fungsinya, antara lain (Sihombing, Walangitan, Pratasis, 2014).
a. Pakaian Kerja
Gambar 4. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-
pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek
konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayaknya pakaian
kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang
bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak
3 pasang dalam setiap tahunnya.
b. Sepatu Kerja
Gambar 5. Sepatu Kerja
I-10
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-
mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah.
Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
c. Kacamata Kerja
Gambar 6. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih
besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil
yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan.
Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.
d. Sarung Tangan
I-11
Gambar 7. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan
sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan
kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi
tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-
meerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.
e. Helm
Gambar 8. Helm Keselamatan
Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan
keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar benar sesuai peraturan.
Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada
I-12
barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat
kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat
membahayakan diri sendiri.
f. Sabuk Pengaman
Gambar 9. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu
atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi
utama talai penganman ini dalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat
bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.
I-13
g. Penutup Telinga
Gambar 10. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh
mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat
jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.
h. Masker
I-14
Gambar 11. Masker
Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi
lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang
merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong,
mengampelas, mengerut kayu
1.2.3 Sarana Peralatan Lingkungan
Selain sarana prasaran yang digunakan dalam pelaksanaan K3 dalam upaya mengurangi
risiko kecelakaan. Sarana perlatan lingkungan juga perlu, demi menjaga dan upaya pengurangan
risikom kecelakaan kerja meliputi: (a) Tabung Pemadam Kebakaran pada ruang-ruang antara
lain: Kantor proyek, Gudang bahan bakar, Gudang Materiallperalatan, Ruang genset, Bengkel,
Gudang bahan peledak, Mess karyawan, Barak tenaga kerja. Tiap' lantai bangunan proyek (pada
saat pekerjaan bekisting dan finisihing), (b) Pagar pengamanPagar Pengaman yang terdiri dari:
Pagarlrailing yang kuat dan tali warna kuning sebagai tanda pembataslperingatan. Pagar ini
diperlukan untuk lokasi antara lain: lubang di lantai, lubang di sumur galian tanah, tepi
bangunan tinggi. Lokasi kerja alat berat (bila dianggapperlu), (c) Penangkal Petir, (d)
Pemeliharaan Jalan Kerja dan jembatan kerja, (e) Jaringan Pengamanan pada Bangunan Tinggi,
dan (f) Pagar Pengamanan Lokasi Proyek
1.3 Rambu-Rambu dan Persyaratan Bekerja Dengan Perlengkapan K3
1.3.1 Rambu Rambu K3
Pemasangan Sign Board K3 yang dapat berisi antara lain: Slogan-slogan yang
mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamatseperti bisa dilihat contoh dalam gambar c
dan gambar d di Halaman 110. Selain itu bisa berisi gambar-gambar pamflet tentang
bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi di lokasi pekerjaan. Slogan maupun pamflet-pamflet
dapat dipasang di kantor proyek atau lokasi pekerjaan di lapangan. Fungsi Rambu-rambu
Peringatan antara Lain, yaitu: (a) Peringatan bahaya dari atas, (b) Peringatan bahaya benturan
kepala, (c) Peringatan bahaya longsoran, (d) Peringatan bahaya apilkebakaran, (e) Peringatan
tersengat listrik, (f) Penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari dua lantai), (g)
I-15
Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara, (h) Penunjuk batas ketinggian penumpukan
material, (i) Larangan memasuki ke area tertentu, (j) Larangan membawa bahan-bahan
berbahaya, (k)Petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek), (l) Peringatan untuk memakai alat
pengaman kerja, (m) Peringatan ada alatlmesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu) dan (n)
Peringatanllarangan untuk mas& kelokasi genset power listrik (untuk lokasi tertentu)
Gambar 12. Spanduk Serta Bendera K3
I-16
Gambar 13. Penempatan Bendera
Gambar 14. Contoh Slogan K3
I-17
Dalam hal ini ada beberapa catatan antara lain. Ada pemahaman yang keliru tentang K3,
yaitu menganggap bahwa kalau sudah memenuhi sarana peralatan K3 berarti sudah memenuhi
persyaratan K3. Padahal sarana peralatan K3 ini adalah baru sebagian dari sistem K3.
Gambar 15. Contoh Slogan K3
I-18
1.3.2 Persyaratan Bekerja Dengan K3
Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 (tiga) hal sebagai berikut:
a. Pekerja: Pekerja maupun pengawas harus memiliki sikap kerja yang benar, yaitu: (a)
Punya pengetahuan dan ketrampilan K3, (b) Berperilaku sesuai ketentuan K3, dan (c)
Sehat jasmani dan rohani
b. Mesin dan sarana peralatan K3 sesuai ketentuan
c. Lingkungan kerja sesuai ketentuan: Penataan lingkungan meliputi perencanaan tata letak
fasilitas-fasilitas untuk melaksanakan pekerjaan dan pengelolaan kebersihan lingkungan
kerja di proyek (house keeping) antara lain adalah perencanaan tata letak (lay out
palnning): perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan alat
yang bekerja tidak saling terganggu, tetapi justru saling mendukung, agar pelaksanaan
kerja dengan produktivitas tinggi dan aman dapat dicapai. Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak adalah: Dimensi (ukuran), posisi, elevasi
(ketinggian), Gerakan manusia dan alat, Suara (kebisingan), Getaran dan Cahaya dan
sirkulasi udara. House Keeping: Kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat
K3. Sarana kebersihan dan kerapian untuk program K3 adalah: (a) penyediaan air bersih
yang cukup, (b) penyediaan toilet/wc yang bersih, (c) penyediaan musholla yang bersih
dan terawatt, (d) penyediaan toilet1wc untuk pekerja proyek, (e) penyediaan bak-bak
sampai pada lokasi yang diperlukan, (f) pembuatan saluran pembuangan limbah, (g)
pembersihan sampah-sampah secara teratur, (h) kerapian penempatan alat-alat kerja di
lapangan setelah dipakai.
1.4 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur dan saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas (KBBI, 1990). Permatasari (2009) memaparkan menurut David A.
Cooling dalam bukunya yang berjudul Industrial Safety Management and Technology
“manajemen merupakan fungsi, posisi sosial, kedudukan bagi mereka yang mempelajari, sebuah
lapangan pembelajaran dan professional Manajemen merupakan jiwa keefektifan suatu
organisasi dan menyediakan kebutuhan yang memberi nyawa organisasi”.Menurut
PERMENAKER No 5 Tahun 1996 tujuan SMK3 adalah “menciptakan suatu Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga
kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
I-19
kecelakaan, dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif”.
1.4.1 Prinsip Dasar SMK3 dalam Perundang-Undangan
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Permen PU Nomor: 09/PRT/M/2008 tentang
pedoman SMK3 konstruksi bidang PU tercantum elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa sebagai berikut:
a. Kebijakan K3
Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk dipatuhi dalam proses kerja dan organisasi
perusahaan. kebijakan yang ditetapkan manajemen menuntut partisipasi dan kerjasama semua
pihak. kebijakan K3 menggaribawahi hubungan kerja manajemen dan karyawan dalam rangka
pelaksanaan program K3 yang efektif.
b. Perencanaan K3
Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan
penerapan SMK3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan juga memuat tujuan,
sasaran dan indikator kinerja yang diterapkan. Adapun bagian-bagian perencanaan adalah
sebagai berikut (1) Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya, (2) Pemenuhan
Perundang-undangan dan persyaratan lainnya, dan (3) Sasaran dan Program.
c. Penerapan dan Operasi Kegiatan
Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan harus menunjuk
personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan sistem yang diterapkan. Adapun
kualifikasi yang tercantum dalam Permen No. 9 tahun 2008 adalah sebagai berikut: (l) Sumber
Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung jawaban, (2) Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian,
(3) Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi, (4) Dokumentasi, (5) Pengendalian Dokumen, (6)
Pengendalian Operasional, (7) Kesiagaan dan Tanggap Darurat (Permen PU, 2008)
d. Pemeriksaan atau Evaluasi
Perusahaan harus memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja
SMK3 dan hasilnya harus dianalisis guna menentukan keberhasilan atau untuk melakukan
identifikasi tindakan perbaikan. Seperti yang terdapat pada pasal 10 Permen PU tahun 2008
menyatakan bahwa dalam hal materi penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan
Umum yang dijadikan salah satu bahan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia jasa, maka
I-20
PPK wajib menyediakan acuannya. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) ialah pejabat yang
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluara anggaran belanja. Berikut ini adalah bagian
peraturan dalam setiap evaluasi atau pengukuran kinerja SMK3 terdiri dari 4 bagian yaitu
(Permen PU, 2008): (l) Evaluasi Kepatuhan, (2) Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian,
Tindakan Perbaikan dan pencegahan, (3) Pengendalian Rekaman, dan (4) Audit Internal
e. Tinjauan Manajemen
Pimpinan yang ditunjuk harus melaksanakan tinjauan ulang SMK3 secara berkala untuk
menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan dalam pencapaian kebijakan dan
tujuan K3. Ruang lingkup tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap
seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
f. Analisa Keberhasilan Penerapan SMK3
Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
di tempat kerja,dapat diukur menurut Permenaker 05/MEN/1996 sebagai berikut: (a) Untuk
tingkat pencapaian 0-59 % dan pelanggaran peraturan perundangan (nonconformance)
dikenaitindakan hukum, (b) Untuk tingkat pencapaian 60-84 % diberikan sertifikat dan bendera
perak, dan (c) Untuk tingkat pencapaian 85-100 % diberikan sertifikat dan bendera emas.
Ditinjau dari segi kinerja penerapan penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan
Umum, menurut Permen PU Nomor: 09/PRT/2008 terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: (a)
Baik, bila mencapai hasil penilaian > 85%, (b) Sedang, bila mencapai hasil penilaian 60% - 85%.
dan (c) Kurang, bila mencapai hasil penilaian < 60%.
g. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lindungan Lingkung
an (K3LL)
Sistem Manajemen K3LL suatu perusahaan yang telah ditetapkan secara terstruktur
menjadi pedoman bagi setiap Unit Bisnis atau usaha jasa konstruksi dalam pelaksanaan kegiatan
operasional dengan selalu menerapkan aspek-aspek K3LL (Agustino Imam, 2008). Sebagai dasar
hukum pelaksanaan kegiatan operasional yang menerapkan aspek K3LL ini, perusahaan
menetapkan 12 hal penting yang harus dipenuhi guna mencapai target-target operasional dan
K3LL. Ada pun ke-12 hal penting tersebut adalah: (a) Kepemimpinan, Komitmen, dan
Akuntabilitas, (b) Manajemen Risiko, (c) Sumber Daya Manusia, Pelatihan dan Perilaku, (d)
Manajemen Kontraktor, (e) Desain dan Konstruksi Fasilitas, (f) Pemeliharaan dan Operasi, (g)
Manajemen Perubahan, (h) Informasi dan Dokumentasi, (i) Komunikasi, Kesadaran Komunitas
I-21
dan Pemangku Kepentingan, (j) Manajemen Keadaan Darurat dan Krisis, (k) Pelaporan dan
Investigasi Insiden, dan (l) Penilaian, Penjaminan, dan Perbaikan
Setiap Kepala Unit Bisnis atau kontruksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
sasaran-sasaran operasional dicapai dengan selalu memperhatikan pengelolaan yang baik
terhadap Keselamatan Kerja, dan Kesehatan Kerja, serta upaya Perlindungan Lingkungan. Saat
ini, setiap Unit Bisnis yang berada di wilayah operasi Perusahaan telah mengembangkan
SMK3LL sesuai dengan karakteristik kegiatannya, yang mengacu pada Operations Excellence
(Keunggulan Operasional).
Fokus K3LL adalah peningkatan penerapan sistem manajemen K3LL yang dilakukan
melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi tentang berbagai aspek K3LL, antara lain Sosialisasi
ulang Sistem Manajemen K3LL Perusahaan, Sosialisasi/ Awareness tentang ISO 14001 dan
OHSAS 18001, Modern Safety Management (MSM), Defensive Driving Course, Pengelolaan
Limbah B3, Pelaporan dan Investigasi Insiden, Pelaporan Kondisi dan Perilaku Tidak Aman,
Manajemen Risiko, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Pemadaman Kebakaran, dan
lain sebagainya. Dalam fokus ini juga tercakup kegiatan melakukan berbagai kampanye bertema
K3LL, analisis insiden dan tindak lanjut program observasi perilaku pekerja.
Perusahaan juga melakukan audit internal tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) dan audit internal ISM Code, audit
sertifikasi ISO14001 dan OHSAS 18001 oleh badan sertifikasi independen serta melakukan
Audit sertifikasi ISM Code untuk FSO Ladinda yang dioperasikan oleh Perusahaan. Di bidang
lingkungan, Perusahaan fokus pada peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan hidup dengan
melakukan langkah-langkah pengurangan emisi gas rumah kaca, melakukan konservasi dan audit
energi, serta beberapa kegiatan serupa lainnya. Perusahaan juga fokus pada konservasi
keanekaragaman hayati, program higiene industry (Industri Higenis) dan peningkatan kesiap-
siagaan tanggap darurat.
1.5 Mengelola Potensi Bahaya di Lingkungan Sekolah dan di Laboratorium/ Workshop
1.5.1 Jenis-jenis bahaya di lingkungan sekolah dan di laboratorium/workshop diantarany
a adalah;
a. Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar
seperti pelarut organik, aseton, benzene, etil alcohol, etil eter, dll.
b. Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator.
I-22
c. Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal, dll.
d. Iritasi yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata
sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
e. Luka pada tangan atau bagian tubuh lainnya akibat pemakaian alat kerja manual
tanpa menggunakan APD.
f. Kecelakaan kerja yang diakibatkan penggunaan peralatan mesin dengan mengabaikan
SOP yang sudah ada.
g. Sengatan listrik dll.
Tujuan utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Potensi Bahaya
adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian. Risiko
adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya
kejadian tersebut. Pada saat bekerja di Workshop/Laboratorium, hendaknya selalu
memperhatikan kondisi area bekerja yang sewaktu-waktu dapat timbul kecelakaan kerja. Jika ada
hubungan dengan arus listrik selalu perhatikan kondisi tangan/badan saat bekerja. Seperti gambar
berikut:
I-23
Gambar 17. Kondisi kering dan kondisi basah saat bersentuhan dengan listrik
Gambar 18. Kondisi saat bekerja dengan potensi kecelakaan berupa api/kebakaran
Tabel 1. a. : Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja didasarkan pada
dampak korban
Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D
Potensi bahaya
yang menimbulkan
risiko dampak
jangka panjang
pada
kesehatan
Potensi bahaya
yang menimbulkan
risiko
langsung pada
keselamatan
Risiko terhadap
kesejahteraan
atau kesehatan
sehari-hari
Potensi bahaya
yang menimbulkan
risiko pribadi dan
psikologis
Bahaya factor kimia
(debu, uap logam,
uap)
Bahaya faktor
biologi (penyakit dan
gangguan oleh virus,
bakteri, binatang
dsb.)
Bahaya faktor fisik
(bising, penerangan,
getaran, iklim kerja,
jatuh)
Cara bekerja dan
bahaya factor
ergonomis
(posisi bangku kerja,
pekerjaan
Kebakaran
Listrik
Potensi bahaya
Mekanikal (tidak
adanya pelindung
mesin)
House keeping
(perawatan buruk
pada peralatan)
Air Minum
Toilet dan fasilitas
mencuci
Ruang makan atau
Kantin
P3K di tempat
kerja
Transportasi
Pelecehan,
termasuk intimidasi
dan pelecehan
seksual
Terinfeksi
HIV/AIDS
Kekerasan di
tempat kerja
Stress
Narkoba di tempat
I-24
berulangulang,
jam kerja yang lama)
Potensi bahaya
lingkungan yang
disebabkan oleh
polusi pada
perusahaan di
masyarakat
kerja
1.5.2 Kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Sumber bahaya lain yang terjadi di laboratorium dapat diakibatkan oleh ke-salahan teknik.
Beberapa contoh yang berhubungan dengan aspek ini adalah:
1. Banyak peralatan yang tidak diperlukan pada meja praktikum. Simpan-lah kelebihan
peralatan tersebut pada lemari alat.
2. Mengarahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke badan atau teman didekatnya.
3. Melubangi sumbat karet tanpa dibasahi dahulu dengan air atau menggu- nakan tumpuan
nya menggunakan telapak tangan.
4. Memasukkan pipa kaca ke dalam sumbat karet tanpa mengunakan lap,tanpa dibasahi air,
dan cara memegang pipa kacanya jauh dari permukaan karet
5. Memindahkan zat ke botol pereaksi bermulut kecil tanpa menggunakan corong, dll.
(Kadarohman, 2007)
1.5.3 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja mengandung
resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja (ringan sampai dengan berat), berbagai upaya
pencegahan dilakukan supaya kecelakaan tidak terjadi. Selain itu, keterampilan melakukan
tindakan pertolongan pertama tetap diperlukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya
kecelakaan. Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First Aid), atau
setidaknya setiap karyawan memiliki keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama ketika
terjadi kecelakaan kerja maupun kegawatan medik (Margaretha, 2010).
I-25
Gambar 19. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
1.5.4 Kasus-Kasus Kecelakaan Kerja Dan Pertolongan Pertamanya
Ada beberapa prinsip-prinsip dasar dalam melakukan pertolongan pada penderita
kecelakaan :
1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya
terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan lain. Pindahkan
atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan
dari bahaya lain.
2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan, kesulitan
bernapas, luka bakar atau kejutan (syok).
3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan.
Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan kesulitan bernapas
bagi penderita.
4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah.
1.5.5 Metoda pencegahan kecelakaan :
a. Eliminasi : modifikasi dari proses suatu metode atau material untuk menghilangkan
bahaya seluruhnya.
b. Subsitusi : mengganti material, bahan atau proses dengan yang kurang berbahaya.
I-26
c. Pemisahan : menghindari bahaya dari pekerja dengan memakai pengaman, atau
dengan memberi jarak dan jangka waktu.
d. Administrasi : mengatur waktu atau kondisi dari kemungkinan munculnya resiko
e. Pelatihan : meningkatkan keterampilan sehingga mengurangi bahaya bagi orang –
orang yang terlibat.
f. Alat Pelindung Diri (APD) : dirancang secara tepat dan peralatan dipasang dengan
benar di mana kontrol lain dianggap tidak praktis.
Untuk keselamatan pekerja yang paling utama adalah dengan memakai Alat Pelindung Diri (
APD ). Kontraktor berkewajiban untuk menyediakan APD dimana sebelumnya harus sudah
dianggarkan dalam perencanaan proyek.
I-27
RANGKUMAN
K3 adalah semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Pekerja konstruksi yang
patuh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah mereka yang memperhatikan alat
pelindung dirinya ketika berada di lapangan. Alat pelindung diri terdiri dari beberapa jenis
berdasarkan fungsinya, antara lain pakaian kerja, sepatu kerja, kacamata kerja, sarung tangan,
helm, sabuk pengaman, penutup telinga dan masker.
Selain sarana prasaran yang digunakan dalam pelaksanaan K3 dalam upaya mengurangi
risiko kecelakaan. Sarana perlatan lingkungan juga perlu, demi menjaga dan upaya pengurangan
risikom kecelakaan kerja meliputi: Tabung Pemadam Kebakaran, Pagar pengaman, Penangkal
Petir, Pemeliharaan Jalan Kerja dan jembatan kerja, Jaringan Pengamanan pada Bangunan
Tinggi.Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 (tiga) hal sebagai berikut:Pekerja,
Mesin dan sarana peralatan K3 sesuai ketentuan dan Lingkungan kerja sesuai ketentuan
Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting saat melaksanakan pekerjaan konstruksi,
maka sangat diperlukan adanya pelatihan K3. Pelatihan program k3 terbagi atas 2 bagian,
yaitu:pelatihan secara umum, pelatihan khusus proyek dan pelatihan penjelasan.
DAFTAR PUSTAKA
Occupational Health And Safety Assessment Series (OHSAS 18001: 2007). Occupational
Health And Safety Management Systems – Requirements.
Paramita, C. C. P dan Wijayanto, Andi. 2012. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT PLN (Persero) APJ Semarang. Jurnal
Administrasi Bisnis, 1(1) : 1-7.
Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1996. Sistem Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 9 Tahun 2008. Pedoman Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Permatasari, A. 2009. Investigasi Kecelakaan Penyebrangan Perlintasan KRL UI-Margonda,
Depok. Universitas Indonesia
Riantiwi, A. 2012. Hubungan Pelaksanaan Program K3 Dengan Produktivitas Kerja Karyawan
Pada Divisi Oprasional PT. Surveyor Indonesia. Universitas Indonesia.
I-28
Sihombing, Walangitan, Pratasis, 2014. Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada Proyek Di Kota Bitung (Studi Kasus Proyek Pembangunan Pabrik Minyak
Pt.Mns). Jurnal Sipil Statistik, 2 (3): 124-130

More Related Content

What's hot

Format penomoran dokumen internal dan eksternal
Format penomoran dokumen internal dan eksternalFormat penomoran dokumen internal dan eksternal
Format penomoran dokumen internal dan eksternalDeny Susanto
 
Susunan acara pelaksanaan simulasi kebakaran
Susunan acara pelaksanaan simulasi kebakaranSusunan acara pelaksanaan simulasi kebakaran
Susunan acara pelaksanaan simulasi kebakaran
Ruli Slamet Priyatno
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Kanaidi ken
 
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedungPembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Ardy Hermawan
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
Syieh Archivil
 
Sasaran dan program k3
Sasaran dan program k3Sasaran dan program k3
Sasaran dan program k3
rizki1123
 
Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.
Afianto Faisol
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
rindhamareta
 
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISOMengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
 
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxBahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
SeunuddonInfras
 
Ppt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksiPpt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksi
imamfaizin212
 
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihanSurat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan analisis kebutuhan pelatihan balai besar pelatihan kesehatan ciloto
Laporan analisis kebutuhan pelatihan balai besar pelatihan kesehatan cilotoLaporan analisis kebutuhan pelatihan balai besar pelatihan kesehatan ciloto
Laporan analisis kebutuhan pelatihan balai besar pelatihan kesehatan ciloto
rickygunawan84
 
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.pptPPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
firmanmuhnur
 
9. dasar dasar inspeksi k3
9. dasar dasar inspeksi k39. dasar dasar inspeksi k3
9. dasar dasar inspeksi k3
Winarso Arso
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Duwi susilo wibowo
 
Contoh job description lengkap
Contoh job description lengkapContoh job description lengkap
Contoh job description lengkap
aswel13
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)Herry Prakoso
 

What's hot (20)

Format penomoran dokumen internal dan eksternal
Format penomoran dokumen internal dan eksternalFormat penomoran dokumen internal dan eksternal
Format penomoran dokumen internal dan eksternal
 
Susunan acara pelaksanaan simulasi kebakaran
Susunan acara pelaksanaan simulasi kebakaranSusunan acara pelaksanaan simulasi kebakaran
Susunan acara pelaksanaan simulasi kebakaran
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
 
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedungPembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
Sasaran dan program k3
Sasaran dan program k3Sasaran dan program k3
Sasaran dan program k3
 
Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
 
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISOMengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
 
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxBahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
 
Ppt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksiPpt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksi
 
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihanSurat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
 
Laporan analisis kebutuhan pelatihan balai besar pelatihan kesehatan ciloto
Laporan analisis kebutuhan pelatihan balai besar pelatihan kesehatan cilotoLaporan analisis kebutuhan pelatihan balai besar pelatihan kesehatan ciloto
Laporan analisis kebutuhan pelatihan balai besar pelatihan kesehatan ciloto
 
Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.pptPPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
 
9. dasar dasar inspeksi k3
9. dasar dasar inspeksi k39. dasar dasar inspeksi k3
9. dasar dasar inspeksi k3
 
XII BAB 6.pptx
XII BAB 6.pptxXII BAB 6.pptx
XII BAB 6.pptx
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
 
Contoh job description lengkap
Contoh job description lengkapContoh job description lengkap
Contoh job description lengkap
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 

Similar to Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptxPPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
ZhulvardyanArmayrish
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
Yayan Yanuar Rahman
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
PPGhybrid3
 
Makalah daru
Makalah daruMakalah daru
Makalah daru
andrianikamila
 
Kd 3.1 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.1 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknikKd 3.1 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.1 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
SILVIANAWANDAFENTIA1
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
melbon21
 
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxMAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
nazarudinsip1979
 
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja ppt
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja  pptPengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja  ppt
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja ppt
YuliRanti1
 
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
AliceKuhurima1
 
Manajemen sdm
Manajemen sdmManajemen sdm
Manajemen sdm
irwanto IAINSKA
 
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptxKesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Hana P Fadhilah
 
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptxM. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
KetutSujane1
 
Keamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanKeamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawan
ulioktaviana
 
Survey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanSurvey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke Perusahaan
Aulia Rizqi
 
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3 K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
MOCHAMAD RIZKY BINTANG ARDYANSYAH
 
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaanIdentifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaanAgus Witono
 
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Somewhere
 
b. KJD BAB 1 K3LH.pptx
b. KJD BAB 1 K3LH.pptxb. KJD BAB 1 K3LH.pptx
b. KJD BAB 1 K3LH.pptx
AnonymousO4k4cO1Rxx
 

Similar to Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (20)

PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptxPPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
 
SLIDE PPT APD.pptx
SLIDE PPT APD.pptxSLIDE PPT APD.pptx
SLIDE PPT APD.pptx
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
 
Makalah daru
Makalah daruMakalah daru
Makalah daru
 
Kd 3.1 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.1 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknikKd 3.1 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.1 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
 
K3 2
K3 2K3 2
K3 2
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxMAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
 
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja ppt
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja  pptPengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja  ppt
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja ppt
 
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
 
Manajemen sdm
Manajemen sdmManajemen sdm
Manajemen sdm
 
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptxKesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
 
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptxM. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
 
Keamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanKeamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawan
 
Survey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanSurvey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke Perusahaan
 
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3 K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
 
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaanIdentifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
 
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
 
b. KJD BAB 1 K3LH.pptx
b. KJD BAB 1 K3LH.pptxb. KJD BAB 1 K3LH.pptx
b. KJD BAB 1 K3LH.pptx
 

More from PPGHybrid1

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lain
PPGHybrid1
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPGHybrid1
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
PPGHybrid1
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
PPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
PPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
PPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANMODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
PPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
PPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
PPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
PPGHybrid1
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
PPGHybrid1
 

More from PPGHybrid1 (20)

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lain
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
 
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANMODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
 

Recently uploaded

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 

Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

  • 1. I-i DAFTAR ISI DAFTAR ISI I-i PENDAHULUAN I-1 Kegiatan Belajar ke-1; Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) 1.1 Pengertian dan Tujuan K3 1.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) I-2 1.1.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) I-4 1.1.3 Struktur Kabel Pancang (Cable Stayed) I-4 1.2 Perlengkapan Administrasi dan Peralatan Penunjang 1.2.1 Kelengkapan Administrasi K3 I-5 1.2.2 Perlengkapan dan Peralatan Penunjang I-6 1.2.3 Sarana Peralatan Lingkungan 1.3 Rambu dan Persyaratan Bekerja dengan Perlengkapan K3 1.3.1 Rambu Rambu K3 I-7 1.3.2 Persyaratan Bekerja Dengan K3 I-8 1.4 Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) 1.4.1 Prinsip Dasar SMK3 dalam Perundang-Undangan I-16 1.5 Potensi Bahaya di Lingkungan Laboratorium/ Workshop 1.5.1 Jenis-jenis bahaya di lingkungan laboratorium/workshop I-20 1.5.2 Kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan I-22 1.5.3 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan I-23 1.5.4 Kasus Kecelakaan Kerja dan Pertolongan Pertamanya I-24 1.5.5 Metoda pencegahan kecelakaan I-24 RANGKUMAN I-25 DAFTAR PUSTAKA I-28
  • 2. I-ii PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan bagian penting pada suatu pekerjaan di laboratorium, perusahaan, maupun bengkel. Resiko kegagalan (risk of failures) akan selalu ada pada suatu aktifitas pekerjaan yang disebabkan perencanaan yang kurang sempurna, pelaksanaan yang kurang cermat, maupun akibat yang tidak disengaja (Nur Hidayat & Indah, 2016). Keselamatan kerja manusia secara terperinci meliputi: pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah atau mengurangi cacat tetap, mencegah atau mengurangi kematian, mengamankan konstruksi serta memeliharanya, yang kesemua itu menuju pada peningkatan hidup dan kesejahteraan untuk manusia (Daryanto,2010). Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat sebagai upaya untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja, mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja agar seseorang dapat bekerja secara aman dan nyaman. . Modul ini akan membahas beberapa hal yaitu (l) Pengertian dan tujuan K3, (2) Perlengkapan administrasi dan peralatan Penunjang K3, (3) Rambu-rambu dan persyaratan bekerja dengan perlengkapan K3, (4) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), (5) Mengelola potensi bahaya di lingkungan sekolah dan di laboratorium/workshop. Bacalah dengan seksama capaian pembelajaran maupun sub capaian pembelajaran untuk mengetahui apa yang akan diperoleh setelah mempelajari materi ini. Pada bagian uaraian materi anda mempelajari materi pelajaran yang harus anda kuasai. Pelajari dengan seksama materi tiap kegiatan belajar, jika ada informasi yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari setiap materi, sebaiknya berkonsultasi pada pengajar. Pahami setiap materi yang akan menunjang dalam penguasaan suatu kompetensi dengan membaca secara teliti. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar anda mendapatkan tambahan pengetahuan. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KEGIATAN Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menguasai teori dan aplikasi prosedur kerja, pengelolaan, pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
  • 3. I-iii Kerja (K3) di lingkungan sekolah, di laboratorium/workshop, serta Lingkungan hidup dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN 1. Memahami Pengertian dan Tujuan K3 2. Menjelaskan Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3 3. Menjelaskan Rambu-rambu dan Persyaratan Bekerja dengan Peralatan K3 4. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) 5. Mengelola Potensi Bahaya di lingkungan sekolah dan di Laborato- rium/Workshop
  • 4. I-4 URAIAN MATERI 1.1 Pengertian dan Tujuan K3 1.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Menurut Ridle (2008:123) kesehatan merupakan unsur penting agar kita dapat menikmati hidup yang berkualitas baik di rumah maupun pekerjaan. Menurut Tasliman (1993:1) kesehatan adalah suatu kondisi dimana diri manusia dalam keadaaan sehat, barang dalam keadaan baik, alat-alat kerja dalam keadaaan baik/tidak ada kerusakan, lingkungan kerja atau kondisi sekitar dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apapun. Menurut Wirawan (2015:543) kesehatan kerja adalah penerapan ilmu kesehatan/kedoketeran di bidang ketenaga kerjaan yang bertujuan untuk mencegah penyakit yang timbul akibat kerja dan mempertahankan kinerja mereka. Pendapat dari Mangkunegara (2009:161) bahwa kesehatan kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang diambil dari beberapa sumber, diantaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standar OHSAS 18001:2007 (Suryatri, 2014). a. Filosofi (Mangkunegara): Suatu Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakt adil dan makmur. b. Keilmuan: Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, Penyakit Akibat Kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Atau bisa juga dikatakan sebagai “Ilmu mengantisipasi, mengetahui, mengevaluasi dan mengontrol bahaya yang timbul di dale atau dari tempat kerja yang dapat merusak kesehatan dan kesejahteraan pekerja, juga berdampak pada komunitas dan lingkungan sekitarnya”. c. OHSAS 18001:2007: Kondisi-kondisi dan factor-faktor yang berdampak, atau dapat berdampak pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerj control dan personel kontraktor, atau orang lain di tempat kerja). 1.1.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
  • 5. I-5 Paramita dan Wijayanto (2012) menuliskan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut : (a) Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis, (b) Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin, (c) Semua hasil produksi dipelihara keamanannya, (d) Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai, (e) Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja, (f) Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja, dan (g) Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Menurut Riantiwi (2012), tujuan dan pentingnya keselamatan kerja meliputi (a) Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang, (b) Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen, (c) Menurunnya biaya- biaya kesehatan dan asuransi, (d) Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih, (e) rendah karena menurunnya pengajuan klaim, (f) Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan, dan (g) Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan. Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-1ecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, maka perusahaan tersebut akan semakin efektif (Riantiwi, 2012). Gambar 1. Meningkatnya Produktivitas Pekerja
  • 6. I-6 Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja menurut Paramita dan Wijayanto (2102) adalah sebagai berikut (a) mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan, (b) memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang bekerja pada lingkungan yang berbahaya. (c) mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penerangan yang cukup dan menyejukkan serta mencegah kebisingan, (d) mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit, (e) memelihara kebersihan, ketertiban dan keserasian lingkungan kerja., (f) menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja pegawai. 1.2 Perlengkapan Administrasi dan Peralatan Penunjang 1.2.1 Kelengkapan Administrasi K3 Kegiatan untuk memenuhi kelengkapan administrasi K3 ini antara lain terdiri dari: a. Pendaftaran proyek ke Depnaker Sebelum melakukan aktivitas pekerjaan di lapangan, pihak proyek wajib melapor dan mendaftar ke Depnaker setempat, karena Depnaker adalah instansi Pemerintah yang benwenang dan bertanggung jawab menangani masalah K3. Sebagai bukti dari kegiatan ini berupa Surat pendaftaran proyek ke Depnaker setempat dan sudah ada penerimaan konfirmasi dari Depnaker b. Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja (BPJS Ketenagakerjaan) Gambar 2. Memberikan Perlengkapan APD pada Pekerja
  • 7. I-7 Sesuai dengan ketentuan Pemerintah, perusahaan atau proyek yang mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 orang wajib melindungi tenaga kerja melaui BPJS. Sebagai bukti dari pelaksanaannya: adanya polis dari BPJS untuk proyek tersebut. c. Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi Lainnya, misal CAR dan PA (bila disyaratk an dalam Proyek) Apabila disebutkan dalam kontrak, proyek wajib membayar polis asuransi Construction All Risks (CAR) atau Personal Accident (PA). Yang dimaksud dengan CAR adalah untuk bangunan fisik proyek dan peralatan kerjanya. Sedangkan PA untuk petugas orang yang melaksanakan (kadang-kadang termasuk petugas dari Manajemen Konstruksi Customer Representative). d. Izin dari Kantor Dinas PU tentang Penggunaan Jalan/Jembatan yang Menuju Loka si Untuk Lalu Lintas Alat Berat. Untuk beberapa proyek seperti pada proyek-proyek sipil perlu mendatangkan alat- alat berat. Apabila keadaan jalan/jembatan relatif kecil, perlu ijin dari Pemerintah setempat, dalam hal ini Departemen terkait setempat. Maksud izin tersebut adalah bahwa instansi terkait setempat telah mengadakan pemeriksaan terhadap kekuatan jalan jembatan yang akan dilalui alat berat. Apabila perlu Kontraktor diharuskan menambah daya topang khusus pada struktur jalan jembatan tersebut sebelum dipakai. Sebagai bukti dari kegiatan ini adalah Surat Izin dari Kantor Dinas PU (Catatan: surat izin berarti izin dari Kantor Dinas PU, bukan surat permohonan izin dari Kontraktor). e. Keterangan Layak Pakai untuk Alat Berat/Ringan Keterangan layak pakai untuk alat berat/ringan memerlukan rekomendasi dari Kantor Dinas Transnaker atau instansi yang berwenang. Peralatan proyek yang menyangkut keselamatan umum (orang banyak) pada saat pengoperasian umumnya harus dipantau pemakaiannya oleh instansi pemerintah yang berwenang. Alat-alat yang dimaksud adalah seperti: tractor, lift (elevator), eskalator, lift tenaga kerja, lift bahan, tower crane, dan sebagainya. Sebagai bukti pelaksanaan adalah: adanya surat keterangan laik pakai dari instansi yang berwenang. Selain itu, adanya label laik pakai yang menempel pada alat yang bersangkutan.
  • 8. I-8 Gambar 3. Kelayakan pada Alat Berat f. Pemberitahuan kepada Pemerintah Lingkungan Setempat Pemerintah setempat/Muspida yang dimaksud terdiri dari unsur Kementerian Dalam Negeri (lurah/camat/bupati/walikota), Kepolisian (Polsek, Polwill, Polda), dan TNI (Babinsa/Koramil/Kodim). Ketiga unsur di atas adalah instansi-instansi aparat negara yang mengendalikan mekanisme pemerintahan dan keamanan ketertiban umum. Pemerintahan/lingkungan setempat harus diberi laporan tentang keberadaan adanya kegiatan proyek, karena akan menyangkut banyak tenaga kerja yang umumnya para pendatang, banyaknya kendaraan keluar masuk membawa material, adanya kegiatan- kegiatan di luar kegiatan rutin yang terkadang dapat mengganggu kelancaran ketenangan kegiatan yang sudah ada. Sebagai bukti dari pelaksanaan adalah: adanya surat pemberitahuan ke pemerintahan lingkungan setempat dan sudah ada informasinya. 1.2.2 Perlengkapan dan Peralatan Penunjang Berikut ini akan dijelaskan mengenai pedoman penerapan SMK3 menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: PER.05/MEN/1996 Sistem Manajemen K3 didalam suatu perusahaan diarahkan kepada kemandirian perusahaan dan sangat bergantung dari rasa tanggung jawab manajemen dan tenaga kerja terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta upaya-upaya untuk menciptakan cara kerja dan kondisi kerja yang selamat. Mekanisme operasi rutin dibuat sedemikian rupa telah diatur melalui sesuatu mekanisme yang konsisten,
  • 9. I-9 maka tenaga kerja akan berlaku sebagaimana aturan yang telah dibuat dan peluang penyimpangan dapat diperkecil, peluang penyimpangan sangat berarti bagi pengendalian kemungkinan kecelakaan kerja oleh faktor manusia (Sihombing, Walangitan, Pratasis, 2014). Pekerja konstruksi yang patuh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah mereka yang memperhatikan alat pelindung dirinya ketika berada di lapangan. Alat pelindung diri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan fungsinya, antara lain (Sihombing, Walangitan, Pratasis, 2014). a. Pakaian Kerja Gambar 4. Pakaian Kerja Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh- pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya. b. Sepatu Kerja Gambar 5. Sepatu Kerja
  • 10. I-10 Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana- mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas. c. Kacamata Kerja Gambar 6. Kacamata Kerja Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas. d. Sarung Tangan
  • 11. I-11 Gambar 7. Sarung Tangan Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti medorong gerobag cor secara terus- meerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag. e. Helm Gambar 8. Helm Keselamatan Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada
  • 12. I-12 barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri. f. Sabuk Pengaman Gambar 9. Sabuk Pengaman Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama talai penganman ini dalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.
  • 13. I-13 g. Penutup Telinga Gambar 10. Penutup Telinga Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini. h. Masker
  • 14. I-14 Gambar 11. Masker Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu 1.2.3 Sarana Peralatan Lingkungan Selain sarana prasaran yang digunakan dalam pelaksanaan K3 dalam upaya mengurangi risiko kecelakaan. Sarana perlatan lingkungan juga perlu, demi menjaga dan upaya pengurangan risikom kecelakaan kerja meliputi: (a) Tabung Pemadam Kebakaran pada ruang-ruang antara lain: Kantor proyek, Gudang bahan bakar, Gudang Materiallperalatan, Ruang genset, Bengkel, Gudang bahan peledak, Mess karyawan, Barak tenaga kerja. Tiap' lantai bangunan proyek (pada saat pekerjaan bekisting dan finisihing), (b) Pagar pengamanPagar Pengaman yang terdiri dari: Pagarlrailing yang kuat dan tali warna kuning sebagai tanda pembataslperingatan. Pagar ini diperlukan untuk lokasi antara lain: lubang di lantai, lubang di sumur galian tanah, tepi bangunan tinggi. Lokasi kerja alat berat (bila dianggapperlu), (c) Penangkal Petir, (d) Pemeliharaan Jalan Kerja dan jembatan kerja, (e) Jaringan Pengamanan pada Bangunan Tinggi, dan (f) Pagar Pengamanan Lokasi Proyek 1.3 Rambu-Rambu dan Persyaratan Bekerja Dengan Perlengkapan K3 1.3.1 Rambu Rambu K3 Pemasangan Sign Board K3 yang dapat berisi antara lain: Slogan-slogan yang mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamatseperti bisa dilihat contoh dalam gambar c dan gambar d di Halaman 110. Selain itu bisa berisi gambar-gambar pamflet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi di lokasi pekerjaan. Slogan maupun pamflet-pamflet dapat dipasang di kantor proyek atau lokasi pekerjaan di lapangan. Fungsi Rambu-rambu Peringatan antara Lain, yaitu: (a) Peringatan bahaya dari atas, (b) Peringatan bahaya benturan kepala, (c) Peringatan bahaya longsoran, (d) Peringatan bahaya apilkebakaran, (e) Peringatan tersengat listrik, (f) Penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari dua lantai), (g)
  • 15. I-15 Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara, (h) Penunjuk batas ketinggian penumpukan material, (i) Larangan memasuki ke area tertentu, (j) Larangan membawa bahan-bahan berbahaya, (k)Petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek), (l) Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja, (m) Peringatan ada alatlmesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu) dan (n) Peringatanllarangan untuk mas& kelokasi genset power listrik (untuk lokasi tertentu) Gambar 12. Spanduk Serta Bendera K3
  • 16. I-16 Gambar 13. Penempatan Bendera Gambar 14. Contoh Slogan K3
  • 17. I-17 Dalam hal ini ada beberapa catatan antara lain. Ada pemahaman yang keliru tentang K3, yaitu menganggap bahwa kalau sudah memenuhi sarana peralatan K3 berarti sudah memenuhi persyaratan K3. Padahal sarana peralatan K3 ini adalah baru sebagian dari sistem K3. Gambar 15. Contoh Slogan K3
  • 18. I-18 1.3.2 Persyaratan Bekerja Dengan K3 Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 (tiga) hal sebagai berikut: a. Pekerja: Pekerja maupun pengawas harus memiliki sikap kerja yang benar, yaitu: (a) Punya pengetahuan dan ketrampilan K3, (b) Berperilaku sesuai ketentuan K3, dan (c) Sehat jasmani dan rohani b. Mesin dan sarana peralatan K3 sesuai ketentuan c. Lingkungan kerja sesuai ketentuan: Penataan lingkungan meliputi perencanaan tata letak fasilitas-fasilitas untuk melaksanakan pekerjaan dan pengelolaan kebersihan lingkungan kerja di proyek (house keeping) antara lain adalah perencanaan tata letak (lay out palnning): perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan alat yang bekerja tidak saling terganggu, tetapi justru saling mendukung, agar pelaksanaan kerja dengan produktivitas tinggi dan aman dapat dicapai. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak adalah: Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian), Gerakan manusia dan alat, Suara (kebisingan), Getaran dan Cahaya dan sirkulasi udara. House Keeping: Kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat K3. Sarana kebersihan dan kerapian untuk program K3 adalah: (a) penyediaan air bersih yang cukup, (b) penyediaan toilet/wc yang bersih, (c) penyediaan musholla yang bersih dan terawatt, (d) penyediaan toilet1wc untuk pekerja proyek, (e) penyediaan bak-bak sampai pada lokasi yang diperlukan, (f) pembuatan saluran pembuangan limbah, (g) pembersihan sampah-sampah secara teratur, (h) kerapian penempatan alat-alat kerja di lapangan setelah dipakai. 1.4 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas (KBBI, 1990). Permatasari (2009) memaparkan menurut David A. Cooling dalam bukunya yang berjudul Industrial Safety Management and Technology “manajemen merupakan fungsi, posisi sosial, kedudukan bagi mereka yang mempelajari, sebuah lapangan pembelajaran dan professional Manajemen merupakan jiwa keefektifan suatu organisasi dan menyediakan kebutuhan yang memberi nyawa organisasi”.Menurut PERMENAKER No 5 Tahun 1996 tujuan SMK3 adalah “menciptakan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
  • 19. I-19 kecelakaan, dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif”. 1.4.1 Prinsip Dasar SMK3 dalam Perundang-Undangan Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Permen PU Nomor: 09/PRT/M/2008 tentang pedoman SMK3 konstruksi bidang PU tercantum elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sebagai berikut: a. Kebijakan K3 Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk dipatuhi dalam proses kerja dan organisasi perusahaan. kebijakan yang ditetapkan manajemen menuntut partisipasi dan kerjasama semua pihak. kebijakan K3 menggaribawahi hubungan kerja manajemen dan karyawan dalam rangka pelaksanaan program K3 yang efektif. b. Perencanaan K3 Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan penerapan SMK3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan juga memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang diterapkan. Adapun bagian-bagian perencanaan adalah sebagai berikut (1) Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya, (2) Pemenuhan Perundang-undangan dan persyaratan lainnya, dan (3) Sasaran dan Program. c. Penerapan dan Operasi Kegiatan Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan harus menunjuk personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan sistem yang diterapkan. Adapun kualifikasi yang tercantum dalam Permen No. 9 tahun 2008 adalah sebagai berikut: (l) Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung jawaban, (2) Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian, (3) Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi, (4) Dokumentasi, (5) Pengendalian Dokumen, (6) Pengendalian Operasional, (7) Kesiagaan dan Tanggap Darurat (Permen PU, 2008) d. Pemeriksaan atau Evaluasi Perusahaan harus memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja SMK3 dan hasilnya harus dianalisis guna menentukan keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan. Seperti yang terdapat pada pasal 10 Permen PU tahun 2008 menyatakan bahwa dalam hal materi penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang dijadikan salah satu bahan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia jasa, maka
  • 20. I-20 PPK wajib menyediakan acuannya. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) ialah pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluara anggaran belanja. Berikut ini adalah bagian peraturan dalam setiap evaluasi atau pengukuran kinerja SMK3 terdiri dari 4 bagian yaitu (Permen PU, 2008): (l) Evaluasi Kepatuhan, (2) Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan pencegahan, (3) Pengendalian Rekaman, dan (4) Audit Internal e. Tinjauan Manajemen Pimpinan yang ditunjuk harus melaksanakan tinjauan ulang SMK3 secara berkala untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3. Ruang lingkup tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan. f. Analisa Keberhasilan Penerapan SMK3 Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja,dapat diukur menurut Permenaker 05/MEN/1996 sebagai berikut: (a) Untuk tingkat pencapaian 0-59 % dan pelanggaran peraturan perundangan (nonconformance) dikenaitindakan hukum, (b) Untuk tingkat pencapaian 60-84 % diberikan sertifikat dan bendera perak, dan (c) Untuk tingkat pencapaian 85-100 % diberikan sertifikat dan bendera emas. Ditinjau dari segi kinerja penerapan penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum, menurut Permen PU Nomor: 09/PRT/2008 terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: (a) Baik, bila mencapai hasil penilaian > 85%, (b) Sedang, bila mencapai hasil penilaian 60% - 85%. dan (c) Kurang, bila mencapai hasil penilaian < 60%. g. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lindungan Lingkung an (K3LL) Sistem Manajemen K3LL suatu perusahaan yang telah ditetapkan secara terstruktur menjadi pedoman bagi setiap Unit Bisnis atau usaha jasa konstruksi dalam pelaksanaan kegiatan operasional dengan selalu menerapkan aspek-aspek K3LL (Agustino Imam, 2008). Sebagai dasar hukum pelaksanaan kegiatan operasional yang menerapkan aspek K3LL ini, perusahaan menetapkan 12 hal penting yang harus dipenuhi guna mencapai target-target operasional dan K3LL. Ada pun ke-12 hal penting tersebut adalah: (a) Kepemimpinan, Komitmen, dan Akuntabilitas, (b) Manajemen Risiko, (c) Sumber Daya Manusia, Pelatihan dan Perilaku, (d) Manajemen Kontraktor, (e) Desain dan Konstruksi Fasilitas, (f) Pemeliharaan dan Operasi, (g) Manajemen Perubahan, (h) Informasi dan Dokumentasi, (i) Komunikasi, Kesadaran Komunitas
  • 21. I-21 dan Pemangku Kepentingan, (j) Manajemen Keadaan Darurat dan Krisis, (k) Pelaporan dan Investigasi Insiden, dan (l) Penilaian, Penjaminan, dan Perbaikan Setiap Kepala Unit Bisnis atau kontruksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sasaran-sasaran operasional dicapai dengan selalu memperhatikan pengelolaan yang baik terhadap Keselamatan Kerja, dan Kesehatan Kerja, serta upaya Perlindungan Lingkungan. Saat ini, setiap Unit Bisnis yang berada di wilayah operasi Perusahaan telah mengembangkan SMK3LL sesuai dengan karakteristik kegiatannya, yang mengacu pada Operations Excellence (Keunggulan Operasional). Fokus K3LL adalah peningkatan penerapan sistem manajemen K3LL yang dilakukan melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi tentang berbagai aspek K3LL, antara lain Sosialisasi ulang Sistem Manajemen K3LL Perusahaan, Sosialisasi/ Awareness tentang ISO 14001 dan OHSAS 18001, Modern Safety Management (MSM), Defensive Driving Course, Pengelolaan Limbah B3, Pelaporan dan Investigasi Insiden, Pelaporan Kondisi dan Perilaku Tidak Aman, Manajemen Risiko, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Pemadaman Kebakaran, dan lain sebagainya. Dalam fokus ini juga tercakup kegiatan melakukan berbagai kampanye bertema K3LL, analisis insiden dan tindak lanjut program observasi perilaku pekerja. Perusahaan juga melakukan audit internal tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) dan audit internal ISM Code, audit sertifikasi ISO14001 dan OHSAS 18001 oleh badan sertifikasi independen serta melakukan Audit sertifikasi ISM Code untuk FSO Ladinda yang dioperasikan oleh Perusahaan. Di bidang lingkungan, Perusahaan fokus pada peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan hidup dengan melakukan langkah-langkah pengurangan emisi gas rumah kaca, melakukan konservasi dan audit energi, serta beberapa kegiatan serupa lainnya. Perusahaan juga fokus pada konservasi keanekaragaman hayati, program higiene industry (Industri Higenis) dan peningkatan kesiap- siagaan tanggap darurat. 1.5 Mengelola Potensi Bahaya di Lingkungan Sekolah dan di Laboratorium/ Workshop 1.5.1 Jenis-jenis bahaya di lingkungan sekolah dan di laboratorium/workshop diantarany a adalah; a. Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti pelarut organik, aseton, benzene, etil alcohol, etil eter, dll. b. Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator.
  • 22. I-22 c. Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal, dll. d. Iritasi yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif. e. Luka pada tangan atau bagian tubuh lainnya akibat pemakaian alat kerja manual tanpa menggunakan APD. f. Kecelakaan kerja yang diakibatkan penggunaan peralatan mesin dengan mengabaikan SOP yang sudah ada. g. Sengatan listrik dll. Tujuan utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut. Pada saat bekerja di Workshop/Laboratorium, hendaknya selalu memperhatikan kondisi area bekerja yang sewaktu-waktu dapat timbul kecelakaan kerja. Jika ada hubungan dengan arus listrik selalu perhatikan kondisi tangan/badan saat bekerja. Seperti gambar berikut:
  • 23. I-23 Gambar 17. Kondisi kering dan kondisi basah saat bersentuhan dengan listrik Gambar 18. Kondisi saat bekerja dengan potensi kecelakaan berupa api/kebakaran Tabel 1. a. : Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja didasarkan pada dampak korban Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D Potensi bahaya yang menimbulkan risiko dampak jangka panjang pada kesehatan Potensi bahaya yang menimbulkan risiko langsung pada keselamatan Risiko terhadap kesejahteraan atau kesehatan sehari-hari Potensi bahaya yang menimbulkan risiko pribadi dan psikologis Bahaya factor kimia (debu, uap logam, uap) Bahaya faktor biologi (penyakit dan gangguan oleh virus, bakteri, binatang dsb.) Bahaya faktor fisik (bising, penerangan, getaran, iklim kerja, jatuh) Cara bekerja dan bahaya factor ergonomis (posisi bangku kerja, pekerjaan Kebakaran Listrik Potensi bahaya Mekanikal (tidak adanya pelindung mesin) House keeping (perawatan buruk pada peralatan) Air Minum Toilet dan fasilitas mencuci Ruang makan atau Kantin P3K di tempat kerja Transportasi Pelecehan, termasuk intimidasi dan pelecehan seksual Terinfeksi HIV/AIDS Kekerasan di tempat kerja Stress Narkoba di tempat
  • 24. I-24 berulangulang, jam kerja yang lama) Potensi bahaya lingkungan yang disebabkan oleh polusi pada perusahaan di masyarakat kerja 1.5.2 Kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan. Sumber bahaya lain yang terjadi di laboratorium dapat diakibatkan oleh ke-salahan teknik. Beberapa contoh yang berhubungan dengan aspek ini adalah: 1. Banyak peralatan yang tidak diperlukan pada meja praktikum. Simpan-lah kelebihan peralatan tersebut pada lemari alat. 2. Mengarahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke badan atau teman didekatnya. 3. Melubangi sumbat karet tanpa dibasahi dahulu dengan air atau menggu- nakan tumpuan nya menggunakan telapak tangan. 4. Memasukkan pipa kaca ke dalam sumbat karet tanpa mengunakan lap,tanpa dibasahi air, dan cara memegang pipa kacanya jauh dari permukaan karet 5. Memindahkan zat ke botol pereaksi bermulut kecil tanpa menggunakan corong, dll. (Kadarohman, 2007) 1.5.3 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja mengandung resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja (ringan sampai dengan berat), berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya kecelakaan tidak terjadi. Selain itu, keterampilan melakukan tindakan pertolongan pertama tetap diperlukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First Aid), atau setidaknya setiap karyawan memiliki keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan kerja maupun kegawatan medik (Margaretha, 2010).
  • 25. I-25 Gambar 19. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan 1.5.4 Kasus-Kasus Kecelakaan Kerja Dan Pertolongan Pertamanya Ada beberapa prinsip-prinsip dasar dalam melakukan pertolongan pada penderita kecelakaan : 1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan lain. Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain. 2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan, kesulitan bernapas, luka bakar atau kejutan (syok). 3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan kesulitan bernapas bagi penderita. 4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah. 1.5.5 Metoda pencegahan kecelakaan : a. Eliminasi : modifikasi dari proses suatu metode atau material untuk menghilangkan bahaya seluruhnya. b. Subsitusi : mengganti material, bahan atau proses dengan yang kurang berbahaya.
  • 26. I-26 c. Pemisahan : menghindari bahaya dari pekerja dengan memakai pengaman, atau dengan memberi jarak dan jangka waktu. d. Administrasi : mengatur waktu atau kondisi dari kemungkinan munculnya resiko e. Pelatihan : meningkatkan keterampilan sehingga mengurangi bahaya bagi orang – orang yang terlibat. f. Alat Pelindung Diri (APD) : dirancang secara tepat dan peralatan dipasang dengan benar di mana kontrol lain dianggap tidak praktis. Untuk keselamatan pekerja yang paling utama adalah dengan memakai Alat Pelindung Diri ( APD ). Kontraktor berkewajiban untuk menyediakan APD dimana sebelumnya harus sudah dianggarkan dalam perencanaan proyek.
  • 27. I-27 RANGKUMAN K3 adalah semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Pekerja konstruksi yang patuh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah mereka yang memperhatikan alat pelindung dirinya ketika berada di lapangan. Alat pelindung diri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan fungsinya, antara lain pakaian kerja, sepatu kerja, kacamata kerja, sarung tangan, helm, sabuk pengaman, penutup telinga dan masker. Selain sarana prasaran yang digunakan dalam pelaksanaan K3 dalam upaya mengurangi risiko kecelakaan. Sarana perlatan lingkungan juga perlu, demi menjaga dan upaya pengurangan risikom kecelakaan kerja meliputi: Tabung Pemadam Kebakaran, Pagar pengaman, Penangkal Petir, Pemeliharaan Jalan Kerja dan jembatan kerja, Jaringan Pengamanan pada Bangunan Tinggi.Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 (tiga) hal sebagai berikut:Pekerja, Mesin dan sarana peralatan K3 sesuai ketentuan dan Lingkungan kerja sesuai ketentuan Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting saat melaksanakan pekerjaan konstruksi, maka sangat diperlukan adanya pelatihan K3. Pelatihan program k3 terbagi atas 2 bagian, yaitu:pelatihan secara umum, pelatihan khusus proyek dan pelatihan penjelasan. DAFTAR PUSTAKA Occupational Health And Safety Assessment Series (OHSAS 18001: 2007). Occupational Health And Safety Management Systems – Requirements. Paramita, C. C. P dan Wijayanto, Andi. 2012. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT PLN (Persero) APJ Semarang. Jurnal Administrasi Bisnis, 1(1) : 1-7. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1996. Sistem Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 9 Tahun 2008. Pedoman Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Permatasari, A. 2009. Investigasi Kecelakaan Penyebrangan Perlintasan KRL UI-Margonda, Depok. Universitas Indonesia Riantiwi, A. 2012. Hubungan Pelaksanaan Program K3 Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Divisi Oprasional PT. Surveyor Indonesia. Universitas Indonesia.
  • 28. I-28 Sihombing, Walangitan, Pratasis, 2014. Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Di Kota Bitung (Studi Kasus Proyek Pembangunan Pabrik Minyak Pt.Mns). Jurnal Sipil Statistik, 2 (3): 124-130