SlideShare a Scribd company logo
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Keperawatan Medikal Bedah II
Hadi Purwanto
Panduan Praktik Klinik Pengkajian Dasar
Keperawatan
SEMESTER 4
MODUL PRAKTIKUM
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 2
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
COVER
Kata pengantar
i
ii
Daftar Isi
Pendahuluan
Daftar isi
1
2
Kegiatan Praktikum 1
Pengkajian Anamnesis
4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kegiatan Praktikum 2
9
36
38
Pengkajian Fisik Dasar
Penutup
Daftar Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Daftar Istilah
Basal Metabolisme Rate 	: Jumlah energi yang dikeluarkan setiap hari oleh manusia saat
					 istirahat
Koloid Osmotic 		 : Tekanan cairan yang ditentukan oleh kekentalan cairan tersebut
Tekanan Hidrostatik : Tekanan cairan yang ditentukan oleh sumber mekanik seperti
					 pompa jantung
Partial 			 : Sebagian, tidak selutuh, tidak total
Probandus			 : Orang percobaan yang tidak merugikan dirinya
Eksofitik 	 : Pertumbuhan sel terarah keluar jaringan
Endofitik 	 : Pertumbuhan sel terarah ke dalam jaringan
2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Gambar : Pendahuluan
Selamat atas keberhasilan Anda mempelajari modul 5 tentang Panduan Praktek Klinik
ProsedurTindakanpadaPasienPredanPostOperatif.Nah,sekarangAndaakanmempelajari
modul 6, tentang Panduan Praktek Klinik Pengkajian Dasar Keperawatan. Penguassan
modul ini penting karena Anda Sebagai perawat pelaksana, maka lulusan D-III Keperawatan
harus mampu melakukan pengkajian sebagai dasar Anda dalam menegakkan diagnosis
keperawatan pada tatanan nyata di rumah sakit. Modul panduan praktek klinik yang
berjudul “Panduan Praktek Klinik Pengkajian Dasar Keperawatan” . Modul ini akan disajikan
secara aplikatif sebagai panduan Anda dalam memberikan pelayanan keperawatan pada
pasien di rumah sakit khususnya dalam melakukan pengkajian dasar sistem pernafasan,
sistem kardiovaskuler, abdomen, dan sistem penginderaan pada pasien di rumah sakit.
Sebagai landasan keilmuan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan secara jelas telah
Anda pelajari pada modul mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah 1”
Modul panduan praktek klinik ini di kemas dalam 2 (dua) kegiatan belajar, yaitu:
Kegiatan Belajar 1	 : Pengkajian Anamnesis Dasar
Kegiatan Belajar 2	 : Pengkajian Fisik Dasar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Setelahmempelajarimodulpanduanpraktekklinikini,Andadiharapkandapat;1)melakukan
prosedur anamnesis dasar , 2) melakukan prosedur pemeriksaan fisik/pengkajian fisik dasar
sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, abdomen, dan sistem penginderaan. Selain itu,
dalam modul panduan praktek klinik ini juga disajikan contoh format pengkajian sehingga
Anda dapat belajar memasukkan data hasil pengkajian pada format tersebut.
Agar Anda dapat melakukan pengkajian dasar, maka ada beberapa hal yang harus Anda
lakukan, yaitu :
1.	 Pelajari materi mata kuliah komunikasi terapeutik.
2.	 Pelajari anatomi tubuh manusia sistem pernafasan, kardiovaskular, abdomen, dan
	penginderaan.
3.	 Pelajari materi kuliah tentang proses keperawatan. Materi ini telah Anda pelajari pada
	 modul mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan (KDK).
4.	 Lakukan latihan prosedur tindakan di laboratorium sesering mungkin di bawah
	 bimbingan pembimbing laboratorium pada pantum atau alat peraga sampai Anda
	 cukup terampil.
5.	 Setelah itu praktekkan pada pasien di rumah sakit saat Anda melakukan praktek klinik
	keperawatan.
Baiklah selanjutnya marilah Anda pelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar 1:
Gambar : Langkah Awal
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah mempelajari dan mempraktikkan
KegiatanBelajar1iniAndadapatmelakukan
pengkajian anamnesis pada pasien di
tatanan klinik atau rumah sakit.
Kegiatan
Praktikum 1
Tujuan Umum Praktikum
Tujuan Khusus Praktikum
1.	 Anamnesis pada pasien
2.	 Anamnesis pada keluarga
Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 1 ini Anda dapat
melakukan:
1.	 pengkajian anamnesis pada pasien
2.	 pengkajian anamnesis pada keluarga.
Gambar : Anamnesis
Ruang Lingkup
Pengkajian Anamnesis
Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan perkuliahan
jarak jauh dalam bentuk praktikum.
Praktikum akan kita mulai dengan bahasan tentang:
Bagaimana Anda melakukan pengkajian? Ketika Anda menerima pasien maka yang harus
Anda lakukan adalah melakukan pengkajian untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi
pasien, kenapa dia datang ke pelayanan kesehatan, dan selanjutnya untuk menentukan
tindakan apa yang harus Anda lakukan untuk menolong pasien.
Pengkajian yang harus Anda lakukan meliputi anamnesis atau wawancara kepada pasien
dan atau keluarga untuk menggali informasi apa masalah atau keluhan pasien sehingga
datang ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Selanjutnya baru Anda lakukan
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi atau mencari tanda dan gejala yang timbul akibat
atau penyebab masalah/penyakit yang dialami pasien.
Bagaimana Anda melakukan anamnesis atau wawancara kepada pasien dan atau keluarga
pasien? Dalam melakukan anamnesis, Anda dapat melakukan wawancara pada pasien dan
atau keluarga. Untuk itu perhatikan uraian berikut:
1.	 Anamnesis pada pasien
	 Apabila pasien sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik, maka sebaiknya Anda
melakukan anamnesis dengan pasien secara langsung untuk menggali informasi masalah
kesehatan/penyakit yang dialaminya. Dalam melakukan anamnesis Anda harus menguasai
teknik komunikasi yang baik agar dapat terjalin hubungan yang saling percaya antara Anda
dengan pasien sehingga pasien mau terbuka mengungkapkan apa masalahnya.
Bagaimana cara Anda melakukan anamnesis pada pasien? Ada beberapa syarat yang harus
Anda kuasai dalam melakukan anamnesis pada pasien, yaitu:
a.	 Anda harus menguasai teknik komunikasi yang baik dan benar, yaitu komunikasi 	
	terapeutik.
b.	 Anda harus mengenali pasien, yang meliputi:
	 o	Usia
	 o	Pendidikan
	 o	Suku bangsa
Mengapa demikian? Dengan mengenali pasien maka Anda dapat menentukan bagaimana
caranya untuk berkomunikasi atau wawancara dengan pasien agar pasien mau berterus
terang mengungkapkan masalah kesehatan yang sebenarnya mereka alami.
	 Selanjutnya baru Anda lakukan wawancara dengan pasien. Persilahkan pasien duduk
di depan Anda, usahakan selama wawancara terjadi kontak mata untuk menunjukkan
perhatian pada pasien. Terlebih dahulu perkenalkan diri Anda, misalkan:” selamat pagi pak/
bu.....silahkan duduk. Perkenalkan nama saya Hadi. Nama bapak/ibu.....?”. selanjutnya buka
pembicaraan dengan kalimat “......ada yang bisa saya bantu? “Atau “....apa keluhan atau yang
bapak /ibu rasakan....”. selanjutnya beri kesempatan pada pasien untuk bercerita. Selama
pasien menceritakan masalahnya upayakan tetap terjadi kontak mata dan sesekali Anda
mengangguk untuk menunjukkan bahwa Anda memperhatikan pasien. Nah, selanjutnya
baru Anda lakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi atau mencari tanda dan gejala
yang timbul akibat atau penyebab masalah/penyakit yang dialami pasien.
Gambar : Anamnesis
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2.	 Anamnesis pada keluarga
Bagaimana cara Anda melakukan anamnesis pada keluarga? Ketika pasien tidak sadar atau
tidak dapat diajak komunikasi verbal dan atau bila membutuhkan konfirmasi pada keluarga
tentang masalah kesehatan/penyakit yang dialami pasien, maka Anda dapat melakukan
anamnesis pada keluarga. Anamnesis pada keluarga pada prinsipnya tidak berbeda dengan
pasien. Ada beberapa syarat yang harus Anda penuhi sebelum melakukan anamnesis pada
keluarga pasien agar terjadi hubungan yang baik sehingga keluarga mau menceritakan apa
yang dialami pasien seperti yang ingin Anda ketahui.
Ada beberapa syarat yang harus Anda kuasai dalam melakukan anamnesis pada pasien,
yaitu:
•	 Anda harus menguasai teknik komunikasi yang baik dan benar, yaitu komunikasi 	
	terapeutik.
•	 Anda harus mengenali keluarga pasien, meliputi:
	 o	Usia
	 o	Pendidikan
	 o	Suku bangsa
Dengan mengenali keluarga pasien maka Anda dapat menentukan bagaimana caranya
untuk berkomunikasi atau wawancara dengan keluarga pasien agar mau berterus terang
mengungkapkan masalah kesehatan yang sebenarnya dialami pasien.
Bagaimana Anda lakukan wawancara dengan keluarga pasien? Selanjutnya baru Anda
lakukan wawancara dengan keluarga pasien. Persilahkan keluarga pasien duduk di depan
Anda, usahakan selama wawancara terjadi kontak mata untuk menunjukkan perhatian
pada keluarga pasien. Terlebih dahulu perkenalkan diri Anda, misalkan:” selamat pagi pak/
bu.....silahkan duduk. Perkenalkan nama saya Hadi. Nama bapak/ibu.....?”. selanjutnya buka
pembicaraan dengan kalimat “......apa hubungan antara bapak/ibu dengan........(sebutkan
nama pasien)?“ selanjutnya “....ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan pada bapak/
ibu terkait dengan penyakit yang dialami (sebutkan nama pasien)....”. selanjutnya tanyakan
hal-hal yang ingin Anda ketahui yang berkaitan dengan penyakit yang dialami pasien dan
beri kesempatan pada keluarga pasien untuk bercerita. Selama keluarga pasien bercerita,
upayakan tetap terjadi kontak mata dan sesekali Anda mengangguk untuk menunjukkan
bahwa Anda memperhatikan. Nah, selanjutnya baru Anda lakukan pemeriksaan fisik untuk
mengevaluasi atau mencari tanda dan gejala yang timbul akibat atau penyebab masalah/
penyakit yang dialami pasien.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 ini, coba Anda lakukan anamnesis pada pasien dan
keluarganya minimal 5 orang!
Tugas
Mandiri
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Anamesis merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam pengkajian pada
pasien untuk menggali masalah kesehatan pasien, baik keluhan yang dirasakan pasien
sampai riwayat penyakit yang dialami. Dengan anamnesis Anda dapat mengetahui
masalah kesehatan pasien yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan
langkah apa yang harus Anda lakukan untuk membantu pasien.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Setelah mempelajari dan mempraktikkan
KegiatanBelajar2iniAndadapatmelakukan
pengkajian pemeriksaan fisik sistem
pernafasan, kardiovaskular, abdomen, dan
penginderaan.
Kegiatan
Praktikum 2
Tujuan Umum Praktikum
Tujuan Khusus Praktikum
1.	 Pemeriksaan umum
2.	Inspeksi
3.	Palpasi
4.	Perkusi
5.	Auskultasi
Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 2 ini Anda dapat
melakukan:
1.	 pengkajian pemeriksaan umum
2.	 pengkajian pemeriksaan inspeksi.
3.	 pengkajian pemeriksaan palpasi
4.	 pengkajian pemeriksaan perkusi
5.	 pengkajian pemeriksaan auskultasi
Gambar : Pengkajian fisik dasar
Ruang Lingkup
Pengkajian Fisik Dasar
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
1.	 Persiapan lingkungan
Sebelum melakukan pemeriksaan Anda harus memastikan bahwa tempat pemeriksaan
harus terang, nyaman, tenang, dan menjaga privasi klien. Anda bisa menggunakan lokasi
berupa kamar periksa ataupun tempat tidur rumah sakit. Anda harus mengupayakan tidak
terdapat gangguan bunyi atau suara bising sehingga pemeriksaan yang Anda lakukan
menghasilkan data yang obyektif.
2.	 Persiapan alat
Semua peralatan yang akan anda gunakan dalam pemeriksaan fisik harus dalam kondisi
yang siap pakai dan baik.
3.	 Persiapan klien
Sebelum melaksanakan pemeriksaan pada pasien, Anda harus mempersiapkan baik fisik
maupun psikologis klien. Gunakanlah pendekatan yang professional dan tenang, sapalah
dengan lembut tetapi tegas dan tunjukkan ekspresi wajah yang tenang. Dengan Anda
menunjukkan sikap tersebut klien akan bersedia untuk bekerja sama selama pemeriksaan
Anda lakukan.
Mula-mula, jelaskanlah garis besar pemeriksaan fisik yang akan Anda lakukan pada pasien.
Perlu diingat Anda harus menghindari penggunaan bahasa medis, gunakanlah bahasa
yang dimengerti oleh pasien. Ingatkan pasien apabila pada saat pemeriksaan ditemukan
tanda-tanda, seperti: nyeri, sakit atau yang lainnya. Waspadai! Pada saat Anda melakukan
pemeriksaan mungkin pasien akan melakukan penolakan atau menghentikan pemeriksaan,
Anda harus bisa meyakinkan pasien untuk tetap menyelesaiakan prosedur pemeriksaan
sampai tuntas, sehingga tujuan dari pemeriksaan dapat terpenuhi.
4.	 Tata urutan pemeriksaan
Anda harus mempertimbangan efisiensi dan efektifitas selama melakukan pemeriksaan,
sehingga tidak terlalu banyak membuang tenaga dan waktu. Perhatikan! Hindari perubahan
posisi yang berulang-ulang untuk menghindari kelelahan.
Uraian
Materi
Bagaimana Anda melakukan pemeriksaan
fisik? Pemeriksaan fisik seyogianya Anda
lakukan berurutan secara logis, yakni bisa
Anda lakukan menurut pendekatan kepala
ke kaki (head to toe) atau pendekatan sistem.
Anda akan mengetahui bahwa pengkajian
yang baik menuntut penguasaan terhadap
tehnik pemeriksaan. Dalam melakukan
pemeriksaan fisik Anda harus memahami
dan melaksanakan petunjuk berikut ini:
Gambar : Pemeriksaan klien
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Bagaimana Anda melakukan pengkajian pemeriksaan fisik kepala dan leher? Pengkajian
Anda awali dengan inspeksi lalu dilanjutkan dengan palpasi. Posisi klien dapat duduk atau
berdiri tergantung kondisi pasien.
Lakukanlah inspeksi dengan memperhatikan bentuk kepala yang abnormal dan ukuran
kepala. Lingkar kepala dapat diukur dengan pita pengukur. Bagian yang juga perlu untuk
dilihat adalah ubun-ubun pada bayi yang dapat menonjol, normal, atau cekung (pada
dehidrasi). Ubun-ubun yang menonjol menandakan peninggian tekanan intracranial.
Keadaan rambut juga dinilai, distribusi rambut bervariasi pada setiap orang. Kulit kepala
dikaji dari adanya peradangan, luka, maupun tumor.
Pada daerah wajah dilihat kesimetrisan wajah, apakah kulitnya normal, pucat, sianosis
atau icterus. Bagian wajah keadaan normalnya adalah simetris antara kanan dan kiri.
Ketidaksimetrisan muka menunjukkan adanya gangguan pada saraf ketujuh. Selain itu,
juga diperiksa ada tidaknya gangguan sensorik di daerah wajah. Pemeriksaan sensorik
dilakukan menggunakan perangsangan nyeri dengan menggunakan tusukan jarum secara
perlahan-lahan. Pada trauma kepala dilihat ada tidaknya perlukaan atau pembengkakan
dan lain-lain. Setelah keadaan umum diperiksa, pasien dapat diatasi terlebih dahulu.
Palpasi dilakukan untuk mengetahui keadaan rambut, massa, pembengkakan, nyeri tekan
dan kulit kepala.
Pemeriksaan Fisik Kepala dan Leher
Bagaimana Anda melakukan teknik inspeksi dan palpasi? Tujuan pengkajian mata adalah
untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata. Dalam setiap pengkajian selalu bandingkan
antara mata kanan dengan kiri. Tehnik yang digunakan adalah inspeksi dan palpasi.
Inspeksi merupakan tehnik yang paling penting dilakukan sebelum palpasi.
Mata
1.	Inspeksi
Apa yang dikaji dalam inspeksi mata? Dalam inspeksi yang dikaji adalah bagian-bagian
mata yaitu bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sclera dan pupil. Secara umum untuk
pemeriksaan fisik mata dilihat kelopak mata, konjungtiva (pucat atau tidak), sclera
kuning atau tidak. Mata yang kering dapat terjadi pada gangguan akibat defisiensi
vitamin A. Mata oedem/hyperemia/secret mata berlebihan dapat terjadi karena adanya
reaksi alergi, benda asing, perlukaan, dan lain-lain. Selanjutnya Anda perhatikan gambar
anatomi bola mata berikut ini:
Gambar : Anatomi bola mata
12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2.	Palpasi
Pemeriksaan palpasi pada bola mata untuk memeriksa secara kasar adanya peninggian
tekanan intraokuler, misalnya pada penderita glaucoma. Kadang-kadang perlu membalik
kelopak mata dengan tehnik tertentu.
Prosedur Pemeriksaan Fisik Mata
Inspeksi kelopak mata
1.	 Amati edema palpebral pada kelopak mata. Edema palpebral mudah tampak, cairan
edema mudah terkumpul di palpebral karena jaringan palpebral sangat longgar dan akan
lebih terlihat saat klien bangun tidur. Secara normal, edema palpebral akan hilang atau
berkurang setelah aktivitas dengan posisi tegak karena kemudian cairan akan terkumpul
di ekstremitas bawah.
2.	 Amati kelopak mata yang selalu tertutup atau tidak mampu membuka, disebut
Ptiosis dan kelopak mata yang tidak mampu menutup rapat (terus terbuka) yang disebut
Lagopthalmus.
Gambar : Kelopak mata
Inspeksi Konjungtiva dan Sklera
1.	 Amati konjungtiva dan sclera dengan cara berikut:
a.	 Anjurkan pasien untuk melihat ke depan.
b.	 Amati konjungtiva untuk mengetahui ada tidaknya kemerah-merahan.
c.	 Pemeriksaan konjungtiva dilakukan dengan cara menarik kelopak mata bagian 		
	 bawah ke bawah dengan menggunakan ibu jari.
d.	 Amati keadaan konjungtiva dan kantong konjungtiva bagian bawah, catat bila 		
	 didapatkan warna yang tidak normal, misalnya anemic atau adanya pus.
e.	 Saat memeriksa konjungtiva, amati pula warna sclera, catat adanya perubahan
	 warna menjadi ikterik.
2.	 Amati warna iris, serta ukuran dan bentuk pupil.
Evaluasi reaksi pupil terhadap cahaya dengan menggunakan senter. Normalnya pupil
adalah sama besar (isokor). Pupil yang mengecil disebut miosis, sangatlah kecil disebut
pin point, sedangkan pupil yang mengalami dilatasi (melebar) disebut midriasis.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Gambar : Pupil mata
Bagaimana Anda melakukan teknik inspeksi dan palpasi? Telinga mempunyai fungsi
sebagai alat pendengaran dan menjaga keseimbangan. Pengkajian teinga secara umum
bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga atau
membrane timpani dan pendengaran. Teknik pengkajian yang digunakan umumnya
adalah inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui
fungsi telinga. Secara sederhana pendengaran dapat dikaji dengan menggunakan suara
bisikan. Pendengaran yang baik akan dengan mudah dapat mengetahui adanya bisikan.
Bila dicurigai pendengaran tidak berfungsi baik, maka pemeriksaan yang teliti dapat
dilakukan yaitu dengan menggunakan garpu tala.
Prosedur Pemeriksaan Fisik Telinga
Alat yang perlu disiapkan adalah speculum telinga/othoscope dan arloji.
Inspeksi dan Palpasi telinga
1.	 Pasien dalam posisi duduk. Pasien yang masih anak-anak dapat duduk di pangkuan 	
	 orang tuanya.
2.	 Atur posisi duduk perawat menghadap pada sisi telinga yang akan dikaji.
3.	 Diawali dengan mengamati telinga luar, perhatikan adanya perubahan bentuk, warna,
	 lesi maupun massa.
4.	 Pengkajian palpasi dengan cara memegang telinga dengan ibu jari dan jari penunjuk.
	 Palpasi kartilago telinga luar dan catat bila ada nyeri.
5.	 Tekan bagian tragus ke dalam dan tekan pula tulang telinga di bawah daun telinga.
	 Bila ada peradangan, klien akan merasa nyeri.
6.	 Selanjutnya pegang bagian pinggir daun telinga dan secara perlahan-lahan tarik daun
	 telinga ke atas atau ke belakang sehingga lubang telinga mudah untuk diamati.
7.	 Lihat lubang telinga, perhatikan terhadap ada tidaknya peradangan, perdarahan,
	 maupun kotoran.
8.	 Masukkan speculum telinga secara hati-hati. Bila sudah tepat letakkan mata di atas
	eye-piece.
9.	 Amati membrane timpani, perhatikan bentuk, warna, transparansi, kilau, perforasi
	 atau adanya darah/cairan.
Telinga
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Langkah-langkah pengkajian pendengaran menggunakan arloji adalah sebagai berikut:
1.	 Pegang sebuah arloji di samping telinga pasien.
2.	 Tanyakan apakah pasien mendengar detak arloji.
3.	 Pindah posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan minta pasien untuk 		
	 menyatakan bila sudah tidak lagi mendengar suara detak arloji. Normalnya detak
	 arloji masih dapat didengar sampai jarak sekitar 30cm.
4.	 Bandingkan telinga kanan dan kiri.
Gambar : Teknik Pemeriksaan Liang Telinga
Hidung dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung. Dimulai dari bagian
luar hidung, bagian dalam, lalu sinus-sinus. Bila memungkinkan, selama pemeriksaan
klien dalam posisi duduk.
Prosedur pemeriksaan hidung
Bagaimana Anda melakukan teknik inspeksi dan palpasi? Alat-alat yang digunakan adalah:
otoskop, speculum hidung, dan sumber penerangan/lampu. Langkah-langkah inspeksi
dan palpasi bagian luar dan sinus-sinus adalah sebagai berikut:
1.	 Perawat duduk menghadap pasien.
2.	 Atur penerangan dan amati hidung bagian luar. Perhatikan bentuk tulang hidung 	
	 pasien dari tiga sisi yaitu depan, samping dan atas.
3.	 Perhatikan perubahan warna kulit hidung dan adanya pembengkakan.
4.	 Lanjutkan dengan melakukan palpasi hidung luar, catat bila ditemukan 			
	 ketidaknormalan tulang hidung.
5.	 Palpasi sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis, perhatikan terhadap adanya nyeri
	tekan.
Bagaimana Anda melakukan inspeksi hidung? Berikut ini adalah langkah-langkah inspeksi
hidung bagian dalam sebagai berikut:
1.	 Duduk menghadap ke arah klien.
2.	 Atur penerangan sehingga dapat menerangi lubang hidung.
3.	 Elevasikan ujung hidung dengan cara menekan hidung secara ringan dengan ibu jari,
	 kemudian amati bagian anterior lubang hidung.
Hidung
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
4.	 Pasang speculum hidung secara perlahan-lahan untuk mengamati rongga hidung.
5.	 Atur posisi kepala pasien dengan sedikit menengadah untuk memudahkan
	 pengamatan rongga hidung.
6.	 Amati bentuk dan posisi septum hidung, kartilago, dan dinding rongga hidung serta
	 selaput lender pada rongga hidung. Catat bila ditemukan adanya perubahan warna,
	 sekresi, dan bengkak.
7.	 Setelah selesai angkat speculum secara perlahan-lahan.
Mulut dan Faring
Pemeriksaan mulut dan faring harus dilakukan dengan pencahayaan yang baik sehingga
dapat melihat semua bagian dalam mulut. Pengkajian mulut dan faring sebaiknya
dilakukan dengan posisi klien duduk. Pengkajian diawali dengan mengkaji keadaan
bibir, gigi, gusi, serta lidah, selaput lender-lender bagian dalam, palatum/langit-langit
mulut, tonsil, kemudian faring. Umumnya teknik yang digunakan dalam mengkaji adalah
inspeksi, namun bila secara inspeksi belum didapatkan data yang akurat, maka dilakukan
pengkajian secara palpasi. Tujuan dilakukan palpasi adalah untuk mengetahui bentuk dan
kelainan pada mulut yang dapat diketahui dengan palpasi. Palpasi mulut meliputi: pipi,
palatum, dan lidah.
Prosedur Pemeriksaan Fisik Mulut dan Faring
Inspeksi Mulut dan Faring
1.	 Klien duduk berhadapan dan sejajar dengan Anda.
2.	 Amati bibir dan perhatikan adanya ketidaknormalan, seperti: bibir sumbing, warna
	 bibir yang tidak normal, ulkus, lesi, dan massa.
3.	 Selanjutnya atur pencahayaan yang memadai untuk melihat rongga mulut pasien.
4.	 Anjurkan pasien membuka mulut dan dengan menggunakan penekan menekan
	 lidah ataupun pipi bagian dalam secara perlahan sehingga gigi, tonsil, dan faring
	 akan tampak jelas.
5.	 Secara cepat lakukan beberapa pengkajian berikut ini: amati keadaan gigi dan
	 perhatikan ukuran, warna, lesi, adanya karang gigi, karies ataupun jumlah gigi yang
	 tanggal. Amati juga secara khusus keadaan akar gigi dan gusi.
6.	 Perhatikan juga kebersihan rongga mulut dan bau mulut.
7.	 Amati pula selaput lender mulut, palatum, dan pipi bagian dalam secara sistematis
	 dan perhatikan warna, adanya pembengkakan, peradangan, ulkus serta perdarahan.
8.	 Amati pula ukuran tonsil.
9.	 Selanjutnya inspeksi faring dengan menganjurkan pasien mengatakan “ah”. Amati
	 keadaan faring terhadap kesimetrisan ovula.
Bagaimana cara Anda melakukan palpasi mulut? Berikut adalah langkah-langkah dalam
melakukan palpasi mulut:
1.	 Atur posisi pasien agar menghadap Anda.
2.	 Anjurkan pasien membuka mulut.
3.	 Palpasi pipi secara sistematis dengan ibu jari dan jari telunjuk lalu perhatikan adanya
	 tumor atau pembengkakan. Bila ada pembengkakan, gambarkan menurut ukuran,
	 konsistensi dan adanya nyeri.
4.	 Lanjutkan dengan palpasi palatum debfab jari telunjuk dan rasakan adanya
	 pembengkakan dan fisura.
5.	 Selanjutnya lakukan palpasi lidah dengan cara klien dianjurkan menjulurkan lidahnya,
	 pegang lidah dengan kasa steril menggunakan tangan kiri. Dengan jari telunjuk
	 tangan kanan lakukan palpasi lidah terutama bagian belakang lidah.
16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pemeriksaan Sistem Pernafasan (Paru)
Faktor apa yang mempengaruhi fungsi pernafasan? Bila mengkaji kesehatan pernafasan,
perhatikan tahap perkembangan pasien, faktor psikososial seperti keadaan cemas dan
stress, faktor perawatan diri seperti kebiasaan latihan (exercise) dan nutrisi, serta faktor
lingkungansepertiadanyapolusi.Semuafaktoriniakanmempengaruhifungsipernafasan.
Dada anterior yang merupakan bagian pertama rongga dada dapat dibagi ke dalam lima
garis vertical imaginer, yaitu sebagai berikut:
a.	 Garis midsternum
b.	 Garis aksila anterior kiri
c.	 Garis midklavikula kanan
d.	 Garis aksila anterior kanan
e.	 Garis midklavikula kiri.
Dada posterior yang merupakan bagian kedua rongga dada dapat pula dibagi menjadi
lima garis vertical imaginer, yaitu sebagai berikut:
a.	 Garis vertebra
b.	 Garis scapula kanan
c.	 Garis scapula kiri
d.	 Garis aksila posterior kanan
e.	 Garis aksila posterior kiri.
Gambar : Rongga dada
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Bagian ketiga dari rongga dada adalah bagian lateral. Pada bagian ini dapat pula digambar
tiga garis vertical, yaitu: dua garis aksila anterior dan posterior, telah diidentifikasi
sebelumnya dan garis yang ketiga yaitu garis di antara aksila anterior dan aksila posterior,
disebut sebagai garis midaksila.
Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
1.	 Persiapan meliputi sebagai berikut:
a.	 Siapkan peralatan meliputi:
	 1)		 Baju periksa
	2)	 Selimut
	3)	 Stetoskop
	4)	 Senter
	 5)	 Pena dan penggaris
	 6)	 Sarung tangan bersih
	7)	 Masker
b.	 Cuci tangan.
c.	 Jelaskan prosedur kepada pasien.
d.	 Anjurkan pasien untuk menanggalkan baju sampai pinggang dan mengenakan baju
	periksa.
e.	 Pastikan ruang periksa cukup penerangan dan hangat, serta bebas dari gangguan
	lingkungan.
2.	 Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a.	 Jaga privasi pasien
b.	 Pemeriksaan harus terorganisasi dengan baik untuk menghemat tenaga pasien.
c.	 Pasien mungkin batuk dan bersin selama pemeriksaan. Oleh karena itu, gunakan
	 universal precaution.
3.	 Langkah-langkah pemeriksaan sebagai berikut:
a.	 Pengkajian awal
	 1)	Lakukan pengkajian cepat tentang pasien untuk menentukan kemampuan pasien 	
		 berpartisipasi dalam pemeriksaan.
	 2)Inspeksi penampilan umum secara keseluruhan dan posisi pasien.
	 3)Beri perhatian khusus terhadap usaha bernafas, warna kulit wajah dan ekspresinya,
		 bibir, penggunakan otot bantu nafas, serta pergerakan dada dalam tiga bagian
		 toraks yaitu: anterior, posterior dan lateral.
18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
b.	 Inspeksi toraks.
Inspeksi toraks meliputi frekuensi pernafasan, irama pernafasan, dan suara nafas.
Pemeriksa hendaknya juga memperhatikan adanya kelainan pada ekstremitas atas yang
berhubungan dengan penyakit paru, seperti: jari tabuh (clubbing finger) pada penyakit
paru supuratif dan kanker paru, sianosis perifer yang menunjukkan hipoksemia, karat
nikotin pada perokok berat, otot tangan, dan lengan yang mengecil karena penekanan
nervus torasik I oleh tumor paru di apeks paru. Kelainan pada daerah kepala menunjukkan
gangguan pada paru, seperi: mata yang mengecil pada sindrom horner dan sianosis
ujung lidah pada hipoksemia. Adapun langkah-langkah dalam prosedur tindakan inspeksi
toraks adalah sebagai berikut:
	 1)	Atur posisi pasien. Pemeriksaan dimulai dengan pasien pada posisi duduk dan
		 semua pakaian dibuka sampai pinggang.
	 2)Hitung pernafasan selama satu menit penuh. Jika menghitung pernafasan, 		
		 observasi laju pernafasan, ritme, dan kedalaman siklus pernafasan.
	 3)Amati bentuk toraks apakah biasa/mormal ataukah ada kelainan seperti: kifosis,
		 lordosis, scoliosis, bentuk dada burung (Pigeon chest), bentuk dada cekung (funnel
		 chest), dan bentuk dada besar, serta menggembung muka belakang (Barrel chest).
	 4)Observasi pergerakan dada pada tiga bagian toraks (anterior, posterior, dan lateral).
	 5)Amati kondisi pernafasan apakah tenang, simetris dan tanpa usaha bantu
		 pernafasan. Amati ada tidaknya dyspnea, umumnya ditandai dengan hal-hal
		 berikut ini:
		 a)	 Tanda retraksi intercostal
		 b)	 Tanda retraksi suprasternal
		 c)	 Pernafasan cuping hidung
		 d)	 Ortophnoe, lebih nyaman bernafas pada posisi duduk.
	 6)Amati warna kulit dada (anterior, posterior, dan lateral).
	 7)Sebelum dilanjutkan pada langkah selanjutnya, minta pasien untuk menarik 		
	 nafas dalam dan observasi keterlibatan otot.
	 8)Inspeksi konfigurasi dada, yaitu:
		 a)Bandingkan diameter transversal dengan diameter anteroposterior. Seharusnya
		 rasio diameter ini kurang lebih rasio 2 : 1 pada orang dewasa. Bayi baru memiliki
		 dada yang kurang lebih bulat daripada orang dewasa dan diameternya sama (rasio
		 kurang lebih 1 : 1).
		 b)Tentukan kesimetrisan dada, yaitu melalui inspeksi struktur skeletal.
	 9)Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan gambarkan garis imajiner sepanjang
		 batas superior scapula dari acromion kanan sampai acromion kiri. Garis ini harus
		 tegak lurus dengan garis vertebra.
Gambar : inspeksi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
c.	 Palpasi toraks posterior.
Palpasi dada dilakukan dengan menggunakan telapak tangan, diawali dengan langkah-
langkah berikut ini:
1)	 Palpasi secara dangkal bagian posterior toraks. Kaji besar otot pada daerah tepat di 	
	 bawah kulit.
2)	 Harus diingat untuk mengkaji daerah superior scapula, dilakukan sampai dengan 	
	 tulang rusuk ke 12 dan dilanjutkan sejauh mungkin pada garis midaksila pada kedua
	sisi.
3)	 Palpasi dan hitung jumlah tulang rusuk dan sela intercostals.
4)	 Mintalah pasien untuk fleksi leher, maka prosesus spinalis servikal ke 7 akan terlihat.
	 Bila pemeriksa memindahkan tangan sedikit ke kiri dan kanan dari prosesus,
	 pemeriksa akan merasakan tulang rusuk pertama.
5)	 Hitung tulang rusuk dan sela interkostal dan tetap dekat pada garis vertebral.
6)	 Palpasi tiap-tiap prosesus spinalis dengan gerakan ke arah bawah. Observasi
	 bawah jari tangan pemeriksa akan turun membentuk garis lurus. Bila tidak lurus
	 dapat menunjukkan adanya skoliosis.
Bagaimana Anda melakukan Palpasi toraks posterior inutk? Palpasi toraks posterior inutk
mengukur ekspansi pernafasan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1)	 Letakkan tangan setingkat dengan tulang rusuk ke 8-10. Letakkan kedua ibu jari dekat
	 tulang rusuk ke 8-10. Letakkan kedua ibu jari dekat dengan garis vertebral dan tekan
	 kulit secara lembut di antara kedua ibu jari. Pastikan telapak tangan bersentuhan
	 dengan punggung klien.
2)	 Mintalah klien untuk menarik nafas dalam. Pemeriksa seharusnya merasakan
	 tekanan yang sama di kedua tangan dan tangan pemeriksa bergerak menjauhi garis
	vertebral.
Palpasi untuk menilai tactile fremitus pada dinding dada posterior. Fremitus adalah vibrasi
yang dirasakan di luar dinding saat pasien bicara. Vibrasi paling besar dirasakan di daerah
saluran nafas yang berdiameter besar (trakea) dan hampir tidak ada pada alveoli paru-
paru. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1)	 Gunakan daerah sendi metacarpophalangeal atau permukaan luar dari tangan pada
	 saat memeriksa fremitus.
2)	 Mintalah pasien untuk mengulang kata “ninety-nine” atau “tujuh-tujuh” saat
	 pemeriksa melakukan palpasi.
d.	 Palpasi toraks anterior.
1)	 Atur posisi pasien, biasanya pada posisi supine untuk palpasi toraks anterior; akan
	 tetapi beberapa dapat pula dalam posisi duduk.
2)	 Tentukan lokasi landmark daerah toraks anterior.
3)	 Tentukan lokasi suprasternal notch dengan jari tangan. Palpasi turun ke bawah dan
	 identifikasi batas-batas bawah manubrium pada Angle of Louis.
4)	 Palpasi secara lateral dan temukan tulang rusuk kedua dan ICS kedua. Hitung tulang
	 rusuk dekat dengan batas sternum.
20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Perhatian: jangan melakukan perkusi di atas vertebral, skapula atau tulang rusuk karena
akan terdengar suara datar bila perkusi di atas tulang. Pada pasien yang sehat, perkusi
pada daerah paru akan menghasilkan suara resonan.
f.	 Palpasi untuk menilai tactile fremitus pada dinding pada anterior. Tehnik yang 		
	 digunakan sama dengan palpasi posterior adalah:
1)	 Gunakan sendi metakarpophalangeal atau permukaan ulnar tangan.
2)	 Mintalah pasien untuk mengucapkan kata “ninety-nine” atau “tujuh-tujuh” saat 		
	 pemeriksa melakukan palpasi dinding dada anterior.
g.	 Perkusi toraks posterior.
Sebelum melakukan perkusi pada toraks posterior, visualisasikan garis horisontal, garis
vertikal, tingkat diafragma dan fisura paru-paru untuk identifikasi lobus paru. Selain itu,
pelajari juga tehnik perkusi. Langkah melakukan perkusi diawali dengan hal berikut:
1)	 Mengatur posisi pasien.
2)	 Membantu pasien membungkuk ke depan sedikit dan melebarkan bahu.
h.	 Perkusi daerah paru posterior.
1)	 Mulailah perkusi pada daerah apeks paru kiri dan bergerak ke apeks paru kanan.
2)	 Gerakkan ke dalam setiap sela interkostal dengan cara sistematis.
3)	 Perkusi sampai ke tulang rusuk yang paling bawah dan pastikan untuk melakukannya
	 sampai ke garis midaksila kiri dan kanan.
Perkusi untuk menentukan pergerakan atau ekskursi diafragma adalah sebagai berikut:
1)	 Mulailah dengan melakukan perkusi pada sela interkosta ketujuh ke arah
	 bawah 	 sepanjang garis skapula sampai batas diafragma. Resonan akan berubah
	 menjadi dullness.
2)	 Beri tanda pada kulit.
3)	 Mintalah pasien untuk menarik nafas dalamn dan menahannya.
4)	 Perkusi kembali ke arah bawah dari kulit yang bertanda sampai terdengar lagi suara 	
	dullness.
5)	 Beri tanda pada kulit untuk yang kedua kalinya.
6)	 Anjurkan pasien untuk menarik nafas secara normal beberapa kali.
7)	 Sekarang mintalah pasien untuk bernafas normal dan keluarkan nafas sebanyak-	
	 banyaknya, kemudian tahan nafas.
8)	 Perkusi ke arah atas sampai pemeriksa mendengar suara resonan, beri tanda dan 	
	 anjurkan pasien untuk bernafas secara normal. Pemeriksa akan mendapatkan tiga
	 tanda pada kulit sepanjang garis skapula.
9)	 Ulangi prosedur untuk sisi yang lain.
10)	 Jarak antara tanda nomor 2 dan 3 dapat berkisar antara 3-6 cm pada orang dewasa
	 yang sehat.
11)	 Kembalikan pasien pada posisi duduk yang nyaman.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
i.	 Perkusi toraks anterior.
Visualisasikan landmark daerah toraks anterior. Sebelum melakukan perkusi dinding dada
anterior, visualisasi garis vertikal dan hirozontal. Identifikasi lokai diafragma dan lobus
paru. Perkusi daerah paru dengan pola yang teratur adalah sebagai berikut:
1)	 Mulailah perkusi pada daerah apeks dan lanjutkan sampai setinggi diafragma.
2)	 Lanjutkan perkusi ke garis midaksila pada masing-masing sisi. Hindari perkusi di atas 	
	 sternum, klavikula, tulang rusuk dan jantung.
3)	 Pastikan jari-jari tangan yang tidak dominan berada pada sela interkosta sejajar 	
	 dengan tulang rusuk.
4)	 Jika pada pasien wanita memiliki payudara yang besar, mintalah pasien untuk 		
	 memindahkan payudaranya ke samping (mengatur posisi) selama prosedur ini. 	
	 Perkusi di atas jaringan payudara wanita akan menghasilkan suara dullness.
j.	 Auskultasi toraks posterior.
Visualisasi landmark daerah toraks. Sebelum auskultasi toraks posterior dilakukan,
visualisasikan landmark daerah tersebut seperti sebelum perkusi.
1)	 Auskultasi trakea
a)	 Dengan menggunakan tekanan yang tegas, letakkan diafragma stetostkop sejalan 	
	 dengan bernafasnya pasien secara perlahan dengan mulut terbuka.
b)	 Mulaialah pada garis C7 dan turun ke bawah sampai T3. Pada bagian ini perawat
	 akan melakukan auskultasi trakea dan suara yang terdengar adalah bronkial.
2)	 Auskultasi bronkus
Pindahkan stetoskop ke kiri dan kanan garis vertebra setinggi T3-T5, tepat berada pada
bronkus kiri dan kanan, serta suara yang terdengar adalah bronkhovesikuler.
3)	 Auskultasi paru-paru.
1)	 Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti yang digunakan pada perkusi 	
	paru-paru.
2)	 Mulai auskultasi pada bagian apeks paru kiri dan lanjutkan seperti pola perkusi. 	
	 Pemeriksa akan mendengar suara vesikuler.
3)	 Dengarkan pula suara tambahan yang mendahului pada saat siklus inspirasi dan 	
	 ekspirasi. Bila mendengar adanya suara tambahan, catat lokasi, kualitas, lama dan 	
	 waktu terjadinya selama siklus pernafasan.
Gambar : Paru-paru
22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung merupakan organ
yang mempunyai peranan dalam mengedarkan oksigen. Di dalam sel, darah mengangkut
sisapengolahandanmembawanyakeorgan-organtertentuuntukdisaringataudikeluarkan
dari dalam tubuh. Berat jantung berkisar antara 300-500 gram pada laki-laki dewasa normal
dan antara 250-300 gram pada wanita dewasa normal atau sekitar 0,5% dari berat badan.
Jantung terletak di mediastinum antara tulang rusuk kedua dan keenam.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebaiknya mengumpulkan data riwayat
kesehatan mengenai faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan penyakit jantung
pada klien. Faktor yang mempengaruhi di antaranya adalah: riwayat merokok, hipertensi,
hiperlipidemia, diabetes melitus, diet, stres, kurang pergerakan, dan kegemukan. Saat
mengumpulkan data kesehatan pasien, perlu dikaji adanya keluhan pasien seperti: nyeri
dada, nafas terasa pendek, syncope (pusing), lemah, lelah, dan adanya bengkak kaki.
Riwayat kesehatan yang dikumpulkan perawat meliputi denyut nadi arteri dan tekanan
darah.
Denyut nadi arteri menggambarkan perubahan tekanan pada ventrikel kiri jantung yang
dapat diketahui dengan meraba denyut nadi karotis, brakial, radial, femoral, tibia, dan
dorsalis pedis.
Area jantung diinspeksi dan dipalpasi secara simultan untuk mengetahui adanya
ketidaknormalan denyutan atau dorongan. Palpasi dilakukan secara sistematis mengikuti
struktur anatomi mulai dari area aorta, area pulmonal, area trikuspidalis, area apikal dan
area epigastrik.
Pengkajian Fisik Sistem Kardiovaskuler
Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Palpasi
1.	 Atur pasien dalam posisi supinasi dan posisi Anda ada di sisi kanan pasien.
2.	 Raba intercostae space (ICS) ke-2. Area aorta terletak pada ICS ke-2 kanan dan area 	
	 pulmonal terletak di ICS ke-2 kiri.
3.	 Inspeksi dan palpasi area aorta serta area pulmonal untuk mengetahui ada tidaknya 	
	pulsasi.
4.	 Lalu pindahkan jari Anda ke bawah sepanjang ICS ke-3. Area ventrikuler dan
	 trikuspidalis terletak pada ICS kiri menghadap ke sternum. Amati terhadap ada 	
	 tidaknya pulsasi.
5.	 Selanjutnya pindahkan tangan Anda ke arah garis midklavikula kiri di mana akan 	
	 ditemukan area apikal atau Point of Maximal Pulse (PMI). Inspeksi dan palpasi pulsasi
	 pada area apikal. Secara umum pulsasi apikal akan teraba. Ukuran jantung dapat
	 diketahui dengan mengamati lokasi pulsasi apikal. Apabila jantung membesar, maka
	 pulsasi ini bergeser secara lateral ke garis midklavikula.
6.	 Inspeksi dan palpasi area epigastrik di dasar sternim untuk mengetahui pulsasi aorta.
Perkusi
Perkusi jantung dilakukan untuk mengetahui gambaran ukuran dan bentuk jantung. Perkusi
dilakukan dengan meletakkan jari tengah tangan kiri sebagai landasan pada dinding dada.
Perkusi dapat dikerjakan dari semua arah menuju letak jantung. Batas jantung diketahui
dengan perkusi dari atas ke bawah. Untuk menentukan batas sisi kanan dan kiri, perkusi
dikerjakan dari arah samping ke tengah dada.
gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foro toraks.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Dalam melakukan perkusi jantung, perawat harus mengetahui lokasi redup jantung. Batas
kiri jantung tidak lebih dari 4, 7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ICS ke-4, 5
dan 8. Perkusi dilakukan dari arah sternum keluar dengan jari yang stasioner secara paralel
pada ICS sampai suara redup tidak terdengar.
Umumnya perawat melakukan perkusi jantung dalam keadaan yang sangat diperlukan.
Dengan adanya foto rontgen, maka perkusi pada area jantung jarang dilakukan karena
gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foro toraks.
Auskultasi
Bunyi jantung dapat didengar dengan auskultasi. Bunyi dihasilkan oleh penutup katup-
katup jantung. Bunyi jantung pertama (S1) timbul akibat penutupan katup mitralis dan
trikuspidalis. Bunyi jantung kedua (S2) timbul akibat penutupan katup aorta dan pulmonalis.
Biasanya S1 terdengar lebih keras daripada S2, namun nada S1 lebih rendah sedangkan
S2 tinggi. S1 dideskripsikan dengan bunyi “lub” dan S2 ditandai dengan bunyi “dub”. Jarak
antara bunyi lub dan dub sekitar 1 detik atau kurang.
Periode yang berkaitan dengan bunyi jantung S1 dan S2 adalah periode sisloe dan diastole.
Periode sistole adalah periode saat ventrikel berkontraksi, yang dimulai dari bunyi jantung
pertama sampai bunyi jantung kedua. Diastole adalah periode saat ventrikel relaksasi yang
dimulai dari bunyi jantung kedua dan berakhir pada saat atau mendekati bunyi jantung
pertama. Sistole biasanya lebih pendek dibandingkan dengan sistole.
Pada auskultasi jantung, secara normal tidak terdengar bunyi lain/tambahan selama
periode di atas. Namun, terkadang untuk beberapa petugas kesehatan yang sudah
terampil dalam pemeriksaan fisik kardiovaskuler, bunyi tambahan (S3 dan S4) dapat
terdengar selama periode diastole. S3 dan S4 dapat terdengar jelas dengan menggunakan
sungkup (bell) stetoskop. Bunyi S3 umumnya terdengar pada awal diastole. Bunyi S3 dapat
terdengar pada anak-anak dan dewasa muda. Hal ini adalah normal, sebaliknya bila bunyi
S3 terdengar pada orang dewasa, maka hal ini adalah pertanda adanya kegagalan jantung.
Sementara itu, bila terdengar bunyi S4 pada akhir diastole sebelum bunyi jantung pertama,
maka hal ini adalah pertanda adanya hipertensi.
Gambar : Jantung
24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Auskultasi harus dilakukan pada lima daerah auskultasi utama dengan menggunakan
stetoskop. Lima area yang didengarkan adalah katup aorta, pulmonalis, trikuspidalis,
apikal, dan epigastrik.
Bagaimana Anda melakukan pemeriksaan auskultasi jantung? Langkah-langkah
pemeriksaan auskultasi jantung adalah sebagai berikut:
1.	 Kaji ritme dan frekuensi jantung, perhatikan dan tentukan area auskultasi.
2.	 Anjurkan klien untuk bernafas secara normal dan kemudian tahan nafas saat
	 ekspirasi. Dengarkan S1 sambil melakukan palpasi nadi karotis. Bunyi S1 seirama 	
	 dengan nadi karotis berdenyut. Kaji intensitas dan adanya kelainan.
3.	 Konsentrasikan pada sistole, dengarkan secara saksama untuk mengetahui adanya 	
	 bunyi tambahan atau murmur S1 pada awal sistole.
4.	 Selanjutnya konsentrasi pada diastole merupakan interval yang lebih panjang dari 	
	 pada sistole. Kaji kemungkinan adanya bunyi tambahan atau murmur.
5.	 Selanjutnya dengarkan bunyi S2 secara seksama untuk mengetahui apakah ada 	
	 splitting S2 saat inspirasi.
6.	 Anjurkan pasien untuk menghembuskan dan menahan nafas, kemudian dengarkan 	
	 bunyi S2 untuk mengetahui apakah S2 menjadi bunyi tunggal.
Anda harus memahami struktur anatomi perut dalam melakukan pengkajian. Dalam
melakukan pengkajian abdomen maupun pencernaan, Anda harus mendapatkan informasi
tentang jenis makanan yang dikonsumsi, nafsu makan, pola defekasi, penggunaan obat-
obatan terkait masalah pencernaan pasien, dan gangguan pencernaan yang pernah
dialami pasien. Wanita hamil umumnya mudah mengalami konstipasi karena adanya
perubahan letak kolon sehingga gerakan peristaltik menurun. Konstipasi maupun diare
merupakan masalah yang sering ditemui pada pasien usia lanjut. Keadaan ini dikarenakan
adanya perubahan motilitas dan berkurangnya sekresi pencernaan yang menyebabkan
penurunan fungsi pencernaan dan ketahanan terhadap makanan.
Pada pemeriksaan perut, urutan pemeriksaan meliputi: inspeksi, auskultasi, kemudian
lakukan palpasi dan perkusi karena palpasi dan perkusi dapat meningkatkan frekuensi dan
instensitas peristaltik usus.
PENGKAJIAN FISIK SISTEM PENCERNAAN (ABDOMEN)
Gambar : Pembagian Regio Abdomen
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
Inspeksi
Anda perlu mengkaji apakah perut membuncit/membusung atau datar saja. Adanya
massa pada salah satu sisi perut atau tidak simetrisnya bentuk perut mengindikasikan
adanya kondisi patologis. Gas internal, tumor atau cairan dalam rongga perut dapat
menyebabkan distensi (pembengkakan). Jika distensi bersifat menyeluruh, maka
keseluruhan perut akan menonjol. Perhatikan juga apakah umbilikus menonjol atau tidak;
umbilikus yang menonjol menunjukkan adanya distensi. Adakah bayangan/gambaran
bendungan pembuluh darah vena di kulit perut. Bila ada, maka perhatikan arah alirannya.
Bila didapatkan aliran vena yang berasal dari bagian atas perut yang mengalir ke atas
lagi, maka keadaan ini menunjukkan adanya osbtruksi vena porta hepatika (tekanan vena
porta meningkat). Bila didapatkan aliran vena berasal dari bagian bawah menuju ke atas
perut, menunjukkan adanya obstruksi vena kafa inferior.
Auskultasi
Bagaimana Anda melakukan auskultasi? Anda melakukan auskultasi pada keempat
kuadran bagian perut untuk mendengarkan bising usus dan motilitas usus. Normal suara
bising usus berkisar 5-35 x/menit. Normalnya diperluka 5-20 detik untuk mendengarkan
bising usus. Bunyi peristaltik yang keras dan panjang disebut Borborygmi, ditemui pada
pasien gastroenteritis. Tidak adanya bunyi mengindikasikan berhentinya motolitas usus
yang terjadi akibat obstruksi usus tahap akhir, ileus paralitik atau peritonitis.
Bagaimana Anda melakukan pengkajian perut secara auskultasi? Langkah-langkah
pengkajian perut secara auskultasi adalah sebagai berikut:
1.	 Atur posisi pasien secara tepat.
2.	 Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan. Bagian diafragma digunakan 	
	 untuk mendengarkan suara usus, sedangkan bagian bell untuk mendengarkan suara
	 pembuluh darah.
3.	 Letakkan diafragma stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area empat 		
	 kuadran perut dan dengar suara peristaltik aktif dan suara gurgling yang secara 	
	 normalterdengarsetiap5-20detikdengandurasikuranglebihdarisatudetik.Frekuansi
	 sangat dipengaruhi ada tidaknya makanan dalam saluran pencernaan. Catat suara 	
	 usus yang dinyatakan dengan ada atau tidak ada/hipoaktif, sangat lambat, hiperaktif
	 (terdengar setiap 3 detik). Suara usus dinyatakan tidak ada apabila dalam tiga sampai
	 lima menit tidak terdengar suara bising usus.
4.	 Letakkan bagian bell stetoskop pada garis tengah perut atau ke arah kanan kiri dari 	
	 garis perut bagian atas mendekati panggul untuk mendengarkan arteri renalis.
5.	 Auskultasi arteri iliaka pada area bawah umbilikus di sebelah kanan dan kiri garis 	
	 tengah perut.
6.	 Selanjutnya auskultasi area hepar dan limpa, kemungkinan dapat terdengar suara 	
	 gesekan seperti suara gesekan dua benda. Suara gesekan pada area hepar dapat
	 didengarkan dengan cara meletakkan stetoskop pada sisi bawah kanan tulang rusuk.
	 Sementara suara gesekan pada area limpa dapat didengarkan dengan cara
	 meletakkan stetoskop pada area batas bawah tulang rusuk di garis aksilaris anterior
	 dan anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam.
26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Perkusi
Perkusi perut dilakukan untuk mengetahui letak organ-organ di bawahnya dan adanya
massa juga untuk membantu mengungkapkan adanya udara di dalam lambung dan usus.
Perkusi dilakukan secara sistemik pada setiap kuadran untuk mengkaji area timpani dan
pekak.Areayangberpotensimenimbulkannyeriselaludiperkusipalingakhri.Suaraperkusi
abdomen yang normal adalah timpani. Massa padat atau cairan akan menimbulkan suara
pekak, seperti: hepar, asites, vesika urinaria dan massa tumor.
Perkusi Abdomen terhadap adanya Asites.
Cairan dalam rongga perut selalu berada di bagian bawah (mengikuti hukum gravitasi).
Posisi pasien terlentang dan perkusi dimulai dari tengah perut menyusuri dinding perut,
perkusi dilakukan hingga ke arah lateral. Adanya perubahan dari timpani menjadi pekak
merupakan batas cairan asites yang ada.
Bila posisi pasien dipindah menjadi berbaring miring/lateral, cairan akan berpindah ke
bagian bawah. Daerah lateral yang semula pekak setelah berada di atas menjadi timpani
karena cairan berpindah, sementara daerah umbilikus menjadi pekak. Hal ini disebut
shifting dullness.
Bagaimana Anda melakukan pemeriksaan perut secara perkusi? Langkah pemeriksaan
secara perkusi adalah sebagai berikut:
1.	 Perkusi dimulai dari kuadran kanan atas kemudian bergerak searah jarum jam.
2.	 Kaji reaksi pasien dan catat bila pasien merasakan adanya nyeri.
3.	 Lakukan perkusi pada area timpani dan redup. Timpani ditandai dengan ciri nada 	
	 lebih tinggi daripada resonan, seperti suara perkusi pada rongga atau organ yang 	
	 berisi udara. Suara redup mempunyai ciri nada lebih rendah daripada resona, seperti
	 suara perkusi massa yang padat misalnya distensi kandung kemih, asites, maupun
	tumor.
Palpasi
Sebelum melakukan palpasi, perawat sebaiknya bertanya dulu, apakah ada bagian perut
pasien yang nyeri (spontan) tanpa palpasi, sebab bila pasien menyatakan ada, daerah
tersebut harus dipalpasi terakhir. Palpasi dapat dilakukan secara palpasi ringan atau
palpasidalam,tergantungpadatujuannya.Palpasiringandilakukanuntukmengidentifikasi
adanya nyeri tekan ataupun nyeri superfisial dan adanya massa. Sementara palpasi dalam
dilakukan untuk mengidentifikasi organ-organ seperti hepar ataupun limpa.
Palpasi abdomen dilakukan secara sistemik dari setiap kuadran untuk mengkaji adanya
distensi, nyeri tekan dan atau adanya massa. Saat melakukan palpasi, kaji perubahan
wajah pasien dari adanya rasa nyeri atau ketidaknyamanan. Bila teraba adanya massa,
kaji ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi dan adanya nyeri tekan. Jika terdapat nyeri tekan,
periksa kemungkinan adanya nyeri lepas, yaitu dengan cara perawat menekankan tangan
secara perlahan pada area yang sakit dan kemudian melepaskannya secara cepat. Nyeri
lepas dinyatakan positif, apabila pada saat dilepaskan, pasien mengeluh nyeri. Nyeri lepas
terjadi pada pasien dengan apendisitis, pankreatitis atau cedera peritoneum. Kaji pula
turgor kulit untuk menilai hidrasi pasien.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
Palpasi Hepar
Dilakukan untuk mendeteksi pembesaran hepar. Tehnik palpasi hepar dengan telapak
tangan dan jari kanan dimulai dari kuadran kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti
irama nafas dan gembungan perut. Dalam keadaan normal hepar tidak teraba. Apabila
terjadi pembesaran hepar, maka dibuat deskripsinya yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.	 Ukuran hepar (dalam cm atau lebar jari)
2.	 Perabaaan hepar: lunak atau biasa
3.	 Tepi hepar: tajam atau tumpul
4.	 Permukaan rata atau berbenjol-benjol
5.	 Nyeri tekan.
Palpasi Limpa
Secara normal pada orang dewasa, limpa tidak teraba. Limpa yang membesar didapat
pada demam tifoid, Dengue Haemmoragic Fever dan Leukemia. Palpasi limpa dilakukan
dengan cara menganjurkan pasien miring ke sisi kanan sehingga limpa lebih dekat dengan
dinding perut. Selanjutnya palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri.
Palpasi Titik Mc Burney
Titik McBurney berada pada batas sepertiga luar dan dua pertiga dalam dari garis imaginer
yang menghubungkan umbiliku dan SIAS kanan. Pada nyeri apendiks akan didapatkan
nyeri tekan dan nyeri lepas.
Pengkajian Anus
Apa tujuan pengkajian anus? Tujuan pengkajian anus adalah untuk mendapatkan data
mengenai kondisi anus dan rektum. Pada pasien pria, pengkajian juga bertujuan untuk
mengetahui keadaan prostat. Peralatan yang perlu disiapkan adalah selimut, sarung
tangan, dan pelumas.
Bagaimana Anda melakukan pengkajian anus? Langkah-langkah dalam pengkajian anus
adalah sebagai berikut:
1.	 Atur pasien dalam posisi dorsal rekumben. Tekuk lutut dan kaki menyentuh tempat 	
	 tidur. Tutup bagian yang tidak diperiksa kecuali daerah anus.
2.	 Lakukan inspeksi pada anus, catat ada tidaknya hemoroid, lesi atau kemerah-		
	merahan.
3.	 Gunakan sarung tangan yang diolesi pelumas pada jari penunjuk, kemudian
	 perlahan-lahan, masukkan jari tersebut ke dalam anus dan rektum.
4.	 Lakukan palpasi pada dinding rektum dan catat lokasinya bila dirasakan adanya
	 nodul, massa, serta nyeri tekan.
5.	 Setelah selesai tarik kembali jari anda dan amati keadaan feses pada sarung tangan.
	 Secara normal feses berwarna kecoklatan dan tidak mengandung unsur darah.
6.	 Catat hasilnya.
28
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Format 1 :
PENGKAJIAN DATA DASAR
Nama Mahasiswa	 :....................................... 	 Tempat Praktik	 :.......................................
NIM				:.......................................	Tgl Praktik		:.......................................
A.	 Identitas Klien
Nama			:.......................................	No. RM		:.......................................
Usia				 :.......................................	 Tgl Masuk RS	 :.......................................
Jenis Kelamin	 :.......................................	 Tgl Pengkajian	 :.......................................
Alamat		 :.......................................	 Sumber informasi	 :.......................................
No. Telepon		 :.......................................	 Nama Keluarga Dekat yang Dapat
Status Pernikahan	 :.......................................	 Dihubungi		 :.......................................
Agama		:.......................................	Status			:.......................................
Suku			:.......................................	Alamat		:.......................................
Pendidikan		:.......................................	No. Telepon		:.......................................
Pekerjaan		:.......................................	Pendidikan		:.......................................
Lama Bekerja 	 :.......................................	 Pekerjaan		 :.......................................
B.	 Status Kesehatan Saat Ini
1.	 Keluhan Utama:
	...................................................................................................................................................
		
2.	 Lama Keluhan:
	...................................................................................................................................................
	
3.	 Kualitas Keluhan:
	...................................................................................................................................................
4.	 Faktor Pencetus:
	...................................................................................................................................................
	
5.	 Faktor Pemberat:
	...................................................................................................................................................
	
6. 	 Upaya yang telah dilakukan:
	...................................................................................................................................................	
	
7.	 Diagnosa Medis:
	 a. ...................................................................................................................................................
	 b. ...................................................................................................................................................
	 c. ...................................................................................................................................................
	
Riwayat Kesehatan Saat Ini
Saat MRS :	 ............................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
Saat Pengkajian : 	 .................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
C.	 Riwayat Kesehatan Terdahulu
1.	 Penyakit yang pernah dialami:
a.	 Kecelakaan (jenis & waktu)
	 ...................................................................................................................................................
b.	 Operasi (jenis & waktu)
	 ...................................................................................................................................................
c.	Penyakit:
	 Kronis	 : .................................................................................................................................
	 Akut	:...................................................................................................................................
d.	 Terakhir masuk RS :	 ............................................................................................................
2.	 Alergi (obat, makanan, plester, dll)
		Tipe				 Reaksi				Tindakan
.........................................		 .........................................		 .........................................
.........................................		 .........................................		 .........................................
.........................................		 .........................................		 .........................................
.........................................		 .........................................		 .........................................
	
3.	Imunisasi
( ) BCG		 ( ) Hepatitis
( ) Polio		 ( ) Campak
( ) DPT		 ( ) …………………………
4.	Kebiasaan
	Jenis				Frekuensi			Jumlah		Lamanya
Merokok			 .........................................	 .........................................	 ................
Kopi					.........................................	 .........................................	................
Alkohol			 .........................................	.........................................	................
.........................................	.........................................	.........................................	................
							
5.	 Obat-obatan yang digunakan :
		 Jenis				 Lamanya				 Dosis
.........................................		 .........................................		 .........................................
.........................................		 .........................................		 .........................................
					
D.	 Riwayat Keluarga
Genogram : ............................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
E.	 Riwayat Lingkungan
		 Jenis				 Rumah				 Pekerjaan
* Kebersihan		 .....................................................	.........................................................
* Bahaya Kecelakaan	 .....................................................	.........................................................
* Polusi			 .....................................................	.........................................................
* Ventilasi			 .....................................................	.........................................................
* Pencahayaan		 .....................................................	.........................................................
* .......................................... 	 ..................................................... .........................................................
30
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
F.	 Pola Aktivitas – Latihan
					 Di Rumah (skor)		 Di RS (Skor)
* Makan/Minum		 .........................................	 .........................................		
* Mandi			.........................................	 .........................................		
* Berpakaian/Berdandan	.........................................	 .........................................
* Toleting			.........................................	 .........................................	
* Mobilitas di tempat tidur.........................................	 .........................................		
* Berpindah			.........................................	 .........................................		
* Berjalan			.........................................	 .........................................	
* Naik Tangga		 .........................................	 .........................................
			
Pemberian skor :	 0 = mandiri,	 1 = alat bantu,	 2 = dibantu orang lain
				 3 = dibantu orang lain, 		 4 = tidak mampu
Alat bantu : Tongkat/Splint/Brace/Kursi Roda/Pispot/Walker/Lain2 ……………………………..
H.	 Pola Eliminasi
			Jenis			Di Rumah			Di RS
*BAB	 : Frekuensi/pola	 .........................................	 .........................................		
	 Konsistensi		 .........................................	 .........................................		
	 Warna & Bau		 .........................................	 .........................................		
	 Kesulitan		 .........................................	 .........................................		
	 Upaya mengatasi	 .........................................	 .........................................	
			
*BAK	 : Frekuensi/pola	 .........................................	 .........................................		
	 Konsistensi		 .........................................	 .........................................		
	 Warna & Bau		 .........................................	 .........................................		
	 Kesulitan		 .........................................	 .........................................		
	 Upaya mengatasi	 .........................................	 .........................................
I.	 Pola Tidur – Istirahat
						Di Rumah			Di RS
* Tidur siang : Lamanya	 .........................................	 .........................................		
Jam … s/d …		 .........................................	 .........................................		
Kenyamanan stlh tidur	 .........................................	 .........................................		
* Tidur Malam : Lamanya	.........................................	 .........................................		
Jam … s/d …		 .........................................	 .........................................		
Kenyamanan stlh tidur	 .........................................	 .........................................		
Kebiasaan sebelum tidur	 .........................................	 .........................................		
Kesulitan			 .........................................	 .........................................	
Upaya yang dilakukan	 .........................................	 .........................................		
J.	 Pola Kebersihan Diri
				Jenis		Di Rumah			Di RS
*Mandi : Frekuensi		 .........................................	 .........................................		
Penggunaan sabun	 .........................................	 .........................................		
*Keramas : Frekuensi	 .........................................	 .........................................		
Penggunaan shampoo	 .........................................	 .........................................		
*Gosok gigi : Frekuensi	 .........................................	 .........................................		
Penggunaan odol		 .........................................	 .........................................		
* Kesulitan			 .........................................	 .........................................	
* Upaya yang dilakukan	 .........................................	 .........................................
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
K.	 Pola Toleransi – Koping Stres
•	 Pengambilan Keputusan : ( ) sendiri ( ) Dibantu orang lain. Sebutkan..........................	
•	 Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya perawatan diri,
dll) :		 ........................................................................................................................................................	
•	 Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah : ...................................................
•	 Harapan sete;ah menjalani perawatan :	 ..................................................................................
•	 Perubahan yang dirasa setelah sakit : .......................................................................................
L.	 Pola Peran – Hubungan
•	 Peran dalam Keluarga :	 .........................................................................................................
•	 Sistem pendukung : Suami / Istri / Anak / Tetangga / Teman / Saudara / Tidak ada / lain-
lain, sebutkan...........................................................................................................................................
•	 Kesulitan dalam keluarga	 : ( ) Hub. Dengan orang tua	 ( ) Hub. Dengan pasangan
		 				 ( ) Hub. Dengan sanak saudara	( ) Hub. Dengan anak
						 ( ) Lain-lain, sebutkan :	 ..........................................................
•	 Masalah tentang peran / hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS :	
		
•	 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi :	..................................................................................
M.	 Pola Komunikasi
•	 Bicara :	 ( ) normal					 ( ) Bahasa utama :	 ..................................
			 ( ) tidak jelas					 ( ) Bahasa daerah :	..................................
			 ( ) Bicara berputar-putar			 ( ) Rentang perhatian :............................	
			 ( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain	( ) Afek :..........................................
•	 Tempat Tinggal	 : ( ) Sendiri
					 ( ) Kos / Asrama
					 ( ) Bersama orang lain, Yaitu :	 ..........................................................
•	 Kehidupan keluarga
a.	 Adat istiadat yang dianut :.............................................................................................................
b.	 Pantangan adat dan agama yang dianut : ...............................................................................
c.	 Penghasilan keluarga	: ( ) < Rp 250.000			 ( ) Rp 1 juta – 1,5 juta
					 ( ) Rp 250.000 – 500.000		 ( ) Rp 1,5 juta – 2 juta
					 ( ) Rp 500.000 – 1 juta		 ( ) > 2 juta
N.	 Pola Seksualitas
•	 Masalah dalam hubungan seksual selama sakit
( ) tidak ada		 ( ) ada
•	 Upaya yang dilakukan pasangan
( ) perhatian		 ( ) lain – lain, seperti ..........................................................................................
( ) sentuhan
O.	 Pola Nilai dan Kepercayaan
•	 Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda : Ya Tidak
•	 Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis & frekuensi) :....................
....................................................................................................................................................................
•	 Kegiatan agama /kepercayaan yang tidak dapat dilakukan di RS :	 :.................................
....................................................................................................................................................................
•	 Harapan klien terhadap perawatan untuk melaksanakan ibadahnya : :..............................
....................................................................................................................................................................
32
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
P.	 Pemeriksaan Fisik
1.	 Keadaan umum
a.Kesadaran : ……………………………………………………………………………………
b. Tanda – tanda vital	 : - Tek. Darah	 : ……………………Suhu	 :………………
					 - Nadi		 : …………………Pernapasan	 :……………...
c. Tinggi badan : …………………………Berat Badan : …………………………………
2.	 Kepala dan leher
a. Kepala	 :Bentuk ……………………………… 	 Massa ………………………………
	 Distribusi rambut ………………....... 		 Warna kulit kepala …………………..
	 Keluhan : pusing/sakit kepala/migren/lainnya, sebutkan ………………….
b. Mata	 :Bentuk………………………………	 Konjungtiva ………………………...
		 	 Pupil	: ( ) reaksi terhadap cahaya	 ( ) isokor	 ( ) miosis
				 ( ) pin point			 ( ) midriasis
		 Tanda-tanda radang: ………………………………………………………
		 Fungsi penglihatan : 		 ( ) Baik		 ( ) Kabur
		 Penggunaan alat bantu : 	 ( ) Ya 			 ( ) Tidak
	 Apabila ya menggunakan :		 ( ) Kaca mata	 ( ) Lensa Kontak
	 ( ) Minus……ka/……ki ( ) Plus……ka/……ki ( ) 	 Silinder……ka/……ki
	 Pemeriksaan mata terakhir	………………………..
	 Riwayat Operasi ………………………
c. Hidung	 : Bentuk ………………... 		 Warna …………………		 Pembengkakan ……
		 	 Nyeri tekan …………… 		 Perdarahan ……………… S	 inus ……………
		 	 Riw. Alergi ……………………… 	 Cara mengatasinya …………………
		 	 Penyakit yang pernah terjadi ……………………………………………
		 	 Frekuensi …………………		 Cara mengatasinya……………………………
d. Mulut & Tenggorokan :
		 Warna bibir ………………… 			 Mukosa ………………… 	 Ulkus ……………..
		 Lesi ………… Massa …………………		 Warna lidah ………………………..
		 Perdarahan gusi ………………………	 Karies ………………………………
		 Kesulitan menelan ……………………… 	 Gigi geligi ………………………..
		 Sakit tenggorok ……………………… 	 Gangg. Bicara ……………………...
		 Pemeriksaan gigi terakhir …………………………………………………….
e. Telinga	 : Bentuk …………………… 		 Warna …………………… 	 Lesi ……………….
		 	 Massa ……………………………	 Nyeri ………………………………………
		 	 Fgs. Pendengaran ……………………Alat bantu pendengaran …………..
		 	 Masalah yang terjadi …………………………………………………………
		 	 Upaya utk mengatasi ………………………………………………………….
f. Leher	 : Kekakuan …………………………… 	 Nyeri/Nyeri tekan ……………………
		 	 Benjolan/massa ……………………	 Keterbatasan gerak ………………….
		 	 Vena Jugularis …………………	 Tiroid ……………… Limfe………………..
		 	 Trakea …………………………… 	 Keluhan ………………………………….
		 	 Upaya utk mengatasi ………………………………………………………….
3.	 Dada		 : Bentuk………………………………	 Pergerakan dada ……………
			 Nyeri/Nyeri tekan ……………… 		 Massa……………Peradangan …………
			 Taktil fremitus ……………………… 		 Pola nafas ……………………………
			 Jantung	 : Perkusi ………………………………………………………...
					 Auskultasi ……………………………………………………..
			 Paru		 : Perkusi ………………………………………………………...
					 Auskultasi ……………………………………………………..
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
4.	 Payudara dan Ketiak :
		 Benjolan / Massa ……………………… Nyeri / Nyeri tekan ……………….
		 Bengkak ………………………………… Kesimetrisan …………………….
5.	 Abdomen	 : Inspeksi …………………………………………………………………………
				 Palpasi ………………………………………………………………………….
				 Perkusi …………………………………………………………………………
				 Auskultasi ………………………………………………………………………
6.	 Genitalia	 : Inspeksi ………………………………………………………………………
			 Palpasi 	 ………………………………………………………………………
			 Perempuan	: Siklus menstruasi 	 …………………………………………………….
			 	 Kontrasepsi ………………………………………………………………………	
				 Kehamilan 	 ………………………………………………………………………
				 Keluhan 	 ………………………………………………………………………
			 Pria : Keluhan 	 ………………………………………………………………………
7.	 Ekstremitas: Kekuatan otot 	 ………………………………………………………………………
			 Kontraktur 	………………………	 Pergerakan 	………………………...........
			 Deformitas ……………………… 	 Pembengkakan ………………………....	
			 Edema 	 ………………………	 Nyeri/Nyeri tekan	 ………………………
			 Pus/luka 	 ………………………
			 Refleks :	 		 Sensasi :
			 - Bisep :			 - Raba/sentuhan :
			 - Trisep :			 - Panas :
			 - Brakioradialis :		 - Dingin :
			 - Patelar : 			 - Tekanan/tusuk :
			 - Achiles :
			 - Plantar (babinski) :
8.	 Kulit dan kuku	: 	 …………………………………
Kulit : Warna		 ………………………………… Jaringan Parut 	 …………………………………
			 Lesi …………Suhu	 Tekstur 		 …………………………………
			 Kuku : Warna ………………………………… 	 Bentuk ………………………………… 	
			 Lesi ………………………………… 	 Pengisian kapiler …………………	
9.	 Punggung	 : Inspeksi 	 :	 …………………………………………………………………………
			 	 Palpasi 	 :	 …………………………………………………………………………
Q.	 Hasil Pemeriksa Penunjang
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
R.	Pengobatan
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
34
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah Anda mempelajari kegiatan belajar 2 ini, coba Anda melakukan pengkajian dasar/
pemeriksaan fisik sistem pernafasan, kardiovaskuler, abdomen, dan penginderaan pada
pasien minimal 5 orang.
Tugas
Mandiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
Pengkajian fisik atau pemeriksaan fisik merupakan salah satu langkah yang harus Anda
lakukan untuk mengetahui status kesehatan fisik pasien, yang selanjutnya sebagai dasar
Anda untuk menentukan diagnosis atau masalah keperawatan yang dialami pasien.
Pengkajian fisik ini bisa dengan cara Head to Toe (mulai kepala sampai ujung kaki)
maupun pemeriksaan per sistem tubuh.
Rangkuman
36
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pengkajian dasar merupakan keterampilan yang harus Anda kuasai sebagai seorang
perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien. Modul panduan
praktik ini membahas tentang pengkajian dasar pada pasien yang meliputi:
anamnesis dan pengkajian fisik dasar (pemeriksaan fisik), disertai dengan contoh
format pengkajian data dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pengkajian pada pasien di rumah sakit atau klinik. Demikian semoga
modul ini bermanfaat bagi Anda para calon perawat.
SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL
Penutup
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
Acuan Pustaka
Carpenito, Lynda Jual 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Priharjo, Robert. 1996. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Reeves, Charlene, et al. 1999. Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi
I. Jakarta: Salemba Medika.
Sabiston, David C. 1995. Buku Ajar BedahSabiston’s Essensials Surgery, Alih bahasa Petrus
Andrianto. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanna C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart.
Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8. Jakarta: EGC.
Sjaifoellah Noer,H.M. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Susan, Martyn Tucker et al. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Tambunan, Eviana; Kasim, Deswani. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
38
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Daftar
Gambar
http://todo.ui.ac.id/ui2/wp-content/uploads/2014/02/nurse4016.jpg
http://www.rsbudiagungjuwana.com/wp-content/uploads/2014/07/img001.jpg
http://www.pikhospital.co.id/uploads/ICU.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-80BiLEUZfa8/TqhkqBmSFDI/AAAAAAAAAAM/D39dVi-
vZMc/s1600/imtihan-gelanggang-ilmu.jpg
https://mysmallmemory.files.wordpress.com/2012/06/diagnosis_1920x1200_230.
jpg
http://www.lasallemedicalassociates.com/wp-content/uploads/2012/01/LaSal-
le-CLINIC-hispGIRL-108209071.jpg
http://www.onelifemed.com/media/image/bg/2-checkup.jpg
http://www.lacolline.ch/files/3914/0326/6462/jpeg-1.jpg
http://chicagopolicyreview.org/wp-content/uploads/2015/02/healthcare-plan.jpg
https://mrmarkmcdonald.files.wordpress.com/2013/10/medical-check-up-001.jpg
http://i.ytimg.com/vi/CkQCMHIJnJc/maxresdefault.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-IizG96eAaKc/UpdTI5aWuqI/AAAAAAAAAjM/BBb7AYUiXio/
s1600/pulmonary-embolism.jpg
https://cardiologydoc.files.wordpress.com/2012/02/hypertensive-heart-disease1.jpg
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnDwi Ap
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Ulyas Rahim
 
MPI 4 - MANAJEMEN KASUS PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH
MPI 4 - MANAJEMEN KASUS PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAHMPI 4 - MANAJEMEN KASUS PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH
MPI 4 - MANAJEMEN KASUS PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH
drnasseer
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGT
pjj_kemenkes
 
MPI 4
MPI 4MPI 4
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Vituuuut
 
Pertolongan pertama pmi
Pertolongan pertama pmiPertolongan pertama pmi
Pertolongan pertama pmiAntoMinerg
 
Observasi lapangan klmp 4
Observasi lapangan klmp 4   Observasi lapangan klmp 4
Observasi lapangan klmp 4
Aulia Amani
 
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
Oktarina Permatasari
 
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-danCalista Paramitha
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
pjj_kemenkes
 

What's hot (15)

askep ca laring
askep ca laringaskep ca laring
askep ca laring
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tn
 
Proses kep new
Proses kep newProses kep new
Proses kep new
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
 
Satpel perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
Satpel perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA Satpel perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
Satpel perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
 
MPI 4 - MANAJEMEN KASUS PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH
MPI 4 - MANAJEMEN KASUS PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAHMPI 4 - MANAJEMEN KASUS PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH
MPI 4 - MANAJEMEN KASUS PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGT
 
MPI 4
MPI 4MPI 4
MPI 4
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pertolongan pertama pmi
Pertolongan pertama pmiPertolongan pertama pmi
Pertolongan pertama pmi
 
Observasi lapangan klmp 4
Observasi lapangan klmp 4   Observasi lapangan klmp 4
Observasi lapangan klmp 4
 
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
 
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 

Similar to Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)

Praktek patologi
Praktek patologiPraktek patologi
Praktek patologi
pjj_kemenkes
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
pjj_kemenkes
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietasKb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
pjj_kemenkes
 
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diriPraktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
pjj_kemenkes
 
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zatKb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
pjj_kemenkes
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
pjj_kemenkes
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
pjj_kemenkes
 
Praktika komunikasi terapeutik
Praktika   komunikasi terapeutikPraktika   komunikasi terapeutik
Praktika komunikasi terapeutik
pjj_kemenkes
 
Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasanPraktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan
pjj_kemenkes
 
KDK III Modul 3 Kb 3
KDK III Modul 3 Kb 3KDK III Modul 3 Kb 3
KDK III Modul 3 Kb 3
pjj_kemenkes
 
Praktikum 1 ansietas
Praktikum 1   ansietasPraktikum 1   ansietas
Praktikum 1 ansietas
pjj_kemenkes
 
KDK III Modul 3 Kb 4
KDK III Modul 3 Kb 4KDK III Modul 3 Kb 4
KDK III Modul 3 Kb 4
pjj_kemenkes
 
Prosedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGTProsedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGT
pjj_kemenkes
 
Pedoman praktikum
Pedoman praktikumPedoman praktikum
Pedoman praktikum
ljjkesehatanpael
 
Prosedur Pemberian Nutrisi Per Oral
Prosedur Pemberian Nutrisi Per OralProsedur Pemberian Nutrisi Per Oral
Prosedur Pemberian Nutrisi Per Oral
pjj_kemenkes
 
KDK III Modul 3 Kb 1
KDK III Modul 3 Kb 1KDK III Modul 3 Kb 1
KDK III Modul 3 Kb 1
pjj_kemenkes
 
KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3
pjj_kemenkes
 
Memandikan Pasien
Memandikan PasienMemandikan Pasien
Memandikan Pasien
pjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
pjj_kemenkes
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
pjj_kemenkes
 

Similar to Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar) (20)

Praktek patologi
Praktek patologiPraktek patologi
Praktek patologi
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietasKb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
 
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diriPraktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
 
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zatKb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 
Praktika komunikasi terapeutik
Praktika   komunikasi terapeutikPraktika   komunikasi terapeutik
Praktika komunikasi terapeutik
 
Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasanPraktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan
 
KDK III Modul 3 Kb 3
KDK III Modul 3 Kb 3KDK III Modul 3 Kb 3
KDK III Modul 3 Kb 3
 
Praktikum 1 ansietas
Praktikum 1   ansietasPraktikum 1   ansietas
Praktikum 1 ansietas
 
KDK III Modul 3 Kb 4
KDK III Modul 3 Kb 4KDK III Modul 3 Kb 4
KDK III Modul 3 Kb 4
 
Prosedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGTProsedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGT
 
Pedoman praktikum
Pedoman praktikumPedoman praktikum
Pedoman praktikum
 
Prosedur Pemberian Nutrisi Per Oral
Prosedur Pemberian Nutrisi Per OralProsedur Pemberian Nutrisi Per Oral
Prosedur Pemberian Nutrisi Per Oral
 
KDK III Modul 3 Kb 1
KDK III Modul 3 Kb 1KDK III Modul 3 Kb 1
KDK III Modul 3 Kb 1
 
KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3
 
Memandikan Pasien
Memandikan PasienMemandikan Pasien
Memandikan Pasien
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
 

More from pjj_kemenkes

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 

Recently uploaded (20)

Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 

Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)

  • 1. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Hadi Purwanto Panduan Praktik Klinik Pengkajian Dasar Keperawatan SEMESTER 4 MODUL PRAKTIKUM
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah dan karuniNyalah penyusun dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 Buku ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyusun mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan baik materiil maupun imateriil dari berbagai pihak atas keberhasilan penyusunan modul ini. Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadimediayangdapatmeningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan asuhan keperawatan jiwa bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan. Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . COVER Kata pengantar i ii Daftar Isi Pendahuluan Daftar isi 1 2 Kegiatan Praktikum 1 Pengkajian Anamnesis 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kegiatan Praktikum 2 9 36 38 Pengkajian Fisik Dasar Penutup Daftar Pustaka
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Daftar Istilah Basal Metabolisme Rate : Jumlah energi yang dikeluarkan setiap hari oleh manusia saat istirahat Koloid Osmotic : Tekanan cairan yang ditentukan oleh kekentalan cairan tersebut Tekanan Hidrostatik : Tekanan cairan yang ditentukan oleh sumber mekanik seperti pompa jantung Partial : Sebagian, tidak selutuh, tidak total Probandus : Orang percobaan yang tidak merugikan dirinya Eksofitik : Pertumbuhan sel terarah keluar jaringan Endofitik : Pertumbuhan sel terarah ke dalam jaringan
  • 5. 2 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Gambar : Pendahuluan Selamat atas keberhasilan Anda mempelajari modul 5 tentang Panduan Praktek Klinik ProsedurTindakanpadaPasienPredanPostOperatif.Nah,sekarangAndaakanmempelajari modul 6, tentang Panduan Praktek Klinik Pengkajian Dasar Keperawatan. Penguassan modul ini penting karena Anda Sebagai perawat pelaksana, maka lulusan D-III Keperawatan harus mampu melakukan pengkajian sebagai dasar Anda dalam menegakkan diagnosis keperawatan pada tatanan nyata di rumah sakit. Modul panduan praktek klinik yang berjudul “Panduan Praktek Klinik Pengkajian Dasar Keperawatan” . Modul ini akan disajikan secara aplikatif sebagai panduan Anda dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien di rumah sakit khususnya dalam melakukan pengkajian dasar sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, abdomen, dan sistem penginderaan pada pasien di rumah sakit. Sebagai landasan keilmuan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan secara jelas telah Anda pelajari pada modul mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah 1” Modul panduan praktek klinik ini di kemas dalam 2 (dua) kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 1 : Pengkajian Anamnesis Dasar Kegiatan Belajar 2 : Pengkajian Fisik Dasar
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Setelahmempelajarimodulpanduanpraktekklinikini,Andadiharapkandapat;1)melakukan prosedur anamnesis dasar , 2) melakukan prosedur pemeriksaan fisik/pengkajian fisik dasar sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, abdomen, dan sistem penginderaan. Selain itu, dalam modul panduan praktek klinik ini juga disajikan contoh format pengkajian sehingga Anda dapat belajar memasukkan data hasil pengkajian pada format tersebut. Agar Anda dapat melakukan pengkajian dasar, maka ada beberapa hal yang harus Anda lakukan, yaitu : 1. Pelajari materi mata kuliah komunikasi terapeutik. 2. Pelajari anatomi tubuh manusia sistem pernafasan, kardiovaskular, abdomen, dan penginderaan. 3. Pelajari materi kuliah tentang proses keperawatan. Materi ini telah Anda pelajari pada modul mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan (KDK). 4. Lakukan latihan prosedur tindakan di laboratorium sesering mungkin di bawah bimbingan pembimbing laboratorium pada pantum atau alat peraga sampai Anda cukup terampil. 5. Setelah itu praktekkan pada pasien di rumah sakit saat Anda melakukan praktek klinik keperawatan. Baiklah selanjutnya marilah Anda pelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar 1: Gambar : Langkah Awal
  • 7. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Setelah mempelajari dan mempraktikkan KegiatanBelajar1iniAndadapatmelakukan pengkajian anamnesis pada pasien di tatanan klinik atau rumah sakit. Kegiatan Praktikum 1 Tujuan Umum Praktikum Tujuan Khusus Praktikum 1. Anamnesis pada pasien 2. Anamnesis pada keluarga Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 1 ini Anda dapat melakukan: 1. pengkajian anamnesis pada pasien 2. pengkajian anamnesis pada keluarga. Gambar : Anamnesis Ruang Lingkup Pengkajian Anamnesis Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan perkuliahan jarak jauh dalam bentuk praktikum. Praktikum akan kita mulai dengan bahasan tentang: Bagaimana Anda melakukan pengkajian? Ketika Anda menerima pasien maka yang harus Anda lakukan adalah melakukan pengkajian untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi pasien, kenapa dia datang ke pelayanan kesehatan, dan selanjutnya untuk menentukan tindakan apa yang harus Anda lakukan untuk menolong pasien. Pengkajian yang harus Anda lakukan meliputi anamnesis atau wawancara kepada pasien dan atau keluarga untuk menggali informasi apa masalah atau keluhan pasien sehingga datang ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Selanjutnya baru Anda lakukan Uraian Materi
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi atau mencari tanda dan gejala yang timbul akibat atau penyebab masalah/penyakit yang dialami pasien. Bagaimana Anda melakukan anamnesis atau wawancara kepada pasien dan atau keluarga pasien? Dalam melakukan anamnesis, Anda dapat melakukan wawancara pada pasien dan atau keluarga. Untuk itu perhatikan uraian berikut: 1. Anamnesis pada pasien Apabila pasien sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik, maka sebaiknya Anda melakukan anamnesis dengan pasien secara langsung untuk menggali informasi masalah kesehatan/penyakit yang dialaminya. Dalam melakukan anamnesis Anda harus menguasai teknik komunikasi yang baik agar dapat terjalin hubungan yang saling percaya antara Anda dengan pasien sehingga pasien mau terbuka mengungkapkan apa masalahnya. Bagaimana cara Anda melakukan anamnesis pada pasien? Ada beberapa syarat yang harus Anda kuasai dalam melakukan anamnesis pada pasien, yaitu: a. Anda harus menguasai teknik komunikasi yang baik dan benar, yaitu komunikasi terapeutik. b. Anda harus mengenali pasien, yang meliputi: o Usia o Pendidikan o Suku bangsa Mengapa demikian? Dengan mengenali pasien maka Anda dapat menentukan bagaimana caranya untuk berkomunikasi atau wawancara dengan pasien agar pasien mau berterus terang mengungkapkan masalah kesehatan yang sebenarnya mereka alami. Selanjutnya baru Anda lakukan wawancara dengan pasien. Persilahkan pasien duduk di depan Anda, usahakan selama wawancara terjadi kontak mata untuk menunjukkan perhatian pada pasien. Terlebih dahulu perkenalkan diri Anda, misalkan:” selamat pagi pak/ bu.....silahkan duduk. Perkenalkan nama saya Hadi. Nama bapak/ibu.....?”. selanjutnya buka pembicaraan dengan kalimat “......ada yang bisa saya bantu? “Atau “....apa keluhan atau yang bapak /ibu rasakan....”. selanjutnya beri kesempatan pada pasien untuk bercerita. Selama pasien menceritakan masalahnya upayakan tetap terjadi kontak mata dan sesekali Anda mengangguk untuk menunjukkan bahwa Anda memperhatikan pasien. Nah, selanjutnya baru Anda lakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi atau mencari tanda dan gejala yang timbul akibat atau penyebab masalah/penyakit yang dialami pasien. Gambar : Anamnesis
  • 9. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 2. Anamnesis pada keluarga Bagaimana cara Anda melakukan anamnesis pada keluarga? Ketika pasien tidak sadar atau tidak dapat diajak komunikasi verbal dan atau bila membutuhkan konfirmasi pada keluarga tentang masalah kesehatan/penyakit yang dialami pasien, maka Anda dapat melakukan anamnesis pada keluarga. Anamnesis pada keluarga pada prinsipnya tidak berbeda dengan pasien. Ada beberapa syarat yang harus Anda penuhi sebelum melakukan anamnesis pada keluarga pasien agar terjadi hubungan yang baik sehingga keluarga mau menceritakan apa yang dialami pasien seperti yang ingin Anda ketahui. Ada beberapa syarat yang harus Anda kuasai dalam melakukan anamnesis pada pasien, yaitu: • Anda harus menguasai teknik komunikasi yang baik dan benar, yaitu komunikasi terapeutik. • Anda harus mengenali keluarga pasien, meliputi: o Usia o Pendidikan o Suku bangsa Dengan mengenali keluarga pasien maka Anda dapat menentukan bagaimana caranya untuk berkomunikasi atau wawancara dengan keluarga pasien agar mau berterus terang mengungkapkan masalah kesehatan yang sebenarnya dialami pasien. Bagaimana Anda lakukan wawancara dengan keluarga pasien? Selanjutnya baru Anda lakukan wawancara dengan keluarga pasien. Persilahkan keluarga pasien duduk di depan Anda, usahakan selama wawancara terjadi kontak mata untuk menunjukkan perhatian pada keluarga pasien. Terlebih dahulu perkenalkan diri Anda, misalkan:” selamat pagi pak/ bu.....silahkan duduk. Perkenalkan nama saya Hadi. Nama bapak/ibu.....?”. selanjutnya buka pembicaraan dengan kalimat “......apa hubungan antara bapak/ibu dengan........(sebutkan nama pasien)?“ selanjutnya “....ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan pada bapak/ ibu terkait dengan penyakit yang dialami (sebutkan nama pasien)....”. selanjutnya tanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui yang berkaitan dengan penyakit yang dialami pasien dan beri kesempatan pada keluarga pasien untuk bercerita. Selama keluarga pasien bercerita, upayakan tetap terjadi kontak mata dan sesekali Anda mengangguk untuk menunjukkan bahwa Anda memperhatikan. Nah, selanjutnya baru Anda lakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi atau mencari tanda dan gejala yang timbul akibat atau penyebab masalah/ penyakit yang dialami pasien.
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 ini, coba Anda lakukan anamnesis pada pasien dan keluarganya minimal 5 orang! Tugas Mandiri
  • 11. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Anamesis merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam pengkajian pada pasien untuk menggali masalah kesehatan pasien, baik keluhan yang dirasakan pasien sampai riwayat penyakit yang dialami. Dengan anamnesis Anda dapat mengetahui masalah kesehatan pasien yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan langkah apa yang harus Anda lakukan untuk membantu pasien. Rangkuman
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 Setelah mempelajari dan mempraktikkan KegiatanBelajar2iniAndadapatmelakukan pengkajian pemeriksaan fisik sistem pernafasan, kardiovaskular, abdomen, dan penginderaan. Kegiatan Praktikum 2 Tujuan Umum Praktikum Tujuan Khusus Praktikum 1. Pemeriksaan umum 2. Inspeksi 3. Palpasi 4. Perkusi 5. Auskultasi Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 2 ini Anda dapat melakukan: 1. pengkajian pemeriksaan umum 2. pengkajian pemeriksaan inspeksi. 3. pengkajian pemeriksaan palpasi 4. pengkajian pemeriksaan perkusi 5. pengkajian pemeriksaan auskultasi Gambar : Pengkajian fisik dasar Ruang Lingkup Pengkajian Fisik Dasar
  • 13. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 1. Persiapan lingkungan Sebelum melakukan pemeriksaan Anda harus memastikan bahwa tempat pemeriksaan harus terang, nyaman, tenang, dan menjaga privasi klien. Anda bisa menggunakan lokasi berupa kamar periksa ataupun tempat tidur rumah sakit. Anda harus mengupayakan tidak terdapat gangguan bunyi atau suara bising sehingga pemeriksaan yang Anda lakukan menghasilkan data yang obyektif. 2. Persiapan alat Semua peralatan yang akan anda gunakan dalam pemeriksaan fisik harus dalam kondisi yang siap pakai dan baik. 3. Persiapan klien Sebelum melaksanakan pemeriksaan pada pasien, Anda harus mempersiapkan baik fisik maupun psikologis klien. Gunakanlah pendekatan yang professional dan tenang, sapalah dengan lembut tetapi tegas dan tunjukkan ekspresi wajah yang tenang. Dengan Anda menunjukkan sikap tersebut klien akan bersedia untuk bekerja sama selama pemeriksaan Anda lakukan. Mula-mula, jelaskanlah garis besar pemeriksaan fisik yang akan Anda lakukan pada pasien. Perlu diingat Anda harus menghindari penggunaan bahasa medis, gunakanlah bahasa yang dimengerti oleh pasien. Ingatkan pasien apabila pada saat pemeriksaan ditemukan tanda-tanda, seperti: nyeri, sakit atau yang lainnya. Waspadai! Pada saat Anda melakukan pemeriksaan mungkin pasien akan melakukan penolakan atau menghentikan pemeriksaan, Anda harus bisa meyakinkan pasien untuk tetap menyelesaiakan prosedur pemeriksaan sampai tuntas, sehingga tujuan dari pemeriksaan dapat terpenuhi. 4. Tata urutan pemeriksaan Anda harus mempertimbangan efisiensi dan efektifitas selama melakukan pemeriksaan, sehingga tidak terlalu banyak membuang tenaga dan waktu. Perhatikan! Hindari perubahan posisi yang berulang-ulang untuk menghindari kelelahan. Uraian Materi Bagaimana Anda melakukan pemeriksaan fisik? Pemeriksaan fisik seyogianya Anda lakukan berurutan secara logis, yakni bisa Anda lakukan menurut pendekatan kepala ke kaki (head to toe) atau pendekatan sistem. Anda akan mengetahui bahwa pengkajian yang baik menuntut penguasaan terhadap tehnik pemeriksaan. Dalam melakukan pemeriksaan fisik Anda harus memahami dan melaksanakan petunjuk berikut ini: Gambar : Pemeriksaan klien
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 Bagaimana Anda melakukan pengkajian pemeriksaan fisik kepala dan leher? Pengkajian Anda awali dengan inspeksi lalu dilanjutkan dengan palpasi. Posisi klien dapat duduk atau berdiri tergantung kondisi pasien. Lakukanlah inspeksi dengan memperhatikan bentuk kepala yang abnormal dan ukuran kepala. Lingkar kepala dapat diukur dengan pita pengukur. Bagian yang juga perlu untuk dilihat adalah ubun-ubun pada bayi yang dapat menonjol, normal, atau cekung (pada dehidrasi). Ubun-ubun yang menonjol menandakan peninggian tekanan intracranial. Keadaan rambut juga dinilai, distribusi rambut bervariasi pada setiap orang. Kulit kepala dikaji dari adanya peradangan, luka, maupun tumor. Pada daerah wajah dilihat kesimetrisan wajah, apakah kulitnya normal, pucat, sianosis atau icterus. Bagian wajah keadaan normalnya adalah simetris antara kanan dan kiri. Ketidaksimetrisan muka menunjukkan adanya gangguan pada saraf ketujuh. Selain itu, juga diperiksa ada tidaknya gangguan sensorik di daerah wajah. Pemeriksaan sensorik dilakukan menggunakan perangsangan nyeri dengan menggunakan tusukan jarum secara perlahan-lahan. Pada trauma kepala dilihat ada tidaknya perlukaan atau pembengkakan dan lain-lain. Setelah keadaan umum diperiksa, pasien dapat diatasi terlebih dahulu. Palpasi dilakukan untuk mengetahui keadaan rambut, massa, pembengkakan, nyeri tekan dan kulit kepala. Pemeriksaan Fisik Kepala dan Leher Bagaimana Anda melakukan teknik inspeksi dan palpasi? Tujuan pengkajian mata adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata. Dalam setiap pengkajian selalu bandingkan antara mata kanan dengan kiri. Tehnik yang digunakan adalah inspeksi dan palpasi. Inspeksi merupakan tehnik yang paling penting dilakukan sebelum palpasi. Mata 1. Inspeksi Apa yang dikaji dalam inspeksi mata? Dalam inspeksi yang dikaji adalah bagian-bagian mata yaitu bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sclera dan pupil. Secara umum untuk pemeriksaan fisik mata dilihat kelopak mata, konjungtiva (pucat atau tidak), sclera kuning atau tidak. Mata yang kering dapat terjadi pada gangguan akibat defisiensi vitamin A. Mata oedem/hyperemia/secret mata berlebihan dapat terjadi karena adanya reaksi alergi, benda asing, perlukaan, dan lain-lain. Selanjutnya Anda perhatikan gambar anatomi bola mata berikut ini: Gambar : Anatomi bola mata
  • 15. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 2. Palpasi Pemeriksaan palpasi pada bola mata untuk memeriksa secara kasar adanya peninggian tekanan intraokuler, misalnya pada penderita glaucoma. Kadang-kadang perlu membalik kelopak mata dengan tehnik tertentu. Prosedur Pemeriksaan Fisik Mata Inspeksi kelopak mata 1. Amati edema palpebral pada kelopak mata. Edema palpebral mudah tampak, cairan edema mudah terkumpul di palpebral karena jaringan palpebral sangat longgar dan akan lebih terlihat saat klien bangun tidur. Secara normal, edema palpebral akan hilang atau berkurang setelah aktivitas dengan posisi tegak karena kemudian cairan akan terkumpul di ekstremitas bawah. 2. Amati kelopak mata yang selalu tertutup atau tidak mampu membuka, disebut Ptiosis dan kelopak mata yang tidak mampu menutup rapat (terus terbuka) yang disebut Lagopthalmus. Gambar : Kelopak mata Inspeksi Konjungtiva dan Sklera 1. Amati konjungtiva dan sclera dengan cara berikut: a. Anjurkan pasien untuk melihat ke depan. b. Amati konjungtiva untuk mengetahui ada tidaknya kemerah-merahan. c. Pemeriksaan konjungtiva dilakukan dengan cara menarik kelopak mata bagian bawah ke bawah dengan menggunakan ibu jari. d. Amati keadaan konjungtiva dan kantong konjungtiva bagian bawah, catat bila didapatkan warna yang tidak normal, misalnya anemic atau adanya pus. e. Saat memeriksa konjungtiva, amati pula warna sclera, catat adanya perubahan warna menjadi ikterik. 2. Amati warna iris, serta ukuran dan bentuk pupil. Evaluasi reaksi pupil terhadap cahaya dengan menggunakan senter. Normalnya pupil adalah sama besar (isokor). Pupil yang mengecil disebut miosis, sangatlah kecil disebut pin point, sedangkan pupil yang mengalami dilatasi (melebar) disebut midriasis.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Gambar : Pupil mata Bagaimana Anda melakukan teknik inspeksi dan palpasi? Telinga mempunyai fungsi sebagai alat pendengaran dan menjaga keseimbangan. Pengkajian teinga secara umum bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga atau membrane timpani dan pendengaran. Teknik pengkajian yang digunakan umumnya adalah inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui fungsi telinga. Secara sederhana pendengaran dapat dikaji dengan menggunakan suara bisikan. Pendengaran yang baik akan dengan mudah dapat mengetahui adanya bisikan. Bila dicurigai pendengaran tidak berfungsi baik, maka pemeriksaan yang teliti dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan garpu tala. Prosedur Pemeriksaan Fisik Telinga Alat yang perlu disiapkan adalah speculum telinga/othoscope dan arloji. Inspeksi dan Palpasi telinga 1. Pasien dalam posisi duduk. Pasien yang masih anak-anak dapat duduk di pangkuan orang tuanya. 2. Atur posisi duduk perawat menghadap pada sisi telinga yang akan dikaji. 3. Diawali dengan mengamati telinga luar, perhatikan adanya perubahan bentuk, warna, lesi maupun massa. 4. Pengkajian palpasi dengan cara memegang telinga dengan ibu jari dan jari penunjuk. Palpasi kartilago telinga luar dan catat bila ada nyeri. 5. Tekan bagian tragus ke dalam dan tekan pula tulang telinga di bawah daun telinga. Bila ada peradangan, klien akan merasa nyeri. 6. Selanjutnya pegang bagian pinggir daun telinga dan secara perlahan-lahan tarik daun telinga ke atas atau ke belakang sehingga lubang telinga mudah untuk diamati. 7. Lihat lubang telinga, perhatikan terhadap ada tidaknya peradangan, perdarahan, maupun kotoran. 8. Masukkan speculum telinga secara hati-hati. Bila sudah tepat letakkan mata di atas eye-piece. 9. Amati membrane timpani, perhatikan bentuk, warna, transparansi, kilau, perforasi atau adanya darah/cairan. Telinga
  • 17. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Langkah-langkah pengkajian pendengaran menggunakan arloji adalah sebagai berikut: 1. Pegang sebuah arloji di samping telinga pasien. 2. Tanyakan apakah pasien mendengar detak arloji. 3. Pindah posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan minta pasien untuk menyatakan bila sudah tidak lagi mendengar suara detak arloji. Normalnya detak arloji masih dapat didengar sampai jarak sekitar 30cm. 4. Bandingkan telinga kanan dan kiri. Gambar : Teknik Pemeriksaan Liang Telinga Hidung dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung. Dimulai dari bagian luar hidung, bagian dalam, lalu sinus-sinus. Bila memungkinkan, selama pemeriksaan klien dalam posisi duduk. Prosedur pemeriksaan hidung Bagaimana Anda melakukan teknik inspeksi dan palpasi? Alat-alat yang digunakan adalah: otoskop, speculum hidung, dan sumber penerangan/lampu. Langkah-langkah inspeksi dan palpasi bagian luar dan sinus-sinus adalah sebagai berikut: 1. Perawat duduk menghadap pasien. 2. Atur penerangan dan amati hidung bagian luar. Perhatikan bentuk tulang hidung pasien dari tiga sisi yaitu depan, samping dan atas. 3. Perhatikan perubahan warna kulit hidung dan adanya pembengkakan. 4. Lanjutkan dengan melakukan palpasi hidung luar, catat bila ditemukan ketidaknormalan tulang hidung. 5. Palpasi sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis, perhatikan terhadap adanya nyeri tekan. Bagaimana Anda melakukan inspeksi hidung? Berikut ini adalah langkah-langkah inspeksi hidung bagian dalam sebagai berikut: 1. Duduk menghadap ke arah klien. 2. Atur penerangan sehingga dapat menerangi lubang hidung. 3. Elevasikan ujung hidung dengan cara menekan hidung secara ringan dengan ibu jari, kemudian amati bagian anterior lubang hidung. Hidung
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 4. Pasang speculum hidung secara perlahan-lahan untuk mengamati rongga hidung. 5. Atur posisi kepala pasien dengan sedikit menengadah untuk memudahkan pengamatan rongga hidung. 6. Amati bentuk dan posisi septum hidung, kartilago, dan dinding rongga hidung serta selaput lender pada rongga hidung. Catat bila ditemukan adanya perubahan warna, sekresi, dan bengkak. 7. Setelah selesai angkat speculum secara perlahan-lahan. Mulut dan Faring Pemeriksaan mulut dan faring harus dilakukan dengan pencahayaan yang baik sehingga dapat melihat semua bagian dalam mulut. Pengkajian mulut dan faring sebaiknya dilakukan dengan posisi klien duduk. Pengkajian diawali dengan mengkaji keadaan bibir, gigi, gusi, serta lidah, selaput lender-lender bagian dalam, palatum/langit-langit mulut, tonsil, kemudian faring. Umumnya teknik yang digunakan dalam mengkaji adalah inspeksi, namun bila secara inspeksi belum didapatkan data yang akurat, maka dilakukan pengkajian secara palpasi. Tujuan dilakukan palpasi adalah untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut yang dapat diketahui dengan palpasi. Palpasi mulut meliputi: pipi, palatum, dan lidah. Prosedur Pemeriksaan Fisik Mulut dan Faring Inspeksi Mulut dan Faring 1. Klien duduk berhadapan dan sejajar dengan Anda. 2. Amati bibir dan perhatikan adanya ketidaknormalan, seperti: bibir sumbing, warna bibir yang tidak normal, ulkus, lesi, dan massa. 3. Selanjutnya atur pencahayaan yang memadai untuk melihat rongga mulut pasien. 4. Anjurkan pasien membuka mulut dan dengan menggunakan penekan menekan lidah ataupun pipi bagian dalam secara perlahan sehingga gigi, tonsil, dan faring akan tampak jelas. 5. Secara cepat lakukan beberapa pengkajian berikut ini: amati keadaan gigi dan perhatikan ukuran, warna, lesi, adanya karang gigi, karies ataupun jumlah gigi yang tanggal. Amati juga secara khusus keadaan akar gigi dan gusi. 6. Perhatikan juga kebersihan rongga mulut dan bau mulut. 7. Amati pula selaput lender mulut, palatum, dan pipi bagian dalam secara sistematis dan perhatikan warna, adanya pembengkakan, peradangan, ulkus serta perdarahan. 8. Amati pula ukuran tonsil. 9. Selanjutnya inspeksi faring dengan menganjurkan pasien mengatakan “ah”. Amati keadaan faring terhadap kesimetrisan ovula. Bagaimana cara Anda melakukan palpasi mulut? Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan palpasi mulut: 1. Atur posisi pasien agar menghadap Anda. 2. Anjurkan pasien membuka mulut. 3. Palpasi pipi secara sistematis dengan ibu jari dan jari telunjuk lalu perhatikan adanya tumor atau pembengkakan. Bila ada pembengkakan, gambarkan menurut ukuran, konsistensi dan adanya nyeri. 4. Lanjutkan dengan palpasi palatum debfab jari telunjuk dan rasakan adanya pembengkakan dan fisura. 5. Selanjutnya lakukan palpasi lidah dengan cara klien dianjurkan menjulurkan lidahnya, pegang lidah dengan kasa steril menggunakan tangan kiri. Dengan jari telunjuk tangan kanan lakukan palpasi lidah terutama bagian belakang lidah.
  • 19. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Pemeriksaan Sistem Pernafasan (Paru) Faktor apa yang mempengaruhi fungsi pernafasan? Bila mengkaji kesehatan pernafasan, perhatikan tahap perkembangan pasien, faktor psikososial seperti keadaan cemas dan stress, faktor perawatan diri seperti kebiasaan latihan (exercise) dan nutrisi, serta faktor lingkungansepertiadanyapolusi.Semuafaktoriniakanmempengaruhifungsipernafasan. Dada anterior yang merupakan bagian pertama rongga dada dapat dibagi ke dalam lima garis vertical imaginer, yaitu sebagai berikut: a. Garis midsternum b. Garis aksila anterior kiri c. Garis midklavikula kanan d. Garis aksila anterior kanan e. Garis midklavikula kiri. Dada posterior yang merupakan bagian kedua rongga dada dapat pula dibagi menjadi lima garis vertical imaginer, yaitu sebagai berikut: a. Garis vertebra b. Garis scapula kanan c. Garis scapula kiri d. Garis aksila posterior kanan e. Garis aksila posterior kiri. Gambar : Rongga dada
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 Bagian ketiga dari rongga dada adalah bagian lateral. Pada bagian ini dapat pula digambar tiga garis vertical, yaitu: dua garis aksila anterior dan posterior, telah diidentifikasi sebelumnya dan garis yang ketiga yaitu garis di antara aksila anterior dan aksila posterior, disebut sebagai garis midaksila. Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan 1. Persiapan meliputi sebagai berikut: a. Siapkan peralatan meliputi: 1) Baju periksa 2) Selimut 3) Stetoskop 4) Senter 5) Pena dan penggaris 6) Sarung tangan bersih 7) Masker b. Cuci tangan. c. Jelaskan prosedur kepada pasien. d. Anjurkan pasien untuk menanggalkan baju sampai pinggang dan mengenakan baju periksa. e. Pastikan ruang periksa cukup penerangan dan hangat, serta bebas dari gangguan lingkungan. 2. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Jaga privasi pasien b. Pemeriksaan harus terorganisasi dengan baik untuk menghemat tenaga pasien. c. Pasien mungkin batuk dan bersin selama pemeriksaan. Oleh karena itu, gunakan universal precaution. 3. Langkah-langkah pemeriksaan sebagai berikut: a. Pengkajian awal 1) Lakukan pengkajian cepat tentang pasien untuk menentukan kemampuan pasien berpartisipasi dalam pemeriksaan. 2)Inspeksi penampilan umum secara keseluruhan dan posisi pasien. 3)Beri perhatian khusus terhadap usaha bernafas, warna kulit wajah dan ekspresinya, bibir, penggunakan otot bantu nafas, serta pergerakan dada dalam tiga bagian toraks yaitu: anterior, posterior dan lateral.
  • 21. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan b. Inspeksi toraks. Inspeksi toraks meliputi frekuensi pernafasan, irama pernafasan, dan suara nafas. Pemeriksa hendaknya juga memperhatikan adanya kelainan pada ekstremitas atas yang berhubungan dengan penyakit paru, seperti: jari tabuh (clubbing finger) pada penyakit paru supuratif dan kanker paru, sianosis perifer yang menunjukkan hipoksemia, karat nikotin pada perokok berat, otot tangan, dan lengan yang mengecil karena penekanan nervus torasik I oleh tumor paru di apeks paru. Kelainan pada daerah kepala menunjukkan gangguan pada paru, seperi: mata yang mengecil pada sindrom horner dan sianosis ujung lidah pada hipoksemia. Adapun langkah-langkah dalam prosedur tindakan inspeksi toraks adalah sebagai berikut: 1) Atur posisi pasien. Pemeriksaan dimulai dengan pasien pada posisi duduk dan semua pakaian dibuka sampai pinggang. 2)Hitung pernafasan selama satu menit penuh. Jika menghitung pernafasan, observasi laju pernafasan, ritme, dan kedalaman siklus pernafasan. 3)Amati bentuk toraks apakah biasa/mormal ataukah ada kelainan seperti: kifosis, lordosis, scoliosis, bentuk dada burung (Pigeon chest), bentuk dada cekung (funnel chest), dan bentuk dada besar, serta menggembung muka belakang (Barrel chest). 4)Observasi pergerakan dada pada tiga bagian toraks (anterior, posterior, dan lateral). 5)Amati kondisi pernafasan apakah tenang, simetris dan tanpa usaha bantu pernafasan. Amati ada tidaknya dyspnea, umumnya ditandai dengan hal-hal berikut ini: a) Tanda retraksi intercostal b) Tanda retraksi suprasternal c) Pernafasan cuping hidung d) Ortophnoe, lebih nyaman bernafas pada posisi duduk. 6)Amati warna kulit dada (anterior, posterior, dan lateral). 7)Sebelum dilanjutkan pada langkah selanjutnya, minta pasien untuk menarik nafas dalam dan observasi keterlibatan otot. 8)Inspeksi konfigurasi dada, yaitu: a)Bandingkan diameter transversal dengan diameter anteroposterior. Seharusnya rasio diameter ini kurang lebih rasio 2 : 1 pada orang dewasa. Bayi baru memiliki dada yang kurang lebih bulat daripada orang dewasa dan diameternya sama (rasio kurang lebih 1 : 1). b)Tentukan kesimetrisan dada, yaitu melalui inspeksi struktur skeletal. 9)Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan gambarkan garis imajiner sepanjang batas superior scapula dari acromion kanan sampai acromion kiri. Garis ini harus tegak lurus dengan garis vertebra. Gambar : inspeksi
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 c. Palpasi toraks posterior. Palpasi dada dilakukan dengan menggunakan telapak tangan, diawali dengan langkah- langkah berikut ini: 1) Palpasi secara dangkal bagian posterior toraks. Kaji besar otot pada daerah tepat di bawah kulit. 2) Harus diingat untuk mengkaji daerah superior scapula, dilakukan sampai dengan tulang rusuk ke 12 dan dilanjutkan sejauh mungkin pada garis midaksila pada kedua sisi. 3) Palpasi dan hitung jumlah tulang rusuk dan sela intercostals. 4) Mintalah pasien untuk fleksi leher, maka prosesus spinalis servikal ke 7 akan terlihat. Bila pemeriksa memindahkan tangan sedikit ke kiri dan kanan dari prosesus, pemeriksa akan merasakan tulang rusuk pertama. 5) Hitung tulang rusuk dan sela interkostal dan tetap dekat pada garis vertebral. 6) Palpasi tiap-tiap prosesus spinalis dengan gerakan ke arah bawah. Observasi bawah jari tangan pemeriksa akan turun membentuk garis lurus. Bila tidak lurus dapat menunjukkan adanya skoliosis. Bagaimana Anda melakukan Palpasi toraks posterior inutk? Palpasi toraks posterior inutk mengukur ekspansi pernafasan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Letakkan tangan setingkat dengan tulang rusuk ke 8-10. Letakkan kedua ibu jari dekat tulang rusuk ke 8-10. Letakkan kedua ibu jari dekat dengan garis vertebral dan tekan kulit secara lembut di antara kedua ibu jari. Pastikan telapak tangan bersentuhan dengan punggung klien. 2) Mintalah klien untuk menarik nafas dalam. Pemeriksa seharusnya merasakan tekanan yang sama di kedua tangan dan tangan pemeriksa bergerak menjauhi garis vertebral. Palpasi untuk menilai tactile fremitus pada dinding dada posterior. Fremitus adalah vibrasi yang dirasakan di luar dinding saat pasien bicara. Vibrasi paling besar dirasakan di daerah saluran nafas yang berdiameter besar (trakea) dan hampir tidak ada pada alveoli paru- paru. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Gunakan daerah sendi metacarpophalangeal atau permukaan luar dari tangan pada saat memeriksa fremitus. 2) Mintalah pasien untuk mengulang kata “ninety-nine” atau “tujuh-tujuh” saat pemeriksa melakukan palpasi. d. Palpasi toraks anterior. 1) Atur posisi pasien, biasanya pada posisi supine untuk palpasi toraks anterior; akan tetapi beberapa dapat pula dalam posisi duduk. 2) Tentukan lokasi landmark daerah toraks anterior. 3) Tentukan lokasi suprasternal notch dengan jari tangan. Palpasi turun ke bawah dan identifikasi batas-batas bawah manubrium pada Angle of Louis. 4) Palpasi secara lateral dan temukan tulang rusuk kedua dan ICS kedua. Hitung tulang rusuk dekat dengan batas sternum.
  • 23. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Perhatian: jangan melakukan perkusi di atas vertebral, skapula atau tulang rusuk karena akan terdengar suara datar bila perkusi di atas tulang. Pada pasien yang sehat, perkusi pada daerah paru akan menghasilkan suara resonan. f. Palpasi untuk menilai tactile fremitus pada dinding pada anterior. Tehnik yang digunakan sama dengan palpasi posterior adalah: 1) Gunakan sendi metakarpophalangeal atau permukaan ulnar tangan. 2) Mintalah pasien untuk mengucapkan kata “ninety-nine” atau “tujuh-tujuh” saat pemeriksa melakukan palpasi dinding dada anterior. g. Perkusi toraks posterior. Sebelum melakukan perkusi pada toraks posterior, visualisasikan garis horisontal, garis vertikal, tingkat diafragma dan fisura paru-paru untuk identifikasi lobus paru. Selain itu, pelajari juga tehnik perkusi. Langkah melakukan perkusi diawali dengan hal berikut: 1) Mengatur posisi pasien. 2) Membantu pasien membungkuk ke depan sedikit dan melebarkan bahu. h. Perkusi daerah paru posterior. 1) Mulailah perkusi pada daerah apeks paru kiri dan bergerak ke apeks paru kanan. 2) Gerakkan ke dalam setiap sela interkostal dengan cara sistematis. 3) Perkusi sampai ke tulang rusuk yang paling bawah dan pastikan untuk melakukannya sampai ke garis midaksila kiri dan kanan. Perkusi untuk menentukan pergerakan atau ekskursi diafragma adalah sebagai berikut: 1) Mulailah dengan melakukan perkusi pada sela interkosta ketujuh ke arah bawah sepanjang garis skapula sampai batas diafragma. Resonan akan berubah menjadi dullness. 2) Beri tanda pada kulit. 3) Mintalah pasien untuk menarik nafas dalamn dan menahannya. 4) Perkusi kembali ke arah bawah dari kulit yang bertanda sampai terdengar lagi suara dullness. 5) Beri tanda pada kulit untuk yang kedua kalinya. 6) Anjurkan pasien untuk menarik nafas secara normal beberapa kali. 7) Sekarang mintalah pasien untuk bernafas normal dan keluarkan nafas sebanyak- banyaknya, kemudian tahan nafas. 8) Perkusi ke arah atas sampai pemeriksa mendengar suara resonan, beri tanda dan anjurkan pasien untuk bernafas secara normal. Pemeriksa akan mendapatkan tiga tanda pada kulit sepanjang garis skapula. 9) Ulangi prosedur untuk sisi yang lain. 10) Jarak antara tanda nomor 2 dan 3 dapat berkisar antara 3-6 cm pada orang dewasa yang sehat. 11) Kembalikan pasien pada posisi duduk yang nyaman.
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 i. Perkusi toraks anterior. Visualisasikan landmark daerah toraks anterior. Sebelum melakukan perkusi dinding dada anterior, visualisasi garis vertikal dan hirozontal. Identifikasi lokai diafragma dan lobus paru. Perkusi daerah paru dengan pola yang teratur adalah sebagai berikut: 1) Mulailah perkusi pada daerah apeks dan lanjutkan sampai setinggi diafragma. 2) Lanjutkan perkusi ke garis midaksila pada masing-masing sisi. Hindari perkusi di atas sternum, klavikula, tulang rusuk dan jantung. 3) Pastikan jari-jari tangan yang tidak dominan berada pada sela interkosta sejajar dengan tulang rusuk. 4) Jika pada pasien wanita memiliki payudara yang besar, mintalah pasien untuk memindahkan payudaranya ke samping (mengatur posisi) selama prosedur ini. Perkusi di atas jaringan payudara wanita akan menghasilkan suara dullness. j. Auskultasi toraks posterior. Visualisasi landmark daerah toraks. Sebelum auskultasi toraks posterior dilakukan, visualisasikan landmark daerah tersebut seperti sebelum perkusi. 1) Auskultasi trakea a) Dengan menggunakan tekanan yang tegas, letakkan diafragma stetostkop sejalan dengan bernafasnya pasien secara perlahan dengan mulut terbuka. b) Mulaialah pada garis C7 dan turun ke bawah sampai T3. Pada bagian ini perawat akan melakukan auskultasi trakea dan suara yang terdengar adalah bronkial. 2) Auskultasi bronkus Pindahkan stetoskop ke kiri dan kanan garis vertebra setinggi T3-T5, tepat berada pada bronkus kiri dan kanan, serta suara yang terdengar adalah bronkhovesikuler. 3) Auskultasi paru-paru. 1) Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti yang digunakan pada perkusi paru-paru. 2) Mulai auskultasi pada bagian apeks paru kiri dan lanjutkan seperti pola perkusi. Pemeriksa akan mendengar suara vesikuler. 3) Dengarkan pula suara tambahan yang mendahului pada saat siklus inspirasi dan ekspirasi. Bila mendengar adanya suara tambahan, catat lokasi, kualitas, lama dan waktu terjadinya selama siklus pernafasan. Gambar : Paru-paru
  • 25. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung merupakan organ yang mempunyai peranan dalam mengedarkan oksigen. Di dalam sel, darah mengangkut sisapengolahandanmembawanyakeorgan-organtertentuuntukdisaringataudikeluarkan dari dalam tubuh. Berat jantung berkisar antara 300-500 gram pada laki-laki dewasa normal dan antara 250-300 gram pada wanita dewasa normal atau sekitar 0,5% dari berat badan. Jantung terletak di mediastinum antara tulang rusuk kedua dan keenam. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebaiknya mengumpulkan data riwayat kesehatan mengenai faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan penyakit jantung pada klien. Faktor yang mempengaruhi di antaranya adalah: riwayat merokok, hipertensi, hiperlipidemia, diabetes melitus, diet, stres, kurang pergerakan, dan kegemukan. Saat mengumpulkan data kesehatan pasien, perlu dikaji adanya keluhan pasien seperti: nyeri dada, nafas terasa pendek, syncope (pusing), lemah, lelah, dan adanya bengkak kaki. Riwayat kesehatan yang dikumpulkan perawat meliputi denyut nadi arteri dan tekanan darah. Denyut nadi arteri menggambarkan perubahan tekanan pada ventrikel kiri jantung yang dapat diketahui dengan meraba denyut nadi karotis, brakial, radial, femoral, tibia, dan dorsalis pedis. Area jantung diinspeksi dan dipalpasi secara simultan untuk mengetahui adanya ketidaknormalan denyutan atau dorongan. Palpasi dilakukan secara sistematis mengikuti struktur anatomi mulai dari area aorta, area pulmonal, area trikuspidalis, area apikal dan area epigastrik. Pengkajian Fisik Sistem Kardiovaskuler Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler Palpasi 1. Atur pasien dalam posisi supinasi dan posisi Anda ada di sisi kanan pasien. 2. Raba intercostae space (ICS) ke-2. Area aorta terletak pada ICS ke-2 kanan dan area pulmonal terletak di ICS ke-2 kiri. 3. Inspeksi dan palpasi area aorta serta area pulmonal untuk mengetahui ada tidaknya pulsasi. 4. Lalu pindahkan jari Anda ke bawah sepanjang ICS ke-3. Area ventrikuler dan trikuspidalis terletak pada ICS kiri menghadap ke sternum. Amati terhadap ada tidaknya pulsasi. 5. Selanjutnya pindahkan tangan Anda ke arah garis midklavikula kiri di mana akan ditemukan area apikal atau Point of Maximal Pulse (PMI). Inspeksi dan palpasi pulsasi pada area apikal. Secara umum pulsasi apikal akan teraba. Ukuran jantung dapat diketahui dengan mengamati lokasi pulsasi apikal. Apabila jantung membesar, maka pulsasi ini bergeser secara lateral ke garis midklavikula. 6. Inspeksi dan palpasi area epigastrik di dasar sternim untuk mengetahui pulsasi aorta. Perkusi Perkusi jantung dilakukan untuk mengetahui gambaran ukuran dan bentuk jantung. Perkusi dilakukan dengan meletakkan jari tengah tangan kiri sebagai landasan pada dinding dada. Perkusi dapat dikerjakan dari semua arah menuju letak jantung. Batas jantung diketahui dengan perkusi dari atas ke bawah. Untuk menentukan batas sisi kanan dan kiri, perkusi dikerjakan dari arah samping ke tengah dada. gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foro toraks.
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 Dalam melakukan perkusi jantung, perawat harus mengetahui lokasi redup jantung. Batas kiri jantung tidak lebih dari 4, 7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ICS ke-4, 5 dan 8. Perkusi dilakukan dari arah sternum keluar dengan jari yang stasioner secara paralel pada ICS sampai suara redup tidak terdengar. Umumnya perawat melakukan perkusi jantung dalam keadaan yang sangat diperlukan. Dengan adanya foto rontgen, maka perkusi pada area jantung jarang dilakukan karena gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foro toraks. Auskultasi Bunyi jantung dapat didengar dengan auskultasi. Bunyi dihasilkan oleh penutup katup- katup jantung. Bunyi jantung pertama (S1) timbul akibat penutupan katup mitralis dan trikuspidalis. Bunyi jantung kedua (S2) timbul akibat penutupan katup aorta dan pulmonalis. Biasanya S1 terdengar lebih keras daripada S2, namun nada S1 lebih rendah sedangkan S2 tinggi. S1 dideskripsikan dengan bunyi “lub” dan S2 ditandai dengan bunyi “dub”. Jarak antara bunyi lub dan dub sekitar 1 detik atau kurang. Periode yang berkaitan dengan bunyi jantung S1 dan S2 adalah periode sisloe dan diastole. Periode sistole adalah periode saat ventrikel berkontraksi, yang dimulai dari bunyi jantung pertama sampai bunyi jantung kedua. Diastole adalah periode saat ventrikel relaksasi yang dimulai dari bunyi jantung kedua dan berakhir pada saat atau mendekati bunyi jantung pertama. Sistole biasanya lebih pendek dibandingkan dengan sistole. Pada auskultasi jantung, secara normal tidak terdengar bunyi lain/tambahan selama periode di atas. Namun, terkadang untuk beberapa petugas kesehatan yang sudah terampil dalam pemeriksaan fisik kardiovaskuler, bunyi tambahan (S3 dan S4) dapat terdengar selama periode diastole. S3 dan S4 dapat terdengar jelas dengan menggunakan sungkup (bell) stetoskop. Bunyi S3 umumnya terdengar pada awal diastole. Bunyi S3 dapat terdengar pada anak-anak dan dewasa muda. Hal ini adalah normal, sebaliknya bila bunyi S3 terdengar pada orang dewasa, maka hal ini adalah pertanda adanya kegagalan jantung. Sementara itu, bila terdengar bunyi S4 pada akhir diastole sebelum bunyi jantung pertama, maka hal ini adalah pertanda adanya hipertensi. Gambar : Jantung
  • 27. 24 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Auskultasi harus dilakukan pada lima daerah auskultasi utama dengan menggunakan stetoskop. Lima area yang didengarkan adalah katup aorta, pulmonalis, trikuspidalis, apikal, dan epigastrik. Bagaimana Anda melakukan pemeriksaan auskultasi jantung? Langkah-langkah pemeriksaan auskultasi jantung adalah sebagai berikut: 1. Kaji ritme dan frekuensi jantung, perhatikan dan tentukan area auskultasi. 2. Anjurkan klien untuk bernafas secara normal dan kemudian tahan nafas saat ekspirasi. Dengarkan S1 sambil melakukan palpasi nadi karotis. Bunyi S1 seirama dengan nadi karotis berdenyut. Kaji intensitas dan adanya kelainan. 3. Konsentrasikan pada sistole, dengarkan secara saksama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau murmur S1 pada awal sistole. 4. Selanjutnya konsentrasi pada diastole merupakan interval yang lebih panjang dari pada sistole. Kaji kemungkinan adanya bunyi tambahan atau murmur. 5. Selanjutnya dengarkan bunyi S2 secara seksama untuk mengetahui apakah ada splitting S2 saat inspirasi. 6. Anjurkan pasien untuk menghembuskan dan menahan nafas, kemudian dengarkan bunyi S2 untuk mengetahui apakah S2 menjadi bunyi tunggal. Anda harus memahami struktur anatomi perut dalam melakukan pengkajian. Dalam melakukan pengkajian abdomen maupun pencernaan, Anda harus mendapatkan informasi tentang jenis makanan yang dikonsumsi, nafsu makan, pola defekasi, penggunaan obat- obatan terkait masalah pencernaan pasien, dan gangguan pencernaan yang pernah dialami pasien. Wanita hamil umumnya mudah mengalami konstipasi karena adanya perubahan letak kolon sehingga gerakan peristaltik menurun. Konstipasi maupun diare merupakan masalah yang sering ditemui pada pasien usia lanjut. Keadaan ini dikarenakan adanya perubahan motilitas dan berkurangnya sekresi pencernaan yang menyebabkan penurunan fungsi pencernaan dan ketahanan terhadap makanan. Pada pemeriksaan perut, urutan pemeriksaan meliputi: inspeksi, auskultasi, kemudian lakukan palpasi dan perkusi karena palpasi dan perkusi dapat meningkatkan frekuensi dan instensitas peristaltik usus. PENGKAJIAN FISIK SISTEM PENCERNAAN (ABDOMEN) Gambar : Pembagian Regio Abdomen
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 Inspeksi Anda perlu mengkaji apakah perut membuncit/membusung atau datar saja. Adanya massa pada salah satu sisi perut atau tidak simetrisnya bentuk perut mengindikasikan adanya kondisi patologis. Gas internal, tumor atau cairan dalam rongga perut dapat menyebabkan distensi (pembengkakan). Jika distensi bersifat menyeluruh, maka keseluruhan perut akan menonjol. Perhatikan juga apakah umbilikus menonjol atau tidak; umbilikus yang menonjol menunjukkan adanya distensi. Adakah bayangan/gambaran bendungan pembuluh darah vena di kulit perut. Bila ada, maka perhatikan arah alirannya. Bila didapatkan aliran vena yang berasal dari bagian atas perut yang mengalir ke atas lagi, maka keadaan ini menunjukkan adanya osbtruksi vena porta hepatika (tekanan vena porta meningkat). Bila didapatkan aliran vena berasal dari bagian bawah menuju ke atas perut, menunjukkan adanya obstruksi vena kafa inferior. Auskultasi Bagaimana Anda melakukan auskultasi? Anda melakukan auskultasi pada keempat kuadran bagian perut untuk mendengarkan bising usus dan motilitas usus. Normal suara bising usus berkisar 5-35 x/menit. Normalnya diperluka 5-20 detik untuk mendengarkan bising usus. Bunyi peristaltik yang keras dan panjang disebut Borborygmi, ditemui pada pasien gastroenteritis. Tidak adanya bunyi mengindikasikan berhentinya motolitas usus yang terjadi akibat obstruksi usus tahap akhir, ileus paralitik atau peritonitis. Bagaimana Anda melakukan pengkajian perut secara auskultasi? Langkah-langkah pengkajian perut secara auskultasi adalah sebagai berikut: 1. Atur posisi pasien secara tepat. 2. Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan. Bagian diafragma digunakan untuk mendengarkan suara usus, sedangkan bagian bell untuk mendengarkan suara pembuluh darah. 3. Letakkan diafragma stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area empat kuadran perut dan dengar suara peristaltik aktif dan suara gurgling yang secara normalterdengarsetiap5-20detikdengandurasikuranglebihdarisatudetik.Frekuansi sangat dipengaruhi ada tidaknya makanan dalam saluran pencernaan. Catat suara usus yang dinyatakan dengan ada atau tidak ada/hipoaktif, sangat lambat, hiperaktif (terdengar setiap 3 detik). Suara usus dinyatakan tidak ada apabila dalam tiga sampai lima menit tidak terdengar suara bising usus. 4. Letakkan bagian bell stetoskop pada garis tengah perut atau ke arah kanan kiri dari garis perut bagian atas mendekati panggul untuk mendengarkan arteri renalis. 5. Auskultasi arteri iliaka pada area bawah umbilikus di sebelah kanan dan kiri garis tengah perut. 6. Selanjutnya auskultasi area hepar dan limpa, kemungkinan dapat terdengar suara gesekan seperti suara gesekan dua benda. Suara gesekan pada area hepar dapat didengarkan dengan cara meletakkan stetoskop pada sisi bawah kanan tulang rusuk. Sementara suara gesekan pada area limpa dapat didengarkan dengan cara meletakkan stetoskop pada area batas bawah tulang rusuk di garis aksilaris anterior dan anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam.
  • 29. 26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Perkusi Perkusi perut dilakukan untuk mengetahui letak organ-organ di bawahnya dan adanya massa juga untuk membantu mengungkapkan adanya udara di dalam lambung dan usus. Perkusi dilakukan secara sistemik pada setiap kuadran untuk mengkaji area timpani dan pekak.Areayangberpotensimenimbulkannyeriselaludiperkusipalingakhri.Suaraperkusi abdomen yang normal adalah timpani. Massa padat atau cairan akan menimbulkan suara pekak, seperti: hepar, asites, vesika urinaria dan massa tumor. Perkusi Abdomen terhadap adanya Asites. Cairan dalam rongga perut selalu berada di bagian bawah (mengikuti hukum gravitasi). Posisi pasien terlentang dan perkusi dimulai dari tengah perut menyusuri dinding perut, perkusi dilakukan hingga ke arah lateral. Adanya perubahan dari timpani menjadi pekak merupakan batas cairan asites yang ada. Bila posisi pasien dipindah menjadi berbaring miring/lateral, cairan akan berpindah ke bagian bawah. Daerah lateral yang semula pekak setelah berada di atas menjadi timpani karena cairan berpindah, sementara daerah umbilikus menjadi pekak. Hal ini disebut shifting dullness. Bagaimana Anda melakukan pemeriksaan perut secara perkusi? Langkah pemeriksaan secara perkusi adalah sebagai berikut: 1. Perkusi dimulai dari kuadran kanan atas kemudian bergerak searah jarum jam. 2. Kaji reaksi pasien dan catat bila pasien merasakan adanya nyeri. 3. Lakukan perkusi pada area timpani dan redup. Timpani ditandai dengan ciri nada lebih tinggi daripada resonan, seperti suara perkusi pada rongga atau organ yang berisi udara. Suara redup mempunyai ciri nada lebih rendah daripada resona, seperti suara perkusi massa yang padat misalnya distensi kandung kemih, asites, maupun tumor. Palpasi Sebelum melakukan palpasi, perawat sebaiknya bertanya dulu, apakah ada bagian perut pasien yang nyeri (spontan) tanpa palpasi, sebab bila pasien menyatakan ada, daerah tersebut harus dipalpasi terakhir. Palpasi dapat dilakukan secara palpasi ringan atau palpasidalam,tergantungpadatujuannya.Palpasiringandilakukanuntukmengidentifikasi adanya nyeri tekan ataupun nyeri superfisial dan adanya massa. Sementara palpasi dalam dilakukan untuk mengidentifikasi organ-organ seperti hepar ataupun limpa. Palpasi abdomen dilakukan secara sistemik dari setiap kuadran untuk mengkaji adanya distensi, nyeri tekan dan atau adanya massa. Saat melakukan palpasi, kaji perubahan wajah pasien dari adanya rasa nyeri atau ketidaknyamanan. Bila teraba adanya massa, kaji ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi dan adanya nyeri tekan. Jika terdapat nyeri tekan, periksa kemungkinan adanya nyeri lepas, yaitu dengan cara perawat menekankan tangan secara perlahan pada area yang sakit dan kemudian melepaskannya secara cepat. Nyeri lepas dinyatakan positif, apabila pada saat dilepaskan, pasien mengeluh nyeri. Nyeri lepas terjadi pada pasien dengan apendisitis, pankreatitis atau cedera peritoneum. Kaji pula turgor kulit untuk menilai hidrasi pasien.
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 Palpasi Hepar Dilakukan untuk mendeteksi pembesaran hepar. Tehnik palpasi hepar dengan telapak tangan dan jari kanan dimulai dari kuadran kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti irama nafas dan gembungan perut. Dalam keadaan normal hepar tidak teraba. Apabila terjadi pembesaran hepar, maka dibuat deskripsinya yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Ukuran hepar (dalam cm atau lebar jari) 2. Perabaaan hepar: lunak atau biasa 3. Tepi hepar: tajam atau tumpul 4. Permukaan rata atau berbenjol-benjol 5. Nyeri tekan. Palpasi Limpa Secara normal pada orang dewasa, limpa tidak teraba. Limpa yang membesar didapat pada demam tifoid, Dengue Haemmoragic Fever dan Leukemia. Palpasi limpa dilakukan dengan cara menganjurkan pasien miring ke sisi kanan sehingga limpa lebih dekat dengan dinding perut. Selanjutnya palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri. Palpasi Titik Mc Burney Titik McBurney berada pada batas sepertiga luar dan dua pertiga dalam dari garis imaginer yang menghubungkan umbiliku dan SIAS kanan. Pada nyeri apendiks akan didapatkan nyeri tekan dan nyeri lepas. Pengkajian Anus Apa tujuan pengkajian anus? Tujuan pengkajian anus adalah untuk mendapatkan data mengenai kondisi anus dan rektum. Pada pasien pria, pengkajian juga bertujuan untuk mengetahui keadaan prostat. Peralatan yang perlu disiapkan adalah selimut, sarung tangan, dan pelumas. Bagaimana Anda melakukan pengkajian anus? Langkah-langkah dalam pengkajian anus adalah sebagai berikut: 1. Atur pasien dalam posisi dorsal rekumben. Tekuk lutut dan kaki menyentuh tempat tidur. Tutup bagian yang tidak diperiksa kecuali daerah anus. 2. Lakukan inspeksi pada anus, catat ada tidaknya hemoroid, lesi atau kemerah- merahan. 3. Gunakan sarung tangan yang diolesi pelumas pada jari penunjuk, kemudian perlahan-lahan, masukkan jari tersebut ke dalam anus dan rektum. 4. Lakukan palpasi pada dinding rektum dan catat lokasinya bila dirasakan adanya nodul, massa, serta nyeri tekan. 5. Setelah selesai tarik kembali jari anda dan amati keadaan feses pada sarung tangan. Secara normal feses berwarna kecoklatan dan tidak mengandung unsur darah. 6. Catat hasilnya.
  • 31. 28 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Format 1 : PENGKAJIAN DATA DASAR Nama Mahasiswa :....................................... Tempat Praktik :....................................... NIM :....................................... Tgl Praktik :....................................... A. Identitas Klien Nama :....................................... No. RM :....................................... Usia :....................................... Tgl Masuk RS :....................................... Jenis Kelamin :....................................... Tgl Pengkajian :....................................... Alamat :....................................... Sumber informasi :....................................... No. Telepon :....................................... Nama Keluarga Dekat yang Dapat Status Pernikahan :....................................... Dihubungi :....................................... Agama :....................................... Status :....................................... Suku :....................................... Alamat :....................................... Pendidikan :....................................... No. Telepon :....................................... Pekerjaan :....................................... Pendidikan :....................................... Lama Bekerja :....................................... Pekerjaan :....................................... B. Status Kesehatan Saat Ini 1. Keluhan Utama: ................................................................................................................................................... 2. Lama Keluhan: ................................................................................................................................................... 3. Kualitas Keluhan: ................................................................................................................................................... 4. Faktor Pencetus: ................................................................................................................................................... 5. Faktor Pemberat: ................................................................................................................................................... 6. Upaya yang telah dilakukan: ................................................................................................................................................... 7. Diagnosa Medis: a. ................................................................................................................................................... b. ................................................................................................................................................... c. ................................................................................................................................................... Riwayat Kesehatan Saat Ini Saat MRS : ............................................................................................................................................ .................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................... Saat Pengkajian : ................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 C. Riwayat Kesehatan Terdahulu 1. Penyakit yang pernah dialami: a. Kecelakaan (jenis & waktu) ................................................................................................................................................... b. Operasi (jenis & waktu) ................................................................................................................................................... c. Penyakit: Kronis : ................................................................................................................................. Akut :................................................................................................................................... d. Terakhir masuk RS : ............................................................................................................ 2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) Tipe Reaksi Tindakan ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... 3. Imunisasi ( ) BCG ( ) Hepatitis ( ) Polio ( ) Campak ( ) DPT ( ) ………………………… 4. Kebiasaan Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya Merokok ......................................... ......................................... ................ Kopi ......................................... ......................................... ................ Alkohol ......................................... ......................................... ................ ......................................... ......................................... ......................................... ................ 5. Obat-obatan yang digunakan : Jenis Lamanya Dosis ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... ......................................... D. Riwayat Keluarga Genogram : ............................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................... E. Riwayat Lingkungan Jenis Rumah Pekerjaan * Kebersihan ..................................................... ......................................................... * Bahaya Kecelakaan ..................................................... ......................................................... * Polusi ..................................................... ......................................................... * Ventilasi ..................................................... ......................................................... * Pencahayaan ..................................................... ......................................................... * .......................................... ..................................................... .........................................................
  • 33. 30 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan F. Pola Aktivitas – Latihan Di Rumah (skor) Di RS (Skor) * Makan/Minum ......................................... ......................................... * Mandi ......................................... ......................................... * Berpakaian/Berdandan ......................................... ......................................... * Toleting ......................................... ......................................... * Mobilitas di tempat tidur......................................... ......................................... * Berpindah ......................................... ......................................... * Berjalan ......................................... ......................................... * Naik Tangga ......................................... ......................................... Pemberian skor : 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu Alat bantu : Tongkat/Splint/Brace/Kursi Roda/Pispot/Walker/Lain2 …………………………….. H. Pola Eliminasi Jenis Di Rumah Di RS *BAB : Frekuensi/pola ......................................... ......................................... Konsistensi ......................................... ......................................... Warna & Bau ......................................... ......................................... Kesulitan ......................................... ......................................... Upaya mengatasi ......................................... ......................................... *BAK : Frekuensi/pola ......................................... ......................................... Konsistensi ......................................... ......................................... Warna & Bau ......................................... ......................................... Kesulitan ......................................... ......................................... Upaya mengatasi ......................................... ......................................... I. Pola Tidur – Istirahat Di Rumah Di RS * Tidur siang : Lamanya ......................................... ......................................... Jam … s/d … ......................................... ......................................... Kenyamanan stlh tidur ......................................... ......................................... * Tidur Malam : Lamanya ......................................... ......................................... Jam … s/d … ......................................... ......................................... Kenyamanan stlh tidur ......................................... ......................................... Kebiasaan sebelum tidur ......................................... ......................................... Kesulitan ......................................... ......................................... Upaya yang dilakukan ......................................... ......................................... J. Pola Kebersihan Diri Jenis Di Rumah Di RS *Mandi : Frekuensi ......................................... ......................................... Penggunaan sabun ......................................... ......................................... *Keramas : Frekuensi ......................................... ......................................... Penggunaan shampoo ......................................... ......................................... *Gosok gigi : Frekuensi ......................................... ......................................... Penggunaan odol ......................................... ......................................... * Kesulitan ......................................... ......................................... * Upaya yang dilakukan ......................................... .........................................
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 31 K. Pola Toleransi – Koping Stres • Pengambilan Keputusan : ( ) sendiri ( ) Dibantu orang lain. Sebutkan.......................... • Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya perawatan diri, dll) : ........................................................................................................................................................ • Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah : ................................................... • Harapan sete;ah menjalani perawatan : .................................................................................. • Perubahan yang dirasa setelah sakit : ....................................................................................... L. Pola Peran – Hubungan • Peran dalam Keluarga : ......................................................................................................... • Sistem pendukung : Suami / Istri / Anak / Tetangga / Teman / Saudara / Tidak ada / lain- lain, sebutkan........................................................................................................................................... • Kesulitan dalam keluarga : ( ) Hub. Dengan orang tua ( ) Hub. Dengan pasangan ( ) Hub. Dengan sanak saudara ( ) Hub. Dengan anak ( ) Lain-lain, sebutkan : .......................................................... • Masalah tentang peran / hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS : • Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : .................................................................................. M. Pola Komunikasi • Bicara : ( ) normal ( ) Bahasa utama : .................................. ( ) tidak jelas ( ) Bahasa daerah : .................................. ( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian :............................ ( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) Afek :.......................................... • Tempat Tinggal : ( ) Sendiri ( ) Kos / Asrama ( ) Bersama orang lain, Yaitu : .......................................................... • Kehidupan keluarga a. Adat istiadat yang dianut :............................................................................................................. b. Pantangan adat dan agama yang dianut : ............................................................................... c. Penghasilan keluarga : ( ) < Rp 250.000 ( ) Rp 1 juta – 1,5 juta ( ) Rp 250.000 – 500.000 ( ) Rp 1,5 juta – 2 juta ( ) Rp 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta N. Pola Seksualitas • Masalah dalam hubungan seksual selama sakit ( ) tidak ada ( ) ada • Upaya yang dilakukan pasangan ( ) perhatian ( ) lain – lain, seperti .......................................................................................... ( ) sentuhan O. Pola Nilai dan Kepercayaan • Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda : Ya Tidak • Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis & frekuensi) :.................... .................................................................................................................................................................... • Kegiatan agama /kepercayaan yang tidak dapat dilakukan di RS : :................................. .................................................................................................................................................................... • Harapan klien terhadap perawatan untuk melaksanakan ibadahnya : :.............................. ....................................................................................................................................................................
  • 35. 32 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan P. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum a.Kesadaran : …………………………………………………………………………………… b. Tanda – tanda vital : - Tek. Darah : ……………………Suhu :……………… - Nadi : …………………Pernapasan :……………... c. Tinggi badan : …………………………Berat Badan : ………………………………… 2. Kepala dan leher a. Kepala :Bentuk ……………………………… Massa ……………………………… Distribusi rambut ………………....... Warna kulit kepala ………………….. Keluhan : pusing/sakit kepala/migren/lainnya, sebutkan …………………. b. Mata :Bentuk……………………………… Konjungtiva ………………………... Pupil : ( ) reaksi terhadap cahaya ( ) isokor ( ) miosis ( ) pin point ( ) midriasis Tanda-tanda radang: ……………………………………………………… Fungsi penglihatan : ( ) Baik ( ) Kabur Penggunaan alat bantu : ( ) Ya ( ) Tidak Apabila ya menggunakan : ( ) Kaca mata ( ) Lensa Kontak ( ) Minus……ka/……ki ( ) Plus……ka/……ki ( ) Silinder……ka/……ki Pemeriksaan mata terakhir ……………………….. Riwayat Operasi ……………………… c. Hidung : Bentuk ………………... Warna ………………… Pembengkakan …… Nyeri tekan …………… Perdarahan ……………… S inus …………… Riw. Alergi ……………………… Cara mengatasinya ………………… Penyakit yang pernah terjadi …………………………………………… Frekuensi ………………… Cara mengatasinya…………………………… d. Mulut & Tenggorokan : Warna bibir ………………… Mukosa ………………… Ulkus …………….. Lesi ………… Massa ………………… Warna lidah ……………………….. Perdarahan gusi ……………………… Karies ……………………………… Kesulitan menelan ……………………… Gigi geligi ……………………….. Sakit tenggorok ……………………… Gangg. Bicara ……………………... Pemeriksaan gigi terakhir ……………………………………………………. e. Telinga : Bentuk …………………… Warna …………………… Lesi ………………. Massa …………………………… Nyeri ……………………………………… Fgs. Pendengaran ……………………Alat bantu pendengaran ………….. Masalah yang terjadi ………………………………………………………… Upaya utk mengatasi …………………………………………………………. f. Leher : Kekakuan …………………………… Nyeri/Nyeri tekan …………………… Benjolan/massa …………………… Keterbatasan gerak …………………. Vena Jugularis ………………… Tiroid ……………… Limfe……………….. Trakea …………………………… Keluhan …………………………………. Upaya utk mengatasi …………………………………………………………. 3. Dada : Bentuk……………………………… Pergerakan dada …………… Nyeri/Nyeri tekan ……………… Massa……………Peradangan ………… Taktil fremitus ……………………… Pola nafas …………………………… Jantung : Perkusi ………………………………………………………... Auskultasi …………………………………………………….. Paru : Perkusi ………………………………………………………... Auskultasi ……………………………………………………..
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 33 4. Payudara dan Ketiak : Benjolan / Massa ……………………… Nyeri / Nyeri tekan ………………. Bengkak ………………………………… Kesimetrisan ……………………. 5. Abdomen : Inspeksi ………………………………………………………………………… Palpasi …………………………………………………………………………. Perkusi ………………………………………………………………………… Auskultasi ……………………………………………………………………… 6. Genitalia : Inspeksi ……………………………………………………………………… Palpasi ……………………………………………………………………… Perempuan : Siklus menstruasi ……………………………………………………. Kontrasepsi ……………………………………………………………………… Kehamilan ……………………………………………………………………… Keluhan ……………………………………………………………………… Pria : Keluhan ……………………………………………………………………… 7. Ekstremitas: Kekuatan otot ……………………………………………………………………… Kontraktur ……………………… Pergerakan ………………………........... Deformitas ……………………… Pembengkakan ……………………….... Edema ……………………… Nyeri/Nyeri tekan ……………………… Pus/luka ……………………… Refleks : Sensasi : - Bisep : - Raba/sentuhan : - Trisep : - Panas : - Brakioradialis : - Dingin : - Patelar : - Tekanan/tusuk : - Achiles : - Plantar (babinski) : 8. Kulit dan kuku : ………………………………… Kulit : Warna ………………………………… Jaringan Parut ………………………………… Lesi …………Suhu Tekstur ………………………………… Kuku : Warna ………………………………… Bentuk ………………………………… Lesi ………………………………… Pengisian kapiler ………………… 9. Punggung : Inspeksi : ………………………………………………………………………… Palpasi : ………………………………………………………………………… Q. Hasil Pemeriksa Penunjang ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... R. Pengobatan ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................
  • 37. 34 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Setelah Anda mempelajari kegiatan belajar 2 ini, coba Anda melakukan pengkajian dasar/ pemeriksaan fisik sistem pernafasan, kardiovaskuler, abdomen, dan penginderaan pada pasien minimal 5 orang. Tugas Mandiri
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 35 Pengkajian fisik atau pemeriksaan fisik merupakan salah satu langkah yang harus Anda lakukan untuk mengetahui status kesehatan fisik pasien, yang selanjutnya sebagai dasar Anda untuk menentukan diagnosis atau masalah keperawatan yang dialami pasien. Pengkajian fisik ini bisa dengan cara Head to Toe (mulai kepala sampai ujung kaki) maupun pemeriksaan per sistem tubuh. Rangkuman
  • 39. 36 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Pengkajian dasar merupakan keterampilan yang harus Anda kuasai sebagai seorang perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien. Modul panduan praktik ini membahas tentang pengkajian dasar pada pasien yang meliputi: anamnesis dan pengkajian fisik dasar (pemeriksaan fisik), disertai dengan contoh format pengkajian data dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pengkajian pada pasien di rumah sakit atau klinik. Demikian semoga modul ini bermanfaat bagi Anda para calon perawat. SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL Penutup
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 37 Acuan Pustaka Carpenito, Lynda Jual 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC. Priharjo, Robert. 1996. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC. Reeves, Charlene, et al. 1999. Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I. Jakarta: Salemba Medika. Sabiston, David C. 1995. Buku Ajar BedahSabiston’s Essensials Surgery, Alih bahasa Petrus Andrianto. Jakarta: EGC. Smeltzer, Suzanna C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8. Jakarta: EGC. Sjaifoellah Noer,H.M. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Susan, Martyn Tucker et al. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC. Tambunan, Eviana; Kasim, Deswani. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
  • 41. 38 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Daftar Gambar http://todo.ui.ac.id/ui2/wp-content/uploads/2014/02/nurse4016.jpg http://www.rsbudiagungjuwana.com/wp-content/uploads/2014/07/img001.jpg http://www.pikhospital.co.id/uploads/ICU.jpg http://4.bp.blogspot.com/-80BiLEUZfa8/TqhkqBmSFDI/AAAAAAAAAAM/D39dVi- vZMc/s1600/imtihan-gelanggang-ilmu.jpg https://mysmallmemory.files.wordpress.com/2012/06/diagnosis_1920x1200_230. jpg http://www.lasallemedicalassociates.com/wp-content/uploads/2012/01/LaSal- le-CLINIC-hispGIRL-108209071.jpg http://www.onelifemed.com/media/image/bg/2-checkup.jpg http://www.lacolline.ch/files/3914/0326/6462/jpeg-1.jpg http://chicagopolicyreview.org/wp-content/uploads/2015/02/healthcare-plan.jpg https://mrmarkmcdonald.files.wordpress.com/2013/10/medical-check-up-001.jpg http://i.ytimg.com/vi/CkQCMHIJnJc/maxresdefault.jpg http://3.bp.blogspot.com/-IizG96eAaKc/UpdTI5aWuqI/AAAAAAAAAjM/BBb7AYUiXio/ s1600/pulmonary-embolism.jpg https://cardiologydoc.files.wordpress.com/2012/02/hypertensive-heart-disease1.jpg
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 39 Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015