UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 – 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami – Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
juknisDinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan cakupan program setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur cq Sub Subtansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai format dalam Lampiran. Untuk meningkatkan kemampuan pendamping dalam pendampingan
>> Materi:
Strategi komunikasi pendampingan menggunakan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) >> tenaga Promkes
Cara pengukuran antropometri dan aplikasi Buaian >> tenaga Gizi
Cara menentukan ibu hamil anemia >> Bidan
Pelaksanaan skrining TBC terhadap ibu hamil (e-Tibi) >> PJ program TBC
Pelaksanaan skrining Penyakit Tidak Menular pada ibu hamil (Hipertensi = e-Desi) 🡪PJ Program Hipertensi
>> Sasaran: 100 orang kader pendamping
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
1. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Keperawatan Medikal Bedah II
Hadi Purwanto
Panduan Praktik Klinik Pengkajian Dasar
Keperawatan
SEMESTER 4
MODUL PRAKTIKUM
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 2
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Daftar Istilah
Basal Metabolisme Rate : Jumlah energi yang dikeluarkan setiap hari oleh manusia saat
istirahat
Koloid Osmotic : Tekanan cairan yang ditentukan oleh kekentalan cairan tersebut
Tekanan Hidrostatik : Tekanan cairan yang ditentukan oleh sumber mekanik seperti
pompa jantung
Partial : Sebagian, tidak selutuh, tidak total
Probandus : Orang percobaan yang tidak merugikan dirinya
Eksofitik : Pertumbuhan sel terarah keluar jaringan
Endofitik : Pertumbuhan sel terarah ke dalam jaringan
5. 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Gambar : Pendahuluan
Selamat atas keberhasilan Anda mempelajari modul 5 tentang Panduan Praktek Klinik
ProsedurTindakanpadaPasienPredanPostOperatif.Nah,sekarangAndaakanmempelajari
modul 6, tentang Panduan Praktek Klinik Pengkajian Dasar Keperawatan. Penguassan
modul ini penting karena Anda Sebagai perawat pelaksana, maka lulusan D-III Keperawatan
harus mampu melakukan pengkajian sebagai dasar Anda dalam menegakkan diagnosis
keperawatan pada tatanan nyata di rumah sakit. Modul panduan praktek klinik yang
berjudul “Panduan Praktek Klinik Pengkajian Dasar Keperawatan” . Modul ini akan disajikan
secara aplikatif sebagai panduan Anda dalam memberikan pelayanan keperawatan pada
pasien di rumah sakit khususnya dalam melakukan pengkajian dasar sistem pernafasan,
sistem kardiovaskuler, abdomen, dan sistem penginderaan pada pasien di rumah sakit.
Sebagai landasan keilmuan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan secara jelas telah
Anda pelajari pada modul mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah 1”
Modul panduan praktek klinik ini di kemas dalam 2 (dua) kegiatan belajar, yaitu:
Kegiatan Belajar 1 : Pengkajian Anamnesis Dasar
Kegiatan Belajar 2 : Pengkajian Fisik Dasar
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Setelahmempelajarimodulpanduanpraktekklinikini,Andadiharapkandapat;1)melakukan
prosedur anamnesis dasar , 2) melakukan prosedur pemeriksaan fisik/pengkajian fisik dasar
sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, abdomen, dan sistem penginderaan. Selain itu,
dalam modul panduan praktek klinik ini juga disajikan contoh format pengkajian sehingga
Anda dapat belajar memasukkan data hasil pengkajian pada format tersebut.
Agar Anda dapat melakukan pengkajian dasar, maka ada beberapa hal yang harus Anda
lakukan, yaitu :
1. Pelajari materi mata kuliah komunikasi terapeutik.
2. Pelajari anatomi tubuh manusia sistem pernafasan, kardiovaskular, abdomen, dan
penginderaan.
3. Pelajari materi kuliah tentang proses keperawatan. Materi ini telah Anda pelajari pada
modul mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan (KDK).
4. Lakukan latihan prosedur tindakan di laboratorium sesering mungkin di bawah
bimbingan pembimbing laboratorium pada pantum atau alat peraga sampai Anda
cukup terampil.
5. Setelah itu praktekkan pada pasien di rumah sakit saat Anda melakukan praktek klinik
keperawatan.
Baiklah selanjutnya marilah Anda pelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar 1:
Gambar : Langkah Awal
7. 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah mempelajari dan mempraktikkan
KegiatanBelajar1iniAndadapatmelakukan
pengkajian anamnesis pada pasien di
tatanan klinik atau rumah sakit.
Kegiatan
Praktikum 1
Tujuan Umum Praktikum
Tujuan Khusus Praktikum
1. Anamnesis pada pasien
2. Anamnesis pada keluarga
Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 1 ini Anda dapat
melakukan:
1. pengkajian anamnesis pada pasien
2. pengkajian anamnesis pada keluarga.
Gambar : Anamnesis
Ruang Lingkup
Pengkajian Anamnesis
Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan perkuliahan
jarak jauh dalam bentuk praktikum.
Praktikum akan kita mulai dengan bahasan tentang:
Bagaimana Anda melakukan pengkajian? Ketika Anda menerima pasien maka yang harus
Anda lakukan adalah melakukan pengkajian untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi
pasien, kenapa dia datang ke pelayanan kesehatan, dan selanjutnya untuk menentukan
tindakan apa yang harus Anda lakukan untuk menolong pasien.
Pengkajian yang harus Anda lakukan meliputi anamnesis atau wawancara kepada pasien
dan atau keluarga untuk menggali informasi apa masalah atau keluhan pasien sehingga
datang ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Selanjutnya baru Anda lakukan
Uraian Materi
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi atau mencari tanda dan gejala yang timbul akibat
atau penyebab masalah/penyakit yang dialami pasien.
Bagaimana Anda melakukan anamnesis atau wawancara kepada pasien dan atau keluarga
pasien? Dalam melakukan anamnesis, Anda dapat melakukan wawancara pada pasien dan
atau keluarga. Untuk itu perhatikan uraian berikut:
1. Anamnesis pada pasien
Apabila pasien sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik, maka sebaiknya Anda
melakukan anamnesis dengan pasien secara langsung untuk menggali informasi masalah
kesehatan/penyakit yang dialaminya. Dalam melakukan anamnesis Anda harus menguasai
teknik komunikasi yang baik agar dapat terjalin hubungan yang saling percaya antara Anda
dengan pasien sehingga pasien mau terbuka mengungkapkan apa masalahnya.
Bagaimana cara Anda melakukan anamnesis pada pasien? Ada beberapa syarat yang harus
Anda kuasai dalam melakukan anamnesis pada pasien, yaitu:
a. Anda harus menguasai teknik komunikasi yang baik dan benar, yaitu komunikasi
terapeutik.
b. Anda harus mengenali pasien, yang meliputi:
o Usia
o Pendidikan
o Suku bangsa
Mengapa demikian? Dengan mengenali pasien maka Anda dapat menentukan bagaimana
caranya untuk berkomunikasi atau wawancara dengan pasien agar pasien mau berterus
terang mengungkapkan masalah kesehatan yang sebenarnya mereka alami.
Selanjutnya baru Anda lakukan wawancara dengan pasien. Persilahkan pasien duduk
di depan Anda, usahakan selama wawancara terjadi kontak mata untuk menunjukkan
perhatian pada pasien. Terlebih dahulu perkenalkan diri Anda, misalkan:” selamat pagi pak/
bu.....silahkan duduk. Perkenalkan nama saya Hadi. Nama bapak/ibu.....?”. selanjutnya buka
pembicaraan dengan kalimat “......ada yang bisa saya bantu? “Atau “....apa keluhan atau yang
bapak /ibu rasakan....”. selanjutnya beri kesempatan pada pasien untuk bercerita. Selama
pasien menceritakan masalahnya upayakan tetap terjadi kontak mata dan sesekali Anda
mengangguk untuk menunjukkan bahwa Anda memperhatikan pasien. Nah, selanjutnya
baru Anda lakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi atau mencari tanda dan gejala
yang timbul akibat atau penyebab masalah/penyakit yang dialami pasien.
Gambar : Anamnesis
9. 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2. Anamnesis pada keluarga
Bagaimana cara Anda melakukan anamnesis pada keluarga? Ketika pasien tidak sadar atau
tidak dapat diajak komunikasi verbal dan atau bila membutuhkan konfirmasi pada keluarga
tentang masalah kesehatan/penyakit yang dialami pasien, maka Anda dapat melakukan
anamnesis pada keluarga. Anamnesis pada keluarga pada prinsipnya tidak berbeda dengan
pasien. Ada beberapa syarat yang harus Anda penuhi sebelum melakukan anamnesis pada
keluarga pasien agar terjadi hubungan yang baik sehingga keluarga mau menceritakan apa
yang dialami pasien seperti yang ingin Anda ketahui.
Ada beberapa syarat yang harus Anda kuasai dalam melakukan anamnesis pada pasien,
yaitu:
• Anda harus menguasai teknik komunikasi yang baik dan benar, yaitu komunikasi
terapeutik.
• Anda harus mengenali keluarga pasien, meliputi:
o Usia
o Pendidikan
o Suku bangsa
Dengan mengenali keluarga pasien maka Anda dapat menentukan bagaimana caranya
untuk berkomunikasi atau wawancara dengan keluarga pasien agar mau berterus terang
mengungkapkan masalah kesehatan yang sebenarnya dialami pasien.
Bagaimana Anda lakukan wawancara dengan keluarga pasien? Selanjutnya baru Anda
lakukan wawancara dengan keluarga pasien. Persilahkan keluarga pasien duduk di depan
Anda, usahakan selama wawancara terjadi kontak mata untuk menunjukkan perhatian
pada keluarga pasien. Terlebih dahulu perkenalkan diri Anda, misalkan:” selamat pagi pak/
bu.....silahkan duduk. Perkenalkan nama saya Hadi. Nama bapak/ibu.....?”. selanjutnya buka
pembicaraan dengan kalimat “......apa hubungan antara bapak/ibu dengan........(sebutkan
nama pasien)?“ selanjutnya “....ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan pada bapak/
ibu terkait dengan penyakit yang dialami (sebutkan nama pasien)....”. selanjutnya tanyakan
hal-hal yang ingin Anda ketahui yang berkaitan dengan penyakit yang dialami pasien dan
beri kesempatan pada keluarga pasien untuk bercerita. Selama keluarga pasien bercerita,
upayakan tetap terjadi kontak mata dan sesekali Anda mengangguk untuk menunjukkan
bahwa Anda memperhatikan. Nah, selanjutnya baru Anda lakukan pemeriksaan fisik untuk
mengevaluasi atau mencari tanda dan gejala yang timbul akibat atau penyebab masalah/
penyakit yang dialami pasien.
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 ini, coba Anda lakukan anamnesis pada pasien dan
keluarganya minimal 5 orang!
Tugas
Mandiri
11. 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Anamesis merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam pengkajian pada
pasien untuk menggali masalah kesehatan pasien, baik keluhan yang dirasakan pasien
sampai riwayat penyakit yang dialami. Dengan anamnesis Anda dapat mengetahui
masalah kesehatan pasien yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan
langkah apa yang harus Anda lakukan untuk membantu pasien.
Rangkuman
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Setelah mempelajari dan mempraktikkan
KegiatanBelajar2iniAndadapatmelakukan
pengkajian pemeriksaan fisik sistem
pernafasan, kardiovaskular, abdomen, dan
penginderaan.
Kegiatan
Praktikum 2
Tujuan Umum Praktikum
Tujuan Khusus Praktikum
1. Pemeriksaan umum
2. Inspeksi
3. Palpasi
4. Perkusi
5. Auskultasi
Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 2 ini Anda dapat
melakukan:
1. pengkajian pemeriksaan umum
2. pengkajian pemeriksaan inspeksi.
3. pengkajian pemeriksaan palpasi
4. pengkajian pemeriksaan perkusi
5. pengkajian pemeriksaan auskultasi
Gambar : Pengkajian fisik dasar
Ruang Lingkup
Pengkajian Fisik Dasar
13. 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
1. Persiapan lingkungan
Sebelum melakukan pemeriksaan Anda harus memastikan bahwa tempat pemeriksaan
harus terang, nyaman, tenang, dan menjaga privasi klien. Anda bisa menggunakan lokasi
berupa kamar periksa ataupun tempat tidur rumah sakit. Anda harus mengupayakan tidak
terdapat gangguan bunyi atau suara bising sehingga pemeriksaan yang Anda lakukan
menghasilkan data yang obyektif.
2. Persiapan alat
Semua peralatan yang akan anda gunakan dalam pemeriksaan fisik harus dalam kondisi
yang siap pakai dan baik.
3. Persiapan klien
Sebelum melaksanakan pemeriksaan pada pasien, Anda harus mempersiapkan baik fisik
maupun psikologis klien. Gunakanlah pendekatan yang professional dan tenang, sapalah
dengan lembut tetapi tegas dan tunjukkan ekspresi wajah yang tenang. Dengan Anda
menunjukkan sikap tersebut klien akan bersedia untuk bekerja sama selama pemeriksaan
Anda lakukan.
Mula-mula, jelaskanlah garis besar pemeriksaan fisik yang akan Anda lakukan pada pasien.
Perlu diingat Anda harus menghindari penggunaan bahasa medis, gunakanlah bahasa
yang dimengerti oleh pasien. Ingatkan pasien apabila pada saat pemeriksaan ditemukan
tanda-tanda, seperti: nyeri, sakit atau yang lainnya. Waspadai! Pada saat Anda melakukan
pemeriksaan mungkin pasien akan melakukan penolakan atau menghentikan pemeriksaan,
Anda harus bisa meyakinkan pasien untuk tetap menyelesaiakan prosedur pemeriksaan
sampai tuntas, sehingga tujuan dari pemeriksaan dapat terpenuhi.
4. Tata urutan pemeriksaan
Anda harus mempertimbangan efisiensi dan efektifitas selama melakukan pemeriksaan,
sehingga tidak terlalu banyak membuang tenaga dan waktu. Perhatikan! Hindari perubahan
posisi yang berulang-ulang untuk menghindari kelelahan.
Uraian
Materi
Bagaimana Anda melakukan pemeriksaan
fisik? Pemeriksaan fisik seyogianya Anda
lakukan berurutan secara logis, yakni bisa
Anda lakukan menurut pendekatan kepala
ke kaki (head to toe) atau pendekatan sistem.
Anda akan mengetahui bahwa pengkajian
yang baik menuntut penguasaan terhadap
tehnik pemeriksaan. Dalam melakukan
pemeriksaan fisik Anda harus memahami
dan melaksanakan petunjuk berikut ini:
Gambar : Pemeriksaan klien
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Bagaimana Anda melakukan pengkajian pemeriksaan fisik kepala dan leher? Pengkajian
Anda awali dengan inspeksi lalu dilanjutkan dengan palpasi. Posisi klien dapat duduk atau
berdiri tergantung kondisi pasien.
Lakukanlah inspeksi dengan memperhatikan bentuk kepala yang abnormal dan ukuran
kepala. Lingkar kepala dapat diukur dengan pita pengukur. Bagian yang juga perlu untuk
dilihat adalah ubun-ubun pada bayi yang dapat menonjol, normal, atau cekung (pada
dehidrasi). Ubun-ubun yang menonjol menandakan peninggian tekanan intracranial.
Keadaan rambut juga dinilai, distribusi rambut bervariasi pada setiap orang. Kulit kepala
dikaji dari adanya peradangan, luka, maupun tumor.
Pada daerah wajah dilihat kesimetrisan wajah, apakah kulitnya normal, pucat, sianosis
atau icterus. Bagian wajah keadaan normalnya adalah simetris antara kanan dan kiri.
Ketidaksimetrisan muka menunjukkan adanya gangguan pada saraf ketujuh. Selain itu,
juga diperiksa ada tidaknya gangguan sensorik di daerah wajah. Pemeriksaan sensorik
dilakukan menggunakan perangsangan nyeri dengan menggunakan tusukan jarum secara
perlahan-lahan. Pada trauma kepala dilihat ada tidaknya perlukaan atau pembengkakan
dan lain-lain. Setelah keadaan umum diperiksa, pasien dapat diatasi terlebih dahulu.
Palpasi dilakukan untuk mengetahui keadaan rambut, massa, pembengkakan, nyeri tekan
dan kulit kepala.
Pemeriksaan Fisik Kepala dan Leher
Bagaimana Anda melakukan teknik inspeksi dan palpasi? Tujuan pengkajian mata adalah
untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata. Dalam setiap pengkajian selalu bandingkan
antara mata kanan dengan kiri. Tehnik yang digunakan adalah inspeksi dan palpasi.
Inspeksi merupakan tehnik yang paling penting dilakukan sebelum palpasi.
Mata
1. Inspeksi
Apa yang dikaji dalam inspeksi mata? Dalam inspeksi yang dikaji adalah bagian-bagian
mata yaitu bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sclera dan pupil. Secara umum untuk
pemeriksaan fisik mata dilihat kelopak mata, konjungtiva (pucat atau tidak), sclera
kuning atau tidak. Mata yang kering dapat terjadi pada gangguan akibat defisiensi
vitamin A. Mata oedem/hyperemia/secret mata berlebihan dapat terjadi karena adanya
reaksi alergi, benda asing, perlukaan, dan lain-lain. Selanjutnya Anda perhatikan gambar
anatomi bola mata berikut ini:
Gambar : Anatomi bola mata
15. 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2. Palpasi
Pemeriksaan palpasi pada bola mata untuk memeriksa secara kasar adanya peninggian
tekanan intraokuler, misalnya pada penderita glaucoma. Kadang-kadang perlu membalik
kelopak mata dengan tehnik tertentu.
Prosedur Pemeriksaan Fisik Mata
Inspeksi kelopak mata
1. Amati edema palpebral pada kelopak mata. Edema palpebral mudah tampak, cairan
edema mudah terkumpul di palpebral karena jaringan palpebral sangat longgar dan akan
lebih terlihat saat klien bangun tidur. Secara normal, edema palpebral akan hilang atau
berkurang setelah aktivitas dengan posisi tegak karena kemudian cairan akan terkumpul
di ekstremitas bawah.
2. Amati kelopak mata yang selalu tertutup atau tidak mampu membuka, disebut
Ptiosis dan kelopak mata yang tidak mampu menutup rapat (terus terbuka) yang disebut
Lagopthalmus.
Gambar : Kelopak mata
Inspeksi Konjungtiva dan Sklera
1. Amati konjungtiva dan sclera dengan cara berikut:
a. Anjurkan pasien untuk melihat ke depan.
b. Amati konjungtiva untuk mengetahui ada tidaknya kemerah-merahan.
c. Pemeriksaan konjungtiva dilakukan dengan cara menarik kelopak mata bagian
bawah ke bawah dengan menggunakan ibu jari.
d. Amati keadaan konjungtiva dan kantong konjungtiva bagian bawah, catat bila
didapatkan warna yang tidak normal, misalnya anemic atau adanya pus.
e. Saat memeriksa konjungtiva, amati pula warna sclera, catat adanya perubahan
warna menjadi ikterik.
2. Amati warna iris, serta ukuran dan bentuk pupil.
Evaluasi reaksi pupil terhadap cahaya dengan menggunakan senter. Normalnya pupil
adalah sama besar (isokor). Pupil yang mengecil disebut miosis, sangatlah kecil disebut
pin point, sedangkan pupil yang mengalami dilatasi (melebar) disebut midriasis.
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Gambar : Pupil mata
Bagaimana Anda melakukan teknik inspeksi dan palpasi? Telinga mempunyai fungsi
sebagai alat pendengaran dan menjaga keseimbangan. Pengkajian teinga secara umum
bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga atau
membrane timpani dan pendengaran. Teknik pengkajian yang digunakan umumnya
adalah inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui
fungsi telinga. Secara sederhana pendengaran dapat dikaji dengan menggunakan suara
bisikan. Pendengaran yang baik akan dengan mudah dapat mengetahui adanya bisikan.
Bila dicurigai pendengaran tidak berfungsi baik, maka pemeriksaan yang teliti dapat
dilakukan yaitu dengan menggunakan garpu tala.
Prosedur Pemeriksaan Fisik Telinga
Alat yang perlu disiapkan adalah speculum telinga/othoscope dan arloji.
Inspeksi dan Palpasi telinga
1. Pasien dalam posisi duduk. Pasien yang masih anak-anak dapat duduk di pangkuan
orang tuanya.
2. Atur posisi duduk perawat menghadap pada sisi telinga yang akan dikaji.
3. Diawali dengan mengamati telinga luar, perhatikan adanya perubahan bentuk, warna,
lesi maupun massa.
4. Pengkajian palpasi dengan cara memegang telinga dengan ibu jari dan jari penunjuk.
Palpasi kartilago telinga luar dan catat bila ada nyeri.
5. Tekan bagian tragus ke dalam dan tekan pula tulang telinga di bawah daun telinga.
Bila ada peradangan, klien akan merasa nyeri.
6. Selanjutnya pegang bagian pinggir daun telinga dan secara perlahan-lahan tarik daun
telinga ke atas atau ke belakang sehingga lubang telinga mudah untuk diamati.
7. Lihat lubang telinga, perhatikan terhadap ada tidaknya peradangan, perdarahan,
maupun kotoran.
8. Masukkan speculum telinga secara hati-hati. Bila sudah tepat letakkan mata di atas
eye-piece.
9. Amati membrane timpani, perhatikan bentuk, warna, transparansi, kilau, perforasi
atau adanya darah/cairan.
Telinga
17. 14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Langkah-langkah pengkajian pendengaran menggunakan arloji adalah sebagai berikut:
1. Pegang sebuah arloji di samping telinga pasien.
2. Tanyakan apakah pasien mendengar detak arloji.
3. Pindah posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan minta pasien untuk
menyatakan bila sudah tidak lagi mendengar suara detak arloji. Normalnya detak
arloji masih dapat didengar sampai jarak sekitar 30cm.
4. Bandingkan telinga kanan dan kiri.
Gambar : Teknik Pemeriksaan Liang Telinga
Hidung dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung. Dimulai dari bagian
luar hidung, bagian dalam, lalu sinus-sinus. Bila memungkinkan, selama pemeriksaan
klien dalam posisi duduk.
Prosedur pemeriksaan hidung
Bagaimana Anda melakukan teknik inspeksi dan palpasi? Alat-alat yang digunakan adalah:
otoskop, speculum hidung, dan sumber penerangan/lampu. Langkah-langkah inspeksi
dan palpasi bagian luar dan sinus-sinus adalah sebagai berikut:
1. Perawat duduk menghadap pasien.
2. Atur penerangan dan amati hidung bagian luar. Perhatikan bentuk tulang hidung
pasien dari tiga sisi yaitu depan, samping dan atas.
3. Perhatikan perubahan warna kulit hidung dan adanya pembengkakan.
4. Lanjutkan dengan melakukan palpasi hidung luar, catat bila ditemukan
ketidaknormalan tulang hidung.
5. Palpasi sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis, perhatikan terhadap adanya nyeri
tekan.
Bagaimana Anda melakukan inspeksi hidung? Berikut ini adalah langkah-langkah inspeksi
hidung bagian dalam sebagai berikut:
1. Duduk menghadap ke arah klien.
2. Atur penerangan sehingga dapat menerangi lubang hidung.
3. Elevasikan ujung hidung dengan cara menekan hidung secara ringan dengan ibu jari,
kemudian amati bagian anterior lubang hidung.
Hidung
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
4. Pasang speculum hidung secara perlahan-lahan untuk mengamati rongga hidung.
5. Atur posisi kepala pasien dengan sedikit menengadah untuk memudahkan
pengamatan rongga hidung.
6. Amati bentuk dan posisi septum hidung, kartilago, dan dinding rongga hidung serta
selaput lender pada rongga hidung. Catat bila ditemukan adanya perubahan warna,
sekresi, dan bengkak.
7. Setelah selesai angkat speculum secara perlahan-lahan.
Mulut dan Faring
Pemeriksaan mulut dan faring harus dilakukan dengan pencahayaan yang baik sehingga
dapat melihat semua bagian dalam mulut. Pengkajian mulut dan faring sebaiknya
dilakukan dengan posisi klien duduk. Pengkajian diawali dengan mengkaji keadaan
bibir, gigi, gusi, serta lidah, selaput lender-lender bagian dalam, palatum/langit-langit
mulut, tonsil, kemudian faring. Umumnya teknik yang digunakan dalam mengkaji adalah
inspeksi, namun bila secara inspeksi belum didapatkan data yang akurat, maka dilakukan
pengkajian secara palpasi. Tujuan dilakukan palpasi adalah untuk mengetahui bentuk dan
kelainan pada mulut yang dapat diketahui dengan palpasi. Palpasi mulut meliputi: pipi,
palatum, dan lidah.
Prosedur Pemeriksaan Fisik Mulut dan Faring
Inspeksi Mulut dan Faring
1. Klien duduk berhadapan dan sejajar dengan Anda.
2. Amati bibir dan perhatikan adanya ketidaknormalan, seperti: bibir sumbing, warna
bibir yang tidak normal, ulkus, lesi, dan massa.
3. Selanjutnya atur pencahayaan yang memadai untuk melihat rongga mulut pasien.
4. Anjurkan pasien membuka mulut dan dengan menggunakan penekan menekan
lidah ataupun pipi bagian dalam secara perlahan sehingga gigi, tonsil, dan faring
akan tampak jelas.
5. Secara cepat lakukan beberapa pengkajian berikut ini: amati keadaan gigi dan
perhatikan ukuran, warna, lesi, adanya karang gigi, karies ataupun jumlah gigi yang
tanggal. Amati juga secara khusus keadaan akar gigi dan gusi.
6. Perhatikan juga kebersihan rongga mulut dan bau mulut.
7. Amati pula selaput lender mulut, palatum, dan pipi bagian dalam secara sistematis
dan perhatikan warna, adanya pembengkakan, peradangan, ulkus serta perdarahan.
8. Amati pula ukuran tonsil.
9. Selanjutnya inspeksi faring dengan menganjurkan pasien mengatakan “ah”. Amati
keadaan faring terhadap kesimetrisan ovula.
Bagaimana cara Anda melakukan palpasi mulut? Berikut adalah langkah-langkah dalam
melakukan palpasi mulut:
1. Atur posisi pasien agar menghadap Anda.
2. Anjurkan pasien membuka mulut.
3. Palpasi pipi secara sistematis dengan ibu jari dan jari telunjuk lalu perhatikan adanya
tumor atau pembengkakan. Bila ada pembengkakan, gambarkan menurut ukuran,
konsistensi dan adanya nyeri.
4. Lanjutkan dengan palpasi palatum debfab jari telunjuk dan rasakan adanya
pembengkakan dan fisura.
5. Selanjutnya lakukan palpasi lidah dengan cara klien dianjurkan menjulurkan lidahnya,
pegang lidah dengan kasa steril menggunakan tangan kiri. Dengan jari telunjuk
tangan kanan lakukan palpasi lidah terutama bagian belakang lidah.
19. 16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pemeriksaan Sistem Pernafasan (Paru)
Faktor apa yang mempengaruhi fungsi pernafasan? Bila mengkaji kesehatan pernafasan,
perhatikan tahap perkembangan pasien, faktor psikososial seperti keadaan cemas dan
stress, faktor perawatan diri seperti kebiasaan latihan (exercise) dan nutrisi, serta faktor
lingkungansepertiadanyapolusi.Semuafaktoriniakanmempengaruhifungsipernafasan.
Dada anterior yang merupakan bagian pertama rongga dada dapat dibagi ke dalam lima
garis vertical imaginer, yaitu sebagai berikut:
a. Garis midsternum
b. Garis aksila anterior kiri
c. Garis midklavikula kanan
d. Garis aksila anterior kanan
e. Garis midklavikula kiri.
Dada posterior yang merupakan bagian kedua rongga dada dapat pula dibagi menjadi
lima garis vertical imaginer, yaitu sebagai berikut:
a. Garis vertebra
b. Garis scapula kanan
c. Garis scapula kiri
d. Garis aksila posterior kanan
e. Garis aksila posterior kiri.
Gambar : Rongga dada
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Bagian ketiga dari rongga dada adalah bagian lateral. Pada bagian ini dapat pula digambar
tiga garis vertical, yaitu: dua garis aksila anterior dan posterior, telah diidentifikasi
sebelumnya dan garis yang ketiga yaitu garis di antara aksila anterior dan aksila posterior,
disebut sebagai garis midaksila.
Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
1. Persiapan meliputi sebagai berikut:
a. Siapkan peralatan meliputi:
1) Baju periksa
2) Selimut
3) Stetoskop
4) Senter
5) Pena dan penggaris
6) Sarung tangan bersih
7) Masker
b. Cuci tangan.
c. Jelaskan prosedur kepada pasien.
d. Anjurkan pasien untuk menanggalkan baju sampai pinggang dan mengenakan baju
periksa.
e. Pastikan ruang periksa cukup penerangan dan hangat, serta bebas dari gangguan
lingkungan.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Jaga privasi pasien
b. Pemeriksaan harus terorganisasi dengan baik untuk menghemat tenaga pasien.
c. Pasien mungkin batuk dan bersin selama pemeriksaan. Oleh karena itu, gunakan
universal precaution.
3. Langkah-langkah pemeriksaan sebagai berikut:
a. Pengkajian awal
1) Lakukan pengkajian cepat tentang pasien untuk menentukan kemampuan pasien
berpartisipasi dalam pemeriksaan.
2)Inspeksi penampilan umum secara keseluruhan dan posisi pasien.
3)Beri perhatian khusus terhadap usaha bernafas, warna kulit wajah dan ekspresinya,
bibir, penggunakan otot bantu nafas, serta pergerakan dada dalam tiga bagian
toraks yaitu: anterior, posterior dan lateral.
21. 18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
b. Inspeksi toraks.
Inspeksi toraks meliputi frekuensi pernafasan, irama pernafasan, dan suara nafas.
Pemeriksa hendaknya juga memperhatikan adanya kelainan pada ekstremitas atas yang
berhubungan dengan penyakit paru, seperti: jari tabuh (clubbing finger) pada penyakit
paru supuratif dan kanker paru, sianosis perifer yang menunjukkan hipoksemia, karat
nikotin pada perokok berat, otot tangan, dan lengan yang mengecil karena penekanan
nervus torasik I oleh tumor paru di apeks paru. Kelainan pada daerah kepala menunjukkan
gangguan pada paru, seperi: mata yang mengecil pada sindrom horner dan sianosis
ujung lidah pada hipoksemia. Adapun langkah-langkah dalam prosedur tindakan inspeksi
toraks adalah sebagai berikut:
1) Atur posisi pasien. Pemeriksaan dimulai dengan pasien pada posisi duduk dan
semua pakaian dibuka sampai pinggang.
2)Hitung pernafasan selama satu menit penuh. Jika menghitung pernafasan,
observasi laju pernafasan, ritme, dan kedalaman siklus pernafasan.
3)Amati bentuk toraks apakah biasa/mormal ataukah ada kelainan seperti: kifosis,
lordosis, scoliosis, bentuk dada burung (Pigeon chest), bentuk dada cekung (funnel
chest), dan bentuk dada besar, serta menggembung muka belakang (Barrel chest).
4)Observasi pergerakan dada pada tiga bagian toraks (anterior, posterior, dan lateral).
5)Amati kondisi pernafasan apakah tenang, simetris dan tanpa usaha bantu
pernafasan. Amati ada tidaknya dyspnea, umumnya ditandai dengan hal-hal
berikut ini:
a) Tanda retraksi intercostal
b) Tanda retraksi suprasternal
c) Pernafasan cuping hidung
d) Ortophnoe, lebih nyaman bernafas pada posisi duduk.
6)Amati warna kulit dada (anterior, posterior, dan lateral).
7)Sebelum dilanjutkan pada langkah selanjutnya, minta pasien untuk menarik
nafas dalam dan observasi keterlibatan otot.
8)Inspeksi konfigurasi dada, yaitu:
a)Bandingkan diameter transversal dengan diameter anteroposterior. Seharusnya
rasio diameter ini kurang lebih rasio 2 : 1 pada orang dewasa. Bayi baru memiliki
dada yang kurang lebih bulat daripada orang dewasa dan diameternya sama (rasio
kurang lebih 1 : 1).
b)Tentukan kesimetrisan dada, yaitu melalui inspeksi struktur skeletal.
9)Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan gambarkan garis imajiner sepanjang
batas superior scapula dari acromion kanan sampai acromion kiri. Garis ini harus
tegak lurus dengan garis vertebra.
Gambar : inspeksi
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
c. Palpasi toraks posterior.
Palpasi dada dilakukan dengan menggunakan telapak tangan, diawali dengan langkah-
langkah berikut ini:
1) Palpasi secara dangkal bagian posterior toraks. Kaji besar otot pada daerah tepat di
bawah kulit.
2) Harus diingat untuk mengkaji daerah superior scapula, dilakukan sampai dengan
tulang rusuk ke 12 dan dilanjutkan sejauh mungkin pada garis midaksila pada kedua
sisi.
3) Palpasi dan hitung jumlah tulang rusuk dan sela intercostals.
4) Mintalah pasien untuk fleksi leher, maka prosesus spinalis servikal ke 7 akan terlihat.
Bila pemeriksa memindahkan tangan sedikit ke kiri dan kanan dari prosesus,
pemeriksa akan merasakan tulang rusuk pertama.
5) Hitung tulang rusuk dan sela interkostal dan tetap dekat pada garis vertebral.
6) Palpasi tiap-tiap prosesus spinalis dengan gerakan ke arah bawah. Observasi
bawah jari tangan pemeriksa akan turun membentuk garis lurus. Bila tidak lurus
dapat menunjukkan adanya skoliosis.
Bagaimana Anda melakukan Palpasi toraks posterior inutk? Palpasi toraks posterior inutk
mengukur ekspansi pernafasan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Letakkan tangan setingkat dengan tulang rusuk ke 8-10. Letakkan kedua ibu jari dekat
tulang rusuk ke 8-10. Letakkan kedua ibu jari dekat dengan garis vertebral dan tekan
kulit secara lembut di antara kedua ibu jari. Pastikan telapak tangan bersentuhan
dengan punggung klien.
2) Mintalah klien untuk menarik nafas dalam. Pemeriksa seharusnya merasakan
tekanan yang sama di kedua tangan dan tangan pemeriksa bergerak menjauhi garis
vertebral.
Palpasi untuk menilai tactile fremitus pada dinding dada posterior. Fremitus adalah vibrasi
yang dirasakan di luar dinding saat pasien bicara. Vibrasi paling besar dirasakan di daerah
saluran nafas yang berdiameter besar (trakea) dan hampir tidak ada pada alveoli paru-
paru. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Gunakan daerah sendi metacarpophalangeal atau permukaan luar dari tangan pada
saat memeriksa fremitus.
2) Mintalah pasien untuk mengulang kata “ninety-nine” atau “tujuh-tujuh” saat
pemeriksa melakukan palpasi.
d. Palpasi toraks anterior.
1) Atur posisi pasien, biasanya pada posisi supine untuk palpasi toraks anterior; akan
tetapi beberapa dapat pula dalam posisi duduk.
2) Tentukan lokasi landmark daerah toraks anterior.
3) Tentukan lokasi suprasternal notch dengan jari tangan. Palpasi turun ke bawah dan
identifikasi batas-batas bawah manubrium pada Angle of Louis.
4) Palpasi secara lateral dan temukan tulang rusuk kedua dan ICS kedua. Hitung tulang
rusuk dekat dengan batas sternum.
23. 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Perhatian: jangan melakukan perkusi di atas vertebral, skapula atau tulang rusuk karena
akan terdengar suara datar bila perkusi di atas tulang. Pada pasien yang sehat, perkusi
pada daerah paru akan menghasilkan suara resonan.
f. Palpasi untuk menilai tactile fremitus pada dinding pada anterior. Tehnik yang
digunakan sama dengan palpasi posterior adalah:
1) Gunakan sendi metakarpophalangeal atau permukaan ulnar tangan.
2) Mintalah pasien untuk mengucapkan kata “ninety-nine” atau “tujuh-tujuh” saat
pemeriksa melakukan palpasi dinding dada anterior.
g. Perkusi toraks posterior.
Sebelum melakukan perkusi pada toraks posterior, visualisasikan garis horisontal, garis
vertikal, tingkat diafragma dan fisura paru-paru untuk identifikasi lobus paru. Selain itu,
pelajari juga tehnik perkusi. Langkah melakukan perkusi diawali dengan hal berikut:
1) Mengatur posisi pasien.
2) Membantu pasien membungkuk ke depan sedikit dan melebarkan bahu.
h. Perkusi daerah paru posterior.
1) Mulailah perkusi pada daerah apeks paru kiri dan bergerak ke apeks paru kanan.
2) Gerakkan ke dalam setiap sela interkostal dengan cara sistematis.
3) Perkusi sampai ke tulang rusuk yang paling bawah dan pastikan untuk melakukannya
sampai ke garis midaksila kiri dan kanan.
Perkusi untuk menentukan pergerakan atau ekskursi diafragma adalah sebagai berikut:
1) Mulailah dengan melakukan perkusi pada sela interkosta ketujuh ke arah
bawah sepanjang garis skapula sampai batas diafragma. Resonan akan berubah
menjadi dullness.
2) Beri tanda pada kulit.
3) Mintalah pasien untuk menarik nafas dalamn dan menahannya.
4) Perkusi kembali ke arah bawah dari kulit yang bertanda sampai terdengar lagi suara
dullness.
5) Beri tanda pada kulit untuk yang kedua kalinya.
6) Anjurkan pasien untuk menarik nafas secara normal beberapa kali.
7) Sekarang mintalah pasien untuk bernafas normal dan keluarkan nafas sebanyak-
banyaknya, kemudian tahan nafas.
8) Perkusi ke arah atas sampai pemeriksa mendengar suara resonan, beri tanda dan
anjurkan pasien untuk bernafas secara normal. Pemeriksa akan mendapatkan tiga
tanda pada kulit sepanjang garis skapula.
9) Ulangi prosedur untuk sisi yang lain.
10) Jarak antara tanda nomor 2 dan 3 dapat berkisar antara 3-6 cm pada orang dewasa
yang sehat.
11) Kembalikan pasien pada posisi duduk yang nyaman.
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
i. Perkusi toraks anterior.
Visualisasikan landmark daerah toraks anterior. Sebelum melakukan perkusi dinding dada
anterior, visualisasi garis vertikal dan hirozontal. Identifikasi lokai diafragma dan lobus
paru. Perkusi daerah paru dengan pola yang teratur adalah sebagai berikut:
1) Mulailah perkusi pada daerah apeks dan lanjutkan sampai setinggi diafragma.
2) Lanjutkan perkusi ke garis midaksila pada masing-masing sisi. Hindari perkusi di atas
sternum, klavikula, tulang rusuk dan jantung.
3) Pastikan jari-jari tangan yang tidak dominan berada pada sela interkosta sejajar
dengan tulang rusuk.
4) Jika pada pasien wanita memiliki payudara yang besar, mintalah pasien untuk
memindahkan payudaranya ke samping (mengatur posisi) selama prosedur ini.
Perkusi di atas jaringan payudara wanita akan menghasilkan suara dullness.
j. Auskultasi toraks posterior.
Visualisasi landmark daerah toraks. Sebelum auskultasi toraks posterior dilakukan,
visualisasikan landmark daerah tersebut seperti sebelum perkusi.
1) Auskultasi trakea
a) Dengan menggunakan tekanan yang tegas, letakkan diafragma stetostkop sejalan
dengan bernafasnya pasien secara perlahan dengan mulut terbuka.
b) Mulaialah pada garis C7 dan turun ke bawah sampai T3. Pada bagian ini perawat
akan melakukan auskultasi trakea dan suara yang terdengar adalah bronkial.
2) Auskultasi bronkus
Pindahkan stetoskop ke kiri dan kanan garis vertebra setinggi T3-T5, tepat berada pada
bronkus kiri dan kanan, serta suara yang terdengar adalah bronkhovesikuler.
3) Auskultasi paru-paru.
1) Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti yang digunakan pada perkusi
paru-paru.
2) Mulai auskultasi pada bagian apeks paru kiri dan lanjutkan seperti pola perkusi.
Pemeriksa akan mendengar suara vesikuler.
3) Dengarkan pula suara tambahan yang mendahului pada saat siklus inspirasi dan
ekspirasi. Bila mendengar adanya suara tambahan, catat lokasi, kualitas, lama dan
waktu terjadinya selama siklus pernafasan.
Gambar : Paru-paru
25. 22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung merupakan organ
yang mempunyai peranan dalam mengedarkan oksigen. Di dalam sel, darah mengangkut
sisapengolahandanmembawanyakeorgan-organtertentuuntukdisaringataudikeluarkan
dari dalam tubuh. Berat jantung berkisar antara 300-500 gram pada laki-laki dewasa normal
dan antara 250-300 gram pada wanita dewasa normal atau sekitar 0,5% dari berat badan.
Jantung terletak di mediastinum antara tulang rusuk kedua dan keenam.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebaiknya mengumpulkan data riwayat
kesehatan mengenai faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan penyakit jantung
pada klien. Faktor yang mempengaruhi di antaranya adalah: riwayat merokok, hipertensi,
hiperlipidemia, diabetes melitus, diet, stres, kurang pergerakan, dan kegemukan. Saat
mengumpulkan data kesehatan pasien, perlu dikaji adanya keluhan pasien seperti: nyeri
dada, nafas terasa pendek, syncope (pusing), lemah, lelah, dan adanya bengkak kaki.
Riwayat kesehatan yang dikumpulkan perawat meliputi denyut nadi arteri dan tekanan
darah.
Denyut nadi arteri menggambarkan perubahan tekanan pada ventrikel kiri jantung yang
dapat diketahui dengan meraba denyut nadi karotis, brakial, radial, femoral, tibia, dan
dorsalis pedis.
Area jantung diinspeksi dan dipalpasi secara simultan untuk mengetahui adanya
ketidaknormalan denyutan atau dorongan. Palpasi dilakukan secara sistematis mengikuti
struktur anatomi mulai dari area aorta, area pulmonal, area trikuspidalis, area apikal dan
area epigastrik.
Pengkajian Fisik Sistem Kardiovaskuler
Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Palpasi
1. Atur pasien dalam posisi supinasi dan posisi Anda ada di sisi kanan pasien.
2. Raba intercostae space (ICS) ke-2. Area aorta terletak pada ICS ke-2 kanan dan area
pulmonal terletak di ICS ke-2 kiri.
3. Inspeksi dan palpasi area aorta serta area pulmonal untuk mengetahui ada tidaknya
pulsasi.
4. Lalu pindahkan jari Anda ke bawah sepanjang ICS ke-3. Area ventrikuler dan
trikuspidalis terletak pada ICS kiri menghadap ke sternum. Amati terhadap ada
tidaknya pulsasi.
5. Selanjutnya pindahkan tangan Anda ke arah garis midklavikula kiri di mana akan
ditemukan area apikal atau Point of Maximal Pulse (PMI). Inspeksi dan palpasi pulsasi
pada area apikal. Secara umum pulsasi apikal akan teraba. Ukuran jantung dapat
diketahui dengan mengamati lokasi pulsasi apikal. Apabila jantung membesar, maka
pulsasi ini bergeser secara lateral ke garis midklavikula.
6. Inspeksi dan palpasi area epigastrik di dasar sternim untuk mengetahui pulsasi aorta.
Perkusi
Perkusi jantung dilakukan untuk mengetahui gambaran ukuran dan bentuk jantung. Perkusi
dilakukan dengan meletakkan jari tengah tangan kiri sebagai landasan pada dinding dada.
Perkusi dapat dikerjakan dari semua arah menuju letak jantung. Batas jantung diketahui
dengan perkusi dari atas ke bawah. Untuk menentukan batas sisi kanan dan kiri, perkusi
dikerjakan dari arah samping ke tengah dada.
gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foro toraks.
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Dalam melakukan perkusi jantung, perawat harus mengetahui lokasi redup jantung. Batas
kiri jantung tidak lebih dari 4, 7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ICS ke-4, 5
dan 8. Perkusi dilakukan dari arah sternum keluar dengan jari yang stasioner secara paralel
pada ICS sampai suara redup tidak terdengar.
Umumnya perawat melakukan perkusi jantung dalam keadaan yang sangat diperlukan.
Dengan adanya foto rontgen, maka perkusi pada area jantung jarang dilakukan karena
gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foro toraks.
Auskultasi
Bunyi jantung dapat didengar dengan auskultasi. Bunyi dihasilkan oleh penutup katup-
katup jantung. Bunyi jantung pertama (S1) timbul akibat penutupan katup mitralis dan
trikuspidalis. Bunyi jantung kedua (S2) timbul akibat penutupan katup aorta dan pulmonalis.
Biasanya S1 terdengar lebih keras daripada S2, namun nada S1 lebih rendah sedangkan
S2 tinggi. S1 dideskripsikan dengan bunyi “lub” dan S2 ditandai dengan bunyi “dub”. Jarak
antara bunyi lub dan dub sekitar 1 detik atau kurang.
Periode yang berkaitan dengan bunyi jantung S1 dan S2 adalah periode sisloe dan diastole.
Periode sistole adalah periode saat ventrikel berkontraksi, yang dimulai dari bunyi jantung
pertama sampai bunyi jantung kedua. Diastole adalah periode saat ventrikel relaksasi yang
dimulai dari bunyi jantung kedua dan berakhir pada saat atau mendekati bunyi jantung
pertama. Sistole biasanya lebih pendek dibandingkan dengan sistole.
Pada auskultasi jantung, secara normal tidak terdengar bunyi lain/tambahan selama
periode di atas. Namun, terkadang untuk beberapa petugas kesehatan yang sudah
terampil dalam pemeriksaan fisik kardiovaskuler, bunyi tambahan (S3 dan S4) dapat
terdengar selama periode diastole. S3 dan S4 dapat terdengar jelas dengan menggunakan
sungkup (bell) stetoskop. Bunyi S3 umumnya terdengar pada awal diastole. Bunyi S3 dapat
terdengar pada anak-anak dan dewasa muda. Hal ini adalah normal, sebaliknya bila bunyi
S3 terdengar pada orang dewasa, maka hal ini adalah pertanda adanya kegagalan jantung.
Sementara itu, bila terdengar bunyi S4 pada akhir diastole sebelum bunyi jantung pertama,
maka hal ini adalah pertanda adanya hipertensi.
Gambar : Jantung
27. 24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Auskultasi harus dilakukan pada lima daerah auskultasi utama dengan menggunakan
stetoskop. Lima area yang didengarkan adalah katup aorta, pulmonalis, trikuspidalis,
apikal, dan epigastrik.
Bagaimana Anda melakukan pemeriksaan auskultasi jantung? Langkah-langkah
pemeriksaan auskultasi jantung adalah sebagai berikut:
1. Kaji ritme dan frekuensi jantung, perhatikan dan tentukan area auskultasi.
2. Anjurkan klien untuk bernafas secara normal dan kemudian tahan nafas saat
ekspirasi. Dengarkan S1 sambil melakukan palpasi nadi karotis. Bunyi S1 seirama
dengan nadi karotis berdenyut. Kaji intensitas dan adanya kelainan.
3. Konsentrasikan pada sistole, dengarkan secara saksama untuk mengetahui adanya
bunyi tambahan atau murmur S1 pada awal sistole.
4. Selanjutnya konsentrasi pada diastole merupakan interval yang lebih panjang dari
pada sistole. Kaji kemungkinan adanya bunyi tambahan atau murmur.
5. Selanjutnya dengarkan bunyi S2 secara seksama untuk mengetahui apakah ada
splitting S2 saat inspirasi.
6. Anjurkan pasien untuk menghembuskan dan menahan nafas, kemudian dengarkan
bunyi S2 untuk mengetahui apakah S2 menjadi bunyi tunggal.
Anda harus memahami struktur anatomi perut dalam melakukan pengkajian. Dalam
melakukan pengkajian abdomen maupun pencernaan, Anda harus mendapatkan informasi
tentang jenis makanan yang dikonsumsi, nafsu makan, pola defekasi, penggunaan obat-
obatan terkait masalah pencernaan pasien, dan gangguan pencernaan yang pernah
dialami pasien. Wanita hamil umumnya mudah mengalami konstipasi karena adanya
perubahan letak kolon sehingga gerakan peristaltik menurun. Konstipasi maupun diare
merupakan masalah yang sering ditemui pada pasien usia lanjut. Keadaan ini dikarenakan
adanya perubahan motilitas dan berkurangnya sekresi pencernaan yang menyebabkan
penurunan fungsi pencernaan dan ketahanan terhadap makanan.
Pada pemeriksaan perut, urutan pemeriksaan meliputi: inspeksi, auskultasi, kemudian
lakukan palpasi dan perkusi karena palpasi dan perkusi dapat meningkatkan frekuensi dan
instensitas peristaltik usus.
PENGKAJIAN FISIK SISTEM PENCERNAAN (ABDOMEN)
Gambar : Pembagian Regio Abdomen
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
Inspeksi
Anda perlu mengkaji apakah perut membuncit/membusung atau datar saja. Adanya
massa pada salah satu sisi perut atau tidak simetrisnya bentuk perut mengindikasikan
adanya kondisi patologis. Gas internal, tumor atau cairan dalam rongga perut dapat
menyebabkan distensi (pembengkakan). Jika distensi bersifat menyeluruh, maka
keseluruhan perut akan menonjol. Perhatikan juga apakah umbilikus menonjol atau tidak;
umbilikus yang menonjol menunjukkan adanya distensi. Adakah bayangan/gambaran
bendungan pembuluh darah vena di kulit perut. Bila ada, maka perhatikan arah alirannya.
Bila didapatkan aliran vena yang berasal dari bagian atas perut yang mengalir ke atas
lagi, maka keadaan ini menunjukkan adanya osbtruksi vena porta hepatika (tekanan vena
porta meningkat). Bila didapatkan aliran vena berasal dari bagian bawah menuju ke atas
perut, menunjukkan adanya obstruksi vena kafa inferior.
Auskultasi
Bagaimana Anda melakukan auskultasi? Anda melakukan auskultasi pada keempat
kuadran bagian perut untuk mendengarkan bising usus dan motilitas usus. Normal suara
bising usus berkisar 5-35 x/menit. Normalnya diperluka 5-20 detik untuk mendengarkan
bising usus. Bunyi peristaltik yang keras dan panjang disebut Borborygmi, ditemui pada
pasien gastroenteritis. Tidak adanya bunyi mengindikasikan berhentinya motolitas usus
yang terjadi akibat obstruksi usus tahap akhir, ileus paralitik atau peritonitis.
Bagaimana Anda melakukan pengkajian perut secara auskultasi? Langkah-langkah
pengkajian perut secara auskultasi adalah sebagai berikut:
1. Atur posisi pasien secara tepat.
2. Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan. Bagian diafragma digunakan
untuk mendengarkan suara usus, sedangkan bagian bell untuk mendengarkan suara
pembuluh darah.
3. Letakkan diafragma stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area empat
kuadran perut dan dengar suara peristaltik aktif dan suara gurgling yang secara
normalterdengarsetiap5-20detikdengandurasikuranglebihdarisatudetik.Frekuansi
sangat dipengaruhi ada tidaknya makanan dalam saluran pencernaan. Catat suara
usus yang dinyatakan dengan ada atau tidak ada/hipoaktif, sangat lambat, hiperaktif
(terdengar setiap 3 detik). Suara usus dinyatakan tidak ada apabila dalam tiga sampai
lima menit tidak terdengar suara bising usus.
4. Letakkan bagian bell stetoskop pada garis tengah perut atau ke arah kanan kiri dari
garis perut bagian atas mendekati panggul untuk mendengarkan arteri renalis.
5. Auskultasi arteri iliaka pada area bawah umbilikus di sebelah kanan dan kiri garis
tengah perut.
6. Selanjutnya auskultasi area hepar dan limpa, kemungkinan dapat terdengar suara
gesekan seperti suara gesekan dua benda. Suara gesekan pada area hepar dapat
didengarkan dengan cara meletakkan stetoskop pada sisi bawah kanan tulang rusuk.
Sementara suara gesekan pada area limpa dapat didengarkan dengan cara
meletakkan stetoskop pada area batas bawah tulang rusuk di garis aksilaris anterior
dan anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam.
29. 26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Perkusi
Perkusi perut dilakukan untuk mengetahui letak organ-organ di bawahnya dan adanya
massa juga untuk membantu mengungkapkan adanya udara di dalam lambung dan usus.
Perkusi dilakukan secara sistemik pada setiap kuadran untuk mengkaji area timpani dan
pekak.Areayangberpotensimenimbulkannyeriselaludiperkusipalingakhri.Suaraperkusi
abdomen yang normal adalah timpani. Massa padat atau cairan akan menimbulkan suara
pekak, seperti: hepar, asites, vesika urinaria dan massa tumor.
Perkusi Abdomen terhadap adanya Asites.
Cairan dalam rongga perut selalu berada di bagian bawah (mengikuti hukum gravitasi).
Posisi pasien terlentang dan perkusi dimulai dari tengah perut menyusuri dinding perut,
perkusi dilakukan hingga ke arah lateral. Adanya perubahan dari timpani menjadi pekak
merupakan batas cairan asites yang ada.
Bila posisi pasien dipindah menjadi berbaring miring/lateral, cairan akan berpindah ke
bagian bawah. Daerah lateral yang semula pekak setelah berada di atas menjadi timpani
karena cairan berpindah, sementara daerah umbilikus menjadi pekak. Hal ini disebut
shifting dullness.
Bagaimana Anda melakukan pemeriksaan perut secara perkusi? Langkah pemeriksaan
secara perkusi adalah sebagai berikut:
1. Perkusi dimulai dari kuadran kanan atas kemudian bergerak searah jarum jam.
2. Kaji reaksi pasien dan catat bila pasien merasakan adanya nyeri.
3. Lakukan perkusi pada area timpani dan redup. Timpani ditandai dengan ciri nada
lebih tinggi daripada resonan, seperti suara perkusi pada rongga atau organ yang
berisi udara. Suara redup mempunyai ciri nada lebih rendah daripada resona, seperti
suara perkusi massa yang padat misalnya distensi kandung kemih, asites, maupun
tumor.
Palpasi
Sebelum melakukan palpasi, perawat sebaiknya bertanya dulu, apakah ada bagian perut
pasien yang nyeri (spontan) tanpa palpasi, sebab bila pasien menyatakan ada, daerah
tersebut harus dipalpasi terakhir. Palpasi dapat dilakukan secara palpasi ringan atau
palpasidalam,tergantungpadatujuannya.Palpasiringandilakukanuntukmengidentifikasi
adanya nyeri tekan ataupun nyeri superfisial dan adanya massa. Sementara palpasi dalam
dilakukan untuk mengidentifikasi organ-organ seperti hepar ataupun limpa.
Palpasi abdomen dilakukan secara sistemik dari setiap kuadran untuk mengkaji adanya
distensi, nyeri tekan dan atau adanya massa. Saat melakukan palpasi, kaji perubahan
wajah pasien dari adanya rasa nyeri atau ketidaknyamanan. Bila teraba adanya massa,
kaji ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi dan adanya nyeri tekan. Jika terdapat nyeri tekan,
periksa kemungkinan adanya nyeri lepas, yaitu dengan cara perawat menekankan tangan
secara perlahan pada area yang sakit dan kemudian melepaskannya secara cepat. Nyeri
lepas dinyatakan positif, apabila pada saat dilepaskan, pasien mengeluh nyeri. Nyeri lepas
terjadi pada pasien dengan apendisitis, pankreatitis atau cedera peritoneum. Kaji pula
turgor kulit untuk menilai hidrasi pasien.
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
Palpasi Hepar
Dilakukan untuk mendeteksi pembesaran hepar. Tehnik palpasi hepar dengan telapak
tangan dan jari kanan dimulai dari kuadran kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti
irama nafas dan gembungan perut. Dalam keadaan normal hepar tidak teraba. Apabila
terjadi pembesaran hepar, maka dibuat deskripsinya yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Ukuran hepar (dalam cm atau lebar jari)
2. Perabaaan hepar: lunak atau biasa
3. Tepi hepar: tajam atau tumpul
4. Permukaan rata atau berbenjol-benjol
5. Nyeri tekan.
Palpasi Limpa
Secara normal pada orang dewasa, limpa tidak teraba. Limpa yang membesar didapat
pada demam tifoid, Dengue Haemmoragic Fever dan Leukemia. Palpasi limpa dilakukan
dengan cara menganjurkan pasien miring ke sisi kanan sehingga limpa lebih dekat dengan
dinding perut. Selanjutnya palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri.
Palpasi Titik Mc Burney
Titik McBurney berada pada batas sepertiga luar dan dua pertiga dalam dari garis imaginer
yang menghubungkan umbiliku dan SIAS kanan. Pada nyeri apendiks akan didapatkan
nyeri tekan dan nyeri lepas.
Pengkajian Anus
Apa tujuan pengkajian anus? Tujuan pengkajian anus adalah untuk mendapatkan data
mengenai kondisi anus dan rektum. Pada pasien pria, pengkajian juga bertujuan untuk
mengetahui keadaan prostat. Peralatan yang perlu disiapkan adalah selimut, sarung
tangan, dan pelumas.
Bagaimana Anda melakukan pengkajian anus? Langkah-langkah dalam pengkajian anus
adalah sebagai berikut:
1. Atur pasien dalam posisi dorsal rekumben. Tekuk lutut dan kaki menyentuh tempat
tidur. Tutup bagian yang tidak diperiksa kecuali daerah anus.
2. Lakukan inspeksi pada anus, catat ada tidaknya hemoroid, lesi atau kemerah-
merahan.
3. Gunakan sarung tangan yang diolesi pelumas pada jari penunjuk, kemudian
perlahan-lahan, masukkan jari tersebut ke dalam anus dan rektum.
4. Lakukan palpasi pada dinding rektum dan catat lokasinya bila dirasakan adanya
nodul, massa, serta nyeri tekan.
5. Setelah selesai tarik kembali jari anda dan amati keadaan feses pada sarung tangan.
Secara normal feses berwarna kecoklatan dan tidak mengandung unsur darah.
6. Catat hasilnya.
31. 28
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Format 1 :
PENGKAJIAN DATA DASAR
Nama Mahasiswa :....................................... Tempat Praktik :.......................................
NIM :....................................... Tgl Praktik :.......................................
A. Identitas Klien
Nama :....................................... No. RM :.......................................
Usia :....................................... Tgl Masuk RS :.......................................
Jenis Kelamin :....................................... Tgl Pengkajian :.......................................
Alamat :....................................... Sumber informasi :.......................................
No. Telepon :....................................... Nama Keluarga Dekat yang Dapat
Status Pernikahan :....................................... Dihubungi :.......................................
Agama :....................................... Status :.......................................
Suku :....................................... Alamat :.......................................
Pendidikan :....................................... No. Telepon :.......................................
Pekerjaan :....................................... Pendidikan :.......................................
Lama Bekerja :....................................... Pekerjaan :.......................................
B. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama:
...................................................................................................................................................
2. Lama Keluhan:
...................................................................................................................................................
3. Kualitas Keluhan:
...................................................................................................................................................
4. Faktor Pencetus:
...................................................................................................................................................
5. Faktor Pemberat:
...................................................................................................................................................
6. Upaya yang telah dilakukan:
...................................................................................................................................................
7. Diagnosa Medis:
a. ...................................................................................................................................................
b. ...................................................................................................................................................
c. ...................................................................................................................................................
Riwayat Kesehatan Saat Ini
Saat MRS : ............................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
Saat Pengkajian : .................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
C. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis & waktu)
...................................................................................................................................................
b. Operasi (jenis & waktu)
...................................................................................................................................................
c. Penyakit:
Kronis : .................................................................................................................................
Akut :...................................................................................................................................
d. Terakhir masuk RS : ............................................................................................................
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll)
Tipe Reaksi Tindakan
......................................... ......................................... .........................................
......................................... ......................................... .........................................
......................................... ......................................... .........................................
......................................... ......................................... .........................................
3. Imunisasi
( ) BCG ( ) Hepatitis
( ) Polio ( ) Campak
( ) DPT ( ) …………………………
4. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok ......................................... ......................................... ................
Kopi ......................................... ......................................... ................
Alkohol ......................................... ......................................... ................
......................................... ......................................... ......................................... ................
5. Obat-obatan yang digunakan :
Jenis Lamanya Dosis
......................................... ......................................... .........................................
......................................... ......................................... .........................................
D. Riwayat Keluarga
Genogram : ............................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
E. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
* Kebersihan ..................................................... .........................................................
* Bahaya Kecelakaan ..................................................... .........................................................
* Polusi ..................................................... .........................................................
* Ventilasi ..................................................... .........................................................
* Pencahayaan ..................................................... .........................................................
* .......................................... ..................................................... .........................................................
33. 30
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
F. Pola Aktivitas – Latihan
Di Rumah (skor) Di RS (Skor)
* Makan/Minum ......................................... .........................................
* Mandi ......................................... .........................................
* Berpakaian/Berdandan ......................................... .........................................
* Toleting ......................................... .........................................
* Mobilitas di tempat tidur......................................... .........................................
* Berpindah ......................................... .........................................
* Berjalan ......................................... .........................................
* Naik Tangga ......................................... .........................................
Pemberian skor : 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu
Alat bantu : Tongkat/Splint/Brace/Kursi Roda/Pispot/Walker/Lain2 ……………………………..
H. Pola Eliminasi
Jenis Di Rumah Di RS
*BAB : Frekuensi/pola ......................................... .........................................
Konsistensi ......................................... .........................................
Warna & Bau ......................................... .........................................
Kesulitan ......................................... .........................................
Upaya mengatasi ......................................... .........................................
*BAK : Frekuensi/pola ......................................... .........................................
Konsistensi ......................................... .........................................
Warna & Bau ......................................... .........................................
Kesulitan ......................................... .........................................
Upaya mengatasi ......................................... .........................................
I. Pola Tidur – Istirahat
Di Rumah Di RS
* Tidur siang : Lamanya ......................................... .........................................
Jam … s/d … ......................................... .........................................
Kenyamanan stlh tidur ......................................... .........................................
* Tidur Malam : Lamanya ......................................... .........................................
Jam … s/d … ......................................... .........................................
Kenyamanan stlh tidur ......................................... .........................................
Kebiasaan sebelum tidur ......................................... .........................................
Kesulitan ......................................... .........................................
Upaya yang dilakukan ......................................... .........................................
J. Pola Kebersihan Diri
Jenis Di Rumah Di RS
*Mandi : Frekuensi ......................................... .........................................
Penggunaan sabun ......................................... .........................................
*Keramas : Frekuensi ......................................... .........................................
Penggunaan shampoo ......................................... .........................................
*Gosok gigi : Frekuensi ......................................... .........................................
Penggunaan odol ......................................... .........................................
* Kesulitan ......................................... .........................................
* Upaya yang dilakukan ......................................... .........................................
34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
K. Pola Toleransi – Koping Stres
• Pengambilan Keputusan : ( ) sendiri ( ) Dibantu orang lain. Sebutkan..........................
• Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya perawatan diri,
dll) : ........................................................................................................................................................
• Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah : ...................................................
• Harapan sete;ah menjalani perawatan : ..................................................................................
• Perubahan yang dirasa setelah sakit : .......................................................................................
L. Pola Peran – Hubungan
• Peran dalam Keluarga : .........................................................................................................
• Sistem pendukung : Suami / Istri / Anak / Tetangga / Teman / Saudara / Tidak ada / lain-
lain, sebutkan...........................................................................................................................................
• Kesulitan dalam keluarga : ( ) Hub. Dengan orang tua ( ) Hub. Dengan pasangan
( ) Hub. Dengan sanak saudara ( ) Hub. Dengan anak
( ) Lain-lain, sebutkan : ..........................................................
• Masalah tentang peran / hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS :
• Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : ..................................................................................
M. Pola Komunikasi
• Bicara : ( ) normal ( ) Bahasa utama : ..................................
( ) tidak jelas ( ) Bahasa daerah : ..................................
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian :............................
( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) Afek :..........................................
• Tempat Tinggal : ( ) Sendiri
( ) Kos / Asrama
( ) Bersama orang lain, Yaitu : ..........................................................
• Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yang dianut :.............................................................................................................
b. Pantangan adat dan agama yang dianut : ...............................................................................
c. Penghasilan keluarga : ( ) < Rp 250.000 ( ) Rp 1 juta – 1,5 juta
( ) Rp 250.000 – 500.000 ( ) Rp 1,5 juta – 2 juta
( ) Rp 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta
N. Pola Seksualitas
• Masalah dalam hubungan seksual selama sakit
( ) tidak ada ( ) ada
• Upaya yang dilakukan pasangan
( ) perhatian ( ) lain – lain, seperti ..........................................................................................
( ) sentuhan
O. Pola Nilai dan Kepercayaan
• Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda : Ya Tidak
• Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis & frekuensi) :....................
....................................................................................................................................................................
• Kegiatan agama /kepercayaan yang tidak dapat dilakukan di RS : :.................................
....................................................................................................................................................................
• Harapan klien terhadap perawatan untuk melaksanakan ibadahnya : :..............................
....................................................................................................................................................................
35. 32
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
P. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a.Kesadaran : ……………………………………………………………………………………
b. Tanda – tanda vital : - Tek. Darah : ……………………Suhu :………………
- Nadi : …………………Pernapasan :……………...
c. Tinggi badan : …………………………Berat Badan : …………………………………
2. Kepala dan leher
a. Kepala :Bentuk ……………………………… Massa ………………………………
Distribusi rambut ………………....... Warna kulit kepala …………………..
Keluhan : pusing/sakit kepala/migren/lainnya, sebutkan ………………….
b. Mata :Bentuk……………………………… Konjungtiva ………………………...
Pupil : ( ) reaksi terhadap cahaya ( ) isokor ( ) miosis
( ) pin point ( ) midriasis
Tanda-tanda radang: ………………………………………………………
Fungsi penglihatan : ( ) Baik ( ) Kabur
Penggunaan alat bantu : ( ) Ya ( ) Tidak
Apabila ya menggunakan : ( ) Kaca mata ( ) Lensa Kontak
( ) Minus……ka/……ki ( ) Plus……ka/……ki ( ) Silinder……ka/……ki
Pemeriksaan mata terakhir ………………………..
Riwayat Operasi ………………………
c. Hidung : Bentuk ………………... Warna ………………… Pembengkakan ……
Nyeri tekan …………… Perdarahan ……………… S inus ……………
Riw. Alergi ……………………… Cara mengatasinya …………………
Penyakit yang pernah terjadi ……………………………………………
Frekuensi ………………… Cara mengatasinya……………………………
d. Mulut & Tenggorokan :
Warna bibir ………………… Mukosa ………………… Ulkus ……………..
Lesi ………… Massa ………………… Warna lidah ………………………..
Perdarahan gusi ……………………… Karies ………………………………
Kesulitan menelan ……………………… Gigi geligi ………………………..
Sakit tenggorok ……………………… Gangg. Bicara ……………………...
Pemeriksaan gigi terakhir …………………………………………………….
e. Telinga : Bentuk …………………… Warna …………………… Lesi ……………….
Massa …………………………… Nyeri ………………………………………
Fgs. Pendengaran ……………………Alat bantu pendengaran …………..
Masalah yang terjadi …………………………………………………………
Upaya utk mengatasi ………………………………………………………….
f. Leher : Kekakuan …………………………… Nyeri/Nyeri tekan ……………………
Benjolan/massa …………………… Keterbatasan gerak ………………….
Vena Jugularis ………………… Tiroid ……………… Limfe………………..
Trakea …………………………… Keluhan ………………………………….
Upaya utk mengatasi ………………………………………………………….
3. Dada : Bentuk……………………………… Pergerakan dada ……………
Nyeri/Nyeri tekan ……………… Massa……………Peradangan …………
Taktil fremitus ……………………… Pola nafas ……………………………
Jantung : Perkusi ………………………………………………………...
Auskultasi ……………………………………………………..
Paru : Perkusi ………………………………………………………...
Auskultasi ……………………………………………………..
36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
4. Payudara dan Ketiak :
Benjolan / Massa ……………………… Nyeri / Nyeri tekan ……………….
Bengkak ………………………………… Kesimetrisan …………………….
5. Abdomen : Inspeksi …………………………………………………………………………
Palpasi ………………………………………………………………………….
Perkusi …………………………………………………………………………
Auskultasi ………………………………………………………………………
6. Genitalia : Inspeksi ………………………………………………………………………
Palpasi ………………………………………………………………………
Perempuan : Siklus menstruasi …………………………………………………….
Kontrasepsi ………………………………………………………………………
Kehamilan ………………………………………………………………………
Keluhan ………………………………………………………………………
Pria : Keluhan ………………………………………………………………………
7. Ekstremitas: Kekuatan otot ………………………………………………………………………
Kontraktur ……………………… Pergerakan ………………………...........
Deformitas ……………………… Pembengkakan ………………………....
Edema ……………………… Nyeri/Nyeri tekan ………………………
Pus/luka ………………………
Refleks : Sensasi :
- Bisep : - Raba/sentuhan :
- Trisep : - Panas :
- Brakioradialis : - Dingin :
- Patelar : - Tekanan/tusuk :
- Achiles :
- Plantar (babinski) :
8. Kulit dan kuku : …………………………………
Kulit : Warna ………………………………… Jaringan Parut …………………………………
Lesi …………Suhu Tekstur …………………………………
Kuku : Warna ………………………………… Bentuk …………………………………
Lesi ………………………………… Pengisian kapiler …………………
9. Punggung : Inspeksi : …………………………………………………………………………
Palpasi : …………………………………………………………………………
Q. Hasil Pemeriksa Penunjang
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
R. Pengobatan
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
37. 34
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah Anda mempelajari kegiatan belajar 2 ini, coba Anda melakukan pengkajian dasar/
pemeriksaan fisik sistem pernafasan, kardiovaskuler, abdomen, dan penginderaan pada
pasien minimal 5 orang.
Tugas
Mandiri
38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
Pengkajian fisik atau pemeriksaan fisik merupakan salah satu langkah yang harus Anda
lakukan untuk mengetahui status kesehatan fisik pasien, yang selanjutnya sebagai dasar
Anda untuk menentukan diagnosis atau masalah keperawatan yang dialami pasien.
Pengkajian fisik ini bisa dengan cara Head to Toe (mulai kepala sampai ujung kaki)
maupun pemeriksaan per sistem tubuh.
Rangkuman
39. 36
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pengkajian dasar merupakan keterampilan yang harus Anda kuasai sebagai seorang
perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien. Modul panduan
praktik ini membahas tentang pengkajian dasar pada pasien yang meliputi:
anamnesis dan pengkajian fisik dasar (pemeriksaan fisik), disertai dengan contoh
format pengkajian data dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pengkajian pada pasien di rumah sakit atau klinik. Demikian semoga
modul ini bermanfaat bagi Anda para calon perawat.
SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL
Penutup
40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
Acuan Pustaka
Carpenito, Lynda Jual 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Priharjo, Robert. 1996. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Reeves, Charlene, et al. 1999. Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi
I. Jakarta: Salemba Medika.
Sabiston, David C. 1995. Buku Ajar BedahSabiston’s Essensials Surgery, Alih bahasa Petrus
Andrianto. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanna C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart.
Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8. Jakarta: EGC.
Sjaifoellah Noer,H.M. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Susan, Martyn Tucker et al. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Tambunan, Eviana; Kasim, Deswani. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
41. 38
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Daftar
Gambar
http://todo.ui.ac.id/ui2/wp-content/uploads/2014/02/nurse4016.jpg
http://www.rsbudiagungjuwana.com/wp-content/uploads/2014/07/img001.jpg
http://www.pikhospital.co.id/uploads/ICU.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-80BiLEUZfa8/TqhkqBmSFDI/AAAAAAAAAAM/D39dVi-
vZMc/s1600/imtihan-gelanggang-ilmu.jpg
https://mysmallmemory.files.wordpress.com/2012/06/diagnosis_1920x1200_230.
jpg
http://www.lasallemedicalassociates.com/wp-content/uploads/2012/01/LaSal-
le-CLINIC-hispGIRL-108209071.jpg
http://www.onelifemed.com/media/image/bg/2-checkup.jpg
http://www.lacolline.ch/files/3914/0326/6462/jpeg-1.jpg
http://chicagopolicyreview.org/wp-content/uploads/2015/02/healthcare-plan.jpg
https://mrmarkmcdonald.files.wordpress.com/2013/10/medical-check-up-001.jpg
http://i.ytimg.com/vi/CkQCMHIJnJc/maxresdefault.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-IizG96eAaKc/UpdTI5aWuqI/AAAAAAAAAjM/BBb7AYUiXio/
s1600/pulmonary-embolism.jpg
https://cardiologydoc.files.wordpress.com/2012/02/hypertensive-heart-disease1.jpg
42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015