SlideShare a Scribd company logo
GINEKOLOGI
MODUL
Mengenali Gangguan Menstruasi,
Infertilitas dan Menopause
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
DEBBIYANTINA
JULI OKTALIA
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 4
KEGIATAN BELAJAR I
Mengenali Gangguan Menstruasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
	 Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang
Mahaesa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan MODUL DUA dari EMPAT MODUL dalam Mata
Kuliah Ginekologi yang berjudul Mengenali Gangguan Menstruasi,
Infertilitas dan Menopause.
	 Modul Ginekologi ini disusun dalam rangka membantu proses
pembelajaran program Diploma III kebidanan dengan system
pembelajaran jarak jauh yang disusun bagi mahasiswa dengan
latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit untuk
ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan.
	 Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada
segenap pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya
modul ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
a.	 Menteri Kesehatan Republik Indonesia
b.	Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
c.	 Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
d.	 Australian Government Overseas Aid Program (AusAID)
e.	 Tim editor modul
	 Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat
kami harapkan.
	 Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat meningkatkan
kualitas pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang
menggunakan system jarak jauh.
								Jakarta, Juli 2013
								PENULIS
Gambar : Pengecekan cabang bayi
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
Kata pengantar										i
Daftar Isi											ii
Pendahuluan										1
Kegiatan Belajar 1 : MENGENALI GANGGUAN MENSTRUASI			 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
	 SELAMAT BERJUMPA KEMBALI dengan Anda sebagai peserta didik D-3 Kebidanan
dalam modul kedua dalam mata kuliah ginekologi. Kami yakin Anda tetap bersemangat
untuk terus belajar dan melanjutkan mempelajari modul ini.
	 Modul ini adalah modul kedua dari EMPAT MODUL dalam mata kuliah ginekolo-
gi yang berjudul “Mengenali Gangguan Menstruasi, Infertilitas Dan Menopause”.
Sebelum mempelajari modul ini diharapkan Anda sudah selesai mempelajari modul
SATU ginekologi. Kami ingatkan kembali, bahwa Anda diharapkan dapat menyelesaikan
empat modul ginekologi ini secara tuntas sehingga dapat membantu Anda memahami
ginekologi dasar dengan baik.
	 Tema Modul kedua ini sangat penting untuk dipelajari dengan baik karena saat ini
gangguan menstruasi, infertilitas dan HIV – AIDS adalah kasus yang sering dialami oleh
perempuan.
	 Seperti yang sudah Anda ketahui, beberapa waktu yang lampau gangguan haid,
infertilitas dan menopause kurang diperhatikan dengan baik karena di masyarakat ser-
ingkali terkait dengan nilai budaya yang ada. Gangguan haid dan infertilitas seringka-
li terlambat dideteksi karena merasa tidak ada keluhan atau setiap keluhan dianggap
biasa sehingga seolah-olah bebas tidak masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan
dengan alat reproduksinya. PADAHAL Anda tahu bahwa pencegahan dan pengobatan
haruslah dilakukan sedini mungkin untuk kelangsungan masa yang akan datang.
	 Setelah menyelesaikan modul DUA ini diharapkan Anda dapat menjelaskan ten-
tang gangguan haid, infertilitas dan HIV – AIDS sehingga Anda dapat melakukan deteksi
sedini mungkin pada fasilitas terdepan pelayanan kesehatan.
	 Modul DUA ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar. Durasi waktu untuk mempe-
lajari modul ini sekitar 6 jam. Masing-masing kegiatan belajar diberikan alokasi waktu
sekitar dua jam. Tiga kegiatan belajar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut :
Kegiatan Belajar 1	 : Mengenali gangguan menstruasi
Kegiatan Belajar 2	 : Konsep dasar Infertilitas
Kegiatan Belajar 3	 : Menopause
	
PETUNJUK BELAJAR :
	 Proses pembelajaran untuk modul ini dapat berjalan lancar apabila Anda mengi-
kuti langkah belajar sebagai berikut :
1)	 Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal sampai
tahap akhir
2)	 Bacalah kegiatan belajar secara seksama dan kerjakan soal – soal tes formatif
yang ada tanpa melihat kunci jawaban untuk mengetahui kemampuan Anda me-
mahami isi setiap kegiatan belajar dalam modul ini.
3)	 Lakukan kajian refleksi kasus – kasus yang ada dalam modul ini dengan kasus-ka-
sus yang mungkin Anda temui saat Anda nanti bertemu dengan pasien langsung
di lahan praktik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
2
4)	 Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul sangat tergantung kepada
kesungguhan Anda dalam membaca materi dan mengerjakan latihan. Untuk itu
berdiskusilah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat
5)	 Akhirnya, tes akhir modul yang disediakan pada bagian akhir modul harus Anda
kerjakan dengan jujur sehingga hasilnya dapat dipakai untuk mengetahui ke-
mampuan Anda memahami isi modul ini. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci
jawaban tes akhir modul yang terdapat pada bagian akhir modul ini.
	 Baiklah saudara, selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan
yang diuraikan dalam modul DUA ini sehingga dapat menjadi bekal bermanfaat untuk
menjadi bidan yang hAndal. SEMOGA SUKSES
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 1
Tujuan Pembelajaran Umum
Waktu 120 menit
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar satu pada modul dua ini kami mengharapkan
Anda dapat menjelaskan kelainan dan gangguan yang kemungkinan akan dialami per-
empuan pada saat mentsruasi atau gangguan lain terkait dengan menstruasi.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar satu Anda akan mencapai kemampuan untuk:
1.	 Menjelaskan tentang kelainan haid dalam banyaknya dan lamanya haid seperti
hipomenorhea dan hipermenorhea
2.	 Menjelaskan tentang kelainan haid karena kelainan siklusnya seperti Polimenor-
hea, Oligomenorhea, dan Amenorhea
3.	 Menjelaskan perdarahan di luar haid seperti metrorhagia
4.	 menjelaskan tentang gangguan lain yang berhubungan dengan haid
1. Kelainan pada lamanya dan banyaknya darah menstruasi
a.	Hipermenorhea
b.	Hipomenorhea
2. Kelainan siklus menstruasi
a.	Polimenorhea
b.	Oligomenorhea
c.	Amenorhea
3. Perdarahan di luar masa menstruasi (metroragia)
4. Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi
a.	 Premenstrual tension
b.	Mastodinia
c.	Mittelschmerz
d.	Dismenorhea
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
KELAINAN BAWAAN ALAT GENITALIA
KARENA GANGGUAN ORGANOGENESIS
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
4
Uraian
Materi
	 Sebelum membahas tentang gangguan dan masalah terkait proses menstruasi,
Marilah kita mengingat kembali tentang definisi menstruasi.
	 Menstruasi adalah masa pengeluaran darah yang berasal dari peluruhan peluru-
han dinding rahim (endometrium). Darah tersebut mengalir dari rahim menuju ke leher
rahim, untuk kemudian mengalir keluar melalui vagina.
	 Masa ini merupakan tanda bahwa wanita memasuki masa subur. Menstruasi ter-
jadi pada wanita yang sudah puber setiap bulan selama masa suburnya, kecuali apabila
wanita tersebut mengalami kehamilan.
	 Ketika seorang remaja putri mulai memasuki masa puber, maka tubuh dan pikiran
gadis tersebut akan mengalami perubahan. Pada awal masa pubertas seorang remaja
putri akan mengalami peningkatan kadar hormon LH (luteinizing hormone) dan FSH
(follicle-stimulating hormone) sehingga merangsang ovarium (sel telur) untuk meng-
hasilkan hormon estrogen dan progesteron.
	 Peningkatan kadar hormon hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta dimulainya siklus menstru-
asi. Peningkatan kadar hormon hormon estrogen dan progesteron juga merangsang
perkembangan seksual sekunder, misalnya tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut
ketiak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
	 Saat seorang remaja putri mengalami menarche (menstruasi pertama kalinya)
maka dimulailah masa reproduktif (masa subur) pada kehidupan seorang perempuan.
Usia remaja mengalami menstruasi untuk pertama kali beragam antara usia 9 tahun
sampai usia 15 tahun. Adanya menarche adalah tanda bahwa perempuan sudah dapat
menghasilkan sel telur dan rahimnya siap untuk menerima kehamilan.
	 Setelah Anda mengingat kembali kriteria menstruasi yang normal, maka marilah
kita menghitung cara menghitung siklus menstruasi. Pengetahuan tentang menghitung
siklus menstruasi akan sangat membantu Anda dalam menentukan masa subur seo-
rang perempuan.
Anda dapat melihat contoh kalender dibawah ini :
				Contoh Catatan kalender menstruasi
Keterangan :
	 Jika seorang perempuan mengalami Menstruasi pada bulan juli mulai tanggal 11
juli 2013 dan menstruasi berikutnya pada bulan agustus tanggal 8 Agustus 2013, aka
siklus menstruasi perempuan tersebut adalah 28 hari (dimulai dari hari pertama men-
struasi bulan juli sampai datangnya kembali hari pertama menstruasi di bulan berikutn-
ya (hitung kotak yang berwarna).
•	 Lama Haid normal (eumenorea) biasanya 3-5 hari ( interval 2-7
hari masih normal)
•	 Jumlah darah rata rata 35 cc (rentang 10-80 cc masih dianggap
normal)
•	 Frekuensi mengganti pembalut sebanyak 2-3 kali perhari.
•	 Siklus menstruasi  normal 28 hari ±  7 hari (21 – 35 hari)
	 (Prawirohardjo, 2011)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
6
	 Dalam melakukan pendidikan kesehatan tentang menstruasi, bidan sebaiknya
memberikan informasi tentang cara menghitung siklus menstruasi. Selain itu bidan juga
diharap dapat member motivasi pada Ibu atau remaja perempuan untuk selalu men-
catat tanggal dan jumlah menstruasi pada catatan khusus yang dapat mereka siapakan
di rumah mereka masing-masing. Pengetahuan dan pencatatan ini akan membantu ibu
dan remaja perempuan jika mengalami gangguan dan masalah, dan data tersebut dapat
membantu bidan dalam menentukan apa yang sebenarnya dialami ibu atau remaja pu-
trid tersebut.
	 Setelah kita melakukan review, selanjutnya kita akan mempelajari gangguan
– gangguan yang mungkin terjadi terkait proses menstruasi.
1. GANGGUAN LAMANYA DAN JUMLAH MENSTRUASI
A.	HIPERMENORHEA
Kata kunci untuk mengingat tentang kelainan ini adalah dengan mengingat kata
“HIPER”. HIPER pada konteks hipermenorhea adalah = lebih lama dan lebih
banyak.
Hipermenorea sering disebut juga dalam istilah kedokteran sebagai Menoragia.
Hipermenorhea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dan lebih lama dari
normal. Biasanya hipermenorhea lamanya haid lebih dari 6-7 hari dan banyaknya
lebih banyak dari normal (>5 pembalut perhari) (Rabe, 2003).
Perbandingan menstruasi normal dan hipermenorhea
Indikator menstruasi normal Hipermenorhea
Lama haid 3 – 5 hari (2-7 hari
dianggap normal)
Lebih dari 7 hari
Jumlah darah 35 cc (10 cc – 80 cc) lebih dari 80 cc
Frekuensi
mengganti
pembalut
2-3 pembalut / hari lebih dari lima
pembalut perhari
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
Tanda dan Gejala Klinis yang mungkin ditemui oleh bidan pada penderita hiper-
menorhea (Prawirohardjo, 2011)
a.	 Masa menstruasi tidak teratur, lamanya lebih dari 7 hari, membutuhkan
pembalut /tampon secara lebih dari satu lapis atau kadang membutuhkan
penggantian pembalut pada tengah malam.
b.	 Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit
c.	 Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa menstruasi dan
kadang dapat menganggu aktivitas sehari-hari
d.	 Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia).
Hipermenorhea kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Prawiro-
hardjo, 2011) yaitu :
a.	 Adanya ketidakseimbangan hormone estrogen dan progesterone (yang di-
hasilkan oleh ovarium)
b.	 Adanya penyakit organik seperti endometritis (infeksi endometrium), polip
uterus, fibroid, endometriosis, keganasan dan kadang-kadang adanya insu-
fisiensi luteal (penurunan fungsi korpus luteum yang ada pada ovarium)
c.	 Kadang merupakan efek samping penggunaan kontrasepsi IUD / AKDR
d.	 Pemakaian obat-obatan tertentu dalam jumlah tertentu hingga dapat menye-
babkan menstruasi berat atau dalam waktu lama
	Pada saat bidan mencurigai perempuan mengalami menstruasi yang jumlah ber-
lebih (hipermenorhea), maka bidan sebaiknya melakukan kolaborasi atau konsul-
tasi kedokter untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sehingga dapat diketahui
penyebab yang tepat.
	Dalam Prawirohardjo (2011) disebutkan bahwa strategi mengatasi hipermenore-
ha seringkali dengan istirahat cukup sudah dapat membantu mengurangi jumlah
perdarahan.
Namun jika perdarahan hebat setelah istirahat cukup maka dibutuhkan terapi
yang lain. 	 Beberapa kemungkinan terapi pada kasus hipermenorhea adalah
pemberian terapi pil kombinasi (jika disebabkan karena masalah di ovarium); jika
disebabkan penyakit organik akan dilakukan kuretase. Untuk kasus hipermenor-
hea yang disertai anemia, dokter seringkali merekomendasikan penambahan
suplemen zat besi.
	Setelah mempejari hipomenorhea mari kita berlanjut pada gangguan berikutnya
yang merupakan kebalikan situasi dari hipermenorhea.
B.	HIPOMENORHEA
Kata kuncinya adalah mengingat kata “HIPO”.
Dalam hal ini HIPO artinya lebih sedikit dan lebih cepat.
Hipomenorhea ialah perdarahan jumlahnya lebih sedikit dan lebih pendek dari
menstruasi normal. Melakukan pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari
dan lamanya berlangsung selama 1-2 hari saja.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
8
Perbandingan hipomenorhea dengan eumenorhea dan hipermenorhea
Dalam Prawirohardjo, 2011, hipomenorhea seringkali tidak mengganggu fertilitas
(kesuburan) perempuan tersebut. Pada beberapa kasus hipomenorhea tidak me-
merlukan terapi dan hanya butuh untuk menenangkan penderita, kecuali ditemu-
kan penyebab yang nyata maka membutuhkan terapi khusus.
2.	 GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI
A.	POLIMENORHEA
Kata kuncinya adalah “POLI” = banyak atau sering
Polimenorea adalah kondisi siklus menstruasi yang lebih pendek atau lebih cepat
dari 21 hari dengan volume perdarahan yang kurang lebih sama (Prawiroardjo,
2011).
Beberapa penyebab polimenorhoe adalah gangguan hormonal yang mengakibat-
kan gangguan pada proses ovulasi atau memendeknya fase luteal dari siklus haid,
atau adanya bendungan pada ovarium yang disebabkan oleh proses peradan-
gan/infeksi. Terapi yang seringkali diberikan oleh Dokter spesialis pada kasus po-
limenorhe adalah memberikan terapi hormonal berupa pil kombinasi (jika kondisi
pasien memungkinkan)
Perbandingan POLIMENORHEA dengan menstruasi normal
Bila siklusnya kurang dari 21 hari dan disertai dengan darah yang lebih banyak
dari biasa disebut Polimenorhagia (Epimenorhagia) (Prawiroardjo, 2011).
Indikator
Menstruasi
normal
Polimenorhea Oligomenorhea
lama siklus 21 – 35 hari kurang dari 21
hari.
lebih dari 35
hari
Jumlah darah 35 cc (10 cc –
80 cc)
Volume sama volume sama
Indikator
Menstruasi
normal
Hipermenorhea Hipomenorhea
Lama haid 2-7 hari Lebih dari 7 hari. kurang dari 2
hari
Jumlah darah 35 cc
(10 cc – 80 cc)
lebih dari 80 cc kurang dari 35
cc
Frekuensi
mengganti
pembalut
2-3 Pembalut
perhari
lebih dari lima
pembalut perhari
kurang dari 2
kali perhari
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
B.	 OLIGOMENORHEA
Kata kuncinya = berkurang / jarang
Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih
jarang daripada biasanya. Dengan kata lain OLIGOMENOREHA adalah ganggu-
an menstruasi yang siklusnya memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah
perdarahan tetap sama (Prawirohardjo, 2011).
Perbandingan Oligomenoreha dengan Polimenoreha & menstruasi normal
		 Namun, jika siklus menstruasi ini berhentinya berlangsung lebih dari 3 bu-
lan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder (Prawirohardjo,
2011).
Dalam Prawirohardjo, 2011 disebutkan pada kasus oligomenorhea biasanya kes-
ehatan perempuan tidak terganggu dan fertilitas juga cukup baik. Walaupun da-
lam kasus oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
	
	Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal
pada koordinasi antara hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon terse-
but menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, seh-
ingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi.
Pemeriksaan ke dokter spesialis harus segera dilakukan ketika oligomenorea su-
dah berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
Pengobatan yang diberikan kepada penderita oligomenorea akan disesuaikan
dengan penyebabnya
C.	AMENORHEA
Kata kunci adalah pada huruf “A” artinya “ Tidak”
Amenorhea ialah keadaan tidak mengalami menstruasi untuk minimal 3 bulan
berturut-turut (Prawirohardjo, 2011).
Seringkali oligomenorea sering terjadi pada 3-5
tahun pertama setelah haid pertama atau beberapa
tahun menjelang terjadinya menopause .
Indikator menstruasi normal Polimenorhea
lama siklus 21 – 35 hari kurang dari 21
hari.
Jumlah darah 35 cc (10 cc – 80 cc) Volume sama
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
10
Amenorhea pada kasus ini berbeda dengan amenorhea fisiologis yang terjadi
karena adanya proses kehamilan, masa laktasi, atau sesudah menopause.
PERLU ANDA INGAT, amenorea dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
•	 	 Amenorhea primer adalah seorang perempuan berumur 18 tahun keatas
dan belum pernah mengalami menstruasi. Amenorhea jenis ini biasanya dise-
babkan karena kelainan genetic / bawaan
•	 	 Amenorhea sekunder adalah kondisi yang sebelumnya pernah men-
galami menstruasi dan kemudian tidak mendapatkan menstruasi. Indikator
dikatakan amenorrhea sekunder adalah jangka waktu 3 bulan berturut-turut.
Amenorea jenis ini dapat disebabkan gangguan seperti gangguan metabolism,
kurang adekuatnya supan gizi, penyakit infeksi, tumor, benturan kepala yang
menyebabkan trauma pada hipofise (Prawirohardjo, 2011).
3.	 GANGGUAN PERDARAHAN DILUAR SIKLUS MENTRSUASI
•	 METRORAGIA (PERDARAHAN BUKAN DARAH MENSTRUASI)
Metroragia adalah perdarahan yang dialami oleh seorang perempuan namun darah
tersebut bukan darah menstruasi. Darah metrorahia biasanya terjadi diantara dua
masa menstruasi (Prawirohardjo, 2011).
Dalam (Prawirohardjo, 2011) dijelaskan bahwa perdarahan metroragia dapat dise-
babkan dua hal, yaitu :
A. SEBAB-SEBAB ORGANIK (gangguan pada organ)
•	 Gangguan pada vagina : varises pecah, metastase - korio karsinoma, kega-
nasan vagina.
•	 Gangguan pada serviks misalnya karsinoma portio, perlukaan serviks, polip
serviks.
•	 Gangguan pada uterus / rahim misalnya polip endometrium, karsinoma
korpus uteri, submukosa mioma uteri.
•	 Gangguan pada tuba misalnya karsinoma tuba
•	 Gangguan pada ovarium misalnya karena radang ovarium dan tumor ovar-
ium
B. SEBAB FUNGSIONAL
Perdarahan bukan haid yang disebabkan sebab fungsional disebut perdarahan
disfungsional. Perdarahan disfungsional adalah perdarahan tanpa disebab-
kan oleh kelainan organik pada alat genetalia, tetapi gangguan mata rantai hor-
monal hipotalamus - hipofisis dan ovarium.  Adapun penyebab lainnya adalah
stress psikologi serta komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
Membahas perdarahan fungsional, Manuaba, (1999) menjelaskan terdapat dua ben-
tuk dari kejadian Perdarahan disfungsional yaitu :
•	 Terjadi perdarahan disfungsional namun tetap terjadi ovulasi
•	 Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (disebabkan karena penurunan kadar es-
trogen yang menyebabkan terhambatnya pembentukan endometrium dan me-
nimbulkan perdarahan yang tidak teratur sama sekali.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Tindakan bidan saat menemukan seorang perempuan dengan metroragia adalah
melakukan konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terapi pada kondisi perdara-
han metroragia diberikan berdasarkan pada penyebabnya.
4.	 GANGGUAN LAIN YANG TERKAIT DENGAN MENSTRUASI
A.	PREMENSTRUAL TENSION (KETEGANGAN PRA MENSTRUASI)
Nama lain dari Premenstrual tension adalah sindrom sebelum menstruasi.
Menurut Naylor, 2001, sindrom premenstruasi adalah sekumpulan gejala  fisik dan
perubahaan mood yang terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai men-
struasi berlangsung. Sindrom ini menyerang sekitar 30 % perempuan.
Menurut American Psychiatric Association dalam Prawirohardjo, 2011, keluhan yang
dapat dimasukkan kedalam sindrome pra menstruasi adalah :
a)	 Keluhan berhubungan dengan siklus haid, dimulai pada minggu terakhir fase
luteum dan berakhir saat mulainya haid.
b)	 Keluhan akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari atau pekerjaanya
c)	 Keluhan bukan merupakan eksaserbasi gejala dari gangguan psikiatrik yang lain
d)	 minimal paling sedikit 5 keluhan akan didapatkan pada kasus premenstrual syn-
drome :
•	 Gangguan mood
•	 Cemas
•	 Labil (gampang marah)
•	 Konflik interpersonal
•	 Penurunan minat pada aktivitas rutin
•	 Lelah dan sulit berkonsultasi
•	 Perubahan nafsu makan
•	 Insomnia (sulit tidur)
•	 Kehilangan control diri
•	 Keluhan fisik : Nyeri pada payudara sendi dan kepala
Dalam Naylor (2001) seringkali penyebab sindrom pra menstruasi karena ketidak-
seimbangan hormon estrogen dan progesteron menjelang menstruasi Namun ter-
kadang sindrom pre-menstruasi dapat disebabkan oleh kelebihan hormone (anti
diuretic hormone) dan kurangnya / defisiensi vitamin A, B1, B6.  
INGAT !!!!
GANGGUAN MENSTRUASI SERINGKALI MENJADI
SITUASI AWAL PADA GANGGUAN DAN PENYAKIT
ORGAN DAN SISTEM REPRODUKSI
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
12
Tindakan bidan saat menemukan kasus dengan keluhan premenstrual syndrome
adalah melakukan konseling untuk lebih banyak melakukan tindakan yang dapat
membuat relaksasi, pola hidup lebih sehat, perubahan diet, dan menghindari kafein,
alcohol dan melakukan olahraga.
Jika keluhan berlanjut setelah melakukan pola hidup sehat, maka bidan dapat segera
melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
B.	 MASTODINIA ATAU MASTALGIA
Mastodinia adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid. Penyebab masto-
dinia adalah karena adanya dominasi hormon estrogen sehingga terjadi retensi air
dan garam yang disertai hiperemia (peningkatan jumlah darah) di daerah payudara.
Keluhan mastodinia adalah normal bila tidak ada keluhan payudara yang lain (Praw-
irohardjo, 2011)
C.	MITTELSCHMERZ
Mittelschmerz adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung
beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi.
Mittelschmerz terjadi karena pecahnya folikel de Graff di organ ovarium. Lamanya
nyeri bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti
oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti ke-
hamilan ektopik yang pecah (Prawirohardjo, 2011).
D.	DISMENORHEA
Dismenorhea adalah nyeri pada saat menstruasi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Dismenorea terjadi pada 30-75% wanita dan memerlukan pengobatan karena ser-
ingkali menganggu aktivitas dan kenyamanan dari penderita.
Dalam Prawirohardjo (2011), dismenorhea dibagi menjadi dua:
•	 Dismenorea primer
Dismenorea primer adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak ter-
dapat kelainan lain pada alat kandungan.
Penyebab Dismenorea primer dapat disebabkan karena psikis (kelelahan dll),
peningkatan hormone prostaglandin, peningkatan kontraksi uterus, penurunan
aliran darah uterus, dan lain-lain
Gejala klinis yang terjadi pada dismenorhea primer adalah nyeri haid dari ba-
gian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan
mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil.
Pada saat bidan mendeteksi ada seorang peremouan yang mengalami keluhan
dismenorhea primer sebaiknya dilakukan konsultasi dan kolaborasi dengan dok-
ter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terapi yang biasanya dilakukan dokter adalah
melakukan psikoterapi, pemberian analgetik dan terapi hormonal untuk mengu-
rangi gejala dismenorhea.
•	 Dismenorea sekunder
Dismenorhea sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah men-
galami dismenore.
Penyebab dismenorhea sekunder adalah karena adanya infeksi, mioma, polip
corpus uteri, endometriosis, uterus retroflexio, adanya alat AKDR, tumor ovarium
dan lain-lain. Pada saat bidan mendeteksi ada seorang perempuan yang men-
galami keluhan dismenorhea sekunder sebaiknya dilakukan konsultasi untuk pe-
meriksaan lanjutan sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
14
Rangkuman
1.	 Jumlah perdarahan menstruasi normal adakah 2-5 tampon/pembalut perhari
dengan siklus normal.
2.	 Setiap gangguan menstruasi memerlukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga
penanganan dan terapi pada gangguan menstruasi diberikan sesuai dengan
penyebabnya.
3.	 Hipermenorhea adalah perdarahan yang lebih lama dari normal atau lebih
dari 5 tampon/pembalut perhari. Sebaliknya Hipomenorhea adalah perdara-
han yang kurang dari normal atau kurang dari 2 tampon / pembalut perhari.
4.	 Polimenorea kondisi siklus haid lebih pendek dari menstruasi normal (kurang
dari 21 hari) dengan volume perdarahan yang kurang lebih sama. Sebaliknya
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi meman-
jang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang
mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang dari-
pada biasanya.
5.	 Amenorhea ialah keadaan tidak mengalami haid untuk minimal 3 bulan ber-
turut-turut.
6.	 Metroragia adalah perdarahan yang bukan haid, yaitu perdarahan yang terja-
di diantara dua masa haid.
7.	 Gangguan atau masalah yang seringkali terkait proses menstruasi adalah Pre
Menstrual Tension (Ketegangan Pra haid), Mastodinia atau Mastalgia, Mit-
telschmerz dan Dismenorea
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !!!
1.	 Seorang Perempuan usia 26 tahun mengeluhkan bahwa menstruasinya menjadi
lebih lama dari biasanya (> 7 hari). Ibu tersebut mengatakan jika dalam sehari dapat  
mengganti tampon/pembalut perhari lebih dari 5 kali. Menurut Anda, ibu ini men-
galami gangguan haid yang disebut dengan …
a.	Hipermenorhea
b.	Hipomenorhea
c.	Polimenorhea
d.	Oligomenorhea
2.	 Seorang Perempuan usia 33 tahun mengeluhkan bahwa menstruasinya menjadi
sangat singkat seitar dua hari saja. Ibu tersebut mengatakan jika jumlah darah yang
keluar juga cuma sedikit. Menurut Anda, ibu ini mengalami gangguan haid yang
disebut dengan …
a.	Hipermenorhea
b.	Hipomenorhea
c.	Polimenorhea
d.	Oligomenorhea
3.	 Seorang Perempuan usia 36 tahun mengeluhkan bahwa menjadi sebulan dua kali.
Menurut Anda, ibu ini mengalami gangguan haid yang disebut dengan …
a.	Hipermenorhea
b.	Hipomenorhea
c.	Polimenorhea
d.	Oligomenorhea
4.	 Seorang Perempuan usia 38 tahun mengeluhkan sudah enam bulan terakhir men-
struasinya hanya dua bulan sekali. Menurut Anda, ibu ini mengalami gangguan
haid yang disebut dengan …
a.	Hipermenorhea
b.	Hipomenorhea
c.	Polimenorhea
d.	Oligomenorhea
5.	 Seorang gadis sering mengeluhkan rasa tegang pada payudara menjelang masa
haid. Keluhan yang dialami gadis ini termasuk kedalam ….
a.	 Tanda Hartmann.
b.	Mastalgia
c. 	 Battledore.
d. 	 Mitleschmertz
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
16
1. A
2. B
3. C
4. D
5. B
Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:Arcan
	
Manuaba, I.A., dkk. 2010. Buku ajar ginekologi untuk mahasiswa kebidanan.
	 Jakarta: EGC	
Naylor, C. Scott. 2001. Obstetri – Ginekologi Referensi Ringkas. Jakarta:EGC
Prawirohardjo, S., dkk. 2011. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Jakarta:
	 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rabe, Thomas. 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan. Jakarta: Hipokrates
Verralls. 1996. Anatomi dan Fisiologi : Terapan dalam Kebidanan. Jakarta : EGC
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

KB 3 Penyakit Menular Seksual
KB 3 Penyakit Menular SeksualKB 3 Penyakit Menular Seksual
KB 3 Penyakit Menular Seksual
pjj_kemenkes
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Warnet Raha
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
pjj_kemenkes
 
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
pjj_kemenkes
 
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptPerubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
martaagustinasirait
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
Rahayu Pratiwi
 
Power Point Kehamilan
Power Point KehamilanPower Point Kehamilan
Power Point KehamilanFirdika Arini
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
KB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit PayudaraKB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit Payudara
pjj_kemenkes
 
KB 2 Radang Genitalia Interna
KB 2 Radang Genitalia InternaKB 2 Radang Genitalia Interna
KB 2 Radang Genitalia Interna
pjj_kemenkes
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
juniandrianirangkuti
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinOperator Warnet Vast Raha
 
1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologiJoko Wiwied
 
tengkorak bayi
tengkorak bayitengkorak bayi
tengkorak bayi
Rahayu Pratiwi
 
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananCara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Aprillia Indah Fajarwati
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan dengan
Septian Muna Barakati
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
pjj_kemenkes
 
midwifery care
midwifery caremidwifery care
midwifery care
Aprillia Indah Fajarwati
 
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanEtikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanRina Septi Andriani
 

What's hot (20)

KB 3 Penyakit Menular Seksual
KB 3 Penyakit Menular SeksualKB 3 Penyakit Menular Seksual
KB 3 Penyakit Menular Seksual
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
 
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
 
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptPerubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
Power Point Kehamilan
Power Point KehamilanPower Point Kehamilan
Power Point Kehamilan
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
KB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit PayudaraKB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit Payudara
 
KB 2 Radang Genitalia Interna
KB 2 Radang Genitalia InternaKB 2 Radang Genitalia Interna
KB 2 Radang Genitalia Interna
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi
 
tengkorak bayi
tengkorak bayitengkorak bayi
tengkorak bayi
 
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananCara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan dengan
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
 
midwifery care
midwifery caremidwifery care
midwifery care
 
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanEtikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
 

Viewers also liked

KB 1 Mengenali Gangguan Menstruasi
KB 1 Mengenali Gangguan MenstruasiKB 1 Mengenali Gangguan Menstruasi
KB 1 Mengenali Gangguan Menstruasi
pjj_kemenkes
 
Onkologi kebidanan
Onkologi  kebidananOnkologi  kebidanan
Gangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyaGangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyakenggi
 
Klp 4
Klp 4Klp 4
Infertilitas pak ,ak
Infertilitas  pak ,akInfertilitas  pak ,ak
Infertilitas pak ,ak
fikri asyura
 
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.comTerapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Tahitian Noni Indonesia | PT.Morinda Independen
 

Viewers also liked (8)

KB 1 Mengenali Gangguan Menstruasi
KB 1 Mengenali Gangguan MenstruasiKB 1 Mengenali Gangguan Menstruasi
KB 1 Mengenali Gangguan Menstruasi
 
5.siklus haid dan gangguan haid
5.siklus haid dan gangguan haid5.siklus haid dan gangguan haid
5.siklus haid dan gangguan haid
 
Onkologi kebidanan
Onkologi  kebidananOnkologi  kebidanan
Onkologi kebidanan
 
Gangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyaGangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnya
 
Klp 4
Klp 4Klp 4
Klp 4
 
Infertilitas pak ,ak
Infertilitas  pak ,akInfertilitas  pak ,ak
Infertilitas pak ,ak
 
onkologi umum
onkologi umumonkologi umum
onkologi umum
 
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.comTerapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
 

Similar to KB 1 Kenali Gangguan Menstruasi

Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
pjj_kemenkes
 
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
pjj_kemenkes
 
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi NifasKB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
pjj_kemenkes
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
pjj_kemenkes
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
pjj_kemenkes
 
KB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi KehamilanKB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi Kehamilan
pjj_kemenkes
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
pjj_kemenkes
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
pjj_kemenkes
 
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi KehamilanKB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
pjj_kemenkes
 
KB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup KebidananKB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup Kebidanan
pjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
pjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
pjj_kemenkes
 
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
pjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
pjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
pjj_kemenkes
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
pjj_kemenkes
 
8.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 18.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 1
pjj_kemenkes
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
pjj_kemenkes
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 

Similar to KB 1 Kenali Gangguan Menstruasi (20)

Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
 
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
 
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi NifasKB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
 
KB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi KehamilanKB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi Kehamilan
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
 
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi KehamilanKB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
 
KB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup KebidananKB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup Kebidanan
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
 
8.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 18.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 1
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 

More from pjj_kemenkes

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 

Recently uploaded

tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 

Recently uploaded (20)

tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 

KB 1 Kenali Gangguan Menstruasi

  • 1. GINEKOLOGI MODUL Mengenali Gangguan Menstruasi, Infertilitas dan Menopause Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 DEBBIYANTINA JULI OKTALIA Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 4 KEGIATAN BELAJAR I Mengenali Gangguan Menstruasi
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Kata Pengantar Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahaesa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan MODUL DUA dari EMPAT MODUL dalam Mata Kuliah Ginekologi yang berjudul Mengenali Gangguan Menstruasi, Infertilitas dan Menopause. Modul Ginekologi ini disusun dalam rangka membantu proses pembelajaran program Diploma III kebidanan dengan system pembelajaran jarak jauh yang disusun bagi mahasiswa dengan latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit untuk ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan. Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya modul ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat : a. Menteri Kesehatan Republik Indonesia b. Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia c. Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia d. Australian Government Overseas Aid Program (AusAID) e. Tim editor modul Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat kami harapkan. Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang menggunakan system jarak jauh. Jakarta, Juli 2013 PENULIS Gambar : Pengecekan cabang bayi
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Daftar Isi Kata pengantar i Daftar Isi ii Pendahuluan 1 Kegiatan Belajar 1 : MENGENALI GANGGUAN MENSTRUASI 3
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Pendahuluan SELAMAT BERJUMPA KEMBALI dengan Anda sebagai peserta didik D-3 Kebidanan dalam modul kedua dalam mata kuliah ginekologi. Kami yakin Anda tetap bersemangat untuk terus belajar dan melanjutkan mempelajari modul ini. Modul ini adalah modul kedua dari EMPAT MODUL dalam mata kuliah ginekolo- gi yang berjudul “Mengenali Gangguan Menstruasi, Infertilitas Dan Menopause”. Sebelum mempelajari modul ini diharapkan Anda sudah selesai mempelajari modul SATU ginekologi. Kami ingatkan kembali, bahwa Anda diharapkan dapat menyelesaikan empat modul ginekologi ini secara tuntas sehingga dapat membantu Anda memahami ginekologi dasar dengan baik. Tema Modul kedua ini sangat penting untuk dipelajari dengan baik karena saat ini gangguan menstruasi, infertilitas dan HIV – AIDS adalah kasus yang sering dialami oleh perempuan. Seperti yang sudah Anda ketahui, beberapa waktu yang lampau gangguan haid, infertilitas dan menopause kurang diperhatikan dengan baik karena di masyarakat ser- ingkali terkait dengan nilai budaya yang ada. Gangguan haid dan infertilitas seringka- li terlambat dideteksi karena merasa tidak ada keluhan atau setiap keluhan dianggap biasa sehingga seolah-olah bebas tidak masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya. PADAHAL Anda tahu bahwa pencegahan dan pengobatan haruslah dilakukan sedini mungkin untuk kelangsungan masa yang akan datang. Setelah menyelesaikan modul DUA ini diharapkan Anda dapat menjelaskan ten- tang gangguan haid, infertilitas dan HIV – AIDS sehingga Anda dapat melakukan deteksi sedini mungkin pada fasilitas terdepan pelayanan kesehatan. Modul DUA ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar. Durasi waktu untuk mempe- lajari modul ini sekitar 6 jam. Masing-masing kegiatan belajar diberikan alokasi waktu sekitar dua jam. Tiga kegiatan belajar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut : Kegiatan Belajar 1 : Mengenali gangguan menstruasi Kegiatan Belajar 2 : Konsep dasar Infertilitas Kegiatan Belajar 3 : Menopause PETUNJUK BELAJAR : Proses pembelajaran untuk modul ini dapat berjalan lancar apabila Anda mengi- kuti langkah belajar sebagai berikut : 1) Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal sampai tahap akhir 2) Bacalah kegiatan belajar secara seksama dan kerjakan soal – soal tes formatif yang ada tanpa melihat kunci jawaban untuk mengetahui kemampuan Anda me- mahami isi setiap kegiatan belajar dalam modul ini. 3) Lakukan kajian refleksi kasus – kasus yang ada dalam modul ini dengan kasus-ka- sus yang mungkin Anda temui saat Anda nanti bertemu dengan pasien langsung di lahan praktik.
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 2 4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul sangat tergantung kepada kesungguhan Anda dalam membaca materi dan mengerjakan latihan. Untuk itu berdiskusilah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat 5) Akhirnya, tes akhir modul yang disediakan pada bagian akhir modul harus Anda kerjakan dengan jujur sehingga hasilnya dapat dipakai untuk mengetahui ke- mampuan Anda memahami isi modul ini. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes akhir modul yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Baiklah saudara, selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul DUA ini sehingga dapat menjadi bekal bermanfaat untuk menjadi bidan yang hAndal. SEMOGA SUKSES
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Kegiatan Belajar 1 Tujuan Pembelajaran Umum Waktu 120 menit Setelah menyelesaikan kegiatan belajar satu pada modul dua ini kami mengharapkan Anda dapat menjelaskan kelainan dan gangguan yang kemungkinan akan dialami per- empuan pada saat mentsruasi atau gangguan lain terkait dengan menstruasi. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar satu Anda akan mencapai kemampuan untuk: 1. Menjelaskan tentang kelainan haid dalam banyaknya dan lamanya haid seperti hipomenorhea dan hipermenorhea 2. Menjelaskan tentang kelainan haid karena kelainan siklusnya seperti Polimenor- hea, Oligomenorhea, dan Amenorhea 3. Menjelaskan perdarahan di luar haid seperti metrorhagia 4. menjelaskan tentang gangguan lain yang berhubungan dengan haid 1. Kelainan pada lamanya dan banyaknya darah menstruasi a. Hipermenorhea b. Hipomenorhea 2. Kelainan siklus menstruasi a. Polimenorhea b. Oligomenorhea c. Amenorhea 3. Perdarahan di luar masa menstruasi (metroragia) 4. Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi a. Premenstrual tension b. Mastodinia c. Mittelschmerz d. Dismenorhea Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi KELAINAN BAWAAN ALAT GENITALIA KARENA GANGGUAN ORGANOGENESIS
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 4 Uraian Materi Sebelum membahas tentang gangguan dan masalah terkait proses menstruasi, Marilah kita mengingat kembali tentang definisi menstruasi. Menstruasi adalah masa pengeluaran darah yang berasal dari peluruhan peluru- han dinding rahim (endometrium). Darah tersebut mengalir dari rahim menuju ke leher rahim, untuk kemudian mengalir keluar melalui vagina. Masa ini merupakan tanda bahwa wanita memasuki masa subur. Menstruasi ter- jadi pada wanita yang sudah puber setiap bulan selama masa suburnya, kecuali apabila wanita tersebut mengalami kehamilan. Ketika seorang remaja putri mulai memasuki masa puber, maka tubuh dan pikiran gadis tersebut akan mengalami perubahan. Pada awal masa pubertas seorang remaja putri akan mengalami peningkatan kadar hormon LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) sehingga merangsang ovarium (sel telur) untuk meng- hasilkan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan kadar hormon hormon estrogen dan progesteron menyebabkan pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta dimulainya siklus menstru- asi. Peningkatan kadar hormon hormon estrogen dan progesteron juga merangsang perkembangan seksual sekunder, misalnya tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut ketiak.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 Saat seorang remaja putri mengalami menarche (menstruasi pertama kalinya) maka dimulailah masa reproduktif (masa subur) pada kehidupan seorang perempuan. Usia remaja mengalami menstruasi untuk pertama kali beragam antara usia 9 tahun sampai usia 15 tahun. Adanya menarche adalah tanda bahwa perempuan sudah dapat menghasilkan sel telur dan rahimnya siap untuk menerima kehamilan. Setelah Anda mengingat kembali kriteria menstruasi yang normal, maka marilah kita menghitung cara menghitung siklus menstruasi. Pengetahuan tentang menghitung siklus menstruasi akan sangat membantu Anda dalam menentukan masa subur seo- rang perempuan. Anda dapat melihat contoh kalender dibawah ini : Contoh Catatan kalender menstruasi Keterangan : Jika seorang perempuan mengalami Menstruasi pada bulan juli mulai tanggal 11 juli 2013 dan menstruasi berikutnya pada bulan agustus tanggal 8 Agustus 2013, aka siklus menstruasi perempuan tersebut adalah 28 hari (dimulai dari hari pertama men- struasi bulan juli sampai datangnya kembali hari pertama menstruasi di bulan berikutn- ya (hitung kotak yang berwarna). • Lama Haid normal (eumenorea) biasanya 3-5 hari ( interval 2-7 hari masih normal) • Jumlah darah rata rata 35 cc (rentang 10-80 cc masih dianggap normal) • Frekuensi mengganti pembalut sebanyak 2-3 kali perhari. • Siklus menstruasi normal 28 hari ± 7 hari (21 – 35 hari) (Prawirohardjo, 2011)
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 6 Dalam melakukan pendidikan kesehatan tentang menstruasi, bidan sebaiknya memberikan informasi tentang cara menghitung siklus menstruasi. Selain itu bidan juga diharap dapat member motivasi pada Ibu atau remaja perempuan untuk selalu men- catat tanggal dan jumlah menstruasi pada catatan khusus yang dapat mereka siapakan di rumah mereka masing-masing. Pengetahuan dan pencatatan ini akan membantu ibu dan remaja perempuan jika mengalami gangguan dan masalah, dan data tersebut dapat membantu bidan dalam menentukan apa yang sebenarnya dialami ibu atau remaja pu- trid tersebut. Setelah kita melakukan review, selanjutnya kita akan mempelajari gangguan – gangguan yang mungkin terjadi terkait proses menstruasi. 1. GANGGUAN LAMANYA DAN JUMLAH MENSTRUASI A. HIPERMENORHEA Kata kunci untuk mengingat tentang kelainan ini adalah dengan mengingat kata “HIPER”. HIPER pada konteks hipermenorhea adalah = lebih lama dan lebih banyak. Hipermenorea sering disebut juga dalam istilah kedokteran sebagai Menoragia. Hipermenorhea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dan lebih lama dari normal. Biasanya hipermenorhea lamanya haid lebih dari 6-7 hari dan banyaknya lebih banyak dari normal (>5 pembalut perhari) (Rabe, 2003). Perbandingan menstruasi normal dan hipermenorhea Indikator menstruasi normal Hipermenorhea Lama haid 3 – 5 hari (2-7 hari dianggap normal) Lebih dari 7 hari Jumlah darah 35 cc (10 cc – 80 cc) lebih dari 80 cc Frekuensi mengganti pembalut 2-3 pembalut / hari lebih dari lima pembalut perhari
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 Tanda dan Gejala Klinis yang mungkin ditemui oleh bidan pada penderita hiper- menorhea (Prawirohardjo, 2011) a. Masa menstruasi tidak teratur, lamanya lebih dari 7 hari, membutuhkan pembalut /tampon secara lebih dari satu lapis atau kadang membutuhkan penggantian pembalut pada tengah malam. b. Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit c. Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa menstruasi dan kadang dapat menganggu aktivitas sehari-hari d. Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia). Hipermenorhea kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Prawiro- hardjo, 2011) yaitu : a. Adanya ketidakseimbangan hormone estrogen dan progesterone (yang di- hasilkan oleh ovarium) b. Adanya penyakit organik seperti endometritis (infeksi endometrium), polip uterus, fibroid, endometriosis, keganasan dan kadang-kadang adanya insu- fisiensi luteal (penurunan fungsi korpus luteum yang ada pada ovarium) c. Kadang merupakan efek samping penggunaan kontrasepsi IUD / AKDR d. Pemakaian obat-obatan tertentu dalam jumlah tertentu hingga dapat menye- babkan menstruasi berat atau dalam waktu lama Pada saat bidan mencurigai perempuan mengalami menstruasi yang jumlah ber- lebih (hipermenorhea), maka bidan sebaiknya melakukan kolaborasi atau konsul- tasi kedokter untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sehingga dapat diketahui penyebab yang tepat. Dalam Prawirohardjo (2011) disebutkan bahwa strategi mengatasi hipermenore- ha seringkali dengan istirahat cukup sudah dapat membantu mengurangi jumlah perdarahan. Namun jika perdarahan hebat setelah istirahat cukup maka dibutuhkan terapi yang lain. Beberapa kemungkinan terapi pada kasus hipermenorhea adalah pemberian terapi pil kombinasi (jika disebabkan karena masalah di ovarium); jika disebabkan penyakit organik akan dilakukan kuretase. Untuk kasus hipermenor- hea yang disertai anemia, dokter seringkali merekomendasikan penambahan suplemen zat besi. Setelah mempejari hipomenorhea mari kita berlanjut pada gangguan berikutnya yang merupakan kebalikan situasi dari hipermenorhea. B. HIPOMENORHEA Kata kuncinya adalah mengingat kata “HIPO”. Dalam hal ini HIPO artinya lebih sedikit dan lebih cepat. Hipomenorhea ialah perdarahan jumlahnya lebih sedikit dan lebih pendek dari menstruasi normal. Melakukan pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari dan lamanya berlangsung selama 1-2 hari saja.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 8 Perbandingan hipomenorhea dengan eumenorhea dan hipermenorhea Dalam Prawirohardjo, 2011, hipomenorhea seringkali tidak mengganggu fertilitas (kesuburan) perempuan tersebut. Pada beberapa kasus hipomenorhea tidak me- merlukan terapi dan hanya butuh untuk menenangkan penderita, kecuali ditemu- kan penyebab yang nyata maka membutuhkan terapi khusus. 2. GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI A. POLIMENORHEA Kata kuncinya adalah “POLI” = banyak atau sering Polimenorea adalah kondisi siklus menstruasi yang lebih pendek atau lebih cepat dari 21 hari dengan volume perdarahan yang kurang lebih sama (Prawiroardjo, 2011). Beberapa penyebab polimenorhoe adalah gangguan hormonal yang mengakibat- kan gangguan pada proses ovulasi atau memendeknya fase luteal dari siklus haid, atau adanya bendungan pada ovarium yang disebabkan oleh proses peradan- gan/infeksi. Terapi yang seringkali diberikan oleh Dokter spesialis pada kasus po- limenorhe adalah memberikan terapi hormonal berupa pil kombinasi (jika kondisi pasien memungkinkan) Perbandingan POLIMENORHEA dengan menstruasi normal Bila siklusnya kurang dari 21 hari dan disertai dengan darah yang lebih banyak dari biasa disebut Polimenorhagia (Epimenorhagia) (Prawiroardjo, 2011). Indikator Menstruasi normal Polimenorhea Oligomenorhea lama siklus 21 – 35 hari kurang dari 21 hari. lebih dari 35 hari Jumlah darah 35 cc (10 cc – 80 cc) Volume sama volume sama Indikator Menstruasi normal Hipermenorhea Hipomenorhea Lama haid 2-7 hari Lebih dari 7 hari. kurang dari 2 hari Jumlah darah 35 cc (10 cc – 80 cc) lebih dari 80 cc kurang dari 35 cc Frekuensi mengganti pembalut 2-3 Pembalut perhari lebih dari lima pembalut perhari kurang dari 2 kali perhari
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 B. OLIGOMENORHEA Kata kuncinya = berkurang / jarang Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Dengan kata lain OLIGOMENOREHA adalah ganggu- an menstruasi yang siklusnya memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama (Prawirohardjo, 2011). Perbandingan Oligomenoreha dengan Polimenoreha & menstruasi normal Namun, jika siklus menstruasi ini berhentinya berlangsung lebih dari 3 bu- lan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder (Prawirohardjo, 2011). Dalam Prawirohardjo, 2011 disebutkan pada kasus oligomenorhea biasanya kes- ehatan perempuan tidak terganggu dan fertilitas juga cukup baik. Walaupun da- lam kasus oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada koordinasi antara hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon terse- but menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, seh- ingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Pemeriksaan ke dokter spesialis harus segera dilakukan ketika oligomenorea su- dah berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan. Pengobatan yang diberikan kepada penderita oligomenorea akan disesuaikan dengan penyebabnya C. AMENORHEA Kata kunci adalah pada huruf “A” artinya “ Tidak” Amenorhea ialah keadaan tidak mengalami menstruasi untuk minimal 3 bulan berturut-turut (Prawirohardjo, 2011). Seringkali oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama atau beberapa tahun menjelang terjadinya menopause . Indikator menstruasi normal Polimenorhea lama siklus 21 – 35 hari kurang dari 21 hari. Jumlah darah 35 cc (10 cc – 80 cc) Volume sama
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 10 Amenorhea pada kasus ini berbeda dengan amenorhea fisiologis yang terjadi karena adanya proses kehamilan, masa laktasi, atau sesudah menopause. PERLU ANDA INGAT, amenorea dapat dibagi menjadi dua, yaitu : • Amenorhea primer adalah seorang perempuan berumur 18 tahun keatas dan belum pernah mengalami menstruasi. Amenorhea jenis ini biasanya dise- babkan karena kelainan genetic / bawaan • Amenorhea sekunder adalah kondisi yang sebelumnya pernah men- galami menstruasi dan kemudian tidak mendapatkan menstruasi. Indikator dikatakan amenorrhea sekunder adalah jangka waktu 3 bulan berturut-turut. Amenorea jenis ini dapat disebabkan gangguan seperti gangguan metabolism, kurang adekuatnya supan gizi, penyakit infeksi, tumor, benturan kepala yang menyebabkan trauma pada hipofise (Prawirohardjo, 2011). 3. GANGGUAN PERDARAHAN DILUAR SIKLUS MENTRSUASI • METRORAGIA (PERDARAHAN BUKAN DARAH MENSTRUASI) Metroragia adalah perdarahan yang dialami oleh seorang perempuan namun darah tersebut bukan darah menstruasi. Darah metrorahia biasanya terjadi diantara dua masa menstruasi (Prawirohardjo, 2011). Dalam (Prawirohardjo, 2011) dijelaskan bahwa perdarahan metroragia dapat dise- babkan dua hal, yaitu : A. SEBAB-SEBAB ORGANIK (gangguan pada organ) • Gangguan pada vagina : varises pecah, metastase - korio karsinoma, kega- nasan vagina. • Gangguan pada serviks misalnya karsinoma portio, perlukaan serviks, polip serviks. • Gangguan pada uterus / rahim misalnya polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa mioma uteri. • Gangguan pada tuba misalnya karsinoma tuba • Gangguan pada ovarium misalnya karena radang ovarium dan tumor ovar- ium B. SEBAB FUNGSIONAL Perdarahan bukan haid yang disebabkan sebab fungsional disebut perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional adalah perdarahan tanpa disebab- kan oleh kelainan organik pada alat genetalia, tetapi gangguan mata rantai hor- monal hipotalamus - hipofisis dan ovarium. Adapun penyebab lainnya adalah stress psikologi serta komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi Membahas perdarahan fungsional, Manuaba, (1999) menjelaskan terdapat dua ben- tuk dari kejadian Perdarahan disfungsional yaitu : • Terjadi perdarahan disfungsional namun tetap terjadi ovulasi • Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (disebabkan karena penurunan kadar es- trogen yang menyebabkan terhambatnya pembentukan endometrium dan me- nimbulkan perdarahan yang tidak teratur sama sekali.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 Tindakan bidan saat menemukan seorang perempuan dengan metroragia adalah melakukan konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terapi pada kondisi perdara- han metroragia diberikan berdasarkan pada penyebabnya. 4. GANGGUAN LAIN YANG TERKAIT DENGAN MENSTRUASI A. PREMENSTRUAL TENSION (KETEGANGAN PRA MENSTRUASI) Nama lain dari Premenstrual tension adalah sindrom sebelum menstruasi. Menurut Naylor, 2001, sindrom premenstruasi adalah sekumpulan gejala fisik dan perubahaan mood yang terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai men- struasi berlangsung. Sindrom ini menyerang sekitar 30 % perempuan. Menurut American Psychiatric Association dalam Prawirohardjo, 2011, keluhan yang dapat dimasukkan kedalam sindrome pra menstruasi adalah : a) Keluhan berhubungan dengan siklus haid, dimulai pada minggu terakhir fase luteum dan berakhir saat mulainya haid. b) Keluhan akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari atau pekerjaanya c) Keluhan bukan merupakan eksaserbasi gejala dari gangguan psikiatrik yang lain d) minimal paling sedikit 5 keluhan akan didapatkan pada kasus premenstrual syn- drome : • Gangguan mood • Cemas • Labil (gampang marah) • Konflik interpersonal • Penurunan minat pada aktivitas rutin • Lelah dan sulit berkonsultasi • Perubahan nafsu makan • Insomnia (sulit tidur) • Kehilangan control diri • Keluhan fisik : Nyeri pada payudara sendi dan kepala Dalam Naylor (2001) seringkali penyebab sindrom pra menstruasi karena ketidak- seimbangan hormon estrogen dan progesteron menjelang menstruasi Namun ter- kadang sindrom pre-menstruasi dapat disebabkan oleh kelebihan hormone (anti diuretic hormone) dan kurangnya / defisiensi vitamin A, B1, B6. INGAT !!!! GANGGUAN MENSTRUASI SERINGKALI MENJADI SITUASI AWAL PADA GANGGUAN DAN PENYAKIT ORGAN DAN SISTEM REPRODUKSI
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 12 Tindakan bidan saat menemukan kasus dengan keluhan premenstrual syndrome adalah melakukan konseling untuk lebih banyak melakukan tindakan yang dapat membuat relaksasi, pola hidup lebih sehat, perubahan diet, dan menghindari kafein, alcohol dan melakukan olahraga. Jika keluhan berlanjut setelah melakukan pola hidup sehat, maka bidan dapat segera melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. B. MASTODINIA ATAU MASTALGIA Mastodinia adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid. Penyebab masto- dinia adalah karena adanya dominasi hormon estrogen sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia (peningkatan jumlah darah) di daerah payudara. Keluhan mastodinia adalah normal bila tidak ada keluhan payudara yang lain (Praw- irohardjo, 2011) C. MITTELSCHMERZ Mittelschmerz adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Mittelschmerz terjadi karena pecahnya folikel de Graff di organ ovarium. Lamanya nyeri bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti ke- hamilan ektopik yang pecah (Prawirohardjo, 2011). D. DISMENORHEA Dismenorhea adalah nyeri pada saat menstruasi.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Dismenorea terjadi pada 30-75% wanita dan memerlukan pengobatan karena ser- ingkali menganggu aktivitas dan kenyamanan dari penderita. Dalam Prawirohardjo (2011), dismenorhea dibagi menjadi dua: • Dismenorea primer Dismenorea primer adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak ter- dapat kelainan lain pada alat kandungan. Penyebab Dismenorea primer dapat disebabkan karena psikis (kelelahan dll), peningkatan hormone prostaglandin, peningkatan kontraksi uterus, penurunan aliran darah uterus, dan lain-lain Gejala klinis yang terjadi pada dismenorhea primer adalah nyeri haid dari ba- gian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Pada saat bidan mendeteksi ada seorang peremouan yang mengalami keluhan dismenorhea primer sebaiknya dilakukan konsultasi dan kolaborasi dengan dok- ter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terapi yang biasanya dilakukan dokter adalah melakukan psikoterapi, pemberian analgetik dan terapi hormonal untuk mengu- rangi gejala dismenorhea. • Dismenorea sekunder Dismenorhea sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah men- galami dismenore. Penyebab dismenorhea sekunder adalah karena adanya infeksi, mioma, polip corpus uteri, endometriosis, uterus retroflexio, adanya alat AKDR, tumor ovarium dan lain-lain. Pada saat bidan mendeteksi ada seorang perempuan yang men- galami keluhan dismenorhea sekunder sebaiknya dilakukan konsultasi untuk pe- meriksaan lanjutan sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat.
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 14 Rangkuman 1. Jumlah perdarahan menstruasi normal adakah 2-5 tampon/pembalut perhari dengan siklus normal. 2. Setiap gangguan menstruasi memerlukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga penanganan dan terapi pada gangguan menstruasi diberikan sesuai dengan penyebabnya. 3. Hipermenorhea adalah perdarahan yang lebih lama dari normal atau lebih dari 5 tampon/pembalut perhari. Sebaliknya Hipomenorhea adalah perdara- han yang kurang dari normal atau kurang dari 2 tampon / pembalut perhari. 4. Polimenorea kondisi siklus haid lebih pendek dari menstruasi normal (kurang dari 21 hari) dengan volume perdarahan yang kurang lebih sama. Sebaliknya Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi meman- jang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang dari- pada biasanya. 5. Amenorhea ialah keadaan tidak mengalami haid untuk minimal 3 bulan ber- turut-turut. 6. Metroragia adalah perdarahan yang bukan haid, yaitu perdarahan yang terja- di diantara dua masa haid. 7. Gangguan atau masalah yang seringkali terkait proses menstruasi adalah Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra haid), Mastodinia atau Mastalgia, Mit- telschmerz dan Dismenorea
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 Evaluasi Formatif Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !!! 1. Seorang Perempuan usia 26 tahun mengeluhkan bahwa menstruasinya menjadi lebih lama dari biasanya (> 7 hari). Ibu tersebut mengatakan jika dalam sehari dapat mengganti tampon/pembalut perhari lebih dari 5 kali. Menurut Anda, ibu ini men- galami gangguan haid yang disebut dengan … a. Hipermenorhea b. Hipomenorhea c. Polimenorhea d. Oligomenorhea 2. Seorang Perempuan usia 33 tahun mengeluhkan bahwa menstruasinya menjadi sangat singkat seitar dua hari saja. Ibu tersebut mengatakan jika jumlah darah yang keluar juga cuma sedikit. Menurut Anda, ibu ini mengalami gangguan haid yang disebut dengan … a. Hipermenorhea b. Hipomenorhea c. Polimenorhea d. Oligomenorhea 3. Seorang Perempuan usia 36 tahun mengeluhkan bahwa menjadi sebulan dua kali. Menurut Anda, ibu ini mengalami gangguan haid yang disebut dengan … a. Hipermenorhea b. Hipomenorhea c. Polimenorhea d. Oligomenorhea 4. Seorang Perempuan usia 38 tahun mengeluhkan sudah enam bulan terakhir men- struasinya hanya dua bulan sekali. Menurut Anda, ibu ini mengalami gangguan haid yang disebut dengan … a. Hipermenorhea b. Hipomenorhea c. Polimenorhea d. Oligomenorhea 5. Seorang gadis sering mengeluhkan rasa tegang pada payudara menjelang masa haid. Keluhan yang dialami gadis ini termasuk kedalam …. a. Tanda Hartmann. b. Mastalgia c. Battledore. d. Mitleschmertz
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 16 1. A 2. B 3. C 4. D 5. B Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 DAFTAR PUSTAKA Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:Arcan Manuaba, I.A., dkk. 2010. Buku ajar ginekologi untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC Naylor, C. Scott. 2001. Obstetri – Ginekologi Referensi Ringkas. Jakarta:EGC Prawirohardjo, S., dkk. 2011. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rabe, Thomas. 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan. Jakarta: Hipokrates Verralls. 1996. Anatomi dan Fisiologi : Terapan dalam Kebidanan. Jakarta : EGC
  • 21. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015