SlideShare a Scribd company logo
1 of 100
Download to read offline
Modul 3
Guru menyadari miskonsepsi yang umum terjadi terkait
konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada PAUD-SD
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD?
Materi 1.
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah
atau tidak sesuai dengan suatu konsep.
Berikan tanda ceklis (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’ pada
pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang (x)
pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi.
Untuk menggunakan Lembar Kerja, klik LINK INI dan tekan tombol
Gunakan Template / Use Template di kanan atas layar Anda. Lembar ini
dapat digunakan dalam bentuk digital atau cetak.
Anda juga dapat menampilkannya dalam format lain.
1
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”?
LEMBAR KERJA
Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau
tidak sesuai dengan suatu konsep
Berikan tanda ceklist (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’ pada
pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang (x)
pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi.
1
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”?
LEMBAR KERJA
Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
No. Pernyataan Literasi asumsi
sebelum
membaca
modul
refleksi
setelah
membaca
modul
1 Mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z
2 Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya
merupakan salah kegiatan pembelajaran yang sebaiknya
dilakukan saat persiapan membaca’
3 Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan’
merupakan pernyataan yang tepat
4 Literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan mengeja
suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan
menulis secara drilling
No Pernyataan Numerasi asumsi
sebelum
membaca
modul
refleksi
setelah
membaca
modul
1 Anak usia dini belum siap untuk belajar matematika
2 Numerasi atau matematika hanya dapat dikuasai oleh anak cerdas dengan gen
matematika (turun-temurun)
3 Mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk sudah cukup bagi anak usia dini.
4 Literasi lebih penting daripada numerasi untuk anak usia dini.
5 Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar
numerasi, kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri
dengan alat belajar tersebut.
Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau
tidak sesuai dengan suatu konsep
Berikan tanda ceklist (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’ pada
pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang (x)
pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi.
2
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”?
LEMBAR KERJA
Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau
tidak sesuai dengan suatu konsep
Berikan tanda ceklist (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’ pada
pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang (x)
pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi.
3
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”?
LEMBAR KERJA
Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
No. Pernyataan Numerasi asumsi
sebelum
membaca
modul
refleksi
setelah
membaca
modul
6 Matematika hendaknya tidak diajarkan sebagai mata
pelajaran yang berdiri sendiri
7 Asesmen dalam matematika tidak relevan untuk anak usia
dini.
8 Anak belajar matematika hanya melalui interaksi dengan
benda-benda konkret.
9 Pemahaman konsep bilangan diukur dari kemampuan
menghitung cepat.
Begitu banyak miskonsepsi literasi dan
numerasi yang kerap dilakukan. Guna
menguatkan pemahaman Anda
mengenai miskonsepsi literasi dan
numerasi, silahkan cermati paparan
pada materi berikutnya.
4
Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
Modul 3
Guru menyadari miskonsepsi yang umum terjadi terkait
konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada PAUD-SD
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD?
Materi 1.
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
MODUL 1
Mengapa
penguatan
transisi
PAUD-SD
penting?
Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi
mengenai ‘makna kesiapan
bersekolah’ dan ‘proses
transisi PAUD- SD’
Materi 2 : Memahami
hubungan antara
penguatan transisi PAUD
SD serta kaitannya dengan
pemenuhan hak anak serta
kesiapan bersekolah;
Materi 3 : memahami
landasan prinsipil serta
kebijakan yang mendasari
gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
MODUL 2
Bagaimana
membangun
lingkungan
belajar yang
mendukung
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Identifikasi
praktik pembelajaran
yang sesuai untuk
anak usia dini
Materi 2.1 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : Anak
mengenal sekolah
Materi 2.2 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : sekolah
mengenal anak
dengan asesmen
awal
MODUL 3
Bagaimana
membangun
kemampuan
literasi numerasi
secara bertahap
sejak PAUD
hingga SD?
Materi 1 : Miskonsepsi
literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
Materi 2 : Memahami
lingkup literasi pada
PAUD-SD
Materi 3 : Bagaimana
membangun kemampuan
literasi secara bertahap
Materi 4 : Memahami
konsep dasar lingkup
numerasi pada PAUD-SD
Materi 5 : Bagaimana
membangun kemampuan
numerasi secara bertahap
MODUL 4
Bagaimana
membangun
kemampuan
fondasi secara
holistik dan
bertahap sejak
PAUD hingga SD?
Materi 1 : Memahami
pentingnya membangun
kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
awal.
Materi 2 :Memahami
kemampuan fondasi yang
perlu dibangun pada anak
usia dini bersifat holistik.
Materi 3 : Memahami
bagaimana kemampuan
fondasi dapat dibangun
secara bertahap dan
berkesinambungan di
PAUD dan SD.
MODUL 5
Bagaimana
merencanakan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Memiliki
kemampuan
meramu tujuan
pembelajaran
Materi 2 :Kegiatan
pembelajaran
yang mendukung
tujuan
pembelajaran
MODUL 6
Bagaimana
melaporkan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Asesmen
untuk anak usia dini
Materi 2 : Fungsi,
teknik dan instrumen
asesmen
Materi 3 : menyusun
laporan hasil belajar
yang spesifik dan
mudah dipahami.
Materi 4 :
menginformasikan
hasil belajar secara
dialogis.
Pada Pernyataan 1, ‘mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z’ merupakan
pernyataan tidak tepat. Membaca adalah proses yang bertahap mulai dari kemampuan
membedakan bunyi, membunyikan lambang yang berupa gambar dan aksara. Oleh
karena itu pengucapan yang tepat akan membantu anak melafalkan lambang
(gambar/huruf) yang ditemuinya sehingga dapat dikatakan bahwa proses anak belajar
membaca dimulai sebelum anak mengenal huruf A-Z.
9
Pada pernyataan 2, ‘Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya
merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilakukan saat persiapan
membaca’ merupakan pernyataan yang tepat. Bercerita dengan benda-benda yang ada
di sekitar anak (mainan, alat-alat makan, alat-alat tulis, makanan kesukaan) merupakan
salah satu cara untuk melatih kemampuan awal membaca termasuk pemahaman makna
kata.
Pada pernyataan 3, ‘Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan’ merupakan
pernyataan yang tepat. Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan maksud
ujaran (kalimat). Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan maksud ujaran
(kalimat) sedangkan kelancaran membaca berkaitan dengan pemahaman akan bentuk,
arah dan bunyi huruf. Oleh sebab itu, peserta didik perlu membangun pemahamannya
akan makna kata dan ujaran seiring terus melatih kelancarannya dalam membaca.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 3
Miskonsepsi Literasi Anak Usia Dini
Masyarakat awam menganggap bahwa
literasi dimulai dengan pengenalan huruf,
kemampuan mengeja suku kata, kefasihan
melafalkan bacaan, dan keterampilan
menulis secara drilling (mengandalkan
latihan terus menerus) dan mengabaikan
konteks.
1. Sejatinya, kecakapan literasi dimulai dari
kemampuan anak untuk dapat
berkomunikasi, artinya bertukar informasi
melalui interaksi dengan lingkungan
sekitarnya.
2. Kemampuan ini dapat ditumbuhkan melalui
kegiatan bercakap-cakap, menyimak lagu
dan cerita, bermain dan bersosialisasi.
3. Kegiatan pembelajaran tersebut pun dapat
dilakukan seiring dengan dilakukannya
pengenalan aksara, kata, menulis dan
membaca.
12
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 4
Miskonsepsi Literasi Anak Usia Dini
Literasi pada Anak Usia Dini dan SD Awal
Pernyataan 1: Anak usia dini belum
siap untuk belajar matematika.
Penjelasan :
● Anak usia dini dapat secara aktif membangun
pemahamannya dari pengalaman sehari-hari mereka
terkait berbagai konsep dan strategi matematika, misalnya
ketika ia memiliki dua cokelat dan memberikannya satu
untuk adik dapat membuatnya memahami konsep
pengurangan.
● Mereka siap dan bersemangat untuk belajar numerasi
yang merangsang dan menantang.
Pernyataan 2:
Numerasi atau matematika
hanya dapat dikuasai oleh anak
cerdas dengan gen matematika
(turun-temurun).
Penjelasan :
● Minat dan pengetahuan matematika yang dibawa
anak-anak ke sekolah berbeda karena pengalaman
mereka yang berbeda-beda, bukan karena faktor biologis
mereka.
● Kita tidak boleh melupakan fakta bahwa semua anak,
terlepas dari latar belakang dan pengalaman sebelumnya,
memiliki potensi untuk belajar matematika.
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini
12
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 5
Pernyataan 3:
Mengajarkan bilangan yang sederhana
dan bentuk sudah cukup bagi anak usia
dini.
Penjelasan :
● Pembelajaran matematika anak usia dini bersifat
mendalam dan luas, yang mencakup ide-ide besar
matematika di banyak bidang — termasuk bilangan dan
operasi, geometri (bentuk dan ruang), pengukuran,
aljabar (terutama pola), dan analisis data — dalam
konteks pembelajaran yang menekankan pemecahan
masalah, analisis dan komunikasi.
Pernyataan 4:
Literasi lebih penting
daripada numerasi untuk
anak usia dini.
Penjelasan :
● Numerasi sama pentingnya dengan literasi. Anak-anak
belajar berbicara, membaca dan menulis bahasa
matematika untuk mengkomunikasikan ide-ide
matematika.
● Jenis bahasa terpenting yang dapat dipelajari anak-anak
dalam matematika adalah bahasa pemikiran, pembenaran,
dan pembuktian. Bahasa dan literasi jelas sangat tertanam
dalam pembelajaran dan pengajaran matematika.
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 6
Pernyataan 5:
Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar numerasi,
kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri dengan alat belajar tersebut.
Penjelasan :
● Lingkungan fisik yang kaya, meskipun merupakan indikator kualitas
yang penting, tidaklah cukup dengan sendirinya. Faktor yang penting
bukanlah apa yang dimungkinkan oleh lingkungan, tetapi apa yang
sebenarnya dilakukan anak-anak di dalamnya.
● Lingkungan mungkin menyediakan 'makanan untuk berpikir
matematis', tetapi keberadaan makanan untuk berpikir matematis di
kelas tidak menjamin bahwa anak-anak akan mencernanya.
● Guru perlu membantu anak untuk mengolahnya. Salah satu caranya
dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pemicu
ketika anak bermain dengan alat belajarnya tersebut. Hal ini diharapkan
dapat mengembangkan kemampuan matematis anak menjadi lebih
kuat lagi
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini
12
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 7
MITOS
FAKTA
Pernyataan 6:
Matematika hendaknya tidak diajarkan
sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri
Penjelasan :
● Matematika dapat menjadi subjek studi yang menarik dan mengasyikkan
dengan sendirinya. Anak-anak terpesona dengan bilangan dan bentuk.
● Matematika tidak selalu perlu diintegrasikan dengan kegiatan lain untuk
menarik anak-anak.
● Walau demikian, apabila memungkinkan dan memang berkaitan,
matematika/numerasi dapat diintegrasikan dalam kegiatan
pembelajaran yang juga dirancang untuk mencapai ketercapaian
pembelajaran yang lain, misalnya fisik-motorik.
Pernyataan 7:
Asesmen dalam
matematika tidak relevan
untuk anak usia dini.
Penjelasan :
● Asesmen terutama yang bersifat autentik, relevan untuk anak usia
dini. Asesmen yang dipahami dengan baik, diterapkan dengan baik,
dan berkelanjutan adalah alat yang sangat diperlukan dalam
memfasilitasi keterlibatan dan keberhasilan semua anak dalam
matematika.
● Di ruang kelas anak usia dini, observasi merupakan teknik asesmen
yang sering digunakan untuk memahami anak-anak, karena tidak
menimbulkan tekanan pada anak dan berfokus pada perilaku yang
teramati yang mengindikasikan ketercapaian tujuan pembelajaran.
● Dalam kasus matematika, guru sering menggunakan ceklis untuk
mencatat pengamatan mereka tentang apakah seorang anak telah
menunjukkan pengetahuan matematika tertentu.
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini
12
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 8
Pernyataan 8:
Anak belajar matematika hanya
melalui interaksi dengan
benda-benda konkret.
Penjelasan :
● Penggunaan bahan konkret memang efektif untuk mendorong anak
berpikir dan membuat hubungan antara objek dan membangun ide
matematika yang bersifat abstrak. Walau demikian, yang paling utama
adalah bagaimana membangun ide tersebut menggunakan pertanyaan
pemantik yang membantu anak menemukan pemahamannya sendiri.
Misalnya "menurut kamu, mana yang lebih banyak? kira-kira apa yang
terjadi apabila kita menumpahkan isi air di ember ini ke dalam gelas?
cukup tidak ya?", dst.
● Oleh sebab itu, guru dan juga orang tua di rumah, perlu lebih sering
memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut sehingga aktivitas belajar
anak tidak hanya bersifat hands-on (anak melakukan kegiatan), tetapi
yang utama, minds-on (anak terus diajak untuk mengolah informasi
dengan panduan pertanyaan pemantik dari guru).
Pernyataan 9:
Pemahaman konsep
bilangan diukur dari
kemampuan menghitung
cepat.
Penjelasan :
● Kemampuan menghitung cepat saja belum menjamin seorang
anak memiliki pemahaman yang utuh mengenai bilangan,
termasuk di dalamnya kesadaran atau intuisi bilangan.
● Meskipun menghitung mungkin tampak sebagai proses yang
sederhana, untuk dapat berhasil menghitung dengan
pemahaman, melibatkan proses yang tidak sederhana
(berlapis-lapis) sehingga pembelajaran pun perlu dibangun secara
bertahap.
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini
12
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 9
Numerasi pada anak usia dini dipandang sebagai
kemampuan pemecahan masalah dasar dan
penerapan matematika dalam kehidupan
sehari-hari, dan bukan sekedar keterampilan
berhitung bilangan, melainkan juga mencakup
pemahaman akan pola (aljabar), geometri (bentuk,
lokasi dan posisi), pengukuran, serta analisa data.
Numerasi terdiri dari pengetahuan, keterampilan,
perilaku, dan kecenderungan (disposisi) yang
dibutuhkan seseorang untuk dapat menggunakan
matematika untuk memecahkan masalah dalam
berbagai situasi.
Sumber: Pengembangan Numerasi untuk Anak Usia 5-6 Tahun,
Unicef, 2021
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini
Numerasi Anak Usia Dini
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 10
Modul 3
Guru menyadari miskonsepsi yang umum terjadi terkait
konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada PAUD-SD
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD?
Materi 1.
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
No. Pernyataan Miskonsepsi Literasi asumsi
sebelum
membaca
modul
refleksi
setelah
membaca
modul
1 Mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z
2 Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya
merupakan salah kegiatan pembelajaran yang sebaiknya
dilakukan saat persiapan membaca’
3 Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan’
merupakan pernyataan yang tepat
4 Literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan mengeja
suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan
menulis secara drilling
Sekarang Anda sudah membaca materi terkait miskonsepsi literasi dan
numerasi. Apakah setelah membaca materi tersebut terdapat perubahan
pada pemahaman Anda terkait literasi dan numerasi?
Anda dapat mengambil kembali lembar / salindia yang sudah Anda isi di awal
dan sekarang Anda dapat mengisi kolom ‘refleksi setelah membaca
modul’. Apakah terdapat perbedaan?
1
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”?
LEMBAR KERJA
Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
No Pernyataan Miskonsepsi Numerasi asumsi
sebelum
membaca
modul
refleksi
setelah
membaca
modul
1 Anak usia dini belum siap untuk belajar matematika
2 Numerasi atau matematika hanya dapat dikuasai oleh anak cerdas dengan gen
matematika (turun-temurun)
3 Mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk sudah cukup bagi anak usia dini.
4 Literasi lebih penting daripada numerasi untuk anak usia dini.
5 Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar
numerasi, kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri
dengan alat belajar tersebut.
Sekarang Anda sudah membaca materi terkait miskonsepsi literasi dan
numerasi. Apakah setelah membaca materi tersebut terdapat perubahan pada
pemahaman Anda terkait literasi dan numerasi?
Anda dapat mengambil kembali lembar / salindia yang sudah Anda isi di awal
dan sekarang Anda dapat mengisi kolom ‘refleksi setelah membaca modul’.
Apakah terdapat perbedaan?
2
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”?
LEMBAR KERJA
Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
No. Pernyataan Miskonsepsi Numerasi asumsi
sebelum
membaca
modul
refleksi
setelah
membaca
modul
6 Matematika hendaknya tidak diajarkan sebagai mata
pelajaran yang berdiri sendiri
7 Asesmen dalam matematika tidak relevan untuk anak usia
dini.
8 Anak belajar matematika hanya melalui interaksi dengan
benda-benda konkret.
9 Pemahaman konsep bilangan diukur dari kemampuan
menghitung cepat.
Sekarang Anda sudah membaca materi terkait miskonsepsi literasi dan
numerasi. Apakah setelah membaca materi tersebut terdapat perubahan
pada pemahaman Anda terkait literasi dan numerasi?
Anda dapat mengambil kembali lembar / salindia yang sudah Anda isi di awal
dan sekarang Anda dapat mengisi kolom ‘refleksi setelah membaca
modul’. Apakah terdapat perbedaan?
3
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”?
LEMBAR KERJA
Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
Bagaimana hasil refleksi Anda?
Apakah ada perbedaan antara asumsi
dengan hasil refleksi Anda setelah
membaca materi di aktivitas
sebelumnya?
4
Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
Lanjutkan perjalanan belajar Anda
setelah menyelesaikannya!
Latihan Pemahaman 3.1
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1
Cek pemahaman Anda dengan mengerjakan
latihan berikut:
https://forms.gle/L5UKF5xWDF94yz2U9
Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD?
Guru memahami lingkup literasi pada PAUD-SD
Materi 2.1
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
MODUL 1
Mengapa
penguatan
transisi
PAUD-SD
penting?
Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi
mengenai ‘makna kesiapan
bersekolah’ dan ‘proses
transisi PAUD- SD’
Materi 2 : Memahami
hubungan antara
penguatan transisi PAUD
SD serta kaitannya dengan
pemenuhan hak anak serta
kesiapan bersekolah;
Materi 3 : memahami
landasan prinsipil serta
kebijakan yang mendasari
gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
MODUL 2
Bagaimana
membangun
lingkungan
belajar yang
mendukung
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Identifikasi
praktik pembelajaran
yang sesuai untuk
anak usia dini
Materi 2.1 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : Anak
mengenal sekolah
Materi 2.2 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : sekolah
mengenal anak
dengan asesmen
awal
MODUL 3
Bagaimana
membangun
kemampuan
literasi numerasi
secara bertahap
sejak PAUD
hingga SD?
Materi 1 : Miskonsepsi
literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
Materi 2 : Memahami
lingkup literasi pada
PAUD-SD
Materi 3 : Bagaimana
membangun kemampuan
literasi secara bertahap
Materi 4 : Memahami
konsep dasar lingkup
numerasi pada PAUD-SD
Materi 5 : Bagaimana
membangun kemampuan
numerasi secara bertahap
MODUL 4
Bagaimana
membangun
kemampuan
fondasi secara
holistik dan
bertahap sejak
PAUD hingga SD?
Materi 1 : Memahami
pentingnya membangun
kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
awal.
Materi 2 :Memahami
kemampuan fondasi yang
perlu dibangun pada anak
usia dini bersifat holistik.
Materi 3 : Memahami
bagaimana kemampuan
fondasi dapat dibangun
secara bertahap dan
berkesinambungan di
PAUD dan SD.
MODUL 5
Bagaimana
merencanakan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Memiliki
kemampuan
meramu tujuan
pembelajaran
Materi 2 :Kegiatan
pembelajaran
yang mendukung
tujuan
pembelajaran
MODUL 6
Bagaimana
melaporkan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Asesmen
untuk anak usia dini
Materi 2 : Fungsi,
teknik dan instrumen
asesmen
Materi 3 : menyusun
laporan hasil belajar
yang spesifik dan
mudah dipahami.
Materi 4 :
menginformasikan
hasil belajar secara
dialogis.
Materi 3.2. Konsep Literasi Dasar PAUD-SD
Apa itu kemampuan Literasi?
KEMAMPUAN LITERASI
Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan,
mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk
menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas
individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat
berkontribusi secara produktif di masyarakat.
Sumber : Asesmen Nasional
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2 bagian 1 1
Materi 3.2. Konsep Literasi Dasar PAUD-SD
Bapak/ Ibu guru, kita sudah tahu bahwa kemampuan literasi pada anak usia dini
memiliki peran penting untuk proses belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi
dimulai dari keterampilan menyimak, berbicara, menulis dan membaca.
Kita sepakat buku adalah sumber ilmu pengetahuan yang tidak terbatas ruang dan waktu.
Kecintaan terhadap buku perlu dibangun sedini mungkin.
“Dalam berbicara seseorang harus tetap berpikiran jernih, hingga dapat
mencetuskan ide-ide unggul dan berakhir dengan kemenangan.”
Ki Hajar Dewantara
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 2
Konsepsi Literasi Anak Usia Dini
Mengapa literasi di PAUD-SD Awal perlu konsep yang benar?
1. Membantu anak memahami pembicaraan lisan
(menyimak) .
2. Meningkatkan kemampuan anak mengungkapkan
ide, pendapat dan perasaannya.
3. Melatih anak membaca secara bertahap (gambar,
tanda, aksara)
4. Membantu memahami pesan teks informatif,
naratif, deskriptif dan prosedural.
5. Membantu meningkatkan kemampuan
berkomunikasi lisan dan teks reseptif (menyimak,
memirsa) dan produktif (bicara, visualisasi)
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 3
1
2
3
4
5
Bapak-Ibu guru, kegiatan literasi anak usia dini harus diintegrasikan antara
pengetahuan bahasa (struktur bahasa; bunyi/huruf, kata, kalimat) dan keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, menulis dan membaca) yang mencakup:
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 4
● Kemampuan Bertutur
● Pengetahuan Latar
● Kosakata
● Kesadaran Fonemik
● Kesadaran Cetak
● Keaksaraan
Sumber: Stewart (2014)
Perkembangan Literasi dari Level Membaca
Level Deskripsi
Komponen Literasi yang
Tercakup
Jenjang
Pembaca Dini
(A)
1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi
2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan
peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan.
● Bertutur
● Pengetahuan Latar
● Kosa kata
Jenjang
Pembaca Awal
(B1)
1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan
menanyakan kata-kata yang baru dikenal.
2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar
3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan
konteks
4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak.
● Kesadaran Cetak
● Keaksaraan
● Kesadaran Fonemik
58
Agar Anda dapat memahami komponen mana yang perlu menjadi fokus untuk diajarkan kepada anak terlebih dahulu, mari mengenal
penjenjangan membaca yang sudah ditetapkan kementerian yaitu jenjang pembaca dini (A) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih
dominan dibangun terlebih dahulu adalah kemampuan bertutur, kosa kata dan pengetahuan latar. Jenjang berikutnya ialah jenjan pembaca
awal (jenjang B1) serta jenjang pembaca awal (B1) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun adalah kemampuan
fonemik, cetak dan keaksaraan. Walaupun dibagi ke dalam penjenjangan, enam kemampuan ini dapat dibangun secara bersamaan.
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 5
Perjenjangan berdasarkan Ka
BSKAP nomor 030/P/2022
Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran di
PAUD memulai dari jenjang Pembaca Dini (Emergent literacy)
makna , kosa kata,
kalimat
Reseptif
nama, aktivitas
perasaan
Pengindraan
Tuturan
Simbol Visual
Ekspresif
35
● Membangun kemampuan bertutur dimulai dari penginderaan,
artinya memberikan nama pada apa yang dilihat, diraba, dan dirasa.
Misalnya ketika anak melihat buah apel, hal yang pertama dilakukan
oleh orang dewasa di sekitarnya adalah menamai obyek: oh, ada buah,
apa ya namanya? ketika anak belum bisa menjawab orang dewasa bisa
membantu dengan menamai. ini namanya apel. Saat anak mendengar
kata apel dan cerita orang dewasa di sekitarnya saat itulah peserta
didik sedang belajar bahasa reseptif.
● Dalam membangun kemampuan bahasa reseptif, peserta didik tidak
hanya memahami pesan dalam bentuk kata-kata, tetapi juga
memahami nada, tempo dan kefasihan serta ekspresi wajah dari lawan
bicara.
● Setelah anak memahami makna dari kata-kata atau tuturan serta
simbol visual seperti gambar / tulisan, mereka pun mengolahnya agar
dapat mereka gunakan untuk menyampaikan apa yang mereka
rasakan atau pikirkan. Agar mereka terpicu untuk dapat
menyampaikan ide, Anda dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan
pemicu atau kalimat interaktif. Dengan demikian, peserta didik dapat
belajar bahasa ekspresif/produktif.
● Kesimpulannya, pada saat peserta didik mendengarkan lawan bicara,
peserta didik membangun keterampilan bahasa reseptif, selanjutnya
pada saat mereka menyampaikan ide dan atau perasaannya dengan
tuturan dalam bentuk kata-kata, anak pun membangun kemampuan
bahasa ekspresif..
Modul 3. Guru menyadari miskonsepsi yang umum konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada PAUD-SD | Materi 1 5
Materi 3.2 Cakupan Literasi Anak Usia Dini
Kemampuan Bertutur
Pengetahuan latar adalah pemahaman anak tentang dunia di sekitarnya.
Anak yang sering diajak berkomunikasi akan mengembangkan kemampuan
untuk menyampaikan pemahamannya melalui percakapan dan interaksi
dengan orang-orang di sekitarnya.
Pengetahuan latar berupa latar fisik, budaya dan sosial. Latar fisik
adalah yang terdiri dari semua benda yang dapat diindera anak. Latar fisik
dapat berupa tumbuhan, hewan, bangunan, bentang alam yang dapat
memperkaya kosa kata anak.
Pada saat bercakap-cakap anak akan menyampaikan apa yang pernah
diindra atau dengan kata lain apa yang pernah mereka lihat, raba, hirup,
dengar dan rasakan. Saat membicarakan laut, bagi anak yang pernah ke laut
dia akan mengingat suara ombak, butiran pasir, kerang, hutan bakau, pohon
kelapa, inilah latar sosial.
Latar budaya bisa berupa kebiasaan, perayaan dan hal-hal yang dibiasakan
pada keluarga dan masyarakat. Pengetahuan Latar diperlukan bagi anak
untuk memahami teks dan konteks.
Pengetahuan Latar
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi AUD
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 4
40
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini
Kosakata
Kosakata adalah perbendaharaan kata atau
‘tabungan kata’ yang ditunjukkan dengan
pengetahuan terhadap nama-nama benda,
perbuatan, emosi, dan konsep sederhana di
sekitar anak (misalnya panjang/pendek). Dalam
menambah Kosakata pada peserta didik bisa
dilatih dengan memperkenalkan anak pada
kosakata baru dari benda-benda atau sesuatu
yang dekat dan familiar dengan peserta didik.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 8
Modul 3
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia
2022
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD?
Guru memahami lingkup literasi pada PAUD-SD
Materi 2.2
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
MODUL 1
Mengapa
penguatan
transisi
PAUD-SD
penting?
Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi
mengenai ‘makna kesiapan
bersekolah’ dan ‘proses
transisi PAUD- SD’
Materi 2 : Memahami
hubungan antara
penguatan transisi PAUD
SD serta kaitannya dengan
pemenuhan hak anak serta
kesiapan bersekolah;
Materi 3 : memahami
landasan prinsipil serta
kebijakan yang mendasari
gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
MODUL 2
Bagaimana
membangun
lingkungan
belajar yang
mendukung
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Identifikasi
praktik pembelajaran
yang sesuai untuk
anak usia dini
Materi 2.1 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : Anak
mengenal sekolah
Materi 2.2 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : sekolah
mengenal anak
dengan asesmen
awal
MODUL 3
Bagaimana
membangun
kemampuan
literasi numerasi
secara bertahap
sejak PAUD
hingga SD?
Materi 1 : Miskonsepsi
literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
Materi 2 : Memahami
lingkup literasi pada
PAUD-SD
Materi 3 : Bagaimana
membangun kemampuan
literasi secara bertahap
Materi 4 : Memahami
konsep dasar lingkup
numerasi pada PAUD-SD
Materi 5 : Bagaimana
membangun kemampuan
numerasi secara bertahap
MODUL 4
Bagaimana
membangun
kemampuan
fondasi secara
holistik dan
bertahap sejak
PAUD hingga SD?
Materi 1 : Memahami
pentingnya membangun
kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
awal.
Materi 2 :Memahami
kemampuan fondasi yang
perlu dibangun pada anak
usia dini bersifat holistik.
Materi 3 : Memahami
bagaimana kemampuan
fondasi dapat dibangun
secara bertahap dan
berkesinambungan di
PAUD dan SD.
MODUL 5
Bagaimana
merencanakan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Memiliki
kemampuan
meramu tujuan
pembelajaran
Materi 2 :Kegiatan
pembelajaran
yang mendukung
tujuan
pembelajaran
MODUL 6
Bagaimana
melaporkan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Asesmen
untuk anak usia dini
Materi 2 : Fungsi,
teknik dan instrumen
asesmen
Materi 3 : menyusun
laporan hasil belajar
yang spesifik dan
mudah dipahami.
Materi 4 :
menginformasikan
hasil belajar secara
dialogis.
Bapak-Ibu, pada aktifitas sebelumnya sudah kita bahas tiga cakupan literasi yaitu
Kemampuan bertutur, kesadaran fonemik dan kosakata. Mari kita lanjutkan
pembahasan 3 cakupan lainnya.
Materi 3 Cakupan Literasi Anak Usia Dini
Sumber: Stewart (2014)
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 2
● Kemampuan Bertutur
● Pengetahuan Latar
● Kosakata
● Kesadaran Fonemik
● Kesadaran Cetak
● Keaksaraan
Perkembangan Literasi dari Level Membaca
Level Deskripsi Komponen Literasi,
Jenjang Pembaca
Dini (A)
1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi
2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan peristiwa
sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan.
● Bertutur
● Pengetahuan Latar
● Kosa kata
Jenjang Pembaca
Awal (B1)
1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan menanyakan
kata-kata yang baru dikenal.
2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar
3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan
konteks
4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak.
● Kesadaran Cetak
● Keaksaraan
● Fonemik
58
Agar Anda dapat memahami komponen mana yang perlu menjadi fokus untuk diajarkan kepada anak terlebih dahulu, mari mengenal
penjenjangan membaca yang sudah ditetapkan kementerian yaitu jenjang pembaca dini (A) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih
dominan dibangun terlebih dahulu adalah kemampuan bertutur, kosa kata dan pengetahuan latar. Jenjang berikutnya ialah jenjan pembaca
awal (jenjang B1) serta jenjang pembaca awal (B1) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun adalah kemampuan
fonemik, cetak dan keaksaraan. Walaupun dibagi ke dalam penjenjangan, enam kemampuan ini dapat dibangun secara bersamaan.
Materi 3.2.2 Cakupan Literasi Anak Usia Dini
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 5
Perjenjangan berdasarkan Ka
BSKAP nomor 030/P/2022
Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran di
PAUD memulai dari jenjang Pembaca Dini (Emergent literacy)
Kesadaran cetak adalah ketertarikan anak kepada benda-benda cetak, gambar, logo, merk. Kemampuan ini
dapat diajarkan misalnya dengan memperkenalkan mereka dengan simbol-simbol di sekitar. Tanda-tanda di
tempat umum, seperti simbol toilet lelaki dan perempuan, tanda dilarang membuang sampah, dilarang
berhenti, tanda-tanda lalu lintas, adalah kesadaran cetak yang bisa dilatihkan. Pada intinya, anak dapat
menyadari terdapat makna dibalik simbol atau tulisan cetak yang ia lihat. Selain itu kesadaran cetak bisa
berupa hasil karya anak. inilah pentingnya papan karya anak yang mudah dijangkau anak.
Kesadaran Cetak
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 3
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 5
Keaksaraan
Topik 2.1. f. Cakupan Literasi AUD
Kemampuan anak menghubungkan huruf dengan bunyi,
intonasi dengan tanda baca adalah unsur dari keaksaraan.
Huruf, angka, tanda baca adalah bagian dari aksara.
Pada peserta didik perlu dikenalkan konsep aksara sesuai
dengan bahasa yang digunakan. Secara umum, setiap
bahasa memiliki dua unsur aksara yaitu vokal dan
konsonan.
Pada umumnya guru mengajarkan semua huruf dari a ke z,
dimulai dari huruf-huruf yang familiar oleh anak. Kemudian,
guru memperkenalkan suku kata dengan menghubungkan
konsonan dan vokal yang familiar misalnya huruf b dan a
menjadi ba.
45
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 6
Aksara Bahasa Indonesia
Topik 2.1. f. Cakupan Literasi AUD
Huruf Vokal:
Guru perlu mengetahui bunyi vokal bahasa
Indonesia sedangkan kegiatan
pembelajarannya dapat disesuaikan dengan
prinsip pembelajaran yang menyenangkan
dan relevan untuk anak. Berikut terdapat
contoh bagaiamana cara melafalkan huruf
vokal seperti ‘OI’ yang tecakup pada
kata-kata, misalnya ‘kobOI’
Sumber https://bit.ly/KartuFonem
Contoh Bunyi:
https://bit.ly/Audio-Vokal
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 7
Aksara Bahasa Indonesia
Topik 2.1. f. Cakupan Literasi AUD
Huruf Konsonan:
Guru perlu mengetahui bunyi vokal
bahasa Indonesia sedangkan
kegiatan pembelajarannya dapat
disesuaikan dengan prinsip
pembelajaran yang menyenangkan
dan relevan untuk anak. Berikut
terdapat contoh bagaiamana cara
melafalkan huruf konsonan seperti
‘KH’ yang tecakup pada kata-kata,
misalnya ‘KHotib’
Sumber: https://bit.ly/KartuFonem
Contoh Bunyi:
https://bit.ly/AudioKonsonan
37
● Kesadaran fonemik adalah pengetahuan bahwa kata, kalimat terdiri atas
satuan bunyi terkecil berwujud bunyi huruf dan tanda baca.
● Kesadaran fonemik diperlukan untuk membekali anak memahami dari bahasa
lisan ke bahasa teks. Apa yang didengar akan membantu anak saat membaca
teks. Dengan kesadaran fonemik yang kuat, peserta didik mampu mengaitkan
antara bunyi kata atau kalimat yang ia dengar dengan bentuk huruf tertentu
sehingga membuatnya dapat mengenali kata atau kalimat pada bacaan.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 8
Materi 3.2.2 Cakupan Literasi Anak Usia Dini
Kesadaran Fonemik
Lanjutkan perjalanan belajar Anda
setelah menyelesaikannya!
Latihan Pemahaman 3.2
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2
Cek pemahaman Anda dengan mengerjakan
latihan berikut:
https://forms.gle/kQm1jsyxH85tUoYp6
Materi 3.
Guru Memahami Penerapan
Pembelajaran Literasi pada PAUD-SD
Modul 3
Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi
Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD?
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
MODUL 1
Mengapa
penguatan
transisi
PAUD-SD
penting?
Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi
mengenai ‘makna kesiapan
bersekolah’ dan ‘proses
transisi PAUD- SD’
Materi 2 : Memahami
hubungan antara
penguatan transisi PAUD
SD serta kaitannya dengan
pemenuhan hak anak serta
kesiapan bersekolah;
Materi 3 : memahami
landasan prinsipil serta
kebijakan yang mendasari
gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
MODUL 2
Bagaimana
membangun
lingkungan
belajar yang
mendukung
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Identifikasi
praktik pembelajaran
yang sesuai untuk
anak usia dini
Materi 2.1 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : Anak
mengenal sekolah
Materi 2.2 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : sekolah
mengenal anak
dengan asesmen
awal
MODUL 3
Bagaimana
membangun
kemampuan
literasi numerasi
secara bertahap
sejak PAUD
hingga SD?
Materi 1 : Miskonsepsi
literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
Materi 2 : Memahami
lingkup literasi pada
PAUD-SD
Materi 3 : Bagaimana
membangun kemampuan
literasi secara bertahap
Materi 4 : Memahami
konsep dasar lingkup
numerasi pada PAUD-SD
Materi 5 : Bagaimana
membangun kemampuan
numerasi secara bertahap
MODUL 4
Bagaimana
membangun
kemampuan
fondasi secara
holistik dan
bertahap sejak
PAUD hingga SD?
Materi 1 : Memahami
pentingnya membangun
kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
awal.
Materi 2 :Memahami
kemampuan fondasi yang
perlu dibangun pada anak
usia dini bersifat holistik.
Materi 3 : Memahami
bagaimana kemampuan
fondasi dapat dibangun
secara bertahap dan
berkesinambungan di
PAUD dan SD.
MODUL 5
Bagaimana
merencanakan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Memiliki
kemampuan
meramu tujuan
pembelajaran
Materi 2 :Kegiatan
pembelajaran
yang mendukung
tujuan
pembelajaran
MODUL 6
Bagaimana
melaporkan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Asesmen
untuk anak usia dini
Materi 2 : Fungsi,
teknik dan instrumen
asesmen
Materi 3 : menyusun
laporan hasil belajar
yang spesifik dan
mudah dipahami.
Materi 4 :
menginformasikan
hasil belajar secara
dialogis.
3
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
3
Salah satu tahapan awal untuk menumbuhkan kemampuan literasi anak adalah dengan
menyimak bacaan yang dibacakan nyaring oleh guru.
Dengan menyimak bacaan, anak dapat
menumbuhkan minat kepada aksara dan
kegiatan membaca, kesadaran terhadap teks,
meningkatkan kosakata bahasa tulis,
meningkatkan nalar verbal melalui diskusi isi
buku, serta meningkatkan pengetahuan kata.
Semua manfaat ini menjadi fondasi
tumbuhnya kemerdekaan berpikir menuju
merdeka belajar.
Bagaimana Membangun
Kemampuan Literasi Secara Bertahap?
56
Sebelumnya, kita sudah mengetahui enam
cakupan literasi yang perlu dibangun pada anak
usia PAUD-SD Awal dalam rangka membangun
keterampilan seperti menyimak, berbicara,
menulis dan membaca.
● Kemampuan Bertutur
● Pengetahuan Latar
● Kosakata
● Kesadaran Fonemik
● Kesadaran Cetak
● Keaksaraan
4
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
4
Ibu Mia adalah guru SD kelas 1.
Sebelum memulai pembelajaran, Ibu
Mia melakukan asesmen awal
pembelajaran untuk mengetahui
kebutuhan peserta didik untuk
melakukan kegiatan belajar
dasar-dasar literasi / bahasa Indonesia.
57
Langkah 1 : Lakukan Asesmen Awal Pembelajaran
Berikut ini adalah contoh Lembar
Observasi Kemampuan Literasi
dalam Asesmen Awal yang Ibu Mia
gunakan pada Mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang ia lakukan dalam 2
pekan.
4
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
4
5
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
5
Aspek
kemampuan fase
fondasi yang akan
diamati
Contoh perilaku
kemampuan fase fondasi
yang perlu diamati
Kematangan
kognitif yang
cukup untuk
melakukan
kegiatan belajar,
yaitu
kepemilikan
dasar literasi
Anak berbicara lancar, fasih,
dan runtut (tidak
berulang-ulang)
Mengulang kata yang kurang
dipahami oleh khalayak.
Cara memegang alat tulis
bertumpu pada jari jempol,
telunjuk dan tengah.
Dapat menceritakan salah satu
kegiatan rutin yang dilakukan
anak.
Dapat menceritakan gambar
pada sampul buku.
Anak mengucapkan/
mengulang-ulang/
menanyakan kata hasil proses
menyimaknya.
Anak bertanya cara penulisan
kata dari hasil proses
menyimak
57
Langkah 1 : Lakukan Asesmen Awal Pembelajaran
Rancangan kegiatan
Contoh kegiatan
Tujuannya: Mengembangkan
kosakata, kemampuan bercerita
dan kesadaran fonemik (nada,
jeda, tempo)
Kegiatan 1. Membaca Lantang
Guru melakukan kegiatan
sebelum mengajar minimal satu
hari sebelumnya. Pada saat
berkegiatan guru perlu melihat
respon anak. Ketika kelas tidak
kondusif, segera akhiri dan
alihkan dengan kegiatan
pendukung; menyanyi, bergerak,
kuiz, Isi asesmen setelah selesai
kegiatan.
Kegiatan 2. Unjuk Cerita
Guru memberikan kesempatan
anak untuk memilih mainan, alat
dan bahan (misalnya alat makan,
alat mandi, mainan, atau alat
bahan lain yang ada di sekitar
anak.
Catatan/Hasil dari
Asesmen Awal
Rancangan Kegiatan
Pembelajaran ke depan
perlu mempertimbangkan
…
(Pertanyaan pemandu: Bagaimana
kondisi capaian peserta didik secara
umum? Apakah ada peserta didik
yang perlu perhatian khusus?)
6
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
6
Perkembangan Literasi dari Level Membaca
Level Deskripsi Komponen
Jenjang
Pembaca
Dini (A)
1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi
2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan
peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan.
● Bertutur
● Pemahaman latar
● Kosa kata
Jenjang
Pembaca
Awal (B1)
1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan
menanyakan kata-kata yang baru dikenal.
2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar
3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai
dengan teks dan konteks
4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses
menyimak.
● Kesadaran cetak
● Keaksaraan
● Kesadaran
fonemik
58
Hasil asesmen awal yang dilakukannya membantu Ibu Mia mengenali level membaca peserta didik.
Pada masa transisi PAUD SD pada umumnya peserta didik sudah berada pada jenjang berikut:
Berdasarkan pengetahuan umum mengenai penjenjangan ini, Ibu Mia kemudian
dapat merancang kegiatan penguatan literasi secara bertahap sesuai dengan
perkembangan literasi peserta didiknya (baik pada PAUD maupun SD Awal)
Langkah 2 : Identifikasi Perkembangan Literasi dari Level Membaca
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
6
7
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
7
Level Nama Kegiatan Cakupan Literasi
Keterampilan
Berbahasa
Jenjang
Membaca
Dini (A)
● Membaca Lantang
● Unjuk Cerita
Kemampuan bertutur, kosa kata,
kesadaran fonemik.
Menyimak, berbicara,
memirsa (menyaksikan)
● Poster Cerita
● Aku bisa menulis
Kemampuan bertutur, kosa kata,
kesadaran fonemik, kesadaran
cetak, keaksaraan
Menyimak, berbicara,
menulis, memirsa
Jenjang
Membaca
Awal (B1)
● Sebut Eja Tulis
● Susun Kata
Kemampuan bertutur, kosa kata,
kesadaran fonemik, kesadaran
cetak, keaksaraan dan
pemahaman latar.
Menyimak, berbicara,
menulis, memirsa
(menyaksikan)
/membaca
Ibu Mia kemudian membuat rencana tindak lanjut dalam
rencana pembelajaran. Ibu Mia memastikan 6 cakupan
literasi dan 4 keterampilan berbahasa terfasilitasi dan
terintegrasi dalam pembelajarannya. Berikut ini adalah
rencana pembelajaran yang dibuat Ibu Mia.
Langkah 3 : Buat Rencana Tindak Lanjut dalam Rencana Pembelajaran
8
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
8
61
Nama Kegiatan Tujuan Deskripsi Alat dan bahan
Membaca Lantang
Mengembangkan
kosakata,
kemampuan
bercerita dan
kesadaran fonemik
(nada, jeda, tempo)
● Guru melakukan kegiatan sebelum mengajar minimal
satu hari sebelumnya.
● Pada saat berkegiatan guru perlu melihat respon anak.
● Ketika kelas tidak kondusif, segera akhiri dan alihkan
dengan kegiatan pendukung; menyanyi, bergerak, kuiz
● Isi asesmen setelah selesai kegiatan. Mintalah anak
menggambar atau menulis hal yang paling menarik.
Buku cerita cetak
dan buku
elektronik
Unjuk Cerita
Mengembangkan
kosakata,
kemampuan
bercerita dan
kesadaran fonemik
(nada, jeda, tempo)
Guru memberikan kesempatan anak untuk memilih
mainan, alat dan bahan (misalnya alat makan, alat mandi,
mainan, atau alat bahan lain yang ada di sekitar anak.
Mainan, alat
makan, makanan,
benda-benda di
sekitar anak
Catatan: Kegiatan bisa digabungkan selama suasana kelas masih mendukung. Setelah selesai membaca lantang, guru
menyebutkan nama-nama benda yang ada pada bacaan. Pastikan benda tersebut ada di sekitar anak. Mintalah anak untuk
unjuk cerita. Berikan waktu secara bertahap mulai dari 30 detik, 60 detik, sampai 180 detik.
Ide Kegiatan Membaca Dini
Kegiatan membaca dan diskusi dalam rangka penguatan kemampuan literasi Pembaca Dini yang
dikembangkan dan dipraktikan oleh Ibu Mia berikut ini dapat menjadi pemantik ide dan inspirasi bagi
Bapak/Ibu Guru
9
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
9
61
Nama Kegiatan Tujuan Deskripsi Alat dan bahan
Poster Cerita
Mengembangkan
kosakata,
kemampuan
bercerita dan
kesadaran
fonemik (nada,
jeda, tempo)
● Guru melakukan kegiatan sebelum
mengajar dengan memilih foto yang
dikenal anak.
● Pada saat berkegiatan guru perlu melihat
respon anak.
● Ketika kelas tidak kondusif, segera akhiri
dan alihkan dengan kegiatan pendukung;
menyanyi, bergerak, kuiz, Isi asesmen
setelah selesai kegiatan.
Poster Cerita,
Buku
Aku Bisa
Menulis
Mengembangkan
kosakata, melatih
cara menulis yang
tepat.
Guru memberikan kesempatan anak untuk
menyebutkan satu huruf. Guru menanyakan
apakah ia ingin tahu tulisannya? Jika iya, ambil
huruf raba dan ajak anak untuk meraba huruf.
https://www.youtube.com/watch?v=6os2Jp_Dn
JM&t=26s
Huruf raba,
kapur
tulis/krayon,
papan/kertas
Catatan: Kegiatan bisa digabungkan selama suasana kelas masih mendukung. Setelah selesai membaca poscer,
Lanjutkan dengan kegiatan aku menulis.
Ide Kegiatan Membaca Dini
10
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
10
Nama Kegiatan Tujuan Deskripsi Alat dan bahan
Sebut Eja Tulis
SET
Mengembangkan
kosakata,
kesadaran
fonemik,
keaksaraan
Sediakan benda yang dikenal anak (makanan,
mainan, benda-benda sekitar anak) Mintalah anak
untuk menyebutkan namanya, ajak anak mengeja
lalu bimbing untuk menulis pada kertas yang
sudah disediakan. Satu kertas untuk satu kata.
https://www.youtube.com/watch?v=CtnFrMikUy0&
t=55s
Krayon, huruf raba,
kertas hvs
Susun Kata
Mengembangkan
makna kosa kata,
kalimat lisan,
bercerita.
● Kumpulkan kartu kata sesuai dengan kelompok
kata (kata benda, kerja, sifat)
● Berikan kesempatan anak untuk memilih satu kata.
● Berikan kesempatan anak untuk membaca kartu
kata.
● Berikan pertanyaan apa yang diingat dari kata yang
dipilih tersebut.
Kertas hvs, krayon
(hasil kartu kata
dan SET
Catatan: Kegiatan bisa digabungkan selama suasana kelas masih mendukung. Setelah selesai membaca poster,
Lanjutkan dengan kegiatan aku menulis.
62
Sementara itu, kegiatan pembelajaran dalam rangka penguatan kemampuan literasi Pembaca Awal
yang dikembangkan dan dipraktikan oleh Ibu Mia berikut ini dapat pula diadopsi atau diadaptasi di
kelas Bapak/Ibu Guru.
Ide Kegiatan Membaca Awal
11
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
11
Selamat Bereksplorasi dan
Bersenang-senang dengan
Literasi PAUD dan SD Awal
Sebagai pemantik inspirasi untuk
memperkaya praktik pembelajaran literasi
untuk Anak Usia Dini, Anda dapat membaca
dan mempelajari beberapa modul ajar yang
terdapat pada perangkat Ajar di aktivitas
selanjutnya.
Modul 3
Modul Ajar Literasi Transisi PAUD-SD
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Perkembangan Literasi dari Level Membaca
Level Deskripsi
Komponen Literasi yang
Tercakup
Jenjang
Pembaca Dini
(A)
1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi
2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan
peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan.
● Bertutur
● Pengetahuan Latar
● Kosa kata
Jenjang
Pembaca Awal
(B1)
1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan
menanyakan kata-kata yang baru dikenal.
2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar
3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan
konteks
4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak.
● Kesadaran Cetak
● Keaksaraan
● Kesadaran Fonemik
58
Agar Anda dapat memahami komponen mana yang perlu menjadi fokus untuk diajarkan kepada anak terlebih dahulu, mari mengenal
penjenjangan membaca yang sudah ditetapkan kementerian yaitu jenjang pembaca dini (A) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih
dominan dibangun terlebih dahulu adalah kemampuan bertutur, kosa kata dan pengetahuan latar. Jenjang berikutnya ialah jenjan pembaca
awal (jenjang B1) serta jenjang pembaca awal (B1) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun adalah kemampuan
fonemik, cetak dan keaksaraan. Walaupun dibagi ke dalam penjenjangan, enam kemampuan ini dapat dibangun secara bersamaan.
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Perjenjangan berdasarkan Ka
BSKAP nomor 030/P/2022
Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran di
PAUD memulai dari jenjang Pembaca Dini (Emergent literacy)
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? 1
Modul 4. Bagaimana Membangun Kemampuan Fondasi secara Holistik dan Bertahap Sejak PAUD hingga SD? | Materi 2
3
Level Pembaca Contoh Perangkat Ajar Komponen Literasi yang Tercakup Link Contoh
Perangkat Ajar
Jenjang Pembaca
Dini (Jenjang A)
Modul Ajar Berbasis Buku
Cerita Anak: Tugas Penting
Kartika
Modul Ajar Jalan-Jalan
Keliling Indonesia: Pasar
Terapung
Sumber : Sekolah Kembang
Dominan kemampuan bertutur dan dan
kosakata, terdapat pula pengetahuan latar
https://guru.kemdikbud.go.i
d/perangkat-ajar/toolkits/q
bJAGeRZlY (Modul Ajar
Berbasis Buku Cerita Anak:
Tugas Penting Kartika)
https://guru.kemdikbud.go.i
d/perangkat-ajar/toolkits/G
XZ2RbyZ1p (Modul Ajar
Jalan-Jalan Keliling
Indonesia: Pasar Terapung)
Jenjang Pembaca
Dini (Jenjang A)
Modul Ajar Keunikanku
membuat aku istimewa
Sumber : Sekolah Gagas
Ceria
Kemampuan bertutur
https://drive.google.com/fil
e/d/1Rj07fnnvAKPqgtzdAfN
xlck2FHIabmyC/view?usp=s
hare_link
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? 2
● Perangkat Ajar untuk membangun kemampuan bertutur, kosakata, pengetahuan latar.
Perangkat ajar ini dapat digunakan oleh guru untuk membangun kemampuan bertutur, kosakata, dan
pengetahuan latar. Inspirasi kegiatan dalam perangkat ajar ini dapat digunakan bagi anak yang masih perlu
pendampingan untuk dapat menyimak dan mengolah informasi; serta mampu merespon pembicaraan
sehari-hari; dapat menjelaskan peristiwa sehari-hari; dan mengungkapkan ide (jenjang pembaca dini).
Selain perangkat ajar di atas, Anda dapat menemukan perangkat ajar lainnya pada LINK berikut.
Modul 4. Bagaimana Membangun Kemampuan Fondasi secara Holistik dan Bertahap Sejak PAUD hingga SD? | Materi 2
4
Level Pembaca Contoh Perangkat Ajar Komponen Literasi yang Tercakup Link Contoh
Perangkat Ajar
Jenjang Pembaca
Awal (Jenjang B1)
Modul Ajar Jalan-Jalan
Keliling Indonesia: Pasar
Terapung
Sumber : Sekolah Kembang
Keaksaraan, kesadaran cetak
https://guru.kemdikbud.go.i
d/perangkat-ajar/toolkits/G
XZ2RbyZ1p
Jenjang Pembaca
Awal (Jenjang B1)
Modul Ajar Pembelajaran
Literasi Dasar Fase A - Kelas
1
Membaca Terbimbing -
Jenjang B1
Sumber : INOVASI
Keaksaraan, fonemik, dan kesadaran cetak
https://guru.kemdikbud.go.i
d/perangkat-ajar/toolkits/M
9Z7n2Rmlp
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? 2
● Perangkat Ajar untuk membangun kemampuan kesadaran cetak, keaksaraan dan
kemampuan fonemik
Perangkat ajar ini dapat digunakan oleh guru untuk membangun kemampuan fonetik, kesadaran cetak dan
keaksaraan. Inspirasi kegiatan dalam perangkat ini dapat digunakan bagi anak yang sudah memiliki
kegemaran terhadap buku, cenderung mengulang kata yang baru didengar, memahami hubungan kata
dengan makna sesuai dengan teks dan konteks, dan dapat menangkap isi cerita, informasi dan hasil proses
menyimak (pembaca level B1 ke atas)
Selain perangkat ajar di atas, Anda dapat menemukan perangkat ajar lainnya pada LINK berikut.
Lanjutkan perjalanan belajar Anda
setelah menyelesaikannya!
Latihan Pemahaman 3.3
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
Cek pemahaman Anda dengan mengerjakan
latihan berikut:
https://forms.gle/1iZLWG1FErPrx4u29
Materi 4.
Guru memahami lingkup
numerasi untuk menguatkan
transisi PAUD-SD
Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD?
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
MODUL 1
Mengapa
penguatan
transisi
PAUD-SD
penting?
Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi
mengenai ‘makna kesiapan
bersekolah’ dan ‘proses
transisi PAUD- SD’
Materi 2 : Memahami
hubungan antara
penguatan transisi PAUD
SD serta kaitannya dengan
pemenuhan hak anak serta
kesiapan bersekolah;
Materi 3 : memahami
landasan prinsipil serta
kebijakan yang mendasari
gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
MODUL 2
Bagaimana
membangun
lingkungan
belajar yang
mendukung
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Identifikasi
praktik pembelajaran
yang sesuai untuk
anak usia dini
Materi 2.1 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : Anak
mengenal sekolah
Materi 2.2 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : sekolah
mengenal anak
dengan asesmen
awal
MODUL 3
Bagaimana
membangun
kemampuan
literasi numerasi
secara bertahap
sejak PAUD
hingga SD?
Materi 1 : Miskonsepsi
literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
Materi 2 : Memahami
lingkup literasi pada
PAUD-SD
Materi 3 : Bagaimana
membangun kemampuan
literasi secara bertahap
Materi 4 : Memahami
konsep dasar lingkup
numerasi pada PAUD-SD
Materi 5 : Bagaimana
membangun kemampuan
numerasi secara bertahap
MODUL 4
Bagaimana
membangun
kemampuan
fondasi secara
holistik dan
bertahap sejak
PAUD hingga SD?
Materi 1 : Memahami
pentingnya membangun
kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
awal.
Materi 2 :Memahami
kemampuan fondasi yang
perlu dibangun pada anak
usia dini bersifat holistik.
Materi 3 : Memahami
bagaimana kemampuan
fondasi dapat dibangun
secara bertahap dan
berkesinambungan di
PAUD dan SD.
MODUL 5
Bagaimana
merencanakan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Memiliki
kemampuan
meramu tujuan
pembelajaran
Materi 2 :Kegiatan
pembelajaran
yang mendukung
tujuan
pembelajaran
MODUL 6
Bagaimana
melaporkan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Asesmen
untuk anak usia dini
Materi 2 : Fungsi,
teknik dan instrumen
asesmen
Materi 3 : menyusun
laporan hasil belajar
yang spesifik dan
mudah dipahami.
Materi 4 :
menginformasikan
hasil belajar secara
dialogis.
Materi 3.4. Konsep Numerasi Dasar PAUD-SD
Apa itu kemampuan Numerasi?
KEMAMPUAN NUMERASI
Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara
Indonesia dan dunia.
Berdasarkan Asesmen Nasional
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2 bagian 1 2
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
“Matematika secara singkat dimengerti sebagai ilmu tentang pola (the science of patterns) yang termasuk
didalamnya mengenai keteraturan, struktur, dan hubungan yang logis.”
(Devlin, 2000)
Apakah kemampuan numerasi hanya sebatas
tentang bilangan dan hitung-hitungan saja?
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 3
Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga
negara Indonesia dan dunia.
Mengajarkan logika dan berpikir kritis
1
Untuk meningkatkan keterampilan
memecahkan masalah
2
Mengajarkan keterampilan membuat
perencanaan dan estimasi
3
Kemampuan berlogika dan berpikir kritis diperlukan untuk menjelaskan ide
di balik sebuah sistem/prosedur dan mengaitkannya dengan kebutuhan
yang harus dipenuhi.
Matematika mengorganisir informasi yang kita ketahui, menyusunnya
secara sistematis dan menguji hipotesa. Keterampilan tersebut diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari kita perlu membuat perencanaan: waktu tempuh sebuah
perjalanan, mengatur keuangan, menghitung komposisi dalam masakan,
dll. Semua hal ini membutuhkan keterampilan matematika.
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 4
Bapak-Ibu guru, ruang lingkup numerasi dapat dibagi menjadi 5 strands / 5 pilar
dimana kelima komponen tersebut perlu dibangun mulai dari usia dini. Berikut
kelima komponen numerasi tersebut :
Materi 3.4 Cakupan Numerasi Anak Usia Dini
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 4
● Bilangan
● Pola
● Pengukuran
● Geometri
● Analisis Data
Sumber: NCTM (2000); Gersten dan Chard (1999)
Kelima komponen atau ruang lingkup numerasi tersebut bersifat setara walau memang pada usia dini, atau usia
PAUD-SD Awal, guru perlu menguatkan kesadaran bilangan (komponen bilangan) terlebih dahulu sebab sama seperti
kesadaran fonemik/bunyi (phonemic awareness) yang merupakan prasyarat untuk belajar menjadi pembaca yang
sukses, mengembangkan kesadaran bilangan (number sense) merupakan prasyarat untuk berhasil dalam matematika
.Dengan kata lain, kesadaran bilangan adalah fondasi dasar untuk bangunan domain matematika lainnya
Mengapa pemahaman akan bilangan penting untuk membangun kemampuan numerasi anak?
● Pemahaman akan bilangan merupakan kemampuan yang esensial yang menjadi prasyarat
untuk kemampuan-kemampuan numerasi lainnya.
● Dengan pemahaman bilangan yang kuat, peserta didik dapat membangun strategi yang efisien
dan akurat bagaimanapun bentuk masalah numerasi yang dihadapi.
Pemahaman mengenai bilangan yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal
1. Memiliki kesadaran bilangan, mengetahui cara menampilkan bilangan (dengan benda konkret,
tulisan atau simbol), serta hubungan antar bilangan dan sistem bilangan. Contohnya ialah
pemahaman bahwa angka 1 mewakili satu buku, atau tulisan ‘dua’ mewakili dua kursi, selain itu bahwa
dengan menghitung maju (1;2;3..), maka benda yang mewakili jumlah bilangan tersebut pun akan
bertambah (1 bola; 2 bola; 3 bola..), serta pemahaman terkait nilai tempat misalnya bahwa angka 1
pada bilangan 12 memiliki nilai berbeda dengan angka 2,
Komponen 1 : Bilangan
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 6
1
2. Memahami makna dari operasi bilangan dan bagaimana suatu proses operasi bilangan saling terkait satu sama lain.
Ketika peserta didik sudah memahami bahwa menghitung maju maka benda yang mewakili bilangan akan bertambah dan
sebaliknya untuk menghitung mundur, peserta didik pun dapat secara lancar memahami operasi bilangan penjumlahan
dimana misalnya bilangan 3 jika ditambah 2 (artinya terdapat dua kali langkah hitung maju) maka bilangan tersebut akan
sampai di bilangan 5 atau artinya terdapat tambahan 2 benda ke dalam sekelompok benda, sebaliknya pula untuk operasi
bilangan pengurangan yang berkaitan dengan hitung mundur dan mengambil sejumlah benda dari sekelompok benda. Selain
itu, keterkaitan antar operasi bilangan yang dimaksud artinya peserta didik memahami bahwa 3 + _ = 5 sama hal-nya dengan
3 + 2 =__.
3. Melakukan operasi hitung dengan efisien dan akurat. Peserta didik memahami bahwa terdapat beragam strategi dalam
melakukan operasi hitungan (misalnya dengan korespondensi satu-satu, dengan jari-jemari, dengan hitung maju-mundur,
dengan operasi hitung secara mental dan nalar, dan lainnya), serta dapat memprosesnya secara efisien. Contohnya ialah
ketika melakukan operasi hitung 5-2=__, peserta didik memahami bahwa ia perlu menghitung mundur bilangan, atau
menurunkan jarinya untuk pengurangan ketimbang menghitung maju atau mengangkat jarinya.
Komponen 1 : Bilangan
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 7
2
3
3 2
? 5
5
3 ?
Mengapa penting untuk mengenali pola berulang dan membuat pola?
● Pengenalan, pembandingan, dan analisa pola adalah komponen yang penting dalam perkembangan intelektual peserta didik.
● Ketika peserta didik menyadari bahwa suatu operasi memiliki pola tertentu, mereka akan mampu menemukan cara menyelesaikan
suatu masalah.
Pemahaman mengenai Pola yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:
1. Pemahaman pola, relasi dan fungsi artinya membangun kemampuan peserta didik untuk dapat mengenali pola sebagai sesuatu yang
berulang dan memahami bahwa terdapat relasi antar konsep pola yang satu dengan yang lainnya (misalnya terdapat pola yang sama
antara pola warna dengan pola gerak, yaitu pola AAB-AAB). Pemahaman ini pun dapat dibangun dengan turut menampilkan
pertanyaan pemicu seperti : "“Bagaimana kamu menggambarkan pola ini?”; “Bagaimana kita mengulang atau melanjutkan pola ini?”;
“Apa yang sama dari kedua pola ini?”
2. Merepresentasikan dan menganalisa situasi dan struktur matematis menggunakan simbol. Peserta didik mampu menjelaskan
pola dalam berbagai cara, misalnya, menggunakan kata-kata, gambar, simbol, benda, tindakan, angka.
Contoh: Guru memberikan 4 bungkus biskuit yang di setiap bungkus terdapat 2 buah biskuit lalu mengajak anak menunjukkan jumlah
semua biskuit yang ada. Anak menggambarkan 4 kotak merepresentasikan bungkus, lalu menggambar dua garis di setiap kotak
merepresentasikan 2 biskuit di setiap bungkus.
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 8
Komponen 2 : Pola
1
2
A A B - A A B
Pemahaman mengenai Pola yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:
Menggunakan model matematis untuk merepresentasikan dan memahami hubungan
kuantitatif. Peserta didik mampu mengaitkan pola dengan bilangan bulat.
Contoh: Guru memberikan 4 bungkus biskuit yang setiap bungkus terdapat 2 buah biskuit lalu
menanyakan jumlah semua biskuit. Untuk merepresentasikan jumlah semua biskuit, anak
menggambar:
1. Menganalisa perubahan di berbagai konteks: Memahami
bahwa beberapa perubahan dapat dijelaskan secara
matematis dan dapat diprediksi akan membantu kita
memahami bagaimana dunia bekerja.
Contoh: dari kegiatan mengukur pertumbuhan kecambah
dari hari ke hari anak memahami bagaimana pertumbuhan
bekerja (Jika diberikan makanan dan cahaya tumbuhan akan
bertumbuh)
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 9
Komponen 2 : Pola
3
4
2 4 6 8
Cakupan: a. bentuk, b. posisi, c. transformasi (ketepatan dalam menempatkan suatu objek ke dalam suatu ruang), d. visualisasi spasial
(kesadaran ruang).
Mengapa Geometri penting untuk kemampuan numerasi anak?
Dengan mengeksplorasi bentuk, struktur, posisi, dan transformasi, peserta didik akan mengembangkan kesadaran ruang yang akan
menjadi dasar pemahaman di bidang matematika, seni, pengetahuan alam, dan juga sosial; serta bagian dari STPPA (permendikbudristek
nomor 5, tahun 2022).
Pemahaman mengenai Geometri yang perlu dibagun peserta didik PAUD - SD awal:
Mengeksplorasi, menginvestigasi dan mendiskusikan bentuk dari suatu bangun datar dan atau bangun ruang dalam
keseharian di kelas. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menjelaskan dan mengenali bentuk geometri (nama bangun datar /
bangun ruang) dari suatu benda, serta menyampaikan persamaan dan perbedaan satu benda dengan benda lainnya berdasarkan
ciri-ciri bentuknya (misalnya peserta didik mengetahui bahwa lembaran roti memiliki bentuk yang sama dengan buku cerita, yaitu
sama-sama berbentuk persegi).
1. Menunjukkan pemahaman yang berkaitan dengan direksi, jarak, dan posisi
relatif dalam ruang dengan cara mendemonstrasikan, membuat model, dan
menggambarkan posisi lewat percakapan, demonstrasi, atau cerita.
Contoh: Setelah guru membacakan cerita, anak dapat mendemonstrasikan posisi di
atas - di bawah, jauh - dekat, dan di antara dengan cara bermain peran; Anak dapat
membuat model kelasnya menggunakan balok mainan, atau menggambarkan peta
sekolah.
Komponen 3 : Geometri
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 10
1
2
Peta sekolah hasil observasi
Pemahaman mengenai Geometri yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:
1. Mengenali dan mampu membalik, menggeser, dan memutar suatu bentuk. Mengenal dan membuat bentuk
yang memiliki simetri. Salah satunya lewat kegiatan melipat (origami/ kain) atau kegiatan tangram (menyusun
bentuk) anak mengenali bentuk dalam berbagai formasi.
2. Mampu membentuk gambaran mental dari bentuk geometris menggunakan ingatan dan visualisasi spasial.
Contoh: Anak menjelaskan bagaimana alur menuju perpustakaan dari kelasnya dengan menggambarkan rute dan
ruangan-ruangan yang dilalui. Anak memprediksi bentuk apa yang akan muncul ketika suatu kertas yang dilipat
secara simetris dipotong di satu sudutnya.
Komponen 3 : Geometri
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 11
3
4
Contoh Origami Tangram
Cakupan: pengukuran baku dan tidak baku; membangun kesadaran waktu
Mengapa Pengukuran penting untuk kemampuan numerasi anak?
● Pengukuran sebagai jembatan untuk menghubungkan pemahaman bilangan dengan geometri.
● Pengukuran merupakan keterampilan yang akan sering digunakan dalam keseharian serta menguatkan
pengetahuan lainnya dalam numerasi.
Pemahaman mengenai Pengukuran yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:
1. Memahami atribut dari benda yang dapat terukur, memahami unit, sistem, dan proses pengukuran. Guru
dapat membangun pemahaman akan pengukuran dengan mengeksplorasi objek di sekitarnya secara langsung
dengan cara melihat, menyentuh dan membandingkan objek dengan objek lainnya.
Contoh: membandingkan panjang, berat, luas dari satu benda dengan benda lainnya dengan melakukan
observasi; mendiskusikan bagian apa yang perlu diperhatikan dari suatu objek untuk membandingkan panjang/
berat/ luas.
Komponen 4 : Pengukuran
1
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 12
Pemahaman mengenai Pengukuran yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:
1. Menggunakan teknik, alat, dan cara yang sesuai untuk
melakukan pengukuran. Guru dapat memulai dengan
memperkenalkan pengukuran tidak baku, yaitu pengukuran
tidak dengan standar tertentu.
Contoh: dengan membandingkan panjang pensil A dan B
dengan cara menaruhnya pada permukaan yang sama dan
melihat mana yang lebih panjang, atau dengan menjadikan
pensil sebagai unit pengukuran tidak baku dimana misalnya
panjang meja sama dengan lima kali panjang pensil.
Selanjutnya, guru pun dapat memperkenalkan pengukuran
baku seperti sentimeter untuk unit panjang, kilogram untuk
unit berat dan pengukuran baku lainnya menggunakan alat
dengan pengukuran yang telah terstandardisasi.
Membangun pemahaman akan Pengukuran pun tidak terbatas pada membangun
pemahaman pengukuran pada benda, tetapi membangun pemahaman akan
konsep waktu. Pemahaman akan waktu seperti bagaimana suatu kejadian
mengawali kejadian yang lain secara berurutan dan bagaimana kalender dapat
memberikan informasi akan waktu.
Komponen 4 : Pengukuran
2
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 13
Cakupan: mengenali atribut sebagai dasar persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek dan mengklasifikasi
Mengapa Analisa Data penting untuk kemampuan numerasi anak?
● peserta didik dapat mengkritisi pengetahuan baru dengan cara membandingkan pengetahuan baru dengan apa
yang telah ia ketahui sebelumnya. Hal ini dapat membangun kemampuannya dalam menentukan suatu hal
berdasarkan data atau dengan kata lain, hasil dari investigasinya.
Pemahaman mengenai Analisis Data yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:
1. Menyusun pertanyaan kunci guna mendapatkan jawaban yang relevan dengan apa yang dicari.
Contoh: Diskusikan menu untuk acara makan bersama di sekolah, “Apa yang perlu kita tanyakan ke teman-teman
supaya kita semua suka menu di acara nanti?” Anak dapat memberikan pertanyaan “Apa makanan favoritmu?”
atau “ Apa buah favoritmu?”
2. Memilih dan menggunakan cara yang tepat untuk menganalisa data.
Contoh: Anak menggunakan gambar untuk mendata makanan favorit teman-teman.
Setiap anak menempelkan stiker di kolom makanan kesukaannya
3. Membangun dan mengevaluasi kesimpulan dan membuat prediksi berdasarkan data.
Contoh: Dari piktograf, anak menentukan menu berdasarkan dua pilihan terbanyak
4. Memahami dan mengaplikasikan konsep dasar dari kemungkinan (probabilitas).
Contoh: Dengan mengobservasi awan, anak diajak memperkirakan apakah hari ini
akan cerah, berawan, atau hujan.
Dengan analisis data, guru diharapkan dapat menguatkan kemampuan berpikir logis para peserta didik. Hal ini dapat
didorong dengan membantu peserta didik untuk meramu pertanyaan pada masalah tertentu, mengorganisasikan
respon dari pertanyaan tersebut dan menampilkannya dalam bentuk data. Dengan kemampuan tersebut,
Komponen 5 : Analisis Data
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 14
1
2
3
4
Lanjutkan perjalanan belajar Anda
setelah menyelesaikannya!
Latihan Pemahaman 3.4
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Cek pemahaman Anda dengan mengerjakan
latihan berikut:
https://forms.gle/ZcMEZLC5oKf13TAc6
Guru memahami bagaimana
membangun kemampuan
numerasi secara bertahap
Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD?
Materi 3.5
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
MODUL 1
Mengapa
penguatan
transisi
PAUD-SD
penting?
Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi
mengenai ‘makna kesiapan
bersekolah’ dan ‘proses
transisi PAUD- SD’
Materi 2 : Memahami
hubungan antara
penguatan transisi PAUD
SD serta kaitannya dengan
pemenuhan hak anak serta
kesiapan bersekolah;
Materi 3 : memahami
landasan prinsipil serta
kebijakan yang mendasari
gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
MODUL 2
Bagaimana
membangun
lingkungan
belajar yang
mendukung
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Identifikasi
praktik pembelajaran
yang sesuai untuk
anak usia dini
Materi 2.1 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : Anak
mengenal sekolah
Materi 2.2 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : sekolah
mengenal anak
dengan asesmen
awal
MODUL 3
Bagaimana
membangun
kemampuan
literasi numerasi
secara bertahap
sejak PAUD
hingga SD?
Materi 1 : Miskonsepsi
literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
Materi 2 : Memahami
lingkup literasi pada
PAUD-SD
Materi 3 : Bagaimana
membangun kemampuan
literasi secara bertahap
Materi 4 : Memahami
konsep dasar lingkup
numerasi pada PAUD-SD
Materi 5 : Bagaimana
membangun kemampuan
numerasi secara bertahap
MODUL 4
Bagaimana
membangun
kemampuan
fondasi secara
holistik dan
bertahap sejak
PAUD hingga SD?
Materi 1 : Memahami
pentingnya membangun
kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
awal.
Materi 2 :Memahami
kemampuan fondasi yang
perlu dibangun pada anak
usia dini bersifat holistik.
Materi 3 : Memahami
bagaimana kemampuan
fondasi dapat dibangun
secara bertahap dan
berkesinambungan di
PAUD dan SD.
MODUL 5
Bagaimana
merencanakan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Memiliki
kemampuan
meramu tujuan
pembelajaran
Materi 2 :Kegiatan
pembelajaran
yang mendukung
tujuan
pembelajaran
MODUL 6
Bagaimana
melaporkan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Asesmen
untuk anak usia dini
Materi 2 : Fungsi,
teknik dan instrumen
asesmen
Materi 3 : menyusun
laporan hasil belajar
yang spesifik dan
mudah dipahami.
Materi 4 :
menginformasikan
hasil belajar secara
dialogis.
1. Bilangan
Pada konteks Transisi PAUD-SD, kemampuan memahami
bilangan dan koneksinya pada komponen Bilangan diawali
dengan membangun kemampuan menghitung dengan
pemahaman dan mengenali bilangan dari kumpulan
benda, yang termasuk di dalamnya adalah kemampuan
mengenali sekumpulan kecil benda tanpa menghitung
(subitasi), menggunakan korespondensi satu-satu untuk
membandingkan banyaknya benda dan menghitung
benda sampai 10 dan seterusnya, dan memahami
kardinalitas (nama bilangan yang disebut terakhir
menunjukkan banyaknya benda) dan membandingkan
serta mengurutkan banyaknya benda.
Sama seperti kesadaran fonemik/bunyi huruf (phonemic
awareness) yang merupakan prasyarat untuk belajar
menjadi pembaca yang sukses, mengembangkan
kesadaran bilangan (number sense) merupakan prasyarat
untuk berhasil dalam matematika (Gersten dan Chard
1999).
Membangun kemampuan kesadaran bilangan pada
peserta didik berkaitan juga dengan kemampuan
numerasi lainnya.
Contoh: Kemampuan peserta didik melihat pola akan
membantu mereka dalam melakukan operasi bilangan;
Pengamatan yang terasah terhadap bangun ruang dan
bilangan akan membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan estimasi kuantitas dan ukuran.
Lintasan Pembelajaran Kesadaran Bilangan Awal
Subitasi
Besaran
Kardinalitas
Korespondensi
Satu-Satu
Membilang
Inklusi
Hierarkis
Hubungan
Bagian-Utuh
Kompensasi
Unitizing
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 2
Selanjutnya kemampuan memahami operasi
bilangan dibangun dari pemahaman akan inklusi
hirarki (bahwa semua bilangan mencakup bilangan
sebelumnya, misalnya dalam tujuh terdapat enam),
dilanjutkan dengan bagian-keseluruhan (misalnya,
tujuh terdiri dari dua dan lima). Kemudian,
memahami bahwa penjumlahan merupakan tindakan
menggabungkan dan pengurangan merupakan
tindakan memisahkan, dan dilanjutkan dengan
memperkenalkan simbol operasi bilangan.
Kemampuan anak dalam melakukan operasi bilangan
ini tidak terlepas dari kesadaran bilangan yang ia
miliki.
Beberapa ciri seseorang yang memiliki kesadaran
bilangan: ialah misalnya dapat mengaitkan
bilangan dengan sejumlah benda (bilangan 3
dikaitkan dengan 3 bola), menggunakan strategi
penalaran seperti misalnya menyadari jika
mainannya diambil akan berkurang, melakukan
penaksiran yang masuk akal (wajar) seperti
mampu membandingkan yang lebih banyak-lebih
sedikit, memahami cara merepresentasikan
bilangan, misalnya mulai melakukan
korespondensi satu-satu, mempresentasikan
bilangan menggunakan model visual, misalnya
menggunakan benda konkret atau gambar untuk
menunjukkan bilangan, memahami hubungan
antara bilangan, dan sistem bilangan, seperti
mulai memahami bahwa urutan angka saat
melakukan penjumlahan tidak akan
mempengaruhi hasil, tetapi akan berbeda untuk
pengurangan, mengetahui bahwa 5+4 = 4+5,
mengetahui bahwa 5-4 tidak sama dengan 4-5,
serta ampu berhitung komputasi) tanpa alat
bantu.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 3
1. Bilangan
Contoh Kegiatan :
Ayo Lihat dengan Cepat (Belajar Subitasi)
Alat dan Bahan :
Kartu lima kerangka dan sepuluh kerangka.
Langkah Kegiatan :
● Guru dapat menampilkan kartu-kartu lima kerangka
(five-frames) atau sepuluh kerangka (ten-frames) yang
berisikan noktah (dot) yang ditampilkan dengan isian dan
susunan berbeda-beda.
● Tampilkan gambar dengan cepat sekitar 3-5 detik.
Kemudian, tanyakan kepada peserta didik apa yang
mereka lihat.
● Saat kegiatan berlangsung, Anda dapat menanyakan
kepada peserta didik pertanyaan-pertanyaan berikut ini
Berapa yang kamu lihat?
Bagaimana kamu tahu demikian cepat?
Berapa kotak yang kosong?
Berapa noktah lagi yang diperlukan agar semua kotak terisi?
● Siswa sebaiknya memulai dengan five-frames (kerangka
lima noktah) sebelum beralih ke ten-frames (kerangka
sepuluh noktah) dan dapat mengeksplorasi dua buah
ten-frames nantinya untuk mengembangkan pemahaman
yang lebih baik tentang nilai tempat.
Contoh Praktik Belajar Bilangan
Contoh Kegiatan :
Kumpulan Benda di Sekitar
Alat dan Bahan :
benda-benda di sekitar.
Langkah Kegiatan :
● Guru memberikan instruksi agar anak dapat
menyimak apa yng disampaikan dengan seksama.
● Guru pun memastikan agar benda-benda yang perlu
diambil berjumlah cukup.
● Guru mengawali dengan memberikan instruksi
dengan unit yang spesifik misalnya : “Berikan aku 2
pensil”
● Jika peserta didik di kelas dapat mengikuti dengan
baik, guru pun memberikan instruksi lanjutan
“Sekarang Bapak/Ibu guru akan tampilkan simbol
angka, kalian cari barang favorit kalian sejumlah
bilangan ini ya!.
● Kemudiann guru pun dapat menampilkan angka ‘3’,
‘5’ sambil memberikan pertanyaan pemicu :
“Apa yang membuatmu mengatakan bahwa
kumpulan benda ini sejumlah tiga balok?”, jika anak
masih bingung, ajak mereka untuk menghitung
benda tersebut satu per satu.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 4
2. Pola (Aljabar)
Cara membangunnya secara bertahap :
Pada konteks Transisi PAUD-SD, tahapan
membangun pemahaman akan pola dimulai
dengan membangun kemampuan dalam
mengenali dan mencontoh pola berulang
sederhana (misalnya pola warna selang-seling,
seperti merah, putih, merah, putih),
dilanjutkan dengan mengidentifikasi,
melengkapi, mencontoh, dan melanjutkan pola
berulang sederhana.
Selanjutnya, anak pun diperkenalkan tentang
cara mengenali satuan terkecil pembentuk
pola, dan kemudian melanjutkan pola secara
mandiri.
Kemudian, memahami pola bilangan termasuk
pula memahami pola bilangan ganjil dan
genap. Setelah itu, pola bertumbuh (baik
gambar maupun bilangan), termasuk pola
bilangan dengan menghitung lompat (skip
counting).
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 5
A B A B
1 3 5 7
2 4 6 8
/
Contoh Kegiatan : Menyusun Pola Buah
Alat dan Bahan :
- piring
- 2 jenis buah, kesukaan anak, masing-masih sebanyak
enam buah/ enam potongan buah.
Langkah Kegiatan :
- Berikan contoh kepada anak seperti apa pola selang-seling
(pola ABAB) menggunakan buah.
- Guru dapat menyampaikan "Lihat di sini Ibu memiliki
kereta buah, ternyata buahnya tidak hanya stroberi, tetapi
ada pula anggur"
- Guru dapat menyampaikan kembali "Apakah kalian dapat
mengikuti Ibu untuk melihat buah apa saja yang berbaris
dari sebelah KIRI?"
- Guru melanjutkan "Ada stroberi, anggur, stroberi, anggur,
stroberi, anggur, ...eits ada buah lagi yang akan masuk
barisan, kira-kira buah apa ya?"
- Jika anak masih ragu menjawab, Guru dapat memberikan
pilihan "stroberi atau anggur yaah?"
- Kemudian jika anak sudah dapat menjawab, guru dapat
memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat
pola dengan potongan buahnya masing-masing.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 6
Contoh Kegiatan Mengenalkan Pola
Contoh Kegiatan : Kemana Kelinci Melompat
Alat dan Bahan :
- tabel angka yang berisi angka 1-100
- miniatur kelinci
Langkah Kegiatan :
● Tampilkan tabel angka, kemudian Guru dapat mengajak peserta didik
untuk sebutkan angka 1- 100 sambil menunjuk angkat tersebut secara
bersama-sama di kelas, dari kiri ke kanan, atas ke bawah.
● Kemudian perkenalkan si Kelinci kepada anak dan hobinya untuk
melompat namun dengan menggunakan pola (yaitu sesuatu yang
berulang).
● Pertama Guru dapat membuat si Kelinci melompat satu-satu dari angka
satu, sehingga angka selanjutnya ialah dua, tiga dan seterusnya.
● Kemudian guru mengatakan bahwa kelinci akan memulai lompatan dari
angka satu, namun ia perlu melompat dua angka, dan guru pun
mendemonstrasikan kelinci yang melompat dari angka satu, melompat
ke arah angka tiga pada tabel angka, dan angka lima.
● Guru pun bertanya kepada peserta didik "Setelah angka lima, si kelinci
akan melompat ke mana yaa?"
● Jika peserta didik masih merasa bingung, guru dapat berikan pilihan
"angka 6 atau 7?" atau mengajak mereka kembali untuk melihat
lompatan kelinci dari angka 1, 3, 5...
Contoh Kegiatan Mengenalkan Pola
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 7
3. Geometri
Pada konteks Transisi PAUD-SD, kemampuan geometri
mulai dibangun dengan cara:
- Mengenalkan anak pada bentuk dua dan tiga dimensi
sederhana.
- Dilanjutkan dengan mengelompokkan bentuk yang
memiliki kesamaan, membandingkan kesamaan dan
perbedaan, serta membandingkan bentuk dua dan tiga
dimensi.
- Kemudian, dilanjutkan dengan membangun kemampuan
untuk menggabungkan (komposisi) bangun dua dimensi
dan tiga dimensi menjadi bentuk baru, dan kemampuan
untuk mengurai (dekomposisi) bangun dua dimensi dan
tiga dimensi menjadi dua atau lebih bentuk yang lebih
kecil.
Untuk kemampuan spasial, dimulai dari
kemampuan menentukan jalur yang perlu dilalui
untuk mencapai sebuah benda pada gambar,
dilanjutkan dengan menyebutkan posisi dari
benda yang dilihat terhadap benda lain (atas,
bawah, belakang, samping, depan), dan
kemudian membedakan kiri dan kanan, serta
dapat menentukan arah dan langkah yang
dibutuhkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya
pada petak.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 8
KIRI KANAN
Contoh Kegiatan : Mencari Harta Karun Geometri
Alat dan Bahan :
- Bentuk cetak segitiga, persegi dan lingkaran.
- Benda-benda di sekitar
Langkah Kegiatan :
- Guru dapat memperkenalkan bentuk-bentuk dua
dimensi atau bangun datar terlebih dahulu kepada para
peserta didik.
- Guru dapat memberikan pertanyaan pemantik “Apa yang
membedakan lingkaran berbeda dengan persegi?’ atau
“Apa yang membuat persegi berbeda dengan segitiga?”
- Selanjutnya, guru pun kembali menampilkan salah satu
bentuk dua dimensi kemudian menginstruksikan anak
untuk mengambil satu hingga dua barang-barang di
sekitar yang menyerupai bentuk tersebut, dan
menjelaskannya di kelas.
Contoh Praktik Belajar Geometri
Contoh Kegiatan : Di mana posisiku?
Alat dan Bahan :
Gelas dan Meja (dapat diganti dengan benda lain)
Langkah Kegiatan :
- Guru dapat memperkenalkan konsep atas, bawah, kanan
dan kiri terlebih dahulu kepada peserta didik dengan
mengambil contoh nyata di kelas, misalnya guru
memberikan pertanyaan pemicu “Siapa yang berada di
depan bapak/ibu guru?” atau “Siapa yang berada di
sebelah kiri A?”
- Selanjutnya guru dapat memberikan instruksi kepada
satu anak untuk dapat menaruh gelas di posisi tertentu
pada meja, misalnya “taruh gelas di bawah meja” atau
“taruh gelas di sebelah kiri meja.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 9
4. Pengukuran
Pada konteks Transisi PAUD-SD, tahapan belajar aspek
pengukuran dimulai dengan:
- Mengenal atribut dari benda yang hendak diukur (seperti panjang,
tinggi, berat) dan membandingkan persamaan maupun perbedaan
antara satu benda dengan benda lainnya. Selain perbedaan atribut,
anak pun membandingkan mana benda yang lebih atau kurang dari
yang lain.
- Kemudian dilanjutkan dengan merunutkan benda berdasarkan
atribut (misalnya urutan benda dari yang paling pendek hingga yang
paling panjang). Cara dalam membandingkan benda pun dapat
dilakukan dengan dengan membandingkan secara langsung, artinya
mendekatkan satu benda dengan benda lainnya kemudian diamati
mana yang lebih pendek dan mana yang lebih panjang, atau dapat
secara tidak langsung artinya menggunakan benda lain, misalnya
dalam membandingkan satu meja dengan meja lainnya, anak
menggunakan panjang pensil sebagai pembanding. Dengan
menggunakan benda sebagai pembanding artinya anak pun
melakukan pengukuran tidak baku.
- Setelah anak dapat ajeg menggunakan cara tidak baku dalam
mengukur, anak pun dapat beralih mengenal pengukuran dengan
satuan baku.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 10
Contoh Praktik Belajar Pengukuran
Contoh Kegiatan : Membandingkan Benda di Sekitar
Alat dan Bahan :
- Buku berukuran kecil
- Buku berukuran lebih besar
- pensil.
Langkah Kegiatan :
- Guru dapat memperkenalkan cara membandingkan secara langsung
terlebih dahulu, misalnya dengan membandingkan buku tulis dengan
buku gambar dengan cara meletakkan bersebelahan dan memberikan
pertanyaan seperti “Mana yang lebih besar ya?” atau “Buku mana yang
lebih kecil?”
- Selanjutnya, guru pun memberikan ide permasalahan kepada peserta
didik tentang cara untuk mengukur dua meja yang berjauhan.
- Guru dapat memberikan pertanyaan pemicu seperti “wah jika
meja-nya terlalu jauh, bagaimana cara kita membandingkannya ya?”
- Anak kemudian dapat diperkenalkan benda-benda sekitar yang dapat
berfungsi sebagai pembanding, misalnya pensil.
- Peserta didik pun mencobakan untuk pengukuran dua meja dengan
panjang sisi berbeda tersebut dengan pensil (misalnya panjang Meja A
ialah 5 pensil dan panjgan Meja B ialah 7 pensil.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 11
Pada konteks Transisi PAUD-SD,
pengenalan kemampuan analisa data
dimulai dengan:
- Menyortir dan menggolongkan benda
berdasarkan satu atau lebih atribut / ciri
tertentu, dan menghitung ada berapa
benda sesuai dengan masing-masing
kategori.
- Dilanjutkan dengan mengumpulkan dan
mengelompokkan data untuk menjawab
pertanyaan (contoh pertanyaan misalnya,
apa cemilan favoritmu?")
- Menginterpretasi hasilnya (misalnya, jenis
cemilan mana yang perlu disiapkan untuk
kelas) berdasarkan tampilan data
(misalnya, piktograf dan diagram batang)
untuk menjawab pertanyaan, sebagai
contoh "mana yang paling banyak? mana
yang paling sedikit?"
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 12
5. Analisis Data
Contoh kegiatan : Jumlah Binatang Peliharaan
Alat dan Bahan : nota tempel, alat tulis.
Langkah Kegiatan :
- Mulai dengan pertanyaan, "Berapa banyak binatang peliharaan siswa kelas
ini?" dan meminta anak memprediksi (1, 2, 3, atau lainnya).
- Kemudian anak diajak mengumpulkan data dengan masing-masing
menuliskan di selembar nota tempel (sticky notes) nama dan jumlah
binatang peliharaan yang dimilikinya (tulis nol jika tidak ada).
- Nota tempel yang dikumpulkan kemudian ditampilkan dengan menuliskan
di papan garis horisontal dan label "Jumlah Binatang Peliharaan" dan
bilangan nol, satu, dua, dan seterusnya. Tempelkan nota tempel sesuai
dengan angkanya sehingga terlihat berapa tinggi untuk masing-masing.
- Guru kemudian dapat mengajukan pertanyaan, misalnya:
- "Berapa banyak siswa yang memiliki satu binatang peliharaan?"
- "Berapa binatang peliharaan yang terbanyak yang dimiliki seorang
siswa?"
- "Ada tidak siswa yang memiliki binatang peliharaan lebih dari 2?"
- Guru juga mengajak siswa memikirkan jawaban terhadap pertanyaan awal
untuk jumlah binatang peliharaan yang mewakili kelas (misalnya yang paling
banyak siswanya, atau "satu sampai tiga", dll.)
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 13
Contoh Praktik Belajar Analisa Data
Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD?
Guru memahami lingkup literasi pada Guru memahami bagaimana
membangun kemampuan numerasi secara bertahap
Materi 3.5
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
MODUL 1
Mengapa
penguatan
transisi
PAUD-SD
penting?
Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi
mengenai ‘makna kesiapan
bersekolah’ dan ‘proses
transisi PAUD- SD’
Materi 2 : Memahami
hubungan antara
penguatan transisi PAUD
SD serta kaitannya dengan
pemenuhan hak anak serta
kesiapan bersekolah;
Materi 3 : memahami
landasan prinsipil serta
kebijakan yang mendasari
gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
MODUL 2
Bagaimana
membangun
lingkungan
belajar yang
mendukung
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Identifikasi
praktik pembelajaran
yang sesuai untuk
anak usia dini
Materi 2.1 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : Anak
mengenal sekolah
Materi 2.2 : Masa dua
minggu awal di tahun
ajaran : sekolah
mengenal anak
dengan asesmen
awal
MODUL 3
Bagaimana
membangun
kemampuan
literasi numerasi
secara bertahap
sejak PAUD
hingga SD?
Materi 1 : Miskonsepsi
literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
Materi 2 : Memahami
lingkup literasi pada
PAUD-SD
Materi 3 : Bagaimana
membangun kemampuan
literasi secara bertahap
Materi 4 : Memahami
konsep dasar lingkup
numerasi pada PAUD-SD
Materi 5 : Bagaimana
membangun kemampuan
numerasi secara bertahap
MODUL 4
Bagaimana
membangun
kemampuan
fondasi secara
holistik dan
bertahap sejak
PAUD hingga SD?
Materi 1 : Memahami
pentingnya membangun
kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
awal.
Materi 2 :Memahami
kemampuan fondasi yang
perlu dibangun pada anak
usia dini bersifat holistik.
Materi 3 : Memahami
bagaimana kemampuan
fondasi dapat dibangun
secara bertahap dan
berkesinambungan di
PAUD dan SD.
MODUL 5
Bagaimana
merencanakan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Memiliki
kemampuan
meramu tujuan
pembelajaran
Materi 2 :Kegiatan
pembelajaran
yang mendukung
tujuan
pembelajaran
MODUL 6
Bagaimana
melaporkan
pembelajaran
yang
menguatkan
transisi
PAUD-SD?
Materi 1 : Asesmen
untuk anak usia dini
Materi 2 : Fungsi,
teknik dan instrumen
asesmen
Materi 3 : menyusun
laporan hasil belajar
yang spesifik dan
mudah dipahami.
Materi 4 :
menginformasikan
hasil belajar secara
dialogis.
Untuk membangun kemampuan numerasi peserta didik dengan dasar yang kuat,
kita perlu membangun lingkungan belajar yang dapat mendukungnya terbangunnya
pertukaran ide numerasi yang kuat pula.
Membagikan pemikiran
Membicarakan ide-ide
yang belum
sepenuhnya terbentuk
Menyelesaikan
kesalahan pemahaman
di hadapan teman
sebaya
Memiliki waktu untuk
berpikir mandiri
Merenungkan
keberhasilan dan
tantangan
Mendapat dukungan
dalam jalur dan
kecepatan belajar
masing-masing
MATH TALK
(pembicaraan
numerasi)
Kesalahan
= Peluang
Belajar
REFLEKSI
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Sangatlah penting dalam pembelajaran numerasi untuk membangun lingkungan belajar yang kuat dan suportif yang
mana siswa dapat membagikan pemikiran mereka, membicarakan ide-ide yang belum sepenuhnya terbentuk,
menyelesaikannya kesalahpahaman mereka di depan teman sebaya, memiliki waktu untuk berpikir mandiri,
merenungkan keberhasilan dan tantangan mereka, dan didukung dalam jalur atau kecepatan belajar
masing-masing. Untuk membangun lingkungan pembelajar numerasi yang kuat, ada setidaknya tiga komponen
penting: pembicaraan matematika, menggunakan kesalahan sebagai kesempatan belajar, dan refleksi.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 2
Ini terjadi melalui dua jalur. Satu jalur
adalah melalui pembicaraan antar
peserta didik itu sendiri, misalnya ketika
bermain yang melibatkan kemampuan
numerasi. Ketika seorang anak
berpartisipasi dalam diskusi di
permainan numerasi, dia memiliki
kesempatan untuk "bertutur", atau
menyuarakan pemikirannya. Proses
verbalisasi pikirannya membawa
kejelasan lebih lanjut untuk ide-idenya.
Pertukaran ide yang terjadi di dalam
proses selanjutnya membangun
gambaran, menciptakan ide-ide baru.
Jalur lain untuk menggunakan dan
menciptakan pengetahuan adalah
dengan mendengarkan ide ide orang lain.
Ketika seorang peserta didik terlibat
dengan ide-ide anak lain, dia belajar cara
berpikir baru, membangun makna, dan
memperkaya pemahamannya sendiri.
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Keterampilan
Diskusi Numerasi
Menjelaskan
Pemikiran
Matematika
Mendengarkan
Aktif
Menghubungkan
ide
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 3
Diskusi Numerasi
Diskusi numerasi yang kaya dan terstruktur menghasilkan
pemahaman yang lebih dalam dan memfasilitasi kemampuan
numerasinya. Untuk mengembangkan lingkungan belajar dimana
pembicaraan matematika adalah pusat, fokuskan pada
pengembangan ketiga keterampilan berikut :
Diskusi Numerasi :
Bagaimana Menjelaskan Pemikiran Numerasi
Pertanyaan pemicu sebagari bantuan /
scaffolding untuk membantu siswa
menjelaskan pemikiran mereka:
● Apa yang kamu lihat pertama kali?
atau Bagian mana dari masalah
yang kamu pikirkan pertama kali?
● Bilangan apa yang kamu pikirkan
selanjutnya?
● Bagaimana kamu mengetahui apa
yang harus dilakukan setelah itu?
● Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, Anda
dapat meminta peserta didik menjelaskan proses
berpikir mereka.
● Peserta didik mungkin tidak terbiasa menjelaskan
pemikiran mereka, sehingga mereka tidak tahu
bagaimana menyampaikan ide, pemahaman, dan
strategi dalam kata-kata.
● Ajaklah peserta didik untuk berdiskusi dengan
memberikan pertanyaan pemicu yang dapat
membantu mereka menjelaskan apa yang mereka
pikirkan.
Bagaimana kamu
mendapatkan
jawaban itu?
Dari mana kamu
tahu?
Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 4
Diskusi Numerasi :
Bagaimana Menjadi Pendengar yang Aktif
Contoh kalimat dan pertanyaan untuk
mengklarifikasi:
● Bapak/Ibu guru mengerti ____, tapi
Bapak/Ibu guru tidak mengerti ____.
Bolehkah <Nama Anak> mengulangi
apa yang tadi kamu katakan?
● Dari mana kamu dapat/lihat ____?
● Apakah maksud kamu ____?
● Peserta didik juga belajar ketika saling
mendengarkan teman sebaya dengan penuh
perhatian.
● Mendengarkan secara aktif berarti
mendengarkan untuk memahami dan berusaha
untuk mengerti pesan pembicara.
● Dalam proses belajar, kita mendengarkan
dengan tujuan memahami dan/atau
memperluas ide atau strategi matematika.
● Beberapa cara menjadi pendengar yang aktif:
○ Mengajukan pertanyaan klarifikasi kepada
anak.
○ Memparafrasakan atau menyatakan
kembali informasi yang disampaikan oleh
anak.
Mengajari peserta didik bagaimana
menjadi pendengar yang aktif akan
berguna bagi sepanjang hayat dan akan
memperkuat pemahaman numerasi
mereka.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 5
Diskusi Numerasi :
Bagaimana Menghubungkan Ide
Contoh kalimat untuk menghubungkan
informasi:
● “Wah pembelajaran hitung longkap (skip
counting) kita hari ini seperti saat
membantu Ibu-mu membungkus keripik
seperti yang sudah kamu ceritakan yaa,
lima keripik tiap bungkusan.”
● “Iyaya, kalau kita sudah mengetahui seperti
apa itu bilangan 3, jadi jika nanti
Bapak/Ibu guru minta agar dapat
membawa tiga buku cerita ke sekolah esok
hari, kamu sudah dapat menyiapkannya
sendiri yaa?”
● “Jadi kamu meras kalau belajar bilangan
hari ini mirip dengan kejadian ini
karena____?”
● Anda dapat mengajar peserta didik untuk
menggunakan bahasa yang membantu
mereka menghubungkan ide-ide mereka
membantu siswa tetap fokus pada topik,
serta mendorong diskusi yang lebih
terstruktur dan terfokus.
● Alih-alih peserta didik hanya melemparkan
idenya, Anda dapat mengajarkan mereka
untuk menghubungkan ide-ide dan
menggabungkannya menggunakan bahasa
penghubung.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 6
Modul 3 - Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD.pdf
Modul 3 - Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD.pdf
Modul 3 - Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD.pdf
Modul 3 - Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD.pdf
Modul 3 - Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD.pdf

More Related Content

What's hot

Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaopiyuparfumazwar
 
Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Dasar MengajarKeterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Dasar MengajarUmiNartabett
 
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_010409. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104Suaidin -Dompu
 
Perkembangan bahasa Mata kuliah PPD
Perkembangan bahasa Mata kuliah PPDPerkembangan bahasa Mata kuliah PPD
Perkembangan bahasa Mata kuliah PPDRanny Rolinda R
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Hafiza .h
 
Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswaLembar kerja siswa
Lembar kerja siswaNur aini
 
Unggah pkp lia herniza 856959539
Unggah pkp lia herniza 856959539Unggah pkp lia herniza 856959539
Unggah pkp lia herniza 856959539LiaHerniza
 
Contoh rencana-aksi-sekolah-pendikar
Contoh rencana-aksi-sekolah-pendikarContoh rencana-aksi-sekolah-pendikar
Contoh rencana-aksi-sekolah-pendikarahmadsmkn1bdg
 
Program supervisi kepala sekolah
Program supervisi kepala sekolahProgram supervisi kepala sekolah
Program supervisi kepala sekolahabirojabi
 
MODUL 8 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdf
MODUL 8 PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdfMODUL 8 PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdf
MODUL 8 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdfTahang Flexter
 
Mind map perspektif modul 5
Mind map perspektif modul 5Mind map perspektif modul 5
Mind map perspektif modul 5Sdn Parakansalak
 
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptxSTRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptxMiftahulJanah55
 
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...yunitaanasari
 

What's hot (20)

Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerja
 
2. analisis pembljr peta cp
2. analisis pembljr peta cp2. analisis pembljr peta cp
2. analisis pembljr peta cp
 
Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Dasar MengajarKeterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Dasar Mengajar
 
PPT MODUL 7.pptx
PPT MODUL 7.pptxPPT MODUL 7.pptx
PPT MODUL 7.pptx
 
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_010409. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
09. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik (isi-revisi)_0104
 
Penulisan RPP Kurikulum 2013
Penulisan RPP Kurikulum 2013Penulisan RPP Kurikulum 2013
Penulisan RPP Kurikulum 2013
 
Perkembangan bahasa Mata kuliah PPD
Perkembangan bahasa Mata kuliah PPDPerkembangan bahasa Mata kuliah PPD
Perkembangan bahasa Mata kuliah PPD
 
Cover rpp papa
Cover rpp papaCover rpp papa
Cover rpp papa
 
Cover RPP KTSP BAHASA INDONESIA KELAS 8
Cover RPP KTSP BAHASA INDONESIA KELAS 8Cover RPP KTSP BAHASA INDONESIA KELAS 8
Cover RPP KTSP BAHASA INDONESIA KELAS 8
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswaLembar kerja siswa
Lembar kerja siswa
 
Unggah pkp lia herniza 856959539
Unggah pkp lia herniza 856959539Unggah pkp lia herniza 856959539
Unggah pkp lia herniza 856959539
 
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Hasil BelajarPenilaian Hasil Belajar
Penilaian Hasil Belajar
 
Contoh rencana-aksi-sekolah-pendikar
Contoh rencana-aksi-sekolah-pendikarContoh rencana-aksi-sekolah-pendikar
Contoh rencana-aksi-sekolah-pendikar
 
jarimatika-workshop
jarimatika-workshopjarimatika-workshop
jarimatika-workshop
 
Program supervisi kepala sekolah
Program supervisi kepala sekolahProgram supervisi kepala sekolah
Program supervisi kepala sekolah
 
MODUL 8 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdf
MODUL 8 PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdfMODUL 8 PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdf
MODUL 8 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdf
 
Mind map perspektif modul 5
Mind map perspektif modul 5Mind map perspektif modul 5
Mind map perspektif modul 5
 
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptxSTRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
 
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
Presentasi Kelompok 5 Modul 7 - Statistika Pendidikan (PEMA4210) - PGSD UT 20...
 

Similar to Modul 3 - Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD.pdf

294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...BerryEndleslove
 
SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6sutarso
 
KOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docxKOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docxTRIYULIASIH4
 
[3] silabus matematika
[3] silabus matematika[3] silabus matematika
[3] silabus matematikaPatta Ula
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxfadli283033
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxUsep Saefuddin
 
Masa Transisi PAUD
Masa Transisi PAUDMasa Transisi PAUD
Masa Transisi PAUDsunanika54
 
[3] silabus matematika
[3] silabus matematika[3] silabus matematika
[3] silabus matematikaPatta Ula
 
S ilabus tik smp berkarakter kelas 7 sd 9
S ilabus tik smp berkarakter kelas 7 sd 9S ilabus tik smp berkarakter kelas 7 sd 9
S ilabus tik smp berkarakter kelas 7 sd 9suryo purnomo
 
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...RodhotunNiamah1
 
Silabus. ipa smp m ts
Silabus. ipa smp m tsSilabus. ipa smp m ts
Silabus. ipa smp m tsKrisna Murti
 
ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Mohamad Ridwan
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differencesAlfonsus Sam
 
miskonsepsi paud-sd.pdf
miskonsepsi paud-sd.pdfmiskonsepsi paud-sd.pdf
miskonsepsi paud-sd.pdfTriWiraUtami
 
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan KomaraLaporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan KomaraTatsuyaSendok
 
Memahami dan Menguatkan Kompetensi Literasi PMM (2).pptx
Memahami dan Menguatkan Kompetensi Literasi PMM (2).pptxMemahami dan Menguatkan Kompetensi Literasi PMM (2).pptx
Memahami dan Menguatkan Kompetensi Literasi PMM (2).pptxKhoiryNuria
 

Similar to Modul 3 - Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD.pdf (20)

294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
 
SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6
 
kuis 2.docx
kuis 2.docxkuis 2.docx
kuis 2.docx
 
KOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docxKOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docx
 
Bantu masalah disleksia
Bantu masalah disleksiaBantu masalah disleksia
Bantu masalah disleksia
 
[3] silabus matematika
[3] silabus matematika[3] silabus matematika
[3] silabus matematika
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
 
Masa Transisi PAUD
Masa Transisi PAUDMasa Transisi PAUD
Masa Transisi PAUD
 
[3] silabus matematika
[3] silabus matematika[3] silabus matematika
[3] silabus matematika
 
S ilabus tik smp berkarakter kelas 7 sd 9
S ilabus tik smp berkarakter kelas 7 sd 9S ilabus tik smp berkarakter kelas 7 sd 9
S ilabus tik smp berkarakter kelas 7 sd 9
 
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
 
Silabus. ipa smp m ts
Silabus. ipa smp m tsSilabus. ipa smp m ts
Silabus. ipa smp m ts
 
ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differences
 
miskonsepsi paud-sd.pdf
miskonsepsi paud-sd.pdfmiskonsepsi paud-sd.pdf
miskonsepsi paud-sd.pdf
 
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan KomaraLaporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
 
[3] silabus smp ipa
[3] silabus smp ipa[3] silabus smp ipa
[3] silabus smp ipa
 
Kesulitan belajar matematika
Kesulitan belajar matematikaKesulitan belajar matematika
Kesulitan belajar matematika
 
Memahami dan Menguatkan Kompetensi Literasi PMM (2).pptx
Memahami dan Menguatkan Kompetensi Literasi PMM (2).pptxMemahami dan Menguatkan Kompetensi Literasi PMM (2).pptx
Memahami dan Menguatkan Kompetensi Literasi PMM (2).pptx
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Modul 3 - Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD.pdf

  • 1. Modul 3 Guru menyadari miskonsepsi yang umum terjadi terkait konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada PAUD-SD Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1. BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022
  • 2. Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau tidak sesuai dengan suatu konsep. Berikan tanda ceklis (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’ pada pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang (x) pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi. Untuk menggunakan Lembar Kerja, klik LINK INI dan tekan tombol Gunakan Template / Use Template di kanan atas layar Anda. Lembar ini dapat digunakan dalam bentuk digital atau cetak. Anda juga dapat menampilkannya dalam format lain. 1 Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? LEMBAR KERJA Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
  • 3. Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau tidak sesuai dengan suatu konsep Berikan tanda ceklist (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’ pada pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang (x) pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi. 1 Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? LEMBAR KERJA Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja No. Pernyataan Literasi asumsi sebelum membaca modul refleksi setelah membaca modul 1 Mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z 2 Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya merupakan salah kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilakukan saat persiapan membaca’ 3 Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan’ merupakan pernyataan yang tepat 4 Literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan mengeja suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan menulis secara drilling
  • 4. No Pernyataan Numerasi asumsi sebelum membaca modul refleksi setelah membaca modul 1 Anak usia dini belum siap untuk belajar matematika 2 Numerasi atau matematika hanya dapat dikuasai oleh anak cerdas dengan gen matematika (turun-temurun) 3 Mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk sudah cukup bagi anak usia dini. 4 Literasi lebih penting daripada numerasi untuk anak usia dini. 5 Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar numerasi, kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri dengan alat belajar tersebut. Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau tidak sesuai dengan suatu konsep Berikan tanda ceklist (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’ pada pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang (x) pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi. 2 Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? LEMBAR KERJA Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
  • 5. Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau tidak sesuai dengan suatu konsep Berikan tanda ceklist (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’ pada pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang (x) pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi. 3 Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? LEMBAR KERJA Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja No. Pernyataan Numerasi asumsi sebelum membaca modul refleksi setelah membaca modul 6 Matematika hendaknya tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri 7 Asesmen dalam matematika tidak relevan untuk anak usia dini. 8 Anak belajar matematika hanya melalui interaksi dengan benda-benda konkret. 9 Pemahaman konsep bilangan diukur dari kemampuan menghitung cepat.
  • 6. Begitu banyak miskonsepsi literasi dan numerasi yang kerap dilakukan. Guna menguatkan pemahaman Anda mengenai miskonsepsi literasi dan numerasi, silahkan cermati paparan pada materi berikutnya. 4 Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
  • 7. Modul 3 Guru menyadari miskonsepsi yang umum terjadi terkait konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada PAUD-SD Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1. BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022
  • 8. Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut: MODUL 1 Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? Materi 1 : Miskonsepsi yang umum terjadi mengenai ‘makna kesiapan bersekolah’ dan ‘proses transisi PAUD- SD’ Materi 2 : Memahami hubungan antara penguatan transisi PAUD SD serta kaitannya dengan pemenuhan hak anak serta kesiapan bersekolah; Materi 3 : memahami landasan prinsipil serta kebijakan yang mendasari gerakan penguatan transisi PAUD-SD MODUL 2 Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? Materi 1 : Identifikasi praktik pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini Materi 2.1 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : Anak mengenal sekolah Materi 2.2 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : sekolah mengenal anak dengan asesmen awal MODUL 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Miskonsepsi literasi dan numerasi pada PAUD-SD Materi 2 : Memahami lingkup literasi pada PAUD-SD Materi 3 : Bagaimana membangun kemampuan literasi secara bertahap Materi 4 : Memahami konsep dasar lingkup numerasi pada PAUD-SD Materi 5 : Bagaimana membangun kemampuan numerasi secara bertahap MODUL 4 Bagaimana membangun kemampuan fondasi secara holistik dan bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Memahami pentingnya membangun kemampuan fondasi pada PAUD hingga SD kelas awal. Materi 2 :Memahami kemampuan fondasi yang perlu dibangun pada anak usia dini bersifat holistik. Materi 3 : Memahami bagaimana kemampuan fondasi dapat dibangun secara bertahap dan berkesinambungan di PAUD dan SD. MODUL 5 Bagaimana merencanakan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Memiliki kemampuan meramu tujuan pembelajaran Materi 2 :Kegiatan pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran MODUL 6 Bagaimana melaporkan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Asesmen untuk anak usia dini Materi 2 : Fungsi, teknik dan instrumen asesmen Materi 3 : menyusun laporan hasil belajar yang spesifik dan mudah dipahami. Materi 4 : menginformasikan hasil belajar secara dialogis.
  • 9. Pada Pernyataan 1, ‘mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z’ merupakan pernyataan tidak tepat. Membaca adalah proses yang bertahap mulai dari kemampuan membedakan bunyi, membunyikan lambang yang berupa gambar dan aksara. Oleh karena itu pengucapan yang tepat akan membantu anak melafalkan lambang (gambar/huruf) yang ditemuinya sehingga dapat dikatakan bahwa proses anak belajar membaca dimulai sebelum anak mengenal huruf A-Z. 9 Pada pernyataan 2, ‘Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilakukan saat persiapan membaca’ merupakan pernyataan yang tepat. Bercerita dengan benda-benda yang ada di sekitar anak (mainan, alat-alat makan, alat-alat tulis, makanan kesukaan) merupakan salah satu cara untuk melatih kemampuan awal membaca termasuk pemahaman makna kata. Pada pernyataan 3, ‘Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan’ merupakan pernyataan yang tepat. Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan maksud ujaran (kalimat). Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan maksud ujaran (kalimat) sedangkan kelancaran membaca berkaitan dengan pemahaman akan bentuk, arah dan bunyi huruf. Oleh sebab itu, peserta didik perlu membangun pemahamannya akan makna kata dan ujaran seiring terus melatih kelancarannya dalam membaca. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 3 Miskonsepsi Literasi Anak Usia Dini
  • 10. Masyarakat awam menganggap bahwa literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan mengeja suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan menulis secara drilling (mengandalkan latihan terus menerus) dan mengabaikan konteks. 1. Sejatinya, kecakapan literasi dimulai dari kemampuan anak untuk dapat berkomunikasi, artinya bertukar informasi melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. 2. Kemampuan ini dapat ditumbuhkan melalui kegiatan bercakap-cakap, menyimak lagu dan cerita, bermain dan bersosialisasi. 3. Kegiatan pembelajaran tersebut pun dapat dilakukan seiring dengan dilakukannya pengenalan aksara, kata, menulis dan membaca. 12 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 4 Miskonsepsi Literasi Anak Usia Dini Literasi pada Anak Usia Dini dan SD Awal
  • 11. Pernyataan 1: Anak usia dini belum siap untuk belajar matematika. Penjelasan : ● Anak usia dini dapat secara aktif membangun pemahamannya dari pengalaman sehari-hari mereka terkait berbagai konsep dan strategi matematika, misalnya ketika ia memiliki dua cokelat dan memberikannya satu untuk adik dapat membuatnya memahami konsep pengurangan. ● Mereka siap dan bersemangat untuk belajar numerasi yang merangsang dan menantang. Pernyataan 2: Numerasi atau matematika hanya dapat dikuasai oleh anak cerdas dengan gen matematika (turun-temurun). Penjelasan : ● Minat dan pengetahuan matematika yang dibawa anak-anak ke sekolah berbeda karena pengalaman mereka yang berbeda-beda, bukan karena faktor biologis mereka. ● Kita tidak boleh melupakan fakta bahwa semua anak, terlepas dari latar belakang dan pengalaman sebelumnya, memiliki potensi untuk belajar matematika. Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini 12 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 5
  • 12. Pernyataan 3: Mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk sudah cukup bagi anak usia dini. Penjelasan : ● Pembelajaran matematika anak usia dini bersifat mendalam dan luas, yang mencakup ide-ide besar matematika di banyak bidang — termasuk bilangan dan operasi, geometri (bentuk dan ruang), pengukuran, aljabar (terutama pola), dan analisis data — dalam konteks pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah, analisis dan komunikasi. Pernyataan 4: Literasi lebih penting daripada numerasi untuk anak usia dini. Penjelasan : ● Numerasi sama pentingnya dengan literasi. Anak-anak belajar berbicara, membaca dan menulis bahasa matematika untuk mengkomunikasikan ide-ide matematika. ● Jenis bahasa terpenting yang dapat dipelajari anak-anak dalam matematika adalah bahasa pemikiran, pembenaran, dan pembuktian. Bahasa dan literasi jelas sangat tertanam dalam pembelajaran dan pengajaran matematika. Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 6
  • 13. Pernyataan 5: Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar numerasi, kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri dengan alat belajar tersebut. Penjelasan : ● Lingkungan fisik yang kaya, meskipun merupakan indikator kualitas yang penting, tidaklah cukup dengan sendirinya. Faktor yang penting bukanlah apa yang dimungkinkan oleh lingkungan, tetapi apa yang sebenarnya dilakukan anak-anak di dalamnya. ● Lingkungan mungkin menyediakan 'makanan untuk berpikir matematis', tetapi keberadaan makanan untuk berpikir matematis di kelas tidak menjamin bahwa anak-anak akan mencernanya. ● Guru perlu membantu anak untuk mengolahnya. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pemicu ketika anak bermain dengan alat belajarnya tersebut. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan matematis anak menjadi lebih kuat lagi Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini 12 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 7 MITOS FAKTA
  • 14. Pernyataan 6: Matematika hendaknya tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri Penjelasan : ● Matematika dapat menjadi subjek studi yang menarik dan mengasyikkan dengan sendirinya. Anak-anak terpesona dengan bilangan dan bentuk. ● Matematika tidak selalu perlu diintegrasikan dengan kegiatan lain untuk menarik anak-anak. ● Walau demikian, apabila memungkinkan dan memang berkaitan, matematika/numerasi dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran yang juga dirancang untuk mencapai ketercapaian pembelajaran yang lain, misalnya fisik-motorik. Pernyataan 7: Asesmen dalam matematika tidak relevan untuk anak usia dini. Penjelasan : ● Asesmen terutama yang bersifat autentik, relevan untuk anak usia dini. Asesmen yang dipahami dengan baik, diterapkan dengan baik, dan berkelanjutan adalah alat yang sangat diperlukan dalam memfasilitasi keterlibatan dan keberhasilan semua anak dalam matematika. ● Di ruang kelas anak usia dini, observasi merupakan teknik asesmen yang sering digunakan untuk memahami anak-anak, karena tidak menimbulkan tekanan pada anak dan berfokus pada perilaku yang teramati yang mengindikasikan ketercapaian tujuan pembelajaran. ● Dalam kasus matematika, guru sering menggunakan ceklis untuk mencatat pengamatan mereka tentang apakah seorang anak telah menunjukkan pengetahuan matematika tertentu. Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini 12 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 8
  • 15. Pernyataan 8: Anak belajar matematika hanya melalui interaksi dengan benda-benda konkret. Penjelasan : ● Penggunaan bahan konkret memang efektif untuk mendorong anak berpikir dan membuat hubungan antara objek dan membangun ide matematika yang bersifat abstrak. Walau demikian, yang paling utama adalah bagaimana membangun ide tersebut menggunakan pertanyaan pemantik yang membantu anak menemukan pemahamannya sendiri. Misalnya "menurut kamu, mana yang lebih banyak? kira-kira apa yang terjadi apabila kita menumpahkan isi air di ember ini ke dalam gelas? cukup tidak ya?", dst. ● Oleh sebab itu, guru dan juga orang tua di rumah, perlu lebih sering memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut sehingga aktivitas belajar anak tidak hanya bersifat hands-on (anak melakukan kegiatan), tetapi yang utama, minds-on (anak terus diajak untuk mengolah informasi dengan panduan pertanyaan pemantik dari guru). Pernyataan 9: Pemahaman konsep bilangan diukur dari kemampuan menghitung cepat. Penjelasan : ● Kemampuan menghitung cepat saja belum menjamin seorang anak memiliki pemahaman yang utuh mengenai bilangan, termasuk di dalamnya kesadaran atau intuisi bilangan. ● Meskipun menghitung mungkin tampak sebagai proses yang sederhana, untuk dapat berhasil menghitung dengan pemahaman, melibatkan proses yang tidak sederhana (berlapis-lapis) sehingga pembelajaran pun perlu dibangun secara bertahap. Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini 12 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 9
  • 16. Numerasi pada anak usia dini dipandang sebagai kemampuan pemecahan masalah dasar dan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan sekedar keterampilan berhitung bilangan, melainkan juga mencakup pemahaman akan pola (aljabar), geometri (bentuk, lokasi dan posisi), pengukuran, serta analisa data. Numerasi terdiri dari pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan kecenderungan (disposisi) yang dibutuhkan seseorang untuk dapat menggunakan matematika untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi. Sumber: Pengembangan Numerasi untuk Anak Usia 5-6 Tahun, Unicef, 2021 Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini Numerasi Anak Usia Dini Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 10
  • 17. Modul 3 Guru menyadari miskonsepsi yang umum terjadi terkait konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada PAUD-SD Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1. BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022
  • 18. No. Pernyataan Miskonsepsi Literasi asumsi sebelum membaca modul refleksi setelah membaca modul 1 Mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z 2 Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya merupakan salah kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilakukan saat persiapan membaca’ 3 Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan’ merupakan pernyataan yang tepat 4 Literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan mengeja suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan menulis secara drilling Sekarang Anda sudah membaca materi terkait miskonsepsi literasi dan numerasi. Apakah setelah membaca materi tersebut terdapat perubahan pada pemahaman Anda terkait literasi dan numerasi? Anda dapat mengambil kembali lembar / salindia yang sudah Anda isi di awal dan sekarang Anda dapat mengisi kolom ‘refleksi setelah membaca modul’. Apakah terdapat perbedaan? 1 Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? LEMBAR KERJA Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
  • 19. No Pernyataan Miskonsepsi Numerasi asumsi sebelum membaca modul refleksi setelah membaca modul 1 Anak usia dini belum siap untuk belajar matematika 2 Numerasi atau matematika hanya dapat dikuasai oleh anak cerdas dengan gen matematika (turun-temurun) 3 Mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk sudah cukup bagi anak usia dini. 4 Literasi lebih penting daripada numerasi untuk anak usia dini. 5 Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar numerasi, kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri dengan alat belajar tersebut. Sekarang Anda sudah membaca materi terkait miskonsepsi literasi dan numerasi. Apakah setelah membaca materi tersebut terdapat perubahan pada pemahaman Anda terkait literasi dan numerasi? Anda dapat mengambil kembali lembar / salindia yang sudah Anda isi di awal dan sekarang Anda dapat mengisi kolom ‘refleksi setelah membaca modul’. Apakah terdapat perbedaan? 2 Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? LEMBAR KERJA Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
  • 20. No. Pernyataan Miskonsepsi Numerasi asumsi sebelum membaca modul refleksi setelah membaca modul 6 Matematika hendaknya tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri 7 Asesmen dalam matematika tidak relevan untuk anak usia dini. 8 Anak belajar matematika hanya melalui interaksi dengan benda-benda konkret. 9 Pemahaman konsep bilangan diukur dari kemampuan menghitung cepat. Sekarang Anda sudah membaca materi terkait miskonsepsi literasi dan numerasi. Apakah setelah membaca materi tersebut terdapat perubahan pada pemahaman Anda terkait literasi dan numerasi? Anda dapat mengambil kembali lembar / salindia yang sudah Anda isi di awal dan sekarang Anda dapat mengisi kolom ‘refleksi setelah membaca modul’. Apakah terdapat perbedaan? 3 Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? LEMBAR KERJA Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
  • 21. Bagaimana hasil refleksi Anda? Apakah ada perbedaan antara asumsi dengan hasil refleksi Anda setelah membaca materi di aktivitas sebelumnya? 4 Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar Kerja
  • 22. Lanjutkan perjalanan belajar Anda setelah menyelesaikannya! Latihan Pemahaman 3.1 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 1 Cek pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan berikut: https://forms.gle/L5UKF5xWDF94yz2U9
  • 23. Modul 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Guru memahami lingkup literasi pada PAUD-SD Materi 2.1 BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022
  • 24. Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut: MODUL 1 Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? Materi 1 : Miskonsepsi yang umum terjadi mengenai ‘makna kesiapan bersekolah’ dan ‘proses transisi PAUD- SD’ Materi 2 : Memahami hubungan antara penguatan transisi PAUD SD serta kaitannya dengan pemenuhan hak anak serta kesiapan bersekolah; Materi 3 : memahami landasan prinsipil serta kebijakan yang mendasari gerakan penguatan transisi PAUD-SD MODUL 2 Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? Materi 1 : Identifikasi praktik pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini Materi 2.1 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : Anak mengenal sekolah Materi 2.2 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : sekolah mengenal anak dengan asesmen awal MODUL 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Miskonsepsi literasi dan numerasi pada PAUD-SD Materi 2 : Memahami lingkup literasi pada PAUD-SD Materi 3 : Bagaimana membangun kemampuan literasi secara bertahap Materi 4 : Memahami konsep dasar lingkup numerasi pada PAUD-SD Materi 5 : Bagaimana membangun kemampuan numerasi secara bertahap MODUL 4 Bagaimana membangun kemampuan fondasi secara holistik dan bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Memahami pentingnya membangun kemampuan fondasi pada PAUD hingga SD kelas awal. Materi 2 :Memahami kemampuan fondasi yang perlu dibangun pada anak usia dini bersifat holistik. Materi 3 : Memahami bagaimana kemampuan fondasi dapat dibangun secara bertahap dan berkesinambungan di PAUD dan SD. MODUL 5 Bagaimana merencanakan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Memiliki kemampuan meramu tujuan pembelajaran Materi 2 :Kegiatan pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran MODUL 6 Bagaimana melaporkan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Asesmen untuk anak usia dini Materi 2 : Fungsi, teknik dan instrumen asesmen Materi 3 : menyusun laporan hasil belajar yang spesifik dan mudah dipahami. Materi 4 : menginformasikan hasil belajar secara dialogis.
  • 25. Materi 3.2. Konsep Literasi Dasar PAUD-SD Apa itu kemampuan Literasi? KEMAMPUAN LITERASI Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat. Sumber : Asesmen Nasional Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2 bagian 1 1
  • 26. Materi 3.2. Konsep Literasi Dasar PAUD-SD Bapak/ Ibu guru, kita sudah tahu bahwa kemampuan literasi pada anak usia dini memiliki peran penting untuk proses belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi dimulai dari keterampilan menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Kita sepakat buku adalah sumber ilmu pengetahuan yang tidak terbatas ruang dan waktu. Kecintaan terhadap buku perlu dibangun sedini mungkin. “Dalam berbicara seseorang harus tetap berpikiran jernih, hingga dapat mencetuskan ide-ide unggul dan berakhir dengan kemenangan.” Ki Hajar Dewantara Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 2
  • 27. Konsepsi Literasi Anak Usia Dini Mengapa literasi di PAUD-SD Awal perlu konsep yang benar? 1. Membantu anak memahami pembicaraan lisan (menyimak) . 2. Meningkatkan kemampuan anak mengungkapkan ide, pendapat dan perasaannya. 3. Melatih anak membaca secara bertahap (gambar, tanda, aksara) 4. Membantu memahami pesan teks informatif, naratif, deskriptif dan prosedural. 5. Membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan dan teks reseptif (menyimak, memirsa) dan produktif (bicara, visualisasi) Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 3 1 2 3 4 5
  • 28. Bapak-Ibu guru, kegiatan literasi anak usia dini harus diintegrasikan antara pengetahuan bahasa (struktur bahasa; bunyi/huruf, kata, kalimat) dan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, menulis dan membaca) yang mencakup: Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 4 ● Kemampuan Bertutur ● Pengetahuan Latar ● Kosakata ● Kesadaran Fonemik ● Kesadaran Cetak ● Keaksaraan Sumber: Stewart (2014)
  • 29. Perkembangan Literasi dari Level Membaca Level Deskripsi Komponen Literasi yang Tercakup Jenjang Pembaca Dini (A) 1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi 2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan. ● Bertutur ● Pengetahuan Latar ● Kosa kata Jenjang Pembaca Awal (B1) 1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan menanyakan kata-kata yang baru dikenal. 2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar 3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan konteks 4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak. ● Kesadaran Cetak ● Keaksaraan ● Kesadaran Fonemik 58 Agar Anda dapat memahami komponen mana yang perlu menjadi fokus untuk diajarkan kepada anak terlebih dahulu, mari mengenal penjenjangan membaca yang sudah ditetapkan kementerian yaitu jenjang pembaca dini (A) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun terlebih dahulu adalah kemampuan bertutur, kosa kata dan pengetahuan latar. Jenjang berikutnya ialah jenjan pembaca awal (jenjang B1) serta jenjang pembaca awal (B1) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun adalah kemampuan fonemik, cetak dan keaksaraan. Walaupun dibagi ke dalam penjenjangan, enam kemampuan ini dapat dibangun secara bersamaan. Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 5 Perjenjangan berdasarkan Ka BSKAP nomor 030/P/2022 Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran di PAUD memulai dari jenjang Pembaca Dini (Emergent literacy)
  • 30. makna , kosa kata, kalimat Reseptif nama, aktivitas perasaan Pengindraan Tuturan Simbol Visual Ekspresif 35 ● Membangun kemampuan bertutur dimulai dari penginderaan, artinya memberikan nama pada apa yang dilihat, diraba, dan dirasa. Misalnya ketika anak melihat buah apel, hal yang pertama dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya adalah menamai obyek: oh, ada buah, apa ya namanya? ketika anak belum bisa menjawab orang dewasa bisa membantu dengan menamai. ini namanya apel. Saat anak mendengar kata apel dan cerita orang dewasa di sekitarnya saat itulah peserta didik sedang belajar bahasa reseptif. ● Dalam membangun kemampuan bahasa reseptif, peserta didik tidak hanya memahami pesan dalam bentuk kata-kata, tetapi juga memahami nada, tempo dan kefasihan serta ekspresi wajah dari lawan bicara. ● Setelah anak memahami makna dari kata-kata atau tuturan serta simbol visual seperti gambar / tulisan, mereka pun mengolahnya agar dapat mereka gunakan untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan atau pikirkan. Agar mereka terpicu untuk dapat menyampaikan ide, Anda dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan pemicu atau kalimat interaktif. Dengan demikian, peserta didik dapat belajar bahasa ekspresif/produktif. ● Kesimpulannya, pada saat peserta didik mendengarkan lawan bicara, peserta didik membangun keterampilan bahasa reseptif, selanjutnya pada saat mereka menyampaikan ide dan atau perasaannya dengan tuturan dalam bentuk kata-kata, anak pun membangun kemampuan bahasa ekspresif.. Modul 3. Guru menyadari miskonsepsi yang umum konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada PAUD-SD | Materi 1 5 Materi 3.2 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Kemampuan Bertutur
  • 31. Pengetahuan latar adalah pemahaman anak tentang dunia di sekitarnya. Anak yang sering diajak berkomunikasi akan mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan pemahamannya melalui percakapan dan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Pengetahuan latar berupa latar fisik, budaya dan sosial. Latar fisik adalah yang terdiri dari semua benda yang dapat diindera anak. Latar fisik dapat berupa tumbuhan, hewan, bangunan, bentang alam yang dapat memperkaya kosa kata anak. Pada saat bercakap-cakap anak akan menyampaikan apa yang pernah diindra atau dengan kata lain apa yang pernah mereka lihat, raba, hirup, dengar dan rasakan. Saat membicarakan laut, bagi anak yang pernah ke laut dia akan mengingat suara ombak, butiran pasir, kerang, hutan bakau, pohon kelapa, inilah latar sosial. Latar budaya bisa berupa kebiasaan, perayaan dan hal-hal yang dibiasakan pada keluarga dan masyarakat. Pengetahuan Latar diperlukan bagi anak untuk memahami teks dan konteks. Pengetahuan Latar Materi 3.2.1 Cakupan Literasi AUD Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 4
  • 32. 40 Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Kosakata Kosakata adalah perbendaharaan kata atau ‘tabungan kata’ yang ditunjukkan dengan pengetahuan terhadap nama-nama benda, perbuatan, emosi, dan konsep sederhana di sekitar anak (misalnya panjang/pendek). Dalam menambah Kosakata pada peserta didik bisa dilatih dengan memperkenalkan anak pada kosakata baru dari benda-benda atau sesuatu yang dekat dan familiar dengan peserta didik. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 8
  • 33. Modul 3 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia 2022 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Guru memahami lingkup literasi pada PAUD-SD Materi 2.2
  • 34. Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut: MODUL 1 Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? Materi 1 : Miskonsepsi yang umum terjadi mengenai ‘makna kesiapan bersekolah’ dan ‘proses transisi PAUD- SD’ Materi 2 : Memahami hubungan antara penguatan transisi PAUD SD serta kaitannya dengan pemenuhan hak anak serta kesiapan bersekolah; Materi 3 : memahami landasan prinsipil serta kebijakan yang mendasari gerakan penguatan transisi PAUD-SD MODUL 2 Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? Materi 1 : Identifikasi praktik pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini Materi 2.1 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : Anak mengenal sekolah Materi 2.2 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : sekolah mengenal anak dengan asesmen awal MODUL 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Miskonsepsi literasi dan numerasi pada PAUD-SD Materi 2 : Memahami lingkup literasi pada PAUD-SD Materi 3 : Bagaimana membangun kemampuan literasi secara bertahap Materi 4 : Memahami konsep dasar lingkup numerasi pada PAUD-SD Materi 5 : Bagaimana membangun kemampuan numerasi secara bertahap MODUL 4 Bagaimana membangun kemampuan fondasi secara holistik dan bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Memahami pentingnya membangun kemampuan fondasi pada PAUD hingga SD kelas awal. Materi 2 :Memahami kemampuan fondasi yang perlu dibangun pada anak usia dini bersifat holistik. Materi 3 : Memahami bagaimana kemampuan fondasi dapat dibangun secara bertahap dan berkesinambungan di PAUD dan SD. MODUL 5 Bagaimana merencanakan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Memiliki kemampuan meramu tujuan pembelajaran Materi 2 :Kegiatan pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran MODUL 6 Bagaimana melaporkan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Asesmen untuk anak usia dini Materi 2 : Fungsi, teknik dan instrumen asesmen Materi 3 : menyusun laporan hasil belajar yang spesifik dan mudah dipahami. Materi 4 : menginformasikan hasil belajar secara dialogis.
  • 35. Bapak-Ibu, pada aktifitas sebelumnya sudah kita bahas tiga cakupan literasi yaitu Kemampuan bertutur, kesadaran fonemik dan kosakata. Mari kita lanjutkan pembahasan 3 cakupan lainnya. Materi 3 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Sumber: Stewart (2014) Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 2 ● Kemampuan Bertutur ● Pengetahuan Latar ● Kosakata ● Kesadaran Fonemik ● Kesadaran Cetak ● Keaksaraan
  • 36. Perkembangan Literasi dari Level Membaca Level Deskripsi Komponen Literasi, Jenjang Pembaca Dini (A) 1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi 2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan. ● Bertutur ● Pengetahuan Latar ● Kosa kata Jenjang Pembaca Awal (B1) 1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan menanyakan kata-kata yang baru dikenal. 2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar 3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan konteks 4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak. ● Kesadaran Cetak ● Keaksaraan ● Fonemik 58 Agar Anda dapat memahami komponen mana yang perlu menjadi fokus untuk diajarkan kepada anak terlebih dahulu, mari mengenal penjenjangan membaca yang sudah ditetapkan kementerian yaitu jenjang pembaca dini (A) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun terlebih dahulu adalah kemampuan bertutur, kosa kata dan pengetahuan latar. Jenjang berikutnya ialah jenjan pembaca awal (jenjang B1) serta jenjang pembaca awal (B1) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun adalah kemampuan fonemik, cetak dan keaksaraan. Walaupun dibagi ke dalam penjenjangan, enam kemampuan ini dapat dibangun secara bersamaan. Materi 3.2.2 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 5 Perjenjangan berdasarkan Ka BSKAP nomor 030/P/2022 Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran di PAUD memulai dari jenjang Pembaca Dini (Emergent literacy)
  • 37. Kesadaran cetak adalah ketertarikan anak kepada benda-benda cetak, gambar, logo, merk. Kemampuan ini dapat diajarkan misalnya dengan memperkenalkan mereka dengan simbol-simbol di sekitar. Tanda-tanda di tempat umum, seperti simbol toilet lelaki dan perempuan, tanda dilarang membuang sampah, dilarang berhenti, tanda-tanda lalu lintas, adalah kesadaran cetak yang bisa dilatihkan. Pada intinya, anak dapat menyadari terdapat makna dibalik simbol atau tulisan cetak yang ia lihat. Selain itu kesadaran cetak bisa berupa hasil karya anak. inilah pentingnya papan karya anak yang mudah dijangkau anak. Kesadaran Cetak Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 3
  • 38. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 5 Keaksaraan Topik 2.1. f. Cakupan Literasi AUD Kemampuan anak menghubungkan huruf dengan bunyi, intonasi dengan tanda baca adalah unsur dari keaksaraan. Huruf, angka, tanda baca adalah bagian dari aksara. Pada peserta didik perlu dikenalkan konsep aksara sesuai dengan bahasa yang digunakan. Secara umum, setiap bahasa memiliki dua unsur aksara yaitu vokal dan konsonan. Pada umumnya guru mengajarkan semua huruf dari a ke z, dimulai dari huruf-huruf yang familiar oleh anak. Kemudian, guru memperkenalkan suku kata dengan menghubungkan konsonan dan vokal yang familiar misalnya huruf b dan a menjadi ba.
  • 39. 45 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 6 Aksara Bahasa Indonesia Topik 2.1. f. Cakupan Literasi AUD Huruf Vokal: Guru perlu mengetahui bunyi vokal bahasa Indonesia sedangkan kegiatan pembelajarannya dapat disesuaikan dengan prinsip pembelajaran yang menyenangkan dan relevan untuk anak. Berikut terdapat contoh bagaiamana cara melafalkan huruf vokal seperti ‘OI’ yang tecakup pada kata-kata, misalnya ‘kobOI’ Sumber https://bit.ly/KartuFonem Contoh Bunyi: https://bit.ly/Audio-Vokal
  • 40. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.2 7 Aksara Bahasa Indonesia Topik 2.1. f. Cakupan Literasi AUD Huruf Konsonan: Guru perlu mengetahui bunyi vokal bahasa Indonesia sedangkan kegiatan pembelajarannya dapat disesuaikan dengan prinsip pembelajaran yang menyenangkan dan relevan untuk anak. Berikut terdapat contoh bagaiamana cara melafalkan huruf konsonan seperti ‘KH’ yang tecakup pada kata-kata, misalnya ‘KHotib’ Sumber: https://bit.ly/KartuFonem Contoh Bunyi: https://bit.ly/AudioKonsonan
  • 41. 37 ● Kesadaran fonemik adalah pengetahuan bahwa kata, kalimat terdiri atas satuan bunyi terkecil berwujud bunyi huruf dan tanda baca. ● Kesadaran fonemik diperlukan untuk membekali anak memahami dari bahasa lisan ke bahasa teks. Apa yang didengar akan membantu anak saat membaca teks. Dengan kesadaran fonemik yang kuat, peserta didik mampu mengaitkan antara bunyi kata atau kalimat yang ia dengar dengan bentuk huruf tertentu sehingga membuatnya dapat mengenali kata atau kalimat pada bacaan. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 8 Materi 3.2.2 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Kesadaran Fonemik
  • 42. Lanjutkan perjalanan belajar Anda setelah menyelesaikannya! Latihan Pemahaman 3.2 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2 Cek pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan berikut: https://forms.gle/kQm1jsyxH85tUoYp6
  • 43. Materi 3. Guru Memahami Penerapan Pembelajaran Literasi pada PAUD-SD Modul 3 Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022
  • 44. Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut: MODUL 1 Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? Materi 1 : Miskonsepsi yang umum terjadi mengenai ‘makna kesiapan bersekolah’ dan ‘proses transisi PAUD- SD’ Materi 2 : Memahami hubungan antara penguatan transisi PAUD SD serta kaitannya dengan pemenuhan hak anak serta kesiapan bersekolah; Materi 3 : memahami landasan prinsipil serta kebijakan yang mendasari gerakan penguatan transisi PAUD-SD MODUL 2 Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? Materi 1 : Identifikasi praktik pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini Materi 2.1 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : Anak mengenal sekolah Materi 2.2 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : sekolah mengenal anak dengan asesmen awal MODUL 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Miskonsepsi literasi dan numerasi pada PAUD-SD Materi 2 : Memahami lingkup literasi pada PAUD-SD Materi 3 : Bagaimana membangun kemampuan literasi secara bertahap Materi 4 : Memahami konsep dasar lingkup numerasi pada PAUD-SD Materi 5 : Bagaimana membangun kemampuan numerasi secara bertahap MODUL 4 Bagaimana membangun kemampuan fondasi secara holistik dan bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Memahami pentingnya membangun kemampuan fondasi pada PAUD hingga SD kelas awal. Materi 2 :Memahami kemampuan fondasi yang perlu dibangun pada anak usia dini bersifat holistik. Materi 3 : Memahami bagaimana kemampuan fondasi dapat dibangun secara bertahap dan berkesinambungan di PAUD dan SD. MODUL 5 Bagaimana merencanakan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Memiliki kemampuan meramu tujuan pembelajaran Materi 2 :Kegiatan pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran MODUL 6 Bagaimana melaporkan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Asesmen untuk anak usia dini Materi 2 : Fungsi, teknik dan instrumen asesmen Materi 3 : menyusun laporan hasil belajar yang spesifik dan mudah dipahami. Materi 4 : menginformasikan hasil belajar secara dialogis.
  • 45. 3 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 3 Salah satu tahapan awal untuk menumbuhkan kemampuan literasi anak adalah dengan menyimak bacaan yang dibacakan nyaring oleh guru. Dengan menyimak bacaan, anak dapat menumbuhkan minat kepada aksara dan kegiatan membaca, kesadaran terhadap teks, meningkatkan kosakata bahasa tulis, meningkatkan nalar verbal melalui diskusi isi buku, serta meningkatkan pengetahuan kata. Semua manfaat ini menjadi fondasi tumbuhnya kemerdekaan berpikir menuju merdeka belajar. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Secara Bertahap? 56 Sebelumnya, kita sudah mengetahui enam cakupan literasi yang perlu dibangun pada anak usia PAUD-SD Awal dalam rangka membangun keterampilan seperti menyimak, berbicara, menulis dan membaca. ● Kemampuan Bertutur ● Pengetahuan Latar ● Kosakata ● Kesadaran Fonemik ● Kesadaran Cetak ● Keaksaraan
  • 46. 4 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 4 Ibu Mia adalah guru SD kelas 1. Sebelum memulai pembelajaran, Ibu Mia melakukan asesmen awal pembelajaran untuk mengetahui kebutuhan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar dasar-dasar literasi / bahasa Indonesia. 57 Langkah 1 : Lakukan Asesmen Awal Pembelajaran Berikut ini adalah contoh Lembar Observasi Kemampuan Literasi dalam Asesmen Awal yang Ibu Mia gunakan pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ia lakukan dalam 2 pekan. 4 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 4
  • 47. 5 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 5 Aspek kemampuan fase fondasi yang akan diamati Contoh perilaku kemampuan fase fondasi yang perlu diamati Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, yaitu kepemilikan dasar literasi Anak berbicara lancar, fasih, dan runtut (tidak berulang-ulang) Mengulang kata yang kurang dipahami oleh khalayak. Cara memegang alat tulis bertumpu pada jari jempol, telunjuk dan tengah. Dapat menceritakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan anak. Dapat menceritakan gambar pada sampul buku. Anak mengucapkan/ mengulang-ulang/ menanyakan kata hasil proses menyimaknya. Anak bertanya cara penulisan kata dari hasil proses menyimak 57 Langkah 1 : Lakukan Asesmen Awal Pembelajaran Rancangan kegiatan Contoh kegiatan Tujuannya: Mengembangkan kosakata, kemampuan bercerita dan kesadaran fonemik (nada, jeda, tempo) Kegiatan 1. Membaca Lantang Guru melakukan kegiatan sebelum mengajar minimal satu hari sebelumnya. Pada saat berkegiatan guru perlu melihat respon anak. Ketika kelas tidak kondusif, segera akhiri dan alihkan dengan kegiatan pendukung; menyanyi, bergerak, kuiz, Isi asesmen setelah selesai kegiatan. Kegiatan 2. Unjuk Cerita Guru memberikan kesempatan anak untuk memilih mainan, alat dan bahan (misalnya alat makan, alat mandi, mainan, atau alat bahan lain yang ada di sekitar anak. Catatan/Hasil dari Asesmen Awal Rancangan Kegiatan Pembelajaran ke depan perlu mempertimbangkan … (Pertanyaan pemandu: Bagaimana kondisi capaian peserta didik secara umum? Apakah ada peserta didik yang perlu perhatian khusus?)
  • 48. 6 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 6 Perkembangan Literasi dari Level Membaca Level Deskripsi Komponen Jenjang Pembaca Dini (A) 1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi 2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan. ● Bertutur ● Pemahaman latar ● Kosa kata Jenjang Pembaca Awal (B1) 1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan menanyakan kata-kata yang baru dikenal. 2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar 3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan konteks 4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak. ● Kesadaran cetak ● Keaksaraan ● Kesadaran fonemik 58 Hasil asesmen awal yang dilakukannya membantu Ibu Mia mengenali level membaca peserta didik. Pada masa transisi PAUD SD pada umumnya peserta didik sudah berada pada jenjang berikut: Berdasarkan pengetahuan umum mengenai penjenjangan ini, Ibu Mia kemudian dapat merancang kegiatan penguatan literasi secara bertahap sesuai dengan perkembangan literasi peserta didiknya (baik pada PAUD maupun SD Awal) Langkah 2 : Identifikasi Perkembangan Literasi dari Level Membaca Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 6
  • 49. 7 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 7 Level Nama Kegiatan Cakupan Literasi Keterampilan Berbahasa Jenjang Membaca Dini (A) ● Membaca Lantang ● Unjuk Cerita Kemampuan bertutur, kosa kata, kesadaran fonemik. Menyimak, berbicara, memirsa (menyaksikan) ● Poster Cerita ● Aku bisa menulis Kemampuan bertutur, kosa kata, kesadaran fonemik, kesadaran cetak, keaksaraan Menyimak, berbicara, menulis, memirsa Jenjang Membaca Awal (B1) ● Sebut Eja Tulis ● Susun Kata Kemampuan bertutur, kosa kata, kesadaran fonemik, kesadaran cetak, keaksaraan dan pemahaman latar. Menyimak, berbicara, menulis, memirsa (menyaksikan) /membaca Ibu Mia kemudian membuat rencana tindak lanjut dalam rencana pembelajaran. Ibu Mia memastikan 6 cakupan literasi dan 4 keterampilan berbahasa terfasilitasi dan terintegrasi dalam pembelajarannya. Berikut ini adalah rencana pembelajaran yang dibuat Ibu Mia. Langkah 3 : Buat Rencana Tindak Lanjut dalam Rencana Pembelajaran
  • 50. 8 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 8 61 Nama Kegiatan Tujuan Deskripsi Alat dan bahan Membaca Lantang Mengembangkan kosakata, kemampuan bercerita dan kesadaran fonemik (nada, jeda, tempo) ● Guru melakukan kegiatan sebelum mengajar minimal satu hari sebelumnya. ● Pada saat berkegiatan guru perlu melihat respon anak. ● Ketika kelas tidak kondusif, segera akhiri dan alihkan dengan kegiatan pendukung; menyanyi, bergerak, kuiz ● Isi asesmen setelah selesai kegiatan. Mintalah anak menggambar atau menulis hal yang paling menarik. Buku cerita cetak dan buku elektronik Unjuk Cerita Mengembangkan kosakata, kemampuan bercerita dan kesadaran fonemik (nada, jeda, tempo) Guru memberikan kesempatan anak untuk memilih mainan, alat dan bahan (misalnya alat makan, alat mandi, mainan, atau alat bahan lain yang ada di sekitar anak. Mainan, alat makan, makanan, benda-benda di sekitar anak Catatan: Kegiatan bisa digabungkan selama suasana kelas masih mendukung. Setelah selesai membaca lantang, guru menyebutkan nama-nama benda yang ada pada bacaan. Pastikan benda tersebut ada di sekitar anak. Mintalah anak untuk unjuk cerita. Berikan waktu secara bertahap mulai dari 30 detik, 60 detik, sampai 180 detik. Ide Kegiatan Membaca Dini Kegiatan membaca dan diskusi dalam rangka penguatan kemampuan literasi Pembaca Dini yang dikembangkan dan dipraktikan oleh Ibu Mia berikut ini dapat menjadi pemantik ide dan inspirasi bagi Bapak/Ibu Guru
  • 51. 9 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 9 61 Nama Kegiatan Tujuan Deskripsi Alat dan bahan Poster Cerita Mengembangkan kosakata, kemampuan bercerita dan kesadaran fonemik (nada, jeda, tempo) ● Guru melakukan kegiatan sebelum mengajar dengan memilih foto yang dikenal anak. ● Pada saat berkegiatan guru perlu melihat respon anak. ● Ketika kelas tidak kondusif, segera akhiri dan alihkan dengan kegiatan pendukung; menyanyi, bergerak, kuiz, Isi asesmen setelah selesai kegiatan. Poster Cerita, Buku Aku Bisa Menulis Mengembangkan kosakata, melatih cara menulis yang tepat. Guru memberikan kesempatan anak untuk menyebutkan satu huruf. Guru menanyakan apakah ia ingin tahu tulisannya? Jika iya, ambil huruf raba dan ajak anak untuk meraba huruf. https://www.youtube.com/watch?v=6os2Jp_Dn JM&t=26s Huruf raba, kapur tulis/krayon, papan/kertas Catatan: Kegiatan bisa digabungkan selama suasana kelas masih mendukung. Setelah selesai membaca poscer, Lanjutkan dengan kegiatan aku menulis. Ide Kegiatan Membaca Dini
  • 52. 10 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 10 Nama Kegiatan Tujuan Deskripsi Alat dan bahan Sebut Eja Tulis SET Mengembangkan kosakata, kesadaran fonemik, keaksaraan Sediakan benda yang dikenal anak (makanan, mainan, benda-benda sekitar anak) Mintalah anak untuk menyebutkan namanya, ajak anak mengeja lalu bimbing untuk menulis pada kertas yang sudah disediakan. Satu kertas untuk satu kata. https://www.youtube.com/watch?v=CtnFrMikUy0& t=55s Krayon, huruf raba, kertas hvs Susun Kata Mengembangkan makna kosa kata, kalimat lisan, bercerita. ● Kumpulkan kartu kata sesuai dengan kelompok kata (kata benda, kerja, sifat) ● Berikan kesempatan anak untuk memilih satu kata. ● Berikan kesempatan anak untuk membaca kartu kata. ● Berikan pertanyaan apa yang diingat dari kata yang dipilih tersebut. Kertas hvs, krayon (hasil kartu kata dan SET Catatan: Kegiatan bisa digabungkan selama suasana kelas masih mendukung. Setelah selesai membaca poster, Lanjutkan dengan kegiatan aku menulis. 62 Sementara itu, kegiatan pembelajaran dalam rangka penguatan kemampuan literasi Pembaca Awal yang dikembangkan dan dipraktikan oleh Ibu Mia berikut ini dapat pula diadopsi atau diadaptasi di kelas Bapak/Ibu Guru. Ide Kegiatan Membaca Awal
  • 53. 11 Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 11 Selamat Bereksplorasi dan Bersenang-senang dengan Literasi PAUD dan SD Awal Sebagai pemantik inspirasi untuk memperkaya praktik pembelajaran literasi untuk Anak Usia Dini, Anda dapat membaca dan mempelajari beberapa modul ajar yang terdapat pada perangkat Ajar di aktivitas selanjutnya.
  • 54. Modul 3 Modul Ajar Literasi Transisi PAUD-SD BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022
  • 55. Perkembangan Literasi dari Level Membaca Level Deskripsi Komponen Literasi yang Tercakup Jenjang Pembaca Dini (A) 1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi 2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan. ● Bertutur ● Pengetahuan Latar ● Kosa kata Jenjang Pembaca Awal (B1) 1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan menanyakan kata-kata yang baru dikenal. 2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar 3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan konteks 4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak. ● Kesadaran Cetak ● Keaksaraan ● Kesadaran Fonemik 58 Agar Anda dapat memahami komponen mana yang perlu menjadi fokus untuk diajarkan kepada anak terlebih dahulu, mari mengenal penjenjangan membaca yang sudah ditetapkan kementerian yaitu jenjang pembaca dini (A) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun terlebih dahulu adalah kemampuan bertutur, kosa kata dan pengetahuan latar. Jenjang berikutnya ialah jenjan pembaca awal (jenjang B1) serta jenjang pembaca awal (B1) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun adalah kemampuan fonemik, cetak dan keaksaraan. Walaupun dibagi ke dalam penjenjangan, enam kemampuan ini dapat dibangun secara bersamaan. Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Perjenjangan berdasarkan Ka BSKAP nomor 030/P/2022 Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran di PAUD memulai dari jenjang Pembaca Dini (Emergent literacy) Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? 1
  • 56. Modul 4. Bagaimana Membangun Kemampuan Fondasi secara Holistik dan Bertahap Sejak PAUD hingga SD? | Materi 2 3 Level Pembaca Contoh Perangkat Ajar Komponen Literasi yang Tercakup Link Contoh Perangkat Ajar Jenjang Pembaca Dini (Jenjang A) Modul Ajar Berbasis Buku Cerita Anak: Tugas Penting Kartika Modul Ajar Jalan-Jalan Keliling Indonesia: Pasar Terapung Sumber : Sekolah Kembang Dominan kemampuan bertutur dan dan kosakata, terdapat pula pengetahuan latar https://guru.kemdikbud.go.i d/perangkat-ajar/toolkits/q bJAGeRZlY (Modul Ajar Berbasis Buku Cerita Anak: Tugas Penting Kartika) https://guru.kemdikbud.go.i d/perangkat-ajar/toolkits/G XZ2RbyZ1p (Modul Ajar Jalan-Jalan Keliling Indonesia: Pasar Terapung) Jenjang Pembaca Dini (Jenjang A) Modul Ajar Keunikanku membuat aku istimewa Sumber : Sekolah Gagas Ceria Kemampuan bertutur https://drive.google.com/fil e/d/1Rj07fnnvAKPqgtzdAfN xlck2FHIabmyC/view?usp=s hare_link Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? 2 ● Perangkat Ajar untuk membangun kemampuan bertutur, kosakata, pengetahuan latar. Perangkat ajar ini dapat digunakan oleh guru untuk membangun kemampuan bertutur, kosakata, dan pengetahuan latar. Inspirasi kegiatan dalam perangkat ajar ini dapat digunakan bagi anak yang masih perlu pendampingan untuk dapat menyimak dan mengolah informasi; serta mampu merespon pembicaraan sehari-hari; dapat menjelaskan peristiwa sehari-hari; dan mengungkapkan ide (jenjang pembaca dini). Selain perangkat ajar di atas, Anda dapat menemukan perangkat ajar lainnya pada LINK berikut.
  • 57. Modul 4. Bagaimana Membangun Kemampuan Fondasi secara Holistik dan Bertahap Sejak PAUD hingga SD? | Materi 2 4 Level Pembaca Contoh Perangkat Ajar Komponen Literasi yang Tercakup Link Contoh Perangkat Ajar Jenjang Pembaca Awal (Jenjang B1) Modul Ajar Jalan-Jalan Keliling Indonesia: Pasar Terapung Sumber : Sekolah Kembang Keaksaraan, kesadaran cetak https://guru.kemdikbud.go.i d/perangkat-ajar/toolkits/G XZ2RbyZ1p Jenjang Pembaca Awal (Jenjang B1) Modul Ajar Pembelajaran Literasi Dasar Fase A - Kelas 1 Membaca Terbimbing - Jenjang B1 Sumber : INOVASI Keaksaraan, fonemik, dan kesadaran cetak https://guru.kemdikbud.go.i d/perangkat-ajar/toolkits/M 9Z7n2Rmlp Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? 2 ● Perangkat Ajar untuk membangun kemampuan kesadaran cetak, keaksaraan dan kemampuan fonemik Perangkat ajar ini dapat digunakan oleh guru untuk membangun kemampuan fonetik, kesadaran cetak dan keaksaraan. Inspirasi kegiatan dalam perangkat ini dapat digunakan bagi anak yang sudah memiliki kegemaran terhadap buku, cenderung mengulang kata yang baru didengar, memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan konteks, dan dapat menangkap isi cerita, informasi dan hasil proses menyimak (pembaca level B1 ke atas) Selain perangkat ajar di atas, Anda dapat menemukan perangkat ajar lainnya pada LINK berikut.
  • 58. Lanjutkan perjalanan belajar Anda setelah menyelesaikannya! Latihan Pemahaman 3.3 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3 Cek pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan berikut: https://forms.gle/1iZLWG1FErPrx4u29
  • 59. Materi 4. Guru memahami lingkup numerasi untuk menguatkan transisi PAUD-SD Modul 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022
  • 60. Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut: MODUL 1 Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? Materi 1 : Miskonsepsi yang umum terjadi mengenai ‘makna kesiapan bersekolah’ dan ‘proses transisi PAUD- SD’ Materi 2 : Memahami hubungan antara penguatan transisi PAUD SD serta kaitannya dengan pemenuhan hak anak serta kesiapan bersekolah; Materi 3 : memahami landasan prinsipil serta kebijakan yang mendasari gerakan penguatan transisi PAUD-SD MODUL 2 Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? Materi 1 : Identifikasi praktik pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini Materi 2.1 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : Anak mengenal sekolah Materi 2.2 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : sekolah mengenal anak dengan asesmen awal MODUL 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Miskonsepsi literasi dan numerasi pada PAUD-SD Materi 2 : Memahami lingkup literasi pada PAUD-SD Materi 3 : Bagaimana membangun kemampuan literasi secara bertahap Materi 4 : Memahami konsep dasar lingkup numerasi pada PAUD-SD Materi 5 : Bagaimana membangun kemampuan numerasi secara bertahap MODUL 4 Bagaimana membangun kemampuan fondasi secara holistik dan bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Memahami pentingnya membangun kemampuan fondasi pada PAUD hingga SD kelas awal. Materi 2 :Memahami kemampuan fondasi yang perlu dibangun pada anak usia dini bersifat holistik. Materi 3 : Memahami bagaimana kemampuan fondasi dapat dibangun secara bertahap dan berkesinambungan di PAUD dan SD. MODUL 5 Bagaimana merencanakan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Memiliki kemampuan meramu tujuan pembelajaran Materi 2 :Kegiatan pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran MODUL 6 Bagaimana melaporkan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Asesmen untuk anak usia dini Materi 2 : Fungsi, teknik dan instrumen asesmen Materi 3 : menyusun laporan hasil belajar yang spesifik dan mudah dipahami. Materi 4 : menginformasikan hasil belajar secara dialogis.
  • 61. Materi 3.4. Konsep Numerasi Dasar PAUD-SD Apa itu kemampuan Numerasi? KEMAMPUAN NUMERASI Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia. Berdasarkan Asesmen Nasional Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2 bagian 1 2
  • 62. Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah “Matematika secara singkat dimengerti sebagai ilmu tentang pola (the science of patterns) yang termasuk didalamnya mengenai keteraturan, struktur, dan hubungan yang logis.” (Devlin, 2000) Apakah kemampuan numerasi hanya sebatas tentang bilangan dan hitung-hitungan saja? Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 3 Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
  • 63. Mengajarkan logika dan berpikir kritis 1 Untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah 2 Mengajarkan keterampilan membuat perencanaan dan estimasi 3 Kemampuan berlogika dan berpikir kritis diperlukan untuk menjelaskan ide di balik sebuah sistem/prosedur dan mengaitkannya dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Matematika mengorganisir informasi yang kita ketahui, menyusunnya secara sistematis dan menguji hipotesa. Keterampilan tersebut diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita perlu membuat perencanaan: waktu tempuh sebuah perjalanan, mengatur keuangan, menghitung komposisi dalam masakan, dll. Semua hal ini membutuhkan keterampilan matematika. Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 4
  • 64. Bapak-Ibu guru, ruang lingkup numerasi dapat dibagi menjadi 5 strands / 5 pilar dimana kelima komponen tersebut perlu dibangun mulai dari usia dini. Berikut kelima komponen numerasi tersebut : Materi 3.4 Cakupan Numerasi Anak Usia Dini Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2.1 4 ● Bilangan ● Pola ● Pengukuran ● Geometri ● Analisis Data Sumber: NCTM (2000); Gersten dan Chard (1999) Kelima komponen atau ruang lingkup numerasi tersebut bersifat setara walau memang pada usia dini, atau usia PAUD-SD Awal, guru perlu menguatkan kesadaran bilangan (komponen bilangan) terlebih dahulu sebab sama seperti kesadaran fonemik/bunyi (phonemic awareness) yang merupakan prasyarat untuk belajar menjadi pembaca yang sukses, mengembangkan kesadaran bilangan (number sense) merupakan prasyarat untuk berhasil dalam matematika .Dengan kata lain, kesadaran bilangan adalah fondasi dasar untuk bangunan domain matematika lainnya
  • 65. Mengapa pemahaman akan bilangan penting untuk membangun kemampuan numerasi anak? ● Pemahaman akan bilangan merupakan kemampuan yang esensial yang menjadi prasyarat untuk kemampuan-kemampuan numerasi lainnya. ● Dengan pemahaman bilangan yang kuat, peserta didik dapat membangun strategi yang efisien dan akurat bagaimanapun bentuk masalah numerasi yang dihadapi. Pemahaman mengenai bilangan yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal 1. Memiliki kesadaran bilangan, mengetahui cara menampilkan bilangan (dengan benda konkret, tulisan atau simbol), serta hubungan antar bilangan dan sistem bilangan. Contohnya ialah pemahaman bahwa angka 1 mewakili satu buku, atau tulisan ‘dua’ mewakili dua kursi, selain itu bahwa dengan menghitung maju (1;2;3..), maka benda yang mewakili jumlah bilangan tersebut pun akan bertambah (1 bola; 2 bola; 3 bola..), serta pemahaman terkait nilai tempat misalnya bahwa angka 1 pada bilangan 12 memiliki nilai berbeda dengan angka 2, Komponen 1 : Bilangan Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 6 1
  • 66. 2. Memahami makna dari operasi bilangan dan bagaimana suatu proses operasi bilangan saling terkait satu sama lain. Ketika peserta didik sudah memahami bahwa menghitung maju maka benda yang mewakili bilangan akan bertambah dan sebaliknya untuk menghitung mundur, peserta didik pun dapat secara lancar memahami operasi bilangan penjumlahan dimana misalnya bilangan 3 jika ditambah 2 (artinya terdapat dua kali langkah hitung maju) maka bilangan tersebut akan sampai di bilangan 5 atau artinya terdapat tambahan 2 benda ke dalam sekelompok benda, sebaliknya pula untuk operasi bilangan pengurangan yang berkaitan dengan hitung mundur dan mengambil sejumlah benda dari sekelompok benda. Selain itu, keterkaitan antar operasi bilangan yang dimaksud artinya peserta didik memahami bahwa 3 + _ = 5 sama hal-nya dengan 3 + 2 =__. 3. Melakukan operasi hitung dengan efisien dan akurat. Peserta didik memahami bahwa terdapat beragam strategi dalam melakukan operasi hitungan (misalnya dengan korespondensi satu-satu, dengan jari-jemari, dengan hitung maju-mundur, dengan operasi hitung secara mental dan nalar, dan lainnya), serta dapat memprosesnya secara efisien. Contohnya ialah ketika melakukan operasi hitung 5-2=__, peserta didik memahami bahwa ia perlu menghitung mundur bilangan, atau menurunkan jarinya untuk pengurangan ketimbang menghitung maju atau mengangkat jarinya. Komponen 1 : Bilangan Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 7 2 3 3 2 ? 5 5 3 ?
  • 67. Mengapa penting untuk mengenali pola berulang dan membuat pola? ● Pengenalan, pembandingan, dan analisa pola adalah komponen yang penting dalam perkembangan intelektual peserta didik. ● Ketika peserta didik menyadari bahwa suatu operasi memiliki pola tertentu, mereka akan mampu menemukan cara menyelesaikan suatu masalah. Pemahaman mengenai Pola yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal: 1. Pemahaman pola, relasi dan fungsi artinya membangun kemampuan peserta didik untuk dapat mengenali pola sebagai sesuatu yang berulang dan memahami bahwa terdapat relasi antar konsep pola yang satu dengan yang lainnya (misalnya terdapat pola yang sama antara pola warna dengan pola gerak, yaitu pola AAB-AAB). Pemahaman ini pun dapat dibangun dengan turut menampilkan pertanyaan pemicu seperti : "“Bagaimana kamu menggambarkan pola ini?”; “Bagaimana kita mengulang atau melanjutkan pola ini?”; “Apa yang sama dari kedua pola ini?” 2. Merepresentasikan dan menganalisa situasi dan struktur matematis menggunakan simbol. Peserta didik mampu menjelaskan pola dalam berbagai cara, misalnya, menggunakan kata-kata, gambar, simbol, benda, tindakan, angka. Contoh: Guru memberikan 4 bungkus biskuit yang di setiap bungkus terdapat 2 buah biskuit lalu mengajak anak menunjukkan jumlah semua biskuit yang ada. Anak menggambarkan 4 kotak merepresentasikan bungkus, lalu menggambar dua garis di setiap kotak merepresentasikan 2 biskuit di setiap bungkus. Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 8 Komponen 2 : Pola 1 2 A A B - A A B
  • 68. Pemahaman mengenai Pola yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal: Menggunakan model matematis untuk merepresentasikan dan memahami hubungan kuantitatif. Peserta didik mampu mengaitkan pola dengan bilangan bulat. Contoh: Guru memberikan 4 bungkus biskuit yang setiap bungkus terdapat 2 buah biskuit lalu menanyakan jumlah semua biskuit. Untuk merepresentasikan jumlah semua biskuit, anak menggambar: 1. Menganalisa perubahan di berbagai konteks: Memahami bahwa beberapa perubahan dapat dijelaskan secara matematis dan dapat diprediksi akan membantu kita memahami bagaimana dunia bekerja. Contoh: dari kegiatan mengukur pertumbuhan kecambah dari hari ke hari anak memahami bagaimana pertumbuhan bekerja (Jika diberikan makanan dan cahaya tumbuhan akan bertumbuh) Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 9 Komponen 2 : Pola 3 4 2 4 6 8
  • 69. Cakupan: a. bentuk, b. posisi, c. transformasi (ketepatan dalam menempatkan suatu objek ke dalam suatu ruang), d. visualisasi spasial (kesadaran ruang). Mengapa Geometri penting untuk kemampuan numerasi anak? Dengan mengeksplorasi bentuk, struktur, posisi, dan transformasi, peserta didik akan mengembangkan kesadaran ruang yang akan menjadi dasar pemahaman di bidang matematika, seni, pengetahuan alam, dan juga sosial; serta bagian dari STPPA (permendikbudristek nomor 5, tahun 2022). Pemahaman mengenai Geometri yang perlu dibagun peserta didik PAUD - SD awal: Mengeksplorasi, menginvestigasi dan mendiskusikan bentuk dari suatu bangun datar dan atau bangun ruang dalam keseharian di kelas. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menjelaskan dan mengenali bentuk geometri (nama bangun datar / bangun ruang) dari suatu benda, serta menyampaikan persamaan dan perbedaan satu benda dengan benda lainnya berdasarkan ciri-ciri bentuknya (misalnya peserta didik mengetahui bahwa lembaran roti memiliki bentuk yang sama dengan buku cerita, yaitu sama-sama berbentuk persegi). 1. Menunjukkan pemahaman yang berkaitan dengan direksi, jarak, dan posisi relatif dalam ruang dengan cara mendemonstrasikan, membuat model, dan menggambarkan posisi lewat percakapan, demonstrasi, atau cerita. Contoh: Setelah guru membacakan cerita, anak dapat mendemonstrasikan posisi di atas - di bawah, jauh - dekat, dan di antara dengan cara bermain peran; Anak dapat membuat model kelasnya menggunakan balok mainan, atau menggambarkan peta sekolah. Komponen 3 : Geometri Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 10 1 2 Peta sekolah hasil observasi
  • 70. Pemahaman mengenai Geometri yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal: 1. Mengenali dan mampu membalik, menggeser, dan memutar suatu bentuk. Mengenal dan membuat bentuk yang memiliki simetri. Salah satunya lewat kegiatan melipat (origami/ kain) atau kegiatan tangram (menyusun bentuk) anak mengenali bentuk dalam berbagai formasi. 2. Mampu membentuk gambaran mental dari bentuk geometris menggunakan ingatan dan visualisasi spasial. Contoh: Anak menjelaskan bagaimana alur menuju perpustakaan dari kelasnya dengan menggambarkan rute dan ruangan-ruangan yang dilalui. Anak memprediksi bentuk apa yang akan muncul ketika suatu kertas yang dilipat secara simetris dipotong di satu sudutnya. Komponen 3 : Geometri Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 11 3 4 Contoh Origami Tangram
  • 71. Cakupan: pengukuran baku dan tidak baku; membangun kesadaran waktu Mengapa Pengukuran penting untuk kemampuan numerasi anak? ● Pengukuran sebagai jembatan untuk menghubungkan pemahaman bilangan dengan geometri. ● Pengukuran merupakan keterampilan yang akan sering digunakan dalam keseharian serta menguatkan pengetahuan lainnya dalam numerasi. Pemahaman mengenai Pengukuran yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal: 1. Memahami atribut dari benda yang dapat terukur, memahami unit, sistem, dan proses pengukuran. Guru dapat membangun pemahaman akan pengukuran dengan mengeksplorasi objek di sekitarnya secara langsung dengan cara melihat, menyentuh dan membandingkan objek dengan objek lainnya. Contoh: membandingkan panjang, berat, luas dari satu benda dengan benda lainnya dengan melakukan observasi; mendiskusikan bagian apa yang perlu diperhatikan dari suatu objek untuk membandingkan panjang/ berat/ luas. Komponen 4 : Pengukuran 1 Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 12
  • 72. Pemahaman mengenai Pengukuran yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal: 1. Menggunakan teknik, alat, dan cara yang sesuai untuk melakukan pengukuran. Guru dapat memulai dengan memperkenalkan pengukuran tidak baku, yaitu pengukuran tidak dengan standar tertentu. Contoh: dengan membandingkan panjang pensil A dan B dengan cara menaruhnya pada permukaan yang sama dan melihat mana yang lebih panjang, atau dengan menjadikan pensil sebagai unit pengukuran tidak baku dimana misalnya panjang meja sama dengan lima kali panjang pensil. Selanjutnya, guru pun dapat memperkenalkan pengukuran baku seperti sentimeter untuk unit panjang, kilogram untuk unit berat dan pengukuran baku lainnya menggunakan alat dengan pengukuran yang telah terstandardisasi. Membangun pemahaman akan Pengukuran pun tidak terbatas pada membangun pemahaman pengukuran pada benda, tetapi membangun pemahaman akan konsep waktu. Pemahaman akan waktu seperti bagaimana suatu kejadian mengawali kejadian yang lain secara berurutan dan bagaimana kalender dapat memberikan informasi akan waktu. Komponen 4 : Pengukuran 2 Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 13
  • 73. Cakupan: mengenali atribut sebagai dasar persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek dan mengklasifikasi Mengapa Analisa Data penting untuk kemampuan numerasi anak? ● peserta didik dapat mengkritisi pengetahuan baru dengan cara membandingkan pengetahuan baru dengan apa yang telah ia ketahui sebelumnya. Hal ini dapat membangun kemampuannya dalam menentukan suatu hal berdasarkan data atau dengan kata lain, hasil dari investigasinya. Pemahaman mengenai Analisis Data yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal: 1. Menyusun pertanyaan kunci guna mendapatkan jawaban yang relevan dengan apa yang dicari. Contoh: Diskusikan menu untuk acara makan bersama di sekolah, “Apa yang perlu kita tanyakan ke teman-teman supaya kita semua suka menu di acara nanti?” Anak dapat memberikan pertanyaan “Apa makanan favoritmu?” atau “ Apa buah favoritmu?” 2. Memilih dan menggunakan cara yang tepat untuk menganalisa data. Contoh: Anak menggunakan gambar untuk mendata makanan favorit teman-teman. Setiap anak menempelkan stiker di kolom makanan kesukaannya 3. Membangun dan mengevaluasi kesimpulan dan membuat prediksi berdasarkan data. Contoh: Dari piktograf, anak menentukan menu berdasarkan dua pilihan terbanyak 4. Memahami dan mengaplikasikan konsep dasar dari kemungkinan (probabilitas). Contoh: Dengan mengobservasi awan, anak diajak memperkirakan apakah hari ini akan cerah, berawan, atau hujan. Dengan analisis data, guru diharapkan dapat menguatkan kemampuan berpikir logis para peserta didik. Hal ini dapat didorong dengan membantu peserta didik untuk meramu pertanyaan pada masalah tertentu, mengorganisasikan respon dari pertanyaan tersebut dan menampilkannya dalam bentuk data. Dengan kemampuan tersebut, Komponen 5 : Analisis Data Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 14 1 2 3 4
  • 74. Lanjutkan perjalanan belajar Anda setelah menyelesaikannya! Latihan Pemahaman 3.4 Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4 Cek pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan berikut: https://forms.gle/ZcMEZLC5oKf13TAc6
  • 75. Guru memahami bagaimana membangun kemampuan numerasi secara bertahap Modul 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 3.5 BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022
  • 76. Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut: MODUL 1 Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? Materi 1 : Miskonsepsi yang umum terjadi mengenai ‘makna kesiapan bersekolah’ dan ‘proses transisi PAUD- SD’ Materi 2 : Memahami hubungan antara penguatan transisi PAUD SD serta kaitannya dengan pemenuhan hak anak serta kesiapan bersekolah; Materi 3 : memahami landasan prinsipil serta kebijakan yang mendasari gerakan penguatan transisi PAUD-SD MODUL 2 Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? Materi 1 : Identifikasi praktik pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini Materi 2.1 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : Anak mengenal sekolah Materi 2.2 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : sekolah mengenal anak dengan asesmen awal MODUL 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Miskonsepsi literasi dan numerasi pada PAUD-SD Materi 2 : Memahami lingkup literasi pada PAUD-SD Materi 3 : Bagaimana membangun kemampuan literasi secara bertahap Materi 4 : Memahami konsep dasar lingkup numerasi pada PAUD-SD Materi 5 : Bagaimana membangun kemampuan numerasi secara bertahap MODUL 4 Bagaimana membangun kemampuan fondasi secara holistik dan bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Memahami pentingnya membangun kemampuan fondasi pada PAUD hingga SD kelas awal. Materi 2 :Memahami kemampuan fondasi yang perlu dibangun pada anak usia dini bersifat holistik. Materi 3 : Memahami bagaimana kemampuan fondasi dapat dibangun secara bertahap dan berkesinambungan di PAUD dan SD. MODUL 5 Bagaimana merencanakan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Memiliki kemampuan meramu tujuan pembelajaran Materi 2 :Kegiatan pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran MODUL 6 Bagaimana melaporkan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Asesmen untuk anak usia dini Materi 2 : Fungsi, teknik dan instrumen asesmen Materi 3 : menyusun laporan hasil belajar yang spesifik dan mudah dipahami. Materi 4 : menginformasikan hasil belajar secara dialogis.
  • 77. 1. Bilangan Pada konteks Transisi PAUD-SD, kemampuan memahami bilangan dan koneksinya pada komponen Bilangan diawali dengan membangun kemampuan menghitung dengan pemahaman dan mengenali bilangan dari kumpulan benda, yang termasuk di dalamnya adalah kemampuan mengenali sekumpulan kecil benda tanpa menghitung (subitasi), menggunakan korespondensi satu-satu untuk membandingkan banyaknya benda dan menghitung benda sampai 10 dan seterusnya, dan memahami kardinalitas (nama bilangan yang disebut terakhir menunjukkan banyaknya benda) dan membandingkan serta mengurutkan banyaknya benda. Sama seperti kesadaran fonemik/bunyi huruf (phonemic awareness) yang merupakan prasyarat untuk belajar menjadi pembaca yang sukses, mengembangkan kesadaran bilangan (number sense) merupakan prasyarat untuk berhasil dalam matematika (Gersten dan Chard 1999). Membangun kemampuan kesadaran bilangan pada peserta didik berkaitan juga dengan kemampuan numerasi lainnya. Contoh: Kemampuan peserta didik melihat pola akan membantu mereka dalam melakukan operasi bilangan; Pengamatan yang terasah terhadap bangun ruang dan bilangan akan membantu peserta didik mengembangkan kemampuan estimasi kuantitas dan ukuran. Lintasan Pembelajaran Kesadaran Bilangan Awal Subitasi Besaran Kardinalitas Korespondensi Satu-Satu Membilang Inklusi Hierarkis Hubungan Bagian-Utuh Kompensasi Unitizing Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 2
  • 78. Selanjutnya kemampuan memahami operasi bilangan dibangun dari pemahaman akan inklusi hirarki (bahwa semua bilangan mencakup bilangan sebelumnya, misalnya dalam tujuh terdapat enam), dilanjutkan dengan bagian-keseluruhan (misalnya, tujuh terdiri dari dua dan lima). Kemudian, memahami bahwa penjumlahan merupakan tindakan menggabungkan dan pengurangan merupakan tindakan memisahkan, dan dilanjutkan dengan memperkenalkan simbol operasi bilangan. Kemampuan anak dalam melakukan operasi bilangan ini tidak terlepas dari kesadaran bilangan yang ia miliki. Beberapa ciri seseorang yang memiliki kesadaran bilangan: ialah misalnya dapat mengaitkan bilangan dengan sejumlah benda (bilangan 3 dikaitkan dengan 3 bola), menggunakan strategi penalaran seperti misalnya menyadari jika mainannya diambil akan berkurang, melakukan penaksiran yang masuk akal (wajar) seperti mampu membandingkan yang lebih banyak-lebih sedikit, memahami cara merepresentasikan bilangan, misalnya mulai melakukan korespondensi satu-satu, mempresentasikan bilangan menggunakan model visual, misalnya menggunakan benda konkret atau gambar untuk menunjukkan bilangan, memahami hubungan antara bilangan, dan sistem bilangan, seperti mulai memahami bahwa urutan angka saat melakukan penjumlahan tidak akan mempengaruhi hasil, tetapi akan berbeda untuk pengurangan, mengetahui bahwa 5+4 = 4+5, mengetahui bahwa 5-4 tidak sama dengan 4-5, serta ampu berhitung komputasi) tanpa alat bantu. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 3 1. Bilangan
  • 79. Contoh Kegiatan : Ayo Lihat dengan Cepat (Belajar Subitasi) Alat dan Bahan : Kartu lima kerangka dan sepuluh kerangka. Langkah Kegiatan : ● Guru dapat menampilkan kartu-kartu lima kerangka (five-frames) atau sepuluh kerangka (ten-frames) yang berisikan noktah (dot) yang ditampilkan dengan isian dan susunan berbeda-beda. ● Tampilkan gambar dengan cepat sekitar 3-5 detik. Kemudian, tanyakan kepada peserta didik apa yang mereka lihat. ● Saat kegiatan berlangsung, Anda dapat menanyakan kepada peserta didik pertanyaan-pertanyaan berikut ini Berapa yang kamu lihat? Bagaimana kamu tahu demikian cepat? Berapa kotak yang kosong? Berapa noktah lagi yang diperlukan agar semua kotak terisi? ● Siswa sebaiknya memulai dengan five-frames (kerangka lima noktah) sebelum beralih ke ten-frames (kerangka sepuluh noktah) dan dapat mengeksplorasi dua buah ten-frames nantinya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai tempat. Contoh Praktik Belajar Bilangan Contoh Kegiatan : Kumpulan Benda di Sekitar Alat dan Bahan : benda-benda di sekitar. Langkah Kegiatan : ● Guru memberikan instruksi agar anak dapat menyimak apa yng disampaikan dengan seksama. ● Guru pun memastikan agar benda-benda yang perlu diambil berjumlah cukup. ● Guru mengawali dengan memberikan instruksi dengan unit yang spesifik misalnya : “Berikan aku 2 pensil” ● Jika peserta didik di kelas dapat mengikuti dengan baik, guru pun memberikan instruksi lanjutan “Sekarang Bapak/Ibu guru akan tampilkan simbol angka, kalian cari barang favorit kalian sejumlah bilangan ini ya!. ● Kemudiann guru pun dapat menampilkan angka ‘3’, ‘5’ sambil memberikan pertanyaan pemicu : “Apa yang membuatmu mengatakan bahwa kumpulan benda ini sejumlah tiga balok?”, jika anak masih bingung, ajak mereka untuk menghitung benda tersebut satu per satu. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 4
  • 80. 2. Pola (Aljabar) Cara membangunnya secara bertahap : Pada konteks Transisi PAUD-SD, tahapan membangun pemahaman akan pola dimulai dengan membangun kemampuan dalam mengenali dan mencontoh pola berulang sederhana (misalnya pola warna selang-seling, seperti merah, putih, merah, putih), dilanjutkan dengan mengidentifikasi, melengkapi, mencontoh, dan melanjutkan pola berulang sederhana. Selanjutnya, anak pun diperkenalkan tentang cara mengenali satuan terkecil pembentuk pola, dan kemudian melanjutkan pola secara mandiri. Kemudian, memahami pola bilangan termasuk pula memahami pola bilangan ganjil dan genap. Setelah itu, pola bertumbuh (baik gambar maupun bilangan), termasuk pola bilangan dengan menghitung lompat (skip counting). Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 5 A B A B 1 3 5 7 2 4 6 8
  • 81. / Contoh Kegiatan : Menyusun Pola Buah Alat dan Bahan : - piring - 2 jenis buah, kesukaan anak, masing-masih sebanyak enam buah/ enam potongan buah. Langkah Kegiatan : - Berikan contoh kepada anak seperti apa pola selang-seling (pola ABAB) menggunakan buah. - Guru dapat menyampaikan "Lihat di sini Ibu memiliki kereta buah, ternyata buahnya tidak hanya stroberi, tetapi ada pula anggur" - Guru dapat menyampaikan kembali "Apakah kalian dapat mengikuti Ibu untuk melihat buah apa saja yang berbaris dari sebelah KIRI?" - Guru melanjutkan "Ada stroberi, anggur, stroberi, anggur, stroberi, anggur, ...eits ada buah lagi yang akan masuk barisan, kira-kira buah apa ya?" - Jika anak masih ragu menjawab, Guru dapat memberikan pilihan "stroberi atau anggur yaah?" - Kemudian jika anak sudah dapat menjawab, guru dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat pola dengan potongan buahnya masing-masing. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 6 Contoh Kegiatan Mengenalkan Pola
  • 82. Contoh Kegiatan : Kemana Kelinci Melompat Alat dan Bahan : - tabel angka yang berisi angka 1-100 - miniatur kelinci Langkah Kegiatan : ● Tampilkan tabel angka, kemudian Guru dapat mengajak peserta didik untuk sebutkan angka 1- 100 sambil menunjuk angkat tersebut secara bersama-sama di kelas, dari kiri ke kanan, atas ke bawah. ● Kemudian perkenalkan si Kelinci kepada anak dan hobinya untuk melompat namun dengan menggunakan pola (yaitu sesuatu yang berulang). ● Pertama Guru dapat membuat si Kelinci melompat satu-satu dari angka satu, sehingga angka selanjutnya ialah dua, tiga dan seterusnya. ● Kemudian guru mengatakan bahwa kelinci akan memulai lompatan dari angka satu, namun ia perlu melompat dua angka, dan guru pun mendemonstrasikan kelinci yang melompat dari angka satu, melompat ke arah angka tiga pada tabel angka, dan angka lima. ● Guru pun bertanya kepada peserta didik "Setelah angka lima, si kelinci akan melompat ke mana yaa?" ● Jika peserta didik masih merasa bingung, guru dapat berikan pilihan "angka 6 atau 7?" atau mengajak mereka kembali untuk melihat lompatan kelinci dari angka 1, 3, 5... Contoh Kegiatan Mengenalkan Pola Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 7
  • 83. 3. Geometri Pada konteks Transisi PAUD-SD, kemampuan geometri mulai dibangun dengan cara: - Mengenalkan anak pada bentuk dua dan tiga dimensi sederhana. - Dilanjutkan dengan mengelompokkan bentuk yang memiliki kesamaan, membandingkan kesamaan dan perbedaan, serta membandingkan bentuk dua dan tiga dimensi. - Kemudian, dilanjutkan dengan membangun kemampuan untuk menggabungkan (komposisi) bangun dua dimensi dan tiga dimensi menjadi bentuk baru, dan kemampuan untuk mengurai (dekomposisi) bangun dua dimensi dan tiga dimensi menjadi dua atau lebih bentuk yang lebih kecil. Untuk kemampuan spasial, dimulai dari kemampuan menentukan jalur yang perlu dilalui untuk mencapai sebuah benda pada gambar, dilanjutkan dengan menyebutkan posisi dari benda yang dilihat terhadap benda lain (atas, bawah, belakang, samping, depan), dan kemudian membedakan kiri dan kanan, serta dapat menentukan arah dan langkah yang dibutuhkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya pada petak. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 8 KIRI KANAN
  • 84. Contoh Kegiatan : Mencari Harta Karun Geometri Alat dan Bahan : - Bentuk cetak segitiga, persegi dan lingkaran. - Benda-benda di sekitar Langkah Kegiatan : - Guru dapat memperkenalkan bentuk-bentuk dua dimensi atau bangun datar terlebih dahulu kepada para peserta didik. - Guru dapat memberikan pertanyaan pemantik “Apa yang membedakan lingkaran berbeda dengan persegi?’ atau “Apa yang membuat persegi berbeda dengan segitiga?” - Selanjutnya, guru pun kembali menampilkan salah satu bentuk dua dimensi kemudian menginstruksikan anak untuk mengambil satu hingga dua barang-barang di sekitar yang menyerupai bentuk tersebut, dan menjelaskannya di kelas. Contoh Praktik Belajar Geometri Contoh Kegiatan : Di mana posisiku? Alat dan Bahan : Gelas dan Meja (dapat diganti dengan benda lain) Langkah Kegiatan : - Guru dapat memperkenalkan konsep atas, bawah, kanan dan kiri terlebih dahulu kepada peserta didik dengan mengambil contoh nyata di kelas, misalnya guru memberikan pertanyaan pemicu “Siapa yang berada di depan bapak/ibu guru?” atau “Siapa yang berada di sebelah kiri A?” - Selanjutnya guru dapat memberikan instruksi kepada satu anak untuk dapat menaruh gelas di posisi tertentu pada meja, misalnya “taruh gelas di bawah meja” atau “taruh gelas di sebelah kiri meja. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 9
  • 85. 4. Pengukuran Pada konteks Transisi PAUD-SD, tahapan belajar aspek pengukuran dimulai dengan: - Mengenal atribut dari benda yang hendak diukur (seperti panjang, tinggi, berat) dan membandingkan persamaan maupun perbedaan antara satu benda dengan benda lainnya. Selain perbedaan atribut, anak pun membandingkan mana benda yang lebih atau kurang dari yang lain. - Kemudian dilanjutkan dengan merunutkan benda berdasarkan atribut (misalnya urutan benda dari yang paling pendek hingga yang paling panjang). Cara dalam membandingkan benda pun dapat dilakukan dengan dengan membandingkan secara langsung, artinya mendekatkan satu benda dengan benda lainnya kemudian diamati mana yang lebih pendek dan mana yang lebih panjang, atau dapat secara tidak langsung artinya menggunakan benda lain, misalnya dalam membandingkan satu meja dengan meja lainnya, anak menggunakan panjang pensil sebagai pembanding. Dengan menggunakan benda sebagai pembanding artinya anak pun melakukan pengukuran tidak baku. - Setelah anak dapat ajeg menggunakan cara tidak baku dalam mengukur, anak pun dapat beralih mengenal pengukuran dengan satuan baku. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 10
  • 86. Contoh Praktik Belajar Pengukuran Contoh Kegiatan : Membandingkan Benda di Sekitar Alat dan Bahan : - Buku berukuran kecil - Buku berukuran lebih besar - pensil. Langkah Kegiatan : - Guru dapat memperkenalkan cara membandingkan secara langsung terlebih dahulu, misalnya dengan membandingkan buku tulis dengan buku gambar dengan cara meletakkan bersebelahan dan memberikan pertanyaan seperti “Mana yang lebih besar ya?” atau “Buku mana yang lebih kecil?” - Selanjutnya, guru pun memberikan ide permasalahan kepada peserta didik tentang cara untuk mengukur dua meja yang berjauhan. - Guru dapat memberikan pertanyaan pemicu seperti “wah jika meja-nya terlalu jauh, bagaimana cara kita membandingkannya ya?” - Anak kemudian dapat diperkenalkan benda-benda sekitar yang dapat berfungsi sebagai pembanding, misalnya pensil. - Peserta didik pun mencobakan untuk pengukuran dua meja dengan panjang sisi berbeda tersebut dengan pensil (misalnya panjang Meja A ialah 5 pensil dan panjgan Meja B ialah 7 pensil. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 11
  • 87. Pada konteks Transisi PAUD-SD, pengenalan kemampuan analisa data dimulai dengan: - Menyortir dan menggolongkan benda berdasarkan satu atau lebih atribut / ciri tertentu, dan menghitung ada berapa benda sesuai dengan masing-masing kategori. - Dilanjutkan dengan mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk menjawab pertanyaan (contoh pertanyaan misalnya, apa cemilan favoritmu?") - Menginterpretasi hasilnya (misalnya, jenis cemilan mana yang perlu disiapkan untuk kelas) berdasarkan tampilan data (misalnya, piktograf dan diagram batang) untuk menjawab pertanyaan, sebagai contoh "mana yang paling banyak? mana yang paling sedikit?" Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 12 5. Analisis Data
  • 88. Contoh kegiatan : Jumlah Binatang Peliharaan Alat dan Bahan : nota tempel, alat tulis. Langkah Kegiatan : - Mulai dengan pertanyaan, "Berapa banyak binatang peliharaan siswa kelas ini?" dan meminta anak memprediksi (1, 2, 3, atau lainnya). - Kemudian anak diajak mengumpulkan data dengan masing-masing menuliskan di selembar nota tempel (sticky notes) nama dan jumlah binatang peliharaan yang dimilikinya (tulis nol jika tidak ada). - Nota tempel yang dikumpulkan kemudian ditampilkan dengan menuliskan di papan garis horisontal dan label "Jumlah Binatang Peliharaan" dan bilangan nol, satu, dua, dan seterusnya. Tempelkan nota tempel sesuai dengan angkanya sehingga terlihat berapa tinggi untuk masing-masing. - Guru kemudian dapat mengajukan pertanyaan, misalnya: - "Berapa banyak siswa yang memiliki satu binatang peliharaan?" - "Berapa binatang peliharaan yang terbanyak yang dimiliki seorang siswa?" - "Ada tidak siswa yang memiliki binatang peliharaan lebih dari 2?" - Guru juga mengajak siswa memikirkan jawaban terhadap pertanyaan awal untuk jumlah binatang peliharaan yang mewakili kelas (misalnya yang paling banyak siswanya, atau "satu sampai tiga", dll.) Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 13 Contoh Praktik Belajar Analisa Data
  • 89. Modul 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Guru memahami lingkup literasi pada Guru memahami bagaimana membangun kemampuan numerasi secara bertahap Materi 3.5 BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022
  • 90. Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut: MODUL 1 Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? Materi 1 : Miskonsepsi yang umum terjadi mengenai ‘makna kesiapan bersekolah’ dan ‘proses transisi PAUD- SD’ Materi 2 : Memahami hubungan antara penguatan transisi PAUD SD serta kaitannya dengan pemenuhan hak anak serta kesiapan bersekolah; Materi 3 : memahami landasan prinsipil serta kebijakan yang mendasari gerakan penguatan transisi PAUD-SD MODUL 2 Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? Materi 1 : Identifikasi praktik pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini Materi 2.1 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : Anak mengenal sekolah Materi 2.2 : Masa dua minggu awal di tahun ajaran : sekolah mengenal anak dengan asesmen awal MODUL 3 Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Miskonsepsi literasi dan numerasi pada PAUD-SD Materi 2 : Memahami lingkup literasi pada PAUD-SD Materi 3 : Bagaimana membangun kemampuan literasi secara bertahap Materi 4 : Memahami konsep dasar lingkup numerasi pada PAUD-SD Materi 5 : Bagaimana membangun kemampuan numerasi secara bertahap MODUL 4 Bagaimana membangun kemampuan fondasi secara holistik dan bertahap sejak PAUD hingga SD? Materi 1 : Memahami pentingnya membangun kemampuan fondasi pada PAUD hingga SD kelas awal. Materi 2 :Memahami kemampuan fondasi yang perlu dibangun pada anak usia dini bersifat holistik. Materi 3 : Memahami bagaimana kemampuan fondasi dapat dibangun secara bertahap dan berkesinambungan di PAUD dan SD. MODUL 5 Bagaimana merencanakan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Memiliki kemampuan meramu tujuan pembelajaran Materi 2 :Kegiatan pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran MODUL 6 Bagaimana melaporkan pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD? Materi 1 : Asesmen untuk anak usia dini Materi 2 : Fungsi, teknik dan instrumen asesmen Materi 3 : menyusun laporan hasil belajar yang spesifik dan mudah dipahami. Materi 4 : menginformasikan hasil belajar secara dialogis.
  • 91. Untuk membangun kemampuan numerasi peserta didik dengan dasar yang kuat, kita perlu membangun lingkungan belajar yang dapat mendukungnya terbangunnya pertukaran ide numerasi yang kuat pula. Membagikan pemikiran Membicarakan ide-ide yang belum sepenuhnya terbentuk Menyelesaikan kesalahan pemahaman di hadapan teman sebaya Memiliki waktu untuk berpikir mandiri Merenungkan keberhasilan dan tantangan Mendapat dukungan dalam jalur dan kecepatan belajar masing-masing MATH TALK (pembicaraan numerasi) Kesalahan = Peluang Belajar REFLEKSI Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Sangatlah penting dalam pembelajaran numerasi untuk membangun lingkungan belajar yang kuat dan suportif yang mana siswa dapat membagikan pemikiran mereka, membicarakan ide-ide yang belum sepenuhnya terbentuk, menyelesaikannya kesalahpahaman mereka di depan teman sebaya, memiliki waktu untuk berpikir mandiri, merenungkan keberhasilan dan tantangan mereka, dan didukung dalam jalur atau kecepatan belajar masing-masing. Untuk membangun lingkungan pembelajar numerasi yang kuat, ada setidaknya tiga komponen penting: pembicaraan matematika, menggunakan kesalahan sebagai kesempatan belajar, dan refleksi. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 2
  • 92. Ini terjadi melalui dua jalur. Satu jalur adalah melalui pembicaraan antar peserta didik itu sendiri, misalnya ketika bermain yang melibatkan kemampuan numerasi. Ketika seorang anak berpartisipasi dalam diskusi di permainan numerasi, dia memiliki kesempatan untuk "bertutur", atau menyuarakan pemikirannya. Proses verbalisasi pikirannya membawa kejelasan lebih lanjut untuk ide-idenya. Pertukaran ide yang terjadi di dalam proses selanjutnya membangun gambaran, menciptakan ide-ide baru. Jalur lain untuk menggunakan dan menciptakan pengetahuan adalah dengan mendengarkan ide ide orang lain. Ketika seorang peserta didik terlibat dengan ide-ide anak lain, dia belajar cara berpikir baru, membangun makna, dan memperkaya pemahamannya sendiri. Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Keterampilan Diskusi Numerasi Menjelaskan Pemikiran Matematika Mendengarkan Aktif Menghubungkan ide Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 3 Diskusi Numerasi Diskusi numerasi yang kaya dan terstruktur menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan memfasilitasi kemampuan numerasinya. Untuk mengembangkan lingkungan belajar dimana pembicaraan matematika adalah pusat, fokuskan pada pengembangan ketiga keterampilan berikut :
  • 93. Diskusi Numerasi : Bagaimana Menjelaskan Pemikiran Numerasi Pertanyaan pemicu sebagari bantuan / scaffolding untuk membantu siswa menjelaskan pemikiran mereka: ● Apa yang kamu lihat pertama kali? atau Bagian mana dari masalah yang kamu pikirkan pertama kali? ● Bilangan apa yang kamu pikirkan selanjutnya? ● Bagaimana kamu mengetahui apa yang harus dilakukan setelah itu? ● Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, Anda dapat meminta peserta didik menjelaskan proses berpikir mereka. ● Peserta didik mungkin tidak terbiasa menjelaskan pemikiran mereka, sehingga mereka tidak tahu bagaimana menyampaikan ide, pemahaman, dan strategi dalam kata-kata. ● Ajaklah peserta didik untuk berdiskusi dengan memberikan pertanyaan pemicu yang dapat membantu mereka menjelaskan apa yang mereka pikirkan. Bagaimana kamu mendapatkan jawaban itu? Dari mana kamu tahu? Pembelajaran Numerasi untuk Kesiapan Bersekolah Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 4
  • 94. Diskusi Numerasi : Bagaimana Menjadi Pendengar yang Aktif Contoh kalimat dan pertanyaan untuk mengklarifikasi: ● Bapak/Ibu guru mengerti ____, tapi Bapak/Ibu guru tidak mengerti ____. Bolehkah <Nama Anak> mengulangi apa yang tadi kamu katakan? ● Dari mana kamu dapat/lihat ____? ● Apakah maksud kamu ____? ● Peserta didik juga belajar ketika saling mendengarkan teman sebaya dengan penuh perhatian. ● Mendengarkan secara aktif berarti mendengarkan untuk memahami dan berusaha untuk mengerti pesan pembicara. ● Dalam proses belajar, kita mendengarkan dengan tujuan memahami dan/atau memperluas ide atau strategi matematika. ● Beberapa cara menjadi pendengar yang aktif: ○ Mengajukan pertanyaan klarifikasi kepada anak. ○ Memparafrasakan atau menyatakan kembali informasi yang disampaikan oleh anak. Mengajari peserta didik bagaimana menjadi pendengar yang aktif akan berguna bagi sepanjang hayat dan akan memperkuat pemahaman numerasi mereka. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 5
  • 95. Diskusi Numerasi : Bagaimana Menghubungkan Ide Contoh kalimat untuk menghubungkan informasi: ● “Wah pembelajaran hitung longkap (skip counting) kita hari ini seperti saat membantu Ibu-mu membungkus keripik seperti yang sudah kamu ceritakan yaa, lima keripik tiap bungkusan.” ● “Iyaya, kalau kita sudah mengetahui seperti apa itu bilangan 3, jadi jika nanti Bapak/Ibu guru minta agar dapat membawa tiga buku cerita ke sekolah esok hari, kamu sudah dapat menyiapkannya sendiri yaa?” ● “Jadi kamu meras kalau belajar bilangan hari ini mirip dengan kejadian ini karena____?” ● Anda dapat mengajar peserta didik untuk menggunakan bahasa yang membantu mereka menghubungkan ide-ide mereka membantu siswa tetap fokus pada topik, serta mendorong diskusi yang lebih terstruktur dan terfokus. ● Alih-alih peserta didik hanya melemparkan idenya, Anda dapat mengajarkan mereka untuk menghubungkan ide-ide dan menggabungkannya menggunakan bahasa penghubung. Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 6