SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PSMA
2013
ii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.
Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan
Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang
menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian
autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini
disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru
secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan
model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
iii
DAFTAR ISI
COVER -------------------------------------------------------------------------------------------i
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------ ii
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I : PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------- 1
B. Tujuan ---------------------------------------------------------------------------------------- 2
C. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------------------- 2
D. Landasan Hukum------------------------------------------------------------------------------ 3
BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI ---------------------------------------------------- 4
A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik ------------------------------------------------------- 5
B. Penilaian Autentik --------------------------------------------------------------------------- 8
C. Penilaian Hasil Belajar---------------------------------------------------------------------- 10
BAB III : ANALISIS KOMPETENSI -----------------------------------------------------------13
A. Prosedur Analisis ---------------------------------------------------------------------------- 13
B. Hasil Analisis Kompetensi Dasar ---------------------------------------------------------- 22
BAB IV : PENUTUP ------------------------------------------------------------------------45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN: Contoh RPP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka
mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang
seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan
pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik
secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
2
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270
SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk
kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah
telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan
buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah.
Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku
yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum
2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus
sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan
materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan
melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa
memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk
muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
A. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang
ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata
pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian otentik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3
3. Penilaian otentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi
Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus
4
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar
proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan
peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta
didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya
sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual
menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4)
pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
5
menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif;
(8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran
yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang
menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana
saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa,
serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input
– proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta
didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni,
2000; & Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran
saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis
peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara
6
terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari
pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator
yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta
didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para
ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan
demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,
membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus
proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam
memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,
dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide
atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan
dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains
menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover)
pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip
dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik
lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu
informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator
dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap
ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains
pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam
mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari natural
science, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus merefleksikan kompetensi
sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks
situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta
7
atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca,
dan atau menyimak.
(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan
siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir
metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi
(critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya
dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas.
Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan
dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa,
mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini
mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta
memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar
termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang
direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara
lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan,
dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi
atau praktik.
(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.
Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi,
membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.
Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekadar
mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu
menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi
dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa,
kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
(1) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara
langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca,
melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut.
8
(2) Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum,dan teori.
(3) Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen.
(4) Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan
penalaran dan memprediksi fenomena.
(5) Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi
baru yang terduga sampai tak terduga.
B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-
benar dikuasai dan dicapai.
Penilaian dapat dilakukan dengan portofolio yang merupakan kumpulan yang sistematis
pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun
waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam
pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-
assessment.
1. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap
usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin
dicapai (standar) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
2. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan
penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah
dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain sebaiai berikut.
1. Penilaian Kinerja Peserta Didik
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau
mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis
karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu
masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.
2. Penilaian Portofolio Peserta Didik
9
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu
periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya
terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam
penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam
suatu mata pelajaran.
Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan
belajar yang dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki diri. Penilain
portofolio dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri
(self assesment) dan peer assesment.
Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang
ingin dicapai oleh peserta didik dalam belajar. Peer assessment adalah penilian
dimana peserta didik berdiskusi untuk memberikan penilaian upaya dan hasil
penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan sendiri atau dengan teman dalam
kelompoknya.
3. Penilaian Potensi Belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik, yaitu
mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-
temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi
kesiapan belajarnya.
4. Penilaian Usaha Kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dilakukan pada pembelajaran kooperatif
dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi
merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan
temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis
masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil
pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut,
penilaian ini antara lain 1)assesment kerja, 2) assesment autentik, dan
3)portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana
10
peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta didik
menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat
mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan
nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau
lingkungannya. Karena itu, di samping pengembangan kurikulum juga perlu
dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang
memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir
dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar
(learning how to learn).
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah
beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai
dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk
menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi
pengetahuan bermakna. Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal, yaitu 1)
bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses; 2)
bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah; dan
3) bagaimana peserta didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah
atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil
penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam,
misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk
penyajian formal lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan
masalah oleh peserta didik atau dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi
(bekerja bersama pihak lain)
C. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Indonesia
1. Aspek sikap melalui pengamatan
Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan lembar
pengamatan atau daftar ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang
diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang
dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi.Penilaian
sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius
dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa.
Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi
bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada pencapaian
standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “ Menghayati dan mengamalkan
11
ajaran agama yang dianutnya” dan “Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari
upaya pencapaian kedua sikap tersebut (religius dan sosial). Guru Bahasa dan
Sastra Indonesia perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi
pokok sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KI-3
dan KI-4.
Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat pengamatan
dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat diskusi kelompok,
kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek. Berikut ini contoh
aspek pengamatan sikap sesuai dengan aktivitas siswa.
2. Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes
Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes.
Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda,
isian, benar salah, dll) dan/atau tes praktik. Sedangkan bentuk nontes dapat
dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau
tugas membuat laporan tertulis.
Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang dan
didesain dimulai dengan menyusun indikator pencapaian, indikator soal, dan/
atau aspek penilaian nontes, hingga pedoman penilaian/penskoran. Dalam
menyusun indikator soal tes tertulis, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Indikator soal dinyatakan dengan kalimat pernyataan dengan memuat empat
unsur, yaitu subjek (siswa), kompetensi (dinyatakan dengan kata kerja
operasional), konten (isi, materi), dan derajat pencapaian komeptensi
(2) Indikator yang baik dinyatakan dengan jelas dan tegas sehingga dapat dibuat
soalnya
(3) Pada soal uraian atau tes praktik, indikator menjadi pedoman dalam
mengembangkan rubrik penilaian dan pedoman peskoran/penilaian
Penilaian pengetahuan melalui tugas sebaiknya ditekankan pada aspek yang
relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dapat dinilai melalui
tugas antara lain: kelengakapan isi, kedalaman/keluasan isi, dan kebenaran isi.
12
Dalam menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk daftar
ceklis atau menggunakan skala penilaian.Contoh format penilaian tugas dapat
dilihat pada lampiran RPP.
3. Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio projek
Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi
lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret.
Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah,
menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental (berpikir)
tanpa bantuan alat.Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan
fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta
dengan bantuan alat.
Kompetensi aspek keterampilan dapat diukur melalui pengamatan pada saat
mereka bekerja dalam kelompok, berdiskusi, presentasi, eksperimen, atau tugas
projek. Berikut ini contoh pengamatan aspek keterampilan pada beberapa
kegiatan.
Aspek keterampilan juga dapat dinilai berdasarkan produk yang dihasilkan siswa
yang didokumentasikan perkembangannya dalam bentuk portofolio. Bentuk
portofolio yang dapat digunakan antara lain laporan tertulis, hasil tugas projek,
dan lain-lain. Dalam merancang, mendesain, dan melaksanakan penilaian aspek
keterampilan, guru sebaiknya menetapkan fokus penilaian keterampilan.Berikut
ini beberapa aspek penilaian keterampilan melalui portofolio pada beberapa
jenis.
13
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
B. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan
dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus
pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada
ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran
pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang
dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti
untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang
mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan
kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
14
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai
berikut.
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
(1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok.
Tabel linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3.1 Memahami hakikat 4.1 Menginterpretasi hakikat Hakikat bahasa
15
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
bahasa dan bunyi
bahasa sebagai sistem
simbol yang dijadikan
wahana interaksi sosial
manusia.
bahasa dan bunyi bahasa
sebagai sistem simbol
yang dijadikan wahana
interaksi sosial.
dan bunyi sebagai
sistem simbol.
3.2 Memahami bahasa
Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa
negara
4.2 Mengabstraksikan
perkembangan bahasa
Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa
negara.
 Sejarah Bahasa
Indonesia
 Lingua Franca
 Bahasa negara
 Bahasa
Persatuan
3.3. Membandingkan
kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia, bahasa
daerah, dan bahasa asing
di Indonesia.
4.3. Mengabstraksikan
kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia, bahasa
daerah, dan bahasa asing
di Indonesia.
 Kedudukan dan
Fungsi Bahasa
 Bahasa
Nasional dan
Bahasa Negara
 Bahasa Daerah
 Bahasa Asing
3.4. Membandingkan
karakteristik puisi lama
dan puisi baru secara
memadai serta
mengapresiasinya
4.4. Menulis puisi lama dan
baru
 Karakteristik
Puisi Lama
 Karakteristik
Puisi Baru
3.5. Membandingkan
karakteristik prosa lama
dan baru serta
mengapresiasinya
4.5. Menginterpretasi isi
prosa lama dan baru
 Karakteristik
Prosa Lama
(hikayat,
sejarah/tambo,
kisah, dongeng
fabel, mite,
legenda, sage,
parabel,
dongeng
jenaka, dan
cerita
berbingkai)
 Karakteristik
Prosa
Baru(roman,
novel, cerpen,
biografi, dan
prosa populer)
 Struktur Cerita
Prosa (tema,
fakta cerita
[alur,
penokohan,
latar], sarana
sastra [ pusat
pengisahan,
16
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
konflik)
3.1. Memahami prinsip
bahasa Indonesia baku
serta kaidah dasar
tentang kata, frasa,
klausa, dan kalimat
bahasa Indonesia.
4.1 Menyunting kata, frasa,
klausa, dan kalimat
sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia baku.
 Prinsip bahasa
Indonesia baku
 Kaidah
penyusunan
kata
 Kaidah
penyusunan
frasa
 Kaidah
penyusunan
klausa
 Kaidah
penyusunan
kalimat
3.2. Membandingkan relasi
makna antarkata dalam
bahasa Indonesia
4.2 Mengevaluasi
penggunaan makna kata
dan relasi makna dalam
komunikasi lisan dan
tulis
 Makna kata
 Relasi makna
kata
3.3. Menganalisis
karakteristik, jenis-jenis,
dan perkembangan
drama dan teater
4.3 Mengevaluasi hasil
analisis karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan drama
dan teater
 Karakteristis
drama dan
teater
 Jenis-jenis
drama dan
teater
 Perkembangan
drama dan
teater
3.4. Membandingkan
perbedaan drama dengan
teater serta
mengapresiasi-nya.
4.4 Mengalihwahanakan
(mengonversi) cerpen ke
dalam naskah drama
sederhana.
 Karakteristis
drama dan
teater
 Jenis-jenis
drama dan
teater
 Naskah Drama
 Naskah Cerpen
(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi
materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang
terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator
dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta.
17
(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
(5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan.
(6) Merancang penilaian yang diperlukan.
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
1. MengembangkanMateri pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan
kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).Dalam
penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan
kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori,
yaitu:
(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati
(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti
air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri
bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume
dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke
Materi Pokok
(Silabus)
Materi
Pembelajaran
Fakta, Konsep,
Prinsip, dan
Prosedur
Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran:
Mengamati,
Menanya,
Mencoba,
Mengasosiasi,
dan
Mengomunikasi
kan
Pembelajaran
(Silabus)
Indikator
Sikap,
Pengethuan,
dan
Keterampilan
untuk
Penilaian
Penillaian
(Silabus)
Lulusan yang :
Cerdas,
Kreatif,
Produktif, dan
Bertanggung
jawab
18
tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi
dari fakta yang telah didefinisikan.
(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif
yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika
dipanaskan akan menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air,
konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip
adalah hokum, teori, dan azas.
(4) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi
pokok.
2. MengembangkanKegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
(1) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra
dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang
diamati adalah materi yang berbentuk fakat, yaitu fenomena atau beristiwa
dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa
disentuh, dilihat, dan sebagainya
Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran mendorong keterlibatan peserta
didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk
keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut.
 Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk
kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang
sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini peserta didik
sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang
diamati.
 Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi
biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta
didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi
yang diamati. Mereka juga tidak memiliki hubungan apa pun dengan pelaku,
objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan
observasi biasa, pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati
ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada
19
pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan
atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi.
 Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi partisipatif,
peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek
yang diamati. Sejatinya, observasi semacam ini paling lazim dilakukan
dalam penelitian antropologi, khususnya etnografi. Observasi semacam ini
mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau
objek yang diamati. Di bidang pengajaran bahasa, misalnya, dengan
menggunakan pendekatan ini berarti peserta didik hadir dan “bermukim”
langsung di tempat subjek atau komunitas tertentu dan pada waktu
tertentu pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat, termasuk
melibakan diri secara langsung dalam situasi kehidupan mereka
(2) Menanya adalah proses mengonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan
prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Dalam kegiatan menanya,
siswa mengembangkan keterampilan lisan dan tertulis dalam merumuskan
pertanyaan, mulai pertanyaan sederhana dan pendek hingga pertanyaan
kompleks dan kritis. Untuk mendorong hasil yang efektif dan efisien proses
menanya dalam diskusi harus disiapkan oleh guru, antara lain: tujuan dan hasil
kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur dan alokasi waktu diskusi
ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar kerja diskusi; diberikan apresiasi
yang cukup kepada siswa yang aktif berpartisipasi.
Tingkatan menanya :
Tingkatan Sub tingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang lebih
rendah
 Pengetahuan (knowledge)  Apa...
 Siapa...
 Kapan...
 Di mana...
 Sebutkan...
 Jodohkan atau pasangkan...
 Persamaan kata...
 Golongkan...
 Berilah nama...
 Dll.
 Pemahaman
(comprehension)
 Terangkahlah...
 Bedakanlah...
 Terjemahkanlah...
 Simpulkan...
 Bandingkan...
 Ubahlah...
 Berikanlah interpretasi...
 Penerapan (application  Gunakanlah...
 Tunjukkanlah...
 Buatlah...
 Demonstrasikanlah...
20
Tingkatan Sub tingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
 Carilah hubungan...
 Tulislah contoh...
 Siapkanlah...
 Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih
tinggi
 Analisis (analysis)  Analisislah...
 Kemukakan bukti-bukti…
 Mengapa…
 Identifikasikan…
 Tunjukkanlah sebabnya…
 Berilah alasan-alasan…
 Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…
 Bentuk…
 Ciptakanlah…
 Susunlah…
 Rancanglah...
 Tulislah…
 Bagaimanakita dapat
memecahkan…
 Apa yang terjadi
seaindainya…
 Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
 Kembangkan…
 Evaluasi (evaluation)  Berilah pendapat…
 Alternatif mana yang lebih
baik…
 Setujukah anda…
 Kritiklah…
 Berilah alasan…
 Nilailah…
 Bandingkan…
 Bedakanlah…
(3) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konspetual,
dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan
mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur
seperti yang dipeorleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan
prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam
bentuk ekperimen atau tugas projek.
Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk
memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan meningkatkan
kebermaknaan belajar (meaningfulllearning) bagi siswa. Mereka menjadi lebih
yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang
diperoleh. Kegiatan mencoba jenis kedua merupakan kelanjutan dari jenis yang
pertama. Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari
kegiatan mengonstruksi pengetahuan komseptual dan prosedural dapat
dilanjutkan dengan kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya
dalam situasi baru. Data baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi
karena bukan sekadar membuktikan prinsip/prosedur yang diketahui melainkan
mencoba menerapkan dalam situasi baru.Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan
kreativitas dan inovasi guru merancang dan mendesainnya, serta mencobanya
21
agar prosedur dan data yang diharapkan dapat diterima (acceptable) secara
keilmuan. Contoh jenis kedua tersaji dalam lampiran (RPP)
(4) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap
data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori
mengasosiasi adalah menyajikan data secara sistematis, memilah,
mengelompokkan, menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan
menafsirkan. Kegiatan mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan
menggunakan lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah
sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas projek
dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar kerja karena siswa lebih
bebas dalam berkreasi dan berinovasi
(5) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana siswa
mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam
bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar
siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk
menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, kesan, dan lain sebagainya termasuk
dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi kendala waktu
terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus
menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran dan alokasi waktu
kegiatan dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap siswa mendapat
kesempatan yang proporsional.
Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa
mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas
berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya. Membuat blog, membuat
laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan website
dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu
formal.
22
2. Hasil Analisis Kompetensi Dasar
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
3.1.
Memahami
hakikat bahasa
dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana
interaksi sosial
manusia.
Hakikat
bahasa dan
bunyi sebagai
sistem
simbol.
Fakta
Bunyi Bahasa
Sebagai
Simbol
Konsep
1. Hakikat
Bahasa
2. sistem
simbol
Prinsip
Prinsip
penggunaan
bahasa yang
baik dan
benar
Prosedur
Langkah yang
dilakukan
sebelum
menggunakan
bahasa dalam
situasi
tertentu
Mengamati:
 Siswa membaca
teks tentang
hakikat bahasa
dan bunyi bahasa
sebagai sistem
simbol yang
dijadikan
wahana interaksi
sosial manusia.
 Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan hakikat
bahasa dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol.
Mempertanyakan:
 Siswa bertanya
jawabtentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
 Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang hakikat
bahasa dan bunyi
1. menunjukkan
sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
2. menunjukkan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
3. menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanaka
n kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggungjaw
ab.
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
3. disiplin
4. tanggungj
awab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2. objektif
3. toleran
1. memahami
hakikat
bahasa dan
bunyi
bahasa
sebagai
sistem
simbol
yang
dijadikan
wahana
interaksi
sosial
manusia.
2. menginter
pretasikan
hakikat
bahasa dan
bunyi
bahasa
sebagai
sistem
simbol
yang
dijadikan
wahana
interaksi
sosial
manusia
Tugas :
1. memah
ami
hakikat
bahasa
dan
bunyi
bahasa
2. mengint
erpreta
sikan
hakikat
bahasa
dan
bunyi
bahasa
Tes
UH
bentuk
Uraian
UTS
bentuk
pilihan
Ganda
1. laporan
siswa
tentang
hakikat
bahasa dan
bunyi
bahasa
sebagai
sistem
simbol
yang
dijadikan
wahana
interaksi
sosial
manusia.
Observasi :
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan
Portofolio
menilai
laporan siswa
tentang
hakikat
bahasa dan
bunyi bahasa
sebagai sistem
simbol yang
dijadikan
wahana
interaksi
sosial
manusia.
23
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana interaksi
sosial manusia.
Mengasosiasikan:
 Siswa
mendiskusikan
tentang hakikat
bahasa dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana interaksi
sosial manusia.
 Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
hakikat bahasa
dan bunyi bahasa
sebagai sistem
simbol.
Mengomunikasikan :
 Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
hakikat bahasa
24
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
dan bunyi bahasa
sebagai sistem
simbol.
 Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
depan
kelas,siswa lain
memberikan
tanggapan.
 Siswa
menginterpretasi
kan hakikat
bahasa dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana interaksi
sosial manusia.
4.1.
Menginterpretas
i hakikat bahasa
dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana
interaksi sosial.
3.2. Memahami
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan
bahasa
negara
 Sejarah
Bahasa
Indonesi
a
 Lingua
Franca
 Bahasa
negara
 Bahasa
Persatua
n
Fakta
1. Bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan bahasa
negara
Konsep
1.Bahasa
persatuan
sebagai alat
Mengamati:
 Siswa membaca
teks tentang
fungsi dan
kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
 Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
1. Menunjuk-
kan sikap
positif secara
individu dan
social dalam
diskusi
2. Menunjukkan
sikap ilmiah
pada waktu
berdiskusi
3.menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
1. menjelas
kan sejarah
bahasa
Indonesia
2.
menjelaskan
bahasa
Indonesia
sebagai
lingua franca
3.
menjelaskan
bahasa
Indonesia
Tugas
Mengabstr
aksi
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan
bahasa
negara
Tes
UH
1. Mempre
sentasikan
hasil diskusi
kelompok
tentang
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan bahasa
negara
2.
Menyampaik
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
Menilai
abtraksi
tentang
bahasa
Indonesia
sebagai
25
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
mempersatuk
an bangsa
2. Bahasa
negara
merupakan
bahasa resmi
bangsa
Indonesia
Prinsip
Hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
menggunakan
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan negara
Prosedur
Langkah yang
perlu
dilakukan
sebelum
menggunakan
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan negara
denganfungsi
dan kedudukan
bahasa Indonesia
Mempertanyakan:
 Siswa bertanya
jawab
tentanghal-hal
yang
berhubungan
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
 Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang fungsi
dan kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
Mengasosiasikan:
 Siswa
mendiskusikan
tentang fungsi
dan kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
 Siswa
menyimpulkan
hal-hal
menghargai
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin, dan
tanggung
jawab.
3. disiplin
4. tanggungja
wab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2. objektif
3. toleran
sebagai
bahasa
persatuan
4.
menjelaskan
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
negara
Bentuk
tes
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
an abstraksi
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan bahasa
negara yang
telah
ditulisnya
bahasa
persatuan dan
bahasa negara
4.2.Mengabstra
ksikan
perkembang
an bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan bahasa
negara
26
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
terpenting yang
berhubungan
dengan fungsi
dan kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
 Siswa
mengabstraksi
perkembangan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
Mengomunikasikan:
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok tentang
fungsi dan kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan bahasa
negara. Siswa
membacakan hasil
kerja kelompok di
depan kelas,siswa lain
memberikan
tanggapan
27
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
3.3. Membandi
ngkan
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah,
dan
bahasa
asing di
Indonesia.
 Keduduk
an dan
Fungsi
Bahasa
 Bahasa
Nasional
dan
Bahasa
Negara
 Bahasa
Daerah
 Bahasa
Asing
Fakta
1.
perbandingan
kedudukan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah dan
bahasa asing
di Indonesia
Konsep
1. kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
masing-
masing
berbeda.
1.
Prinsip
1. Prinsip
penggunaan
bahasa
daerah di
Indonesia
2. Prinsip
penggunaan
bahasa asing
di Indonesia
3. Prinsip
penggunaan
Mengamati:
 Siswa membaca
teks tentang
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
 Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
kedudukan dan
fungsi bahasa.
Mempertanyakan:
 Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
 Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
1. Menunjuk-
kan sikap
positif secara
individu dan
social dalam
diskusi
2. Menunjukkan
sikap ilmiah
pada waktu
berdiskusi
3.menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin, dan
tanggung
jawab.
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
3. disiplin
4. tanggungja
wab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2.objektif
3.toleran
Menjelas kan
perbandinga
n kedudukan
dan funsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
Tugas
Mengabstr
aksi
perbandin
gan
keduduka
n dan
fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah,
dan
bahasa
asing di
Indonesia
Tes
UH
Bentuk
tes
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
1. Mempre
sentasikan
hasil diskusi
kelompok
tentang
perbandinga
n
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di
Indonesia.
2.
Menyampaik
an abstraksi
perbandinga
n
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
Menilai
abtraksi
tentang
perbandingan
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
4.3.Mengabstra
ksikan
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa
asing di
Indonesia
28
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
bahasa
Indonesia
Prosedur
Langkah yang
perlu
dilakukan
sebelum
menggunakan
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
Mengasosiasikan:
 Siswa
mendiskusikan
tentang
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
 Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
Mengomunikasikan:
 Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
 Siswa
membacakan
hasil kerja
29
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
kelompok di
depan
kelas,siswa lain
memberikan
tanggapan.
2. Siswa
mengabstraksi
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia, bahasa
daerah, dan
bahasa asing di
Indonesia.
3.4. Memba
ndingkan
karakteristik
puisi lama
dan puisi
baru secara
memadai
serta
mengapresia
sinya
 Karakte
ristik
Puisi
Lama
 Karakterist
ik Puisi
Baru
Fakta
1. Puisi lama
2. Puisi baru
Konsep
1.karakteristi
k puisi lama
2.
karakteristik
puisi baru
Prinsip
1.Prinsip
membaca
puisi
2. Prinsip
mengapresias
i puisi
Mengamati:
 Siswa membaca
teks tentang
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru secara
memadai serta.
mengapresiasiny
a.
 Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru.
Mempertanyakan:
 Siswa bertanya
jawab tentang
1. menunjukka
n sikap
positif
(individu dan
sosial)
dalam
diskusi
2. menunjukka
n sikap
ilmiah pada
saat
berdiskusi
3. menunjukka
n perilaku
dan sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanaka
n kejujuran,
ketelitian,
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
1. disiplin
2. tanggungj
awab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2. objektif
3. toleran
1. Menjelas
kan
karakteris
tik puisi
lama dan
puisi baru
2.
mengapre
siasi isi
puisi lama
dan puisi
baru
3. menulis
puisi lama
dan puisi
baru
Tugas
1.
Menjelas
kan
karakteri
stik puisi
lama
dan puisi
baru
2.
mengapr
esiasi
puisi
lama
dan puisi
baru
Tes
UH
Bentuk
tes
1. Mempre
sentasikan
hasil diskusi
kelompok
tentang
karakteristik
puisi lama
dan puisi
baru
2.
Menyampaik
an hasil
apresiasi
puisi lama
dan puisi
baru
3. menulis
puisi lama
dan puisi
baru
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
Menilai hasil
apresiasi puisi
lama dan puisi
baru.
Menilai hasil
menulis
contoh puisi
lama dan puisi
baru
4.4.Menulis
puisi lama
dan baru
30
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
Prosedur
1. langkah-
langkah
mengapresias
i puisi
hal-hal yang
berhubungan
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
 Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru.
Mengasosiasikan:
 Siswa
mendiskusikan
tentang
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru.
 Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru.
Mengomunikasikan:
 Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
karakteristik
puisi lama dan
disiplin dan
tanggungjaw
ab.
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
31
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
puisi baru.
 Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
depan
kelas,siswa lain.
memberikan
tanggapan
 Siswa menulis
puisi lama dan
puisi baru.
3.5. Memba
ndingkan
karakteristi
k prosa
lama dan
baru serta
mengapresi
asinya
 Karakteri
stik
Prosa
Lama
(hikayat,
sejarah/t
ambo,
kisah,
dongeng
fabel,
mite,
legenda,
sage,
parabel,
dongeng
jenaka,
dan
cerita
berbingk
ai)
 Karakteri
stik
Fakta
1. Naskah
Hikayat
dan
naskah
novel
Konsep
Karakteristik
prosa
lama dan
prosa
baru
Prinsip
Prinsip
mengapresias
i prosa lama
dan prosa
baru
Mengamati:
 Siswa membaca
teks tentang
karakteristik
prosa lama dan
baru serta
mengapresiasiny
a.
 Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
karakteristik
prosa lama dan
baru.
Mempertanyakan:
 Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
1.
menunjukka
n sikap
positif
(individu dan
sosial)
dalam
diskusi
2.
menunjukka
n sikap
ilmiah pada
saat
berdiskusi
1. menunjukka
n perilaku
dan sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanaka
n kejujuran,
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
2. disiplin
3. tanggungj
awab
Sikap Ilmiah
4. kritis
5. objektif
6. toleran
1.
menjelaskan
karakteristik
prosa lama
dan prosa
baru.
2.
menginterpr
etasikan isi
prosa lama
dan baru
3.
Menjelaskan
unsur cerita
prosa lama
dan prosa
baru
Tugas :
1.
menjelask
an
karakteris
tik prosa
lama dan
baru
2.
Menginte
rpretasi
prosa
lama dan
prosa
baru
3.
Menjelas
kan unsur
cerita
prosa
lama dan
baru
laporan
siswa
tentang
karekterist
ik dan isi
prosa lama
dan baru
Portofolio
menilai
laporan siswa
tentang
karakteristik
dan isi prosa
lama dan
prosa baru.
4.5.Menginterpr
etasi isi
prosa lama
dan baru
32
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
Prosa
Baru(rom
an,
novel,
cerpen,
biografi,
dan
prosa
populer)
Struktur
Cerita Prosa
(tema, fakta
cerita [alur,
penokohan,
latar], sarana
sastra [ pusat
pengisahan,
konflik
Prosedur
Langkah
mengapresias
i prosa lama
dan prosa
baru
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
 Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang
karakteristik
prosa lama dan
baru serta
mengapresiasiny
a.
Mengasosiasikan:
 Siswa
mendiskusikan
tentang
karakteristik
prosa lama dan
baru.
 Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
karakteristik
prosa lama dan
baru.
Mengomunikasikan:
 Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
karakteristik
ketelitian,
disiplin dan
tanggungjaw
ab. Tes
UH
bentuk
Uraian
UTS
bentuk
pilihan
Ganda
UAS
bentuk
pilihan
Ganda
33
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
prosa lama dan
baru.
 Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
depan
kelas,siswa lain
memberikan
tanggapan.
1. Siswa
menginterpretasik
an isi prosa lama
dan baru..
3.1. Memaha
mi prinsip
bahasa
Indonesia
baku serta
kaidah
dasar
tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
bahasa
Indonesia
 Prinsip
bahasa
Indonesi
a baku
 Kaidah
penyusu
nan kata
 Kaidah
penyusu
nan frasa
 Kaidah
penyusu
Fakta
1. Contoh
bahasa baku
2. contoh
bentuk kata
3. contoh
frasa
4. Contoh
klausa
5. contoh
kalimat
Konsep
Mengamati:
 Siswa membaca
teks tentang
prinsip bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat bahasa
Indonesia.
 Siswa
1. Menunjuk-
kan sikap
positif secara
individu dan
social dalam
diskusi
1. Menunjuk
kan sikap
ilmiah pada
waktu
berdiskusi
2. menunjuk
kan perilaku
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
1.
Menjelaskan
perinsip
bahasa baku
2.
Menjelaskan
bentuk kata
3.
menjelaskan
kaidah frasa
4.
menjelaskan
kaidah
Tugas
Menyun
ting kata,
frasa,
klausa,
dan
kalimat
dalam
teks
sesuai
dengan
kaidah
bahasa
1. Mempre
sentasikan
hasil
menyun ting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
dalam teks
sesuai
dengan
kaidah
bahasa
Indone sia
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
Menilai hasil
menyunting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat dalam
34
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
4.1.
Menyunting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
sesuai
dengan
kaidah
bahasa
Indonesia
baku
nan
klausa
 Kaidah
penyusuna
n kalimat
1.kaidah kata
baku
2. kaidah
bentuk kata
3. kaidah
frasa
4. kaidah
klausa
5. kaidah
kalimat
Prinsip
Prinsip
penyusunan
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
Prosedur
Langkah
menyunting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
bahasa
Indonesia
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan konsep
dasar bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat.
Mempertanyakan:
 Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat.
Mengeksplorasi:
 Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat bahasa
dan sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin, dan
tanggung
jawab.
2. ketelitian
3. disiplin
4. tanggungja
wab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2.objektif
3.toleran
klausa
5.
menjelaskan
kaidah
kalimat
Indone sia
baku
Tes
UH
Bentuk
tes
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
baku
2.
Menyampaik
an hasil
menyun ting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
dalam teks
sesuai
dengan
kaidah
bahasa
Indone sia
baku
teks sesuai
dengan kaidah
bahasa Indone
sia baku
35
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
Indonesia.
 Siswa
mendiskusikan
tentang prinsip
bahasa Indonesia
baku serta
kaidah dasar
tentang kata,
frasa, klausa,
dan kalimat
bahasa
Indonesia.
Mengasosiasikan:
 Siswa
menyimpulkan
tentang prinsip
bahasa Indonesia
baku serta
kaidah dasar
tentang kata,
frasa, klausa,
dan kalimat
bahasa
Indonesia.
 Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting yang
berhubungan
dengan bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
36
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
kalimat bahasa
Indonesia.
 Siswa
mengevaluasi
hasil analisis
bahasa Indonesia
baku serta
kaidah dasar
tentang kata,
frasa, klausa,
dan kalimat
bahasa
Indonesia.
Mengomunikasikan:
 Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang makna
dan relasi makna
antarkata bahasa
Indonesia.
Siswa membacakan
hasil kerja kelompok
di depan kelas, siswa
lain memberikan
tanggapan
3.2. Membandi
ngkan
relasi
makna
antarkata
dalam
bahasa
Indonesia
 Makna
kata
 Relasi
makna
kata
Fakta
1. contoh
relasi makna
Konsep
1. pengertian
relasi makna
(homonim,ho
Mengamati:
 Siswa membaca
teks tentang
prinsip relasi
makna antarkata
dalam bahasa
Indonesia.
1. Menunjuk
kan sikap
ilmiah pada
waktu
berdiskusi
2. menunjuk
kan perilaku
dan sikap
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
1. Memban
dingkan
relasi makna
antarkata
dalam
bahasa
Indonesia
Tugas
Mengeval
uasi
pengguna
an makna
kata dan
relasi
makna
1. Mempre
sentasikan
hasil
evaluasi
terhadap
penggunaan
relasi
makna
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
37
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
4.2.
Mengevalua
si
penggunaan
makna kata
dan relasi
makna
dalam
komunikasi
lisan dan
tulis
mofon,
homograf,pol
isemi, dll.)
Prinsip
Hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
penggunaan
makna kata
dan relasi
makna dalam
komunikasi
lisan dan
tulis
Prosedur
Langkah
menulis
dengan
menggunakan
makna kata
dan relasi
makna
 Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Mempertanyakan:
 Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Mengeksplorasi:
 Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
menerima,
menghargai
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin, dan
tanggung jawab
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
3. disiplin
4. tanggungja
wab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2.objektif
3.toleran
2. Mengevalu
asi
penggunaan
makna kata
dan relasi
makna dalam
komunikasi
lisan dan
tulis
dalam
teks
tertulis
Tes
UH
Bentuk
tes
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
dalam teks
2.
Menyampaik
an hasil
evaluasi
terhadap
penggunaan
relasi
makna
dalam teks
Menilai hasil
evaluasi
terhadap
penggunaan
relasi makna
dalam teks
38
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
 Siswa
mendiskusikan
tentang prinsip
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Mengasosiasikan:
 Siswa
menyimpulkan
tentang prinsip
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
 Siswa
mengevaluasi
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Mengomunikasikan:
 Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
penggunaan
makna kata dan
39
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
 Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
depan kelas,
siswa lain
memberikan
tanggapan.
3.3. Mengan
alisis
karakteristik
, jenis-jenis,
dan
perkembang
an drama
dan teater.
4.3.
Mengevaluasi
hasil analisis
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater
 Karakteri
stis
drama
dan
teater
 Jenis-
jenis
drama
dan
teater
 Perkemba
ngan
drama dan
teater
Fakta
 Jenis-
jenis
drama
dan
teater
 Perkemb
angan
drama
dan
teater
Konsep
 Karakteri
stis
drama
dan
teater
Prinsip
Prinsip
menulis
Mengamati:
 Siswa membaca
teks tentang
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
 Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Mempertanyakan:
 Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
1. Menunjukkan
sikap positif
(individu dan
social) dalam
diskusi
2. Menunjukkan
sikap ilmiah
pada saat
berdis kusi
3. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai
danmelaksan
akan,
kejujuran,
ketelitian
dan disiplin
Observasi :
mengamati
kegiatan siswa
dalamproses
diskusi
dalammengum
pulkan
data,analisis
data, dan
pembuatan
laporan
Individu
1. Kejuj
uran
2. Keteli
tian
3. Disipli
n
4. Tangg
ung
jawab
Sikapilmiah :
Menganalisis
karakteristik
, jenis-jenis,
dan
perkembang
an drama
dan teater.
Mengevaluasi
hasil analisis
karakteristik
, jenis-jenis,
dan
perkembang
an drama
dan teater
Tugas :
Menganali
sis
karakteris
tik, jenis-
jenis, dan
perkemba
ngan
drama
dan
teater.
Mengeval
uasi hasil
analisis
karakteris
tik, jenis-
jenis, dan
perkemba
ngan
drama
dan
MenyusunLa
poran
karakteristik
, jenis-
jenis, dan
perkembang
an drama
danteater
Mengevalua
si hasil
analisis
karakteristi
k, jenis-
jenis, dan
perkemban
gan drama
dan teater.
Observasi
Mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
mengumpulka
n data analisis
data dan
pembuatan
laporan
Portopolio
Menilai
laporan siswa
tentang
hasil analisis
karakteristik,
jenis-jenis,
dan
perkembanga
n drama dan
teater.
40
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
perkembanga
n drama dan
teater
Prosedur
Langkah
menulis
perkembanga
n drama dan
teater
berhubungan
dengan
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Mengeksplorasi:
 Siswa mencari
dari berbagai
sumber
informasi
tentang
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
 Siswa
mendiskusikan
tentang prinsip
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Mengasosiasikan:
 Siswa
menyimpulkan
tentang prinsip
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
1. Kritis
2. Objekt
if
toleran
teater.
Tes :
UH
Bentuk
Uraian
UTS
Bentuk
pilihan
Ganda
US
Pilihan
Ganda
41
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
drama dan
teater.
 Siswa
mengevaluasi
hasil analisis
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Mengomunikasikan:
 Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Siswa membacakan
hasil kerja kelompok
di depan kelas, siswa
lain memberikan
tanggapan
42
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
3.4. Memba
ndingkan
perbedaan
drama dengan
teater serta
mengapresiasi
-nya
 Karakterist
is drama
dan teater
 Jenis-jenis
drama dan
teater
 Naskah
Drama
 Naskah
Cerpen
Fakta
1. Perbedaan
antara
drama,
teater, dan
cerpen
Konsep
1. Pengertian
drama
2.
Pengertian
teater
3.
Pengertian
cerpen
Prinsip
1. Hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
mengalihwan
akan dari
cerpen ke
drama
Prosedur
1.
Membandingk
an antara
drama
dengan
teater
Mengamati:
 Siswa membaca
teks tentang
drama dan
teater.
 Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
perbedaan
drama dengan
teater
Mempertanyakan:
 Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya..
Mengeksplorasi:
 Siswa mencari
dari berbagai
sumber
informasi
tentang
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya.
1. Menunju
kkan
sikap
positif
(individu
dan
social)
dalam
diskusi
2. Menunju
kkan
sikap
ilmiah
pada
saat
berdis
kusi
Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai
danmelaksan
akan,
kejujuran,
ketelitian
dan disiplin
Observasi :
mengamati
kegiatan siswa
dalamproses
diskusi
dalammengum
pulkan
data,analisis
data, dan
pembuatan
laporan
Individu
5. Kejuj
uran
6. Keteli
tian
7. Disipli
n
8. Tangg
ung
jawab
Sikap ilmiah :
3. Kritis
4. Objekt
if
toleran
3.1 Memba
ndingk
an
perbed
aan
drama
dengan
teater
serta
menga
presias
i-nya.
Mengalihw
ahanakan
(mengonve
rsi) cerpen
ke dalam
naskah
drama
sederhana.
Tugas
Membandi
ngkan
perbedaa
n drama
dengan
teater
serta
mengapre
siasi-nya.
Mengalih
wahanaka
n
(mengonv
ersi)
cerpen ke
dalam
naskah
drama
sederhana
.
Tes :
UH
Bentuk
Uraian
UTS
Bentuk
pilihan
Ganda
US
Pilihan
Ganda
Menyusun
laporan
Membanding
kan
perbedaan
drama
dengan
teater serta
mengapresia
si-nya.
Mengalihwa
hanakan
(mengonver
si) cerpen
ke dalam
naskah
drama
sederhana.
Observasi
Mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
mengumpulka
n data analisis
data dan
pembuatan
laporan
Portopolio
Membandingk
an perbedaan
drama dengan
teater serta
mengapresiasi
-nya.
Mengalihwaha
nakan
(mengonversi)
cerpen ke
dalam naskah
drama
sederhana.
4.4.
Mengalihwa
hanakan
(mengonver
si) cerpen
ke dalam
naskah
drama
sederhana
43
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
Mengalihwan
akan dari
cerpen ke
drama
 Siswa
mendiskusikan
tentang prinsip
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya.
Mengasosiasikan:
 Siswa
menyimpulkan
tentang prinsip
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya.
 Siswa
mengalihwahanak
an (mengonversi)
cerpen ke dalam
naskah drama
sederhana.
Mengomunikasikan:
 Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya.
 Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
44
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
depan kelas,
siswa lain
memberikan
tanggapan
1.
45
BAB IV
PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa
semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin
berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil
belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru
dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu.
Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung
maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu
proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus.
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dapat tercapai secara terintegrasi.
46
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah
alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan,
teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.
47
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York.
Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,
Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No.
78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.
48
Lampiran:Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
Materi Pokok : Perbandingan prosa lama dan prosa baru
Alokasi waktu : 4 pertemuan x 3 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyadengan mematuhi
norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan mengapresiasi
keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
menunjukkan sikap pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam kehidupan sosial secara efektif dengan memiliki sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta mempromosikan
penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia.
KI 3 : Memahami , menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang bahasa dan sastra Indonesia
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian bahasa dan
sastra yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
untuk mengembangkanilmu bahasa dan sastra Indonesia secara mandiri
dengan menggunakan metode ilmiah sesuai kaidah keilmuan terkait.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.3. Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan
struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu
yang dekat dengan kita
2.4. Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.
3.5. Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya
Indikator :
3.5.1. Mengidentifikasi karakteristik prosa lama
3.5.2. mengidentifikasi karakteristik prosa baru.
3.5.3. Menyebutkan struktur Prosa
3.5.4. Mendeskripsikan karakteristik prosa lama
3.5.5. Mendeskripsikan karakteristik prosa baru
49
3.5.6. Membandingkan karakteristik prosa lama dan prosa baru
3.5.7. Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis
dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan
bidang ilmu yang dekat dengan kita.
3.5.8. Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.
4.5. Menginterpretasi isi prosa lama dan baru
Indikator :
4.5.1. Menginterpretasi isi prosa lama dan baru
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggali informasi melalui berbagai fakta, menanya konsep,
berdiskusi atas fakta dan konsep, menginterprestasi mengasosiasi dan
mengomunikasikan, siswa dapat :
1. mengidentifikasi karakteristik prosa lama
2. mengidentifikasi karakteristik prosa baru
3. Mendeskripsikan karakteristik prosa lama
4. Mendeskripsikan karakteristik prosa baru
5. Membandingkan karkateristik prosa lama dan prosa baru
6. mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan
struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang
dekat dengan kita.
7. mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
 Berbagai contoh prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel,
mite legenda, sage, parabel, dongeng jenaka dan cerita berbingkai)
 Berbagai prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi dan prosa populer)
Konsep
 Ciri-ciri, pengertian prosa lama dan prosa baru
 Struktur cerita prosa (roman, fakta cerita {alur, penokohan, latar}, sarana
sastra {pusat pengisahan, konflik})
Prinsip
o Karakteristik prosa lama
 Karakteristik prosa baru
Prosedur
 Karakteristik prosa lama dan prosa baru
 Jenis prosa lama dan prosa baru
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari kegiatan Pembelajaran)
 inquiry, discovery learning
 diskusi
 Eksperimen
 Kerja kelompok dan Kaji Pustaka
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media :
 Internet
 Lab bahasa
2. Alat/bahan
 LCD, Tape recorder,laptop
 Naskah cerita prosa lama
50
 Buku-buku karya sastra prosa baru
 Koran, majalah, kliping tentang cerpen, dll
3. Sumber Belajar
 Bahasa Indonesi: Ekspresi Diri dan Akademik . 2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
 Pradopo, Joko Rachmat. 2002. Kritik Sastra Indonesia
Modern.Yogyakarta:Gama Media.
 Lubis,Mochtar.1997. Sastra dan tekniknya .Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan  Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran
sebelumnya
 Siswa menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
 Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan
 Apersepsi dan Motivasi.
 Contoh naskah lama digunakan sebagai stimulan
dengan sejumlah pertanyaan untuk memasuki
kegiatan ini (naskah diserahkan pada guru untuk
memilih)
15 menit
Isi (kegiatan
Inti)
Mengamati
 Kelas dibagi menjadi 10 kelompok (sesuai jumlah
jenis prosa lama)
 masing-masing kelompok mencoba dan mencermati
(mencari dan menemukan ciri-ciri naskah yang
dibacanya) dan mendokumentasikan hasil
penemuannya sesuai dengan jenis prosa lama yang
dibacanya (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng
fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng
jenaka, dan cerita berbingkai)
 Secara individu siswamengidentifikasi hasil
temuannya tentang ciri-ciri prosa lama berdasrakan
naskah yang dicermatinya berdasarkan acuan kata
tanya fakta (apa.., siapa..., kapan..., di mana,....,
dan sejenisnya)
Menanya
 Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya,
konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan untuk
dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing-
100
menit
51
masing.
 Mendefinisikan atas dasar temuannya
 Membaca konsep tentang karakter prosa lama untuk
dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas
pengamatan dan tanya jawabnya
Mencoba
 Siswa mencoba merumuskan karakter naskah prosa
lama yang dikajinya dan membahasnya, bertukar
temuan bersama anggota kelompok
 Menguraikan karakter prosa lama dari naskah yang
dikajinya untuk bahan bahasan dengan kelompok lain
Mengasosiasi
 Siswa mengelompokkan karakter prosa lama
berdasarkan naskah hasil tukar gagasan bersama
kelompok lainnya.
 Siswa mencoba menyimpulkan dan mengestimasikan
tambahan karakter pada konsep yang dibacanya atas
dasar kajian naskah yang dibahas
Mengomunikasikan
 Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan
ditunjuk guru) menyampaikan/menayangkan hasil
kesimpulannya.
 Melaporkan hasil penelitian dan pengembangan
(tertulis/lisan) tentang deskripsi karakteristik prosa
lama
Penutup
 Bersama siswa menyimpulkan karakteristik prosa
lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel,
mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan
cerita berbingkai).
 Memberikan tugas mencari contoh karya lain yang
tergolong pada prosa lama.
 Melaksanakan tes
20 menit
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan  Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan karasteristik prosa lama
 Siswa menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama)
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan
(Karakteristik prosa baru)
15 menit
52
 Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan
 Apersepsi dan motivasi
Catatan: contoh naskah prosa baru (misal, novel burung-
burung manyar karya YB Mangunwijaya) digunakan
sebagai stimulan dengan pertanyaan untuk memasuki
kegiatan Inti
kegiatan Inti Mengamati
 Kelas dibagi menjadi 5 kelompok (sesuai dengan
jumlah jenis prosa baru)
 Masing-masing kelompok membaca dan mencermati
(mencari dan menemukan ciri-ciri naskah yg
dibacanya) dan mendokumentasikan hasil
penemuannya sesuai dengan jenis naskah prosa baru
yang dibacanya (roman, novel, cerpen, biografi, dan
prosa populer).
 Secara individu mengidentifikasi hasil temuannya
tentang ciri-ciri prosa lama berdasarkan naskah yang
dicermatinya berdasarkan acuan kata tanya fakta
(apa..., siapa..., kapan..., di mana..., dan
sejenisnya)
Menanya
 Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya,
konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan untuk
dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing-
masing.
 Mendefinisikan atas dasar temuannya.
 Membaca konsep tentang karakter prosa baru untuk
dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas
pengamatan dan tanya jawabnya
Mencoba
 Siswa mencoba merumuskan karakter naskah prosa
baru yang dikajinya dan membahasnya, bertukar
temuan bersama anggota kelompok.
 Menguraikan karakter prosa baru dari naskah yang
dikajinya untuk bahan bahasan dengan kelompok lain
Mengasosiasi
100
menit
53
 Siswa mengelompokkan karakter prosa baru
berdasarkan naskah hasil tukar gagasan bersama
kelompok lainnya.
 Siswa mencoba menyimpulkan dan mengestimasikan
tambahan karakter pada konsep yang dibacanya atas
dasar kajian naskah yang dibahas.
Mengomunikasikan
 Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan
ditunjuk guru) menyampaikan/menayangkan hasil
kesimpulannya.
 Melaporkan hasil penelitian dan pengembangan
(tertulis/lisan) tentang deskripsi karakteristik prosa
baru
Penutup
 Bersama siswa menyimpulkan karakteristik prosa
lama (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa
populer).
 Memberikan tugas mencari contoh karya lain yang
tergolong pada prosa baru.
 Melaksanakan tes
20 menit
Pertemuan 3
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan awal
 Siswa merespon salam dan mengondisikan kelas
 Tanya jawab tentang karakteristik prosa lama dan
prosa baru.
 Siswa menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama
dan prosa baru) dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
 Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
 Apersepsi dan motivasi
Ditampilkan:
 penggalan Roman Siti Nurbaya untuk bahan
apersepsi
“Badannya sedang, tak gemuk dan tak kurus,
tetapi tegap. Pada wajah mukanya yang jernih
dan tenang, berbayang, bahwa ia seorang yang
lurus, tetapi keras hati; tak mudah dibantah,
15 menit
54
barang sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan
rumah sekolahnya, nyata ia anak seorang yang
mampu dan tertib sopannya, menyatakan ia
anak seorang yang berbangsatinggi.”
Siti Nurbaya, Marah Rusli
 penggalan cerita rakyat (dongeng) Malin Kundang
“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi
begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”,
katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi
melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan
kotor memeluknya Malin Kundang menjadi
marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita
tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal
ini diketahui oleh istrinya dan juga anak
buahnya. Mendapat perlakukan seperti itu dari
anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia
tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka.
Karena kemarahannya yang memuncak, ibu
Malin menyumpah anaknya“Oh Tuhan, kalau
benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi
sebuah batu”.
Cerita rakyat, Malin Kundang
Kedua penggalan salah satu contoh prosa baru dan
prosa lama ditampilkan sebagai apersepsi dan motivasi
Kegiatan Inti
Mengamati
 Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok
 Masing-masing kelompok diberi data (konteks) yang
berisi berbagai penggalan dari Struktur Cerita Prosa
(tema, fakta cerita [alur, penokohan, latar], sarana
sastra [ pusat pengisahan, konflik)
 Secara individu di tiap kelompok mencermati data
yang dibagikan guru
 Dengan kemampuan individu, masing-masing siswa
mencari, menemukan, menuliskan ciri tiap
penggalan yang dicermatinya.
Menanya
 Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya,
konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan dari
tiap penggalan teks untuk dibahas jika ada
perbedaan atas temuan masing-masing.
 Mendefinisikan atas dasar temuannya.
100
menit
55
 Membaca konsep tentang struktur prosa lama dan
prosa baru untuk dicocokkan dengan ciri-ciri hasil
temuan atas data yang dikajinya.
Mencoba
 Siswa bereksperimen untuk merumuskan maksud
struktur prosa baik dalam prosa lama maupun prosa
baru.
 Menyiapkan alasan dan penjelasan atas ciri tiap
struktur prosa secara berkelompok.
Mengasosiasi
 Siswa mencoba mengestimasi tentang struktur
prosa menurut versi kelompok dengan mengacu
pada konsep yang dibahasnya.
 Menyiapkan deskripsi struktur prosa berdasarkan
estimasinya dengan gaya kelompoknya.
Mengomunikasikan
 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
deskripsi dan estimasinya tentang struktur prosa
(lama dan baru)
 Tugar gagasan melalui diskusi kelas untuk mencapai
kesimpulan klasikal tentang struktur prosa
Penutup
 Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru
tentang kesimpulan struktur prosa (lama dan baru)
 Penilaian performen, lisan, kerja kelompok,
pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama
proses kegiatan inti
20 menit
Pertemuan 4
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan Awal
 Siswa merespon salam dan dilanjutkan dengan
pengondisian kelas
 Tanya jawab tentang karakteristik prosa lama, prosa
baru, dan struktur prosa.
 Siswa menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama,
prosa baru, struktur prosa) dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
 Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
 Tanya jawab tentang sinetron terkini (baik diangkat
20 menit
56
dari prosa lama maupun kisah kehidupan terkini)
yang ditayangkan di TV sebagai apersepsi dan bahan
motivasi
Kegiatan Inti
Mengamati
 Menikmati tayangan film tentang kisah “Lutung
Kasarung” (sabagai contoh prosa lama) dan tayangan
film novel, “Cintaku di Kampus Biru” (sabagai contoh
prosa baru).
 Secara individu siswa mencatat karakter dari masing-
masing contoh prosa yang ditayangkan.
Menanya
 Masing-masing siswa membuka dokumen kerja
individu tentang karakter prosa lama dan prosa baru
yang disimpulkan pada pertemuan pertama dan
kedua
 Tiap siswa mencocokkan ciri/karakter yang
ditemukan pada tayangan baik kisah “Lutung
Kasarung” dengan novel, “Cintaku di Kampus Biru”
dengan kesimpulan karakter prosa lama dan prosa
baru yang telah dipelajari sebelumnya
Mencoba
 Masing-masing siswa mulai membandingkan hasil
proses belajar tentang prosa lama dan prosa baru.
 Tiap siswa mencoba menyiapkan komentar tentang
karakter pada prosa lama dan prosa baru
Mengasosiasi
 Tiap siswa mengestimasikan keindahan yang
ditangkap pada kisah/cerita baik yang terdapat pada
prosa lama dan prosa baru
 Siswa secara berkelompok menginterpretasi
karakteristik cerita bebas yang ditemukan di mass
media
 Menyiapkan estimasinya dalam deskripsi singkat
untuk bahan presentasi kelas.
Mengomunikasikan
 Mempresentasikan hasil estimasi kelompok tentang
perbedaan karakteristik prosa lama dan prosa baru.
 Memberikan contoh dan komentar atas karakteristik
prosa yang diambil dari mass media.
Penutup
 Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru
tentang kesimpulan perbedaan prosa lama dan baru.
30 menit
57
 Mencari karakteristik pada karya prosa lama dan
karya satra prosa baru dari internet secara
berkelompok.
 Mendramatisasikan salah satu karya sastra (boleh
prosa lama atau prosa baru) ditampilkan secara
berkelompok sebagai wujud interpretasi dan
apresiasi atas karya sastra prosa.
 Penilaian performen, lisan, kerja kelompok,
pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama
proses kegiatan inti.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi Sikap:
 Observasi
 Penilaian diri
b. Kompetensi Pengetahuan:
 Tes tertulis
 Tes lisan
c. Kompetensi Keterampilan:
 Tes praktik,
 Projek, dan
 Portofolio.
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Rubrik Instrumen
a. Peniaian Sikap
Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik
No.
Sikap
Nama
Keterbukaan
Ketekunanbelajar
Kerajinan
Tenggangrasa
Kedisiplinan
Kerjasama
Ramahdengan
teman
Hormatpada
orangtua
Kejujuran
Menepatijanji
Kepedulian
Tanggungjawab
1
2
3
4
5
6
58
7
8
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1 = sangat kurang;
2 = kurang konsisten;
3 = mulai konsisten;
4 = konsisten; dan
5 = selalu konsisten.
.
Lembar Observasi
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
Mata Pelajaran : ..............................................
Kelas/Program : X / Ilmu Bahasa dan Budaya
Kompetensi : ..............................................
Materi : ..............................................
No Nama Siswa
Sikap Pribadi Sikap Ilmiah
Jml
Skor
NilaiJujur Displ Tgjwb Kritis Objek Tolr
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 1 Juminah 4 4 3 4 3 3 21
2. 2 Zulaekah
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
59
Keterangan pengisian skor
4. Sangat baik
3. Baik
2. cukup
1. Kurang
b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian Pengetahuan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Mengidentifikasi
karakteristik prosa
lama (hikayat,
sejarah/tambo,
kisah, dongeng
fabel, mite, legenda,
sage, parabel,
dongeng jenaka, dan
cerita berbingkai)
Tes
tertulis
Isian Identifikasilah karakteristik
prosa lama (hikayat,
sejarah/tambo, kisah, dongeng
fabel, mite, legenda, sage,
parabel, dongeng jenaka, dan
cerita berbingkai)!
Mengidentifikasi
karakteristik prosa
baru (roman, novel,
cerpen, biografi, dan
prosa populer).
Tes
tertulis
Isian
Identifikasilah karakteristik prosa
baru (roman, novel, cerpen,
biografi, dan prosa populer)!
Mendeskripsikan
struktur prosa
Tes
tertulis
Daftar
pertanyaan
Deskripsikan struktur prosa!
Mendeskripsikan
karakteristik prosa
lama (hikayat,
sejarah/tambo,
kisah, dongeng
fabel, mite, legenda,
sage, parabel,
dongeng jenaka, dan
cerita berbingkai)
Tes lisan Daftar
pertanyaan
Deskripsikan karakteristik prosa
lama yang Anda temukan dalam
penggalan yang Anda baca!
Mendeskripsikan
karakteristik prosa
baru (roman, novel,
Tes lisan Isian Deskripsikan karakteristik prosa
baru yang Anda temukan dalam
penggalan yang Anda baca!
60
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
cerpen, biografi, dan
prosa populer).
Membandingkan
karakteristik prosa
lama dan baru
Tes
tertulis
Isian Jelaskan perbedaan antara
karakteristik prosa lama dan prosa
baru!
Mengetahui dan
memahami definisi
dan karakteristik
sastra, jenis-jenis
dan struktur sastra,
serta memahami
sastra sebagai karya
seni dan bidang ilmu
yang dekat dengan
kita
Tes
tertulis
Isian a. Jelaskan yang dimaksud unsur
intrinsik karya sastra!
b. Jelaskan manfaat yang dapat
diperoleh dari membaca karya
sastra!
Mengembangkan
sikap apresiatif
dalam menghayati
karya sastra
Penugasan
individu
Pekerjaan
rumah
Bacalah karya prosa dari mass
media, kemudian analisislah unsur
intrinsik karya tersebut!
Menginterpretasi isi
prosa lama dan baru
Tes
praktik
Tes simulasi Dramatisasikan salah satu karya
sastra prosa secara berkelompok!
Kunci Jawaban
1. Karakteristik prosa lama di antaranya: menggunakan bahasa Melayu ;
menghubungkan cerita dengan kejadian alam atau tempat; dan berkisah
tentang kerajaan (istana sentris); bersifat statis; fantastis
2. Karakteristik prosa baru di antaranya: menggunakan bahasa yang berkembang
dalam masyarakat ; berkisah tentang kejadian dalam masyarakat (masyarakat
sentris); bersifat dinamis; logis.
3. Struktur prosa:
a. Tema, yakni gagasan pokok pikiran yang digunakan pengarang untuk
mengembangkan cerita.
b. Plot (alur cerita), yakni rangkaian peristiwa yang saling berhubungan dan
membentuk kesatuan cerita.
c. Tokoh, yakni sejumlah orang mengalami perubahan nasib berdasarkan
keputusan, sikap, dan tindakan yang dipilihkan ketika menghadapi
masalah.
d. Setting, yakni tempat terjadinya peristiwa yang dikisahkan.
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

More Related Content

What's hot

7. pengembangan silabus
7. pengembangan silabus7. pengembangan silabus
7. pengembangan silabusAchmad Junaidi
 
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013Guru Online
 
Bahan ajar kepramukaan implementasi kurikulum 2013 untuk kepala sekolah
Bahan ajar kepramukaan implementasi kurikulum 2013 untuk kepala sekolahBahan ajar kepramukaan implementasi kurikulum 2013 untuk kepala sekolah
Bahan ajar kepramukaan implementasi kurikulum 2013 untuk kepala sekolahKusno Spd
 
Pedoman diklat kurikulum 2013
Pedoman diklat kurikulum 2013Pedoman diklat kurikulum 2013
Pedoman diklat kurikulum 2013Bedoe Gates
 
Laporan hasil pemeriksaan induk kluster
Laporan hasil pemeriksaan induk klusterLaporan hasil pemeriksaan induk kluster
Laporan hasil pemeriksaan induk klusterAdi Yamin
 
8 standart nasional pendidikan
8 standart nasional pendidikan8 standart nasional pendidikan
8 standart nasional pendidikanidapurnama7475
 
Laporan Guru/ Petugas pendamping kurtilas
Laporan Guru/ Petugas pendamping kurtilasLaporan Guru/ Petugas pendamping kurtilas
Laporan Guru/ Petugas pendamping kurtilasNayantaka Husna Hartono
 
Pedoman implementasi kurikulum 2013 [final]
Pedoman implementasi kurikulum 2013 [final]Pedoman implementasi kurikulum 2013 [final]
Pedoman implementasi kurikulum 2013 [final]uhuy ho ho
 
Smp matematika-rev
Smp matematika-revSmp matematika-rev
Smp matematika-revAryani Dewi
 
Pedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rppPedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rppYosti Saban
 
Panduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabusPanduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabusLies Tina
 
Pengembangan silabus[1]
Pengembangan silabus[1]Pengembangan silabus[1]
Pengembangan silabus[1]slametwdt
 
Pedoman pemetaan mutu pendidikan
Pedoman pemetaan mutu pendidikanPedoman pemetaan mutu pendidikan
Pedoman pemetaan mutu pendidikanGan Anom
 

What's hot (14)

7. pengembangan silabus
7. pengembangan silabus7. pengembangan silabus
7. pengembangan silabus
 
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
 
Bahan ajar kepramukaan implementasi kurikulum 2013 untuk kepala sekolah
Bahan ajar kepramukaan implementasi kurikulum 2013 untuk kepala sekolahBahan ajar kepramukaan implementasi kurikulum 2013 untuk kepala sekolah
Bahan ajar kepramukaan implementasi kurikulum 2013 untuk kepala sekolah
 
Pedoman diklat kurikulum 2013
Pedoman diklat kurikulum 2013Pedoman diklat kurikulum 2013
Pedoman diklat kurikulum 2013
 
Laporan hasil pemeriksaan induk kluster
Laporan hasil pemeriksaan induk klusterLaporan hasil pemeriksaan induk kluster
Laporan hasil pemeriksaan induk kluster
 
8 standart nasional pendidikan
8 standart nasional pendidikan8 standart nasional pendidikan
8 standart nasional pendidikan
 
Laporan Guru/ Petugas pendamping kurtilas
Laporan Guru/ Petugas pendamping kurtilasLaporan Guru/ Petugas pendamping kurtilas
Laporan Guru/ Petugas pendamping kurtilas
 
Pedoman implementasi kurikulum 2013 [final]
Pedoman implementasi kurikulum 2013 [final]Pedoman implementasi kurikulum 2013 [final]
Pedoman implementasi kurikulum 2013 [final]
 
Smp matematika-rev
Smp matematika-revSmp matematika-rev
Smp matematika-rev
 
Pedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rppPedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rpp
 
Panduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabusPanduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabus
 
Pengembangan silabus[1]
Pengembangan silabus[1]Pengembangan silabus[1]
Pengembangan silabus[1]
 
Pedoman pemetaan mutu pendidikan
Pedoman pemetaan mutu pendidikanPedoman pemetaan mutu pendidikan
Pedoman pemetaan mutu pendidikan
 
02 penyusunan rpp
02 penyusunan rpp02 penyusunan rpp
02 penyusunan rpp
 

Viewers also liked

2.1.2 contoh penerapan pendekatan saintifik b ind sma
2.1.2 contoh penerapan pendekatan saintifik b ind sma2.1.2 contoh penerapan pendekatan saintifik b ind sma
2.1.2 contoh penerapan pendekatan saintifik b ind smayonohanif
 
Buku panduan-fls2 n-2015
Buku panduan-fls2 n-2015Buku panduan-fls2 n-2015
Buku panduan-fls2 n-2015Budi Susilo
 
Form penilaian lomba LAI
Form penilaian lomba LAIForm penilaian lomba LAI
Form penilaian lomba LAIMembangun city
 
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-diniBahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-diniMuhaimin Abu Faiz
 
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 

Viewers also liked (6)

2.1.2 contoh penerapan pendekatan saintifik b ind sma
2.1.2 contoh penerapan pendekatan saintifik b ind sma2.1.2 contoh penerapan pendekatan saintifik b ind sma
2.1.2 contoh penerapan pendekatan saintifik b ind sma
 
Buku panduan-fls2 n-2015
Buku panduan-fls2 n-2015Buku panduan-fls2 n-2015
Buku panduan-fls2 n-2015
 
Berita acara lomba
Berita acara lombaBerita acara lomba
Berita acara lomba
 
Form penilaian lomba LAI
Form penilaian lomba LAIForm penilaian lomba LAI
Form penilaian lomba LAI
 
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-diniBahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
 
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 

Similar to 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggrisSofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesiaSofyan Saputra
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematikawidyoamb
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaYusep Riwayat
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaIbnu Fajar
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaTharita Hermawan
 
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomiSofyan Saputra
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografiSofyan Saputra
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologiSofyan Saputra
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pknIpul Saipul
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknModel Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiAbdul Jamil
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimiatanialisa008
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakaryaSofyan Saputra
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranFKIP UHO
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaAbdul Jamil
 
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMPMateri Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMPNoviyanto Husada
 

Similar to 9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (20)

10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknModel Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
 
Buku kur 13
Buku kur 13Buku kur 13
Buku kur 13
 
Sma sejarah indonesia
Sma sejarah indonesiaSma sejarah indonesia
Sma sejarah indonesia
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaran
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
 
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMPMateri Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia

  • 1. i KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PSMA 2013
  • 2. ii KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
  • 3. iii DAFTAR ISI COVER -------------------------------------------------------------------------------------------i KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------ ii DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------- iii BAB I : PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------- 1 A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------- 1 B. Tujuan ---------------------------------------------------------------------------------------- 2 C. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------------------- 2 D. Landasan Hukum------------------------------------------------------------------------------ 3 BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI ---------------------------------------------------- 4 A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik ------------------------------------------------------- 5 B. Penilaian Autentik --------------------------------------------------------------------------- 8 C. Penilaian Hasil Belajar---------------------------------------------------------------------- 10 BAB III : ANALISIS KOMPETENSI -----------------------------------------------------------13 A. Prosedur Analisis ---------------------------------------------------------------------------- 13 B. Hasil Analisis Kompetensi Dasar ---------------------------------------------------------- 22 BAB IV : PENUTUP ------------------------------------------------------------------------45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN: Contoh RPP
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
  • 5. 2 pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. A. Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar 1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran 2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian 4. Merancang penilaian otentik C. Ruang Lingkup Ruang lingkup buku ini terdiri atas: 1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
  • 6. 3 3. Penilaian otentik; dan 4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus
  • 7. 4 BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
  • 8. 5 menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara
  • 9. 6 terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). Sesuai dengan karakteristik Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari natural science, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. (1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta
  • 10. 7 atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. (2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah. (3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini. (4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. (5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya. Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekadar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut. (1) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut.
  • 11. 8 (2) Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori. (3) Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen. (4) Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena. (5) Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga. B. Penilaian Autentik Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar- benar dikuasai dan dicapai. Penilaian dapat dilakukan dengan portofolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer- assessment. 1. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standar) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar. 2. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya. Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain sebaiai berikut. 1. Penilaian Kinerja Peserta Didik Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar. 2. Penilaian Portofolio Peserta Didik
  • 12. 9 Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran. Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan belajar yang dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki diri. Penilain portofolio dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesment) dan peer assesment. Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik dalam belajar. Peer assessment adalah penilian dimana peserta didik berdiskusi untuk memberikan penilaian upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan sendiri atau dengan teman dalam kelompoknya. 3. Penilaian Potensi Belajar Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik, yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman- temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya. 4. Penilaian Usaha Kelompok Menilai usaha kelompok seperti yang dilakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini antara lain 1)assesment kerja, 2) assesment autentik, dan 3)portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana
  • 13. 10 peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya. Karena itu, di samping pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna. Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal, yaitu 1) bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses; 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah; dan 3) bagaimana peserta didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik atau dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak lain) C. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Indonesia 1. Aspek sikap melalui pengamatan Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan atau daftar ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi.Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada pencapaian standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “ Menghayati dan mengamalkan
  • 14. 11 ajaran agama yang dianutnya” dan “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari upaya pencapaian kedua sikap tersebut (religius dan sosial). Guru Bahasa dan Sastra Indonesia perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi pokok sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KI-3 dan KI-4. Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat pengamatan dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat diskusi kelompok, kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek. Berikut ini contoh aspek pengamatan sikap sesuai dengan aktivitas siswa. 2. Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda, isian, benar salah, dll) dan/atau tes praktik. Sedangkan bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau tugas membuat laporan tertulis. Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang dan didesain dimulai dengan menyusun indikator pencapaian, indikator soal, dan/ atau aspek penilaian nontes, hingga pedoman penilaian/penskoran. Dalam menyusun indikator soal tes tertulis, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Indikator soal dinyatakan dengan kalimat pernyataan dengan memuat empat unsur, yaitu subjek (siswa), kompetensi (dinyatakan dengan kata kerja operasional), konten (isi, materi), dan derajat pencapaian komeptensi (2) Indikator yang baik dinyatakan dengan jelas dan tegas sehingga dapat dibuat soalnya (3) Pada soal uraian atau tes praktik, indikator menjadi pedoman dalam mengembangkan rubrik penilaian dan pedoman peskoran/penilaian Penilaian pengetahuan melalui tugas sebaiknya ditekankan pada aspek yang relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dapat dinilai melalui tugas antara lain: kelengakapan isi, kedalaman/keluasan isi, dan kebenaran isi.
  • 15. 12 Dalam menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk daftar ceklis atau menggunakan skala penilaian.Contoh format penilaian tugas dapat dilihat pada lampiran RPP. 3. Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio projek Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat.Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat. Kompetensi aspek keterampilan dapat diukur melalui pengamatan pada saat mereka bekerja dalam kelompok, berdiskusi, presentasi, eksperimen, atau tugas projek. Berikut ini contoh pengamatan aspek keterampilan pada beberapa kegiatan. Aspek keterampilan juga dapat dinilai berdasarkan produk yang dihasilkan siswa yang didokumentasikan perkembangannya dalam bentuk portofolio. Bentuk portofolio yang dapat digunakan antara lain laporan tertulis, hasil tugas projek, dan lain-lain. Dalam merancang, mendesain, dan melaksanakan penilaian aspek keterampilan, guru sebaiknya menetapkan fokus penilaian keterampilan.Berikut ini beberapa aspek penilaian keterampilan melalui portofolio pada beberapa jenis.
  • 16. 13 BAB III ANALISIS KOMPETENSI B. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut. Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut. Kompetensi Deskripsi Kompetensi Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
  • 17. 14 Kompetensi Deskripsi Kompetensi menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut. Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut (1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok. Tabel linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.1 Memahami hakikat 4.1 Menginterpretasi hakikat Hakikat bahasa
  • 18. 15 Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia. bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial. dan bunyi sebagai sistem simbol. 3.2 Memahami bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara 4.2 Mengabstraksikan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.  Sejarah Bahasa Indonesia  Lingua Franca  Bahasa negara  Bahasa Persatuan 3.3. Membandingkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia. 4.3. Mengabstraksikan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.  Kedudukan dan Fungsi Bahasa  Bahasa Nasional dan Bahasa Negara  Bahasa Daerah  Bahasa Asing 3.4. Membandingkan karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta mengapresiasinya 4.4. Menulis puisi lama dan baru  Karakteristik Puisi Lama  Karakteristik Puisi Baru 3.5. Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya 4.5. Menginterpretasi isi prosa lama dan baru  Karakteristik Prosa Lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai)  Karakteristik Prosa Baru(roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer)  Struktur Cerita Prosa (tema, fakta cerita [alur, penokohan, latar], sarana sastra [ pusat pengisahan,
  • 19. 16 Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) konflik) 3.1. Memahami prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia. 4.1 Menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku.  Prinsip bahasa Indonesia baku  Kaidah penyusunan kata  Kaidah penyusunan frasa  Kaidah penyusunan klausa  Kaidah penyusunan kalimat 3.2. Membandingkan relasi makna antarkata dalam bahasa Indonesia 4.2 Mengevaluasi penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis  Makna kata  Relasi makna kata 3.3. Menganalisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater 4.3 Mengevaluasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater  Karakteristis drama dan teater  Jenis-jenis drama dan teater  Perkembangan drama dan teater 3.4. Membandingkan perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasi-nya. 4.4 Mengalihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana.  Karakteristis drama dan teater  Jenis-jenis drama dan teater  Naskah Drama  Naskah Cerpen (2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. (3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
  • 20. 17 (4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius. (5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan. (6) Merancang penilaian yang diperlukan. Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini. 1. MengembangkanMateri pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori, yaitu: (1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati (2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke Materi Pokok (Silabus) Materi Pembelajaran Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Alternatif Kegiatan Pembelajaran: Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan Mengomunikasi kan Pembelajaran (Silabus) Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampilan untuk Penilaian Penillaian (Silabus) Lulusan yang : Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab
  • 21. 18 tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan. (3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hokum, teori, dan azas. (4) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok. 2. MengembangkanKegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. (1) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakat, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran mendorong keterlibatan peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut.  Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.  Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Mereka juga tidak memiliki hubungan apa pun dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan observasi biasa, pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada
  • 22. 19 pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi.  Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati. Sejatinya, observasi semacam ini paling lazim dilakukan dalam penelitian antropologi, khususnya etnografi. Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati. Di bidang pengajaran bahasa, misalnya, dengan menggunakan pendekatan ini berarti peserta didik hadir dan “bermukim” langsung di tempat subjek atau komunitas tertentu dan pada waktu tertentu pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat, termasuk melibakan diri secara langsung dalam situasi kehidupan mereka (2) Menanya adalah proses mengonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Dalam kegiatan menanya, siswa mengembangkan keterampilan lisan dan tertulis dalam merumuskan pertanyaan, mulai pertanyaan sederhana dan pendek hingga pertanyaan kompleks dan kritis. Untuk mendorong hasil yang efektif dan efisien proses menanya dalam diskusi harus disiapkan oleh guru, antara lain: tujuan dan hasil kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur dan alokasi waktu diskusi ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar kerja diskusi; diberikan apresiasi yang cukup kepada siswa yang aktif berpartisipasi. Tingkatan menanya : Tingkatan Sub tingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Kognitif yang lebih rendah  Pengetahuan (knowledge)  Apa...  Siapa...  Kapan...  Di mana...  Sebutkan...  Jodohkan atau pasangkan...  Persamaan kata...  Golongkan...  Berilah nama...  Dll.  Pemahaman (comprehension)  Terangkahlah...  Bedakanlah...  Terjemahkanlah...  Simpulkan...  Bandingkan...  Ubahlah...  Berikanlah interpretasi...  Penerapan (application  Gunakanlah...  Tunjukkanlah...  Buatlah...  Demonstrasikanlah...
  • 23. 20 Tingkatan Sub tingkatan Kata-kata kunci pertanyaan  Carilah hubungan...  Tulislah contoh...  Siapkanlah...  Klasifikasikanlah... Kognitif yang lebih tinggi  Analisis (analysis)  Analisislah...  Kemukakan bukti-bukti…  Mengapa…  Identifikasikan…  Tunjukkanlah sebabnya…  Berilah alasan-alasan…  Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…  Bentuk…  Ciptakanlah…  Susunlah…  Rancanglah...  Tulislah…  Bagaimanakita dapat memecahkan…  Apa yang terjadi seaindainya…  Bagaimana kita dapat memperbaiki…  Kembangkan…  Evaluasi (evaluation)  Berilah pendapat…  Alternatif mana yang lebih baik…  Setujukah anda…  Kritiklah…  Berilah alasan…  Nilailah…  Bandingkan…  Bedakanlah… (3) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konspetual, dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang dipeorleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam bentuk ekperimen atau tugas projek. Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan meningkatkan kebermaknaan belajar (meaningfulllearning) bagi siswa. Mereka menjadi lebih yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang diperoleh. Kegiatan mencoba jenis kedua merupakan kelanjutan dari jenis yang pertama. Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari kegiatan mengonstruksi pengetahuan komseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru. Data baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi karena bukan sekadar membuktikan prinsip/prosedur yang diketahui melainkan mencoba menerapkan dalam situasi baru.Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan kreativitas dan inovasi guru merancang dan mendesainnya, serta mencobanya
  • 24. 21 agar prosedur dan data yang diharapkan dapat diterima (acceptable) secara keilmuan. Contoh jenis kedua tersaji dalam lampiran (RPP) (4) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori mengasosiasi adalah menyajikan data secara sistematis, memilah, mengelompokkan, menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan menafsirkan. Kegiatan mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan menggunakan lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas projek dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar kerja karena siswa lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi (5) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, kesan, dan lain sebagainya termasuk dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi kendala waktu terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran dan alokasi waktu kegiatan dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang proporsional. Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya. Membuat blog, membuat laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan website dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu formal.
  • 25. 22 2. Hasil Analisis Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian 3.1. Memahami hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia. Hakikat bahasa dan bunyi sebagai sistem simbol. Fakta Bunyi Bahasa Sebagai Simbol Konsep 1. Hakikat Bahasa 2. sistem simbol Prinsip Prinsip penggunaan bahasa yang baik dan benar Prosedur Langkah yang dilakukan sebelum menggunakan bahasa dalam situasi tertentu Mengamati:  Siswa membaca teks tentang hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.  Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol. Mempertanyakan:  Siswa bertanya jawabtentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan. Mengeksplorasi:  Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang hakikat bahasa dan bunyi 1. menunjukkan sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi 2. menunjukkan sikap ilmiah pada saat berdiskusi 3. menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanaka n kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggungjaw ab. Observasi: mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulka n data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu 1. kejujuran 2. ketelitian 3. disiplin 4. tanggungj awab Sikap Ilmiah 1. kritis 2. objektif 3. toleran 1. memahami hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia. 2. menginter pretasikan hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia Tugas : 1. memah ami hakikat bahasa dan bunyi bahasa 2. mengint erpreta sikan hakikat bahasa dan bunyi bahasa Tes UH bentuk Uraian UTS bentuk pilihan Ganda 1. laporan siswa tentang hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia. Observasi : mengamati kegiatan siswa dalam proses mengumpulka n data, analisis data dan pembuatan laporan Portofolio menilai laporan siswa tentang hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.
  • 26. 23 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia. Mengasosiasikan:  Siswa mendiskusikan tentang hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.  Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol. Mengomunikasikan :  Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang menyimpulkan hal-hal terpenting dalam hakikat bahasa
  • 27. 24 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol.  Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,siswa lain memberikan tanggapan.  Siswa menginterpretasi kan hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia. 4.1. Menginterpretas i hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial. 3.2. Memahami bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara  Sejarah Bahasa Indonesi a  Lingua Franca  Bahasa negara  Bahasa Persatua n Fakta 1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara Konsep 1.Bahasa persatuan sebagai alat Mengamati:  Siswa membaca teks tentang fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.  Siswa mencermati uraian yang berkaitan 1. Menunjuk- kan sikap positif secara individu dan social dalam diskusi 2. Menunjukkan sikap ilmiah pada waktu berdiskusi 3.menunjukkan perilaku dan sikap menerima, Observasi: mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulka n data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu 1. kejujuran 2. ketelitian 1. menjelas kan sejarah bahasa Indonesia 2. menjelaskan bahasa Indonesia sebagai lingua franca 3. menjelaskan bahasa Indonesia Tugas Mengabstr aksi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara Tes UH 1. Mempre sentasikan hasil diskusi kelompok tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara 2. Menyampaik Performan/un juk kerja Alat Lembar pengamatan Portofolio Menilai abtraksi tentang bahasa Indonesia sebagai
  • 28. 25 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian mempersatuk an bangsa 2. Bahasa negara merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia Prinsip Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan negara Prosedur Langkah yang perlu dilakukan sebelum menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan negara denganfungsi dan kedudukan bahasa Indonesia Mempertanyakan:  Siswa bertanya jawab tentanghal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan. Mengeksplorasi:  Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Mengasosiasikan:  Siswa mendiskusikan tentang fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.  Siswa menyimpulkan hal-hal menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab. 3. disiplin 4. tanggungja wab Sikap Ilmiah 1. kritis 2. objektif 3. toleran sebagai bahasa persatuan 4. menjelaskan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara Bentuk tes Uraian UTS Bentuk tas PG UAS Bentuk Tes PG an abstraksi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara yang telah ditulisnya bahasa persatuan dan bahasa negara 4.2.Mengabstra ksikan perkembang an bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara
  • 29. 26 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian terpenting yang berhubungan dengan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.  Siswa mengabstraksi perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Mengomunikasikan: Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,siswa lain memberikan tanggapan
  • 30. 27 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian 3.3. Membandi ngkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.  Keduduk an dan Fungsi Bahasa  Bahasa Nasional dan Bahasa Negara  Bahasa Daerah  Bahasa Asing Fakta 1. perbandingan kedudukan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing di Indonesia Konsep 1. kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia masing- masing berbeda. 1. Prinsip 1. Prinsip penggunaan bahasa daerah di Indonesia 2. Prinsip penggunaan bahasa asing di Indonesia 3. Prinsip penggunaan Mengamati:  Siswa membaca teks tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.  Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan kedudukan dan fungsi bahasa. Mempertanyakan:  Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan. Mengeksplorasi:  Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia. 1. Menunjuk- kan sikap positif secara individu dan social dalam diskusi 2. Menunjukkan sikap ilmiah pada waktu berdiskusi 3.menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab. Observasi: mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulka n data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu 1. kejujuran 2. ketelitian 3. disiplin 4. tanggungja wab Sikap Ilmiah 1. kritis 2.objektif 3.toleran Menjelas kan perbandinga n kedudukan dan funsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia Tugas Mengabstr aksi perbandin gan keduduka n dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia Tes UH Bentuk tes Uraian UTS Bentuk tas PG UAS Bentuk Tes PG 1. Mempre sentasikan hasil diskusi kelompok tentang perbandinga n kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia. 2. Menyampaik an abstraksi perbandinga n kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia Performan/un juk kerja Alat Lembar pengamatan Portofolio Menilai abtraksi tentang perbandingan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia 4.3.Mengabstra ksikan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia
  • 31. 28 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian bahasa Indonesia Prosedur Langkah yang perlu dilakukan sebelum menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia Mengasosiasikan:  Siswa mendiskusikan tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.  Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia. Mengomunikasikan:  Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia.  Siswa membacakan hasil kerja
  • 32. 29 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian kelompok di depan kelas,siswa lain memberikan tanggapan. 2. Siswa mengabstraksi kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing di Indonesia. 3.4. Memba ndingkan karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta mengapresia sinya  Karakte ristik Puisi Lama  Karakterist ik Puisi Baru Fakta 1. Puisi lama 2. Puisi baru Konsep 1.karakteristi k puisi lama 2. karakteristik puisi baru Prinsip 1.Prinsip membaca puisi 2. Prinsip mengapresias i puisi Mengamati:  Siswa membaca teks tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta. mengapresiasiny a.  Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan karakteristik puisi lama dan puisi baru. Mempertanyakan:  Siswa bertanya jawab tentang 1. menunjukka n sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi 2. menunjukka n sikap ilmiah pada saat berdiskusi 3. menunjukka n perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanaka n kejujuran, ketelitian, Observasi: mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulka n data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu 1. kejujuran 2. ketelitian 1. disiplin 2. tanggungj awab Sikap Ilmiah 1. kritis 2. objektif 3. toleran 1. Menjelas kan karakteris tik puisi lama dan puisi baru 2. mengapre siasi isi puisi lama dan puisi baru 3. menulis puisi lama dan puisi baru Tugas 1. Menjelas kan karakteri stik puisi lama dan puisi baru 2. mengapr esiasi puisi lama dan puisi baru Tes UH Bentuk tes 1. Mempre sentasikan hasil diskusi kelompok tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru 2. Menyampaik an hasil apresiasi puisi lama dan puisi baru 3. menulis puisi lama dan puisi baru Performan/un juk kerja Alat Lembar pengamatan Portofolio Menilai hasil apresiasi puisi lama dan puisi baru. Menilai hasil menulis contoh puisi lama dan puisi baru 4.4.Menulis puisi lama dan baru
  • 33. 30 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian Prosedur 1. langkah- langkah mengapresias i puisi hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan. Mengeksplorasi:  Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru. Mengasosiasikan:  Siswa mendiskusikan tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru.  Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam karakteristik puisi lama dan puisi baru. Mengomunikasikan:  Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang karakteristik puisi lama dan disiplin dan tanggungjaw ab. Uraian UTS Bentuk tas PG UAS Bentuk Tes PG
  • 34. 31 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian puisi baru.  Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,siswa lain. memberikan tanggapan  Siswa menulis puisi lama dan puisi baru. 3.5. Memba ndingkan karakteristi k prosa lama dan baru serta mengapresi asinya  Karakteri stik Prosa Lama (hikayat, sejarah/t ambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingk ai)  Karakteri stik Fakta 1. Naskah Hikayat dan naskah novel Konsep Karakteristik prosa lama dan prosa baru Prinsip Prinsip mengapresias i prosa lama dan prosa baru Mengamati:  Siswa membaca teks tentang karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasiny a.  Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan karakteristik prosa lama dan baru. Mempertanyakan:  Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan 1. menunjukka n sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi 2. menunjukka n sikap ilmiah pada saat berdiskusi 1. menunjukka n perilaku dan sikap menerima, menghargai dan melaksanaka n kejujuran, Observasi: mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulka n data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu 1. kejujuran 2. ketelitian 2. disiplin 3. tanggungj awab Sikap Ilmiah 4. kritis 5. objektif 6. toleran 1. menjelaskan karakteristik prosa lama dan prosa baru. 2. menginterpr etasikan isi prosa lama dan baru 3. Menjelaskan unsur cerita prosa lama dan prosa baru Tugas : 1. menjelask an karakteris tik prosa lama dan baru 2. Menginte rpretasi prosa lama dan prosa baru 3. Menjelas kan unsur cerita prosa lama dan baru laporan siswa tentang karekterist ik dan isi prosa lama dan baru Portofolio menilai laporan siswa tentang karakteristik dan isi prosa lama dan prosa baru. 4.5.Menginterpr etasi isi prosa lama dan baru
  • 35. 32 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian Prosa Baru(rom an, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer) Struktur Cerita Prosa (tema, fakta cerita [alur, penokohan, latar], sarana sastra [ pusat pengisahan, konflik Prosedur Langkah mengapresias i prosa lama dan prosa baru dengan isi bacaan. Mengeksplorasi:  Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasiny a. Mengasosiasikan:  Siswa mendiskusikan tentang karakteristik prosa lama dan baru.  Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam karakteristik prosa lama dan baru. Mengomunikasikan:  Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang karakteristik ketelitian, disiplin dan tanggungjaw ab. Tes UH bentuk Uraian UTS bentuk pilihan Ganda UAS bentuk pilihan Ganda
  • 36. 33 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian prosa lama dan baru.  Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,siswa lain memberikan tanggapan. 1. Siswa menginterpretasik an isi prosa lama dan baru.. 3.1. Memaha mi prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia  Prinsip bahasa Indonesi a baku  Kaidah penyusu nan kata  Kaidah penyusu nan frasa  Kaidah penyusu Fakta 1. Contoh bahasa baku 2. contoh bentuk kata 3. contoh frasa 4. Contoh klausa 5. contoh kalimat Konsep Mengamati:  Siswa membaca teks tentang prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.  Siswa 1. Menunjuk- kan sikap positif secara individu dan social dalam diskusi 1. Menunjuk kan sikap ilmiah pada waktu berdiskusi 2. menunjuk kan perilaku Observasi: mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulka n data, analisis data dan pembuatan laporan. Individu 1. kejujuran 1. Menjelaskan perinsip bahasa baku 2. Menjelaskan bentuk kata 3. menjelaskan kaidah frasa 4. menjelaskan kaidah Tugas Menyun ting kata, frasa, klausa, dan kalimat dalam teks sesuai dengan kaidah bahasa 1. Mempre sentasikan hasil menyun ting kata, frasa, klausa, dan kalimat dalam teks sesuai dengan kaidah bahasa Indone sia Performan/un juk kerja Alat Lembar pengamatan Portofolio Menilai hasil menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat dalam
  • 37. 34 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian 4.1. Menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku nan klausa  Kaidah penyusuna n kalimat 1.kaidah kata baku 2. kaidah bentuk kata 3. kaidah frasa 4. kaidah klausa 5. kaidah kalimat Prinsip Prinsip penyusunan kata, frasa, klausa, dan kalimat Prosedur Langkah menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia mencermati uraian yang berkaitan dengan konsep dasar bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat. Mempertanyakan:  Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat. Mengeksplorasi:  Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa dan sikap menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab. 2. ketelitian 3. disiplin 4. tanggungja wab Sikap Ilmiah 1. kritis 2.objektif 3.toleran klausa 5. menjelaskan kaidah kalimat Indone sia baku Tes UH Bentuk tes Uraian UTS Bentuk tas PG UAS Bentuk Tes PG baku 2. Menyampaik an hasil menyun ting kata, frasa, klausa, dan kalimat dalam teks sesuai dengan kaidah bahasa Indone sia baku teks sesuai dengan kaidah bahasa Indone sia baku
  • 38. 35 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian Indonesia.  Siswa mendiskusikan tentang prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia. Mengasosiasikan:  Siswa menyimpulkan tentang prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.  Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting yang berhubungan dengan bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan
  • 39. 36 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian kalimat bahasa Indonesia.  Siswa mengevaluasi hasil analisis bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia. Mengomunikasikan:  Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang makna dan relasi makna antarkata bahasa Indonesia. Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan 3.2. Membandi ngkan relasi makna antarkata dalam bahasa Indonesia  Makna kata  Relasi makna kata Fakta 1. contoh relasi makna Konsep 1. pengertian relasi makna (homonim,ho Mengamati:  Siswa membaca teks tentang prinsip relasi makna antarkata dalam bahasa Indonesia. 1. Menunjuk kan sikap ilmiah pada waktu berdiskusi 2. menunjuk kan perilaku dan sikap Observasi: mengamati kegiatan siswa dalam proses diskusi dalam mengumpulka n data, analisis data 1. Memban dingkan relasi makna antarkata dalam bahasa Indonesia Tugas Mengeval uasi pengguna an makna kata dan relasi makna 1. Mempre sentasikan hasil evaluasi terhadap penggunaan relasi makna Performan/un juk kerja Alat Lembar pengamatan Portofolio
  • 40. 37 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian 4.2. Mengevalua si penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis mofon, homograf,pol isemi, dll.) Prinsip Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis Prosedur Langkah menulis dengan menggunakan makna kata dan relasi makna  Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis. Mempertanyakan:  Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis. Mengeksplorasi:  Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis. menerima, menghargai dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab dan pembuatan laporan. Individu 1. kejujuran 2. ketelitian 3. disiplin 4. tanggungja wab Sikap Ilmiah 1. kritis 2.objektif 3.toleran 2. Mengevalu asi penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis dalam teks tertulis Tes UH Bentuk tes Uraian UTS Bentuk tas PG UAS Bentuk Tes PG dalam teks 2. Menyampaik an hasil evaluasi terhadap penggunaan relasi makna dalam teks Menilai hasil evaluasi terhadap penggunaan relasi makna dalam teks
  • 41. 38 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian  Siswa mendiskusikan tentang prinsip penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis. Mengasosiasikan:  Siswa menyimpulkan tentang prinsip penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis.  Siswa mengevaluasi penggunaan makna kata dan relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis. Mengomunikasikan:  Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang penggunaan makna kata dan
  • 42. 39 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian relasi makna dalam komunikasi lisan dan tulis.  Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan. 3.3. Mengan alisis karakteristik , jenis-jenis, dan perkembang an drama dan teater. 4.3. Mengevaluasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater  Karakteri stis drama dan teater  Jenis- jenis drama dan teater  Perkemba ngan drama dan teater Fakta  Jenis- jenis drama dan teater  Perkemb angan drama dan teater Konsep  Karakteri stis drama dan teater Prinsip Prinsip menulis Mengamati:  Siswa membaca teks tentang karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.  Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. Mempertanyakan:  Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang 1. Menunjukkan sikap positif (individu dan social) dalam diskusi 2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat berdis kusi 3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai danmelaksan akan, kejujuran, ketelitian dan disiplin Observasi : mengamati kegiatan siswa dalamproses diskusi dalammengum pulkan data,analisis data, dan pembuatan laporan Individu 1. Kejuj uran 2. Keteli tian 3. Disipli n 4. Tangg ung jawab Sikapilmiah : Menganalisis karakteristik , jenis-jenis, dan perkembang an drama dan teater. Mengevaluasi hasil analisis karakteristik , jenis-jenis, dan perkembang an drama dan teater Tugas : Menganali sis karakteris tik, jenis- jenis, dan perkemba ngan drama dan teater. Mengeval uasi hasil analisis karakteris tik, jenis- jenis, dan perkemba ngan drama dan MenyusunLa poran karakteristik , jenis- jenis, dan perkembang an drama danteater Mengevalua si hasil analisis karakteristi k, jenis- jenis, dan perkemban gan drama dan teater. Observasi Mengamati kegiatan siswa dalam proses mengumpulka n data analisis data dan pembuatan laporan Portopolio Menilai laporan siswa tentang hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembanga n drama dan teater.
  • 43. 40 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian perkembanga n drama dan teater Prosedur Langkah menulis perkembanga n drama dan teater berhubungan dengan karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. Mengeksplorasi:  Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater.  Siswa mendiskusikan tentang prinsip karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. Mengasosiasikan:  Siswa menyimpulkan tentang prinsip karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan 1. Kritis 2. Objekt if toleran teater. Tes : UH Bentuk Uraian UTS Bentuk pilihan Ganda US Pilihan Ganda
  • 44. 41 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian drama dan teater.  Siswa mengevaluasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. Mengomunikasikan:  Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan
  • 45. 42 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian 3.4. Memba ndingkan perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasi -nya  Karakterist is drama dan teater  Jenis-jenis drama dan teater  Naskah Drama  Naskah Cerpen Fakta 1. Perbedaan antara drama, teater, dan cerpen Konsep 1. Pengertian drama 2. Pengertian teater 3. Pengertian cerpen Prinsip 1. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengalihwan akan dari cerpen ke drama Prosedur 1. Membandingk an antara drama dengan teater Mengamati:  Siswa membaca teks tentang drama dan teater.  Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan perbedaan drama dengan teater Mempertanyakan:  Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya.. Mengeksplorasi:  Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya. 1. Menunju kkan sikap positif (individu dan social) dalam diskusi 2. Menunju kkan sikap ilmiah pada saat berdis kusi Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai danmelaksan akan, kejujuran, ketelitian dan disiplin Observasi : mengamati kegiatan siswa dalamproses diskusi dalammengum pulkan data,analisis data, dan pembuatan laporan Individu 5. Kejuj uran 6. Keteli tian 7. Disipli n 8. Tangg ung jawab Sikap ilmiah : 3. Kritis 4. Objekt if toleran 3.1 Memba ndingk an perbed aan drama dengan teater serta menga presias i-nya. Mengalihw ahanakan (mengonve rsi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana. Tugas Membandi ngkan perbedaa n drama dengan teater serta mengapre siasi-nya. Mengalih wahanaka n (mengonv ersi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana . Tes : UH Bentuk Uraian UTS Bentuk pilihan Ganda US Pilihan Ganda Menyusun laporan Membanding kan perbedaan drama dengan teater serta mengapresia si-nya. Mengalihwa hanakan (mengonver si) cerpen ke dalam naskah drama sederhana. Observasi Mengamati kegiatan siswa dalam proses mengumpulka n data analisis data dan pembuatan laporan Portopolio Membandingk an perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasi -nya. Mengalihwaha nakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana. 4.4. Mengalihwa hanakan (mengonver si) cerpen ke dalam naskah drama sederhana
  • 46. 43 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian Mengalihwan akan dari cerpen ke drama  Siswa mendiskusikan tentang prinsip perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya. Mengasosiasikan:  Siswa menyimpulkan tentang prinsip perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya.  Siswa mengalihwahanak an (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana. Mengomunikasikan:  Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang perbedaan drama dengan teater serta apresiasinya.  Siswa membacakan hasil kerja kelompok di
  • 47. 44 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajar an Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilai- an Indikator Penilaian depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan 1.
  • 48. 45 BAB IV PENUTUP Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.
  • 49. 46 Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.
  • 50. 47 DAFTAR PUSTAKA Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara) Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.
  • 51. 48 Lampiran:Contoh RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : Materi Pokok : Perbandingan prosa lama dan prosa baru Alokasi waktu : 4 pertemuan x 3 jam pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyadengan mematuhi norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan mengapresiasi keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan menunjukkan sikap pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam kehidupan sosial secara efektif dengan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia. KI 3 : Memahami , menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang bahasa dan sastra Indonesia serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian bahasa dan sastra yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak untuk mengembangkanilmu bahasa dan sastra Indonesia secara mandiri dengan menggunakan metode ilmiah sesuai kaidah keilmuan terkait. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.3. Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang dekat dengan kita 2.4. Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra. 3.5. Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya Indikator : 3.5.1. Mengidentifikasi karakteristik prosa lama 3.5.2. mengidentifikasi karakteristik prosa baru. 3.5.3. Menyebutkan struktur Prosa 3.5.4. Mendeskripsikan karakteristik prosa lama 3.5.5. Mendeskripsikan karakteristik prosa baru
  • 52. 49 3.5.6. Membandingkan karakteristik prosa lama dan prosa baru 3.5.7. Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang dekat dengan kita. 3.5.8. Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra. 4.5. Menginterpretasi isi prosa lama dan baru Indikator : 4.5.1. Menginterpretasi isi prosa lama dan baru C. Tujuan Pembelajaran Setelah proses menggali informasi melalui berbagai fakta, menanya konsep, berdiskusi atas fakta dan konsep, menginterprestasi mengasosiasi dan mengomunikasikan, siswa dapat : 1. mengidentifikasi karakteristik prosa lama 2. mengidentifikasi karakteristik prosa baru 3. Mendeskripsikan karakteristik prosa lama 4. Mendeskripsikan karakteristik prosa baru 5. Membandingkan karkateristik prosa lama dan prosa baru 6. mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang dekat dengan kita. 7. mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra. D. Materi Pembelajaran Fakta  Berbagai contoh prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite legenda, sage, parabel, dongeng jenaka dan cerita berbingkai)  Berbagai prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi dan prosa populer) Konsep  Ciri-ciri, pengertian prosa lama dan prosa baru  Struktur cerita prosa (roman, fakta cerita {alur, penokohan, latar}, sarana sastra {pusat pengisahan, konflik}) Prinsip o Karakteristik prosa lama  Karakteristik prosa baru Prosedur  Karakteristik prosa lama dan prosa baru  Jenis prosa lama dan prosa baru E. Metode Pembelajaran (Rincian dari kegiatan Pembelajaran)  inquiry, discovery learning  diskusi  Eksperimen  Kerja kelompok dan Kaji Pustaka F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media :  Internet  Lab bahasa 2. Alat/bahan  LCD, Tape recorder,laptop  Naskah cerita prosa lama
  • 53. 50  Buku-buku karya sastra prosa baru  Koran, majalah, kliping tentang cerpen, dll 3. Sumber Belajar  Bahasa Indonesi: Ekspresi Diri dan Akademik . 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.  Pradopo, Joko Rachmat. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern.Yogyakarta:Gama Media.  Lubis,Mochtar.1997. Sastra dan tekniknya .Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu Pendahuluan  Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya  Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.  Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan  Apersepsi dan Motivasi.  Contoh naskah lama digunakan sebagai stimulan dengan sejumlah pertanyaan untuk memasuki kegiatan ini (naskah diserahkan pada guru untuk memilih) 15 menit Isi (kegiatan Inti) Mengamati  Kelas dibagi menjadi 10 kelompok (sesuai jumlah jenis prosa lama)  masing-masing kelompok mencoba dan mencermati (mencari dan menemukan ciri-ciri naskah yang dibacanya) dan mendokumentasikan hasil penemuannya sesuai dengan jenis prosa lama yang dibacanya (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai)  Secara individu siswamengidentifikasi hasil temuannya tentang ciri-ciri prosa lama berdasrakan naskah yang dicermatinya berdasarkan acuan kata tanya fakta (apa.., siapa..., kapan..., di mana,...., dan sejenisnya) Menanya  Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya, konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan untuk dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing- 100 menit
  • 54. 51 masing.  Mendefinisikan atas dasar temuannya  Membaca konsep tentang karakter prosa lama untuk dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas pengamatan dan tanya jawabnya Mencoba  Siswa mencoba merumuskan karakter naskah prosa lama yang dikajinya dan membahasnya, bertukar temuan bersama anggota kelompok  Menguraikan karakter prosa lama dari naskah yang dikajinya untuk bahan bahasan dengan kelompok lain Mengasosiasi  Siswa mengelompokkan karakter prosa lama berdasarkan naskah hasil tukar gagasan bersama kelompok lainnya.  Siswa mencoba menyimpulkan dan mengestimasikan tambahan karakter pada konsep yang dibacanya atas dasar kajian naskah yang dibahas Mengomunikasikan  Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan ditunjuk guru) menyampaikan/menayangkan hasil kesimpulannya.  Melaporkan hasil penelitian dan pengembangan (tertulis/lisan) tentang deskripsi karakteristik prosa lama Penutup  Bersama siswa menyimpulkan karakteristik prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai).  Memberikan tugas mencari contoh karya lain yang tergolong pada prosa lama.  Melaksanakan tes 20 menit Pertemuan 2 Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu Pendahuluan  Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan karasteristik prosa lama  Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan (Karakteristik prosa baru) 15 menit
  • 55. 52  Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan  Apersepsi dan motivasi Catatan: contoh naskah prosa baru (misal, novel burung- burung manyar karya YB Mangunwijaya) digunakan sebagai stimulan dengan pertanyaan untuk memasuki kegiatan Inti kegiatan Inti Mengamati  Kelas dibagi menjadi 5 kelompok (sesuai dengan jumlah jenis prosa baru)  Masing-masing kelompok membaca dan mencermati (mencari dan menemukan ciri-ciri naskah yg dibacanya) dan mendokumentasikan hasil penemuannya sesuai dengan jenis naskah prosa baru yang dibacanya (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer).  Secara individu mengidentifikasi hasil temuannya tentang ciri-ciri prosa lama berdasarkan naskah yang dicermatinya berdasarkan acuan kata tanya fakta (apa..., siapa..., kapan..., di mana..., dan sejenisnya) Menanya  Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya, konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan untuk dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing- masing.  Mendefinisikan atas dasar temuannya.  Membaca konsep tentang karakter prosa baru untuk dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas pengamatan dan tanya jawabnya Mencoba  Siswa mencoba merumuskan karakter naskah prosa baru yang dikajinya dan membahasnya, bertukar temuan bersama anggota kelompok.  Menguraikan karakter prosa baru dari naskah yang dikajinya untuk bahan bahasan dengan kelompok lain Mengasosiasi 100 menit
  • 56. 53  Siswa mengelompokkan karakter prosa baru berdasarkan naskah hasil tukar gagasan bersama kelompok lainnya.  Siswa mencoba menyimpulkan dan mengestimasikan tambahan karakter pada konsep yang dibacanya atas dasar kajian naskah yang dibahas. Mengomunikasikan  Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan ditunjuk guru) menyampaikan/menayangkan hasil kesimpulannya.  Melaporkan hasil penelitian dan pengembangan (tertulis/lisan) tentang deskripsi karakteristik prosa baru Penutup  Bersama siswa menyimpulkan karakteristik prosa lama (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer).  Memberikan tugas mencari contoh karya lain yang tergolong pada prosa baru.  Melaksanakan tes 20 menit Pertemuan 3 Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu Pendahuluan Kegiatan awal  Siswa merespon salam dan mengondisikan kelas  Tanya jawab tentang karakteristik prosa lama dan prosa baru.  Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama dan prosa baru) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.  Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.  Apersepsi dan motivasi Ditampilkan:  penggalan Roman Siti Nurbaya untuk bahan apersepsi “Badannya sedang, tak gemuk dan tak kurus, tetapi tegap. Pada wajah mukanya yang jernih dan tenang, berbayang, bahwa ia seorang yang lurus, tetapi keras hati; tak mudah dibantah, 15 menit
  • 57. 54 barang sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan rumah sekolahnya, nyata ia anak seorang yang mampu dan tertib sopannya, menyatakan ia anak seorang yang berbangsatinggi.” Siti Nurbaya, Marah Rusli  penggalan cerita rakyat (dongeng) Malin Kundang “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya. Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya“Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Cerita rakyat, Malin Kundang Kedua penggalan salah satu contoh prosa baru dan prosa lama ditampilkan sebagai apersepsi dan motivasi Kegiatan Inti Mengamati  Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok  Masing-masing kelompok diberi data (konteks) yang berisi berbagai penggalan dari Struktur Cerita Prosa (tema, fakta cerita [alur, penokohan, latar], sarana sastra [ pusat pengisahan, konflik)  Secara individu di tiap kelompok mencermati data yang dibagikan guru  Dengan kemampuan individu, masing-masing siswa mencari, menemukan, menuliskan ciri tiap penggalan yang dicermatinya. Menanya  Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya, konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan dari tiap penggalan teks untuk dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing-masing.  Mendefinisikan atas dasar temuannya. 100 menit
  • 58. 55  Membaca konsep tentang struktur prosa lama dan prosa baru untuk dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas data yang dikajinya. Mencoba  Siswa bereksperimen untuk merumuskan maksud struktur prosa baik dalam prosa lama maupun prosa baru.  Menyiapkan alasan dan penjelasan atas ciri tiap struktur prosa secara berkelompok. Mengasosiasi  Siswa mencoba mengestimasi tentang struktur prosa menurut versi kelompok dengan mengacu pada konsep yang dibahasnya.  Menyiapkan deskripsi struktur prosa berdasarkan estimasinya dengan gaya kelompoknya. Mengomunikasikan  Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil deskripsi dan estimasinya tentang struktur prosa (lama dan baru)  Tugar gagasan melalui diskusi kelas untuk mencapai kesimpulan klasikal tentang struktur prosa Penutup  Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru tentang kesimpulan struktur prosa (lama dan baru)  Penilaian performen, lisan, kerja kelompok, pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama proses kegiatan inti 20 menit Pertemuan 4 Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu Pendahuluan Kegiatan Awal  Siswa merespon salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas  Tanya jawab tentang karakteristik prosa lama, prosa baru, dan struktur prosa.  Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama, prosa baru, struktur prosa) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.  Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.  Tanya jawab tentang sinetron terkini (baik diangkat 20 menit
  • 59. 56 dari prosa lama maupun kisah kehidupan terkini) yang ditayangkan di TV sebagai apersepsi dan bahan motivasi Kegiatan Inti Mengamati  Menikmati tayangan film tentang kisah “Lutung Kasarung” (sabagai contoh prosa lama) dan tayangan film novel, “Cintaku di Kampus Biru” (sabagai contoh prosa baru).  Secara individu siswa mencatat karakter dari masing- masing contoh prosa yang ditayangkan. Menanya  Masing-masing siswa membuka dokumen kerja individu tentang karakter prosa lama dan prosa baru yang disimpulkan pada pertemuan pertama dan kedua  Tiap siswa mencocokkan ciri/karakter yang ditemukan pada tayangan baik kisah “Lutung Kasarung” dengan novel, “Cintaku di Kampus Biru” dengan kesimpulan karakter prosa lama dan prosa baru yang telah dipelajari sebelumnya Mencoba  Masing-masing siswa mulai membandingkan hasil proses belajar tentang prosa lama dan prosa baru.  Tiap siswa mencoba menyiapkan komentar tentang karakter pada prosa lama dan prosa baru Mengasosiasi  Tiap siswa mengestimasikan keindahan yang ditangkap pada kisah/cerita baik yang terdapat pada prosa lama dan prosa baru  Siswa secara berkelompok menginterpretasi karakteristik cerita bebas yang ditemukan di mass media  Menyiapkan estimasinya dalam deskripsi singkat untuk bahan presentasi kelas. Mengomunikasikan  Mempresentasikan hasil estimasi kelompok tentang perbedaan karakteristik prosa lama dan prosa baru.  Memberikan contoh dan komentar atas karakteristik prosa yang diambil dari mass media. Penutup  Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru tentang kesimpulan perbedaan prosa lama dan baru. 30 menit
  • 60. 57  Mencari karakteristik pada karya prosa lama dan karya satra prosa baru dari internet secara berkelompok.  Mendramatisasikan salah satu karya sastra (boleh prosa lama atau prosa baru) ditampilkan secara berkelompok sebagai wujud interpretasi dan apresiasi atas karya sastra prosa.  Penilaian performen, lisan, kerja kelompok, pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama proses kegiatan inti. H. Penilaian 1. Jenis/teknik penilaian a. Kompetensi Sikap:  Observasi  Penilaian diri b. Kompetensi Pengetahuan:  Tes tertulis  Tes lisan c. Kompetensi Keterampilan:  Tes praktik,  Projek, dan  Portofolio. 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran Rubrik Instrumen a. Peniaian Sikap Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik No. Sikap Nama Keterbukaan Ketekunanbelajar Kerajinan Tenggangrasa Kedisiplinan Kerjasama Ramahdengan teman Hormatpada orangtua Kejujuran Menepatijanji Kepedulian Tanggungjawab 1 2 3 4 5 6
  • 61. 58 7 8 Keterangan: Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5. 1 = sangat kurang; 2 = kurang konsisten; 3 = mulai konsisten; 4 = konsisten; dan 5 = selalu konsisten. . Lembar Observasi LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI Mata Pelajaran : .............................................. Kelas/Program : X / Ilmu Bahasa dan Budaya Kompetensi : .............................................. Materi : .............................................. No Nama Siswa Sikap Pribadi Sikap Ilmiah Jml Skor NilaiJujur Displ Tgjwb Kritis Objek Tolr (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. 1 Juminah 4 4 3 4 3 3 21 2. 2 Zulaekah 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
  • 62. 59 Keterangan pengisian skor 4. Sangat baik 3. Baik 2. cukup 1. Kurang b. Penilaian Pengetahuan Penilaian Pengetahuan Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Instrumen Mengidentifikasi karakteristik prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai) Tes tertulis Isian Identifikasilah karakteristik prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai)! Mengidentifikasi karakteristik prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer). Tes tertulis Isian Identifikasilah karakteristik prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa populer)! Mendeskripsikan struktur prosa Tes tertulis Daftar pertanyaan Deskripsikan struktur prosa! Mendeskripsikan karakteristik prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan cerita berbingkai) Tes lisan Daftar pertanyaan Deskripsikan karakteristik prosa lama yang Anda temukan dalam penggalan yang Anda baca! Mendeskripsikan karakteristik prosa baru (roman, novel, Tes lisan Isian Deskripsikan karakteristik prosa baru yang Anda temukan dalam penggalan yang Anda baca!
  • 63. 60 Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Instrumen cerpen, biografi, dan prosa populer). Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru Tes tertulis Isian Jelaskan perbedaan antara karakteristik prosa lama dan prosa baru! Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang dekat dengan kita Tes tertulis Isian a. Jelaskan yang dimaksud unsur intrinsik karya sastra! b. Jelaskan manfaat yang dapat diperoleh dari membaca karya sastra! Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra Penugasan individu Pekerjaan rumah Bacalah karya prosa dari mass media, kemudian analisislah unsur intrinsik karya tersebut! Menginterpretasi isi prosa lama dan baru Tes praktik Tes simulasi Dramatisasikan salah satu karya sastra prosa secara berkelompok! Kunci Jawaban 1. Karakteristik prosa lama di antaranya: menggunakan bahasa Melayu ; menghubungkan cerita dengan kejadian alam atau tempat; dan berkisah tentang kerajaan (istana sentris); bersifat statis; fantastis 2. Karakteristik prosa baru di antaranya: menggunakan bahasa yang berkembang dalam masyarakat ; berkisah tentang kejadian dalam masyarakat (masyarakat sentris); bersifat dinamis; logis. 3. Struktur prosa: a. Tema, yakni gagasan pokok pikiran yang digunakan pengarang untuk mengembangkan cerita. b. Plot (alur cerita), yakni rangkaian peristiwa yang saling berhubungan dan membentuk kesatuan cerita. c. Tokoh, yakni sejumlah orang mengalami perubahan nasib berdasarkan keputusan, sikap, dan tindakan yang dipilihkan ketika menghadapi masalah. d. Setting, yakni tempat terjadinya peristiwa yang dikisahkan.