2. ii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.
Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan
Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang
menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian
autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini
disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru
secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan
model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
3. iii
DAFTAR ISI
COVER -------------------------------------------------------------------------------------------i
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------ ii
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I : PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------- 1
B. Tujuan ---------------------------------------------------------------------------------------- 2
C. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------------------- 2
D. Landasan Hukum------------------------------------------------------------------------------ 3
BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI ---------------------------------------------------- 4
A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik ------------------------------------------------------- 5
B. Penilaian Autentik --------------------------------------------------------------------------- 8
C. Penilaian Hasil Belajar---------------------------------------------------------------------- 10
BAB III : ANALISIS KOMPETENSI -----------------------------------------------------------13
A. Prosedur Analisis ---------------------------------------------------------------------------- 13
B. Hasil Analisis Kompetensi Dasar ---------------------------------------------------------- 22
BAB IV : PENUTUP ------------------------------------------------------------------------45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN: Contoh RPP
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka
mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang
seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan
pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik
secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
5. 2
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270
SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk
kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah
telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan
buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah.
Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku
yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum
2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus
sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan
materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan
melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa
memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk
muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
A. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang
ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata
pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian otentik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
6. 3
3. Penilaian otentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi
Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus
7. 4
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar
proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan
peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta
didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya
sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual
menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4)
pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
8. 5
menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif;
(8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran
yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang
menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana
saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa,
serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input
– proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta
didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni,
2000; & Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran
saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis
peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara
9. 6
terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari
pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator
yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta
didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para
ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan
demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,
membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus
proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam
memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,
dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide
atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan
dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains
menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover)
pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip
dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik
lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu
informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator
dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap
ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains
pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam
mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari natural
science, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus merefleksikan kompetensi
sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks
situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta
10. 7
atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca,
dan atau menyimak.
(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan
siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir
metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi
(critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya
dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas.
Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan
dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa,
mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini
mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta
memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar
termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang
direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara
lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan,
dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi
atau praktik.
(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.
Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi,
membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.
Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekadar
mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu
menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi
dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa,
kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
(1) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara
langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca,
melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut.
11. 8
(2) Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum,dan teori.
(3) Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen.
(4) Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan
penalaran dan memprediksi fenomena.
(5) Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi
baru yang terduga sampai tak terduga.
B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-
benar dikuasai dan dicapai.
Penilaian dapat dilakukan dengan portofolio yang merupakan kumpulan yang sistematis
pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun
waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam
pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-
assessment.
1. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap
usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin
dicapai (standar) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
2. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan
penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah
dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain sebaiai berikut.
1. Penilaian Kinerja Peserta Didik
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau
mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis
karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu
masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.
2. Penilaian Portofolio Peserta Didik
12. 9
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu
periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya
terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam
penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam
suatu mata pelajaran.
Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan
belajar yang dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki diri. Penilain
portofolio dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri
(self assesment) dan peer assesment.
Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang
ingin dicapai oleh peserta didik dalam belajar. Peer assessment adalah penilian
dimana peserta didik berdiskusi untuk memberikan penilaian upaya dan hasil
penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan sendiri atau dengan teman dalam
kelompoknya.
3. Penilaian Potensi Belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik, yaitu
mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-
temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi
kesiapan belajarnya.
4. Penilaian Usaha Kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dilakukan pada pembelajaran kooperatif
dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi
merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan
temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis
masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil
pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut,
penilaian ini antara lain 1)assesment kerja, 2) assesment autentik, dan
3)portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana
13. 10
peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta didik
menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat
mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan
nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau
lingkungannya. Karena itu, di samping pengembangan kurikulum juga perlu
dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang
memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir
dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar
(learning how to learn).
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah
beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai
dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk
menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi
pengetahuan bermakna. Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal, yaitu 1)
bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses; 2)
bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah; dan
3) bagaimana peserta didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah
atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil
penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam,
misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk
penyajian formal lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan
masalah oleh peserta didik atau dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi
(bekerja bersama pihak lain)
C. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Indonesia
1. Aspek sikap melalui pengamatan
Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan lembar
pengamatan atau daftar ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang
diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang
dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi.Penilaian
sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius
dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa.
Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi
bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada pencapaian
standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “ Menghayati dan mengamalkan
14. 11
ajaran agama yang dianutnya” dan “Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari
upaya pencapaian kedua sikap tersebut (religius dan sosial). Guru Bahasa dan
Sastra Indonesia perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi
pokok sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KI-3
dan KI-4.
Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat pengamatan
dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat diskusi kelompok,
kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek. Berikut ini contoh
aspek pengamatan sikap sesuai dengan aktivitas siswa.
2. Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes
Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes.
Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda,
isian, benar salah, dll) dan/atau tes praktik. Sedangkan bentuk nontes dapat
dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau
tugas membuat laporan tertulis.
Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang dan
didesain dimulai dengan menyusun indikator pencapaian, indikator soal, dan/
atau aspek penilaian nontes, hingga pedoman penilaian/penskoran. Dalam
menyusun indikator soal tes tertulis, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Indikator soal dinyatakan dengan kalimat pernyataan dengan memuat empat
unsur, yaitu subjek (siswa), kompetensi (dinyatakan dengan kata kerja
operasional), konten (isi, materi), dan derajat pencapaian komeptensi
(2) Indikator yang baik dinyatakan dengan jelas dan tegas sehingga dapat dibuat
soalnya
(3) Pada soal uraian atau tes praktik, indikator menjadi pedoman dalam
mengembangkan rubrik penilaian dan pedoman peskoran/penilaian
Penilaian pengetahuan melalui tugas sebaiknya ditekankan pada aspek yang
relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dapat dinilai melalui
tugas antara lain: kelengakapan isi, kedalaman/keluasan isi, dan kebenaran isi.
15. 12
Dalam menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk daftar
ceklis atau menggunakan skala penilaian.Contoh format penilaian tugas dapat
dilihat pada lampiran RPP.
3. Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio projek
Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi
lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret.
Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah,
menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental (berpikir)
tanpa bantuan alat.Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan
fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta
dengan bantuan alat.
Kompetensi aspek keterampilan dapat diukur melalui pengamatan pada saat
mereka bekerja dalam kelompok, berdiskusi, presentasi, eksperimen, atau tugas
projek. Berikut ini contoh pengamatan aspek keterampilan pada beberapa
kegiatan.
Aspek keterampilan juga dapat dinilai berdasarkan produk yang dihasilkan siswa
yang didokumentasikan perkembangannya dalam bentuk portofolio. Bentuk
portofolio yang dapat digunakan antara lain laporan tertulis, hasil tugas projek,
dan lain-lain. Dalam merancang, mendesain, dan melaksanakan penilaian aspek
keterampilan, guru sebaiknya menetapkan fokus penilaian keterampilan.Berikut
ini beberapa aspek penilaian keterampilan melalui portofolio pada beberapa
jenis.
16. 13
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
B. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan
dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus
pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada
ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran
pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang
dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti
untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang
mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan
kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
17. 14
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai
berikut.
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
(1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok.
Tabel linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3.1 Memahami hakikat 4.1 Menginterpretasi hakikat Hakikat bahasa
18. 15
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
bahasa dan bunyi
bahasa sebagai sistem
simbol yang dijadikan
wahana interaksi sosial
manusia.
bahasa dan bunyi bahasa
sebagai sistem simbol
yang dijadikan wahana
interaksi sosial.
dan bunyi sebagai
sistem simbol.
3.2 Memahami bahasa
Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa
negara
4.2 Mengabstraksikan
perkembangan bahasa
Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa
negara.
Sejarah Bahasa
Indonesia
Lingua Franca
Bahasa negara
Bahasa
Persatuan
3.3. Membandingkan
kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia, bahasa
daerah, dan bahasa asing
di Indonesia.
4.3. Mengabstraksikan
kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia, bahasa
daerah, dan bahasa asing
di Indonesia.
Kedudukan dan
Fungsi Bahasa
Bahasa
Nasional dan
Bahasa Negara
Bahasa Daerah
Bahasa Asing
3.4. Membandingkan
karakteristik puisi lama
dan puisi baru secara
memadai serta
mengapresiasinya
4.4. Menulis puisi lama dan
baru
Karakteristik
Puisi Lama
Karakteristik
Puisi Baru
3.5. Membandingkan
karakteristik prosa lama
dan baru serta
mengapresiasinya
4.5. Menginterpretasi isi
prosa lama dan baru
Karakteristik
Prosa Lama
(hikayat,
sejarah/tambo,
kisah, dongeng
fabel, mite,
legenda, sage,
parabel,
dongeng
jenaka, dan
cerita
berbingkai)
Karakteristik
Prosa
Baru(roman,
novel, cerpen,
biografi, dan
prosa populer)
Struktur Cerita
Prosa (tema,
fakta cerita
[alur,
penokohan,
latar], sarana
sastra [ pusat
pengisahan,
19. 16
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
konflik)
3.1. Memahami prinsip
bahasa Indonesia baku
serta kaidah dasar
tentang kata, frasa,
klausa, dan kalimat
bahasa Indonesia.
4.1 Menyunting kata, frasa,
klausa, dan kalimat
sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia baku.
Prinsip bahasa
Indonesia baku
Kaidah
penyusunan
kata
Kaidah
penyusunan
frasa
Kaidah
penyusunan
klausa
Kaidah
penyusunan
kalimat
3.2. Membandingkan relasi
makna antarkata dalam
bahasa Indonesia
4.2 Mengevaluasi
penggunaan makna kata
dan relasi makna dalam
komunikasi lisan dan
tulis
Makna kata
Relasi makna
kata
3.3. Menganalisis
karakteristik, jenis-jenis,
dan perkembangan
drama dan teater
4.3 Mengevaluasi hasil
analisis karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan drama
dan teater
Karakteristis
drama dan
teater
Jenis-jenis
drama dan
teater
Perkembangan
drama dan
teater
3.4. Membandingkan
perbedaan drama dengan
teater serta
mengapresiasi-nya.
4.4 Mengalihwahanakan
(mengonversi) cerpen ke
dalam naskah drama
sederhana.
Karakteristis
drama dan
teater
Jenis-jenis
drama dan
teater
Naskah Drama
Naskah Cerpen
(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi
materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang
terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator
dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta.
20. 17
(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
(5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan.
(6) Merancang penilaian yang diperlukan.
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
1. MengembangkanMateri pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan
kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).Dalam
penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan
kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori,
yaitu:
(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati
(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti
air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri
bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume
dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke
Materi Pokok
(Silabus)
Materi
Pembelajaran
Fakta, Konsep,
Prinsip, dan
Prosedur
Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran:
Mengamati,
Menanya,
Mencoba,
Mengasosiasi,
dan
Mengomunikasi
kan
Pembelajaran
(Silabus)
Indikator
Sikap,
Pengethuan,
dan
Keterampilan
untuk
Penilaian
Penillaian
(Silabus)
Lulusan yang :
Cerdas,
Kreatif,
Produktif, dan
Bertanggung
jawab
21. 18
tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi
dari fakta yang telah didefinisikan.
(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif
yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika
dipanaskan akan menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air,
konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip
adalah hokum, teori, dan azas.
(4) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi
pokok.
2. MengembangkanKegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
(1) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra
dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang
diamati adalah materi yang berbentuk fakat, yaitu fenomena atau beristiwa
dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa
disentuh, dilihat, dan sebagainya
Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran mendorong keterlibatan peserta
didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk
keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut.
Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk
kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang
sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini peserta didik
sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang
diamati.
Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi
biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta
didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi
yang diamati. Mereka juga tidak memiliki hubungan apa pun dengan pelaku,
objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan
observasi biasa, pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati
ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada
22. 19
pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan
atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi.
Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi partisipatif,
peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek
yang diamati. Sejatinya, observasi semacam ini paling lazim dilakukan
dalam penelitian antropologi, khususnya etnografi. Observasi semacam ini
mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau
objek yang diamati. Di bidang pengajaran bahasa, misalnya, dengan
menggunakan pendekatan ini berarti peserta didik hadir dan “bermukim”
langsung di tempat subjek atau komunitas tertentu dan pada waktu
tertentu pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat, termasuk
melibakan diri secara langsung dalam situasi kehidupan mereka
(2) Menanya adalah proses mengonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan
prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Dalam kegiatan menanya,
siswa mengembangkan keterampilan lisan dan tertulis dalam merumuskan
pertanyaan, mulai pertanyaan sederhana dan pendek hingga pertanyaan
kompleks dan kritis. Untuk mendorong hasil yang efektif dan efisien proses
menanya dalam diskusi harus disiapkan oleh guru, antara lain: tujuan dan hasil
kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur dan alokasi waktu diskusi
ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar kerja diskusi; diberikan apresiasi
yang cukup kepada siswa yang aktif berpartisipasi.
Tingkatan menanya :
Tingkatan Sub tingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang lebih
rendah
Pengetahuan (knowledge) Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.
Pemahaman
(comprehension)
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan (application Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
23. 20
Tingkatan Sub tingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih
tinggi
Analisis (analysis) Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti…
Mengapa…
Identifikasikan…
Tunjukkanlah sebabnya…
Berilah alasan-alasan…
Sintesis (synthesis) Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Susunlah…
Rancanglah...
Tulislah…
Bagaimanakita dapat
memecahkan…
Apa yang terjadi
seaindainya…
Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
Kembangkan…
Evaluasi (evaluation) Berilah pendapat…
Alternatif mana yang lebih
baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Berilah alasan…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah…
(3) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konspetual,
dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan
mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur
seperti yang dipeorleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan
prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam
bentuk ekperimen atau tugas projek.
Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk
memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan meningkatkan
kebermaknaan belajar (meaningfulllearning) bagi siswa. Mereka menjadi lebih
yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang
diperoleh. Kegiatan mencoba jenis kedua merupakan kelanjutan dari jenis yang
pertama. Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari
kegiatan mengonstruksi pengetahuan komseptual dan prosedural dapat
dilanjutkan dengan kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya
dalam situasi baru. Data baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi
karena bukan sekadar membuktikan prinsip/prosedur yang diketahui melainkan
mencoba menerapkan dalam situasi baru.Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan
kreativitas dan inovasi guru merancang dan mendesainnya, serta mencobanya
24. 21
agar prosedur dan data yang diharapkan dapat diterima (acceptable) secara
keilmuan. Contoh jenis kedua tersaji dalam lampiran (RPP)
(4) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap
data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori
mengasosiasi adalah menyajikan data secara sistematis, memilah,
mengelompokkan, menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan
menafsirkan. Kegiatan mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan
menggunakan lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah
sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas projek
dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar kerja karena siswa lebih
bebas dalam berkreasi dan berinovasi
(5) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana siswa
mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam
bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar
siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk
menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, kesan, dan lain sebagainya termasuk
dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi kendala waktu
terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus
menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran dan alokasi waktu
kegiatan dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap siswa mendapat
kesempatan yang proporsional.
Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa
mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas
berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya. Membuat blog, membuat
laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan website
dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu
formal.
25. 22
2. Hasil Analisis Kompetensi Dasar
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
3.1.
Memahami
hakikat bahasa
dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana
interaksi sosial
manusia.
Hakikat
bahasa dan
bunyi sebagai
sistem
simbol.
Fakta
Bunyi Bahasa
Sebagai
Simbol
Konsep
1. Hakikat
Bahasa
2. sistem
simbol
Prinsip
Prinsip
penggunaan
bahasa yang
baik dan
benar
Prosedur
Langkah yang
dilakukan
sebelum
menggunakan
bahasa dalam
situasi
tertentu
Mengamati:
Siswa membaca
teks tentang
hakikat bahasa
dan bunyi bahasa
sebagai sistem
simbol yang
dijadikan
wahana interaksi
sosial manusia.
Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan hakikat
bahasa dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol.
Mempertanyakan:
Siswa bertanya
jawabtentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang hakikat
bahasa dan bunyi
1. menunjukkan
sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
2. menunjukkan
sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
3. menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanaka
n kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggungjaw
ab.
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
3. disiplin
4. tanggungj
awab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2. objektif
3. toleran
1. memahami
hakikat
bahasa dan
bunyi
bahasa
sebagai
sistem
simbol
yang
dijadikan
wahana
interaksi
sosial
manusia.
2. menginter
pretasikan
hakikat
bahasa dan
bunyi
bahasa
sebagai
sistem
simbol
yang
dijadikan
wahana
interaksi
sosial
manusia
Tugas :
1. memah
ami
hakikat
bahasa
dan
bunyi
bahasa
2. mengint
erpreta
sikan
hakikat
bahasa
dan
bunyi
bahasa
Tes
UH
bentuk
Uraian
UTS
bentuk
pilihan
Ganda
1. laporan
siswa
tentang
hakikat
bahasa dan
bunyi
bahasa
sebagai
sistem
simbol
yang
dijadikan
wahana
interaksi
sosial
manusia.
Observasi :
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan
Portofolio
menilai
laporan siswa
tentang
hakikat
bahasa dan
bunyi bahasa
sebagai sistem
simbol yang
dijadikan
wahana
interaksi
sosial
manusia.
26. 23
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana interaksi
sosial manusia.
Mengasosiasikan:
Siswa
mendiskusikan
tentang hakikat
bahasa dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana interaksi
sosial manusia.
Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
hakikat bahasa
dan bunyi bahasa
sebagai sistem
simbol.
Mengomunikasikan :
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
hakikat bahasa
27. 24
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
dan bunyi bahasa
sebagai sistem
simbol.
Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
depan
kelas,siswa lain
memberikan
tanggapan.
Siswa
menginterpretasi
kan hakikat
bahasa dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana interaksi
sosial manusia.
4.1.
Menginterpretas
i hakikat bahasa
dan bunyi
bahasa sebagai
sistem simbol
yang dijadikan
wahana
interaksi sosial.
3.2. Memahami
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan
bahasa
negara
Sejarah
Bahasa
Indonesi
a
Lingua
Franca
Bahasa
negara
Bahasa
Persatua
n
Fakta
1. Bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan bahasa
negara
Konsep
1.Bahasa
persatuan
sebagai alat
Mengamati:
Siswa membaca
teks tentang
fungsi dan
kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
1. Menunjuk-
kan sikap
positif secara
individu dan
social dalam
diskusi
2. Menunjukkan
sikap ilmiah
pada waktu
berdiskusi
3.menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
1. menjelas
kan sejarah
bahasa
Indonesia
2.
menjelaskan
bahasa
Indonesia
sebagai
lingua franca
3.
menjelaskan
bahasa
Indonesia
Tugas
Mengabstr
aksi
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan
bahasa
negara
Tes
UH
1. Mempre
sentasikan
hasil diskusi
kelompok
tentang
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan bahasa
negara
2.
Menyampaik
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
Menilai
abtraksi
tentang
bahasa
Indonesia
sebagai
28. 25
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
mempersatuk
an bangsa
2. Bahasa
negara
merupakan
bahasa resmi
bangsa
Indonesia
Prinsip
Hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
menggunakan
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan negara
Prosedur
Langkah yang
perlu
dilakukan
sebelum
menggunakan
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan negara
denganfungsi
dan kedudukan
bahasa Indonesia
Mempertanyakan:
Siswa bertanya
jawab
tentanghal-hal
yang
berhubungan
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang fungsi
dan kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
Mengasosiasikan:
Siswa
mendiskusikan
tentang fungsi
dan kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
Siswa
menyimpulkan
hal-hal
menghargai
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin, dan
tanggung
jawab.
3. disiplin
4. tanggungja
wab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2. objektif
3. toleran
sebagai
bahasa
persatuan
4.
menjelaskan
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
negara
Bentuk
tes
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
an abstraksi
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan bahasa
negara yang
telah
ditulisnya
bahasa
persatuan dan
bahasa negara
4.2.Mengabstra
ksikan
perkembang
an bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
persatuan
dan bahasa
negara
29. 26
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
terpenting yang
berhubungan
dengan fungsi
dan kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
Siswa
mengabstraksi
perkembangan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan
bahasa negara.
Mengomunikasikan:
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok tentang
fungsi dan kedudukan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
persatuan dan bahasa
negara. Siswa
membacakan hasil
kerja kelompok di
depan kelas,siswa lain
memberikan
tanggapan
30. 27
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
3.3. Membandi
ngkan
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah,
dan
bahasa
asing di
Indonesia.
Keduduk
an dan
Fungsi
Bahasa
Bahasa
Nasional
dan
Bahasa
Negara
Bahasa
Daerah
Bahasa
Asing
Fakta
1.
perbandingan
kedudukan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah dan
bahasa asing
di Indonesia
Konsep
1. kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
masing-
masing
berbeda.
1.
Prinsip
1. Prinsip
penggunaan
bahasa
daerah di
Indonesia
2. Prinsip
penggunaan
bahasa asing
di Indonesia
3. Prinsip
penggunaan
Mengamati:
Siswa membaca
teks tentang
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
kedudukan dan
fungsi bahasa.
Mempertanyakan:
Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
1. Menunjuk-
kan sikap
positif secara
individu dan
social dalam
diskusi
2. Menunjukkan
sikap ilmiah
pada waktu
berdiskusi
3.menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin, dan
tanggung
jawab.
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
3. disiplin
4. tanggungja
wab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2.objektif
3.toleran
Menjelas kan
perbandinga
n kedudukan
dan funsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
Tugas
Mengabstr
aksi
perbandin
gan
keduduka
n dan
fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah,
dan
bahasa
asing di
Indonesia
Tes
UH
Bentuk
tes
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
1. Mempre
sentasikan
hasil diskusi
kelompok
tentang
perbandinga
n
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di
Indonesia.
2.
Menyampaik
an abstraksi
perbandinga
n
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
Menilai
abtraksi
tentang
perbandingan
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
4.3.Mengabstra
ksikan
kedudukan
dan fungsi
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa
asing di
Indonesia
31. 28
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
bahasa
Indonesia
Prosedur
Langkah yang
perlu
dilakukan
sebelum
menggunakan
bahasa
Indonesia,
bahasa
daerah, dan
bahasa asing
di Indonesia
Mengasosiasikan:
Siswa
mendiskusikan
tentang
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
Mengomunikasikan:
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia,
bahasa daerah,
dan bahasa asing
di Indonesia.
Siswa
membacakan
hasil kerja
32. 29
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
kelompok di
depan
kelas,siswa lain
memberikan
tanggapan.
2. Siswa
mengabstraksi
kedudukan dan
fungsi bahasa
Indonesia, bahasa
daerah, dan
bahasa asing di
Indonesia.
3.4. Memba
ndingkan
karakteristik
puisi lama
dan puisi
baru secara
memadai
serta
mengapresia
sinya
Karakte
ristik
Puisi
Lama
Karakterist
ik Puisi
Baru
Fakta
1. Puisi lama
2. Puisi baru
Konsep
1.karakteristi
k puisi lama
2.
karakteristik
puisi baru
Prinsip
1.Prinsip
membaca
puisi
2. Prinsip
mengapresias
i puisi
Mengamati:
Siswa membaca
teks tentang
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru secara
memadai serta.
mengapresiasiny
a.
Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru.
Mempertanyakan:
Siswa bertanya
jawab tentang
1. menunjukka
n sikap
positif
(individu dan
sosial)
dalam
diskusi
2. menunjukka
n sikap
ilmiah pada
saat
berdiskusi
3. menunjukka
n perilaku
dan sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanaka
n kejujuran,
ketelitian,
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
1. disiplin
2. tanggungj
awab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2. objektif
3. toleran
1. Menjelas
kan
karakteris
tik puisi
lama dan
puisi baru
2.
mengapre
siasi isi
puisi lama
dan puisi
baru
3. menulis
puisi lama
dan puisi
baru
Tugas
1.
Menjelas
kan
karakteri
stik puisi
lama
dan puisi
baru
2.
mengapr
esiasi
puisi
lama
dan puisi
baru
Tes
UH
Bentuk
tes
1. Mempre
sentasikan
hasil diskusi
kelompok
tentang
karakteristik
puisi lama
dan puisi
baru
2.
Menyampaik
an hasil
apresiasi
puisi lama
dan puisi
baru
3. menulis
puisi lama
dan puisi
baru
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
Menilai hasil
apresiasi puisi
lama dan puisi
baru.
Menilai hasil
menulis
contoh puisi
lama dan puisi
baru
4.4.Menulis
puisi lama
dan baru
33. 30
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
Prosedur
1. langkah-
langkah
mengapresias
i puisi
hal-hal yang
berhubungan
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru.
Mengasosiasikan:
Siswa
mendiskusikan
tentang
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru.
Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
karakteristik
puisi lama dan
puisi baru.
Mengomunikasikan:
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
karakteristik
puisi lama dan
disiplin dan
tanggungjaw
ab.
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
34. 31
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
puisi baru.
Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
depan
kelas,siswa lain.
memberikan
tanggapan
Siswa menulis
puisi lama dan
puisi baru.
3.5. Memba
ndingkan
karakteristi
k prosa
lama dan
baru serta
mengapresi
asinya
Karakteri
stik
Prosa
Lama
(hikayat,
sejarah/t
ambo,
kisah,
dongeng
fabel,
mite,
legenda,
sage,
parabel,
dongeng
jenaka,
dan
cerita
berbingk
ai)
Karakteri
stik
Fakta
1. Naskah
Hikayat
dan
naskah
novel
Konsep
Karakteristik
prosa
lama dan
prosa
baru
Prinsip
Prinsip
mengapresias
i prosa lama
dan prosa
baru
Mengamati:
Siswa membaca
teks tentang
karakteristik
prosa lama dan
baru serta
mengapresiasiny
a.
Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
karakteristik
prosa lama dan
baru.
Mempertanyakan:
Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
1.
menunjukka
n sikap
positif
(individu dan
sosial)
dalam
diskusi
2.
menunjukka
n sikap
ilmiah pada
saat
berdiskusi
1. menunjukka
n perilaku
dan sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanaka
n kejujuran,
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
2. disiplin
3. tanggungj
awab
Sikap Ilmiah
4. kritis
5. objektif
6. toleran
1.
menjelaskan
karakteristik
prosa lama
dan prosa
baru.
2.
menginterpr
etasikan isi
prosa lama
dan baru
3.
Menjelaskan
unsur cerita
prosa lama
dan prosa
baru
Tugas :
1.
menjelask
an
karakteris
tik prosa
lama dan
baru
2.
Menginte
rpretasi
prosa
lama dan
prosa
baru
3.
Menjelas
kan unsur
cerita
prosa
lama dan
baru
laporan
siswa
tentang
karekterist
ik dan isi
prosa lama
dan baru
Portofolio
menilai
laporan siswa
tentang
karakteristik
dan isi prosa
lama dan
prosa baru.
4.5.Menginterpr
etasi isi
prosa lama
dan baru
35. 32
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
Prosa
Baru(rom
an,
novel,
cerpen,
biografi,
dan
prosa
populer)
Struktur
Cerita Prosa
(tema, fakta
cerita [alur,
penokohan,
latar], sarana
sastra [ pusat
pengisahan,
konflik
Prosedur
Langkah
mengapresias
i prosa lama
dan prosa
baru
dengan isi
bacaan.
Mengeksplorasi:
Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang
karakteristik
prosa lama dan
baru serta
mengapresiasiny
a.
Mengasosiasikan:
Siswa
mendiskusikan
tentang
karakteristik
prosa lama dan
baru.
Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam
karakteristik
prosa lama dan
baru.
Mengomunikasikan:
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
karakteristik
ketelitian,
disiplin dan
tanggungjaw
ab. Tes
UH
bentuk
Uraian
UTS
bentuk
pilihan
Ganda
UAS
bentuk
pilihan
Ganda
36. 33
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
prosa lama dan
baru.
Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
depan
kelas,siswa lain
memberikan
tanggapan.
1. Siswa
menginterpretasik
an isi prosa lama
dan baru..
3.1. Memaha
mi prinsip
bahasa
Indonesia
baku serta
kaidah
dasar
tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
bahasa
Indonesia
Prinsip
bahasa
Indonesi
a baku
Kaidah
penyusu
nan kata
Kaidah
penyusu
nan frasa
Kaidah
penyusu
Fakta
1. Contoh
bahasa baku
2. contoh
bentuk kata
3. contoh
frasa
4. Contoh
klausa
5. contoh
kalimat
Konsep
Mengamati:
Siswa membaca
teks tentang
prinsip bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat bahasa
Indonesia.
Siswa
1. Menunjuk-
kan sikap
positif secara
individu dan
social dalam
diskusi
1. Menunjuk
kan sikap
ilmiah pada
waktu
berdiskusi
2. menunjuk
kan perilaku
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
1.
Menjelaskan
perinsip
bahasa baku
2.
Menjelaskan
bentuk kata
3.
menjelaskan
kaidah frasa
4.
menjelaskan
kaidah
Tugas
Menyun
ting kata,
frasa,
klausa,
dan
kalimat
dalam
teks
sesuai
dengan
kaidah
bahasa
1. Mempre
sentasikan
hasil
menyun ting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
dalam teks
sesuai
dengan
kaidah
bahasa
Indone sia
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
Menilai hasil
menyunting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat dalam
37. 34
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
4.1.
Menyunting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
sesuai
dengan
kaidah
bahasa
Indonesia
baku
nan
klausa
Kaidah
penyusuna
n kalimat
1.kaidah kata
baku
2. kaidah
bentuk kata
3. kaidah
frasa
4. kaidah
klausa
5. kaidah
kalimat
Prinsip
Prinsip
penyusunan
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
Prosedur
Langkah
menyunting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
bahasa
Indonesia
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan konsep
dasar bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat.
Mempertanyakan:
Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat.
Mengeksplorasi:
Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat bahasa
dan sikap
menerima,
menghargai
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin, dan
tanggung
jawab.
2. ketelitian
3. disiplin
4. tanggungja
wab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2.objektif
3.toleran
klausa
5.
menjelaskan
kaidah
kalimat
Indone sia
baku
Tes
UH
Bentuk
tes
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
baku
2.
Menyampaik
an hasil
menyun ting
kata, frasa,
klausa, dan
kalimat
dalam teks
sesuai
dengan
kaidah
bahasa
Indone sia
baku
teks sesuai
dengan kaidah
bahasa Indone
sia baku
38. 35
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
Indonesia.
Siswa
mendiskusikan
tentang prinsip
bahasa Indonesia
baku serta
kaidah dasar
tentang kata,
frasa, klausa,
dan kalimat
bahasa
Indonesia.
Mengasosiasikan:
Siswa
menyimpulkan
tentang prinsip
bahasa Indonesia
baku serta
kaidah dasar
tentang kata,
frasa, klausa,
dan kalimat
bahasa
Indonesia.
Siswa
menyimpulkan
hal-hal
terpenting yang
berhubungan
dengan bahasa
Indonesia baku
serta kaidah
dasar tentang
kata, frasa,
klausa, dan
39. 36
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
kalimat bahasa
Indonesia.
Siswa
mengevaluasi
hasil analisis
bahasa Indonesia
baku serta
kaidah dasar
tentang kata,
frasa, klausa,
dan kalimat
bahasa
Indonesia.
Mengomunikasikan:
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang makna
dan relasi makna
antarkata bahasa
Indonesia.
Siswa membacakan
hasil kerja kelompok
di depan kelas, siswa
lain memberikan
tanggapan
3.2. Membandi
ngkan
relasi
makna
antarkata
dalam
bahasa
Indonesia
Makna
kata
Relasi
makna
kata
Fakta
1. contoh
relasi makna
Konsep
1. pengertian
relasi makna
(homonim,ho
Mengamati:
Siswa membaca
teks tentang
prinsip relasi
makna antarkata
dalam bahasa
Indonesia.
1. Menunjuk
kan sikap
ilmiah pada
waktu
berdiskusi
2. menunjuk
kan perilaku
dan sikap
Observasi:
mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
diskusi dalam
mengumpulka
n data,
analisis data
1. Memban
dingkan
relasi makna
antarkata
dalam
bahasa
Indonesia
Tugas
Mengeval
uasi
pengguna
an makna
kata dan
relasi
makna
1. Mempre
sentasikan
hasil
evaluasi
terhadap
penggunaan
relasi
makna
Performan/un
juk kerja
Alat
Lembar
pengamatan
Portofolio
40. 37
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
4.2.
Mengevalua
si
penggunaan
makna kata
dan relasi
makna
dalam
komunikasi
lisan dan
tulis
mofon,
homograf,pol
isemi, dll.)
Prinsip
Hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
penggunaan
makna kata
dan relasi
makna dalam
komunikasi
lisan dan
tulis
Prosedur
Langkah
menulis
dengan
menggunakan
makna kata
dan relasi
makna
Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Mempertanyakan:
Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Mengeksplorasi:
Siswa mencari
dari berbagai
sumber informasi
tentang
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
menerima,
menghargai
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin, dan
tanggung jawab
dan
pembuatan
laporan.
Individu
1. kejujuran
2. ketelitian
3. disiplin
4. tanggungja
wab
Sikap Ilmiah
1. kritis
2.objektif
3.toleran
2. Mengevalu
asi
penggunaan
makna kata
dan relasi
makna dalam
komunikasi
lisan dan
tulis
dalam
teks
tertulis
Tes
UH
Bentuk
tes
Uraian
UTS
Bentuk
tas PG
UAS
Bentuk
Tes
PG
dalam teks
2.
Menyampaik
an hasil
evaluasi
terhadap
penggunaan
relasi
makna
dalam teks
Menilai hasil
evaluasi
terhadap
penggunaan
relasi makna
dalam teks
41. 38
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
Siswa
mendiskusikan
tentang prinsip
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Mengasosiasikan:
Siswa
menyimpulkan
tentang prinsip
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Siswa
mengevaluasi
penggunaan
makna kata dan
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Mengomunikasikan:
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
penggunaan
makna kata dan
42. 39
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
relasi makna
dalam
komunikasi lisan
dan tulis.
Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
depan kelas,
siswa lain
memberikan
tanggapan.
3.3. Mengan
alisis
karakteristik
, jenis-jenis,
dan
perkembang
an drama
dan teater.
4.3.
Mengevaluasi
hasil analisis
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater
Karakteri
stis
drama
dan
teater
Jenis-
jenis
drama
dan
teater
Perkemba
ngan
drama dan
teater
Fakta
Jenis-
jenis
drama
dan
teater
Perkemb
angan
drama
dan
teater
Konsep
Karakteri
stis
drama
dan
teater
Prinsip
Prinsip
menulis
Mengamati:
Siswa membaca
teks tentang
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Mempertanyakan:
Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
1. Menunjukkan
sikap positif
(individu dan
social) dalam
diskusi
2. Menunjukkan
sikap ilmiah
pada saat
berdis kusi
3. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai
danmelaksan
akan,
kejujuran,
ketelitian
dan disiplin
Observasi :
mengamati
kegiatan siswa
dalamproses
diskusi
dalammengum
pulkan
data,analisis
data, dan
pembuatan
laporan
Individu
1. Kejuj
uran
2. Keteli
tian
3. Disipli
n
4. Tangg
ung
jawab
Sikapilmiah :
Menganalisis
karakteristik
, jenis-jenis,
dan
perkembang
an drama
dan teater.
Mengevaluasi
hasil analisis
karakteristik
, jenis-jenis,
dan
perkembang
an drama
dan teater
Tugas :
Menganali
sis
karakteris
tik, jenis-
jenis, dan
perkemba
ngan
drama
dan
teater.
Mengeval
uasi hasil
analisis
karakteris
tik, jenis-
jenis, dan
perkemba
ngan
drama
dan
MenyusunLa
poran
karakteristik
, jenis-
jenis, dan
perkembang
an drama
danteater
Mengevalua
si hasil
analisis
karakteristi
k, jenis-
jenis, dan
perkemban
gan drama
dan teater.
Observasi
Mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
mengumpulka
n data analisis
data dan
pembuatan
laporan
Portopolio
Menilai
laporan siswa
tentang
hasil analisis
karakteristik,
jenis-jenis,
dan
perkembanga
n drama dan
teater.
43. 40
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
perkembanga
n drama dan
teater
Prosedur
Langkah
menulis
perkembanga
n drama dan
teater
berhubungan
dengan
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Mengeksplorasi:
Siswa mencari
dari berbagai
sumber
informasi
tentang
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Siswa
mendiskusikan
tentang prinsip
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Mengasosiasikan:
Siswa
menyimpulkan
tentang prinsip
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
1. Kritis
2. Objekt
if
toleran
teater.
Tes :
UH
Bentuk
Uraian
UTS
Bentuk
pilihan
Ganda
US
Pilihan
Ganda
44. 41
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
drama dan
teater.
Siswa
mengevaluasi
hasil analisis
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Mengomunikasikan:
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
karakteristik,
jenis-jenis, dan
perkembangan
drama dan
teater.
Siswa membacakan
hasil kerja kelompok
di depan kelas, siswa
lain memberikan
tanggapan
45. 42
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
3.4. Memba
ndingkan
perbedaan
drama dengan
teater serta
mengapresiasi
-nya
Karakterist
is drama
dan teater
Jenis-jenis
drama dan
teater
Naskah
Drama
Naskah
Cerpen
Fakta
1. Perbedaan
antara
drama,
teater, dan
cerpen
Konsep
1. Pengertian
drama
2.
Pengertian
teater
3.
Pengertian
cerpen
Prinsip
1. Hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
mengalihwan
akan dari
cerpen ke
drama
Prosedur
1.
Membandingk
an antara
drama
dengan
teater
Mengamati:
Siswa membaca
teks tentang
drama dan
teater.
Siswa
mencermati
uraian yang
berkaitan
dengan
perbedaan
drama dengan
teater
Mempertanyakan:
Siswa bertanya
jawab tentang
hal-hal yang
berhubungan
dengan
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya..
Mengeksplorasi:
Siswa mencari
dari berbagai
sumber
informasi
tentang
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya.
1. Menunju
kkan
sikap
positif
(individu
dan
social)
dalam
diskusi
2. Menunju
kkan
sikap
ilmiah
pada
saat
berdis
kusi
Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai
danmelaksan
akan,
kejujuran,
ketelitian
dan disiplin
Observasi :
mengamati
kegiatan siswa
dalamproses
diskusi
dalammengum
pulkan
data,analisis
data, dan
pembuatan
laporan
Individu
5. Kejuj
uran
6. Keteli
tian
7. Disipli
n
8. Tangg
ung
jawab
Sikap ilmiah :
3. Kritis
4. Objekt
if
toleran
3.1 Memba
ndingk
an
perbed
aan
drama
dengan
teater
serta
menga
presias
i-nya.
Mengalihw
ahanakan
(mengonve
rsi) cerpen
ke dalam
naskah
drama
sederhana.
Tugas
Membandi
ngkan
perbedaa
n drama
dengan
teater
serta
mengapre
siasi-nya.
Mengalih
wahanaka
n
(mengonv
ersi)
cerpen ke
dalam
naskah
drama
sederhana
.
Tes :
UH
Bentuk
Uraian
UTS
Bentuk
pilihan
Ganda
US
Pilihan
Ganda
Menyusun
laporan
Membanding
kan
perbedaan
drama
dengan
teater serta
mengapresia
si-nya.
Mengalihwa
hanakan
(mengonver
si) cerpen
ke dalam
naskah
drama
sederhana.
Observasi
Mengamati
kegiatan siswa
dalam proses
mengumpulka
n data analisis
data dan
pembuatan
laporan
Portopolio
Membandingk
an perbedaan
drama dengan
teater serta
mengapresiasi
-nya.
Mengalihwaha
nakan
(mengonversi)
cerpen ke
dalam naskah
drama
sederhana.
4.4.
Mengalihwa
hanakan
(mengonver
si) cerpen
ke dalam
naskah
drama
sederhana
46. 43
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Materi
Pembelajar
an
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator
Penilai-
an
Indikator Penilaian
Mengalihwan
akan dari
cerpen ke
drama
Siswa
mendiskusikan
tentang prinsip
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya.
Mengasosiasikan:
Siswa
menyimpulkan
tentang prinsip
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya.
Siswa
mengalihwahanak
an (mengonversi)
cerpen ke dalam
naskah drama
sederhana.
Mengomunikasikan:
Siswa menuliskan
laporan kerja
kelompok
tentang
perbedaan
drama dengan
teater serta
apresiasinya.
Siswa
membacakan
hasil kerja
kelompok di
48. 45
BAB IV
PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa
semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin
berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil
belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru
dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu.
Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung
maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu
proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus.
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dapat tercapai secara terintegrasi.
49. 46
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah
alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan,
teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.
50. 47
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York.
Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,
Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No.
78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.
51. 48
Lampiran:Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
Materi Pokok : Perbandingan prosa lama dan prosa baru
Alokasi waktu : 4 pertemuan x 3 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyadengan mematuhi
norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan mengapresiasi
keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
menunjukkan sikap pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam kehidupan sosial secara efektif dengan memiliki sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta mempromosikan
penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia.
KI 3 : Memahami , menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang bahasa dan sastra Indonesia
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian bahasa dan
sastra yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
untuk mengembangkanilmu bahasa dan sastra Indonesia secara mandiri
dengan menggunakan metode ilmiah sesuai kaidah keilmuan terkait.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.3. Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan
struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu
yang dekat dengan kita
2.4. Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.
3.5. Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya
Indikator :
3.5.1. Mengidentifikasi karakteristik prosa lama
3.5.2. mengidentifikasi karakteristik prosa baru.
3.5.3. Menyebutkan struktur Prosa
3.5.4. Mendeskripsikan karakteristik prosa lama
3.5.5. Mendeskripsikan karakteristik prosa baru
52. 49
3.5.6. Membandingkan karakteristik prosa lama dan prosa baru
3.5.7. Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis
dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan
bidang ilmu yang dekat dengan kita.
3.5.8. Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.
4.5. Menginterpretasi isi prosa lama dan baru
Indikator :
4.5.1. Menginterpretasi isi prosa lama dan baru
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggali informasi melalui berbagai fakta, menanya konsep,
berdiskusi atas fakta dan konsep, menginterprestasi mengasosiasi dan
mengomunikasikan, siswa dapat :
1. mengidentifikasi karakteristik prosa lama
2. mengidentifikasi karakteristik prosa baru
3. Mendeskripsikan karakteristik prosa lama
4. Mendeskripsikan karakteristik prosa baru
5. Membandingkan karkateristik prosa lama dan prosa baru
6. mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-jenis dan
struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni dan bidang ilmu yang
dekat dengan kita.
7. mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
Berbagai contoh prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel,
mite legenda, sage, parabel, dongeng jenaka dan cerita berbingkai)
Berbagai prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi dan prosa populer)
Konsep
Ciri-ciri, pengertian prosa lama dan prosa baru
Struktur cerita prosa (roman, fakta cerita {alur, penokohan, latar}, sarana
sastra {pusat pengisahan, konflik})
Prinsip
o Karakteristik prosa lama
Karakteristik prosa baru
Prosedur
Karakteristik prosa lama dan prosa baru
Jenis prosa lama dan prosa baru
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari kegiatan Pembelajaran)
inquiry, discovery learning
diskusi
Eksperimen
Kerja kelompok dan Kaji Pustaka
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media :
Internet
Lab bahasa
2. Alat/bahan
LCD, Tape recorder,laptop
Naskah cerita prosa lama
53. 50
Buku-buku karya sastra prosa baru
Koran, majalah, kliping tentang cerpen, dll
3. Sumber Belajar
Bahasa Indonesi: Ekspresi Diri dan Akademik . 2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pradopo, Joko Rachmat. 2002. Kritik Sastra Indonesia
Modern.Yogyakarta:Gama Media.
Lubis,Mochtar.1997. Sastra dan tekniknya .Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran
sebelumnya
Siswa menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan
Apersepsi dan Motivasi.
Contoh naskah lama digunakan sebagai stimulan
dengan sejumlah pertanyaan untuk memasuki
kegiatan ini (naskah diserahkan pada guru untuk
memilih)
15 menit
Isi (kegiatan
Inti)
Mengamati
Kelas dibagi menjadi 10 kelompok (sesuai jumlah
jenis prosa lama)
masing-masing kelompok mencoba dan mencermati
(mencari dan menemukan ciri-ciri naskah yang
dibacanya) dan mendokumentasikan hasil
penemuannya sesuai dengan jenis prosa lama yang
dibacanya (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng
fabel, mite, legenda, sage, parabel, dongeng
jenaka, dan cerita berbingkai)
Secara individu siswamengidentifikasi hasil
temuannya tentang ciri-ciri prosa lama berdasrakan
naskah yang dicermatinya berdasarkan acuan kata
tanya fakta (apa.., siapa..., kapan..., di mana,....,
dan sejenisnya)
Menanya
Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya,
konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan untuk
dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing-
100
menit
54. 51
masing.
Mendefinisikan atas dasar temuannya
Membaca konsep tentang karakter prosa lama untuk
dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas
pengamatan dan tanya jawabnya
Mencoba
Siswa mencoba merumuskan karakter naskah prosa
lama yang dikajinya dan membahasnya, bertukar
temuan bersama anggota kelompok
Menguraikan karakter prosa lama dari naskah yang
dikajinya untuk bahan bahasan dengan kelompok lain
Mengasosiasi
Siswa mengelompokkan karakter prosa lama
berdasarkan naskah hasil tukar gagasan bersama
kelompok lainnya.
Siswa mencoba menyimpulkan dan mengestimasikan
tambahan karakter pada konsep yang dibacanya atas
dasar kajian naskah yang dibahas
Mengomunikasikan
Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan
ditunjuk guru) menyampaikan/menayangkan hasil
kesimpulannya.
Melaporkan hasil penelitian dan pengembangan
(tertulis/lisan) tentang deskripsi karakteristik prosa
lama
Penutup
Bersama siswa menyimpulkan karakteristik prosa
lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel,
mite, legenda, sage, parabel, dongeng jenaka, dan
cerita berbingkai).
Memberikan tugas mencari contoh karya lain yang
tergolong pada prosa lama.
Melaksanakan tes
20 menit
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan karasteristik prosa lama
Siswa menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama)
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan
(Karakteristik prosa baru)
15 menit
55. 52
Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan
Apersepsi dan motivasi
Catatan: contoh naskah prosa baru (misal, novel burung-
burung manyar karya YB Mangunwijaya) digunakan
sebagai stimulan dengan pertanyaan untuk memasuki
kegiatan Inti
kegiatan Inti Mengamati
Kelas dibagi menjadi 5 kelompok (sesuai dengan
jumlah jenis prosa baru)
Masing-masing kelompok membaca dan mencermati
(mencari dan menemukan ciri-ciri naskah yg
dibacanya) dan mendokumentasikan hasil
penemuannya sesuai dengan jenis naskah prosa baru
yang dibacanya (roman, novel, cerpen, biografi, dan
prosa populer).
Secara individu mengidentifikasi hasil temuannya
tentang ciri-ciri prosa lama berdasarkan naskah yang
dicermatinya berdasarkan acuan kata tanya fakta
(apa..., siapa..., kapan..., di mana..., dan
sejenisnya)
Menanya
Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya,
konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan untuk
dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing-
masing.
Mendefinisikan atas dasar temuannya.
Membaca konsep tentang karakter prosa baru untuk
dicocokkan dengan ciri-ciri hasil temuan atas
pengamatan dan tanya jawabnya
Mencoba
Siswa mencoba merumuskan karakter naskah prosa
baru yang dikajinya dan membahasnya, bertukar
temuan bersama anggota kelompok.
Menguraikan karakter prosa baru dari naskah yang
dikajinya untuk bahan bahasan dengan kelompok lain
Mengasosiasi
100
menit
56. 53
Siswa mengelompokkan karakter prosa baru
berdasarkan naskah hasil tukar gagasan bersama
kelompok lainnya.
Siswa mencoba menyimpulkan dan mengestimasikan
tambahan karakter pada konsep yang dibacanya atas
dasar kajian naskah yang dibahas.
Mengomunikasikan
Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan
ditunjuk guru) menyampaikan/menayangkan hasil
kesimpulannya.
Melaporkan hasil penelitian dan pengembangan
(tertulis/lisan) tentang deskripsi karakteristik prosa
baru
Penutup
Bersama siswa menyimpulkan karakteristik prosa
lama (roman, novel, cerpen, biografi, dan prosa
populer).
Memberikan tugas mencari contoh karya lain yang
tergolong pada prosa baru.
Melaksanakan tes
20 menit
Pertemuan 3
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan awal
Siswa merespon salam dan mengondisikan kelas
Tanya jawab tentang karakteristik prosa lama dan
prosa baru.
Siswa menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama
dan prosa baru) dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Apersepsi dan motivasi
Ditampilkan:
penggalan Roman Siti Nurbaya untuk bahan
apersepsi
“Badannya sedang, tak gemuk dan tak kurus,
tetapi tegap. Pada wajah mukanya yang jernih
dan tenang, berbayang, bahwa ia seorang yang
lurus, tetapi keras hati; tak mudah dibantah,
15 menit
57. 54
barang sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan
rumah sekolahnya, nyata ia anak seorang yang
mampu dan tertib sopannya, menyatakan ia
anak seorang yang berbangsatinggi.”
Siti Nurbaya, Marah Rusli
penggalan cerita rakyat (dongeng) Malin Kundang
“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi
begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”,
katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi
melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan
kotor memeluknya Malin Kundang menjadi
marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita
tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal
ini diketahui oleh istrinya dan juga anak
buahnya. Mendapat perlakukan seperti itu dari
anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia
tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka.
Karena kemarahannya yang memuncak, ibu
Malin menyumpah anaknya“Oh Tuhan, kalau
benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi
sebuah batu”.
Cerita rakyat, Malin Kundang
Kedua penggalan salah satu contoh prosa baru dan
prosa lama ditampilkan sebagai apersepsi dan motivasi
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok
Masing-masing kelompok diberi data (konteks) yang
berisi berbagai penggalan dari Struktur Cerita Prosa
(tema, fakta cerita [alur, penokohan, latar], sarana
sastra [ pusat pengisahan, konflik)
Secara individu di tiap kelompok mencermati data
yang dibagikan guru
Dengan kemampuan individu, masing-masing siswa
mencari, menemukan, menuliskan ciri tiap
penggalan yang dicermatinya.
Menanya
Antarsiswa dalam kelompok saling bertanya,
konfirmasi tentang ciri-ciri yang ditemukan dari
tiap penggalan teks untuk dibahas jika ada
perbedaan atas temuan masing-masing.
Mendefinisikan atas dasar temuannya.
100
menit
58. 55
Membaca konsep tentang struktur prosa lama dan
prosa baru untuk dicocokkan dengan ciri-ciri hasil
temuan atas data yang dikajinya.
Mencoba
Siswa bereksperimen untuk merumuskan maksud
struktur prosa baik dalam prosa lama maupun prosa
baru.
Menyiapkan alasan dan penjelasan atas ciri tiap
struktur prosa secara berkelompok.
Mengasosiasi
Siswa mencoba mengestimasi tentang struktur
prosa menurut versi kelompok dengan mengacu
pada konsep yang dibahasnya.
Menyiapkan deskripsi struktur prosa berdasarkan
estimasinya dengan gaya kelompoknya.
Mengomunikasikan
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
deskripsi dan estimasinya tentang struktur prosa
(lama dan baru)
Tugar gagasan melalui diskusi kelas untuk mencapai
kesimpulan klasikal tentang struktur prosa
Penutup
Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru
tentang kesimpulan struktur prosa (lama dan baru)
Penilaian performen, lisan, kerja kelompok,
pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama
proses kegiatan inti
20 menit
Pertemuan 4
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan Awal
Siswa merespon salam dan dilanjutkan dengan
pengondisian kelas
Tanya jawab tentang karakteristik prosa lama, prosa
baru, dan struktur prosa.
Siswa menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya (karakteristik prosa lama,
prosa baru, struktur prosa) dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Tanya jawab tentang sinetron terkini (baik diangkat
20 menit
59. 56
dari prosa lama maupun kisah kehidupan terkini)
yang ditayangkan di TV sebagai apersepsi dan bahan
motivasi
Kegiatan Inti
Mengamati
Menikmati tayangan film tentang kisah “Lutung
Kasarung” (sabagai contoh prosa lama) dan tayangan
film novel, “Cintaku di Kampus Biru” (sabagai contoh
prosa baru).
Secara individu siswa mencatat karakter dari masing-
masing contoh prosa yang ditayangkan.
Menanya
Masing-masing siswa membuka dokumen kerja
individu tentang karakter prosa lama dan prosa baru
yang disimpulkan pada pertemuan pertama dan
kedua
Tiap siswa mencocokkan ciri/karakter yang
ditemukan pada tayangan baik kisah “Lutung
Kasarung” dengan novel, “Cintaku di Kampus Biru”
dengan kesimpulan karakter prosa lama dan prosa
baru yang telah dipelajari sebelumnya
Mencoba
Masing-masing siswa mulai membandingkan hasil
proses belajar tentang prosa lama dan prosa baru.
Tiap siswa mencoba menyiapkan komentar tentang
karakter pada prosa lama dan prosa baru
Mengasosiasi
Tiap siswa mengestimasikan keindahan yang
ditangkap pada kisah/cerita baik yang terdapat pada
prosa lama dan prosa baru
Siswa secara berkelompok menginterpretasi
karakteristik cerita bebas yang ditemukan di mass
media
Menyiapkan estimasinya dalam deskripsi singkat
untuk bahan presentasi kelas.
Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil estimasi kelompok tentang
perbedaan karakteristik prosa lama dan prosa baru.
Memberikan contoh dan komentar atas karakteristik
prosa yang diambil dari mass media.
Penutup
Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru
tentang kesimpulan perbedaan prosa lama dan baru.
30 menit
60. 57
Mencari karakteristik pada karya prosa lama dan
karya satra prosa baru dari internet secara
berkelompok.
Mendramatisasikan salah satu karya sastra (boleh
prosa lama atau prosa baru) ditampilkan secara
berkelompok sebagai wujud interpretasi dan
apresiasi atas karya sastra prosa.
Penilaian performen, lisan, kerja kelompok,
pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama
proses kegiatan inti.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi Sikap:
Observasi
Penilaian diri
b. Kompetensi Pengetahuan:
Tes tertulis
Tes lisan
c. Kompetensi Keterampilan:
Tes praktik,
Projek, dan
Portofolio.
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Rubrik Instrumen
a. Peniaian Sikap
Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik
No.
Sikap
Nama
Keterbukaan
Ketekunanbelajar
Kerajinan
Tenggangrasa
Kedisiplinan
Kerjasama
Ramahdengan
teman
Hormatpada
orangtua
Kejujuran
Menepatijanji
Kepedulian
Tanggungjawab
1
2
3
4
5
6
61. 58
7
8
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1 = sangat kurang;
2 = kurang konsisten;
3 = mulai konsisten;
4 = konsisten; dan
5 = selalu konsisten.
.
Lembar Observasi
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
Mata Pelajaran : ..............................................
Kelas/Program : X / Ilmu Bahasa dan Budaya
Kompetensi : ..............................................
Materi : ..............................................
No Nama Siswa
Sikap Pribadi Sikap Ilmiah
Jml
Skor
NilaiJujur Displ Tgjwb Kritis Objek Tolr
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 1 Juminah 4 4 3 4 3 3 21
2. 2 Zulaekah
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
62. 59
Keterangan pengisian skor
4. Sangat baik
3. Baik
2. cukup
1. Kurang
b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian Pengetahuan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Mengidentifikasi
karakteristik prosa
lama (hikayat,
sejarah/tambo,
kisah, dongeng
fabel, mite, legenda,
sage, parabel,
dongeng jenaka, dan
cerita berbingkai)
Tes
tertulis
Isian Identifikasilah karakteristik
prosa lama (hikayat,
sejarah/tambo, kisah, dongeng
fabel, mite, legenda, sage,
parabel, dongeng jenaka, dan
cerita berbingkai)!
Mengidentifikasi
karakteristik prosa
baru (roman, novel,
cerpen, biografi, dan
prosa populer).
Tes
tertulis
Isian
Identifikasilah karakteristik prosa
baru (roman, novel, cerpen,
biografi, dan prosa populer)!
Mendeskripsikan
struktur prosa
Tes
tertulis
Daftar
pertanyaan
Deskripsikan struktur prosa!
Mendeskripsikan
karakteristik prosa
lama (hikayat,
sejarah/tambo,
kisah, dongeng
fabel, mite, legenda,
sage, parabel,
dongeng jenaka, dan
cerita berbingkai)
Tes lisan Daftar
pertanyaan
Deskripsikan karakteristik prosa
lama yang Anda temukan dalam
penggalan yang Anda baca!
Mendeskripsikan
karakteristik prosa
baru (roman, novel,
Tes lisan Isian Deskripsikan karakteristik prosa
baru yang Anda temukan dalam
penggalan yang Anda baca!
63. 60
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
cerpen, biografi, dan
prosa populer).
Membandingkan
karakteristik prosa
lama dan baru
Tes
tertulis
Isian Jelaskan perbedaan antara
karakteristik prosa lama dan prosa
baru!
Mengetahui dan
memahami definisi
dan karakteristik
sastra, jenis-jenis
dan struktur sastra,
serta memahami
sastra sebagai karya
seni dan bidang ilmu
yang dekat dengan
kita
Tes
tertulis
Isian a. Jelaskan yang dimaksud unsur
intrinsik karya sastra!
b. Jelaskan manfaat yang dapat
diperoleh dari membaca karya
sastra!
Mengembangkan
sikap apresiatif
dalam menghayati
karya sastra
Penugasan
individu
Pekerjaan
rumah
Bacalah karya prosa dari mass
media, kemudian analisislah unsur
intrinsik karya tersebut!
Menginterpretasi isi
prosa lama dan baru
Tes
praktik
Tes simulasi Dramatisasikan salah satu karya
sastra prosa secara berkelompok!
Kunci Jawaban
1. Karakteristik prosa lama di antaranya: menggunakan bahasa Melayu ;
menghubungkan cerita dengan kejadian alam atau tempat; dan berkisah
tentang kerajaan (istana sentris); bersifat statis; fantastis
2. Karakteristik prosa baru di antaranya: menggunakan bahasa yang berkembang
dalam masyarakat ; berkisah tentang kejadian dalam masyarakat (masyarakat
sentris); bersifat dinamis; logis.
3. Struktur prosa:
a. Tema, yakni gagasan pokok pikiran yang digunakan pengarang untuk
mengembangkan cerita.
b. Plot (alur cerita), yakni rangkaian peristiwa yang saling berhubungan dan
membentuk kesatuan cerita.
c. Tokoh, yakni sejumlah orang mengalami perubahan nasib berdasarkan
keputusan, sikap, dan tindakan yang dipilihkan ketika menghadapi
masalah.
d. Setting, yakni tempat terjadinya peristiwa yang dikisahkan.