BAB II membahas pembelajaran kompetensi berdasarkan kurikulum 2013 yang mencakup 3 aspek utama yaitu pendekatan pembelajaran saintifik untuk memperkuat proses pembelajaran, penilaian otentik untuk menilai pencapaian kompetensi, serta analisis kompetensi untuk menentukan sasaran pembelajaran. Pembelajaran saintifik mendorong siswa untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan menyajikan hasil belajar.
1. Doc Iyus Rustandi 2014
1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PSMA
2013
2. Doc Iyus Rustandi 2014
2
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.
Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan
Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang
menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian
autentik.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini
disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
3. Doc Iyus Rustandi 2014
3
DAFTAR ISI
COVER i
KATA
PENGANTAR
………………………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang
………………………………………………..
1
B. Tujuan
…………………………………………………………….
2
C. Ruang Lingkup ………………………………………………… 2
D. Landasan Hukum ……………………………………………. 3
BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI 4
A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik ………………….. 5
B. Penilaian Autentik …………………………………………… 19
C. Penilaian Hasil Belajar ……………………………………… 20
BAB III : ANALISIS KOMPETENSI 22
A. Prosedur Analisis …………………………………………….. 22
B. Hasil Analisis Kompetensi Dasar
……………………….
36
BAB IV : PENUTUP
…………………………………………………………………….
82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN: Contoh RPP
4. Doc Iyus Rustandi 2014
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun
standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar
proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan
strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi
pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang
dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada
peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa
dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.
Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta
didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang
termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA
di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X.
Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih
guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku
sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran,
mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian
autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara
5. Doc Iyus Rustandi 2014
individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam
berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
5
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara
khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi
dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata
pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian otentik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian otentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi
Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus
6. Doc Iyus Rustandi 2014
6
BAB II. PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis sejak
tahun 2004 melalui piloting beberapa sekolah, dan secara operasional dikembangkan menjadi
KTSP sejak tahun 2006. Oleh karena itu pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran
kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian otentik untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan
melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa peserta didik lebih
mampu dalam mengamati, menanya, menalar, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan.
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses
pembelajaran dan penilaian otentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu
pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengobservasi, mengamati,
bertanya/menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/bernalar/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka
konseptual tentang kegiatan belaja
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan
ranah sikap kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakter sitik kompetensi beserta
perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan Untuk
mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma:
(1) dari peserta didik diberi tahu menuju menjadi peserta didik mencari tahu; (2) dari guru sebagai
satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) dari pendekatan
tekstual menuju menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten menuju menjadi pembelajaran berbasis
kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial menuju menjadi pembelajaran terpadu; (6) dari
pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju menjadi pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) daripembelajaran verbalisme menuju menjadi
keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang
menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun
7. Doc Iyus Rustandi 2014
kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan
atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai
dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut
akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu
menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect)
dari pembelajaran.
7
A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis
dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang
diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains,
terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswapeserta didik
(Alfred De Vito: 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa peserta didik (Zamroni: 2000;
Semiawan: 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun
proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik
menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan
keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan
proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan,
siswapeserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran, gurupendidik hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa peserta didik.
Dalam model ini siswapeserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan
berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana
dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998),
dengan demikian siswapeserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,
membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses
pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswapeserta didik dalam
memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan
nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa peserta didik belajar bagaimana
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses
sains menekankan pada kemampuan siswapeserta didik dalam menemukan sendiri (discover)
pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan
generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan
8. Doc Iyus Rustandi 2014
berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan demikian siswa peserta didik lebih
diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari
berbagai sumber belajar, dan guru pendidik lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator
pembelajaran.
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan oleh lebih dari separuh penduduk
dunia baik dalam komunikasi formal maupun informal. Bahasa Inggris juga berperan sebagai
bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bahasa Inggris juga digunakan dalam dunia
ekonomi dan perdagangan, hubungan antar bangsa, sosial-budaya dan pendidikan serta
pengembangan karier.
Untuk keperluan tersebut di atas, penguasaan Bahasa Inggris merupakan persyaratan penting
bagi keberhasilan individu, masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan
global. Penguasaan bahasa Inggris dapat diperoleh melalui berbagai program dan program
pembelajaran di sekolah masih merupakan sarana utama bagi sebagian besar penduduk
Indonesia.
Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki
tantangan baik internal maupun eksternal. Tantangan internal terkait dengan kondisi
pendidikan dan perkembangan penduduk Indonesia. Sedangkan tantangan eksternal antara
lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang berhubungan dengan masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya,
dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Bangsa Indonesia pun dipengaruhi
oleh perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community,
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia
di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan
bahwa capaian siswapeserta didik Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji
yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran
eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa belajar Bahasa Inggris bukan saja
belajar kosakata dan tatabahasa dalam arti pengetahuannya, tetapi harus berupaya
menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi.
Seorang siswa peserta didik belum dapat dikatakan menguasai Bahasa Inggris jika dia belum
dapat menggunakan Bahasa Inggris untuk keperluan komunikasi, meskipun dia mendapat nilai
yang bagus pada penguasaan kosakata dan tata bahasanya. Memang diakui bahwa seseorang
tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan baik kalau pengetahuan kosakatanya rendah.
Oleh karena itu, penguasaan kosakata memang tetap diperlukan tetapi yang lebih penting
bukan semata-mata pada penguasaan kosakata tersebut tetapi memanfaatkan pengetahuan
kosakata tersebut dalam kegiatan komunikasi dengan Bahasa Inggris.
Dalam belajar bahasa, orang mengenal keterampilan reseptif dan keterampilan produktif.
Keterampilan reseptif meliputi keterampilan menyimak (listening) dan keterampilan membaca
(reading), sedangkan keterampilan produktif meliputi keterampilan berbicara (speaking) dan
keterampilan menulis (writing). Baik keterampilan reseptif maupun keterampilan produktif
8
9. Doc Iyus Rustandi 2014
perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Keempat keterampilan
berbahasa tersebut disajikan secara terpadu.
Agar dapat menguasai keterampilan tersebut di atas dengan baik, siswa peserta didik perlu
dibekali dengan unsur-unsur bahasa yaitu kosakata, lafal, ejaan serta tata bahasa. Tata bahasa
membantu seseorang untuk mengungkapkan gagasannya dan membantu si pendengar untuk
memahami gagasan yang diungkapkan oleh orang lain. Namun Tatabahasa hanyalah sebagai
unsur pembantu dalam penguasaan keterampilan berbahasa. Oleh karenanya, pengajaran
yang menekankan semata-mata pada pengetahuan tatabahasa hendaknya ditinggalkan.
Tatabahasa hendaknya diajarkan dalam rangka memfasilitasi penguasaan keempat
keterampilan yang telah disebutkan di muka.
Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam dua cara, yaitu
komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Dalam komunikasi lisan, unsur yang perlu
diperhatikan adalah ucapan/lafal atau pronunciation. Kesalahan dalam ucapan menyebabkan
seseorang tidak dapat mengemukakan gagasannya dengan tepat. Atau, kalau dia dalam posisi
mendengarkan pembicaraan orang lain, maka kesalahan dalam ucapannya juga berpengaruh
terhadap kemampuannya untuk memahami apa yang dia dengar. Demikian pula kalau orang
tersebut mendengarkan pembicaraan orang lain yang mengucapkan dengan benar, tentu kata
yang dia tangkap bukan kata yang dimaksud.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris yang optimal dan menarik
perhatian siswapeserta didik seperti yang dikemukakan Cassandra James (2011) dapat
digunakan perangkat teknologi seperti CD, VCD, DVD, radio, tayangan televisi, internet.
Melalui internet dapat diperoleh berbagai informasi dalam Bahasa Inggris sehingga dapat
meningkatkan kemampuan menyimak dan melalui komputer siswa peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu dapat digunakan juga media
cetak. Media cetak yang meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, dan lain-lain.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi
nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena
mencakup kegiatan mendengarkan paparan, membaca teks, memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, unsur kebahasaan, dan format penyampaian atau penulisannya.
(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan
siswapeserta didik dalam bentuk konsep, prinsnsip, prosedur, hukum dan terori, hingga
berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa peserta didik berpikir secara kritis, logis, dan
sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskksusi dan kerja kelompok serta
diskusi kelas. Kegiatan menanya dapat dilakukan di antaranya mempertanyakan
perbedaan bentuk paparan baik secara lisan maupun tertulis dalam bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia termasuk perbedaan penggunaannya, perbedaan pola-pola kalimat, dan
isi wacana seperti gagasan pokok, informasi tertentu, informasi rinci, rujukan kata, dsb.
(3) Kegiatan mengeksplorasi dilakukan untuk melatih kemampuan berbahasa peserta didik
9
melalui kegiatan simulasi, bermain peran dan kegiatan lain yang terstruktur.
(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap
ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh gurupendidik melalui situasi yang direkayasa dalam
kegiatan berkelompok sehingga siswapeserta didik melakukan aktifitas antara lain
menganalisis teks, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan,
membandingkan berbagai ungkapan, struktur teks, unsur kebahasaan, mendiskusikan isi
wacana, serta memperoleh balikan dari gurupendidik.
10. Doc Iyus Rustandi 2014
(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah kegiatan untuk menyampaikan hasil konseptualisasi
dalam bentuk lisan maupun tulis seperti mendemonstrasikan, menuliskan, memaparkan,
menyunting hasil karya teman, mempublikasikan hasil karya pada majalah dinding, buletin
sekolah, learning journal, blog sekolah, dsb.
Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktifitas pembelajaran bukan sekedar
mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau
pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa peserta didik hingga situasi
baru yang tak terdugatersebut.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa peserta
didik kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah model sebagai berikut:
10
(1) Discovery Learning
a) Langkah Pembelajaran menciptakan stimulus (rangsangan)
Kegiatan penciptaan stimulus dilakukan pada saat peserta didik melakukan aktivitas
mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau
menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga fakta atau
femomena yang menimbulkan kontroversi. Misalnya peserta didik diminta untuk
mengamati fakta tentang beberapa teks deskripsi, kemudian diberikan fakta lain
tentang paparan jati diri penulis dan CV seseorang yang dari segi informasikan
terlihat hampir sama tapi dengan genre yang berbeda. Dengan demikian peserta
didik tergugah untuk mencari tahu lebih lanjut tentang fakta/fenomena tersebut
dengan membaca dari berbagai sumber atau mempertanyakan kepada pendidik.
Tahapan ini dimulai dengan peserta didik dihadapkan pada teks dengan genre yang
sama namun bervariasi dalam fungsi sosial dan unsur kebahasaan sehingga
menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi,
agar timbul keinginan untuk menyelidiki alasan penulis atau penutur menggunakan
unsur kebahasaan yang berbeda, sehingga dapat mengetahui perbedaan fungsi
sosial dari teks-teks tersebut. Disamping itu pendidik harus menyiapkan instruksi
yang jelas untuk penugasan dalam setiap tahapan.
Selain itu pendidik dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam
mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulasi dengan
menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat menghadapkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong
eksplorasi. Dengan demikian seorang pendidik harus menguasai teknik-teknik dalam
memberi stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik
untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
b) Menyiapkan pernyataan masalah
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah pendidik memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah) (Syah 2004:244). Sedangkan menurut permasalahan yang
11. Doc Iyus Rustandi 2014
dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis,
yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang
diajukan. Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi dan
menganalisa permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna
dalam membangun peserta didik agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu
masalah.
c) Mengumpulkan data
Ketika eksplorasi berlangsung pendidik juga memberi kesempatan kepada para
peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Dalam hal ini
informasi ang dikumPada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian peserta didik diberi
kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan
uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik
belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak sengaja peserta didik
menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki
d) Mengolah Data
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Data processing disebut juga
dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan
konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut peserta didik akan mendapatkan
pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat
pembuktian secara logis
e) Memverifikasi data
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004: 244). Verifikasi
menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan
suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi
yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak
f) Menarik kesimpulan
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004: 244). Berdasarkan
hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi
yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau
11
12. Doc Iyus Rustandi 2014
prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya
proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung untuk
mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:
a) Secara klasikal peserta didik memiliki kecerdasan/kecakapan awal yang lebih dengan
keterampilan berbicara dan menulis lebih baik. Bagi peserta didik yang kurang
pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan
hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi.
b) Jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, karena untuk melakukan pembelajaran
jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
c) Pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman.
d) Perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan pembelajaran.
12
Manfaat pemilihan model(1) discovery learning antara lain:
a) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan
dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam
proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
b) Pengetahuan yang diperoleh besifat pribadi, dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan, dan transfer.
c) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa penyelidikan
dan berhasil.
d) Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan dengan
keecepatannya sendiri.
e) Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan melibatkan
akal dan motivasinya.
f) Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya.
g) Membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah pada
kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan kegiatannya.
h) Mendorong peserta didik berfikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan
hipotesis.
i) Dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan.
j) Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari berbagai
jenis sumberbelajar.
(2) Project Based Learning
a) Langkah Pembelajaran Menyiapkan pertanyaan atau penugasan projek
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Guru diharapan berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para
peserta didik sesuai dengan tuntusan kompetensi yang diharapkan. Penyiapan
pertanyaan dapat dilakukan di awal semester agar dapat dirancang kegiatan
selanjutnya yaitu mendesain perencanaan.
13. Doc Iyus Rustandi 2014
b) Mendesain perencanaan projek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek.
c) Menyusun Jadwal
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
• membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
• membuat deadline penyelesaian proyek,
• membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
• membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan
• meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan
suatu cara
d) Memonitor kegiatan dan perkembangan projek
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi
peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor
bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e) Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta
didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek.
Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu
temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran.
dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan Persyaratan
pendukung dan Manfaatnya Pemilihan model pembelajaran project based learning
memerlukan dukungan persyaratan untuk mereduksi kelemanan yang sering terjadi, antara
lain:
• Peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah, sehingga projek tidak
memakan waktu terlalu lama.
• Dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan belajar di
laboratorium.
• Pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol.
13
14. Doc Iyus Rustandi 2014
• Perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan project.
Manfaat pemilihan model pembelajaran project based learning, antara lain:
• Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
• Mengembangkam kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dan
berpikir kritis.
• Mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan
sumberdaya.
• Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyekuntuk menyelesaikan tugas.
• Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
• Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.
14
(3) Problem Based Learning
a) Langkah Pembelajaran Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting
dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh peserta
didik dan juga oleh guru. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar peserta
didikdapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu :
• Tujuan utama pembelajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi
baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah
penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,
• Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak
penyelesaian dan seringkali bertentangan,
• Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Peserta didik akan bertindak
sebagai pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus berusaha
untuk bekerja mandiri atau dengan temannya, dan
• Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada ide yang
akan menjadi bahan lelucon oleh peserta didik atau teman sekelas. Semua
peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada penyelidikan dan
menyampaikan ide-ide mereka.
b) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL
juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah
sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru
dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok
peserta didik dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan
15. Doc Iyus Rustandi 2014
masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok
harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif,
adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Peserta didik sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran. Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu
masalah dan telah membentuk kelompok belajar selanjutnya pendidik dan peserta
didik menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan
jadwal. Tantangan utama bagi pendidik pada tahap ini adalah mengupayakan agar
semua peserta didik aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil
penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan
tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta memamerkannya.
Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Pengawasan dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pendidik berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting
c) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu
melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen,
berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan
eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, pendidik
harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi
situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup
informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Pendidik
membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari
berbagai sumber, dan pendidik seharusnya mengajukan pertanyaan pada peserta
didik untuk berifikir tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk
sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan. Setelah peserta didik
mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang fenomena yang
mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk
hipotesis, penjelesan, dan pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru
mendorong peserta didik untuk menyampikan semua ide-idenya dan menerima
secara penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat
peserta didik berfikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta
tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.
d) Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan pameran.
Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video, tape
(menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan
secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian
multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat dipengaruhi tingkat berfikir
peserta didik. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan
15
16. Doc Iyus Rustandi 2014
pendidik berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam
pemeran ini melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, para pendidik, para
orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
e) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu
peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini
guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang
telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.
Langkah-Langkah Pemilihan Model Pembelajaran
Pemilihan model pembelajaran (discovery learning, project based learning, atau problem
based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik pembelajaran memerlukan analisis
yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam
silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
(1) Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori faktual,
konseptual, dan prosedural. Pada pengetahuan faktual dan konsepetual dapat
dipilih discovery learning, sedangkan pada pengetahuan prosedural dapat dipilih
project based learning dan problem based learning.
(2) Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI-
4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery learning dan problem based
learning, sedangkan pada keterampilan konkrit dapat dipilih project based
learning.
(3) Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap yang dikembangkan,
16
baik sikap religious (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2)
Berikut contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi
pengetahuan dan keterampilan.
Dimensi Pengetahuan Dimensi Keterampilan
Abstrak Konkrit
Faktual Discovery Learning Discovery Learning
Konseptual Discovery Learning Discovery Learning
Prosedural Discovery Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning
Problem Based Learning
Metakognitif Discovery Learning
Project Based Lerning
Problem Based Learning
Discovery Learning
Project Based Lerning
Problem Based Learning
B. Penilaian OtentikAutentik
Penilaian yang dikembangkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 lebih ditekankan pada
penilaian otentikautentik yaitu penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran (Permendikbud No.
66 Tahun 2013). Penilaian yang dilakukan gurupendidik tidak hanya berbasis pada hasil
belajar tetapi juga pada prosesnya. Konsep penilaian otentikautentik (Munif Chatib) adalah
kemampuan anak dinilai berdasar perkembangan hasil anak itu sendiri yang, berbasis proses,
17. Doc Iyus Rustandi 2014
bukan pada akhir pembelajaran, serta tidak hanya a menilai ranah kognitif saja, namun
jugamenilai ranah psikomotorik dan afektif juga.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, dengan penilaian otentikautentik, gurupendidik dapat
menggunakan berbagai kegiatan untuk mengecek pemahaman siswapeserta didik bahwa
siswapeserta didik yang belajar bahasa asing memerlukan berbagai cara untuk
mendemonstrasikan pemahaman mereka atas konsep-konsep yang telah mereka pelajari
(Moir, 2005). O'Malley dan Pierce School Library Media Activities Monthly (1998)
memberikan contoh-contoh penilaian otentikautentik yakni tindakan siswapeserta didik yang
harus dapat diamati dan didokumentasikan:
1. Oral Interviews: GuruPendidik bertanya kepada siswapeserta didik tentang jati diri,
kegiatan yang dilakukan, bacaan, dan hal-hal minat lainnya.
2. Story or Text Retelling: SiswaPeserta didik menceritakan ulang gagasan pokok atau
informasi rinci pilihan yang didapat pada waktu membaca atau menyimak.
3. Writing Samples: SiswaPeserta didik membuat tulisan naratif, ekspositori, persuasif,
atau bentuk tulisan lainnya.
4. Projects/Exhibitions: SiswaPeserta didik bekerja dengan siswapeserta didik lain dalam
satu tim membuat suatu karya yang menggunakan multimedia, presentasi lisan dan
tulis, serta pameran.
5. Experiments/Demonstrations: SiswaPeserta didik mendokumentasikan rangkaian
pengalaman, mengilustrasikan prosedur, menampilkan langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas, dan mendokumentasikan hasil-hasil tindakannya.
6. Constructed-Response Items: SiswaPeserta didik memberikan respon atau jawaban
atas pertanyaan terbuka dalam bentuk tulisan.
7. Teacher Observations: GuruPendidik mengamati dan mendokumentasikan perhatian
dan interaksi siswapeserta didik di dalam kelas, respon mereka terhadap materi
pembelajaran, dan kerjasama dengan siswapeserta didik lainnya.
8. Portfolios: Koleksi pekerjaan siswapeserta didik yang terfokus untuk menunjukkan
tingkat kemajuan hasil belajar siswapeserta didik dari waktu ke waktu.
17
C. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Inggris
Penilaian otentikautentik (penilaian alternatif atau penilaian informal) adalah pendekatan
penilaian dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta
didik untuk menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam
bentuk tugas seperti membaca dan menulis dalam dunia nyata dan di sekolah, presentasi,
mengamati, survey, project, makalah, membuat multi media, membuat karangan atau,
diskusi kelas. Tujuannya adalah untuk menilai berbagai jenis kemampuan berbahasa dalam
konteks yang hampir mendekati situasi nyata. Sebagai contoh, penilaian autentik meminta
peserta didik untuk membaca teks autentik, menulis untuk tujuan autentik tentang topik-topik
yang bermakna, dan terlibat dalam tugas-tugas literasi yang autentik seperti
mendiskusikan buku cerita pendek, membuat jurnal, menulis surat, dan menyunting teks
hingga sesuai dengan struktur dan fungsi sosialnya. Baik materi maupun tugas penilaian
harus dibuat senatural mungkin. Selanjutnya Selain itu penilaian autentik menghargai
kemampuan berfikir dibalik tugas dan proses pembelajaran sebaik serta hasil akhir dari
proses pembelajaran itu.
Berdasarkan tugas yang telah ditentukan tersebut, pendidik perlu menyusun rubrik
penskoran dan daftar cek pengamatan untuk mengetahui aspek apa saja yang perlu
18. Doc Iyus Rustandi 2014
dilakukan oleh peserta didik dan apakah peserta didik telah melakukan pekerjaan dengan
baik.
dikembangkan pertanyaan “aspek apa saja yang perlu dilakukan peserta didik agar guru tahu
bahwa mereka telah melakukan pekerjaan dengan baik. Untuk itu perlu menggunakan
rubriks penskoran dan daftar cek untuk pengamatan. Berikut ini 5 dimensi dari penilaian
Autentik menurut Gulikers, Bastiaens, & Kirschner (2004).
1. Bentuk penilaian harus relevan dan mempresentasikan pengetahuan dan
18
keterampilan yang peserta didik harus pelajari.
2. Lingkungan fisik harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa
betul-betul digunakan.
3. Konteks sosial harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa akan
digunakan.
4. Hasil penilaian harus termasuk unjuk kerja yang dibutuhkan dari peserta didik.
5. Kreteria penilaian harus didasarkan pada level unjuk kerja yang ditentukan dalam
kompetensi dasar.
Berikut ini beberapa alternatif penilaian untuk melakukan penilaian autentik dalam
pembelajaran bahasa Inggris.
(1) KINERJA
• Melakukan monolog
• Bermain Peran
• Simulasi
• Presentasi
(2) OBSERVASI:
• Sasaran penilaian Sikap
• Sasaran penilaian Pengetahuan
• Sasaran penilaian Keterampilan
(3) PORTOFOLIO
• Kumpulan karya peserta didik yang mencerminkan hasil atau capaian belajar
berupa rekaman penggunaan ungkapan dan skrip percakapan.
• Kumpulan hasil tes dan latihan.
• Catatan penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa komentar atau cara penilaian
lainnya.
(4) PENILAIAN DIRI
Bentuk: diary, jurnal, format khusus.
(5) PENILAIAN SEJAWAT
Bentuk: format khusus, komentar, atau bentuk penilaian lain.
19. Doc Iyus Rustandi 2014
19
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan
dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu
fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan
analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama
pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran
kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan
dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi
kelima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk
kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai
berikut.
20. Doc Iyus Rustandi 2014
20
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap
Spiritual
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
dengan kaidah keilmuan
Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut
21. Doc Iyus Rustandi 2014
21
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
(1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok.
TABEL 1: Linierisasi Kompetensi Dasar dari KI3 dan KI4
Kompetensi
Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
3.1 Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan dari
teks pemaparan
jati diri, sesuai
dengan konteks
penggunaannya.
4.1 Menyusun teks lisan
dan tulis sederhana,
untuk memaparkan,
menanyakan, dan
merespon
pemaparan jati diri,
dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan,
secara benar dan
sesuai dengan
konteks.
Teks lisan dan tulis sederhana,
untuk memaparkan, menanyakan,
dan merespons pemaparan jati
diri
Fungsi sosial
Menjalin hubungan dengan
pendidik, teman dan orang lain.
Ungkapan
My name is... I’m ... I live in ...
I have … I like …. dan
semacamnya
Unsur kebahasaan:
(1) Kata terkait dengan hubungan
kekeluargaan dan
kekerabatan, profesi
pekerjaan, hobi.
(2) Kata kerja dalam simple
present tense: be, have dalam
simple present tense.
(3) Kata tanya What? Who? Which?
(4) Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tulisan tangan
yang rapi.
(5) Rujukan kata.
Topik:
Keteladanan tentang perilaku
terbuka, menghargai perbedaan,
perdamaian.
3.2. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
pada ungkapan
memuji
bersayap serta
4.2. Menyusun teks lisan
dan tulis untuk
mengucapkan dan
merespon pujian
bersayap, dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan
Teks lisan dan tulis untuk
memuji bersayap (extended)
serta responsnya.
Fungsi sosial:
Menjaga hubungan interpersonal
dengan pendidik, teman dan
orang lain.
Ungkapan:
22. Doc Iyus Rustandi 2014
22
Kompetensi
Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
responnya,
sesuai dengan
konteks
penggunaannya
.
unsur kebahasaan
yang benar dan
sesuai konteks.
“Excellent! You really did
it well, Tina.” “That’s
nice, Anisa. I really like
it.” “It was great. I like it,
thank you.”
Unsur kebahasaan:
Ucapan, tekanan kata, intonasi.
3.3. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
pada ungkapan
menunjukan
perhatian
(care), serta
responnya,
sesuai dengan
konteks
penggunaannya
.
4.3. Menyusun teks lisan
dan tulis untuk
mengucapkan dan
merespon ungkapan
perhatian (care),
dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan,
yang benar dan
sesuai konteks.
Teks lisan dan tulis untuk
menunjukkan perhatian (care).
Fungsi sosial:
Menjaga hubungan interpersonal
dengan pendidik, teman dan
orang lain.
Ungkapan:
Ungkapan untuk memberi
perhatian dan cara
meresponsnya: You look
pale . Are you OK? Not,
really. I’ve got a
headache.
Unsur kebahasaan:
Ucapan, tekanan kata,
intonasi.
3.4. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
untuk
menyatakan
dan
menanyakan
tentang niat
melakukan
sesuatu, sesuai
dengan konteks
penggunaannya
4.4. Menyusun teks lisan
dan tulis untuk
menyatakan dan
menanyakan
tentang niat
melakukan sesuatu,
dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan,
yang benar dan
sesuai konteks.
Teks lisan dan tulis
pernyataan dan
pertanyaan tentang niat
melakukan sesuatu
Fungsi Sosial:
Menyatakan rencana
Struktur Teks:
I’d like to tell my name. I will
tell him about my job. I’m
going to introduce my friend.
Unsur Kebahasaan:
Kata kerja I’d like to .., I will
.., I’m going to ...; tata bahasa,
ucapan, tekanan kata, intonasi,
23. Doc Iyus Rustandi 2014
23
Kompetensi
Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
. ejaan, tanda baca, tulisan
tangan dan cetak yang jelas dan
rapi.
3.5. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
dari ungkapan
ucapan selamat
bersayap,
sesuai dengan
konteks
penggunaannya
.
4.5. Menyusun teks lisan
dan tulis untuk
mengucapkan dan
merespon ucapan
selamat bersayap
(extended), dengan
memperhatikan
tujuan, struktur
teks, dengan
memperhatikan
tujuan, struktur
teks, dan unsur
kebahasaan, secara
benar dan sesuai
dengan konteks.
Teks lisan dan tulis untuk
mengucapkan dan
meresponsucapan selamat
bersayap (extended).
Fungsi Sosial:
Menjaga hubungan interpersonal
dengan pendidik, teman, dan
orang lain.
Struktur teks:
Ungkapan baku dari sumber-sumber
autentik.
Unsur kebahasaan:
(1) Kata dan tata bahasa baku.
(2) Ejaan dan tulisan tangan dan
cetak yang jelas dan rapi.
(3) Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ketika
mempresentasikan secara
lisan.
Topik:
Keteladanan tentang perilaku
peduli dan cinta damai.
3.6. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
pada
pernyataan dan
pertanyaan
tindakan/kejad
ian yang
dilakukan/terj
adi di waktu
lampau yang
4.6. Menyusun teks lisan
dan tulis untuk
menyatakan dan
menanyakan
tentang
tindakan/kejadian
yang
dilakukan/terjadi di
waktu lampau yang
merujuk waktu
terjadinya dengan
yang merujuk pada
kesudahannya,
Tindakan/kejadian yang
dilakukan/terjadi di waktu
lampau yang merujuk
waktu terjadinya dan yang
merujuk pada
kesudahannya
(Past Simple dan Present
Perfect Tense)
Fungsi sosial:
Menyatakan dan menanyakan
tentang tindakan/kejadian yang
dilakukan/terjadi di waktu
lampau yang merujuk waktu
24. Doc Iyus Rustandi 2014
24
Kompetensi
Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
merujuk waktu
terjadinya
dengan yang
merujuk pada
kesudahannya,
sesuai dengan
konteks
penggunaannya
.
dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan,
yang benar dan
sesuai konteks.
terjadinya dan yang merujuk
pada kesudahannya.
Struktur teks:
I hollered farewells to my
friends and poured myself into
the car.
My friend has already prepared
everything.
Unsur kebahasaan:
(1) Past Simple, Present Perfect
(2) Tata bahasa, ucapan, tekanan
kata, intonasi, ejaan, tanda
baca, tulisan tangan dan cetak
yang jelas dan rapi.
Topik:
Berbagai hal terkait
dengan interaksi antara
pendidik dan peserta didik
selama proses
pembelajaran, di dalam
maupun di luar kelas.
3.7. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
pada teks
deskriptif
sederhana
tentang orang,
tempat wisata,
dan bangunan
bersejarah
terkenal, sesuai
dengan konteks
penggunaannya.
4.8. Menangkap makna
dalam teks
deskriptif lisan dan
tulis sederhana.
4.9. Menyunting teks
deskriptif lisan dan
tulis, sederhana,
tentang orang,
tempat wisata, dan
bangunan
bersejarah
terkenal, dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan
yang benar dan
sesuai konteks.
Teks deskriptif lisan dan tulis,
sederhana, tentang orang,
tempat wisata, dan bangunan
bersejarah terkenal.
Fungsi sosial:
Membanggakan, mengenalkan,
mengidentifikasi, memuji,
mengritik, mempromosikan,
dsb.
Struktur teks:
(1) Penyebutan nama orang,
tempat wisata, dan bangunan
bersejarah terkenal dan nama
bagian-bagiannya yang dipilih
untuk dideskripsikan
(2) Penyebutan sifat orang,
tempat wisata, dan bangunan
bersejarah terkenal dan
25. Doc Iyus Rustandi 2014
25
Kompetensi
Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
4.10. Menyusun teks
deskriptif lisan dan
tulis sederhana
tentang orang,
tempat wisata, dan
bangunan
bersejarah terkenal,
dengan
memperhatikan
tujuan, struktur
teks, dan unsur
kebahasaan, secara
benar dan sesuai
dengan konteks.
bagiannya, dan
(3) Penyebutan tindakan dari
atau terkait dengan orang,
tempat wisata, dan bangunan
bersejarah terkenal.
yang semuanya sesuai dengan
fungsi sosial yang hendak dicapai.
Unsur kebahasaan:
(1) Kata benda yang terkait
dengan orang, tempat wisata,
dan bangunan bersejarah
terkenal.
(2) Kata sifat yang terkait dengan
orang, tempat wisata, dan
bangunan bersejarah terkenal
(3) Ejaan dan tulisan tangan dan
c etak yang jelas dan rapi
(4) Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ketika
mempresentasikan secara
lisan.
(5) Rujukan kata
Topik:
Keteladanan tentang perilaku
toleran, kewirausahaan,
nasionalisme, percaya diri.
3.8. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan dari
teks
pemberitahuan
(announcement)
, sesuai dengan
konteks
penggunaannya.
4.11. Menangkap makna
pemberitahuan
(announcement).
4.12. Menyusun teks
tulis
pemberitahuan
(announcement),
sangat pendek dan
sederhana, dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan
Teks tulis berbentuk
announcement (pemberitahuan)
Fungsi sosial:
Memberikan informasi dengan
atau tanpa perintah atau
petunjuk yang harus diikuti,
untuk memperlancar informasi
antara pendidik, peserta didik,
kepala sekolah, dan staf
administrasi
Struktur Teks:
Ungkapan yang lazim digunakan
26. Doc Iyus Rustandi 2014
26
Kompetensi
Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
unsur kebahasaan
yang benar dan
sesuai konteks.
dalam teks announcement di
media massa maupun di
internet, secara urut dan
runtut.
Unsur kebahasaan:
Kosa kata , tata bahasa,
ucapan, rujukan kata, tekanan
kata, intonasi, ejaan, dan tanda
baca yang tepat, dengan
pengucapan yang lancar dan
penulisan dengan tulisan tangan
atau cetak yang jelas dan rapi.
Multimedia:
Layout, dekorasi, yang membuat
tampilan teks lebih menarik.
3.9. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
pada teks
recount
sederhana
tentang
pengalaman/ke
jadian/peristiw
a, sesuai
dengan konteks
penggunaannya
.
4.13. Menangkap makna
dalam teks recount
lisan dan tulis
sederhana.
4.14. Menyusun teks
recount lisan dan
tulis sederhana
tentang
pengalaman/
kegiatan/kejadian/
peristiwa, dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan,
secara benar dan
sesuai dengan
konteks.
Teks recount lisan dan
tulis, sederhana, tentang
pengalaman /kegiatan/
kejadian/peristiwa.
Fungsi sosial:
Meneladani, membanggakan,
bertindak teratur, teliti dan
disiplin, melaporkan.
Struktur:
a. Menyebutkan tindakan/
peristiwa/kejadian secara
umum
b. Menyebutkan urutan tindakan/
kejadian/peristiwa secara
kronologis, dan runtut.
c. Jika perlu, ada kesimpulan
umum.
Unsur kebahasaan:
(1) Kata-kata terkait dengan
perjuangan hidup,
profesionalisme dalam
bekerja, kejadian/peristiwa
lampau.
27. Doc Iyus Rustandi 2014
27
Kompetensi
Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
(2) Penyebutan kata benda.
(3) Ejaan dan tulisan tangan dan
cetak yang jelas dan rapi.
(4) Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ketika
mempresentasikan secara
lisan.
(5) Rujukan kata
Topik:
Keteladanan tentang perilaku
kewirausahaan, daya juang,
percaya diri, tanggung jawab,
disiplin.
3.9. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
pada teks
naratif
sederhana
berbentuk
legenda
rakyat, sesuai
dengan
konteks
penggunaann
ya.
4.15. Menangkap makna
teks naratif lisan
dan tulis berbentuk
legenda, sederhana
Teks naratif lisan dan tulis
berbentuk legenda sederhana.
Fungsi sosial:
Meneladani nilai-nilai moral,
cinta tanah air, menghargai
budaya lain.
Struktur:
a. Pengenalan tokoh dan
setting.
b. Komplikasi terhadap tokoh
utama.
c. Solusi dan akhir cerita.
Unsur kebahasaan:
(1) Kata-kata terkait karakter,
watak, dan setting dalam
legenda.
(2) Modal auxiliary verbs.
(4) Ejaan dan tulisan tangan dan
cetak yang jelas dan rapi.
(5) Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ketika
mempresentasikan secara
lisan.
(6) Rujukan kata
Topik:
Keteladanan tentang
28. Doc Iyus Rustandi 2014
28
Kompetensi
Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
perilaku dan nilai-nilai
luhur dan budaya.
3.11. Menyebutkan
fungsi sosial
dan unsur
kebahasaan
dalam lagu.
4.16. Menangkap makna
lagu sederhana.
Lagu sederhana
Fungsi sosial:
Menghibur, mengungkapkan
perasaan, mengajarkan pesan
moral
Unsur kebahasaan:
(1) Kata, ungkapan, dan tata
bahasa dalam karya seni
berbentuk lagu.
(2) Ejaan dan tulisan tangan dan
cetak yang jelas dan rapi.
(3) Ucapan, tekanan kata,
intonasi, ketika
mempresentasikan secara lisan
Topik:
Keteladanan tentang perilaku
yang menginspirasi.
(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi
pembelajaran yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait
dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat
yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
(5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan.
(6) Merancang penilaian yang diperlukan.
(7)
29. Doc Iyus Rustandi 2014
29
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
Materi
Pokok
(Silabus)
Materi
Pembelajara
n
Fakta,
Konsep,
Prinsip, dan
Prosedur
Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran:
Mengamati,
Menanya,
Mengeksplora
si,
Mengasosiasi,
dan
Mengomunika
sikan
Pembelajaran
(Silabus)
Penillaian
(Silabus)
Indikator
Sikap,
Pengetahua
n, dan
Keterampila
n untuk
Penilaian
(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi
pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
(4) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang
terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari
tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
(5) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
(6) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
(7) Merancang penilaian yang diperlukan
Lulusan yang
:
Cerdas,
Kreatif,
Produktif,
dan
Bertanggung
jawab
30. Doc Iyus Rustandi 2014
Lulusan yang :
Produktif, dan
Bertanggung
30
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
Materi Pokok
(Silabus)
Materi
Pembelajaran
Fakta, Konsep,
Prinsip, dan
Prosedur
Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran:
Mengamati,
Menanya,
Mengeksplorasi,
Mengasosiasi,
Mengomunikasi
Pembelajaran
(Silabus)
A. Mengembangkan Materi pembelajaran
dan
kan
Penillaian
(Silabus)
Indikator
Sikap,
Pengethuan,
dan
Keterampilan
untuk
Penilaian
Cerdas,
Kreatif,
jawab
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pembelajaran dalam silabus
dan kompetensi dasar pada kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). Penjabaran materi
pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat
(keterampilan). Materi pembelajaran bahasa Inggris dikembangkan menggunakan
konsep genre sebagai dasar. Sehingga dirumuskan konsisten, runut, dan
menggambarkan tindakan komunikatif. Dengan demikian materi pembelajaran bahasa
Inggris untuk setiap jenis teks dapat secara konsisten terdiri atas tiga unsur, yaitu (1)
fungsi sosial, (2) struktur teks, dan (3) unsur kebahasaan. Selain itu, materi pembelajaran
bahasa Inggris akan sangat sulit dipisahkan secara konkrit antara pengetahuan yang
berupa fakta, konsep, prinsip maupun prosedur. Hal ini disebabkan ketiga aspek genre
yang harus dikuasai bisa dikelompokkan pada dua tataran pengetahuan sekaligus,
misalnya fungsi sosial teks bisa berada pada tataran konsep maupun prinsip.
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam empat kategori yaitu:
(1) Fakta, merupakan teks yang dapat dilihat, didengar, dibaca, atau diamati. Selain itu
pengetahuan faktual pada mata pelajaran bahasa Inggris juga terkait dengan topik
dan konteks.
(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan.
Contoh konsep tentang teks deskriptif adalah teks yang mempunyai berbagai fungsi
sosial dalam kehidupan sehari-hari, dengan struktur yang diawali dengan identifikasi
dan diikuti deskrisi bagian-bagiannya, serta dengan unsur kebahasaan kata benda dan
kata sifat terkait orang, benda, dan tempat.
31. Doc Iyus Rustandi 2014
31
(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaitan. Prinsip bahasa bersifat holistik, sebab diawali dengan teks, bukan dari kata
perkata. Contoh pengetahuan yang merupakan prinsip adalah bentuk kalimat, dan
struktur teks.
(4) Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada
aspek keterampilan. Pada mata pelajaran bahasa Inggris, langkah menyusun teks
merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi materi pembelajaran.
B. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan
prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan.
Pada mata pelajaran fisika, langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada
setiap materi Kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga
ranah yaitu ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh/holistik, artinya
pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan
demikian kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan
Dengan demikian kegiatan pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
komunikatif yang tidak hanya bermakna menguasai keterampilam berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis tetapi merupakan kemampuan untuk
melaksanakan fungsi sosial dengan menggunakan bahasa Inggris secara trampil baik lisan
maupun tulisan dengan sikap yang benar. Keterampilan menggunakan bahasa Inggris tidak
hanya berupa pembiasaan namun harus mempunyai pemahaman akan tujuan komunikatif
dan strategi penyampaiannya. Untuk memberi kesempatan yang luas kepada peserta didik
dalam mencapai kompetensi komunikatif maka perlu melakukan langkah-langkah
pembelajaran yang menuntut partisipasi aktf peserta didik yaitu melalui pendekatan
saintifik dengan lima tahapan kegitan yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan
(1) Mengamati
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu kegiatan yang memaksimalkan
pancaindra dengan cara melihat, mendengar, dan membaca, atau menyimakmenonton.
Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, konsep, dan prosedur. Materi
berbentuk fakta yaitu misalnya teks interpersonal/transaksional,. tTeks khusus, teks
fungsional, dan unsur kebahasaan dalam bentukyang berupa bacaan, video, atau
rekaman suara. Sedangkan materi berbentuk konsep yaitu materi tentang fungsi sosial
dari teks-teks tersebut dan materi berbentuk prosedur adalah stuktur teks dari masing-masing
teks yang dibaca atau didengar. Jadi alternatif pembelajaran untuk proses
mengamati bisa berupa kegiatan mendengarkan/menonton video percakapan,
menonton film sederhana, dan membaca buku cerita, koran, majalah, brosur, leaflets,
banner dan poster berbahasa Inggris
(2) Menanya
Pada tahapan Kkegiatan menanya merupakan proses mengkonstruksi pengetahuan
berupa konsep yaitu menanya tentang fungsi sosial dari teks dan prosedur tentang
struktur teks melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Pada proses menanya harus
dikembangkan rasa ingin tahu dan kemampuan berfikir kritis sehingga perlu
mengembangkanakan muncul pertanyaan-pertanyaan pada level berfikir tingkat tinggi.
Selain itu proses menanya juga menuntut partisipasi aktif peserta didik. Agar proses
menanya dapat terlaksana dan mencapai tujuan, maka pendidik perlu menyiapkan
32. Doc Iyus Rustandi 2014
panduan bertanya berupa langkah-langkah yang harus dilewati peserta didik sampai
dapat mengajukan pertanyaan tentang ketiga aspek genre yang diamati pada saat
melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses mengamati.
(3) Mencoba
Kegiatan mencoba atau mengeksplorasi adalah kegiatan untuk menginternalisasi
pengetahuan dan keterampilan yang baru saja diperoleh/dipelajarai. Pada proses ini
peserta didik berlatih mengungkapkan hal-hal baru yang dipelajari dan mencoba
menggunakan kemampuan itu dalam dunia nyata, didalam/diluar kelas melalui kegiatan
simulasi, bermain peran, presentasi, diskusi dan bermain game..
(4) Mengasosiasi
Kegiatan mengasosiasi atau menalar merupakan proses mengembangkan kemampuan
mengelompokkan dan membandingkan beragam ide dan peristiwa untuk kemudian
memasukannya menjadi penggalan memori. Pengalaman-pengalaman yang sudah
tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya
yang sudah tersedia. Khusus untuk mata pelajaran bahasa Inggris pada tahapan ini
peserta didik dibimbing untuk mengelompokkan dan membandingkan teks berdasarkan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan.
(5) Mengomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan menyajikan
atau mempresentasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasai dan
yang belum baik secara lisan maupun secara tertulis. Pada kegiatan ini tidak hanya
pengetahuan dan keterampilan mengomunikasikan saja yang disajikan tetapi juga
permasalahan dan kesuksesan yang dialami selama proses pembelajaran. Dengan
demikian kegiatan ini menggambarkan secara utuh kemampuan peserta didik dalam
penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga Sebaiknya proses
mengomunikasikan ini selalu disertai dengan penulisan jurnal belajar. Dengan demikian
kegiatan yang dapat dilakukan untuk proses mengomunikasikan antara lain
mempresentasikan kemampuan secara lisan di depan kelas dengan dan tanpa media
presentasi, membuat laporan secara tertulis, mempublikasikan hasil di majalah dinding
kelas atau sekolah serta memanfaatkan media komunikasi sosial seperti wechat, line,
kakaotalk, whatsup, facebook, tweeter dan e-mail untuk mempublikasikan atau
melaporkan hasil belajar.
1. Mengembangkan Materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan
kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). Dalam
penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan
kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu:
(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh,
32
atau diamati dalam
(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan.
Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol,
bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah
sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu
tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah,
33. Doc Iyus Rustandi 2014
33
tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah
didefinisikan.
Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan.
Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa
contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap. Prinsip
yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke
dalam kategori prinsip apendekatan saintifik dengan lima tahapan kegitan yaitu mengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan
B. Hasil Analisis Kompetensi Dasar
2.1. Hasil Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
KI-1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar
KI-2:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1. Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi
interpersonal dengan guru dan teman.
2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.3. Menunjukkkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
melaksanakan komunikasi fungsional
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
34. Doc Iyus Rustandi 2014
34
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
3.1Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan
dari teks pemaparan
jati diri, sesuai
dengan konteks
penggunaannya.
Teks lisan
dan tulis
sederhana,
untuk
memaparkan
,
menanyakan
, dan
merespon
pemaparan
jati diri
Fakta
Ungkapan:
My name is... I’m
... I live in ... I
have … I like …
dan semacamnya
Konsep
Fungsi sosial:
menjalin
hubungan
dengan guru,
teman dan
orang lain
Prosedur
Unsur
kebahasaan:
(6)Kata terkait
dengan
hubungan
kekeluargaan
dan
kekerabatan,
profesi
pekerjaan,
Mengamati
1. Mendengarkan
rekaman
percakapan
tentang jati diri
2. Menonton video
tentang
percakapan jati diri
3. Membaca teks jati
diri pada kartu
nama, KTP, SIM,
dsb.
Menanya
1. Mempertanya-kan
perbedaan antara
pemaparan jati diri
dalam bahasa
Indonesia dan
dalam bahasa
Inggris.
2. Mempertanya-kan
pengucapan dan isi
teks yang
memaparkan jati
diri
3. Mempertanya- kan
Santun, jujur,
disiplin, percaya diri,
bertanggung jawab,
kerjasama
Santun, disiplin, jujur,
tanggung jawab, percaya
diri
4.1 Menangkap
makna pemaparan
jati diri lisan dan
tulis.
4.2 Menyusun teks
lisan dan tulis
sederhana, untuk
memaparkan,
menanyakan, dan
merespon
pemaparan jati diri,
dengan
35. Doc Iyus Rustandi 2014
35
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan,
secara benar dan
sesuai dengan
konteks.
hobi.
(7)Kata kerja
dalam simple
present tense:
be, have
dalam simple
present tense
(8)Kata tanya
What? Who?
Which?
(9)Ucapan,
tekanan kata,
intonasi,
ejaan, tulisan
tangan yang
rapi
(10) Rujukan
kata
kosakata dan cara
pengucapan-nya
tentang jati diri.
Mengeksplorasi:
1. pengucapan
kata/kalimat
2. memperkenal-kan
diri sendiri secara
lisan
3.menuliskan jati diri
4. mencari teks
contoh jati diri
Mengasosiasi
1. menganalisis
ungkapan
memaparkan jati
diri dengan
mengelompokannya
berdasarkan
penggunaan.
2. mendiskusikan
ungkapan
pemaparan jati diri
yang mereka
temukan dari
sumber lain
3. memperoleh
balikan (feedback)
36. Doc Iyus Rustandi 2014
36
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
dari guru dan
teman tentang
fungsi sosial dan
unsur kebahasaan
dalam pemaparan
jati diri.
Mengkomunikasi-kan
1. mendemons-trasikan
penggunaan
pemaparan jati diri
secara lisan dan
tertulis
2. menuliskan
permasalahan
dalam
menggunakan
bahasa Inggris
untuk memaparkan
jati diri
3.2. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
pada ungkapan
Teks lisan
dan tulis
untuk
memuji
Fakta
Ungkapan:
“Excellent! You
really did it well,
Mengamati:
1. mendengarkan/me
nonton interaksi
memuji bersayap.
2. mengikuti interaksi
Santun, disiplin, jujur,
tanggung jawab, percaya
diri, kerjasama
KD 3.2.
1) mengide
ntifikasi
struktur
teks dan
unsur
- Tes Tulis KD 4.3
2)
memper
agakan
percaka
pan
Tes unjuk
kerja
37. Doc Iyus Rustandi 2014
37
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
memuji
bersayap serta
responnya,
sesuai dengan
konteks
penggunaannya
.
4.3. Menyusun teks
lisan dan tulis
untuk
mengucapkan
dan merespon
pujian
bersayap,
dengan
memperhatika
n fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
yang benar dan
sesuai konteks.
bersayap
(extended)
serta
responnya
Tina.” “That’s
nice, Anisa. I
really like it.” “It
was great. I like
it, thank you,”
Konsep
Fungsi sosial
Menjaga
hubungan
interpersonal
dengan guru,
teman dan
orang lain.
Prosedur:
Unsur
kebahasaan:
Ucapan, tekanan
kata, intonasi
memuji bersayap.
3. menirukan model
interaksi memuji
bersayap
4. mengidentifikasi
ciri-ciri interaksi
memuji bersayap
(fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan).
Menanya:
Dengan bimbingan
dan arahan guru,
siswa
mempertanyakan
antara lain perbedaan
antara berbagai
ungkapan memuji
bersayap dalam
bahasa Inggris,
perbedaan ungkapan
dengan yang ada
dalam bahasa
Indonesia,
kemungkinan
menggunakan
ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi:
kebahas
aan pada
teks
lisan dan
tulis
untuk
memuji
bersayap
serta
responny
a.
2) menyim
pulkan
fungsi
sosial
ungkapa
n-ungkapa
n untuk
memuji.
KD 4.3
1)mengidenti
fikasi
ciri-ciri
interaksi
memuji
bersayap
(fungsi
sosial,
struktur
yang
telah
dibuat
secara
berpasa
ngan
38. Doc Iyus Rustandi 2014
38
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
Siswa memuji
bersayap dengan
bahasa Inggris dalam
konteks simulasi,
role-play, dan
kegiatan lain yang
terstruktur.
Mengasosiasi:
Siswa
membandingkan
ungkapan memuji
bersayap yang
telah dipelajari
dengan yang ada di
berbagai sumber
lain.
Siswa
membandingkan
antara ungkapan
dalam bahasa
Inggris dan dalam
bahasa siswa.
Mengkomunikasikan
1. Siswa memuji
dengan bahasa
Inggris, di dalam
dan di luar kelas.
2. Siswa menuliskan
permasalahan
teks, dan
unsur
kebahasa
an).
2)menconto
hkan
penggun
aan
ungkapa
n untuk
memuji
bersayap
3) membuat
percaka
pan
singkat
tertulis
dengan
menggu
nakan
ungkapa
n untuk
memuji
bersayap
.
39. Doc Iyus Rustandi 2014
39
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
dalam
menggunakan
ungkapan untuk
memuji bersayap
dalam jurnal
belajar (learning
journal).
3.3. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
pada ungkapan
menunjukan
perhatian
(care), serta
responnya,
sesuai dengan
konteks
penggunaannya.
4.4. Menyusun teks
lisan dan tulis
untuk
mengucapkan
dan merespon
ungkapan
perhatian
(care), dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
Teks lisan
dan tulis
untuk
menunjukka
n perhatian
(care)
Fakta
Ungkapan untuk
memberi
perhatian dan
cara
meresponnya:
You look pale .
Are you OK? Not,
really. I’ve got a
headache.
Konsep
Fungsi sosial:
Menjaga
hubungan
interpersonal
dengan guru,
teman dan
orang lain.
Prosedur:
Mengamati:
1. Siswa
mendengarkan/me
nonton interaksi
menunjukkan
perhatian.
2. Siswa mengikuti
interaksi
menunjukkan
perhatian.
3. Siswa menirukan
model interaksi
menunjukkan
perhatian.
4. Dengan bimbingan
dan arahan guru,
siswa
mengidentifikasi
ciri-ciri interaksi
menunjukkan
perhatian. (fungsi
sosial, struktur
teks, dan unsur
kebahasaan).
Santun, jujur,
disiplin, percaya diri,
bertanggung jawab,
kerjasama
KD 3.3
1) Meng –
identifi
kasi
fungsi
sosial,
struktur
teks,
dan
unsur
kebahas
aan
pada
ungkapa
n
menunj
ukan
perhatia
n (care),
serta
responn
ya,
sesuai
dengan
konteks
- Tes Tulis KD 4.4
2)
menampil
kan
percakapa
n yang
menagand
ung
ungkapan
menunjuk
kan
perhatian.
Tes unjuk
kerja
40. Doc Iyus Rustandi 2014
40
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
kebahasaan,
yang benar dan
sesuai konteks.
Unsur
kebahasaan:
Ucapan, tekanan
kata, intonasi
Menanya
Dengan bimbingan
dan arahan guru,
siswa
mempertanyakan
antara lain
perbedaan antara
berbagai ungkapan
menunjukan
perhatian dalam
bahasa Inggris,
perbedaan
ungkapan dengan
yang ada dalam
bahasa Indonesia,
kemungkinan
menggunakan
ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
Siswa menunjukan
perhatian dengan
bahasa Inggris dalam
konteks simulasi,
role-play, dan
kegiatan lain yang
terstruktur.
Mengasosiasi
penggun
aannya.
2) menyim
pulkan
fungsi
sosial
ungkap
an-ungkap
an
untuk
menunj
ukkan
perhati
an.
KD 4.4
1) meng
identifi
kasi
struktur
teks
dan
unsur
kebahas
aan
pada
ungkapa
n
menunj
ukkan
perhatia
n (care)
serta
41. Doc Iyus Rustandi 2014
41
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
1. Siswa
membandingkan
ungkapan
menunjukan
perhatian yang
telah dipelajari
dengan yang ada di
berbagai sumber
lain.
Siswa
membandingkan
antara ungkapan
dalam bahasa
Inggris dan dalam
bahasa siswa.
Mengkomunikasikan
1. Siswa menunjukan
perhatian dengan
bahasa Inggris, di
dalam dan di luar
kelas.
2. Siswa menuliskan
permasalahan
dalam
menggunakan
bahasa Inggris
untuk menunjukan
perhatian dalam
jurnal belajar
(learning journal)
responn
ya
sesuai
dengan
konteks
penggu
naanny
a
2) merinci
fungsi
sosial,
struktur
teks,
dan
unsur
kebahas
aan
pada
ungkapa
n
menunj
ukan
perhatia
n (care),
serta
responn
ya,
sesuai
dengan
konteks
penggun
aannya.
3) membuat
percakap
42. Doc Iyus Rustandi 2014
42
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
an
tertulis
yang
mengand
ung
ungkapan
untuk
menunju
kkan
perhatian
.
.
3.4. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan
untuk
menyatakan
dan
menanyakan
tentang niat
melakukan
sesuatu, sesuai
dengan konteks
penggunaannya
4.5.Menyusun teks
lisan dan tulis
untuk
menyatakan dan
menanyakan
Teks lisan
dan tulis
pernyataan
dan
pertanyaan
tentang niat
melakukan
sesuatu
Fakta
Struktur Teks :
‘I’d like to tell
my name,’ I will
tell him about my
job, I’m going to
introduce my
friend
Konsep
Fungsi Sosial :
Menyatakan
rencana
Prosedur
Unsur
Kebahasaan:
Kata kerja I’d
Mengamati
1. Siswa
mendengarkan/me
nonton interaksi
memuji bersayap.
2. Siswa mengikuti
interaksi memuji
bersayap.
3. Siswa menirukan
model interaksi
memuji bersayap
4. Dengan bimbingan
dan arahan guru,
siswa
mengidentifikasi
ciri-ciri interaksi
memuji bersayap
(fungsi sosial,
struktur teks, dan
Santun, jujur,
disiplin, percaya diri,
bertanggung jawab,
kerjasama
KD 3.4
1) Mengide
ntifikasi
struktur
teks,
dan
unsur
kebahas
aan
untuk
menyata
kan dan
menany
akan
tentang
niat
melakuk
an
sesuatu,
sesuai
Tes tulis KD 4.5
4) Menam
pilkan
percaka
pan
yang
telah
dipersia
pkan.
Tes unjuk
kerja
43. Doc Iyus Rustandi 2014
43
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
tentang niat
melakukan
sesuatu, dengan
memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan,
yang benar dan
sesuai konteks
like to .., I will
.., I’m going to
...; tata bahasa,
ucapan, tekanan
kata, intonasi,
ejaan, tanda
baca, tulisan
tangan dan cetak
yang jelas dan
rapi.
unsur kebahasaan).
Menanya
Dengan bimbingan
dan arahan guru,
siswa
mempertanyakan
antara lain perbedaan
antara berbagai
ungkapan memuji
bersayap dalam
bahasa Inggris,
perbedaan ungkapan
dengan yang ada
dalam bahasa
Indonesia,
kemungkinan
menggunakan
ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
Siswa memuji
bersayap dengan
bahasa Inggris dalam
konteks simulasi,
role-play, dan
kegiatan lain yang
terstruktur.
Mengasosiasi
dengan
konteks
penggun
aannya
2) Menyim
-pulkan
fungsi
sosial
ungkapa
n-ungkapa
n untuk
menyata
kan dan
menany
akan
tentang
niat
melakuk
an
sesuatu,
sesuai
dengan
konteks
penggun
aannya.
KD 4.5
1) Mengide
ntifikasi
Mengide
ntifikasi
struktur
44. Doc Iyus Rustandi 2014
44
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
1. Siswa
membandingkan
ungkapan memuji
bersayap yang
telah dipelajari
dengan yang ada di
berbagai sumber
lain.
2. Siswa
membandingkan
antara ungkapan
dalam bahasa
Inggris dan dalam
bahasa siswa.
Mengkomunikasikan
1. Siswa memuji
dengan bahasa
Inggris, di dalam
dan di luar kelas.
2. Siswa menuliskan
permasalahan
dalam
menggunakan
bahasa Inggris
untuk memuji
dalam jurnal
belajar (learning
journal).
teks,
dan
unsur
kebahas
aan
untuk
menyata
kan dan
menany
akan
tentang
niat
melakuk
an
sesuatu,
sesuai
dengan
konteks
penggun
aannya
2) Mencirik
an
ungkapa
n –
ungkapa
n
Mengide
ntifikasi
struktur
teks,
dan
unsur
kebahas
aan
45. Doc Iyus Rustandi 2014
45
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
untuk
menyata
kan dan
menany
akan
tentang
niat
melakuk
an
sesuatu,
sesuai
dengan
konteks
penggun
aannya
3) Membua
t
percaka
pan
tertulis
yang
mengan
dung
ungkapa
n-ungkapa
n untuk
menyata
kan dan
menany
akan
tentang
niat
melakuk
46. Doc Iyus Rustandi 2014
46
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
an
sesuatu,
dengan
memper
hatikan
fungsi
sosial,
struktur
teks,
dan
unsur
kebahas
aan,
yang
benar
dan
sesuai
konteks.
3.5. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan dari
ungkapan
ucapan selamat
bersayap, sesuai
dengan konteks
penggunaannya.
4.6. Menyusun teks
lisan dan tulis
untuk
Teks lisan
dan tulis
untuk
mengucapka
n dan
meresponuc
apan
selamat
bersayap
(extended)
Struktur
Fakta
Ungkapan baku
dari sumber-sumber
otentik.
Konsep
Fungsi Sosial:
Menjaga
hubungan
interpersonal
dengan guru,
teman, dan
Mengamati
1. Siswa
memperhatikan
beberapa pesan
yang berisi ucapan
selamat dari
berbagai sumber
(a.l. film, tape,
surat kabar,
majalah).
2. Siswa
membacakan
contoh-contoh
teks pesan berisi
Santun, jujur,
disiplin, percaya diri,
bertanggung jawab,
kerjasama
KD 3.5
1) meng
identifika
si
struktur
teks dan
unsur
kebahasa
an pada
teks lisan
dan tulis
pada
ungkapan
-
Tes tulis KD 4.6
5) menam
pilkan
percaka
pan
yang
telah
dihasilk
annya
secara
berpasa
ngan.
Unjuk
kerja
47. Doc Iyus Rustandi 2014
47
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
mengucapkan
dan merespon
ucapan selamat
bersayap
(extended),
dengan
memperhatikan
tujuan, struktur
teks, dengan
memperhatikan
tujuan, struktur
teks, dan unsur
kebahasaan,
secara benar
dan sesuai
dengan konteks.
text
(5)
Topik
Keteladana
n tentang
perilaku
peduli dan
cinta
damai.
orang lain.
Prosedur
Unsur
kebahasaan:
1. Kata dan tata
bahasa baku
2. Ejaan dan
tulisan tangan
dan cetak
yang jelas dan
rapi.
3. Ucapan,
tekanan kata,
intonasi,
ketika
mempresentas
ikan secara
lisan
ucapan selamat
tersebut dengan
ucapan, intonasi,
tekanan kata,
dengan benar dan
lancar.
3. Dengan bimbingan
dan arahan guru,
siswa
mengidentifikasi
ciri-ciri pesan
yang berisi ucapan
selamat (fungsi
sosial, struktur
teks, dan unsur
kebahasaan).
Menanya
Dengan bimbingan
dan arahan guru,
siswa
mempertanyakan
antara lain
perbedaan antar
berbagai pesan
yang berisi ucapan
selamat dalam
bahasa Inggris,
perbedaan
ungkapan dengan
yang ada dalam
ungkapan
ucapan
kalimat
bersayap
.
2)Menyim -
pulkan
fungsi
sosial
ungkapan
-
ungkapan
ucapan
kalimat
bersayap
.
KD 4.6
1) Mengiden
tifikasi
ungkapan
–
ungkapan
ucapan
selamat
bersayap
(extende
d),
dengan
memperh
atikan
tujuan,
struktur
48. Doc Iyus Rustandi 2014
48
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
bahasa Indonesia,
kemungkinan
menggunakan
ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
1. Siswa secara
mandiri dan dalam
kelompok mencari
ucapan selamat
yang lain dari
berbagai sumber
2. Siswa bergantian
membacakan
ucapan selamat
dengan unsur
kebahasaan yang
tepat
3. Siswa
mengucapkan dan
merespon ucapan
selamat yang
disampaikan
teman dan guru.
Mengasosiasi
1. Siswa
membandingkan
teks,
dengan
memperh
atikan
tujuan,
struktur
teks, dan
unsur
kebahasa
an,
secara
benar
dan
sesuai
dengan
konteks.
2) Mencirika
n ucapan
selamat
bersayap
(extende
d),
dengan
memperh
atikan
tujuan,
struktur
teks,
dengan
memperh
atikan
tujuan,
struktur
49. Doc Iyus Rustandi 2014
49
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
berbagai ucapan
selamat terkait
dengan tujuan,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan,
dilihat dari segi
ketepatan,
efisiensi,
efektivitasnya.
2. Siswa
memperoleh
balikan (feedback)
dari guru dan
teman tentang
hasil analisis yang
disampaikan
dalamkerja
kelompok.
Mengkomunikasikan
1. Siswa berkreasi
membuat teks-teks
ucapan selamat
dan
menyampaikannya
di depan guru dan
teman untuk
mendapat
feedback.
2. Siswa membuat
kartu ucapan
teks, dan
unsur
kebahasa
an,
secara
benar
dan
sesuai
dengan
konteks.
3) membuat
percakap
an
singkat
dengan
menggun
akan 2
ungkapan
untuk
menguca
pkan dan
merespon
selamat
bersayap
dengan
memperh
atikan
tujuan,
struktur
teks,
dengan
memperh
atikan
tujuan,
50. Doc Iyus Rustandi 2014
50
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Aspek
Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian
selamat
3. Siswa memperoleh
feedback dari
guru dan teman
sejawat
struktur
teks, dan
unsur
kebahasa
an,
secara
benar
dan
sesuai
dengan
konteks.
4) Membuat
kartu
ucapan
selamat.
3.7. Menganalisis
fungsi sosial,
struktur teks,
dan unsur
kebahasaan pada
pernyataan dan
pertanyaan
tindakan/kejadia
n yang
dilakukan/terjadi
di waktu lampau
yang merujuk
waktu terjadinya
dengan yang
merujuk pada
kesudahannya,
sesuai dengan
Tindakan/ke
jadian yang
dilakukan/te
rjadi di
waktu
lampau
yang
merujuk
waktu
terjadinya
dengan yang
merujuk
pada
kesudahanny
a
Fakta
Struktur teks:
I hollered
farewells to my
friends and
poured myself
into the car
My friend has
prepared
everything
Konsep
Mengamati
1. Siswa
mendengarkan dan
membaca banyak
kalimat Past
Simple dan
Present perfect
tense, dalam
berbagai konteks.
2. Siswa berinteraksi
menggunakan
kalimat Past
Simple dan
Present perfect
tense selama
proses
Santun, jujur,
disiplin, percaya diri,
bertanggung jawab,
kerjasama
KD 3.6
1) Mengiden
tifikasi
struktur
teks pada
pernyata
an dan
pertanya
an
tindakan
/kejadia
n yang
dilakukan
/terjadi
di waktu
lampau
yang
Tes Tulis KD 4.7
Memprese
ntasikan
di depan
kelas
secara
lisan
paragraph
yang
mengguna
kan paling
sedikit 5
kalimat
untuk
menyatak
Unjuk
kerja.