SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.
Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan
Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang
menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian
autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini
disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru
secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan
model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULIAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Landasan Hukum
1
2
2
3
BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI
A. Pembelajaran Pendekatan Saintifik
B. Penilaian Autentik
5
8
BAB III ANALISIS KOMPETENSI
A. Prosedur Analisis
B. Hasil Analisis
10
16
BAB IV PENUTUP 35
DAFTAR PUSTAKA 36
Lampiran Contoh RPP 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan
nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan
strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi
pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang
dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada
peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa
dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.
Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta
didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk
kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di
33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk
mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti
dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya
diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku
sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran,
mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik.
Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan
kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus,
strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara
khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar
(1) Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata
pelajaran
(2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
(3) Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
(4) Merancang penilaian otentik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
(1)Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
(2)Langkah-langkah analisis kompetensi;
(3)Penilaian otentik; dan
(4)Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar
proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan
peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta
didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya
sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual
menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4)
pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif;
(8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran
yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang
menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana
saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa,
serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input
– proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta
didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni,
2000; & Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran
saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis
peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara
terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari
pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator
yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta
didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para
ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan
demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,
membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus
proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam
memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,
dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide
atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan
dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains
menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover)
pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip
dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik
lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu
informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator
dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap
ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains
pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam
mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran
fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan
kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati,
menanya, mencoba/mengumpulkan data/informasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks
situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta
atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan
atau menyimak.
(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan
siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir
metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi
(critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya
dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik
diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan
bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk
memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan
data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini
mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta
memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar
termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan
hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui
situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas
antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan,
dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau
praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir
kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.
Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat
laporan, dan/ atau unjuk karya.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas
pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat
diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan
dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong
kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa,
kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara
langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca,
melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum,dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan
penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk
karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga sampai tak terduga.
B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana
tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi
untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan
pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian
autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan
prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran,
seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral
terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan
sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik,
baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-
lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan
dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen assesmeni yang memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio
dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu
metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri
khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan
minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai
bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi
utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program
perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu,
hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan
penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan
di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
 Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
 Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
 Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
 Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
 Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.
 Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
 menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik
penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan
psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan
curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik
diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh
dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata
pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau
rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan
kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah
sbb:
• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik
• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
• Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik
• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran
makna ganda/berbeda
• Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya
• Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
• memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu
kompetensi peserta didik
• Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
• Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.
2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri
dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat.
Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis
berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka
memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua
jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban
terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang
diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat
mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau
kompleks.
3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.
Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:
 Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
 Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
 disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
4. Penilaian Melalui Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
 Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
 Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
 Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian
dari pembelajaran mandiri.
 Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
 Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
 Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara
kelompok.
 Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
 Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial
ekonomi).
 Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
 Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium,
praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,
membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013).
Kriteria Tes Praktik adalah sbb:
 Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
 Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
 Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
 Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
 Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
 Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:
 Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
 Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
 Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
 Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
 Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
 Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik,
mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan,
analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan
dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan
perhatian khusus dari guru.
 Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan
data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang
diperoleh, dan menulis laporan.
 Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
 Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar
cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk
poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi
penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara
analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan
produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara
keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio
bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi
secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi
berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau
informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan
belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat
karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/
literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru
dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan
pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
 Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
 Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
 Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan
guru menyusun portofolio pembelajaran.
 Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
 Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
 Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
 Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.
Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran
adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan
diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian
yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama
pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.
Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan
kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai
berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi keenam untuk kelas
XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai
berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan
Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut.
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
(1) Melakukan linearisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok
seperti tabel berikut ini.
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3.1 Memahami hakikat ilmu
kimia, metode ilmiah dan
keselamatan kerja di
laboratorium serta peran
kimia dalam kehidupan.
4.1 Menyajikan hasil
pengamatan tentang
hakikat ilmu kimia,
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dalam
mempelajari kimia serta
peran kimia dalam
kehidupan.
Hakikat dan
Peran Kimia
dalam
kehidupan serta
Metode Ilmiah
 Peran kimia
dalam
kehidupan.
 Hakikat ilmu
kimia
 Metode ilmiah
dan
keselamatan
kerja
3.2 Menganalisis
perkembangan model
atom
4.2 Mengolah dan menganalisis
perkembangan model
atom.
Perkembangan
model atom
Dan seterusnya …
(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi
materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang
terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator
dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta.
(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
(5) Mengidentifikasi nilai-nilai sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
(6) Merancang penilaian sikap.
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
1. Pengembangkan Materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan
kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).Dalam
penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan
kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori,
yaitu:
(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati. Contoh fakta adalah peristiwa kebakaran, es mencair
dan air menguap, besi berkarat, dan sebagainya.
(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan. Contoh konsep adalah reaksi, larutan, endapan, dan sebagainya.
(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif
yang ditarik dari berapa contoh. Contoh prinsip adalah hukum Dalton,
Materi Pokok
(Silabus)
Materi
Pembelajara
n
Fakta,
Konsep,
Prinsip, dan
Prosedur
Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran:
Mengamati,
Menanya,
Mencoba,
Mengasosiasi,
dan
Mengomunikasi
kan
Pembelajaran
(Silabus)
Indikator
Sikap,
Pengethuan,
dan
Keterampilan
untuk
Penilaian
Penillaian
(Silabus)
Lulusan yang :
Cerdas,
Kreatif,
Produktif, dan
Bertanggung
jawab
persamaan reaksi dan sebagainya. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah
hukum, teori, dan azas.
(4) Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran kimia, langkah kerja ilmiah
merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok. Contoh:
percobaan elektrolisis, percobaan menentukan kecepatan reaksi, dan lain-lain.
2. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
3. Merumuskan indikator pencapaian
Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini
(1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya
terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuandan
keterampilan)
(2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus
(3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang
tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat
dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target
pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah
dan lingkungannya
(4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan
(5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi
(6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta
(7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi
dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan
4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik)
a. Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian sebaya, dan/atau
jurnal. Penilaian sikap melalui pengematan menggunakan lembar pengamatan
atau daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang daiamati.
Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan
dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap
dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam
rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap dalam
tabel analisis perlu direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan peserta didik.
b. Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Pemilihan
bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel analaisis menjadi aspek-aspek yang
digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas ini bermanfaat dalam
mengembangkan rubrik dan pedoman penskoran.
c. Aspek keterampilan melalui tes praktik, proyek dan penilaian portofolio.
Penilaian keterampilan mencakup dua ranah keterampilan yang dapat
dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan,
yaitu ranah abstrak dan ranah konkrit. Jabaran penilaian keterampilan pada tabel
analisis merinci aspek penilaian yang dilakukan dan direlasikan dengan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peserta didik.
B. Hasil Analisis Kompetensi
1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
3.1. Memahami hakikat
ilmu kimia, metode
ilmiah dan keselamatan
kerja di laboratorium
serta peran kimia
dalam kehidupan.
4.1 Menyajikan hasil
pengamatan tentang
hakikat ilmu kimia,
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dalam
mempelajari kimia serta
peran kimia dalam
kehidupan.
Hakikat dan Peran
Kimia dalam
kehidupan serta
Metode Ilmiah
 Peran kimia dalam
kehidupan.
 Hakikat ilmu
kimia
 Metode ilmiah
dan keselamatan
kerja
3.2. Menganalisis
perkembangan model
atom
4.2.Mengolah dan
menganalisis
perkembangan model
atom.
Struktur Atom dan
Tabel Periodik
 Partikel partikel
penyusun atom
 Nomor atom dan
nomor massa
 Isotop, isobar,
isoton
 Perkembangan
model atom
3.3. Menganalisis struktur
atom berdasarkan teori
atom Bohr dan teori
mekanika kuantum.
4.3.Mengolah dan
menganalisis truktur atom
berdasarkan teori atom
Bohr dan teori mekanika
kuantum.
3.4. Menganalisis hubungan
konfigurasi elektron
dan diagram orbital
untuk menentukan
letak unsur dalam tabel
periodik dan sifat-sifat
periodik unsur.
4.4.Menyajikan hasil analisis
hubungan konfigurasi
elektron dan diagram
orbital untuk menentukan
letak unsur dalam tabel
periodik dan sifat-sifat
periodik unsure
 Konfigurasi elektron
dan diagram orbital
 Bilangan kuantum
dan bentuk orbital.
 Sistem periodik
unsur (sifat
keperiodikan unsur)
3.5. Membandingkan proses
pembentukan ikatan
ion, ikatan kovalen,
ikatan kovalen
koordinasi dan ikatan
logam serta interaksi
antar partikel (atom,
ion, molekul) materi
dan hubungannya
dengan sifat fisik
materi.
4.5 Mengolah dan
menganalisis
perbandingan proses
pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi, dan
ikatan logam serta
interaksi antar partikel
(atom, ion, molekul)
materi dan hubungannya
dengan sifat fisik materi.
 Senyawa kovalen
polar dan non
polar.
 Ikatan logam
 Gaya antar
molekul
 Sifat fisik
senyawa.
 Bentuk molekul
3.6. Menganalisis
kepolaran senyawa.
4.6.Merancang, melakukan,
dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil
percobaan kepolaran
senyawa.
3.7. Menganalisis teori
jumlah pasangan
elektron di sekitar inti
atom (Teori Domain
Elektron) untuk
menentukan bentuk
molekul.
4.7. Meramalkan bentuk
molekul berdasarkan teori
jumlah pasangan elektron
di sekitar inti atom (Teori
Domain Elektron).
3.8.Menganalisis sifat
larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit
berdasarkan daya
hantar listriknya.
4.8 .Merancang, melakukan,
dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil
percobaan untuk
mengetahui sifat larutan
elektrolit dan larutan
non- elektrolit .
Larutan elektrolit
dan nonelektrolit
3.9.Menganalisis perkem-
bangan konsep reaksi
oksidasi-reduksi serta
menentukan bilangan
oksidasi atom dalam
molekul atau ion.
4.9 .Merancang, melakukan,
dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil
percobaan reaksi oksidasi-
reduksi.
Reaksi Oksidasi dan
Reduksi
 Konsep reaksi
oksidasi - reduksi
 Bilangan oksidasi
unsur dalam
senyawa atau ion
3.10.Menerapkan aturan
IUPAC untuk penamaan
senyawa anorganik dan
organik sederhana.
4.10.Menalar aturan IUPAC
dalam penamaan
senyawa anorganik dan
organik sederhana.
3.11. Menerapkan konsep
massa atom relatif dan
massa molekul relatif,
persamaan reaksi,
hukum-hukum dasar
kimia, dan konsep mol
untuk menyelesaikan
perhitungan kimia
4 .11. Mengolah dan menga-
nalisis data terkait massa
atom relatif dan massa
molekul relatif,
persamaan reaksi,
hukum-hukum dasar
kimia, dan konsep mol
untuk menyelesaikan
perhitungan kimia
 Tata nama
senyawa
2.Hasil Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran KIMIA
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agamayang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
3.1. Memahami hakikat
ilmu kimia, metode ilmiah
dan keselamatan kerja di
laboratorium serta peran
kimia dalam kehidupan.
Hakikat dan
Peran Kimia
dalam kehidupan
serta Metode
Ilmiah
 Peran kimia
dalam
kehidupan.
 Hakikat ilmu
kimia
 Metode ilmiah
dan
keselamatan
kerja
Fakta
1. produk-
produk kimia
dalam
kehidupan
2. peran kimia
dalam
perkembangan
ilmu lain
3. artikel
tentang hakikat
ilmu kimia,
metode ilmiah
dan
keselamatan
kerja di
laboratorium.
Konsep
1. hakekat
kimia
Mengamati (Observing)
 Mengamati produk-
produk kimia dalam
kehidupan (gambar
atau videonya),
misalnya sabun,
detergen, pasta gigi,
shampo, kosmetik,
obat, susu, keju,
mentega, minyak
goreng, garam dapur,
asam cuka dan lain
lain.
 Membaca artikel
tentang peran kimia
dalam perkembangan
ilmu lain (farmasi,
geologi, pertanian,
kesehatan) dan peran
kimia dalam
menyelesaikan
masalah global.
 Membaca artikel
tentang hakikat ilmu
1. Menunju-kan
sikap positip,
beriman,
berakhlak mulia
(individu dan
sosial)
2. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab
Observasi
Keg.1 saat
diskusi dan
presentasi
dengan lembar
pengamatan
Aspek sikap
ilmiah:
1. Menerima
2. menghargai,
3. disiplin
4. tanggung
jawab
Keg.2
Merancang dan
melakukan
percobaan,
aspek:
1 kejujuran,
2. ketelitian
3. disiplin
4. tanggung
1. menyebutkan
produk kimia
dalam kehidupan
2. menjelaskan
peran kimia
dalam kehidupan
dan
perkembangan
ilmu lain
3. menjelaskan
hakikat ilmu
kimia,
4. mengenal
alat-alat dan
bahan kimia
5. mengenal tata
tertib
laboratorium.
6. membedakan
variabel bebas,
terikat, dan
terkontrol dalam
Tugas 1.
Membuat
laporan
tentang
hakikat ilmu
kimia,
metode
ilmiah dan
keselamatan
kerja di
laboratorium
serta peran
kimia dalam
kehidupan.
aspek:
1.Visual
laporan
2.
kelengkapan.
3. jawaban
pertanyaan
1. Merancang dan
melakukan
percobaan terkait
kerja ilmiah
2. menggunakan
pembakar spirtus
3. menggunakan
lumpang dan
mortar
4.menggunakan
Stopwatch
5.menggunakan
pengaduk
6.mengkaji dan
mengolah data
eksperimen
7. Membuat
laporan tertulis
hasil praktikum
8.
Mempresentasik
an pengetahuan
kinerja:
percobaan
menentukan variabel
yang mempengaruhi
kelarutan gula dalam
air.
PresentasiKelompok
aspek:
1. Penguasaan Isi
2. Teknik Bertanya/
Menjawab
3 Metode Penyajian
Portofolio/Produk
(fokus penilaian pada
aspek:
1. Visual laporan
2. kelengkapan.
3. jawaban pertanyaan
4.1 Menyajikan hasil
pengamatan tentang hakikat
ilmu kimia, metode ilmiah
dan keselamatan kerja
dalam mempelajari kimia
serta peran kimia dalam
kehidupan.
Prinsip
1. keselamatan
kerja di
laboratorium
Prosedur
1. langkah kerja
ilmiah
kimia, metode ilmiah
dan keselamatan
kerja di laboratorium.
Menanya (Questioning)
 Mengajukan
pertanyaan berkaitan
dengan hasil
pengamatan,
misalnya:
- Apa yang dipelajari dalam
kimia?
- Apa manfaatnya belajar
kimia dan kaitannya
dengan karir masa
depan?
Mengumpulkan Data
(Experimenting)
Mengkaji literatur tentang
peran kimia dalam
kehidupan, perkembangan
IPTEK, dan dalam
menyelesaikan masalah
global.
Mengunjungi laboratorium
untuk mengenal alat-alat
dan bahan kimia serta tata
tertib laboratorium.
Mendiskusikan kerja
seorang ilmuwan kimia
dalam melakukan
penelitian untuk
memperoleh produk kimia
menggunakan metode
ilmiah meliputi: penemuan
masalah, perumusan
masalah, kajian pustka,
menentukan variabel,
membuat hipotesis,
melakukan percobaan dan
mengolah data serta
membuat laporan.
Merancang dan
jawab penyelidikan
ilmiah
7. Membuat
laporan tertulis
hasil praktikum
Portofolio
 Laporan
pengamata
n
Tes
 Tertulis
membuat
bagan /
skema
tentang
hakikat
kimia,
metode
ilmiah dan
keselamat
an kerja
serta
peran
kimia
dalam
kehidupan
dan
keterampilan
menentukan
variabel yang
mempengaruhi
kelarutan gula
dalam air.
melakukan percobaan
terkait kerja ilmiah,
misalnya menentukan
variabel yang
mempengaruhi kelarutan
gula dalam air.
Mengasosiasi
(Associating)
Menyimpulkan hasil
pengamatan dan diskusi
tentang hakikat ilmu kimia,
metode ilmiah dan
keselamatan kerja di
laboratorium serta peran
kimia dalam kehidupan.
Mengkomunikasikan
(Communicating)
Mempresentasikan hasil
pengamatan dan diskusi
tentang hakikat ilmu kimia,
metode ilmiah dan
keselamatan kerja di
laboratorium serta peran
kimia dalam kehidupan
dengan tata bahasa yang
benar.
3.2. Menganalisis
perkembangan model
atom
3.3. Menganalisis struktur
atom berdasarkan teori
atom Bohr dan teori
mekanika kuantum.
3.4. Menganalisis hubungan
konfigurasi elektron dan
diagram orbital untuk
menentukan letak unsur
dalam tabel periodik
dan sifat-sifat periodik
unsur.
4.2. Mengolah dan
Struktur Atom
dan Tabel
Periodik
 Partikel partikel
penyusun atom
 Nomor atom
dan nomor
massa
 Isotop, isobar,
isoton
 Perkembangan
model atom
 Konfigurasi
Fakta
 Partikel
partikel
penyusun
atom
 Sistem
periodik
unsur Sifat
unsur
 Konsep
 Nomor
atom dan
nomor
massa
Mengamati (Observing)
 Mengamati partikel partikel
penyusun atom dan
menentukan nomor atom
dan nomor massa suatu
unsur serta Isotop, isobar,
isoton
 Mengamati perkembangan
model atom untuk
menentukan konfigurasi
elektron, diagram orbital,
bilangan kuantum dan
bentuk orbital serta
hubungannya dengan letak
1. Menunjukan
sikap positip
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
Observasi
 Sikap ilmiah
saat diskusi
dan presentasi
dengan lembar
pengamatan
Aspek sikap
ilmiah:
1.Menerima
2. menghargai,
3. disiplin
4. tanggung
jawab
 Membandingkan
perkembangan
teori atom mulai
teori atom Dalton
hingga teori atom
Niels Bohr.
 Menentukan
jumlah proton,
elektron, dan
netron suatu
atom unsur
berdasarkan
nomor atom dan
nomor
Portofolio
tugas
membuat
peta konsep
mengenai
perkembanga
n teori atom
tugas
terstruktur
mandiri yaitu
mengerjakan
latihan
Mempresentasika
n peta konsep
mengenai
perkembangan
teori atom
 Menuliskan
konfigurasi
elektron suatu
atom /ion jika
diketahui
nomor atomnya
atau sebaliknya
 Menentukan
Presentasi
Kelompok
aspek:
1. Penguasaan Isi
2. Teknik Bertanya/
Menjawab
3 Metode Penyajian
Portofolio/Produk
(fokus penilaian pada
aspek:
1. Visual laporan
2. kelengkapan.
menganalisis
perkembangan model
atom.
4.3. Mengolah dan
menganalisis truktur
atom berdasarkan teori
atom Bohr dan teori
mekanika kuantum.
4.4. Menyajikan hasil
analisis hubungan
konfigurasi elektron dan
diagram orbital untuk
menentukan letak
unsur dalam tabel
periodik dan sifat-sifat
periodik unsur
elektron
dan diagram
orbital
 Bilangan
kuantum dan
bentuk orbital.
 Sistem periodik
unsur (sifat
keperiodikan
unsur)
 Isotop,
isobar,
isoton
 Bilangan
kuantum
dan bentuk
orbital.
Prinsip
 Aufbau
 Pauli
 Hund
Prosedur
 Konfigurasi
elektron
dan
diagram
orbital
unsur dalam tabel periodik.
 Mengamati perkembangan
tabel periodik unsur untuk
menentukan golongan dan
perioda berdasarkan kulit
dan subkulit atom serta
sifat keperiodikan unsur
Menanya (Questioning)
 Mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan partikel
partikel penyusun atom,
misalnya: adakah unsur
yang sama mempunyai
netron berbeda?
 Mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan
struktur atom, misalnya:
bagaimana partikel dasar
tersusun dalam atom
(konfigurasi elektron)?
dimana kemungkinan
keberadaan elektron dalam
orbital (bilangan kuantum)?
 Mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan tabel
periodik, misalnya: apa
dasar pengelompokan
unsur dalam tabel periodik,
bagaimana hubungan
konfigurasi elektron dengan
letak unsur dalam tabel
periodik, apa yang
menyebabkan keteraturan
sifat unsur dalam tabel
periodik?
Mengumpulkan Data
(Experimenting)
 Mengamati nomor atom
dan nomor massa
beberapa unsur dalam
tabel periodik untuk
menentukan jumlah
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab
massanya.
 Menentukan
isotop, isobar,
dan isoton
beberapa unsur.
 Menuliskan
konfigurasi
elektron suatu
atom. /ion jika
diketahui nomor
atomnya atau
sebaliknya
 Menentukan
elektron valensi
suatu atom.
berdasarkan
nomor atom
 Menjelaskan
kelemahan teori
atom Bohr
 Menjelaskan
gagasan utama
teori atom
mekanika
kuantum
 Menentukan
bilangan
kuantum
(kemungkinan
elektron berada)
 Menggambarkan
bentuk-bentuk
orbital.
 Menggunakan
prinsip aufbau,
Tes tertulis
uraian:
 Menentuka
n jumlah
elektron,
proton, dan
netron dalam
atom
 Menentuka
n konfigurasi
elektron dan
diagram
orbital
 Menentuka
n bilangan
kuantum dan
bentuk
orbital
 Mengan
alisis letak
unsur dalam
tabel periodik
berdasarkan
konfigurasi
elektron
Menganalisis
kecenderung
an sifat
keperiodikan
unsur dalam
satu
golongan
atau periode
berdasar kan
data
elektron valensi
 Menentukan
bilangan
kuantum
elektron
tertentu
 Menggambarkan
bentuk-bentuk
orbital.
 Menentukan kulit
dan sub kulit
serta
hubungannyaden
gan bilangan
kuantum.
 Mempresentasika
n peta konsep
mengenai
perkembangan
tabel periodik
 Menentukan
periode dan
golongan unsur-
unsur dalam
tabel periodik.
 Mengaitkan
konfigurasi
elektron suatu
unsur dengan
letaknya dalam
sistem periodik
 Mengklasifikasika
n unsur ke dalam
logam, non
logam, dan
metaloid.
 Menunjukkan
massa atom
relatif dari tabel
periodik.
 Menganalisis
3. jawaban pertanyaan
elektron, proton dan netron
unsur tersebut.
 Menganalisis jumlah
proton, elektron, dan netron
suatu unsur untuk
menentukan isotop, isobar
dan isoton.
 Menganalisis
perkembangan model atom
untuk menentukan
konfigurasi elektron,
diagram orbital, bilangan
kuantum dan bentuk orbital
serta hubungannya dengan
letak unsur dalam tabel
periodik.
 Menganalisis tabel dan
grafik hubungan antara
nomor atom dengan sifat
keperiodikan unsur (jari-jari
atom, energi ionisasi,
afinitas elekton, dan
keelektronegtifan)
Mengasosiasi
(Associating)
 Menyimpulkan bahwa
golongan dan perioda
unsur ditentukan oleh
nomor atom dan konfigurasi
elektron.
 Menyimpulkan adanya
hubungan antara
konfigurasi elektron suatu
unsur dengan sifat
keperiodikan unsur (jari-jari
atom, energi ionisasi,
afinitas elekton, dan
keelektronegtifan)
Mengkomunikasikan
(Communicating)
Mempresentasikan
perkembangan teori atom
aturan Hund dan
azas larangan
Pauli untuk
menuliskan
konfigurasi
elektron dan
diagram orbital.
 Menentukan kulit
dan sub kulit
serta
hubungannya
dengan bilangan
kuantum.
 Membandingkan
perkembangan
sistem periodik
melelui studi
kepustakaan.
 Menentukan
periode dan
golongan unsur-
unsur dalam
tabel periodik.
 Mengaitkan
konfigurasi
elektron suatu
unsur dengan
letaknya dalam
sistem periodic
 Mengklasifikasika
n unsur ke dalam
logam, non
logam, dan
metaloid.
 Menunjukkan
massa atom
tabel atau grafik
sifat keperiodikan
unsur.
dan perkembangan tabel
periodik unsur dengan
menggunakan tata bahasa
yang benar.
relatif dari tabel
periodik.
 menentukan
hubungan
antara nomor
atom dengan
sifat
keperiodikan
unsur (jari-jari
atom, energi
ionisasi, afinitas
elekton, dan
keelektronegtifa
n)
 membandingkan
besaran nillai
jari-jari atom,
energi ionisasi,
afinitas elekton,
dan
keelektronegtifa
n unsur satu
dengan yang
lain berdasarkan
nomor atomnya
atau letaknya
dalam SPU
3.5. Membandingkan proses
pembentukan ikatan
ion, ikatan kovalen,
ikatan kovalen
koordinasi dan ikatan
logam serta interaksi
antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan
hubungannya dengan
sifat fisik materi.
3.6. Menganalisis kepolaran
senyawa.
3.7. Menganalisis teori
jumlah pasangan
elektron di sekitar inti
 Senyawa
kovalen polar
dan non
polar.
 Ikatan logam
 Gayaantar
molekul
 Sifat fisik
senyawa.
Fakta
 Senyawa
ion,
kovalen
polar dan
non polar.
 Sifat fisik
senyawa
Konsep
 ikatan ion,
 ikatan
kovalen,
 ikatan
kovalen
Mengamati (Observing)
 Mengamati struktur
Lewis beberapa unsur.
 Membaca tabel titik
leleh beberapa senyawa
ion dan senyawa
kovalen
 Membaca titik didih
senyawa hidrogen halida.
Menanya (Questioning)
 Bagaimana hubungan
antara susunan elektron
valensi dengan struktur
Lewis?
1. Menunjukan
sikap positip
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
Observasi
 Keg.1 Sikap
ilmiah dalam
mencatat data
hasil percobaan
dengan lembar
pengamatan
Aspek sikap
ilmiah:
1.Menerima
2.menghargai,
3.disiplin
4.tanggung
jawab
 Menjelaskan
kecenderungan
suatu unsur
untuk mencapai
kestabilannya
dengan cara
berikatan dengan
unsur lain.
 Menjelaskan
hubungan antara
susunan elektron
valensi dengan
struktur Lewis
 Menjelaskan
proses
Portofolio
 Laporan
percobaan
Tes tertulis
uraian
 Membandin
gkan proses
pemben-
tukan ion
dan ikatan
kovalen.
 Membedak
an ikatan
 Menggambarkan
susunan elektron
valensi atom gas
mulia (duplet dan
oktet).
 Menggambarkan
elektron valensi
suatu unsur
menggun
akan struktur
Lewis.
Menggambar-
kan proses
Presentasi
Kelompok
aspek:
1. Penguasaan Isi
2. Teknik Bertanya/
Menjawab
3 Metode Penyajian
Portofolio/Produk
(fokus penilaian pada
aspek:
1. Visual laporan
2. kelengkapan.
atom (Teori Domain
Elektron) untuk
menentukan bentuk
molekul.
4.5 Mengolah dan
menganalisis
perbandingan proses
pembentukan ikatan
ion, ikatan kovalen,
ikatan kovalen
koordinasi, dan ikatan
logam serta interaksi
antar partikel (atom,
ion, molekul) materi dan
hubungannya dengan
sifat fisik materi.
4.6 Merancang, melakukan,
dan menyimpulkan
serta menyajikan hasil
percobaan kepolaran
senyawa.
4.7 Meramalkan bentuk
molekul berdasarkan
teori jumlah pasangan
elektron di sekitar inti
atom (Teori Domain
Elektron).
 Bentuk
molekul
koordinasi
 ikatan
logam
 interaksi
antar partikel
 kepolaran
senyawa.
Prinsip
 Teori
Domain
Elektron
 Bentuk
molekul
Teori
VSEPR
Prosedur
 Langkah kerja
percobaan
kepolaran
senyawa.Langk
ah-langkah
meramalkan
bentuk
molekul
 Dari tabel titik leleh
muncul pertanyaan,
mengapa ada senyawa
yang titik lelehnya
rendah dan ada yang
titik lelehnya tinggi?
 Mengapa atom logam
cenderung melepaskan
elektron sedangkan
atom nonlogam
cenderung menerima
elektron?
 Mengapa atom oksigen
dapat mengikat dua
atom hidrogen
sedangkan atom
nitrogen dapat mengikat
tiga atom hidrogen?
 Apakah ada hubungan
antara ikatan kimia
dengan sifat fisis
senyawa?
 Mengapa titik didih air
tinggi pada hal air
mempunyai massa
molekul relatif kecil?
Mengumpulkan Data
(Experimenting)
 Mengingatkan susunan
elektron valensi dalam
orbital.
 Menggambarkan awan
elektron valensi
berdasarkan susunan
elektron dalam orbital.
 Menganalisis
pembentukan senyawa
berdasarkan
pembentukan ikatan
(berhubungan dengan
kecenderungan atom
untuk mencapai
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab
3. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab

terbentuknya
ikatan ion.
 Menjelaskan
proses
terbentuknya
ikatan kovalen
tunggal, rangkap
dua, dan rangkap
tiga.
 Menyebutkan
contoh senyawa
yang berikatan
ion dan kovalen
dalam kehidupan
sehari-hari
 Menjelaskan
sifat-sifat
senyawa ion dan
sifat-sifat
senyawa kovalen
 Menjelaskan
mengapa ada
senyawa yang
titik lelehnya
rendah dan ada
yang titik
lelehnya tinggi?
 Menganalisis
penyebab
perbedaan titik
leleh antara
senyawa ion dan
kovalen.
 Menjelaskan
proses
terbentuknya
ikatan koordinasi
pada beberapa
senyawa.
kovalen
tunggal dan
ikatan
kovalen
rangkap
 Menganalisi
s kepolaran
senyawa
 Menganalisi
s hubungan
antara jenis
ikatan
dengan sifat
fisis
senyawa
 Menganalisi
s bentuk
molekul
terbentuknya
ikatan ion
 Menggambar-
kan proses
terbentuknya
ikatan kovalen
tunggal, rangkap
dua, dan rangkap
tiga.

Menyajikan hasil
analisis
perbandingan
pembentukan
ikatan.
 Menghitung
jumlah PEB dan
PEI suatu
molekul
 Menggambarkan
bentuk molekul
berdasarkan teori
pasangan
elektron.
 Merancang
percobaan
kepolaran
beberapa
senyawa
 Menyimpulkan
hasil percobaan
tentang
kepolaran
senyawa dan
mempresentasika
n hasil
percobaan
kepolaran
3. jawaban pertanyaan
kestabilan).
 Membandingkan proses
terbentuknya ikatan ion
dan ikatan kovalen.
 Menganalisis penyebab
perbedaan titik leleh
antara senyawaion dan
kovalen.
 Menganalisis beberapa
contoh pembentukan
senyawa kovalen dan
senyawa ion.
 Menganalisis beberapa
contoh senyawa kovalen
tunggal, kovalen
rangkap dua, kovalen
rangkap tiga dan
kovalen koordinasi.
 Menganalisis sifat logam
dengan proses
pembentukan ikatan
logam.
 Menganalisis hubungan
antara
keelektronegatifan unsur
dengan kecenderungan
interaksi antar
molekulnya
 Menganalisis pengaruh
interaksi antarmolekul
terhadap sifat fisis
materi.
 Merancang percobaan
kepolaran beberapa
senyawa (mewakili
senyawa kovalen,
kovalen polar dan
senyawa ionik) serta
mempresentasikan
hasilnya untuk
menyamakan persepsi.
 Melakukan percobaan
terkait kepolaran
 Menunjukkan
PEB dan PEI
 Menentukan tipe
molekul
 Menentukan
bentuk molekul
berdasarkan teori
pasangan
elektron.
 Menentukan
bentuk molekul
berdasarkan
teori hibridisasi.
 Menjelaskan
hubungann
kepolaran
beberapa
senyawa dengan
keelektronegatifa
n
 Membedakan
gaya-gaya
antarmolekul
 Menjelaskan
hubungan antara
ikatan kimia
dengan sifat fisis
senyawa?
 Menjelaskan
perbedaan sifat
fisik (titik didih,
titik beku)
berdasarkan
perbedaan gaya
antar molekul
(gaya Van Der
Waals, gaya
London, dan
ikatan hidrogen)
beberapa
senyawa dengan
menggunakan
bahasa yang
benar.
 Menyajikan
gambar bentuk
molekul
berdasarkan
teori jumlah
pasangan
ektron di sekitar
inti atom.
 Menyajikan
hubungan
kepolaran
senyawa dengan
bentuk molekul.
beberapa senyawa
(mewakili senyawa
kovalen, kovalen polar
dan senyawa ionik).
 Mengamati dan
mencatat hasil
percobaan kepolaran
senyawa.
 Menganalisis dan
menyimpulkan hasil
percobaan dikaitkan
dengan data
keelektronegatifan.
Mengasosiasi
(Associating)
 Menganalisis konfigurasi
elektron dan struktur
Lewis dalam proses
pembentukan ikatan
kimia.
 Menyimpulkan bahwa
jenis ikatan kimia
berpengaruh kepada
sifat fisik materi.
Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Menyajikan hasil analisis
perbandingan
pembentukan ikatan.
 Menyimpulkan hasil
percobaan tentang
kepolaran senyawa dan
mempresentasikan
dengan menggunakan
bahasa yang benar.
Mengamati (Observing)
 Mengamati bentuk
molekul beberapa
senyawa melalui
gambar/
molymod/animasi.
Menanya (Questioning)
 Bagaimana
 Menjelaskan
proses
pembentukan
ikatan logam dan
hubungannya
dengan sifat fisis
logam.
 Menghubungkan
sifat fisik materi
dengan jenis
ikatannya.
 Memprediksi
jenis ikatan yang
terjadi pada
berbagai
senyawa.
menentukan bentuk
molekul suatu
senyawa?
 Bagaimana hubungan
antara bentuk molekul
dengan kepolaran
senyawa?
Mengumpulkan Data
(Experimenting)
 Mengkaji literatur untuk
meramalkan bentuk
molekul dan
mengkaitkan hubungan
bentuk molekul dengan
kepolaran senyawa.
Mengasosiasi
(Associating)
 Menyimpulkan bentuk
molekul berdasarkan
teori jumlah pasangan
elektron di sekitar inti
atom.
 Menyimpulkan
hubungan bentuk
molekul dengan
kepolaran senyawa.
Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Menyajikan gambar
bentuk molekul
berdasarkan teori
jumlah pasangan
ektron di sekitar inti
atom.
 Menyajikan hubungan
kepolaran senyawa dengan
bentuk molekul.
3.8 Menganalisis sifat
larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit berdasarkan
daya hantar listriknya.
Larutan
elektrolit dan
nonelektrolit
Fakta
 Konduktor
 Isolator
 Pelarut
 Terlarut
Mengamati (Observing)
Mengkaji literatur tentang
larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
Menanya (Questioning)
1.Menunjukan
sikap positip
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
Observasi
 Sikap ilmiah
saat merancang
dan melakukan
percobaan serta
 Menyebutkan
pengertian
larutan elektrolit
dan non elektrolit
*Mengidentifikasi
Tugas
 Membuat
peta konsep
tentang
larutan
 Merancang
percobaan untuk
menyelidiki sifat
larutan
berdasarkan
 Laporan
praktikum
kinerja:
Menyajikan laporan
4.8 Merancang, melakukan,
dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan
untuk mengetahui sifat
larutan elektrolit dan larutan
non- elektrolit .
Konsep
 Larutan
 Larutan
elektrolit
 Larutan non
elektrolit
 Reaksi
ionisasi
Prinsip
 Peran ion
dalam
hantaran listrik
larutan(teori
archenius)
 Kekuatan
elektrolit
Prosedur
 Langkah kerja
percobaan daya
hantar listrik
dalam larutan
Mengajukan pertanyaan
apakah semua larutan
dapat menghantarkan arus
listrik? Mengapa ketika
banjir orang bisa tersengat
arus listrik? Apa manfaat
larutan elektrolit dalam
kehidupan?
Mengumpulkan Data
(Experimenting)
Merancang percobaan
untuk menyelidiki sifat
larutan berdasarkan daya
hantar listrik dan
mempresentasikan
hasilnya untuk
menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan.daya
hantar listrik pada
beberapa larutan.
Mengamati dan mencatat
data hasil percobaan.daya
hantar listrik pada
beberapa larutan.
Mengasosiasi
(Associating)
Menganalisis data hasil
percobaan untuk
menyimpulkan sifat larutan
berdasarkan daya hantar
listriknya (larutan elektrolit
dan larutan non-elektrolit).
Mengelompokkan larutan
berdasarkan jenis ikatan
dan menjelaskannya.
Menyimpulkan bahwa
larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion atau
senyawa kovalen polar
Mengkomunikasikan
(Communicating)
Menyajikan laporan hasil
kelompok
2. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab
3. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab
saat presentasi
dengan lembar
pengamatan
Aspek sikap
ilmiah:
1.Menerima
2.menghargai,
3.disiplin
4.tanggung
jawab
sifat-sifat larutan
elektrolit dan non
elektrolit melalui
percobaan
*Mengelompokka
n larutan ke
dalam larutan
elektrolit dan non
elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
*Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan elektrolit
menghantarkan
arus listrik
*Mendeskripsikan
bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar.
elektrolit dan
nonelektrolit
Portofolio
 Peta konsep
Tes tertulis
uraian
 Menganalisis
penyebab
larutan
elektrolit
dapat
menghantark
an arus listrik
Mengelompo
kkan larutan
elektrolit dan
nonelektrolit
serta larutan
elektrolit kuat
dan elektrolit
lemah
berdasar-kan
data
percobaan.
daya hantar
listriknya
Melakukan
percobaan.daya
hantar listrik
pada beberapa
larutan.
Mengamati dan
mencatat data
hasil
percobaan.daya
hantar listrik
pada beberapa
larutan.
 Menyimpulkan
sifat larutan
berdasarkan
daya hantar listrik
larutan elektrolit
dan larutan non-
elektrolit.
 Menyimpulkan
bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa
ion atau senyawa
kovalen polar
 Mengkomunikasi
kan hasil
percobaan
larutan elektrolit
dan non elektrolit
hasil percobaan
tentang daya hantar
listrik larutan elektrolit
kuat, larutan elektrolit
lemah, dan larutan
nonelektrolit.
PresentasiKelompok
aspek:
1. Penguasaan Isi
2. Teknik Bertanya/
Menjawab
3 Metode Penyajian
Portofolio/Produk
(fokus penilaian pada
aspek:
1. Visual laporan
2. kelengkapan.
3. jawaban pertanyaan
percobaan tentang daya
hantar listrik larutan
elektrolit kuat, larutan
elektrolit lemah, dan larutan
nonelektrolit.
3.9 Menganalisis
perkembangan
konsep reaksi
oksidasi-reduksi
serta menentukan
bilangan oksidasi
atom dalam molekul
atau ion.
3.10 Menerapkan aturan
IUPAC untuk
penamaan senyawa
anorganik dan
organik sederhana.
4.9 Merancang,
melakukan, dan
menyimpulkan serta
menyajikan hasil
percobaan reaksi
oksidasi-reduksi.
4.10 Menalar aturan
IUPAC dalam
penamaan senyawa
anorganik dan
organik sederhana.
Reaksi
Oksidasi dan
Reduksi
 Konsep
reaksi
oksidasi -
reduksi
 Bilangan
oksidasi
unsur dalam
senyawa
atau ion
 Tata nama
senyawa
Fakta
 Perkaratan
 Pembakaran
 respirasi
Konsep
 reaksi
oksidasi –
reduksi
 oksidatord
an reduktor
 bilangan
oksidasi
Prinsip
 Aturan
penentuan
bilangan
oksidasi
 aturan
IUPAC untuk
penamaan
senyawa
anorganik dan
organik
Prosedur
 percobaan
reaksi oksidasi-
reduksi
Mengamati (Observing)
Mengamati ciri-ciri
perubahan kimia (reaksi
kimia), misalnya buah
(apel, kentang atau pisang)
yang dibelah dan dibiarkan
di udara terbuka serta
mengamati karat besi untuk
menjelaskan reaksi
oksidasi-reduksi.
Menyimak penjelasan
tentang perkembangan
konsep reaksi oksidasi-
reduksi dan bilangan
oksidasi unsur dalam
senyawa atau ion.
Menanya (Questioning)
Mengajukan pertanyaan
mengapa buah apel,
kentang atau pisang yang
tadinya berwarna putih
setelah dibiarkan di udara
menjadi berwarna coklat?
Mengapa besi bisa
berkarat?
Bagaimana menentukan
bilangan oksidasi unsur
dalam senyawaatau ion?
Mengumpulkan Data
(Experimenting)
Merancang percobaan
reaksi pembakaran dan
serah terima elektron serta
mempresentasikan
hasilmya untuk
menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan
1. Menunjukan
sikap positip
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab
3. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab
Observasi
 Keg.1 Sikap
ilmiah dalam
mencatat data
hasil percobaan
dengan lembar
pengamatan
Aspek sikap
ilmiah:
1. Menerima
2.menghargai,
3.disiplin
4.tanggung
jawab
 menjelaskan
perkembangan
konsep reaksi
oksidasi-reduksi
 menyebutkan 3
contoh reaksi
redoks dlm
kehidupan
sehari-hari
 Menentukan
bilangan oksidasi
atom unsur
dalam senyawa
atau ion dalam
diskusi kelas.
 Menuliskan
reaksi
pembakaran hasil
percobaan.
 Menerapkan
aturan IUPAC
untuk penamaan
senyawa
anorganik dan
organik
sederhana.
Observasi
tugas
membuat
peta konsep
mengenai
perkembanga
n reaksi
redoks
tugas
terstruktur
mandiri yaitu
mengerjakan
latihan
Tes tertulis
Menganalisis
unsur yang
mengalami
oksidasi dan
unsur yang
mengalami
reduksi
Menuliskan
persamaan
reaksi
oksidasi
reduksi
Menganalisis
bilangan
oksidasi
unsur dalam
senyawa atau
ion
Memberi
nama
senyawa-
senyawa
 menentukan
bilangan
oksidasi,
oksidator,
reduktor, hasil
oksidasi, dan
hasil reduksi
 Merancang,
melakukan, dan
menyimpulkan
serta menyajikan
hasil percobaan
reaksi oksidasi-
reduksi.
 Menalar aturan
IUPAC dalam
penamaan
senyawa
anorganik dan
organik
sederhana.
Merancang percobaan
reaksi pembakaran
dan serah terima
elektron
Presentasi
 Menyajikan hasil
percobaan reaksi
pembakaran dan
serah terima
elektron.
 Menyajikan
penyelesaian
penentuan bilangan
oksidasi unsur
dalam senyawaatau
ion.
Kelompok
aspek:
1. Penguasaan Isi
2. Teknik Bertanya/
Menjawab
3 Metode Penyajian
Portofolio/Produk
(fokus penilaian pada
aspek:
1. Visual laporan
2. kelengkapan.
3. jawaban pertanyaan
Portofolio
Laporan percobaan
reaksi pembakaran dan
serah terima elektron.
Mengamati dan mencatat
hasil percobaan reaksi
pembakaran dan serah
terima elektron.
Mendiskusikan hasil kajian
literatur untuk menjawab
pertanyaan tentang
bilangan oksidasi unsur
dalam senyawaatau ion.
Mengasosiasi
(Associating)
Menganalisis data untuk
menyimpulkan reaksi
pembakaran dan serah
terima elektron
Menuliskan reaksi
pembakaran hasil
percobaan.
Menyamakan jumlah unsur
sebelum dan sesudah
reaksi.
Berlatih menuliskan
persamaan reaksi
pembakaran.
Menuliskan reaksi serah
terima elektron hasil
percobaan.
Berlatih menuliskan
persamaan reaksi serah
terima elektron.
Menganalisis dan
menyimpulkan bilangan
oksidasi unsur dalam
senyawa atau ion.
Mengkomunikasikan
(Communicating)
Menyajikan hasil
percobaan reaksi
pembakaran dan serah
terima elektron.
kimia
menurut
aturan IUPAC
Menyajikan penyelesaian
penentuan bilangan
oksidasi unsur dalam
senyawa atau ion.
Mengamati (Observing)
Mengkaji literatur tentang
tata nama senyawa
anorganik dan organik
sederhana menurut aturan
IUPAC.
Menanya (Questioning)
Bagaimana menerapkan
aturan IUPAC untuk
memberi nama senyawa.
Mengumpulkan Data
(Experimenting)
Mengkaji literatur untuk
menjawab pertanyaan
yang berkaitan dengan
tata nama senyawa
anorganik dan organik
sederhana menurut aturan
IUPAC.
Mendiskusikan aturan
IUPAC untuk memberi
nama senyawa.
Mengasosiasi
(Associating)
Menyimpulkan penerapan
aturan tata nama senyawa
anorganik dan organik
sederhana menurut aturan
IUPAC.
Berlatih memberi nama
senyawa sesuai aturan
IUPAC.
Mengkomunikasikan
(Communicating)
Menyajikan penerapan
aturan tata nama senyawa
anorganik dan organik
sederhana menurut aturan
IUPAC.
3.11 Menerapkan konsep
massa atom relatif dan
massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-
hukum dasar kimia, dan
konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan
kimia
4 .11 Mengolah dan
menganalisis data terkait
massa atom relatif dan
massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-
hukum dasar kimia, dan
konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan
kimia
Stoikiometri
Massa atom
relatif (Ar) dan
Massa molekul
relatif (Mr)
Persamaan
reaksi
Hukum dasar
kimia
- hukum Lavoisier
- hukum Proust
- hukum Dalton
- hukum Gay
Lussac
- hukum
Avogadro
Konsep Mol
- massa molar
- volume molar
gas
- Rumus empiris
dan rumus
molekul.
- Senyawahidrat.
- Kadar zat
(persentase
massa,
persentase
volume, bagian
per Juta atau
part per million,
molaritas,
molalitas, fraksi
mol).
Perhitungan
kimia
- hubungan antara
jumlah mol,
partikel, massa
Fakta
 Atom
 Massa zat
 Reaksi kimia
Konsep
 Massaatom
relatif (Ar) dan
Massa molekul
relatif (Mr)
Persamaan
reaksi
Konsep Mol
- massa molar
- volume molar
gas
- Rumus empiris
dan rumus
molekul.
- Senyawa
hidrat.
- Kadar zat
(persentase
massa,
persentase
volume,
bagian per
Juta atau part
per million,
molaritas,
molalitas,
fraksi mol).
Perhitungan
kimia
- hubungan
antara jumlah
mol, partikel,
massa dan
Mengamati (Observing)
 Membaca literatur tentang
massa atom relatif dan
massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum
dasar kimia dan konsep
mol.
 Mengkaji literatur tentang
penerapan konsep mol
dalam perhitungan kimia.
Menanya (Questioning)
 Mengajukan pertanyaan
bagaimana cara
menentukan massa atom
relatif dan massa molekul
relatif suatu senyawa?
 Bagaimana cara
menyetarakan persamaan
reaksi?
 Bagaimana membedakan
rumus empiris dengan
rumus molekul?
 Mengapa terbentuk
senyawa hidrat?
 Bagaimana menentukan
kadar zat?
 Mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan
penerapan konsep mol
dalam perhitungan kimia.
Mengumpulkan Data
(Experimenting)
 Mendiskusikan cara
menentukan massa atom
relatif dan massa molekul
relatif.
 Mendiskusikan cara
menyetarakan persamaan
reaksi.
1. Menunjukan
sikap positip
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab
3. Menunjukkan
perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung jawab
Observasi
 Sikap ilmiah
saat diskusi,
merancang dan
melakukan
percobaan
dengan lembar
pengamatan
Aspek sikap
ilmiah:
1. Menerima
2.menghargai,
3.disiplin
4.tanggung
jawab
 Menyebutkan
pengertian
massa atom
relatif dan
massa molekul
relatif.

Menyebutkan
cara
menentukan
massa atom
relatif dan
massa molekul
relatif.
 menentukan
massa molekul
relatif. Jika
diketahui massa
atom relatif
 menyetarakan
persamaan
reaksi.
 menyebutkanhu
kum Proust ,
hukum Dalton,
hukum Gay
Lussac dan
hukum
Avogadro.
 Menerapkan
hukum Proust
untuk
memecahkan
masalah
 Menerapkan
hukum Dalton
untuk
memecahkan
masalah
 Menerapkan
Tes tertulis
uraian
 Menentuka
n massa
atom relatif
(Ar) dan
massa
molekul
relatif (Mr)
 Menentukan
rumus
empiris dan
rumus
molekul serta
senyawa
hidrat.
 Menentukan
kadar zat
dalam
campuran
 Menyetaraka
n persamaan
reaksi
 Menerapkan
konsep mol
dalam
perhitungan
kimia
 Merancang
percobaan untuk
membuktikan
hukum Lavoisier
 mempresentasik
an hasil
rancangan untuk
menyamakan
persepsi.
 Melakukan
percobaan untuk
membuktikan
hukum Lavoisier.
 Mengamati dan
mencatat data
hasil percobaan
hukum Lavoisier.
 Menyajikan
cara menentukan
massa atom
relatif dan massa
molekul relatif
serta persamaan
reaksi.
 Mempresentas
ikan hasil kajian
tentang hukum
Proust, hukum
Dalton, hukum
Gay Lussac dan
hukum Avogadro.
 Menyajikan
cara menentukan
rumus empiris
dan rumus
molekul serta
senyawa hidrat.
 Menyajikan
penentuan kadar
zat dalam
Tugas
 Merancang
percobaan untuk
membuktikan hukum
Lavoisier
Portofolio
 Laporan percobaan
dan volume gas
dalam
persamaan
reaksi.
Pereaksi pembatas
volume gas
dalam
persamaan
reaksi.
Pereaksi
pembatas
Prinsip
Hukum dasar
kimia
- hukum
Lavoisier
- hukum Proust
- hukum Dalton
- hukum Gay
Lussac
- hukum
Avogadro
Prosedur
 percobaan
untuk
membuktikan
hukum
Lavoisier
 Langkah-
langkah
perhitungan
kimia
 Merancang percobaan
untuk membuktikan hukum
Lavoisier serta
mempresentasikan hasil
rancangan untuk
menyamakan persepsi.
 Melakukan percobaan
untuk membuktikan hukum
Lavoisier.
 Mengamati dan mencatat
data hasil percobaan
hukum Lavoisier.
 Mendiskusikan hukum
Proust , hukum Dalton,
hukum Gay Lussac dan
hukum Avogadro.
 Mendiskusikan massa
molar, volume molar gas,
rumus empiris dan rumus
molekul serta senyawa
hidrat.
 Mendiskusikan penentuan
kadar zat dalam campuran.
 Menganalisis konsep mol
untuk menyelesaikan
perhitungan kimia
(hubungan antara jumlah
mol, partikel, massa dan
volume gas dalam
persamaan reaksi serta
pereaksi pembatas).
Mengasosiasi
(Associating)
 Berlatih menghitung massa
atom relatif dan massa
molekul relatif
 Berlatih menyetarakan
persamaan reaksi.
 Menganalisis data untuk
membuktikan hukum
Lavoisier.
 Menganalisis hasil kajian
hukum Gay
Lussac untuk
memecahkan
masalah
 Menerapkan
hukum
Avogadro untuk
memecahkan
masalah
 Menyebutkan
pengertian
massa molar,
volume molar
gas, rumus
empiris dan
rumus molekul
serta senyawa
hidrat.
 Menghitung
massa suatu zat
jika diketahui
satuan lain atau
sebaliknya
 Menghitung
volume suatu
gas jika
diketahui satuan
lain atau
sebaliknya
 Menghitung
jumlah partikel
suatu zat jika
diketahui satuan
lain atau
sebaliknya
 Menentukan
kadar zat dalam
campuran.
 Menerapkan
konsep mol
untuk
menyelesaikan
perhitungan
campuran.
 Menyajikan
penerapan
konsep mol
untuk
menyelesaikan
perhitungan
kimia
untuk menyimpulkan
hukum Proust , hukum
Dalton, hukum Gay Lussac
dan hukum Avogadro.
 Berlatih menentukan
massa molar dan volume
molar gas.
 Menghubungkan rumus
empiris dengan rumus
molekul
 Menghitung banyaknya
molekul air dalam senyawa
hidrat
 Menghitung banyaknya zat
dalam campuran (%
massa, % volum, bpj,
molaritas, molalitas, dan
fraksi mol) .
 Menyimpulkan
penggunakan konsep mol
untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Menyajikan cara
menentukan massa atom
relatif dan massa molekul
relatif serta persamaan
reaksi.
 Menyajikan hasil
percobaan untuk
membuktikan hukum
Lavoisier.
 Mempresentasikan hasil
kajian tentang hukum
Proust, hukum Dalton,
hukum Gay Lussac dan
hukum Avogadro.
 Menyajikan cara
menentukan rumus empiris
dan rumus molekul serta
senyawa hidrat.
 Menyajikan penentuan
kimia (hubungan
antara jumlah
mol, partikel,
massa dan
volume gas
dalam
persamaan
reaksi serta
pereaksi
pembatas).
 Menentukan
rumus molekul
dari rumus
empiris
 Menghitung
banyaknya
molekul air
dalam senyawa
hidrat
 Menghitung
banyaknya zat
dalam campuran
(% massa, %
volum, bpj,
molaritas,
molalitas, dan
fraksi mol) .
kadar zat dalam campuran.
 Menyajikan penerapan
konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan
kimia.
BAB IV PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa
semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin
berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil
belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru
dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu.
Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung
maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu
proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembela-
jaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada Silabus.
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dapat tercapai secara terintegrasi.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah
alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan,
teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York.
Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,
Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No.
78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.
Lampiran:Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA ...........
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Dua
Materi pokok : Larutan elektrolit dan Non elektrolit
Alokasi Waktu : 1 x 3 JP
A. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya
hantar listriknya.
Indikator:
1. Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit
2. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui
percobaan
3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya
4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
5. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa
kovalen polar.
4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk
mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit
Indikator:
1. Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar
listriknya
2. Melakukan percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan.
3. Mengamati dan mencatat data hasil percobaandaya hantar listrik pada beberapa
larutan.
4. Menganalisis data hasil percobaan daya hantar listrik larutan elektrolit dan
larutan non-elektrolit.
5. Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan
larutan non-elektrolit.
6. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa
kovalen polar
7. Mengkomunikasikan hasil percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada larutan
sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
2. Siswa dapat menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi
kelompok
3. Siswa dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan
melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
4. Siswa dapat menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit
5. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan iswnon elektrolit
melalui percobaan
6. Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non
elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya
7. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan
arus listrik
8. Siswa dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion
dan senyawa kovalen polar.
9. Siswa dapat merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan
daya hantar listriknya
10. Siswa dapat melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan.
11. Siswa dapat mengamati dan mencatat data hasil percobaan.daya hantar listrik
pada beberapa larutan.
12. Siswa dapat menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion
atau senyawa kovalen polar
13. Siswa dapat menganalisis data hasil percobaan larutan berdasarkan daya hantar
listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
14. Siswa dapat menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit.
D. Materi Pembelajaran
 Fakta
o Konduktor
o Isolator
o Pelarut
o Terlarut
 Konsep
o Larutan
o Larutan elektrolit
o Larutan non elektrolit
o Reaksi
o ionisasi
 Prinsip
o Peran ion dalam hantaran listrik larutan(teori Arrhenius)
o Kekuatan elektrolit
o Prosedur
o Langkah kerja percobaan daya hantar listrik dalam larutan
Suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik dinamakan larutan elektrolit.
Kekuatan menghantarkan listrik tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam
larutan tersebut. Semakin banyak jumlah ionnya semakin kuat sifat elektrolitnya.
Hal ini disebabkan oleh derajat ionisasi zat yang terlarut.
1. LARUTAN ELEKTROLIT KUAT
 Mempunyai derajat ionisasi 1 ( = 1 )
 Terion sempurna
Contoh : HCl(aq), H2SO4(aq), NaCl(aq), NaOH(aq)
HCl(aq)  H+
(aq) + Cl-
(aq)
NaCl(aq)  Na+
(aq) + Cl-
(aq)
H2SO4(aq)  2H+
(aq) + SO4
2-
(aq)
NaOH(aq)  Na+
(aq) + OH-
(aq)
2. LARUTAN ELEKTROLIT LEMAH
 Mempunyai derajat ionisasi ( 0< < 1 )
 Terion sebagian
Contoh : CH3COOH(aq), NH4OH(aq)
CH3COOH(aq) CH3COO-
(aq) + H+
(aq)
NH4OH(aq)  NH4
+
(aq) + OH-
(aq)
3. LARUTAN NON ELEKTROLIT
 Mempunyai derajat ionisasi (  = 0 )
 Tidak terion
Contoh : CO(NH2)2(aq), C12H22O11(aq)
CO(NH2)2(aq)  CO(NH2)2(aq) ( tidak terion )
C12H22O11(aq)  C12H22O11(aq) ( tidak terion )
4. JENIS SENYAWA ELEKTROLIT
No Jenis Senyawa
Sifat Senyawa
( elektrolit / non elektrolit )
Padat Lelehan Larutan
1.
2.
Senyawa ion (NaCl, MgCl2)
Senyawa kovalen polar
(HCl, HBr)
Non elektrolit
Non elektrolit
Elektrolit
Non elektrolit
Elektrolit
Elektrolit
Pada senyawa ion yang berwujud lelehan dan larutan ion-ionya dapat bergerak
bebas, sedangkan pada wujud padat tidak. Demikian pula pada senyawa
kovalen hanya yang berwujud larutanlah yang ionnya dapat bergerak bebas.
Jadi sifat elektrolit suatu senyawa ditentukan oleh ionnya.
METODE PEMBELAJARAN:
1. Eksperimen
2. Diskusi Kelompok
3. Inquiri
MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media.
Bahan Tayang
2. Alat/Bahan
alat uji elektrolit, gelas kimia, Beberapa sampel larutan elektrolit,
nonelektrolit
3. Sumber Belajar
 Michael Purba, Kimia Kelas X SMA /MA , Erlangga ,Jakarta
 Supplement books:
 Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna, Grafindo Media Pratama,
2008
 buku pegangan Kimia jilid 1, Buku Kimia Penunjang Aktifitas
Siswa, dan hands out
 Lembar kerja
 Internet
http://e-dukasi.net
http://psb-psma.org
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Waktu Keterangan
A. Pendahuluan
1) Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi ,absensi
2) Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berpikir kritis, guru mengajukan pertanyaan
tentang larutan gula dan larutan asam cuka
3) Guru memotivasi siswa tayangan video “Nelayan”
4) Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
5) Guru menagih secara lisan tugas baca dan mencari
artikel tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit
15’
Guru menagih
secara lisan tugas
baca dan tugas
mencari artikel
tentang larutan
elektrolit dan
nonelektrolit
B. Kegiatan Inti Guru
1. Siswa diminta mengkaji literatur tentang larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
2. Guru mengajukan pertanyaan apakah semua larutan
dapat menghantarkan arus listrik? Mengapa ikan di
sungai bisa mati tersengat arus listrik? Apa manfaat
larutan elektrolit dalam kehidupan?
3. Siswa diminta merancang percobaan untuk
90’
Kegiatan Waktu Keterangan
menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar
listrik dan mempresentasikan hasilnya untuk
menyamakan persepsi.
4. Siswa melakukan percobaandaya hantar listrik pada
beberapa larutan.
5. Siswa mengamati dan mencatat data hasil
percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan.
6. Siswa menganalisis data hasil percobaan untuk
menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar
listriknya (larutan elektrolit dan larutan non-
elektrolit).
7. Siswa mengelompokkan larutan berdasarkan jenis
ikatan dan menjelaskannya.
8. Siswa menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar
9. Siswa menyajikan laporan hasil percobaan tentang
daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan
elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit.
C. Penutup
 Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
larutan elektrolit dan nonelektrolit
 Guru meminta siswa mencatat soal penugasan
mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit
 Guru memberikan tugas baca bagi siswa untuk materi
berikutnya
30’
H. Penilaian
No Aspek
Mekanisme dan
Prosedur
Instrumen Keterangan
1. Sikap - Observasi Kerja
Kelompok
- Lembar Observasi
2. Pengetahuan - Penugasan
- Tes Tertulis
- Soal Penugasan
- Soal Objektif
3. Ketrampilan - Kinerja
Presentasi
- Kinerja
Presentasi
No Aspek
Mekanisme dan
Prosedur
Instrumen Keterangan
- Laporan Praktik - Rubrik Penilaian
Jakarta, .....................
Kepala SMA Negeri ........ Guru Mata Pelajaran KIMIA
............................ ............................
NIP. ........................ NIP. ........................
Catatan Kepala Sekolah
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1 Lembar Pengamatan
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran :.................................................................................
Kelas/Semester :................................................................................
Tahun Ajaran :................................................................................
Waktu Pengamatan : ...............................................................................
Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas
2. MT (mulai tampak) jikamenunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
N
o
Nam
a
Sisw
a
Religius Tanggug jawab Peduli Responsif Santun
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
1.
2.
3.
4.
5.
..
.
Keterangan
1 BT= kurang
2 MT= sedang
3 MB= baik
4 MK= sangat baik
Lampiran 2
a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi mengenai sikap ilmiah saat diskusi dan
presentasi
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Program : X/M-IPA
Kompetensi : ……………
No Nama Siswa
Observasi Kinerja
Presentasi
Jml
Skor
Kejujuran
Disiplin
Tanggung
Jawab
peduli
Kerja
sama
juml
Presentasi
Visual
Isi
(1 (2 (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Abdus Shamad 4 4 4 4 3 24 4 3 3 10
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Keterangan pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
Presentasi Kelompok
Aspek:
1. Penguasaan Isi
2. Teknik Bertanya/ Menjawab
3 Metode Penyajian
RPP
RPP

More Related Content

What's hot

Panduan pengembangan-rpp (1)
Panduan pengembangan-rpp (1)Panduan pengembangan-rpp (1)
Panduan pengembangan-rpp (1)Adeano Dean
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaAbdul Jamil
 
8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses
8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses
8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar ProsesSuedi Ahmad
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahModel Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahAbdul Jamil
 
Pedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rppPedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rppYosti Saban
 
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikanLampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikanAmrizal Ahmad
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiAbdul Jamil
 
Pengembangan silabus dan rpp
Pengembangan silabus dan rppPengembangan silabus dan rpp
Pengembangan silabus dan rppIim Dadut
 
Perangkat pembelajaran az zahra
Perangkat pembelajaran az zahraPerangkat pembelajaran az zahra
Perangkat pembelajaran az zahraTeguh Handoko
 
panduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabuspanduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabusOnny Wiriandi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiAbdul Jamil
 
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar ProsesLampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Prosesalvinnoor
 

What's hot (16)

Panduan pengembangan-rpp (1)
Panduan pengembangan-rpp (1)Panduan pengembangan-rpp (1)
Panduan pengembangan-rpp (1)
 
Standard proses permen_41_2007
Standard proses permen_41_2007Standard proses permen_41_2007
Standard proses permen_41_2007
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
 
8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses
8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses
8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahModel Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
 
Pedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rppPedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rpp
 
KTSP BSNP
KTSP BSNPKTSP BSNP
KTSP BSNP
 
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikanLampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
 
Pengembangan silabus dan rpp
Pengembangan silabus dan rppPengembangan silabus dan rpp
Pengembangan silabus dan rpp
 
Perangkat pembelajaran az zahra
Perangkat pembelajaran az zahraPerangkat pembelajaran az zahra
Perangkat pembelajaran az zahra
 
panduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabuspanduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabus
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
 
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar ProsesLampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
 

Similar to RPP

15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakaryaSofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomiSofyan Saputra
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografiSofyan Saputra
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologiSofyan Saputra
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pknIpul Saipul
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaAbdul Jamil
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaTharita Hermawan
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaIbnu Fajar
 
3. isi naskah ekonomi final 25042014
3. isi naskah ekonomi final 250420143. isi naskah ekonomi final 25042014
3. isi naskah ekonomi final 25042014asep mulyana
 
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptxpratamakhisan
 
laporan evaluasi kurikulum.docx
laporan evaluasi kurikulum.docxlaporan evaluasi kurikulum.docx
laporan evaluasi kurikulum.docxEllianiElliani
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematikawidyoamb
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaYusep Riwayat
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesiaHamid Salman
 

Similar to RPP (20)

15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
 
3. isi naskah ekonomi final 25042014
3. isi naskah ekonomi final 250420143. isi naskah ekonomi final 25042014
3. isi naskah ekonomi final 25042014
 
MODUL 2 KB 3
MODUL 2 KB 3MODUL 2 KB 3
MODUL 2 KB 3
 
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
 
Lamp. permendikbud no. 65 tahun 2013
Lamp. permendikbud no. 65  tahun 2013Lamp. permendikbud no. 65  tahun 2013
Lamp. permendikbud no. 65 tahun 2013
 
laporan evaluasi kurikulum.docx
laporan evaluasi kurikulum.docxlaporan evaluasi kurikulum.docx
laporan evaluasi kurikulum.docx
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
Pedagogik sd
Pedagogik sdPedagogik sd
Pedagogik sd
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 

RPP

  • 1. KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
  • 2.
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup D. Landasan Hukum 1 2 2 3 BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI A. Pembelajaran Pendekatan Saintifik B. Penilaian Autentik 5 8 BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis B. Hasil Analisis 10 16 BAB IV PENUTUP 35 DAFTAR PUSTAKA 36 Lampiran Contoh RPP 37
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
  • 5. Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. B. Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar (1) Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran (2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (3) Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian (4) Merancang penilaian otentik C. Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: (1)Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik (2)Langkah-langkah analisis kompetensi; (3)Penilaian otentik; dan (4)Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
  • 6. 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus
  • 7. BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif;
  • 8. (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. A. Pendekatan Pembelajaran saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator
  • 9. yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data/informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. (1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. (2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir
  • 10. metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah. (3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini. (4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif. (5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya. Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut 1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut 2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori
  • 11. 3. Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen 4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena 5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga sampai tak terduga. B. Penilaian Autentik Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain- lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen assesmeni yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri
  • 12. khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. 1. Pengamatan Sikap Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb:  Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.  Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.  Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.  Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.  Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.  Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik  menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan
  • 13. curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb: • Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik • Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik • Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda • Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya • Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) • memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik • Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur • Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
  • 14. dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:  Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai.  Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.  Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri.  disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. 4. Penilaian Melalui Penugasan. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:  Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.  Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.  Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.  Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.  Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
  • 15.  Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.  Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.  Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi).  Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.  Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 5. Tes Praktik. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:  Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.  Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.  Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.  Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,  Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum  Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi) Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb:  Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).  Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.  Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).  Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.  Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.  Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. 6. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.
  • 16. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.  Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.  Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.  Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 7. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
  • 17. adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.  Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.  Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.  Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.  Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.  Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.  Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.  Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
  • 18. BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut. Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi keenam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri
  • 19. Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut. Kompetensi Deskripsi Kompetensi Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut.
  • 20. Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut (1) Melakukan linearisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini. Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta peran kimia dalam kehidupan. Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah  Peran kimia dalam kehidupan.  Hakikat ilmu kimia  Metode ilmiah dan keselamatan kerja 3.2 Menganalisis perkembangan model atom 4.2 Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom. Perkembangan model atom Dan seterusnya … (2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator
  • 21. dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. (4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius. (5) Mengidentifikasi nilai-nilai sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan (6) Merancang penilaian sikap. Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini. 1. Pengembangkan Materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori, yaitu: (1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati. Contoh fakta adalah peristiwa kebakaran, es mencair dan air menguap, besi berkarat, dan sebagainya. (2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep adalah reaksi, larutan, endapan, dan sebagainya. (3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh prinsip adalah hukum Dalton, Materi Pokok (Silabus) Materi Pembelajara n Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Alternatif Kegiatan Pembelajaran: Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan Mengomunikasi kan Pembelajaran (Silabus) Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampilan untuk Penilaian Penillaian (Silabus) Lulusan yang : Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab
  • 22. persamaan reaksi dan sebagainya. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas. (4) Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran kimia, langkah kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok. Contoh: percobaan elektrolisis, percobaan menentukan kecepatan reaksi, dan lain-lain. 2. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. 3. Merumuskan indikator pencapaian Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini (1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuandan keterampilan) (2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus (3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya (4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan (5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi (6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta (7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan 4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik) a. Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian sebaya, dan/atau jurnal. Penilaian sikap melalui pengematan menggunakan lembar pengamatan atau daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang daiamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan
  • 23. dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap dalam tabel analisis perlu direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik. b. Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel analaisis menjadi aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas ini bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan pedoman penskoran. c. Aspek keterampilan melalui tes praktik, proyek dan penilaian portofolio. Penilaian keterampilan mencakup dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkrit. Jabaran penilaian keterampilan pada tabel analisis merinci aspek penilaian yang dilakukan dan direlasikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik. B. Hasil Analisis Kompetensi 1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.1. Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta peran kimia dalam kehidupan. Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah  Peran kimia dalam kehidupan.  Hakikat ilmu kimia  Metode ilmiah dan keselamatan kerja 3.2. Menganalisis perkembangan model atom 4.2.Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom. Struktur Atom dan Tabel Periodik  Partikel partikel penyusun atom  Nomor atom dan nomor massa  Isotop, isobar, isoton  Perkembangan model atom 3.3. Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum. 4.3.Mengolah dan menganalisis truktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.
  • 24. 3.4. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur. 4.4.Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsure  Konfigurasi elektron dan diagram orbital  Bilangan kuantum dan bentuk orbital.  Sistem periodik unsur (sifat keperiodikan unsur) 3.5. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.  Senyawa kovalen polar dan non polar.  Ikatan logam  Gaya antar molekul  Sifat fisik senyawa.  Bentuk molekul 3.6. Menganalisis kepolaran senyawa. 4.6.Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. 3.7. Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul. 4.7. Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron). 3.8.Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. 4.8 .Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit . Larutan elektrolit dan nonelektrolit 3.9.Menganalisis perkem- bangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion. 4.9 .Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasi- reduksi. Reaksi Oksidasi dan Reduksi  Konsep reaksi oksidasi - reduksi  Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion 3.10.Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. 4.10.Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana.
  • 25. 3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia 4 .11. Mengolah dan menga- nalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia  Tata nama senyawa
  • 26. 2.Hasil Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran KIMIA KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agamayang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian 3.1. Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah  Peran kimia dalam kehidupan.  Hakikat ilmu kimia  Metode ilmiah dan keselamatan kerja Fakta 1. produk- produk kimia dalam kehidupan 2. peran kimia dalam perkembangan ilmu lain 3. artikel tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium. Konsep 1. hakekat kimia Mengamati (Observing)  Mengamati produk- produk kimia dalam kehidupan (gambar atau videonya), misalnya sabun, detergen, pasta gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur, asam cuka dan lain lain.  Membaca artikel tentang peran kimia dalam perkembangan ilmu lain (farmasi, geologi, pertanian, kesehatan) dan peran kimia dalam menyelesaikan masalah global.  Membaca artikel tentang hakikat ilmu 1. Menunju-kan sikap positip, beriman, berakhlak mulia (individu dan sosial) 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Observasi Keg.1 saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah: 1. Menerima 2. menghargai, 3. disiplin 4. tanggung jawab Keg.2 Merancang dan melakukan percobaan, aspek: 1 kejujuran, 2. ketelitian 3. disiplin 4. tanggung 1. menyebutkan produk kimia dalam kehidupan 2. menjelaskan peran kimia dalam kehidupan dan perkembangan ilmu lain 3. menjelaskan hakikat ilmu kimia, 4. mengenal alat-alat dan bahan kimia 5. mengenal tata tertib laboratorium. 6. membedakan variabel bebas, terikat, dan terkontrol dalam Tugas 1. Membuat laporan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. aspek: 1.Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan 1. Merancang dan melakukan percobaan terkait kerja ilmiah 2. menggunakan pembakar spirtus 3. menggunakan lumpang dan mortar 4.menggunakan Stopwatch 5.menggunakan pengaduk 6.mengkaji dan mengolah data eksperimen 7. Membuat laporan tertulis hasil praktikum 8. Mempresentasik an pengetahuan kinerja: percobaan menentukan variabel yang mempengaruhi kelarutan gula dalam air. PresentasiKelompok aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta peran kimia dalam kehidupan.
  • 27. Prinsip 1. keselamatan kerja di laboratorium Prosedur 1. langkah kerja ilmiah kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium. Menanya (Questioning)  Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan hasil pengamatan, misalnya: - Apa yang dipelajari dalam kimia? - Apa manfaatnya belajar kimia dan kaitannya dengan karir masa depan? Mengumpulkan Data (Experimenting) Mengkaji literatur tentang peran kimia dalam kehidupan, perkembangan IPTEK, dan dalam menyelesaikan masalah global. Mengunjungi laboratorium untuk mengenal alat-alat dan bahan kimia serta tata tertib laboratorium. Mendiskusikan kerja seorang ilmuwan kimia dalam melakukan penelitian untuk memperoleh produk kimia menggunakan metode ilmiah meliputi: penemuan masalah, perumusan masalah, kajian pustka, menentukan variabel, membuat hipotesis, melakukan percobaan dan mengolah data serta membuat laporan. Merancang dan jawab penyelidikan ilmiah 7. Membuat laporan tertulis hasil praktikum Portofolio  Laporan pengamata n Tes  Tertulis membuat bagan / skema tentang hakikat kimia, metode ilmiah dan keselamat an kerja serta peran kimia dalam kehidupan dan keterampilan menentukan variabel yang mempengaruhi kelarutan gula dalam air.
  • 28. melakukan percobaan terkait kerja ilmiah, misalnya menentukan variabel yang mempengaruhi kelarutan gula dalam air. Mengasosiasi (Associating) Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. Mengkomunikasikan (Communicating) Mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan dengan tata bahasa yang benar. 3.2. Menganalisis perkembangan model atom 3.3. Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum. 3.4. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur. 4.2. Mengolah dan Struktur Atom dan Tabel Periodik  Partikel partikel penyusun atom  Nomor atom dan nomor massa  Isotop, isobar, isoton  Perkembangan model atom  Konfigurasi Fakta  Partikel partikel penyusun atom  Sistem periodik unsur Sifat unsur  Konsep  Nomor atom dan nomor massa Mengamati (Observing)  Mengamati partikel partikel penyusun atom dan menentukan nomor atom dan nomor massa suatu unsur serta Isotop, isobar, isoton  Mengamati perkembangan model atom untuk menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan kuantum dan bentuk orbital serta hubungannya dengan letak 1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan Observasi  Sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah: 1.Menerima 2. menghargai, 3. disiplin 4. tanggung jawab  Membandingkan perkembangan teori atom mulai teori atom Dalton hingga teori atom Niels Bohr.  Menentukan jumlah proton, elektron, dan netron suatu atom unsur berdasarkan nomor atom dan nomor Portofolio tugas membuat peta konsep mengenai perkembanga n teori atom tugas terstruktur mandiri yaitu mengerjakan latihan Mempresentasika n peta konsep mengenai perkembangan teori atom  Menuliskan konfigurasi elektron suatu atom /ion jika diketahui nomor atomnya atau sebaliknya  Menentukan Presentasi Kelompok aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan.
  • 29. menganalisis perkembangan model atom. 4.3. Mengolah dan menganalisis truktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum. 4.4. Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur elektron dan diagram orbital  Bilangan kuantum dan bentuk orbital.  Sistem periodik unsur (sifat keperiodikan unsur)  Isotop, isobar, isoton  Bilangan kuantum dan bentuk orbital. Prinsip  Aufbau  Pauli  Hund Prosedur  Konfigurasi elektron dan diagram orbital unsur dalam tabel periodik.  Mengamati perkembangan tabel periodik unsur untuk menentukan golongan dan perioda berdasarkan kulit dan subkulit atom serta sifat keperiodikan unsur Menanya (Questioning)  Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan partikel partikel penyusun atom, misalnya: adakah unsur yang sama mempunyai netron berbeda?  Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan struktur atom, misalnya: bagaimana partikel dasar tersusun dalam atom (konfigurasi elektron)? dimana kemungkinan keberadaan elektron dalam orbital (bilangan kuantum)?  Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan tabel periodik, misalnya: apa dasar pengelompokan unsur dalam tabel periodik, bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik, apa yang menyebabkan keteraturan sifat unsur dalam tabel periodik? Mengumpulkan Data (Experimenting)  Mengamati nomor atom dan nomor massa beberapa unsur dalam tabel periodik untuk menentukan jumlah kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab massanya.  Menentukan isotop, isobar, dan isoton beberapa unsur.  Menuliskan konfigurasi elektron suatu atom. /ion jika diketahui nomor atomnya atau sebaliknya  Menentukan elektron valensi suatu atom. berdasarkan nomor atom  Menjelaskan kelemahan teori atom Bohr  Menjelaskan gagasan utama teori atom mekanika kuantum  Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada)  Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.  Menggunakan prinsip aufbau, Tes tertulis uraian:  Menentuka n jumlah elektron, proton, dan netron dalam atom  Menentuka n konfigurasi elektron dan diagram orbital  Menentuka n bilangan kuantum dan bentuk orbital  Mengan alisis letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron Menganalisis kecenderung an sifat keperiodikan unsur dalam satu golongan atau periode berdasar kan data elektron valensi  Menentukan bilangan kuantum elektron tertentu  Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.  Menentukan kulit dan sub kulit serta hubungannyaden gan bilangan kuantum.  Mempresentasika n peta konsep mengenai perkembangan tabel periodik  Menentukan periode dan golongan unsur- unsur dalam tabel periodik.  Mengaitkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik  Mengklasifikasika n unsur ke dalam logam, non logam, dan metaloid.  Menunjukkan massa atom relatif dari tabel periodik.  Menganalisis 3. jawaban pertanyaan
  • 30. elektron, proton dan netron unsur tersebut.  Menganalisis jumlah proton, elektron, dan netron suatu unsur untuk menentukan isotop, isobar dan isoton.  Menganalisis perkembangan model atom untuk menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan kuantum dan bentuk orbital serta hubungannya dengan letak unsur dalam tabel periodik.  Menganalisis tabel dan grafik hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan) Mengasosiasi (Associating)  Menyimpulkan bahwa golongan dan perioda unsur ditentukan oleh nomor atom dan konfigurasi elektron.  Menyimpulkan adanya hubungan antara konfigurasi elektron suatu unsur dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan) Mengkomunikasikan (Communicating) Mempresentasikan perkembangan teori atom aturan Hund dan azas larangan Pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital.  Menentukan kulit dan sub kulit serta hubungannya dengan bilangan kuantum.  Membandingkan perkembangan sistem periodik melelui studi kepustakaan.  Menentukan periode dan golongan unsur- unsur dalam tabel periodik.  Mengaitkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodic  Mengklasifikasika n unsur ke dalam logam, non logam, dan metaloid.  Menunjukkan massa atom tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur.
  • 31. dan perkembangan tabel periodik unsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar. relatif dari tabel periodik.  menentukan hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifa n)  membandingkan besaran nillai jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifa n unsur satu dengan yang lain berdasarkan nomor atomnya atau letaknya dalam SPU 3.5. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 3.6. Menganalisis kepolaran senyawa. 3.7. Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti  Senyawa kovalen polar dan non polar.  Ikatan logam  Gayaantar molekul  Sifat fisik senyawa. Fakta  Senyawa ion, kovalen polar dan non polar.  Sifat fisik senyawa Konsep  ikatan ion,  ikatan kovalen,  ikatan kovalen Mengamati (Observing)  Mengamati struktur Lewis beberapa unsur.  Membaca tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen  Membaca titik didih senyawa hidrogen halida. Menanya (Questioning)  Bagaimana hubungan antara susunan elektron valensi dengan struktur Lewis? 1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan Observasi  Keg.1 Sikap ilmiah dalam mencatat data hasil percobaan dengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah: 1.Menerima 2.menghargai, 3.disiplin 4.tanggung jawab  Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan unsur lain.  Menjelaskan hubungan antara susunan elektron valensi dengan struktur Lewis  Menjelaskan proses Portofolio  Laporan percobaan Tes tertulis uraian  Membandin gkan proses pemben- tukan ion dan ikatan kovalen.  Membedak an ikatan  Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet).  Menggambarkan elektron valensi suatu unsur menggun akan struktur Lewis. Menggambar- kan proses Presentasi Kelompok aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan.
  • 32. atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul. 4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. 4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron).  Bentuk molekul koordinasi  ikatan logam  interaksi antar partikel  kepolaran senyawa. Prinsip  Teori Domain Elektron  Bentuk molekul Teori VSEPR Prosedur  Langkah kerja percobaan kepolaran senyawa.Langk ah-langkah meramalkan bentuk molekul  Dari tabel titik leleh muncul pertanyaan, mengapa ada senyawa yang titik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi?  Mengapa atom logam cenderung melepaskan elektron sedangkan atom nonlogam cenderung menerima elektron?  Mengapa atom oksigen dapat mengikat dua atom hidrogen sedangkan atom nitrogen dapat mengikat tiga atom hidrogen?  Apakah ada hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa?  Mengapa titik didih air tinggi pada hal air mempunyai massa molekul relatif kecil? Mengumpulkan Data (Experimenting)  Mengingatkan susunan elektron valensi dalam orbital.  Menggambarkan awan elektron valensi berdasarkan susunan elektron dalam orbital.  Menganalisis pembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungan dengan kecenderungan atom untuk mencapai kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab  terbentuknya ikatan ion.  Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.  Menyebutkan contoh senyawa yang berikatan ion dan kovalen dalam kehidupan sehari-hari  Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen  Menjelaskan mengapa ada senyawa yang titik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi?  Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.  Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa senyawa. kovalen tunggal dan ikatan kovalen rangkap  Menganalisi s kepolaran senyawa  Menganalisi s hubungan antara jenis ikatan dengan sifat fisis senyawa  Menganalisi s bentuk molekul terbentuknya ikatan ion  Menggambar- kan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.  Menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan.  Menghitung jumlah PEB dan PEI suatu molekul  Menggambarkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron.  Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa  Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasika n hasil percobaan kepolaran 3. jawaban pertanyaan
  • 33. kestabilan).  Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen.  Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawaion dan kovalen.  Menganalisis beberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan senyawa ion.  Menganalisis beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi.  Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam.  Menganalisis hubungan antara keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya  Menganalisis pengaruh interaksi antarmolekul terhadap sifat fisis materi.  Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.  Melakukan percobaan terkait kepolaran  Menunjukkan PEB dan PEI  Menentukan tipe molekul  Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron.  Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.  Menjelaskan hubungann kepolaran beberapa senyawa dengan keelektronegatifa n  Membedakan gaya-gaya antarmolekul  Menjelaskan hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa?  Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya Van Der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen) beberapa senyawa dengan menggunakan bahasa yang benar.  Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan ektron di sekitar inti atom.  Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul.
  • 34. beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik).  Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa.  Menganalisis dan menyimpulkan hasil percobaan dikaitkan dengan data keelektronegatifan. Mengasosiasi (Associating)  Menganalisis konfigurasi elektron dan struktur Lewis dalam proses pembentukan ikatan kimia.  Menyimpulkan bahwa jenis ikatan kimia berpengaruh kepada sifat fisik materi. Mengkomunikasikan (Communicating)  Menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan.  Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar. Mengamati (Observing)  Mengamati bentuk molekul beberapa senyawa melalui gambar/ molymod/animasi. Menanya (Questioning)  Bagaimana  Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisis logam.  Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya.  Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa.
  • 35. menentukan bentuk molekul suatu senyawa?  Bagaimana hubungan antara bentuk molekul dengan kepolaran senyawa? Mengumpulkan Data (Experimenting)  Mengkaji literatur untuk meramalkan bentuk molekul dan mengkaitkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa. Mengasosiasi (Associating)  Menyimpulkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom.  Menyimpulkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa. Mengkomunikasikan (Communicating)  Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan ektron di sekitar inti atom.  Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul. 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Larutan elektrolit dan nonelektrolit Fakta  Konduktor  Isolator  Pelarut  Terlarut Mengamati (Observing) Mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. Menanya (Questioning) 1.Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi Observasi  Sikap ilmiah saat merancang dan melakukan percobaan serta  Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit *Mengidentifikasi Tugas  Membuat peta konsep tentang larutan  Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan  Laporan praktikum kinerja: Menyajikan laporan
  • 36. 4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit . Konsep  Larutan  Larutan elektrolit  Larutan non elektrolit  Reaksi ionisasi Prinsip  Peran ion dalam hantaran listrik larutan(teori archenius)  Kekuatan elektrolit Prosedur  Langkah kerja percobaan daya hantar listrik dalam larutan Mengajukan pertanyaan apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik? Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan? Mengumpulkan Data (Experimenting) Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik dan mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. Melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. Mengasosiasi (Associating) Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit). Mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatan dan menjelaskannya. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar Mengkomunikasikan (Communicating) Menyajikan laporan hasil kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab saat presentasi dengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah: 1.Menerima 2.menghargai, 3.disiplin 4.tanggung jawab sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan *Mengelompokka n larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya *Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik *Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. elektrolit dan nonelektrolit Portofolio  Peta konsep Tes tertulis uraian  Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantark an arus listrik Mengelompo kkan larutan elektrolit dan nonelektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasar-kan data percobaan. daya hantar listriknya Melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan.  Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit.  Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar  Mengkomunikasi kan hasil percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. PresentasiKelompok aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan
  • 37. percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. 3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion. 3.10 Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. 4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasi-reduksi. 4.10 Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. Reaksi Oksidasi dan Reduksi  Konsep reaksi oksidasi - reduksi  Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion  Tata nama senyawa Fakta  Perkaratan  Pembakaran  respirasi Konsep  reaksi oksidasi – reduksi  oksidatord an reduktor  bilangan oksidasi Prinsip  Aturan penentuan bilangan oksidasi  aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik Prosedur  percobaan reaksi oksidasi- reduksi Mengamati (Observing) Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya buah (apel, kentang atau pisang) yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka serta mengamati karat besi untuk menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi. Menyimak penjelasan tentang perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan mengapa buah apel, kentang atau pisang yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna coklat? Mengapa besi bisa berkarat? Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawaatau ion? Mengumpulkan Data (Experimenting) Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron serta mempresentasikan hasilmya untuk menyamakan persepsi. Melakukan percobaan 1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Observasi  Keg.1 Sikap ilmiah dalam mencatat data hasil percobaan dengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah: 1. Menerima 2.menghargai, 3.disiplin 4.tanggung jawab  menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi  menyebutkan 3 contoh reaksi redoks dlm kehidupan sehari-hari  Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam diskusi kelas.  Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan.  Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. Observasi tugas membuat peta konsep mengenai perkembanga n reaksi redoks tugas terstruktur mandiri yaitu mengerjakan latihan Tes tertulis Menganalisis unsur yang mengalami oksidasi dan unsur yang mengalami reduksi Menuliskan persamaan reaksi oksidasi reduksi Menganalisis bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion Memberi nama senyawa- senyawa  menentukan bilangan oksidasi, oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi  Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasi- reduksi.  Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron Presentasi  Menyajikan hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron.  Menyajikan penyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawaatau ion. Kelompok aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan Portofolio Laporan percobaan
  • 38. reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Mengamati dan mencatat hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Mendiskusikan hasil kajian literatur untuk menjawab pertanyaan tentang bilangan oksidasi unsur dalam senyawaatau ion. Mengasosiasi (Associating) Menganalisis data untuk menyimpulkan reaksi pembakaran dan serah terima elektron Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan. Menyamakan jumlah unsur sebelum dan sesudah reaksi. Berlatih menuliskan persamaan reaksi pembakaran. Menuliskan reaksi serah terima elektron hasil percobaan. Berlatih menuliskan persamaan reaksi serah terima elektron. Menganalisis dan menyimpulkan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Mengkomunikasikan (Communicating) Menyajikan hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. kimia menurut aturan IUPAC
  • 39. Menyajikan penyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Mengamati (Observing) Mengkaji literatur tentang tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Menanya (Questioning) Bagaimana menerapkan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa. Mengumpulkan Data (Experimenting) Mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Mendiskusikan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa. Mengasosiasi (Associating) Menyimpulkan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC. Mengkomunikasikan (Communicating) Menyajikan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik
  • 40. sederhana menurut aturan IUPAC. 3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum- hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia 4 .11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum- hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia Stoikiometri Massa atom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif (Mr) Persamaan reaksi Hukum dasar kimia - hukum Lavoisier - hukum Proust - hukum Dalton - hukum Gay Lussac - hukum Avogadro Konsep Mol - massa molar - volume molar gas - Rumus empiris dan rumus molekul. - Senyawahidrat. - Kadar zat (persentase massa, persentase volume, bagian per Juta atau part per million, molaritas, molalitas, fraksi mol). Perhitungan kimia - hubungan antara jumlah mol, partikel, massa Fakta  Atom  Massa zat  Reaksi kimia Konsep  Massaatom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif (Mr) Persamaan reaksi Konsep Mol - massa molar - volume molar gas - Rumus empiris dan rumus molekul. - Senyawa hidrat. - Kadar zat (persentase massa, persentase volume, bagian per Juta atau part per million, molaritas, molalitas, fraksi mol). Perhitungan kimia - hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan Mengamati (Observing)  Membaca literatur tentang massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum dasar kimia dan konsep mol.  Mengkaji literatur tentang penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia. Menanya (Questioning)  Mengajukan pertanyaan bagaimana cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif suatu senyawa?  Bagaimana cara menyetarakan persamaan reaksi?  Bagaimana membedakan rumus empiris dengan rumus molekul?  Mengapa terbentuk senyawa hidrat?  Bagaimana menentukan kadar zat?  Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia. Mengumpulkan Data (Experimenting)  Mendiskusikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif.  Mendiskusikan cara menyetarakan persamaan reaksi. 1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Observasi  Sikap ilmiah saat diskusi, merancang dan melakukan percobaan dengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah: 1. Menerima 2.menghargai, 3.disiplin 4.tanggung jawab  Menyebutkan pengertian massa atom relatif dan massa molekul relatif.  Menyebutkan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif.  menentukan massa molekul relatif. Jika diketahui massa atom relatif  menyetarakan persamaan reaksi.  menyebutkanhu kum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.  Menerapkan hukum Proust untuk memecahkan masalah  Menerapkan hukum Dalton untuk memecahkan masalah  Menerapkan Tes tertulis uraian  Menentuka n massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr)  Menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.  Menentukan kadar zat dalam campuran  Menyetaraka n persamaan reaksi  Menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia  Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier  mempresentasik an hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.  Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.  Mengamati dan mencatat data hasil percobaan hukum Lavoisier.  Menyajikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi.  Mempresentas ikan hasil kajian tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.  Menyajikan cara menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.  Menyajikan penentuan kadar zat dalam Tugas  Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier Portofolio  Laporan percobaan
  • 41. dan volume gas dalam persamaan reaksi. Pereaksi pembatas volume gas dalam persamaan reaksi. Pereaksi pembatas Prinsip Hukum dasar kimia - hukum Lavoisier - hukum Proust - hukum Dalton - hukum Gay Lussac - hukum Avogadro Prosedur  percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier  Langkah- langkah perhitungan kimia  Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier serta mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.  Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.  Mengamati dan mencatat data hasil percobaan hukum Lavoisier.  Mendiskusikan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.  Mendiskusikan massa molar, volume molar gas, rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.  Mendiskusikan penentuan kadar zat dalam campuran.  Menganalisis konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta pereaksi pembatas). Mengasosiasi (Associating)  Berlatih menghitung massa atom relatif dan massa molekul relatif  Berlatih menyetarakan persamaan reaksi.  Menganalisis data untuk membuktikan hukum Lavoisier.  Menganalisis hasil kajian hukum Gay Lussac untuk memecahkan masalah  Menerapkan hukum Avogadro untuk memecahkan masalah  Menyebutkan pengertian massa molar, volume molar gas, rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.  Menghitung massa suatu zat jika diketahui satuan lain atau sebaliknya  Menghitung volume suatu gas jika diketahui satuan lain atau sebaliknya  Menghitung jumlah partikel suatu zat jika diketahui satuan lain atau sebaliknya  Menentukan kadar zat dalam campuran.  Menerapkan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan campuran.  Menyajikan penerapan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
  • 42. untuk menyimpulkan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.  Berlatih menentukan massa molar dan volume molar gas.  Menghubungkan rumus empiris dengan rumus molekul  Menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat  Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj, molaritas, molalitas, dan fraksi mol) .  Menyimpulkan penggunakan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia. Mengkomunikasikan (Communicating)  Menyajikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi.  Menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.  Mempresentasikan hasil kajian tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.  Menyajikan cara menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.  Menyajikan penentuan kimia (hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta pereaksi pembatas).  Menentukan rumus molekul dari rumus empiris  Menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat  Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj, molaritas, molalitas, dan fraksi mol) .
  • 43. kadar zat dalam campuran.  Menyajikan penerapan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
  • 44. BAB IV PENUTUP Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembela- jaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah
  • 45. alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.
  • 46. DAFTAR PUSTAKA Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara) Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.
  • 47. Lampiran:Contoh RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA ........... Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/Dua Materi pokok : Larutan elektrolit dan Non elektrolit Alokasi Waktu : 1 x 3 JP A. Kompetensi Inti KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 :Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar dan Indikator 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Indikator: 1. Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit 2. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan 3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
  • 48. 5. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit Indikator: 1. Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya 2. Melakukan percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan. 3. Mengamati dan mencatat data hasil percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan. 4. Menganalisis data hasil percobaan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. 5. Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. 6. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar 7. Mengkomunikasikan hasil percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada larutan sebagai wujud kebesaran Tuhan YME. 2. Siswa dapat menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 3. Siswa dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 4. Siswa dapat menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit 5. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan iswnon elektrolit melalui percobaan 6. Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 7. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik 8. Siswa dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 9. Siswa dapat merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya
  • 49. 10. Siswa dapat melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. 11. Siswa dapat mengamati dan mencatat data hasil percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. 12. Siswa dapat menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar 13. Siswa dapat menganalisis data hasil percobaan larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. 14. Siswa dapat menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. D. Materi Pembelajaran  Fakta o Konduktor o Isolator o Pelarut o Terlarut  Konsep o Larutan o Larutan elektrolit o Larutan non elektrolit o Reaksi o ionisasi  Prinsip o Peran ion dalam hantaran listrik larutan(teori Arrhenius) o Kekuatan elektrolit o Prosedur o Langkah kerja percobaan daya hantar listrik dalam larutan Suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik dinamakan larutan elektrolit. Kekuatan menghantarkan listrik tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam larutan tersebut. Semakin banyak jumlah ionnya semakin kuat sifat elektrolitnya. Hal ini disebabkan oleh derajat ionisasi zat yang terlarut. 1. LARUTAN ELEKTROLIT KUAT  Mempunyai derajat ionisasi 1 ( = 1 )  Terion sempurna Contoh : HCl(aq), H2SO4(aq), NaCl(aq), NaOH(aq) HCl(aq)  H+ (aq) + Cl- (aq)
  • 50. NaCl(aq)  Na+ (aq) + Cl- (aq) H2SO4(aq)  2H+ (aq) + SO4 2- (aq) NaOH(aq)  Na+ (aq) + OH- (aq) 2. LARUTAN ELEKTROLIT LEMAH  Mempunyai derajat ionisasi ( 0< < 1 )  Terion sebagian Contoh : CH3COOH(aq), NH4OH(aq) CH3COOH(aq) CH3COO- (aq) + H+ (aq) NH4OH(aq)  NH4 + (aq) + OH- (aq) 3. LARUTAN NON ELEKTROLIT  Mempunyai derajat ionisasi (  = 0 )  Tidak terion Contoh : CO(NH2)2(aq), C12H22O11(aq) CO(NH2)2(aq)  CO(NH2)2(aq) ( tidak terion ) C12H22O11(aq)  C12H22O11(aq) ( tidak terion ) 4. JENIS SENYAWA ELEKTROLIT No Jenis Senyawa Sifat Senyawa ( elektrolit / non elektrolit ) Padat Lelehan Larutan 1. 2. Senyawa ion (NaCl, MgCl2) Senyawa kovalen polar (HCl, HBr) Non elektrolit Non elektrolit Elektrolit Non elektrolit Elektrolit Elektrolit Pada senyawa ion yang berwujud lelehan dan larutan ion-ionya dapat bergerak bebas, sedangkan pada wujud padat tidak. Demikian pula pada senyawa kovalen hanya yang berwujud larutanlah yang ionnya dapat bergerak bebas. Jadi sifat elektrolit suatu senyawa ditentukan oleh ionnya. METODE PEMBELAJARAN: 1. Eksperimen 2. Diskusi Kelompok 3. Inquiri MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media. Bahan Tayang 2. Alat/Bahan
  • 51. alat uji elektrolit, gelas kimia, Beberapa sampel larutan elektrolit, nonelektrolit 3. Sumber Belajar  Michael Purba, Kimia Kelas X SMA /MA , Erlangga ,Jakarta  Supplement books:  Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna, Grafindo Media Pratama, 2008  buku pegangan Kimia jilid 1, Buku Kimia Penunjang Aktifitas Siswa, dan hands out  Lembar kerja  Internet http://e-dukasi.net http://psb-psma.org G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan Waktu Keterangan A. Pendahuluan 1) Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi ,absensi 2) Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, guru mengajukan pertanyaan tentang larutan gula dan larutan asam cuka 3) Guru memotivasi siswa tayangan video “Nelayan” 4) Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 5) Guru menagih secara lisan tugas baca dan mencari artikel tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit 15’ Guru menagih secara lisan tugas baca dan tugas mencari artikel tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit B. Kegiatan Inti Guru 1. Siswa diminta mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2. Guru mengajukan pertanyaan apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik? Mengapa ikan di sungai bisa mati tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan? 3. Siswa diminta merancang percobaan untuk 90’
  • 52. Kegiatan Waktu Keterangan menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik dan mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. 4. Siswa melakukan percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan. 5. Siswa mengamati dan mencatat data hasil percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan. 6. Siswa menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit). 7. Siswa mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatan dan menjelaskannya. 8. Siswa menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar 9. Siswa menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. C. Penutup  Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit  Guru meminta siswa mencatat soal penugasan mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit  Guru memberikan tugas baca bagi siswa untuk materi berikutnya 30’ H. Penilaian No Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen Keterangan 1. Sikap - Observasi Kerja Kelompok - Lembar Observasi 2. Pengetahuan - Penugasan - Tes Tertulis - Soal Penugasan - Soal Objektif 3. Ketrampilan - Kinerja Presentasi - Kinerja Presentasi
  • 53. No Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen Keterangan - Laporan Praktik - Rubrik Penilaian Jakarta, ..................... Kepala SMA Negeri ........ Guru Mata Pelajaran KIMIA ............................ ............................ NIP. ........................ NIP. ........................ Catatan Kepala Sekolah ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………
  • 54. Lampiran 1 Lembar Pengamatan LEMBAR PENGAMATAN SIKAP Mata Pelajaran :................................................................................. Kelas/Semester :................................................................................ Tahun Ajaran :................................................................................ Waktu Pengamatan : ............................................................................... Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun 1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas 2. MT (mulai tampak) jikamenunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten 3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten 4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. N o Nam a Sisw a Religius Tanggug jawab Peduli Responsif Santun B T M T M B M K B T M T M B M K B T M T M B M K B T M T M B M K B T M T M B M K 1. 2. 3. 4. 5. .. . Keterangan 1 BT= kurang 2 MT= sedang 3 MB= baik 4 MK= sangat baik
  • 55. Lampiran 2 a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi mengenai sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Program : X/M-IPA Kompetensi : …………… No Nama Siswa Observasi Kinerja Presentasi Jml Skor Kejujuran Disiplin Tanggung Jawab peduli Kerja sama juml Presentasi Visual Isi (1 (2 (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Abdus Shamad 4 4 4 4 3 24 4 3 3 10 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Keterangan pengisian skor 4. Sangat tinggi 3. Tinggi 2. Cukup tinggi 1. Kurang Presentasi Kelompok Aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian