Dokumen tersebut membahas konsep dasar mikroteknik, termasuk pengertian mikroteknik, syarat preparat mikroskopis, klasifikasi preparat berdasarkan lamanya keawetan dan cara pembuatannya.
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas"
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas"
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
1. MIKROTEKNIK
Disusun oleh :
DEwI SETIyaNa
4401411058
ROMBEL 3
PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
2. KONSEP DASAR MIKROTEKNIK, meliputi:
1.Pengertian mikroteknik;
2.Syarat preparat mikroskopis;
3.Klasifikasi preparat mikroskopis;
4.Spesifikasi alat dan bahan;
5.Fiksasi;
6.Dehidrasi;
7.Pewarnaan;
8.Dealkoholisasi;
9.Mounting dan labeling.
9. Obyekyang akan diamati diletakkan di atas gelas
benda yang telah ditetesi dengan medium
pengamatan.
Mediumpengamatan untuk preparat sementara
biasanya digunakan Aquades/Gliserin (untuk
maksud tertentu), kemudian ditutup dengan gelas
penutup (untuk mengurangi laju penguapan) dan
dilanjutkan dengan proses pengamatan
menggunakan mikroskop untuk kemudian
dianalisis.
Untuk mempelajari suatu obyek dalam keadaan
segar, tanpa proses pengawetan.
Preparat yang keawetannya hanya
sementara/beberapa jamsaja/tidak lebih dari 24 jam.
Menurut Lamanya Ketahanan Preparat/Keawetan Preparat
PENGERTIAN
TUJUAN
10. Obyekyang dibuat preparat diletakkan di atas gelas obyek,
namun tidak langsung diamati. Melainkan terlebih dahulu
dibawa ke medium penyimpan sementara yang sekaligus juga
merupakan medium pengamatan. Kemudian ditutup dengan
gelas penutup (untuk mengurangi laju penguapan) dan
dilanjutkan dengan proses penyegelan dengan mengoleskan
Kutekpada keempat sisi gelas penutup/membubuhkan Parafin
cairdi sekeliling medium pengamatan pada saat penutupan
preparat. Setelah itu diamati menggunakan mikroskop untuk
kemudian dianalisis.
Untuk memperpanjang ketahanan preparat yang sedang diamati,
sehingga proses pengamatan terhadap preparat yang
bersangkutan dapat ditunda untuk sementara waktu.
Preparat yang keawetannya hanya sampai beberapa bulan saja.
Preparat ini biasanya diawetkan dengan menggunakan zat kimia
yang tidak mudah menguap.
Menurut Lamanya Ketahanan Preparat/Keawetan Preparat
PENGERTIAN
TUJUAN
11. Secara umum prosedur pembuatan preparat permanen yaitu
melalui tahapan sebagai berikut:
1. Fiksasi
2. Pencucian
3. Dehidrasi dengan disisipi Staining/pewarnaan
4. Dealkoholisasi/Clearing
5. Mounting/Penutupan
Untuk menyediakan obyek yang bersangkutan selalu tersedia
pada setiap waktu yang diperlukan.
Preparat yang keawetannya bisa sampai beberapa tahun.
Menurut Lamanya Ketahanan Preparat/Keawetan Preparat
PENGERTIAN
TUJUAN
12.
13. Menurut Utuh/Tidaknya Preparat
Prosedur pembuatan preparat Whole Mount ini sangat
bervariasi.
Tergantung dari besarnya obyek, ketebalan dan kekomplekan
jaringan penyusunnya.
Untuk obyeksederhana yang ukurannya kecil dan transparan,
dapat dibuat preparat sementara, semi-permanen, maupun
permanen.
Sedangkan obyekyang ukurannya besardan kompleks, biasanya
hanya dapat dibuat preparat awetan.
Untuk menyediakan preparat mikroskopis yang dapat
memperlihatkan struktur dari obyek secara utuh.
Preparat yang obyeknya merupakan keseluruhan bagian obyek
secara utuh tanpa mengurangi/melakukan pengirisan. Pengirisan
hanya dilakukan untuk melakukan pemisahan jaringan yang akan
dibuat preparat dari organnya.
14. Menurut Utuh/Tidaknya Preparat
Prosedur pembuatan preparat Whole Mount ini sangat
bervariasi.
Adapun 2 cara/teknikpengirisan, yaitu:
1. Non-Embedding
2. Embedding
Untuk menyediakan preparat mikroskopis yang dapat
memperlihatkan struktur bagian dari obyek secara lengkap seperti
keadaan yang sebenarnya..
Preparat yang obyeknya merupakan irisan dari bagian obyekyang
akan diamati.
Arah dari irisan dan cara pengirisan bergantung pada tujuan dan
kekerasan dari obyek yang bersangkutan.
15.
16. PREPARAT NON-EMBEDDING
Preparat Non-Embedding merupakan preparat
yang dibuat melalui teknik pengirisan secara
bebas/langsung terhadap bahan yang akan
dibuat preparat, menggunakan silet tajam, dan
dengan menggunakan bantuan gabus/hand
mikrotom sebagai penahan bahan pada saat
pengirisan.
Cara ini digunakan apabila bahan yang akan
dibuat preparat merupakan bahan yang tidak
mudah rapuh dan dapat diiris secara
langsung.
Menurut Cara/Teknik dalam Pengirisan Preparat
17. PREPARAT
EMBEDDING/PENYELUBUNGAN
Preparat Embedding merupakan preparat yang dibuat
dengan teknik pengirisan menggunakan alat khusus
(seperti alat Mikrotom rotari).
Hal ini dilakukan karena, bahan yang akan dibuat
preparat merupakan bahan yang mudah rapuh atau
berongga (misalnya pada tumbuhan), dan dari organ
atau tubuh hewan yang hanya dapat dibuat preparat
awetan/permanen. Sehingga pada waktu proses
pengirisannya, terlebih dahulu HARUS melalui tahapan
penyelubungan/embedding.
Tujuan dari cara/teknik pengirisan ini adalah untuk
mempertahankan struktur dari bahan/obyek yang akan
dibuat preparat embedding.
Menurut Cara/Teknik dalam Pengirisan Preparat