SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“PREPARAT ULAS VAGINA MENCIT”
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Djukri, M.S.
Disusun oleh:
Nama : Sofyan Dwi Nugroho
NIM : 16708251021 / Pendidikan Sains B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
KEGIATAN 11
PREPARAT ULAS VAGINA MENCIT
A. Tujuan Praktikum:
A.1 Tujuan kegiatan
Menyiapkan preparat ulas (tikus/mencit putih)
A.2 Kompetensi Dasar
a) Terampil membuat preparat ulas
b) Membedakan berbagai fase estrus pada tikus
B. Landasan Teori:
Suklus birahi (estrus) tikus betina timbul setelah mencapai masa pubertas. Siklus
birahi ini akan berulang secara periodik dengan jarak waktu antara 4-6 hari, kecuali bila
tikus tersebut dalam keadaan bunting. Pubertas timbul ketika bobot badannya mencapai
kurang lebih setengah dari bobot badab tikus dewasa, dan keadaan ini dicapai pada umur
50-70 hari. Pada umur 28-29 hari, mulai terjadi pembukaan vagina dan birahi pertama
timbul setelah 1-2 hari dari mulainya pembukaan vagina tersebut.
Tikus termasuk hewan poliestrus, artinya dalam satu tahun terjadi beberapa kali
berahi. Siklus berahi pada tikus diikuti perubahan-perubahan morfologi ovarium, uterus
dan vagina. Selama siklus berahi tersebut, folikel ovarium berada pada berbagai tingkat
formasi. Siklus berahi secara kasar dapat dibagi menjadi 4 fase/periode yaitu proestrus,
estrus, metestrus dan diestrus. Setiap periode siklus berahi dapat diketahui dengan
membuat preparat ulas vagina. Perubahan yang terjadi dari satu periode ke periode yang
lain, dapat dilihat dengan adanya perbedaan jumlah sel leukosit, sel epitel yang mengalami
kornifikasi atau sel epitel yang berinti.
Ovarium tikus pada saat periode proestrus dilihat secara mikroskop, akan terlihat
adanya folikel-folikel yang mengalami pembengkakan preovulasi dan terdapat korpus
luteum yang mengalami involusi. Uterus menjadi sangat kontraktil dan lumennya terisi
cairan. Periode proestrus berlangsung selama 12 jam dan pada periode ini mulai terjadi
penebalan lapisan epitel vagina, dan pada preparat ulas vagina terdapat sel-sel epitel yang
berinti.
Pada gambar mikroskopik ovarium periode estrus, terlihat folikel tersier berisi ovum.
Pada periode estrus perkembangan folikel mendapat pengaruh follicle Stimulati ng
Hormone (FSH) dari kelenjar hipofisa anterior. Sel-sel teka folikel Graaf mampu
menghasilkan hormon estrogen. Lumen uteru berisi cairan dan uterus mencapai
ketegangan yang maksimal. Periode uterus berlangsung selama 9-15 jam dan menjelang
berakhirnya periode ini atau 8-11 jam setelah mulai estrus terjadi ovulasi. Selanjutnya
folikel-folikel yang telah mengalami ovulasi akan mengalami luteinisasi. Di bawah
pengaruh hormon estrogen, sel-sel mukosa vagina mengalami mitosis. Sel-sel epitel
bertanduk itu kemudian terlepas, masuk ke dalam lumen vagina dan pada preparat ulas
vagina dijumpainya sel-sel tersebut.
Pada periode metestrus, dalam ovarium terdapat korpus luteum dan folikel kecil-kecil.
Ketegangan dan vaskularisasi uterus mulai menurun.mulai terjadi migrasi leukosit ke
dalam lapisan kornifikasi, sehingga pada preparat ulas vagina terlihat ada campuran sel-
sel kornifikasi dengan leukosit. Lamanya periode metestrus adalah selama 10-14 jam.
Pada periode diestrus, korpus luteum mulai mengalami regresi. Pada periode ini uterus
mengecil, anemik dan kontraksinya sangat lemah. Lapisan mukosa vagina menjadi tipis,
terjadi migrasi leukosit ke arah permukaan, dan pada preparat ulas vagina banyak dijumpai
leukosit. Periode diestrus berlangsung selama 60-70 jam.
Hormon Pengendali Siklus Estrus pada Mencit
Regulasi pada siklus estrus melibatkan interaksi resiprokal antara hormon reproduksi
dari hypothalamus, anterior pituitry, dan sel-sel telur. Interaksi antara uterus dengan sel-
sel telur juga penting. PGF2 dari uterus merupakan luteolysin alami yang menyebabkan
regresi corpus luteum dan penghentian produksi progesteron.
Progesteron memiliki peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus. Selama fase
diestrus corpus luteum yang bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi
menghambat pelepasan FSH dan LH melalui kontorl umpan balik negatif dari
hypothalamus dan anterior pituitary. Progesteron juga menghambat perilaku estrus.
Diharapkan pada kondisi kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi menghambat
pelepasan hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus penigkatan kecil pada
LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor untuk mempertahankan fungsi
corpus luteum. Pada pertengahan fase diestrus meningkatkan pertumbuhan folikel dan
estrogen, yang dididahului dengan menigkatnya FSH, yang sebenarnya merupakan
perubahan kecil jika dibandingkan pada perubahan yang terjadi selama fase estrus. Jika
betina tidak mengalami kehamilan selama fase awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari
uterus dan dibawa menuju ovary.
Tabel 1 Data Biologi Tikus
Lama hidup : 2-3 tahun, dapat sampai 4 tahun
Lama produksi ekonomis : 1 tahun
Lama bunting : 20-22 hari
Kawin sesudah beranak : 1 sampai 24 jam
Umur disapih : 21 hari
Umur dewasa : 40-60 hari
Umur dikawinkan : 10 minggu (jantan dan betina)
Siklus kelamin : Poliestrus
Siklus estrus (birahi) : 4-5 hari
Lama estrus : 9-20 jam
Perkawinan : Pada saat estrus
Ovulasi : 8-11 jam sesudah estrus, spontan
Fertilisasi : 7-10 jam
Implantasi : 4-6 hari sesudah fertilisasi
Berat dewasa : 300-400 g jantan, 250-300 betina
Berat lahir : 5-6 gram
Jumlah anak : Rata-rata 9, dapat 20
Suhu (rektal) : 36-390
C (rata-rata 37,50
C)
Pernafasan : 65-115/menit
Denyut nadi : 330-480/menit
Tekanan darah : 90-180 sistol, 60-145 diastole
Volume darah : 57-70 ml/Kg
Sel darah merah : 7,2-9,6 x 106
/mm3
Sel darah putih : 5,0-13,0 x 103
/mm3
Neutrofil : 9-34 %
Limfosit : 63-84 %
Monosit : 0-5 %
Eosinofil : 0-6 %
PCV : 45-47 %
Trombosit : 150-140 x 103
/mm3
Hb : 15-16 g/100 ml
Sumber: Smith dan Mangkoewidjojo (1988) dalam Albertus (2001:26)
C. Metode Praktikum
C.1 Jenis kegiatan : Eksperimen
C.2 Objek pengamatan : Epitel Vagina Tikus Putih
C.3 Bahan dan Alat :
Untuk melakukan kegiatan ini, praktikan menggunakan alat berupa
a) Gelas Objek
b) Kaca penutup
c) Lidi
d) Pipet
e) Jarum preparat
Bahan yang digunakan
a) Epitel Vagina Tikus Putih
b) Metanol
c) Cat Giemsa
d) Larutan garam fisiologis
e) Aquadest
f) Alkohol 70%
g) Kapas
D. Prosedur Percobaan :
a) Menyiapkan tikus putih betina dewasa, lidi sepanjang 5 cm yang dibalut dengan kapas
pada ujungnya, larutan garam fisiologis, serta gelas objek yang bersih.
b) Tikus/mencit dipegang pada tengkuknya dengan tangan kiri (bagian kulit tengkuk
dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk). Kemudian tikus/mencit dengan posisi
telentang, ekornya dipegang/dijepit dengan jari tangan kiri tangan kiri (dijepit antara
jari kelingking dan jari manis).
c) Lidi yang ujungnya telah dibalut dengan kapas dicelupkan dalam larutan garam
fisiologis. Lidi yang dibuat kapas tersebut dengan pelan-pelan dimasukkan ke dalam
vagina tikus/mencit (jangan terlalu dalam), dengan sambil memutar lidi 1-2 kali
putaran
d) Epitel vagina yang telah melekat pada kapas tersebut kemudian dioleskan sampai rata
pada gelas objek yang telah disiapkan.
e) Gelas objek yang telah diolesi sel epitel, kemudian dikeringkan di udara.
f) Setelah kering sel epitel difiksir dengan metanol (dengan cara ditetesi) selama ± 5
menit
g) Metanol kemudian dibuang dan preparat dikeringkan di udara.
h) Epitel vagina kemudian dicat dengan cat Giemsa (dengan cara ditetesi) selama ± 15-
30 menit
i) Kelebihan cat Giemsa dibersihkan dengan cara dicuci dengan menggunakan air
mengalir (harus pelan-pelan). Kotoran disekeliling epitel yang dicat dibersihkan.
j) Setelah bersih, preparat dikeringkan di udara dan diamati dengan mikroskop.
k) Hasil: preparat semi permanen, digambar dan diberi keterangan.
E. Hasil Pengamatan :
F. Pembahasan :
Penentuam fase siklus birahi tikus dilakukan dengan mengamati preparat ulas
vagina. Pembuatan preparat ulas vagina dilakukan dengan cara mengulaskan kapas yang
telah dibasahi dengan garam fisiologis ke dalam vagina tikus dan kemudian diulaskan pada
gelas objek. Kemudian dikeringkan pada udara. Preparat kemudian difiksasi dengan
menggunakan metanol selama 5 menit, lalu dicuci dengan air. Setelah itu preparat ulas
diwarnai (pewarna Giemsa) dengan cara ditetesi merata keseluruh epitel dan dibiarkan
selama kurang lebih 30 menit. Kemudian pewarna di buang dan preparat dicuci dengan air
lalu dikeringkan. Selanjutnya objek preparat dilihat dengan menggunakan miskroskop.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa preparat yang dibuat menunjukkan bahwa
reproduksi tikus berada pada fase proestrus. Hal ini dikarenakan oleh pada preparat terlihat
bahwa bentuk sel epitel bulat dan berinti, leukosit tidak ada atau sedikit. Dalam preparat
terlihat bahwa ada sejumlah kecil sel pertandukan. Hal ini mengindikasikan bahwa sikus
birahinya dari proestrus akan menuju ke estrus.
Berikut ini diberikan tabel tipe-tipe sel yang terlihat pada preparat ulas vagina tikus
secara teoritis.
Tabel 2 Tipe-tipe sel yang terlihat pada preparat ulas vagina
Fase dan Durasi Cairan Vagina
Alat
Kelamin
Luar
Gambar dinding vagina
Proestrus (12 jam)
Tampak selberinti
bulat, sampai 75
% sel yang
mengalami
pertandukan.
Estrus mulai
ketika tampak
25% sel yang
mengalami
pertandukan
Vulva
membengk
ak, vagina
kering
Estrus (12 jam)
Tampak hanya
sel-sel yang
mengalami
pertandukan, atau
sel yang
mengalami
pertandukan
tinggal 25% dan
mulai tampak sel
pavement
Vulva
membengk
ak, vagina
kering
Metestrus (21
jam)
Tampak hanya sel
pavement, atau sel
pavement dengan
lekosit
Vulva tetap
membengk
ak, vagina
bersifat
seperti keju
Diestrus (57 jam)
Sel epitel dan
lekosit
Tidak ada
pembengka
kan vulva,
vagina
lembab
Sumber: modifikasi dari Baker (1979) dalam Albertus (2001:27)
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui fase estrus pada mencit.
Salah satunya dengan metode Vaginal Smear. Metode vaginal smear lebih banyak digunakan
karena bisa menunjukkan hasil yang lebih akurat. Metode ini menggunakan sel epitel dan leukosit
sebagai bahan identifikasi. Sel epitel merupakan sel yang terletak di permukan vagina, sehingga
apabila terjadi perubahan kadar estrogen maka sel epitel merupakan sel yang paling awal
terkena akibat dari perubahan tersebut. Leukosit merupakan sel antibodi yang terdapat di seluruh
bagian individu. Leukosit di vagina berfungsi membunuh bakteri dan kuman yang dapat merusak
ovum. Sel epitel berbentuk oval atau polygonal, sedangkan leukosit berbentuk bulat berinti
(Nalbandov, 1990).
Siklus reproduksi yang biasa disebut siklus estrus memiliki 4 tahap yaitu Proestrus,estrus
Metestrus, dan Diestrus. Tahap Proestrus merupakan tahapan awal dimana folikel tumbuh
berkembang dengan stimuli FSH dan menghasilkan hormone estrogen.Terdapat banyak sel epitel
berinti dan beberapa leukosit dan sel epitel terkornifikasi (Xiao, 2014).
Tahap Estrus adalah tahap dimana folikel sudah matang dan siap berovulasi. Tidak
terlihat sel leukosit. Lebih banyak sel epitel yang terkornifikasi dan beberapa sel epitel berinti.
Fase estrus dapat terlihat dariprilaku mencit danmorfologi vagina mencit. Pada saatestrusbiasanya
mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari
perhatian kepada mencit jantan (Chakraborti, 2013).
Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan
perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan
melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz – 110 kHz yang
dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit
betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang
diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan.
Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada
bagian dasar hidungnya (Gilbert, 1994).
Gambar disamping merupakan contoh visual morfologi vagina mecit yang dapat terlihat
perbedaannya dalam beberapa fase. Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang
berarti “kegilaan” atau “gairah” (Campbell et al, 2010). Hipotalamus terstimulasi untuk
melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku
kawin pada mencit. Gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle
stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi (Gilbert, 1994).
Jika kandungan FSH lebih rendah dibandingkan kandungan luteinizing hormone (LH) dan
terjadi coitus, maka dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada tahap estrus vagina
pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua
tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan
ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu
tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap
estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus (Soeminto,
2000).
Tahap Metestrus merupakan tahapan dimana kadar hormone gonatropin dalam ovarium
menurun akibat tidak terjadi fertilisasi. Sel leukosit yang hilang mucul kembali. Namun masih ada
beberapa sel spitel terkonifikasi dan sel epitel berinti (Hanson
JL, 2012).
Tahapandiestrus merupakantahapandimana konsentrasihormone gonatropin dan hormone
ovarium kembali ke level basal. Korpus luteum meregresi. Kadar selleukosit dan epitel kembali ke
semula, namun masih ada sedikit sisa sel epitel terkornifikasi (De Jong,2014).
Gambar proestrus (A),estrus (B), metestrus (C), diestrus (D). Perbedaansiklus estrus dan
siklus menstruasi dapat dibedakan secara jelas. Siklus estrus hanya terjadi pada primata saja dan
terjadi perubahan secara fisiologi maupun morfologi pada ovarium, vagina, uterus dan tingkah
laku serta pseudomenstruation pada nonprimata adalah disebabkan oleh diapedesis dan sama
sekali tidak bisa dibandingkan dengan menstuasi pada primata. Sedangkan untuk siklus
menstruasi hanya terjadi pada primata dengan bentuk peluruhan sel telur. Terjadi perubahan
fisiologi dan morfologi sama dengan yang terjadi pada siklus estrus nonprimata, namun tanpa
adanya tingkah laku khusus penerimaan seksual. Serta pada siklus menstruasi terjadi pelepasan
endometrium uterus diikuti oleh pendarahan yang disebut menstruasi yang penyebabnya adalah
tidak adanya hormon progesterone (Partodiharjo, 1980).
Perubahan fisiologi yang utama terjadi pada ovarium dan direflesikan dalam bentuk
perubahan-perubahan yang terjadi pada vagina dibawah pengaruh hormon ovarium, estrogen dan
progesteron. Siklus reproduksi terdiri dari siklus estrus dan siklus menstruasi. Siklus ovarium
merupakan ovulasi pada hewan tipe spontan vs induksi siklus endometrium. Sedangkan siklus
vagina merupakan adalah bagian dari vaginal smear (Zinch L, 2013).
Menstruasi merupakan peristiwa pemancaran suatu cairan dari uterus, yang terdiri dari
darah, mukosa uterus dan hancuran sel-sel uterus yang secar periodik terjadi pada wanita-wanita
yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Biasanya terjadi dengan interval ± 4 minggu
atau 28 hari. Apabila tidak terjadi kehamilan sesudah periode estrus pada mamalia tingkat rendah,
terjadi juga reduksi tebalnya lapisan mukosa uterus, mengurangnya supali darah kedalamnya,
diikuti juga oleh proses pemancaran cairan sebentar sesudahnya (Le AH, 2014).
Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak
primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain atau non
primata mempunyai siklus estrus (estrous cycle). Kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu
dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teralir banyak darah, karena menyiapkan
uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan
nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Siklus menstruasi endometrium akan
meluruh dariuterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagaimenstruasi.
Siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak
(Campbell, 2010).
Kelebihan metode vaginal smear adalah dapat menunjukkan hasil yang akurat terkait
kondisi sitology vagina pada mencit dalam siklus estrus. Kekurangannya adalah masih sukarnya
membedakan perbedaan sitology tahap yang sedang dialami oleh mencit. Terkadang sering terjadi
kesalahpahaman antara beberapa tahapan. Perlu diketahui bahwa disetiap tahap pasti ada sel epitel
yang terkornifikasi. Tahap estrus sulit dibedakan dengan tahap metesrtus karena jika dibawah
mikroskop, kedua tahapan itu semuanya terdapat sel epitel terkornifikasi yang tersebar banyak.
Terkadang lapang pandang mikroskop juga mempengaruhi hasil pengamatan terhadap siklus
estrus. Jika dilihat dari gambar yang didapat dari hasil praktikum dan membandingkannya dengan
referensimaka akan didapatkan sedikit perbedaan. Hasilpengamatan menunjukkan selepitel yang
terkornifikasi namun masih ada seperti bintik-bintik sel yang lain di sekitranya. Kemungkinanan
besar itu tahapan estrus atau metestrus. Oleh karena itu, metode vaginal smear sangat efektif dan
cukup akurat, namun masih sulit membedakan beberapa tahapan dalam siklus estrus (Byers,2012).
G. Kesimpulan :
a. Dengan membuat preparat ulas, fase estrus pada tikus dapat diketahui.
b. fase estrus pada tikus terdiri dari empat siklus, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan
diestrus. Adapun ciri yang membedakan keempatnya adalah sebagai berikut,
Proestrus: Tampak sel berinti bulat, sampai 75 % sel yang mengalami pertandukan.
Estrus: Tampak hanya sel-sel yang mengalami pertandukan, atau sel yang mengalami
pertandukan tinggal 25% dan mulai tampak sel pavement.
Metestrus: Tampak hanya sel pavement, atau sel pavement dengan lekosit.
Diestrus: Sel epitel dan lekosit.
H. Daftar Pustaka :
Albertus Teguh Muljono. (2001). Persentase jenis-jenis lekosit pada tiap fase siklus
reproduksi tikus putih (Rattus sp). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut
Pertanian Bogor. Tersedia di
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12511/B01atm.pdf?sequen
ce=2. Diakses pada tanggal 29 Desember 2011.
Byers SL, Wiles MV, Dunn SL, Taft RA (2012). Mouse Estrous Cycle Identification Tools and
Image. PLos ONE 7(4). E35538. Doi:10.1371/journal.phone.0035538
Campbell, N. A et al. 2010. Biologi Edisi ke 8 Jilid III. Erlangga, Jakarta
Chakraborty P, Roy SK (2013) Expression of Estrogen Receptor a 36 (ESR36) in the Hamster
Ovary throughout the Estrous Cycle: Effects of Gonadotropins. PLoS ONE 8(3): e58291.
doi:10.1371/journal.pone.0058291
De Jong TR, Beiderbeck DI, Neumann ID (2014) Measuring Virgin Female Aggression in the
Female Intruder Test (FIT): Effects of Oxytocin, Estrous Cycle, and Anxiety. PLoS ONE
9(3): e91701. doi:10.1371/journal.pone.0091701
Djukri dan Heru Nurcahyo. (2011). Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut. Yogyakarta:
Program Pascasarjana UNY.
Gilbert, S.F. 1994. Developmental Biology 4th ed. Sianuer Associates inc Publisher,
Massachusetts.
Hanson JL, Hurley LM (2012) Female Presence and Estrous State Influence Mouse Ultrasonic
Courtship Vocalizations. PLoS ONE 7(7): e40782. doi:10.1371/journal.pone.0040782
Khanum, S.A.etal. 2008. Progesterone andEstradiol During Estrous Cycle andGestation in Dwarf
Goats. NIAB, Faisalabad-Pakistan.
Le AH, Bonachea LA, Cargill SL (2014) Meloxicam and Buprenorphine Treatment after Ovarian
Transplantation Does Not Affect Estrous Cyclicity and Follicular Integrity in Aged
CBA/J Mice. PLoS ONE 9(8): e106013. doi: 10.1371/journal.pone.0106013
Nalbandov, A. V. 1990. Reproductive Physiology of Mammals and Birds. W. H. Freeman and
Company, San Fransisco.
Partodiharjo S, 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta. Soeminto. 2000. Embriologi
Vertebrata. Unsoed, Purwokerto.
Xiao L, Zhang C, Li X, Gong S, Hu R, et al. (2014) Signaling Role of Prokineticin 2 on the Estrous
Cycle of Female Mice. PLoS ONE 9(3): e90860. doi:10.1371/journal.pone.0090860
Zinck L, Lima SQ (2013) Mate Choice in Mus musculus Is Relative and Dependent on the Estrous
State. PLoS ONE 8(6): e66064. doi:10.1371/journal.pone.0066064

More Related Content

What's hot

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
Protozoa volvox globator
Protozoa  volvox globatorProtozoa  volvox globator
Protozoa volvox globator
Singgih Azwar Anas
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Agustin Dian Kartikasari
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
dewisetiyana52
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Rukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Rukmana Suharta
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
UNESA
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
UNESA
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemonPPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
Agustin Dian Kartikasari
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Dhiarrafii Bintang Matahari
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Rukmana Suharta
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
Devit Hari Ashari
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Maedy Ripani
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
dewisetiyana52
 
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanFinal acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Alfian Nopara Saifudin
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
dewisetiyana52
 

What's hot (20)

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Protozoa volvox globator
Protozoa  volvox globatorProtozoa  volvox globator
Protozoa volvox globator
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemonPPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanFinal acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 

Similar to 11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit

belajar biologi
belajar biologibelajar biologi
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksinajmitahir
 
Anatomi dan fisiologi blok 17
Anatomi dan fisiologi blok 17Anatomi dan fisiologi blok 17
Anatomi dan fisiologi blok 17
Swastu Azizah
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Septian Muna Barakati
 
Siklus reproduksi
Siklus reproduksiSiklus reproduksi
Siklus reproduksiAbror Abrori
 
Fertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrioFertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrio
MTs NEGERI 1 MODEL MEDAN
 
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxSistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
RuniAwan
 
Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusia
Mujahidin Waru
 
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IXBerikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
Asmara Nova Susanto
 
GMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabungGMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabung
T.Dian Adinda
 
3
33
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Materi biologi x ppt bab 10 fix
Materi biologi x ppt bab 10 fixMateri biologi x ppt bab 10 fix
Materi biologi x ppt bab 10 fix
eli priyatna laidan
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Mutiara Dwi Faiska
 
sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptx
IisAisyah39
 
Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11
Salsabila Tasyari
 

Similar to 11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit (20)

belajar biologi
belajar biologibelajar biologi
belajar biologi
 
Reprod manusia
Reprod  manusiaReprod  manusia
Reprod manusia
 
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksi
 
Anatomi dan fisiologi blok 17
Anatomi dan fisiologi blok 17Anatomi dan fisiologi blok 17
Anatomi dan fisiologi blok 17
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
 
Siklus reproduksi
Siklus reproduksiSiklus reproduksi
Siklus reproduksi
 
Fertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrioFertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrio
 
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxSistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
 
Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusia
 
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IXBerikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
 
GMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabungGMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabung
 
3
33
3
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
Tugas semester 3 ipa
Tugas semester 3 ipaTugas semester 3 ipa
Tugas semester 3 ipa
 
Materi biologi x ppt bab 10 fix
Materi biologi x ppt bab 10 fixMateri biologi x ppt bab 10 fix
Materi biologi x ppt bab 10 fix
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
 
sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptx
 
Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11
 

More from Sofyan Dwi Nugroho

10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
Sofyan Dwi Nugroho
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
Sofyan Dwi Nugroho
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
Sofyan Dwi Nugroho
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
Sofyan Dwi Nugroho
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
Sofyan Dwi Nugroho
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
Sofyan Dwi Nugroho
 
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
Sofyan Dwi Nugroho
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
Sofyan Dwi Nugroho
 

More from Sofyan Dwi Nugroho (9)

10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 

Recently uploaded

UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI “PREPARAT ULAS VAGINA MENCIT” Dosen Pengampu: Prof. Dr. Djukri, M.S. Disusun oleh: Nama : Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 / Pendidikan Sains B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
  • 2. KEGIATAN 11 PREPARAT ULAS VAGINA MENCIT A. Tujuan Praktikum: A.1 Tujuan kegiatan Menyiapkan preparat ulas (tikus/mencit putih) A.2 Kompetensi Dasar a) Terampil membuat preparat ulas b) Membedakan berbagai fase estrus pada tikus B. Landasan Teori: Suklus birahi (estrus) tikus betina timbul setelah mencapai masa pubertas. Siklus birahi ini akan berulang secara periodik dengan jarak waktu antara 4-6 hari, kecuali bila tikus tersebut dalam keadaan bunting. Pubertas timbul ketika bobot badannya mencapai kurang lebih setengah dari bobot badab tikus dewasa, dan keadaan ini dicapai pada umur 50-70 hari. Pada umur 28-29 hari, mulai terjadi pembukaan vagina dan birahi pertama timbul setelah 1-2 hari dari mulainya pembukaan vagina tersebut. Tikus termasuk hewan poliestrus, artinya dalam satu tahun terjadi beberapa kali berahi. Siklus berahi pada tikus diikuti perubahan-perubahan morfologi ovarium, uterus dan vagina. Selama siklus berahi tersebut, folikel ovarium berada pada berbagai tingkat formasi. Siklus berahi secara kasar dapat dibagi menjadi 4 fase/periode yaitu proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Setiap periode siklus berahi dapat diketahui dengan membuat preparat ulas vagina. Perubahan yang terjadi dari satu periode ke periode yang lain, dapat dilihat dengan adanya perbedaan jumlah sel leukosit, sel epitel yang mengalami kornifikasi atau sel epitel yang berinti. Ovarium tikus pada saat periode proestrus dilihat secara mikroskop, akan terlihat adanya folikel-folikel yang mengalami pembengkakan preovulasi dan terdapat korpus luteum yang mengalami involusi. Uterus menjadi sangat kontraktil dan lumennya terisi cairan. Periode proestrus berlangsung selama 12 jam dan pada periode ini mulai terjadi penebalan lapisan epitel vagina, dan pada preparat ulas vagina terdapat sel-sel epitel yang berinti. Pada gambar mikroskopik ovarium periode estrus, terlihat folikel tersier berisi ovum. Pada periode estrus perkembangan folikel mendapat pengaruh follicle Stimulati ng
  • 3. Hormone (FSH) dari kelenjar hipofisa anterior. Sel-sel teka folikel Graaf mampu menghasilkan hormon estrogen. Lumen uteru berisi cairan dan uterus mencapai ketegangan yang maksimal. Periode uterus berlangsung selama 9-15 jam dan menjelang berakhirnya periode ini atau 8-11 jam setelah mulai estrus terjadi ovulasi. Selanjutnya folikel-folikel yang telah mengalami ovulasi akan mengalami luteinisasi. Di bawah pengaruh hormon estrogen, sel-sel mukosa vagina mengalami mitosis. Sel-sel epitel bertanduk itu kemudian terlepas, masuk ke dalam lumen vagina dan pada preparat ulas vagina dijumpainya sel-sel tersebut. Pada periode metestrus, dalam ovarium terdapat korpus luteum dan folikel kecil-kecil. Ketegangan dan vaskularisasi uterus mulai menurun.mulai terjadi migrasi leukosit ke dalam lapisan kornifikasi, sehingga pada preparat ulas vagina terlihat ada campuran sel- sel kornifikasi dengan leukosit. Lamanya periode metestrus adalah selama 10-14 jam. Pada periode diestrus, korpus luteum mulai mengalami regresi. Pada periode ini uterus mengecil, anemik dan kontraksinya sangat lemah. Lapisan mukosa vagina menjadi tipis, terjadi migrasi leukosit ke arah permukaan, dan pada preparat ulas vagina banyak dijumpai leukosit. Periode diestrus berlangsung selama 60-70 jam. Hormon Pengendali Siklus Estrus pada Mencit Regulasi pada siklus estrus melibatkan interaksi resiprokal antara hormon reproduksi dari hypothalamus, anterior pituitry, dan sel-sel telur. Interaksi antara uterus dengan sel- sel telur juga penting. PGF2 dari uterus merupakan luteolysin alami yang menyebabkan regresi corpus luteum dan penghentian produksi progesteron. Progesteron memiliki peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus. Selama fase diestrus corpus luteum yang bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasan FSH dan LH melalui kontorl umpan balik negatif dari hypothalamus dan anterior pituitary. Progesteron juga menghambat perilaku estrus. Diharapkan pada kondisi kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi menghambat pelepasan hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus penigkatan kecil pada LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor untuk mempertahankan fungsi corpus luteum. Pada pertengahan fase diestrus meningkatkan pertumbuhan folikel dan estrogen, yang dididahului dengan menigkatnya FSH, yang sebenarnya merupakan perubahan kecil jika dibandingkan pada perubahan yang terjadi selama fase estrus. Jika betina tidak mengalami kehamilan selama fase awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa menuju ovary.
  • 4. Tabel 1 Data Biologi Tikus Lama hidup : 2-3 tahun, dapat sampai 4 tahun Lama produksi ekonomis : 1 tahun Lama bunting : 20-22 hari Kawin sesudah beranak : 1 sampai 24 jam Umur disapih : 21 hari Umur dewasa : 40-60 hari Umur dikawinkan : 10 minggu (jantan dan betina) Siklus kelamin : Poliestrus Siklus estrus (birahi) : 4-5 hari Lama estrus : 9-20 jam Perkawinan : Pada saat estrus Ovulasi : 8-11 jam sesudah estrus, spontan Fertilisasi : 7-10 jam Implantasi : 4-6 hari sesudah fertilisasi Berat dewasa : 300-400 g jantan, 250-300 betina Berat lahir : 5-6 gram Jumlah anak : Rata-rata 9, dapat 20 Suhu (rektal) : 36-390 C (rata-rata 37,50 C) Pernafasan : 65-115/menit Denyut nadi : 330-480/menit Tekanan darah : 90-180 sistol, 60-145 diastole Volume darah : 57-70 ml/Kg Sel darah merah : 7,2-9,6 x 106 /mm3 Sel darah putih : 5,0-13,0 x 103 /mm3 Neutrofil : 9-34 % Limfosit : 63-84 % Monosit : 0-5 % Eosinofil : 0-6 % PCV : 45-47 % Trombosit : 150-140 x 103 /mm3 Hb : 15-16 g/100 ml Sumber: Smith dan Mangkoewidjojo (1988) dalam Albertus (2001:26) C. Metode Praktikum
  • 5. C.1 Jenis kegiatan : Eksperimen C.2 Objek pengamatan : Epitel Vagina Tikus Putih C.3 Bahan dan Alat : Untuk melakukan kegiatan ini, praktikan menggunakan alat berupa a) Gelas Objek b) Kaca penutup c) Lidi d) Pipet e) Jarum preparat Bahan yang digunakan a) Epitel Vagina Tikus Putih b) Metanol c) Cat Giemsa d) Larutan garam fisiologis e) Aquadest f) Alkohol 70% g) Kapas D. Prosedur Percobaan : a) Menyiapkan tikus putih betina dewasa, lidi sepanjang 5 cm yang dibalut dengan kapas pada ujungnya, larutan garam fisiologis, serta gelas objek yang bersih. b) Tikus/mencit dipegang pada tengkuknya dengan tangan kiri (bagian kulit tengkuk dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk). Kemudian tikus/mencit dengan posisi telentang, ekornya dipegang/dijepit dengan jari tangan kiri tangan kiri (dijepit antara jari kelingking dan jari manis). c) Lidi yang ujungnya telah dibalut dengan kapas dicelupkan dalam larutan garam fisiologis. Lidi yang dibuat kapas tersebut dengan pelan-pelan dimasukkan ke dalam vagina tikus/mencit (jangan terlalu dalam), dengan sambil memutar lidi 1-2 kali putaran d) Epitel vagina yang telah melekat pada kapas tersebut kemudian dioleskan sampai rata pada gelas objek yang telah disiapkan. e) Gelas objek yang telah diolesi sel epitel, kemudian dikeringkan di udara. f) Setelah kering sel epitel difiksir dengan metanol (dengan cara ditetesi) selama ± 5 menit
  • 6. g) Metanol kemudian dibuang dan preparat dikeringkan di udara. h) Epitel vagina kemudian dicat dengan cat Giemsa (dengan cara ditetesi) selama ± 15- 30 menit i) Kelebihan cat Giemsa dibersihkan dengan cara dicuci dengan menggunakan air mengalir (harus pelan-pelan). Kotoran disekeliling epitel yang dicat dibersihkan. j) Setelah bersih, preparat dikeringkan di udara dan diamati dengan mikroskop. k) Hasil: preparat semi permanen, digambar dan diberi keterangan. E. Hasil Pengamatan : F. Pembahasan : Penentuam fase siklus birahi tikus dilakukan dengan mengamati preparat ulas vagina. Pembuatan preparat ulas vagina dilakukan dengan cara mengulaskan kapas yang telah dibasahi dengan garam fisiologis ke dalam vagina tikus dan kemudian diulaskan pada gelas objek. Kemudian dikeringkan pada udara. Preparat kemudian difiksasi dengan menggunakan metanol selama 5 menit, lalu dicuci dengan air. Setelah itu preparat ulas diwarnai (pewarna Giemsa) dengan cara ditetesi merata keseluruh epitel dan dibiarkan selama kurang lebih 30 menit. Kemudian pewarna di buang dan preparat dicuci dengan air lalu dikeringkan. Selanjutnya objek preparat dilihat dengan menggunakan miskroskop. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa preparat yang dibuat menunjukkan bahwa
  • 7. reproduksi tikus berada pada fase proestrus. Hal ini dikarenakan oleh pada preparat terlihat bahwa bentuk sel epitel bulat dan berinti, leukosit tidak ada atau sedikit. Dalam preparat terlihat bahwa ada sejumlah kecil sel pertandukan. Hal ini mengindikasikan bahwa sikus birahinya dari proestrus akan menuju ke estrus. Berikut ini diberikan tabel tipe-tipe sel yang terlihat pada preparat ulas vagina tikus secara teoritis. Tabel 2 Tipe-tipe sel yang terlihat pada preparat ulas vagina Fase dan Durasi Cairan Vagina Alat Kelamin Luar Gambar dinding vagina Proestrus (12 jam) Tampak selberinti bulat, sampai 75 % sel yang mengalami pertandukan. Estrus mulai ketika tampak 25% sel yang mengalami pertandukan Vulva membengk ak, vagina kering Estrus (12 jam) Tampak hanya sel-sel yang mengalami pertandukan, atau sel yang mengalami pertandukan tinggal 25% dan mulai tampak sel pavement Vulva membengk ak, vagina kering Metestrus (21 jam) Tampak hanya sel pavement, atau sel pavement dengan lekosit Vulva tetap membengk ak, vagina bersifat seperti keju Diestrus (57 jam) Sel epitel dan lekosit Tidak ada pembengka kan vulva, vagina lembab
  • 8. Sumber: modifikasi dari Baker (1979) dalam Albertus (2001:27) Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui fase estrus pada mencit. Salah satunya dengan metode Vaginal Smear. Metode vaginal smear lebih banyak digunakan karena bisa menunjukkan hasil yang lebih akurat. Metode ini menggunakan sel epitel dan leukosit sebagai bahan identifikasi. Sel epitel merupakan sel yang terletak di permukan vagina, sehingga apabila terjadi perubahan kadar estrogen maka sel epitel merupakan sel yang paling awal terkena akibat dari perubahan tersebut. Leukosit merupakan sel antibodi yang terdapat di seluruh bagian individu. Leukosit di vagina berfungsi membunuh bakteri dan kuman yang dapat merusak ovum. Sel epitel berbentuk oval atau polygonal, sedangkan leukosit berbentuk bulat berinti (Nalbandov, 1990). Siklus reproduksi yang biasa disebut siklus estrus memiliki 4 tahap yaitu Proestrus,estrus Metestrus, dan Diestrus. Tahap Proestrus merupakan tahapan awal dimana folikel tumbuh berkembang dengan stimuli FSH dan menghasilkan hormone estrogen.Terdapat banyak sel epitel berinti dan beberapa leukosit dan sel epitel terkornifikasi (Xiao, 2014). Tahap Estrus adalah tahap dimana folikel sudah matang dan siap berovulasi. Tidak terlihat sel leukosit. Lebih banyak sel epitel yang terkornifikasi dan beberapa sel epitel berinti. Fase estrus dapat terlihat dariprilaku mencit danmorfologi vagina mencit. Pada saatestrusbiasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan (Chakraborti, 2013). Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz – 110 kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya (Gilbert, 1994).
  • 9. Gambar disamping merupakan contoh visual morfologi vagina mecit yang dapat terlihat perbedaannya dalam beberapa fase. Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau “gairah” (Campbell et al, 2010). Hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit. Gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi (Gilbert, 1994). Jika kandungan FSH lebih rendah dibandingkan kandungan luteinizing hormone (LH) dan terjadi coitus, maka dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada tahap estrus vagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus (Soeminto, 2000). Tahap Metestrus merupakan tahapan dimana kadar hormone gonatropin dalam ovarium menurun akibat tidak terjadi fertilisasi. Sel leukosit yang hilang mucul kembali. Namun masih ada beberapa sel spitel terkonifikasi dan sel epitel berinti (Hanson JL, 2012). Tahapandiestrus merupakantahapandimana konsentrasihormone gonatropin dan hormone ovarium kembali ke level basal. Korpus luteum meregresi. Kadar selleukosit dan epitel kembali ke semula, namun masih ada sedikit sisa sel epitel terkornifikasi (De Jong,2014). Gambar proestrus (A),estrus (B), metestrus (C), diestrus (D). Perbedaansiklus estrus dan siklus menstruasi dapat dibedakan secara jelas. Siklus estrus hanya terjadi pada primata saja dan terjadi perubahan secara fisiologi maupun morfologi pada ovarium, vagina, uterus dan tingkah laku serta pseudomenstruation pada nonprimata adalah disebabkan oleh diapedesis dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan menstuasi pada primata. Sedangkan untuk siklus menstruasi hanya terjadi pada primata dengan bentuk peluruhan sel telur. Terjadi perubahan
  • 10. fisiologi dan morfologi sama dengan yang terjadi pada siklus estrus nonprimata, namun tanpa adanya tingkah laku khusus penerimaan seksual. Serta pada siklus menstruasi terjadi pelepasan endometrium uterus diikuti oleh pendarahan yang disebut menstruasi yang penyebabnya adalah tidak adanya hormon progesterone (Partodiharjo, 1980). Perubahan fisiologi yang utama terjadi pada ovarium dan direflesikan dalam bentuk perubahan-perubahan yang terjadi pada vagina dibawah pengaruh hormon ovarium, estrogen dan progesteron. Siklus reproduksi terdiri dari siklus estrus dan siklus menstruasi. Siklus ovarium merupakan ovulasi pada hewan tipe spontan vs induksi siklus endometrium. Sedangkan siklus vagina merupakan adalah bagian dari vaginal smear (Zinch L, 2013). Menstruasi merupakan peristiwa pemancaran suatu cairan dari uterus, yang terdiri dari darah, mukosa uterus dan hancuran sel-sel uterus yang secar periodik terjadi pada wanita-wanita yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Biasanya terjadi dengan interval ± 4 minggu atau 28 hari. Apabila tidak terjadi kehamilan sesudah periode estrus pada mamalia tingkat rendah, terjadi juga reduksi tebalnya lapisan mukosa uterus, mengurangnya supali darah kedalamnya, diikuti juga oleh proses pemancaran cairan sebentar sesudahnya (Le AH, 2014). Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain atau non primata mempunyai siklus estrus (estrous cycle). Kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teralir banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Siklus menstruasi endometrium akan meluruh dariuterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagaimenstruasi. Siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak (Campbell, 2010). Kelebihan metode vaginal smear adalah dapat menunjukkan hasil yang akurat terkait kondisi sitology vagina pada mencit dalam siklus estrus. Kekurangannya adalah masih sukarnya membedakan perbedaan sitology tahap yang sedang dialami oleh mencit. Terkadang sering terjadi kesalahpahaman antara beberapa tahapan. Perlu diketahui bahwa disetiap tahap pasti ada sel epitel yang terkornifikasi. Tahap estrus sulit dibedakan dengan tahap metesrtus karena jika dibawah mikroskop, kedua tahapan itu semuanya terdapat sel epitel terkornifikasi yang tersebar banyak. Terkadang lapang pandang mikroskop juga mempengaruhi hasil pengamatan terhadap siklus estrus. Jika dilihat dari gambar yang didapat dari hasil praktikum dan membandingkannya dengan referensimaka akan didapatkan sedikit perbedaan. Hasilpengamatan menunjukkan selepitel yang terkornifikasi namun masih ada seperti bintik-bintik sel yang lain di sekitranya. Kemungkinanan besar itu tahapan estrus atau metestrus. Oleh karena itu, metode vaginal smear sangat efektif dan cukup akurat, namun masih sulit membedakan beberapa tahapan dalam siklus estrus (Byers,2012).
  • 11. G. Kesimpulan : a. Dengan membuat preparat ulas, fase estrus pada tikus dapat diketahui. b. fase estrus pada tikus terdiri dari empat siklus, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Adapun ciri yang membedakan keempatnya adalah sebagai berikut, Proestrus: Tampak sel berinti bulat, sampai 75 % sel yang mengalami pertandukan. Estrus: Tampak hanya sel-sel yang mengalami pertandukan, atau sel yang mengalami pertandukan tinggal 25% dan mulai tampak sel pavement. Metestrus: Tampak hanya sel pavement, atau sel pavement dengan lekosit. Diestrus: Sel epitel dan lekosit. H. Daftar Pustaka : Albertus Teguh Muljono. (2001). Persentase jenis-jenis lekosit pada tiap fase siklus reproduksi tikus putih (Rattus sp). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Tersedia di http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12511/B01atm.pdf?sequen ce=2. Diakses pada tanggal 29 Desember 2011. Byers SL, Wiles MV, Dunn SL, Taft RA (2012). Mouse Estrous Cycle Identification Tools and Image. PLos ONE 7(4). E35538. Doi:10.1371/journal.phone.0035538 Campbell, N. A et al. 2010. Biologi Edisi ke 8 Jilid III. Erlangga, Jakarta Chakraborty P, Roy SK (2013) Expression of Estrogen Receptor a 36 (ESR36) in the Hamster Ovary throughout the Estrous Cycle: Effects of Gonadotropins. PLoS ONE 8(3): e58291. doi:10.1371/journal.pone.0058291 De Jong TR, Beiderbeck DI, Neumann ID (2014) Measuring Virgin Female Aggression in the Female Intruder Test (FIT): Effects of Oxytocin, Estrous Cycle, and Anxiety. PLoS ONE 9(3): e91701. doi:10.1371/journal.pone.0091701 Djukri dan Heru Nurcahyo. (2011). Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY. Gilbert, S.F. 1994. Developmental Biology 4th ed. Sianuer Associates inc Publisher, Massachusetts. Hanson JL, Hurley LM (2012) Female Presence and Estrous State Influence Mouse Ultrasonic Courtship Vocalizations. PLoS ONE 7(7): e40782. doi:10.1371/journal.pone.0040782 Khanum, S.A.etal. 2008. Progesterone andEstradiol During Estrous Cycle andGestation in Dwarf Goats. NIAB, Faisalabad-Pakistan.
  • 12. Le AH, Bonachea LA, Cargill SL (2014) Meloxicam and Buprenorphine Treatment after Ovarian Transplantation Does Not Affect Estrous Cyclicity and Follicular Integrity in Aged CBA/J Mice. PLoS ONE 9(8): e106013. doi: 10.1371/journal.pone.0106013 Nalbandov, A. V. 1990. Reproductive Physiology of Mammals and Birds. W. H. Freeman and Company, San Fransisco. Partodiharjo S, 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta. Soeminto. 2000. Embriologi Vertebrata. Unsoed, Purwokerto. Xiao L, Zhang C, Li X, Gong S, Hu R, et al. (2014) Signaling Role of Prokineticin 2 on the Estrous Cycle of Female Mice. PLoS ONE 9(3): e90860. doi:10.1371/journal.pone.0090860 Zinck L, Lima SQ (2013) Mate Choice in Mus musculus Is Relative and Dependent on the Estrous State. PLoS ONE 8(6): e66064. doi:10.1371/journal.pone.0066064