Tiga genus jamur, yaitu Aspergillus sp., Rhizopus sp. dan Penicillium sp. mampu mendegradasi tiga jenis pestisida, yaitu Gramoxon, Lindomin dan Roundup berdasarkan nilai Hambatan Pertumbuhan Relatif (HPR) terendah. Aspergillus sp. paling efektif mendegradasi Lindomin dan Roundup, sedangkan Penicillium sp. dan Rhizopus sp. masing-masing paling baik untuk mendegradasi Roundup dan Lindomin.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai bagian daun dan karakteristiknya. Dijelaskan tentang bentuk ujung daun, pangkal daun, susunan tulang-tulang daun, tepi daun, daging daun, warna daun, permukaan daun, dan contoh jenis daun.
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahas metabolisme lipid pada tumbuhan, terutama biosintesis minyak nabati. Jalur biosintesis dimulai dari pembentukan asam lemak di plastida, desaturasi di retikulum endoplasma, dan akumulasi trigliserida di dalam oil body. Berbagai enzim terlibat dalam proses ini untuk menghasilkan berbagai jenis asam lemak.
Dokumen tersebut membahas pengertian dan strategi pengendalian hayati untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Pengendalian hayati bergantung pada predasi, parasitisme, dan mekanisme alam lainnya untuk membatasi populasi organisme pengganggu tanaman. Strateginya meliputi konservasi, introduksi, inokulasi, integrasi, dan augmentasi dari musuh alami hama dan penyakit tanaman.
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis dan golongan OPT/OPTK, sistem ekonomi perdagangan bebas dan risiko masuknya OPTK, serta pengertian umum terkait analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan (AROPT) seperti definisi area, komoditas, area bebas OPT, dan tata cara pelaksanaan AROPT.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan berbagai jenis pestisida dan alat aplikasi pestisida yang digunakan dalam pengendalian hama tanaman. Dibahas pula mengenai mekanisme kerja masing-masing alat seperti knapsack sprayer, autometic sprayer, mist duster sprayer, swing fog, soil injection, micron ulva, dan emposan.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan pupuk organik yang diperkaya mikroba dari berbagai limbah organik seperti tandan kosong kelapa sawit, jerami padi, dan sampah sayuran. Pupuk organik dibuat dengan mencampur limbah tersebut dengan mikroba yang diaktivasi (Promi), ditutup plastik, dan dibiarkan mengompos selama beberapa minggu. Pupuk organik hasilnya bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai bagian daun dan karakteristiknya. Dijelaskan tentang bentuk ujung daun, pangkal daun, susunan tulang-tulang daun, tepi daun, daging daun, warna daun, permukaan daun, dan contoh jenis daun.
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahas metabolisme lipid pada tumbuhan, terutama biosintesis minyak nabati. Jalur biosintesis dimulai dari pembentukan asam lemak di plastida, desaturasi di retikulum endoplasma, dan akumulasi trigliserida di dalam oil body. Berbagai enzim terlibat dalam proses ini untuk menghasilkan berbagai jenis asam lemak.
Dokumen tersebut membahas pengertian dan strategi pengendalian hayati untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Pengendalian hayati bergantung pada predasi, parasitisme, dan mekanisme alam lainnya untuk membatasi populasi organisme pengganggu tanaman. Strateginya meliputi konservasi, introduksi, inokulasi, integrasi, dan augmentasi dari musuh alami hama dan penyakit tanaman.
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis dan golongan OPT/OPTK, sistem ekonomi perdagangan bebas dan risiko masuknya OPTK, serta pengertian umum terkait analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan (AROPT) seperti definisi area, komoditas, area bebas OPT, dan tata cara pelaksanaan AROPT.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan berbagai jenis pestisida dan alat aplikasi pestisida yang digunakan dalam pengendalian hama tanaman. Dibahas pula mengenai mekanisme kerja masing-masing alat seperti knapsack sprayer, autometic sprayer, mist duster sprayer, swing fog, soil injection, micron ulva, dan emposan.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan pupuk organik yang diperkaya mikroba dari berbagai limbah organik seperti tandan kosong kelapa sawit, jerami padi, dan sampah sayuran. Pupuk organik dibuat dengan mencampur limbah tersebut dengan mikroba yang diaktivasi (Promi), ditutup plastik, dan dibiarkan mengompos selama beberapa minggu. Pupuk organik hasilnya bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas
Laporan praktikum ini membahas teknik produksi tanaman jagung, meliputi persiapan media tanam, penanaman benih, pemupukan, dan pengamatan tanaman jagung. Tujuannya adalah mengetahui produktivitas dan teknik budidaya jagung yang baik.
Dokumen ini membahas tentang metabolisme lipid pada tumbuhan. Lipid merupakan golongan senyawa organik yang penting bagi tumbuhan dan terbentuk melalui proses biosintesis yang kompleks, dimulai dari glikolisis hingga pembentukan trigliserida. Trigliserida kemudian disimpan di bagian-bagian tumbuhan seperti biji dan buah dan berperan sebagai cadangan energi.
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
Dokumen tersebut membahas tentang dua tipe mulut dasar serangga yaitu pengunyah dan penghisap, serta jenis-jenis hama tanaman berdasarkan cara merusaknya seperti penyebab puru, pemakan, penggerek, penghisap, penggulung, penyebab busuk buah, dan pengorok.
Kompos dapat dibuat dari berbagai bahan organik seperti sampah rumah tangga, kotoran ternak, dan limbah pertanian. Proses pengomposan melibatkan penguraian bahan organik oleh mikroba di bawah kondisi tertentu untuk menghasilkan pupuk organik. Pupuk kompos bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas tanaman.
Makalah ini membahas tentang perangkat yang digunakan dalam pembentukan DNA rekombinan dan manfaat aplikasi teknik DNA rekombinan. Beberapa perangkat utama yang dibahas meliputi vektor, enzim restriksi, enzim ligase, dan sel inang. Sedangkan manfaat aplikasi teknik DNA rekombinan mencakup bidang kesehatan seperti produksi insulin dan vaksin, serta bidang pertanian seperti tanaman tahan hama dan peningkatan nil
Dokumen tersebut membahas tentang fungi (jamur) yang merupakan organisme heterotrof yang memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Jamur memiliki ciri-ciri seperti eukariotik, tidak memiliki klorofil, dan dapat hidup secara uniseluler atau multiseluler. Jamur dapat hidup sebagai saprofit, parasit, atau simbiosis dan terbagi ke dalam empat divisi yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan proses ekstraksi DNA dari buah stroberi melalui isolasi DNA, elektroforesis DNA, dan hasil pengamatan dari proses tersebut berupa larutan bening dan gumpalan DNA stroberi.
Laporan praktikum ini membahas teknik produksi tanaman jagung, meliputi persiapan media tanam, penanaman benih, pemupukan, dan pengamatan tanaman jagung. Tujuannya adalah mengetahui produktivitas dan teknik budidaya jagung yang baik.
Dokumen ini membahas tentang metabolisme lipid pada tumbuhan. Lipid merupakan golongan senyawa organik yang penting bagi tumbuhan dan terbentuk melalui proses biosintesis yang kompleks, dimulai dari glikolisis hingga pembentukan trigliserida. Trigliserida kemudian disimpan di bagian-bagian tumbuhan seperti biji dan buah dan berperan sebagai cadangan energi.
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
Dokumen tersebut membahas tentang dua tipe mulut dasar serangga yaitu pengunyah dan penghisap, serta jenis-jenis hama tanaman berdasarkan cara merusaknya seperti penyebab puru, pemakan, penggerek, penghisap, penggulung, penyebab busuk buah, dan pengorok.
Kompos dapat dibuat dari berbagai bahan organik seperti sampah rumah tangga, kotoran ternak, dan limbah pertanian. Proses pengomposan melibatkan penguraian bahan organik oleh mikroba di bawah kondisi tertentu untuk menghasilkan pupuk organik. Pupuk kompos bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas tanaman.
Makalah ini membahas tentang perangkat yang digunakan dalam pembentukan DNA rekombinan dan manfaat aplikasi teknik DNA rekombinan. Beberapa perangkat utama yang dibahas meliputi vektor, enzim restriksi, enzim ligase, dan sel inang. Sedangkan manfaat aplikasi teknik DNA rekombinan mencakup bidang kesehatan seperti produksi insulin dan vaksin, serta bidang pertanian seperti tanaman tahan hama dan peningkatan nil
Dokumen tersebut membahas tentang fungi (jamur) yang merupakan organisme heterotrof yang memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Jamur memiliki ciri-ciri seperti eukariotik, tidak memiliki klorofil, dan dapat hidup secara uniseluler atau multiseluler. Jamur dapat hidup sebagai saprofit, parasit, atau simbiosis dan terbagi ke dalam empat divisi yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan proses ekstraksi DNA dari buah stroberi melalui isolasi DNA, elektroforesis DNA, dan hasil pengamatan dari proses tersebut berupa larutan bening dan gumpalan DNA stroberi.
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...MarcelinoNovianto
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini mengukur pertumbuhan jamur tiram putih yang dibudidayakan pada media ampas sagu dengan berbagai perlakuan suplemen.
2. Jamur tiram putih yang dibudidayakan pada media MS2 (20 g + 80 ml ampas sagu kering) menunjukkan efek yang baik terhadap pertumbuhan miselium dan panen yang cepat.
3. Produksi buah tubuh jamur yang tertinggi diperoleh pada perl
Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas formulasi rodentisida cair yang mengandung bahan aktif permentrin dan malathion untuk membunuh tiga jenis tikus yaitu tikus sawah, rumah, dan pohon. Uji dilakukan dengan memberikan rodentisida cair pada makanan tikus dengan konsentrasi 0,025%, 0,05%, dan 0,075%. Hasilnya menunjukkan tidak ada tikus yang mati meski mengalami kejang-kejang, menandak
Laporan ini membahas tentang pembuatan suspensi jamur entomopatogen untuk pengendalian hama secara hayati. Praktikum dilakukan dengan menimbang biakan jamur, mencampurkannya dengan air, dan menginfeksikannya pada serangga hama. Pengamatan selama tiga hari menunjukkan jamur Metarhizium anisopliae dapat menyebabkan kematian serangga secara bertahap. Laporan ini menyimpulkan bahwa
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Metarhizium anisopliae yang paling efektif untuk mengendalikan hama Oryctes rhinoceros.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa formulasi 30 gram M. anisopliae dalam tepung jagung per kg media O. rhinoceros memberikan mortalitas tertinggi yaitu 100%.
3. Formulasi tersebut juga menyebabkan infeksi dan kematian larva
Karya Tulis Ilmiah by Prinscha Oktavia BellaPrinscha Bella
KTI pelajaran bahasa indonesia kelas 9 SMP Negeri 3 Malang.
Pemanfaatan biji sirsak sebagai pestisida organik. Semoga bermanfaat !
Ta jangan cuma copy-paste, kalo bisa dipraktekan..
Praktikum ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak kencur sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama kecoa. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak kencur tidak efektif membunuh kecoa, meskipun kecoa menjadi lemas setelah terkena ekstrak."
Dokumen ini membahas penelitian efektivitas dua jenis fungisida, yaitu azoxystrobin dan mefenoxam, dalam mengendalikan penyakit blendok pada tanaman jeruk yang disebabkan oleh patogen Phythophthora citropthora. Penelitian dilakukan di kebun petani di Malang dengan rancangan acak kelompok dan mengamati intensitas serangan, gejala fitotoksis, serta produksi buah jeruk. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua fungis
Makalah ini membahas dampak penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keracunan pestisida dan solusi untuk mencegah pencemaran akibat pestisida."
Pestisida nabati dapat dibuat dari tanaman babadotan yang memiliki senyawa aktif precocene I dan II yang berfungsi sebagai anti hormon juvenil untuk mengendalikan serangga hama. Ekstrak daun babadotan dapat dibuat dengan mencampurkan daun yang dihaluskan ke dalam air dan deterjen lalu diaplikasikan pada tanaman untuk membunuh serangga hama seperti Aphis craccivora.
Salah Satu Produk Insektisida dengan Bahan Aktif Karbofuran dari CV. Saprotan Utama Untuk Mengendalikan Hama Penggerek Batang Scirpophaga Incertulas pada tanaman padi serta hama uret Lepidiota stigma pada tanaman tebu dan berikut Slide presentasinya
Faktor iklim laut berpengaruh terhadap flora dan fauna laut. Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, kecepatan angin, dan curah hujan mempengaruhi persebaran spesies laut karena masing-masing memiliki persyaratan lingkungan hidup. Alat untuk mengukur faktor-faktor tersebut adalah thermometer, higrometer, lux meter, anemometer, dan ombrometer.
Pohon beringin (Ficus benjamina) merupakan tanaman asli Asia Tenggara yang banyak ditanam sebagai tanaman hias. Pohon ini memiliki berbagai manfaat obat tradisional dari bagian-bagiannya seperti daun, batang, buah, akar, dan bunga. Pohon beringin juga memiliki nilai hidrologis dengan kemampuannya menyimpan dan melepaskan air secara teratur.
Vitamin merupakan zat yang diperlukan tubuh dan dibagi menjadi yang larut lemak dan larut air. Mikroorganisme berperan dalam sintesis beberapa vitamin seperti vitamin K, C, dan B12 melalui jalur bioteknologi yang melibatkan bakteri seperti Bacillus subtilis, Escherichia coli, Gluconobacter, Erwinia sp., dan Pseudomonas denitrificans.
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans merupakan bakteri pereduksi besi yang dapat mengoksidasi senyawa besi dan sulfida menjadi senyawa yang larut, memungkinkan pemisahan logam dari bijihnya. Bakteri ini bermorfologi batang, berflagela polar, dan mampu menggunakan energi dari oksidasi Fe2+ secara aerobik.
Laporan praktikum ini mendeskripsikan struktur anatomi jantung mamalia dan mengukur denyut nadi serta output jantung. Praktikum mengamati jantung kambing dan mengukur denyut nadi sebelum dan sesudah aktivitas fisik. Hasilnya menunjukkan peningkatan denyut nadi dan output jantung setelah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
Laporan ini menguji kandungan protein pada bayam hijau dan merah dengan beberapa uji, yaitu uji biuret untuk mengetahui ikatan peptida, uji umum untuk asam amino, dan uji khusus untuk asam amino tirosin dan benzena. Hasilnya digunakan untuk menambah pengetahuan tentang nutrisi bayam dan manfaatnya bagi masyarakat.
Makalah ini membahas katabolisme lipid dimana lipid akan terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak yang selanjutnya akan mengalami degradasi melalui reaksi β-oksidasi di mitokondria menjadi asetil-CoA. Reaksi ini terjadi secara berulang hingga rantai asam lemak habis. Asetil-CoA kemudian masuk ke siklus TCA untuk dioksidasi sepenuhnya menjadi CO2 dengan menghasilkan ATP. Ter
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS RiaAnggun
Praktikum ini mengamati proses difusi dan osmosis pada sel kentang dengan menggunakan larutan sukrosa dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan tinggi larutan dalam pipa osmometer yang menandakan terjadinya proses difusi dan osmosis, dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh konsentrasi larutan.
Dokumen tersebut membahas produksi zat pewarna alami dari mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Jenis mikroorganisme penghasil zat pewarna yang disebutkan meliputi bakteri Bacillus megaterium dan berbagai jamur seperti Monascus purpureus, Neurospora sp., dan kapang lainnya. Proses produksi zat pewarna dapat dilakukan melalui fermentasi cair menggunakan bakteri atau fermentasi padat menggunakan jamur. Con
Dokumen tersebut membahas tentang tanah gambut, termasuk karakteristiknya, klasifikasi, sifat fisik, kimia, dan biologi, serta interaksinya. Juga dibahas mengenai pengelolaan tanah gambut untuk pertanian dan kehutanan secara berkelanjutan agar dapat meminimalkan kerusakan lingkungan.
Mikrofilamen, filamen intermediet, dan mikrotubula merupakan tiga jenis utama struktur sitoskeleton yang berperan dalam menopang bentuk sel, membantu pergerakan organel dan sel, serta membantu proses pembelahan sel. Ketiga struktur ini terbuat dari protein yang berbeda dan memiliki fungsi masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang integrasi metabolisme tubuh selama puasa, termasuk kebutuhan kalori harian, karbohidrat, lemak, dan protein. Juga dibahas tentang proses glikogenolisis dan oksidasi asam lemak selama puasa, serta pentingnya menjaga keseimbangan gizi dan mengurangi aktivitas fisik. Dokumen ini memberikan informasi mengenai mekanisme metabolisme tubuh selama puasa.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Mikoremediasi ppt
1. Disusun oleh :
Ria Anggun (15308141009)
Ade Annita (15308141011)
Prastuti Mella (153081410)
Nicolas Ega (153081410)
Esti Suryanti (15308141035)
Mikoremediasi
Pestisida
2. A. Latar Belakang
Penggunaan pestisida memberantas hama
meningkatkan produksi
menimbulkan
pencemaran pada
lahan pertanian
suatu cara untuk mendegradasi senyawa
berbahaya di lingkungan yaitu dengan
melakukan remediasi
Remediasi yang dilakukan oleh
mikroorganisme jamur, bakteri dan alga
disebut sebagai bioremediasi.
Mikoremediasi adalah penggunaan fungi untuk
mendegradasi polutan yang ada di lingkungan.
Fungi menunjukkan potensi untuk remediasi
logam berat, degradasi dan mineralisasi
senyawa, fenolik, hidrokarbon, pestisida, cat,
biopolimer serta bahan-bahan polutan lain..
Aktifitas enzimatik ekstraseluler dan
karakteristik hifa mendukung kemampuan
kapang sebagai mikoremediator.
3. B. Tujuan
1. Mengenal pestisida sebagai polutan yang dapat
membahayakan lingkungan.
2. Mengetahui manfaat kapang sebagai mikoremediator
pestisida.
3. Membandingkan efektivitas berbagai genus kapang sebagai
mikoremediator pestisida.
4. Pestisida
Pestisida merupakan suatu zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh
dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik atau virus yang
digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman (PP No 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman). Secara harfiah, pestisida berarti pembunuh organisme
pengganggu (pest: organisme, cide: membunuh) (Srikandi, 2010).
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan
pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan
penurunan hasil (gulma).
Beberapa contoh dari herbisida yaitu :
Gramoxone . Gramoxone dengan bahan aktif Paraquat diklorida merupakan
herbisida yang bersifat kontak, non selektif dengan daya kerja yang cukup cepat
(Syngenta, 2002)
Lindomin dengan bahan aktif 2,4 D Dimetil amine merupakan herbisida sitemik
dan selektif untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, sempit dan teki pada
tanaman karet yang belum menghasilkan.
Roundup adalah herbisida spektrum luas. Roundup merupakan nama dagang dari
Glifosat. Glifosat diformulasikan sebagai garam isopropilamin. Glifosat
mengganggu aktivitas enzim EPSPS yang penting untuk sintetis asam amino
aromatik.
C. Tinjauan Pustaka
5. Aspergillus sp.
Menurut Fardiaz (1992), klasifikasi dari Aspergillus sp adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Fungi
Divisi : Amastigomycota
Kelas : Deutromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Moniliaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus sp.
Menurut Sukma dkk. (2010), miselia kapang Aspergillus sp. mulai
tumbuh pada hari ke dua inkubasi berupa koloni-koloni kecil yang menyebar pada
permukaan media berwarna putih kekuningan. Miselia membentuk koloni lebih
luas dan kompak serta berwarna cokelat krem pada hari ke enam. Sumanti dkk.
(2003) menyatakan spora Aspergillus sp. berukuran kecil dan ringan, tahan
terhadap keadaan kering, memiliki sel kaki yang tidak begitu jelas terlihat,
memiliki konidia spora non septa dan membesar menjadi vesikel pada ujungnya
dan membentuk sterigmata tempat tumbuhnya konidia.
6. Peran kapang dalam mikoremediasi
Kapang dapat berfungsi sebagai pendegradasi , yaitu dengan cara
mengubaha ukuran dan toksisitas suatu senyawa polutan menjadi
lebih kecil. Pada sistem kapang, enzim pendegradasi disekresi
(dikeluarkan) oleh jamur dari miselianya. Dengan demikian, proses
biodegradasi terjadi diluar jamur.
HPR
berdasarkan penelitian Chanif (2015), HPR yang mempunyai nilai
negatif dapat diartikan bahwa pemberian pestisida tidak menghambat
pertumbuhan kapangnya (meningkatkan pertumbuhan kapang). Jadi
semakin kecil nilai HPR pertumbuhan kapangnya semakin besar.
Kemampuan jamur tumbuh pada media yang mengandung insektisida
diduga disebabkan karena adanya kemampuan jamur dalam menghasilkan
enzim-enzim ekstraseluler oksidatif sehingga dapat memanfaatkan sumber
karbon dari insektisida untuk pertumbuhan jamur. (Santi, 2005).
7. Bab III
Metodologi
A. Tempat & Waktu
Senin, 16 April 2018 di Laboratorium Mikrobiologi
UNY
B. Alat dan Bahan
Alat : Petridish, jangka sorong, jarum inokulasi
Bahan : media PDA, media berisi Gramoxon,
Roundoup, Lindomin, Aspergillus sp.
dan Rhizobium sp.
8. C. Cara Kerja
1. Inokulasikan 1 titik isolat murni ke tengah PDA dan PDA +
pestisida. Masa inkubasi ditetapkan berdasarkan pertumbuhan
miselium kapang sampai memenuhi petridish pada perlakuan
kontrol. Setiap hari kerja amati karakter pertumbuhan dan ukur
diameter koloni menggunakan jangka sorong
2. Pengaruh herbisida uji terhadap pertumbuhan kapang dinyatakan
dalam nila (%) Hambatan Pertumbuhan Relatif (HPR).
HPR= (diameter koloni kontrol-diameter koloni
perlakuan)/diameter koloni kontrol x 100%
D. Analisis Data
Data praktikum yang diperoleh dianalisis dengan cara
membandingkan data awal dan akhir perlakuan, serta antar
perlakuan.
9. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil rata-rata diameter
No Perlakua n
RATA-RATA DIAMETER HARI KE
I II III IV
1. kontrol 3,6 4,5 6,2 7,3
2. PDA + Gramoxon 0,54 1,23 1,5 1,8
3. PDA + Lindomine 2,17 2,54 4,57 5,13
4. PDA + Roundup 0,63 1,35 1,75 2,3
11. Karakteristik Makroskopik Kapang
Aspergillus sp.
No Karakteristik Hasil Pengamatan
1. Warna koloni Putih bergranula hijau
2. Warna sebalik koloni Putih kekuningan
3. Radial furrow Tidak ada
4. Growing zone Ada
5. Zonasi Ada
6. Tekstur Bergranula
7. Permukaan Rata
12. No Karakteristik Hasil Pengamatan
1. Warna koloni Putih bergranula hitam
2. Warna sebalik koloni Putih kekuningan
3. Radial furrow Tidak ada
4. Growing zone Ada
5. Zonasi Ada
6. Tekstur Kapas dengan granula hitam
7. Permukaan Rata
Karakteristik Makroskopik Kapang Rhizopus sp.
13. No Karakteristik Hasil Pengamatan
1. Warna koloni Abu-abu
2. Warna sebalik koloni kuning
3. Radial furrow Ada
4. Growing zone Ada
5. Zonasi Ada
6. Tekstur Karpet
7. Permukaan Konvex
Karakteristik Makroskopik Kapang Penicillium sp.
14. No Perlakuan
DATA HPR HARI KE
Rata-
rata
HPR (4
hari)
I II III IV
1. PDA +
Gramoxon
85% 72% 75% 75,3 % 76,8 %
2. PDA +
Lindomine
39% 43% 26% 29,7 % 34,4 %
3. PDA +
Roundup
82,5 % 70% 71% 68,4 % 72,9 %
Aspergillus sp. (kelompok 4)
Nilai HPR paling kecil yaitu lindomin. Hal ini berarti lindomin tidak
berpengaruh besar terhadap penghambatan pertumbuhan koloni kapang, jadi
pertumbuhan koloni kapangnya paling besar. Berdasarkan teori menyatakan
bahwa HPR yang mempunyai nilai negatif dapat diartikan bahwa
pemberian pestisida tidak menghambat pertumbuhan kapangnya
(meningkatkan pertumbuhan kapang). Jadi semakin kecil nilai HPR
pertumbuhan kapangnya semakin besar.
15. Berdasarkan nilai HPR diata (kelompok kami) dapat diartikan bahwa kapang
Aspergillus sp. efektif untuk degradasi pestisida lindomin daripada roundup
dan gramoxon.
No Perlakuan
Kelompok Rata-
rata
HPRIII IV V
1. PDA +
Gramoxon
62 % 76,8 % 42,59% 60,4%
2. PDA +
Lindomine
42,54 % 34,4 % 31,72
%
36,21%
3. PDA +
Roundup
29.95 % 72,9 % 34,74% 45,85%
Dibandingkan dengan data kelompok lain yang menggunakan Aspergillus sp.,
menunjukkan hasil bahwa 1 kelompok nilai HPR paling kecil adalah roundup
dan 2 kelompok nilai HPR paling kecil adalah Lindomin. Hal ini berarti
kapang Aspergillus sp. dapat digunakan untuk degradasi pestisida lindomin
dan roundup.
62%
42.54%
29.95%
76.80%
34.40%
72.90%
42.59%
31.72%
34.74%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Gramoxon Lindomin Roundup
NilaiHPR
Grafik nilai HPRkelompok Aspergillus sp.
Kelompok
III
Kelompok
1V
Kelompok
V
16. No Perlakuan
Kelompok Rata-
rata
HPRI II
1. PDA +
Gramoxon
93,7% - 93,7 %
2. PDA +
Lindomine
35,8% 38% 36,9%
3. PDA +
Roundup
66,7% 82% 74.3 %
Data HPR Rhizopus sp.
Hasil praktikum dari 2 kelompok yang menggunakan kapang Rhizopus sp.
menunjukkan bahwa gramoxon paling berpengaruh dalam menghambat
pertumbuhan kapang Rhizopus sp. kemudian diikuti oleh roundup dan
lindomin. Nilai HPR paling kecil yaitu pada lindomin.
Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni Rhizopus sp. pada
PDA + Lindomin lebih besar daripada 2 pestisida yang lain dan berarti
kapang Rhizopus sp. dapat digunakan untuk degradasi Lindomin.
93.70%
35.80%
66.70%
38%
82%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
NilaiHPR
Grafik nilai HPR Kelompok Rhizopus
sp.
Kelompok I
Kelompok II
17. No Perlakuan
Kelompok
Rata-rata
HPRVI
1. PDA + Gramoxon 54,6 % 54,6 %
2. PDA + Lindomine 53,7 % 53,7 %
3. PDA + Roundup 49 % 49 %
Data HPR Penicillium sp.
Hasil praktikum dari 1 kelompok yang menggunakan kapang
Penicillium sp.menunjukkan bahwa gramoxon paling berpengaruh
terhadap penghambatan pertumbuhan kapang Penicillium sp.
kemudian diikuti oleh Lindomin, Roundup. Nilai HPR paling kecil
yaitu pada perlakuan roundup. Hal ini berarti kapang Penicillium
sp. dapat digunakan untuk degradasi pestisida roundup.
54.60%
53.70%
49%
46.00%
47.00%
48.00%
49.00%
50.00%
51.00%
52.00%
53.00%
54.00%
55.00%
56.00%
Gramoxon Lindomin Roundup
nilaiHPR
Grafik nilai HPR kelompok Penicillium sp.
kelompok VI
18. N
o
Perlakuan
Kelompok
Rata –rata
HPR
(Rhizopus
sp.)
Kelompok Rata –
rata
HPR
(Asper
gillus
sp)
Kelom
pok
Rata –
rata
HPR
(Penic
illium
sp)
I II III IV V V1
Rhizopus sp. Aspergillus sp. penici
llium
1. PDA +
Gramoxon
93,7% - 93,7 % 62 % 76,8
%
42,59
%
60,4
%
54,6
%
54,6
%
2. PDA +
Lindomine
35,8% 38% 36,9% 42,54
%
34,4
%
31,72
%
36,21
%
53,7
%
53,7
%
3. PDA +
Roundup
66,7% 82% 74.3 % 29.95
%
72,9
%
34,74
%
45,85
%
49 % 49
%
Data kelas
19. Data kelas
No Jenis Kapang
Kelompok
Gramoxon Lindomin Roundup
1. Rhizopus sp. 93,7 % 36,9 % 74,3%
2. Aspergillus sp. 60,4% 36,21% 45,85%
3. Penicillium sp. 54,6 % 53,7 % 49 %
21. Perbedaan diantara masing-masing perlakuan
Pada kapang Aspergillus sp. nilai HPR terkcil yaitu pada Lindomin
dan Roundup . Pada Rhizopus sp, nilai HPR yang paling kecil pada
Lindomin dan pada Penicillum sp. nilai HPR paling kecil pada
roundup
Peran kapang dalam pratikum ini yaitu :
sebagai penanda bahwa kapang tersebut dapat mendegradasi suatu
pestisida tertentu atau tidak. Dalam praktikum ini pertumbuhan
kapang yang paling besar (ditunjukkan dengan diameter koloni)
menandakkan bahwa kapang tersebut mampu menggunakan
pestisida yang ada dalam media untuk pertumbuhannya.
Kapang tersebut mengeluarkan enzim ekstaseluler yang akan
merombak ukuran pestisida dan tingkat toksisitas pestisida.
Kapang yang paling efektif untuk bioremediasi berdasarkan
praktikum yaitu Aspergillus sp. karena mempunyai nilai HPR yang
rendah ( pertumbuhan besar) pada pestisida lindomin dan roundup.
22. Pada praktikum ini, Gramoxone mempunyai pengaruh paling besar
terhadap pertumbuhan kapang, hal ini berarti pestisida jenis ini sulit untuk
didegradasi dan membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga kurang
efektif bila menggunakan cara mikoremediasi.
23. Kesimpulan
1. Pestisida sebagai polutan yang membahayakan yaitu
Gramoxon, Lindomin dan Roundup.
2. Manfaat kapang dalam mikoremediator pestisida yaitu
mendegradasi polutan dengan cara memecah ukuran
polutan menjadi lebih kecil dan lebih rendah
toksisitasnya.
3. Genus kapang yang paling efektif untuk
mikoremediator pestisida yaitu Aspergillus sp.