SlideShare a Scribd company logo
JOB IMPROVEMENT
DIVISI PROTEKSI TANAMAN
ISOLASI CEPAT KAPANG Metarhizium sp. DARI TANAH PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. DAN UJI VIRULENSINYA
TERHADAP HAMA KUMBANG DI BERBAGAI MEDIA SARANG LARVA
(QUICK ISOLATION OF Metarhizium sp. FROM OIL PALM SITE SOILS OF
PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. AND ITS VIRULENCE TEST FOR
BIOLOGICAL CONTROL OF BEETLES ON LARVAS TRAPPING)
DADANG HIDAYATUL MUSTHOFA, S.Si
PT LESTARI TANI TELADAN
Sulawesi Tengah 2014
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini pengendalian hama penyakit tanaman dengan menggunakan agensia hayati
terbukti efektif dibanding dengan material pestisida kimiawi yang menimbulkan masalah. Hal ini
karena pengendalian secara biologis tidak menimbulkan residu jangka panjang dan spesifik
menyerang serangga inang. Oleh karena itu pengembangan mikroorganisme patogen termasuk
kapang untuk membasmi serangga hama terus ditingkatkan. Pemahaman mengenai fisiologi
jamur, ekologi serangga, cara pengendalian, dan metode produksi biopestisida sangat penting
sehingga efikasi di lapangan mendapatkan hasil maksimal.
Metharizium sp. adalah agensia hayati penyebab penyakit green muscardin dan
merupakan jamur utama dalam pengendalian serangga perusak tanaman. Jamur ini
diklasifikasikan dalam kelompok Deuteromycete, genus Hyphomicetes, bersifat fakultatif
parasit, dan mempunyai aktivitas entamopatogen. Ada banyak kemiripan kapang entamopatogen
di alam dengan relung ekologi berbeda. Menurut Onofre et al. (2001) terdapat 700 spesies dalam
90 genus jamur yang mempunyai aktivitas entamopatogen. Beberapa obligat parasit dan yang
lain fakultatif. Jamur yang bersifat obligat hidup dalam serangga spesifik dan hanya mungkin
menginfeksi inang di alam. Sedangkan jamur fakultatif mudah dipelajari secara in vitro dan tidak
mempunyai siklus saprofit di alam (Ghanbari et al., 2009).
Metarhizium sp. adalah kapang yang menarik karena dapat menyerang host secara
langsung dan memproduksi metabolit aktif baik dalam skala laboratorium maupun lapangan.
Metabolit tersebut adalah persenyawaan destruksin yang telah teridentifikasi dan dipurifikasi di
sebagian besar genus Metarhizium. Kelompok Metarhizium yang lain juga mempunyai
kemiripan hasil metabolit. Di pasaran, biopestisida dengan bahan aktif Metarhizium sp.
mempunyai jenis produk berbeda-beda sesuai dengan varietasnya.
Pemilihan biopestisida yang tepat adalah faktor yang paling penting dalam proses efikasi
di lapangan. Biopestisida yang baik mengandung bahan aktif yang mempunyai daya virulensi
yang tinggi, tetapi repelensi nya rendah. Sehingga perlu dilakukan seleksi terhadap Metarhizium
yang digunakan dengan melakukan isolasi dari alam. Tingginya daya virulensi penting untuk
mengendalikan hama dengan biaya rendah dengan tingkat efikasi tertinggi. Rendahnya daya
repelensi dapat meningkatkan infeksi lanjutan hingga ke koloninya.
Memahami background di atas, muncul gagasan untuk melakukan seleksi Metarhizium
dari tanah perkebunan kelapa sawit di PT Astra Agro Lestari area Sulawesi untuk pengendalian
3
kumbang. Isolat yang terseleksi diformulasikan dan diuji virulensinya pada berbagai sarang larva
sesuai habitat alaminya. Untuk pengembangannya, biopestisida yang dihasikan tidak hanya dapat
digunakan untuk pengendalian kumbang tetapi juga hama rayap. Menurut Rath (2000)
Metarhizium sp. tersebar luas di tanah dan mempunyai range host yang luas, termasuk rayap
(Isoptera: Rhinotermitidae).
1.2 Perumusan masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengisolasi dan menguji virulensi
kapang Metarhizium sp. indigenous AAL C1 untuk pengendalian kumbang.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini membatasi masalah yang akan dibahas:
1. Sumber isolat adalah tanah di perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari, Tbk area
C1
2. Bahan yang digunakan sebagai sarang larva adalah TKKS dan serbuk batang kelapa sawit.
3. Suhu yang digunakan dalam produksi biopestisida adalah 30o
C pada pH 6 sedangkan
faktor abiotik diabaikan.
4. Kandungan bahan sarang yang akan digunakan tidak dianalisa terlebih dahulu dan
dianggap tidak terkontaminasi logam berat atau senyawa lain.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji virulensi kapang Metarhizium sp.
indigenous AAL C1 untuk pengendalian kumbang.
1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah informasi mengenai mengisolasi
dan menguji virulensi kapang Metarhizium sp. indigenous AAL C1 untuk pengendalian
kumbang. Sehingga dapat diaplikasikan dalam pengendalian hama kumbang di PT Astra Agro
Lestari, Tbk. dengan biaya yang lebih murah serta menjamin ketersediaan biopestisida.
4
BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Mei 2014 di area PT Astra Agro Lestari, Tbk
area Celebes 1 dan laboratorium bioteknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
2.2 Alat, Bahan, dan Cara Kerja
2.2.1. Sampling tanah
Pengambilan sampel tanah dilakukan di area perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro
Lestari, Tbk area Celebes 1 sebanyak 8 titik sampel. Tiap titik sampel ditandai koordinatnya dan
diambil 1 kg tanah dari kedalaman 0-20 cm dari area yang berbeda. Sampel dimasukkan dalam
kantong plastik dan disimpan pada suhu 4o
C sampai proses kultur.
2.2.2 Isolasi Metarhizium sp.
Sebanyak 10 gram sampel tanah dilarutkan dalam 5L akuades yang selanjutnya
dinamakan suspensi tanah. Satu mL suspensi tanah dipindahkan ke dalam petri disk steril yang
berisi medium kultur dengan komposisi: 0,5 g KH2PO4, 0.5 g K2HPO4, 0.5 g peptone, 0.5 g
MgSO4, 10 g dextrose, 0.5 g yeast extract, 0.05 g rosebengal, 0.03 g streptomycin sulphate.
Larutan rose-bengal dan streptomycin ditambahkan dalam medium setelah sterilisasi dan
sebelum dipindahkan ke petri disk. Isolat diisolasi dengan metode single spore.
2.2.3 Karakterisasi Metarhizium sp.
Identifikasi isolat kapang dilakukan dengan pengamatan karakteristik makroskopis dan
mikroskopis berdasarkan buku pengenalan kapang tropis umum (Gandjar, 1999), illustrated
Genera of imperfect fungi (Barneet, 1969), dan fungi and key to species (Watanabe, 2002).
Untuk penyimpanan isolat, dilakukan inokulasi ke dalam media PDA dan disimpan dalam suhu
4°C.
2.2.4 Pembuatan Kurva Pertumbuhan Metarhizium sp.
Lima puluh ml media cair PDB disterilisasi pada suhu 121 ºC selama 30 menit.
Dinginkan sampai hangat kuku. Dua ose Metarhizium sp. murni dari agar miring ditambahkan ke
dalam media dan ditutup rapat. Diinkubasi dengan 130 rpm pada suhu 25-30 ºC, selama 5 hari.
5
Lima belas % inokulum ditambahkan kedalam PDB dan ditutup rapat. Diinkubasi dengan 150
rpm pada suhu 25-30 ºC selama 5 hari. Dianalisa berat keringnya tiap 12 jam.
2.2.5 Perbanyakan Metarhizium sp. pada Media Jagung
Jagung dimasak kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik ± 200 gram/kantong,
selanjutnya disterilkan dalam autoclave selama ± 60 menit. Media jagung tersebut
diinokulasikan dengan spora kapang Metarhizium sp. Kemudian kantong plastik distaples rapat
dengan menyisakan ¼ ruang udara dalam kantong plastik, selanjutnya diinkubasikan. Kapang
siap aplikasi dicirikan media jagung dipenuhi spora berwarna hijau. (Turpeinen et al., 2007).
2.2.6 Uji Virulensi Metarhizium sp. pada Berbagai Media Sarang Larva
Menyiapkan larva Orichtes rhinoceros sehat instar III sebanyak 240 ekor. Ukuran plot
sarang/trapping menggunakan ember plastik berdiameter 32 cm, setiap sarang diisi 10 ekor larva
O. rhinoceros diinokulasi/disebari 25 gr kapang. Setelah seminggu sarang dibongkar/diaduk-
aduk untuk mencari larva O. rhinoceros kemudian dikumpulkan dan diamati. Setelah diamati
larva dikembalikan lagi pada sarang semula pada setiap perlakuan.
2.3 Rancangan Penelitian dan Analisis Data
Metode yang digunakan adalah RAL pola faktorial 4 x 2 dengan setiap perlakuan terdiri
dari 3 ulangan. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 1 bulan. Faktor yang dikaji adalah:
 Faktor pertama, isolat Metarhizium sp. yang diisolasi, terdiri atas empat level/jenis:
1. Metarhizium sp. indigenous PSKY diberi kode I1
2. Metarhizium sp. indigenous MMG diberi kode I2
3. Metarhizium sp. indigenous LTW diberi kode I3
4. Metarhizium sp. indigenous LTW diberi kode I4
 Faktor kedua, jenis media sarang, terdiri atas dua level/jenis:
1. Media sarang TKKS dengan kode S1.
2. Media sarang serbuk kelapa sawit dengan kode S2
6
Tabel 1. Rancangan percobaan.
Isolat (I) Jenis sarang buatan (S)
S1 S2
I1 I1S1 I1S2
I2 I2S1 I2S2
I3 I3S1 I3S2
I4 I4S1 I4S2
Gambar 1. Tata Letak Penelitian: Perlakuan Faktorial 4 x 2 = 8 perlakuan x 3 Ulangan = 24 plot
2.4 Analisis Data
Data penelitian dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penghitungan
jumlah paraspora dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan Bt dalam
waktu inkubasi tertentu. Jika ada perbedaan yang nyata antara perlakuan, maka dilanjutkan
dengan uji Duncan.
7
BAB III
RANCANGAN BIAYA
Rancangan dana yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah seperti tergambar dalam
tabel di bawah ini :
Tabel 2. Rancangan biaya.
No Keterangan Satuan Frek Harga @ (Rp.) Total (Rp.)
1. Bahan-bahan
KH2PO4 Gram 5 25.000 125.000
K2HPO4 Gram 5 25.000 125.000
Peptone Gram 5 35.000 175.000
MgSO4 Gram 100 15.000 1.500.000
Dextrose Gram 5 25.000 125.000
yeast extract Gram 5 50.000 250.000
rosebengal Gram 0,5 25.000 12.500
streptomycin sulphate Gram 0,3 25.000 7.500
NaOH Kg 1 7.500 7.500
Etanol 70% Pack 1 20.000 20.000
Air suling Liter 1 15.000 15.000
CaCO3 - - - -
HCl Liter 1 11.000 11.000
Pemantik api Buah 1 2.000 2.000
Selotip Buah 1 3.000 3.000
Kertas bungkus Pack 1 5.000 5.000
Kain kassa Pack 1 8.000 8.000
Kapas Pack 1 10.000 10.000
Label Pack 1 4.000 4.000
Tisu Buah 1 12.000 1.200
Aluminium foil Pack 1 50.000 50.000
Malam Pack 1 20.000 20.000
Subtotal 2.101.700
02. Alat-alat
8
Termometer Buah 1 50.000 50.000
Panci Buah 1 Tersedia Tersedia
Oven Buah 1 Tersedia Tersedia
Pisau Buah 1 7.500 7.500
Mesin penggiling Buah 1 Tersedia Tersedia
Timbangan Buah 3 Tersedia Tersedia
Neraca analitik Buah 1 Tersedia Tersedia
Gelas ukur Buah 2 12.500 25.000
Erlenmeyer Buah 12 20.000 240.000
Spatula Buah 2 3.000 6.000
pH meter Buah 1 50.000 50.000
Aerator Buah 12 20.000 240.000
Bioreaktor/drum Buah 4 150.000 600.000
Mikroskop Buah - Tersedia Tersedia
Botol leher angsa Buah 1 20.000 20.000
Haemocytometer Buah 1 985.000 985.000
Subtotal 2.223.500
TOTAL PENGELUARAN 4.325.200
9
DAFTAR PUSTAKA
Bernhard, K., P. Jarrett , M. Meadows, J. Butt, D. J. Ellis, G. M. Roberts, S.Pauli, P. Rodgers,
and H. D. Burges. 1997. Natural isolates of Bacillus thuringiensis: worldwide distribution,
characterization, and activity against insect pests. Journal of Invertebrate Pathology. 70, :
59-68.
Cetinkava,F.T. 2002. Isolation of Bacillus thuringiensis and Investigation of Its Crystal Protein
Genes. A Dissertation for the Degree of Master of Science. İzmir Institute of Technology
İzmir: Turkey.
Dhillon, G.S, Oberoi, H.S., and Kaur, S. 2011. Value-addition of agricultural wastes for
augmented cellulase and xylanase production through solid-state tray fermentation
employing mixed-culture of fungi. Industrial Crops and Products: 34: 1160– 1167.
Dulmage, H.T and Rhodes, R.A. 1971. Microbiologi Control of Pest and Plant Disesases. Acad
Press: New York.
Glazer, A. N., H. Nikaido. 1995. Microbial Biotechnology Fundamentals of Applied
Microbiology. W.H. Freeman and Company: New York.
Federici, B.A, Park, H.W. Sakano, Y. 2006. Insecticidal protein crystals of Bacillus
thuringiensis. In: Inclusions in Prokaryotes (Ed. JM Shively). Springer-Verlag: Berlin.
I-Son, N.G., Chen, W., Shuang, P., Jiun, L., Potingchen, Chii-Gongtong, Su-Mayyu, and Tuan-
Hua, D. H. 2010. High Level Production Of A Thermoacidophilic Β-Glucosidase From
Penicillium Citrinum YS40-5 By Solid –State Fermentation With Rice Bran. Bioresource
Technology.101:1310–1317.
Kang, S.W., Park, Y.S., Lee, J.S., Hong, S.I., Gadgil, N.J., Daginawala, T., and Chakakrabarti,
S.W. 2004. Production of cellulases and hemicellulases by Aspergillus niger KK2
from lignocellulosic biomass. Bioresour. Technol. 91: 153-156.
Kaur, S. 2002. Potential for developing novel Bacillus thuringiensis strains and transgenic crops
and their implications for Indian agriculture. Agr Biotech Net. 4: 1-10.
Schnepf, E., N. Crickmore, J. Van-Rie, D. Lereclus, J. Baum, J. Feitelson, D. R. Zeigler, and D.
H. Dean. 1998. Bacillus thuringiensis and its insecticidal proteins. Microbiology and
Moleculer Biology Reviews, 62: 774-806.
Stanbury, P., Whitaker, A., and Hall, S.J. 1995. Principles of fermentation of technology.
Elsevier. Burlington.
Turpeinen, B.T, Maijala, P., Hofrichter, M., and Hatkka, A. 2007. Degradation and enzymatic
activities of three Paecilomyces inflatus strains grown on diverse lignocellulosic
substrates. International Biodeterioration & Biodegradation. 59: 283–291.
Wicaksono, Y. 2002. Pemanfaatan Onggok Tapioka dan Urea sebagai Media Sumber Karbon
dan Nitrogen dalam Produksi Bioinsektisida oleh Bacillus thuringiensis
subsp.kurstaki.Skripsi. FATETA IPB: Bogor.

More Related Content

What's hot

pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatiEla Afellay
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Rukmana Suharta
 
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Bab i SA
Bab i SABab i SA
Bab i SA
Yudhi SceVorz
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Sultan Herlino
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Tidar University
 
mikrobiologi
mikrobiologimikrobiologi
mikrobiologi
kimdeatrue
 
6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb
Indah Shaliha
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
Febrina Tentaka
 
Teknik Budidaya Jamur Tiram
Teknik Budidaya Jamur TiramTeknik Budidaya Jamur Tiram
Teknik Budidaya Jamur Tiram
Nur Haida
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
Tidar University
 
9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganismeLutfii Kmuhh
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
SMPN 4 Kerinci
 
BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDABIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
Awe Wardani
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
Tidar University
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
Neli Narulita
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera lituraxie_yeuw_jack
 
Uji biokimiawi
Uji biokimiawiUji biokimiawi
Uji biokimiawi
budiarti2609
 

What's hot (20)

pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
 
Bab i SA
Bab i SABab i SA
Bab i SA
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
mikrobiologi
mikrobiologimikrobiologi
mikrobiologi
 
Rayap
RayapRayap
Rayap
 
6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 
Teknik Budidaya Jamur Tiram
Teknik Budidaya Jamur TiramTeknik Budidaya Jamur Tiram
Teknik Budidaya Jamur Tiram
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
 
BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDABIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
 
Bubur pestisida
Bubur pestisidaBubur pestisida
Bubur pestisida
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura
 
Uji biokimiawi
Uji biokimiawiUji biokimiawi
Uji biokimiawi
 

Viewers also liked

Boopin Experience Letter
Boopin Experience LetterBoopin Experience Letter
Boopin Experience LetterBashar Abdo
 
Choosing 24 fiber mpomtp cabling for 40100 g migration
Choosing 24 fiber mpomtp cabling for 40100 g migrationChoosing 24 fiber mpomtp cabling for 40100 g migration
Choosing 24 fiber mpomtp cabling for 40100 g migration
Teresa Huang
 
Elite Infoworld - Company Profile
Elite Infoworld - Company ProfileElite Infoworld - Company Profile
Elite Infoworld - Company Profile
Digant Bhatt
 
2012 Best Of Memphis Awards Dimans Inc
2012 Best Of Memphis Awards Dimans Inc2012 Best Of Memphis Awards Dimans Inc
2012 Best Of Memphis Awards Dimans Incdimans100
 
Metodologia executiva Poços Tubulares Profundos - Poços Artesianos
Metodologia executiva Poços Tubulares Profundos - Poços ArtesianosMetodologia executiva Poços Tubulares Profundos - Poços Artesianos
Metodologia executiva Poços Tubulares Profundos - Poços Artesianos
Edgar Pereira Filho
 
Dianova Rumo à Sustentabilidade Jobshop Economia 2009
Dianova Rumo à Sustentabilidade Jobshop Economia 2009Dianova Rumo à Sustentabilidade Jobshop Economia 2009
Dianova Rumo à Sustentabilidade Jobshop Economia 2009
Dianova
 
Personnel law management 2011
Personnel law management 2011Personnel law management 2011
Personnel law management 2011Vishal Chomal
 
Influence of artificial soiling on the power losses of different PV technologies
Influence of artificial soiling on the power losses of different PV technologiesInfluence of artificial soiling on the power losses of different PV technologies
Influence of artificial soiling on the power losses of different PV technologies
Sandia National Laboratories: Energy & Climate: Renewables
 
Ciencia ,tecnologia y sociedad
Ciencia ,tecnologia y sociedadCiencia ,tecnologia y sociedad
Ciencia ,tecnologia y sociedad
Marisavalera
 
Experiencias significativas 1 unidad virtual fundamentos
Experiencias significativas 1 unidad virtual fundamentosExperiencias significativas 1 unidad virtual fundamentos
Experiencias significativas 1 unidad virtual fundamentos
Katherin Molina
 
Validation of long-term yield estimates and their level of confidence
Validation of long-term yield estimates and their level of confidenceValidation of long-term yield estimates and their level of confidence
Validation of long-term yield estimates and their level of confidence
Sandia National Laboratories: Energy & Climate: Renewables
 
Hc verenig totveerkracht
Hc verenig totveerkrachtHc verenig totveerkracht
Hc verenig totveerkracht
annekesomers
 
Data analysis for effective monitoring of partially shaded residential PV system
Data analysis for effective monitoring of partially shaded residential PV systemData analysis for effective monitoring of partially shaded residential PV system
Data analysis for effective monitoring of partially shaded residential PV system
Sandia National Laboratories: Energy & Climate: Renewables
 
Sistema óseo
Sistema óseoSistema óseo

Viewers also liked (18)

Boopin Experience Letter
Boopin Experience LetterBoopin Experience Letter
Boopin Experience Letter
 
Choosing 24 fiber mpomtp cabling for 40100 g migration
Choosing 24 fiber mpomtp cabling for 40100 g migrationChoosing 24 fiber mpomtp cabling for 40100 g migration
Choosing 24 fiber mpomtp cabling for 40100 g migration
 
Elite Infoworld - Company Profile
Elite Infoworld - Company ProfileElite Infoworld - Company Profile
Elite Infoworld - Company Profile
 
2012 Best Of Memphis Awards Dimans Inc
2012 Best Of Memphis Awards Dimans Inc2012 Best Of Memphis Awards Dimans Inc
2012 Best Of Memphis Awards Dimans Inc
 
Logo3
Logo3Logo3
Logo3
 
Metodologia executiva Poços Tubulares Profundos - Poços Artesianos
Metodologia executiva Poços Tubulares Profundos - Poços ArtesianosMetodologia executiva Poços Tubulares Profundos - Poços Artesianos
Metodologia executiva Poços Tubulares Profundos - Poços Artesianos
 
28041601.PDF
28041601.PDF28041601.PDF
28041601.PDF
 
Test
TestTest
Test
 
Dianova Rumo à Sustentabilidade Jobshop Economia 2009
Dianova Rumo à Sustentabilidade Jobshop Economia 2009Dianova Rumo à Sustentabilidade Jobshop Economia 2009
Dianova Rumo à Sustentabilidade Jobshop Economia 2009
 
Personnel law management 2011
Personnel law management 2011Personnel law management 2011
Personnel law management 2011
 
Influence of artificial soiling on the power losses of different PV technologies
Influence of artificial soiling on the power losses of different PV technologiesInfluence of artificial soiling on the power losses of different PV technologies
Influence of artificial soiling on the power losses of different PV technologies
 
Ciencia ,tecnologia y sociedad
Ciencia ,tecnologia y sociedadCiencia ,tecnologia y sociedad
Ciencia ,tecnologia y sociedad
 
Experiencias significativas 1 unidad virtual fundamentos
Experiencias significativas 1 unidad virtual fundamentosExperiencias significativas 1 unidad virtual fundamentos
Experiencias significativas 1 unidad virtual fundamentos
 
Validation of long-term yield estimates and their level of confidence
Validation of long-term yield estimates and their level of confidenceValidation of long-term yield estimates and their level of confidence
Validation of long-term yield estimates and their level of confidence
 
Hc verenig totveerkracht
Hc verenig totveerkrachtHc verenig totveerkracht
Hc verenig totveerkracht
 
30 Years of PV Modeling
30 Years of PV Modeling30 Years of PV Modeling
30 Years of PV Modeling
 
Data analysis for effective monitoring of partially shaded residential PV system
Data analysis for effective monitoring of partially shaded residential PV systemData analysis for effective monitoring of partially shaded residential PV system
Data analysis for effective monitoring of partially shaded residential PV system
 
Sistema óseo
Sistema óseoSistema óseo
Sistema óseo
 

Similar to ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL

Tugas pengantar bioteknologi tebu
Tugas pengantar bioteknologi tebuTugas pengantar bioteknologi tebu
Tugas pengantar bioteknologi tebu
Ikha Linzaykarisma
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
aldin15
 
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
baltazar42
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80Dedi Hutapea
 
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
MarcelinoNovianto
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
KhilalAdit
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
tochi run
 
Laporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katukLaporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katuk
Ekal Kurniawan
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramradikalzen
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramradikalzen
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikan
Warta Wirausaha
 
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman PisangOPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
KKNBerbahSleman
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
Stkip Labuhanbatu
 
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah Besar
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah BesarPupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah Besar
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah Besar
asepansori
 
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 

Similar to ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL (20)

Contoh matrix magang agroteknologi pertanian
Contoh matrix magang agroteknologi pertanianContoh matrix magang agroteknologi pertanian
Contoh matrix magang agroteknologi pertanian
 
Tugas pengantar bioteknologi tebu
Tugas pengantar bioteknologi tebuTugas pengantar bioteknologi tebu
Tugas pengantar bioteknologi tebu
 
Contoh matrix magang agroteknologi pertanian
Contoh matrix magang agroteknologi pertanianContoh matrix magang agroteknologi pertanian
Contoh matrix magang agroteknologi pertanian
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
 
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
 
Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80
 
PESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudangPESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudang
 
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
 
Laporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katukLaporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katuk
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikan
 
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman PisangOPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah Besar
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah BesarPupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah Besar
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah Besar
 
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
 

ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL

  • 1. JOB IMPROVEMENT DIVISI PROTEKSI TANAMAN ISOLASI CEPAT KAPANG Metarhizium sp. DARI TANAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. DAN UJI VIRULENSINYA TERHADAP HAMA KUMBANG DI BERBAGAI MEDIA SARANG LARVA (QUICK ISOLATION OF Metarhizium sp. FROM OIL PALM SITE SOILS OF PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. AND ITS VIRULENCE TEST FOR BIOLOGICAL CONTROL OF BEETLES ON LARVAS TRAPPING) DADANG HIDAYATUL MUSTHOFA, S.Si PT LESTARI TANI TELADAN Sulawesi Tengah 2014
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pengendalian hama penyakit tanaman dengan menggunakan agensia hayati terbukti efektif dibanding dengan material pestisida kimiawi yang menimbulkan masalah. Hal ini karena pengendalian secara biologis tidak menimbulkan residu jangka panjang dan spesifik menyerang serangga inang. Oleh karena itu pengembangan mikroorganisme patogen termasuk kapang untuk membasmi serangga hama terus ditingkatkan. Pemahaman mengenai fisiologi jamur, ekologi serangga, cara pengendalian, dan metode produksi biopestisida sangat penting sehingga efikasi di lapangan mendapatkan hasil maksimal. Metharizium sp. adalah agensia hayati penyebab penyakit green muscardin dan merupakan jamur utama dalam pengendalian serangga perusak tanaman. Jamur ini diklasifikasikan dalam kelompok Deuteromycete, genus Hyphomicetes, bersifat fakultatif parasit, dan mempunyai aktivitas entamopatogen. Ada banyak kemiripan kapang entamopatogen di alam dengan relung ekologi berbeda. Menurut Onofre et al. (2001) terdapat 700 spesies dalam 90 genus jamur yang mempunyai aktivitas entamopatogen. Beberapa obligat parasit dan yang lain fakultatif. Jamur yang bersifat obligat hidup dalam serangga spesifik dan hanya mungkin menginfeksi inang di alam. Sedangkan jamur fakultatif mudah dipelajari secara in vitro dan tidak mempunyai siklus saprofit di alam (Ghanbari et al., 2009). Metarhizium sp. adalah kapang yang menarik karena dapat menyerang host secara langsung dan memproduksi metabolit aktif baik dalam skala laboratorium maupun lapangan. Metabolit tersebut adalah persenyawaan destruksin yang telah teridentifikasi dan dipurifikasi di sebagian besar genus Metarhizium. Kelompok Metarhizium yang lain juga mempunyai kemiripan hasil metabolit. Di pasaran, biopestisida dengan bahan aktif Metarhizium sp. mempunyai jenis produk berbeda-beda sesuai dengan varietasnya. Pemilihan biopestisida yang tepat adalah faktor yang paling penting dalam proses efikasi di lapangan. Biopestisida yang baik mengandung bahan aktif yang mempunyai daya virulensi yang tinggi, tetapi repelensi nya rendah. Sehingga perlu dilakukan seleksi terhadap Metarhizium yang digunakan dengan melakukan isolasi dari alam. Tingginya daya virulensi penting untuk mengendalikan hama dengan biaya rendah dengan tingkat efikasi tertinggi. Rendahnya daya repelensi dapat meningkatkan infeksi lanjutan hingga ke koloninya. Memahami background di atas, muncul gagasan untuk melakukan seleksi Metarhizium dari tanah perkebunan kelapa sawit di PT Astra Agro Lestari area Sulawesi untuk pengendalian
  • 3. 3 kumbang. Isolat yang terseleksi diformulasikan dan diuji virulensinya pada berbagai sarang larva sesuai habitat alaminya. Untuk pengembangannya, biopestisida yang dihasikan tidak hanya dapat digunakan untuk pengendalian kumbang tetapi juga hama rayap. Menurut Rath (2000) Metarhizium sp. tersebar luas di tanah dan mempunyai range host yang luas, termasuk rayap (Isoptera: Rhinotermitidae). 1.2 Perumusan masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengisolasi dan menguji virulensi kapang Metarhizium sp. indigenous AAL C1 untuk pengendalian kumbang. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini membatasi masalah yang akan dibahas: 1. Sumber isolat adalah tanah di perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari, Tbk area C1 2. Bahan yang digunakan sebagai sarang larva adalah TKKS dan serbuk batang kelapa sawit. 3. Suhu yang digunakan dalam produksi biopestisida adalah 30o C pada pH 6 sedangkan faktor abiotik diabaikan. 4. Kandungan bahan sarang yang akan digunakan tidak dianalisa terlebih dahulu dan dianggap tidak terkontaminasi logam berat atau senyawa lain. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji virulensi kapang Metarhizium sp. indigenous AAL C1 untuk pengendalian kumbang. 1.5 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah informasi mengenai mengisolasi dan menguji virulensi kapang Metarhizium sp. indigenous AAL C1 untuk pengendalian kumbang. Sehingga dapat diaplikasikan dalam pengendalian hama kumbang di PT Astra Agro Lestari, Tbk. dengan biaya yang lebih murah serta menjamin ketersediaan biopestisida.
  • 4. 4 BAB II METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Mei 2014 di area PT Astra Agro Lestari, Tbk area Celebes 1 dan laboratorium bioteknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 2.2 Alat, Bahan, dan Cara Kerja 2.2.1. Sampling tanah Pengambilan sampel tanah dilakukan di area perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari, Tbk area Celebes 1 sebanyak 8 titik sampel. Tiap titik sampel ditandai koordinatnya dan diambil 1 kg tanah dari kedalaman 0-20 cm dari area yang berbeda. Sampel dimasukkan dalam kantong plastik dan disimpan pada suhu 4o C sampai proses kultur. 2.2.2 Isolasi Metarhizium sp. Sebanyak 10 gram sampel tanah dilarutkan dalam 5L akuades yang selanjutnya dinamakan suspensi tanah. Satu mL suspensi tanah dipindahkan ke dalam petri disk steril yang berisi medium kultur dengan komposisi: 0,5 g KH2PO4, 0.5 g K2HPO4, 0.5 g peptone, 0.5 g MgSO4, 10 g dextrose, 0.5 g yeast extract, 0.05 g rosebengal, 0.03 g streptomycin sulphate. Larutan rose-bengal dan streptomycin ditambahkan dalam medium setelah sterilisasi dan sebelum dipindahkan ke petri disk. Isolat diisolasi dengan metode single spore. 2.2.3 Karakterisasi Metarhizium sp. Identifikasi isolat kapang dilakukan dengan pengamatan karakteristik makroskopis dan mikroskopis berdasarkan buku pengenalan kapang tropis umum (Gandjar, 1999), illustrated Genera of imperfect fungi (Barneet, 1969), dan fungi and key to species (Watanabe, 2002). Untuk penyimpanan isolat, dilakukan inokulasi ke dalam media PDA dan disimpan dalam suhu 4°C. 2.2.4 Pembuatan Kurva Pertumbuhan Metarhizium sp. Lima puluh ml media cair PDB disterilisasi pada suhu 121 ºC selama 30 menit. Dinginkan sampai hangat kuku. Dua ose Metarhizium sp. murni dari agar miring ditambahkan ke dalam media dan ditutup rapat. Diinkubasi dengan 130 rpm pada suhu 25-30 ºC, selama 5 hari.
  • 5. 5 Lima belas % inokulum ditambahkan kedalam PDB dan ditutup rapat. Diinkubasi dengan 150 rpm pada suhu 25-30 ºC selama 5 hari. Dianalisa berat keringnya tiap 12 jam. 2.2.5 Perbanyakan Metarhizium sp. pada Media Jagung Jagung dimasak kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik ± 200 gram/kantong, selanjutnya disterilkan dalam autoclave selama ± 60 menit. Media jagung tersebut diinokulasikan dengan spora kapang Metarhizium sp. Kemudian kantong plastik distaples rapat dengan menyisakan ¼ ruang udara dalam kantong plastik, selanjutnya diinkubasikan. Kapang siap aplikasi dicirikan media jagung dipenuhi spora berwarna hijau. (Turpeinen et al., 2007). 2.2.6 Uji Virulensi Metarhizium sp. pada Berbagai Media Sarang Larva Menyiapkan larva Orichtes rhinoceros sehat instar III sebanyak 240 ekor. Ukuran plot sarang/trapping menggunakan ember plastik berdiameter 32 cm, setiap sarang diisi 10 ekor larva O. rhinoceros diinokulasi/disebari 25 gr kapang. Setelah seminggu sarang dibongkar/diaduk- aduk untuk mencari larva O. rhinoceros kemudian dikumpulkan dan diamati. Setelah diamati larva dikembalikan lagi pada sarang semula pada setiap perlakuan. 2.3 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Metode yang digunakan adalah RAL pola faktorial 4 x 2 dengan setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 1 bulan. Faktor yang dikaji adalah:  Faktor pertama, isolat Metarhizium sp. yang diisolasi, terdiri atas empat level/jenis: 1. Metarhizium sp. indigenous PSKY diberi kode I1 2. Metarhizium sp. indigenous MMG diberi kode I2 3. Metarhizium sp. indigenous LTW diberi kode I3 4. Metarhizium sp. indigenous LTW diberi kode I4  Faktor kedua, jenis media sarang, terdiri atas dua level/jenis: 1. Media sarang TKKS dengan kode S1. 2. Media sarang serbuk kelapa sawit dengan kode S2
  • 6. 6 Tabel 1. Rancangan percobaan. Isolat (I) Jenis sarang buatan (S) S1 S2 I1 I1S1 I1S2 I2 I2S1 I2S2 I3 I3S1 I3S2 I4 I4S1 I4S2 Gambar 1. Tata Letak Penelitian: Perlakuan Faktorial 4 x 2 = 8 perlakuan x 3 Ulangan = 24 plot 2.4 Analisis Data Data penelitian dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penghitungan jumlah paraspora dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan Bt dalam waktu inkubasi tertentu. Jika ada perbedaan yang nyata antara perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan.
  • 7. 7 BAB III RANCANGAN BIAYA Rancangan dana yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah seperti tergambar dalam tabel di bawah ini : Tabel 2. Rancangan biaya. No Keterangan Satuan Frek Harga @ (Rp.) Total (Rp.) 1. Bahan-bahan KH2PO4 Gram 5 25.000 125.000 K2HPO4 Gram 5 25.000 125.000 Peptone Gram 5 35.000 175.000 MgSO4 Gram 100 15.000 1.500.000 Dextrose Gram 5 25.000 125.000 yeast extract Gram 5 50.000 250.000 rosebengal Gram 0,5 25.000 12.500 streptomycin sulphate Gram 0,3 25.000 7.500 NaOH Kg 1 7.500 7.500 Etanol 70% Pack 1 20.000 20.000 Air suling Liter 1 15.000 15.000 CaCO3 - - - - HCl Liter 1 11.000 11.000 Pemantik api Buah 1 2.000 2.000 Selotip Buah 1 3.000 3.000 Kertas bungkus Pack 1 5.000 5.000 Kain kassa Pack 1 8.000 8.000 Kapas Pack 1 10.000 10.000 Label Pack 1 4.000 4.000 Tisu Buah 1 12.000 1.200 Aluminium foil Pack 1 50.000 50.000 Malam Pack 1 20.000 20.000 Subtotal 2.101.700 02. Alat-alat
  • 8. 8 Termometer Buah 1 50.000 50.000 Panci Buah 1 Tersedia Tersedia Oven Buah 1 Tersedia Tersedia Pisau Buah 1 7.500 7.500 Mesin penggiling Buah 1 Tersedia Tersedia Timbangan Buah 3 Tersedia Tersedia Neraca analitik Buah 1 Tersedia Tersedia Gelas ukur Buah 2 12.500 25.000 Erlenmeyer Buah 12 20.000 240.000 Spatula Buah 2 3.000 6.000 pH meter Buah 1 50.000 50.000 Aerator Buah 12 20.000 240.000 Bioreaktor/drum Buah 4 150.000 600.000 Mikroskop Buah - Tersedia Tersedia Botol leher angsa Buah 1 20.000 20.000 Haemocytometer Buah 1 985.000 985.000 Subtotal 2.223.500 TOTAL PENGELUARAN 4.325.200
  • 9. 9 DAFTAR PUSTAKA Bernhard, K., P. Jarrett , M. Meadows, J. Butt, D. J. Ellis, G. M. Roberts, S.Pauli, P. Rodgers, and H. D. Burges. 1997. Natural isolates of Bacillus thuringiensis: worldwide distribution, characterization, and activity against insect pests. Journal of Invertebrate Pathology. 70, : 59-68. Cetinkava,F.T. 2002. Isolation of Bacillus thuringiensis and Investigation of Its Crystal Protein Genes. A Dissertation for the Degree of Master of Science. İzmir Institute of Technology İzmir: Turkey. Dhillon, G.S, Oberoi, H.S., and Kaur, S. 2011. Value-addition of agricultural wastes for augmented cellulase and xylanase production through solid-state tray fermentation employing mixed-culture of fungi. Industrial Crops and Products: 34: 1160– 1167. Dulmage, H.T and Rhodes, R.A. 1971. Microbiologi Control of Pest and Plant Disesases. Acad Press: New York. Glazer, A. N., H. Nikaido. 1995. Microbial Biotechnology Fundamentals of Applied Microbiology. W.H. Freeman and Company: New York. Federici, B.A, Park, H.W. Sakano, Y. 2006. Insecticidal protein crystals of Bacillus thuringiensis. In: Inclusions in Prokaryotes (Ed. JM Shively). Springer-Verlag: Berlin. I-Son, N.G., Chen, W., Shuang, P., Jiun, L., Potingchen, Chii-Gongtong, Su-Mayyu, and Tuan- Hua, D. H. 2010. High Level Production Of A Thermoacidophilic Β-Glucosidase From Penicillium Citrinum YS40-5 By Solid –State Fermentation With Rice Bran. Bioresource Technology.101:1310–1317. Kang, S.W., Park, Y.S., Lee, J.S., Hong, S.I., Gadgil, N.J., Daginawala, T., and Chakakrabarti, S.W. 2004. Production of cellulases and hemicellulases by Aspergillus niger KK2 from lignocellulosic biomass. Bioresour. Technol. 91: 153-156. Kaur, S. 2002. Potential for developing novel Bacillus thuringiensis strains and transgenic crops and their implications for Indian agriculture. Agr Biotech Net. 4: 1-10. Schnepf, E., N. Crickmore, J. Van-Rie, D. Lereclus, J. Baum, J. Feitelson, D. R. Zeigler, and D. H. Dean. 1998. Bacillus thuringiensis and its insecticidal proteins. Microbiology and Moleculer Biology Reviews, 62: 774-806. Stanbury, P., Whitaker, A., and Hall, S.J. 1995. Principles of fermentation of technology. Elsevier. Burlington. Turpeinen, B.T, Maijala, P., Hofrichter, M., and Hatkka, A. 2007. Degradation and enzymatic activities of three Paecilomyces inflatus strains grown on diverse lignocellulosic substrates. International Biodeterioration & Biodegradation. 59: 283–291. Wicaksono, Y. 2002. Pemanfaatan Onggok Tapioka dan Urea sebagai Media Sumber Karbon dan Nitrogen dalam Produksi Bioinsektisida oleh Bacillus thuringiensis subsp.kurstaki.Skripsi. FATETA IPB: Bogor.