2. PERMASALAHAN ATAU PROBLEM PENELITIAN
Adalah kesenjangan antara apa yang seha-
rusnya dengan apa yang ada dalam kenyata-
an, apa yang diperlukan dengan apa yang
tersedia, antara harapan dengan pencapai-
an. Secara singkat dikatakan sebagai kesen-
jangan antara das Sollen dan das Sein
Kesulitan yg dihadapi peneliti muda adl
bagaimana mengidentifikasi dan merumus-
kan masalah secara jelas dan lengkap
3. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
Langkah pertama yang harus ditempuh seorang
peneliti adl. mengidentifikasi masalah penelitian
Penelitian dimulai dari keinginan utk menjawab atau
memecahkan suatu masalah
Situasi tertentu yg tidak dapat berjalan dengan baik
dan memuaskan dengan prosedur yg telah ada, perlu
pengembangan atau penyempurnaan melalui
penelitian
Kesulitan yg dihadapi dibidang profesi sehari-hari
dapat menjadi objek penelitian yg potensial.
4. Ada 3 alasan perlunya penelitian disuatu
bidang tertentu :
Tidak ada informasi sama sekali pada aspek
tertentu pada bidang tersebut
Informasi yg belum lengkap tentang aspek
tertentu dalam bidang tersebut
Informasi sudah banyak tetapi belum
dibuktikan kembali kebenarannya
5. CARA MELOKALISIR MASALAH PENELITIAN
Lakukan eksplorasi literatur pada aspek
tertentu dalam suatu bidang keilmuan,
kumpulkan teori2, pelajari perkembangannya,
kelemahannya, kesenjangannya atau
inkonsistensinya
Menghadiri seminar, pertemuan ilmiah profesi,
kuliah tamu atau mengunjungi pusat
penelitian
Dari pengalaman sehari-hari dalam melakukan
praktek profesi
6. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENDAPATKAN
PERMASALAHAN PENELITIAN
Lakukan analisis terhadap semua yg telah
diketahui dan yg telah diteliti
Carilah kesenjangan dalam penjelasannya,
carilah kesimpulan yg belum diuji
Dapatkan konflik pendapat tentang suatu hal
Carilah saran konkrit yg harus diteliti lebih
lanjut dari suatu laporan penelitian
Pertanyakan kebenaran dari suatu prosedur
Baca dan refleksikan dalam pertanyaan :
mengapa, bagaimana jika, dst-nya
7. PEMILIHAN PERMASALAHAN PENELITIAN
Permasalahan yg telah diidentifikasi kadang
kadang sifatnya masih umum, belum
konkrit dan spesifik. Jika demikian maka
harus dipersempit agar lebih konkrit dan
spesifik melalui pemecahan menjadi sub-
sub masalah atau sederet pertanyaan yg
relevan dengan permasalahan pokoknya.
8. KRITERIA MASALAH YG DAPAT DITELITI
Mempunyai kontribusi profesional
Mempunyai derajat keunikan dan
keaslian
Layak untuk dilaksanakan
9. BATASAN PERMASALAHAN PENELITIAN
Judul Penelitian
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
Asumsi Dasar
Ruang Lingkup atau Scope Penelitian
Keterbatasan Penelitian
Definisi Terminologi yg Digunakan dalam
Penelitian
10. BEBERAPA CONTOH JUDUL PENELITIAN
Pengaruh Penggunaan Tepung Temulawak dalam
Pakan terhadap Laju Pertumbuhan Ayam Broiler
Tampilan Kalsium dan Fosfor pada Susu Sapi Perah FH
akibat Pemberian Aras Katu dalam Ransum
Pengaruh Lama Penambahan Bawang Putih pada
Ransum terhadap Profil Perlemakan dan Kolesterol
Darah Burung Puyuh
Berbagai Kemungkinan Model Regresi untuk
Menduga Bobot Badan Berdasarkan Ukuran-ukuran
Tubuh Sapi PO
Uji Linearitas Nilai Kecernaan Pakan Berserat secara
In-Vitro akibat Adanya Lignin
11. RANCANGAN PENELITIAN
Dalam arti luas proses rancangan penelitian dibeda-
kan atas dua tahapan, yakni :
1. Perencanaan Penelitian, meliputi :
a. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah
Penelitian
b. Studi Kepustakaan
c. Merumuskan Hipotesis Penelitian
d. Identifikasi, Klasifikasi dan Mendefinisikan Vari-
bel Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian, meliputi :
12. Lanjutan
Pelaksanaan Penelitian, meliputi :
a. Menyusun Rancangan Eksperimen
b. Menentukan Alat Pengambil Data (Instrument)
c. Pengumpulan, Pengaturan dan Analisis Data
d. Pengambilan Kesimpulan Penelitian
Manfaat Rancangan Penelitian :
1. Sebagai blue print atau kerangka operasional pnlt.
2. Menegaskan kedalaman dan keluasan pnlt.
3. Memperkirakan kesulitan yg akan dihadapi
4. Mengetahui keterbatasan/kelemahan hasil pnlt.
13. STUDI PUSTAKA
Berfungsi untuk mencari landasan teoritis dari perma-
salahan penelitian ,juga untuk :
1. mendapatkan gambaran /informasi tentang peneliti-
an sejenis dan berkaitan dgn masalah yang diteliti.
2. mendapatkan metode, teknik atau cara pemecahan
masalah
3. sebagai sumber data skunder
4. mendapatkan informasi tentang cara evaluasi atau
analisis data yang digunakan
5. mengetahui siapa saja peneliti lain dibidang yg sama
14. Lanjutan :
Berdasarkan fungsi kepustakaan, dibedakan atas 2 :
1. Acuan Umum
berisi konsep2, teori2 dan informasi2 lain yang bersi
fat umum, mis : buku teks, indeks, ensiklopedia, dsb
2. Acuan Khusus
berisi hasil2 penelitian terdahulu yg berkaitan dgn
masalah yg diteliti, mis: jurnal, laporan penelitian,
bulletin, thesis, desertasi, dll.
Catatan : Agar diperoleh informasi terbaru dan terkait
masalah yg diteliti, maka pustaka harus muta
hir (max 5 th) dan relevan
15. MERUMUSKAN HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adl. Pernyataan yg masih lemah dan perlu
utk dibuktikan kebenarannya, bisa diterima atau di-
tolak. (berasal dari kata Hipo = lemah dan Tesis = per
nyataan)
KEGUNAANNYA :
1. Memberikan batas, lingkup atau jangkauan pnlt.
2. Menyiagakan peneliti agar tepat memilih data apa yg
harus dikumpulkan dan yg tidak perlu
3. Memfokuskan data yg bercerai-berai
4. Sebagai panduan memilih metoda analisis data
16. PENGUJIAN HIPOTESIS (TEST HIPOTESIS)
Pengujian hipotesis pada hakekatnya adalah menguji
validitas hipotesis tsb.
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dgn 2 cara :
1. Menguji konsistensi terhadap logika
Menggunakan prosedur logika induktif-analisis(da-
ri hal-hal spesifik ke kesimpulan umum) atau prose
logika deduktif-verifikatif (dari hal umum ke kesim-
pulan yg spesifik)
2. Mencocokkan dengan data yg ada
Dilakukan melalui eksperimentasi atau observasi
utk mendapatkan data empirik. Kemudian dianalisis
dengan statistik induktif atau inferensia
17. IDENTIFIKASI, KLASIFIKASI DAN DEFINISI
VARIABEL PENELITIAN
Variabel adl. semua ciri atau faktor yang dapat menun
jukkan variasi.
* Berdasarkan fungsinya, dibedakan atas 3, yakni
1. Variabel sebab, yg dibedakan : var.bebas, var,modera
tor, var.kendali dan var,rambang (random)
2. Variabel penghubung
3. Variabel akibat
Catatan : Klasifikasi var yg benar memerlukan penguasa
an dasar teoritis yg kuat dan mendalam.
18. Contoh : `Ada hubungan antara umur dan daun
teh dengan kadar kofein yang dikandungnya`
Berdasarkan pertimbangan teoritis, pada contoh
diatas, untuk :
1. Var.bebas : umur daun
2. Var.tergantung : kadar kofein
3. Var.penghubung : proses biosintesis kofein dalam
daun
4. Var.random : cara memetik daun teh, cara menyim
pan, lebar dan tebal daun
5. Var.moderator : umur pohon teh
6. Var.kendali : genus/spesies, tempat tumbuh
19. Keterangan :
Var. Bebas adl. faktor yg menjadi pokok permasala-
han yg ingin diteliti
Var. Penghubung (Intervening) adl.var yg tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi dapat diamati hasilnya
(sesuatu yg terjadi dalam daun)
Var. Respons (dependent) adl.var yg besarnya tergan-
tung dari var bebas yg diberikan dan diukur utk me-
nentukan ada tidaknya pengaruh dari var bebas
Var. Random adl var sebab yg diabaikan pengaruhnya
Var. Kendali adl var yg dikendalikan atau dikontrol,
dibuat sama antara kelompok yg diteliti
20. PENENTUAN ALAT UKUR DALAM PENGUMPULAN DATA
Kualitas data sangat menentukan kualitas penelitian.
Kualitas data tergantung pada kualitas alat atau instru-
ment yg digunakan dalam penelitian
Dua katagori alat yang digunakan dalam penelitian :
1. Instrument yg digunakan utk memperoleh informa-
si atau data tentang keadaan obyek atau proses yg di
teliti.
2. Instrument yg digunakan utk mengontrol obyek
atau proses penelitian
21. Lanjutan :
Dari dua kategori tsb maka kondisi obyek atau proses
penelitian terukur dalam kondisi yg spesifik dan dapat
diulang
Dalam sebuah penelitian ada dua sub sistem instru-
ment, yg satu untuk mengumpulkan data dan yg satu
lagi untuk menganalisis data’
Tiap sub sistem terdiri dari 3 komponen, yi : masukan
(input), proses (modifer) dan keluaran (output)
Output dari sub sistem instrumen mengumpulkan da-
ta akan merupakan input bagi sub sistem instrument
analisis data. Dengan demikian teknik statistika meru-
pakan sub sistem proses instrument analisis data.
22. Prinsip Pemilihan Instrument Penelitian
Prinsip utama pemilihan instrument penelitian adalah
memahami sepenuhnya tujuan penelitian, sehingga da
pat memilih instrument yg diharapkan dapat mengan-
tar ketujuan penelitiannya.
Pedoman umum dalam memilih instrument pnlt.
1. Pakailah instrument yg telah digunakan oleh peneli-
ti terdahulu
2. Buatlah daftar instrument yg tersedia, kemudian ka
tegorikan tiap instrument sesuai dengan input dan
output yg ditetapkan, lalu pilih yg paling sesuai.
23. Syarat-syarat Instrument Penelitian :
1. Akurasi (Accuracy)
2. Presisi (Precision)
3. Kepekaan (Sensitivity)
Keterangan :
*Akurasi berkaitan dengan validitas (kesahihan) inst
yi mengukur apa yg hendak diukur.
*Presisi berkaitan dengan keterandalan (reliability),
yi kemampuan memberikan kesesuaian hasil pada
proses pengulangan
*Kepekaan berkaitan dengan ketelitian dari perubah
an harga besaran variabel tertentu, makin kecil makin
peka alat tsb.
24. Berdasarkan wujudnya dibedakan menjadi 2, yi :
1.Perangkat Keras (Hardware) : alat laboratorium
2. Perangkat Lunak (Software) : kuesioner, ceklist,dll.
Perangkat lunak digunakan utk memperoleh
informasi atau respons dari objek pnlt baik
langsung/tidak langsung
Secara garis besar dapat dilakukan pengukuran
tentang :
1. Informasi langsung dari objek
2. Mengevaluasi objek
3. Mengukur langsung kemampuannya
4. Mengukur secara tidak langsung tentang
kepercayaan, sikap atau prilaku objek
25. PENGUKURAN (MEASUREMENT)
Pengukuran adl fungsi matematis yg korespondensi
Diperlukan himpunan objek yg diukur (X), himpunan
angka (Y) dan suatu perintah yg menghubungkan (X)
dan (Y)
Secara korespondensi artinya setiap anggota himpun-
an (X) mempunyai pasangan satu anggota dalam him-
punan (Y)
Contoh : pengukuran suhu badan ternak. Himpunan
(X) adl ternaknya, himpunan (Y) adl angka2 skala ter-
mometer, perintahnya : jika termometer pada mulut
ternak , maka air raksa akan menunjukkan angka
tertentu sesuai dengan kondisi tubuhnya.
26. PENGUMPULAN, PENGATURAN DAN ANALISIS DATA
Data adl segala informasi mengenai variabel yg diteliti
Berdasarkan sumbernya dibedakan :
1. Data Primer yi data yg dikumpulkan peneliti
sendiri, berarti saat penelitian dimulai data belum ada
2. Data Skunder yi data yg diperoleh dari penelitian
orang lain, ini berarti saat penelitian dimulai data su-
dah ada dan digunakan sebagai pelengkap serta refe-
rensi dalam penelitian.
Catatan : Data primer mempunyai kedudukan yg lebih
dekat dengan informasi yg dibutuhkan
27. SKALA PENGUKURAN
Berdasarkan skala pengukurannya, data di-
bedakan atas :
1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
4. Skala Ratio
28. DATA DENGAN SKALA NOMINAL
Angka-angka yg diletakkan dalam skala no-
minal hanya utk pembeda antara satu de-
ngan yg lain.
Ciri dari data nominal adl cara membeda-
kan datanya dengan cara menghitung
Angka-angka yg diperoleh tidak bersifat
aditif (tak dapat dijumlahkan kategorinya)
Contoh : jenis kelamin kategorinya laki-laki
dan perempuan.
29. DATA DENGAN SKALA ORDINAL
Data tersusun atas jenjang
Sudah ada keteraturan (order) bahwa suatu
nilai (skor) lebih tinggi atau lebih rendah
Belum ada sifat aditif atau multiplikatif
Contoh :
1. Pemberian angka pada suatu kejuaraan
2. Ranking pendapat suatu survei
30. DATA DENGAN SKALA INTERVAL
Disamping sudah ada keteraturan, juga su-
dah mempunyai sifat aditif, contoh : 5 – 3 =
4 - 2
Juga mempunyai sifat multiplikatif, contoh:
4 x 1 = 2 x 2
Belum ada harga nol mutlak
Contoh : Indeks prestasi, skala termometer
31. DATA DENGAN SKALA RATIO
Skala ini mempunyai derajat paling tinggi
dan telah mempunyai harga nol mutlak
Contoh : Bobot badan, tinggi pundak dan
panjang badan ternak ruminansia
Data diperoleh dengan cara mengukur
32. ANALISIS DATA
Penyajian dan analisis data tergantung dari
jenis datanya
Jika datanya adl data kuantitatif maka data
dapat disajikan dan dianalisis dgn metode
statistik dan utk menarik kesimpulan dari data
sampel thd populasinya digunakan stat
induktif (inferensial)
Untuk mengatur dan menyajikan data kuali
tatif digunakan metode statistika deskriptif
Statistika adl bahasa peneliti utk menyatakan
hasil penelitiannya.
33. PELAPORAN HASIL PENELITIAN
Laporan hasil penelitian bukan sekedar ke-
lengkapan administrasi penelitian
Laporan penelitian menjamin keterbukaan
pengetahuan ilmiah untuk diuji kembali
atau dipergunakan bagi yg memerlukannya
Penulisan laporan ilmiah hendaknya mengi-
kuti kaidah-kaidah penulisan ilmiah yang
lazim dan konsisten.
34. MACAM-MACAM RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian Historis
Penelitian Deskripsi
Penelitian Perkembangan
Penelitian Kasus dan Lapangan
Penelitian Korelasional
Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian Eksperimental
Penelitian Tindakan
35. PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
(SAMPLING)
Populasi adl keseluruhan atau himpunan
obyek dengan ciri yang sama
Dapat berupa benda, kejadian, kasus, waktu
atau tempat dengan sifat dan ciri yg sama
Sampel adl himpunan bagian atau sebagian
dari populasi
Penelitian umumnya tidak dilakukan terha-
dap populasi tetapi dilakukan terhadap sam
pel, karena alasan-alasan tertentu :
36. lanjutan :
Jika pengambilan sampel dilakukan atas azas probabi-
litas maka penggunaan data dari sampel utk pengam-
bilan kesimpulan terhadap populasi dapat dipertang-
gung jawabkan.
Jika populasi homogen, sampel adl identik dgn popu-
lasinya
Untuk penelitian yg bersifat merusak maka pengguna-
an populasi akan merugikan
Jika populasinya tidak terbatas
Jika ada keterbatasan waktu, tenaga dan beaya penlt.
Lingkup penelitian menjadi luas, krn observasinya
lebih sedikit shg informasi yg didapat lebih teliti
38. Generalisasi akan menjadi maksimal, jika pada
tahap sampling dipenuhi beberapa syarat, yakni:
Digunakan azas probabilitas
Jumlah sampel memadai
Ciri-ciri populasi dipenuhi secara ketat
Variasi antar unit populasi sekecil mungkin
39. KEUNTUNGAN SAMPLING
Kesimpulan umum tentang populasi dipero
leh relatif murah, cepat akurat dan dapat di-
pertanggung jawabkan
Tingkat kesalahan pada kesimpulan, dapat
diperhitungkan yi dgn sampling error
Validitas informasi atau validitas pengukur
an dapat ditingkatkan krn dapat dilakukan
kontrol terhadap variabel2 tertentu
40. TEKNIK SAMPLING DIBEDAKAN ATAS DUA CARA :
Random Sampling, yg dibedakan atas :
1. Simple Random Sampling
2. Systematic Random Sampling
3. Stratified Random Sampling
4. Cluster/Area Random Sampling
5. Multistage Random Sampling
Non Random Sampling
41. SIMPLE RANDOM SAMPLING
Cara ini digunakan jika populasi dianggap homogen,
tersedia daftar /list dari seluruh unit populasi, berikut
nomor urut dari seluruh unit populasi. Pengambilan
unit sampel dapat dilakukan dengan bantuan bilangan
random
Keuntungan : harga rata-rata sampel merupakan esti-
mator rata-rata populasi dan pelaksanaannya mudah
Kelemahan : sampel dapat menyebar pada jarak yg ja-
uh atau mengumpul pada area tertentu. Dibutuhkan
daftar lengkap dari seluruh unit populasi.
42. SISTEMATIC RANDOM SAMPLING
Cara ini digunakan untuk populasi yg dianggap homo-
gen dan tersedia daftar dari seluruh unit populasi
Pengambilan sampel yg pertama dilakukan sama de-
ngan Simple Random Sampling, untuk sampel kedua
dst-nya ditentukan secara sistematik yi meloncat keno
mer berikutnya dengan jarak tertentu
Contoh : diambil 30 unit sampel dari unit populasi dgn
jumlah 90 unit. Dalam hal ini jarak atau besaran lonca
tan adl. 90 : 30 = 3. Mis sampel pertama jatuh pada no.
15, maka sampel ke-2 dst-nya akan jatuh pada nomer
18, 21, 24, 27, dst-nya sampai diperoleh 30 sampel
43. STRATIFIED RANDOM SAMPLING
Sampling ini digunakan jika populasinya heterogen, di
mana dalam populasi yg heterogen tsb ternyata terdiri
dari strata atau lapisan yg homogen
Dibedakan kedalam dua cara, yakni :
1. Simple Stratified Random Sampling.
Jika jumlah tiap unit dalam setiap strata sama
2. Proporsional Stratifed Random Sampling
Jika jumlah unit dalam setiap strata tidak sama
Teknik sampling ini digunakan dalam usaha meningkat
kan derajat keterwakilan sampel yg akan diambil