SlideShare a Scribd company logo
1 of 131
METODOLOGI PENELITIAN
1
Pokok Bahasan
2
Kompetensi yang Diharapkan
 Mampu memahami metodologi penelitian
secara konseptual .
 Mampu menerapkannya dalam kancah
penelitian yang sebenarnya.
 Adanya perubahan kognitif dari peserta didik
dalam menganalisis, menyintesis, dan
mengevaluasi kegiatan penelitian baik yang
dilakukannya sendiri maupun yang
dilaksanakan oleh orang lain.
3
Hakikat
Penelitian
4
Pengetahuan?
Ilmu?
Ilmu adalah
pengetahuan,
tetapi tidak
semua pengetahuan
berupa ilmu
Apa yang
Membedakan ?
Tanpa Penalaran
Pikiran Logis dan
Pengujian dengan
Data Empiris
Penalaran
Pikiran Logis dan
Pengujian dengan
Data Empiris
Bukan
Metode
Ilmiah
Metode
Ilmiah
Langkah-langkah
Sistematis
secara Logis dan
Teruji
Komponen Ilmu
5
Suatu peristiwa yang
ditangkap oleh indra
manusia dan dapat
dijelaskan secara ilmiah.
Abstraksi dari
fenomena yang
disusun
berdasarkan
generalisasi atas
ide-ide, simbol-
simbol
karekteristik suatu
peristiwa dengan
nama yang diambil
dari bahasa sehari-
hari.
Hubungan
kausalitas yang
berlaku umum di
antara dua
variabel atau
lebih.
Proposisi
yang telah
didukung
oleh data
empiris
Seperangkat
konsep, definisi,
dan proposisi-
proposisi yang
berhubungan satu
sama lain,
menunjukkan
fenomena secara
sistematis untuk
menjelaskan
(explanation) dan
meramalkan
(prediction)
fenomena.
Kriteria
Metode Ilmiah
6
Segala kegiatan yang
dilakukan untuk
menemukan kebenaran
harus didukung dengan
fakta.
Kriteria objektif
berarti segala
fenomena yang
ditangkap oleh
indrawi harus
diamati dan
dianalisis secara
objektif
(dikemukakan secara
jujur apa adanya).
Setiap faktor yang
terlibat dalam masalah
yang sedang diamati
harus disoroti secara
kritis-analitis sehingga
setiap faktor itu jelas
makna, fungsi, dan
peranannya.
Deduktif-hipotetik berarti
penjelasan fenomena
didasarkan pada teori-teori
terdahulu yang sudah ada
daripada dapat diturunkan
HIPOTESIS melalui cara
berpikir deduktif.
Induktif-generalisasi
berarti menguji
kebenaran hasil
pemikiran deduktif
yang sifatnya
rasional dengan data
empiris (sesuaikah
atau tidak ?)
UMUMUMUM
KHUSUSKHUSUS
Prinsip: Segala yang dipandang
benar pada semua peristiwa
dalam satu kelas/jenis, berlaku
pula sebagai hal yang benar pada
semua peristiwa yang terjadi pada
hal khusus, asal yang khusus itu
benar-benar bagian dari yang
umum. 1. Premis mayor
2. Premis minor
3. Kesimpulan
1. Premis mayor
2. Premis minor
3. Kesimpulan
Ditentukan oleh:
•keterampilan
menyusun premis,
•conception,
•judgement.
Rawan Kesalahan:
• Silogisme
(kesalahan isi)
• Kesalahan bentuk
(kesalahan formal)
Penalaran dengan
Cara SILOGISME
Hasil Pemikiran
logis/rasio
Hasil Pemikiran
logis/rasio
7
Sejumlah besar “A” (SAMPEL)
diamati mempunyai sifat “B”
sehingga semua “A” termasuk
yang tidak diamati
juga mempunyai sifat “B” .
Ditentukan oleh:
•besar-kecilnya sampel,
•representatif sampel,
•homogenitas sampel.
A
POPULASI
Generalis
asi
empiris
8
Pengujian
hipotesis
TEORI
Hukum/Dalil
PenalaranInduktif
GeneralisasiEmpiris
OBSERVASI
FAKTA
OBSERVASI
FAKTA Penalaran
D
eduktif
Penjelasan
dan
Peram
alan
HIPOTESI
S
Penalaran Ilmuan
(deduktif & induktif)
9
DESAIN (RANCANGAN) PENELITIAN
• Desain penelitian merupakan cetak biru bagi peneliti.
Oleh karena itu, perlu disusun terlebih dahulu sebelum
penelitian dilaksanakan.
• Desain penelitian dapat memberikan petunjuk atau
arahan yang sistematis kepada peneliti tentang
kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan, kapan akan
dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya.
• Kategori:
– desain penelitian deskriptif,
– desain penelitian kausalitas,
– desain penelitian korelasional,
– desain penelitian tindakan,
– desain penelitian eksperimental ,
– desain penelitian Grounded.
10
DESAIN PENELITIAN DESKRIPTIF
• Desain penelitian deskriptif adalah desain
penelitian yang disusun untuk memberikan
gambaran secara sistematis tentang
informasi ilmiah yang berasal dari subjek
atau objek penelitian.
11
Langkah-langkah Penelitian Deskriptif
1. Merumuskan masalah penelitian.
2. Merumuskan tujuan penelitian.
3. Mengkaji pustaka, yaitu menelaah teori yang
relevan.
4. Menentukan sampel yang representatif.
5. Menyusun instrumen penelitian.
6. Mengumpulkan data.
7. Menganalisis data.
8. Menarik kesimpulan.
12
DESAIN PENELITIAN KAUSALITAS
• Desain penelitian kausalitas adalah
desain penelitian yang disusun untuk
meneliti kemungkinan adanya
hubungan sebab-akibat
antarvariabel.
13
Langkah-langkah Penelitian Kausalitas
1. Menetapkan masalah penelitian.
2. Merumuskan tujuan penelitian.
3. Mengkaji teori dan menelaah hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan.
4. Merumuskan hipotesis penelitian.
5. Menentukan ukuran sampel.
6. Mengklasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian
7. Menyusun instrumen penelitian, sekaligus melakukan uji
validitas dan reliabilitas instrumen.
8. Menentukan metode pengumpulan data.
9. Melakukan pengujian hipotesis.
10. Menarik kesimpulan.
14
DESAIN PENELITIAN KORELASIONAL
 Desain penelitian korelasional adalah desain
penelitian yang dibuat untuk meneliti
bagaimana kemungkinan hubungan yang
terjadi antarvariabel dengan
memperhatikan besaran koefisien korelasi.
 Langkah-langkah penelitian korelasional
tidak berbeda jauh dengan desain penelitian
kausalitas karena penelitian korelasional
pada umumnya ingin melakukan verifikasi
teori.
15
DESAIN PENELITIAN TINDAKAN
• Desain penelitian tindakan adalah desain
penelitian yang disusun untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan sebelumnya.
• Penelitian tindakan pada umumnya
mengevaluasi pendekatan atau metode yang
sudah diterapkan, kemudian berupaya
mengembangkan menjadi pendekatan atau
metode yang lebih baik.
16
Langkah-langkah Penelitian Tindakan
1. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian.
2. Melakukan kajian pustaka untuk menentukan metode
atau pendekatan yang relevan dengan masalah dan
tujuan penelitian.
3. Jika diperlukan, rumuskan hipotesis penelitian.
4. Membuat desain penelitian yang cocok dengan kondisi
lapangan.
5. Menentukan kriteria-kriteria evaluasi atau teknik analis
data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
penelitian.
6. Mengumpulkan data, menganalisis, dan
menginterpretasikan hasil.
7. Menyusun laporan penelitian.
17
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL YANG
SEBENARNYA
Desain penelitian eksperimental yang
sebenarnya adalah desain penelitian yang
disusun untuk meneliti adanya hubungan
kausalitas mengenai sikap tertentu antara
kelompok yang diberi perlakuan dengan
kelompok lain yang tidak dikenai perlakuan.
RAGAM:
 Pretest-Posttest Control Group
 Posttest- Only Control Group
18
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL
SEMU
 Desain penelitian eksperimental semu adalah
desain penelitian yang disusun untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi
informasi yang dapat diperoleh melalui eksperimen
yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk memanipulasikan semua
variabel yang relevan.
 RAGAM:
 One-Shot Case Study
 One-Group Pretest-Posttest
 Static Group Comparison
 Static Group Comparison Pretest-Posttest
19
DESAIN PENELITIAN GROUNDED
 Desain penelitian Grounded adalah desain
penelitian yang disusun untuk membuat
generalisasi empiris, menetapkan konsep-
konsep, serta membuktikan dan
mengembangkan teori.
20
Langkah-langkah Penelitian Grounded
 Menentukan masalah penelitian.
 Melakukan observasi; dalam hal ini, semua fakta
dicatat secara holistis dan bersifat alamiah
(naturalistik).
 Melakukan interpretasi fakta, membuat deskripsi
tentang fenomena yang diamati.
 Merumuskan generalisasi bersifat teoretis
dengan menyusun proposisi, konsep, dan teori.
 Menyusun laporan penelitian.
21
5
MENARIK
KESIMPULAN
4
UJI
HIPOTESIS
3
MENYUSUN
HIPOTESIS
2
MENGKAJI
TEORI
1
MENETAPKAN
MASALAH
TAHAPAN
RISET
secara
UMUM
Variabel penelitian
Sumber data
Instrumen
Populasi & Sampling
Pengumpulan data
Analisis data
Merumuskan
Hipotesis
Kajian teori
Kajian
penelitian
terdahulu
Menemukan masalah
Memilih masalah
Merumuskan masalah
Menyimpulkan
Rekomendasi
22
 Menemukan Masalah
 Memilih Masalah
 Merumuskan Masalah
23
Menemukan Masalah
Masalah penelitian dapat ditemukan dari
berbagai sumber:
• Referensi atau literatur
• Pertemuan Ilmiah
• Pendapat Otorita
• Pengamatan Sepintas
• Pengalaman Pribadi
• Intuisi
24
Memilih masalah
• Arah masalahnya
– Aktualitas
– Orisinalitas
– Relevan
– Besarnya sumbangan terhadap ilmu
• Arah calon peneliti
– Biaya
– Waktu
– Alat/perlengkapan yang tersedia
– Bekal kemampuan teoretis
– Penguasaan metode yang diperlukan
25
Merumuskan masalah
• Dirumuskan dengan kalimat
pertanyaan (apakah, sejauh mana,
bagaimana, dst.).
• Dirumuskan dengan jelas dan padat.
• Memberikan petunjuk tentang
kemungkinan pengumpulan data.
26
 Bagaimana pengaruh pertumbuhan
ekonomi,nilai tukar, ekspor, dan tingkat
suku bunga domestik terhadap Investasi
Asing Langsung di Indonesia?
 Bagaimana pengaruh marketing stimuli dan
lingkungan sosial budaya terhadap psikologi
konsumen dalam keputusan pembelian
barang X?
 Bagaimana pengaruh kinerja keuangan
terhadap Return Saham Perusahaan Food
and Beverages yang listing di Bursa Efek
Surabaya?
27
CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Mengemukakan teori-teori yang
relevan dengan masalah yang telah
dirumuskan.
Kriterianya:
• Relevance (relevan)
• Recency (mutakhir)
Perhatikan cara mengutipnya.
28
Menghindari duplikasi.
Menghasilkan pengertian dan pemahaman yang
komprehensif tentang permasalahan yang dicari
jawabnya melalui peneltian.
 Menunjukkan posisi penelitian yang akan dilakukan
dibanding penelitian yang sudah dilakukan sehingga
tampak persamaan dan perbedaannya.
29
TUJUAN KAJIAN TEORI DAN
TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA
• Hipotesis adalah pernyataan spesifik yang
bersifat prediksi dari hubungan antara
dua atau lebih variabel.
• Dugaan sementara yang kebenarannya
perlu diuji.
• Mendeskripsikan secara konkret apa yang
ingin dicapai/diharapkan terjadi dalam
penelitian.
30
Apakah semua penelitian ilmiah perlu
membuat hipotesis?
–Ya, jika berkenaan dengan verifikasi
suatu teori atau masalah.
–Tidak, jika penelitian masih bersifat
eksploratif dan deskriptif.
31
Kegunaan Hipotesis
• Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
• Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang
bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan penting dan
menyeluruh.
• Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian
dengan fakta dan antarfakta.
32
• Dirumuskan secara jelas, padat, dan
spesifik.
• Dinyatakan dalam kalimat deklaratif
atau pernyataan.
• Menyatakan hubungan antardua atau
lebih variabel.
• Dapat diuji.
• Konstruksi dari gagasan yang
didukung teori, bukan gagasan liar.
• Terkait dengan populasi.
33
JENIS HIPOTESIS
 Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel-variabel
berhubungan secara bersamaan tanpa
dinyatakan bahwa variabel yang satu
memengaruhi variabel lain.
 Hipotesis kausalitas adalah hipotesis yang
menyatakan hubungan sebab-akibat
antarvariabel.
 Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang
menyatakan adanya perbedaan antara satu
kelompok dengan kelompok lain.
34
• Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis)
– Hipotesis yang mendukung prediksi.
– Diterima jika hasil penelitian mendukung
hipotesis.
– Dinyatakan dengan H1.
• Hipotesis Nul (Null Hypothesis)
– Hipotesis yang mendeskripsikan keluaran, selain
dari hipotesis alternatif.
– Biasanya mendeskripsikan tidak ada
hubungan/pengaruh antarvariabel yang diuji.
– Dinyatakan dengan H0.
35
 Kejelasan peran, lingkungan kerja, dan evaluasi
manajemen berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan di PT X (contoh:
hipotesis hubungan kausalitas).
 Prestasi kerja karyawan bagian produksi lebih
tinggi daripada karyawan bagian pemasaran
(contoh: hipotesis perbandingan).
 Terdapat korelasi yang erat antara tingkat
pendidikan dengan prestasi kerja karyawan
(contoh: hipotesis korelasional).
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
36
• Kegiatan pembinaan mental spiritual
berhubungan erat secara signifikan
dengan motivasi karyawan (korelasional).
• Semakin tinggi motivasi dan kemampuan
manajerial, semakin tinggi pula kinerja
usaha pedagang kaki lima (kausalitas).
• Terdapat perbedaan kinerja yang
signifikan antara karyawan yang telah
mengikuti pelatihan administratif
dibanding dengan mereka yang belum
memperoleh pelatihan administratif
(perbandingan).
37
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
One-Tailed Hypothesis
• Mendeskripsikan hipotesis yang
berarah (direction) secara spesifik.
• Hipotesis nul adalah tidak ada
perbedaan antara variabel, dan
diprediksikan ke arah yang
berlawanan.
38
Contoh One-Tailed Hypothesis
39
Two-Tailed Hypothesis
• Prediksi yang tidak berarah.
• Hipotesis nul adalah tidak ada
perbedaan/pengaruh/hubungan
antara variabel.
40
Contoh Two-Tailed Hypothesis
41
42
Komponen Ilmu
43
Suatu peristiwa yang
ditangkap oleh indra
manusia dan dapat
dijelaskan secara ilmiah.
Abstraksi dari
fenomena yang
disusun
berdasarkan
generalisasi atas
ide-ide, simbol-
simbol
karekteristik suatu
peristiwa dengan
nama yang diambil
dari bahasa sehari-
hari.Hubungan
kausalitas yang
berlaku umum
antara dua
variabel atau
lebih.
Proposisi
yang telah
didukung
oleh data
empiris
Seperangkat
konsep, definisi,
dan proposisi-
proposisi yang
berhubungan satu
sama lain,
menunjukkan
fenomena secara
sistematis untuk
menjelaskan
(explanation),
meramalkan
(prediction)
fenomena.
VARIABEL
VARIABEL
Macam-macam Variabel:
–Variabel tergantung/terikat
–Variabel bebas
– Variabel moderator
–Variabel antara
–Variabel laten dan manifest
–Variabel endogen dan eksogen
44
45
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL
BERGANTUNG PADA BIDANG SDM
VARIABEL TERIKATVARIABEL BEBAS
Kematangan Emosi
(X2)
Intelegensi
(X1)
Kematangan Sosial
(X3)
Kualitas
Pelayanan Jasa
(Y)
Independentvariable
DependetVariable
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN
VARIABEL TERGANTUNG BIDANG EKONOMI
TINGKAT SUKU
BUNGA DOMESTIK
(X4)
INVESTASI
ASING
LANGSUNG
(Y)
46
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL
TERGANTUNG BIDANG KEUANGAN
47
48
Pengurangan
Hari Kerja
Variabel Bebas
Produktivitas Kerja
Variabel Terikat
Usia Tenaga Kerja
Variabel Moderator
POSISI VARIABEL MODERATOR DALAM
VARIABEL BEBAS DAN TERGANTUNG
VARIABEL ANTARA
TINGKAT
PENDIDIKAN
----------------------
Variabel Bebas
KINERJA
----------------------
Variabel Terikat
MOTIVASI
KERJA
Variabel Antara
49
VARIABEL LATEN: variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan
memerlukan beberapa indikator sebagai proksinya.
VARIABEL MANIFEST: variabel yang dapat diukur secara langsung oleh peneliti.
PERHATIKAN POSISI VARIABEL LATEN & MANIFEST BERIKUT INI.
50
Cara
Pembayaran
Spesifikasi
Produk
Jenis
Produk Merek
Distributor
Jumlah
Produk
Waktu
Pembelian
KEPUTUSAN
MEMBELI
= simbol untuk variabel laten
= simbol untuk variabel manifest
VARIABEL ENDOGEN: variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,
sedangkan VARIABEL EKSOGEN adalah variabel yang memengaruhi variabel lain.
51
Cara
Pembayaran
Spesifikasi
Produk
Jenis
Produk Merek
Distributor
Jumlah
Produk
Waktu
Pembelian
KEPUTUSAN
MEMBELI
Penjualan
Pribadi
Periklanan
Hubungan
Masyarakat
Promosi
Penjualan
BAURAN
PROMOSI
variabel independen
variabel dependen
Hubungan Kausalitas
variabel eksogen
variabel endogen
52
MOTIVASI (MOT)
X1 = Kebutuhan fisiologis
(PHYS)
X2 = Kebutuhan akan
rasa aman (SECU)
X3 = Kebutuhan sosial dan
rasa memiliki (SOCI)
X4 = Kebutuhan akan
penghargaan (ESTE)
X5 = Kebutuhan akan
aktualisasi diri (ACTU)
FUNGSI KEPEMIMPINAN
(PIM)
X6 = Penentu arah (TUAR)
X7 = Wakil organisasi
(KILO)
X8 = Komunikator (KOMU)
X9 = Mediator (METOR)
LINGKUNGAN KERJA (LKER)
X10 = Lingkungan fisik
(KUNGFI)
X11 = Dukungan kondisi
pekerjaan (WORKC)
X12 = Dukungan kolegial
(COLLS)
X13 = Kualitas dan teknik
supervisi (SUPVS)
X14 = Dukungan atasan/
pemimpin (LEADR)
KINERJA (KIN)
TRIDHARMA PERTI DAN
UNSUR PENUNJANG
Y1 = Pendidikan dan
pengajaran (DIKJAR)
Y2 = Penelitian (LIT)
Y3 = Pengab. kpd.
Masyarakat (PKM)
Y4 = Unsur penunjang
(JANG)
DP3
Y5 = Kesetiaan (TIA)
Y6 = Prestasi kerja
(PRESJA)
Y7 = Tanggung jawab
(GUNGWAB)
Y8 = Ketaatan (TAAT)
Y9 = Kejujuran (JUJUR)
Y10 = Kerja sama (JASMA)
Y11 = Prakarsa (KARSA)
Y12 = Kepemimpinan
(PIMP)
KARIER
Y13 = Fungsional (FUNGS)
Y14 = Struktural (STRUK)
Y15 = Akademik (AKAD)
X Y1 Y2
HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT DALAM
KERANGKA KONSEP UNTUK PENELITIAN SETINGKAT S-3.
53
HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT
DALAM STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)
SKALA UKUR VARIABEL
• Untuk fenomena yang variabelnya mempunyai
dimensi deskrit (terpisah), hakikatnya tidak dapat
diberi nilai berdasarkan dimensi itu. Fenomena itu
disebut fenomena nominal, variabelnya disebut
variabel nominal.
• Kategori dimensi variabel nominal adalah:
– Jenis kelamin: Laki-laki - Perempuan
– Kota kelahiran: Bandung, Malang, Surabaya, Padang
– Status perkawinan: Menikah - Belum menikah - Duda - Janda
– Status pekerjaan: PNS - Wiraswasta - Tentara - Polisi
54
VARIABEL/VARIABEL/
DIMENSIDIMENSI
JUMLAHJUMLAH
(ORANG)(ORANG) ( %)( %)
VARIABELVARIABEL
//
DIMENSIDIMENSI
JUMLAHJUMLAH
(ORANG)(ORANG) (%)(%)
STATUSSTATUS
PERKAWINANPERKAWINAN
- MENIKAHMENIKAH
- BELUMBELUM
MENIKAHMENIKAH
- DUDADUDA
- JANDAJANDA
7575
4040
6565
6060
31,2531,25
16,6716,67
27,0827,08
25,0025,00
AGAMA :AGAMA :
- ISLAM- ISLAM
- NASRANI- NASRANI
- HINDU- HINDU
- BUDDHA- BUDDHA
150150
110110
7575
6060
37,9737,97
27,8527,85
18,9918,99
15,1915,19
JUMLAHJUMLAH 240240 100,00100,00 JUMLAHJUMLAH 395395 100,0100,0
00
CATATAN: Dimensinya bersifat terpisah (tidak bertingkat sehingga tidak dapat
diberi nilai). Angka dalam kolom bukan nilai atas dimensi, tetapi
merupakan hitungan terhadap subjek yang mendukung dimensi
atau variabel itu.
DIMENSI VARIABEL NOMINAL
55
SKALA ORDINAL
 SKALA PENGUKURAN YANG MENYATAKAN SESUATU
LEBIH DARI YANG LAIN.
 MEMBERIKAN NILAI PERINGKAT TERHADAP DIMENSI
VARIABEL YANG DIUKUR SEHINGGA MENUNJUKKAN
SUATU URUTAN PENILAIAN ATAU TINGKAT
PREFERENSI.
CONTOH:
Sebutkan peringkat pilihan saudara terhadap wilayah
pemasaran jasa di Jawa Timur.
Pasuruan Gresik Madiun
Lumajang Malang Situbondo
Kediri Surabaya Sumenep
56
SKALA INTERVAL
• Menyatakan peringkat dan jarak dari konstruks/variabel
yang diukur.
• Mencakup konsep kesamaan jarak sehingga jarak antara 9
dan 10 sama dengan jarak 15 dan 16.
• Nilai dalam skala interval bukan angka nol mutlak.
• Contoh: skala Likert 5 titik
Menurut saya, sistem pengembangan karier di perusahaan ini
sudah sesuai dengan yang saya harapkan.
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
57
SKALA RATIO
• Menunjukkan peringkat, jarak, dan perbandingan
konstruk/variabel yang diukur.
• Nilai pada skala rasio adalah angka nol mutlak (
10 adalah 2 kali lebih besar dari 5 ).
• Kesimpulan:
Skala Rasio menyatakan sesuatu sekian kali besarnya dari
yang lain, Skala Interval menyatakan sesuatu lebihnya
sekian dari yang lain, sedangkan Skala Ordinal menyatakan
sesuatu lebih dari yang lain. Skala Nominal menyatakan
kategori saja.
58
Instrumen Penelitian
59
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam dan sosial.
URUTAN MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN
KONSEP ATAU
KONSTRUK
TEORI VARIABEL
DIMENSI
VARIABEL
INDIKATOR-
INDIKATOR
INSTRUMEN
PENELITIAN
TATA CARA MENYUSUN INSTRUMEN
• Perhatikan variabel yang “tersurat” dalam
rumusan masalah penelitian.
• Definisikan variabel tersebut dengan mengacu
pada pendapat ahli sebagaimana dinyatakan
dalam teori.
• Cari dimensinya.
• Cari indikator-indikatornya.
• Formulasikan indikator itu ke dalam bentuk
daftar kalimat pertanyaan atau pernyataan
(sebagai instrumen berupa kuesioner).
60
Contoh:
 Rumusan masalah penelitian:
Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja
karyawan di perusahaan X?
Definisi: Menurut Terry (1997: 390), motivasi adalah keinginan
yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk
melakukan tindakan.
 Jadi, berdasarkan definisi ini, seseorang bertindak untuk
melakukan sesuatu karena ada rangsangan yang bisa jadi
merupakan pemenuhan kebutuhan. Kita hubungkan dengan
teori Maslow tentang Teori Hierarki kebutuhan yang terdiri atas
5 tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan dan
rasa aman, kebutuhan sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.
 Kelima tingkat kebutuhan ini sebagai dimensi dari motivasi.
 Dari setiap dimensi itu, cari indikator-indikatornya (perhatikan
tabel berikut). 61
62
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN
MOTIVASI 1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan
keamanan dan rasa
aman
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan
aktualisasi diri
a. Pemenuhan pangan
b. Pemenuhan sandang
c. Pemenuhan tempat tinggal
d. Pemenuhan kesehatan, rekreasi
e. Pemenuhan pendidikan keluarga
f. Rasa aman dari pemutusan hubungan
kerja
g. Rasa aman terhadap kecelakaan kerja
h. Rasa aman karier dan masa depan
i. Rasa aman dari pemutusan hubungan
kerja
j. Diterima dengan baik oleh sesama
k. Rasa memiliki terhadap perusahaan
l. Hubungan kerja yang harmonis
antartingkatan manajemen
m. Interaksi yang dinamis dan persahabatan
antarsesama
n. Penghargaan atas prestasi
o. Kesesuaian penghargaan dengan prestasi
p. Delegasi wewenang sesuai dengan
kompetensi karyawan
q. Perhatian atasan/pemimpin
r. Kesempatan pengembangan diri
s. Kesempatan promosi jabatan
t. Kebijakan pendukung untuk kerja secara
1 s.d. 5
6 s.d. 9
10 s.d. 13
14 s.d. 17
18 s.d. 20
63
INSTRUMEN BERUPA KUESIONER (DAFTAR PERNYATAAN DENGAN SKALA LIKERT)
1. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan pangan.
2. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan sandang.
3. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal.
4. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan untuk pendidikan anak-anak.
5. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dan rekreasi keluarga.
6. Saya merasa di perusahaan ini tidak akan terjadi pemutusan hubungan kerja.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
64
7. Jenis pekerjaan yang rawan terjadi kecelakaan kerja sudah dilengkapi dengan peralatan untuk
keselamatan kerja.
8. Saya merasa aman dengan karier dan masa depan saya di perusahaan ini.
9. Menurut saya, kelangsungan hidup perusahaan ini terjamin.
10. Rekan-rekan kerja menerima saya dengan penuh kekeluargaan.
11. Saya merasa memiliki perusahaan ini karena saya sadar bahwa di samping menjadi wadah bagi
saya untuk bersosialisasi, perusahaan ini juga merupakan tempat menggantungkan hidup.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
65
12. Hubungan saya dengan atasan, bawahan serta dengan sesama terjalin harmonis.
13. Saya dapat berinteraksi dengan rekan-rekan sesama karyawan dengan penuh persahabatan.
14. Jika saya berprestasi, pimpinan memberikan penghargaan kepada saya.
15. Penghargaan yang saya terima sesuai dengan prestasi yang saya berikan.
16. Pemimpin (perusahaan) memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengerjakan pekerjaan
yang sesuai dengan kompetensi yang saya miliki.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
66
17. Saya memperoleh perhatian yang cukup dari pemimpin/atasan saya.
18. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri saya melalui pendidikan
dan pelatihan.
19. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk dipromosikan sesuai dengan potensi yang saya
miliki.
20. Di perusahaan ini, terdapat kebijakan yang mendukung bagi karyawan untuk unjuk kerja secara
optimal.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
67
Tabel: Elaborasi Variabel Prestasi Kerja
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN
Prestasi kerja 1. Mutu hasil kerja
2. Volume hasil kerja
3. Prakarsa
4. Penguasaan tugas
5. Keandalan
6. Kehadiran kerja
a. Ketelitian
b. Kerapian
c. Ketuntasan
d. Bekerja cepat sesuai target
e. Konsistensi hasil kerja
f. Keinginan untuk memperoleh tugas
tambahan
g. Kesiapan untuk memikul tanggung
jawab yang lebih besar
h. Paham terhadap pekerjaan
i. Terampil dalam bekerja
j. Menerapkan teknik yang dikuasai
k. Mampu menggunakan perangkat
yang tersedia
l. Andal dalam menuntaskan tugas
secara mandiri
m. Mampu merampungkan tugas tepat
waktu dengan pengawasan
minimum
n. Kedatangan tepat waktu
o. Istirahat tepat waktu
p. Pulang kerja tepat waktu
1 s.d. 3
4 s.d. 5
6 s.d. 7
8 s.d. 11
12 s.d. 13
14 s.d. 16
68
INSTRUMEN PRESTASI KERJA
1. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan teliti.
2. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan rapi.
3. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas.
4. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.
5. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan konsisten.
6. Saya selalu berkeinginan untuk memperoleh tugas-tugas baru.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
69
7. Saya selalu siap untuk bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang lebih besar.
8. Saya memahami tugas-tugas atau pekerjaan saya.
9. Saya terampil dalam menyelesaikan pekerjaan.
10. Saya mampu menerapkan teknik-teknik yang saya kuasai dalam menyelesaikan pekerjaan.
11. Saya mampu memanfaatkan perangkat yang disediakan sesuai dengan peruntukannya.
12. Saya andal dalam menuntaskan tugas-tugas atas prakarsa sendiri.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
70
13. Saya andal dalam merampungkan tugas tepat waktu dengan sedikit pengawasan.
14. Saya hadir tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan/instansi.
15. Saya andal dalam menepati waktu istirahat.
16. Saya pulang tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan atau instansi.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
INSTRUMEN PENELITIAN
• VALIDITAS ADALAH KETEPATAN ALAT UKUR
(INSTRUMEN) DALAM MENGUKUR APA YANG
HENDAK DIUKUR.
• VALIDITAS INSTRUMEN DITENTUKAN DENGAN
MENGORELASIKAN ANTARA SKOR YANG
DIPEROLEH SETIAP BUTIR PERTANYAAN
DENGAN SKOR TOTALNYA.
71
RUMUS YANG DIGUNAKAN ADALAH KORELASI
PRODUCT MOMENT
72
r =
N (ΣXY) − (ΣX ΣY)
√ [ N ΣX2
− (ΣX)2
] − [ N ΣY2
− (ΣY)2
]
di mana r = koefisien korelasi
X = skor butir
Y = skor total butir
N = jumlah sampel (responden)
Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel menggunakan derajat bebas (n
− 2). Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r dalam tabel pada alfa
tertentu maka berarti signifikan sehingga disimpulkan bahwa butir pertanyaan atau
pernyataan itu valid.
73
CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS
Tabel: Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja
Responden
Skor Butir Kuesioner
Skor
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 74
2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 47
3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 76
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52
6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 74
7 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 42
8 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 72
9 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
10 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 78
11 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 54
12 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
14 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 69
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 69
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
18 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
19 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 56
20 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
21 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
(bersambung)
74
Tabel: (lanjutan) Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja
Responden
Skor Butir Kuesioner
Skor
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
22 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 74
23 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
24 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 60
25 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 73
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
27 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 59
28 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 53
29 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 70
31 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
32 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 72
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 76
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
35 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 70
75
Tabel: Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total
(bersambung)
Responden X Y X2
Y2
XY
1 4 74 16 5.476 296
2 3 47 9 2.209 141
3 4 76 16 5.776 304
4 3 62 9 3.844 186
5 4 52 16 2.704 208
6 5 74 25 5.476 370
7 2 42 4 1.764 84
8 4 72 16 5.184 288
9 3 58 9 3.364 174
10 4 78 16 6.084 312
11 3 54 9 2.916 162
12 3 58 9 3.364 174
13 4 64 16 4.096 256
14 4 69 16 4.761 276
15 5 80 25 6.400 400
16 3 69 9 4.761 207
17 5 80 25 6.400 400
18 3 58 9 3.364 174
19 3 56 9 3.136 168
20 5 66 25 4.356 330
21 3 59 9 3.481 177
22 4 74 16 5.476 296
76
Tabel: (lanjutan) Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total
Responden X Y X2
Y2
XY
23 3 64 9 4.096 192
24 5 60 25 3.600 300
25 4 73 16 5.329 292
26 5 80 25 6.400 400
27 4 59 16 3.481 236
28 3 53 9 2.809 159
29 5 79 25 6.241 395
30 4 70 16 4.900 280
31 3 38 9 1.444 114
32 4 72 16 5.184 288
33 5 76 25 5.776 380
34 4 64 16 4.096 256
35 4 70 16 4.900 280
Jumlah 134 2.280 536 152.648 8.955
r =
35 (8.955) − (134 × 2.280)
√ [ 35 (536) − (134)2
] [ 35 (152.648) − (2.280)2
]
=
7.905
√ 116.001.120
r = 0,734
=
√ (18.760 − 17.956) (5.342.680 − 5.198.400)
313.425 − 305.520
77
Tabel: Nilai-nilai r Product Moment
N
Taraf Signif.
N
Taraf Signif.
N
Taraf Signif.
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,887 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
78
Selanjutnya, dikonsultasikan (dibandingkan) dengan
nilai korelasi yang terdapat pada tabel. Pada alfa 1%
dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r
(pada tabel) adalah 0,442. Dengan demikian, karena
nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r
tabel (0,734 > 0,442) maka signifikan dan
memberikan alasan untuk menyimpulkan bahwa butir
pertanyaan nomor 1 valid (dapat digunakan sebagai
instrumen penelitian).
Cara yang sama dapat digunakan untuk memperoleh
nilai koefisien korelasi untuk pertanyaan butir nomor
2 sampai dengan 16.
RELIABILITAS INSTRUMEN
• Menunjukkan konsistensi hasil pengukuran
sekiranya alat pengukur itu digunakan oleh
orang yang berlainan pada waktu bersamaan
atau digunakan oleh orang yang sama pada
waktu berlainan.
• Jadi, secara implisit, mengandung
OBJEKTIVITAS.
79
CARA PENGUKURAN RELIABILITAS
80
 Cara pengukuran Ulang
 Instrumen diberikan kepada responden yang sama pada waktu
berbeda.
 Skor total yang diperoleh pada pengukuran pertama dikorelasikan
dengan skor total dengan pengukuran kedua.
 Rumus korelasi yang digunakan berikut prosedurnya sama dengan
menghitung validitas.
 Cara Pengukuran Belah Dua
 Instrumen dibelah menjadi dua bagian: nomor genap dan nomor
ganjil.
 Skor total dari setiap belahan dikorelasikan dengan rumus korelasi
product moment. Hasilnya dikonversi dalam rumus SPEARMAN-
BROWN:
2. r (pm) r (sb) = nilai reliabilitas
r (sb) = --------------- r (pm) = nilai korelasi product moment
1 + r (pm)
81(bersambung)
Responden X Y X2
Y2
XY
1 74 70 5.476 4.900 5.180
2 47 50 2.209 2.500 2.350
3 76 78 5.776 6.084 5.928
4 62 65 3.844 4.225 4.030
5 52 54 2.704 2.916 2.808
6 74 78 5.476 6.084 5.772
7 42 45 1.764 2.025 1.890
8 72 70 5.184 4.900 5.040
9 58 59 3.364 3.481 3.422
10 78 78 6.084 6.084 6.084
11 54 52 2.916 2.704 2.808
12 58 60 3.364 3.600 3.480
13 64 69 4.096 4.761 4.416
14 69 70 4.761 4.900 4.830
15 80 78 6.400 6.084 6.240
16 69 64 4.761 4.096 4.416
17 80 79 6.400 6.241 6.320
18 58 60 3.364 3.600 3.480
19 56 60 3.136 3.600 3.360
20 66 60 4.356 3.600 3.960
21 59 60 3.481 3.600 3.540
22 74 70 5.476 4.900 5.180
CONTOH CARA PENGUKURAN ULANG
Tabel: Perhitungan Reliabilitas dengan Cara Pengukuran Ulang
Tabel: (lanjutan) Perhitungan Reliabilitas dengan Cara Pengukuran Ulang
82
Responden X Y X2
Y2
XY
23 64 65 4.096 4.225 4.160
24 60 64 3.600 4.096 3.840
25 73 70 5.329 4.900 5.110
26 80 80 6.400 6.400 6.400
27 59 60 3.481 3.600 3.540
28 53 54 2.809 2.916 2.862
29 79 80 6.241 6.400 6.320
30 70 74 4.900 5.476 5.180
31 38 47 1.444 2.209 1.786
32 72 70 5.184 4.900 5.040
33 76 74 5.776 5.476 5.624
34 64 60 4.096 3.600 3.840
35 70 72 4.900 5.184 5.040
Jumlah 2.280 2.299 152.648 154.267 153.276
r =
35 (153.276) − (2.280 × 2.299)
√ [ 35 (152.648) − (2.280)2
] [ 35 (154.267) − (2.299)2
]
(5.342.680 − 5.198.400) (5.399.345 − 5.285.401)√
5.364.660 − 5.241.720
=
122.940
√ 16.439.840.320
r = 0,9588
=
83
Nilai koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai
r dalam tabel. Pada alfa 1% dan derajat bebas
(n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel) adalah
0,442. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi
hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r tabel
(0,9588 > 0,442); uji reliabilitas signifikan. Dengan
kata lain, instrumen penelitian reliabel.*
* Perhitungan dengan cara “belah dua” dapat dilihat pada buku penulis [Anwar Sanusi,
Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 ) atau referensi lain yang
membahas mengenai “pengukuran instrumen”.]
84
CONTOH CARA BELAH DUA
Tabel: Skor Butir Nomor Ganjil
Responden
Skor Butir Nomor Ganjil
Skor Total1 3 5 7 9 11 13 15
1 4 4 4 5 5 5 5 5 37
2 3 2 3 3 3 3 3 4 24
3 4 4 5 5 5 5 5 5 38
4 3 4 4 4 4 4 4 4 31
5 4 4 3 3 3 3 3 3 26
6 5 5 5 5 5 4 4 5 38
7 2 3 2 2 3 3 3 2 20
8 4 4 4 4 5 5 5 5 36
9 3 3 3 4 4 4 4 4 29
10 4 4 5 5 5 5 5 5 38
11 3 3 3 3 4 4 3 4 27
12 3 3 3 4 4 4 4 4 29
13 4 4 4 4 4 4 4 4 32
14 4 4 4 4 4 4 5 5 34
15 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 3 4 4 4 4 5 5 5 34
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40
18 3 3 3 4 4 4 4 4 29
19 3 3 3 3 4 4 4 4 28
20 5 4 4 4 4 4 4 4 33
21 3 3 3 4 4 4 4 4 29
22 4 5 5 5 4 4 5 4 36
23 3 5 4 4 4 4 4 4 32
24 5 5 4 4 4 3 3 3 31
25 4 4 4 4 5 5 5 4 35
26 5 5 5 5 5 5 5 5 40
27 4 3 4 4 3 3 4 4 29
28 3 3 3 4 4 4 3 3 27
29 5 5 5 5 5 5 5 5 40
30 4 4 4 4 4 5 5 5 35
31 3 3 3 2 2 2 2 2 19
32 4 4 4 5 5 4 4 4 34
33 5 5 5 5 5 5 4 4 38
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 4 4 4 5 4 4 4 5 34
85
CONTOH CARA BELAH DUA
Tabel: Skor Butir Nomor Genap
Responden
Skor Butir Nomor Genap
Skor Total2 4 6 8 10 12 14 16
1 4 4 4 5 5 5 5 5 37
2 2 2 3 3 3 4 3 3 23
3 4 4 5 5 5 5 5 5 38
4 4 3 4 4 4 4 4 4 31
5 4 4 3 3 3 3 3 3 26
6 4 5 5 5 4 4 4 5 36
7 3 3 2 3 3 3 3 2 22
8 4 4 4 4 5 5 5 5 36
9 3 3 3 4 4 4 4 4 29
10 5 5 5 5 5 5 5 5 40
11 3 3 3 3 4 4 4 3 27
12 3 3 3 4 4 4 4 4 29
13 4 4 4 4 4 4 4 4 32
14 5 4 5 4 4 4 5 4 35
15 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 4 4 4 4 5 5 4 5 35
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40
18 3 3 3 4 4 4 4 4 29
19 3 3 3 3 4 4 4 4 28
20 4 4 5 4 4 4 4 4 33
21 3 3 4 4 4 4 4 4 30
22 5 5 5 5 4 4 5 5 38
23 4 4 4 4 4 4 4 4 32
24 5 4 4 4 3 3 3 3 29
25 5 4 4 5 5 5 5 5 38
26 5 5 5 5 5 5 5 5 40
27 4 4 4 3 3 4 4 4 30
28 3 3 3 4 4 3 3 3 26
29 5 5 4 5 5 5 5 5 39
30 4 4 4 4 4 5 5 5 35
31 3 3 3 2 2 2 2 2 19
32 4 4 5 5 5 5 5 5 38
33 5 5 5 5 5 5 4 4 38
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 5 4 5 5 4 4 5 4 36
Responden X Y X2
Y2
XY
1 37 37 1.369 1.369 1.369
2 24 23 576 529 552
3 38 38 1.444 1.444 1.444
4 31 31 961 961 961
5 26 26 676 676 676
6 38 36 1.444 1.296 1.368
7 20 22 400 484 440
8 36 36 1.296 1.296 1.296
9 29 29 841 841 841
10 38 40 1.444 1.600 1.520
11 27 27 729 729 729
12 29 29 841 841 841
13 32 32 1.024 1.024 1.024
14 34 35 1.156 1.225 1.190
15 40 40 1.600 1.600 1.600
16 34 35 1.156 1.225 1.190
17 40 40 1.600 1.600 1.600
18 29 29 841 841 841
19 28 28 784 784 784
20 33 33 1.089 1.089 1.089
21 29 30 841 900 870
22 36 38 1.296 1.444 1.368
23 32 32 1.024 1.024 1.024
24 31 29 961 841 899
25 35 38 1.225 1.444 1.330
26 40 40 1.600 1.600 1.600
27 29 30 841 900 870
28 27 26 729 676 702
29 40 39 1.600 1.521 1.560
30 35 35 1.225 1.225 1.225
31 19 19 361 361 361
32 34 38 1.156 1.444 1.292
33 38 38 1.444 1.444 1.444
34 32 32 1.024 1.024 1.024
35 34 36 1.156 1.296 1.224
Jumlah 1.134 1.146 37.754 38.598 38.148
86
CONTOH CARA BELAH DUA
Tabel: Perhitungan Reliabilitas Cara Belah Dua
87
35.616
36.508
=
= 0,9756rpm
r =
35 (38.148) − (1.134 × 1.146)
√ [ 35 (37.754) − (1.134)2
] [ 35 (38.598) − (1.146)2
]
2 (0,9756)
1 + 0,9756
=
= 0,9875
rsb
Nilai koefisien korelasi perhitungan ini dibandingkan dengan nilai r pada tabel.
Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel)
adalah 0,442. Dengan demikian, nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada
nilai r tabel (0,9875 > 0,442); uji reliabilitas signifikan.
Dengan kata lain, instrumen penelitian reliabel.
POPULASI DAN TEKNIK
PENARIKAN SAMPEL
POPULASI:
Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karekteristik tertentu yang dipelajari oleh
peneliti, dan kemudian ditarik kesimpulannya.
SAMPEL:
Bagian dari karekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
88
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL
1. RANDOM
♦ SIMPLE RANDOM SAMPLING
♦ SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
♦ STRATIFIED RANDOM SAMPLING
♦ CLUSTER RANDOM SAMPLING
1. NON-RANDOM
♦ SNOWBALL SAMPLING
♦ KUOTA SAMPLING
♦ CONVENIENCE SAMPLING
♦ PURPOSIVE SAMPLING
♦ DLL.
89
PENGERTIAN
• Simple random sampling adalah proses
memilih satuan sampling sedemikian rupa
sehingga setiap satuan sampling dalam
populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk terpilih dalam sampel.
90
Tabel: Contoh Tabel Angka Acak
91
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 97446 30328 05262 77371 48190 73486 63781 15262 39324
2 15453 75591 60540 77137 09485 58922 81873 87347 07945
3 69995 77086 55217 53721 85713 16056 44954 01398 43989
4 69726 58696 27272 38148 76957 25448 58922 69697 09165
5 23604 31948 16926 26360 34039 95385 16056 68861 25972
6 13640 17233 58650 47819 98529 93141 68607 28028 23376
7 90799 09199 51169 94892 55111 97885 25488 64178 55835
8 71068 19459 21339 10124 87347 58565 95387 26373 07834
9 55019 79001 34442 16335 35062 44204 22078 10083 42112
10 20879 50235 17389 25260 96941 45923 93141 11683 32131
Catatan: Angka acak (random) bisa juga diperoleh dengan menggunakan kalkulator. (Tekan
Shift – Run ≠ pada kalkulator.)
• Systematic random sampling adalah cara
pengambilan sampel di mana hanya anggota
sampel pertama yang dipilih secara random,
sedangkan anggota sampel berikutnya dipilih
secara sistematis menurut pola tertentu
92
Systematic Random Sampling
93
775
525
200
Strata I
Strata II
Strata III
1. Sp = 5
2. Sp + K ; 5 + 10
= 15
3. Sp + 2K ; 5 + 20
= 25
4. Sp + 3K ; 5 + 30
= 35
5. Sp + 4K ; 5 + 40
= 45
6. Sp + 5K ; 5 + 50
= 55
7. Sp + 6K ; 5 + 60
= 65
8. Sp + 7K ; 5 + 70
= 75
anggota sampel terpilih
Populasi = 100
Sampel = 10
K = 100/10 10
• Stratified random sampling adalah cara
pengambilan sampel di mana populasi
distratifikasi menjadi beberapa lapisan
berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria
dimaksud dapat berupa variabel penelitian,
bisa juga variabel yang dekat dengan variabel
penelitian.
94
775
525
200
1.500 (POPULASI)
Strata I
Strata II
Strata III
Misalkan, ukuran sampel yang
diinginkan sebesar 450. Jadi,
alokasi sampel per strata:
Dari strata I (775/1.500 ) × 450 = 232
Dari strata II (525/1.500) × 450 = 158
Dari strata III (200/1.500) × 450 = 60
----------------
450
Stratified Random Sampling
95
1 2 3 4 5 6 7 8
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8
 Cluster random sampling adalah pengambilan sampel di mana randomisasi
dilakukan terhadap kelompok, bukan pada anggota populasi.
96
cluster
terpilih
cluster
terpilih
cluster
terpilih
POPULASI
N = 8
banyak
cluster
n = 3
banyak cluster
terpilih
m = 2
banyak satuan
sampling
m = 1
banyak satuan
sampling
diteliti semuanya
diteliti semuanya
satuan
pengamatan
• Snowball sampling adalah cara pengambilan sampel yang
pada awalnya menggunakan responden terbatas, kemudian
terus meningkat berdasarkan informasi dari responden
pertama.
• Quota sampling adalah cara pengambilan sampel di mana
jumlah responden yang akan diteliti ditetapkan terlebih
dahulu, baru kemudian siapa yang akan dipilih menjadi
anggota sampel terserah peneliti.
• Convenience sampling adalah cara pengambilan sampel
berdasarkan kemudahan.
• Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang
didasarkan atas pertimbangan tertentu, terutama
pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar.
97
PENGAMBILAN SAMPEL TIDAK ACAK (Non-Random)
Menentukan Ukuran Sampel
Menurut Gay dan Dehl (1996):
1. Untuk penelitian deskriptif, minimal diambil sampel
sebesar 10% dari populasi. Sementara itu, jika
populasinya besar maka minimal diambil sampel
sebesar 20% dari populasi.
2. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan
korelasional, minimal diambil 30 sampel.
3. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan
kausalitas, minimal diambil 30 subjek per kelompok.
4. Untuk penelitian eksperimen, dianjurkan minimal 15
subjek per kelompok.
98
99
n =
N
1 + Nα2
di mana n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
α = toleransi ketidaktelitian (dalam persen)
Contoh:
Misalkan, diketahui jumlah populasi penelitian adalah 1.200 orang.
Sementara, ketidaktelitian yang dikehendaki adalah 5%. Dengan demikian,
jumlah atau ukuran sampel yang diperlukan untuk diteliti adalah sebesar
300 orang.
PERHITUNGAN:
RUMUS SLOVIN
KREJCIE & MORGAN
100
n =
X2
NP(1 − P)
d2
(N − 1) + X2
P(1 − P)
di mana n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
P = proporsi populasi (0,5)
d = derajat ketelitian (0,05)
X2
= nilai tabel X2
= 3,84
Jika ukuran populasi adalah 1.200 maka ukuran sampel yang diperlukan:
PERHITUNGAN:
n =
(3,84)(1.200)0,5(1 − 0,5)
(0,05)2
(1.200 − 1) + (3,84)0,5(1 −
0,5)
=
1.152
3,957
5
= 291, 1 ≈ 291
TEKNIK SURVEI
TEKNIK OBSERVASI
KUESIONER
DIBERIKAN
LANGSUNG
DIKIRIM VIA ALAT
KOMUNIKASI
WAWANCARA
BERTATAP
LANGSUNG
PAKAI TELEPON
SECARA
LANGSUNG
DIKETAHUI
RESPONDEN
TIDAK
DIKETAHUI
RESPONDEN
BANTUAN
ALAT
DIKETAHUI
RESPONDEN
TIDAK
DIKETAHUI
RESPONDEN
TEKNIK
PENGUMPULANDATA
B
I
A
S
D
A
T
A
101
TEKNIK ANALISIS DATA
102
Teknik analisis data ditentukan oleh faktor:
• Tujuan studi
• Skala ukur yang digunakan
• Jumlah variabel
Analisis regresi
Manfaat:
Untuk menentukan hubungan kausalitas atau sebab-
akibat antara satu variabel terikat dengan satu atau
lebih variabel bebas.
Misal: penelitian tentang pengaruh motivasi karyawan ,
perilaku pemimpin, dan kesempatan pengembangan
karier terhadap kinerja karyawan (satu variabel
terikat dan tiga variabel bebas).
103
104
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ e
di mana Y = kinerja
X1 = motivasi
X2 = perilaku pemimpin
X3 = kesempatan pengembangan karier
a = konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi
e = variabel pengganggu
Data hasil penelitian terhadap 59 responden sebagai sampel dinyatakan
pada tabel berikut ini.
Responden
Motivasi
(X1)
Perilaku Pemimpin
(X2)
Kesemp.
Pengemb. Karier (X3)
Kinerja
(Y)
1 3,80 3,70 5 3,83
2 4,20 4,20 5 4,17
3 4,33 4,00 5 4,00
4 3,63 3,00 5 3,50
5 4,55 4,10 5 3,83
6 4,10 3,80 4 3,67
7 4,20 3,60 5 4,17
8 4,45 3,90 4 3,67
9 4,35 4,50 5 4,17
10 4,00 4,00 4 4,00
11 3,80 4,00 5 3,67
12 4,00 4,00 4 4,00
13 3,90 3,70 4 3,67
14 4,00 4,00 4 3,67
15 3,90 4,50 5 4,00
16 4,25 4,30 5 3,67
17 3,78 3,40 3 3,33
18 4,25 3,80 5 3,67
19 4,13 3,80 5 3,83
20 3,83 3,90 3 3,33
21 4,55 4,30 5 3,67
22 4,10 4,70 5 4,00
23 3,88 3,70 4 3,67
24 3,88 3,80 4 3,50
25 4,23 3,50 4 3,50
26 3,78 3,90 4 3,83
27 3,88 3,80 4 3,50
28 4,00 4,00 5 4,00
105
(bersambung)
DATA APLIKASI CONTOH ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Tabel: Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas
Responden
Motivasi
(X1)
Perilaku Pemimpin
(X2)
Kesemp.
Pengemb. Karier (X3)
Kinerja
(Y)
31 4,00 4,00 4 3,67
32 3,60 3,70 3 3,33
33 4,35 4,10 5 4,17
34 4,35 4,30 5 4,33
35 4,13 3,70 4 3,17
36 3,25 3,10 3 3,00
37 4,45 4,90 5 4,33
38 2,20 3,00 4 2,83
39 4,15 3,80 3 3,50
40 3,85 3,60 4 3,67
41 4,00 4,30 5 3,67
42 2,43 3,00 5 3,00
43 4,10 3,70 5 3,67
44 4,48 4,40 5 4,00
45 4,00 3,80 4 3,67
46 4,13 3,40 5 4,33
47 4,00 4,00 4 4,00
48 4,00 4,00 4 4,00
49 3,88 3,40 4 3,67
50 4,00 4,00 4 4,00
51 3,25 3,00 3 3,00
52 4,00 4,00 4 4,00
53 4,00 4,00 4 4,00
54 3,90 4,50 5 4,00
55 4,25 4,30 5 3,67
56 3,78 3,40 3 3,33
57 2,43 3,00 5 3,00
58 4,10 3,70 5 3,67
59 2,43 3,00 5 3,00
Catatan: Variabel X1 memiliki 2 indikator 9 butir pernyataan; X2 memiliki 2 indikator 10 butir pernyataan; X3 memiliki 3 indikator 4 butir pernyataan; dan Y memiliki 3
indikator 6 butir pernyataan.
106
Tabel: (lanjutan) Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas
107
Menggunakan hasil print out program statistik SPSS
Menentukan model/persaman regresi:
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Correlations
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial
1 (Constant) .672 .264 2.540 .014
X1 .365 .075 .534 4.892 .000 .749 .551
X2 .209 .095 .253 2.202 .032 .749 .285
X3 .187 .048 .303 3.905 .000 .435 .466
a. Dependent Variable: Y
Y = 0,672 + 0,365X1 + 0,209X2 + 0,187X3
108
Nilai Koefisien Determinasi (R2
)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .850a
.722 .707 .20198 .1755
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Nilai koefisien determinasi (adjusted R square) digunakan untuk
menunjukkan variasi nilai variabel tergantung yang dijelaskan oleh variabel
bebas.
Dari tabel output program ini, disimpulkan bahwa kinerja karyawan
dijelaskan oleh motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan
karier sebesar 70,7%. Sementara itu, sisanya (sebesar 29,3%) dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dianalisis dalam model.
109
Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Parsial)
Uji model secara serempak dilakukan menggunakan uji F. Caranya dengan
membandingkan nilai alfa yang dipilih (misal: 1–10%) dengan nilai Sig. dalam tabel hasil
print out program SPSS. Jika nilai Sig. lebih kecil daripada nilai alfa yang dipilih maka
disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel bebas secara serempak signifikan
menjelaskan variabel terikat. Sebaliknya, tidak signifikan jika nilai Sig. lebih besar
daripada alfa yang pilih.
ANOVAb
Model Sum of R
Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.820 3 1.940 47.558 .000a
Residual 2.244 55 4.079E–02
Total 8.064 58
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Dari tabel output ini, disimpulkan bahwa jika alfa yang dipilih sebesar 1% maka
variabel kinerja karyawan secara serempak signifikan (nyata) dijelaskan oleh
variabel motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier.
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Correlations
Model B Std. Error Beta T Sig. Zero-order Partial
1 (Constant) .672 .264 2.540 .014
X1 .365 .075 .534 4.892 .000 .749 .551
X2 .209 .095 .253 2.202 .032 .749 .285
X3 .187 .048 .303 3.905 .000 .435 .466
a. Dependent Variable: Y
110
Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Serempak)
Uji koefisien regresi secara parsial berarti menguji setiap pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat apakah signifikan atau tidak. Caranya dengan
membandingkan nilai Sig. dengan nilai alfa yang dipilih. Jika nilai Sig. lebih kecil
daripada nilai alfa yang dipilih, pengaruh variabel bebas itu signifikan terhadap variabel
terikat. Demikian pula sebaliknya.
Tabel output ini menunjukkan bahwa untuk alfa 5% semua nilai Sig. lebih kecil.
Dengan demikian, semua variabel bebas (motivasi karyawan, perilaku pemimpin,
dan pengembangan karier) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
secara parsial.
Menentukan pengaruh variabel yang dominan dalam
model regresi berganda
• Perhatikan nilai koefisien regresi yang paling besar dalam
persamaan itu.
• Perhatikan signifikansi setiap koefisien tersebut pada
setiap variabel.
• Jika nilai koefisien regresi suatu variabel paling besar di
antara yang lain dan signifikan untuk alpha tertentu maka:
“variabel itu mempunyai pengaruh yang dominan jika
dibandingkan dengan variabel lain terhadap variabel
terikat.
111
Y = 0,672 + 0,365X1 + 0,209X2 + 0,187X3
ANALISIS JALUR
(Path Analysis)
• Analisis jalur berfungsi untuk menjelaskan
akibat/pengaruh langsung dan tidak
langsung seperangkat variabel bebas
dengan seperangkat variabel terikat.
• Pada analisis jalur, terlebih dahulu harus
menggambarkan secara diagramatik
struktur hubungan kausalitas antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Diagram ini dikenal dengan diagram jalur.
112
113
• Diagram berikut ini menunjukkan hubungan kausal antara
X1 dengan X4, X2 dengan X4, dan X3 dengan X4. Sementara,
hubungan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2
dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional.
• Perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan
korelasional. Pada diagram jalur, terdapat tiga variabel
eksogen (X1, X2 , X3) dan satu variabel endogen (X4).
X3
X2
X1
X4
Є
Koefisien Jalur
114
Besarnya pengaruh dari suatu variabel eksogen ke variabel endogen tertentu
dinyatakan oleh besarnya bilangan koefisien jalur (path coefficient).
X2
X1
X3
Є
r X1X2
ρ X3X1
ρ X3X2
ρ X3 Є
Aplikasi Analisis Jalur
• Untuk aplikasi analisis jalur dalam kancah
penelitian yang sesungguhnya, dapat
dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi,
Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit
Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis Data pada
subbab Analisis Jalur (Path Analysis).
115
Structural Equation Modeling (SEM)
 Model persamaan struktural merupakan
pengembangan lebih lanjut dari path analysis.
Pada model persamaan struktural (SEM),
hubungan kausalitas antarvariabel eksogen
dengan endogen dapat ditentukan secara lebih
lengkap.
 Dengan menggunakan SEM, tidak hanya
hubungan kausalitas (langsung dan tidak
langsung) pada variabel atau konstruk yang
diamati dapat terdeteksi, tetapi komponen-
komponen yang berkontribusi terhadap
pembentukan konstruk tersebut dapat ditentukan
(hal ini tidak tertampung dalam analisis jalur).
116
117
Kotak persegi disebut variabel terukur (observed variable). Nilainya
dapat diperoleh dengan menggunakan instrumen (kuesioner)
penelitian di lapangan.ca
Lingkaran berbentuk oval disebut variabel bentukan (latent
variable). Nilai variabel bentukan ini dibentuk oleh indikator-
indikator penyusun konstruk. Oleh karena itu, variabel bentukan ini
juga disebut construct.
Panah satu arah menunjukkan adanya hubungan yang dihipotesiskan
antarvariabel, di mana variabel yang dituju anak panah adalah
variabel tergantung. Untuk variabel latent (construct), arah anak
panah menuju ke kiri (ke indikator-indikator penyusun construct itu.
Untuk variabel terukur (observed variable), arah anak panah menuju
ke kanan (lazim sebagaimana arah anak panah dalam hubungan
regresi antara variabel independen ke variabel dependen.
Panah dua arah menunjukkan hubungan korelasi di antara dua
variabel. Dalam SEM, perilaku dua anak panah ini tidak dihitung,
tetapi digunakan untuk syarat dalam menentukan hubungan
kausalitas antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel
independent. Dalam hal ini, hubungan kausalitas dalam regresi akan
terjadi jika di antara variabel independen itu tidak saling berkorelasi.
Makna Notasi dalam SEM
Langkah Pemodelan SEM
• Model SEM yang lengkap terdiri atas model
pengukuran dan model struktural. Model
pengukuran digambarkan dengan konfirmasi
indikator-indikator empiris terhadap konstruk
yang dibangun oleh indikator itu, sedangkan
model struktural menjelaskan struktur
hubungan kausalitas antarvariabel.
118
Langkah Pemodelan SEM
119
Pengembangan Model Berbasis Teori
120
SEM tidak menghasilkan suatu hubungan
kausalitas, melainkan membenarkan atau tidak
sebuah hubungan kausalitas. Hubungan kausalitas
itu sendiri dalam model harus dibangun oleh peneliti
melalui landasan teori yang kuat akan fenomena
yang diamati.
121
BUDAYA ORGANISASI (BUDOR)
X1 =
Keterlibatan
X2 =
Konsistensi
X3 =
Adaptasi
X4 = Misi
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
(KETRANS)
X5 =
Stimulasi intelektual
X6 =
Pengaruh individu
X7 =
Motivasi inspiratif
X8 =
Pertimbangan individualPENGEMBANGAN KARIER
(PEKAR)
X9 = Jalur individu
X10 = Jalur organisasi
X11 = Jalur mentor
KOMITMEN ORGANISASIONAL
(KOMOR)
Y1 = Komitmen afektif
Y2 = Komitmen kontinuan
Y3 = Komitmen normatif
KINERJA ORGANISASI (KINOR)
Y4 = Perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran
Y5 = Perspektif bisnis internal
Y6 = Perspektif pelanggan
Y7 = Perspektif finansial
Contoh hasil pengembangan model berbasis teori: Hubungan antara budaya
organisasi, kepemimpinan transformasional, pengembangan karier dengan komitmen
organisasional dan kinerja organisasi.
Pengembangan Path Diagram
• Setelah model dikembangkan berdasarkan
pijakan teori yang kuat, model itu selanjutnya
diterjemahkan ke dalam diagram jalur (path
diagram) agar dapat menentukan hubungan
kausalitas atau korelasional antarkonstruk
atau variabel dengan mudah.
122
123
Contoh: Diagram jalur hubungan budaya organisasi, kepemimpinan
transformasional, dan pengembangan karier dengan komitmen
organisasional dan kinerja organisasi.
Konversi Diagram Jalur ke dalam Serangkaian Persamaan
124
Pada hakikatnya, persamaan-persamaan dalam structural equation modeling
terbagi menjadi dua bagian, yaitu persamaan model pengukuran (measurement
model/factor loading) dan persamaan model struktural (structural model).
Contoh Persamaan Model Pengukuran:
1.Faktor loading yang menjelaskan variabel budaya organisasi (BUDOR)
Keterlibatan (X1) = α1 BUDOR + d1
Konsistensi (X2) = α2 BUDOR + d2
Adaptasi (X3) = α3 BUDOR + d3
Misi (X4) = α4 BUDOR + d4
Contoh Persamaan Model Struktural:
1.Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung variabel budaya
organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier
terhadap komitmen organisasional
KOMOR = β1 BUDOR + β2 KETRANS + β3 PEKAR + Z1
Memilih Matriks Input dan Estimasi
Model
• Dalam analisis SEM, data yang digunakan
sebagai input adalah matriks
varians/kovarians atau matriks korelasi.
(Perhatikan pembahasan pada bagian analisis
jalur/path analysis.)
125
Dalam analisis SEM, sering kali muncul persoalan identifikasi,
baik yang berupa unidentified maupun overidentified.
Sebagai akibatnya, model tidak mampu menghasilkan
estimasi atau pendugaan yang seharusnya.
Ciri-ciri terjadinya masalah identifikasi, antara lain:
•standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat
besar,
•terjadi korelasi yang berlebihan antarkoefisien estimasi yang
diperoleh dari model yang dimaksud.
Menilai Masalah Identifikasi
126
Evaluasi Kriteria Goodness-of-Fit
• Langkah pertama dalam evaluasi model yang sudah
dihasilkan dalam analisis SEM adalah memperhatikan
terpenuhinya asumsi-asumsi dalam SEM, misalnya (1)
ukuran sampel, (2) normalitas dan linearitas, (3)
kemungkinan adanya outlier (pencilan) yang ekstrem, serta
(4) kemungkinan terjadinya multicollinearitas dan
singularitas.
• Setelah asumsi-asumsi tersebut dipenuhi, barulah dilakukan
uji kesesuaian dan uji statistik. Berbagai kriteria yang dapat
dijadikan pedoman dalam melakukan uji kesesuaian (uji fit)
dikenal dengan “goodness-of-fit indices”. (Perhatikan tabel
berikut.)
127
128
Goodness-of-Fit Index Cut-off Value
X2
- Chi-squary
Significance Probability
RMSEA
GFI
AGFI
CMIN/DF
TLI
CFI
Diharapkan kecil
≥ 0,05
≤ 0,08
≥ 0,90
≥ 0,90
≤ 2,00
≥ 0,95
≥ 0,95
Tabel Goodness-of-Fit Indices
Interpretasi dan Modifikasi Model
• Langkah terakhir dalam analisis SEM adalah melakukan
interpretasi terhadap model yang sudah memenuhi
persyaratan dengan berpedoman pada kriteria-kriteria
goodness-of-fit. Jika model ternyata belum memenuhi
kriteria ini maka disarankan untuk dilakukan
modifikasi.
129
Aplikasi SEM dalam kancah penelitian yang sesungguhnya, dapat
dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi
Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10
Analisis Data pada subbab Structural Equation Modeling (SEM).
Menyusun Laporan Penelitian
Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun laporan penelitian:
1.Tujuan pembuatan laporan.
2.Terkait dengan hal yang pertama; siapakah yang akan
memanfaatkan (atau membaca) laporan penelitian itu.
3.Ketajaman dalam menyampaikan informasi hasil penelitian.
4.Sistematika penulisan laporan (untuk setiap jenjang pendidikan,
sistematika penulisan akan memiliki perbedaan walaupun
substansinya sama).
130
Menyusun Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan cetak biru dari
keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, proposal penelitian sesungguhnya
sangat menentukan apakah penelitian yang akan
dilakukan itu layak atau tidak.
131
Untuk mendalami cara menyusun proposal penelitian, dapat
dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi
Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 12
Menyusun Proposal Penelitian.

More Related Content

What's hot (20)

PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
Metode Penelitian (PILOT STUDY)
Metode Penelitian (PILOT STUDY)Metode Penelitian (PILOT STUDY)
Metode Penelitian (PILOT STUDY)
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimental
 
Ppt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitianPpt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitian
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKANTAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
 
Tinjauan pustaka teori Kerangka Berpikir
Tinjauan pustaka teori Kerangka BerpikirTinjauan pustaka teori Kerangka Berpikir
Tinjauan pustaka teori Kerangka Berpikir
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Manajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rsManajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rs
 
Merancang Policy Brief
Merancang Policy BriefMerancang Policy Brief
Merancang Policy Brief
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhana
 
Simple random sampling
Simple random samplingSimple random sampling
Simple random sampling
 
Hipotesis nol
Hipotesis nolHipotesis nol
Hipotesis nol
 
PPT ANALISIS DATA
PPT ANALISIS DATAPPT ANALISIS DATA
PPT ANALISIS DATA
 
Bab 5 uji hipotesis
Bab 5 uji hipotesisBab 5 uji hipotesis
Bab 5 uji hipotesis
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
pengujian hipotesis
pengujian hipotesispengujian hipotesis
pengujian hipotesis
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Bias Penelitian
Bias PenelitianBias Penelitian
Bias Penelitian
 

Viewers also liked

Tabel t untuk spss
Tabel t untuk spssTabel t untuk spss
Tabel t untuk spssbinasuci
 
Skripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modelingSkripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modelingRahmatdi Black
 
Identifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi permasalahan penelitianIdentifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi permasalahan penelitianpristanti
 
Statistika pendidikan unit_5
Statistika pendidikan unit_5Statistika pendidikan unit_5
Statistika pendidikan unit_5kelasrs12a
 
Kuesioner penelitian
Kuesioner penelitianKuesioner penelitian
Kuesioner penelitiansuprastiyo
 
Pelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramanPelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramancelotehlucu82
 
P#2 research framework
P#2 research frameworkP#2 research framework
P#2 research frameworkAPTIKOM3
 
Pengertian teori
Pengertian teoriPengertian teori
Pengertian teoriAri Jayanti
 
masalah , hipotesis , dan analisis
masalah , hipotesis , dan analisismasalah , hipotesis , dan analisis
masalah , hipotesis , dan analisisShinta
 
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitianLatar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitianAfifah Asra
 
Metode penelitian 1+2
Metode penelitian 1+2Metode penelitian 1+2
Metode penelitian 1+2Jauhar Anam
 
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan PenelitianPerumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitianpjj_kemenkes
 
Kuisioner SERVQUAL untuk Tesis Magister Manajemen UNMUL Samarinda
Kuisioner SERVQUAL untuk Tesis Magister Manajemen UNMUL SamarindaKuisioner SERVQUAL untuk Tesis Magister Manajemen UNMUL Samarinda
Kuisioner SERVQUAL untuk Tesis Magister Manajemen UNMUL SamarindaIbnu Khayath Farisanu
 
Stat prob03 sampling
Stat prob03 samplingStat prob03 sampling
Stat prob03 samplingArif Rahman
 
PERMASALAHAN PENELITIAN
PERMASALAHAN PENELITIAN PERMASALAHAN PENELITIAN
PERMASALAHAN PENELITIAN jakarta
 
Metode riset utk bisnis & ekonomi
Metode riset utk bisnis & ekonomiMetode riset utk bisnis & ekonomi
Metode riset utk bisnis & ekonomisundulangit
 

Viewers also liked (20)

Tabel t untuk spss
Tabel t untuk spssTabel t untuk spss
Tabel t untuk spss
 
Skripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modelingSkripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modeling
 
Tabel t
Tabel tTabel t
Tabel t
 
Identifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi permasalahan penelitianIdentifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi permasalahan penelitian
 
5. variabel dan skala ukur
5. variabel dan skala ukur5. variabel dan skala ukur
5. variabel dan skala ukur
 
Statistika pendidikan unit_5
Statistika pendidikan unit_5Statistika pendidikan unit_5
Statistika pendidikan unit_5
 
Tabel tabel statistik 2
Tabel tabel statistik 2Tabel tabel statistik 2
Tabel tabel statistik 2
 
Kuesioner penelitian
Kuesioner penelitianKuesioner penelitian
Kuesioner penelitian
 
Pelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramanPelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuraman
 
P#2 research framework
P#2 research frameworkP#2 research framework
P#2 research framework
 
Pengertian teori
Pengertian teoriPengertian teori
Pengertian teori
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
masalah , hipotesis , dan analisis
masalah , hipotesis , dan analisismasalah , hipotesis , dan analisis
masalah , hipotesis , dan analisis
 
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitianLatar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
 
Metode penelitian 1+2
Metode penelitian 1+2Metode penelitian 1+2
Metode penelitian 1+2
 
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan PenelitianPerumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
 
Kuisioner SERVQUAL untuk Tesis Magister Manajemen UNMUL Samarinda
Kuisioner SERVQUAL untuk Tesis Magister Manajemen UNMUL SamarindaKuisioner SERVQUAL untuk Tesis Magister Manajemen UNMUL Samarinda
Kuisioner SERVQUAL untuk Tesis Magister Manajemen UNMUL Samarinda
 
Stat prob03 sampling
Stat prob03 samplingStat prob03 sampling
Stat prob03 sampling
 
PERMASALAHAN PENELITIAN
PERMASALAHAN PENELITIAN PERMASALAHAN PENELITIAN
PERMASALAHAN PENELITIAN
 
Metode riset utk bisnis & ekonomi
Metode riset utk bisnis & ekonomiMetode riset utk bisnis & ekonomi
Metode riset utk bisnis & ekonomi
 

Similar to Metode penelitian

Kelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptx
Kelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptxKelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptx
Kelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptxdaffaelanghendraalba
 
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptxKONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptxFitriNurHidayah9
 
Pendahuluan Metotologi Penelitian
Pendahuluan Metotologi PenelitianPendahuluan Metotologi Penelitian
Pendahuluan Metotologi PenelitianJatmiko Susilo
 
Sesi 2 Pengantar Metode Penelitian_Indonesia 2024.pptx
Sesi 2 Pengantar Metode Penelitian_Indonesia 2024.pptxSesi 2 Pengantar Metode Penelitian_Indonesia 2024.pptx
Sesi 2 Pengantar Metode Penelitian_Indonesia 2024.pptxajidwiyuniarso
 
Teknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataTeknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataUniversity of Andalas
 
1 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 20211 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 2021RIDHOBARU
 
Penelitian dengan metode
Penelitian dengan metodePenelitian dengan metode
Penelitian dengan metodeqowiym
 
Materi 4 - Penelitian.pdf
Materi 4 - Penelitian.pdfMateri 4 - Penelitian.pdf
Materi 4 - Penelitian.pdfMahesaRioAditya
 
Pengantar Metodologi Penelitian-edit.pptx
Pengantar Metodologi Penelitian-edit.pptxPengantar Metodologi Penelitian-edit.pptx
Pengantar Metodologi Penelitian-edit.pptxSuhardimanHardi
 
Materi Diskusi Metodologi Penelitian 4 April 2022.pdf
Materi Diskusi Metodologi Penelitian 4 April 2022.pdfMateri Diskusi Metodologi Penelitian 4 April 2022.pdf
Materi Diskusi Metodologi Penelitian 4 April 2022.pdfAnungWahyudiSTEFA
 
02 penelitian-dan-metode-ilmiah
02 penelitian-dan-metode-ilmiah02 penelitian-dan-metode-ilmiah
02 penelitian-dan-metode-ilmiahZahra Zakira
 
Penelitian Pengembangan
Penelitian PengembanganPenelitian Pengembangan
Penelitian PengembanganYamanto Isa
 

Similar to Metode penelitian (20)

Kelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptx
Kelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptxKelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptx
Kelas X BAB 2 (Penelitian Sosial)-2.pptx
 
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptxKONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
 
Metode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatifMetode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif
 
Pendahuluan Metotologi Penelitian
Pendahuluan Metotologi PenelitianPendahuluan Metotologi Penelitian
Pendahuluan Metotologi Penelitian
 
Sesi 2 Pengantar Metode Penelitian_Indonesia 2024.pptx
Sesi 2 Pengantar Metode Penelitian_Indonesia 2024.pptxSesi 2 Pengantar Metode Penelitian_Indonesia 2024.pptx
Sesi 2 Pengantar Metode Penelitian_Indonesia 2024.pptx
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
Teknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataTeknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis data
 
Metodologi
MetodologiMetodologi
Metodologi
 
1 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 20211 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 2021
 
Penelitian dengan metode
Penelitian dengan metodePenelitian dengan metode
Penelitian dengan metode
 
Kul metpen1
Kul metpen1Kul metpen1
Kul metpen1
 
Penel kualitatif bbptpt (yuti)
Penel kualitatif   bbptpt (yuti)Penel kualitatif   bbptpt (yuti)
Penel kualitatif bbptpt (yuti)
 
Materi 4 - Penelitian.pdf
Materi 4 - Penelitian.pdfMateri 4 - Penelitian.pdf
Materi 4 - Penelitian.pdf
 
maheni lahijah 11140904
maheni lahijah 11140904maheni lahijah 11140904
maheni lahijah 11140904
 
Pengantar Metodologi Penelitian-edit.pptx
Pengantar Metodologi Penelitian-edit.pptxPengantar Metodologi Penelitian-edit.pptx
Pengantar Metodologi Penelitian-edit.pptx
 
Kuliah ke 1
Kuliah ke 1Kuliah ke 1
Kuliah ke 1
 
Kuliah ke 1
Kuliah ke 1Kuliah ke 1
Kuliah ke 1
 
Materi Diskusi Metodologi Penelitian 4 April 2022.pdf
Materi Diskusi Metodologi Penelitian 4 April 2022.pdfMateri Diskusi Metodologi Penelitian 4 April 2022.pdf
Materi Diskusi Metodologi Penelitian 4 April 2022.pdf
 
02 penelitian-dan-metode-ilmiah
02 penelitian-dan-metode-ilmiah02 penelitian-dan-metode-ilmiah
02 penelitian-dan-metode-ilmiah
 
Penelitian Pengembangan
Penelitian PengembanganPenelitian Pengembangan
Penelitian Pengembangan
 

Metode penelitian

  • 3. Kompetensi yang Diharapkan  Mampu memahami metodologi penelitian secara konseptual .  Mampu menerapkannya dalam kancah penelitian yang sebenarnya.  Adanya perubahan kognitif dari peserta didik dalam menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi kegiatan penelitian baik yang dilakukannya sendiri maupun yang dilaksanakan oleh orang lain. 3
  • 4. Hakikat Penelitian 4 Pengetahuan? Ilmu? Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan berupa ilmu Apa yang Membedakan ? Tanpa Penalaran Pikiran Logis dan Pengujian dengan Data Empiris Penalaran Pikiran Logis dan Pengujian dengan Data Empiris Bukan Metode Ilmiah Metode Ilmiah Langkah-langkah Sistematis secara Logis dan Teruji
  • 5. Komponen Ilmu 5 Suatu peristiwa yang ditangkap oleh indra manusia dan dapat dijelaskan secara ilmiah. Abstraksi dari fenomena yang disusun berdasarkan generalisasi atas ide-ide, simbol- simbol karekteristik suatu peristiwa dengan nama yang diambil dari bahasa sehari- hari. Hubungan kausalitas yang berlaku umum di antara dua variabel atau lebih. Proposisi yang telah didukung oleh data empiris Seperangkat konsep, definisi, dan proposisi- proposisi yang berhubungan satu sama lain, menunjukkan fenomena secara sistematis untuk menjelaskan (explanation) dan meramalkan (prediction) fenomena.
  • 6. Kriteria Metode Ilmiah 6 Segala kegiatan yang dilakukan untuk menemukan kebenaran harus didukung dengan fakta. Kriteria objektif berarti segala fenomena yang ditangkap oleh indrawi harus diamati dan dianalisis secara objektif (dikemukakan secara jujur apa adanya). Setiap faktor yang terlibat dalam masalah yang sedang diamati harus disoroti secara kritis-analitis sehingga setiap faktor itu jelas makna, fungsi, dan peranannya. Deduktif-hipotetik berarti penjelasan fenomena didasarkan pada teori-teori terdahulu yang sudah ada daripada dapat diturunkan HIPOTESIS melalui cara berpikir deduktif. Induktif-generalisasi berarti menguji kebenaran hasil pemikiran deduktif yang sifatnya rasional dengan data empiris (sesuaikah atau tidak ?)
  • 7. UMUMUMUM KHUSUSKHUSUS Prinsip: Segala yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam satu kelas/jenis, berlaku pula sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang terjadi pada hal khusus, asal yang khusus itu benar-benar bagian dari yang umum. 1. Premis mayor 2. Premis minor 3. Kesimpulan 1. Premis mayor 2. Premis minor 3. Kesimpulan Ditentukan oleh: •keterampilan menyusun premis, •conception, •judgement. Rawan Kesalahan: • Silogisme (kesalahan isi) • Kesalahan bentuk (kesalahan formal) Penalaran dengan Cara SILOGISME Hasil Pemikiran logis/rasio Hasil Pemikiran logis/rasio 7
  • 8. Sejumlah besar “A” (SAMPEL) diamati mempunyai sifat “B” sehingga semua “A” termasuk yang tidak diamati juga mempunyai sifat “B” . Ditentukan oleh: •besar-kecilnya sampel, •representatif sampel, •homogenitas sampel. A POPULASI Generalis asi empiris 8
  • 10. DESAIN (RANCANGAN) PENELITIAN • Desain penelitian merupakan cetak biru bagi peneliti. Oleh karena itu, perlu disusun terlebih dahulu sebelum penelitian dilaksanakan. • Desain penelitian dapat memberikan petunjuk atau arahan yang sistematis kepada peneliti tentang kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan, kapan akan dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya. • Kategori: – desain penelitian deskriptif, – desain penelitian kausalitas, – desain penelitian korelasional, – desain penelitian tindakan, – desain penelitian eksperimental , – desain penelitian Grounded. 10
  • 11. DESAIN PENELITIAN DESKRIPTIF • Desain penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun untuk memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian. 11
  • 12. Langkah-langkah Penelitian Deskriptif 1. Merumuskan masalah penelitian. 2. Merumuskan tujuan penelitian. 3. Mengkaji pustaka, yaitu menelaah teori yang relevan. 4. Menentukan sampel yang representatif. 5. Menyusun instrumen penelitian. 6. Mengumpulkan data. 7. Menganalisis data. 8. Menarik kesimpulan. 12
  • 13. DESAIN PENELITIAN KAUSALITAS • Desain penelitian kausalitas adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antarvariabel. 13
  • 14. Langkah-langkah Penelitian Kausalitas 1. Menetapkan masalah penelitian. 2. Merumuskan tujuan penelitian. 3. Mengkaji teori dan menelaah hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. 4. Merumuskan hipotesis penelitian. 5. Menentukan ukuran sampel. 6. Mengklasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian 7. Menyusun instrumen penelitian, sekaligus melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. 8. Menentukan metode pengumpulan data. 9. Melakukan pengujian hipotesis. 10. Menarik kesimpulan. 14
  • 15. DESAIN PENELITIAN KORELASIONAL  Desain penelitian korelasional adalah desain penelitian yang dibuat untuk meneliti bagaimana kemungkinan hubungan yang terjadi antarvariabel dengan memperhatikan besaran koefisien korelasi.  Langkah-langkah penelitian korelasional tidak berbeda jauh dengan desain penelitian kausalitas karena penelitian korelasional pada umumnya ingin melakukan verifikasi teori. 15
  • 16. DESAIN PENELITIAN TINDAKAN • Desain penelitian tindakan adalah desain penelitian yang disusun untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. • Penelitian tindakan pada umumnya mengevaluasi pendekatan atau metode yang sudah diterapkan, kemudian berupaya mengembangkan menjadi pendekatan atau metode yang lebih baik. 16
  • 17. Langkah-langkah Penelitian Tindakan 1. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian. 2. Melakukan kajian pustaka untuk menentukan metode atau pendekatan yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. 3. Jika diperlukan, rumuskan hipotesis penelitian. 4. Membuat desain penelitian yang cocok dengan kondisi lapangan. 5. Menentukan kriteria-kriteria evaluasi atau teknik analis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. 6. Mengumpulkan data, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil. 7. Menyusun laporan penelitian. 17
  • 18. DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL YANG SEBENARNYA Desain penelitian eksperimental yang sebenarnya adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti adanya hubungan kausalitas mengenai sikap tertentu antara kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok lain yang tidak dikenai perlakuan. RAGAM:  Pretest-Posttest Control Group  Posttest- Only Control Group 18
  • 19. DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL SEMU  Desain penelitian eksperimental semu adalah desain penelitian yang disusun untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh melalui eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk memanipulasikan semua variabel yang relevan.  RAGAM:  One-Shot Case Study  One-Group Pretest-Posttest  Static Group Comparison  Static Group Comparison Pretest-Posttest 19
  • 20. DESAIN PENELITIAN GROUNDED  Desain penelitian Grounded adalah desain penelitian yang disusun untuk membuat generalisasi empiris, menetapkan konsep- konsep, serta membuktikan dan mengembangkan teori. 20
  • 21. Langkah-langkah Penelitian Grounded  Menentukan masalah penelitian.  Melakukan observasi; dalam hal ini, semua fakta dicatat secara holistis dan bersifat alamiah (naturalistik).  Melakukan interpretasi fakta, membuat deskripsi tentang fenomena yang diamati.  Merumuskan generalisasi bersifat teoretis dengan menyusun proposisi, konsep, dan teori.  Menyusun laporan penelitian. 21
  • 22. 5 MENARIK KESIMPULAN 4 UJI HIPOTESIS 3 MENYUSUN HIPOTESIS 2 MENGKAJI TEORI 1 MENETAPKAN MASALAH TAHAPAN RISET secara UMUM Variabel penelitian Sumber data Instrumen Populasi & Sampling Pengumpulan data Analisis data Merumuskan Hipotesis Kajian teori Kajian penelitian terdahulu Menemukan masalah Memilih masalah Merumuskan masalah Menyimpulkan Rekomendasi 22
  • 23.  Menemukan Masalah  Memilih Masalah  Merumuskan Masalah 23
  • 24. Menemukan Masalah Masalah penelitian dapat ditemukan dari berbagai sumber: • Referensi atau literatur • Pertemuan Ilmiah • Pendapat Otorita • Pengamatan Sepintas • Pengalaman Pribadi • Intuisi 24
  • 25. Memilih masalah • Arah masalahnya – Aktualitas – Orisinalitas – Relevan – Besarnya sumbangan terhadap ilmu • Arah calon peneliti – Biaya – Waktu – Alat/perlengkapan yang tersedia – Bekal kemampuan teoretis – Penguasaan metode yang diperlukan 25
  • 26. Merumuskan masalah • Dirumuskan dengan kalimat pertanyaan (apakah, sejauh mana, bagaimana, dst.). • Dirumuskan dengan jelas dan padat. • Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data. 26
  • 27.  Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi,nilai tukar, ekspor, dan tingkat suku bunga domestik terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia?  Bagaimana pengaruh marketing stimuli dan lingkungan sosial budaya terhadap psikologi konsumen dalam keputusan pembelian barang X?  Bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang listing di Bursa Efek Surabaya? 27 CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
  • 28. Mengemukakan teori-teori yang relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Kriterianya: • Relevance (relevan) • Recency (mutakhir) Perhatikan cara mengutipnya. 28
  • 29. Menghindari duplikasi. Menghasilkan pengertian dan pemahaman yang komprehensif tentang permasalahan yang dicari jawabnya melalui peneltian.  Menunjukkan posisi penelitian yang akan dilakukan dibanding penelitian yang sudah dilakukan sehingga tampak persamaan dan perbedaannya. 29 TUJUAN KAJIAN TEORI DAN TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA
  • 30. • Hipotesis adalah pernyataan spesifik yang bersifat prediksi dari hubungan antara dua atau lebih variabel. • Dugaan sementara yang kebenarannya perlu diuji. • Mendeskripsikan secara konkret apa yang ingin dicapai/diharapkan terjadi dalam penelitian. 30
  • 31. Apakah semua penelitian ilmiah perlu membuat hipotesis? –Ya, jika berkenaan dengan verifikasi suatu teori atau masalah. –Tidak, jika penelitian masih bersifat eksploratif dan deskriptif. 31
  • 32. Kegunaan Hipotesis • Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. • Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh. • Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta. 32
  • 33. • Dirumuskan secara jelas, padat, dan spesifik. • Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan. • Menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel. • Dapat diuji. • Konstruksi dari gagasan yang didukung teori, bukan gagasan liar. • Terkait dengan populasi. 33
  • 34. JENIS HIPOTESIS  Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang menyatakan bahwa variabel-variabel berhubungan secara bersamaan tanpa dinyatakan bahwa variabel yang satu memengaruhi variabel lain.  Hipotesis kausalitas adalah hipotesis yang menyatakan hubungan sebab-akibat antarvariabel.  Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lain. 34
  • 35. • Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis) – Hipotesis yang mendukung prediksi. – Diterima jika hasil penelitian mendukung hipotesis. – Dinyatakan dengan H1. • Hipotesis Nul (Null Hypothesis) – Hipotesis yang mendeskripsikan keluaran, selain dari hipotesis alternatif. – Biasanya mendeskripsikan tidak ada hubungan/pengaruh antarvariabel yang diuji. – Dinyatakan dengan H0. 35
  • 36.  Kejelasan peran, lingkungan kerja, dan evaluasi manajemen berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT X (contoh: hipotesis hubungan kausalitas).  Prestasi kerja karyawan bagian produksi lebih tinggi daripada karyawan bagian pemasaran (contoh: hipotesis perbandingan).  Terdapat korelasi yang erat antara tingkat pendidikan dengan prestasi kerja karyawan (contoh: hipotesis korelasional). CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS 36
  • 37. • Kegiatan pembinaan mental spiritual berhubungan erat secara signifikan dengan motivasi karyawan (korelasional). • Semakin tinggi motivasi dan kemampuan manajerial, semakin tinggi pula kinerja usaha pedagang kaki lima (kausalitas). • Terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara karyawan yang telah mengikuti pelatihan administratif dibanding dengan mereka yang belum memperoleh pelatihan administratif (perbandingan). 37 CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
  • 38. One-Tailed Hypothesis • Mendeskripsikan hipotesis yang berarah (direction) secara spesifik. • Hipotesis nul adalah tidak ada perbedaan antara variabel, dan diprediksikan ke arah yang berlawanan. 38
  • 40. Two-Tailed Hypothesis • Prediksi yang tidak berarah. • Hipotesis nul adalah tidak ada perbedaan/pengaruh/hubungan antara variabel. 40
  • 42. 42
  • 43. Komponen Ilmu 43 Suatu peristiwa yang ditangkap oleh indra manusia dan dapat dijelaskan secara ilmiah. Abstraksi dari fenomena yang disusun berdasarkan generalisasi atas ide-ide, simbol- simbol karekteristik suatu peristiwa dengan nama yang diambil dari bahasa sehari- hari.Hubungan kausalitas yang berlaku umum antara dua variabel atau lebih. Proposisi yang telah didukung oleh data empiris Seperangkat konsep, definisi, dan proposisi- proposisi yang berhubungan satu sama lain, menunjukkan fenomena secara sistematis untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) fenomena. VARIABEL
  • 44. VARIABEL Macam-macam Variabel: –Variabel tergantung/terikat –Variabel bebas – Variabel moderator –Variabel antara –Variabel laten dan manifest –Variabel endogen dan eksogen 44
  • 45. 45 HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL BERGANTUNG PADA BIDANG SDM VARIABEL TERIKATVARIABEL BEBAS Kematangan Emosi (X2) Intelegensi (X1) Kematangan Sosial (X3) Kualitas Pelayanan Jasa (Y)
  • 46. Independentvariable DependetVariable HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL TERGANTUNG BIDANG EKONOMI TINGKAT SUKU BUNGA DOMESTIK (X4) INVESTASI ASING LANGSUNG (Y) 46
  • 47. HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL TERGANTUNG BIDANG KEUANGAN 47
  • 48. 48 Pengurangan Hari Kerja Variabel Bebas Produktivitas Kerja Variabel Terikat Usia Tenaga Kerja Variabel Moderator POSISI VARIABEL MODERATOR DALAM VARIABEL BEBAS DAN TERGANTUNG
  • 50. VARIABEL LATEN: variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator sebagai proksinya. VARIABEL MANIFEST: variabel yang dapat diukur secara langsung oleh peneliti. PERHATIKAN POSISI VARIABEL LATEN & MANIFEST BERIKUT INI. 50 Cara Pembayaran Spesifikasi Produk Jenis Produk Merek Distributor Jumlah Produk Waktu Pembelian KEPUTUSAN MEMBELI = simbol untuk variabel laten = simbol untuk variabel manifest
  • 51. VARIABEL ENDOGEN: variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, sedangkan VARIABEL EKSOGEN adalah variabel yang memengaruhi variabel lain. 51 Cara Pembayaran Spesifikasi Produk Jenis Produk Merek Distributor Jumlah Produk Waktu Pembelian KEPUTUSAN MEMBELI Penjualan Pribadi Periklanan Hubungan Masyarakat Promosi Penjualan BAURAN PROMOSI variabel independen variabel dependen Hubungan Kausalitas variabel eksogen variabel endogen
  • 52. 52 MOTIVASI (MOT) X1 = Kebutuhan fisiologis (PHYS) X2 = Kebutuhan akan rasa aman (SECU) X3 = Kebutuhan sosial dan rasa memiliki (SOCI) X4 = Kebutuhan akan penghargaan (ESTE) X5 = Kebutuhan akan aktualisasi diri (ACTU) FUNGSI KEPEMIMPINAN (PIM) X6 = Penentu arah (TUAR) X7 = Wakil organisasi (KILO) X8 = Komunikator (KOMU) X9 = Mediator (METOR) LINGKUNGAN KERJA (LKER) X10 = Lingkungan fisik (KUNGFI) X11 = Dukungan kondisi pekerjaan (WORKC) X12 = Dukungan kolegial (COLLS) X13 = Kualitas dan teknik supervisi (SUPVS) X14 = Dukungan atasan/ pemimpin (LEADR) KINERJA (KIN) TRIDHARMA PERTI DAN UNSUR PENUNJANG Y1 = Pendidikan dan pengajaran (DIKJAR) Y2 = Penelitian (LIT) Y3 = Pengab. kpd. Masyarakat (PKM) Y4 = Unsur penunjang (JANG) DP3 Y5 = Kesetiaan (TIA) Y6 = Prestasi kerja (PRESJA) Y7 = Tanggung jawab (GUNGWAB) Y8 = Ketaatan (TAAT) Y9 = Kejujuran (JUJUR) Y10 = Kerja sama (JASMA) Y11 = Prakarsa (KARSA) Y12 = Kepemimpinan (PIMP) KARIER Y13 = Fungsional (FUNGS) Y14 = Struktural (STRUK) Y15 = Akademik (AKAD) X Y1 Y2 HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT DALAM KERANGKA KONSEP UNTUK PENELITIAN SETINGKAT S-3.
  • 53. 53 HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT DALAM STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)
  • 54. SKALA UKUR VARIABEL • Untuk fenomena yang variabelnya mempunyai dimensi deskrit (terpisah), hakikatnya tidak dapat diberi nilai berdasarkan dimensi itu. Fenomena itu disebut fenomena nominal, variabelnya disebut variabel nominal. • Kategori dimensi variabel nominal adalah: – Jenis kelamin: Laki-laki - Perempuan – Kota kelahiran: Bandung, Malang, Surabaya, Padang – Status perkawinan: Menikah - Belum menikah - Duda - Janda – Status pekerjaan: PNS - Wiraswasta - Tentara - Polisi 54
  • 55. VARIABEL/VARIABEL/ DIMENSIDIMENSI JUMLAHJUMLAH (ORANG)(ORANG) ( %)( %) VARIABELVARIABEL // DIMENSIDIMENSI JUMLAHJUMLAH (ORANG)(ORANG) (%)(%) STATUSSTATUS PERKAWINANPERKAWINAN - MENIKAHMENIKAH - BELUMBELUM MENIKAHMENIKAH - DUDADUDA - JANDAJANDA 7575 4040 6565 6060 31,2531,25 16,6716,67 27,0827,08 25,0025,00 AGAMA :AGAMA : - ISLAM- ISLAM - NASRANI- NASRANI - HINDU- HINDU - BUDDHA- BUDDHA 150150 110110 7575 6060 37,9737,97 27,8527,85 18,9918,99 15,1915,19 JUMLAHJUMLAH 240240 100,00100,00 JUMLAHJUMLAH 395395 100,0100,0 00 CATATAN: Dimensinya bersifat terpisah (tidak bertingkat sehingga tidak dapat diberi nilai). Angka dalam kolom bukan nilai atas dimensi, tetapi merupakan hitungan terhadap subjek yang mendukung dimensi atau variabel itu. DIMENSI VARIABEL NOMINAL 55
  • 56. SKALA ORDINAL  SKALA PENGUKURAN YANG MENYATAKAN SESUATU LEBIH DARI YANG LAIN.  MEMBERIKAN NILAI PERINGKAT TERHADAP DIMENSI VARIABEL YANG DIUKUR SEHINGGA MENUNJUKKAN SUATU URUTAN PENILAIAN ATAU TINGKAT PREFERENSI. CONTOH: Sebutkan peringkat pilihan saudara terhadap wilayah pemasaran jasa di Jawa Timur. Pasuruan Gresik Madiun Lumajang Malang Situbondo Kediri Surabaya Sumenep 56
  • 57. SKALA INTERVAL • Menyatakan peringkat dan jarak dari konstruks/variabel yang diukur. • Mencakup konsep kesamaan jarak sehingga jarak antara 9 dan 10 sama dengan jarak 15 dan 16. • Nilai dalam skala interval bukan angka nol mutlak. • Contoh: skala Likert 5 titik Menurut saya, sistem pengembangan karier di perusahaan ini sudah sesuai dengan yang saya harapkan. Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 57
  • 58. SKALA RATIO • Menunjukkan peringkat, jarak, dan perbandingan konstruk/variabel yang diukur. • Nilai pada skala rasio adalah angka nol mutlak ( 10 adalah 2 kali lebih besar dari 5 ). • Kesimpulan: Skala Rasio menyatakan sesuatu sekian kali besarnya dari yang lain, Skala Interval menyatakan sesuatu lebihnya sekian dari yang lain, sedangkan Skala Ordinal menyatakan sesuatu lebih dari yang lain. Skala Nominal menyatakan kategori saja. 58
  • 59. Instrumen Penelitian 59 Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam dan sosial. URUTAN MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN KONSEP ATAU KONSTRUK TEORI VARIABEL DIMENSI VARIABEL INDIKATOR- INDIKATOR INSTRUMEN PENELITIAN
  • 60. TATA CARA MENYUSUN INSTRUMEN • Perhatikan variabel yang “tersurat” dalam rumusan masalah penelitian. • Definisikan variabel tersebut dengan mengacu pada pendapat ahli sebagaimana dinyatakan dalam teori. • Cari dimensinya. • Cari indikator-indikatornya. • Formulasikan indikator itu ke dalam bentuk daftar kalimat pertanyaan atau pernyataan (sebagai instrumen berupa kuesioner). 60
  • 61. Contoh:  Rumusan masalah penelitian: Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan di perusahaan X? Definisi: Menurut Terry (1997: 390), motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan.  Jadi, berdasarkan definisi ini, seseorang bertindak untuk melakukan sesuatu karena ada rangsangan yang bisa jadi merupakan pemenuhan kebutuhan. Kita hubungkan dengan teori Maslow tentang Teori Hierarki kebutuhan yang terdiri atas 5 tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan dan rasa aman, kebutuhan sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.  Kelima tingkat kebutuhan ini sebagai dimensi dari motivasi.  Dari setiap dimensi itu, cari indikator-indikatornya (perhatikan tabel berikut). 61
  • 62. 62 VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN MOTIVASI 1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan keamanan dan rasa aman 3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan harga diri 5. Kebutuhan aktualisasi diri a. Pemenuhan pangan b. Pemenuhan sandang c. Pemenuhan tempat tinggal d. Pemenuhan kesehatan, rekreasi e. Pemenuhan pendidikan keluarga f. Rasa aman dari pemutusan hubungan kerja g. Rasa aman terhadap kecelakaan kerja h. Rasa aman karier dan masa depan i. Rasa aman dari pemutusan hubungan kerja j. Diterima dengan baik oleh sesama k. Rasa memiliki terhadap perusahaan l. Hubungan kerja yang harmonis antartingkatan manajemen m. Interaksi yang dinamis dan persahabatan antarsesama n. Penghargaan atas prestasi o. Kesesuaian penghargaan dengan prestasi p. Delegasi wewenang sesuai dengan kompetensi karyawan q. Perhatian atasan/pemimpin r. Kesempatan pengembangan diri s. Kesempatan promosi jabatan t. Kebijakan pendukung untuk kerja secara 1 s.d. 5 6 s.d. 9 10 s.d. 13 14 s.d. 17 18 s.d. 20
  • 63. 63 INSTRUMEN BERUPA KUESIONER (DAFTAR PERNYATAAN DENGAN SKALA LIKERT) 1. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan pangan. 2. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan sandang. 3. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal. 4. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan untuk pendidikan anak-anak. 5. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dan rekreasi keluarga. 6. Saya merasa di perusahaan ini tidak akan terjadi pemutusan hubungan kerja. Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
  • 64. 64 7. Jenis pekerjaan yang rawan terjadi kecelakaan kerja sudah dilengkapi dengan peralatan untuk keselamatan kerja. 8. Saya merasa aman dengan karier dan masa depan saya di perusahaan ini. 9. Menurut saya, kelangsungan hidup perusahaan ini terjamin. 10. Rekan-rekan kerja menerima saya dengan penuh kekeluargaan. 11. Saya merasa memiliki perusahaan ini karena saya sadar bahwa di samping menjadi wadah bagi saya untuk bersosialisasi, perusahaan ini juga merupakan tempat menggantungkan hidup. Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
  • 65. 65 12. Hubungan saya dengan atasan, bawahan serta dengan sesama terjalin harmonis. 13. Saya dapat berinteraksi dengan rekan-rekan sesama karyawan dengan penuh persahabatan. 14. Jika saya berprestasi, pimpinan memberikan penghargaan kepada saya. 15. Penghargaan yang saya terima sesuai dengan prestasi yang saya berikan. 16. Pemimpin (perusahaan) memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang saya miliki. Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
  • 66. 66 17. Saya memperoleh perhatian yang cukup dari pemimpin/atasan saya. 18. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri saya melalui pendidikan dan pelatihan. 19. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk dipromosikan sesuai dengan potensi yang saya miliki. 20. Di perusahaan ini, terdapat kebijakan yang mendukung bagi karyawan untuk unjuk kerja secara optimal. Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
  • 67. 67 Tabel: Elaborasi Variabel Prestasi Kerja VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN Prestasi kerja 1. Mutu hasil kerja 2. Volume hasil kerja 3. Prakarsa 4. Penguasaan tugas 5. Keandalan 6. Kehadiran kerja a. Ketelitian b. Kerapian c. Ketuntasan d. Bekerja cepat sesuai target e. Konsistensi hasil kerja f. Keinginan untuk memperoleh tugas tambahan g. Kesiapan untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar h. Paham terhadap pekerjaan i. Terampil dalam bekerja j. Menerapkan teknik yang dikuasai k. Mampu menggunakan perangkat yang tersedia l. Andal dalam menuntaskan tugas secara mandiri m. Mampu merampungkan tugas tepat waktu dengan pengawasan minimum n. Kedatangan tepat waktu o. Istirahat tepat waktu p. Pulang kerja tepat waktu 1 s.d. 3 4 s.d. 5 6 s.d. 7 8 s.d. 11 12 s.d. 13 14 s.d. 16
  • 68. 68 INSTRUMEN PRESTASI KERJA 1. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan teliti. 2. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan rapi. 3. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas. 4. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. 5. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan konsisten. 6. Saya selalu berkeinginan untuk memperoleh tugas-tugas baru. Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
  • 69. 69 7. Saya selalu siap untuk bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang lebih besar. 8. Saya memahami tugas-tugas atau pekerjaan saya. 9. Saya terampil dalam menyelesaikan pekerjaan. 10. Saya mampu menerapkan teknik-teknik yang saya kuasai dalam menyelesaikan pekerjaan. 11. Saya mampu memanfaatkan perangkat yang disediakan sesuai dengan peruntukannya. 12. Saya andal dalam menuntaskan tugas-tugas atas prakarsa sendiri. Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
  • 70. 70 13. Saya andal dalam merampungkan tugas tepat waktu dengan sedikit pengawasan. 14. Saya hadir tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan/instansi. 15. Saya andal dalam menepati waktu istirahat. 16. Saya pulang tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan atau instansi. Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
  • 71. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN • VALIDITAS ADALAH KETEPATAN ALAT UKUR (INSTRUMEN) DALAM MENGUKUR APA YANG HENDAK DIUKUR. • VALIDITAS INSTRUMEN DITENTUKAN DENGAN MENGORELASIKAN ANTARA SKOR YANG DIPEROLEH SETIAP BUTIR PERTANYAAN DENGAN SKOR TOTALNYA. 71
  • 72. RUMUS YANG DIGUNAKAN ADALAH KORELASI PRODUCT MOMENT 72 r = N (ΣXY) − (ΣX ΣY) √ [ N ΣX2 − (ΣX)2 ] − [ N ΣY2 − (ΣY)2 ] di mana r = koefisien korelasi X = skor butir Y = skor total butir N = jumlah sampel (responden) Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel menggunakan derajat bebas (n − 2). Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r dalam tabel pada alfa tertentu maka berarti signifikan sehingga disimpulkan bahwa butir pertanyaan atau pernyataan itu valid.
  • 73. 73 CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS Tabel: Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja Responden Skor Butir Kuesioner Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 74 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 47 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 76 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52 6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 74 7 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 42 8 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 72 9 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 10 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 78 11 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 54 12 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 14 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 69 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 69 17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 18 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 19 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 56 20 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66 21 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 (bersambung)
  • 74. 74 Tabel: (lanjutan) Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja Responden Skor Butir Kuesioner Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 22 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 74 23 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 24 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 60 25 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 73 26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 27 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 59 28 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 53 29 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 70 31 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 32 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 72 33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 76 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 35 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 70
  • 75. 75 Tabel: Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total (bersambung) Responden X Y X2 Y2 XY 1 4 74 16 5.476 296 2 3 47 9 2.209 141 3 4 76 16 5.776 304 4 3 62 9 3.844 186 5 4 52 16 2.704 208 6 5 74 25 5.476 370 7 2 42 4 1.764 84 8 4 72 16 5.184 288 9 3 58 9 3.364 174 10 4 78 16 6.084 312 11 3 54 9 2.916 162 12 3 58 9 3.364 174 13 4 64 16 4.096 256 14 4 69 16 4.761 276 15 5 80 25 6.400 400 16 3 69 9 4.761 207 17 5 80 25 6.400 400 18 3 58 9 3.364 174 19 3 56 9 3.136 168 20 5 66 25 4.356 330 21 3 59 9 3.481 177 22 4 74 16 5.476 296
  • 76. 76 Tabel: (lanjutan) Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total Responden X Y X2 Y2 XY 23 3 64 9 4.096 192 24 5 60 25 3.600 300 25 4 73 16 5.329 292 26 5 80 25 6.400 400 27 4 59 16 3.481 236 28 3 53 9 2.809 159 29 5 79 25 6.241 395 30 4 70 16 4.900 280 31 3 38 9 1.444 114 32 4 72 16 5.184 288 33 5 76 25 5.776 380 34 4 64 16 4.096 256 35 4 70 16 4.900 280 Jumlah 134 2.280 536 152.648 8.955 r = 35 (8.955) − (134 × 2.280) √ [ 35 (536) − (134)2 ] [ 35 (152.648) − (2.280)2 ] = 7.905 √ 116.001.120 r = 0,734 = √ (18.760 − 17.956) (5.342.680 − 5.198.400) 313.425 − 305.520
  • 77. 77 Tabel: Nilai-nilai r Product Moment N Taraf Signif. N Taraf Signif. N Taraf Signif. 5% 1% 5% 1% 5% 1% 3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,887 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317 6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270 11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263 12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194 16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105 21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086 24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081 25 0,396 0,505 49 0,281 0,364 26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
  • 78. 78 Selanjutnya, dikonsultasikan (dibandingkan) dengan nilai korelasi yang terdapat pada tabel. Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel) adalah 0,442. Dengan demikian, karena nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r tabel (0,734 > 0,442) maka signifikan dan memberikan alasan untuk menyimpulkan bahwa butir pertanyaan nomor 1 valid (dapat digunakan sebagai instrumen penelitian). Cara yang sama dapat digunakan untuk memperoleh nilai koefisien korelasi untuk pertanyaan butir nomor 2 sampai dengan 16.
  • 79. RELIABILITAS INSTRUMEN • Menunjukkan konsistensi hasil pengukuran sekiranya alat pengukur itu digunakan oleh orang yang berlainan pada waktu bersamaan atau digunakan oleh orang yang sama pada waktu berlainan. • Jadi, secara implisit, mengandung OBJEKTIVITAS. 79
  • 80. CARA PENGUKURAN RELIABILITAS 80  Cara pengukuran Ulang  Instrumen diberikan kepada responden yang sama pada waktu berbeda.  Skor total yang diperoleh pada pengukuran pertama dikorelasikan dengan skor total dengan pengukuran kedua.  Rumus korelasi yang digunakan berikut prosedurnya sama dengan menghitung validitas.  Cara Pengukuran Belah Dua  Instrumen dibelah menjadi dua bagian: nomor genap dan nomor ganjil.  Skor total dari setiap belahan dikorelasikan dengan rumus korelasi product moment. Hasilnya dikonversi dalam rumus SPEARMAN- BROWN: 2. r (pm) r (sb) = nilai reliabilitas r (sb) = --------------- r (pm) = nilai korelasi product moment 1 + r (pm)
  • 81. 81(bersambung) Responden X Y X2 Y2 XY 1 74 70 5.476 4.900 5.180 2 47 50 2.209 2.500 2.350 3 76 78 5.776 6.084 5.928 4 62 65 3.844 4.225 4.030 5 52 54 2.704 2.916 2.808 6 74 78 5.476 6.084 5.772 7 42 45 1.764 2.025 1.890 8 72 70 5.184 4.900 5.040 9 58 59 3.364 3.481 3.422 10 78 78 6.084 6.084 6.084 11 54 52 2.916 2.704 2.808 12 58 60 3.364 3.600 3.480 13 64 69 4.096 4.761 4.416 14 69 70 4.761 4.900 4.830 15 80 78 6.400 6.084 6.240 16 69 64 4.761 4.096 4.416 17 80 79 6.400 6.241 6.320 18 58 60 3.364 3.600 3.480 19 56 60 3.136 3.600 3.360 20 66 60 4.356 3.600 3.960 21 59 60 3.481 3.600 3.540 22 74 70 5.476 4.900 5.180 CONTOH CARA PENGUKURAN ULANG Tabel: Perhitungan Reliabilitas dengan Cara Pengukuran Ulang
  • 82. Tabel: (lanjutan) Perhitungan Reliabilitas dengan Cara Pengukuran Ulang 82 Responden X Y X2 Y2 XY 23 64 65 4.096 4.225 4.160 24 60 64 3.600 4.096 3.840 25 73 70 5.329 4.900 5.110 26 80 80 6.400 6.400 6.400 27 59 60 3.481 3.600 3.540 28 53 54 2.809 2.916 2.862 29 79 80 6.241 6.400 6.320 30 70 74 4.900 5.476 5.180 31 38 47 1.444 2.209 1.786 32 72 70 5.184 4.900 5.040 33 76 74 5.776 5.476 5.624 34 64 60 4.096 3.600 3.840 35 70 72 4.900 5.184 5.040 Jumlah 2.280 2.299 152.648 154.267 153.276 r = 35 (153.276) − (2.280 × 2.299) √ [ 35 (152.648) − (2.280)2 ] [ 35 (154.267) − (2.299)2 ] (5.342.680 − 5.198.400) (5.399.345 − 5.285.401)√ 5.364.660 − 5.241.720 = 122.940 √ 16.439.840.320 r = 0,9588 =
  • 83. 83 Nilai koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai r dalam tabel. Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel) adalah 0,442. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r tabel (0,9588 > 0,442); uji reliabilitas signifikan. Dengan kata lain, instrumen penelitian reliabel.* * Perhitungan dengan cara “belah dua” dapat dilihat pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 ) atau referensi lain yang membahas mengenai “pengukuran instrumen”.]
  • 84. 84 CONTOH CARA BELAH DUA Tabel: Skor Butir Nomor Ganjil Responden Skor Butir Nomor Ganjil Skor Total1 3 5 7 9 11 13 15 1 4 4 4 5 5 5 5 5 37 2 3 2 3 3 3 3 3 4 24 3 4 4 5 5 5 5 5 5 38 4 3 4 4 4 4 4 4 4 31 5 4 4 3 3 3 3 3 3 26 6 5 5 5 5 5 4 4 5 38 7 2 3 2 2 3 3 3 2 20 8 4 4 4 4 5 5 5 5 36 9 3 3 3 4 4 4 4 4 29 10 4 4 5 5 5 5 5 5 38 11 3 3 3 3 4 4 3 4 27 12 3 3 3 4 4 4 4 4 29 13 4 4 4 4 4 4 4 4 32 14 4 4 4 4 4 4 5 5 34 15 5 5 5 5 5 5 5 5 40 16 3 4 4 4 4 5 5 5 34 17 5 5 5 5 5 5 5 5 40 18 3 3 3 4 4 4 4 4 29 19 3 3 3 3 4 4 4 4 28 20 5 4 4 4 4 4 4 4 33 21 3 3 3 4 4 4 4 4 29 22 4 5 5 5 4 4 5 4 36 23 3 5 4 4 4 4 4 4 32 24 5 5 4 4 4 3 3 3 31 25 4 4 4 4 5 5 5 4 35 26 5 5 5 5 5 5 5 5 40 27 4 3 4 4 3 3 4 4 29 28 3 3 3 4 4 4 3 3 27 29 5 5 5 5 5 5 5 5 40 30 4 4 4 4 4 5 5 5 35 31 3 3 3 2 2 2 2 2 19 32 4 4 4 5 5 4 4 4 34 33 5 5 5 5 5 5 4 4 38 34 4 4 4 4 4 4 4 4 32 35 4 4 4 5 4 4 4 5 34
  • 85. 85 CONTOH CARA BELAH DUA Tabel: Skor Butir Nomor Genap Responden Skor Butir Nomor Genap Skor Total2 4 6 8 10 12 14 16 1 4 4 4 5 5 5 5 5 37 2 2 2 3 3 3 4 3 3 23 3 4 4 5 5 5 5 5 5 38 4 4 3 4 4 4 4 4 4 31 5 4 4 3 3 3 3 3 3 26 6 4 5 5 5 4 4 4 5 36 7 3 3 2 3 3 3 3 2 22 8 4 4 4 4 5 5 5 5 36 9 3 3 3 4 4 4 4 4 29 10 5 5 5 5 5 5 5 5 40 11 3 3 3 3 4 4 4 3 27 12 3 3 3 4 4 4 4 4 29 13 4 4 4 4 4 4 4 4 32 14 5 4 5 4 4 4 5 4 35 15 5 5 5 5 5 5 5 5 40 16 4 4 4 4 5 5 4 5 35 17 5 5 5 5 5 5 5 5 40 18 3 3 3 4 4 4 4 4 29 19 3 3 3 3 4 4 4 4 28 20 4 4 5 4 4 4 4 4 33 21 3 3 4 4 4 4 4 4 30 22 5 5 5 5 4 4 5 5 38 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 24 5 4 4 4 3 3 3 3 29 25 5 4 4 5 5 5 5 5 38 26 5 5 5 5 5 5 5 5 40 27 4 4 4 3 3 4 4 4 30 28 3 3 3 4 4 3 3 3 26 29 5 5 4 5 5 5 5 5 39 30 4 4 4 4 4 5 5 5 35 31 3 3 3 2 2 2 2 2 19 32 4 4 5 5 5 5 5 5 38 33 5 5 5 5 5 5 4 4 38 34 4 4 4 4 4 4 4 4 32 35 5 4 5 5 4 4 5 4 36
  • 86. Responden X Y X2 Y2 XY 1 37 37 1.369 1.369 1.369 2 24 23 576 529 552 3 38 38 1.444 1.444 1.444 4 31 31 961 961 961 5 26 26 676 676 676 6 38 36 1.444 1.296 1.368 7 20 22 400 484 440 8 36 36 1.296 1.296 1.296 9 29 29 841 841 841 10 38 40 1.444 1.600 1.520 11 27 27 729 729 729 12 29 29 841 841 841 13 32 32 1.024 1.024 1.024 14 34 35 1.156 1.225 1.190 15 40 40 1.600 1.600 1.600 16 34 35 1.156 1.225 1.190 17 40 40 1.600 1.600 1.600 18 29 29 841 841 841 19 28 28 784 784 784 20 33 33 1.089 1.089 1.089 21 29 30 841 900 870 22 36 38 1.296 1.444 1.368 23 32 32 1.024 1.024 1.024 24 31 29 961 841 899 25 35 38 1.225 1.444 1.330 26 40 40 1.600 1.600 1.600 27 29 30 841 900 870 28 27 26 729 676 702 29 40 39 1.600 1.521 1.560 30 35 35 1.225 1.225 1.225 31 19 19 361 361 361 32 34 38 1.156 1.444 1.292 33 38 38 1.444 1.444 1.444 34 32 32 1.024 1.024 1.024 35 34 36 1.156 1.296 1.224 Jumlah 1.134 1.146 37.754 38.598 38.148 86 CONTOH CARA BELAH DUA Tabel: Perhitungan Reliabilitas Cara Belah Dua
  • 87. 87 35.616 36.508 = = 0,9756rpm r = 35 (38.148) − (1.134 × 1.146) √ [ 35 (37.754) − (1.134)2 ] [ 35 (38.598) − (1.146)2 ] 2 (0,9756) 1 + 0,9756 = = 0,9875 rsb Nilai koefisien korelasi perhitungan ini dibandingkan dengan nilai r pada tabel. Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel) adalah 0,442. Dengan demikian, nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r tabel (0,9875 > 0,442); uji reliabilitas signifikan. Dengan kata lain, instrumen penelitian reliabel.
  • 88. POPULASI DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL POPULASI: Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang dipelajari oleh peneliti, dan kemudian ditarik kesimpulannya. SAMPEL: Bagian dari karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 88
  • 89. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL 1. RANDOM ♦ SIMPLE RANDOM SAMPLING ♦ SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING ♦ STRATIFIED RANDOM SAMPLING ♦ CLUSTER RANDOM SAMPLING 1. NON-RANDOM ♦ SNOWBALL SAMPLING ♦ KUOTA SAMPLING ♦ CONVENIENCE SAMPLING ♦ PURPOSIVE SAMPLING ♦ DLL. 89
  • 90. PENGERTIAN • Simple random sampling adalah proses memilih satuan sampling sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih dalam sampel. 90
  • 91. Tabel: Contoh Tabel Angka Acak 91 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 97446 30328 05262 77371 48190 73486 63781 15262 39324 2 15453 75591 60540 77137 09485 58922 81873 87347 07945 3 69995 77086 55217 53721 85713 16056 44954 01398 43989 4 69726 58696 27272 38148 76957 25448 58922 69697 09165 5 23604 31948 16926 26360 34039 95385 16056 68861 25972 6 13640 17233 58650 47819 98529 93141 68607 28028 23376 7 90799 09199 51169 94892 55111 97885 25488 64178 55835 8 71068 19459 21339 10124 87347 58565 95387 26373 07834 9 55019 79001 34442 16335 35062 44204 22078 10083 42112 10 20879 50235 17389 25260 96941 45923 93141 11683 32131 Catatan: Angka acak (random) bisa juga diperoleh dengan menggunakan kalkulator. (Tekan Shift – Run ≠ pada kalkulator.)
  • 92. • Systematic random sampling adalah cara pengambilan sampel di mana hanya anggota sampel pertama yang dipilih secara random, sedangkan anggota sampel berikutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu 92
  • 93. Systematic Random Sampling 93 775 525 200 Strata I Strata II Strata III 1. Sp = 5 2. Sp + K ; 5 + 10 = 15 3. Sp + 2K ; 5 + 20 = 25 4. Sp + 3K ; 5 + 30 = 35 5. Sp + 4K ; 5 + 40 = 45 6. Sp + 5K ; 5 + 50 = 55 7. Sp + 6K ; 5 + 60 = 65 8. Sp + 7K ; 5 + 70 = 75 anggota sampel terpilih Populasi = 100 Sampel = 10 K = 100/10 10
  • 94. • Stratified random sampling adalah cara pengambilan sampel di mana populasi distratifikasi menjadi beberapa lapisan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dimaksud dapat berupa variabel penelitian, bisa juga variabel yang dekat dengan variabel penelitian. 94
  • 95. 775 525 200 1.500 (POPULASI) Strata I Strata II Strata III Misalkan, ukuran sampel yang diinginkan sebesar 450. Jadi, alokasi sampel per strata: Dari strata I (775/1.500 ) × 450 = 232 Dari strata II (525/1.500) × 450 = 158 Dari strata III (200/1.500) × 450 = 60 ---------------- 450 Stratified Random Sampling 95
  • 96. 1 2 3 4 5 6 7 8 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8  Cluster random sampling adalah pengambilan sampel di mana randomisasi dilakukan terhadap kelompok, bukan pada anggota populasi. 96 cluster terpilih cluster terpilih cluster terpilih POPULASI N = 8 banyak cluster n = 3 banyak cluster terpilih m = 2 banyak satuan sampling m = 1 banyak satuan sampling diteliti semuanya diteliti semuanya satuan pengamatan
  • 97. • Snowball sampling adalah cara pengambilan sampel yang pada awalnya menggunakan responden terbatas, kemudian terus meningkat berdasarkan informasi dari responden pertama. • Quota sampling adalah cara pengambilan sampel di mana jumlah responden yang akan diteliti ditetapkan terlebih dahulu, baru kemudian siapa yang akan dipilih menjadi anggota sampel terserah peneliti. • Convenience sampling adalah cara pengambilan sampel berdasarkan kemudahan. • Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan tertentu, terutama pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar. 97 PENGAMBILAN SAMPEL TIDAK ACAK (Non-Random)
  • 98. Menentukan Ukuran Sampel Menurut Gay dan Dehl (1996): 1. Untuk penelitian deskriptif, minimal diambil sampel sebesar 10% dari populasi. Sementara itu, jika populasinya besar maka minimal diambil sampel sebesar 20% dari populasi. 2. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan korelasional, minimal diambil 30 sampel. 3. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan kausalitas, minimal diambil 30 subjek per kelompok. 4. Untuk penelitian eksperimen, dianjurkan minimal 15 subjek per kelompok. 98
  • 99. 99 n = N 1 + Nα2 di mana n = ukuran sampel N = ukuran populasi α = toleransi ketidaktelitian (dalam persen) Contoh: Misalkan, diketahui jumlah populasi penelitian adalah 1.200 orang. Sementara, ketidaktelitian yang dikehendaki adalah 5%. Dengan demikian, jumlah atau ukuran sampel yang diperlukan untuk diteliti adalah sebesar 300 orang. PERHITUNGAN: RUMUS SLOVIN
  • 100. KREJCIE & MORGAN 100 n = X2 NP(1 − P) d2 (N − 1) + X2 P(1 − P) di mana n = ukuran sampel N = ukuran populasi P = proporsi populasi (0,5) d = derajat ketelitian (0,05) X2 = nilai tabel X2 = 3,84 Jika ukuran populasi adalah 1.200 maka ukuran sampel yang diperlukan: PERHITUNGAN: n = (3,84)(1.200)0,5(1 − 0,5) (0,05)2 (1.200 − 1) + (3,84)0,5(1 − 0,5) = 1.152 3,957 5 = 291, 1 ≈ 291
  • 101. TEKNIK SURVEI TEKNIK OBSERVASI KUESIONER DIBERIKAN LANGSUNG DIKIRIM VIA ALAT KOMUNIKASI WAWANCARA BERTATAP LANGSUNG PAKAI TELEPON SECARA LANGSUNG DIKETAHUI RESPONDEN TIDAK DIKETAHUI RESPONDEN BANTUAN ALAT DIKETAHUI RESPONDEN TIDAK DIKETAHUI RESPONDEN TEKNIK PENGUMPULANDATA B I A S D A T A 101
  • 102. TEKNIK ANALISIS DATA 102 Teknik analisis data ditentukan oleh faktor: • Tujuan studi • Skala ukur yang digunakan • Jumlah variabel
  • 103. Analisis regresi Manfaat: Untuk menentukan hubungan kausalitas atau sebab- akibat antara satu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Misal: penelitian tentang pengaruh motivasi karyawan , perilaku pemimpin, dan kesempatan pengembangan karier terhadap kinerja karyawan (satu variabel terikat dan tiga variabel bebas). 103
  • 104. 104 Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ e di mana Y = kinerja X1 = motivasi X2 = perilaku pemimpin X3 = kesempatan pengembangan karier a = konstanta b1, b2, b3 = koefisien regresi e = variabel pengganggu Data hasil penelitian terhadap 59 responden sebagai sampel dinyatakan pada tabel berikut ini.
  • 105. Responden Motivasi (X1) Perilaku Pemimpin (X2) Kesemp. Pengemb. Karier (X3) Kinerja (Y) 1 3,80 3,70 5 3,83 2 4,20 4,20 5 4,17 3 4,33 4,00 5 4,00 4 3,63 3,00 5 3,50 5 4,55 4,10 5 3,83 6 4,10 3,80 4 3,67 7 4,20 3,60 5 4,17 8 4,45 3,90 4 3,67 9 4,35 4,50 5 4,17 10 4,00 4,00 4 4,00 11 3,80 4,00 5 3,67 12 4,00 4,00 4 4,00 13 3,90 3,70 4 3,67 14 4,00 4,00 4 3,67 15 3,90 4,50 5 4,00 16 4,25 4,30 5 3,67 17 3,78 3,40 3 3,33 18 4,25 3,80 5 3,67 19 4,13 3,80 5 3,83 20 3,83 3,90 3 3,33 21 4,55 4,30 5 3,67 22 4,10 4,70 5 4,00 23 3,88 3,70 4 3,67 24 3,88 3,80 4 3,50 25 4,23 3,50 4 3,50 26 3,78 3,90 4 3,83 27 3,88 3,80 4 3,50 28 4,00 4,00 5 4,00 105 (bersambung) DATA APLIKASI CONTOH ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Tabel: Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas
  • 106. Responden Motivasi (X1) Perilaku Pemimpin (X2) Kesemp. Pengemb. Karier (X3) Kinerja (Y) 31 4,00 4,00 4 3,67 32 3,60 3,70 3 3,33 33 4,35 4,10 5 4,17 34 4,35 4,30 5 4,33 35 4,13 3,70 4 3,17 36 3,25 3,10 3 3,00 37 4,45 4,90 5 4,33 38 2,20 3,00 4 2,83 39 4,15 3,80 3 3,50 40 3,85 3,60 4 3,67 41 4,00 4,30 5 3,67 42 2,43 3,00 5 3,00 43 4,10 3,70 5 3,67 44 4,48 4,40 5 4,00 45 4,00 3,80 4 3,67 46 4,13 3,40 5 4,33 47 4,00 4,00 4 4,00 48 4,00 4,00 4 4,00 49 3,88 3,40 4 3,67 50 4,00 4,00 4 4,00 51 3,25 3,00 3 3,00 52 4,00 4,00 4 4,00 53 4,00 4,00 4 4,00 54 3,90 4,50 5 4,00 55 4,25 4,30 5 3,67 56 3,78 3,40 3 3,33 57 2,43 3,00 5 3,00 58 4,10 3,70 5 3,67 59 2,43 3,00 5 3,00 Catatan: Variabel X1 memiliki 2 indikator 9 butir pernyataan; X2 memiliki 2 indikator 10 butir pernyataan; X3 memiliki 3 indikator 4 butir pernyataan; dan Y memiliki 3 indikator 6 butir pernyataan. 106 Tabel: (lanjutan) Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas
  • 107. 107 Menggunakan hasil print out program statistik SPSS Menentukan model/persaman regresi: Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Correlations Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial 1 (Constant) .672 .264 2.540 .014 X1 .365 .075 .534 4.892 .000 .749 .551 X2 .209 .095 .253 2.202 .032 .749 .285 X3 .187 .048 .303 3.905 .000 .435 .466 a. Dependent Variable: Y Y = 0,672 + 0,365X1 + 0,209X2 + 0,187X3
  • 108. 108 Nilai Koefisien Determinasi (R2 ) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .850a .722 .707 .20198 .1755 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Nilai koefisien determinasi (adjusted R square) digunakan untuk menunjukkan variasi nilai variabel tergantung yang dijelaskan oleh variabel bebas. Dari tabel output program ini, disimpulkan bahwa kinerja karyawan dijelaskan oleh motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier sebesar 70,7%. Sementara itu, sisanya (sebesar 29,3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model.
  • 109. 109 Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Parsial) Uji model secara serempak dilakukan menggunakan uji F. Caranya dengan membandingkan nilai alfa yang dipilih (misal: 1–10%) dengan nilai Sig. dalam tabel hasil print out program SPSS. Jika nilai Sig. lebih kecil daripada nilai alfa yang dipilih maka disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel bebas secara serempak signifikan menjelaskan variabel terikat. Sebaliknya, tidak signifikan jika nilai Sig. lebih besar daripada alfa yang pilih. ANOVAb Model Sum of R Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5.820 3 1.940 47.558 .000a Residual 2.244 55 4.079E–02 Total 8.064 58 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Dari tabel output ini, disimpulkan bahwa jika alfa yang dipilih sebesar 1% maka variabel kinerja karyawan secara serempak signifikan (nyata) dijelaskan oleh variabel motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier.
  • 110. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Correlations Model B Std. Error Beta T Sig. Zero-order Partial 1 (Constant) .672 .264 2.540 .014 X1 .365 .075 .534 4.892 .000 .749 .551 X2 .209 .095 .253 2.202 .032 .749 .285 X3 .187 .048 .303 3.905 .000 .435 .466 a. Dependent Variable: Y 110 Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Serempak) Uji koefisien regresi secara parsial berarti menguji setiap pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat apakah signifikan atau tidak. Caranya dengan membandingkan nilai Sig. dengan nilai alfa yang dipilih. Jika nilai Sig. lebih kecil daripada nilai alfa yang dipilih, pengaruh variabel bebas itu signifikan terhadap variabel terikat. Demikian pula sebaliknya. Tabel output ini menunjukkan bahwa untuk alfa 5% semua nilai Sig. lebih kecil. Dengan demikian, semua variabel bebas (motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial.
  • 111. Menentukan pengaruh variabel yang dominan dalam model regresi berganda • Perhatikan nilai koefisien regresi yang paling besar dalam persamaan itu. • Perhatikan signifikansi setiap koefisien tersebut pada setiap variabel. • Jika nilai koefisien regresi suatu variabel paling besar di antara yang lain dan signifikan untuk alpha tertentu maka: “variabel itu mempunyai pengaruh yang dominan jika dibandingkan dengan variabel lain terhadap variabel terikat. 111 Y = 0,672 + 0,365X1 + 0,209X2 + 0,187X3
  • 112. ANALISIS JALUR (Path Analysis) • Analisis jalur berfungsi untuk menjelaskan akibat/pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel bebas dengan seperangkat variabel terikat. • Pada analisis jalur, terlebih dahulu harus menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausalitas antara variabel bebas dengan variabel terikat. Diagram ini dikenal dengan diagram jalur. 112
  • 113. 113 • Diagram berikut ini menunjukkan hubungan kausal antara X1 dengan X4, X2 dengan X4, dan X3 dengan X4. Sementara, hubungan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2 dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional. • Perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan korelasional. Pada diagram jalur, terdapat tiga variabel eksogen (X1, X2 , X3) dan satu variabel endogen (X4). X3 X2 X1 X4 Є
  • 114. Koefisien Jalur 114 Besarnya pengaruh dari suatu variabel eksogen ke variabel endogen tertentu dinyatakan oleh besarnya bilangan koefisien jalur (path coefficient). X2 X1 X3 Є r X1X2 ρ X3X1 ρ X3X2 ρ X3 Є
  • 115. Aplikasi Analisis Jalur • Untuk aplikasi analisis jalur dalam kancah penelitian yang sesungguhnya, dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis Data pada subbab Analisis Jalur (Path Analysis). 115
  • 116. Structural Equation Modeling (SEM)  Model persamaan struktural merupakan pengembangan lebih lanjut dari path analysis. Pada model persamaan struktural (SEM), hubungan kausalitas antarvariabel eksogen dengan endogen dapat ditentukan secara lebih lengkap.  Dengan menggunakan SEM, tidak hanya hubungan kausalitas (langsung dan tidak langsung) pada variabel atau konstruk yang diamati dapat terdeteksi, tetapi komponen- komponen yang berkontribusi terhadap pembentukan konstruk tersebut dapat ditentukan (hal ini tidak tertampung dalam analisis jalur). 116
  • 117. 117 Kotak persegi disebut variabel terukur (observed variable). Nilainya dapat diperoleh dengan menggunakan instrumen (kuesioner) penelitian di lapangan.ca Lingkaran berbentuk oval disebut variabel bentukan (latent variable). Nilai variabel bentukan ini dibentuk oleh indikator- indikator penyusun konstruk. Oleh karena itu, variabel bentukan ini juga disebut construct. Panah satu arah menunjukkan adanya hubungan yang dihipotesiskan antarvariabel, di mana variabel yang dituju anak panah adalah variabel tergantung. Untuk variabel latent (construct), arah anak panah menuju ke kiri (ke indikator-indikator penyusun construct itu. Untuk variabel terukur (observed variable), arah anak panah menuju ke kanan (lazim sebagaimana arah anak panah dalam hubungan regresi antara variabel independen ke variabel dependen. Panah dua arah menunjukkan hubungan korelasi di antara dua variabel. Dalam SEM, perilaku dua anak panah ini tidak dihitung, tetapi digunakan untuk syarat dalam menentukan hubungan kausalitas antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independent. Dalam hal ini, hubungan kausalitas dalam regresi akan terjadi jika di antara variabel independen itu tidak saling berkorelasi. Makna Notasi dalam SEM
  • 118. Langkah Pemodelan SEM • Model SEM yang lengkap terdiri atas model pengukuran dan model struktural. Model pengukuran digambarkan dengan konfirmasi indikator-indikator empiris terhadap konstruk yang dibangun oleh indikator itu, sedangkan model struktural menjelaskan struktur hubungan kausalitas antarvariabel. 118
  • 120. Pengembangan Model Berbasis Teori 120 SEM tidak menghasilkan suatu hubungan kausalitas, melainkan membenarkan atau tidak sebuah hubungan kausalitas. Hubungan kausalitas itu sendiri dalam model harus dibangun oleh peneliti melalui landasan teori yang kuat akan fenomena yang diamati.
  • 121. 121 BUDAYA ORGANISASI (BUDOR) X1 = Keterlibatan X2 = Konsistensi X3 = Adaptasi X4 = Misi KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL (KETRANS) X5 = Stimulasi intelektual X6 = Pengaruh individu X7 = Motivasi inspiratif X8 = Pertimbangan individualPENGEMBANGAN KARIER (PEKAR) X9 = Jalur individu X10 = Jalur organisasi X11 = Jalur mentor KOMITMEN ORGANISASIONAL (KOMOR) Y1 = Komitmen afektif Y2 = Komitmen kontinuan Y3 = Komitmen normatif KINERJA ORGANISASI (KINOR) Y4 = Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Y5 = Perspektif bisnis internal Y6 = Perspektif pelanggan Y7 = Perspektif finansial Contoh hasil pengembangan model berbasis teori: Hubungan antara budaya organisasi, kepemimpinan transformasional, pengembangan karier dengan komitmen organisasional dan kinerja organisasi.
  • 122. Pengembangan Path Diagram • Setelah model dikembangkan berdasarkan pijakan teori yang kuat, model itu selanjutnya diterjemahkan ke dalam diagram jalur (path diagram) agar dapat menentukan hubungan kausalitas atau korelasional antarkonstruk atau variabel dengan mudah. 122
  • 123. 123 Contoh: Diagram jalur hubungan budaya organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier dengan komitmen organisasional dan kinerja organisasi.
  • 124. Konversi Diagram Jalur ke dalam Serangkaian Persamaan 124 Pada hakikatnya, persamaan-persamaan dalam structural equation modeling terbagi menjadi dua bagian, yaitu persamaan model pengukuran (measurement model/factor loading) dan persamaan model struktural (structural model). Contoh Persamaan Model Pengukuran: 1.Faktor loading yang menjelaskan variabel budaya organisasi (BUDOR) Keterlibatan (X1) = α1 BUDOR + d1 Konsistensi (X2) = α2 BUDOR + d2 Adaptasi (X3) = α3 BUDOR + d3 Misi (X4) = α4 BUDOR + d4 Contoh Persamaan Model Struktural: 1.Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung variabel budaya organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier terhadap komitmen organisasional KOMOR = β1 BUDOR + β2 KETRANS + β3 PEKAR + Z1
  • 125. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model • Dalam analisis SEM, data yang digunakan sebagai input adalah matriks varians/kovarians atau matriks korelasi. (Perhatikan pembahasan pada bagian analisis jalur/path analysis.) 125
  • 126. Dalam analisis SEM, sering kali muncul persoalan identifikasi, baik yang berupa unidentified maupun overidentified. Sebagai akibatnya, model tidak mampu menghasilkan estimasi atau pendugaan yang seharusnya. Ciri-ciri terjadinya masalah identifikasi, antara lain: •standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar, •terjadi korelasi yang berlebihan antarkoefisien estimasi yang diperoleh dari model yang dimaksud. Menilai Masalah Identifikasi 126
  • 127. Evaluasi Kriteria Goodness-of-Fit • Langkah pertama dalam evaluasi model yang sudah dihasilkan dalam analisis SEM adalah memperhatikan terpenuhinya asumsi-asumsi dalam SEM, misalnya (1) ukuran sampel, (2) normalitas dan linearitas, (3) kemungkinan adanya outlier (pencilan) yang ekstrem, serta (4) kemungkinan terjadinya multicollinearitas dan singularitas. • Setelah asumsi-asumsi tersebut dipenuhi, barulah dilakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Berbagai kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan uji kesesuaian (uji fit) dikenal dengan “goodness-of-fit indices”. (Perhatikan tabel berikut.) 127
  • 128. 128 Goodness-of-Fit Index Cut-off Value X2 - Chi-squary Significance Probability RMSEA GFI AGFI CMIN/DF TLI CFI Diharapkan kecil ≥ 0,05 ≤ 0,08 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≤ 2,00 ≥ 0,95 ≥ 0,95 Tabel Goodness-of-Fit Indices
  • 129. Interpretasi dan Modifikasi Model • Langkah terakhir dalam analisis SEM adalah melakukan interpretasi terhadap model yang sudah memenuhi persyaratan dengan berpedoman pada kriteria-kriteria goodness-of-fit. Jika model ternyata belum memenuhi kriteria ini maka disarankan untuk dilakukan modifikasi. 129 Aplikasi SEM dalam kancah penelitian yang sesungguhnya, dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis Data pada subbab Structural Equation Modeling (SEM).
  • 130. Menyusun Laporan Penelitian Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun laporan penelitian: 1.Tujuan pembuatan laporan. 2.Terkait dengan hal yang pertama; siapakah yang akan memanfaatkan (atau membaca) laporan penelitian itu. 3.Ketajaman dalam menyampaikan informasi hasil penelitian. 4.Sistematika penulisan laporan (untuk setiap jenjang pendidikan, sistematika penulisan akan memiliki perbedaan walaupun substansinya sama). 130
  • 131. Menyusun Proposal Penelitian Proposal penelitian merupakan cetak biru dari keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, proposal penelitian sesungguhnya sangat menentukan apakah penelitian yang akan dilakukan itu layak atau tidak. 131 Untuk mendalami cara menyusun proposal penelitian, dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 12 Menyusun Proposal Penelitian.