Dokumen tersebut membahas tentang metodologi penelitian, mulai dari kompetensi yang diharapkan, hakikat ilmu dan pengetahuan, komponen ilmu, kriteria metode ilmiah, penalaran dengan silogisme dan generalisasi empiris, tahapan riset secara umum, dan langkah-langkah merumuskan masalah penelitian.
3. Kompetensi yang Diharapkan
Mampu memahami metodologi penelitian
secara konseptual .
Mampu menerapkannya dalam kancah
penelitian yang sebenarnya.
Adanya perubahan kognitif dari peserta didik
dalam menganalisis, menyintesis, dan
mengevaluasi kegiatan penelitian baik yang
dilakukannya sendiri maupun yang
dilaksanakan oleh orang lain.
3
4. Hakikat
Penelitian
4
Pengetahuan?
Ilmu?
Ilmu adalah
pengetahuan,
tetapi tidak
semua pengetahuan
berupa ilmu
Apa yang
Membedakan ?
Tanpa Penalaran
Pikiran Logis dan
Pengujian dengan
Data Empiris
Penalaran
Pikiran Logis dan
Pengujian dengan
Data Empiris
Bukan
Metode
Ilmiah
Metode
Ilmiah
Langkah-langkah
Sistematis
secara Logis dan
Teruji
5. Komponen Ilmu
5
Suatu peristiwa yang
ditangkap oleh indra
manusia dan dapat
dijelaskan secara ilmiah.
Abstraksi dari
fenomena yang
disusun
berdasarkan
generalisasi atas
ide-ide, simbol-
simbol
karekteristik suatu
peristiwa dengan
nama yang diambil
dari bahasa sehari-
hari.
Hubungan
kausalitas yang
berlaku umum di
antara dua
variabel atau
lebih.
Proposisi
yang telah
didukung
oleh data
empiris
Seperangkat
konsep, definisi,
dan proposisi-
proposisi yang
berhubungan satu
sama lain,
menunjukkan
fenomena secara
sistematis untuk
menjelaskan
(explanation) dan
meramalkan
(prediction)
fenomena.
6. Kriteria
Metode Ilmiah
6
Segala kegiatan yang
dilakukan untuk
menemukan kebenaran
harus didukung dengan
fakta.
Kriteria objektif
berarti segala
fenomena yang
ditangkap oleh
indrawi harus
diamati dan
dianalisis secara
objektif
(dikemukakan secara
jujur apa adanya).
Setiap faktor yang
terlibat dalam masalah
yang sedang diamati
harus disoroti secara
kritis-analitis sehingga
setiap faktor itu jelas
makna, fungsi, dan
peranannya.
Deduktif-hipotetik berarti
penjelasan fenomena
didasarkan pada teori-teori
terdahulu yang sudah ada
daripada dapat diturunkan
HIPOTESIS melalui cara
berpikir deduktif.
Induktif-generalisasi
berarti menguji
kebenaran hasil
pemikiran deduktif
yang sifatnya
rasional dengan data
empiris (sesuaikah
atau tidak ?)
7. UMUMUMUM
KHUSUSKHUSUS
Prinsip: Segala yang dipandang
benar pada semua peristiwa
dalam satu kelas/jenis, berlaku
pula sebagai hal yang benar pada
semua peristiwa yang terjadi pada
hal khusus, asal yang khusus itu
benar-benar bagian dari yang
umum. 1. Premis mayor
2. Premis minor
3. Kesimpulan
1. Premis mayor
2. Premis minor
3. Kesimpulan
Ditentukan oleh:
•keterampilan
menyusun premis,
•conception,
•judgement.
Rawan Kesalahan:
• Silogisme
(kesalahan isi)
• Kesalahan bentuk
(kesalahan formal)
Penalaran dengan
Cara SILOGISME
Hasil Pemikiran
logis/rasio
Hasil Pemikiran
logis/rasio
7
8. Sejumlah besar “A” (SAMPEL)
diamati mempunyai sifat “B”
sehingga semua “A” termasuk
yang tidak diamati
juga mempunyai sifat “B” .
Ditentukan oleh:
•besar-kecilnya sampel,
•representatif sampel,
•homogenitas sampel.
A
POPULASI
Generalis
asi
empiris
8
10. DESAIN (RANCANGAN) PENELITIAN
• Desain penelitian merupakan cetak biru bagi peneliti.
Oleh karena itu, perlu disusun terlebih dahulu sebelum
penelitian dilaksanakan.
• Desain penelitian dapat memberikan petunjuk atau
arahan yang sistematis kepada peneliti tentang
kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan, kapan akan
dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya.
• Kategori:
– desain penelitian deskriptif,
– desain penelitian kausalitas,
– desain penelitian korelasional,
– desain penelitian tindakan,
– desain penelitian eksperimental ,
– desain penelitian Grounded.
10
11. DESAIN PENELITIAN DESKRIPTIF
• Desain penelitian deskriptif adalah desain
penelitian yang disusun untuk memberikan
gambaran secara sistematis tentang
informasi ilmiah yang berasal dari subjek
atau objek penelitian.
11
12. Langkah-langkah Penelitian Deskriptif
1. Merumuskan masalah penelitian.
2. Merumuskan tujuan penelitian.
3. Mengkaji pustaka, yaitu menelaah teori yang
relevan.
4. Menentukan sampel yang representatif.
5. Menyusun instrumen penelitian.
6. Mengumpulkan data.
7. Menganalisis data.
8. Menarik kesimpulan.
12
13. DESAIN PENELITIAN KAUSALITAS
• Desain penelitian kausalitas adalah
desain penelitian yang disusun untuk
meneliti kemungkinan adanya
hubungan sebab-akibat
antarvariabel.
13
14. Langkah-langkah Penelitian Kausalitas
1. Menetapkan masalah penelitian.
2. Merumuskan tujuan penelitian.
3. Mengkaji teori dan menelaah hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan.
4. Merumuskan hipotesis penelitian.
5. Menentukan ukuran sampel.
6. Mengklasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian
7. Menyusun instrumen penelitian, sekaligus melakukan uji
validitas dan reliabilitas instrumen.
8. Menentukan metode pengumpulan data.
9. Melakukan pengujian hipotesis.
10. Menarik kesimpulan.
14
15. DESAIN PENELITIAN KORELASIONAL
Desain penelitian korelasional adalah desain
penelitian yang dibuat untuk meneliti
bagaimana kemungkinan hubungan yang
terjadi antarvariabel dengan
memperhatikan besaran koefisien korelasi.
Langkah-langkah penelitian korelasional
tidak berbeda jauh dengan desain penelitian
kausalitas karena penelitian korelasional
pada umumnya ingin melakukan verifikasi
teori.
15
16. DESAIN PENELITIAN TINDAKAN
• Desain penelitian tindakan adalah desain
penelitian yang disusun untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan sebelumnya.
• Penelitian tindakan pada umumnya
mengevaluasi pendekatan atau metode yang
sudah diterapkan, kemudian berupaya
mengembangkan menjadi pendekatan atau
metode yang lebih baik.
16
17. Langkah-langkah Penelitian Tindakan
1. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian.
2. Melakukan kajian pustaka untuk menentukan metode
atau pendekatan yang relevan dengan masalah dan
tujuan penelitian.
3. Jika diperlukan, rumuskan hipotesis penelitian.
4. Membuat desain penelitian yang cocok dengan kondisi
lapangan.
5. Menentukan kriteria-kriteria evaluasi atau teknik analis
data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
penelitian.
6. Mengumpulkan data, menganalisis, dan
menginterpretasikan hasil.
7. Menyusun laporan penelitian.
17
18. DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL YANG
SEBENARNYA
Desain penelitian eksperimental yang
sebenarnya adalah desain penelitian yang
disusun untuk meneliti adanya hubungan
kausalitas mengenai sikap tertentu antara
kelompok yang diberi perlakuan dengan
kelompok lain yang tidak dikenai perlakuan.
RAGAM:
Pretest-Posttest Control Group
Posttest- Only Control Group
18
19. DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL
SEMU
Desain penelitian eksperimental semu adalah
desain penelitian yang disusun untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi
informasi yang dapat diperoleh melalui eksperimen
yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk memanipulasikan semua
variabel yang relevan.
RAGAM:
One-Shot Case Study
One-Group Pretest-Posttest
Static Group Comparison
Static Group Comparison Pretest-Posttest
19
20. DESAIN PENELITIAN GROUNDED
Desain penelitian Grounded adalah desain
penelitian yang disusun untuk membuat
generalisasi empiris, menetapkan konsep-
konsep, serta membuktikan dan
mengembangkan teori.
20
21. Langkah-langkah Penelitian Grounded
Menentukan masalah penelitian.
Melakukan observasi; dalam hal ini, semua fakta
dicatat secara holistis dan bersifat alamiah
(naturalistik).
Melakukan interpretasi fakta, membuat deskripsi
tentang fenomena yang diamati.
Merumuskan generalisasi bersifat teoretis
dengan menyusun proposisi, konsep, dan teori.
Menyusun laporan penelitian.
21
24. Menemukan Masalah
Masalah penelitian dapat ditemukan dari
berbagai sumber:
• Referensi atau literatur
• Pertemuan Ilmiah
• Pendapat Otorita
• Pengamatan Sepintas
• Pengalaman Pribadi
• Intuisi
24
25. Memilih masalah
• Arah masalahnya
– Aktualitas
– Orisinalitas
– Relevan
– Besarnya sumbangan terhadap ilmu
• Arah calon peneliti
– Biaya
– Waktu
– Alat/perlengkapan yang tersedia
– Bekal kemampuan teoretis
– Penguasaan metode yang diperlukan
25
26. Merumuskan masalah
• Dirumuskan dengan kalimat
pertanyaan (apakah, sejauh mana,
bagaimana, dst.).
• Dirumuskan dengan jelas dan padat.
• Memberikan petunjuk tentang
kemungkinan pengumpulan data.
26
27. Bagaimana pengaruh pertumbuhan
ekonomi,nilai tukar, ekspor, dan tingkat
suku bunga domestik terhadap Investasi
Asing Langsung di Indonesia?
Bagaimana pengaruh marketing stimuli dan
lingkungan sosial budaya terhadap psikologi
konsumen dalam keputusan pembelian
barang X?
Bagaimana pengaruh kinerja keuangan
terhadap Return Saham Perusahaan Food
and Beverages yang listing di Bursa Efek
Surabaya?
27
CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
28. Mengemukakan teori-teori yang
relevan dengan masalah yang telah
dirumuskan.
Kriterianya:
• Relevance (relevan)
• Recency (mutakhir)
Perhatikan cara mengutipnya.
28
29. Menghindari duplikasi.
Menghasilkan pengertian dan pemahaman yang
komprehensif tentang permasalahan yang dicari
jawabnya melalui peneltian.
Menunjukkan posisi penelitian yang akan dilakukan
dibanding penelitian yang sudah dilakukan sehingga
tampak persamaan dan perbedaannya.
29
TUJUAN KAJIAN TEORI DAN
TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA
30. • Hipotesis adalah pernyataan spesifik yang
bersifat prediksi dari hubungan antara
dua atau lebih variabel.
• Dugaan sementara yang kebenarannya
perlu diuji.
• Mendeskripsikan secara konkret apa yang
ingin dicapai/diharapkan terjadi dalam
penelitian.
30
31. Apakah semua penelitian ilmiah perlu
membuat hipotesis?
–Ya, jika berkenaan dengan verifikasi
suatu teori atau masalah.
–Tidak, jika penelitian masih bersifat
eksploratif dan deskriptif.
31
32. Kegunaan Hipotesis
• Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
• Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang
bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan penting dan
menyeluruh.
• Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian
dengan fakta dan antarfakta.
32
33. • Dirumuskan secara jelas, padat, dan
spesifik.
• Dinyatakan dalam kalimat deklaratif
atau pernyataan.
• Menyatakan hubungan antardua atau
lebih variabel.
• Dapat diuji.
• Konstruksi dari gagasan yang
didukung teori, bukan gagasan liar.
• Terkait dengan populasi.
33
34. JENIS HIPOTESIS
Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel-variabel
berhubungan secara bersamaan tanpa
dinyatakan bahwa variabel yang satu
memengaruhi variabel lain.
Hipotesis kausalitas adalah hipotesis yang
menyatakan hubungan sebab-akibat
antarvariabel.
Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang
menyatakan adanya perbedaan antara satu
kelompok dengan kelompok lain.
34
35. • Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis)
– Hipotesis yang mendukung prediksi.
– Diterima jika hasil penelitian mendukung
hipotesis.
– Dinyatakan dengan H1.
• Hipotesis Nul (Null Hypothesis)
– Hipotesis yang mendeskripsikan keluaran, selain
dari hipotesis alternatif.
– Biasanya mendeskripsikan tidak ada
hubungan/pengaruh antarvariabel yang diuji.
– Dinyatakan dengan H0.
35
36. Kejelasan peran, lingkungan kerja, dan evaluasi
manajemen berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan di PT X (contoh:
hipotesis hubungan kausalitas).
Prestasi kerja karyawan bagian produksi lebih
tinggi daripada karyawan bagian pemasaran
(contoh: hipotesis perbandingan).
Terdapat korelasi yang erat antara tingkat
pendidikan dengan prestasi kerja karyawan
(contoh: hipotesis korelasional).
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
36
37. • Kegiatan pembinaan mental spiritual
berhubungan erat secara signifikan
dengan motivasi karyawan (korelasional).
• Semakin tinggi motivasi dan kemampuan
manajerial, semakin tinggi pula kinerja
usaha pedagang kaki lima (kausalitas).
• Terdapat perbedaan kinerja yang
signifikan antara karyawan yang telah
mengikuti pelatihan administratif
dibanding dengan mereka yang belum
memperoleh pelatihan administratif
(perbandingan).
37
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
38. One-Tailed Hypothesis
• Mendeskripsikan hipotesis yang
berarah (direction) secara spesifik.
• Hipotesis nul adalah tidak ada
perbedaan antara variabel, dan
diprediksikan ke arah yang
berlawanan.
38
43. Komponen Ilmu
43
Suatu peristiwa yang
ditangkap oleh indra
manusia dan dapat
dijelaskan secara ilmiah.
Abstraksi dari
fenomena yang
disusun
berdasarkan
generalisasi atas
ide-ide, simbol-
simbol
karekteristik suatu
peristiwa dengan
nama yang diambil
dari bahasa sehari-
hari.Hubungan
kausalitas yang
berlaku umum
antara dua
variabel atau
lebih.
Proposisi
yang telah
didukung
oleh data
empiris
Seperangkat
konsep, definisi,
dan proposisi-
proposisi yang
berhubungan satu
sama lain,
menunjukkan
fenomena secara
sistematis untuk
menjelaskan
(explanation),
meramalkan
(prediction)
fenomena.
VARIABEL
45. 45
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL
BERGANTUNG PADA BIDANG SDM
VARIABEL TERIKATVARIABEL BEBAS
Kematangan Emosi
(X2)
Intelegensi
(X1)
Kematangan Sosial
(X3)
Kualitas
Pelayanan Jasa
(Y)
50. VARIABEL LATEN: variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan
memerlukan beberapa indikator sebagai proksinya.
VARIABEL MANIFEST: variabel yang dapat diukur secara langsung oleh peneliti.
PERHATIKAN POSISI VARIABEL LATEN & MANIFEST BERIKUT INI.
50
Cara
Pembayaran
Spesifikasi
Produk
Jenis
Produk Merek
Distributor
Jumlah
Produk
Waktu
Pembelian
KEPUTUSAN
MEMBELI
= simbol untuk variabel laten
= simbol untuk variabel manifest
51. VARIABEL ENDOGEN: variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,
sedangkan VARIABEL EKSOGEN adalah variabel yang memengaruhi variabel lain.
51
Cara
Pembayaran
Spesifikasi
Produk
Jenis
Produk Merek
Distributor
Jumlah
Produk
Waktu
Pembelian
KEPUTUSAN
MEMBELI
Penjualan
Pribadi
Periklanan
Hubungan
Masyarakat
Promosi
Penjualan
BAURAN
PROMOSI
variabel independen
variabel dependen
Hubungan Kausalitas
variabel eksogen
variabel endogen
52. 52
MOTIVASI (MOT)
X1 = Kebutuhan fisiologis
(PHYS)
X2 = Kebutuhan akan
rasa aman (SECU)
X3 = Kebutuhan sosial dan
rasa memiliki (SOCI)
X4 = Kebutuhan akan
penghargaan (ESTE)
X5 = Kebutuhan akan
aktualisasi diri (ACTU)
FUNGSI KEPEMIMPINAN
(PIM)
X6 = Penentu arah (TUAR)
X7 = Wakil organisasi
(KILO)
X8 = Komunikator (KOMU)
X9 = Mediator (METOR)
LINGKUNGAN KERJA (LKER)
X10 = Lingkungan fisik
(KUNGFI)
X11 = Dukungan kondisi
pekerjaan (WORKC)
X12 = Dukungan kolegial
(COLLS)
X13 = Kualitas dan teknik
supervisi (SUPVS)
X14 = Dukungan atasan/
pemimpin (LEADR)
KINERJA (KIN)
TRIDHARMA PERTI DAN
UNSUR PENUNJANG
Y1 = Pendidikan dan
pengajaran (DIKJAR)
Y2 = Penelitian (LIT)
Y3 = Pengab. kpd.
Masyarakat (PKM)
Y4 = Unsur penunjang
(JANG)
DP3
Y5 = Kesetiaan (TIA)
Y6 = Prestasi kerja
(PRESJA)
Y7 = Tanggung jawab
(GUNGWAB)
Y8 = Ketaatan (TAAT)
Y9 = Kejujuran (JUJUR)
Y10 = Kerja sama (JASMA)
Y11 = Prakarsa (KARSA)
Y12 = Kepemimpinan
(PIMP)
KARIER
Y13 = Fungsional (FUNGS)
Y14 = Struktural (STRUK)
Y15 = Akademik (AKAD)
X Y1 Y2
HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT DALAM
KERANGKA KONSEP UNTUK PENELITIAN SETINGKAT S-3.
54. SKALA UKUR VARIABEL
• Untuk fenomena yang variabelnya mempunyai
dimensi deskrit (terpisah), hakikatnya tidak dapat
diberi nilai berdasarkan dimensi itu. Fenomena itu
disebut fenomena nominal, variabelnya disebut
variabel nominal.
• Kategori dimensi variabel nominal adalah:
– Jenis kelamin: Laki-laki - Perempuan
– Kota kelahiran: Bandung, Malang, Surabaya, Padang
– Status perkawinan: Menikah - Belum menikah - Duda - Janda
– Status pekerjaan: PNS - Wiraswasta - Tentara - Polisi
54
55. VARIABEL/VARIABEL/
DIMENSIDIMENSI
JUMLAHJUMLAH
(ORANG)(ORANG) ( %)( %)
VARIABELVARIABEL
//
DIMENSIDIMENSI
JUMLAHJUMLAH
(ORANG)(ORANG) (%)(%)
STATUSSTATUS
PERKAWINANPERKAWINAN
- MENIKAHMENIKAH
- BELUMBELUM
MENIKAHMENIKAH
- DUDADUDA
- JANDAJANDA
7575
4040
6565
6060
31,2531,25
16,6716,67
27,0827,08
25,0025,00
AGAMA :AGAMA :
- ISLAM- ISLAM
- NASRANI- NASRANI
- HINDU- HINDU
- BUDDHA- BUDDHA
150150
110110
7575
6060
37,9737,97
27,8527,85
18,9918,99
15,1915,19
JUMLAHJUMLAH 240240 100,00100,00 JUMLAHJUMLAH 395395 100,0100,0
00
CATATAN: Dimensinya bersifat terpisah (tidak bertingkat sehingga tidak dapat
diberi nilai). Angka dalam kolom bukan nilai atas dimensi, tetapi
merupakan hitungan terhadap subjek yang mendukung dimensi
atau variabel itu.
DIMENSI VARIABEL NOMINAL
55
56. SKALA ORDINAL
SKALA PENGUKURAN YANG MENYATAKAN SESUATU
LEBIH DARI YANG LAIN.
MEMBERIKAN NILAI PERINGKAT TERHADAP DIMENSI
VARIABEL YANG DIUKUR SEHINGGA MENUNJUKKAN
SUATU URUTAN PENILAIAN ATAU TINGKAT
PREFERENSI.
CONTOH:
Sebutkan peringkat pilihan saudara terhadap wilayah
pemasaran jasa di Jawa Timur.
Pasuruan Gresik Madiun
Lumajang Malang Situbondo
Kediri Surabaya Sumenep
56
57. SKALA INTERVAL
• Menyatakan peringkat dan jarak dari konstruks/variabel
yang diukur.
• Mencakup konsep kesamaan jarak sehingga jarak antara 9
dan 10 sama dengan jarak 15 dan 16.
• Nilai dalam skala interval bukan angka nol mutlak.
• Contoh: skala Likert 5 titik
Menurut saya, sistem pengembangan karier di perusahaan ini
sudah sesuai dengan yang saya harapkan.
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
57
58. SKALA RATIO
• Menunjukkan peringkat, jarak, dan perbandingan
konstruk/variabel yang diukur.
• Nilai pada skala rasio adalah angka nol mutlak (
10 adalah 2 kali lebih besar dari 5 ).
• Kesimpulan:
Skala Rasio menyatakan sesuatu sekian kali besarnya dari
yang lain, Skala Interval menyatakan sesuatu lebihnya
sekian dari yang lain, sedangkan Skala Ordinal menyatakan
sesuatu lebih dari yang lain. Skala Nominal menyatakan
kategori saja.
58
59. Instrumen Penelitian
59
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam dan sosial.
URUTAN MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN
KONSEP ATAU
KONSTRUK
TEORI VARIABEL
DIMENSI
VARIABEL
INDIKATOR-
INDIKATOR
INSTRUMEN
PENELITIAN
60. TATA CARA MENYUSUN INSTRUMEN
• Perhatikan variabel yang “tersurat” dalam
rumusan masalah penelitian.
• Definisikan variabel tersebut dengan mengacu
pada pendapat ahli sebagaimana dinyatakan
dalam teori.
• Cari dimensinya.
• Cari indikator-indikatornya.
• Formulasikan indikator itu ke dalam bentuk
daftar kalimat pertanyaan atau pernyataan
(sebagai instrumen berupa kuesioner).
60
61. Contoh:
Rumusan masalah penelitian:
Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja
karyawan di perusahaan X?
Definisi: Menurut Terry (1997: 390), motivasi adalah keinginan
yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk
melakukan tindakan.
Jadi, berdasarkan definisi ini, seseorang bertindak untuk
melakukan sesuatu karena ada rangsangan yang bisa jadi
merupakan pemenuhan kebutuhan. Kita hubungkan dengan
teori Maslow tentang Teori Hierarki kebutuhan yang terdiri atas
5 tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan dan
rasa aman, kebutuhan sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.
Kelima tingkat kebutuhan ini sebagai dimensi dari motivasi.
Dari setiap dimensi itu, cari indikator-indikatornya (perhatikan
tabel berikut). 61
62. 62
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN
MOTIVASI 1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan
keamanan dan rasa
aman
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan
aktualisasi diri
a. Pemenuhan pangan
b. Pemenuhan sandang
c. Pemenuhan tempat tinggal
d. Pemenuhan kesehatan, rekreasi
e. Pemenuhan pendidikan keluarga
f. Rasa aman dari pemutusan hubungan
kerja
g. Rasa aman terhadap kecelakaan kerja
h. Rasa aman karier dan masa depan
i. Rasa aman dari pemutusan hubungan
kerja
j. Diterima dengan baik oleh sesama
k. Rasa memiliki terhadap perusahaan
l. Hubungan kerja yang harmonis
antartingkatan manajemen
m. Interaksi yang dinamis dan persahabatan
antarsesama
n. Penghargaan atas prestasi
o. Kesesuaian penghargaan dengan prestasi
p. Delegasi wewenang sesuai dengan
kompetensi karyawan
q. Perhatian atasan/pemimpin
r. Kesempatan pengembangan diri
s. Kesempatan promosi jabatan
t. Kebijakan pendukung untuk kerja secara
1 s.d. 5
6 s.d. 9
10 s.d. 13
14 s.d. 17
18 s.d. 20
63. 63
INSTRUMEN BERUPA KUESIONER (DAFTAR PERNYATAAN DENGAN SKALA LIKERT)
1. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan pangan.
2. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan sandang.
3. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal.
4. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan untuk pendidikan anak-anak.
5. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dan rekreasi keluarga.
6. Saya merasa di perusahaan ini tidak akan terjadi pemutusan hubungan kerja.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
64. 64
7. Jenis pekerjaan yang rawan terjadi kecelakaan kerja sudah dilengkapi dengan peralatan untuk
keselamatan kerja.
8. Saya merasa aman dengan karier dan masa depan saya di perusahaan ini.
9. Menurut saya, kelangsungan hidup perusahaan ini terjamin.
10. Rekan-rekan kerja menerima saya dengan penuh kekeluargaan.
11. Saya merasa memiliki perusahaan ini karena saya sadar bahwa di samping menjadi wadah bagi
saya untuk bersosialisasi, perusahaan ini juga merupakan tempat menggantungkan hidup.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
65. 65
12. Hubungan saya dengan atasan, bawahan serta dengan sesama terjalin harmonis.
13. Saya dapat berinteraksi dengan rekan-rekan sesama karyawan dengan penuh persahabatan.
14. Jika saya berprestasi, pimpinan memberikan penghargaan kepada saya.
15. Penghargaan yang saya terima sesuai dengan prestasi yang saya berikan.
16. Pemimpin (perusahaan) memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengerjakan pekerjaan
yang sesuai dengan kompetensi yang saya miliki.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
66. 66
17. Saya memperoleh perhatian yang cukup dari pemimpin/atasan saya.
18. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri saya melalui pendidikan
dan pelatihan.
19. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk dipromosikan sesuai dengan potensi yang saya
miliki.
20. Di perusahaan ini, terdapat kebijakan yang mendukung bagi karyawan untuk unjuk kerja secara
optimal.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
67. 67
Tabel: Elaborasi Variabel Prestasi Kerja
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN
Prestasi kerja 1. Mutu hasil kerja
2. Volume hasil kerja
3. Prakarsa
4. Penguasaan tugas
5. Keandalan
6. Kehadiran kerja
a. Ketelitian
b. Kerapian
c. Ketuntasan
d. Bekerja cepat sesuai target
e. Konsistensi hasil kerja
f. Keinginan untuk memperoleh tugas
tambahan
g. Kesiapan untuk memikul tanggung
jawab yang lebih besar
h. Paham terhadap pekerjaan
i. Terampil dalam bekerja
j. Menerapkan teknik yang dikuasai
k. Mampu menggunakan perangkat
yang tersedia
l. Andal dalam menuntaskan tugas
secara mandiri
m. Mampu merampungkan tugas tepat
waktu dengan pengawasan
minimum
n. Kedatangan tepat waktu
o. Istirahat tepat waktu
p. Pulang kerja tepat waktu
1 s.d. 3
4 s.d. 5
6 s.d. 7
8 s.d. 11
12 s.d. 13
14 s.d. 16
68. 68
INSTRUMEN PRESTASI KERJA
1. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan teliti.
2. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan rapi.
3. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas.
4. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.
5. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan konsisten.
6. Saya selalu berkeinginan untuk memperoleh tugas-tugas baru.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
69. 69
7. Saya selalu siap untuk bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang lebih besar.
8. Saya memahami tugas-tugas atau pekerjaan saya.
9. Saya terampil dalam menyelesaikan pekerjaan.
10. Saya mampu menerapkan teknik-teknik yang saya kuasai dalam menyelesaikan pekerjaan.
11. Saya mampu memanfaatkan perangkat yang disediakan sesuai dengan peruntukannya.
12. Saya andal dalam menuntaskan tugas-tugas atas prakarsa sendiri.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
70. 70
13. Saya andal dalam merampungkan tugas tepat waktu dengan sedikit pengawasan.
14. Saya hadir tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan/instansi.
15. Saya andal dalam menepati waktu istirahat.
16. Saya pulang tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan atau instansi.
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
71. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
INSTRUMEN PENELITIAN
• VALIDITAS ADALAH KETEPATAN ALAT UKUR
(INSTRUMEN) DALAM MENGUKUR APA YANG
HENDAK DIUKUR.
• VALIDITAS INSTRUMEN DITENTUKAN DENGAN
MENGORELASIKAN ANTARA SKOR YANG
DIPEROLEH SETIAP BUTIR PERTANYAAN
DENGAN SKOR TOTALNYA.
71
72. RUMUS YANG DIGUNAKAN ADALAH KORELASI
PRODUCT MOMENT
72
r =
N (ΣXY) − (ΣX ΣY)
√ [ N ΣX2
− (ΣX)2
] − [ N ΣY2
− (ΣY)2
]
di mana r = koefisien korelasi
X = skor butir
Y = skor total butir
N = jumlah sampel (responden)
Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel menggunakan derajat bebas (n
− 2). Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r dalam tabel pada alfa
tertentu maka berarti signifikan sehingga disimpulkan bahwa butir pertanyaan atau
pernyataan itu valid.
78. 78
Selanjutnya, dikonsultasikan (dibandingkan) dengan
nilai korelasi yang terdapat pada tabel. Pada alfa 1%
dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r
(pada tabel) adalah 0,442. Dengan demikian, karena
nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r
tabel (0,734 > 0,442) maka signifikan dan
memberikan alasan untuk menyimpulkan bahwa butir
pertanyaan nomor 1 valid (dapat digunakan sebagai
instrumen penelitian).
Cara yang sama dapat digunakan untuk memperoleh
nilai koefisien korelasi untuk pertanyaan butir nomor
2 sampai dengan 16.
79. RELIABILITAS INSTRUMEN
• Menunjukkan konsistensi hasil pengukuran
sekiranya alat pengukur itu digunakan oleh
orang yang berlainan pada waktu bersamaan
atau digunakan oleh orang yang sama pada
waktu berlainan.
• Jadi, secara implisit, mengandung
OBJEKTIVITAS.
79
80. CARA PENGUKURAN RELIABILITAS
80
Cara pengukuran Ulang
Instrumen diberikan kepada responden yang sama pada waktu
berbeda.
Skor total yang diperoleh pada pengukuran pertama dikorelasikan
dengan skor total dengan pengukuran kedua.
Rumus korelasi yang digunakan berikut prosedurnya sama dengan
menghitung validitas.
Cara Pengukuran Belah Dua
Instrumen dibelah menjadi dua bagian: nomor genap dan nomor
ganjil.
Skor total dari setiap belahan dikorelasikan dengan rumus korelasi
product moment. Hasilnya dikonversi dalam rumus SPEARMAN-
BROWN:
2. r (pm) r (sb) = nilai reliabilitas
r (sb) = --------------- r (pm) = nilai korelasi product moment
1 + r (pm)
83. 83
Nilai koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai
r dalam tabel. Pada alfa 1% dan derajat bebas
(n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel) adalah
0,442. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi
hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r tabel
(0,9588 > 0,442); uji reliabilitas signifikan. Dengan
kata lain, instrumen penelitian reliabel.*
* Perhitungan dengan cara “belah dua” dapat dilihat pada buku penulis [Anwar Sanusi,
Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 ) atau referensi lain yang
membahas mengenai “pengukuran instrumen”.]
87. 87
35.616
36.508
=
= 0,9756rpm
r =
35 (38.148) − (1.134 × 1.146)
√ [ 35 (37.754) − (1.134)2
] [ 35 (38.598) − (1.146)2
]
2 (0,9756)
1 + 0,9756
=
= 0,9875
rsb
Nilai koefisien korelasi perhitungan ini dibandingkan dengan nilai r pada tabel.
Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel)
adalah 0,442. Dengan demikian, nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada
nilai r tabel (0,9875 > 0,442); uji reliabilitas signifikan.
Dengan kata lain, instrumen penelitian reliabel.
88. POPULASI DAN TEKNIK
PENARIKAN SAMPEL
POPULASI:
Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karekteristik tertentu yang dipelajari oleh
peneliti, dan kemudian ditarik kesimpulannya.
SAMPEL:
Bagian dari karekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
88
89. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL
1. RANDOM
♦ SIMPLE RANDOM SAMPLING
♦ SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
♦ STRATIFIED RANDOM SAMPLING
♦ CLUSTER RANDOM SAMPLING
1. NON-RANDOM
♦ SNOWBALL SAMPLING
♦ KUOTA SAMPLING
♦ CONVENIENCE SAMPLING
♦ PURPOSIVE SAMPLING
♦ DLL.
89
90. PENGERTIAN
• Simple random sampling adalah proses
memilih satuan sampling sedemikian rupa
sehingga setiap satuan sampling dalam
populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk terpilih dalam sampel.
90
92. • Systematic random sampling adalah cara
pengambilan sampel di mana hanya anggota
sampel pertama yang dipilih secara random,
sedangkan anggota sampel berikutnya dipilih
secara sistematis menurut pola tertentu
92
93. Systematic Random Sampling
93
775
525
200
Strata I
Strata II
Strata III
1. Sp = 5
2. Sp + K ; 5 + 10
= 15
3. Sp + 2K ; 5 + 20
= 25
4. Sp + 3K ; 5 + 30
= 35
5. Sp + 4K ; 5 + 40
= 45
6. Sp + 5K ; 5 + 50
= 55
7. Sp + 6K ; 5 + 60
= 65
8. Sp + 7K ; 5 + 70
= 75
anggota sampel terpilih
Populasi = 100
Sampel = 10
K = 100/10 10
94. • Stratified random sampling adalah cara
pengambilan sampel di mana populasi
distratifikasi menjadi beberapa lapisan
berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria
dimaksud dapat berupa variabel penelitian,
bisa juga variabel yang dekat dengan variabel
penelitian.
94
95. 775
525
200
1.500 (POPULASI)
Strata I
Strata II
Strata III
Misalkan, ukuran sampel yang
diinginkan sebesar 450. Jadi,
alokasi sampel per strata:
Dari strata I (775/1.500 ) × 450 = 232
Dari strata II (525/1.500) × 450 = 158
Dari strata III (200/1.500) × 450 = 60
----------------
450
Stratified Random Sampling
95
96. 1 2 3 4 5 6 7 8
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8
Cluster random sampling adalah pengambilan sampel di mana randomisasi
dilakukan terhadap kelompok, bukan pada anggota populasi.
96
cluster
terpilih
cluster
terpilih
cluster
terpilih
POPULASI
N = 8
banyak
cluster
n = 3
banyak cluster
terpilih
m = 2
banyak satuan
sampling
m = 1
banyak satuan
sampling
diteliti semuanya
diteliti semuanya
satuan
pengamatan
97. • Snowball sampling adalah cara pengambilan sampel yang
pada awalnya menggunakan responden terbatas, kemudian
terus meningkat berdasarkan informasi dari responden
pertama.
• Quota sampling adalah cara pengambilan sampel di mana
jumlah responden yang akan diteliti ditetapkan terlebih
dahulu, baru kemudian siapa yang akan dipilih menjadi
anggota sampel terserah peneliti.
• Convenience sampling adalah cara pengambilan sampel
berdasarkan kemudahan.
• Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang
didasarkan atas pertimbangan tertentu, terutama
pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar.
97
PENGAMBILAN SAMPEL TIDAK ACAK (Non-Random)
98. Menentukan Ukuran Sampel
Menurut Gay dan Dehl (1996):
1. Untuk penelitian deskriptif, minimal diambil sampel
sebesar 10% dari populasi. Sementara itu, jika
populasinya besar maka minimal diambil sampel
sebesar 20% dari populasi.
2. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan
korelasional, minimal diambil 30 sampel.
3. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan
kausalitas, minimal diambil 30 subjek per kelompok.
4. Untuk penelitian eksperimen, dianjurkan minimal 15
subjek per kelompok.
98
99. 99
n =
N
1 + Nα2
di mana n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
α = toleransi ketidaktelitian (dalam persen)
Contoh:
Misalkan, diketahui jumlah populasi penelitian adalah 1.200 orang.
Sementara, ketidaktelitian yang dikehendaki adalah 5%. Dengan demikian,
jumlah atau ukuran sampel yang diperlukan untuk diteliti adalah sebesar
300 orang.
PERHITUNGAN:
RUMUS SLOVIN
100. KREJCIE & MORGAN
100
n =
X2
NP(1 − P)
d2
(N − 1) + X2
P(1 − P)
di mana n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
P = proporsi populasi (0,5)
d = derajat ketelitian (0,05)
X2
= nilai tabel X2
= 3,84
Jika ukuran populasi adalah 1.200 maka ukuran sampel yang diperlukan:
PERHITUNGAN:
n =
(3,84)(1.200)0,5(1 − 0,5)
(0,05)2
(1.200 − 1) + (3,84)0,5(1 −
0,5)
=
1.152
3,957
5
= 291, 1 ≈ 291
101. TEKNIK SURVEI
TEKNIK OBSERVASI
KUESIONER
DIBERIKAN
LANGSUNG
DIKIRIM VIA ALAT
KOMUNIKASI
WAWANCARA
BERTATAP
LANGSUNG
PAKAI TELEPON
SECARA
LANGSUNG
DIKETAHUI
RESPONDEN
TIDAK
DIKETAHUI
RESPONDEN
BANTUAN
ALAT
DIKETAHUI
RESPONDEN
TIDAK
DIKETAHUI
RESPONDEN
TEKNIK
PENGUMPULANDATA
B
I
A
S
D
A
T
A
101
102. TEKNIK ANALISIS DATA
102
Teknik analisis data ditentukan oleh faktor:
• Tujuan studi
• Skala ukur yang digunakan
• Jumlah variabel
103. Analisis regresi
Manfaat:
Untuk menentukan hubungan kausalitas atau sebab-
akibat antara satu variabel terikat dengan satu atau
lebih variabel bebas.
Misal: penelitian tentang pengaruh motivasi karyawan ,
perilaku pemimpin, dan kesempatan pengembangan
karier terhadap kinerja karyawan (satu variabel
terikat dan tiga variabel bebas).
103
104. 104
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ e
di mana Y = kinerja
X1 = motivasi
X2 = perilaku pemimpin
X3 = kesempatan pengembangan karier
a = konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi
e = variabel pengganggu
Data hasil penelitian terhadap 59 responden sebagai sampel dinyatakan
pada tabel berikut ini.
107. 107
Menggunakan hasil print out program statistik SPSS
Menentukan model/persaman regresi:
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Correlations
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial
1 (Constant) .672 .264 2.540 .014
X1 .365 .075 .534 4.892 .000 .749 .551
X2 .209 .095 .253 2.202 .032 .749 .285
X3 .187 .048 .303 3.905 .000 .435 .466
a. Dependent Variable: Y
Y = 0,672 + 0,365X1 + 0,209X2 + 0,187X3
108. 108
Nilai Koefisien Determinasi (R2
)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .850a
.722 .707 .20198 .1755
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Nilai koefisien determinasi (adjusted R square) digunakan untuk
menunjukkan variasi nilai variabel tergantung yang dijelaskan oleh variabel
bebas.
Dari tabel output program ini, disimpulkan bahwa kinerja karyawan
dijelaskan oleh motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan
karier sebesar 70,7%. Sementara itu, sisanya (sebesar 29,3%) dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dianalisis dalam model.
109. 109
Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Parsial)
Uji model secara serempak dilakukan menggunakan uji F. Caranya dengan
membandingkan nilai alfa yang dipilih (misal: 1–10%) dengan nilai Sig. dalam tabel hasil
print out program SPSS. Jika nilai Sig. lebih kecil daripada nilai alfa yang dipilih maka
disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel bebas secara serempak signifikan
menjelaskan variabel terikat. Sebaliknya, tidak signifikan jika nilai Sig. lebih besar
daripada alfa yang pilih.
ANOVAb
Model Sum of R
Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.820 3 1.940 47.558 .000a
Residual 2.244 55 4.079E–02
Total 8.064 58
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Dari tabel output ini, disimpulkan bahwa jika alfa yang dipilih sebesar 1% maka
variabel kinerja karyawan secara serempak signifikan (nyata) dijelaskan oleh
variabel motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier.
110. Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Correlations
Model B Std. Error Beta T Sig. Zero-order Partial
1 (Constant) .672 .264 2.540 .014
X1 .365 .075 .534 4.892 .000 .749 .551
X2 .209 .095 .253 2.202 .032 .749 .285
X3 .187 .048 .303 3.905 .000 .435 .466
a. Dependent Variable: Y
110
Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Serempak)
Uji koefisien regresi secara parsial berarti menguji setiap pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat apakah signifikan atau tidak. Caranya dengan
membandingkan nilai Sig. dengan nilai alfa yang dipilih. Jika nilai Sig. lebih kecil
daripada nilai alfa yang dipilih, pengaruh variabel bebas itu signifikan terhadap variabel
terikat. Demikian pula sebaliknya.
Tabel output ini menunjukkan bahwa untuk alfa 5% semua nilai Sig. lebih kecil.
Dengan demikian, semua variabel bebas (motivasi karyawan, perilaku pemimpin,
dan pengembangan karier) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
secara parsial.
111. Menentukan pengaruh variabel yang dominan dalam
model regresi berganda
• Perhatikan nilai koefisien regresi yang paling besar dalam
persamaan itu.
• Perhatikan signifikansi setiap koefisien tersebut pada
setiap variabel.
• Jika nilai koefisien regresi suatu variabel paling besar di
antara yang lain dan signifikan untuk alpha tertentu maka:
“variabel itu mempunyai pengaruh yang dominan jika
dibandingkan dengan variabel lain terhadap variabel
terikat.
111
Y = 0,672 + 0,365X1 + 0,209X2 + 0,187X3
112. ANALISIS JALUR
(Path Analysis)
• Analisis jalur berfungsi untuk menjelaskan
akibat/pengaruh langsung dan tidak
langsung seperangkat variabel bebas
dengan seperangkat variabel terikat.
• Pada analisis jalur, terlebih dahulu harus
menggambarkan secara diagramatik
struktur hubungan kausalitas antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Diagram ini dikenal dengan diagram jalur.
112
113. 113
• Diagram berikut ini menunjukkan hubungan kausal antara
X1 dengan X4, X2 dengan X4, dan X3 dengan X4. Sementara,
hubungan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2
dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional.
• Perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan
korelasional. Pada diagram jalur, terdapat tiga variabel
eksogen (X1, X2 , X3) dan satu variabel endogen (X4).
X3
X2
X1
X4
Є
114. Koefisien Jalur
114
Besarnya pengaruh dari suatu variabel eksogen ke variabel endogen tertentu
dinyatakan oleh besarnya bilangan koefisien jalur (path coefficient).
X2
X1
X3
Є
r X1X2
ρ X3X1
ρ X3X2
ρ X3 Є
115. Aplikasi Analisis Jalur
• Untuk aplikasi analisis jalur dalam kancah
penelitian yang sesungguhnya, dapat
dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi,
Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit
Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis Data pada
subbab Analisis Jalur (Path Analysis).
115
116. Structural Equation Modeling (SEM)
Model persamaan struktural merupakan
pengembangan lebih lanjut dari path analysis.
Pada model persamaan struktural (SEM),
hubungan kausalitas antarvariabel eksogen
dengan endogen dapat ditentukan secara lebih
lengkap.
Dengan menggunakan SEM, tidak hanya
hubungan kausalitas (langsung dan tidak
langsung) pada variabel atau konstruk yang
diamati dapat terdeteksi, tetapi komponen-
komponen yang berkontribusi terhadap
pembentukan konstruk tersebut dapat ditentukan
(hal ini tidak tertampung dalam analisis jalur).
116
117. 117
Kotak persegi disebut variabel terukur (observed variable). Nilainya
dapat diperoleh dengan menggunakan instrumen (kuesioner)
penelitian di lapangan.ca
Lingkaran berbentuk oval disebut variabel bentukan (latent
variable). Nilai variabel bentukan ini dibentuk oleh indikator-
indikator penyusun konstruk. Oleh karena itu, variabel bentukan ini
juga disebut construct.
Panah satu arah menunjukkan adanya hubungan yang dihipotesiskan
antarvariabel, di mana variabel yang dituju anak panah adalah
variabel tergantung. Untuk variabel latent (construct), arah anak
panah menuju ke kiri (ke indikator-indikator penyusun construct itu.
Untuk variabel terukur (observed variable), arah anak panah menuju
ke kanan (lazim sebagaimana arah anak panah dalam hubungan
regresi antara variabel independen ke variabel dependen.
Panah dua arah menunjukkan hubungan korelasi di antara dua
variabel. Dalam SEM, perilaku dua anak panah ini tidak dihitung,
tetapi digunakan untuk syarat dalam menentukan hubungan
kausalitas antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel
independent. Dalam hal ini, hubungan kausalitas dalam regresi akan
terjadi jika di antara variabel independen itu tidak saling berkorelasi.
Makna Notasi dalam SEM
118. Langkah Pemodelan SEM
• Model SEM yang lengkap terdiri atas model
pengukuran dan model struktural. Model
pengukuran digambarkan dengan konfirmasi
indikator-indikator empiris terhadap konstruk
yang dibangun oleh indikator itu, sedangkan
model struktural menjelaskan struktur
hubungan kausalitas antarvariabel.
118
120. Pengembangan Model Berbasis Teori
120
SEM tidak menghasilkan suatu hubungan
kausalitas, melainkan membenarkan atau tidak
sebuah hubungan kausalitas. Hubungan kausalitas
itu sendiri dalam model harus dibangun oleh peneliti
melalui landasan teori yang kuat akan fenomena
yang diamati.
121. 121
BUDAYA ORGANISASI (BUDOR)
X1 =
Keterlibatan
X2 =
Konsistensi
X3 =
Adaptasi
X4 = Misi
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
(KETRANS)
X5 =
Stimulasi intelektual
X6 =
Pengaruh individu
X7 =
Motivasi inspiratif
X8 =
Pertimbangan individualPENGEMBANGAN KARIER
(PEKAR)
X9 = Jalur individu
X10 = Jalur organisasi
X11 = Jalur mentor
KOMITMEN ORGANISASIONAL
(KOMOR)
Y1 = Komitmen afektif
Y2 = Komitmen kontinuan
Y3 = Komitmen normatif
KINERJA ORGANISASI (KINOR)
Y4 = Perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran
Y5 = Perspektif bisnis internal
Y6 = Perspektif pelanggan
Y7 = Perspektif finansial
Contoh hasil pengembangan model berbasis teori: Hubungan antara budaya
organisasi, kepemimpinan transformasional, pengembangan karier dengan komitmen
organisasional dan kinerja organisasi.
122. Pengembangan Path Diagram
• Setelah model dikembangkan berdasarkan
pijakan teori yang kuat, model itu selanjutnya
diterjemahkan ke dalam diagram jalur (path
diagram) agar dapat menentukan hubungan
kausalitas atau korelasional antarkonstruk
atau variabel dengan mudah.
122
123. 123
Contoh: Diagram jalur hubungan budaya organisasi, kepemimpinan
transformasional, dan pengembangan karier dengan komitmen
organisasional dan kinerja organisasi.
124. Konversi Diagram Jalur ke dalam Serangkaian Persamaan
124
Pada hakikatnya, persamaan-persamaan dalam structural equation modeling
terbagi menjadi dua bagian, yaitu persamaan model pengukuran (measurement
model/factor loading) dan persamaan model struktural (structural model).
Contoh Persamaan Model Pengukuran:
1.Faktor loading yang menjelaskan variabel budaya organisasi (BUDOR)
Keterlibatan (X1) = α1 BUDOR + d1
Konsistensi (X2) = α2 BUDOR + d2
Adaptasi (X3) = α3 BUDOR + d3
Misi (X4) = α4 BUDOR + d4
Contoh Persamaan Model Struktural:
1.Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung variabel budaya
organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier
terhadap komitmen organisasional
KOMOR = β1 BUDOR + β2 KETRANS + β3 PEKAR + Z1
125. Memilih Matriks Input dan Estimasi
Model
• Dalam analisis SEM, data yang digunakan
sebagai input adalah matriks
varians/kovarians atau matriks korelasi.
(Perhatikan pembahasan pada bagian analisis
jalur/path analysis.)
125
126. Dalam analisis SEM, sering kali muncul persoalan identifikasi,
baik yang berupa unidentified maupun overidentified.
Sebagai akibatnya, model tidak mampu menghasilkan
estimasi atau pendugaan yang seharusnya.
Ciri-ciri terjadinya masalah identifikasi, antara lain:
•standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat
besar,
•terjadi korelasi yang berlebihan antarkoefisien estimasi yang
diperoleh dari model yang dimaksud.
Menilai Masalah Identifikasi
126
127. Evaluasi Kriteria Goodness-of-Fit
• Langkah pertama dalam evaluasi model yang sudah
dihasilkan dalam analisis SEM adalah memperhatikan
terpenuhinya asumsi-asumsi dalam SEM, misalnya (1)
ukuran sampel, (2) normalitas dan linearitas, (3)
kemungkinan adanya outlier (pencilan) yang ekstrem, serta
(4) kemungkinan terjadinya multicollinearitas dan
singularitas.
• Setelah asumsi-asumsi tersebut dipenuhi, barulah dilakukan
uji kesesuaian dan uji statistik. Berbagai kriteria yang dapat
dijadikan pedoman dalam melakukan uji kesesuaian (uji fit)
dikenal dengan “goodness-of-fit indices”. (Perhatikan tabel
berikut.)
127
128. 128
Goodness-of-Fit Index Cut-off Value
X2
- Chi-squary
Significance Probability
RMSEA
GFI
AGFI
CMIN/DF
TLI
CFI
Diharapkan kecil
≥ 0,05
≤ 0,08
≥ 0,90
≥ 0,90
≤ 2,00
≥ 0,95
≥ 0,95
Tabel Goodness-of-Fit Indices
129. Interpretasi dan Modifikasi Model
• Langkah terakhir dalam analisis SEM adalah melakukan
interpretasi terhadap model yang sudah memenuhi
persyaratan dengan berpedoman pada kriteria-kriteria
goodness-of-fit. Jika model ternyata belum memenuhi
kriteria ini maka disarankan untuk dilakukan
modifikasi.
129
Aplikasi SEM dalam kancah penelitian yang sesungguhnya, dapat
dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi
Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10
Analisis Data pada subbab Structural Equation Modeling (SEM).
130. Menyusun Laporan Penelitian
Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun laporan penelitian:
1.Tujuan pembuatan laporan.
2.Terkait dengan hal yang pertama; siapakah yang akan
memanfaatkan (atau membaca) laporan penelitian itu.
3.Ketajaman dalam menyampaikan informasi hasil penelitian.
4.Sistematika penulisan laporan (untuk setiap jenjang pendidikan,
sistematika penulisan akan memiliki perbedaan walaupun
substansinya sama).
130
131. Menyusun Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan cetak biru dari
keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, proposal penelitian sesungguhnya
sangat menentukan apakah penelitian yang akan
dilakukan itu layak atau tidak.
131
Untuk mendalami cara menyusun proposal penelitian, dapat
dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi
Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 12
Menyusun Proposal Penelitian.