2. ARAH PENELITIAN
1. Menggambarkan/menjelaskan
keadaan
2. Memecahkan masalah
3. Menemukan/mengembangkan
model/pola/cara kerja
4. Membuat keputusan/kebijakan
5. Mengembangkan/menguji
konsep/teori
6. Memperbaiki : keadaan, peristiwa,
situasi, kegiatan pendidikan
3. PENDEKATAN PENELITIAN
KUANTITATIF dan KUALITATIF
Istilah "kuantitatif dan "kualitatif' berkaitan
dengan pendekatan penelitian, yang
mengacu pada metode penelitian;
bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis,
jenis generalisasi dan penyajian data yang
diperoleh melalui penelitian.
4. Secara kasar/umum, perbedaan antara
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
adalah bentuk data yang disajikan.
Penelitian kuantatitif berkaitan dengan
data dalam bentuk angka, dengan penyajian
statistik, sedangkan penelitian kualitatif
berkaitan dengan data yang bukan angka,
disajikan dalam bentuk naratif.
5. Asumsi tentang dunia. Penelitian kuantitatif,
berlandaskan atas bentuk positivistis logis, yang
berasumsi bahwa fakta sosial itu stabil, bahwa
hubungan-hubungan dengan realitas tunggal itu
stabil, terpisah dari perasaan dan keyakinan individu-
individu. Penelitian kualitatif lebih bersifat
konstruksionistik, yang beranggapan bahwa realitas
itu tidak tunggal, tetapi majemuk, ada hubungan
yang dinamik dan interaktif di antara individu-
individu pelaku. Realitas sosial adalah buatan
manusia dan dapat diubah oleh manusia.
6. Tujuan penelitian.
Penelitian kuantitatif berupaya untuk
menentukan hubungan-hubungan dan men-
jelaskan sebab dari perubahan-perubahan
yang terukur dalam fakta sosial.
Penelitian kualitatif lebih peduli terhadap
pemahaman mendalam tentang
fenomena sosial dari perspektif partisipan
(subyek). Hal itu diperoleh melalui partisipasi
peneliti dalam kehidupan subyek.
7. Metode dan proses penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif digunakan
prosedur dan langkah-langkah penelitian
yang telah ditetapkan secara mantap
(sebelum penelitian dilaksanakan) sebagai
pedoman peneliti.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif
strategi dan proses penelitian itu lebih
fleksibel.
8. Prototipe Penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif
digunakan desain eksperimental atau
korelasional untuk mereduksi kekeliruan
(error), dan bias. Prototipe penelitian
kualitiatif adalah etnogafi, yang
membantu pembaca memahami
perspektif majemuk dalam situasi yang
ada pada subyek penelitian.
9. Peran peneliti.
Dalam penelitian kuantitatif peneliti berperan
sebagai pengamat jarak jauh/analis, mungkin juga
dikombinasi dengan peran manipulator jarak jauh.
Responden adalah proyek untuk penelitia dalam konteks
searah: Saya -->Benda.
Dalam penelitian kualitatif responden adalah subyek
untuk peneliti dalam komunikasi dua arah :
Saya -->Anda -->Saya. Peneliti mengkombinasikan peran
pelaku dan pengamat sebagai "action researcher", atau
"konsultan interaktif'.
10. Isi penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif isi penelitian
berdasarkan pandangan terfragmentasi
atau berurutan sesuai hubungan sebab akibat,
variabel sebagian dilihat dari interpretasi
peneliti.
Dalam penelitian kualitatif isi penelitian
bersifat holistik/menyeluruh, terutama dilihat
dari interpretasi responden.
11. Pentingnya konteks dalam penelitian.
Penelitian kuantitatif berusaha membuat generalisasi
universal bebas konteks.
Penelitian kualitatif meyakini bahwa peristiwa-perilaku
manusia dipengaruhi oleh "setting" di mana perilaku itu
terjadi, sehingga perilaku manusia itu tidak dapat
dipahami tanpa memahami bingkai yang
di dalamnya manusia menginterpretasikan
pemikiran, perasaan, dan tindakan-tindakannya.
Bingkai tersebut menjadi kepedulian peneliti
kualitatif selama pengumpulan dan analisis data.
Penelitian kualitatif membangun generalisasi yang
terikat konteks.
12. Metode dalam Penelitian
Kuantitatif
Dalam panduan penulisan Skripsi
STKIP YPM Bangko, metode-
metode yang termasuk dalam
penelitian kuantitatif antara lain :
1. Metode Survei
2. Komparatif
3. Korelasional
4. Eksperimen
13. SURVEI
Penelitian survei adalah penelitian yang
pada umumnya dilakukan untuk mengambil
generalisasidari suatu pengamatan terbatas
(sampel) sehingga kesimpulan yang diambil
berlaku bagi populasi. Di samping berupa
pengamatanterbatas, survei juga bisa
dilakukan terhadappopulasi secara
keseluruhan yang dikenal dengan sensus.
14. SURVEI
Tujuan Penelitian survei (Suryabrata, 1989:20)
1). Untuk mencari informasi faktual yang mendetail untuk
mendeskripsikangejala yang ada.
2). Untuk mengidentifikasimasalah atau untuk mendapatkan
justifikasi keadaan/peristiwayang sedang berlangsung.
3). Membuat komparasi atau evaluasi
4). Untuk mengetahui apa yang dikerjakanorang lain dalam
memecahkanmasalah dan dijadikanpelajaranuntuk
kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan
keputusan di masa mendatang.
15. KOMPARATIF
Penelitian kausal komparatif adalah
penelitian yang berusaha untuk menentukan
penyebab atau alasan dari perbedaan yang
ada pada tingkah laku atau status
kelompok/individu. Perbedaan dengan
penelitian eksperimen adalah, pada
penelitian eksperimen variabel bebas yang
diduga sebagai penyebab dimanipulasi
sedangkan pada penelitian komparatif tidak
dimanipulasi.
16. KOMPARATIF
Variabel bebas pada penelitian
komparatif adalah variabel yang tidak
dapat dimanipulasi. Misal: status sosial
ekonomi, motivasi, minat belajar dan
lain-lain.
17. KORELASIONAL
Penelitian korelasi berkaitan dengan
pengumpulan data untuk menentukan ada atau
tidaknya hubungan antara dua variabel atau
lebih dan seberap eratkah hubungannya.
Penelitian korelasional memungkinkan
pembuatan suatu perkiraan/prediksi/ramalan
bagaimana hubungan antara dua variabel. Jika
dua variabel mempunyai hubungan yang erat,
koefisien korelasi akan diperoleh hampir 1,00
(atau – 1,00).
18. EKSPERIMEN
Metode eksperimen merupakan kegiatan percobaan
untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul
pada kondisi tertentu dengan cara melakukan
pengamatan dan kontrol yang cermat, sehingga dapat
diketahui hubungan sebab-akibat dari munculnya gejala
tersebut, (Ali, 1992:156)
Metode eksperimen adalah penelitian yang
mengadakan perlakuan (manipulasi) variabel bebas,
kemudian mengamatai konsekuensi perlakuan tersebut
terhadap obyek penelitian (variabel terikat), (Lufri,
2005:60)
19. EKSPERIMEN
LANGKAH-LANGKAH EKSPERIMEN :
1. Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
2. Mengidentifikasi dan membatasimasalah.
3. Merumuskan hipotesis.
4. Menyusun rencana secara lengkap dan operasional, meliputi :
a). Menentukan variabel bebas dan terikat
b). Memilih desain yang digunakan
c). Menentukan sampel
d). Menyusun instrumen
e). Membuat outline prosedur pengumpulan data
f). Merumuskan hipotesis statistik
20. EKSPERIMEN
LANGKAH-LANGKAH EKSPERIMEN :
5. Melaksanakan eksperimen
6. Menyusun data untuk mempermudah
pengolahan
7. Menentukan taraf signifikansi untuk pengujian
hipotesis
8. Menganalisis data dengan metode statistika
(menguji hipotesis berdasarkan data yang
terkumpul)
21. EKSPERIMEN
CIRI-CIRI PENELITIAN EKSPERIMEN :
1. Manipulasi variabel
Dalam eksperimen peneliti sengaja mengintervensi
terjadi hubungan kausal. Situasi (variabel bebas) yang
diasumsikan sebagai penyebab munculnya gejala
(variabel terikat) secara sengaja dimanipulasi.
2. Kontrol
Kesimpulan tentang hubungan kausal antara variabel
bebas dan variabel terikat valid, bila dilakukan
pengontrolan pengaruh variabel lain terhadap variabel
terikat. Wujudnya : ada kelompok kontrol tanpa
treatment.
22. EKSPERIMEN
CIRI-CIRI PENELITIAN EKSPERIMEN :
3. Penugasan random
Perandoman dilakukan dalam dua kegiatan :
a). Memilih subyek yang menjadi sampel (random
selection), hal ini berfungsi supaya subyek yang
menjadi sampel tersebut refresentatif terhadap
populasinya.
b). Mengelompokkan setiap subyek yang menjadi sampel
dalam salah satu kelompok eksperimen atau kontrol
(random assigment), berfungsi agar sebelum
pelaksanaan eksperimen, baik kelompok eksperimen
dan kontrol keadaanya harus sama (homogen).
23. EKSPERIMEN
CIRI-CIRI PENELITIAN EKSPERIMEN :
4. Perlakuan/treatment
Pada eksperimen, obyek yang diamati
diciptakan situasi munculnya oleh peneliti.
Memunculkanobyek pengamatan itu adalah
melalui perlakuan atau treatment.
24. VALIDITAS PENELITIAN
EKSPERIMEN
Kevalidan kesimpulan eksperimen terkait dengan
pertanyaan apakah kseimpulan yang dibuat itu valid
atau tidak.
A. Validitas Internal
Validitas internal penelitian eksperimen ditentukan
oleh seberapa baik variabel-variabel ekstranya
dapat dikontrol. Champbell & Stanley (1963)
mengidentifikasi 8 variabel ekstra yang ada
hubungannya dengan penelitian eksperimen, yaitu :
25. 1). Sejarah, yakni peristiwa tertentu di luar variabel
eksperimen yang terjadi antara rentangan pretes dan
postes dalam proses eksperimen.
Contoh : dalam eksperimen tentang keefektifan suatu
metode mengajar, kelompok yang diberi
perlakuan selain mengikuti pengajaran
dengan metode yang dieksperimenkan juga
diberi tambahan les, sementara kelompok
kontrol tidak.
26. 2). Kematangan, yakni proses yang terjadi di dalam diri
subyek yang diakibatkan oleh waktu.
Contoh : akibat eksperimen yang terlalu lama
menyebabkan subyek makin dewasa atau
merasa jemu.
3). Testing, yaitu efek penyelenggaraan pretes terhadap
hasil dari postes.
Contoh : akibat rentang waktu antara pretes dan
postes yang terlalu pendek, subyek dapat
mengingat soal-soal pretes sehingga ketika
mengikuti postes hasilnya lebih baik tetapi
bukan karena variabel eksperimen.
27. 4). Instrumentasi, yakni alat tes yang digunakan untuk
menguji efek perlakuan tidak valid dan reliabel,
sehingga skor yang diperoleh bukan skor sebenarnya
melainkan bersifat bias.
5). Regresi statistik. Ini bisa terjadi, bila peneliti hanya
memilih subyek-subyek yang mempunyai skor ekstrim
(skor tinggi saja) dan membuang skor-skor rendah.
6). Bias pemilihan subyek. Ini bisa terjadi bila subyek
dalam kelompok eksperimen keadaanya berbeda
dengan subyek dalam kelompok kontrol, akibat
pemilihannya tidak dilakukan secara random.
28. 7). Kehilangan Subyek, bila sebagian subyek dari
kelompok eksperimen yang mengikuti pretes tidak
melanjutkan mengikuti postes menyebabkan
perbedaan jumlah subyek yang mencolok antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka hal
ini dapat menjadi pencemar validitas internal.
8). Interaksi bias antara pemilihan subyek dan
kematangan. Bila pemilihan subyek bias, maka ada
kemungkinan terjadinya perbedaan antara kelompk
eksperimen dan kelompok kontrol bukan disebabkan
pengaruh perlakuan tetapi ada faktor lain (sejarah,
kematangan, dll).
29. B. Validitas Eksternal
1). Efek interaksi tes
2). Efek interaksi bias pemilihan subyek dan
variabel eksperimen.
3). Efek reaktif dari pelaksanaan eksperimen.
4). Interferensi perlakuan berganda.
30. A. Pre-Experiment
B. True-Experiment
C. Quasi-Experiment
Bacaan lebih lanjut tentang desain eksperimen :
Mohammad Ali (1993:135)
Lufri (2005:67)
Sukardi (2011:178)
Sutrisno Hadi (2004:465)
Emzir (2010:63)
31. PTK pertama kali dikenalkan oleh ahli psikologi
sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada
tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang
selanjutnya dikembangkan ahli-ahli lain seperti
Stephen Kemmis, Robin Mac. Taggart, John Elliot,
Dave Ebbutt dan sebagainya. Di Indonesia sendiri
PTK baru dikenalkan pada akhir dekade 80-an
PTK/CAR adalah kajian tentang situasi sosial
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalamnya (Elliot, 1982).
32. Memecahkan masalah di kelas
Menggunakan desain/model PTK
Menggunakan siklus
Setiap siklus memiliki tahapan :
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi dan evaluasi
4. Refleksi
33. Karakteristik PTK yakni sebagai berikut :
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam
intruksional.
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
praktis intruksional
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa
siklus.
Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri,
sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru
yang sedang melakukan tindakan.
34. Jenis-jenis PTK yakni seperti dibawah ini :
PTK Diagnostik, ialah penelitian yang dirancang menuntun
penelitian kearah suatu tindakah. Dalam hal ini peneliti
mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat dalam latar
penelitian.
PTK Partipiasi, ialah apabila orang yang akan melakukan
penelitian harus terlibat langsung di dalam proses penelitian
sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa
laporan.
PTK Empiris, ialah apabila penelitian berupaya melaksanakan
sesuatu tindakan atau aksi dan melakukan apa yang
dilaksanakan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung.
PTK Eksperimental, ialah apabila PTK diselenggarakan dengan
berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara
efektif dan efesien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar.
35. Model-model PTK
Sebenarnya ada beberapa model yang dapat diterapkan
dalam PTK, di antaranya:
Model Kurt Lewin
Model Kemmis dan Mc. Taggart,
Model John Elliot, dan
Model Deve Ebutt, tetapi paling dikenal dan biasa
digunakan adalah Model Kemmis dan Mc. Taggart.
36. Adapun model PTK dimaksudkan menggambarkan adanya empat
tahap yakni sebagai berikut :
Tahap I : menyusun rancangan tindakan (perencanaan), yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.
Tahap 2 : pelaksanaan tindakaan, yaitu implementasi atau
penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan
tindakan di kelas.
Tahap 3 : Pengamatan (observasi), yaitu pelaksanaan
pengamatan oleh pengamat.
Tahap 4 : Refleksi atau pantulan, yaitu kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.
37. Merupakan penelitian yang berorientasi untuk
menghasilkan atau mengembangkan produk dan tidak
dimaksudkan untuk menguji atau menemukan teori.
Produk yang dapat dikembangkan : kurikulum, RPP, Model
(pendekatan/strategi/metode/teknik) pembelajaran inovatif,
media pembelajaran, bahan ajar, LKS, penuntun praktikum,
alat evaluasi, dsb.
Bacaan lebih lanjut :
Punaji Setyosari (2012:213),
Sugiyono (2010), (2008), (2006)