1. PENINGKATAN KOMPETENSI
GURU YANG MENUNJANG
KEMAMPUAN LITERASI DAN
NUMERASI
SMA NEGERI 1 LAWA
3 DESEMBER 2023
Oleh
SARMAN, S.Pd.,M.Pd
2. 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai Literasi dan
Numerasi?
2. Kegiatan-kegiatan apa saja yang Bapak dan Ibu
laksanakan di kelas/sekolah untuk meningkatkan dan
memperkuat kompetensi Literasi dan Numerasi siswa
kita?
3. Apakah Bapak/Ibu yakin bahwa jika siswa memiliki
kemampuan literasi dan numerasi yang baik akan
meningkatkan prestasi akademiknya?
6. Arah Kebijakan dan Strategi
Peningkatan budaya literasi:
(a) pengembangan budaya kegemaran membaca;
(b) pengembangan perbukuan dan penguatan konten
literasi; dan
(c) peningkatan akses dan kualitas layanan perpustakaan
berbasis inklusi sosial.
PERATURAN PRESIDEN NO. 18 TAHUN 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024
PERMENDIKBUD NO. 22 TAHUN 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan 2020-2024
Arah Kebijakan:
Peningkatan literasi, inovasi, dan kreativitas
Strategi:
1. peningkatan budaya literasi;
2. pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa
Indonesia, bahasa dan aksara daerah, serta sastra; dan
3. penguatan institusi sosial penggerak literasi dan
inovasi
Pasal 6 ayat (1):
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar difokuskan pada penanaman
karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta
kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik.
PERATURAN PEMERINTAH NO. 57 TAHUN 2021
tentang Standar Nasional Pendidikan PERMENDIKBUD NO. 23 TAHUN 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti
Lampiran butir VI
Menggunakan 15 menit sebelum mulai pembelajaran
untuk membaca buku selain buku mata pelajaran
(setiap hari).
DASAR HUKUM
Permendikbudristek NO. 5 TAHUN 2022
tentang SKL Pada PAUD, Jenjang Dikdas, dan Jenjang Dikmen (Pasal 6, 7, dan 9)
7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tujuan
Peserta dapat:
1. Menjelaskan Konsep Literasi dan Numerasi
2. Menjelaskan Konten, Konteks, dan Proses Kognitif Literasi dalam
Asesmen Kompetensi Minimum
3. Menjelaskan Konten, Konteks, dan Proses Kognitif Numerasi dalam
Asesmen Kompetensi Minimum
4. Menjelaskan Strategi Penguatan Literasi dan Numerasi
5. Memahami Pemanfaatan asesmen kelas dalam Platform Merdeka
Mengajar
6. Mendesain dan Mengembangkan Soal AKM sebagai Penguatan
Literasi dan Numerasi
8. 02
KONSEP LITERASI & NUMERASI
Ada 4 hal yang perlu diklarifikasi tentang literasi, yaitu:
1. Literasi bukan hanya tentang baca-tulis. Intinya adalah kemampuan
mengolah informasi dari suatu teks.
2. Literasi bukan hanya menjadi tanggung jawab guru bahasa. Literasi erat
kaitannya dengan proses berpikir siswa untuk mencerna informasi, baik
informasi matematika, ekonomi, sejarah, biologi dan yang lainnya.
Fokusnya pada bagaimana mengolah dan mengungkapkan kembali
informasi yang mereka terima, baik lisan maupun tulisan.
3. Literasi tidak hanya bertumpu pada informasi dari guru. Dengan berbagai
sumber yang tak terbatas, siswa perlu memilih, memilah, mengolah,
memberi respon bahkan menciptakan informasi baru. Tidak sekedar
menjawab pertanyaan.
4. Keterampilan literasi adalah tuntutan keterampilan SDM abad 21.
Setiap mata pelajaran adalah media literasi dalam berbagai bentuk teks. Setiap guru
berperan agar muridnya dapat mengolah informsi bukan sekedar mengumpul
informasi.
9. Literasi adalah kemampuan untuk memahami,
menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai
jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan
mengembangkan kapasitas individu agar dapat
berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.
Pengertian lain, Literasi adalah keterampilan berpikir
siswa dalam memaknai informasi yang mempengaruhi
tidak hanya pengetahuan, melainkan sikap dan
pengambilan keputusan mereka.
12. Masalah dalam dalam kehidupan sehari-hari:
Jika sebuah minibus memuat 12 orang, ada 40
orang yang akan bertamasya, berapa bus yang
diperlukan agar semua orang ikut bertamasya?
Dalam matematika, 40:12=3 sisa 4 atau jika dalam
bentuk desimal 3,3333... dan jika dibulatkan adalah
3. Jadi bus yang dibutuhkan adalah 3 bus.
Dalam numerasi, 40:12=3 sisa 4, atau 3,3333...
(dalam desimal). Karena agar semua orang
yang ingin bertamasya, maka bus yang
dibutuhkan adalah 4 bus.
13. ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)
• Kata Minimum mengacu kepada tidak semua konten di dalam
kurikulum diukur di dalamAKM.
• AKM akan mengukur keterampilan dasar: literasi dan numerasi.
Kemampuan bernalar tentang teks dan angka. Kompetensi tersebut
dibangun dari jenjang dasar sampai menengah dalam suatu learning
progression.
• AKM berbentuk survey dengan sample siswa kelas 5, kelas 8, dan kelas 11
• Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai
tingkat kompetensi siswa
15. BENTUK SOAL AKM
Objektif
Pilihan Ganda (hanya 1 jawaban benar)
Pilihan Ganda kompleks (jawaban benar lebih dari 1)
Menjodohkan
Isian Singkat (angka, nama/benda yang sudah fixed)
Non- Objektif (essay)
16. KOMPONEN AKM
Literasi Membaca
Konten
Teks Informasi
Teks Sastra
Proses kognitif
Menemukan infomasi (Retrieve andAccess)
Interpretasi dan integrasi
Evaluasi dan Refleksi
Konteks
Personal
Sosial budaya
Saintifik
Numerasi
Konten
Bilangan
Pengukuran dan Geometri
Data dan Ketidakpastian
Aljabar
Proses kognitif
Pemahaman
Aplikasi
Penalaran
Konteks
Personal
Sosial kultural
Saintifik
22. 22
Bagan-Bagan Pendukung Literasi di Ruang kelas
❖Bagan, tabel, atau grafik yang dipajang di
dinding dapat digunakan guru sebagai rujukan
dalam kegiatan pembelajaran dan memfasilitasi
siswa untuk terlibat dalam pembelajaran
literasi.
❖Bisa dibuat oleh siswa dan guru
Lingkungan Fisik
Lingkungan di mana anak-anak
berinteraksi dengan berbagai
bentuk bahan cetak, termasuk
tanda-tanda, sudut belajar yang
berlabel, cerita dinding, displai
kata, mural berlabel, papan
buletin, grafik dan diagram, puisi,
serta berbagai bahan cetak lain
(Kadlic and Lesiak, 2003)
Sudut Baca Kelas
❖Menempatkan rak buku di bagian belakang
kelas
❖Berisi buku nonpelajaran yang disukai siswa
❖Menjadi lokasi nyaman membaca dan
mendiskusikan buku
Di Luar kelas
❖Memajang karya siswa di mading
❖Memajang poster kampanye membaca dan
kampanye perilaku hidup bersih dan sehat
STRATEGI PENGUATAN LITERASI
24. 24
➢ Kepala sekolah tiap hari masuk kelas,
menyapa siswa dan guru.
Lingkungan Sosial-Afektif
Lingkungan yang suasananya hangat.
Interaksi antara siswa, guru, kepala
sekolah, dan tenaga kependidikan begitu
dekat. Semua warga sekolah dipandang
penting sebagai bagian dari komunitas
sekolah.
STRATEGI PENGUATAN LITERASI
➢ Kepala sekolah dan guru membacakan dan
mendiskusikan buku dengan siswa.
➢ Ada kolaborasi guru dan staf dalam
mengelola masalah-masalah literasi
➢ Kepala sekolah, staf, dan guru merasa
nyaman dengan penyelesaian konflik dan
dapat menyampaikan opininya dalam
atmosfer yang saling mendukung dan saling
percaya
➢ Guru dan staf ikut mengambil bagian dalam
proses pengambilan keputusan dan dapat
menerima saran yang datang dari siswa
LINGKUNGAN SOSIAL YANG POSITIF
➢ Sekolah membuat event penumbuhan
kebiasaan membaca
25. 25
LINGKUNGAN AFEKTIF YANG POSITIF
❖ Guru, staf, siswa, dan orangtua merasa dihargai
❖ Kepsek, guru, tendik mendukung dan memberi apresiasi terhadap kegiatan
membaca yang menyenangkan
❖ Semua warga sekolah dipandang penting sebagai bagian dari komunitas
sekolah
❖ Masukan dari warga sekolah dihargai
❖ Tingkat kepercayaan dan penghargaan cenderung tinggi antarstaf. Staf dan
siswa bersikap ramah kepada pengunjung sekolah dan kepada satu sama lain
❖ Pembicaraan yang dilakukan bersifat konstruktif
❖ Agenda-agenda sekolah mendapatkan partisipasi yang tinggi
25
26. 26
✓ Guru mengajarkan siswa strategi membaca
untuk memahami teks.
Lingkungan Akademik
Guru menggunakan strategi
pembelajaran bervariasi, alat peraga
pembelajaran, dan sarana multimoda
agar siswa mudah memahami pelajaran.
Penggunaan multimedia dan internet
untuk mengakses beragam sumber
belajar.
STRATEGI PENGUATAN LITERASI
✓ Guru dan tenaga kependidikan mengikuti
pelatihan literasi dan menerapkannya di
sekolah.
✓ Guru berkolaborasi dengan pustakawan dalam
kegiatan pembelajaran.
✓ Kepala Sekolah memastikan kegiatan
penguatan literasi (bercerita, memaparkan
ide, membaca terbimbing, membaca nyaring,
menulis tematik, dll) terjadwal dan
terselenggara di semua kelas.
✓ Mengakses, mengkurasi, dan memanfaatkan
ragam media pembelajaran, terutama buku
pengayaan siswa
27. 27
Lingkungan Fisik
Pengembangan sarana
penunjang dengan
memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai media
pembelajaran numerasi
sehingga tercipta
ekosistem yang kaya
numerasi.
STRATEGI PENGUATAN NUMERASI
Ketersediaan lingkungan atau ruang berkarya untuk numerasi
28. 28
28
➢ Pemanfaatan fasilitas di sekolah untuk
tampilan-tampilan numerasi, misalnya,
alat pengukuran tinggi badan,
termometer suhu ruangan, dan nomor
ruang kelas yang menarik.
➢ Tersedianya fasilitas atau tampilan-
tampilan numerasi di taman sekolah
yang mendorong peserta didik untuk
bermain numerasi.
➢ Pengembangan sarana penunjang
dengan memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai media pembelajaran
numerasi sehingga tercipta ekosistem
yang kaya numerasi
29. 29
29
➢ Tampilan informasi yang memunculkan numerasi dalam berbagai
konteks. Misalnya, di kamar kecil dapat ditampilkan informasi
mengenai berapa jumlah volume air yang diboroskan jika keran tidak
tertutup penuh dan masih meneteskan air selama satu hari, atau
informasi mengenai bagaimana memperkirakan waktu 20 detik untuk
mencuci tangan dengan sabun sebagai protokol kesehatan.
➢ Tampilan informasi yang biasanya hanya dalam bentuk teks, dapat
diperkaya dengan unsur numerasi. Misalnya, staf perpustakaan dapat
menampilkan informasi mengenai jumlah peminjam buku (contoh:
berdasarkan genre, gender, dan sebagainya) setiap bulannya dengan
menggunakan diagram lingkaran, tabel, atau grafik.
➢ Ketersediaan lingkungan atau ruang berkarya untuk numerasi yang
memberikan kesempatan peserta didik untuk berinteraksi melalui alat
matematika dan permainan tradisional maupun permainan papan
(board games) yang membutuhkan dan melatih keterampilan numerasi.
30. 30
STRATEGI PENGUATAN NUMERASI
Lingkungan Sosial-Afektif
Interaksi kepala sekolah, guru, orang
tua, dan siswa tentang:
Tiap anak bisa jadi numerat (yaitu seorang yang
dapat menggunakan fakta, konsep,
keterampilan, dan alat matematika untuk
memecahkan masalah pada berbagai konteks).
Memunculkan tokoh masyarakat (figur publik)
yang dikenal peserta didik, untuk mengubah
persepsi umum mengenai matematika dan
numerasi.
Mengubah paradigma: pengembangan kemampuan
literasi dan numerasi peserta didik merupakan
tanggung jawab semua pihak (guru semua mata
pelajaran, staf, orang tua, dan pemangku kepentingan
lainnya).
1
2
3
31. 31
STRATEGI PENGUATAN NUMERASI
Lingkungan Akademik Penyediaan buku-buku yang berkaitan
dengan numerasi, baik buku bacaan
fiksi, nonfiksi, cara mengajarkan
numerasi, maupun cara membuat alat
peraga numerasi di perpustakaan
sekolah.
Program numerasi peserta didik PAUD dan
SD melalui permainan baik permainan
tradisional (congklak, ular tangga, dll)
1
2
32. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Berikut ini contoh numerasi lintas kurikulum untuk beberapa mata
pelajaran non matematika:
MAPEL CONTOH NUMERASI
IPA Mengestimasi pertumbuhan makhluk hidup melalui prediksi dengan membuat
bagan
IPS Membuat grafik jumlah penduduk beberapa daerah di Indonesia
BAHASA Membandingkan istilah-istilah matematika yang memiliki pengertian yang
berbeda dari penggunan sehari-hari
SEJARAH Menggunakan diagram batang untuk membandingkan persediaan makan pada
perang dunia II dengan konsumsi makanan peserta didik
SENI Memperkirakan ruangan yang dibutuhkan untuk menggambar dengan proporsi
yang tepaat
PJOK Memperkirakan berapa kalori yang dibakar untuk kegiatan fisik tertentu
PKN Membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi di berbagai era presiden
Indonesia
34. Tujuan
• Peserta dapat memanfaatkan AKM kelas untuk asesmen
diagnostik terkait kemampuan literasi dan numerasi siswa
sesuai kelas yang diampu melalui PMM atau
https://guru.kemdikbud.go.id
35. Pastikan Anda
memiliki akun
belajar id. Lalu
Masuk melalui
pencarian
dengan
mengetik
guru.kemdikbud
.go.id/
Tampilan yang
muncul seperti
ini
Klik
“Asesmen Murid”
37. Sebagai contoh
klik
“Fase B” untuk
kelas 3-4
(tercentang)
Lalu klik
“Terapkan”
Sebagai contoh
klik
“Literasi”
(tercentang)
Lalu klik
“Terapkan”
38. Ada pilihan “Teks
Informasi” atau
“Teks Sastra”. Misal
kita pilih Teks
Informasi
Tampilannya seperti ini,
lalu klik Gunakan
Asesmen ini
39. Tampilannya seperti ini, ada pilihan
gunakan online atau offline. Misal kita pilih
“Online” (pastikan tercentang) lalu klik
lanjut.
Setelah itu klik “Buat Kelas Baru” dan beri
nama Kelas tersebut, misal nama kelasnya
adalah “Teks Informasi 3A”. Dalam contoh
ini sy pilih nama kelas adalah “keluarga”
40. Pastikan nama kelas tercentang.
Lalu pilih lanjut
Kita diarahkan untuk
buat Tautan
Klik Buat Tautan. Ada
penjelasan bahwa
tautan berlaku hingga 3
hari sejak saat tautan
dibuat
41. Klik “Salin” dan paste pada WA grup
kelas yang kita akan minta mereka
mengerjakan soal literasinya. Atau
link di simpan dulu nanti saat murid
akan mengerjakan baru dibagikan.
Tampilan Soal seperti ini
42. Siswa akan mengisi:
Nama, Tanggal lahir
dengan format
(bulan/tanggal/tahun
), dan NISN
Untuk kebutuhan
simulasi NISN boleh
isikan 12345
Tampilan Soal dari nomor 1
s.d. terakhir. Selesai halaman
1 lanjut halaman 2 dengan
klik “berikutnya”
43. Setelah Siswa mengerjakan soal, kita dapat melihat hasil/nilai siswa, jika semua soal
berupa pilihan maka otomatis akan muncul nilai masing-masing siswa. Jika ada uraian
maka kita akan melakukan pemeriksaan bahwa jawaban “benar” atau “salah”. Kita kembali
ke “Beranda Merdeka Mengajar”. Selanjutnya pilih Asesmen Murid.
Lalu klik AKM Kelas Saya
44. Lalu pilih kelas yang kita buat
dan Teks Informasi yang
sudah diujikan
Terlihat sekian
murid
mengumpulkan.
Tertulis 2 murid
sudah dinilai
karena soalnya
pilihan semua.
Selanjutnya kita
klik Analisis
Kelas
45. Hasil analisis terlihat berapa murid yang perlu intervensi khusus, memiliki pemahaman dasar, cakap dan
mahir. Misal klik tanda panah untuk kategori Cakap, maka akan tampil hasil analisisnya seperti pada sebelah
kanan. Analisis lebih difokuskan pada kompetensi yang belum tercapai
46. Boleh klik “Lihat detail kompetensi” untuk masing-masing kompetensi. Hasilnya seperti di
sebelah kanan
47. Boleh klik tanda panah yang dilingkari
warna merah untuk melihat hasil masing-
masing murid. Bisa juga melihat detail
jawaban murid.
48.
49. Jika ada uraian, untuk contoh pada NUMERASI
Jika ada uraian, maka periksa dulu dengan klik
“benar” atau “salah” lalu klik Simpan. Acuan
menilai adalah klik “lihat kunci jawaban” jawaban
Murid 3 cara ternyata kunci jawaban adalah 2
cara, Salah
57. Aspek penting dalam pelaksanaan AKM Literasi
adalah ketersediaan teks atau bacaan yang akan
digunakan sebagai stimulus dalam penyusunan soal.
Teks atau bacaan tersebut harus memenuhi kriteria
tingkat keterbacaan yang baik dan berkualitas baik
dari segi konten, bahasa, maupun penyajiannya. Jika
dihubungkan dengan kecakapan hidup abad ke-21,
teks atau bacaan yang digunakan dalam AKM harus
mampu mengukur sekaligus menumbuhkan
kecakapan berpikir kritis dalam pemecahan masalah,
berkomunikasi, kreativitas dan inovasi, dan
berkolaborasi.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66. Soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) disajikan
lebih utuh dengan gambar ilustrasi atau isografis yang
kuat sehingga pesan yang disampaikan lebih
komprehensif.
Stimulus teks AKM bertujuan sebagai sarana menilai
kompetensi dan sekaligus menginspirasi, misalnya ada
pesan moral berupa ajakan untuk memaafkan dan tidak
mudah melupakan kebaikan orang lain.
Soal AKM mengukur kemampuan siswa tidak hanya
sampai pada level memahami namun mampu
merefleksi isi teks.
67. Stimulus bersifat edukatif, inspiratif, menarik, dan memiliki unsur
terbarukan
Soal harus sesuai dengan indikator dan atau tujuan pembelajaran
Penulisan soal sesuai dengan kaidah penulisan soal.
Stimulus, gambar, kalimat, slogan dan kutipan tidak mengandung
iklan promosi produk komersial / instansi
Ilustrasi soal tidak mengandaung unsur SARA,kekerasan,
pornografi, politik,atau konten yang dapat menimbulkan dampak
negatif.
Tidak menggunakan nama orang yang masih hidup, untuk
menghindarkan kesan promosi yang bersangkutan.
Stimulus, gambar, teks,data, atau kutipan apapun sebaiknya dari
sumber yang valid.
Stimulus atau soal ditulis menggunakan bahasa indonesia yang baik
dan benar.