SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
1
2
3
4
Menurut Aristoteles,
filsafat mulai dari rasa
kagum yang timbul dari
aporia, yaitu suatu
kesulitan karena
adanya perbincangan-
perbincangan yang
saling bertentangan.
Istilah aporiaberarti “problem”,“pertanyaan”,
atau “tanpa jalankeluar”
5
6
1.
7
Agustinus dan Rene Descartes menyatakan kesangsian sebagai sumber utama pemikirannya.
Akan tetapi penjelasan itu tidak dapat dibuktikan
dan tidak masuk akal.
Sehingga para filsuf meragukan atau
menyangsikan cerita-cerita mitos dan mulai
berspekulasi dengan menggunakan akalnya.
Agustinus Rene Descartes
Semua gejala alam dijelaskan
oleh mitos dan dongeng
8
Dikatakan bahwa pelangi adalah
tangga bidadari.
Contoh kesangsiang para filsuf terhadap mitos.
Penjelasan itu diragukan oleh
filsuf Anaxagoras, ia menyatakan
bahwa pelangi adalah pantulan
matahari terhadap awan.
Filsuf Anaxagoras
9
Dengan menggunakan akalnya mereka menghasilkan pemikiran yang
dapat dibuktikan dan diteliti kebenarannya oleh orang lain.
10
11
Istilah ‘filsafat’ dari bahasa Yunani, philosophia. Dari kata philos yang
berarti cinta dan sophos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi.
Maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya
manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang bisa
menjadi konsep yang bermanfaat bagi peradaban manusia.
Secaraharfiahberartimencintaikebijaksanaan.
12
Maka dari itu ada dua arti secara etimologi:
1. Bila mengacu pada asal kata philein dan shopos. Maka
berarti mencintai hal-hal yang bijaksana (sebagai kata sifat)
2.Bila mengacu pada asal kata philos dan shopia. Maka
berarti teman kebijaknasaan (sebagai kata benda)
Istilah Yunani mengenai Philosophia
Philein : mencintai
Philos : teman
Shopos : bijaksana
Shopia : kebijaksanaan
13
Menurut sejarah Phytagoras (572-497 SM)
adalah orang yang pertama kali memakai kata
philosophia untuk menunjukan dirinya sebagai
pecinta kebijaksanaan, bukan kebijaksanaan itu
sendiri.
Sophia mengandung arti yang
lebih luas yaitu :
1. Kerajinan
2.Pengetahuan yang luas
3.Kebajikan intelektual
4.Pertimbangan yang sehat
5.Kecerdikan dalam
memutuskan hal-hal praktis.
Phytagoras
14
Suatu pengetahuan
bijaksana akan
mengantarkan seseorang
mencapai kebenaran.
Orang yang mencintai
pengetahuan bijaksana
adalah orang yang
Filsuf dalam mencari
kebijaksanaan,
mempergunakan akal
atau cara berpikir
sedalam-dalamnya dan
diharapkan menghasilkan
pengetahuan yang paling
bijaksana atau
mendekati
kesempurnaan.
15
Filsafat menggabungkan berbagai kesimpulan
16
Menurut C.D. Broad,
tujuan filsafat adalah
mengambil alih hasil-
hasil pengalaman
manusia dalam bidang
keagamaan, etika, dan
ilmu pengetahuan, yang
kemudian direnungkan
secara menyeluruh.
Dengan harapan
diperoleh beberapa
kesimpulan yaitu
mengetahui sifat-sifat17
Filsuf yang berusaha memperoleh pandangan secara komprehensif :
Plato Aristoteles Thomas Aquinas
G.W. Freidrich Hegel John Dewey A.N. Whitehead 18
19
“Filsafat adalah
pengetahuantentang
segalayang ada atau
ilmupengetahuan
yang berminat
mencapai kebenaran
yang asli”
1. Plato (427-347 SM
20
2. Aristoteles (384-322 SM) “Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang
meliputi kebenaran, yang
di dalamnya terkandung
ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan
estetika atau filsafat
menyelidiki sebab dan
asas segala benda”
21
3. Marcus Tullius Cicero (106-143 SM)
“Filsafat adalah
pengetahuan tentang
sesuatu yang
mahaagung dan
usaha-usaha untuk
mencapainya”
22
4. Immanuel Kant (1728-1804)
“Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal
segala pengetahuan yang mencakup
di dalamnya persoalan, yaitu:
“apakah yang dapat kita ketahui?”
(dijawab oleh metafisika)
“apakah yang dapat kita kerjakan?”
(dijawab oleh etika)
“sampai dimanakah pengharapan
kita?” (dijawab oleh antropologi)”
23
Secara umum, filsafat merupakan ilmu yang berusaha
menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh
kebenaran.
Ciri-ciri filsafat dapat disebut sebagai usaha berpikir
radikal, menyeluruh, dan integral atau sebagai suatu cara
berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
Sejak filsafat muncul di Yunani dan menyusul
perkembangan pusat ilmu pegetahuan, kedudukan filsafat
dikenal sebagai The Mother of Science (induk ilmu
pengetahuan) yang bersifat positivistik.
Dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang lain, filsafat
merupakan kegiatan intelektual yang metodis dan
sistematis, namun lebih menekankan aspek reflektif dalam
menangkap makna yang hakiki dari segala sesuatu. 24
Filsafat memiliki empat cabang keilmuan yang utama, yaitu:
1. Metafisika : cabang yang mempelajari asal mula segala sesuatu
yang ada dan yang mungkin ada.
Metafisika umum disebut sebagai ontologi, yaitu ilmu
membahas segala sesuatu yang ada.
Metafisika khusus terbagi dalam :
a.Teodesi : membahas adanya Tuhan
b.Kosmologi : membahas adanya alam semesta
c.Antropologi : membahas adanya manusia
2. Epistemologi : cabang yang mempelajari seluk beluk pengetahuan.
Terkandung pertanyaan mendasar tentang pengetahuan, seperti:
a.Kriteria apa yang dapat memuaskan kita untuk menangkap
kebenaran
b.Apakah sesuatu yang kita percaya dapat diketahui
c.Apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan yang dianggap
benar 25
3. Aksiologi : cabang yang menelusuri hakikat nilai. Dalam
aksiologi terdapat
Etika : membahas hakikat nilai baik-buruk,
mempelajari benar-salah dengan
pertimbangan moral secara fundamental dan praktis.
Estetika : membahas nilai-nilai keindahan,
mempelajari kriteria-kriteria suatu hal
yang dapat disebut indah.
4. Logika : cabang yang memuat aturan-aturan berpikir
rasional.
Bagi para filsuf, logika merupakan alat utama dalam
meluruskan pertimbangan- pertimbangan rasional
mereka untuk menemukan kebenaran dari problem
kefilsafatan
26
27
28
Sebagai sistem ilmiah Pancasila harus
memenuhi pengetahuan ilmiah yaitu :
29
Pancasila terdiri dari lima sila yang spesifik yang berasal dari nilai-
nilai dan norma yang berasal dari alam atau masyarakat Indonesia.
Pancasila selalu dipertanyakan dengan skeptis, mengacu bahwa
Pancasila selalu bisa diuji ketangguhan dan kebenarannya.
Dengan menggunakan metode induktif yang bermula dari
keberadaan dan hakikat Pancasila akhirnya sampai pada rumusan
Pancasila yang kefilsafatan 30
Tersusun secara sistematis merujuk pada hierarki yang saling
mengisi satu sama lain. Lima sila pancasila bersifat organis (tiap sila
mempunyai kedudukan dan fungsi sendiri-sendiri ; antar sila yang
satu dengan yang lain saling melengkapi).
Pancasila disepakati bersama dan bersifat universal. Kesatuan sila-
sila Pancasila berdasarkan pada kodrat yang menjadi bawaan
manusia. Pancasila merupakan rumusan dari sifat-sifat kodrat
manusia sewajarnya.
31
Terpenuhinya syarat-syarat pengetahuan ilmiah, Pancasila
dapat dikembangkan sebagai suatu sistem.
Pancasila sebagai sistem filsafat harus mempunyai tiga
konsep, yaitu:
1. Konsep Ontologis : hakikat apa yang dikaji
2.Konsep Epistemology : bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan Pancasila secara benar.
3.Konsep Aksiologi : nilai kegunaan Pancasila terutama
sebagai falsafah dan peranan hidup bangsa Indonesia.
32
mengacu pada objek atau isi dari arti Pancasila
yang abstrak, umum, dan universal, yaitu :
Ke-
Tuhanan
Kemanusi
aan
Persatua
n
Kerakyat
an Keadilan
Dimaksudkan tidak hanya dalam fikiran atau angan-angan tetapi
merupakan cita-cita bangsa yang menjadi dasar filsafat Negara.
Rumusan hubungan yang ada diantara Negara dengan Tuhan,
manusia, kesatuan, rakyat, adil, ialah kesesuaian sifat-sifat dan
keadaan-keadaan di dalam Negara dengan hakikat Tuhan, manusia,
kesatuan, rakyat, dan adil
33
Secara aksiologi realisasi, pelaksanaan atau penjelmaan isi arti Pancasila yang
hakiki terbagi menjadi dua yaitu:
 Isi arti umum kolektif : realisasinya dalam bidang-bidang kehidupan
 Isi arti khusus : realisasinya dalam suatu lapangan kehidupan tertentu.
Segala sesuatu mulai dari kepribadian bangsa sampai pelaksanaan dalam
kehidupan bermasyarakat harus sesuai dengan hakikat Pancasila.
Secara epistemologis pancasila sebagai sistem filsafat mengajak untuk menggali
bagaimana mendapatkan pengetahuan secara benar.
Pemikiran filsafat lebih menekankan pemikiran secara komprehensif. Metode
yang digunakan bisa melalui logika maupun secara ilmiah, karena Pancasila
selalu bisa diuji kebenarannya.
Namun Filsafat Pancasila bukan membahas tentang kebenaran dari Pancasila itu
sendiri, melainkan tentang nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila agar
bermanfaat dalam mencapai tujuan bangsa dan negara ini.
34
Filsafat Pancasilamenempatkan nilai-nilai
Pancasila sebagai referensi kebenaran. Hal itu
akan memberi manfaat yang lebih nyata dan
mengarah ke tujuan sebenarnya bangsa ini ketika
hakikat dari nilai-nilai pada sila-sila Pancasila
dijadikan sebagai acuan.
35
Filsafat pancasila

More Related Content

What's hot

Pengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat IlmuPengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat Ilmugueste97040
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmumas karebet
 
Pengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikanPengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikanHaBeb Ashegaf
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjilahmad sururi
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANAlvy Mayrina
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptari susanto
 
Contoh Project Metode Penelitian
Contoh Project Metode PenelitianContoh Project Metode Penelitian
Contoh Project Metode PenelitianNataniel Papalangi
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatRika Mouri
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia adePancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia adeLholo Ismunasib
 
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaPengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaRisa Octaviani
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratKodogg Kritingg
 
Ppt filsafat yunani kuno
Ppt filsafat yunani kunoPpt filsafat yunani kuno
Ppt filsafat yunani kunoNabillahKarimah
 
Filsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialismeFilsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialismeEko Expired
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuKristinaMala
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismezukhrufi17
 

What's hot (20)

Pengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat IlmuPengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat Ilmu
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
 
Pengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikanPengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikan
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Contoh Project Metode Penelitian
Contoh Project Metode PenelitianContoh Project Metode Penelitian
Contoh Project Metode Penelitian
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Plato
PlatoPlato
Plato
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia adePancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
 
Pengantar filsafat
Pengantar filsafatPengantar filsafat
Pengantar filsafat
 
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaPengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
 
Ppt filsafat yunani kuno
Ppt filsafat yunani kunoPpt filsafat yunani kuno
Ppt filsafat yunani kuno
 
Filsafat umum
Filsafat umumFilsafat umum
Filsafat umum
 
Filsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialismeFilsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme
 
Filsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - EpistemologiFilsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - Epistemologi
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
 

Similar to Filsafat pancasila

Tugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiTugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiJulianaRafiati
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx22D082MuhammadIlham
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptheri146962
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanTjoetnyak Izzatie
 
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Grunge Cobain
 
Filsafat_Ilmu_dalam_Kehidupan_PPT_kelomp.pptx
Filsafat_Ilmu_dalam_Kehidupan_PPT_kelomp.pptxFilsafat_Ilmu_dalam_Kehidupan_PPT_kelomp.pptx
Filsafat_Ilmu_dalam_Kehidupan_PPT_kelomp.pptxArif642407
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Filsafat dan Etika Komunikasi
Filsafat dan Etika KomunikasiFilsafat dan Etika Komunikasi
Filsafat dan Etika KomunikasiAfril Wibisono
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptEFENDIDIANSYAH
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxLinnoNarendraSeptyaw
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat AnggiChaca
 
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptxTugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 

Similar to Filsafat pancasila (20)

Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
Tugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiTugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiati
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
 
Spe Bab1
Spe Bab1Spe Bab1
Spe Bab1
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikan
 
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
 
Filsafat_Ilmu_dalam_Kehidupan_PPT_kelomp.pptx
Filsafat_Ilmu_dalam_Kehidupan_PPT_kelomp.pptxFilsafat_Ilmu_dalam_Kehidupan_PPT_kelomp.pptx
Filsafat_Ilmu_dalam_Kehidupan_PPT_kelomp.pptx
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Filsafat dan Etika Komunikasi
Filsafat dan Etika KomunikasiFilsafat dan Etika Komunikasi
Filsafat dan Etika Komunikasi
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptxTugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
 
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 filsafat, ilmu dan pengetahuan filsafat, ilmu dan pengetahuan
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 

More from noussevarenna

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkumannoussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...noussevarenna
 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4noussevarenna
 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3noussevarenna
 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2noussevarenna
 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1noussevarenna
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalamnoussevarenna
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamnoussevarenna
 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwoodnoussevarenna
 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatannoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringnoussevarenna
 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempanoussevarenna
 

More from noussevarenna (20)

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkuman
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4
 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3
 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2
 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
 
Struktur Kayu II
Struktur Kayu IIStruktur Kayu II
Struktur Kayu II
 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwood
 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji spt
 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondir
 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boring
 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Filsafat pancasila

  • 1. 1
  • 2. 2
  • 3. 3
  • 4. 4
  • 5. Menurut Aristoteles, filsafat mulai dari rasa kagum yang timbul dari aporia, yaitu suatu kesulitan karena adanya perbincangan- perbincangan yang saling bertentangan. Istilah aporiaberarti “problem”,“pertanyaan”, atau “tanpa jalankeluar” 5
  • 6. 6
  • 8. Agustinus dan Rene Descartes menyatakan kesangsian sebagai sumber utama pemikirannya. Akan tetapi penjelasan itu tidak dapat dibuktikan dan tidak masuk akal. Sehingga para filsuf meragukan atau menyangsikan cerita-cerita mitos dan mulai berspekulasi dengan menggunakan akalnya. Agustinus Rene Descartes Semua gejala alam dijelaskan oleh mitos dan dongeng 8
  • 9. Dikatakan bahwa pelangi adalah tangga bidadari. Contoh kesangsiang para filsuf terhadap mitos. Penjelasan itu diragukan oleh filsuf Anaxagoras, ia menyatakan bahwa pelangi adalah pantulan matahari terhadap awan. Filsuf Anaxagoras 9
  • 10. Dengan menggunakan akalnya mereka menghasilkan pemikiran yang dapat dibuktikan dan diteliti kebenarannya oleh orang lain. 10
  • 11. 11
  • 12. Istilah ‘filsafat’ dari bahasa Yunani, philosophia. Dari kata philos yang berarti cinta dan sophos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi. Maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang bisa menjadi konsep yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Secaraharfiahberartimencintaikebijaksanaan. 12
  • 13. Maka dari itu ada dua arti secara etimologi: 1. Bila mengacu pada asal kata philein dan shopos. Maka berarti mencintai hal-hal yang bijaksana (sebagai kata sifat) 2.Bila mengacu pada asal kata philos dan shopia. Maka berarti teman kebijaknasaan (sebagai kata benda) Istilah Yunani mengenai Philosophia Philein : mencintai Philos : teman Shopos : bijaksana Shopia : kebijaksanaan 13
  • 14. Menurut sejarah Phytagoras (572-497 SM) adalah orang yang pertama kali memakai kata philosophia untuk menunjukan dirinya sebagai pecinta kebijaksanaan, bukan kebijaksanaan itu sendiri. Sophia mengandung arti yang lebih luas yaitu : 1. Kerajinan 2.Pengetahuan yang luas 3.Kebajikan intelektual 4.Pertimbangan yang sehat 5.Kecerdikan dalam memutuskan hal-hal praktis. Phytagoras 14
  • 15. Suatu pengetahuan bijaksana akan mengantarkan seseorang mencapai kebenaran. Orang yang mencintai pengetahuan bijaksana adalah orang yang Filsuf dalam mencari kebijaksanaan, mempergunakan akal atau cara berpikir sedalam-dalamnya dan diharapkan menghasilkan pengetahuan yang paling bijaksana atau mendekati kesempurnaan. 15
  • 17. Menurut C.D. Broad, tujuan filsafat adalah mengambil alih hasil- hasil pengalaman manusia dalam bidang keagamaan, etika, dan ilmu pengetahuan, yang kemudian direnungkan secara menyeluruh. Dengan harapan diperoleh beberapa kesimpulan yaitu mengetahui sifat-sifat17
  • 18. Filsuf yang berusaha memperoleh pandangan secara komprehensif : Plato Aristoteles Thomas Aquinas G.W. Freidrich Hegel John Dewey A.N. Whitehead 18
  • 19. 19
  • 20. “Filsafat adalah pengetahuantentang segalayang ada atau ilmupengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli” 1. Plato (427-347 SM 20
  • 21. 2. Aristoteles (384-322 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika atau filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda” 21
  • 22. 3. Marcus Tullius Cicero (106-143 SM) “Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya” 22
  • 23. 4. Immanuel Kant (1728-1804) “Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya persoalan, yaitu: “apakah yang dapat kita ketahui?” (dijawab oleh metafisika) “apakah yang dapat kita kerjakan?” (dijawab oleh etika) “sampai dimanakah pengharapan kita?” (dijawab oleh antropologi)” 23
  • 24. Secara umum, filsafat merupakan ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Ciri-ciri filsafat dapat disebut sebagai usaha berpikir radikal, menyeluruh, dan integral atau sebagai suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Sejak filsafat muncul di Yunani dan menyusul perkembangan pusat ilmu pegetahuan, kedudukan filsafat dikenal sebagai The Mother of Science (induk ilmu pengetahuan) yang bersifat positivistik. Dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang lain, filsafat merupakan kegiatan intelektual yang metodis dan sistematis, namun lebih menekankan aspek reflektif dalam menangkap makna yang hakiki dari segala sesuatu. 24
  • 25. Filsafat memiliki empat cabang keilmuan yang utama, yaitu: 1. Metafisika : cabang yang mempelajari asal mula segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Metafisika umum disebut sebagai ontologi, yaitu ilmu membahas segala sesuatu yang ada. Metafisika khusus terbagi dalam : a.Teodesi : membahas adanya Tuhan b.Kosmologi : membahas adanya alam semesta c.Antropologi : membahas adanya manusia 2. Epistemologi : cabang yang mempelajari seluk beluk pengetahuan. Terkandung pertanyaan mendasar tentang pengetahuan, seperti: a.Kriteria apa yang dapat memuaskan kita untuk menangkap kebenaran b.Apakah sesuatu yang kita percaya dapat diketahui c.Apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan yang dianggap benar 25
  • 26. 3. Aksiologi : cabang yang menelusuri hakikat nilai. Dalam aksiologi terdapat Etika : membahas hakikat nilai baik-buruk, mempelajari benar-salah dengan pertimbangan moral secara fundamental dan praktis. Estetika : membahas nilai-nilai keindahan, mempelajari kriteria-kriteria suatu hal yang dapat disebut indah. 4. Logika : cabang yang memuat aturan-aturan berpikir rasional. Bagi para filsuf, logika merupakan alat utama dalam meluruskan pertimbangan- pertimbangan rasional mereka untuk menemukan kebenaran dari problem kefilsafatan 26
  • 27. 27
  • 28. 28
  • 29. Sebagai sistem ilmiah Pancasila harus memenuhi pengetahuan ilmiah yaitu : 29
  • 30. Pancasila terdiri dari lima sila yang spesifik yang berasal dari nilai- nilai dan norma yang berasal dari alam atau masyarakat Indonesia. Pancasila selalu dipertanyakan dengan skeptis, mengacu bahwa Pancasila selalu bisa diuji ketangguhan dan kebenarannya. Dengan menggunakan metode induktif yang bermula dari keberadaan dan hakikat Pancasila akhirnya sampai pada rumusan Pancasila yang kefilsafatan 30
  • 31. Tersusun secara sistematis merujuk pada hierarki yang saling mengisi satu sama lain. Lima sila pancasila bersifat organis (tiap sila mempunyai kedudukan dan fungsi sendiri-sendiri ; antar sila yang satu dengan yang lain saling melengkapi). Pancasila disepakati bersama dan bersifat universal. Kesatuan sila- sila Pancasila berdasarkan pada kodrat yang menjadi bawaan manusia. Pancasila merupakan rumusan dari sifat-sifat kodrat manusia sewajarnya. 31
  • 32. Terpenuhinya syarat-syarat pengetahuan ilmiah, Pancasila dapat dikembangkan sebagai suatu sistem. Pancasila sebagai sistem filsafat harus mempunyai tiga konsep, yaitu: 1. Konsep Ontologis : hakikat apa yang dikaji 2.Konsep Epistemology : bagaimana cara mendapatkan pengetahuan Pancasila secara benar. 3.Konsep Aksiologi : nilai kegunaan Pancasila terutama sebagai falsafah dan peranan hidup bangsa Indonesia. 32
  • 33. mengacu pada objek atau isi dari arti Pancasila yang abstrak, umum, dan universal, yaitu : Ke- Tuhanan Kemanusi aan Persatua n Kerakyat an Keadilan Dimaksudkan tidak hanya dalam fikiran atau angan-angan tetapi merupakan cita-cita bangsa yang menjadi dasar filsafat Negara. Rumusan hubungan yang ada diantara Negara dengan Tuhan, manusia, kesatuan, rakyat, adil, ialah kesesuaian sifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam Negara dengan hakikat Tuhan, manusia, kesatuan, rakyat, dan adil 33
  • 34. Secara aksiologi realisasi, pelaksanaan atau penjelmaan isi arti Pancasila yang hakiki terbagi menjadi dua yaitu:  Isi arti umum kolektif : realisasinya dalam bidang-bidang kehidupan  Isi arti khusus : realisasinya dalam suatu lapangan kehidupan tertentu. Segala sesuatu mulai dari kepribadian bangsa sampai pelaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat harus sesuai dengan hakikat Pancasila. Secara epistemologis pancasila sebagai sistem filsafat mengajak untuk menggali bagaimana mendapatkan pengetahuan secara benar. Pemikiran filsafat lebih menekankan pemikiran secara komprehensif. Metode yang digunakan bisa melalui logika maupun secara ilmiah, karena Pancasila selalu bisa diuji kebenarannya. Namun Filsafat Pancasila bukan membahas tentang kebenaran dari Pancasila itu sendiri, melainkan tentang nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila agar bermanfaat dalam mencapai tujuan bangsa dan negara ini. 34
  • 35. Filsafat Pancasilamenempatkan nilai-nilai Pancasila sebagai referensi kebenaran. Hal itu akan memberi manfaat yang lebih nyata dan mengarah ke tujuan sebenarnya bangsa ini ketika hakikat dari nilai-nilai pada sila-sila Pancasila dijadikan sebagai acuan. 35