2. Latar Belakang
• Manusia sebagai Makhluk Individu dan
Makhluk Sosial
Seperti kita ketahui bahwa manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
paling sempurna dari makhluk lainnya. Maka
dari itu manusia memegang kedudukan atau
derajat yang lebih tinggi dari makhluk lainnya.
Baik sebagai pribadi dan bermasyarakat dalam
berkehidupan di dunia ini.
3. Kali ini dalam pokok bahasan Manusia
sebagai Makhluk Individu dan Makhluk
Sosial (Lanjutan), kami akan
membahas antara lain :
•Interaksi Sosial
•Proses Sosial
•Stratifikasi Sosial
•Mobilitas Sosial
4. Interaksi Sosial
• Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan
yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan
diterapkan di dalam masyarakat.
• Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,
interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan
baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat
dilakukan dengan baik ataupun sebaliknya.
• Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam
pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci
semua kehidupan sosial. Dengan tidak
adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama
lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama
• Interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua
syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi (Soerjono
Soekamto)
5. Syarat interaksi Sosial
Kontak Sosial Komunikasi
Kontak sosial bersifat
positif dan negatif
Kontak sosial bersifat
primer dan sekunder
Hal terpenting dalam komunikasi
yaitu adanya kegiatan saling
menafsirkan perilaku
(pembicaraan, gerakan-
gerakan fisik, atau sikap) dan
perasaan-perasaan yang
disampaikan. Ada lima unsur
pokok dalam komunikasi yaitu
sebagai berikut.
• Komunikator
• Komunikan
• Pesan
• Media
• Efek
6. Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap
tersebut adalah sebagai berikut:
• Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan
dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau
gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus
memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang
mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator
harus menghindari penggunaan kode-kode yang
membingungkan komunikan.
Encoding
• Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang
sudah diwujudkan dalam bentuk
kalimat dan gambar disampaikan.
Penyampaian dapat berupa lisan,
tulisan, dan gabungan dari keduanya.
Penyampaian
• Pada tahap ini dilakukan proses
mencerna dan memahami kalimat
serta gambar yang diterima
menurut pengalaman yang dimiliki.
Decoding
8. Proses Sosial
• Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat
apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok
sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan
terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah
ada.
• Dalam kehidupan manusia atau individu selalu terjadi
hubungan timbal balik. Dalam bermasyarakat senatiasa
menjadi interaksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinu. Beberapa jenis proses
sosial dalam kehidupan bermasyarakat merupakan
identifikasi dari interaksi yang bersifat kotinu.
• Beberapa tokoh di dunia mempunyai pendapat yang
berbeda – beda mengenai interaksi sosial. Beberapa
tokoh tersebut adalah Kimbal Young, Gillin, Tamotsu
Shibutani, dan Soekanto
9. Bentuk-bentuk proses sosial menurut
beberapa tokoh antara lain:
Kimbal Young (1948) membedakan interaksi sosial sebagai berikut:
1. Oposisi, mencakup persingan dan pertentangan.
2. Kerja sama, menghasilkan akomodasi
3. Diferensi, menyebabkan adanya perbedaan kerja antara orang – orang atau
kelompok dalam masyarakat
Gillin (1951) menggolongkan proses sosial menjadi dua macam:
1. Proses Asosiatif, yang mencakup akomodasi, asimilasi, dan akulturasi
2. Proses Disosiatif, yang mencakup persaingan, pertentangan, atau pertikaian yang
berupa kontravensi dan konflik.
Pada tahun 1986 Tamotsu Shibutani megutarakan pendapatnya tentang interaksi sosial.
Ia lebih mengedepankan hal – hal berikut:
1. Akomodasi
2. Ekspresi
3. Interaksi Strategis
4. Pengembangan Perilaku Manusia
Soekanto, tahun 2003, mengembangkan pendapat Gilin dengan menyajikan jenis –
jenis proses sosial yang meliputi proses asosiatif dan proses diasosiatif.
10. Stratifikasi Sosial
• Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan
penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara
bertingkat (hirarkis).
• Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social
Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam
masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam
masyarakat yang hidup teratur.
• Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem
sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
• statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial
sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu
sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
12. Mobilitas Sosial
• Dalam sosiologi dikenal yang dinamakan dengan Mobilitas
Sosial artinya adalah perpindahan status dalam stratifikasi
sosial. Mobilitas sosial dapat mengacu pada individu
maupun kelompok. Mobilitas individu misalnya
perubahan status dari tukang menjadi dokter. Mobilitas
kelompok misalnya mobilitas antargenerasi, yaitu antara
orangtua dengan anaknya.
• Menurut Paul. B. Horton, mobilitas sosial adalah Gerak
perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya
atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang
lainnya.
• Mobilitas sosial mempunyai kaitan atau hubungan yang
sangat erat dengan pelapisan sosial atau stratifikasi sosial.
Arah gerak mobilitas sosial, dapat secara horizontal
maupun secara vertikal ke atas atau ke bawah. Gerak
sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka
karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata.
Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup,
kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.
13. Bentuk- bentuk mobilitas Sosial:
Bentuk Mobilitas Sosial:
1. Mobilitas Sosial Horizontal
Merupakan peralihan dari satu kelompok ke kelompok lain
yang sederajat. Misalnya guru matematika yang berpindah
mengajar dari SMK ke SMA. Dapat disimpulkan bahwa pada
diri guru matematika tersebut tidak ada perubahan status,
dia tetaplah guru matematika pada sekolah yang sederajat.
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Perpindahan individu atau kelompok dari satu strata ke strata
lain yang tidak sederajat. Misalnya seorang dosen karena
memenuhi persyaratan tertentu diangkat menjadi Rektor,
disini ada perubahan status, yaitu dari hanya mengajar lalu
harus memimpin institusi.
3. Mobilitas antar generasi.
Perpindahan strata dikarenakan peralihan generasi. Mobilitas
ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik atau
turun dalam sebuah generasi. Misalnya ayah si Doel adalah
supir oplet, namun si Doel berhasil meraih gelar Insinyur dan
bekerja dengan pendapatan yang lebih dari cukup. Sehingga
keluarga si doel telah terjadi mobilitas.
14. Namun perlu diingat bahwa di dalam mobilitas sosial tidak
bisa dilepaskan dari Sifat Sistem Lapisan Masyarakat itu
sendiri, yaitu:
1. Bersifat tertutup.
• Membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari
satu lapisan ke lapisan lain, baik ke atas atau ke
bawah.
• Dalam sistem ini, cara untuk menjadi anggota suatu
lapisan masyarakat adalah kelahiran.
• Contoh: Sistem kasta pada masyarakat India.
Apharteid pada masyarakat di Afrika Selatan.
Pemisahan warna kulit di Amerika Serikat.
2. Bersifat terbuka.
Dalam sistem terbuka setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk naik pada lapisan
diatasnya.
15. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilitas Sosial:
1.Perubahan kondisi sosial.
Misalnya kemajuan industri yang dapat merubah cara hidup individu
yang semula bertani beralih menjadi buruh.
2. Gerak populasi.
Misalnya perkembangan kota menyebabkan terjadinya transmigrasi
maupun urbanisasi.
3. Komunikasi yang bebas
Pendidikan dan komunikasi yang bebas akan memudarkan semua
batas dari strata sosial yang ada dan merangsang mobilitas.
4. Pembagian kerja.
Kondisi negara dapat memacu masyarakat untuk lebih kuat
berusaha agar dapat menempati status tertentu dalam pekerjaan.
5. Situasi politik.
Kondisi politik yang tidak stabil memungkinkan perpindahan
penduduk baik untuk mengungsi atau beralih kewarganegaraan
16. Faktor-faktor yang menghambat Mobilitas Sosial:
1. Perbedaan rasial dan agama.
Contohnya adalah sistem kasta di India dan apartheid di
Afsel
2. Kemiskinan.
Kemiskinan dapat membatasi perkembangan, misalnya
keluarga yang tidak menyekolahkan anaknya, maka tidak
akan ada perubahan drastis di keluarga tersebut.
3. Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat
Perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap prestasi,
kekuasaan dan status sosial. Bagi wanita yang di desa dan
masih sederhana pola pikirnya, maka peran ibu rumah
tangga yang hanya mengurus dapur, sumur dan kasur
dianggap sudah cukup. Sehingga tidak terjadi mobilitas di
dirinya.
17. Yang dapat dilakukan untuk mobilitas ke atas:
1. Perubahan standar hidup.
2. Perubahan tempat tinggal.
3. Perubahan tingkah laku.
4. Perubahan nama.
5. Perkawinan.
6. Bergabung dengan asosiasi tertentu.
Saluran mobilitas sosial:
1. Organisasi politik.
2. Organisasi ekonomi.
3. Organisasi profesi/keahlian.
4. Lembaga keagamaan.
5. Lembaga pendidikan.
6. Angkatan bersenjata
7. Perkawinan.