Kelompok 5 membahas manajemen risiko imbal hasil pada perbankan syariah. Mereka menjelaskan pengertian risiko imbal hasil, sistem bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah, serta beberapa pertanyaan dan jawaban terkait konsekuensi risiko imbal hasil dan faktor yang mempengaruhinya.
Materi ini memuat sejarah munculnya aturan manajemen risiko melalui Basel Accord sampai dengan peraturan yang ada di perbankan Indonesia. Paparan ini disertai contoh perhitungan modal berdasar risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.
Bank syariah sebagai sebuah entitas bisnis, dalam kegiatan usahanya bank khususnya bank syariah menghadapi risiko-risiko yang memiliki potensi mendatangkan kerugian. Risiko yang dikelola dengan tepat dapat memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba.
Analisis bagi hasil financing dalam perbankan syariahAn Nisbah
Abstract: In Islamic banking financial institutions, financing is a very big asset that the funding should be maintained based on the quality of the precautionary principle. The precautionary principle is Bank management guideliness that must be adhered, in order to create a sound, robust and effcient in accordance with the provisions of the legislation. Application of the precautionary principle by Islamic banks one of which is manifested in the analysis is to analyze the financing of confdence in the willingness and ability of prospective clients to settle all its obligations in time, before the Islamic Bank disburses funds to customers Recipient Facility “. The confdence gained from assessment against characteristic carefully, capability, capital, collatera, and business prospects of the receiving facility prospective customers (character, capacity, capital , collateral, condition). Islamic banks provide fnancing hope that funding is running smoothly, customers comply with what was agreed in the agreement and paid when
due. But it can happen in the financing period financing problems arise.
The efforts made by the Islamic Bank to deal with the problem of financing the rescue financing problems with restructuring efforts if the customer still has a good faith within the meaning still want to be invited to cooperate in the effort to rescue fnancing problems , but if the customer has not acting in good faith in the sense of cooperative in an effort to rescue the troubled financing Islamic bank will make solving the fnancing problems .
Keywords : Financing , Islamic Banking , 5C
Materi ini memuat sejarah munculnya aturan manajemen risiko melalui Basel Accord sampai dengan peraturan yang ada di perbankan Indonesia. Paparan ini disertai contoh perhitungan modal berdasar risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.
Bank syariah sebagai sebuah entitas bisnis, dalam kegiatan usahanya bank khususnya bank syariah menghadapi risiko-risiko yang memiliki potensi mendatangkan kerugian. Risiko yang dikelola dengan tepat dapat memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba.
Analisis bagi hasil financing dalam perbankan syariahAn Nisbah
Abstract: In Islamic banking financial institutions, financing is a very big asset that the funding should be maintained based on the quality of the precautionary principle. The precautionary principle is Bank management guideliness that must be adhered, in order to create a sound, robust and effcient in accordance with the provisions of the legislation. Application of the precautionary principle by Islamic banks one of which is manifested in the analysis is to analyze the financing of confdence in the willingness and ability of prospective clients to settle all its obligations in time, before the Islamic Bank disburses funds to customers Recipient Facility “. The confdence gained from assessment against characteristic carefully, capability, capital, collatera, and business prospects of the receiving facility prospective customers (character, capacity, capital , collateral, condition). Islamic banks provide fnancing hope that funding is running smoothly, customers comply with what was agreed in the agreement and paid when
due. But it can happen in the financing period financing problems arise.
The efforts made by the Islamic Bank to deal with the problem of financing the rescue financing problems with restructuring efforts if the customer still has a good faith within the meaning still want to be invited to cooperate in the effort to rescue fnancing problems , but if the customer has not acting in good faith in the sense of cooperative in an effort to rescue the troubled financing Islamic bank will make solving the fnancing problems .
Keywords : Financing , Islamic Banking , 5C
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...An Nisbah
Abstract: The research aims to examine the infuence of savings of Mudharabah, fnancing of Mudharabah-Musharaka and other operating incomes in increasing the proft of Bank Syariah Jatim. The method of analysis in this research used analysis of double linear regression. Populations in the research are the fnancial report of Bank Syariah Jatim. The results of research showed that the profts will increase as savings of Mudharabah increase. In fnancing of Mudharaba-Musharaka, it happened inversely; when fnancing
declined, the proft would increase. It happened because the fnancing which attracted by many customers are the ones with the principle of murabaha fnancing. While, other operational will affect the increase of profts. When other operating incomes increased, the proft would also increase. In the contrast, other operating incomes decreased, the earned proft also would decrease. If all these variables are maximized in its operations, it would assist in increasing
the profts at Bank Syariah Jatim.
Keywords: Savings of Mudharabah, Financing of Mudharabah-Musharaka, Other Operating Incomes, Proft
Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank kovensional justru kebalikannya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Dengan demikian sebenarnya semua jenis transaksi perniagaan melalu bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga (riba).
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...Habibie Muhammad
The use of revenue sharing between depositors and the bank in the operation of Islamic Banks, has created an agency problem. Regarding with this problem, Banks should provide both financial and non financial information for the depositors. This research tries to find out the possibility of the existence of expectation gap in the information provided by banks as the provider of information to the depositors as the user of the information. Based on asymmetry information theory, depositors as a party with less information, would demand more information to the banks. However for some reasons, banks might restrict the information provided to the depositors.
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sukarela Pada Bank Su...Excruciate Limited
On the obsolenscence education that those mentors forced an intellectual to the shorter one line starts a short written to its storiette, but they claims them as soon as the script that elevates their grade amid the superior culture that they basically do not realize an acceptance is not prohibited to those, but I am a related with the first recency science to those shorter ones take their judgement with their pathetic unempoyment status of mentors because they have to get in the queue on efforting a simple job.
Indonesia merupakan negara yang besar gabungan dari beberapa kerajaan yang besar yang pernah ada di bumi nusanatara dengan kearifan lokal dan gaya kepemimpinan yang telah teruji.
3. PengertianManajemenRisikoImbalHasil
Risiko imbal hasil pada perbankan syariah adalah risiko
yang muncul karena konsekuensi akad syirkah (kerjasama)
yang berupa mudharabah dan musyarakah sehingga
berdampak pada munculnya profit and loss sharing (PLS).
PLS adalah perjanjian kontraktual antara dua atau lebih
pihak yang bertransaksi yang memungkinkan mereka untuk
menyatukan sumber daya (modal) mereka untuk di
investasikan dalam suatu proyek untuk berbagi dalam
untung dan rugi finansial.
4. Sistemyang
MenerapkanPrinsip
BagiHasil
Sistem yang menerapkan prinsip bagi hasil adalah
akas mudharabah dan musyarakah. Kedua akad ini
masuk ke dalam pengkategorian pembiayaan
investasi, artinya keperluan yang diberikan kepada
nasabah adalah untuk keperluan penambahan modal
guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha
ataupun pendirian proyek baru.
5. SistemBagiHasilBankSyariah
Mudharabah 01 02 Musyarakah
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha
antara dua pihak, dimana pihak pertama
(shahibul mal) menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola, keuntungan usaha
secara Mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak.
Musyarakah menurut bahasa berarti “al-
ikhtilath” yang artinya campur atau
percampuran. Musyarakah berarti akad kerja
sama di antara para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka dengan tujuan
mencari keuntungan. Dalam musyarakah, para
mitra sama-sama menyediakan modal untuk
membiayai suatu usaha tertentu dan bekerja
bersama mengelola usaha tersebut.
7. Pertanyaan Ainun Jairah
Sebutkan bagimana penetapan kualitas dalam penerapan manajemen resiko imbal
bagi hasil ?
Jawaban :
Penetapan Peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Untuk Risiko Imbal Hasil
Peringkat kualitas yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) harus
diterapkan dalam perbankan syariah, diantaranya sebagai berikut :
1.Strong - Kualitas penerapan manajemen risiko imbal hasil sangat memadai.
Meskipun terdapatkelemahan minor, tetapi kelemahan tersebut tidak signifikan
sehingga dapatdiabaikan. 2.Satisfactory - Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
Imbal Hasil memadai. Meskipun terdapat kelemahan minor, tetapi kelemahan
tersebut dapat diselesaikan pada bisnis normal.3.FairKualitas- Penerapan
Manajemen Risiko Imbal Hasil cukup memadai. Meskipunterdapat kelemahan
minor, tetapi kelemahan tersebut membutuhkan perhatian manajemen.
8. Ahmad Maulana
Pertanyaan
Izin bertanya kenapa dalam sistem mudharabah shohibul mal
harus menyediakan 100℅ hartanya dan di kelola oleh org lain jika
terjadi kerugian apakah tidak merugikan sebelah pihak saja,,,
Jawaban :
benar sekali dalam sistem mudharabah sohibul mal atau pemilik
harta memang menyediakan 100 persen hartanya karena itu
sudah merukan suatu ketetapan dari sistem mudharabah, beda
hal ny dengan musyarakah dan yang lainnya.
Jika terjadi kerugian maka itu sudah menjadi ketetapan dari antara
kedua belah pihak karena sesuai dengan perjanjian yang mereka
sepakati sebelumnya, dan jika kerugian itu di sebabkan oleh
kelalaian sii pengelola maka kerugian bisa ditimpakan kepada
9. Pertanyaan Noor Jelita :
Mengapa cuman akad Mudharabah dan musyarakah yang
masuk ke dalam pembahasan manajemen risiko imbal
hasil? Bukan spt murabahah dan yg lainnya?
Karena kalau akad murabahah itu simpelnya hanya
menerapkan sistem ketegasan dlm pembagian hasil dari
keuntungan yg di peroleh oleh nasabah sebesar apa,
sistemnya pada akad tsb tdk diterapkan. Tapi utk akad
Mudharabah dan musyarakah itu sdh menjelaskan dan
menerapkan prinsip sistem bagi hasil
10. Pertanyaan Noor Aina
apa konsekuensi dari risiko imbal hasil dan sebutkan faktor apa saja yg
mempengaruhi nya?
Konsekuensi dari risiko imbal hasil adalah risiko displaced commercial
risk (DCR). Displaced Commercial Risk (DCR) adalah risiko karena
adanya perubahan perilaku nasabah, di mana nasabah dana pihak
ketiga memindahkan dananya ke bank syari’ah lain yang memberikan
equivalent rate imbal hasil lebih tinggi atau ke bank konvensional, karena
tingkat suku bunga tabungan ataupun deposito lebih tinggi di bandingkan
tingkat equivalent rate imbal hasil.
ada beberapa faktor adalah:
1.Risiko komersial yang berasal dari tekanan persaingan terhadap bank
untuk menarik dan mempertahankan investor.
2.Cadangan penyaman keuntungan (PER).
3.Cadangan risiko investasi (IRR)
11. Zahratunnisa
Pertanyaan
Kenapa akad mudharabah dan musyarakah itu termsuk kedalam
investasi padahal kan disitu dia hanya meminjamkan uang yang
kemudian dikelola oleh orang lain.
Jawab
akad mudharabah masuk kedalam investasi karena pihak sohibul
mal yang meminjamkan hartanya kemudian akan di kelola oleh
mudarib,,dari sini kita dapat mengetahui bahwa hal tersebut
termasuk investasi karena di dalamnya termasuk kedalam
investasi yang akan menghasilkan keuntungan dan dibagi sesuai
kesepakatan bersama