Perbankan syariah adalah institusi keuangan yang bergerak dan beroperasi dengan mengacu pada hukum-hukum syariat. produk perbankan syariah tentunya mencerminkan semangat anti riba di masyarakat
Perbankan syariah adalah institusi keuangan yang bergerak dan beroperasi dengan mengacu pada hukum-hukum syariat. produk perbankan syariah tentunya mencerminkan semangat anti riba di masyarakat
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Leasing atau sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang0barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi yang dapat diangsur.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Leasing atau sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang0barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi yang dapat diangsur.
Bank syariah sebagai sebuah entitas bisnis, dalam kegiatan usahanya bank khususnya bank syariah menghadapi risiko-risiko yang memiliki potensi mendatangkan kerugian. Risiko yang dikelola dengan tepat dapat memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba.
Kegiatan perniagaan (bisnis) merupakan salah satu fitrah dari manusia karena dengan berniaga manusia dapat memenuhi berbagai keperluannya. Setiap bisnis yang dijalankan oleh manusia pasti akan menimbulkan dua konsekuensi dimasa depan, yaitu keuntungan dan kerugian. Keduanya merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan bisnis. Tidak ada satu pun yang bisa menjamin bahwa bisnis yang dijalankan oleh seseorang akan mengalami keuntungan atau kerugian dimasa depan. Dengan demikian, risiko itu sendiri merupakan fitrah yang senantiasa melekat dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, Islam tidak mengenal adanya transaksi bisnis yang bebas risiko (Rahmawati, 2013)
Indonesia merupakan negara yang besar gabungan dari beberapa kerajaan yang besar yang pernah ada di bumi nusanatara dengan kearifan lokal dan gaya kepemimpinan yang telah teruji.
4. Pengertian
◆ Manajemen risiko merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang
digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha. Pada dasarnya,
manajemen risiko dilakukan melalui proses identifikasi risiko, evaluasi dan
pengukuran risiko dan pengelolaan risiko.
4
6. Badan Sertifikasi Manajemen Risiko atau disingkat BSMR adalah suatu badan
sertifikasi yang berdiri dan diresmikan pertama kalinya pada tanggal 8 Agustus
2005 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/25/PBI/2005
tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum.
Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) bertugas untuk menyelenggarakan
sertifikasimanajemen risiko yang mengacu pada international best practices,
menerbitkan sertifikat manajemen risiko, mencabut sertifikat apabila pemegang
sertifikat terbukti bersalah melakukan pelanggaran di bidang perbankan
berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau pelanggaran
kode etik profesi, serta melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan sertifikasi
secara berkala kepada Bank Indonesia
DASAR HUKUM MANAJEMEN RISIKO
6
8. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO
8
◆ tujuan dari manajemen risiko adalah meminilisir kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang.
◆ Bila akan terjadinya kerugian, maka manajemen risiko dapat memotong
mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan
terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap
terjadinya kerugian maupun “accident”
◆ Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah yang dapat
dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement).
10. PRINSIP - PRINSIP
◆ Prinsip-prinsip tersebut adalah:
◆ 1. Transparansi.
◆ 2. Pengukuran yang Akurat.
◆ 3. Informasi Berkualitas yang Tepat Waktu.
◆ 4. Diversifikasi Sistem Manajemen Risiko yang baik menempatkan konsep
diversifikasi sebagai sesuatu yang penting untuk dicermati.
◆ 5. Independensi Berdasarkan prinsip independensi, keberadaan suatu kelompok
Manajemen Risiko yang independen makin dianggap sebagai suatu keharusan.
◆ 6. Pola Keputusan yang Disiplin.
◆ 7. Kebijakan Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen Risiko
suatu perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual & Procedure
yang jelas.
10
12. PERMASALAHAN
◆ Survei yang dilakukan Islamic Development Bank (2001) terhadap 17 lembaga
keuangan syariah dari 10 negara mengimplikasikan, risiko-risiko unik yang harus
dihadapi bank syariah lebih serius mengancam kelangsungan usaha bank syariah
dibandingkan dengan risiko yang dihadapi bank konvesional.
◆ survei tersebut menyatakan, model pembiayaaan bagi hasil, seperti
diminishingmusyarakah, musyarakah, mudharabah, dan model jual-beli, seperti
salam dan istishna’, lebih berisiko ketimbang murabahah dan ijarah.(Rahmani,
2010).
12
14. STRATEGI PENGUATAN
◆ Manajemen risiko mengenal proses dan strategi modern dengan mengadopsi
berbagai alat analisa risiko. Elemen terpenting dari manajemen risiko adalah
memahami konsep timbal balik antara risiko dengan tingkat return.
◆ Manajemen risiko yang komprehensif harus mencakup tiga komponen, yakni;
◆ 1. Membangun Lingkungan Manajemen Risiko yang tepat serta kebijakan dan
prosedur yang sehat.
◆ 2. Menciptakan Pengukuran, Mitigasi, dan Monitoring yang tepat.
◆ 3. Kontrol Internal yang cukup.
14
16. RISIKO PEMBIAYAAN
1. Risiko Pembiayaan pada Kontrak Musyarakah
◆ Di mana kedua belah pihak, bank dan nasabah, sama-sama memberikan
modalnya untuk diinvestasikan dalam sebuah proyek investasi yang dianggap
menguntungkan. Kontrak musyarakah sebenarnya terbagi lagi ke dalam beberapa
jenis. Namun, yang paling sering dan paling lazim digunakan adalah bentuk
musyarakah dimana kedua belah pihak sama-sama memberikan modalnya.
◆ Kedua belah pihak dapat saling menyepakati besarnya porsi bagi hasil yang akan
diterima. Jika terjadi kerugian, maka setiap pihak menanggung kerugian sesuai
dengan porsi modal yang dimiliki.
16
17. RISIKO PEMBIAYAAN
2. Risiko Pembiayaan pada Kontrak Mudharabah
◆ Yang mana merupakan jenis khusus dari kontrak musyarakah. Ada tiga karakter
inti yang membedakan kontrak mudharabah dengan musyarakah yaitu:
◆ Kontrak mudharabah merupakan perjanjian antara dua pihak dimana pihak pertama
(bank syariah) menyediakan seluruh modal dan pihak lainnya berperan sebagai
pengelola modal tersebut untuk dikelola dalam kegiatan usaha yang
menguntungkan.
◆ Jika kegiatan usaha yang menjadi objek kontrak mudharabah mengalami kerugian,
seluruh kerugian ditanggung oleh pihak yang menyediakan modal.
◆ Pembiayaan dengan menggunakan kontrak mudharabah memiliki perbedaan yang
sangat mendasar dengan pembiayaan berbasis musyarakah. Bank syariah menjadi
penyedia modal sepenuhnya dan sama sekali tidak memiliki hak untuk turut serta
dalam pengelolaan kegiatan usaha
17
18. RISIKO PEMBIAYAAN
3. Risiko Pembiayaan pada Kontrak Istishna’ dan Salam.
◆ Akad istishna’ adalah akad jual beli dimana terjadi transaksi berupa pemesanan
kepada pihak produsen untuk membuatkan suatu barang dengan kriteria yang
diinginkan pemesan dengan harga yang disepakati bersama dan pembayaran
dapat dilakukan secara tangguh sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
◆ Akad salam memiliki sedikit perbedaan, dalam akad salam, terdapat jual beli
dengan menentukan spesifikasi pesanan ketika akad dan harganya dibayar penuh
dimuka. Pihak bank bertindak sebagai pembeli dan pihak nasabah bertindak
sebagai penjual.
18
19. RISIKO PEMBIAYAAN
Risiko pembiayaan yang mungkin timbul atas kontrak Istishna’ maupun salam antara
lain:
◆ Terdapat risiko dari sisi produsen (supplier) di mana produsen tidak memenuhi
kualitas maupun waktu pengiriman yang telah disepakati.
◆ Risiko gagal bayar pembeli.
◆ Pembatalan kontrak dari sisi supplier maupun nasabah.
Risiko pada Kontrak Salam, Dikarenakan bentuk kontraknya yang merupakan kontrak
jual-beli maka risiko yang dihadapi dalam kontrak ini antara lain adalah:
◆ Non-deliverable risk atau risiko gagal serah-terima.
◆ Price-drop risk atau risiko harga dimana harga barang jatuh secara tiba-tiba
19
20. RISIKO PEMBIAYAAN
4. Risiko Pembiayaan pada Kontrak Ijarah
Akad ini pada dasarnya serupa dengan sewa-menyewa (leasing), dengan ketentuan
selama masa penyewaan barang yang disewakan adalah milik pihak yang
menyewakan.
Risiko pembiayaan yang mungkin timbul atas kontrak ijarah antara lain:
◆ Apabila asset yang disewakan adalah milik bank, terdapat risiko dimana asset
ijarah menjadi tidak produktif karena tidak adanya nasabah, sehingga hanya
menciptakan beban bagi bank.
◆ Terdapat risiko rusaknya barang oleh nasabah di luar pemakaian normal.
20
22. RISIKO OPERASIONAL
Operasional risk adalah risiko terjadinya kerugian bagi lembaga keuangan oleh
ketidakcukupan atau kegagalan proses didalam manajemen lembaga tersebut, sumber
daya manusia dan sistem.
Risiko operasional ini setidaknya mampu merusak profitabilitas dan nilai permodalan
(saham), bahkan jumlah nilai kerugiannya pun bisa menyamai kerugian akibat risiko
kredit dan risiko pasar.
Lembaga keuangan harus menyertakan ke dalam tanggung jawabnya sebagai
lembaga yang memegang kepercayaan menyimpan dana ( fiduciary responsibilities ),
hal-hal yang mungkin menjadi penyebab timbulnya kerugian yang diakibatkan oleh
ketidak patuhan kepada syari‟ah dan kegagalan usaha.
22
24. MANAJEMEN RISIKO PADA (PLS)
PLS adalah salah satu prinsip dasar dari pembiayaan Islam dan bisa diwujudkan dalam
sejumlah format tergantung pada tipe kontrak kerjasamanya. Format yang paling umum
adalah di mana bank menyediakan dana sementara pengusaha menyediakan waktu
dan usaha. Pada akhir dari periode yang disepakati, bila ada keuntungan maka dibagi
dengan proporsi yang sudah disepakati. Sebaliknya jika terdapat kerugian maka
umumnya bank lah yang menanggung semua beban, kecuali jika terjadi
mismanajemen dan kelalaian yang dilakukan oleh pihak pengusaha.
Kontrak kerjasama dengan pola Profit and Loss Sharing mempengaruhi bank dalam
banyak hal pada neraca keuangannya.
Rasio pembagian keuntungan dapat ditentukan pada saat perjanjian dan jika rasio
berbagi rugi tidak disebutkan maka kerugian akan secara otomatis dibagi berdasarkan
proporsi modal yang disertakan.
24