SlideShare a Scribd company logo
MAKANISME
ADAPTASI SEL
M.Nuralamsyah
Respon Adaptasi Sel
Respon adaptasi utama :
 Atropi
 Hypertropi
 Hyperplasia
 Metaplasia
Jika kemampuan adaptasi berlebihan
 sel mengalami jejas
Sel
normal
Adaptasi
Jejas
reversibel
Kematian
sel
HIPERPLASIA
 Penambahan jumlah sel pada suatu
jaringan  volume organ meningkat
 Biasanya disertai hipertropi
 Banyak terjadi pada sel epithelial,
hematopoetik dan jaringan ikat
 Sedikit terjadi pada sel saraf, otot
jantung dan otot rangka.
Hiperplasia fisiologik
 Hormonal hiperplasia
Proliferasi endometrium setelah
rangsangan estrogen
 Compensatory hiperplasia
- Hiperplasia hati setelah hepatektomi
partial.
- Regenerasi hepar ini karena: TGF-
alpha dan HGF
- Regenerasi terhenti karena TGF-Beta
Hiperplasia patologik
 Umumnya disebabkan berlebihnya
kadar hormon
Contoh: hiperplasia endometrium
atipik akibat berlebihnya hormon
estrogen
 Pengaruh faktor pertumbuhan
Proliferasi epitel skuamosa karena
induksi virus.
Dapat menimbulkan tumor jinak /
ganas
Hiperplasia endometrium.
Tampak hiperplasia patologik dari kelenjar endometrium
Hipertrofi
 Peningkatan volume/ukuran sel 
pembesaran organ.
 Penambahan jumlah organel (mis:
miofilamen)
 Hipertrofi fisiologi misalnya uterus wanita
hamil (hormonal), binaragawaan
(kebutuhan fungsional)
 Bila hipertrofi patologis: melebihi
kapasitas jaringan  kegagalan organ
misalnya payah jantung.sel otot dewasa 
sel embryonal
Hipertrofi uterus wanita hamil (kiri) dibandingkan
uterus wanita normal/tidak hamil (kanan)
Gambaran mikroskopik otot hipertrofi (kiri)
dibandingkan otot normal (kanan)
Atrofi
 Pengerutan / berkurangnya ukuran
sel akibat hilangnya
material/substansi sel  pengecilan
organ
 Atrofi fisiologi misalnya atrofi sel
mammae pada menopause
 Atrofi patologik misalnya tumor
tungkai bawah: atrofi otot tungkai
bawah yang ditekan oleh massa
tumor
Penyebab umum atrofi
 Berkurangnya beban kerja (organ
tdk dipakai)
 Hilangnya inervasi saraf
 Hilangnya suplai darah (iskemia)
 Nutrisi tidak adekuat
 Hilangnya stimulasi endokrin
 Penuaan
 Penekanan
Sel Atrofi
 Penurunan fungsi tapi sel tidak mati.
 Biasanya terjadi sel autofagi
mengakibatkan pengurangan jumlah
organel tertentu > terlihat banyak
vakuol autofagik.
 Komponen yang tidak tercerna>
konversi menjadi granula lipofusin.
 Granula lipofusin ini> “brown atrofi”
Atrofi otak pada senile atrofi (A)
dibandingkan otak normal (B)
Metaplasia
 Perubahan sel yang reversible. Satu jenis
sel dewasa berubah menjadi jenis sel
dewasa lain
 Merupakan proses adaptasi sel terhadap
lingkungannya
- Contoh: metaplasia sel epitel torak
pada saluran napas menjadi sel epitel
gepeng, akibat iritasi kronik (rokok).
Gepeng  torak (oesophagus reflux
 Barrett oesophagitis)
- Memberi efek samping dan dapat
menimbulkan tumor.
- Sebab yang lain: obat, zat kimia,
bakteri dan hormonal
Metaplasia sel torak menjadi sel
skuamous
Respon Subseluler terhadap Jejas
 Katabolisme Lisosomal
lisosomal primer adalah organella
intrasel yang dilapisi membran yang
mengandung beragam enzim
hidrolitik, lisosom berfusi dengan
vakuola yang berisi material yang
berfungsi sebagai pencerna
pembentuk lisosom sekunder, atau
fagolisosom. Lisosom terlibat dalam
pemecahan material yang dicerna
melalui satu dari dua cara :
heterofagi atau autofagi
 Heterofagi
- Endositosis : pengambilan material dari
lingkungan eksternal
- Fagositosis : Pengambilan material yang
berukuran lebih besar
- Pinositosis : Pengambilan makromolekul
yang dapat larut yang lebih kecil.
 Autofagi
Pada proses ini organella intraseluller dan
sebagian sitosol terasing dari sitoplasma
dalam vakuola autofagik yang terbentuk
dari regio bebas ribosom  berfusi dgn
lisosom primer  membetuk
autofagolisosom  untuk penyingkiran
organela rusak atau mati
 Induksi (Hypertropi) retikulum
endoplasma halus
 Perubahan motokondrial
- Jml mitokondria berkurang
- Megamitokondria (mitokondria
berukuran sangat besar)
- Miopati mitokondrial (defek pada
metabolisme mitokondrial yang disertai peningkatan
sejumlah mitokondria besar yg tidak biasa yg
mengandung krista abnormal)
 Abnormalitas sitoskeletal
Akumulasi Intrasel
 Manifestasi dari gangguan
metabolisme  penimbunan material
dalam jumlah berlebihan di dalam sel
 Klasifikasi bahan2 yang ditimbun:
– Komponen sel normal (air, lipid, KH,
Protein)
– Bahan abnormal (eksogen; mineral
maupun endogen)
– Pigmen
Patogenesis penimbunan intrasel
 Bahan endogen diproduksi normal tetapi
proses katabolisme untuk mengeliminasi
kurang (fatty change)
 Bahan endogen tertimbun karena tidak
dimetabolisme (glikogen storage disease)
 Bahan eksogen abnormal tertimbun
karena tidak ada ensim yg
menghancurkan (partikel silika)
Sel yang mengalami penimbunan bisa
mengalami jejas dan mati karena bahan
tertimbun bersifat toksik
M
E
K
A
N
I
S
M
E
P
E
N
I
M
B
U
N
A
N
PENIMBUNAN LEMAK (LIPID)
/ Fatty change
 Steatosis: penimbunan trigliserida
secara abnormal dalam sel.
Sering ditemukan pada sel hati,
juga jantung, otot, ginjal
Penyebab: DM, obesitas, alkohol,
malnutrisi, toksin.
Morfologi: Sel lemak akan terlihat
jernih dalam sitoplasma sel karena
larut dalam proses pembuatan
jaringan
Penimbunan lemak.
Sel lemak tampak berbentuk vakuola jernih/kosong
Perlemakan hepar
 Hepar membesar, kekuningan, berat
dapat mencapai 3-6 kg.
 Materi lemak berbentuk vakuola2
intrasel mendesak nukleus ketepi.
Kadang sel pecah, bersatu
membentuk kista lemak
 Perlemakan jantung
– Lipid berbentuk butiran2 kecil dalam sel
otot jantung, dan tampak berupa pita
kekuningan diantara serabut2 otot
jantung
 Aterosklerosis
– Penimbunan kolesterol dalam aorta
dan arteri besar
– Tunika intima pembuluh darah berisi
vakuola lemak yang berbuih kuning
ATEROSKLEROSIS
PENIMBUNAN PROTEIN
 Tampak sebagai massa berwarna
eosinofil (merah muda)
 Sering pada penyakit ginjal dimana
protein bocor dari gromerulus
(saringan ginjal)
Penimbunan protein dalam glomerulus
ginjal, tampak sebagai massa eosinofilik
PENIMBUNAN PIGMEN
 Pigmen merupakan bahan berwarna,
dapat merupakan komponen sel normal
(misalnya melanin) atau bahan eksogen.
 Contoh pigmen eksogen misalnya
penimbunan karbon dalam paru2 pada
antrakosis (polusi udara, merokok), Tatto.
 Contoh pigmen endogen misalnya
hemoglobin (materi pewarna darah
menjadi merah), melanin (materi pewarna
kulit menjadi coklat)
Penimbunan pigmen endogen (hemosiderin)
dalam sel, tampak sitoplasma penuh berisi
pigmen berwarna merah-kecoklatan mengkilat
Penimbunan pigmen endogen
(besi/ferrum) akibat hemosiderosis
Penimbunan pigmen melanin, tampak
materi coklat tidak mengkilat pada
sitoplasma
KALSIFIKASI PATOLOGIK
 Deposisi abnormal terutama garam
kalsium, dan sejumlah kecil zat besi,
magnesium.
 Menyertai berbagai keadaan
patologik .
 Jika deposisi terjadi pada jaringan
mati disebut kalsifikasi distrofik
 Jika deposisi terjadi pada jaringan
hidup disebut kalsifikasi metastatik
 Kalsifikasi distrofik
– Tampak sebagai granula/butiran putih halus.
– Sering pada pembuluh darah (pada
aterosklerosis lanjut yang disertai penimbunan
lipid)
 Kalsifikasi metastatik
– Dapat terjadi pada jaringan normal jika
penderita hiperkalsemia
– Penyebab hiperkalsemia: hiperparatiroid,
imobilisasi tulang, penyakit Addison
– Sering mengenai jaringan pembuluh darah,
ginjal, paru, gaster
– Berupa timbunan bahan amorf non kristal
Kalsifikasi distrofik pada pembuluh
darah arteri. Tampak timbunan kalsium
berwarna ungu kecoklatan
Kalsifikasi metastatik dari katup jantung,
tampak massa kekuningan berupa
deposit kolesterol dan kalsium
makanisme adaptasi sel

More Related Content

What's hot

Sistem digesti hewan
Sistem digesti hewanSistem digesti hewan
Sistem digesti hewan
Suwarno Warno
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanShiAddung
 
Sistem Digesti
Sistem DigestiSistem Digesti
Sistem Digesti
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Hormon yusuf ahmad husaeni g2 l119007
Hormon yusuf ahmad husaeni g2 l119007Hormon yusuf ahmad husaeni g2 l119007
Hormon yusuf ahmad husaeni g2 l119007
Yusuf Ahmad Husaeni
 
Gi psik baru
Gi psik baruGi psik baru
Gi psik baru
octo zulkarnain
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
Ika Ariyunita
 
Anatomi Fisiologi Manusia : Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Manusia : Sistem EndokrinAnatomi Fisiologi Manusia : Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Manusia : Sistem Endokrin
Nesha Mutiara
 
Gastrointestinal
GastrointestinalGastrointestinal
Gastrointestinal
evinurmiftahuljannah
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
meiwulandari9
 

What's hot (10)

Artikel ensefalopati
Artikel ensefalopatiArtikel ensefalopati
Artikel ensefalopati
 
Sistem digesti hewan
Sistem digesti hewanSistem digesti hewan
Sistem digesti hewan
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
Sistem Digesti
Sistem DigestiSistem Digesti
Sistem Digesti
 
Hormon yusuf ahmad husaeni g2 l119007
Hormon yusuf ahmad husaeni g2 l119007Hormon yusuf ahmad husaeni g2 l119007
Hormon yusuf ahmad husaeni g2 l119007
 
Gi psik baru
Gi psik baruGi psik baru
Gi psik baru
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
Anatomi Fisiologi Manusia : Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Manusia : Sistem EndokrinAnatomi Fisiologi Manusia : Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Manusia : Sistem Endokrin
 
Gastrointestinal
GastrointestinalGastrointestinal
Gastrointestinal
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
 

Similar to makanisme adaptasi sel

Patologi ppt
Patologi pptPatologi ppt
Patologi ppt
Andry Natanel
 
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptxMekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
MethaKemala
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
Farida Sihotang
 
adaptasisel.pdf
adaptasisel.pdfadaptasisel.pdf
adaptasisel.pdf
bennyxt4n
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
HaslianiBaharuddin
 
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptxANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
IstiKhomah14
 
Sistem endokrin
Sistem endokrin Sistem endokrin
Sistem endokrin
Rizka Mitasari
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
ProdiD3Keperawatan
 
jejas adaptasi dan kematian sel presentasi.ppt
jejas adaptasi dan kematian sel presentasi.pptjejas adaptasi dan kematian sel presentasi.ppt
jejas adaptasi dan kematian sel presentasi.ppt
AbdurRazaq9
 
Makalah pk
Makalah pkMakalah pk
86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatis86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatis
amiracatri
 
istilah2......kesehatan
istilah2......kesehatanistilah2......kesehatan
istilah2......kesehatanunsri
 
Lysosom q AKPER PEMKAB MUNA
Lysosom q AKPER PEMKAB MUNA Lysosom q AKPER PEMKAB MUNA
Lysosom q AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Exo 2
Exo 2Exo 2
Biologi sel dan molekuler
Biologi sel dan molekulerBiologi sel dan molekuler
Biologi sel dan molekuler
Nisrina tama
 
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan selIdk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
DenisFarida
 
Kul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas selKul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas sel
Robby Candra Purnama
 

Similar to makanisme adaptasi sel (20)

Patologi ppt
Patologi pptPatologi ppt
Patologi ppt
 
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptxMekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
adaptasisel.pdf
adaptasisel.pdfadaptasisel.pdf
adaptasisel.pdf
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptxANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
 
Konsep anatomi
Konsep anatomiKonsep anatomi
Konsep anatomi
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
Sistem endokrin
Sistem endokrin Sistem endokrin
Sistem endokrin
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
 
jejas adaptasi dan kematian sel presentasi.ppt
jejas adaptasi dan kematian sel presentasi.pptjejas adaptasi dan kematian sel presentasi.ppt
jejas adaptasi dan kematian sel presentasi.ppt
 
Makalah pk
Makalah pkMakalah pk
Makalah pk
 
86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatis86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatis
 
istilah2......kesehatan
istilah2......kesehatanistilah2......kesehatan
istilah2......kesehatan
 
Lysosom q AKPER PEMKAB MUNA
Lysosom q AKPER PEMKAB MUNA Lysosom q AKPER PEMKAB MUNA
Lysosom q AKPER PEMKAB MUNA
 
Exo 2
Exo 2Exo 2
Exo 2
 
Biologi sel dan molekuler
Biologi sel dan molekulerBiologi sel dan molekuler
Biologi sel dan molekuler
 
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan selIdk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
 
Kul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas selKul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas sel
 

More from ABD. RAHMAN

Neoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasanNeoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasan
ABD. RAHMAN
 
Interaksi gen dan lingkungan
Interaksi gen dan lingkunganInteraksi gen dan lingkungan
Interaksi gen dan lingkungan
ABD. RAHMAN
 
Radang dan mekanisme proses infeksi
Radang dan mekanisme proses infeksiRadang dan mekanisme proses infeksi
Radang dan mekanisme proses infeksi
ABD. RAHMAN
 
Proses degeneratif
Proses degeneratifProses degeneratif
Proses degeneratif
ABD. RAHMAN
 
Proses immunitas
Proses immunitasProses immunitas
Proses immunitas
ABD. RAHMAN
 
kelainan sirkulasi cairan, asam basa
kelainan sirkulasi cairan, asam basakelainan sirkulasi cairan, asam basa
kelainan sirkulasi cairan, asam basa
ABD. RAHMAN
 
Aspek perkembangan reproduksi
Aspek perkembangan reproduksiAspek perkembangan reproduksi
Aspek perkembangan reproduksi
ABD. RAHMAN
 
kematian jaringan dan nekrosis sel
kematian jaringan dan nekrosis selkematian jaringan dan nekrosis sel
kematian jaringan dan nekrosis sel
ABD. RAHMAN
 

More from ABD. RAHMAN (8)

Neoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasanNeoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasan
 
Interaksi gen dan lingkungan
Interaksi gen dan lingkunganInteraksi gen dan lingkungan
Interaksi gen dan lingkungan
 
Radang dan mekanisme proses infeksi
Radang dan mekanisme proses infeksiRadang dan mekanisme proses infeksi
Radang dan mekanisme proses infeksi
 
Proses degeneratif
Proses degeneratifProses degeneratif
Proses degeneratif
 
Proses immunitas
Proses immunitasProses immunitas
Proses immunitas
 
kelainan sirkulasi cairan, asam basa
kelainan sirkulasi cairan, asam basakelainan sirkulasi cairan, asam basa
kelainan sirkulasi cairan, asam basa
 
Aspek perkembangan reproduksi
Aspek perkembangan reproduksiAspek perkembangan reproduksi
Aspek perkembangan reproduksi
 
kematian jaringan dan nekrosis sel
kematian jaringan dan nekrosis selkematian jaringan dan nekrosis sel
kematian jaringan dan nekrosis sel
 

Recently uploaded

graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 

Recently uploaded (20)

graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 

makanisme adaptasi sel

  • 2. Respon Adaptasi Sel Respon adaptasi utama :  Atropi  Hypertropi  Hyperplasia  Metaplasia Jika kemampuan adaptasi berlebihan  sel mengalami jejas
  • 4. HIPERPLASIA  Penambahan jumlah sel pada suatu jaringan  volume organ meningkat  Biasanya disertai hipertropi  Banyak terjadi pada sel epithelial, hematopoetik dan jaringan ikat  Sedikit terjadi pada sel saraf, otot jantung dan otot rangka.
  • 5. Hiperplasia fisiologik  Hormonal hiperplasia Proliferasi endometrium setelah rangsangan estrogen  Compensatory hiperplasia - Hiperplasia hati setelah hepatektomi partial. - Regenerasi hepar ini karena: TGF- alpha dan HGF - Regenerasi terhenti karena TGF-Beta
  • 6. Hiperplasia patologik  Umumnya disebabkan berlebihnya kadar hormon Contoh: hiperplasia endometrium atipik akibat berlebihnya hormon estrogen  Pengaruh faktor pertumbuhan Proliferasi epitel skuamosa karena induksi virus. Dapat menimbulkan tumor jinak / ganas
  • 7. Hiperplasia endometrium. Tampak hiperplasia patologik dari kelenjar endometrium
  • 8. Hipertrofi  Peningkatan volume/ukuran sel  pembesaran organ.  Penambahan jumlah organel (mis: miofilamen)  Hipertrofi fisiologi misalnya uterus wanita hamil (hormonal), binaragawaan (kebutuhan fungsional)  Bila hipertrofi patologis: melebihi kapasitas jaringan  kegagalan organ misalnya payah jantung.sel otot dewasa  sel embryonal
  • 9. Hipertrofi uterus wanita hamil (kiri) dibandingkan uterus wanita normal/tidak hamil (kanan)
  • 10. Gambaran mikroskopik otot hipertrofi (kiri) dibandingkan otot normal (kanan)
  • 11. Atrofi  Pengerutan / berkurangnya ukuran sel akibat hilangnya material/substansi sel  pengecilan organ  Atrofi fisiologi misalnya atrofi sel mammae pada menopause  Atrofi patologik misalnya tumor tungkai bawah: atrofi otot tungkai bawah yang ditekan oleh massa tumor
  • 12. Penyebab umum atrofi  Berkurangnya beban kerja (organ tdk dipakai)  Hilangnya inervasi saraf  Hilangnya suplai darah (iskemia)  Nutrisi tidak adekuat  Hilangnya stimulasi endokrin  Penuaan  Penekanan
  • 13. Sel Atrofi  Penurunan fungsi tapi sel tidak mati.  Biasanya terjadi sel autofagi mengakibatkan pengurangan jumlah organel tertentu > terlihat banyak vakuol autofagik.  Komponen yang tidak tercerna> konversi menjadi granula lipofusin.  Granula lipofusin ini> “brown atrofi”
  • 14. Atrofi otak pada senile atrofi (A) dibandingkan otak normal (B)
  • 15. Metaplasia  Perubahan sel yang reversible. Satu jenis sel dewasa berubah menjadi jenis sel dewasa lain  Merupakan proses adaptasi sel terhadap lingkungannya - Contoh: metaplasia sel epitel torak pada saluran napas menjadi sel epitel gepeng, akibat iritasi kronik (rokok). Gepeng  torak (oesophagus reflux  Barrett oesophagitis) - Memberi efek samping dan dapat menimbulkan tumor. - Sebab yang lain: obat, zat kimia, bakteri dan hormonal
  • 16. Metaplasia sel torak menjadi sel skuamous
  • 17. Respon Subseluler terhadap Jejas  Katabolisme Lisosomal lisosomal primer adalah organella intrasel yang dilapisi membran yang mengandung beragam enzim hidrolitik, lisosom berfusi dengan vakuola yang berisi material yang berfungsi sebagai pencerna pembentuk lisosom sekunder, atau fagolisosom. Lisosom terlibat dalam pemecahan material yang dicerna melalui satu dari dua cara : heterofagi atau autofagi
  • 18.  Heterofagi - Endositosis : pengambilan material dari lingkungan eksternal - Fagositosis : Pengambilan material yang berukuran lebih besar - Pinositosis : Pengambilan makromolekul yang dapat larut yang lebih kecil.  Autofagi Pada proses ini organella intraseluller dan sebagian sitosol terasing dari sitoplasma dalam vakuola autofagik yang terbentuk dari regio bebas ribosom  berfusi dgn lisosom primer  membetuk autofagolisosom  untuk penyingkiran organela rusak atau mati
  • 19.  Induksi (Hypertropi) retikulum endoplasma halus  Perubahan motokondrial - Jml mitokondria berkurang - Megamitokondria (mitokondria berukuran sangat besar) - Miopati mitokondrial (defek pada metabolisme mitokondrial yang disertai peningkatan sejumlah mitokondria besar yg tidak biasa yg mengandung krista abnormal)  Abnormalitas sitoskeletal
  • 20. Akumulasi Intrasel  Manifestasi dari gangguan metabolisme  penimbunan material dalam jumlah berlebihan di dalam sel  Klasifikasi bahan2 yang ditimbun: – Komponen sel normal (air, lipid, KH, Protein) – Bahan abnormal (eksogen; mineral maupun endogen) – Pigmen
  • 21. Patogenesis penimbunan intrasel  Bahan endogen diproduksi normal tetapi proses katabolisme untuk mengeliminasi kurang (fatty change)  Bahan endogen tertimbun karena tidak dimetabolisme (glikogen storage disease)  Bahan eksogen abnormal tertimbun karena tidak ada ensim yg menghancurkan (partikel silika) Sel yang mengalami penimbunan bisa mengalami jejas dan mati karena bahan tertimbun bersifat toksik
  • 23. PENIMBUNAN LEMAK (LIPID) / Fatty change  Steatosis: penimbunan trigliserida secara abnormal dalam sel. Sering ditemukan pada sel hati, juga jantung, otot, ginjal Penyebab: DM, obesitas, alkohol, malnutrisi, toksin. Morfologi: Sel lemak akan terlihat jernih dalam sitoplasma sel karena larut dalam proses pembuatan jaringan
  • 24. Penimbunan lemak. Sel lemak tampak berbentuk vakuola jernih/kosong
  • 25. Perlemakan hepar  Hepar membesar, kekuningan, berat dapat mencapai 3-6 kg.  Materi lemak berbentuk vakuola2 intrasel mendesak nukleus ketepi. Kadang sel pecah, bersatu membentuk kista lemak
  • 26.
  • 27.  Perlemakan jantung – Lipid berbentuk butiran2 kecil dalam sel otot jantung, dan tampak berupa pita kekuningan diantara serabut2 otot jantung  Aterosklerosis – Penimbunan kolesterol dalam aorta dan arteri besar – Tunika intima pembuluh darah berisi vakuola lemak yang berbuih kuning
  • 29. PENIMBUNAN PROTEIN  Tampak sebagai massa berwarna eosinofil (merah muda)  Sering pada penyakit ginjal dimana protein bocor dari gromerulus (saringan ginjal)
  • 30. Penimbunan protein dalam glomerulus ginjal, tampak sebagai massa eosinofilik
  • 31. PENIMBUNAN PIGMEN  Pigmen merupakan bahan berwarna, dapat merupakan komponen sel normal (misalnya melanin) atau bahan eksogen.  Contoh pigmen eksogen misalnya penimbunan karbon dalam paru2 pada antrakosis (polusi udara, merokok), Tatto.  Contoh pigmen endogen misalnya hemoglobin (materi pewarna darah menjadi merah), melanin (materi pewarna kulit menjadi coklat)
  • 32. Penimbunan pigmen endogen (hemosiderin) dalam sel, tampak sitoplasma penuh berisi pigmen berwarna merah-kecoklatan mengkilat
  • 34. Penimbunan pigmen melanin, tampak materi coklat tidak mengkilat pada sitoplasma
  • 35. KALSIFIKASI PATOLOGIK  Deposisi abnormal terutama garam kalsium, dan sejumlah kecil zat besi, magnesium.  Menyertai berbagai keadaan patologik .  Jika deposisi terjadi pada jaringan mati disebut kalsifikasi distrofik  Jika deposisi terjadi pada jaringan hidup disebut kalsifikasi metastatik
  • 36.  Kalsifikasi distrofik – Tampak sebagai granula/butiran putih halus. – Sering pada pembuluh darah (pada aterosklerosis lanjut yang disertai penimbunan lipid)  Kalsifikasi metastatik – Dapat terjadi pada jaringan normal jika penderita hiperkalsemia – Penyebab hiperkalsemia: hiperparatiroid, imobilisasi tulang, penyakit Addison – Sering mengenai jaringan pembuluh darah, ginjal, paru, gaster – Berupa timbunan bahan amorf non kristal
  • 37. Kalsifikasi distrofik pada pembuluh darah arteri. Tampak timbunan kalsium berwarna ungu kecoklatan
  • 38. Kalsifikasi metastatik dari katup jantung, tampak massa kekuningan berupa deposit kolesterol dan kalsium