SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
HAEMOPOESIS
Disusun oleh :
Raymond Dwi Prasetya (41160023)
Putu Evan Cahyadi (41160032)
Yulius Dennis Ariel (41160008)
Putu Clara Shinta Gelgel (41160011)
Yeremia Wicaksono Putro (41160018)
Arnold Januar Raya Anandita (41160099)
Umbu Muri Maramba Djawa (41160003)
Ika Irmawati Susanto (41160012)
Ferdinando Kendek (41160013)
Desak Nyoman Frilla Sastra Cahyani (41160028)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
BAB I
PENDAHULUAN
I.I LatarBelakang
Dalam kehidupan, pembentukan sel-sel darah sangat berperan penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan setiap individu. Darah sendiri adalah suatu suspensi partikel
dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit (Baldy, 2006). Darah mempunyai
fungsi penting dalam sirkulasi. Secara umum fungsi darah adalah sebagai alat transportasi
oksigen, karbondioksida, zat gizi, dan sisa metabolisme, mempertahankan keseimbangan
asam basa, mengatur cairan jaringan dan cairan ekstrasel, mengatur suhu tubuh, dan sebagai
pertahanan tubuh dengan mengedarkan anti bodi dan sel darah putih (Goorha et al, 2003).
Sel-sel darah tersebut mempunyai umur tertentu, sehingga dibutuhkan pembentukan sel-sel
darah baru yang disebut hematopoesis. Akan dipaparkan dengan jelas tentang hematopoesis
dari segala aspek.
I.II RumusanMasalah
1. Apa pengertian hematopoiesis?
2. Bagaimana proses pembentukan hematopoiesis?
3. Apasaja organ yang berpengaruh terhadap proses hematopoiesis?
4. Bagaimana mekanisme kerja tiap organnya?
I.II TujuanPenulisan
1. Dapat menjelaskan dengan baik apa sebenarnya tentang hematopoiesis
2. Membuka wawasan berpikir dan menambah ilmu pengetahuan
3. Memenuhi tugas kelompok patologi klinik
BAB II
PEMBAHASAN
Hematopoeiesis didefinisikan sebagai produksi dan diferensiasi, perkembangan serta
pematangan dari semua sel darah. Sumsum tulang mampu menghasilkan 3 miliar eritrosit
dimana 1 ½ miliar leukosit , dan 2 ½ miliar trombosit per hari per kg berat badan. Sumsum
tulang terdapat struktur dasar yang bermekanisme untuk :
1. Secara terus-menerus memasok sirkulasi perifer dengan sel-sel darah yang telah
matang .
2. Mobilisasi sumsum tulang untuk meningkatkan produksi jika kondisi hematologi
terjamin.
3. Mengompensasi hematopeisesis di luar sumsum tulang (yaitu di hati dan limpa),
bila sumsum tulang menurun produksinya.
Organ yang berperan dalam hematopoiesis, ialah Yolk sac, hati, dan limpa adalah
organ yang penting yang berkembang pada masa janin. Dimana Yolk sac memiliki andil
paling besar pada masa ini. Pada periode mesoblastik ini, dihasilkan eritoblast primitif dan
hemoglobin embrionik seperti hemoglobin Gower 1 dan Gower II. Hemoglobin tersebut
terbentuk sebagai tetramer dengan dua rantai alfa dikombinasikan dengan rantai epsilon atau
zeta . Hemoglobin embrionik tidak berkembang menjadi dewasa dan tidak berpartisipasi
dalam memasok oksigen. Pada periode hepatik , hati dan limpa mengambil alih peran
hematopoeitik. Leukosit dan megakariosit muali muncul dalam jumlah kecil. Hati berfungsi
sebagai organ utama penghasil sel eritroid, selain itu juga menghasilkan hemoglobin fetus
(HgbF)yang terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. Hemoglobin A telah lengkap pada 3-6
bulan postpartum
Hematopoiesis dalam sumsum tulang disebut hematopoiesis intramedular , sedangkan
yang diluar disebut hematopoiesis ekstramedular terutama hati dan limpa. Karena hati dan
limpa memainkan peran sejak awal kehidupan janin maka mereka mempertahankan memori
kemampuan hematopoietiknya .
Sumsum tulang adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh, meliputi 3-6% dari
berat badan clan beratnya 1.500 gram pada masa dewasa. Sulit untuk menganggap sumsum
tulang sebagai organ, karena tidak padat clan jaringan sumsum tulang tersebut tersebar di
seluruh tubuh atau awalnya bisa disebut gudang hingga umur 18 tahun, selanjutnya hanya
tersisa di sternum, pelvis, sumsum tulang belakang. Sumsum tulang terdiri dari sumsum
kuning yang terdiri dari lemak clan sumsum merah yang mampu menghasilkan sel darah,
dengan pasokan nutrisi clan sirkulasi darah yang rumit. Dalam sumsum tulang ini terdapat sel
eritroid (eritrosit), sel mieloid (leukosit), clan megakariosit (trombosit). Leukosit memiliki
waktu hidup yang lebih pendek, yaitu 6-10 jam (neutrofil),sedangkan eritrosit memiliki
jangka hidup 120 hari. Dengan demikian, perlu tingkat produksi yang lebih tinggi pada
hematopoiesis normal. Banyak pengamatan dari Sumsum tulang memiliki kemampuan untuk
memperluas kapasitas produksi 6-8 kali untuk merespons terhadap kejadian anemia.
Akibatnya, sumsum tulang meningkatkan produksi retikulosit ke dalam sirkulasi perifer jika
ginjal mengalami hipoksia. Hal ini akan tampak pada ADI dengan terjadinya polikromasia
(peningkatan sel polikromatofilik, clan eritrosit berinti). Kedua jenis sel tersebut
menunjukkan bahwa sumsum tulang melakukan regenerasi sebagai respons terhadap suatu
peristiwa terjadinya anemia.
Spleen penting untuk aktivitas eritrosit, termasuk penyaringan, produksi, dan imunitas
selular. Dalam keadaan normal, spleen tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Spleen
berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di sisi kiri tubuh di bawah tulang rusuk, beratnya
sekitar 8 ons, bertekstur lembut, dan menerima 5% dari curah jantung per menit. Spleen
adalah organ yang dipenuhi darah, terdiri dari "bubur" merah, putih, dan zona marginal.
Fungsi bubur merah adalah filtrasi terutama untuk eritrosit, bubur putih berhubungan dengan
pengolahan limfosit, sedangkan zona marginal berkaitan dengan penyimpanan leukosit dan
trombosit. Ada empat tugas utama spleen yang berhubungan dengan viabilitas eritrosit dan
kemampuan imunologis.
1. Reservoir atau penyimpanan. Spleen berfungsi sebagai tempat penyimpanan sepertiga
massa trombosit yang beredar dan sepertiga dari massa granulosit yang dapat
dikeluarkan ke dalam sirkulasi perifer jika diperlukan.
2. Filtrasi. Spleen berperan dan bertanggung jawab dalam pemeriksaan untuk setiap
eritrosit dan trombosit yang mengalami kelainan. Eritrosit tua yang sudah tidak
elastisitas akan difagosit oleh spleen. Bilirubin, zat besi, dan produk samping globin
dilepaskan ke dalam plasma dan sirkulasi setelah proses penghancuran, yang
kemudian akan didaur ulang. Eritrosit dengan benda inklusi (Howell jolly body,
Heinz body, Pappenheimer body, dll) secara selektif akan dilisis tanpa merusak
integritas eritrosit normal yang masuk kembali ke dalam sirkulasi.
3. imunologi, yaitu sebagai organ limfoid sekunder terbesar. Spleen sebagai “gudang”
leukosit, sangat berperan dalam mendukung aktivitas fagositik pada proses
enkapsulasi organisme karena memiliki , misalnya Haemophilus injluenzae,
Streptococcus pneumoniae, atau Neisseria meningitidis. Spleen juga menyediakan
opsonizing antibody, yaitu zat yang mempengaruhi kapsul pada permukaan bakteri.
Setelah bakteri dalam keadaan tidak berkapsul, maka lebih mudah difagositosis oleh
sistem fagositik retikuloendotelial (RES) dan kurang mampu untuk menyebabkan
infeksi pada hospes.
Skema Diferensiasi Sel pada Haemopoiesis
Stem sel pluripoten pada haemopoiesis dapat bereplikasi menjadi sel progenitor yang
dapat berdiferensiasi. Sel progenitor yang matur dan yang telah memperoleh karakteristik
diferensiasi selnya dapat ditemukan di dalam darah. Selama proses maturasi sel progenitor,
faktor pertumbuhan (growth factor) menjadi sangat berperan. Pada skema di atas menunjukan
tahapan diferensiasi. Terdapat beberapa progenitor sel seperti :
 CFU- G (Granulocyte Colony- Forming Unit)
 CFU- E (Erythroid Colony- Forming Unit)
 CFU- M (Macrophage Colony- Forming Unit)
 CFU- MK( Megakaryocyte Colony- Forming Unit)
Eritroblast dengan cepat memproduksi hemoglobin dan mempersiapkan membran yang
dapat menyesuaikan bentuk apabila nukleusnya hilang. Nukleus pada eritroblast menjadi
tidak aktif, terkondensasi dan terpisah dari selnya yang menjadikannya sebagai retikulosit,
dan proses maturasi selanjutnya dapat menjadi eritrosit yang siap untuk di lepaskan ke darah.
Pada myelocytes atau sel granulosit dewasa, nucleus terkondensasi tetapi tetap dipertahankan
di dalam sel ketika granula yang mengandung enzim spesifik proteolitik berkembang dan
berakumulasi di sitoplasma. Perubahan serupa terjadi pada perkembangan sel monosit dan
makrofag. Pada tahap akhir megakariosit menjadi poliploid yang mereplikasikan DNA inti
beberapa kali tanpa mengalami sitokenesis. Pada saat yang bersamaan terjadi perkembangan
granula spesifik alfa, granula padat dan membran pemisah pada sitoplasma. Megakariosit
dapat membentuk trombosit dengan memecah atau mengeluarkan potongan-potongan kecil
ke dalam darah.
Proses Haemopoiesis diawali dengan adanya pluripoten stem sel. Prulipoten stem sel
ini berdeferensiasi menjadi lymphoid, myeloid dan eritroid. Prosesnya terjadi di dalam
sumsum tulang dan khusus untuk lymphoid terjadi di jaringan limpa. Eritroid akan
berdeferensiasi menjadi eritrosit dengan tahapan sebagai berikut : proeritroblast → eritroblast
basofilik → eritroblast polikromatik → eritoblast ortokromatik → retikulosit → eritrosit. Sel
myeloid berdeferensiasi menjadi myeloblast , lalu promyelosit. Promyelosit ini akan
berdeferensiasi menjadi 4 macam sel prekursor leukosit, yaitu : Eosinophilic, neutrophilic,
basophilic dan monoblast. Monoblast akan melepas monosit ke dalam darah, dan apabila
monosit sampai di jaringan disebut dengan makrofag. Megakariosit akan berdeferennsiasi
menjadi trombosit yang dilepaskan ke dalam darah. Pada jaringan limpatica terjadi
pembentukan limfosit T dan limfosit B dari sel limpoid(Greger dan Windhorst, 2013).
Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :
1. Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1,
HbG2, dan Hb Portland.
2. Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur
12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
3. Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi,
dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama
menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel
limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya
adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan
faktor- faktor perangsang hematopoietik.
BAB III
KESIMPULAN
Hematopoeiesis adalah produksi dan diferensiasi, perkembangan serta pematangan
dari semua sel darah. Hematopoesis berguna agar tubuh kita selalu menghasilkan darah yang
baru yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Ada beberapa organ yang berperan dalam
hematopoesis seperti ginjal yang berfungsi menghasilkan kelenjar eritropoetin yang
merangsang pembentukan eritrosit, selain itu adanya sum – sum tulang belakang yang
berfungsi sebagai penghasil sel darah bagi tubuh, ada juga limpa dimana tempat eritrosit mati
dan sebaaagai sinyal sum – sum tulang untuk memproduksi eritrosit baru.
DAFTAR PUSTAKA
Greger, R. dan Windhorst, U. 2013. Comprehensive Human Physiology: From Cellular
Mechanisms to Integration. Springer Science & Business Media: Berlin

More Related Content

What's hot

Sistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaSistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaMichu OH
 
pewarisan sifat genetik
pewarisan sifat genetik pewarisan sifat genetik
pewarisan sifat genetik Licia Dewi
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasif' yagami
 
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTATUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTABudi Setiyawan
 
Sistem ekskresi pada HATI
Sistem ekskresi pada HATISistem ekskresi pada HATI
Sistem ekskresi pada HATIGian Angelo
 
Gangguan pada sistem gerak.
Gangguan pada sistem gerak.Gangguan pada sistem gerak.
Gangguan pada sistem gerak.Audhira Azzahra
 
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiPenanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiIsponi Umayah
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepalaasih gahayu
 
Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)nan_droet
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Agustin Dian Kartikasari
 

What's hot (20)

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMASISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
 
evolusi kucing
 evolusi kucing evolusi kucing
evolusi kucing
 
Sistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaSistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada Manusia
 
pewarisan sifat genetik
pewarisan sifat genetik pewarisan sifat genetik
pewarisan sifat genetik
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Ppt jamur
Ppt jamurPpt jamur
Ppt jamur
 
Sistem Limfatik (Getah Bening) pada Manusia
Sistem Limfatik (Getah Bening) pada ManusiaSistem Limfatik (Getah Bening) pada Manusia
Sistem Limfatik (Getah Bening) pada Manusia
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasi
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTATUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
 
siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)
 
Sistem ekskresi pada HATI
Sistem ekskresi pada HATISistem ekskresi pada HATI
Sistem ekskresi pada HATI
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
Gangguan pada sistem gerak.
Gangguan pada sistem gerak.Gangguan pada sistem gerak.
Gangguan pada sistem gerak.
 
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiPenanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
 
Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)
 
Thalasemia
Thalasemia Thalasemia
Thalasemia
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 

Viewers also liked

Penyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remaja
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remajaPenyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remaja
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remajaLaras Septyan
 
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutPemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutwahyuni majid
 
How to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheHow to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheLeslie Samuel
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (7)

Laporan Praktikum Biokimia Darah
Laporan Praktikum Biokimia DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah
 
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remaja
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remajaPenyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remaja
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remaja
 
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutPemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
 
Presentasi hemopoesis
Presentasi hemopoesisPresentasi hemopoesis
Presentasi hemopoesis
 
How to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheHow to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your Niche
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Hematopoiesis Proses

Similar to Hematopoiesis Proses (20)

Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusia
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 
80-Article Text-5566-1-10-20210828.pdf
80-Article Text-5566-1-10-20210828.pdf80-Article Text-5566-1-10-20210828.pdf
80-Article Text-5566-1-10-20210828.pdf
 
Blood Tissue
Blood TissueBlood Tissue
Blood Tissue
 
Percobaan viii
Percobaan viiiPercobaan viii
Percobaan viii
 
Kuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selKuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi sel
 
Kuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selKuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi sel
 
Darah
Darah Darah
Darah
 
ANATOMI SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptx
ANATOMI  SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptxANATOMI  SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptx
ANATOMI SEL DAN JARINGAN TUBUH MANUSIA.pptx
 
86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatis86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatis
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Haematopoiesis
HaematopoiesisHaematopoiesis
Haematopoiesis
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
BIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptxBIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptx
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Sel
SelSel
Sel
 
Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22
 
Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22
 
STRUKTUR & FISIOLOGI - SEL DARAH
STRUKTUR & FISIOLOGI - SEL DARAHSTRUKTUR & FISIOLOGI - SEL DARAH
STRUKTUR & FISIOLOGI - SEL DARAH
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Hematopoiesis Proses

  • 1. HAEMOPOESIS Disusun oleh : Raymond Dwi Prasetya (41160023) Putu Evan Cahyadi (41160032) Yulius Dennis Ariel (41160008) Putu Clara Shinta Gelgel (41160011) Yeremia Wicaksono Putro (41160018) Arnold Januar Raya Anandita (41160099) Umbu Muri Maramba Djawa (41160003) Ika Irmawati Susanto (41160012) Ferdinando Kendek (41160013) Desak Nyoman Frilla Sastra Cahyani (41160028) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
  • 2. BAB I PENDAHULUAN I.I LatarBelakang Dalam kehidupan, pembentukan sel-sel darah sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu. Darah sendiri adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit (Baldy, 2006). Darah mempunyai fungsi penting dalam sirkulasi. Secara umum fungsi darah adalah sebagai alat transportasi oksigen, karbondioksida, zat gizi, dan sisa metabolisme, mempertahankan keseimbangan asam basa, mengatur cairan jaringan dan cairan ekstrasel, mengatur suhu tubuh, dan sebagai pertahanan tubuh dengan mengedarkan anti bodi dan sel darah putih (Goorha et al, 2003). Sel-sel darah tersebut mempunyai umur tertentu, sehingga dibutuhkan pembentukan sel-sel darah baru yang disebut hematopoesis. Akan dipaparkan dengan jelas tentang hematopoesis dari segala aspek. I.II RumusanMasalah 1. Apa pengertian hematopoiesis? 2. Bagaimana proses pembentukan hematopoiesis? 3. Apasaja organ yang berpengaruh terhadap proses hematopoiesis? 4. Bagaimana mekanisme kerja tiap organnya? I.II TujuanPenulisan 1. Dapat menjelaskan dengan baik apa sebenarnya tentang hematopoiesis 2. Membuka wawasan berpikir dan menambah ilmu pengetahuan 3. Memenuhi tugas kelompok patologi klinik
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Hematopoeiesis didefinisikan sebagai produksi dan diferensiasi, perkembangan serta pematangan dari semua sel darah. Sumsum tulang mampu menghasilkan 3 miliar eritrosit dimana 1 ½ miliar leukosit , dan 2 ½ miliar trombosit per hari per kg berat badan. Sumsum tulang terdapat struktur dasar yang bermekanisme untuk : 1. Secara terus-menerus memasok sirkulasi perifer dengan sel-sel darah yang telah matang . 2. Mobilisasi sumsum tulang untuk meningkatkan produksi jika kondisi hematologi terjamin. 3. Mengompensasi hematopeisesis di luar sumsum tulang (yaitu di hati dan limpa), bila sumsum tulang menurun produksinya. Organ yang berperan dalam hematopoiesis, ialah Yolk sac, hati, dan limpa adalah organ yang penting yang berkembang pada masa janin. Dimana Yolk sac memiliki andil paling besar pada masa ini. Pada periode mesoblastik ini, dihasilkan eritoblast primitif dan hemoglobin embrionik seperti hemoglobin Gower 1 dan Gower II. Hemoglobin tersebut terbentuk sebagai tetramer dengan dua rantai alfa dikombinasikan dengan rantai epsilon atau zeta . Hemoglobin embrionik tidak berkembang menjadi dewasa dan tidak berpartisipasi dalam memasok oksigen. Pada periode hepatik , hati dan limpa mengambil alih peran hematopoeitik. Leukosit dan megakariosit muali muncul dalam jumlah kecil. Hati berfungsi sebagai organ utama penghasil sel eritroid, selain itu juga menghasilkan hemoglobin fetus (HgbF)yang terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. Hemoglobin A telah lengkap pada 3-6 bulan postpartum Hematopoiesis dalam sumsum tulang disebut hematopoiesis intramedular , sedangkan yang diluar disebut hematopoiesis ekstramedular terutama hati dan limpa. Karena hati dan limpa memainkan peran sejak awal kehidupan janin maka mereka mempertahankan memori kemampuan hematopoietiknya . Sumsum tulang adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh, meliputi 3-6% dari berat badan clan beratnya 1.500 gram pada masa dewasa. Sulit untuk menganggap sumsum tulang sebagai organ, karena tidak padat clan jaringan sumsum tulang tersebut tersebar di seluruh tubuh atau awalnya bisa disebut gudang hingga umur 18 tahun, selanjutnya hanya tersisa di sternum, pelvis, sumsum tulang belakang. Sumsum tulang terdiri dari sumsum kuning yang terdiri dari lemak clan sumsum merah yang mampu menghasilkan sel darah, dengan pasokan nutrisi clan sirkulasi darah yang rumit. Dalam sumsum tulang ini terdapat sel eritroid (eritrosit), sel mieloid (leukosit), clan megakariosit (trombosit). Leukosit memiliki waktu hidup yang lebih pendek, yaitu 6-10 jam (neutrofil),sedangkan eritrosit memiliki jangka hidup 120 hari. Dengan demikian, perlu tingkat produksi yang lebih tinggi pada hematopoiesis normal. Banyak pengamatan dari Sumsum tulang memiliki kemampuan untuk memperluas kapasitas produksi 6-8 kali untuk merespons terhadap kejadian anemia. Akibatnya, sumsum tulang meningkatkan produksi retikulosit ke dalam sirkulasi perifer jika ginjal mengalami hipoksia. Hal ini akan tampak pada ADI dengan terjadinya polikromasia
  • 4. (peningkatan sel polikromatofilik, clan eritrosit berinti). Kedua jenis sel tersebut menunjukkan bahwa sumsum tulang melakukan regenerasi sebagai respons terhadap suatu peristiwa terjadinya anemia. Spleen penting untuk aktivitas eritrosit, termasuk penyaringan, produksi, dan imunitas selular. Dalam keadaan normal, spleen tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Spleen berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di sisi kiri tubuh di bawah tulang rusuk, beratnya sekitar 8 ons, bertekstur lembut, dan menerima 5% dari curah jantung per menit. Spleen adalah organ yang dipenuhi darah, terdiri dari "bubur" merah, putih, dan zona marginal. Fungsi bubur merah adalah filtrasi terutama untuk eritrosit, bubur putih berhubungan dengan pengolahan limfosit, sedangkan zona marginal berkaitan dengan penyimpanan leukosit dan trombosit. Ada empat tugas utama spleen yang berhubungan dengan viabilitas eritrosit dan kemampuan imunologis. 1. Reservoir atau penyimpanan. Spleen berfungsi sebagai tempat penyimpanan sepertiga massa trombosit yang beredar dan sepertiga dari massa granulosit yang dapat dikeluarkan ke dalam sirkulasi perifer jika diperlukan. 2. Filtrasi. Spleen berperan dan bertanggung jawab dalam pemeriksaan untuk setiap eritrosit dan trombosit yang mengalami kelainan. Eritrosit tua yang sudah tidak elastisitas akan difagosit oleh spleen. Bilirubin, zat besi, dan produk samping globin dilepaskan ke dalam plasma dan sirkulasi setelah proses penghancuran, yang kemudian akan didaur ulang. Eritrosit dengan benda inklusi (Howell jolly body, Heinz body, Pappenheimer body, dll) secara selektif akan dilisis tanpa merusak integritas eritrosit normal yang masuk kembali ke dalam sirkulasi. 3. imunologi, yaitu sebagai organ limfoid sekunder terbesar. Spleen sebagai “gudang” leukosit, sangat berperan dalam mendukung aktivitas fagositik pada proses enkapsulasi organisme karena memiliki , misalnya Haemophilus injluenzae, Streptococcus pneumoniae, atau Neisseria meningitidis. Spleen juga menyediakan opsonizing antibody, yaitu zat yang mempengaruhi kapsul pada permukaan bakteri. Setelah bakteri dalam keadaan tidak berkapsul, maka lebih mudah difagositosis oleh sistem fagositik retikuloendotelial (RES) dan kurang mampu untuk menyebabkan infeksi pada hospes.
  • 5. Skema Diferensiasi Sel pada Haemopoiesis Stem sel pluripoten pada haemopoiesis dapat bereplikasi menjadi sel progenitor yang dapat berdiferensiasi. Sel progenitor yang matur dan yang telah memperoleh karakteristik diferensiasi selnya dapat ditemukan di dalam darah. Selama proses maturasi sel progenitor, faktor pertumbuhan (growth factor) menjadi sangat berperan. Pada skema di atas menunjukan tahapan diferensiasi. Terdapat beberapa progenitor sel seperti :  CFU- G (Granulocyte Colony- Forming Unit)  CFU- E (Erythroid Colony- Forming Unit)  CFU- M (Macrophage Colony- Forming Unit)  CFU- MK( Megakaryocyte Colony- Forming Unit) Eritroblast dengan cepat memproduksi hemoglobin dan mempersiapkan membran yang dapat menyesuaikan bentuk apabila nukleusnya hilang. Nukleus pada eritroblast menjadi tidak aktif, terkondensasi dan terpisah dari selnya yang menjadikannya sebagai retikulosit, dan proses maturasi selanjutnya dapat menjadi eritrosit yang siap untuk di lepaskan ke darah. Pada myelocytes atau sel granulosit dewasa, nucleus terkondensasi tetapi tetap dipertahankan di dalam sel ketika granula yang mengandung enzim spesifik proteolitik berkembang dan berakumulasi di sitoplasma. Perubahan serupa terjadi pada perkembangan sel monosit dan makrofag. Pada tahap akhir megakariosit menjadi poliploid yang mereplikasikan DNA inti beberapa kali tanpa mengalami sitokenesis. Pada saat yang bersamaan terjadi perkembangan granula spesifik alfa, granula padat dan membran pemisah pada sitoplasma. Megakariosit
  • 6. dapat membentuk trombosit dengan memecah atau mengeluarkan potongan-potongan kecil ke dalam darah. Proses Haemopoiesis diawali dengan adanya pluripoten stem sel. Prulipoten stem sel ini berdeferensiasi menjadi lymphoid, myeloid dan eritroid. Prosesnya terjadi di dalam sumsum tulang dan khusus untuk lymphoid terjadi di jaringan limpa. Eritroid akan berdeferensiasi menjadi eritrosit dengan tahapan sebagai berikut : proeritroblast → eritroblast basofilik → eritroblast polikromatik → eritoblast ortokromatik → retikulosit → eritrosit. Sel myeloid berdeferensiasi menjadi myeloblast , lalu promyelosit. Promyelosit ini akan berdeferensiasi menjadi 4 macam sel prekursor leukosit, yaitu : Eosinophilic, neutrophilic, basophilic dan monoblast. Monoblast akan melepas monosit ke dalam darah, dan apabila monosit sampai di jaringan disebut dengan makrofag. Megakariosit akan berdeferennsiasi menjadi trombosit yang dilepaskan ke dalam darah. Pada jaringan limpatica terjadi pembentukan limfosit T dan limfosit B dari sel limpoid(Greger dan Windhorst, 2013). Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode : 1. Mesoblastik Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland. 2. Hepatik Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
  • 7. 3. Mieloid Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang hematopoietik.
  • 8. BAB III KESIMPULAN Hematopoeiesis adalah produksi dan diferensiasi, perkembangan serta pematangan dari semua sel darah. Hematopoesis berguna agar tubuh kita selalu menghasilkan darah yang baru yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Ada beberapa organ yang berperan dalam hematopoesis seperti ginjal yang berfungsi menghasilkan kelenjar eritropoetin yang merangsang pembentukan eritrosit, selain itu adanya sum – sum tulang belakang yang berfungsi sebagai penghasil sel darah bagi tubuh, ada juga limpa dimana tempat eritrosit mati dan sebaaagai sinyal sum – sum tulang untuk memproduksi eritrosit baru.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Greger, R. dan Windhorst, U. 2013. Comprehensive Human Physiology: From Cellular Mechanisms to Integration. Springer Science & Business Media: Berlin