SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rongga mulut merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup penting dalam
hubungannya dengan kesehatan tubuh seseorang, karena rongga mulut merupakan
cermin kesehatan seseorang serta pintu pertama dan utama masuknya bahan-bahan
makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sempurna. Meskipun begitu,
rongga mulut dapat mengalami berbagai perubahan atau kelainan yang merupakan
masalah bila tidak diatasi sepenuhnya. Perubahan ataupun kelainan dalam rongga
mulut dapat timbul oleh karena kondisi dalam rongga mulut yang sangat kompleks
dan merupakan tempat terpapar dengan pengaruh factor local. Faktor-faktor local
seperti iritasi mekanik, fisik, dan kimiawi serta banyak macam organisme dan
susunan saliva dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kondisi rongga mulut.
Tumor jinak dapat timbul dalam rongga mulut. Karakteristik tumor ini adalah
tumbuh secara lambat, setelah mencapai ukuran tertentu menetap dan tidak
berkembang lagi. Tumor ini tumbuh mendesak sel-sel normal tetapi tidak menginvasi
dan tidak bermetastasis, namun kelamaan akan bertambah besar sehingga
mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, dan pernapasan.
Tumor jinak diklasifikasikan berdasarkan asal sel, epitel atau sel jaringan ikat.
Tumor dari sel epitel adalah papiloma, adenoma, dan adenoma plemorfik, sedangkan
yang berasal dari, sel jaringan ikat adalah fibroma, osteoma, hemangioma, dan
lipoma.
Tanda-tanda dan gejala lesi jinak dan ganas rongga mulut dan orofaring
berupa benjolan di bibir atau mulut dan bercak putih atau merah dalam rongga
mulut.Gejala lain yang menunjukkan pertumbuhan yang ganas antara lain berupa
ulkusyang tidak sembuh-sembuh pada bibir atau mulut, rasa nyeri atau perdarahan
dimulut, kesulitan atau rasa sakit bila mengunyah, menelan, atau berbicara,
perubahan dalam suara; telinga terasa sakit; dan massa di leher.
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui definisi tumor jinak terutama papiloma.
- Untuk mengetahui gejala klinis papiloma pada rongga mulut.
- Untuk mengetahui penatalaksanaan papiloma.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tumor
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor
dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi
neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel
di sekitarnya yang normal.
2.2 Etiologi dan Patogenesis Tumor Jinak Rongga Mulut
Neoplasia/tumor jinak adalah pertumbuhan jaringan baru abnormal yang tanpa
disertai perubahan atau mutasi gen. Faktor penyebab yang merangsang tumor jinak
digolongkan dalam dua kategori, yaitu :
- Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan herediter dan faktor-faktor
pertumbuhan, misalnya gangguan hormonal dan metabolisme.
- Faktor eksternal, misalnya trauma kronis, iritasi termal kronis (panas/dingin),
kebiasaan buruk yang kronis, dan obat-obatan.
Jika etiologi dihilangkan maka perkembangan tumor ini akan berhenti, karena seperti
yang dijelaskan di awal neoplasia ini tidak mengalami mutasi gen yang membawa
keabnormalan terus-menerus.
2.3 Klasifikasi Tumor Jinak
Tumor/neoplasma jinak di rongga mulut dapat berasal dari sel odontogen atau non
odontogen. Tumor-tumor odontogen sama seperti pembentukan gigi normal, merupakan
interaksi antara epitel odontogen dan jaringan ektomesenkim odontogen. Dengan demikian
proses pembentukan gigi sangat berpengaruh dalam tumor ini. Sedangkan tumor non
odontogen rongga mulut dapat berasal dari epitel mulut, nevus/pigmen, jaringan ikat mulut,
dan kelenjar ludah.
Berbagai jenis skuamosa berasal dari rongga mulut dan orofaring, namun salah satu
jenis skuamosa yang paling sering terjadi adalah papilloma skuamosa.Sekitar 4 dari 1000
orang dewasa di Amerika Serikat menderita papilloma skuamosarongga mulut atau
orofaring. Papiloma skuamosa yang paling sering dikaitkandengan HPV-6 dan HPV-11
3
subtipe virus. Lesi biasanya terdapat pada orang dewasadan umumnya memiliki tingkat
kekambuhan lebih rendah dari papiloma skuamosa proliferasi pada bagian kepala dan leher
lainnya seperti laring.
Papilloma adalah tumor yang pertumbuhannya lambat. Perkembangan leukoplakia
verrucous prakanker menjadi papiloma skuamosa proliferatif sangat jarang. Lokasi terjadinya
biasanyamelibatkan mukosa pipi, lidah, atau bibir. Skuamosa biasanya tampak sebagai
softmassa tunggal yang asimptomatik, pedunkulata dengan gambaran seperti jari-jari banyak
di permukaan papiloma. Gambaran histologi, tampak jaringan fibrovascular dan
menunjukkan dasar yang relatif sempit. Pengobatan melibatkan bedah eksisi atauablasi
dengan menggunakan laser CO2. Kekambuhan pada rongga mulut atau orofaring jarang.
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi Papiloma
Papiloma adalah tumor jinak rongga mulut yang berasal dari sel epitel gepeng
bertingkat. Dapat terjadi pada mukosa palatum, pipi, lidah, dan bibir. Secara klinis terlihat
sebagai suatu massa berwarna merah jambu, berbentuk seperti kembang kol, dan berdiameter
0,1 sampai 1 cm.
3.2 Etiologi
Etiologi timbulnya papilloma adalah iritasi kronis dari gigi palsu. Seperti pemakaian
protesa.
3.3 Gejala-Gejala
Pada pemeriksaan palpasi tampak lebih kenyal dari pada jaringan lunak sekitarnya,
sering digambarkan sebagai konsistensi kistik, menyerupai tekstur jaringan adiposa. Batas
dengan jaringan lunak sekitarnya sulit dibedakan, menunjukkan adanya variasi warna, antara
warna pucat hingga agak kekuningan dengan dilindungi warna yang bervariasi coklat, kulit
atau mukosa terlihat normal.
Neurofibroma memiliki variasi bentuk antara lain tumor-tumor bertangkai nodular
terlokalisir, bersegmen, linier, ekspansi batang saraf lobular, lesi besar, menimbulkan
deformasi, mempunyai masa tumor, dan kecil.
3.4 Patogenesis
Etiologi seperti yang disebutkan di atas, misalnya iritasi kronis, dapat mengganggu
proses perbaikan jaringan yang mengalami iritasi. Iritasi yang awalnya memicu perbaikan
jaringan rusak akan terus membuat proses perbaikan terus menerus. Sel-sel yang baru selesai
diperbaiki, dipicu lagi untuk membelah sebelum sel benar-benar matur. Seharusnya sel
mengalami proses pematangan terlebih dahulu sebelum ke pembelahan berikutnya.
Akibatnya, terjadi penumpukan sel-sel normal hasil perbaikan tanpa adanya perubahan gen
atau mutasi yang mengarah pada pembentukan neoplasia. Awal pertumbuhan jaringan baru
abnormal ini tidak menimbulkan rasa sakit karena memang selnya normal dan tidak
mengganggu jaringan sekitarnya. Sel-sel yang tumbuh akan berekspansif dan menekan
5
jaringan di sekitarnya. Jaringan sekitar, yaitu sel-sel parenkim stroma jaringan asli, akan
mengalami atrofi dari tekanan yang besar dari tumor sehingga membentuk kapsul dari tumor
tersebut
Kebiasaan buruk kronis yang tidak sesuai pola biologis ternyata dapat menyebabkan
kekacauan metabolisme tubuh karena tidak mengikuti ritme tubuh seperti biasa dan dapat
menyebabkan hormon-hormon metabolisme menjadi rusak. Jika tidak mengikuti pola
tersebut, maka sistem metabolisme tidak akan sinkron dengan aktivitas manusia sehingga
tidak dapat mempersiapkan tubuh dengan benar. Selain itu juga adanya gangguan hormonal
dan metabolisme dalam hal perbaikan sel dapat menyebabkan tumor jinak. Suatu proses
pembelahan sel tentut sudah mempunyai jadwal tersendiri untuk menentukan kapan sel
tersebut membelah. Tetapi karena gangguan tersebut, jadwal natural tubuh akan kacau
sehingga proses pembelahan sel berlangsung lebih cepat, misalnya dari 10 jam menjadi 9
jam. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa tumor jinak berlangsung lama karena siklus
sel hanya mengalami pengurangan waktu tidak terlalu besar. Selanjutnya proses tersebut
sama halnya dengan proses pada etiologi iritasi kronis seperti pada skema yang ada di atas.
Seperti yang kita ketahui, keadaan suhu akan mempengaruhi metabolisme tubuh dan sudah
pasti akan mempengaruhi kecepatan siklus sel pula. Jika trauma thermal terjadi secara kronis,
maka dapat menyebabkan tumor jinak.
3.5 Klasifikasi Papiloma
A. Papiloma Squamosa
Sering tumbuh pada kulit, walaupun dapat pula terjadi pada mulut, larynx dan
permukaan lain yang dilapisi oleh epiel gepeng berlapis. Dasar bisa lebar atau sempit.
Papiloma sejati menunjukkan proliferasil epitel gepeng berlapis, sehingga epidermisnya
menjadi tebal dan masuk kedalam dermis. Bila papiloma itu terdapat pada kulit, maka
perubahan epidermis terutama disebabkan oleh penebalan lapisan malpighi yang dinamai
akantosis. Juga stratum korneum menebal disebut hiperkeratosis. Verruca plantaris yang
biasanya terdapat pada telapak kaki, merupakan suatu papiloma datar dengan pnebalan
epidermis dan hiperkeeratosis yang berlebihan. Epitel yang menebal menekan pada ujung-
ujung saraf sensorik dan menyebabkan nyeri pada tekanan sebagaimana juga halnya pada
clavus (corn) hanya merupakan kornifiikasi permkaan yang berlebihan.
6
B. Papiloma Mukosa
Tumor ini serring ditemukan pada daerah colon dan kandung kemih, dan tumbuh dari
mukosanya. Papiloma pada lambung, usus kecil dsb, sering disebut polypus. Sebenarnya
polypus ini lebih merupakan adenoma daripa papiloma, karena terdiri atas kelenjar-kelenjar
yang berpoliferasi. Polypus pada tractus digestivus biasanya multiple dan terletakdalam usus
bbesar mungkin beratu-ratus. Papiloma mukosa pada usus besar dan kandung kemih penting
sekali karena mempunyai kecendrungan untuk menjadi ganas.
3.6 Penatalaksanaan Pada Tumor Jinak
 Elektro-kauterisasi
Keuntungan kauterisasi :
- Stop bleeding
- Mencegah infeksi
- Mempercepat jaringan granulasi
Sebelum melakukan kauterisasi, tindakan terlebih dahulu yang dilakukan.
 Ekstirpasi
Ekstirpasi dilakukan bila ukuran papilloma kecil dari 1 cm
 Eksisi
Eksisi dilakukan bila ukuran papilloma kecil dari 1 cm
3.7 Teknik Pengambilan Papilloma
1. Anestesi yaitu infiltrasi pada sekeliling jaringan tumor
2. Eksisi dilakukan pada sekeliling jaringan tumor. Pengambilan secukupnya jaringan yang
sehat sekeliling tumor dan mengeksisi sampai basisnya (dijaringan ikat). Kemudian basis
dielektrocauter gunanya untuk mematikan sel-sel tumor yang ketinggalan dan menghentikan
pendarahan.
3. Mukosa disekelilingnya diseksi dan luka ditutup dengan jahitan. Biasanya tidak
mengalami rekuren apabila pengambilannya sempurna.
Papilloma bisa juga dilakukan dengan biopsi. Biopsi yang dilakukan ada 3 :
1. Eksisi
2. Insisi
3. Aspirasi
7
BAB IV
KESIMPULAN
Tumor jinak dapat timbul dalam rongga mulut. Karakteristik tumor ini adalah tumbuh
secara lambat, setelah mencapai ukuran tertentu menetap dan tidak berkembang lagi. Tumor
ini tumbuh mendesak sel-sel normal tetapi tidak menginvasi dan tidak bermetastasis, namun
kelamaan akan bertambah besar sehingga mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, dan
pernapasan
Papiloma adalah tumor jinak rongga mulut yang berasal dari sel epitel gepeng
bertingkat. Dapat terjadi pada mukosa palatum, pipi, lidah, dan bibir. Secara klinis terlihat
sebagai suatu massa berwarna merah jambu, berbentuk seperti kembang kol, dan berdiameter
0,1 sampai 1 cm.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://amaliapradana.blogspot.com/2010/09/tumor-jinak-rongga-mulut.html ditemukan
pada tanggal 9 april 2012
http://obatkankeralami.wordpress.com/2009/01/17/tumor-definisinya/ditemukan pada
tanggal 9 April 2012.

More Related Content

Similar to Exo 2

Tugas makalah biologi
Tugas makalah biologiTugas makalah biologi
Tugas makalah biologi
Rohman Efendi
 
144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotis144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotis
homeworkping3
 
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
mutiarafitri13
 
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.pptKONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
Mahadabrata Mahadabrata
 
Polip pada Usus Halus.pptx
Polip pada Usus Halus.pptxPolip pada Usus Halus.pptx
Polip pada Usus Halus.pptx
ssuser59ed7d
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
pjj_kemenkes
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
pjj_kemenkes
 
Introducing neoplasma
Introducing neoplasmaIntroducing neoplasma
Introducing neoplasma
Yosi Safitri
 
Tumor paru
Tumor paruTumor paru
Tumor paru
M Ikromi
 
Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
UIN Alauddin Makassar
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Vina Widya Putri
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
cameliasenada
 
Referat ca rekti Egy
Referat ca rekti EgyReferat ca rekti Egy
Referat ca rekti Egy
Egy Bora
 
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulutPenyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulutOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Exo 2 (20)

Tugas makalah biologi
Tugas makalah biologiTugas makalah biologi
Tugas makalah biologi
 
144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotis144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotis
 
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.pptKONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
 
Polip pada Usus Halus.pptx
Polip pada Usus Halus.pptxPolip pada Usus Halus.pptx
Polip pada Usus Halus.pptx
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Ca mulut
Ca mulutCa mulut
Ca mulut
 
Introducing neoplasma
Introducing neoplasmaIntroducing neoplasma
Introducing neoplasma
 
Tumor paru
Tumor paruTumor paru
Tumor paru
 
Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
 
Hemangioma
HemangiomaHemangioma
Hemangioma
 
Askep tiroid
Askep tiroidAskep tiroid
Askep tiroid
 
Intoksikasi
IntoksikasiIntoksikasi
Intoksikasi
 
Askep tumor mata
Askep tumor mataAskep tumor mata
Askep tumor mata
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
 
Referat ca rekti Egy
Referat ca rekti EgyReferat ca rekti Egy
Referat ca rekti Egy
 
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulutPenyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
 
Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 

Recently uploaded (20)

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 

Exo 2

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup penting dalam hubungannya dengan kesehatan tubuh seseorang, karena rongga mulut merupakan cermin kesehatan seseorang serta pintu pertama dan utama masuknya bahan-bahan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sempurna. Meskipun begitu, rongga mulut dapat mengalami berbagai perubahan atau kelainan yang merupakan masalah bila tidak diatasi sepenuhnya. Perubahan ataupun kelainan dalam rongga mulut dapat timbul oleh karena kondisi dalam rongga mulut yang sangat kompleks dan merupakan tempat terpapar dengan pengaruh factor local. Faktor-faktor local seperti iritasi mekanik, fisik, dan kimiawi serta banyak macam organisme dan susunan saliva dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kondisi rongga mulut. Tumor jinak dapat timbul dalam rongga mulut. Karakteristik tumor ini adalah tumbuh secara lambat, setelah mencapai ukuran tertentu menetap dan tidak berkembang lagi. Tumor ini tumbuh mendesak sel-sel normal tetapi tidak menginvasi dan tidak bermetastasis, namun kelamaan akan bertambah besar sehingga mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, dan pernapasan. Tumor jinak diklasifikasikan berdasarkan asal sel, epitel atau sel jaringan ikat. Tumor dari sel epitel adalah papiloma, adenoma, dan adenoma plemorfik, sedangkan yang berasal dari, sel jaringan ikat adalah fibroma, osteoma, hemangioma, dan lipoma. Tanda-tanda dan gejala lesi jinak dan ganas rongga mulut dan orofaring berupa benjolan di bibir atau mulut dan bercak putih atau merah dalam rongga mulut.Gejala lain yang menunjukkan pertumbuhan yang ganas antara lain berupa ulkusyang tidak sembuh-sembuh pada bibir atau mulut, rasa nyeri atau perdarahan dimulut, kesulitan atau rasa sakit bila mengunyah, menelan, atau berbicara, perubahan dalam suara; telinga terasa sakit; dan massa di leher. 1.2 Tujuan - Untuk mengetahui definisi tumor jinak terutama papiloma. - Untuk mengetahui gejala klinis papiloma pada rongga mulut. - Untuk mengetahui penatalaksanaan papiloma.
  • 2. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Tumor Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal. 2.2 Etiologi dan Patogenesis Tumor Jinak Rongga Mulut Neoplasia/tumor jinak adalah pertumbuhan jaringan baru abnormal yang tanpa disertai perubahan atau mutasi gen. Faktor penyebab yang merangsang tumor jinak digolongkan dalam dua kategori, yaitu : - Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan herediter dan faktor-faktor pertumbuhan, misalnya gangguan hormonal dan metabolisme. - Faktor eksternal, misalnya trauma kronis, iritasi termal kronis (panas/dingin), kebiasaan buruk yang kronis, dan obat-obatan. Jika etiologi dihilangkan maka perkembangan tumor ini akan berhenti, karena seperti yang dijelaskan di awal neoplasia ini tidak mengalami mutasi gen yang membawa keabnormalan terus-menerus. 2.3 Klasifikasi Tumor Jinak Tumor/neoplasma jinak di rongga mulut dapat berasal dari sel odontogen atau non odontogen. Tumor-tumor odontogen sama seperti pembentukan gigi normal, merupakan interaksi antara epitel odontogen dan jaringan ektomesenkim odontogen. Dengan demikian proses pembentukan gigi sangat berpengaruh dalam tumor ini. Sedangkan tumor non odontogen rongga mulut dapat berasal dari epitel mulut, nevus/pigmen, jaringan ikat mulut, dan kelenjar ludah. Berbagai jenis skuamosa berasal dari rongga mulut dan orofaring, namun salah satu jenis skuamosa yang paling sering terjadi adalah papilloma skuamosa.Sekitar 4 dari 1000 orang dewasa di Amerika Serikat menderita papilloma skuamosarongga mulut atau orofaring. Papiloma skuamosa yang paling sering dikaitkandengan HPV-6 dan HPV-11
  • 3. 3 subtipe virus. Lesi biasanya terdapat pada orang dewasadan umumnya memiliki tingkat kekambuhan lebih rendah dari papiloma skuamosa proliferasi pada bagian kepala dan leher lainnya seperti laring. Papilloma adalah tumor yang pertumbuhannya lambat. Perkembangan leukoplakia verrucous prakanker menjadi papiloma skuamosa proliferatif sangat jarang. Lokasi terjadinya biasanyamelibatkan mukosa pipi, lidah, atau bibir. Skuamosa biasanya tampak sebagai softmassa tunggal yang asimptomatik, pedunkulata dengan gambaran seperti jari-jari banyak di permukaan papiloma. Gambaran histologi, tampak jaringan fibrovascular dan menunjukkan dasar yang relatif sempit. Pengobatan melibatkan bedah eksisi atauablasi dengan menggunakan laser CO2. Kekambuhan pada rongga mulut atau orofaring jarang.
  • 4. 4 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definisi Papiloma Papiloma adalah tumor jinak rongga mulut yang berasal dari sel epitel gepeng bertingkat. Dapat terjadi pada mukosa palatum, pipi, lidah, dan bibir. Secara klinis terlihat sebagai suatu massa berwarna merah jambu, berbentuk seperti kembang kol, dan berdiameter 0,1 sampai 1 cm. 3.2 Etiologi Etiologi timbulnya papilloma adalah iritasi kronis dari gigi palsu. Seperti pemakaian protesa. 3.3 Gejala-Gejala Pada pemeriksaan palpasi tampak lebih kenyal dari pada jaringan lunak sekitarnya, sering digambarkan sebagai konsistensi kistik, menyerupai tekstur jaringan adiposa. Batas dengan jaringan lunak sekitarnya sulit dibedakan, menunjukkan adanya variasi warna, antara warna pucat hingga agak kekuningan dengan dilindungi warna yang bervariasi coklat, kulit atau mukosa terlihat normal. Neurofibroma memiliki variasi bentuk antara lain tumor-tumor bertangkai nodular terlokalisir, bersegmen, linier, ekspansi batang saraf lobular, lesi besar, menimbulkan deformasi, mempunyai masa tumor, dan kecil. 3.4 Patogenesis Etiologi seperti yang disebutkan di atas, misalnya iritasi kronis, dapat mengganggu proses perbaikan jaringan yang mengalami iritasi. Iritasi yang awalnya memicu perbaikan jaringan rusak akan terus membuat proses perbaikan terus menerus. Sel-sel yang baru selesai diperbaiki, dipicu lagi untuk membelah sebelum sel benar-benar matur. Seharusnya sel mengalami proses pematangan terlebih dahulu sebelum ke pembelahan berikutnya. Akibatnya, terjadi penumpukan sel-sel normal hasil perbaikan tanpa adanya perubahan gen atau mutasi yang mengarah pada pembentukan neoplasia. Awal pertumbuhan jaringan baru abnormal ini tidak menimbulkan rasa sakit karena memang selnya normal dan tidak mengganggu jaringan sekitarnya. Sel-sel yang tumbuh akan berekspansif dan menekan
  • 5. 5 jaringan di sekitarnya. Jaringan sekitar, yaitu sel-sel parenkim stroma jaringan asli, akan mengalami atrofi dari tekanan yang besar dari tumor sehingga membentuk kapsul dari tumor tersebut Kebiasaan buruk kronis yang tidak sesuai pola biologis ternyata dapat menyebabkan kekacauan metabolisme tubuh karena tidak mengikuti ritme tubuh seperti biasa dan dapat menyebabkan hormon-hormon metabolisme menjadi rusak. Jika tidak mengikuti pola tersebut, maka sistem metabolisme tidak akan sinkron dengan aktivitas manusia sehingga tidak dapat mempersiapkan tubuh dengan benar. Selain itu juga adanya gangguan hormonal dan metabolisme dalam hal perbaikan sel dapat menyebabkan tumor jinak. Suatu proses pembelahan sel tentut sudah mempunyai jadwal tersendiri untuk menentukan kapan sel tersebut membelah. Tetapi karena gangguan tersebut, jadwal natural tubuh akan kacau sehingga proses pembelahan sel berlangsung lebih cepat, misalnya dari 10 jam menjadi 9 jam. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa tumor jinak berlangsung lama karena siklus sel hanya mengalami pengurangan waktu tidak terlalu besar. Selanjutnya proses tersebut sama halnya dengan proses pada etiologi iritasi kronis seperti pada skema yang ada di atas. Seperti yang kita ketahui, keadaan suhu akan mempengaruhi metabolisme tubuh dan sudah pasti akan mempengaruhi kecepatan siklus sel pula. Jika trauma thermal terjadi secara kronis, maka dapat menyebabkan tumor jinak. 3.5 Klasifikasi Papiloma A. Papiloma Squamosa Sering tumbuh pada kulit, walaupun dapat pula terjadi pada mulut, larynx dan permukaan lain yang dilapisi oleh epiel gepeng berlapis. Dasar bisa lebar atau sempit. Papiloma sejati menunjukkan proliferasil epitel gepeng berlapis, sehingga epidermisnya menjadi tebal dan masuk kedalam dermis. Bila papiloma itu terdapat pada kulit, maka perubahan epidermis terutama disebabkan oleh penebalan lapisan malpighi yang dinamai akantosis. Juga stratum korneum menebal disebut hiperkeratosis. Verruca plantaris yang biasanya terdapat pada telapak kaki, merupakan suatu papiloma datar dengan pnebalan epidermis dan hiperkeeratosis yang berlebihan. Epitel yang menebal menekan pada ujung- ujung saraf sensorik dan menyebabkan nyeri pada tekanan sebagaimana juga halnya pada clavus (corn) hanya merupakan kornifiikasi permkaan yang berlebihan.
  • 6. 6 B. Papiloma Mukosa Tumor ini serring ditemukan pada daerah colon dan kandung kemih, dan tumbuh dari mukosanya. Papiloma pada lambung, usus kecil dsb, sering disebut polypus. Sebenarnya polypus ini lebih merupakan adenoma daripa papiloma, karena terdiri atas kelenjar-kelenjar yang berpoliferasi. Polypus pada tractus digestivus biasanya multiple dan terletakdalam usus bbesar mungkin beratu-ratus. Papiloma mukosa pada usus besar dan kandung kemih penting sekali karena mempunyai kecendrungan untuk menjadi ganas. 3.6 Penatalaksanaan Pada Tumor Jinak  Elektro-kauterisasi Keuntungan kauterisasi : - Stop bleeding - Mencegah infeksi - Mempercepat jaringan granulasi Sebelum melakukan kauterisasi, tindakan terlebih dahulu yang dilakukan.  Ekstirpasi Ekstirpasi dilakukan bila ukuran papilloma kecil dari 1 cm  Eksisi Eksisi dilakukan bila ukuran papilloma kecil dari 1 cm 3.7 Teknik Pengambilan Papilloma 1. Anestesi yaitu infiltrasi pada sekeliling jaringan tumor 2. Eksisi dilakukan pada sekeliling jaringan tumor. Pengambilan secukupnya jaringan yang sehat sekeliling tumor dan mengeksisi sampai basisnya (dijaringan ikat). Kemudian basis dielektrocauter gunanya untuk mematikan sel-sel tumor yang ketinggalan dan menghentikan pendarahan. 3. Mukosa disekelilingnya diseksi dan luka ditutup dengan jahitan. Biasanya tidak mengalami rekuren apabila pengambilannya sempurna. Papilloma bisa juga dilakukan dengan biopsi. Biopsi yang dilakukan ada 3 : 1. Eksisi 2. Insisi 3. Aspirasi
  • 7. 7 BAB IV KESIMPULAN Tumor jinak dapat timbul dalam rongga mulut. Karakteristik tumor ini adalah tumbuh secara lambat, setelah mencapai ukuran tertentu menetap dan tidak berkembang lagi. Tumor ini tumbuh mendesak sel-sel normal tetapi tidak menginvasi dan tidak bermetastasis, namun kelamaan akan bertambah besar sehingga mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, dan pernapasan Papiloma adalah tumor jinak rongga mulut yang berasal dari sel epitel gepeng bertingkat. Dapat terjadi pada mukosa palatum, pipi, lidah, dan bibir. Secara klinis terlihat sebagai suatu massa berwarna merah jambu, berbentuk seperti kembang kol, dan berdiameter 0,1 sampai 1 cm.
  • 8. 8 DAFTAR PUSTAKA http://amaliapradana.blogspot.com/2010/09/tumor-jinak-rongga-mulut.html ditemukan pada tanggal 9 april 2012 http://obatkankeralami.wordpress.com/2009/01/17/tumor-definisinya/ditemukan pada tanggal 9 April 2012.