SlideShare a Scribd company logo
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
          Generasi sahabat adalah orang-orang yang menerima ajaran islam langsung dari
   Nabi SAW. Mereka juga orang-orang yang menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Qur‟an,
   sehingga generasi sahabat ini merupakan transmitter awal yang menyalurkan informasi
   nilai-nilai relegius dari Nabi kepada generasi berikutnya. Tanpa mereka umat islam pasca
   generasi sahabat tidak akan mengetahui apa-apa tentang islam.
          Oleh karena itu maka dalam ilmu hadits dinyatakan bahwa urgensi sahabat
   berkaitan dengan periwayatan yang diverifikasikan dari Nabi.
          Mengenai peran sahabat sebagai transmitter awal yang menyalurkan informasi
   nilai-nilai religious ini ada dua pandangan. Sebagian besar Ulama‟ memandang bahwa
   semua sahabat itu bersifat adil (kredibel) karena itu mereka tidak bisa dikritik. Semua
   riwayat yang mereka sampaikan kepada generasi berikutnya tidak perlu diragukan. Tetapi
   ada sebagian kecil Ulama‟ berpandangan lain yakni para sahabat itu tidak berbeda dari
   manusia lainnya dalam hal ketidak mustahilannya berbuat salah dan alpa. Mereka perlu
   diuji keadilannya.
1.2 Rumusan Masalah
          Oleh karena itu makalah ini akan membahas dan mencari jawaban dari masalah :
      1. Apa pengertian sahabat?
      2. Bagaimana cara mengetahui sahabat?
      3. Benarkah semua sahabat bersifat adil?




                                                                      Keadilan Sahabat | 1
BAB II
                                                  PEMBAHASAN


2.1 Definisi Shahabat
           Menurut etimologi kata shahabat adalah bentuk jama‟ dari mufrod shahib yang
   artinya adalah : yang memiliki dan yang menyertai. Menurut „urf berarti kawan atau
   teman yang selalu berada bersama kita. Kata shahib ini di jama‟kan juga dengan kata
   Shahbun, Ashab dan Shahabah (dengan tidak memanjangkan Ha‟)1.
           Definisi shahabat secara terminologi terjadi silang pendapat diantara Ulama‟.
   Ahmad bin Hambal (Imam Hambali) mengatakan “sahabat adalah orang yang pernah
   hidup bersama Nabi, sebulan atau sehari atau sesaat atau hanya melihatnya”.2
           Pendapat ini kurang mengena karena orang badui yang hanya bertemu dengan
   Nabi sejam – dua jam saja tidak dapat dinamai sahabat, karena tidak dapat ditetapkan
   bahwa mereka itu adil.
           Sebagian Ulama‟ Ushul berpendapat, bahwa yang dikatakan sahabat adalah :
   Orang yang berjumpa dengan Rasul dan lama pula bersahabat dengan beliau.3
           Ibnu Hazm berpendapat sahabat adalah : setiap orang yang pernah semajlis
   dengan Nabi walau hanya sesaat dan pernah mendengar sesuatu dari Nabi walau hanya
   satu kalimat.4
           Imam Al-Waqidi berpendapat sahabat adalah : setiap orang yang melihat Rasul
   dalam keadaan baligh, islam dan sudah mampu memahami urusan agama.
           Menurut Al-Iroqi, batasan baligh tidak bisa diterima karena akan menghilangkan
   kesahabatan Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair, Hasan dan Husen yang telah
   ditetapkan sebagai sahabat dan banyak meriwayatkan hadits dari Rasulallah.5

   1
     Luis ma‟luf, Al-munjid fi Al-Lughah (Beirud : Dar Al-Masyriq, 1977), hal. 416
   2
     Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam (Jakarta : Ihtiar Baru Van Hoeve, 1997) cet. 4, hal.
   197
   3
     Jalaluddin abu al-fadhl, Abd rahman al-suyuthi, Tadribu Al-Rawi (Beirud : Dar Al-Fikr, 2006) hal. 375
   4
     Muh. „Ajjaj Al-khathib, Ushul Al-Haditsi „Ulumuhu wa musthalahuhu (Beirud : Dar Al-Fikr, 2009) hal.
   255
   5
     Ibid. hal. 256

                                                                                    Keadilan Sahabat | 2
Said bin Musayyab berpendapat : sahabat adalah orang-orang yang hidup bersama
Rasul selama satu atau dua tahun dan pernah ikut berperang bersamanya satu atau dua
kali.6

         Pendapat Said bin Musayyab tidak disetujui oleh mayoritas Ulama‟ besar akan
berakibat tidak termasuknya sahabat yang kebetulan belum pernah ikut berperang
bersama Nabi. Padahal telah disepakati bahwa Jarir bin Abdullah adalah sahabat Nabi
yang belum pernah ikut berperang bersama Nabi.

         Menurut Ibnu Hajar definisi sahabat yang paling sahih adalah definisi yang
diberikan jumhur muhadditsin :




         “ Sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi dalam keadaan dia beriman
dan meninggal dalam keadaan islam”.7

         Orang yang bertemu dengan Nabi tapi belum memeluk islam, tidaklah dipandang
sahabat. Orang yang semasa dengan Nabi dan beriman kepadanya, tetapi tidak
menjumpainya, seperti Najasi, atau menjumpai Nabi setelah Nabi wafat, seperti Abu
Dzuaib khuwailid bin Khalid Al-Hadzali juga tidak dipandang sahabat.

         Termasuk sahabat jika dia tetap dalam keadaan beriman sampai dia wafat, jika dia
murtad sesudah dijuluki dengan sahabat, hilanglah kesahabatannya, seperti Qurrah bin
Maisarah dan Asy‟ats bin Qa‟is, tetapi kalau dia kembali beriman seperti Abdullah bin
Abi sarah maka dia bisa dijuluki sahabat lagi.8




6
  Ibid., hal. 256
7
  Ibid., hal. 257
8
  Jalaluddin Abu A-Fadhl Abd Rahman Al-Suyuthi, Tadribu Al-Rawi, (Beirud : Dar Al-Fikr, 2006) hal. 374

                                                                              Keadilan Sahabat | 3
2.2 Cara Mengetahui Sahabat

              Untuk menggolongkan seseorang kepada sahabat, hendaklah menggunakan
   salahsatu dari 5 ketentuan dibawah ini :

   1. Ditentukan oleh khabar mutawatir, seperti penetapan terhadap khulafaur-rosyiddin.
   2. Ditetapkan oleh khabar masyhur dan mustafid yang belum sampai mencapai
         mutawatir, seperti kesahabatan Dlamam bin Tsa‟labah dan Ukasyah.
   3. Diberitakan oleh sahabat yang lain, seperti kesahabatan Hamamah bin Hamamah Ad-
         Dausy yang meninggal di Isfahan. Menurut pemberitaan dari Abu Musa Al-Asy‟ary,
         bahwa Hamamah pernah mendengar hadits dari Nabi. Hal ini menjadi bukti bahwa ia
         pernah bertemu dengan Nabi Muhammad.
   4. Keterangan seorang Tabi‟i yang Tsiqoh bahwa yang diterangkan itu adalah seorang
         shahaby. Ini berarti bahwa pentazkiyahan (menganggap adil) dari seorang yang
         tsiqoh, diterima.
   5. Pengakuan sendiri seorang yang dianggap adil di zaman Rasulallah SAW, pengakuan
         ini dianggap sah selama tidak lebih dari seratus tahun dari kewafatan Rasulallah
         SAW. Berdasarkan isyarat Rasulallah :




                       “Apakah yang kau lihat pada malam mu ini? Bahwa disetiap awal seratus
                  tahun tidak seorang pun yang tinggal dari golongan orang sekarang ini
                  (sahabat) diatas permukaan bumi . (H.R Bukhori Muslim).9




   9
       Bukhori, Shahih Bukhori,(Beirud : Dar Al-Fikr, 2006) hal. 34

                                                                        Keadilan Sahabat | 4
Dengan demikian jika ada orang yang mengaku sebagai sahabat yang
   pengakuannya itu sesudah seabad dari wafat Nabi, pengakuan tersebut tidak dapat
   diterima.10

2.3 Keadilan Sahabat

           Dalam kajian ilmu hadits terdapat ketentuan bahwa hadits yang dapat dijadikan
   hujjah adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil. Maka dalam hal ini sifat adil
   merupakan dasar untuk menilai validitas hadits. Dengan kata lain dapat disimpulkan
   bahwasannya adil dianggap sebagai pokok atau rukun dalam periwayatan.

           Oleh karena begitu pentingnya dasar adil dalam suatu periwayatan hadits maka
   para Ulama‟ memberikan karateristik secara ketat terhadap masalah ini. Menurut
   Muhammad „Ajjaj Al-Khatib, „Adalah berarti : sifat yang melekat didalam jiwa yang
   mampu mengarahkan pemiliknya untuk senantiasa bertaqwa, menjaga muru‟ah, menjauhi
   perbuatan dosa, tidak melakukan dosa-dosa kecil dan menjauhkan perbuatan yang bisa
   menjatuhkan muru‟ah, seperti kencing dijalan, makan dijalan, dst.11

           Imam Nawawi menetapkan kriteria lain mengenai „Adalah. Menurut Imam
   Nawawi sebagaimana dikutip oleh Imam Al-Suyuthi dalam kitab Tadribu Ar-Rawi
   menyatakan bahwa syarat rawi bisa disebut adil adalah muslim, baligh, berakal sehat,
   tidak terdapat sebab-sebab kefasikan dan terhindar dari hal-hal yang menjatuhkan
   muru‟ah.12
           Untuk mengetahui adil tidaknya rawi paling tidak ada 2 hal yang harus
   diperhatikan. Pertama, pernyataan dari orang-orang adil, dan kedua, kemasyhuran rawi
   itu sendiri dengan keadilannya.




   10
      Fathur rahman, Ikhtisar Mushtholahatul Hadits, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1974) hal. 285
   11
      Usman sya‟roni, Otentisitas Hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002)
   hal. 34
   12
      Al-Suyuthi, Tadribu, hal. 197

                                                                                   Keadilan Sahabat | 5
Tentang penilaian terhadap keadilan para sahabat juga tedapat 2 pendapat,
pertama pendapat jumhur sepakat menilai bahwa semua sahabat bersifat adil.13 Penilaian
ini tidak hanya berdasarkan penelitian, tetapi berdasarkan nash Al-Qur‟an dan Hadits.
Diantara ayat yang dijadikan dalil untuk menilai adilnya sahabat adalah surat Ali Imron
ayat 110



      “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah”.14

        Ayat ini menerangkan bahwa umat ini adalah uamt yang terbaik yang dilahirkan
bagi manusia dan factor yang menyebabkan sebagai umat yang terbaik adalah sifat umat
ini yaitu selalu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan beriman
kepada Allah. Sahabat adalah generasi pertama setelah nabi yang diserukan didalam ayat
ini, maka merekalah yang pertama masuk dalam golongan ini karena mereka bersama
Nabi ketika turunnya wahyu.15



        “Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kaum (umat islam) umat yang adil
dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia” (Al-Baqarah : 143).16
        Kami menjadikan kaum umat pilihan supaya kelak pada hari kiamat menjadi saksi
atas segenap manusia, dan kata wasathan pada surat ini berarti pilihan dan terbaik dan
para sahabat termasuk dalam golongan orang yang dimasukkan dalam ayat ini dalam
posisi yang diprioritaskan dan lebih utama karena mereka adalah orang-orang yang
pertama yang dibicarakan dalam ayat ini. Sebagaimana menurut kesepakatan para ahli
tafsir dan hadits. Dan kita bisa melihat didalam al-Qur‟an banyak sekali ayat yang
menerangkan tentang keimanan para sahabat yang dinyatakan sekitar 70 kali.


13
   Mahmud thohhan, Taisiru mushthalahil Hadits, (Beirud: Dar Al-Fikr, 2006) hal. 165
14
   Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1997) hal. 24
15
   Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Beirud: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 1997) juz 2, hal. 24
16
   Depag, Al-Qur‟an, hal. 36

                                                                               Keadilan Sahabat | 6
Dengan penegasan 2 ayat tersebut maka telah ditetapkan bahwa para sahabat
Rasulallah SAW. adalah umat yang paling utama, paling adil dan paling dapat dipercaya,
hal ini ditegaskan oleh Ibnu Abdil Barr dalam mukadimah Al-Istiab, dan dijelaskan oleh
Al-Allamah As-Safarini dalam penjelasan Aqidah Ad-Durrah Al-Mudhi‟ah berpendapat
mayoritas umat menyatakan bahwa para sahabat itu manusia paling utama setelah Nabi. 17
        Adapun nash-nash dari hadits yang menerangkan keadilan dan keutamaan sahabat
adalah :
1. Hadits dari Imran bin Husain




        Diriwayatkan dari Imam Imran bin Husain bahwa Nabi SAW bersabda : “Sebaik-
     baiknya manusia adalah pada masaku, kemudian masa setelahnya kemudian masa
     setelahnya”.18
2. Hadits dari Abu Said Al-Khudziri




        Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudziri berkata : Rasulallah SAW bersabda :
     “Janganlah kamu mencari para sahabatku demi dzat yang jiwaku berada
     ditangannya, seandainya salah seorang diantara kamu menginfakkan emas sebesar
     gunung Uhud, niscaya tidak akan mencapai satu Mud salah seorang dari mereka
     tidak pula setengahnya”. (HR. Bukhari Muslim)19
     Hadits ini menetapkan bahwasannya para sahabat telah mencapai derajat yang tinggi
     disisi Allah dibanding orang-orang setelah mereka, sekalipun amal kebaikannya
     orang-orang itu setara dengan gunung Uhud, itu tidak akan menyamai amal kebaikan
     para sahabat walaupun hanya satu mud atau setengahnya.

17
   Nur Alam Khalil Al-Amini, Kedudukan Para Sahabat dalm Islam, (Jakarta: Cendikia, 2008) hal. 111
18
   Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1994) juz 2, hal 288
19
   Ibid., hal. 292

                                                                              Keadilan Sahabat | 7
3. Hadits dari Abu Musa Al-Asy‟ari




           “Dari Abu Musa Al-Asy‟ari berkata : Rasulallah bersabda : bintang-bintang itu
       penjaga langit, jika bintang-bintang itu sirna maka datanglah apa yang telah
       ditetapkan bagi langit, aku sebagai penjaga para sahabatku, maka jika aku pergi,
       datanglah apa yang telah ditentukan bagi para sahabatku, dan sahabatku sebagai
       penjaga bagi umatku, jika para sahabatku telah pergi maka datanglah apa yang telah
       ditentukan bagi umatku”.20
           Ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadits-hadits Nabi diatas telah menjamin keadilan dan
integritas kepribadian para sahabat Nabi. Menurut Ar-Rozi, mereka adalah sahabat-
sahabat Rosulallah yang menyaksikan turunnya wahyu, mengetahui tafsir dan takmil,
memahami semua ajaran yang disampaikan Allah kepada Rosul-Nya. Allah telah
menjadikan mereka sebagai teladan bagi umat. Pendapat ini didukung pula oleh Ibnu
Hajar Al-Haitami, Ibnu Hazm, Al-Ghazali, dll.
           Sebagian kecil Ulama‟ berpendapat bahwa semua sahabat, seperti semua
periwayat yang lain, harus diuji „Adalah nya. Para sahabat itu tidak berbeda dari manusia
lainnya dalam hal ketidakmustahilannya berbuat salad an alpa, kejujuran mereka belum
secara umum seperti kaidah pendapat jumhur : (sahabat semuanya adil), tetapi secara
perorangan, karena tingkat pengetahuan, penguasaan terhadap agama dan kemampuan
mereka tidak sama, jadi bila ada sahabat yang meriwayatkan hadits dari Rosulallah maka
keadilannya harus diteliti untuk menerima atau tidak hadits tersebut.21




20
     Muslim, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Fikr) hal. 207
21
     Ensiklopedi Islam, hal. 198

                                                                     Keadilan Sahabat | 8

More Related Content

What's hot

Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
 
Makalah thaharah
Makalah thaharahMakalah thaharah
Makalah thaharah
Agamaislam03
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
School
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
annisa berliana
 
Inkar as sunnah
Inkar as sunnahInkar as sunnah
Inkar as sunnah
Home
 
Tafsir, pembagian dan metodenya
Tafsir, pembagian dan metodenyaTafsir, pembagian dan metodenya
Tafsir, pembagian dan metodenya
Qomaruz Zaman
 
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Rahman Ghifari
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Robet Saputra
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Abulkhair Abdullah
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Khairul Muttaqin
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Shollana
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islam
Edwarn Abazel
 
RPP Fikih Kelas 4.docx
RPP Fikih Kelas 4.docxRPP Fikih Kelas 4.docx
RPP Fikih Kelas 4.docx
HudanLinnas1
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadist
Raden Sengkuni
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadist
Nur Afifah
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
friskacaca
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Riana Arum
 

What's hot (20)

Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 
Makalah thaharah
Makalah thaharahMakalah thaharah
Makalah thaharah
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
 
Inkar as sunnah
Inkar as sunnahInkar as sunnah
Inkar as sunnah
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Tafsir, pembagian dan metodenya
Tafsir, pembagian dan metodenyaTafsir, pembagian dan metodenya
Tafsir, pembagian dan metodenya
 
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islam
 
RPP Fikih Kelas 4.docx
RPP Fikih Kelas 4.docxRPP Fikih Kelas 4.docx
RPP Fikih Kelas 4.docx
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadist
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadist
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 

Viewers also liked

Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
UIN Alaluddin Makassar
 
Materi himpunan
Materi himpunanMateri himpunan
Materi himpunan
Resti Audyanti
 
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis Musyfi'ah Musyfi'ah
 
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
Adlina Dila
 
Matematika-Himpunan
Matematika-HimpunanMatematika-Himpunan
Matematika-Himpunan
Kardilah Azijehmail
 
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunanKumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Dermawan12
 
Makalah terbaru STUDI AL-HADIS
Makalah terbaru STUDI AL-HADISMakalah terbaru STUDI AL-HADIS
Makalah terbaru STUDI AL-HADIS
Nur Alfiyatur Rochmah
 
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1setyawan53
 

Viewers also liked (8)

Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
 
Materi himpunan
Materi himpunanMateri himpunan
Materi himpunan
 
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
 
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
 
Matematika-Himpunan
Matematika-HimpunanMatematika-Himpunan
Matematika-Himpunan
 
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunanKumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
 
Makalah terbaru STUDI AL-HADIS
Makalah terbaru STUDI AL-HADISMakalah terbaru STUDI AL-HADIS
Makalah terbaru STUDI AL-HADIS
 
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
 

Similar to makalah studi hadis

Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Aliem Masykur
 
Kepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristianiKepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristiani
DodiHarianto2
 
Perspektif Sahabat Menurut Syi'ah
Perspektif Sahabat Menurut Syi'ahPerspektif Sahabat Menurut Syi'ah
Perspektif Sahabat Menurut Syi'ah
Nilai University
 
Pengertian sunnah
Pengertian sunnahPengertian sunnah
Pengertian sunnah
Ra Hardianto
 
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannyamakalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
fajar ramadhan alfarisi
 
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
Hamdan Rifa'i
 
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptxAswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
AnnurAsyarihinTajina
 
makalah_hadits pada masa sahabat dan tabi'in
makalah_hadits pada masa sahabat dan tabi'inmakalah_hadits pada masa sahabat dan tabi'in
makalah_hadits pada masa sahabat dan tabi'in
tazqiah71
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Kinza_com
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
Darussalam Win
 
pengantar studi islam
pengantar studi islampengantar studi islam
pengantar studi islam
uin suska riau
 
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadMarhamah Saleh
 
FENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAHFENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAH
Idrus Abidin
 
Resi Seftiana.docx
Resi Seftiana.docxResi Seftiana.docx
Resi Seftiana.docx
YogaPratama867800
 
Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'
azzaazza50746
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
Kaminorsabir Kamin
 
8. hadits shahih syarat dan macam macam
8. hadits shahih syarat dan macam macam8. hadits shahih syarat dan macam macam
8. hadits shahih syarat dan macam macam
Fakhri Cool
 

Similar to makalah studi hadis (20)

Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
 
Kepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristianiKepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristiani
 
Perspektif Sahabat Menurut Syi'ah
Perspektif Sahabat Menurut Syi'ahPerspektif Sahabat Menurut Syi'ah
Perspektif Sahabat Menurut Syi'ah
 
Pengertian sunnah
Pengertian sunnahPengertian sunnah
Pengertian sunnah
 
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannyamakalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
 
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptxAswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
 
makalah_hadits pada masa sahabat dan tabi'in
makalah_hadits pada masa sahabat dan tabi'inmakalah_hadits pada masa sahabat dan tabi'in
makalah_hadits pada masa sahabat dan tabi'in
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
pengantar studi islam
pengantar studi islampengantar studi islam
pengantar studi islam
 
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
 
FENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAHFENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAH
 
Resi Seftiana.docx
Resi Seftiana.docxResi Seftiana.docx
Resi Seftiana.docx
 
Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
 
8. hadits shahih syarat dan macam macam
8. hadits shahih syarat dan macam macam8. hadits shahih syarat dan macam macam
8. hadits shahih syarat dan macam macam
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Tugas ulumul hadits
Tugas ulumul haditsTugas ulumul hadits
Tugas ulumul hadits
 

More from IAIN Sunan Ampel Surabaya

Pengertian Perbankan
Pengertian PerbankanPengertian Perbankan
Pengertian Perbankan
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank SyariahKalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
menggapai pemulihan ekonomi indonesia
menggapai pemulihan ekonomi indonesiamenggapai pemulihan ekonomi indonesia
menggapai pemulihan ekonomi indonesia
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Measure of dispersion std deviasi
Measure of dispersion std deviasiMeasure of dispersion std deviasi
Measure of dispersion std deviasi
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Central tendency mean median modus
Central tendency mean median modusCentral tendency mean median modus
Central tendency mean median modus
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Central tendency
Central tendencyCentral tendency
Central tendency
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Makalah kardinal
Makalah kardinalMakalah kardinal
Makalah kardinal
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalSebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalIAIN Sunan Ampel Surabaya
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
sistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesiasistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesia
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Studi Islam
Studi IslamStudi Islam
pandangan seni dalam islam
pandangan seni dalam islampandangan seni dalam islam
pandangan seni dalam islam
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
perbedaan islam dan demokrasi
perbedaan islam dan demokrasiperbedaan islam dan demokrasi
perbedaan islam dan demokrasi
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Teori harga pasar
Teori harga pasarTeori harga pasar
Teori harga pasar
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
nilaiguna
nilaigunanilaiguna

More from IAIN Sunan Ampel Surabaya (20)

Pengertian Perbankan
Pengertian PerbankanPengertian Perbankan
Pengertian Perbankan
 
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank SyariahKalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
 
menggapai pemulihan ekonomi indonesia
menggapai pemulihan ekonomi indonesiamenggapai pemulihan ekonomi indonesia
menggapai pemulihan ekonomi indonesia
 
Measure of dispersion std deviasi
Measure of dispersion std deviasiMeasure of dispersion std deviasi
Measure of dispersion std deviasi
 
Central tendency mean median modus
Central tendency mean median modusCentral tendency mean median modus
Central tendency mean median modus
 
Central tendency
Central tendencyCentral tendency
Central tendency
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Makalah kardinal
Makalah kardinalMakalah kardinal
Makalah kardinal
 
Sejarah Bayt al mal
Sejarah Bayt al malSejarah Bayt al mal
Sejarah Bayt al mal
 
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalSebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
sistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesiasistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesia
 
Studi Islam
Studi IslamStudi Islam
Studi Islam
 
pandangan seni dalam islam
pandangan seni dalam islampandangan seni dalam islam
pandangan seni dalam islam
 
perbedaan islam dan demokrasi
perbedaan islam dan demokrasiperbedaan islam dan demokrasi
perbedaan islam dan demokrasi
 
Teori harga pasar
Teori harga pasarTeori harga pasar
Teori harga pasar
 
pengaruh pajak
pengaruh pajakpengaruh pajak
pengaruh pajak
 
kebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintahkebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintah
 
elastisitas
elastisitaselastisitas
elastisitas
 
nilaiguna
nilaigunanilaiguna
nilaiguna
 

Recently uploaded

GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 

Recently uploaded (20)

GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 

makalah studi hadis

  • 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Generasi sahabat adalah orang-orang yang menerima ajaran islam langsung dari Nabi SAW. Mereka juga orang-orang yang menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Qur‟an, sehingga generasi sahabat ini merupakan transmitter awal yang menyalurkan informasi nilai-nilai relegius dari Nabi kepada generasi berikutnya. Tanpa mereka umat islam pasca generasi sahabat tidak akan mengetahui apa-apa tentang islam. Oleh karena itu maka dalam ilmu hadits dinyatakan bahwa urgensi sahabat berkaitan dengan periwayatan yang diverifikasikan dari Nabi. Mengenai peran sahabat sebagai transmitter awal yang menyalurkan informasi nilai-nilai religious ini ada dua pandangan. Sebagian besar Ulama‟ memandang bahwa semua sahabat itu bersifat adil (kredibel) karena itu mereka tidak bisa dikritik. Semua riwayat yang mereka sampaikan kepada generasi berikutnya tidak perlu diragukan. Tetapi ada sebagian kecil Ulama‟ berpandangan lain yakni para sahabat itu tidak berbeda dari manusia lainnya dalam hal ketidak mustahilannya berbuat salah dan alpa. Mereka perlu diuji keadilannya. 1.2 Rumusan Masalah Oleh karena itu makalah ini akan membahas dan mencari jawaban dari masalah : 1. Apa pengertian sahabat? 2. Bagaimana cara mengetahui sahabat? 3. Benarkah semua sahabat bersifat adil? Keadilan Sahabat | 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Shahabat Menurut etimologi kata shahabat adalah bentuk jama‟ dari mufrod shahib yang artinya adalah : yang memiliki dan yang menyertai. Menurut „urf berarti kawan atau teman yang selalu berada bersama kita. Kata shahib ini di jama‟kan juga dengan kata Shahbun, Ashab dan Shahabah (dengan tidak memanjangkan Ha‟)1. Definisi shahabat secara terminologi terjadi silang pendapat diantara Ulama‟. Ahmad bin Hambal (Imam Hambali) mengatakan “sahabat adalah orang yang pernah hidup bersama Nabi, sebulan atau sehari atau sesaat atau hanya melihatnya”.2 Pendapat ini kurang mengena karena orang badui yang hanya bertemu dengan Nabi sejam – dua jam saja tidak dapat dinamai sahabat, karena tidak dapat ditetapkan bahwa mereka itu adil. Sebagian Ulama‟ Ushul berpendapat, bahwa yang dikatakan sahabat adalah : Orang yang berjumpa dengan Rasul dan lama pula bersahabat dengan beliau.3 Ibnu Hazm berpendapat sahabat adalah : setiap orang yang pernah semajlis dengan Nabi walau hanya sesaat dan pernah mendengar sesuatu dari Nabi walau hanya satu kalimat.4 Imam Al-Waqidi berpendapat sahabat adalah : setiap orang yang melihat Rasul dalam keadaan baligh, islam dan sudah mampu memahami urusan agama. Menurut Al-Iroqi, batasan baligh tidak bisa diterima karena akan menghilangkan kesahabatan Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair, Hasan dan Husen yang telah ditetapkan sebagai sahabat dan banyak meriwayatkan hadits dari Rasulallah.5 1 Luis ma‟luf, Al-munjid fi Al-Lughah (Beirud : Dar Al-Masyriq, 1977), hal. 416 2 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam (Jakarta : Ihtiar Baru Van Hoeve, 1997) cet. 4, hal. 197 3 Jalaluddin abu al-fadhl, Abd rahman al-suyuthi, Tadribu Al-Rawi (Beirud : Dar Al-Fikr, 2006) hal. 375 4 Muh. „Ajjaj Al-khathib, Ushul Al-Haditsi „Ulumuhu wa musthalahuhu (Beirud : Dar Al-Fikr, 2009) hal. 255 5 Ibid. hal. 256 Keadilan Sahabat | 2
  • 3. Said bin Musayyab berpendapat : sahabat adalah orang-orang yang hidup bersama Rasul selama satu atau dua tahun dan pernah ikut berperang bersamanya satu atau dua kali.6 Pendapat Said bin Musayyab tidak disetujui oleh mayoritas Ulama‟ besar akan berakibat tidak termasuknya sahabat yang kebetulan belum pernah ikut berperang bersama Nabi. Padahal telah disepakati bahwa Jarir bin Abdullah adalah sahabat Nabi yang belum pernah ikut berperang bersama Nabi. Menurut Ibnu Hajar definisi sahabat yang paling sahih adalah definisi yang diberikan jumhur muhadditsin : “ Sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi dalam keadaan dia beriman dan meninggal dalam keadaan islam”.7 Orang yang bertemu dengan Nabi tapi belum memeluk islam, tidaklah dipandang sahabat. Orang yang semasa dengan Nabi dan beriman kepadanya, tetapi tidak menjumpainya, seperti Najasi, atau menjumpai Nabi setelah Nabi wafat, seperti Abu Dzuaib khuwailid bin Khalid Al-Hadzali juga tidak dipandang sahabat. Termasuk sahabat jika dia tetap dalam keadaan beriman sampai dia wafat, jika dia murtad sesudah dijuluki dengan sahabat, hilanglah kesahabatannya, seperti Qurrah bin Maisarah dan Asy‟ats bin Qa‟is, tetapi kalau dia kembali beriman seperti Abdullah bin Abi sarah maka dia bisa dijuluki sahabat lagi.8 6 Ibid., hal. 256 7 Ibid., hal. 257 8 Jalaluddin Abu A-Fadhl Abd Rahman Al-Suyuthi, Tadribu Al-Rawi, (Beirud : Dar Al-Fikr, 2006) hal. 374 Keadilan Sahabat | 3
  • 4. 2.2 Cara Mengetahui Sahabat Untuk menggolongkan seseorang kepada sahabat, hendaklah menggunakan salahsatu dari 5 ketentuan dibawah ini : 1. Ditentukan oleh khabar mutawatir, seperti penetapan terhadap khulafaur-rosyiddin. 2. Ditetapkan oleh khabar masyhur dan mustafid yang belum sampai mencapai mutawatir, seperti kesahabatan Dlamam bin Tsa‟labah dan Ukasyah. 3. Diberitakan oleh sahabat yang lain, seperti kesahabatan Hamamah bin Hamamah Ad- Dausy yang meninggal di Isfahan. Menurut pemberitaan dari Abu Musa Al-Asy‟ary, bahwa Hamamah pernah mendengar hadits dari Nabi. Hal ini menjadi bukti bahwa ia pernah bertemu dengan Nabi Muhammad. 4. Keterangan seorang Tabi‟i yang Tsiqoh bahwa yang diterangkan itu adalah seorang shahaby. Ini berarti bahwa pentazkiyahan (menganggap adil) dari seorang yang tsiqoh, diterima. 5. Pengakuan sendiri seorang yang dianggap adil di zaman Rasulallah SAW, pengakuan ini dianggap sah selama tidak lebih dari seratus tahun dari kewafatan Rasulallah SAW. Berdasarkan isyarat Rasulallah : “Apakah yang kau lihat pada malam mu ini? Bahwa disetiap awal seratus tahun tidak seorang pun yang tinggal dari golongan orang sekarang ini (sahabat) diatas permukaan bumi . (H.R Bukhori Muslim).9 9 Bukhori, Shahih Bukhori,(Beirud : Dar Al-Fikr, 2006) hal. 34 Keadilan Sahabat | 4
  • 5. Dengan demikian jika ada orang yang mengaku sebagai sahabat yang pengakuannya itu sesudah seabad dari wafat Nabi, pengakuan tersebut tidak dapat diterima.10 2.3 Keadilan Sahabat Dalam kajian ilmu hadits terdapat ketentuan bahwa hadits yang dapat dijadikan hujjah adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil. Maka dalam hal ini sifat adil merupakan dasar untuk menilai validitas hadits. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwasannya adil dianggap sebagai pokok atau rukun dalam periwayatan. Oleh karena begitu pentingnya dasar adil dalam suatu periwayatan hadits maka para Ulama‟ memberikan karateristik secara ketat terhadap masalah ini. Menurut Muhammad „Ajjaj Al-Khatib, „Adalah berarti : sifat yang melekat didalam jiwa yang mampu mengarahkan pemiliknya untuk senantiasa bertaqwa, menjaga muru‟ah, menjauhi perbuatan dosa, tidak melakukan dosa-dosa kecil dan menjauhkan perbuatan yang bisa menjatuhkan muru‟ah, seperti kencing dijalan, makan dijalan, dst.11 Imam Nawawi menetapkan kriteria lain mengenai „Adalah. Menurut Imam Nawawi sebagaimana dikutip oleh Imam Al-Suyuthi dalam kitab Tadribu Ar-Rawi menyatakan bahwa syarat rawi bisa disebut adil adalah muslim, baligh, berakal sehat, tidak terdapat sebab-sebab kefasikan dan terhindar dari hal-hal yang menjatuhkan muru‟ah.12 Untuk mengetahui adil tidaknya rawi paling tidak ada 2 hal yang harus diperhatikan. Pertama, pernyataan dari orang-orang adil, dan kedua, kemasyhuran rawi itu sendiri dengan keadilannya. 10 Fathur rahman, Ikhtisar Mushtholahatul Hadits, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1974) hal. 285 11 Usman sya‟roni, Otentisitas Hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002) hal. 34 12 Al-Suyuthi, Tadribu, hal. 197 Keadilan Sahabat | 5
  • 6. Tentang penilaian terhadap keadilan para sahabat juga tedapat 2 pendapat, pertama pendapat jumhur sepakat menilai bahwa semua sahabat bersifat adil.13 Penilaian ini tidak hanya berdasarkan penelitian, tetapi berdasarkan nash Al-Qur‟an dan Hadits. Diantara ayat yang dijadikan dalil untuk menilai adilnya sahabat adalah surat Ali Imron ayat 110 “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah”.14 Ayat ini menerangkan bahwa umat ini adalah uamt yang terbaik yang dilahirkan bagi manusia dan factor yang menyebabkan sebagai umat yang terbaik adalah sifat umat ini yaitu selalu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah. Sahabat adalah generasi pertama setelah nabi yang diserukan didalam ayat ini, maka merekalah yang pertama masuk dalam golongan ini karena mereka bersama Nabi ketika turunnya wahyu.15 “Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kaum (umat islam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia” (Al-Baqarah : 143).16 Kami menjadikan kaum umat pilihan supaya kelak pada hari kiamat menjadi saksi atas segenap manusia, dan kata wasathan pada surat ini berarti pilihan dan terbaik dan para sahabat termasuk dalam golongan orang yang dimasukkan dalam ayat ini dalam posisi yang diprioritaskan dan lebih utama karena mereka adalah orang-orang yang pertama yang dibicarakan dalam ayat ini. Sebagaimana menurut kesepakatan para ahli tafsir dan hadits. Dan kita bisa melihat didalam al-Qur‟an banyak sekali ayat yang menerangkan tentang keimanan para sahabat yang dinyatakan sekitar 70 kali. 13 Mahmud thohhan, Taisiru mushthalahil Hadits, (Beirud: Dar Al-Fikr, 2006) hal. 165 14 Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1997) hal. 24 15 Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Beirud: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 1997) juz 2, hal. 24 16 Depag, Al-Qur‟an, hal. 36 Keadilan Sahabat | 6
  • 7. Dengan penegasan 2 ayat tersebut maka telah ditetapkan bahwa para sahabat Rasulallah SAW. adalah umat yang paling utama, paling adil dan paling dapat dipercaya, hal ini ditegaskan oleh Ibnu Abdil Barr dalam mukadimah Al-Istiab, dan dijelaskan oleh Al-Allamah As-Safarini dalam penjelasan Aqidah Ad-Durrah Al-Mudhi‟ah berpendapat mayoritas umat menyatakan bahwa para sahabat itu manusia paling utama setelah Nabi. 17 Adapun nash-nash dari hadits yang menerangkan keadilan dan keutamaan sahabat adalah : 1. Hadits dari Imran bin Husain Diriwayatkan dari Imam Imran bin Husain bahwa Nabi SAW bersabda : “Sebaik- baiknya manusia adalah pada masaku, kemudian masa setelahnya kemudian masa setelahnya”.18 2. Hadits dari Abu Said Al-Khudziri Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudziri berkata : Rasulallah SAW bersabda : “Janganlah kamu mencari para sahabatku demi dzat yang jiwaku berada ditangannya, seandainya salah seorang diantara kamu menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan mencapai satu Mud salah seorang dari mereka tidak pula setengahnya”. (HR. Bukhari Muslim)19 Hadits ini menetapkan bahwasannya para sahabat telah mencapai derajat yang tinggi disisi Allah dibanding orang-orang setelah mereka, sekalipun amal kebaikannya orang-orang itu setara dengan gunung Uhud, itu tidak akan menyamai amal kebaikan para sahabat walaupun hanya satu mud atau setengahnya. 17 Nur Alam Khalil Al-Amini, Kedudukan Para Sahabat dalm Islam, (Jakarta: Cendikia, 2008) hal. 111 18 Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1994) juz 2, hal 288 19 Ibid., hal. 292 Keadilan Sahabat | 7
  • 8. 3. Hadits dari Abu Musa Al-Asy‟ari “Dari Abu Musa Al-Asy‟ari berkata : Rasulallah bersabda : bintang-bintang itu penjaga langit, jika bintang-bintang itu sirna maka datanglah apa yang telah ditetapkan bagi langit, aku sebagai penjaga para sahabatku, maka jika aku pergi, datanglah apa yang telah ditentukan bagi para sahabatku, dan sahabatku sebagai penjaga bagi umatku, jika para sahabatku telah pergi maka datanglah apa yang telah ditentukan bagi umatku”.20 Ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadits-hadits Nabi diatas telah menjamin keadilan dan integritas kepribadian para sahabat Nabi. Menurut Ar-Rozi, mereka adalah sahabat- sahabat Rosulallah yang menyaksikan turunnya wahyu, mengetahui tafsir dan takmil, memahami semua ajaran yang disampaikan Allah kepada Rosul-Nya. Allah telah menjadikan mereka sebagai teladan bagi umat. Pendapat ini didukung pula oleh Ibnu Hajar Al-Haitami, Ibnu Hazm, Al-Ghazali, dll. Sebagian kecil Ulama‟ berpendapat bahwa semua sahabat, seperti semua periwayat yang lain, harus diuji „Adalah nya. Para sahabat itu tidak berbeda dari manusia lainnya dalam hal ketidakmustahilannya berbuat salad an alpa, kejujuran mereka belum secara umum seperti kaidah pendapat jumhur : (sahabat semuanya adil), tetapi secara perorangan, karena tingkat pengetahuan, penguasaan terhadap agama dan kemampuan mereka tidak sama, jadi bila ada sahabat yang meriwayatkan hadits dari Rosulallah maka keadilannya harus diteliti untuk menerima atau tidak hadits tersebut.21 20 Muslim, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Fikr) hal. 207 21 Ensiklopedi Islam, hal. 198 Keadilan Sahabat | 8