Teks membahas tentang pengertian kata, makna kata, bentuk kata, dan diksi. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki arti, sedangkan makna kata terdiri dari makna leksikal, gramatikal, denotasi dan konotasi. Bentuk kata dapat berupa kata berimbuhan akibat proses afiksasi atau kata ulang akibat reduplikasi. Pemilihan kata yang tepat disebut diksi."
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam berkomunikasi , setiap orang menggunakan kata (bahasa). Dalam
berkomunikasi tidak hanya berhadapan dengan kata, tetapi juga berhadapan dengan
serangkaian kata yang mengusung amanat. Para linguis sampai sekarang masih
memperbincangkannya karena belum ada batasan yang mutlak tentang itu. Istilah
kata bisa digunakan oleh para tatabahasawan tradisional. Menurut mereka, kata
adalah satuan bahasan yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf
yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti. Para tatabahasawan
struktural, penganut aliran Bloomfield menyebutnya morfem. Batasan kata yang
dibuat Bloomfield sendiri, yakni kata adalah satuan bebas terkecil
(aminimalafreekform)(chaer,b1994:b162-163)
Yang paling penting dari rangkaian kata-kata itu adalah pengertian yang tersirat
di balik kata-kata yang digunakan. Setiap orang yang terlibat dalam berkomunikasi
harus saling memahami atau saling mengerti, baik pembicara maupun pendengar,
pengertian yang tersirat dalam sebuah kata itu mengandung makna bahwa tiap
katamengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Dengan kata lain, kata adalah
media yang digunakan untuk menyampaikan gagasan atau ide kepada orang lain.
Menurut Keraf (2002:21)”Kata-kata ibarat”pakaian” yang dipakai oleh pikiran kita.
Tiap kata memiliki “jiwa”. Setiap anggota masyarakat harus mengetahui “jiwa”,
agar ia dapat menggerakkan orang lain dengan “jiwa” dari kata-kata yang
dapatdigunakannya:.
Kata dengan gagasan mempunyai hubungan ketergantungan. Orang yang
mempunyai banyak gagasan pasti mempunyai banyak kata yang dikuasai seseorang,
semakin banyak ide atau gagasan yang bisa diungkapkannya. Orang yang banyak
menguasasi kosakata akan merasa mudah dan lancar berkomunikasi dengan orang,
lain. Sering kita tidak memahami pembicaraan orang lain, karena kita tidak atau
kurang menguasai kata-kata atau gagasan seperti yang dikuasai oleh pembicara. 1
Oleh karena itu kami akan membahas beberapa permasalahan kata agar pembaca
bisa memahami lebih jauh tentang kata.
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
2. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kata ?
2. Apa pengertian makna kata (Semantik) dan sebutkan macam-macamnya ?
3. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk kata atau morfologi ?
4. Apa pengertian diksi atau pemilihan kata yang tepat ?
5. Sebutkan dan jelaskan macam dan penggunaan kamus ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian kata.
2. Untuk memahami pengertian makna kata (semantik) dan macam-macamnya.
3. Untuk memahami macam-macam bentuk kata atau morfologi.
4. Untuk memahami pengertian diksi (pemilihan kata).
5. Untuk memahami macam-macam kamus dan penggunaanya.
1
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kata
Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sansekerta
kathā. Dalam bahasa Sansekerta kathā sebenarnya artinya adalah "konversasi",
"bahasa", "cerita" atau "dongeng". Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi
penyempitan arti semantis menjadi "kata"
Berikut beberapa definisi mengenai kata:
1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa.
2. Konversasi, bahasa.
3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk
yang bebas.
4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata)
atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).
Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi tema atau
entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya
kathā dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan
sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.
2.2 Makna Kata
Makna kata merupakan hubungan antara bentuk dengan sesuatu yang diwakilinya 1
atau hubungan lambang bunyi dengan sesuatu yang di acunya. Kata kuda
merupakan bentuk atau ekspresi “sesuatu yang diacu oleh kata kuda” yakni “seekor
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
4. binatang yang tinggi-besar, larinya kencang dan biasa ditunggangi”.kedua istilah
yang disbut referen. Hubungan antara bentuk dan referen akan menimbulkan makna
ataareferensi. Kata yang merupakan satuan bebas terkecil mempunyai dua aspek,
yakni aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna. Bentuk bahasa adalah
sesuatu yang dapat dicerna oleh pancaindra, baik didengar maupun dilihat. Isi atau
makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau respon dalam pikiran pendengar
atau pembaca karena rangsangan atau stimulus aspek bentuk tadi.
a) Makna Leksikal dan Gramatikal
♦ Makna leksikal adalah arti kata sesuai dengan referensinya.
Misalnya :
1) Tikus : binatang pengerat berkaki empat.
2) Meja : perkakas (rumah) yang dibuat dari sehelai atau selembar
papan dan diberi kaki.
3) Buku : - tulang sendi pada jari tangan atau jari kaki.
-lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan digunakan
untuk menulis
♦ Makna gramatikal adalah makna kata yang muncul akibat proses
gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dsb.
(bersepeda = mempunyai sepeda, mengendarai sepeda; murid-murid =
banyak, semua murid.)
b) Makna Denotasi dan Konotasi
♦ Makna Denotasi adalah makna kata yang sebenarnya, mengacu pada
konsep yang sebenarnya bebas dari unsur emosi,asosiasi, atau nilai-
nilai tertentu.Misalnya :
1
Mata adiknya memerah (mata = organ tubuh manusia). Bandingkan
dengan mata pencahariannya berjual beras di pasar.
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
5. ♦ Makna Konotasi adalah makna kata yang lebih menekankan pada
maksud tambahannya sampingnya karena lebih di pengaruhi oleh
unsur emosional, nilai rasa, seperti : baik-buruk, halus-kasar, tinggi-
rendah, positif-negatif, atau asosiasi-asosiasi lain yang dikaitkan
dengan nilai moral atau pandangan hidup pemakai bahasa.
Misalnya:
Makna kata istri dirasakan lebih halus daripada bini.
Makna kata putih untuk melambangkan kesucian.
Makna kata gigi diasosiasikan dengan kekuasaan, kekuatan dsb.
2.3 Diksi
A. Pengertian Diksi
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa–nuansa
makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk
yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar. (Gorys Keraf :2002)
Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras
dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang
akanamempengaruhiakegiatanaberbahasanya, termasukasaatayangabersangkutanamem-
buatmkarangan.
B. Ketepatan dan Kesesuaian Penggunaan Diksi
Pemakaian kata mencakup dua masalah pokok yaitu :
a. Masalah ketepatan memiliki kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan atau ide.
b. Masalah kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata tersebut.
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk
menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar,
seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembaca. (Keraf (2002 :
1
87)). Ketepatan makna kata bergantung pada kemampuan penulis mengetahui hubungan
antaranbentuknbahasan(kata)mdenganmreferennya.
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
6. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata
merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun
dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk
menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu
ketepatan kepada kita tentang pemakaian kat-kata. Dalam hal ini, makna kata yang
tepatlahfyangmdiperlukan.
BerikutnadalahnhalnyangnutamaAmengenaiAdiksi
1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang
tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling
baikAdigunakanAdalamAsuatuAsituasi.
2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna dari suatu gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kekompok
masyarakatApendengar.
4. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah
besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud
perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki
olehAsebuahAbahasa.
Agar dapat memilih kata-kata yang tepat, maka ada beberapa syarat yang harus
diperhatikanaberikutAini.
a. Kita harus bisa membedakan secara cermat kata-kata denotatif dan konotatif;
bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam ejaannya,
ContohA:bawa-bawah,Akoorperasi-korporasi,Ainterfensi-interferensi,Adan
b. Hindari kata-kata ciptaan sendiri atau mengutip kata-kata orang terkenal yang belum
diterimaAdiAmasyarakat.
c. Waspadalah dalam menggunaan kata-kata yang berakhiran asing atau bersufiks
bahasa asing.
Contoh :Kultur-kultural, biologi-biologis, idiom-idiomatik, strategi-strategis, dan lain-lain 1
d. Kata-kata yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatik.
Contoh : kata ingat harus ingat akan bukan ingat terhadap
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
7. membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi
takutAakanAbukanAtakutAsesuatu.
e.aKitaAharusAmembedakanAkataAkhususAdanAkataAumum.
f. Kita harus memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
g.nKitaNharusnmemperhatikannkelangsungannpilihannkata.
2.4 Bentuk-Bentuk Kata
a. Kata berimbuhan atau Kata Kompleks (Afiksasi)
Kata berimbuhan adalah kata yang mengalami proses berimbuhan 1. Misalnya
kata ambil + (me-) → mengambil ; tulis + (pe-an) → penulisan. Kata mengambil
dan penulisan sudah mengalami perubahan bentuk, karena kata-kata itu sudah
diberi imbuhan atau afiks. Kata yang sudah mendapatkan imbuhan tersebut
dinamakan kata berimbuhan atau kata kompleks. Juga, disebut kata jadian,kata
turunan atau kata bersambunagan2.
Dalam proses pemberian imbuhan :
♦ Ada kalanya mengalami perubahan bunyi, misalnya me- → meng, men,
mem, meny (mengambil, menulis, menyapu, membaca)3.
Nb.
Beberapa kata-kata yang sering mengalami perubahan bunyi adalah kata-
kata yang berawalan K, T, S, P.
♦ Menghasilkan makna gramatikal (panjang → memanjang (menjadi
panjang)).
♦ Mengubah fungsi / kelas kata. Makan (Kk) + an → makanan (Kb).
b. Kata ulang (Reduplikasi)
Kata ulang adalah kata yang telah mengalami proses pengulangan. 1
1
......, Belajar Praktis Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Lembimjar Neutron, hlm.51.
2
Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992, hlm.5.
3
Op.Cit. hlm.51.
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
8. Misalnya pohon → pohon-pohon; menyanyi → menyanyi-nyanyi (laba-laba
bukan kata ulang).
Macam-macam kata ulang atau reduplikasi4 :
a) Dwilingga (kata ulang murni atau sejati), yaitu kata yang dibentuk dengan
mengulang seluruh kata dasar. Contoh :
Makan →makan-makan
Anak →anak-anak
b) Dwipurwa (kata ulang sebagian) yaitu kata yang dibentuk dengan
pengulangan suku kata awal. Cotoh :
Laki-laki → lalaki → lelaki
Sama-sama → sasama →sesama
c) Dwilingga salin swara (kata ulang berfariasi fonem) yaitu kata yang
dibentuk dengan mengulang seluruh kata dasar dan perubahan fonem atau
bervariasi fonem. Contoh :
Sayur → sayur-sayur → sayur-mayur
Gerak → gerak-gerak → gerak-gerik
Coret → coret-coret → corat-coret
d) Dwilaksana yaitu pengulangan bagian belakang dari leksem (kata dasar).
Contoh :
Pertama-tama
Perlahan-lahan
Sekali-kali
e) Trilingga yaitu bentuk pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi
fomen. Contoh :
Terdengar dar-der-dor terus-menerus malam itu di Beirut Barat.
1
Hatiku dag-dig-dug menunggu balasan dari dia.
4
Kridalaksana, Harimurti, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia, 1989,
cet.1.
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
9. Proses pengulangan :
♦ Menghasilkan makna gramatikal, misalnya potong-memotong
(hal memotong,saling memotong).
♦ Memiliki beberapa model yaitu pengulangan murni, sebagian,
dan sekaligus berimbuhan.
Misalnya : bulan → bulan-bulan; menusuk → menusuk-
nusuk; cepat → secepat-cepatnya.
c. Kata majemuk (kompositum)
Kata majemuk adalah hasil pengabungan dari beberapa kata yang memiliki satu
pengertian baru yang padu.
Misalnya : meja makan, almari es, matahari, bulan madu.
Macam-macam kata majemuk :
a) Kata majemuk setara adalah bentuk kata hasil dari hasil penggabungan dua
kata atau lebih yang unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara, sejajar
atau sederajat. Contoh :
Tua muda
Kaki tangan
Siang malam
b) Kata majemuk tidak setara, bertingkat, atau tatpurusa adalah bentuk kata dari
penggabungan dua kata atau lebih yang unsur-unsurnya berkedudukan tidak
sederajat, tetapi bertingkat. Contoh :
Kamar mandi
Sapu tangan
Rumah sakit
c) Kata majemuk unik adalah bentuk kata dari hasil penggabungan dua kata
yang salah satu unsurnya bersifat unik. Keunikannya adalah kata itu harus 1
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
10. berpasangan dengan kata yang sudah tentu dan kata itu tidak dapat berdiri
sendiri5. Contoh : Muda belia
Basah kuyup
d. Frase
Frase atau kelompok kata adalah rangkaian kata yang makna unsur-unsurnya
tidak berubah.
Misalnya : rumah bagus, sedang berlibur, amat senang dsb. Di dalam kalimat,
frase diperlakukan sebagaimana fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Struktur frase : setara (rumah dan lingkungannya)
bertingkat (atributif) kursi panjang, penduduk miskin.
2.5 Macam-Macam Kamus dan Penggunaannya
1. Berdasarkan penggunaan bahasa
Kamus boleh ditulis dalam satu atau lebih daripada satu bahasa. Dengan itu kamus
boleh dibagikan dengan beberapa jenis yaitu:
• Kamus Ekabahasa
Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa.Kata-kata(entri) yang dijelaskan dan
penjelasannya adalah terdiri daripada bahasa yang sama.Kamus ini mempunyai
perbezaan yang jelas dengan kamus dwibahasa kerana penyusunan dibuat
berasaskan pembuktian data korpus. Ini bermaksud takrifan makna ke atas kata-
kata adalah berdasarkan makna yang diberikan dalam contoh ayat yang
mengandungi kata-kata berkenaan.Contoh bagi kamus ekabahasa ialah Kamus
Dewan.
• Kamus Dwibahasa
Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan daripada bahasa yang 1
dikamuskan diberi padanan atau pemerian takrifnya dengan menggunakan
5
Op.Cit, hlm.8.
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
11. bahasa yang lain. Contohnya: Kamus Dwibahasa Oxford Fajar (Inggeris-
Melayu;Melayu-Inggeris)
• Kamus Aneka Bahasa
Kamus ini sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau lebih.Misalnya,
Kata Bahasa Melayu Bahasa Inggeris dan Bahasa Cina secara serentak. Contoh
bagi kamus aneka bahasa ialah Kamus Melayu-Cina-Inggeris Pelangi susunan
Yuen Boon Chan pada tahun 2004.
2. Berdasarkan Saiz
Kamus Dewan
Kamus boleh muncul dalam pelbagai saiz. Ini adalah kerana kamus diterbitkan dengan
tujuan memenuhi keperluan gologan tertnetu. Contohnya, golongan pelajar sekolah
memerlukan kamus bersaiz kecil untuk memudahkan mereka mambawa kamus ke
sekolah. Secara umumnya kamus boleh dibahagi kepada 3 jenis saiz:
• Kamus Mini
Pada zaman sekarang sebenarnya susah untuk menjumpai kamus ini.Ia juga
dikenali sebagai kamus saku kerana ia sekecil-kecil dapat simpan dalam saku.
Tebalnya kurang daripada 2 cm.
• Kamus Kecil
Kamus bersaiz kecil yang biasa dijumpai. Ia merupakan kamus yang mudah
dibawa.Kamus Dwibahasa Oxford Fajar (Inggeris-Melayu;Melayu-Inggeris)
• Kamus Besar
Kamus ini memuatkan segala leksikal yang terdapat dalam satu bahsa. Setiap
perkataannya dijelaskan maksud secara lengkap.Biasanya saiznya adalah besar
dan tidak sesuai untuk dibawa ke sana sini. Contohnya Kamus Dewan.
3. Kamus Istimewa
Kamus istimewa merujuk kepada kamus yang mempunyai fungsi yang khusus.
Contohnya:
• Kamus istilah
Entri dalam kamus ini adalah terdiri daripada istilah khusus bagi bidang tertentu.
Fungsinya adalah untuk kegunaan ilmiah. Contohnya ialah Kamus Istilah Fiqh
• Kamus Etimologi
Kamus yang menerangkan asal usul sesuatu perkataan dan maksud asalnya.
• Kamus tesaurus (perkataan seerti)
Kamus yang menerangkan maksud sesuatu perkataan dengan memberikan kata-
kata seerti sahaja. Kamus ini adalah untuk membantu para penulis bagi 1
mempelbagaikan penggunaan diksi. Contohnya, Kamus Seerti Bahasa Melayu
PTS
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
12. • Kamus peribahasa/simpulan bahasa
Kamus yang menerangkan maksud sesuatu peribahasa/simpulan bahasa. Selain
daripada digunakan sebagai rujukan, kamus ini juga sesuai untuk dibaca dengan
tujuan keseronokan.
• Kamus Kata Nama Khas
Kamus yang hanya menyimpan kata nama khas seperti nama tempat, nama
tokoh, dan juga nama bagi institusi. Tujuannya adalah untuk menyediakan
rujukan bagi nama-nama ini.
• Kamus Terjemahan
Kamus yang menyedia kata seerti bahasa asing untuk satu bahasa sasaran.
Kegunaannya adalah untuk membantu para penterjemah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
♦ Kata adalah elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan
dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan
dalam berbahasa.
♦ Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau respon dalam pikiran 1
pendengar atau pembaca karena rangsangan atau stimulus aspek bentuk tadi.
♦ Makna kata bisa dibagi menjadi dua yakni meliputi :
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin
13. a. Makna Leksikal dan Gramatikal
b. Makna Denotasi dan Konotasi
♦ Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa–
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
♦ Bentuk kata dibagi menjadi empat yang meliputi :
a. Kata berimbuhan atau Kata Kompleks (Afiksasi)
b. Kata ulang (Reduplikasi)
c. Kata majemuk (kompositum)
d. Frase
♦ Macam-macam kamus dibagi berdasarkan penggunaan bahasa, saiz dan kamus
istimewa.
1
IAIN Sunan Ampel Surabaya Achmad Zain Nuruddin