SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tugas asuhan kebidanan ini dengan lancar. Makalah ini kami buat
guna memenuhi tugas asuhan kebidanan ( kehamilan ).
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan 1
(Kehamilan) serta semua pihak yang terkait dan membantu proses penyusunan serta
penyelesaian makalah yang dengan judul “Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Sistem
Persyarafan pada Ibu Hamil”.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik yang
membangun sangat kami harapkan.
Demikian makalah ini kami buat. Apabila ada kesalahan kami mohon maaf. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian yang menjadi satu
kesatuan. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-
perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester
I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi
perubahan sistem pencernaan, payudara, system endokrin, system kekebalan, system
perkemihan. Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman dirasakan.
Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam
proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal.
Perubahan anatomi dan adaptasi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi
segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini
merupakan respon terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir
semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses
persalinan dan menyusui selesai. Oleh karena itu, penukis membuat makalah dengan
judul “Perubahan Anatomi Dan Adaptasi Fisiologi Ibu Hamil Yang Meliputi Sistem
Reproduksi, Payudara, Sistem Endokrin, Sistem Kekebalan, Dan Sistem Perkemihan”.
B. Rumusan Masalah
Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi sistem
reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan dan sistem perkemihan,
muskuloskeletal, kardiovaskuler, integumen, metabolisme, pernafasan, persyarafan, darah
dan pemebekuan darah pada ibu hamil trimester I, II, III?
C. Tujuan
Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi sistem
reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan dan sistem perkemihan,
muskuloskeletal, kardiovaskuler, integumen, metabolism, pernafasan, persyarafan, darah
dan pemebekuan darah pada ibu hamil trimester I, II, III.
SISTEM REPRODUKSI
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron. Pembesaran disebabkan oleh:
1. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,
2. Hiperplasia dan hipertrofi,
3. Perkembangan desidua.
Uterus bertambah berat sekitar 70-1100 gram selama kehamilan. Ukuran uterus
mencapai umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4000 cc.
Perubahan bentuk dan posisi uterus antara lain: bulan pertama uterus berbentuk seperti
alpukat, 4 bulan berbentuk bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Rahim yang
tidak hamil/ rahim normal sebesar telur ayam, pada umur 2 bulan kehamilan sebesar telur
bebek dan umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa.
Selama kehamilan, dinding-dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis. Fundus
pada servik mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Korpus uteri dan servik melunak dan
membesar pasca umur kehailan minggu ke 8 yang disebut tanda Hegar. Sedangkan posisi
rahim pada awal kehamilan adalah antefleksi atau retrofleksi, pada umur kehamilan 4
bulan kehamilan rahim berada dalam rongga pelvis dan setelahnya memasuki rongga
perut.
2. Serviks Uteri
Jaringan ikat pada servik (banyak mengandung kolagen) lebih banyak dari jaringan otot
yang hanya 10 %. Estrogen meningkat, bertambah hipervaskularisasi serta meningkatnya
suplai darah maka konsistensi servik menjadi lunak atau disebut tanda Goodell.
Peningkatan aliran darah uterus dan limpe mengakibatkan kongesti panggul dan oedema.
Sehingga uterus , servik dan ithmus melunak secara progressif dan servik menjadi
kebiruan. Pada post partum servik menjadi berlipat-lipat dan tidak menutup.
3. Vagina dan vulva
Hipervaskularisasi pada vagina dann vulva mengakibatkan lebih merah, kebiru-
biruan (livide) yang disebut tanda Chadwick. Warna portio tampak livide. Selama hamil
pH sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan
terhadap infeksi jamur.
4. Ovarium
Sampai kehamilan 16 mg masih terdapat korpus luteum graviditas dengan diameter 3
cm yang memproduksi estrogen & progesteron. Lebih dari 16 mg plasenta sudah
terbentuk dan korpus luteum mengecil, sehingga produksi estrogen dan progesteron
digantikan oleh plasenta.
PAYUDARA
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen
dan progesteron tapi belum mengeluarkan ASI. Sommatomamotropin mempengaruhi sel-
sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumun, dan laktoglobulin sehingga mammae dipersiapkan untuk laktasi.
Hiperpigmentasi pada areolla (menjadi lebih hitam dan tegang). Terdapat tuberkel
montgomery (hipertropi kelenjar sebasea/lemak yang muncul di areola primer.
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi.
SISTEM ENDOKRIN
1. Kelenjar Hipofisis (master of gland)
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak atau berada di os
sphenoidalis.yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-
organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hornon-hormon yang
dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri
dari 2 lobus.
a. Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat
pengendali produksi semua organ endokrin yang lain.
 Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh. Hormon ini terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama kehamilan. Hormon ini
mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulin
 Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan
hormon tiroksin.
 Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.
 Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan sper-
matozoa dalam testis.
 Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam
ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH).
b. Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormon;
 Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal
membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
 Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu
melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak
di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise tulang spenoid.
2. Kelenjar Tiroid/Gondok
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama
oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang
terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring. Atas pengaruh
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat
memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran
zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Kelenjar tiroid selama kehamilan tidak mengalami perubahan ukuran, tetapi
terdapat peningkatan terhadap peningkatan terhadap kadar globulin pengikat tiroid,
hormone tiroksin (T4), dan triidotironin (T3). Kadar hormone ini mencapai puncak pada
usia kehamilan 12 minggu. Konsentrasi kadar T3 dan T4 yang tidak aktif (tidak terikat)
tidak mengalami perubahan. Kadar TSH juga tidak berubah. Oleh karena itu peningkatan
basal metabolisme rate (BMR), peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi jantung
bukan karena pengaruh tiroid. Peningkatan konsumsi oksigen yang tinggi disebabkan
aktivitas metabolic janin.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi
oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan
yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan
dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran
darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2. Mengatur penggunaan oksidasi.
3. Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
3. Kelejar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini
berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan parathormon atau
hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah. Masing-masing melekat pada
bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon parathormon
yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Dengan demikian
pada kehamilan kebutuhan janin terhadap kalsium terjadi peningkatan, juga penyerapan
kalsium oleh ibu untuk mengatasi hal ini.
4. Kelenjar Timus/Kacang
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya
dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-
kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada
bayi baru lahir sangat kecil danberatnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya
bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus yaitu hormon thymosin yang berfungsi
sebagai berikut;
1. Mengaktifkan pertumbuhan badan
2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
5. Kelenjar Supra Renalis/Adrenal
Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas
2 bagian yaitu:
1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut
korteks.
2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis.
Selcresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam
keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan
darah guna melawan shok.
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut otot
didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon
terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah; Hidrokortison, aldosteron dan
kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal
dan kondisi otot. Metabolisme karbohidrat mengalami perubahan selama kehamilan,
tetapi tampaknya interaksi janin ibu berkaitan dengan metabolisme karbohidrat
diperantarai oleh kerja hormon lain.
Pada usia kehamilan 15 minggu sampai trimester ketiga Hormon aldosteron
hampir semuanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal ibu. Terjadi peningkatan jumlah yang
dihasilkan selama kehamilan. Berperan dalam mendukung retensi natrium dan air.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ;
1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam.
2. Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
3. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi, kelainan-kelainan yang timbul
akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala
pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari:
1. Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.
2. Relaksasi bronkus.
3. Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi
perdarahan pada operasi kecil.
6. Kelenjar Pienalis (Epifise)
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah
seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan jelas,
kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas dan kelenjar
kelamin.
7. Kelenjar Pankreas
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari
sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta
menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes,
insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim
pencernaan protein.
Fungsi hormon insulin, yaitu mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan
sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan
menggunakan glukosa dan lemak.
Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak
pada bagian kedua pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau
langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya
separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari
pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran
homeostatik nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta
mengnambat sekresi glikogen.
8. Kelenjar Gonad/Kelamin
Kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan
kanan uterus. Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hormon ini dapat
mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul
yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
Pada saat hamil perubahan progesterone adalah pada awal kehamilan dihasilkan
oleh corpus luteum dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar
hormon ini meningkat selama kehamilan dan menjelang persalinan mengalami
penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250 mg/hari.
Aktivitas progesteron yang diperkirakan :
1. Menurunkan tonus otot polos :
 motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual
 aktivitas kolon menurun – pengosongan berjalan lambat – reabsorbsi air meningkat –
konstipasi
 tonus uterus menurun – aktivitas uterus menurun
 tonus vesica urinaria dan ureter menurun – stasis urine
2. Menurunkan tonus vaskular : tekanan diastolik menurun sehingga terjadi dilatasi vena
3. Meningkatkan suhu tubuh
4. Meningkatkan cadangan lemak
5. Memicu “over breathing” – tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun
6. Memicu perkembangan payudara
7. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
8. Menambah jumlah sel asinus.
Perubahan Estrogen adalah pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah ovarium.
Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus
kali lipat. Output estrogen maksimum adalah 30-40 mg / hari dan diantaranya 85% terdiri
dari estriol. Kadar terus meningkat menjelang aterm.
Aktivitas estrogen yang diperkirakan :
1. Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus
2. Menimbulkan hipertrofi system payudara
3. Menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam, sehingga payudara tampak makin
besar.
4. Merubah konsitusi kimiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan menyebabkan servik
yang elastis, kapsul persendian melunak, mobilitas persendian meningkat
5. Retensi air
6. Menurunkan sekresi natrium
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone dan elastin dalam kehamilan
menyebabkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah :
a) Peregangan otot - otot
b) Pelunakan ligamen - ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan – perubahan tersebut adalah :
a) Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan)
b) Otot – otot abdomal (meregang ke atas uterus hamil)
c) Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan struktural dan
bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan kehamilan . Oleh
karena itu masalah postur merupakan hal biasa dalam kehamilan :
a) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan merubah dimensi tubuh dan
pusat gravitasi.
b) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda-benda (dan memar biru) dan
kehilangan keseimbangan (lalu jatuh). (PusDikNaKes, 2003 :100)
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk
memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya
plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan
di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
2. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis).
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal
pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk
kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36
minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan
keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal
pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas
jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
SISTEM PERKEMIHAN
A. Perubahan Anatomis Perkemihan Pada Ibu Hamil
1. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul
kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari
rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi
glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada
kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa
lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus
mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga
mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar,
panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada
posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita
hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah
jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu
juga dengan volume darah ginjal.
2. Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena uterus
sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih tertarik keatas dan keluar
dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang samapi 7,5 cm karena kandung
kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia
kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih
menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini
memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama,
pembesaran uterus mennekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun
kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
3. Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kmbali. Selain itu
juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan
tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat
pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam
volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.
B. Kelainan-kelainan Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil
Retensi akut
Komplikasi yang jarang terjadi pada kehamilan
Kadang-kadang timbul pada kira-kira minggu ke 12 kehamilan apabila uterus dalam posisi
retroversi.
 Uterus tidak dapat muncul ke atas melampaui lengkung sacrum pada saat vesica urinaria
penuh à uterus tergencet.
 Terdapat circulus visiosus (lingkaran setan) : uterus hanya dapat muncul keatas kalau vesica
urinaria kosong, tetapi vesica urinaria terjepit antara symphisis pubis dan uterus yang
membesar.
 Pengobatannya : pemasangan kateter urine dan pengosongan vesica urinaria perlahan –
Setelah itu jarang terjadi komplikasi lagi karena uterus kemudian dapat berdiri tegak dan
menonojol keatas keluar dari cavitas pelvis.
Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul
lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri.
Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal pada kehamilan
sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Rearbsorpsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk-produk ekresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam
folik lebih banyak yang dikeluarkan.
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun akibat pengaruh estrogen dan
progesterone. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60 %-150 %.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah
mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
a) Perubahan sistem renal
Keluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi pada awal kehamilan
dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi dan
merupakan hal yang wajar selama kehamilan.
Keluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi pada awal kehamilan
dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi dan
merupakan hal yang wajar selama kehamilan.
 Pada kehamilan dini : Uterus membesar meski masih dalam panggul sehingga
menimbulkan tekanan pada kandung kemih dan akibatnya adalah pasien sering buang
air kecil.
 Pada pertengahan kehamilan : Uterus sudah keluar dari panggul sehingga proses
miksi berlangsung normal.
 Pada akhir kehamilan : Terjadi desensus kepala kedalam panggul sehingga keluh
sering buang Air kecil terulang kembali.
C. Perubahan anatomis pada ginjal dan ureter
Terjadi hidronefrosis dan hidroureter ringan. Keadaan ini disebabkan oleh
penurunan tonus otot polos akibat hormon progesterone yang diperberat oleh tekanan
mekanis dari uterus pada pintu panggul. Terjadi pula refluk vesico ureteric.
Perubahan – perubahan diatas merupakan predisposisi terjadinya infeksi saluran
air kemih. Gambaran ini menjadi lebih baik pada kehamilan lanjut oleh karena
pertumbuhan uterus diatas pintu panggul dan peningkatan kadar estrogen yang
menyebabkan hipertrofi otot ureter.
Perubahan anatomis pada ginjal dan ureter terlihat nyata. Terjadi hidronefrosis
dan hidroureter ringan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot polos akibat
hormon progesteron yang diperberat oleh tekanan mekanis dari uterus pada pintu
panggul Terjadi pula refluk vesico ureteri. Perubahan – perubahan diatas merupakan
predisposisi terjadinya infeksi saluran ar kemih. Gambaran ini menjadi lebih baik pada
kehamilan lanjut oleh karena pertumbuhan uterus diatas pintu panggul dan peningkatan
kadar estrogen yang menyebabkan hipertrofi otot ureter.
1. Sistem renal
Output urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan
ini bertentangan dengan meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa
terjadi peningkatan reabsorbsi air dan elektrolit tubuler. Glikosuria yang sering terjadi
akibat peningkatan GFR – glomerular filtration rate berada di tubulus dengan gula yang
tak dapat diabsorbsi secara sempurna.
Sebagai akibatnya, jumlah cairan yang di filtrasi dari plasma melalui glomerulus
juga meningkat dan beratus ratus liter cairan melintasi tubulus renalis setiap harinya.
Meski demikian output urine tidak bertambah dan hal ini jelas oleh karena adanya
reabsorbsi oleh tubulus renalis. Diperkirakan terjadi peningkatan cairan
ekstraselusebanyak 6 – 7 liter selama kehamilan.Bersama dengan air, natrium dan
elektrolit lain mengalami reabsorbsi oleh tubulus untuk mempertahankan osmolaritas .
Pasien hamil meng eksresikan 80% dari bahan- bahan yang dijumpai dalam urine ibu
yang tidak hamil.
Glikosuria derajat rendah terjadi pada 35 – 50% ibu hamil. Kenaikan GFR
menyebabkan meningkatnya gula yang sampai di tubulus dan kemudian direabsorbsi
kembali. Dengan demikian maka glikosuria terjadi pada kadar gula yang rendah
dibandingkan dengan yang dijumpai pada wanita tidak hamil. Terjadi penurunan ambang
batas renal.
Infeksi Traktus Urinarius adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri
yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Urine yang diperiksa harus bersih, segar dan
diambil dari aliran tengah (midstream) atau diambil dengan fungsi suprasimpisis.
Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan istilah
bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria
asimptomatik dan mungkin disertai dengan gejala-gejala yang disebut bakteriuria
simptomatik
Infeksi saluran kencing merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil.
Sekitar 15% wanita, mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama
hidupnya. Infeksi saluran kencing dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampak
yang ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat lahir
rendah (BBLR).
D. Faktor Infeksi Perkemihan
 Pengaruh P yang mana peristaltic pada ureter menjadi terhambat → bertambah panjang
sehingga akan berkelok-kelok → residu akan menyebabkan sumbatan pada lekukan
ureter yg mana di dalam residu tersebut terkumpul mikroorganisme →
terjadi infeksi.
 Ureter Ka & Ki membesar → pengaruh P
 Ureter Ka > Ureter Ki karena mengalami > tekanan di bandingkan ureter Ki. Hal ini di
sebabkan karena uterus lebih sering tangan kanannya atau oleh letak kolon dan sigmoid
yang berada di belakang kiri uterus
 Akibat tekanan pada ureter Ka tersebut lebih sering di jumpai hidroureter dekstra
dan pielitis ekstra.
 Tekanan rahim pada ureter Ka dapat menyebabkan Infeksi pielonefritis ginjal kanan.
 Terjadi juga Poliuria → oleh adanya penaikan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan,
sehingga filtrasi di glomerulus menjadi naik sampai 69%.
 Reabsorpsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak dikeluarkan urea, asamurik,
glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
 Mendekati akhir kehamilan, khususnya nullipara, dimana bagian presentasinya sering
engage sebelum terjadi persalinan, seluruh basis VU terdorong ke depan dan ke atas
sehingga mengubah permukaan yang cembung menjadi cekung.
 Tekanan bagian Paresentasi tersebut mengganggu drainase darah dalam limfe dari basis
VU, sering membentuk area edematus, mudah cedera dan lebih peka terhadap infeksi.
Baik tekanan maupun panjang uretra telah diperlihatkan berkurang pada bumil atau ibu
terebut setelah kelahiran vaginal tetapi tidak pada kehamilan abdominal.
 Kelemahan mekanisme sfingter uretra yang di sebabkan oleh kehamilan dan persalinan
mungkin memainkan peranan dalam fotogenesis, inkontinesa, stressberkemih.
 Normalnya hanya terdapat sedikit urin residual pd nullipara tetapi kadang timbul pada
multipara dgn dinding vagina yang rileks dan sistokel.
 Inkompetensi katub uterofesikal d tumpang tindih dgn konsekuensikemungkinan refluk
urin VUdapat terjadi sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai
tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus
juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-
produk eksresi seperti urea, uricacid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak
yang dikeluarkan
E. Sistem Renal Output
Urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini
bertentangan dengan meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa
terjadi peningkatan reabsorbsi air dan elektrolit tubuler .Glikosuria yang sering terjadi
akibat peningkatan GFR – glomerular filtration rateberada di tubulus dengan gula yang
tak dapat diabsorbsi secara sempurna.
Yang pernah menderita infeksi saluran kemih, diabetes dan wanita dengan
gejalasel sabit. Bakteriuria asimptomatik diasosiasikan dengan phielonefritis,
melahirkan dini dan BBLR. Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian
bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam kehamilan, persalinan
prematur, gangguan pertumbuhan janin dan pre eklampsia. Oleh karena itu pada wanita
hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas dari
bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.
F. Pemeriksaan Laboratorium
Semua wanita hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan Laboratorium urin secara
mikroskopik, tampak peningkatan jumlah leukosit, sejumlah eritrosit, Bakteri dan
spesimen urine. Untuk menghindari kontaminasi, spesimen urine diambil dari aliran
tengah (mid-stream) setelah daerah genitalia eksterna dicuci terlebih dahulu. Kultur
bakteri dan tes kepekaan antibiotika bila dimungkinkan sebaiknya diperiksa.
G. Pencegahan Infeksi Kandung Kemih
 Para ahli menganjurkan untuk memberikan terapi antibiotika. Beberapa kajian terapi
antibiotika untuk bakteriuria asimptomatik. Nama obat Dosis Angka keberhasilanya
adalah Amoksilain + asam klavulanat 3×500 mg/hari 92% Amoksilin 4×250 mg/hari
80% Nitrofurantoin 4×50-100 mg/hari 72%
 Terapi Antibiotika untuk pengobatan bakteriuria asimptomatik, biasanya diberikan
untuk jangka 5-7 hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan, dapat dilakukan
pemeriksaan ulangan biakan bakteriologik air kemih Bakteriuria Simptomatika.
Systitis Sistitis merupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada
bagian saluran kemih, biasanya inflamasi akibat bakteri. Sistem ini sukup sering
dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Kuman penyebab utamanya adalah E.coli,
disampingdapat oleh kuman-kuman lain. Predisposisi lain adalah karena uretra wanita
yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping penggunaan
kateter untuk usaha pengeluaran urin pada pemeriksaan ginekologik atau
 Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan airkemih,
sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi ulang.
H. Gejala dan tanda yang penting untuk diperhatikan
1. Pielonefritis akuta ditandai dengan gejala demam, menggigil, mual dan muntah, nyeri pada
daerah kostovertebra atau pnggang. Sekitar 85% kasus, suhu tubuh melebihi 38ºC dan
sekitar 12%, suhu tubuhnya mencapai 40ºC.
2. Sering disertai mual, muntah dan anoreksia.
3. Kadang-kadang diare. Dapat juga jumlah urine berkurang. Pemeriksaan air kemih
menunjukan banyak sel-sel leukosit dan bakteri. Hasil biakan menunjukan banyak koloni
mikroorganisme patogen.
SISTEM PENCERNAAN
Perubahan pada saluran cerna memungkinkan pengangkutan nutrien untuk
memenuhikebutuhan ibu dan janin dan perubahan ini berada di bawah pengaruh hormon dan
mekanis.Hal penting yang perlu diingat oleh bidan adalah bahwa banyak diantara perubahan
ini bertangggung jawab terhadap sejumlah ketidaknyamanan yang dialami selama
kehamilan.Perubahan diet selama kehamilan, banyak terjadi seperti keengganan terhadap
kopi,alkohol dan makanan yang digoreng, begitu pula dengan ibu yang sangat
menginginkanmakanan yang asin dan pedas; hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh
penumpulan indera pengecap selama kehamilan. “Pika”, istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keinginanyang aneh, mengunyah makanan secara kompulsif dan diam-diam,
atau ingesti zat yang bukan makanan (misalnya es, batu bara, disinfektan) juga
banyak terjadi, meskipun beberapa pika mungkin lebih banyak berhubungan dengan tradisi sosial
daripada selera makan yang kompulsif. mekanisme perubahan diet ini sangat sulit dipahami dan
biasanyatidak memiliki signifikansi terhadap kehamilan, kecuali jika materi yang
dikonsumsimenghambat absorpsi zat besi.Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek samping
mual dan muntah-muntah. Selain itu, terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering
kembung, konstipasi, lebih seringlapar atau perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat
peningkatan asam lambung.Pada keadaan patologik tertentu, terjadi muntah-muntah banyak
sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).Meskipun banyak wanita yang
mengalami mual di awal kehamilan, ada juga yangmengalami peningkatan nafsu makan dengan
asupan makanan harian meningkat hingga 200kkal. Hipotalamus yang mengendalikan lemak
tubuh total, dipicu kembali oleh progesteronsehingga kadar cadangan lemak tubuh yang baru
dapat dicapai dengan makan lebih banyak dan mengurangi energi yang digunakan. Hal ini
memfasilitasi ibu untuk memasuki trimester ketiga dengan 3,5 kg cadangan lemak yang
terakumulasi, yang merupakan bank energi untuk trimester terakhir saat penyimpanan lemak
secara praktis berhenti, tetapi energi tetapdibutuhkan untuk pertumbuhan janin. Banyak wanita
merasakan peningkatan rasa hausselama kehamilan akibat pengeseran kembali ambang osmotik
untuk rasa haus danvasopresin. Hal ini berperan dalam penurunan osmolalitas plasma,
menyebabkan peningkatanretensi air yang merupakan perubahan fisiologis normal selama
kehamilan. HCG dapatmempengaruhi osmoregulasi pada kehamilan.Gusi mengalami edema,
lunak dan seperti spons selama kehamilan yangkemungkinan terjadi akibat efek estrogen. Hal ini
dapat menyebabkan perdarahan jikamengalami trauma ringan, seperti akibat sikat gigi.
Terkadang terjadi pembengkakan yangsangat vaskular dan bersifat fokal yang disebut epulis
(atau gingivitis); pembengkakan inidisebabkan oleh pertumbuhan kapiler gusi. Hal ini biasanya
hilang dengan sendirinya setelahmelahirkan. Banyak data yang menunjukan bahwa kehamilan
tidak menyebabkan kerusakangigi. Salivasi yang berlebihan atau ptialisme, merupakan keluhan
yang kadang-kadangterjadi pada kehamilan, hal tersebut tampaknya disebabkan oleh
stimulasi kelenjar saliva akibatingesti zat tepung.Peningkatan estrogen dan progesteron
meningkatkan aliran darah ke rongga mulut,hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler gusi
sehingga terjadi edema dan hiperplastis;ketebalan epitelial berkurang sehingga gusi lebih rapuh.
Hal ini juga dapat mendorong ibumemperhatikan perawatan gigi dan mulut, tetapi bukan
dikarenakan ia akan kehilangan kalsium dari cadangan kalsium yang dialirkan ke janin. Janin
memperoleh kalsium dari cadangan kalsium di dalam tubuh ibu, bukan dari gigi ibu. Tingkat
keasaman saliva meningkat, dan pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah. Gejala
muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari (morning sicknesss). Tonus
pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah pengaruh progesteron, yang
menyebabkan relaksasi otot polos.Sejalan dengan kemajuan kehamilan, uterus yang membesar
juga mendorong lambung dan usus, akibatnya, apendiks bergeser keatas dan lateral sehingga
apendisitis dapat disalah artikan sebagai pielonefritis. Pada kehamilan cukup bulan, lambung
berada pada posisi vertical dan bukan pada posisi normalnya, yaitu horizontal. Kekuatan mekanis
ini menyebabkan peningkatan tekanan intragastrik dan perubahan sudut persambungan gastro-
esofageal yang mengakibatkan terjadinya refluks esofageal yang lebih besar. Pergeseranlambung
kearah atas saat uterus mengalami pembesaran yang tidak wajar (seperti pada kehamilan kembar
atau polihidramnion) menyebabkan timbulnya berbagai gejala kehamilanyang mengganggu dan
lebih sulit diatasi.Penurunan drastis tonus dan motilitas lambung dan usus ditambah relaksasi
sfingter bawah esofagus merupakan predisposisi terjadinya nyeri ulu hati, konstipasi
dan haemoroid.Sekitar 80% ibu hamil mengalami nyeri ulu hati selama kehamilan, biasanya
pada trimester ketiga. Hal ini dianggap akibat adanya sedikit peningkatan tekanan intragastritik
yangdikombinasikan dengan penurunan tonus sfingter bawah esofagus sehingga asam
lambungrefluks kedalam esofagus bagian bawah. Meskipun etiologi yang sebenarnya masih
belum jelas, pengaruh kombinasi antara progesteron dan estrogen kemungkinan menjadi penyeba
bnya .Kerja progesteron pada otot-otot polos menyebabkan lambung hipotonus yang
disertai penurunan motilitas dan waktu pengosongan yang memanjang. Semua perubahan yang
terjadi akibat progesteron ini dialami seluruh saluran usus halus. Efek-efek progesterone menjadi
lebih jelas seiring kemajuan kehamilan dan peningkatan kadar progesteron. Efek progesteron
pada usus halus adalah memperpanjang lama absorpsi nutrien, mineral, dan obat-obatan.
Absorpsi ini juga meningkat akibat hipertrofi vili duodenum yang dapat meningkatkan kapasitas
absorpsi. Efek progesteron pada usus besar menyebabkan konstipasi karena waktu transit yang
melambat membuat air semakin banyak diabsorpsi dan menyebabkan peningkatan flatulen
karena usus mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus. Diduga bahwa efek relaksasi
progesteron menyebabkan terjadinya perlambatan motilitas usus, mengakibatkan waktu transit
yang lebih lama, dan peningkatan absorpsi air kolonik, yang keduanya berperan terhadap
terjadinya konstipasi, meskipun penelitian yang membuktikan belum banyak dilakukan.
Kompresi usus bagian bawah oleh uterus juga dapat menimbulkan masalah ini, begitu juga
dengan pemberian zat besi secara oral.Di bawah pengaruh estrogen pada kandung empedu, dapat
terjadi statis garam-garaman empedu (kolestatis pada kehamilan) yang menyebabkan pruritus
dan ikterus.Kandung empedu mengalami dilatasi selama kehamilan dan laju pengosongannya
lambat akibat efek progesteron. Empedu menjadi lebih kental, disertai peningkatan resiko
kolestatis obstetrik. Pengosongan kandung empedu yang tidak sempurna dapat mengakibatkan
retensikristal kolesterol-bakal batu empedu, yang relatif umum terjadi pada ibu hamil
asimptomatik. Beberapa penelitian menunjukan tidak adanya perubahan pada ukuran hati dan
alirandarah, sedangkan penelitian lainnya menunjukan hal yang sebaliknya. Meskipun
banyak perubahan hati selama kehamilan yang menyerupai penyakit hati, tes fungsi hati harus di
interpretasikan dengan cermat karena terdapat perbedaan besar antara hasil laboratorium yang
berkaitan dan rentang normal‟.
SISTEM KEKEBALAN
Peningkatan PH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut lebih rentan
terhadap infeksi vagina. sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar
immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah
SISTEM KARDIOVASKULER
Selama kehamilan dan masa nifas terjadi perubahan-perubahan luar biasa pada jantung
dan sirkulasi perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada delapan minggu
pertama kehamilan. Curah jantung meningkat sedini minggu kelima kehamilan dan peningkatan
awal ini merupakan fungsi dari penurunan resistensi vascular sistemik serta peningkatan
frekuensi denyut jantung. Antara minggu ke 10 sampai 20, peningkatan nyata pada volume
plasma terjadi sedemikian sehingga meningkatkan preload. Kinerja ventrikel selama
masa kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular sistemik dan perubahan aliran
darah arteri pulsatil. Kapasitas vascular meningkat, sebagian disebabkan oleh peningkatan
komplians vascular.
SISTEM INTEGUMENT
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan, umumnya muncul garis-garis kemerahan yang
sedikit mencekung pada kulit abdomen dan kadangkala pada kulit payudara dan paha pada
sekitar separuh semua wanita hamil. Pada wanita multipara, selain striae kemerahan
dari kehamilan yang sekarang, sering terlihat garis-garis keperakan mengkilat yang menunjukkan
sikatriks striaekehamilan sebelumnya.
Pada banyak wanita, garis tengah kulit abdomen menjadi sangat terpigmentasi, berwarna
hitam kecoklatan membentuk linea nigra. Kadangkala bercak-bercak kecoklatan irregular dengan
berbagai ukuran terlihat di wajah dan leher sehingga membentuk kloasma atau melasma
gravidarum (topeng kehamilan).
Angioma, yang juga disebut spider naevi, timbul pada sekitar dua per tiga wanita kulit
putih dan kira-kira 10 % wanita Amerika keturunan Afrika selama kehamilan. Angioma ini
berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah pada kulit, terutama sering terdapat pada wajah,
leher, dada atas dan lengan, dengan jari-jari yang bercabang keluar dari badan sentralnya.
Kondisi ini sering disebut sebagai nevus, angioma atau telangiektasis. Eritema palmaris juga
ditemukan pada kehamilan pada sekitar dua per tiga wanita kulit putih dan sepertiga wanita kulit
hitam. Kedua kondisi ini sering terjadi bersamaan tetapi tanpa makna klinis, dan menghilang
pada sebagian besar wanita segera setelah terminasi kehamilan. Keduanya kemungkinan besar
merupakan akibat hiperestrogenemia kehamilan.
METABOLISME DAN BERAT BADAN IMT
A. Metabolisme
Pada wanita hamil Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat. Peningkatan ini terjadi
karena pada ibu hamil memerlukan banyak energi antara lain untuk perkembangan badan,
alat kandungan, mamae dan untuk perkembangan janin itu sendiri. Banyaknya energi
yang diperlukan selama hamil adalah 80.000 kkalori dimana setara dengan 300 kkal
diatas kebutuhan wanita tak hamil. Peningkatan kebutuhan energi TMI relatih kecil dan
semakin bertambah pada trimester II dan III.
 Pada Trimester I
Segera setelah haid terlambat kadar diamino eksidae meningkat dari 3-6 satuan dari masa
tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 2 minggu. Plasenta sendiri menghasilkan
enzim-enzim untuk oksidasi, reduksi, hidrolisa, dimana enzim dioksidase merupakan
salah satu enzim yang dihasilkan oleh plasenta. Diamino oksidase disebut juga
histaminase yaitu enzim yang berfungsi agar histamin tidak aktif lagi.
 Pada Trimester II
Kadar diamino oksidase ini mencapai puncaknya 400 – 500 satuan pada kehamilan 16
minggu. Kadar alkalinfosfatase meningkat 4 kali lipat dengan wanita tidak hamil.
Dimana kadar alkalinfosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi plasenta. Kadar gula
darah pada ibu hamil lebih tinggi dari pada keadaan tidak hamil. Hal ini mungkin terjadi
akibat zat antagonis options. Pada ibu hamil zat antagonis ibu hamil ini selain dihasilkan
oleh kelenjar adrenal juga dihasilkan oleh plasenta zat antagonis insulin (glukagon)
menekan kadar insulin sehingga mengakibatkan kadar gula ibu hamil meningkat.
 Pada Trimester III
Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat hingga 15-20% dari semula. Kalori yang
dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya
sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi apabila dibutuhkan dipakai lemak ibu
untuk dapat tambahan kalori. Pada trimester ini janin membutuhkan 30 sampai 40 gr
kalsium untuk pembentukan tulangnya. Peningkatan ini terjadi agar dapat memenuhi
kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin agar tidak mengambil kalsium ibu.
Sedangkan kadar diamino oksidase menetap sampai akhir kehamilan. Keseimbangan
asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter,
disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin. Kebutuhan
protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
perkembangan organ organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar 0,5 gr/kg BB atau sebutir telor ayam sehari.
Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
 Kalsium 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin.
 Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
 Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
 Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama kehamilan, atau
terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg per minggu.
Pertambahan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut :
 Janin : 3 – 3,5 kg
 Plasenta : 0,5 kg
 Air ketuban : 1 kg
 Rahim ± : 1 kg
 Timbunan lemak : 1,5 kg
 Timbunan protein : 2 kg
 Retensi air-garam : 1,5 kg
B. Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh
Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg
diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko
kompilkasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema, laju
metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik dan ukuran
janin, semuanya harus diperhitungan. Usia maternal, ukuran tubuh prekehamilan, paratis,
ras-etenisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan
maternal. Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan
pada indeks masa tubuh prekehamilan (body mass index) yang mengambarkan
perbandingan berat badannya lebih sedikit dari pada ibu yang memasuki kehamilan
dengan berat badan sehat.
Cara menghitung berat badan ideal ibu hamil
Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi rumusannya
bisa dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap minggunya yang
dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400 gram, kemudian berat badan yang
ideal untuk seseorang agar dapat menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat
berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan
sehingga rumusnya dapat dibuat.
Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :
BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm
(TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm.
Penghitungan berat badan berdasarkan indeks massa tubuh :
IMT = BB² / TB
Dimana IMT = Indeks masa tubuh
BB = Berat badan (kg)
TB = Tinggi badan (m)
Contoh :
Diketahui : BB : 50 kg
Tb : 160 kg
Ditanya : IMT ?
Di jawab : IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53
POLA PENINGKATAN BERAT
Secara alami, setiap wanita hamil akan mengalami peningkatan berat badan
selama masa kehamilannya. Adapun penambahan berat seorang wanita hamil adalah
sebagai berikut :
 Dalam triwulan pertama penambahan berat ± 1 kg
 Dalam triwulan kedua penambahan berat ± 5 kg
 Dalam triwulan ketiga penambahan berat ± 5,5 kg
Jadi penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 11,5 kg. Penambahan berat ini
disebabkan oleh pertambahan berat organ tubuh ibu akibat perubahan fisiologis dan
penambahan organ janin.
DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH PADA IBU HAMIL
A. Darah
 Volume Darah
Dalam keadaan tidak hamil, 70% dari berat badan adalah air, yang terdiri dari:
 5% diantaranya adalah cairan intravascular,
 70% adalah cairan intraseluler, dan
 Sisanya adalah cairan interstisial.
Dalam kehamilan, cairan intraseluler tidak berubah namun terjadi peningkatan
volume darah dan cairan interstitsiil. Peningkatan volume darah ini mencakup
peningkatan plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pada wanita
hamil normal, umumnya, darah meningkat sebesar 15 – 30 % (sekitar 1,5 liter), namun
hal tersebut bervariasi pada setiap individu.
1. Plasma Darah
Volume plasma darah mengalami peningkatan, yaitu sebesar 40%. Pada awalnya,
volume plasma meningkat pesat dari usia gestasi sekitar 6 minggu, kemudian laju
peningkatan melambat. Peningkatan volume plasma mencapai maksimum pada minggu
ke 30 – 34 sampai pada persalinan. Dalam keadaan tidak hamil, 55% dari volume darah
merupakan plasma darah.Peningkatan volume plasma darah lebih besar dibandingkan
peningkatan sel darah merah sehingga terjadi anemia dan peningkatan kadar protein, oleh
karena itu kekentalan (viskositas) darah menurun atau terjadi pengenceran darah. Dengan
demikian maka terjadi penurunan eritrosit per milliliter dari 4,5 juta menjadi 3,8 juta. Ini
berarti kadar hematokrit (volume sel-sel eritrosit seluruhnya dalam 100 ml
darah) menurun selama kehamilan. Selanjutnya, dengan semakin bertambahnya usia
kehamilan, volume plasma semakin menurun dan eritrosit menjadi sedikit meningkat,
sehingga kadar hematokrit sedikit meningkat menjelang aterm. Peningkatan plasma darah
lebih banyak pada multigravida dari pada primigravida. Selain itu lebih meningkat pada
kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal. Plasma darah ini juga menentukan berat
badan lahir. Peningkatan volume plasma lebih sedikit pada pasien dengan aborsi
berulang.
2. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Pada kehamilan, terjadi peningkatan eritrosit sebesar 18% (tanpa pemberian
suplemen Fe) dan meningkat sebesar 30% (dengan pemberian suplemen Fe) dari jumlah
normalnya. Dimana jumlah eritrosit normal yaitu kurang lebih 5 juta dalam 1 mm3 darah
(4 ½ juta). Peningktan eritrosit mulai pada minggu ke 10 (pada trimester pertama).
- Hemoglobin
Hemoglobin (Hb) adalah komponen darah yg bertugas mengangkut oxygen dari
paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. 75% zat besi dalam tubuh bertugas di sini. Kadar
hemoglobin normalnya untuk wanita sekitar 12-15 g per 100 mililiter sedang untuk pria
sekitar 14-16 g per 100 mililiter. Pengukuran Hb pada saat kehamilan biasanya
menunjukkan penurunan jumlah Hb. WHO merekomendasikan batas bawah penurunan
Hb adalah 11 g/ml (WHO, 1968), peneliti lain 10-12 g/ml (De Leeuw et.al. 1966).
Maksudnya bahwa dibawah batas tersebut baru digolongkan sebagai anemia. Menurut
kompilasi CDC (us centre for disease control and prevention, 1989) biasanya terjadi
penurunan Hb secara normal pada trisemester pertama (batas aman Hb > 11 g) ,
kemudian mencapai titik terendah pada akhir trisemester kedua (batas aman Hb > 10.5),
kemudian perlahan naik selama trisemester ketiga.
Salah satu penyebab penurunan Hb pada ibu hamil disebabkan oleh bertambahnya
plasma darah, yg merupakan proses pengenceran darah (haemodillution). Hal tersebut
dapat memperlancar aliran darah di plasenta. Perubahan kadar haemoglobin paralel
dengan yang terjadi pada eritrosit. Mean Cell Haemoglobin Concentration pada keadaan
tidak hamil normalnya adalah 34%, yang berarti bahwa setiap 100 ml eritrosit
mengandung 34 g haemoglobin. Nilai ini selama kehamilan tidak berubah, dengan
demikian maka nilai volume eritrosit total dan haemoglobin total meningkat selama
kehamilan.
- Zat Besi
Dengan peningkatan jumlah eritrosit, kebutuhan akan zat besi dalam proses
produksi hemoglobin meningkat. Bila suplemen zat besi tidak diberikan, kemungkinan
akan terjadi anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan zat besi pada paruh kedua kehamilan
kira-kira 6 – 7 mg/hari. Bila suplemen zat besi tidak tersedia, janin akan menggunakan
cadangan zat besi maternal. Sehingga anemia pada neonatus jarang terjadi, akan tetapi
terjadi defisiensi zat besi berat pada ibu yang dapat menyebabkan persalinan preterm,
abortus, dan janin mati.
3. Sel Darah Putih (Leukosit)
Selama kehamilan, terjadi kenaikan kadar leukosit dari 7.109 / l (dalam keadaan
tidak hamil), menjadi 10.5.109 / l. Peningkatan ini hampir semuanya disebabkan oleh
peningkatan sel PMN (polimorfonuclear). Pada saat inpartu, jumlah sel darah putih ini
akan menjadi semakin meningkat lagi.
- Neutrofil
Nilai neutrofil meningkat pada trimester pertama dan terus naik sampai usia kehamilan
30 minggu. Aktivitas metabolik neutrofil dan fungsi fagositosis meningkat.
- Limfosit : Jumlahnya tidak berubah, tetapi fungsinya berkurang.
4. Trombosit
Pada kehamilan, terjadi thromobositopoeisis akibat kebutuhan yang meningkat.
Kadar prostacyclin (PGI2), sebuah “platelet aggregation inhibitor” dan
Thromboxane (A2), sebuah perangsang aggregasi trombosit dan vasokonstriktor,
meningkat selama kehamilan. Nilai rata – rata trombosit selama awal kehamilan adalah
275.000 / mm3, dan meningkat sampai 260.000 / mm3 pada minggu ke 35. Aktifitas
trombosit meningkat pada trimester kedua dan trimester ketiga, dan kembali normal pada
12 minggu postpartum.
B. Pembekuan Darah
Kehamilan disebut sebagai hipercoagulable state, karena terjadinya peningkatan
kadar fibrinogen dan faktor pembekuan VII sampai X secara progresif (perlahan). Kadar
fibrinogen, dari 1,5 – 4,5 g/L (pada saat tidak hamil) meningkat dan sampai akhir
kehamilan mencapai 4 – 6.5 g/L. Sintesa fibrinogen terus meningkat akibat meningkatnya
penggunaan dalam sirkulasi uteroplasenta atau sebagai akibat tingginya kadar estrogen.
Faktor II, V dan XI sampai XIII tidak berubah atau justru malah semakin menurun.
SISTEM PERNAFASAN
Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan pada volume paru-paru dan
ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk
memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan
tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih
naik sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan
perubahan sistem pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh
karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu volume tidal meningkat
sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan
permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara selama
kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas
cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini
mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal
menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi
bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesteron secara langsung
di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe.
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan
janin. .Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju metabolik
dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen
dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan
ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim
membesar, panjang paru-paru berkurang. Diameter transversal kerangka toraks meningkat
sekitar 2 cm dan lingkaran kerangka iga meningkat 5 sampai 7 cm (Cunningham, dkk., 1993).
Besar sudut kostal, yang pada masa sebelum. hamil sekitar 68°, meningkat menjadi sekitar 103°
pada trimester ketiga. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Setelah melahirkan, rongga
dada mungkin tidak kembali ke keadaan sebelum hamil (Seidel, dkk., 1995).
Tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan
dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan pernapasan
perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit. Peningkatan vaskularisasi,
yang merupakan respons terhadap peningkatan kadar estrogen, juga terjadi pada traktus
pernapasan atas. Karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hiperemia di hidung, faring,
laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus respiratorius menyebabkan
timbulnya beberapa kondisi yang umum terlihat selama masa hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi
sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan respons
peradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi pernapasan bagian atas yang ringan
sekalipun. Peningkatan vaskularitas juga membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak,
menimbulkan gejala kerusakan pendengaran, nyeri pada telinga, atau rasa penuh di telinga.
SISTEM PERSYARAFAN
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis dan
neuromuskular sebagai berikut:
1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.
2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi
akar syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome selama
trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk
berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.
5. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang
kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti
kesalahan refraksi, sinusitis atau migran
6. Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada
awal kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor hipotensi postural atau hipoglikemi mungkin
keadaaan yang bertanggung jawab atas keadaan ini.
7. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuscular, seperti kram otot
atau tetanus.
8. Saraf pelvik yang menekan / vasculas tetap disebabkan oleh perbesaran uterus yang
merupakan hasil perubahan sensori pada kaki.
9. Pembengkakan melibat kan saraf pherifera gejala lubang antara persendian sampai lengan
& tangan selama 3 mgg terakhir kehamilan. Pembengkakan yang menekan saraf median
dibawah ligmen persendian antara lengan & tangan.
10. Gelaja pharethesia ( terbakar / gatal karna kekacauan sistem saraf sensori ) & rasa sakit
pada tangan yang menyebar sampai siku. tangan yang dominan biasa nya berpengaruh.
11. Acroesthesia ( kaku & gatal pada tangan ) di sebabkan oleh stoop-snouldered sikap
menerima oleh beberapa wanita selama kehamilan pada kondisi ini dihunbungkan dengan
penarikan pada segmen dari brachial plexus yaitu nervus plexus yang berasal dari
percabangan ventral empat nervus spinalis servikalis terakhir dengan nervus spinalis
torakalis pertama, memecah menjadi beberapa nervus utama bahu, dada & lengan
12. Tekanan sakit kepala datang bersama kecemasan, sinusitis, kunang2, letih, lesu, dan
pingsan adalah umum terjadi selama kehamilan
13. Hypocalcemia (penurunan kalsium darah yang kurang dari normal) dekarenakan
persyarafan otot seperti kejang otot / tetanus Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil
diantaranya :
a. Pusing dan kunang-kunang
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine
syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan
hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama.
Hipotensi postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara.
b. Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha),
bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
c. Sindrom Karpel Tunel
Sindrom ini bisa menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan (biasanya
di jempol dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke
lengan bagian bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada. Sindrom
ini menyebabkan luka pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan
penyempitan di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan.
d. Kejang kaki mendadak
Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini terjadi
karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya
serum ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium.
Ketika itu terjadi seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu
tidak dianjurkan untuk memijat kakinya karena mungkin saja rasa sakit itu berasal
dari tromboplebitis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ambarwati, 2008. Asuhan KebidananNifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 81)
2. Dessy, T., dkk. 2009. PerubahanFisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul
‘Ulum Surakarta.
3. Rizka, ( 2013, 21 April ). Askeb Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil. Diperoleh 25-04-
2014, dari http://kirana.blog.com/2013/04/21/askeb_sistem-perkemihan-pada-ibu-hamil/
4. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 59).
5. Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 80-82).
6. Widjanarko, B. 2009. Masa Nifas. obfkumj.blogspot.com/ diunduh Zietraelmart.
2008. Perubahan Fisiologi Masa Nifas.
7. https://www.academia.edu/4550803/4 diunduh 20 April 2014

More Related Content

What's hot

Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilRahayu Pratiwi
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalRahayu Pratiwi
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiOperator Warnet Vast Raha
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiAffiZakiyya
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksiaWarnet Raha
 
Metabolisme Pada Bumil
Metabolisme Pada BumilMetabolisme Pada Bumil
Metabolisme Pada BumilRahayu Pratiwi
 
Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)Rahayu Pratiwi
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasSeptian Muna Barakati
 
Filosofi Kebidanan
Filosofi KebidananFilosofi Kebidanan
Filosofi Kebidananbettycan33
 
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)Nurul Wulandari
 

What's hot (20)

Ikterus
IkterusIkterus
Ikterus
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamil
 
Bersalin
BersalinBersalin
Bersalin
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
Anfis payudara
Anfis payudaraAnfis payudara
Anfis payudara
 
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSIASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
 
Asuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,pptAsuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,ppt
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
 
Metabolisme Pada Bumil
Metabolisme Pada BumilMetabolisme Pada Bumil
Metabolisme Pada Bumil
 
Menopause
Menopause Menopause
Menopause
 
Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 
Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Filosofi Kebidanan
Filosofi KebidananFilosofi Kebidanan
Filosofi Kebidanan
 
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
 

Similar to PERUBAHAN ANATOMISISTEMPERSYARAFAN

Makalah bu frida
Makalah bu fridaMakalah bu frida
Makalah bu fridaAdi Wijaya
 
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Kehamilan
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi KehamilanPerubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Kehamilan
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi KehamilanUmmuNadhifa1
 
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptxPromosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptxSitiSalfaNabila
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilandesiaulia7
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilandesiaulia7
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilandesiaulia7
 
6.perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi dalam kehamilan -
6.perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi dalam kehamilan -6.perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi dalam kehamilan -
6.perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi dalam kehamilan -Devi Narti
 
Askeb i kelompok i
Askeb i kelompok iAskeb i kelompok i
Askeb i kelompok iElsaJeni
 

Similar to PERUBAHAN ANATOMISISTEMPERSYARAFAN (20)

Makalah bu frida
Makalah bu fridaMakalah bu frida
Makalah bu frida
 
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Kehamilan
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi KehamilanPerubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Kehamilan
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Kehamilan
 
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilanSiklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
 
Pp sistem endokrin
Pp sistem endokrinPp sistem endokrin
Pp sistem endokrin
 
Perubahan anatomi dan fisiologi saat hamil
Perubahan anatomi dan fisiologi saat hamilPerubahan anatomi dan fisiologi saat hamil
Perubahan anatomi dan fisiologi saat hamil
 
Perubahan anatomi dan fisiologi saat hamil
Perubahan anatomi dan fisiologi saat hamilPerubahan anatomi dan fisiologi saat hamil
Perubahan anatomi dan fisiologi saat hamil
 
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptxPromosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
6.perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi dalam kehamilan -
6.perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi dalam kehamilan -6.perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi dalam kehamilan -
6.perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi dalam kehamilan -
 
Perubahan fisik pada ibu hamil kelompok 1
Perubahan fisik pada ibu hamil kelompok 1Perubahan fisik pada ibu hamil kelompok 1
Perubahan fisik pada ibu hamil kelompok 1
 
Managemen laktasi
Managemen laktasiManagemen laktasi
Managemen laktasi
 
Askeb i kelompok i
Askeb i kelompok iAskeb i kelompok i
Askeb i kelompok i
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
heg bab 2.pdf
heg bab 2.pdfheg bab 2.pdf
heg bab 2.pdf
 
Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
Fff
FffFff
Fff
 
obgyn
obgynobgyn
obgyn
 

Recently uploaded

KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (20)

KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

PERUBAHAN ANATOMISISTEMPERSYARAFAN

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas asuhan kebidanan ini dengan lancar. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas asuhan kebidanan ( kehamilan ). Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan) serta semua pihak yang terkait dan membantu proses penyusunan serta penyelesaian makalah yang dengan judul “Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Sistem Persyarafan pada Ibu Hamil”. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik yang membangun sangat kami harapkan. Demikian makalah ini kami buat. Apabila ada kesalahan kami mohon maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan- perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan, payudara, system endokrin, system kekebalan, system perkemihan. Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal. Perubahan anatomi dan adaptasi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai. Oleh karena itu, penukis membuat makalah dengan judul “Perubahan Anatomi Dan Adaptasi Fisiologi Ibu Hamil Yang Meliputi Sistem Reproduksi, Payudara, Sistem Endokrin, Sistem Kekebalan, Dan Sistem Perkemihan”. B. Rumusan Masalah Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi sistem reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan dan sistem perkemihan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, integumen, metabolisme, pernafasan, persyarafan, darah dan pemebekuan darah pada ibu hamil trimester I, II, III? C. Tujuan Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi sistem reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan dan sistem perkemihan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, integumen, metabolism, pernafasan, persyarafan, darah dan pemebekuan darah pada ibu hamil trimester I, II, III.
  • 3. SISTEM REPRODUKSI 1. Uterus Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron. Pembesaran disebabkan oleh: 1. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, 2. Hiperplasia dan hipertrofi, 3. Perkembangan desidua. Uterus bertambah berat sekitar 70-1100 gram selama kehamilan. Ukuran uterus mencapai umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4000 cc. Perubahan bentuk dan posisi uterus antara lain: bulan pertama uterus berbentuk seperti alpukat, 4 bulan berbentuk bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Rahim yang tidak hamil/ rahim normal sebesar telur ayam, pada umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa. Selama kehamilan, dinding-dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis. Fundus pada servik mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Korpus uteri dan servik melunak dan membesar pasca umur kehailan minggu ke 8 yang disebut tanda Hegar. Sedangkan posisi rahim pada awal kehamilan adalah antefleksi atau retrofleksi, pada umur kehamilan 4 bulan kehamilan rahim berada dalam rongga pelvis dan setelahnya memasuki rongga perut. 2. Serviks Uteri Jaringan ikat pada servik (banyak mengandung kolagen) lebih banyak dari jaringan otot yang hanya 10 %. Estrogen meningkat, bertambah hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai darah maka konsistensi servik menjadi lunak atau disebut tanda Goodell. Peningkatan aliran darah uterus dan limpe mengakibatkan kongesti panggul dan oedema. Sehingga uterus , servik dan ithmus melunak secara progressif dan servik menjadi kebiruan. Pada post partum servik menjadi berlipat-lipat dan tidak menutup.
  • 4. 3. Vagina dan vulva Hipervaskularisasi pada vagina dann vulva mengakibatkan lebih merah, kebiru- biruan (livide) yang disebut tanda Chadwick. Warna portio tampak livide. Selama hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan terhadap infeksi jamur. 4. Ovarium Sampai kehamilan 16 mg masih terdapat korpus luteum graviditas dengan diameter 3 cm yang memproduksi estrogen & progesteron. Lebih dari 16 mg plasenta sudah terbentuk dan korpus luteum mengecil, sehingga produksi estrogen dan progesteron digantikan oleh plasenta. PAYUDARA
  • 5. Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan progesteron tapi belum mengeluarkan ASI. Sommatomamotropin mempengaruhi sel- sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumun, dan laktoglobulin sehingga mammae dipersiapkan untuk laktasi. Hiperpigmentasi pada areolla (menjadi lebih hitam dan tegang). Terdapat tuberkel montgomery (hipertropi kelenjar sebasea/lemak yang muncul di areola primer. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. SISTEM ENDOKRIN 1. Kelenjar Hipofisis (master of gland) Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak atau berada di os sphenoidalis.yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ- organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hornon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus. a. Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi semua organ endokrin yang lain.  Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh. Hormon ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama kehamilan. Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulin  Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.  Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.  Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan sper- matozoa dalam testis.  Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH). b. Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormon;
  • 6.  Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.  Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise tulang spenoid. 2. Kelenjar Tiroid/Gondok Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani. Kelenjar tiroid selama kehamilan tidak mengalami perubahan ukuran, tetapi terdapat peningkatan terhadap peningkatan terhadap kadar globulin pengikat tiroid, hormone tiroksin (T4), dan triidotironin (T3). Kadar hormone ini mencapai puncak pada usia kehamilan 12 minggu. Konsentrasi kadar T3 dan T4 yang tidak aktif (tidak terikat) tidak mengalami perubahan. Kadar TSH juga tidak berubah. Oleh karena itu peningkatan basal metabolisme rate (BMR), peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi jantung bukan karena pengaruh tiroid. Peningkatan konsumsi oksigen yang tinggi disebabkan aktivitas metabolic janin. Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe. Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari: 1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi. 2. Mengatur penggunaan oksidasi. 3. Mengatur pengeluaran karbondioksida.
  • 7. 4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan. 5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental. 3. Kelejar Paratiroid Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan parathormon atau hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon parathormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Dengan demikian pada kehamilan kebutuhan janin terhadap kalsium terjadi peningkatan, juga penyerapan kalsium oleh ibu untuk mengatasi hal ini. 4. Kelenjar Timus/Kacang Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira- kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil danberatnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi. Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus yaitu hormon thymosin yang berfungsi sebagai berikut; 1. Mengaktifkan pertumbuhan badan 2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin. 5. Kelenjar Supra Renalis/Adrenal Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu: 1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks. 2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin). Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Selcresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam
  • 8. keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shok. Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah; Hidrokortison, aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot. Metabolisme karbohidrat mengalami perubahan selama kehamilan, tetapi tampaknya interaksi janin ibu berkaitan dengan metabolisme karbohidrat diperantarai oleh kerja hormon lain. Pada usia kehamilan 15 minggu sampai trimester ketiga Hormon aldosteron hampir semuanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal ibu. Terjadi peningkatan jumlah yang dihasilkan selama kehamilan. Berperan dalam mendukung retensi natrium dan air. Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ; 1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam. 2. Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein. 3. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid. Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi, kelainan-kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder. Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari: 1. Vaso konstriksi pembuluh darah perifer. 2. Relaksasi bronkus. 3. Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi perdarahan pada operasi kecil. 6. Kelenjar Pienalis (Epifise)
  • 9. Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin. 7. Kelenjar Pankreas Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein. Fungsi hormon insulin, yaitu mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak. Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas. Fungsi kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta mengnambat sekresi glikogen. 8. Kelenjar Gonad/Kelamin Kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
  • 10. Pada saat hamil perubahan progesterone adalah pada awal kehamilan dihasilkan oleh corpus luteum dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini meningkat selama kehamilan dan menjelang persalinan mengalami penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250 mg/hari. Aktivitas progesteron yang diperkirakan : 1. Menurunkan tonus otot polos :  motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual  aktivitas kolon menurun – pengosongan berjalan lambat – reabsorbsi air meningkat – konstipasi  tonus uterus menurun – aktivitas uterus menurun  tonus vesica urinaria dan ureter menurun – stasis urine 2. Menurunkan tonus vaskular : tekanan diastolik menurun sehingga terjadi dilatasi vena 3. Meningkatkan suhu tubuh 4. Meningkatkan cadangan lemak 5. Memicu “over breathing” – tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun 6. Memicu perkembangan payudara 7. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi 8. Menambah jumlah sel asinus. Perubahan Estrogen adalah pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat. Output estrogen maksimum adalah 30-40 mg / hari dan diantaranya 85% terdiri dari estriol. Kadar terus meningkat menjelang aterm. Aktivitas estrogen yang diperkirakan : 1. Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus 2. Menimbulkan hipertrofi system payudara 3. Menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam, sehingga payudara tampak makin besar. 4. Merubah konsitusi kimiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan menyebabkan servik yang elastis, kapsul persendian melunak, mobilitas persendian meningkat
  • 11. 5. Retensi air 6. Menurunkan sekresi natrium SISTEM MUSKULOSKELETAL Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone dan elastin dalam kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian. Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah : a) Peregangan otot - otot b) Pelunakan ligamen - ligamen Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan – perubahan tersebut adalah : a) Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan) b) Otot – otot abdomal (meregang ke atas uterus hamil) c) Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus) Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan struktural dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan kehamilan . Oleh karena itu masalah postur merupakan hal biasa dalam kehamilan : a) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan merubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi. b) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda-benda (dan memar biru) dan kehilangan keseimbangan (lalu jatuh). (PusDikNaKes, 2003 :100) Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik. Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah : 1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati). 2. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36
  • 12. minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi. SISTEM PERKEMIHAN A. Perubahan Anatomis Perkemihan Pada Ibu Hamil 1. Trimester I Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan. Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal. 2. Trimester II Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih tertarik keatas dan keluar
  • 13. dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang samapi 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus mennekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine. 3. Trimester III Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine. B. Kelainan-kelainan Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil Retensi akut Komplikasi yang jarang terjadi pada kehamilan Kadang-kadang timbul pada kira-kira minggu ke 12 kehamilan apabila uterus dalam posisi retroversi.  Uterus tidak dapat muncul ke atas melampaui lengkung sacrum pada saat vesica urinaria penuh à uterus tergencet.  Terdapat circulus visiosus (lingkaran setan) : uterus hanya dapat muncul keatas kalau vesica urinaria kosong, tetapi vesica urinaria terjepit antara symphisis pubis dan uterus yang membesar.  Pengobatannya : pemasangan kateter urine dan pengosongan vesica urinaria perlahan – Setelah itu jarang terjadi komplikasi lagi karena uterus kemudian dapat berdiri tegak dan menonojol keatas keluar dari cavitas pelvis. Traktus urinarius
  • 14. Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Rearbsorpsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk ekresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan. Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun akibat pengaruh estrogen dan progesterone. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60 %-150 %. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal. a) Perubahan sistem renal Keluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi pada awal kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi dan merupakan hal yang wajar selama kehamilan. Keluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi pada awal kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi dan merupakan hal yang wajar selama kehamilan.  Pada kehamilan dini : Uterus membesar meski masih dalam panggul sehingga menimbulkan tekanan pada kandung kemih dan akibatnya adalah pasien sering buang air kecil.  Pada pertengahan kehamilan : Uterus sudah keluar dari panggul sehingga proses miksi berlangsung normal.  Pada akhir kehamilan : Terjadi desensus kepala kedalam panggul sehingga keluh sering buang Air kecil terulang kembali. C. Perubahan anatomis pada ginjal dan ureter
  • 15. Terjadi hidronefrosis dan hidroureter ringan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot polos akibat hormon progesterone yang diperberat oleh tekanan mekanis dari uterus pada pintu panggul. Terjadi pula refluk vesico ureteric. Perubahan – perubahan diatas merupakan predisposisi terjadinya infeksi saluran air kemih. Gambaran ini menjadi lebih baik pada kehamilan lanjut oleh karena pertumbuhan uterus diatas pintu panggul dan peningkatan kadar estrogen yang menyebabkan hipertrofi otot ureter. Perubahan anatomis pada ginjal dan ureter terlihat nyata. Terjadi hidronefrosis dan hidroureter ringan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot polos akibat hormon progesteron yang diperberat oleh tekanan mekanis dari uterus pada pintu panggul Terjadi pula refluk vesico ureteri. Perubahan – perubahan diatas merupakan predisposisi terjadinya infeksi saluran ar kemih. Gambaran ini menjadi lebih baik pada kehamilan lanjut oleh karena pertumbuhan uterus diatas pintu panggul dan peningkatan kadar estrogen yang menyebabkan hipertrofi otot ureter. 1. Sistem renal Output urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini bertentangan dengan meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa terjadi peningkatan reabsorbsi air dan elektrolit tubuler. Glikosuria yang sering terjadi akibat peningkatan GFR – glomerular filtration rate berada di tubulus dengan gula yang tak dapat diabsorbsi secara sempurna. Sebagai akibatnya, jumlah cairan yang di filtrasi dari plasma melalui glomerulus juga meningkat dan beratus ratus liter cairan melintasi tubulus renalis setiap harinya. Meski demikian output urine tidak bertambah dan hal ini jelas oleh karena adanya reabsorbsi oleh tubulus renalis. Diperkirakan terjadi peningkatan cairan ekstraselusebanyak 6 – 7 liter selama kehamilan.Bersama dengan air, natrium dan elektrolit lain mengalami reabsorbsi oleh tubulus untuk mempertahankan osmolaritas . Pasien hamil meng eksresikan 80% dari bahan- bahan yang dijumpai dalam urine ibu yang tidak hamil. Glikosuria derajat rendah terjadi pada 35 – 50% ibu hamil. Kenaikan GFR menyebabkan meningkatnya gula yang sampai di tubulus dan kemudian direabsorbsi kembali. Dengan demikian maka glikosuria terjadi pada kadar gula yang rendah
  • 16. dibandingkan dengan yang dijumpai pada wanita tidak hamil. Terjadi penurunan ambang batas renal. Infeksi Traktus Urinarius adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Urine yang diperiksa harus bersih, segar dan diambil dari aliran tengah (midstream) atau diambil dengan fungsi suprasimpisis. Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan istilah bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria asimptomatik dan mungkin disertai dengan gejala-gejala yang disebut bakteriuria simptomatik Infeksi saluran kencing merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama hidupnya. Infeksi saluran kencing dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampak yang ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR). D. Faktor Infeksi Perkemihan  Pengaruh P yang mana peristaltic pada ureter menjadi terhambat → bertambah panjang sehingga akan berkelok-kelok → residu akan menyebabkan sumbatan pada lekukan ureter yg mana di dalam residu tersebut terkumpul mikroorganisme → terjadi infeksi.  Ureter Ka & Ki membesar → pengaruh P  Ureter Ka > Ureter Ki karena mengalami > tekanan di bandingkan ureter Ki. Hal ini di sebabkan karena uterus lebih sering tangan kanannya atau oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri uterus  Akibat tekanan pada ureter Ka tersebut lebih sering di jumpai hidroureter dekstra dan pielitis ekstra.  Tekanan rahim pada ureter Ka dapat menyebabkan Infeksi pielonefritis ginjal kanan.  Terjadi juga Poliuria → oleh adanya penaikan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus menjadi naik sampai 69%.  Reabsorpsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak dikeluarkan urea, asamurik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
  • 17.  Mendekati akhir kehamilan, khususnya nullipara, dimana bagian presentasinya sering engage sebelum terjadi persalinan, seluruh basis VU terdorong ke depan dan ke atas sehingga mengubah permukaan yang cembung menjadi cekung.  Tekanan bagian Paresentasi tersebut mengganggu drainase darah dalam limfe dari basis VU, sering membentuk area edematus, mudah cedera dan lebih peka terhadap infeksi. Baik tekanan maupun panjang uretra telah diperlihatkan berkurang pada bumil atau ibu terebut setelah kelahiran vaginal tetapi tidak pada kehamilan abdominal.  Kelemahan mekanisme sfingter uretra yang di sebabkan oleh kehamilan dan persalinan mungkin memainkan peranan dalam fotogenesis, inkontinesa, stressberkemih.  Normalnya hanya terdapat sedikit urin residual pd nullipara tetapi kadang timbul pada multipara dgn dinding vagina yang rileks dan sistokel.  Inkompetensi katub uterofesikal d tumpang tindih dgn konsekuensikemungkinan refluk urin VUdapat terjadi sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk- produk eksresi seperti urea, uricacid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan E. Sistem Renal Output Urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini bertentangan dengan meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa terjadi peningkatan reabsorbsi air dan elektrolit tubuler .Glikosuria yang sering terjadi akibat peningkatan GFR – glomerular filtration rateberada di tubulus dengan gula yang tak dapat diabsorbsi secara sempurna. Yang pernah menderita infeksi saluran kemih, diabetes dan wanita dengan gejalasel sabit. Bakteriuria asimptomatik diasosiasikan dengan phielonefritis, melahirkan dini dan BBLR. Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam kehamilan, persalinan prematur, gangguan pertumbuhan janin dan pre eklampsia. Oleh karena itu pada wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas dari bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.
  • 18. F. Pemeriksaan Laboratorium Semua wanita hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan Laboratorium urin secara mikroskopik, tampak peningkatan jumlah leukosit, sejumlah eritrosit, Bakteri dan spesimen urine. Untuk menghindari kontaminasi, spesimen urine diambil dari aliran tengah (mid-stream) setelah daerah genitalia eksterna dicuci terlebih dahulu. Kultur bakteri dan tes kepekaan antibiotika bila dimungkinkan sebaiknya diperiksa. G. Pencegahan Infeksi Kandung Kemih  Para ahli menganjurkan untuk memberikan terapi antibiotika. Beberapa kajian terapi antibiotika untuk bakteriuria asimptomatik. Nama obat Dosis Angka keberhasilanya adalah Amoksilain + asam klavulanat 3×500 mg/hari 92% Amoksilin 4×250 mg/hari 80% Nitrofurantoin 4×50-100 mg/hari 72%  Terapi Antibiotika untuk pengobatan bakteriuria asimptomatik, biasanya diberikan untuk jangka 5-7 hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan, dapat dilakukan pemeriksaan ulangan biakan bakteriologik air kemih Bakteriuria Simptomatika. Systitis Sistitis merupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian saluran kemih, biasanya inflamasi akibat bakteri. Sistem ini sukup sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Kuman penyebab utamanya adalah E.coli, disampingdapat oleh kuman-kuman lain. Predisposisi lain adalah karena uretra wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping penggunaan kateter untuk usaha pengeluaran urin pada pemeriksaan ginekologik atau  Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan airkemih, sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi ulang. H. Gejala dan tanda yang penting untuk diperhatikan 1. Pielonefritis akuta ditandai dengan gejala demam, menggigil, mual dan muntah, nyeri pada daerah kostovertebra atau pnggang. Sekitar 85% kasus, suhu tubuh melebihi 38ºC dan sekitar 12%, suhu tubuhnya mencapai 40ºC. 2. Sering disertai mual, muntah dan anoreksia. 3. Kadang-kadang diare. Dapat juga jumlah urine berkurang. Pemeriksaan air kemih menunjukan banyak sel-sel leukosit dan bakteri. Hasil biakan menunjukan banyak koloni mikroorganisme patogen.
  • 19. SISTEM PENCERNAAN Perubahan pada saluran cerna memungkinkan pengangkutan nutrien untuk memenuhikebutuhan ibu dan janin dan perubahan ini berada di bawah pengaruh hormon dan mekanis.Hal penting yang perlu diingat oleh bidan adalah bahwa banyak diantara perubahan ini bertangggung jawab terhadap sejumlah ketidaknyamanan yang dialami selama kehamilan.Perubahan diet selama kehamilan, banyak terjadi seperti keengganan terhadap kopi,alkohol dan makanan yang digoreng, begitu pula dengan ibu yang sangat menginginkanmakanan yang asin dan pedas; hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh penumpulan indera pengecap selama kehamilan. “Pika”, istilah yang digunakan untuk menggambarkan keinginanyang aneh, mengunyah makanan secara kompulsif dan diam-diam, atau ingesti zat yang bukan makanan (misalnya es, batu bara, disinfektan) juga banyak terjadi, meskipun beberapa pika mungkin lebih banyak berhubungan dengan tradisi sosial daripada selera makan yang kompulsif. mekanisme perubahan diet ini sangat sulit dipahami dan biasanyatidak memiliki signifikansi terhadap kehamilan, kecuali jika materi yang dikonsumsimenghambat absorpsi zat besi.Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek samping mual dan muntah-muntah. Selain itu, terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih seringlapar atau perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung.Pada keadaan patologik tertentu, terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).Meskipun banyak wanita yang mengalami mual di awal kehamilan, ada juga yangmengalami peningkatan nafsu makan dengan asupan makanan harian meningkat hingga 200kkal. Hipotalamus yang mengendalikan lemak tubuh total, dipicu kembali oleh progesteronsehingga kadar cadangan lemak tubuh yang baru dapat dicapai dengan makan lebih banyak dan mengurangi energi yang digunakan. Hal ini memfasilitasi ibu untuk memasuki trimester ketiga dengan 3,5 kg cadangan lemak yang terakumulasi, yang merupakan bank energi untuk trimester terakhir saat penyimpanan lemak secara praktis berhenti, tetapi energi tetapdibutuhkan untuk pertumbuhan janin. Banyak wanita merasakan peningkatan rasa hausselama kehamilan akibat pengeseran kembali ambang osmotik untuk rasa haus danvasopresin. Hal ini berperan dalam penurunan osmolalitas plasma, menyebabkan peningkatanretensi air yang merupakan perubahan fisiologis normal selama kehamilan. HCG dapatmempengaruhi osmoregulasi pada kehamilan.Gusi mengalami edema, lunak dan seperti spons selama kehamilan yangkemungkinan terjadi akibat efek estrogen. Hal ini
  • 20. dapat menyebabkan perdarahan jikamengalami trauma ringan, seperti akibat sikat gigi. Terkadang terjadi pembengkakan yangsangat vaskular dan bersifat fokal yang disebut epulis (atau gingivitis); pembengkakan inidisebabkan oleh pertumbuhan kapiler gusi. Hal ini biasanya hilang dengan sendirinya setelahmelahirkan. Banyak data yang menunjukan bahwa kehamilan tidak menyebabkan kerusakangigi. Salivasi yang berlebihan atau ptialisme, merupakan keluhan yang kadang-kadangterjadi pada kehamilan, hal tersebut tampaknya disebabkan oleh stimulasi kelenjar saliva akibatingesti zat tepung.Peningkatan estrogen dan progesteron meningkatkan aliran darah ke rongga mulut,hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi edema dan hiperplastis;ketebalan epitelial berkurang sehingga gusi lebih rapuh. Hal ini juga dapat mendorong ibumemperhatikan perawatan gigi dan mulut, tetapi bukan dikarenakan ia akan kehilangan kalsium dari cadangan kalsium yang dialirkan ke janin. Janin memperoleh kalsium dari cadangan kalsium di dalam tubuh ibu, bukan dari gigi ibu. Tingkat keasaman saliva meningkat, dan pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari (morning sicknesss). Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah pengaruh progesteron, yang menyebabkan relaksasi otot polos.Sejalan dengan kemajuan kehamilan, uterus yang membesar juga mendorong lambung dan usus, akibatnya, apendiks bergeser keatas dan lateral sehingga apendisitis dapat disalah artikan sebagai pielonefritis. Pada kehamilan cukup bulan, lambung berada pada posisi vertical dan bukan pada posisi normalnya, yaitu horizontal. Kekuatan mekanis ini menyebabkan peningkatan tekanan intragastrik dan perubahan sudut persambungan gastro- esofageal yang mengakibatkan terjadinya refluks esofageal yang lebih besar. Pergeseranlambung kearah atas saat uterus mengalami pembesaran yang tidak wajar (seperti pada kehamilan kembar atau polihidramnion) menyebabkan timbulnya berbagai gejala kehamilanyang mengganggu dan lebih sulit diatasi.Penurunan drastis tonus dan motilitas lambung dan usus ditambah relaksasi sfingter bawah esofagus merupakan predisposisi terjadinya nyeri ulu hati, konstipasi dan haemoroid.Sekitar 80% ibu hamil mengalami nyeri ulu hati selama kehamilan, biasanya pada trimester ketiga. Hal ini dianggap akibat adanya sedikit peningkatan tekanan intragastritik yangdikombinasikan dengan penurunan tonus sfingter bawah esofagus sehingga asam lambungrefluks kedalam esofagus bagian bawah. Meskipun etiologi yang sebenarnya masih belum jelas, pengaruh kombinasi antara progesteron dan estrogen kemungkinan menjadi penyeba bnya .Kerja progesteron pada otot-otot polos menyebabkan lambung hipotonus yang
  • 21. disertai penurunan motilitas dan waktu pengosongan yang memanjang. Semua perubahan yang terjadi akibat progesteron ini dialami seluruh saluran usus halus. Efek-efek progesterone menjadi lebih jelas seiring kemajuan kehamilan dan peningkatan kadar progesteron. Efek progesteron pada usus halus adalah memperpanjang lama absorpsi nutrien, mineral, dan obat-obatan. Absorpsi ini juga meningkat akibat hipertrofi vili duodenum yang dapat meningkatkan kapasitas absorpsi. Efek progesteron pada usus besar menyebabkan konstipasi karena waktu transit yang melambat membuat air semakin banyak diabsorpsi dan menyebabkan peningkatan flatulen karena usus mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus. Diduga bahwa efek relaksasi progesteron menyebabkan terjadinya perlambatan motilitas usus, mengakibatkan waktu transit yang lebih lama, dan peningkatan absorpsi air kolonik, yang keduanya berperan terhadap terjadinya konstipasi, meskipun penelitian yang membuktikan belum banyak dilakukan. Kompresi usus bagian bawah oleh uterus juga dapat menimbulkan masalah ini, begitu juga dengan pemberian zat besi secara oral.Di bawah pengaruh estrogen pada kandung empedu, dapat terjadi statis garam-garaman empedu (kolestatis pada kehamilan) yang menyebabkan pruritus dan ikterus.Kandung empedu mengalami dilatasi selama kehamilan dan laju pengosongannya lambat akibat efek progesteron. Empedu menjadi lebih kental, disertai peningkatan resiko kolestatis obstetrik. Pengosongan kandung empedu yang tidak sempurna dapat mengakibatkan retensikristal kolesterol-bakal batu empedu, yang relatif umum terjadi pada ibu hamil asimptomatik. Beberapa penelitian menunjukan tidak adanya perubahan pada ukuran hati dan alirandarah, sedangkan penelitian lainnya menunjukan hal yang sebaliknya. Meskipun banyak perubahan hati selama kehamilan yang menyerupai penyakit hati, tes fungsi hati harus di interpretasikan dengan cermat karena terdapat perbedaan besar antara hasil laboratorium yang berkaitan dan rentang normal‟. SISTEM KEKEBALAN Peningkatan PH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut lebih rentan terhadap infeksi vagina. sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah
  • 22. SISTEM KARDIOVASKULER Selama kehamilan dan masa nifas terjadi perubahan-perubahan luar biasa pada jantung dan sirkulasi perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada delapan minggu pertama kehamilan. Curah jantung meningkat sedini minggu kelima kehamilan dan peningkatan awal ini merupakan fungsi dari penurunan resistensi vascular sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Antara minggu ke 10 sampai 20, peningkatan nyata pada volume plasma terjadi sedemikian sehingga meningkatkan preload. Kinerja ventrikel selama masa kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular sistemik dan perubahan aliran darah arteri pulsatil. Kapasitas vascular meningkat, sebagian disebabkan oleh peningkatan komplians vascular. SISTEM INTEGUMENT Pada bulan-bulan terakhir kehamilan, umumnya muncul garis-garis kemerahan yang sedikit mencekung pada kulit abdomen dan kadangkala pada kulit payudara dan paha pada sekitar separuh semua wanita hamil. Pada wanita multipara, selain striae kemerahan dari kehamilan yang sekarang, sering terlihat garis-garis keperakan mengkilat yang menunjukkan sikatriks striaekehamilan sebelumnya. Pada banyak wanita, garis tengah kulit abdomen menjadi sangat terpigmentasi, berwarna hitam kecoklatan membentuk linea nigra. Kadangkala bercak-bercak kecoklatan irregular dengan berbagai ukuran terlihat di wajah dan leher sehingga membentuk kloasma atau melasma gravidarum (topeng kehamilan). Angioma, yang juga disebut spider naevi, timbul pada sekitar dua per tiga wanita kulit putih dan kira-kira 10 % wanita Amerika keturunan Afrika selama kehamilan. Angioma ini berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah pada kulit, terutama sering terdapat pada wajah, leher, dada atas dan lengan, dengan jari-jari yang bercabang keluar dari badan sentralnya. Kondisi ini sering disebut sebagai nevus, angioma atau telangiektasis. Eritema palmaris juga ditemukan pada kehamilan pada sekitar dua per tiga wanita kulit putih dan sepertiga wanita kulit hitam. Kedua kondisi ini sering terjadi bersamaan tetapi tanpa makna klinis, dan menghilang pada sebagian besar wanita segera setelah terminasi kehamilan. Keduanya kemungkinan besar merupakan akibat hiperestrogenemia kehamilan.
  • 23. METABOLISME DAN BERAT BADAN IMT A. Metabolisme Pada wanita hamil Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat. Peningkatan ini terjadi karena pada ibu hamil memerlukan banyak energi antara lain untuk perkembangan badan, alat kandungan, mamae dan untuk perkembangan janin itu sendiri. Banyaknya energi yang diperlukan selama hamil adalah 80.000 kkalori dimana setara dengan 300 kkal diatas kebutuhan wanita tak hamil. Peningkatan kebutuhan energi TMI relatih kecil dan semakin bertambah pada trimester II dan III.  Pada Trimester I Segera setelah haid terlambat kadar diamino eksidae meningkat dari 3-6 satuan dari masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 2 minggu. Plasenta sendiri menghasilkan enzim-enzim untuk oksidasi, reduksi, hidrolisa, dimana enzim dioksidase merupakan salah satu enzim yang dihasilkan oleh plasenta. Diamino oksidase disebut juga histaminase yaitu enzim yang berfungsi agar histamin tidak aktif lagi.  Pada Trimester II Kadar diamino oksidase ini mencapai puncaknya 400 – 500 satuan pada kehamilan 16 minggu. Kadar alkalinfosfatase meningkat 4 kali lipat dengan wanita tidak hamil. Dimana kadar alkalinfosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi plasenta. Kadar gula darah pada ibu hamil lebih tinggi dari pada keadaan tidak hamil. Hal ini mungkin terjadi akibat zat antagonis options. Pada ibu hamil zat antagonis ibu hamil ini selain dihasilkan oleh kelenjar adrenal juga dihasilkan oleh plasenta zat antagonis insulin (glukagon) menekan kadar insulin sehingga mengakibatkan kadar gula ibu hamil meningkat.  Pada Trimester III Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat hingga 15-20% dari semula. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi apabila dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk dapat tambahan kalori. Pada trimester ini janin membutuhkan 30 sampai 40 gr kalsium untuk pembentukan tulangnya. Peningkatan ini terjadi agar dapat memenuhi kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin agar tidak mengambil kalsium ibu. Sedangkan kadar diamino oksidase menetap sampai akhir kehamilan. Keseimbangan
  • 24. asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter, disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 gr/kg BB atau sebutir telor ayam sehari. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :  Kalsium 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin.  Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.  Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.  Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama kehamilan, atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg per minggu. Pertambahan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut :  Janin : 3 – 3,5 kg  Plasenta : 0,5 kg  Air ketuban : 1 kg  Rahim ± : 1 kg  Timbunan lemak : 1,5 kg  Timbunan protein : 2 kg  Retensi air-garam : 1,5 kg B. Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko kompilkasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema, laju metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik dan ukuran janin, semuanya harus diperhitungan. Usia maternal, ukuran tubuh prekehamilan, paratis, ras-etenisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal. Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan
  • 25. pada indeks masa tubuh prekehamilan (body mass index) yang mengambarkan perbandingan berat badannya lebih sedikit dari pada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat badan sehat. Cara menghitung berat badan ideal ibu hamil Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi rumusannya bisa dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap minggunya yang dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400 gram, kemudian berat badan yang ideal untuk seseorang agar dapat menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan sehingga rumusnya dapat dibuat. Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut : BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm (TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm. Penghitungan berat badan berdasarkan indeks massa tubuh : IMT = BB² / TB Dimana IMT = Indeks masa tubuh BB = Berat badan (kg) TB = Tinggi badan (m) Contoh : Diketahui : BB : 50 kg Tb : 160 kg Ditanya : IMT ? Di jawab : IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53 POLA PENINGKATAN BERAT
  • 26. Secara alami, setiap wanita hamil akan mengalami peningkatan berat badan selama masa kehamilannya. Adapun penambahan berat seorang wanita hamil adalah sebagai berikut :  Dalam triwulan pertama penambahan berat ± 1 kg  Dalam triwulan kedua penambahan berat ± 5 kg  Dalam triwulan ketiga penambahan berat ± 5,5 kg Jadi penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 11,5 kg. Penambahan berat ini disebabkan oleh pertambahan berat organ tubuh ibu akibat perubahan fisiologis dan penambahan organ janin. DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH PADA IBU HAMIL A. Darah  Volume Darah Dalam keadaan tidak hamil, 70% dari berat badan adalah air, yang terdiri dari:  5% diantaranya adalah cairan intravascular,  70% adalah cairan intraseluler, dan  Sisanya adalah cairan interstisial. Dalam kehamilan, cairan intraseluler tidak berubah namun terjadi peningkatan volume darah dan cairan interstitsiil. Peningkatan volume darah ini mencakup peningkatan plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pada wanita hamil normal, umumnya, darah meningkat sebesar 15 – 30 % (sekitar 1,5 liter), namun hal tersebut bervariasi pada setiap individu. 1. Plasma Darah Volume plasma darah mengalami peningkatan, yaitu sebesar 40%. Pada awalnya, volume plasma meningkat pesat dari usia gestasi sekitar 6 minggu, kemudian laju peningkatan melambat. Peningkatan volume plasma mencapai maksimum pada minggu ke 30 – 34 sampai pada persalinan. Dalam keadaan tidak hamil, 55% dari volume darah merupakan plasma darah.Peningkatan volume plasma darah lebih besar dibandingkan peningkatan sel darah merah sehingga terjadi anemia dan peningkatan kadar protein, oleh karena itu kekentalan (viskositas) darah menurun atau terjadi pengenceran darah. Dengan
  • 27. demikian maka terjadi penurunan eritrosit per milliliter dari 4,5 juta menjadi 3,8 juta. Ini berarti kadar hematokrit (volume sel-sel eritrosit seluruhnya dalam 100 ml darah) menurun selama kehamilan. Selanjutnya, dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, volume plasma semakin menurun dan eritrosit menjadi sedikit meningkat, sehingga kadar hematokrit sedikit meningkat menjelang aterm. Peningkatan plasma darah lebih banyak pada multigravida dari pada primigravida. Selain itu lebih meningkat pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal. Plasma darah ini juga menentukan berat badan lahir. Peningkatan volume plasma lebih sedikit pada pasien dengan aborsi berulang. 2. Sel Darah Merah (Eritrosit) Pada kehamilan, terjadi peningkatan eritrosit sebesar 18% (tanpa pemberian suplemen Fe) dan meningkat sebesar 30% (dengan pemberian suplemen Fe) dari jumlah normalnya. Dimana jumlah eritrosit normal yaitu kurang lebih 5 juta dalam 1 mm3 darah (4 ½ juta). Peningktan eritrosit mulai pada minggu ke 10 (pada trimester pertama). - Hemoglobin Hemoglobin (Hb) adalah komponen darah yg bertugas mengangkut oxygen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. 75% zat besi dalam tubuh bertugas di sini. Kadar hemoglobin normalnya untuk wanita sekitar 12-15 g per 100 mililiter sedang untuk pria sekitar 14-16 g per 100 mililiter. Pengukuran Hb pada saat kehamilan biasanya menunjukkan penurunan jumlah Hb. WHO merekomendasikan batas bawah penurunan Hb adalah 11 g/ml (WHO, 1968), peneliti lain 10-12 g/ml (De Leeuw et.al. 1966). Maksudnya bahwa dibawah batas tersebut baru digolongkan sebagai anemia. Menurut kompilasi CDC (us centre for disease control and prevention, 1989) biasanya terjadi penurunan Hb secara normal pada trisemester pertama (batas aman Hb > 11 g) , kemudian mencapai titik terendah pada akhir trisemester kedua (batas aman Hb > 10.5), kemudian perlahan naik selama trisemester ketiga. Salah satu penyebab penurunan Hb pada ibu hamil disebabkan oleh bertambahnya plasma darah, yg merupakan proses pengenceran darah (haemodillution). Hal tersebut dapat memperlancar aliran darah di plasenta. Perubahan kadar haemoglobin paralel dengan yang terjadi pada eritrosit. Mean Cell Haemoglobin Concentration pada keadaan tidak hamil normalnya adalah 34%, yang berarti bahwa setiap 100 ml eritrosit
  • 28. mengandung 34 g haemoglobin. Nilai ini selama kehamilan tidak berubah, dengan demikian maka nilai volume eritrosit total dan haemoglobin total meningkat selama kehamilan. - Zat Besi Dengan peningkatan jumlah eritrosit, kebutuhan akan zat besi dalam proses produksi hemoglobin meningkat. Bila suplemen zat besi tidak diberikan, kemungkinan akan terjadi anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan zat besi pada paruh kedua kehamilan kira-kira 6 – 7 mg/hari. Bila suplemen zat besi tidak tersedia, janin akan menggunakan cadangan zat besi maternal. Sehingga anemia pada neonatus jarang terjadi, akan tetapi terjadi defisiensi zat besi berat pada ibu yang dapat menyebabkan persalinan preterm, abortus, dan janin mati. 3. Sel Darah Putih (Leukosit) Selama kehamilan, terjadi kenaikan kadar leukosit dari 7.109 / l (dalam keadaan tidak hamil), menjadi 10.5.109 / l. Peningkatan ini hampir semuanya disebabkan oleh peningkatan sel PMN (polimorfonuclear). Pada saat inpartu, jumlah sel darah putih ini akan menjadi semakin meningkat lagi. - Neutrofil Nilai neutrofil meningkat pada trimester pertama dan terus naik sampai usia kehamilan 30 minggu. Aktivitas metabolik neutrofil dan fungsi fagositosis meningkat. - Limfosit : Jumlahnya tidak berubah, tetapi fungsinya berkurang. 4. Trombosit Pada kehamilan, terjadi thromobositopoeisis akibat kebutuhan yang meningkat. Kadar prostacyclin (PGI2), sebuah “platelet aggregation inhibitor” dan Thromboxane (A2), sebuah perangsang aggregasi trombosit dan vasokonstriktor, meningkat selama kehamilan. Nilai rata – rata trombosit selama awal kehamilan adalah 275.000 / mm3, dan meningkat sampai 260.000 / mm3 pada minggu ke 35. Aktifitas trombosit meningkat pada trimester kedua dan trimester ketiga, dan kembali normal pada 12 minggu postpartum. B. Pembekuan Darah Kehamilan disebut sebagai hipercoagulable state, karena terjadinya peningkatan kadar fibrinogen dan faktor pembekuan VII sampai X secara progresif (perlahan). Kadar
  • 29. fibrinogen, dari 1,5 – 4,5 g/L (pada saat tidak hamil) meningkat dan sampai akhir kehamilan mencapai 4 – 6.5 g/L. Sintesa fibrinogen terus meningkat akibat meningkatnya penggunaan dalam sirkulasi uteroplasenta atau sebagai akibat tingginya kadar estrogen. Faktor II, V dan XI sampai XIII tidak berubah atau justru malah semakin menurun. SISTEM PERNAFASAN Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan pada volume paru-paru dan ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia. Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan sistem pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan. Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu volume tidal meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesteron secara langsung di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe. Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin. .Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang. Diameter transversal kerangka toraks meningkat
  • 30. sekitar 2 cm dan lingkaran kerangka iga meningkat 5 sampai 7 cm (Cunningham, dkk., 1993). Besar sudut kostal, yang pada masa sebelum. hamil sekitar 68°, meningkat menjadi sekitar 103° pada trimester ketiga. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Setelah melahirkan, rongga dada mungkin tidak kembali ke keadaan sebelum hamil (Seidel, dkk., 1995). Tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan pernapasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit. Peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respons terhadap peningkatan kadar estrogen, juga terjadi pada traktus pernapasan atas. Karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hiperemia di hidung, faring, laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi yang umum terlihat selama masa hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan respons peradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi pernapasan bagian atas yang ringan sekalipun. Peningkatan vaskularitas juga membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak, menimbulkan gejala kerusakan pendengaran, nyeri pada telinga, atau rasa penuh di telinga. SISTEM PERSYARAFAN Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular sebagai berikut: 1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah. 2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar syaraf. 3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome selama trimester akhir kehamilan. 4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis. 5. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti kesalahan refraksi, sinusitis atau migran
  • 31. 6. Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor hipotensi postural atau hipoglikemi mungkin keadaaan yang bertanggung jawab atas keadaan ini. 7. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuscular, seperti kram otot atau tetanus. 8. Saraf pelvik yang menekan / vasculas tetap disebabkan oleh perbesaran uterus yang merupakan hasil perubahan sensori pada kaki. 9. Pembengkakan melibat kan saraf pherifera gejala lubang antara persendian sampai lengan & tangan selama 3 mgg terakhir kehamilan. Pembengkakan yang menekan saraf median dibawah ligmen persendian antara lengan & tangan. 10. Gelaja pharethesia ( terbakar / gatal karna kekacauan sistem saraf sensori ) & rasa sakit pada tangan yang menyebar sampai siku. tangan yang dominan biasa nya berpengaruh. 11. Acroesthesia ( kaku & gatal pada tangan ) di sebabkan oleh stoop-snouldered sikap menerima oleh beberapa wanita selama kehamilan pada kondisi ini dihunbungkan dengan penarikan pada segmen dari brachial plexus yaitu nervus plexus yang berasal dari percabangan ventral empat nervus spinalis servikalis terakhir dengan nervus spinalis torakalis pertama, memecah menjadi beberapa nervus utama bahu, dada & lengan 12. Tekanan sakit kepala datang bersama kecemasan, sinusitis, kunang2, letih, lesu, dan pingsan adalah umum terjadi selama kehamilan 13. Hypocalcemia (penurunan kalsium darah yang kurang dari normal) dekarenakan persyarafan otot seperti kejang otot / tetanus Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil diantaranya : a. Pusing dan kunang-kunang Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama. Hipotensi postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara. b. Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral. c. Sindrom Karpel Tunel
  • 32. Sindrom ini bisa menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan (biasanya di jempol dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke lengan bagian bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada. Sindrom ini menyebabkan luka pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan. d. Kejang kaki mendadak Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini terjadi karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk memijat kakinya karena mungkin saja rasa sakit itu berasal dari tromboplebitis.
  • 33. DAFTAR PUSTAKA 1. Ambarwati, 2008. Asuhan KebidananNifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 81) 2. Dessy, T., dkk. 2009. PerubahanFisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta. 3. Rizka, ( 2013, 21 April ). Askeb Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil. Diperoleh 25-04- 2014, dari http://kirana.blog.com/2013/04/21/askeb_sistem-perkemihan-pada-ibu-hamil/ 4. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 59). 5. Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 80-82). 6. Widjanarko, B. 2009. Masa Nifas. obfkumj.blogspot.com/ diunduh Zietraelmart. 2008. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. 7. https://www.academia.edu/4550803/4 diunduh 20 April 2014