SlideShare a Scribd company logo
Logika Matematika
Rukmono Budi Utomo
30115301
Pengampu: Prof. Dr. Taufiq Hidayat
March 16, 2016
1 Logika
Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal piki-
ran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika merupakan salah
satu cabang dalam ilmu filsafat yang merupakan cabang ilmu yang mempelajari filosofi
terhadap sesuatu hal. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme atau dalam
bahasa Latin(logica scientia) atau ilmu ilmu pengetahuan yang mempelajari kecakapan
untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu di sini mengacu pada kemampuan
rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut
bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Selain sebagai ilmu pengetahuan, logika juga dapat dipandang sebagai cabang fil-
safat yang praktis. Makna dari Praktis di sini memberi arti bahwa logika dapat diprak-
tikkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika digunakan untuk melakukan pembuktian.
Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradi-
sional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang
matematika. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.
Logika sebagai matematika murni, matematika adalah logika yang tersistimatisasi,
matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur menggunakan simbol-
simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistimatisasi dikenalkan oleh Galenus dan
Sextus Empiricus.
2 Asal-Usul Logika
Asal-Usul Perkembangan Logika dapat dikelompokkan dalam beberapa masa di bawah
ini:
1
• Masa Yunani Kuno
Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang
meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpal-
ing kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.Thales mengatakan
bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam
semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif. Aristoteles kemu-
dian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica.
Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe
alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. Dalam logika
Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:
*Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan
*Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
*Air jugalah uap
*Air jugalah es
Dengan demikian menurut Thales, air adalah jiwa dari segala sesuatu,
yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.
• Abad pertengahan dan logika modern
Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eis-
agoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.Thomas Aquinas 1224-
1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika. Lahirlah
logika modern dengan tokoh-tokoh seperti Petrus Hispanus (1210 - 1278), Roger
Bacon (1214-1292),Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika
baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian,
William Ocham (1295 - 1349).
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh
Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-
1704) dalam An Essay Concerning Human Understanding, Francis Bacon (1561 -
1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum
Organum Scientiarum dan J.S. Mills (1806 - 1873) dalam bukunya System of
Logic
3 Manfaat Berfikir Dengan Logika
Beberapa manfaat atau kegunaan apabila dapat berfikir secara logika antara lain:
• Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional,
kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
• Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
• Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri.
2
• Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-
asas sistematis
• Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis ,lurus, metodis dan analitis seba-
gaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang
4 Logika Matematika
Logika matematika merupakan salah satu cabang logika yang mengandung kajian matem-
atis logika. Secara matematis, logika dapat dianalisis berdasarkan nilai-nilai kebenaran.
Logika matematika termasuk salah satu ilmu matematika yang banyak diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari seperti kepolisian, pengadilan, jaksa, hakim yang menggu-
nakan logika matematika untuk menganalisis suatu kasus atau permasalahan. Dalam
logika matematika akan dibahas bagaimana nilai kebenaran dari suatu pernyataan, in-
gkaran atau negasi, kesetaraan hingga penarikan kesimpulan yang sah dari beberapa
pernyataan atau keadaan.
5 Pernyataan Dalam Matematika
Dalam logika matematika, pernyataan-pernyataan kemudian disajikan dalam bentuk
simbol. Berikut ini pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam logika matematika :
• Negasi
Negasi atau ingkaran adalah suatu pernyataan yang isinya mengingkari suatu ni-
lai pernyataan. Negasi biasa disimbolkan dengan lambang ∼ yang berarti tidak
atau bukan. Jika suatu pernyataan menyatakan sapi adalah hewan berkaki empat
maka negasinya adalah sapi bukan hewan berkaki empat. Dalam tabel kebenaran
matematika, negasi dapat disajikan sebagai berikut
P ∼ P
B S
S B
Tabel 1: kebenaran Matematika Negasi
P : Sapi adalah hewan berkaki empat (B)
∼ P : Sapi bukanlah hewan berkaki empat (S)
• Konjungsi
Konjungsi merupakan pernyataan majemuk yang dihubungkan dengan kata hubung
dan atau disimbolkan dengan ∧. Pernyataan konjungsi hanya akan bernilai benar
jika kedua pernyataan yang terdapat di dalamnya bernilai benar. Jika salah satu
pernyataan bernilai salah, maka pernyataan konjungsi juga bernilai salah. Dalam
3
tabel kebenaran matematika, negasi dapat disajikan sebagai berikut
P Q P ∧ Q
B B B
B S S
S B S
S S S
Tabel 1: kebenaran Matematika Konjungsi
Dalam konjungsi, dua buah pernyataan P dan Q bernilai benar (B) apabila baik
pernyataan P dan Q keduanya bernilai benar. Apabila ada salah satu dari P atau
Q bernilai salah (S), maka konjungsi dari P dan Q bernilai salah. Contoh kon-
jungsi dari dua pernyataan yang benar adalah:
P :Sapi adalah Hewan Herbivora(B)
Q :Hewan Herbivora adalah pemakan rumput (B)
P ∧ Q : Sapi adalah hewan herbivora dan sapi adalah pemakan rumput
Untuk contoh konjungsi dua buah pernyataan P dan Q yang tidak benar (Salah)
cukup diberikan salah satu atau kedua pernyataan dari P dan Q
• Disjungsi
Disjungsi merupakan pernyataan majemuk yang dihubungkan dengan kata hubung
atau yang disimbolkan dengan ∨. Disjungsi merupakan kebalikan dari konjungsi.
Pernyataan disjungsi hanya akan bernilai salah jika kedua pernyataan yang terda-
pat di dalamnya bernilai salah. Jika salah satu pernyataan bernilai benar, maka
pernyataan disjungsi juga bernilai benar. Dalam tabel kebenaran matematika, ne-
gasi dapat disajikan sebagai berikut
P Q P ∨ Q
B B B
B S B
S B B
S S S
Tabel 2: kebenaran Matematika Disjungsi
Dalam disjungsi, dua buah pernyataan P atau Q bernilai salah (S) apabila baik
pernyataan P dan Q keduanya bernilai Salah. Apabila ada salah satu dari P atau
Q bernilai salah (S), maka konjungsi dari P dan Q tetap bernilai Benar, apalagi
4
baik P dan Q keduanya bernilai Benar, maka konjungsi P dan Q pastilah bernilai
benar. Contoh disjungsi dari dua pernyataan yang bernilai benar adalah:
Contoh 1. P dan Q benar
P :Sapi adalah Hewan Herbivora(B)
Q :Hewan Herbivora adalah pemakan rumput (B)
P ∨ Q : Sapi adalah hewan herbivora atau sapi adalah pemakan rumput
(B)
Contoh 2. Salah satu P atau Q bernilai benar
Misal hanya P benar
P :Sapi adalah Hewan Herbivora(B)
Q :Hewan Sapi Hewan yang dapat terbang (S)
P ∨ Q : Sapi adalah hewan Herbivora atau sapi hewan yang dapat ter-
bang (B)
Perlu diperhatikan bahwa untuk contoh 1, karena P dan Q keduanya bernilai
benar, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa konjungsi P dan Q tentulah bernilai
benar. Untuk contoh 2, meskipun pernyataan Q bernilai salah, sedangkan P adalah
pernyataan yang benar, tetap saja konjungsi P dan Q dalam contoh ini tetap
bernilai benar, hal ini dikarenakan sifat atau yang memberikan beberapa pilihan
kebenaran atas beberapa pernyataan. Apabila ada salah satu dari pilihan dalam
pernyataan-pernyataan tersebut yang bernilai benar, maka tentu saja disjungsi
dari pernyataan-pernyataan yang diberikan adalah benar. Apabila pilihan dari
pernyataan-pernyataan yang diberikan semuanya salah, tentu saja tidak mungkin
menghasilkan disjungsi yang benar, untuk itu dua buah pernyataan P dan Q yang
salah tentu saja menghasilkan disjungsi yang salah.
• Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majemuk yang diawali dengan kata jika dan dihubungkan
dengan kata hubung makayang disimbolkan dengan →. Misal P → Q dibaca Jika
P maka Q. Dalam tabel kebenaran matematika, negasi dapat disajikan sebagai
berikut
P Q P → Q
B B B
B S S
S B B
S S B
Tabel 3: kebenaran Matematika Implikasi
5
Dalam implikasi, dua buah pernyataan Jika P maka Q bernilai salah (S) apa-
bila Pernyataan pertama (P) (anteseden) bernilai benar dan pernyataan kedua
(Q) (konsekuen) bernilai salah. Selain dari kondisi di atas, maka implikasi dari P
maka Q bernilai benar. Contoh implikasi dari dua pernyataan yang bernilai salah
adalah:
Contoh1
P :Sapi adalah Hewan Herbivora(B)
Q :Hewan Sapi Hewan yang dapat terbang (S)
P ∨ Q : Jika Sapi adalah hewan Herbivora maka sapi hewan yang dapat
terbang (B)
Implikasi dari dua buah pernyataan di atas benilai salah, karena anteseden (P)
bernilai benar, konsekuen(Q) bernilai salah yang tentu saja menghasilkan perny-
ataan implikasi yang salah. Berdeda dengan kebalikannya, apabila anteseden
bernilai salah, namun konsekuen bernilai benar, maka menghasilkan implikasi yang
benar. Hal demikian dapat terjadi karena terlepas apapun nilai kebenaran dari
anteseden apabila menghasilkan konsekuen yang benar, maka implikasinya adalah
benar.
Contoh 2
P :Sapi adalah Hewaninvertebrata(B)
Q :Sapi adalah Hewan pemakan rumput (S)
P ∨ Q : Jika Sapi adalah hewan invertebrata maka sapi adalah hewan
pemakan rumput (B)
Selanjutnya untuk kondisi yang lain, dengan penalaran yang baik, kita akan dapat
menerima bahwa meski pernyataan P dan Q salah, implikasinya benar.
• Biimplikasi
Biimplikasi merupakan bentuk kompleks dari implikasi yang berarti jika dan hanya
jika dan disimbolkan dengan ↔ . P ↔ Q dibaca P jika dan hanya jika Q.Dalam
tabel kebenaran matematika, negasi dapat disajikan sebagai berikut
P Q P ↔ Q
B B B
B S S
S B S
S S B
Dalam biimplikasi, dua buah pernyataan P jika dan hanya jika Q bernilai salah
(S) apabila ada salah satu dari pernyataan-pernyataan tersebut yang bernilai
salah, hal demikian dapat kita terima dalam logika. Apabila baik P dan Q ke-
duanya bernilai benar maka biimplikasi dari kedua pernyataan tersebut tentulah
bernilai benar dan ini pun dapat kita terima secara logika, namun yang menjadi
perhatian adalah apabila baik P dan Q keduanya bernilai salah justru nilai bi-
impikasinya benar. Bagimana penjelasannya?.
6
Hakikat biimpikasi dari P jika dan hanya jika Q sejatinya adalah merupakan
gabungan dua implikasi yakni Jika P maka Q dan Jika Q maka P. Menurut
impikasi jika kedua pernyataan salah, maka nilai implikasinya benar, dan menurut
konjungsi dua pernyataan yang benar adalah benar, denan demikian jelaslah alasan
mengapa dua pernyataan salah P dan Q, maka biimplikasinya adalah benar.
6 Ekuivalensi Dalam Logika Matematika
Dalam Logika Matematika antara satu pernyataan dengan pernyataan lain dapat memi-
liki nilai kebenaran yang sama. Kondisi ini disebut sebagai nilai kesetaraan atau ekuiv-
alensi yang merupakan pernyataan-pernyataan bernilai sama atau bermakna sama. Ke-
setaraan atauekuivalensi dilambangkan dengan ≡. Beberapa pernyataan dalam logika
matematika yang sama atau saling ekuivalensi antara lan adalah:
• ∼ (P ∧ Q) ≡∼ P ∨ ∼ Q
• ∼ (P ∨ Q) ≡∼ P ∧ ∼ Q
• P → Q ≡ ∼ Q → ∼ P
• ∼ (P → Q) ≡ (P ∧ ∼ Q)
• ∼ (P ↔ Q) ≡ (P ∧ ∼ Q) ∨ (Q ∧ ∼ P)
Pembuktian kesamaan atau ekuivalensi di atas dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran
matematika
P Q ∼ P ∼ Q P ∧ Q P ∨ Q ∼ (P ∧ Q) ∼ (P ∨ Q) P → Q P ↔ Q ∼ P ∨ ∼ Q
B B S S B B S S B B S
B S S B S B B S S S B
S B B S S B B S B S B
S S B B S S B B B B B
∼ P ∧ ∼ Q ∼ Q → ∼ P P ∧ ∼ Q ∼ (P → Q) ∼ (P ↔ Q) (P ∧ ∼ Q) ∨ (Q ∧ ∼ P)
S B S S S S
S S B B B B
S B S S B B
B B S S S S
Dalam tabel kebenaran logika matematika di atas, terbukti sifat kesamaan atau ekuiv-
alensi yang beberapa pernyataan matematika yakni ∼ (P ∧ Q) ≡∼ P ∨ ∼ Q, ∼ (P ∨
Q) ≡∼ P ∧ ∼ Q, P → Q ≡ ∼ Q → ∼ P, ∼ (P → Q) ≡ (P ∧ ∼ Q), dan ∼ (P ↔ Q) ≡
(P ∧ ∼ Q) ∨ (Q ∧ ∼ P)
7
7 Penarikan Kesimpulan
Dalam Logika matematika terdapat beberapa cara untuk menarik kesimpulan dari premis-
premis yang diketahui. Macam cara penarikan kesimpulan tersebut antara lain:
• Modus Ponen
Jika diketahui Premis pertama (P1) adalah jika P maka Q dan premis kedua (P2)
adalah P, maka dengan modus ponen menghasilkan kesimpulan Q, atau secara
matematis dapat disajikan sebagai berikut
P1 : P → Q
P2 : P
KesimpulanQ
Contoh
P1 : Jika hari libur tiba, maka Rani akan berlibur ke Bandung
P2 : Hari libur tiba
Kesimpulan: Rani akan berlibur ke Bandung
• Modus Tollen
Jika diketahui Premis pertama (P1) adalah jika P maka Q dan premis kedua (P2)
adalah ∼ Q, maka dengan modus ponen menghasilkan kesimpulan ∼ P, atau
secara matematis dapat disajikan sebagai berikut
P1 : P → Q
P2 :∼ Q
Kesimpulan∼ P
Contoh
P1 : Jika hari ini hujan, maka Rani tidak berlibur ke Bandung
P2 : Rani berlibur ke Bandung
Kesimpulan: Hari ini tidak hujan
• Silogisme
Jika diketahui Premis pertama (P1) adalah jika P maka Q dan premis kedua (P2)
adalah jika Q maka R, maka dengan modus ponen menghasilkan kesimpulan jika
P maka R, atau secara matematis dapat disajikan sebagai berikut
P1 : P → Q
P2 : Q → R
KesimpulanP → R
Contoh
P1 : Jika hari ini tidak hujan hujan, maka Rani berlibur ke Bandung
P2 : Jika Rani berlibur ke Bandung, maka ia akan mengunjungi Gedung Sate
Kesimpulan: Jika Hari ini tidak Hujan, maka Rani akan mengunjungi Gedung
Sate
8 Referensi
• https://id.wikipedia.org/wiki/Logika dikutip 16 maret 2015 pukul 11.15 wib
8
• http://wahid-hambali.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-logika-pengantar.htmldikutip
16 maret 2015 pukul 11.20 wib
• http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2014/11/rumus-logika-matematika.htmldikutip
16 maret 2015 pukul 11.40 wib
9

More Related Content

What's hot

Tugas Matematika 2 : Buku Calculus (Integral Tentu)
Tugas Matematika 2 : Buku Calculus (Integral Tentu)Tugas Matematika 2 : Buku Calculus (Integral Tentu)
Tugas Matematika 2 : Buku Calculus (Integral Tentu)
Toro Jr.
 
Penarikan Kesimpulan
Penarikan KesimpulanPenarikan Kesimpulan
Penarikan Kesimpulan
TARSUDINN
 
Distribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinyaDistribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinya
Sriwijaya University
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
Nur Sandy
 
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Muliadin Forester
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Nailul Hasibuan
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Nick V
 
Budaya dan komunikasi interpersonal
Budaya dan komunikasi interpersonalBudaya dan komunikasi interpersonal
Budaya dan komunikasi interpersonal
Ratih Aini
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Ria Widia
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
Fahrul Usman
 
Anava 1 arah
Anava 1 arahAnava 1 arah
Anava 1 arahyositria
 
Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)
rizka_safa
 
skala pengukuran
skala pengukuranskala pengukuran
skala pengukuran
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
Tri Supadmi
 
DEFINISI FUNGSI PROPOSISI DAN JENIS JENIS KUANTOR
DEFINISI FUNGSI PROPOSISI DAN JENIS JENIS KUANTORDEFINISI FUNGSI PROPOSISI DAN JENIS JENIS KUANTOR
DEFINISI FUNGSI PROPOSISI DAN JENIS JENIS KUANTOR
arlanridfan farid
 
Run test satu sampel
Run test satu sampelRun test satu sampel
Run test satu sampelIpin Rahma
 

What's hot (20)

Tugas Matematika 2 : Buku Calculus (Integral Tentu)
Tugas Matematika 2 : Buku Calculus (Integral Tentu)Tugas Matematika 2 : Buku Calculus (Integral Tentu)
Tugas Matematika 2 : Buku Calculus (Integral Tentu)
 
Penarikan Kesimpulan
Penarikan KesimpulanPenarikan Kesimpulan
Penarikan Kesimpulan
 
Distribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinyaDistribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinya
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
 
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
 
02.logika
02.logika02.logika
02.logika
 
Tipe tipe public speaking
Tipe tipe public speakingTipe tipe public speaking
Tipe tipe public speaking
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
 
Budaya dan komunikasi interpersonal
Budaya dan komunikasi interpersonalBudaya dan komunikasi interpersonal
Budaya dan komunikasi interpersonal
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
 
Anava 1 arah
Anava 1 arahAnava 1 arah
Anava 1 arah
 
Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)
 
skala pengukuran
skala pengukuranskala pengukuran
skala pengukuran
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
 
Anova satu arah
Anova satu arahAnova satu arah
Anova satu arah
 
DEFINISI FUNGSI PROPOSISI DAN JENIS JENIS KUANTOR
DEFINISI FUNGSI PROPOSISI DAN JENIS JENIS KUANTORDEFINISI FUNGSI PROPOSISI DAN JENIS JENIS KUANTOR
DEFINISI FUNGSI PROPOSISI DAN JENIS JENIS KUANTOR
 
Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 
Run test satu sampel
Run test satu sampelRun test satu sampel
Run test satu sampel
 

Viewers also liked

Logika Matematika Materi SMP kelas VII
Logika Matematika Materi SMP kelas VII  Logika Matematika Materi SMP kelas VII
Logika Matematika Materi SMP kelas VII rudatulaini
 
Logika matematika
Logika matematika Logika matematika
Logika matematika
rukmono budi utomo
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
Nur Aqwamah
 
Studi Confortiani 03: benih panggilan hingga berbuah imamat
Studi Confortiani 03: benih panggilan hingga berbuah imamatStudi Confortiani 03: benih panggilan hingga berbuah imamat
Studi Confortiani 03: benih panggilan hingga berbuah imamat
Misionaris Xaverian
 
QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
Symbiosis International University
 
Makalah teori ukuran dan peluang
Makalah teori ukuran dan peluangMakalah teori ukuran dan peluang
Makalah teori ukuran dan peluang
rukmono budi utomo
 
Benefits of formative eAssessment and reusable questions
Benefits of formative eAssessment and reusable questionsBenefits of formative eAssessment and reusable questions
Benefits of formative eAssessment and reusable questionsdewiparry
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 30
CS101- Introduction to Computing- Lecture 30CS101- Introduction to Computing- Lecture 30
CS101- Introduction to Computing- Lecture 30
Bilal Ahmed
 
Proyecto pedro zurita 7
Proyecto pedro zurita 7 Proyecto pedro zurita 7
Proyecto pedro zurita 7 negrita13hgft
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Bab11 firewall
Bab11 firewallBab11 firewall
Bab11 firewall
Agung Sakepris
 
Bab10 pengelolaan server_jaringan
Bab10 pengelolaan server_jaringanBab10 pengelolaan server_jaringan
Bab10 pengelolaan server_jaringan
Agung Sakepris
 
Didactic sequence 1 santo tomas preschool
Didactic sequence 1 santo tomas preschoolDidactic sequence 1 santo tomas preschool
Didactic sequence 1 santo tomas preschool
lausansot
 
Konfigurasi server debian
Konfigurasi server debianKonfigurasi server debian
Konfigurasi server debian
Agung Sakepris
 
Fibonacci
FibonacciFibonacci
CS201- Introduction to Programming- Lecture 02
CS201- Introduction to Programming- Lecture 02CS201- Introduction to Programming- Lecture 02
CS201- Introduction to Programming- Lecture 02
Bilal Ahmed
 
Understanding dom based xss
Understanding dom based xssUnderstanding dom based xss
Understanding dom based xss
Potato
 
Bab6 os jaringan gui
Bab6 os jaringan guiBab6 os jaringan gui
Bab6 os jaringan gui
Agung Sakepris
 
Understanding sql Injection
Understanding sql InjectionUnderstanding sql Injection
Understanding sql Injection
Potato
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 

Viewers also liked (20)

Logika Matematika Materi SMP kelas VII
Logika Matematika Materi SMP kelas VII  Logika Matematika Materi SMP kelas VII
Logika Matematika Materi SMP kelas VII
 
Logika matematika
Logika matematika Logika matematika
Logika matematika
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 
Studi Confortiani 03: benih panggilan hingga berbuah imamat
Studi Confortiani 03: benih panggilan hingga berbuah imamatStudi Confortiani 03: benih panggilan hingga berbuah imamat
Studi Confortiani 03: benih panggilan hingga berbuah imamat
 
QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
 
Makalah teori ukuran dan peluang
Makalah teori ukuran dan peluangMakalah teori ukuran dan peluang
Makalah teori ukuran dan peluang
 
Benefits of formative eAssessment and reusable questions
Benefits of formative eAssessment and reusable questionsBenefits of formative eAssessment and reusable questions
Benefits of formative eAssessment and reusable questions
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 30
CS101- Introduction to Computing- Lecture 30CS101- Introduction to Computing- Lecture 30
CS101- Introduction to Computing- Lecture 30
 
Proyecto pedro zurita 7
Proyecto pedro zurita 7 Proyecto pedro zurita 7
Proyecto pedro zurita 7
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Bab11 firewall
Bab11 firewallBab11 firewall
Bab11 firewall
 
Bab10 pengelolaan server_jaringan
Bab10 pengelolaan server_jaringanBab10 pengelolaan server_jaringan
Bab10 pengelolaan server_jaringan
 
Didactic sequence 1 santo tomas preschool
Didactic sequence 1 santo tomas preschoolDidactic sequence 1 santo tomas preschool
Didactic sequence 1 santo tomas preschool
 
Konfigurasi server debian
Konfigurasi server debianKonfigurasi server debian
Konfigurasi server debian
 
Fibonacci
FibonacciFibonacci
Fibonacci
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 02
CS201- Introduction to Programming- Lecture 02CS201- Introduction to Programming- Lecture 02
CS201- Introduction to Programming- Lecture 02
 
Understanding dom based xss
Understanding dom based xssUnderstanding dom based xss
Understanding dom based xss
 
Bab6 os jaringan gui
Bab6 os jaringan guiBab6 os jaringan gui
Bab6 os jaringan gui
 
Understanding sql Injection
Understanding sql InjectionUnderstanding sql Injection
Understanding sql Injection
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 

Similar to Makalah logika matematika filsafat sains

Diskret II Logika
Diskret II LogikaDiskret II Logika
Diskret II Logika
Raden Maulana
 
PPT LOGIKA KEL 2.pptx
PPT LOGIKA KEL 2.pptxPPT LOGIKA KEL 2.pptx
PPT LOGIKA KEL 2.pptx
themakelis
 
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oRingkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
SistaAngginiSaputri
 
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oRingkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
SistaAngginiSaputri
 
DASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKADASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKA
julyrusiani
 
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
Topan Helmi Nicholas
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematika
Auci Pernia
 
Ekuivalensi logika
Ekuivalensi logikaEkuivalensi logika
Ekuivalensi logikarizqitohopi
 
Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskrit
KarlFykr
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
Anderzend Awuy
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaNdank Suanda
 
Bab i uas b.indo
Bab i uas b.indoBab i uas b.indo
Bab i uas b.indoasihsrimaya
 

Similar to Makalah logika matematika filsafat sains (20)

Nur aliyah
Nur aliyahNur aliyah
Nur aliyah
 
Diskret II Logika
Diskret II LogikaDiskret II Logika
Diskret II Logika
 
PPT LOGIKA KEL 2.pptx
PPT LOGIKA KEL 2.pptxPPT LOGIKA KEL 2.pptx
PPT LOGIKA KEL 2.pptx
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oRingkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
 
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1oRingkasan penalaran dalam matematika kel 1o
Ringkasan penalaran dalam matematika kel 1o
 
DASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKADASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKA
 
AI
AIAI
AI
 
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematika
 
Matematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisiMatematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisi
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
Definisi 1
Definisi 1Definisi 1
Definisi 1
 
Bab i uas b.indo
Bab i uas b.indoBab i uas b.indo
Bab i uas b.indo
 
Ekuivalensi logika
Ekuivalensi logikaEkuivalensi logika
Ekuivalensi logika
 
Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskrit
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Bab i uas b.indo
Bab i uas b.indoBab i uas b.indo
Bab i uas b.indo
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Bab i uas b.indo
Bab i uas b.indoBab i uas b.indo
Bab i uas b.indo
 

More from rukmono budi utomo

metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
rukmono budi utomo
 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTSatuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTTugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMTTugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
rukmono budi utomo
 

More from rukmono budi utomo (20)

metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTSatuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTTugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
 
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMTTugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 

Recently uploaded

PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 

Recently uploaded (8)

PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 

Makalah logika matematika filsafat sains

  • 1. Logika Matematika Rukmono Budi Utomo 30115301 Pengampu: Prof. Dr. Taufiq Hidayat March 16, 2016 1 Logika Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal piki- ran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika merupakan salah satu cabang dalam ilmu filsafat yang merupakan cabang ilmu yang mempelajari filosofi terhadap sesuatu hal. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme atau dalam bahasa Latin(logica scientia) atau ilmu ilmu pengetahuan yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Selain sebagai ilmu pengetahuan, logika juga dapat dipandang sebagai cabang fil- safat yang praktis. Makna dari Praktis di sini memberi arti bahwa logika dapat diprak- tikkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradi- sional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran. Logika sebagai matematika murni, matematika adalah logika yang tersistimatisasi, matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur menggunakan simbol- simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistimatisasi dikenalkan oleh Galenus dan Sextus Empiricus. 2 Asal-Usul Logika Asal-Usul Perkembangan Logika dapat dikelompokkan dalam beberapa masa di bawah ini: 1
  • 2. • Masa Yunani Kuno Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpal- ing kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif. Aristoteles kemu- dian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari: *Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan *Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia *Air jugalah uap *Air jugalah es Dengan demikian menurut Thales, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta. • Abad pertengahan dan logika modern Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eis- agoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.Thomas Aquinas 1224- 1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika. Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti Petrus Hispanus (1210 - 1278), Roger Bacon (1214-1292),Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian, William Ocham (1295 - 1349). Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632- 1704) dalam An Essay Concerning Human Understanding, Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum dan J.S. Mills (1806 - 1873) dalam bukunya System of Logic 3 Manfaat Berfikir Dengan Logika Beberapa manfaat atau kegunaan apabila dapat berfikir secara logika antara lain: • Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren. • Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif. • Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri. 2
  • 3. • Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas- asas sistematis • Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis ,lurus, metodis dan analitis seba- gaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang 4 Logika Matematika Logika matematika merupakan salah satu cabang logika yang mengandung kajian matem- atis logika. Secara matematis, logika dapat dianalisis berdasarkan nilai-nilai kebenaran. Logika matematika termasuk salah satu ilmu matematika yang banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti kepolisian, pengadilan, jaksa, hakim yang menggu- nakan logika matematika untuk menganalisis suatu kasus atau permasalahan. Dalam logika matematika akan dibahas bagaimana nilai kebenaran dari suatu pernyataan, in- gkaran atau negasi, kesetaraan hingga penarikan kesimpulan yang sah dari beberapa pernyataan atau keadaan. 5 Pernyataan Dalam Matematika Dalam logika matematika, pernyataan-pernyataan kemudian disajikan dalam bentuk simbol. Berikut ini pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam logika matematika : • Negasi Negasi atau ingkaran adalah suatu pernyataan yang isinya mengingkari suatu ni- lai pernyataan. Negasi biasa disimbolkan dengan lambang ∼ yang berarti tidak atau bukan. Jika suatu pernyataan menyatakan sapi adalah hewan berkaki empat maka negasinya adalah sapi bukan hewan berkaki empat. Dalam tabel kebenaran matematika, negasi dapat disajikan sebagai berikut P ∼ P B S S B Tabel 1: kebenaran Matematika Negasi P : Sapi adalah hewan berkaki empat (B) ∼ P : Sapi bukanlah hewan berkaki empat (S) • Konjungsi Konjungsi merupakan pernyataan majemuk yang dihubungkan dengan kata hubung dan atau disimbolkan dengan ∧. Pernyataan konjungsi hanya akan bernilai benar jika kedua pernyataan yang terdapat di dalamnya bernilai benar. Jika salah satu pernyataan bernilai salah, maka pernyataan konjungsi juga bernilai salah. Dalam 3
  • 4. tabel kebenaran matematika, negasi dapat disajikan sebagai berikut P Q P ∧ Q B B B B S S S B S S S S Tabel 1: kebenaran Matematika Konjungsi Dalam konjungsi, dua buah pernyataan P dan Q bernilai benar (B) apabila baik pernyataan P dan Q keduanya bernilai benar. Apabila ada salah satu dari P atau Q bernilai salah (S), maka konjungsi dari P dan Q bernilai salah. Contoh kon- jungsi dari dua pernyataan yang benar adalah: P :Sapi adalah Hewan Herbivora(B) Q :Hewan Herbivora adalah pemakan rumput (B) P ∧ Q : Sapi adalah hewan herbivora dan sapi adalah pemakan rumput Untuk contoh konjungsi dua buah pernyataan P dan Q yang tidak benar (Salah) cukup diberikan salah satu atau kedua pernyataan dari P dan Q • Disjungsi Disjungsi merupakan pernyataan majemuk yang dihubungkan dengan kata hubung atau yang disimbolkan dengan ∨. Disjungsi merupakan kebalikan dari konjungsi. Pernyataan disjungsi hanya akan bernilai salah jika kedua pernyataan yang terda- pat di dalamnya bernilai salah. Jika salah satu pernyataan bernilai benar, maka pernyataan disjungsi juga bernilai benar. Dalam tabel kebenaran matematika, ne- gasi dapat disajikan sebagai berikut P Q P ∨ Q B B B B S B S B B S S S Tabel 2: kebenaran Matematika Disjungsi Dalam disjungsi, dua buah pernyataan P atau Q bernilai salah (S) apabila baik pernyataan P dan Q keduanya bernilai Salah. Apabila ada salah satu dari P atau Q bernilai salah (S), maka konjungsi dari P dan Q tetap bernilai Benar, apalagi 4
  • 5. baik P dan Q keduanya bernilai Benar, maka konjungsi P dan Q pastilah bernilai benar. Contoh disjungsi dari dua pernyataan yang bernilai benar adalah: Contoh 1. P dan Q benar P :Sapi adalah Hewan Herbivora(B) Q :Hewan Herbivora adalah pemakan rumput (B) P ∨ Q : Sapi adalah hewan herbivora atau sapi adalah pemakan rumput (B) Contoh 2. Salah satu P atau Q bernilai benar Misal hanya P benar P :Sapi adalah Hewan Herbivora(B) Q :Hewan Sapi Hewan yang dapat terbang (S) P ∨ Q : Sapi adalah hewan Herbivora atau sapi hewan yang dapat ter- bang (B) Perlu diperhatikan bahwa untuk contoh 1, karena P dan Q keduanya bernilai benar, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa konjungsi P dan Q tentulah bernilai benar. Untuk contoh 2, meskipun pernyataan Q bernilai salah, sedangkan P adalah pernyataan yang benar, tetap saja konjungsi P dan Q dalam contoh ini tetap bernilai benar, hal ini dikarenakan sifat atau yang memberikan beberapa pilihan kebenaran atas beberapa pernyataan. Apabila ada salah satu dari pilihan dalam pernyataan-pernyataan tersebut yang bernilai benar, maka tentu saja disjungsi dari pernyataan-pernyataan yang diberikan adalah benar. Apabila pilihan dari pernyataan-pernyataan yang diberikan semuanya salah, tentu saja tidak mungkin menghasilkan disjungsi yang benar, untuk itu dua buah pernyataan P dan Q yang salah tentu saja menghasilkan disjungsi yang salah. • Implikasi Implikasi adalah pernyataan majemuk yang diawali dengan kata jika dan dihubungkan dengan kata hubung makayang disimbolkan dengan →. Misal P → Q dibaca Jika P maka Q. Dalam tabel kebenaran matematika, negasi dapat disajikan sebagai berikut P Q P → Q B B B B S S S B B S S B Tabel 3: kebenaran Matematika Implikasi 5
  • 6. Dalam implikasi, dua buah pernyataan Jika P maka Q bernilai salah (S) apa- bila Pernyataan pertama (P) (anteseden) bernilai benar dan pernyataan kedua (Q) (konsekuen) bernilai salah. Selain dari kondisi di atas, maka implikasi dari P maka Q bernilai benar. Contoh implikasi dari dua pernyataan yang bernilai salah adalah: Contoh1 P :Sapi adalah Hewan Herbivora(B) Q :Hewan Sapi Hewan yang dapat terbang (S) P ∨ Q : Jika Sapi adalah hewan Herbivora maka sapi hewan yang dapat terbang (B) Implikasi dari dua buah pernyataan di atas benilai salah, karena anteseden (P) bernilai benar, konsekuen(Q) bernilai salah yang tentu saja menghasilkan perny- ataan implikasi yang salah. Berdeda dengan kebalikannya, apabila anteseden bernilai salah, namun konsekuen bernilai benar, maka menghasilkan implikasi yang benar. Hal demikian dapat terjadi karena terlepas apapun nilai kebenaran dari anteseden apabila menghasilkan konsekuen yang benar, maka implikasinya adalah benar. Contoh 2 P :Sapi adalah Hewaninvertebrata(B) Q :Sapi adalah Hewan pemakan rumput (S) P ∨ Q : Jika Sapi adalah hewan invertebrata maka sapi adalah hewan pemakan rumput (B) Selanjutnya untuk kondisi yang lain, dengan penalaran yang baik, kita akan dapat menerima bahwa meski pernyataan P dan Q salah, implikasinya benar. • Biimplikasi Biimplikasi merupakan bentuk kompleks dari implikasi yang berarti jika dan hanya jika dan disimbolkan dengan ↔ . P ↔ Q dibaca P jika dan hanya jika Q.Dalam tabel kebenaran matematika, negasi dapat disajikan sebagai berikut P Q P ↔ Q B B B B S S S B S S S B Dalam biimplikasi, dua buah pernyataan P jika dan hanya jika Q bernilai salah (S) apabila ada salah satu dari pernyataan-pernyataan tersebut yang bernilai salah, hal demikian dapat kita terima dalam logika. Apabila baik P dan Q ke- duanya bernilai benar maka biimplikasi dari kedua pernyataan tersebut tentulah bernilai benar dan ini pun dapat kita terima secara logika, namun yang menjadi perhatian adalah apabila baik P dan Q keduanya bernilai salah justru nilai bi- impikasinya benar. Bagimana penjelasannya?. 6
  • 7. Hakikat biimpikasi dari P jika dan hanya jika Q sejatinya adalah merupakan gabungan dua implikasi yakni Jika P maka Q dan Jika Q maka P. Menurut impikasi jika kedua pernyataan salah, maka nilai implikasinya benar, dan menurut konjungsi dua pernyataan yang benar adalah benar, denan demikian jelaslah alasan mengapa dua pernyataan salah P dan Q, maka biimplikasinya adalah benar. 6 Ekuivalensi Dalam Logika Matematika Dalam Logika Matematika antara satu pernyataan dengan pernyataan lain dapat memi- liki nilai kebenaran yang sama. Kondisi ini disebut sebagai nilai kesetaraan atau ekuiv- alensi yang merupakan pernyataan-pernyataan bernilai sama atau bermakna sama. Ke- setaraan atauekuivalensi dilambangkan dengan ≡. Beberapa pernyataan dalam logika matematika yang sama atau saling ekuivalensi antara lan adalah: • ∼ (P ∧ Q) ≡∼ P ∨ ∼ Q • ∼ (P ∨ Q) ≡∼ P ∧ ∼ Q • P → Q ≡ ∼ Q → ∼ P • ∼ (P → Q) ≡ (P ∧ ∼ Q) • ∼ (P ↔ Q) ≡ (P ∧ ∼ Q) ∨ (Q ∧ ∼ P) Pembuktian kesamaan atau ekuivalensi di atas dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran matematika P Q ∼ P ∼ Q P ∧ Q P ∨ Q ∼ (P ∧ Q) ∼ (P ∨ Q) P → Q P ↔ Q ∼ P ∨ ∼ Q B B S S B B S S B B S B S S B S B B S S S B S B B S S B B S B S B S S B B S S B B B B B ∼ P ∧ ∼ Q ∼ Q → ∼ P P ∧ ∼ Q ∼ (P → Q) ∼ (P ↔ Q) (P ∧ ∼ Q) ∨ (Q ∧ ∼ P) S B S S S S S S B B B B S B S S B B B B S S S S Dalam tabel kebenaran logika matematika di atas, terbukti sifat kesamaan atau ekuiv- alensi yang beberapa pernyataan matematika yakni ∼ (P ∧ Q) ≡∼ P ∨ ∼ Q, ∼ (P ∨ Q) ≡∼ P ∧ ∼ Q, P → Q ≡ ∼ Q → ∼ P, ∼ (P → Q) ≡ (P ∧ ∼ Q), dan ∼ (P ↔ Q) ≡ (P ∧ ∼ Q) ∨ (Q ∧ ∼ P) 7
  • 8. 7 Penarikan Kesimpulan Dalam Logika matematika terdapat beberapa cara untuk menarik kesimpulan dari premis- premis yang diketahui. Macam cara penarikan kesimpulan tersebut antara lain: • Modus Ponen Jika diketahui Premis pertama (P1) adalah jika P maka Q dan premis kedua (P2) adalah P, maka dengan modus ponen menghasilkan kesimpulan Q, atau secara matematis dapat disajikan sebagai berikut P1 : P → Q P2 : P KesimpulanQ Contoh P1 : Jika hari libur tiba, maka Rani akan berlibur ke Bandung P2 : Hari libur tiba Kesimpulan: Rani akan berlibur ke Bandung • Modus Tollen Jika diketahui Premis pertama (P1) adalah jika P maka Q dan premis kedua (P2) adalah ∼ Q, maka dengan modus ponen menghasilkan kesimpulan ∼ P, atau secara matematis dapat disajikan sebagai berikut P1 : P → Q P2 :∼ Q Kesimpulan∼ P Contoh P1 : Jika hari ini hujan, maka Rani tidak berlibur ke Bandung P2 : Rani berlibur ke Bandung Kesimpulan: Hari ini tidak hujan • Silogisme Jika diketahui Premis pertama (P1) adalah jika P maka Q dan premis kedua (P2) adalah jika Q maka R, maka dengan modus ponen menghasilkan kesimpulan jika P maka R, atau secara matematis dapat disajikan sebagai berikut P1 : P → Q P2 : Q → R KesimpulanP → R Contoh P1 : Jika hari ini tidak hujan hujan, maka Rani berlibur ke Bandung P2 : Jika Rani berlibur ke Bandung, maka ia akan mengunjungi Gedung Sate Kesimpulan: Jika Hari ini tidak Hujan, maka Rani akan mengunjungi Gedung Sate 8 Referensi • https://id.wikipedia.org/wiki/Logika dikutip 16 maret 2015 pukul 11.15 wib 8
  • 9. • http://wahid-hambali.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-logika-pengantar.htmldikutip 16 maret 2015 pukul 11.20 wib • http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2014/11/rumus-logika-matematika.htmldikutip 16 maret 2015 pukul 11.40 wib 9