SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
BAB 1
PENDAHULUAN
Kurikulumsebagai rancanganpendidikanmempunyaikedudukanyangsangatstrategisdalam
seluruhaspekkegiatanpendidikan.Mengingatpentingnyaperanankurikulumdalampendidikan,
maka dalampenyusunannyaharusmengacupadalandasanyangkokohdan kuat.Landasan
pengembangankurikulumtidakhanyadiperlukanbagi parapenyusunkurikulum(makro) atau
kurikulumtertulisyangseringdisebutjugasebagai kurikulumideal,akantetapi jugaharusdipahami
dan dijadikandasarpertimbanganolehparapelaksanakurikulum(mikro)yaituparapengawas
pendidikandanparaguruserta pihak-pihaklainnyayangterkaitdengantugas-tugaspengelolaan
pendidikan,sebagai bahanuntukdijadikaninstrumendalammelakukanpembinaanterhadap
implementasi kurikulumdi setiapjenisdanjenjangpendidikan.Denganposisinyayangpenting
tersebut,makapenyusunandanpengembangankurikulumtidakbisadilakukansecarasembarangan,
akan tetapi harusdidasarkanpadaberbagai pertimbangan,ataulandasanagardapat dijadikandasar
pijakandalammenyelenggarakanprosespendidikan,sehinggadapatmemfasilitasitercapainya
tujuanpendidikandanpembelajaransecaralebihefisiendanefektif.
Landasanpengembangankurikulummemiliki perananyangsangatpenting,sehinggaapabila
kurikulumdiibaratkansebagai sebuahbangunangedungyangtidakmenggunakanlandasanatau
fundasi yangkuat,maka ketikaditerpaanginatauterjadi goncangan,bangunangedungtersebut
akan mudahrubuhdan rusak.Demikianpulahalnyadengankurikulum,apabila tidakmemiliki dasar
pijakanyangkuat,maka kurikulumtersebutakanmudahterombang-ambingdanyangakan
dipertaruhkanadalahmanusia(pesertadidik) yangdihasilkanolehpendidikanitusendiri. Hornbyc.s
dalam“The Advance Learner’s Dictionary of Current English” (RedjaMudyahardjo,2001:8)
mengemukakandefinisi landasansebagai berikut:“Foundation…thaton whichan ideaor belief
rest;an underlyingprinciple‟sasthe foundationsof religiousbelief;the basisorstartingpoint…”.
Jadi menurutHornbylandasanadalahsuatugagasan atau kepercayaanyangmenjadi sandaran,
sesuatuprinsipyangmendasari,contohnyasepertilandasankepercayaanagama,dasaratau titik
tolak.Dengandemikianlandasanpengembangankurikulumdapatdiartikansebagaisuatugagasan,
suatuasumsi,atau prinsipyangmenjadi sandaranatautitiktolakdalammengembangkankurikulum.
RobertS. Zais(1976) mengemukakanempatlandasanpengembangankurikulum, yaitu: Philosophy
and the nature of knowledge, society and culture, the individual, dan learning theory. Dengan
berpedomanpadaempatlandasantersebut,makadibuatmodel yangdisebut“an eclectic model
of the curriculum and its foundation.”
Kurikulumsebagai suatusistemterdiriatasempatkomponen,yaitu:komponentujuan(aims,
goals, objectives), isi/materi (contents),prosespembelajaran(learning activities),dan komponen
evaluasi (evaluations).Agarsetiapkomponenbisamenjalankanfungsinyasecaratepatdan
bersinergi,makaperluditopangolehsejumlahlandasan(foundations),yaitulandasanfilosofis
sebagai landasanutama,masyarakatdankebudayaan,individu(pesertadidik),danteori-teori
belajar.Tyler(1988) mengemukakanpandanganyangeratkaitannyadenganbeberapaaspekyang
melandasi suatukurikulum(school purposes),yaitu:
“Use of philosophy, studies of learners, suggestions from subject specialist, studies of
contemporary life, dan use of psychology of learning”.
Berdasarkanperbandingankeduapendapatdi atas,secaraumumdapat disimpulkanbahwa
landasanpokokdalampengembangankurikulumdikelompokkanke dalamempatjenis,yaitu:
landasanfilosofis,landasanpsikologis,landasansosiologis,danlandasanilmupengetahuandan
teknologi (iptek).
BAB II
PEMBAHASAN
1. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
a. Pengertian dan Cabang-Cabang Filsafat
Istilahfilsafatadalahterjemahandari bahasaInggris
“phylosophy”yangberasal dari perpaduanduakataYunani Purba “philien”yangberarti cinta(love),
dan “sophia”(wisdom) yangberarti kebijaksanaan.Jadi secaraetimologifilsafatberarti cinta
kebijaksanaan atau love of wisdom (RedjaMudyahardjo,2001:83). Secara operasional filsafat
mengandungduapengertian,yaknisebagai proses(berfilsafat) dansebagai hasil berfilsafat(sistem
teori atau pemikiran).Duadari limadefinisi filsafatyangdikemukakanTitusmenunjukkan
pengertiandi atas:“Phylosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry; …
philosophy is a group of theories or system of thought” (KurniasihdanTatangSyaripudin,
2007:73). Dalam kaitannyadengandefinisi filsafatsebagai proses,Socratesmengemukakanbahwa
filsafatadalahcara berpikirsecararadikal,menyeluruh,danmendalamataucara berpikiryang
mengupassesuatusedalam-dalamnya.
Berdasarkanluaslingkupyangmenjadi objekkajiannya,filsafatdapatdibagi dalamdua
cabang besar,yaitu:1) FilsafatUmumatau FisafatMurni,dan 2) FilsafatKhususatauFilsafat
Terapan.
Cabang FilsafatUmumterdiri atas:
1) Metafisika, membahas hakikat kenyataan atau realitas yang meliputi (1) metafisika umum atau
ontologi, dan (2) metafisika khusus yang meliputi kosmologi (hakikat alam semesta), teologi
(hakikat ketuhanan) dan antrofologi filsafat (hakikat manusia).
2) Epistemologidanlogika,membahashakikatpengetahuan(sumberpengetahuan,metodemencari
pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan batas-batas pengetahuan); dan hakikat penalaran
(induktif dan deduktif).
3) Aksiologi,membahashakikatnilai dengancabang-cabangnyaetika(hakikatkebaikan),dan estetika
(hakikat keindahan).
Cabang-cabangfilsafatkhususataufilsafatterapan,pembagiannyadidasarkanpadakekhususan
objeknyaantara
lain:filsafathukum,filsafatsejarah,filsafatilmu,filsafatreligi,filsafatmoral,filsafatilmu,dan
filsafatpendidikan.
b. Manfaat Filsafat Pendidikan
Filsafatpendidikanpadadasarnyaadalahpenerapandari pemikiran-pemikiranfilsafatuntuk
memecahkanpermasalahanpendidikan.Dengandemikianfilsafatmemiliki manfaatdan
memberikankontribusiyangbesar terutamadalammemberikankajiansistematisberkenaandengan
kepentinganpendidikan.Nasution(1982) mengidentifikasi beberapamanfaatfilsafatpendidikan,
yaitu:
1) Filsafatpendidikandapatmenentukanarahakandibawake mana anak-anakmelalui pendidikan
di sekolah? Sekolah ialahsuatu lembaga yang didirikan untukmendidik anak-anakke arah yang
dicita-citakan oleh masyarakat, bangsa, dan negara.
2) Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita mendapat
gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang bagaimanakah yang harus
diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu?
3) Filsafatdantujuanpendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha pendidikan.
4) Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga manakah tujuan itu
tercapai.
5) Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan.
c. Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Pandangan-pandanganfilsafatsangatdibutuhkandalampendidikan, terutamadalam
menentukanarahdantujuanpendidikan.Filsafatakanmenentukanarahke manapesertadidikakan
dibawa.Untukituharus ada kejelasantentangpandanganhidupmanusiaatautentanghidupdan
eksistensinya.
Filsafatataupandanganhidupyangdianutolehsuatubangsaatau kelompokmasyarakat
tertentuataubahkanyang dianutolehperoranganakansangatmempengaruhi tujuanpendidikan
yang ingindicapai.Sedangkantujuanpendidikan sendiri padadasarnyamerupakanrumusanyang
komprehensif mengenaiapayangseharusnyadicapai.
Tujuanpendidikanmemuatpernyataan-pernyataanmengenai berbagaikemampuanyang
diharapkandapatdimilikiolehpesertadidikselarasdengansistemnilai danfalsafahyangdianutnya.
Dengandemikian,sistemnilai ataufilsafatyangdianutolehsuatukomunitasakanmemiliki
keterkaitanyangsangateratdenganrumusantujuanpendidikanyangdihasilkannya.Dengankata
lain,filsafatsuatunegaratidakbisadipungkiri akanmempengaruhitujuanpendidikandi negara
tersebut.Olehkarenaitu,tujuanpendidikandi suatunegaraakanberbedadengantujuan
pendidikandi negaralainnya,sebagai implikasidari adanyaperbedaanfilsafatyangdianutnya.
Berkaitandengantujuanpendidikan,terdapatbeberapapendapatyangbisadijadikankaji
bandingsebagai sumberdalammerumuskantujuanpendidikan.HerbertSpencer(Nasution,1982)
mengungkapkanlimakajiansebagai sumberdalammerumuskantujuanpendidikan,yaitu:
1) Self-Preservation, yaitu individuharus dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan sehat,
mencegah penyakit, dan hidup secara teratur.
2) Securing the necessities of life, yaitu individu harus sanggup mencari nafkah dan memenuhi
kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan.
3) Rearing of family, yaitu individu harus mampu menjadi ibu atau bapak yang sanggup
bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dan kesejahteraan keluarganya.
4) Maintaining proper social and political relationships, artinya setiap individu adalahmakhluk
sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat dan negara.
5) Enjoying leisure time,yaituindividuharussanggupmemanfaatkanwaktusenggangnyadengan
memilih kegiatankegiatan yang menyenangkan dan menambah kenikmatan dan kegairahan
hidup.
The UnitedStatesOffice of Education(1918) telahmencanangkantujuanpendidikanmelalui
“Seven Cardinal
Principles”, yaitu:
1) Health, yaitu sekolah diwajibkan mempertinggi taraf kesehatan murid-murid.
2) Command of fundamental processes, yaitu penguasaan kecakapan pokok-pokok yang
fundamental seperti: menulis, membaca, dan berhitung.
3) Worthy home membership,yaitumendidikanak-anakmenjadi anggotakeluargayangberharga,
sehingga berguna bagi masyarakat.
4) Vocational efficiency, yaituefisiensi dalampekerjaansehinggadalamwaktuyangsingkatdapat
mencapai hasil yang banyak dan memuaskan.
5) Citizenship, yaitu usaha mengembangkan bangsa menjadi warga yang baik.
6) Worthy use of leisure, yaitu memanfaatkan waktu senggang dengan baik yang senantiasa
bertambah panjang berhubung dengan industrialisasi yang lebih sempurna.
7) Satisfaction of religious needs, yaitu pemuasan kehidupan keagamaan.
TujuanPendidikanNasionalIndonesiabersumberpadapandanganhidupbermasyarakat,
berbangsa,danbernegarayaitu Pancasila.Ini berarti bahwapendidikandi Indonesiaharus
membawapesertadidikagarmenjadi manusiayangber-Pancasila.Dengankatalain,landasandan
arah yang ingindiwujudkanolehpendidikandi Indonesiaadalahyangsesuai dengankandungan
falsafahPancasilaitusendiri.Nilai-nilaifilsafatPancasilayangdianutbangsaIndonesiadicerminkan
dalamrumusantujuanpendidikannasional sepertitertuangdalamUU No.20 tahun 2003 tentang
SistemPendidikanNasional,yaitu:PendidikannasionalberdasarkanPancasiladanUndang-Undang
Dasar NegaraRepublikIndonesiatahun1945. PendidikanNasionalberfungsi mengembangkan
kemampuandanmembentukwataksertaperadabanbangsayangbermartabatdalamrangka
mencerdaskankehidupanbangsa,bertujuanuntukberkembangnyapotensi pesertadidikagar
menjadi manusiayangberimandanbertaqwakepadaTuhanYangMaha Esa, berakhlakmulia,sehat,
berilmu,cakap,kreatif,mandiri,danmenjadi warganegarayangdemokratissertabertanggung
jawab(Pasal 2 dan 3). Dalam rumusantujuanpendidikannasional tersebut,tersuratdantersirat
nilai-nilaiyangterkandungdalamrumusanPancasila.
Rumusantujuantersebutmerupakankeinginanluhuryangharusmenjadi inspirasi dan
sumberbagi para guru, kepalasekolah,parapengawas pendidikan,danparapembuatkebijakan
pendidikanagardalammerencanakan,melaksanakan,membinadanmengembangkankurikulum
senantiasakonsekuendankonsistenmerefleksikannilai-nilaiyangterkandungdalamrumusan
tujuanpendidikannasional.Melaluirumusantujuanpendidikannasional di atas,jelaslahbahwa
pesertadidikyangingindihasilkanolehsistempendidikankita,antaralainuntukmelahirkan
manusiayangberiman,bertaqwa,berilmu,danberamal dalamkondisi yangserasi,selaras,dan
seimbang.Di sinilahpentingnyafilsafatsebagaipandanganhidupmanusiadalamhubungannya
denganpendidikandanpembelajaran.
d. Kurikulum dan Filsafat Pendidikan
Kurikulumpadahakikatnyaadalahalatuntukmencapai tujuanpendidikan.Karenatujuan
pendidikansangatdipengaruhiolehfilsafatataupandanganhidupsuatubangsa,makakurikulum
yang dikembangkanjugaharusmencerminkanfalsafahataupandanganhidupyangdianutoleh
bangsatersebut.Olehkarenaitu,terdapathubunganyangsangateratantara kurikulumpendidikan
di suatu negaradenganfilsafatnegarayangdianutnya.Sebagai contohpadawaktuBangsaIndonesia
dijajaholehBelanda,makakurikulumyangdianutpadamasaitusangat berorientasi pada
kepentinganpolitikBelanda.Demikianpulapadasaatnegarakita dijajahJepang,makaorientasi
kurikulumnyadisesuaikandengankepentingandansistemnilai yangdianutolehnegaraMatahari
Terbittersebut.SetelahIndonesiamencapai kemerdekaannyayangsecarabulatdanutuh
menggunakanPancasilasebagaidasardanfalsafahhidupdalambermasyarakat,berbangsadan
bernegara,makakurikulumpendidikanpundisesuaikandengannilai-nilaiPancasilaitusendiri.
Perumusantujuanpendidikan,penyusunanprogrampendidikan,pemilihandanpenggunaan
pendekatanataustrategi pendidikan,perananyangharusdilakukanpendidik/pesertadidik
senantiasaharussesuai denganfalsafahhidupbangsaIndonesia,yaituPancasila.
Keberadaanaliran-aliranfilsafatlainnyadalampengembangankurikulumdi Indonesiadapat
digunakansebagai acuan, akantetapi hendaknyadipertimbangkandandikajikesesuaiannyadengan
nilainilai falsafahhidupbangsaIndonesia,karenaapabilatidaksemuanyakonsepaliranfilsafatdapat
diadopsi danditerapkandalamsistempendidikankita.
e. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
Pengembangankurikulummembutuhkanfilsafatsebagai acuanataulandasanberpikir.Kajian-
kajianfilosofistentangkurikulumakanberupayamenjawabpermasalahan-permasalahansekitar:(1)
bagaimanaseharusnyatujuanpendididikanitudirumuskan,(2) isi ataumateri pendidikanyang
bagaimanayangseharusnyadisajikankepadasiswa,(3) metode pendidikanapayangseharusnya
digunakanuntukmencapai tujuanpendidikan,dan(4) bagaimanaperananyangseharusnya
dilakukanpendidikdanpesertadidik.
Jawabanatas permasalahantersebutakansangatbergantungpadalandasanfilsafatmana
yang digunakansebagai asumsi atausebagai titiktolakpengembangankurikulum.Landasanfilsafat
tertentubesertakonsep-konsepnyayangmeliputi konsepmetafisika,epistemologi,logikadan
aksiologi berimplikasi terhadapkonsep-konseppendidikanyangmeliputirumusantujuan
pendidikan,isi pendidikan,metodependidikan,perananpendidikdanpesertadidik.Konsep
metafisikaberimplikasi terhadapperumusantujuanpendidikanterutamatujuanumumpendidikan
yang rumusannyaideal danumum;konsephakikatmanusiaberimplikasikhususnyaterhadap
perananpendidikdanpesertadidik;konseptentanghakikatpengetahuanberimplikasi terhadapisi
dan metode pendidikan;dankonsepaksiologiberimplikasiterutamaterhadapperumusantujuan
umumpendidikan.
MenurutRedjaMudyahardjo(1989) terdapattigasistempemikiranfilsafatyangsangatbesar
pengaruhnyadalampemikiranpendidikanpadaumumnya,danpendidikandi Indonesiapada
khususnya,yaitu:Idealisme, Realisme,danPragmatisme.RedjaMudyahardjo (2001) merangkum
konsep-konsepketigaaliranfilsafattersebutdanimplikasinyaterhadappendidikansebagaiberikut:
1) Idealisme
a) Konsep-konsep Filsafat
(1) Metafisika (hakikat realitas): Realitas atau kenyataan yang sebenarnya bersifat spititual
atau rohaniah.
(2) Humanologi (hakikat manusia): Jiwa dikaruniai kemampuan berpikir/rasional.
Kemampuan berpikir menyebabkan adanya kemampuan memilih.
(3) Epistemologi (hakikat pengetahuan): Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi
dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh
beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang; sebagian besar manusia
hanya sampai pada tingkat pendapat.
(4) Aksiologi (hakikatnilai):Kehidupanmanusiadiaturolehkewajibanmoral yangditurunkan
dari pandangantentang kenyataanataumetafisika.Hakikatnilaibersifatabsolut/mutlak.
b) Konsep-konsep Pendidikan
(1) Tujuan pendidikan:Tujuan-tujuanpendidikanformal daninformal,pertama-tamaadalah
pembentukan karakter, dan kemudian tertuju pada pengembangan bakat dan kebajikan
sosial.
(2) Isi pendidikan: Pengembangan kemampuan berpikir melalui pendidikan liberal atau
pendidikan umum, penyiapan keterampilan bekerja sesuatu mata pencaharian melalui
pendidikan praktis.
(3) Metode pendidikan: Metode pendidikan yang disusun adalah metode dialektik/dialogik,
meskipundemikiansetiapmetodeyangefektifmendorongbelajardataditerima(eklektif).
Cnderung mengabaikan dasar-dasar fisiologis dalam belajar.
(4) Peranan peserta didik dan pendidik: Peserta didik bebas mengembangkan bakat dan
kepribadiannya. Pendidik bekerja sama dengan alam dalam proses pengembangan
kemampuan ilmiah. Tugas utama pendidik adalah menciptakan lingkungan yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efisien dan efektif.
2) Realisme
a) Konsep-konsep Filsafat
(1) Metafisika (hakikat realitas): Realitas atau kenyataan yang sebenarnya bersifat fisikatau
materi.
(2) Humanologi (hakikat manusia): Hakikat manusia terletak pada apa yang dapat
dikerjakannya.Jiwamerupakansebuahorganisme yangsangatkompleksyangmempunyai
kemampuan berpikir. Manusia mungkin mempunyai kebebasan atau tidak mempunyai
kebebasan.
(3) Epistemologi (hakikat pengetahuan): Pengetahuan diperoleh melalui penginderaan
dengan menggunakan pikiran. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan
memeriksa kesesuaiannya dengan fakta.
(4) Aksiologi (hakikat nilai): Tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam yang diperoleh
melalui ilmu;danpadataraf yanglebihrendahdiaturolehkebiasaan-kebiasaanatauadat-
istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.
b) Konsep-konsep Pendidikan
(1) Tujuanpendidikan:Tujuanpendidikanadalahdapatmenyesuaikandiri secaratepatdalam
hidup dan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial
(2) Isi pendidikan: Isi pendidikan adalah kurikulum komprehensif yang berisi semua
pengetahuanyangbergunabagi penyesuaiandiri dalamhidupdantanggungjawabsosial.
Kurikulum berisi unsure-unsur pendidikan liberal/pendidikan umum untuk
mengembangkan kemmapuan berpikir, dan pendidikan praktis untuk kepentingan
bekerja.
(3) Metode pendidikan didasarkan pada pengalaman langsung maupu tidak langsung.
Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap atau berurutan. Pembiasaan
merupakan sebuah metode pokok yang dipergunakan oleh penganut realism.
(4) Perananpesertadidikdanpendidik:Dalamhubungannyadenganpembelajaran,peranan
peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang dapat berubah-ubah. Peserta didik
perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat kebajikan. Peranan
pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dan teknik mendidik, dan memiliki
kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan yang dibebankan kepadanya.
3) Pragmatisme
a) Konsep-konsep Filsafat
(1) Metafisika (hakikat realitas): Suatu teori umum tentang kenyataan tidak mungkin dan
tidakperlu.Kenyataanyangsebenarnyaadalahkenyataanfisik.Segalasesuatu dalamalam
dan kehidupan adalah berubah (becoming).
(2) Humanologi (hakikatmanusia):Manusiaadalahhasil evolusibiologis,psikologisdansosial.
Ini berarti setiap manusia tumbuh secara berangsur-angsur mencapai kemampuan-
kemampuan biologis, psikologis, dan sosial.
(3) Epistemologi (hakikatpengetahuan):Pengetahuanbersifatrelatif danterusberkembang.
Pengetahuan yang benar adalah yang ternyata berguna bagi kehidupan.
(4) Aksiologi (hakikat nilai): Ukuran tingkah laku perorangan dan sosial ditentukan secara
eksperimental dalam pengalaman-pengalaman hidup. Ini berarti tidak ada nilai yang
absolut.
b) Konsep-konsep Pendidikan
(1) Tujuan pendidikan: Tujuan pendidikan adalah memperoleh pengalaman yang berguna
untukmemecahkanmasalah-masalahbarudalamkehidupanperorangandanmasyarakat.
Tujuan pendidikan tidak ditentukan dari luar kegiatan pendidikan tetapi terdapat dalam
setiap proses pendidikan. Dengan demikian tujuan pendidikan adalah pertumbuhan
sepanjang hidup.
(2) Isi pendidikan:Isi pendidikanadalahkurikulumberisi pengalaman-pengalamanyangtelah
teruji serta minatminat dan kebutuhan-kebutuhan anak, dan pendidikan liberal yang
menghilangkan pemisahan antara pndidikan umum dengan pendidikan
praktis/vokasional.
(3) Metode pendidikan: Berpikir reflektif atau metode pemecahan masalah merupakan
metode utamanya, terdiri atas langkah-langkah: Penyadaran suatu masalah, observasi
kondisi-kondisiyangada,perumusandanelaborasitentangsuatukesimpulan,Pengetesan
melalui suatu eksperimen.
(4) Peranan peserta didik dan pendidik: Peserta didik adalah sebuah organisme yang rumit
yangmamputumbuh.Perananpendidikadalahmengawasi danmembimbingpengalaman
belajartanpaterlampaubanyakmencampuri urusanminatdankebutuhanpesertadidik.
2. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum Pendidikansenantiasaberkaitandengan
perilakumanusia.Dalamsetiapprosespendidikanterjadiinteraksi antarapesertadidikdengan
lingkungannya,baiklingkunganyangbersifatfisikmaupunlingkungansosial.Melalui pendidikan
diharapkanadanyaperubahanperilakupesertadidikmenujukedewasaan,baikdewasadari segi
fisik,mental,emosional,moral,intelektual,maupunsosial.Harusdiingatbahwawalaupun
pendidikandanpembelajaranadalahupayauntukmengubahperilakumanusia,akantetapi tidak
semuaperubahanperilakumanusia/pesertadidikmutlaksebagaiakibatdari intervensiprogram
pendidikan.
Perubahan perilakupesertadidikdipengaruhiolehfaktorkematangandanfaktordari luar
program pendidikanataulingkungan.Kurikulumsebagai alatuntukmencapai tujuan/program
pendidikan,sudahpasti berhubungandenganprosesperubahanperilakupesertadidik.Kurikulum
diharapkandapatmenjadi alatuntukmengembangkankemampuanpotensialmenjadi kemampuan
aktual pesertadidiksertakemampuan-kemampuanbaruyangdimiliki dalamwaktuyangrelatif
lama.
Pengembangankurikulumharusdilandasi olehasumsi-
asumsi yangberasal dari psikologi yangmeliputi kajiantentangapadanbagaimanaperkembangan
pesertadidik,sertabagaimanapesertadidikbelajar.Atasdasarituterdapatdua cabang psikologi
yang sangatpentingdiperhatikandalampengembangankurikulum,yaitupsikologiperkembangan
dan psikologi belajar.Psikologi perkembangandapatdiartikansebagai berikut.“.... That branch of
psychology which studies processes of pra and post natal growth and the maturation of
behavior". Artinya,"Psikologi perkembanganmerupakancabangdari psikologiyangmempelajari
prosesperkembanganindividu,baiksebelummaupunsetelahkelahiranberikutkematangan
perilaku"(J.P.Chaplin,1979).SementaraituRossVasta,dkk.(1992) mengemukakanbahwapsikologi
perkembanganadalah"Cabang psikologi yangmempelajari perubahantingkahlakudankemampuan
sepanjangprosesperkembanganindividudari mulai masakonsepsi sampai mati".Pemahaman
tentangpesertadidiksangatpentingdalampengembangankurikulum.Melaluikajiantentang
perkembanganpesertadidik,diharapkanupayapendidikanyangdilakukansesuaidengan
karakteristikpesertadidik,baikpenyesuaiandari segi kemampuanyangharusdicapai,materi atau
bahan yangharus disampaikan,prosespenyampaianataupembelajarannya,danpenyesuaian dari
segi evaluasi pembelajaran.
a. Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum
Setiapindividudalamhidupnyamelalui fase-fase perkembangan.Mengenai penentuanfase-fase
perkembangantersebutparaahli mempunyaipendapatyangberlainan.ElizabethHurlock
mengemukakanpenahapanperkembanganindividuyangmeliputi:
Tahap I : fase prenatal (sebelumlahiryaitumasakonsepsi
sampai 9 bulan);
Tahap II : infancy (orok,yaitulahirsampai 10-14 hari);
Tahap III : childhood (kanak-kanak,yaitu2tahun sampai
remaja),danTahap IV : adolescence/puberty yaitu11-13 tahun sampai usia21 tahun).
Rousseaumengemukakantahapanperkembangansebagaiberikut:
Tahap I : 0,0 – 2,0 tahun,usiapengasuhan
Tahap II : 2,0 – 12,0 masa pendidikanjasmani danlatihan
pancaindera
Tahap III : 12,0 – 15,0 periode pendidikanakal
Tahap IV : 15- 20,0 periode pendidikanwatakdanpendidikan
agama.
Dalam hubungannyadenganprosesbelajarmengajar(pendidikan),SyamsuYusuf (2005:23),
menegaskanbahwapenahapanperkembanganyangdigunakansebaiknyabersifatelektif,artinya
tidakterpakupada suatupendapatsajatetapi bersifatluasuntukmeramudari berbagai pendapat
yang mempunyai hubunganyangerat.Atasdasar ituperkembanganindividusejaklahirsampai
masa kematangandapatdigambarkanmelewati fase-fase berikut:
TABEL 2.1
FASE-FASE PERKEMBANGAN INDIVIDU
TAHAP PERKEMBANGAN USIA
Masa usiaprasekolah 0,0 – 6 tahun
Masa usiasekolahdasar 6,0 – 12 tahun
Masa usiasekolahmenengah 12,0 -18 tahun
Masa usiamahasiswa 18,0 – 25 tahun
Sumber:SyamsuYusuf.(2005). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja
Setiaptahapperkembanganmemiliki karakteristiktersendiri,karenaadadimensi-dimensi
perkembangantertentuyanglebihdominandibandingkandengantahapperkembanganlainnya.
Atasdasar itu kitadapat memahami karakteristikprofil padasetiaptahapanperkembangannya.
SyamsuYusuf (2005:23-27) menguraikankarakteristiktahap-tahapperkembanganindividuyang
digambarkandi atas sebagai berikut:
1) Masa Usia Prasekolah
Masa usiaprasekolahdapatdirinci menjadiduamasa,yaitumasavital dan masa estetik.Padamasa
vital,individumenggunakanfungsi-fungsi biologisuntukmeresponberbagai hal yangterdapatdi
lingkungannya.Freudmenamakantahunpertamadalamkehidupanindividusebagai masaoral
(mulut),karenamulutdipandangsebagai sumberkenikmatandanketidanikmatan.Anak
memasukkanapasajayang dijumpai ke dalammulutnya,tidaklahkarenamulutmerupakansumber
kenikmatanutama,tetapi karenawaktuitumulutmerupakanalatuntukmelakukaneksplorasidan
belajar.Padamasa ini perkembanganfisikberlangsungsangatpesatdibandingkandenganaspek-
aspekperkembanganlainnya. Padatahunkeduaanak telahbelajarberjalan,denganmulai berjalan
anak akan mulai belajarmenguasairuangdari ruangyang palingdikenalnyamenunjuruangyang
lebihjauh.Padatahun keduajuga,umumnyaterjadi pembiasaanterhadapkebersihan(kesehatan).
Melalui latihankebersihan,anakabelajarmengendalikandorongan-doronganyangdatangdari
dalamdirinyamisalnyabuangairkecil ataubuangair besar.
Masa estetikadalahmasaberkembangnyarasakeindahandanmasapekabagi anak untuk
memperolehrangsangan(stimulasi) melalui seluruhinderanya(penglihatan,penciuman,
pendengaran,pengecap,daperaba).Paraahli pendidikananakusiadini menyebutmasaini adalah
“the golden age” atau masa emas,karenamasa ini adalahsaat yangtepatbagi anakuntuk
mengembangkanaspek-aspekperkembangannyasecaramenyeluruh.
2) Masa Usia Sekolah Dasar
Fase ini disebutjugaperiode intelektual,karenapadausiaini anakmulai menunjukkanperhatian
yang besarterhadapduniailmupengetahuantentangalamdansekitarnya.Padausia6-7tahun
biasanyaanaktelahmemiliki kesiapanuntukmengikuti kegiatanbelajardi sekolahdasar.Padamasa
ini anak-anaklebihmudahdiarahkan,diberi tugasyangharusdiselesaikan,dancenderungmudah
untukbelajarberbagai kebiasaanseperti makan,tidur,bangun,danbelajarpadawaktudan
tempatnyadibandingkandenganmasaprasekolah.
3) Masa usia Sekolah Menengah
Masa usiasekolahmenengahbertepatandenganmasaremaja.Masa remajamerupakanmasa
yang banyakmenarikperhatiankarenasifat-sifatkhasnyadanperanannyayangmenentukandalam
kehidupanindividudalammasyarakatorangdewasa.
Pemahamantentangperkembanganpesertadidiksebagaimanadiuraikandi atasberimplikasi
terhadappengembangankurikulum,antaralain:
1) Setiap peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat,
minat, dan kebutuhannya.
2) Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (program inti) yang wajib dipelajari setiap
anak di sekolah, juga perlu disediakan pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak.
3) Lembaga pendidikan hendaknya menyediakanbahan ajar baik yang bersifat kejuruan maupun
akademik. Bagi anak yang berbakat di bidang akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan
studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
4) Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung aspek pengetahuan, nilai/sikap, dan
keterampilan yang menggambarkan pribadi yang utuh lahir dan batin.
Implikasi laindari pemahamantentangpesertadidikterhadapprosespembelajaran(actual
curriculum) dapatdiuraikansebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat kepada perubahan
tingkah laku peserta didik.
2) Bahan/materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kebutuhan peserta
didik sehingga hasilnya bermakna bagi mereka.
3) Strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
4) Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat anak.
5) Sistem evaluasi harus dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.
b. Psikologi Belajar dan Pengembangan Kurikulum
Psikologi belajarmerupakansuatustudi tentangbagaimanaindividubelajar.Pembahasan
tentangpsikologi belajareratkaitannyadenganteori belajar.Pemahamantentangteori-teoribelajar
berdasarkanpendekatanpsikologisadalahupayamengenali kondisi objektif terhadapindividuanak
yang sedangmengalami prosesbelajardalamrangkapertumbuhandanperkembanganmenuju
kedewasaannya.Pemahamanyangluasdankomprehensif tentangberbagaiteori belajarakan
memberikankontribusiyangsangatberhargabagi para pengembangkurikulumbaikdi tingkatmakro
maupuntingkatmikrountukmerumuskanmodel kurikulumyangdiharapkan.
Pendekatanterhadapbelajarberdasarkansatuteori tertentumerupakan asumsi
yang perlu dipertimbangkan dalampelaksanaannyaberkaitandenganaspek-aspekdan
akibatyang kungkinditimbulkannya.Sedikitnyaadatigajenisteori belajaryangberkembangdewasa
ini dan memiliki pengaruhterhadappengembangankurikulumdi Indonesiapadakhususnya.Teori
belajartersebutadalah:(1) Teori psikologi kognitif (kognitivisme),(2) teori psikologi humanistic,dan
(3) teori psikologibehavioristik.
1. Teori Psikologi Kognitif (Kognitivisme)
Teori psikologi kognitif dikenal dengan cognitif gestalt field.
Teori belajarini adalahteori insight.Aliranini bersumberdari Psikologi GestaltField.Menurut
merekabelajaradalahprosesmengembangkan insightatau pemahamanbaruatau mengubah
pemahamanlama.Pemahamanterjadi apabilaindividumenemukancarabaru dalammenggunakan
unsur-unsuryangadadi lingkungan,termasukstrukturtubuhnyasendiri.GestaltFieldmelihat
belajarmerupakanperbuatanyangbertujuan,ekplorasi,imajinatif,dankreatif.Pemahamanatau
insight merupakancitradari atau perasaantentangpola-polaatauhubungan.
To state itdifferently,insightisthe sensedwaythroughorsolutionof problematicsituation....we
mightsay that an insightisakindof intelligentfeel we getabouta stiutatuin that permitsusto
continue tostrive activelytoserve ourpurpose.(Bigge danHunt,1980, hlm293).
Teori belajarGoal Insight berkembangdari psikologiconfigurationlism.Menurutmereka,individu
selalubertujuan,diarahkankepadapembentukanhubungandenganlingkungan.Belajarmerupakan
usaha untukmengembangkanpemahamantingkattinggi.Pemahamanyangbermututinggi(tingkat
tinggi) adalahpemahamanyangtelahteruji,yangberisi kecakapanmenggunakansuatuobjek,fakta,
proses,ataupunide dalamberbagai situasi.Pemahamantingkattinggi memungkinkanseseorang
bertindakcerdas,berwawasanluas,danmampumemecahkanberbagai masalah.
Teori belajarkognitif bersumberpadapsikologi lapangan(field psychology),dengantokoh
utamanyaKurt Lewin.IndividuselaluberadadalamsuatulapanganpsikologiyangolehKurtLewin
disebutlife space.Dalamlapanganini selaluadatujuan yang ingindicapai,adamotif yang
mendorongpencapaiantujuanadalahdanadahambatan-hambatanyangharusdiatasi.Perbuatan
individuselauterarahpadapencapaiansesuatutujuan,olehkarenaituseringdikatakanperbuatan
individuadalah purposive.Apabilaiatelahberhasil mencapai suatutujuanmakatimbul tujuanyang
lainyangingindicapai danberadadalam life space baru.Setiaporangberusahamencapai tingkat
perkembangandanpemahamanyangterbaikdi dalamlapanganpsikologisnyamasing-masing.
Lapangan psikologisterbentukolehinterelasi yangsimultandari orang-orangdanlinkungan
psikologisnyadidalamsuatusituasi.Tingkahlakuseseorangpadasuatusaat merupakanfungsi dari
semuafaktoryang ada yangsalingbergantungpadayanglain.
Istilahcognitive berasal dari bahasaLatin „cognose”yangberarti mengetahui (to know). Aspekini
dalamteori belajarcognitive field berkenaandenganbagaimanaindividumemahami dirinyadan
lingkungannya,bagaimanaiamenggunakanpengetahuandanpengenalannyasertaberbuat
terhadaplingkungannya.Bagi penganut cognitive field, belajarmerupakansuatuprosesinteraksi,
dalamprosesinteraksi tersebutiamendapatkanpemahamanbaruataumenemukanstruktur
kognitif lama.Dalammembimbingprosesbelajar,guruharusmengerti akandirinyadanoranglain,
sebabdirinyadanorang lainsertalingkungannyamerupakansuatukesatuan.
Para ahli psikologi kognitif yangmemusatkanperhatianpadaperubahandalamaspekkognisi,
percayabahwa belajaradalahsuatukegiatanmental internal yangtidakdapatdiamati secara
langsung.Menurutteori ini cara belajarorangdewasaberbedadengancarabelajaranak,dimana
cara belajarorangdewasalebihbanyakmelibatkankemampuankognitif yanglebihtinggi.Menurut
Piaget(1954) cara-cara tertentuberpikiryangdipandangsederhanaolehorangdewasatidak
demikiansederhanadipandangolehanak-anak.Untukmenjelaskanprosesbelajarharus
mempertimbangkanproseskognisi(pengetahuan) yangturutambil bagianselamaprosesbelajar
berlangsung.Teori ini jugamenyatakanbahwasatuunsuryangpalingpentingdalamprosesbelajar
adalahapa yang dibawaindividuke dalamsituasi belajar,artinyasegalasesuatuyangtelahkita
ketahui sangatmenentukankeluasanpengetahuandaninformasiyangakankitapelajari. Teori
belajarkognitif memandangmanusiasebagai pelajaryangyangaktif yangmemprakarsai
pengalaman,mencari danmengolahinformasiuntukmemecahkanmasalah,mengorganisasiapa-
apa yang telahmerekaketahui untukmencapaisuatupemahamanbaru.Karenaituteori ini juga
disebutteori pengolahaninformasi (information processing theory).Piaget(1970)
memperkenalkanempatfaktoryangmendasari seseorangmembuatpemahaman,yaitu:
a. Kematangan, yaitu saatnya seseorang siao melaksanakan suatu tugas perkembangan tertentu.
b. Aktivitas, adalah kemampuan untuk bertindak terhadap lingkungan dan belajar darinya.
c. Pengalaman sosial,proses belajar dari orang lain atau interaksi dengan orang-orang yang ada di
sekitar kita
d. Ekuilibrasi adalah proses terjadinya perubahan-perubahan aktual dalam berpikir.
Para ahli psikologi kognitif memandangbahwakemampuan kognisi seseorangmengalami tahapan
perkembangan.Tahaptahapperkembangankognitif tersebutmenggambarkankemampuanberpikir
seseorangsesuai denganusianya.Piaget(Woolfolk,206:33) membagi tahapanperkembangan
kognitif dari usiaanaksampai dewasamenjadi empattahapsebagai berikut:
a. Tahap sensorimotor(0-2tahun),tingkahlakuanakpada tahapini dikendalikanolehperasaandan
aktivitasmotorik.Anak belajar melalui inderanya dan dengan cara memanipulasi bendabenda.
b. Tahap praoperasional (2-7 tahun). Tahap ini dibagi ke dalam dua fase yaitu:
1) Subtahap fungsi simbolik (2-4 tahun), adalah priode egosentris yang sesungguhnya, anak
mampu
mengelompokkandengancarayang sangatsederhana
2) Subtahap fungsi intuitif (4-7 tahun), anak secara perlahan mulai berpikir dalam bentuk kelas,
menggunakan konsep angka, dan melihat hubungan yang sederhana.
c. Tahap operasi kongkrit (7-11 tahun), mampu memecahkan masalah kongkrit, mengembangkan
kemampuan untuk menggunakandan memahami secara sadar operasi logis dalam matematika,
klasifikasi dan rangkaian.
d. Tahap operasi formal (11 tahun-dewasa),mampumemahamikonsepabstrak(kemampuanuntuk
berpikir tentang ide, memahami hubungan sebab akibat, berpikir tentang masa depan, dan
mengembangkan serta menguji hipotesis).
Berdasarkantahapan perkembangankognitif yangdikemukakanPiagetdi atas,kitadapat
menyimpulkanbahwacaraberpikir anakprasekolahberbedadengananakusiaSD,demikianpula
cara berpikiranakSDberbedadengancara berpikiranakSLTP,SLTA.Karena ituteori perkembangan
kognitif Piagetmengimplikasikanbahwaprosesbelajarmengajarharusmemperhatikantahap
perkembangankognisi anak.Ini berarti bahwagurumempunyai perananpentinguntuk
menyesuaikankeluasandankedalamanprogrambelajar,menggunakanstrategi pembelajaran,
memilihmediadansumberbelajardengantingkatperkembangankognisi anak.
Berdasarkanteori perkembangankognitif dari Piaget,gurumempunyai peranandalamproses
belajarmengajarsebagai berikut:
a. Merancang program, menata lingkungan yang kondusif, memilih materi pelajaran, dan
mengendalikan aktivitas murid untuk melakukan inkuiri dan interaksi dengan lingkungan.
b. Mendiagnosa tahap perkembangan murid,menyajikan permasalahan kepada murid yang sejajar
dengan tingkat perkembangannya.
c. Mendorong perkembangan murid kea rah perkembangan berikutnya dengan cara memberikan
latihan, bertanya dan mendorong murid untuk melakukan eksplorasi. (Y. Suyitno,
2007:101-102)
2. Teori Psikologi Behavioristik
Teori belajarbehavioristikdisebutjuga Stimulus-Respon Theory (S-R).Kelompokini mencakup
tiga teori yaitu S-R Bond, Conditioning, dan Reinforcement. Kelompokteori ini berangkatdari
asumsi bahwaanak atau individutidakmemiliki/membawapotensiapa-apadari kelahirannya.
Perkembangananakditentukanolehfaktor-faktoryangberasal dari lingkungan.Lingkunganlah
yang membentuknya,apakahlingkungankeluarga,sekolahdanmasyarakat;lingkunganmanusia,
alam,budaya,maupunreligi.Kelompokteori ini tidakmengakui sesuatuyangbersifatmental.
Hasil belajaradalahperubahantingkahlakuyangdapatdiamati danmenekankanpadapengaruh
faktoreksternal padadiri individu.
Teori S-R Bond(stimulus-respon) bersumberdari psikologi keneksionismeatauteori asosiasi dan
merupakanteori pertamadari rumpunBehaviorisme.Menurutkonsepmereka,kehidupanini
tundukkepadahukumstimulus–responatauaksi-reaksi.Setangkai bungadapatmerupakansuatu
stimulusdandiresponolehmatadengancara meliriknya.Kesanindahyangditerimaindividu
dapat merupakanstimulusyangmengakibatkanteresponmemetikbungatersebut.Demikian
halnyadenganbelajar,terdiri atasrentetanhubunganstimulus-respon.Belajaradalahupaya
membentukhubunganstimulusresponsebanyak-banyaknya.Tokohutamadari teori ini adalah
Edward L. Thorndike.Adatigahukumbelajaryangterkenal dari Thorndike,yaitu lawof
readiness, law of excercise or repetition dan law of effect (Bigge danTrust, 1980:273).
Menurut hubungankesiapan(lawof readiness),hubunganantara stimulusdanresponsakan
terbentukataumudahterbentukapabilaadakesiapanpadasistemsyaraf individu.Selanjutnya,
hukumlatihan(law of exercise) atau pengulangan,hubunganantarastimulusdanresponakan
terbentukapabilasering dilatihataudiulang-ulang.Menuruthukumakibat (law of effect) ,
hubunganstimulus-responakanterjadi apabilaadaakibatyangmenyenangkan.
Teori keduadari rumpunbehaviorismeadalahconditioningataustimulus-responce with
conditioning.Tokohutama dari teori ini adalahJohnB. Watson,terkenal denganpercobaan
conditioning padaanjing.Belajarataupembentukanhubunganantarastimulusdanresponsperlu
dibantudengankondisi tertentu.Sebelumanak-anakmasukkelasmisalnyadibunyikanbel,
demikiansetiaphari dansetiappertukaranjampelajaran.Bunyi bel menjadikondisi bagi anak
sebagai tandamemulai pelajarandi sekolah.Demikianjugadenganwaktumakanpagi,siangdan
makanmalam dikondisikanolehbunyi jamdanataujarumjam. Teori ketigaadalah
reinforcement dengantokohutamanyaC.L.Hull.Teori ini berkembangdari teori psikologi,
reinforcementmerupakanperkembanganlanjutandari teori S-RBonddan conditioning. Kalau
pada teori conditioning, kondisi diberikan padastimulus,makapadateori reinforcementkondisi
diberikanpadarespon.Karenaanakbelajarsungguh-sungguh(stimulus) selainiamenguasai apa
yang diberikan(respon)makagurumemberi angkatinggi,pujian,mungkinjugahadiah.Angka
tinggi,pujiandanhadiahmerupakan reinforcement,supayapadakegiatanbelajarnyaakanlebih
giat dansungguh-sungguh. Contohreinf cementdalampembelajaran reinforcement.Di samping
reinforcement positif sepertiitudikenal pula
Perananguru dalamprosesbelajarmengajarberdasarkanteori psikologi behavioristikadalah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi perilaku yang dipelajari dan merumuskannya dalam rumusan yang spesifik.
b. Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dari proses belajar. Bentuk-bentuk kompetensi yang
diharapkan dalam bidang studi dijabarkan secara spesifik dalam tahap-tahap kecil. Penguasaan
keterampilan melalui tahap-tahap ini sebagai tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar.
c. Mengidentifikasi reinforce yang memadai. Reinforce dapat berbentuk mata pelajaran, kegiatan
belajar, perhatian dan pengharagaan, dan kegiatan-kegiatan yang dipilih siswa.
d. Menghindarkan perilaku yang tidak diharapkan dengan jalan memperlemahpola perilaku yang
dikehendaki (Y. Suyitno,
2007:106)
3. Teori Psikologi Humanistik
Tokoh teori ini adalahAbrahamH. Maslow dan Carl R. Roger.Teori ini berpandanganbahwa
perilakumanusiaituditentukanolehdirinyasendiri,olehfaktorinternal,danbukanolehfaktor
lingkungan.Karenaituteori ini disebutjugadengan“selftheory”. Manusiayangmencapai puncak
perkembangannyaadalahyangmampumengaktualisasikandirinya,mampumengembangkan
potensinyadanmerasadirinyaituutuh,bermakna,danberfungsi atau full functioning person (Y.
Suyitno,2007:103).
Berbedadenganteori belajarbehavioristik,teori humanistikmenolakprosesmekanisdalambelajar,
karenabelajaradalahsuatuprosesmengembangkanpribadi secarautuh.Keberhasilansiswadalam
belajartidakditentukanolehguruataufaktor-faktoreksternal lainnya,akantetapi olehsiswaitu
sendiri.Belajarmelibatkanfaktorintelektualdanemosional.Aliranini percayabahwadorongan
untukbelajartimbul dari dalamdiri sendiri (motivasi intrinsik).Carl R.Roger(Y. Suyitno,2007:103)
mengemukakanprinsip-prinsipbelajarberdasarkanteori psikologi humanistiksebagaiberikut:
a. Manusia mempunyai dorongan untuk belajar, dorongan ingin tahu, melakukan eksplorasi dan
mengasimilasi pengalaman baru.
b. Belajar akan bermakna, apabila yang dipelajari itu relevan dengan kebutuhan anak.
c. Belajar diperkuat dengan jalan mengurangi ancaman eksternal seperti hukuman, sikap
merendahkan murid, mencemoohkan, dan sebagainya.
d. Belajar dengan inisiatif sendiri akan melibatkan keseluruhan pribadi, baik intelektual maupun
perasaan.
e. Sikapberdiri sendiri,kreativitasdanpercayadiri diperkuatdenganpenilaiandirisendiri.Penilaian
dari luar merupakan hal yang sekunder.
Bertentangandenganteori behavioristikyanglebihmenekankanpartisipasi aktifgurudalam
belajar,peranangurumenurutteori belajarbehavioristikadalahsebagai pembimbing,sebagai
fasilitatoryangmemberikankemudahankepadasiswadalambelajar.MenurutCarl R. Rogers,peran
guru sebagai fasilitatordapatdijabarkansebagai berikut:
a. Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif dan sikap positif terhadap belajar.
b. Membantu siswa mengklasifikasikan tujuan belajar, dan guru memberikan kesempatan secara
bebas kepada siswa untuk menyatakan apa yang hendak dan ingin mereka pelajari.
c. Membantu siswa mengembangkan dorongan dan tujuannya sebagai kekuatan untuk belajar.
d. Menyediakan usmber-sumber belajar, termasuk juga menyediakan dirinya sebagai sumber
belajar bagi siswa. (Y. Suyitno, 2007:104)
Guru berdasarkanpsikologi humanistikharusmampumenerimasiswasebagaiseorangyang
memilikipotensi,minat,kebutuhan,harapan,danmampumengembangkandirinyasecarautuhdan
bermakna.Teori ini jugamemandangbahwasiswaadalahsumberbelajaryangpotensial bagi dirinya
sendiri.Dengandemikianteori belajarini lebihmenekankanpadapartisipasi aktifsiswadalam
belajar.
3. Landasan Sosiologis (Sosial Budaya) dalam Pengembangan Kurikulum
Landasan sosiologispengembangankurikulumadalahasumsi-asumsi yangberasal dari sosiologi
yang dijadikantitiktolakdalampengembangankurikulum.Mengapapengembangankurikulum
harus mengacupadalandasansosiologis?Anak-anakberasaldari masyarakat,mendapatkan
pendidikanbaikinformal,formal,maupunnonformal dalamlingkunganmasyarakat,dandiarahkan
agar mampu terjundalamkehidupanbermasyarakat.Karenaitukehidupanmasyarakatdanbudaya
dengansegalakarakteristiknyaharusmenjadilandasandantitiktolakdalammelaksanakan
pendidikan.
Jikadipandangdari sosiologi,pendidikanadalahprosesmempersiapkanindividuagarmenjadi
warga masyarakatyang diharapkan,pendidikanadalahprosessosialisasi, danberdasarkan
pandanganantrofologi,pendidikanadalah“enkulturasi”ataupembudayaan.“Denganpendidikan,
kitatidakmengharapkanmuncul manusia-manusiayanglaindanasingterhadapmasyarakatnya,
tetapi manusiayanglebihbermutu,mengerti,danmampumembangunmasyarakatnya.Oleh
karenaitu,tujuan,isi,maupunprosespendidikanharusdisesuaikandengankondisi,karakteristik
kekayaan,danperkembangan masyarakattersebut”(NanaSyaodihSukmadinata,1997:58). Untuk
menjadikanpesertadidikagarmenjadi wargamasyarakatyangdiharapkanmakapendidikan
memilikiperananpenting,karenaitukurikulumharusmampumemfasilitasi pesertadidikagar
merekamampu bekerjasama,berinteraksi,menyesuaikandiri dengankehidupandi masyarakatdan
mampumeningkatkanharkatdanmartabatnyasebagai mahlukyangberbudaya.
Pendidikanadalahprosessosialisasi melalui interaksi insani menujumanusiayangberbudaya.
Dalamkonteksinilahanakdidikdihadapkandenganbudayamanusia,dibinadandikembangkan
sesuai dengannilai budayanya,sertadipupukkemampuandirinyamenjadimanusia.
a. Masyarakat dan Kurikulum
Masyarakat adalahsuatu kelompokindividuyangdiorganisasikanmerekasendiri ke dalam
kelompok-kelompokberbeda,atausuatukelompokindividuyangterorganisiryangberpikirtentang
dirinyasebagai suatuyangberbedadengankelompokataumasyarakatlainnya.Tiapmasyarakat
mempunyai kebudayaansendiri-sendiri.Dengandemikian,yangmembedakanmasyarakatsatu
denganmasyarakatyang lainnyaadalahkebudayaan.Hal ini mempunyaiimplikasi bahwaapayang
menjadi keyakinanpemikiranseseorang,danreaksi seseorangterhadaplingkungannyasangat
tergantungkepadakebudayaandimanaiahidup.
MenurutDaud Yusuf (1982), terdapattigasumbernilai yangada dalammasyarakatuntuk
dikembangkanmelalui prosespendidikan,yaitu:logika,estetika,danetika.Logikaadalahaspek
pengetahuandanpenalaran,estetikaberkaitandenganaspekemosiatauperasaan,danetika
berkaitandenganaspeknilai.Ilmupengetahuandankebudayaanadalahnilai-nilai yangbersumber
pada logika(pikiran).Sebagaiakibatdari kemajuanilmupengetahuandanteknologi yangpada
hakikatnyaadalahhasil kebudayaanmanusia,makakehidupanmanusiasemakinluas,semakin
meningkatsehinggatuntutanhiduppunsemakintinggi.
Pendidikanharusmengantisipasi tuntutanhidupini sehinggadapatmempersiapkananak
didikuntukhidupwajarsesuai dengankondisi sosial budayamasyarakat.Dalam konteksinilah
kurikulumsebagai programpendidikanharusdapatmenjawabtantangandantuntutanmasyarakat.
Untuk dapatmenjawabtuntutantersebutbukanhanyapemenuhandari segi isi kurikulumnyasaja,
melainkanjugadari segi pendekatandanstrategi pelaksanaannya.Olehkarenaitugurusebagai
pembinadanpelaksanakurikulumdituntutlebihpekamengantisipasi perkembanganmasyarakat,
agar apa yang diberikankepadasiswarelevandanbergunabagi kehidupansiswadi masyarakat.
Penerapanteori,prinsip,hukum,dankonsep-konsepyangterdapatdalamsemuailmu
pengetahuanyangadadalamkurikulum, harusdisesuaikandengankondisi sosial budaya
masyarakatsetempat,sehinggahasil belajaryangdicapai olehsiswalebihbermaknadalam
hidupnya.Pengembangankurikulumhendaknyamemperhatikankebutuhanmasyarakatdan
perkembanganmasyarakat.Tyler(1946),Taba (1963), Tannerdan Tanner(1984) menyatakan
bahwatuntutanmasyarakatadalah salahsatu dasardalam pengembangankurikulum.Calhoun,
Light,dan Keller(1997) memaparkantujuahfungsi sosial pendidikan,yaitu:
1) Mengajar keterampilan.
2) Mentransmisikan budaya.
3) Mendorong adaptasi lingkungan.
4) Membentuk kedisiplinan.
5) Mendorong bekerja berkelompok.
6) Meningkatkan perilaku etik, dan
7) Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
Perubahansosial budaya,perkembanganilmupengetahuandanteknologidalamsuatumasyarakat
baiksecara langsungmaupuntidaklangsungakanmengubahkebutuhanmasyarakat.Kebutuhan
masyarakatjuga dipengaruhi olehkondisi masyarakatitusendiri.Masyarakatkotaberbedadengan
masyarakatdesa,masyarakattradisional berbedadenganmasyarakatmodern.
Adanyaperbedaanantaramasyarakatsatu denganmasyarakatlainnyasebagianbesar
disebabkanolehkualitasindividu-individuyangmenjadi anggotamasyarakattersebut.Di sisi lain,
kebutuhanmasyarakatpadaumumnyajugaberpengaruhterhadapindividu-individusebagai
anggota masyarakat.Olehkarenaitupengembangankurikulumyanghanyaberdasarkanpada
keterampilandasarsajatidakakan dapat memenuhikebutuhanmasyarakatmodernyangbersifat
teknologisdanmengglobal.Akantetapi pengembangankurikulumjugaharusditekankanpada
pengembanganindividudanketerkaitannyadenganlingkungansosial setempat.
Berdasarkanuraiandi atas, sangatlahpentingmemperhatikanfaktorkarakterstikmasyarakat
dalampengembangankurikulum.Salahsatuciri masyarakatadalahselaluberkembang.
Perkembanganmasyarakatdipengaruhiolehfalsafahhidup,nilainilai,IPTEK,dankebutuhanyang
ada dalammasyarakat.Perkembanganmasyarakatmenuntuttersedianyaprosespendidikanyang
relevan.Untukterciptanyaprosespendidikanyangsesuai denganperkembanganmasyarakat
diperlukankurikulumyanglandasanpengembangannyamemperhatikanfaktorperkembangan
masyarakat.
b. Kebudayaan dan Kurikulum
Kebudayaandapatdiartikansebagai keseluruhanide atau gagasan,cita-cita,pengetahuan,
kepercayaan,caraberpikir,kesenian,dannilaiyangtelahdisepakati olehmasyarakat.DaoedYusuf
(1981) mendefinisikankebudayaansebagai segenapperwujudandankeseluruhanhasil pikiran
(logika),kemauan(etika) sertaperasaan(estetika) manusiadalamrangkaperkembangan
kepribadianmanusia,pekembanganhubungandenganmanusia,hubunganmanusiadenganalam,
dan hubunganmanusiadenganTuhanYangMaha Esa. Secara lebihrinci,kebudayaandiwujudkan
dalamtiga gejala,yaitu:
a) Ide,konsep,gagasan,nilai,norma,peraturan,danlain-lain.Wujudkebudayaaninibersifatabstrak
yangberadadalamalampikiranmanusiadanwargamasyarakatdi tempatkebudayaanituberada.
b) Kegiatan, yaitu tindakan berpola dari manusia dalam bermasyarakat.Tindakanini disebut sistem
sosial. Dalam sistem sosial, aktivitas manusia bersifat konkrit, bisa dilihat, dan diobservasi.
Tindakanberpolamanusiatentudidasarkanolehwujudkebudayaanyangpertama.Artinya,sistem
sosial dalam bentuk aktivitas manusia merupakan refleksi dari ide, konsep, gagasan, nilai, dan
norma yang telah dimilikinya.
c) Benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan yang ketiga ini ialahseluruh fisik perbuatan atau
hasil karya manusia di masyarakat. Oleh karena itu wujud kebudayaan yang ketiga ini adalah
produk dari wujud kebudayaan yang pertama dan kedua.
Faktor kebudayaanmerupakanbagianyangpentingdalampengembangankurikulumdengan
pertimbangan:
1) Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, citacita, sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh individu melalui interaksi dengan
lingkunganbudaya,keluarga,masyarakatsekitar,dansekolah/lembagapendidikan.Olehkarena
itu, sekolah/lembaga pendidikan mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman
kepada para peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.
2) Kurikulumpadadasarnyaharusmengakomodasiaspek-aspeksosialdanbudaya.Aspeksosiologis
adalah yang berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang sangat beragam, seperti
masyarakat industri, pertanian, nelayan, dan sebagainya. Pendidikan di sekolah pada dasarnya
bertujuan mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan
beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas hidupnya sebagai
mahluk berbudaya. Hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk
mencapai tujuan pendidikan harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-
nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan kecakapan.
Selainpendidikanyangbermuatankebudayaanyangbersifatumumdi atas,terdapatpula
pendidikanyangbermuatankebudayaankhusus,yaituuntukaspek-aspekkehidupantertentudan
berkenaandengankelompokyangsifatnyavokasional.
Dilihatdari karakteristiksosial budaya,setiapdaerahdi wilayahtanahairIndonesiamemiliki
ciri khas mengenai adatistiadat,tatakramapergaulan,kesenian,bahasalisanmaupuntulisan,
kerajinandannilai kehidupannyamasing-masing.Keanekaragamantersebutbukanhanyadalam
kebudayaannyatetapi jugakondisi alamdanlingkungansosialnya,danini merupakankekayaan
hidupbangsaIndonesiayangperludilestarikandandikembangkanmelalui upayapendidikan.
Beranjakdari kenyataantersebut,makapengembangankurikulumsekolahharusmengakomodasi
unsur-unsurlingkunganyangmenjadidasardalammenetapkanmateri kurikulummuatanlokal.
Gagasan pemerintahuntukmerealisasikanpengembangankurikulummuatanlokal tersebut
yang dimulai padasekolahdasar,telahdiwujudkandalamKeputusanMenteri Pendidikandan
KebudayaanRINo.0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987 tentangPenerapanMuatanLokal Sekolah
Dasar kemudiandisusuldenganpenjabaranpelaksanaannyadalamKeputusanDirektur Jenderal
PendidikanDasardanMenengahNo.173/C/Kep/M/1987 Tanggal 7 Oktober1987. Dalam
sambutannyaMendikbudmenyatakan:“Dalamhal ini harusdiingatbahwaadanya„muatanlokal‟
dalamkurikulumbukanbertujuanagaranakterjeratdalamlingkungannyasemata-mata.Semua
anak berhakmendapatkesempatangunalebihterlibatdalammobilitasyangmelampauibatas
lingkungannyasendiri”(UmarTirtarahardjadan laSula,2000:274).
Adapunyangdimaksuddenganmuatanlokal adalahprogrampendidikanyangisi danmedia
penyampaiannyadikaitkandenganlingkunganalam, lingkungansosial,danlingkunganbudayaserta
kebutuhandaerah.Yangdimaksuddenganisi adalahmateri pelajaranataubahanajar yangdipilih
dari lingkungandandijadikanprogramuntukdipelajari siswadi bawahbimbinganguru.Sedangkan
mediapenyampaianadalahmetode danberbagai alatbantupembelajaranyangdigunakandalam
menyajikanisi muatanlokal yangdiambil dari danmenggunakansumberlingkunganyangdekat
dengankehidupanpesertadidik.Lingkungansosial danbudayayangterdapatdalampolakehidupan
daerahkarenakeanekaragamannyadisederhanakandandiklasifikasikanmenjadi delapankelompok
yaitu:(1) perikanandaratdanlaut,(2) peternakan,(3) persawahan,(4) perladangandan
perkebunan,(5) perdagangantermasukdi dalamnyajasa,(6) industri kecil termasukdi dalamnya
industri rumahtangga,(7) industri besar,dan(8) pariwisata.
Contohkurikulummuatanlokal yangsaatini sudahdilaksanakandi sebagianbesarsekolah
adalahMata PelajaranKeterampilan,Kesenian,danBahasaDaerah.
Tujuanpengembangankurikulummuatanlokaldapatdilihatdari kepentingannasional dan
kepentinganpesertadidik.Dalamhubungannyadengankepentingannasional muatanlokal
bertujuan:
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
b. Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan kea rah yang positif.
Jikadilihatdari sudutkepentinganpesertadidikpengemangankurkulummuatanlokal bertujuan:
a. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya (lingkungan alam, sosial, dan
budaya).
b. Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan
lingkungannya.
c. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah yang
ditemukan di lingkungan sekitarnya
(Umar Tirtarahardjadan La Sula,2000:276)
4. Landasan Ilmiah dan Teknologi dalam Pengembangan Kurikulum
Ilmupengetahuanadalahseperangkatpengetahuanyangdisusunsecarasistematisyang
dihasilkanmelaluirisetataupenelitian.Sedangkanteknologi adalahaplikasi dari ilmupengetahuan
untukmemecahkanmasalah-masalahpraktisdalamkehidupan.Ilmudanteknologitidakbisa
dipisahkan.Sejakabadpertengahanilmupengetahuantelahberkembangdenganpesat.
Perkembanganilmupengetahuanpadamasakini banyakdidasari olehpenemuandanhasil
pemikiranparafilsuf purbasepertiPlato,Socrates,Aristoteles,JohnDewey,Archimides,danlain-
lain.
Seiringdenganperkembanganpemikiranmanusia,dewasaini banyakdihasilkantemuan-
temuanbaru dalamberbagai bidangkehidupanmanusiaseperti kehidupansosial,ekonomi,budaya,
politik,dankehidupanlainnya.Ilmupengetahuandanteknologi (IPTEK)bukanmenjadimonopoli
suatubangsa atau kelompoktertentu.Baiksecaralangsungmaupuntidaklangsungperkembangan
ilmupengetahuandanteknologi tersebutberpengaruhpulaterhadappendidikan.Perkembangan
teknologi industri mempunyai hubungantimbal-balikdenganpendidikan.Industri denganteknologi
majumemproduksi berbagai macamalatalatdanbahanyangsecara langsungatau tidaklangsung
dibutuhkandalampendidikandansekaligusmenuntutsumberdayamanusiayanghandal untuk
mengaplikasikannya.
Kegiatanpendidikanmembutuhkandukungandari penggunaanalat-alathasil industri seperti
televisi,radio,video,komputer,danperalatanlainnya.Penggunaanalat-alatyangdibutuhkanuntuk
menunjangpelaksanaanprogrampendidikan,apalagi disaatperkembanganprodukteknologi
komunikasi yangsemakincanggih,menuntutpengetahuandanketerampilansertakecakapanyang
memadai dari para guru danpelaksanaprogrampendidikanlainnya.Mengingatpendidikan
merupakanupayamenyiapkansiswamenghadapi masadepandanperubahanmasyarakatyang
semakinpesattermasukdi dalamnyaperubahanilmupengetahuandanteknologi,maka
pengembangankurikulumharuslahberlandaskanpadailmupengetahuandanteknologi.
Perkembanganilmupengetahuandanteknologi secaralangsungberimplikasi terhadap
pengembangankurikulumyangdi dalamnyamencakuppengembanganisi/materipendidikan,
penggunaanstrategi danmediapembelajaran,sertapenggunaansistemevaluasi.Secaratidak
langsungmenuntutduniapendidikanuntukdapatmembekali pesertadidik agarmemiliki
kemampuanmemecahkanmasalahyangdihadapi sebagai pengaruhperkembanganilmu
pengetahuandanteknologi.Selainituperkembanganilmupengetahuandanteknologi juga
dimanfaatkanuntukmemecahkanmasalahpendidikan.
BAB III
PENUTUP
Dalam mengembangkan kurikulum, terlebih dahulu harus diidentifikasi dan dikaji secara
selektif, akurat, mendalam, dan menyeluruh tentang apa saja yang harus dijadikan pijakan
dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum. Dengan landasan
yang kokoh, kurikulum akan mengatur pendidikan yang dapat menghasilkan manusia terdidik
sesuai dengan hakikat kemanusiaannya, baik untuk kehidupan masa kini maupun
menyongsong kehidupan jauh ke masa yang akan datang.
Kurikulum harus dibuat berdasarkan landasan filosofis seperti idealisme, realisme, dan
pragmatisme. Landasan psikologis juga berpengaruh penting dalam penyusunan kurikulum,
karena kurikulum harus menyesuaikan dengan kondisi psikologis peserta didik. Dan dalam
pengembangannya, kurikulum harus menggunakan landasan sosiologis dan IPTEK, agar
bersifat fleksibel mengikuti perubahan zaman.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa landasan adalah hal yang penting
dalam mengembangkan kurikulum. Tanpa landasan, pengembangan kurikulum tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Bagi civitas akademik yang mendalami bidang pendidikan,
landasan pengembangan kurikulum ini perlu dipahami dengn baik agar pengembangan
kurikulum khususnya di Indonesia dapat berjalan sesuai dengan landasan yang telah
disebutkan, yakni landasan filosofis, landasan psikologis, serta landasan sosiologis dan IPTEK.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock,Elizabeth.(1980). Developmental Psychology diterjemahkanoleh Istiwidayanti dan
Soedjarwo.Jakarta:Erlangga
KurniasihdanSyaripudin,Tatang.( 2007). Landasan Filosofis
Pendidikan danlandasanPendidikan.Bandung:SubKoordinator
MKDP Landasan PendidikanUniversitasPendidikanIndonesia
Mudyahardo,Redja.(2001). Landasan-LandasanFilosofis
Pendidikan. Bandung:FakultasIlmuPendidikanUPI Nasution,S.(1982).
Santrock,JohnW. (2002). Life Span Development diterjemahkanoleh Damanik,Juda.Jakarta:
Erlangga
Sukmadinata,NanaSyaodih.(1997). Pengembangan Kurikulum.Bandung:RemajaRosdakarya
Suyitno,Y.(2007). Landasan Psikologis Pendidikan dalamLandasan Pendidikan. Bandung:Sub
KoordinatorMKDP
Landasan PendidikanUniversitasPendidikanIndonesia
Tirtarahardja,Umar danSula,La. (2000). PengantarPendidikan.Jakarta: RinekaCipta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: SinarGrafika
Woolfolk,AnitaE.(1995). Educational Psychology.Boston:AllynandBacon.
Yusuf,Syamsu.(2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:Remaja
Rosdakarya.

More Related Content

What's hot

Konsep Kurikulum, Mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Konsep Kurikulum, Mata kuliah Pengembangan KurikulumKonsep Kurikulum, Mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Konsep Kurikulum, Mata kuliah Pengembangan KurikulumNitho As
 
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulumlandasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulumFatmawati Khodijah
 
Kurikulum (tugas rossy)
Kurikulum (tugas rossy)Kurikulum (tugas rossy)
Kurikulum (tugas rossy)rossyrossady
 
PERKAITAN DEFINISI KURIKULUM DGN KONTEKS KURIKULUM DI MALAYSIA
PERKAITAN DEFINISI KURIKULUM DGN KONTEKS KURIKULUM DI MALAYSIAPERKAITAN DEFINISI KURIKULUM DGN KONTEKS KURIKULUM DI MALAYSIA
PERKAITAN DEFINISI KURIKULUM DGN KONTEKS KURIKULUM DI MALAYSIAhudhud321
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulumsyahriani612
 
Konsep pengemb kurikulum paud
Konsep pengemb kurikulum paudKonsep pengemb kurikulum paud
Konsep pengemb kurikulum paudhartoyo-12_yes
 
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taMakalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taKholikul Anwar
 
Falsafah dan etika guru
Falsafah dan etika guruFalsafah dan etika guru
Falsafah dan etika guruChintaMu Ria
 
perubahan kurikulum
perubahan kurikulumperubahan kurikulum
perubahan kurikulumumiefatiya
 
Kurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn IrmaKurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn IrmaIRMA HERDIANTI
 
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Bab 10 Pembentukan & pelaksanaan kurikulum bersepadu sekolah
Bab 10 Pembentukan & pelaksanaan kurikulum bersepadu sekolahBab 10 Pembentukan & pelaksanaan kurikulum bersepadu sekolah
Bab 10 Pembentukan & pelaksanaan kurikulum bersepadu sekolahVince Here
 
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi) Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi) Qonita Aliyatunnuha
 

What's hot (20)

Konsep Kurikulum, Mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Konsep Kurikulum, Mata kuliah Pengembangan KurikulumKonsep Kurikulum, Mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Konsep Kurikulum, Mata kuliah Pengembangan Kurikulum
 
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulumlandasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
 
Kurikulum (tugas rossy)
Kurikulum (tugas rossy)Kurikulum (tugas rossy)
Kurikulum (tugas rossy)
 
PERKAITAN DEFINISI KURIKULUM DGN KONTEKS KURIKULUM DI MALAYSIA
PERKAITAN DEFINISI KURIKULUM DGN KONTEKS KURIKULUM DI MALAYSIAPERKAITAN DEFINISI KURIKULUM DGN KONTEKS KURIKULUM DI MALAYSIA
PERKAITAN DEFINISI KURIKULUM DGN KONTEKS KURIKULUM DI MALAYSIA
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulum
 
Konsep pengemb kurikulum paud
Konsep pengemb kurikulum paudKonsep pengemb kurikulum paud
Konsep pengemb kurikulum paud
 
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taMakalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
 
Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulum
 
Falsafah dan etika guru
Falsafah dan etika guruFalsafah dan etika guru
Falsafah dan etika guru
 
perubahan kurikulum
perubahan kurikulumperubahan kurikulum
perubahan kurikulum
 
Kurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn IrmaKurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn Irma
 
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
 
Bab 10 Pembentukan & pelaksanaan kurikulum bersepadu sekolah
Bab 10 Pembentukan & pelaksanaan kurikulum bersepadu sekolahBab 10 Pembentukan & pelaksanaan kurikulum bersepadu sekolah
Bab 10 Pembentukan & pelaksanaan kurikulum bersepadu sekolah
 
4 kts pku
4 kts pku4 kts pku
4 kts pku
 
Unit 1 final
Unit 1 finalUnit 1 final
Unit 1 final
 
Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum
 
Kurikulum pendidikan
Kurikulum pendidikanKurikulum pendidikan
Kurikulum pendidikan
 
20150217220202 unit 1
20150217220202 unit 120150217220202 unit 1
20150217220202 unit 1
 
Suwandika
SuwandikaSuwandika
Suwandika
 
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi) Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
 

Similar to OPTIMALKAN KURIKULUM

Landasan Filosofis (1).pptx
Landasan Filosofis (1).pptxLandasan Filosofis (1).pptx
Landasan Filosofis (1).pptxMamaberkarya
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelompherdisaksul
 
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1   kurikulum dan pembelajaranTugas 1   kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaranKadek Kariasa
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikanFreddy Indra
 
Pengelolalaan kurikulum
Pengelolalaan kurikulumPengelolalaan kurikulum
Pengelolalaan kurikulumrenaldi_b
 
Asas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
Asas & Prinsip Pengembangan KurikulumAsas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
Asas & Prinsip Pengembangan Kurikulummrofi202001011338
 
Asas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
Asas & Prinsip Pengembangan KurikulumAsas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
Asas & Prinsip Pengembangan Kurikulummrofi202001011338
 
Uas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumUas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumYudi Hamdani
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikananitaairhi
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumGanjar Aji
 
Presentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulumPresentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulumhasanah sn
 
Kurikulum Tersembunyi
Kurikulum TersembunyiKurikulum Tersembunyi
Kurikulum TersembunyiNur Kareena
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4iis_f
 

Similar to OPTIMALKAN KURIKULUM (20)

Makalah anatomi kurikulum
Makalah anatomi kurikulum Makalah anatomi kurikulum
Makalah anatomi kurikulum
 
Landasan Filosofis (1).pptx
Landasan Filosofis (1).pptxLandasan Filosofis (1).pptx
Landasan Filosofis (1).pptx
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelomp
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulumManajemen kurikulum
Manajemen kurikulum
 
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1   kurikulum dan pembelajaranTugas 1   kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
Pengelolalaan kurikulum
Pengelolalaan kurikulumPengelolalaan kurikulum
Pengelolalaan kurikulum
 
Asas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
Asas & Prinsip Pengembangan KurikulumAsas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
Asas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
 
Asas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
Asas & Prinsip Pengembangan KurikulumAsas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
Asas & Prinsip Pengembangan Kurikulum
 
Uas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumUas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulum
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulum
 
Presentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulumPresentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulum
 
Kurikulum Tersembunyi
Kurikulum TersembunyiKurikulum Tersembunyi
Kurikulum Tersembunyi
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4
 
kurikulum kimia
kurikulum kimiakurikulum kimia
kurikulum kimia
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

OPTIMALKAN KURIKULUM

  • 1.
  • 2.
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN Kurikulumsebagai rancanganpendidikanmempunyaikedudukanyangsangatstrategisdalam seluruhaspekkegiatanpendidikan.Mengingatpentingnyaperanankurikulumdalampendidikan, maka dalampenyusunannyaharusmengacupadalandasanyangkokohdan kuat.Landasan pengembangankurikulumtidakhanyadiperlukanbagi parapenyusunkurikulum(makro) atau kurikulumtertulisyangseringdisebutjugasebagai kurikulumideal,akantetapi jugaharusdipahami dan dijadikandasarpertimbanganolehparapelaksanakurikulum(mikro)yaituparapengawas pendidikandanparaguruserta pihak-pihaklainnyayangterkaitdengantugas-tugaspengelolaan pendidikan,sebagai bahanuntukdijadikaninstrumendalammelakukanpembinaanterhadap implementasi kurikulumdi setiapjenisdanjenjangpendidikan.Denganposisinyayangpenting tersebut,makapenyusunandanpengembangankurikulumtidakbisadilakukansecarasembarangan, akan tetapi harusdidasarkanpadaberbagai pertimbangan,ataulandasanagardapat dijadikandasar pijakandalammenyelenggarakanprosespendidikan,sehinggadapatmemfasilitasitercapainya tujuanpendidikandanpembelajaransecaralebihefisiendanefektif. Landasanpengembangankurikulummemiliki perananyangsangatpenting,sehinggaapabila kurikulumdiibaratkansebagai sebuahbangunangedungyangtidakmenggunakanlandasanatau fundasi yangkuat,maka ketikaditerpaanginatauterjadi goncangan,bangunangedungtersebut akan mudahrubuhdan rusak.Demikianpulahalnyadengankurikulum,apabila tidakmemiliki dasar pijakanyangkuat,maka kurikulumtersebutakanmudahterombang-ambingdanyangakan dipertaruhkanadalahmanusia(pesertadidik) yangdihasilkanolehpendidikanitusendiri. Hornbyc.s dalam“The Advance Learner’s Dictionary of Current English” (RedjaMudyahardjo,2001:8) mengemukakandefinisi landasansebagai berikut:“Foundation…thaton whichan ideaor belief rest;an underlyingprinciple‟sasthe foundationsof religiousbelief;the basisorstartingpoint…”. Jadi menurutHornbylandasanadalahsuatugagasan atau kepercayaanyangmenjadi sandaran, sesuatuprinsipyangmendasari,contohnyasepertilandasankepercayaanagama,dasaratau titik tolak.Dengandemikianlandasanpengembangankurikulumdapatdiartikansebagaisuatugagasan, suatuasumsi,atau prinsipyangmenjadi sandaranatautitiktolakdalammengembangkankurikulum. RobertS. Zais(1976) mengemukakanempatlandasanpengembangankurikulum, yaitu: Philosophy and the nature of knowledge, society and culture, the individual, dan learning theory. Dengan berpedomanpadaempatlandasantersebut,makadibuatmodel yangdisebut“an eclectic model of the curriculum and its foundation.” Kurikulumsebagai suatusistemterdiriatasempatkomponen,yaitu:komponentujuan(aims, goals, objectives), isi/materi (contents),prosespembelajaran(learning activities),dan komponen evaluasi (evaluations).Agarsetiapkomponenbisamenjalankanfungsinyasecaratepatdan bersinergi,makaperluditopangolehsejumlahlandasan(foundations),yaitulandasanfilosofis sebagai landasanutama,masyarakatdankebudayaan,individu(pesertadidik),danteori-teori belajar.Tyler(1988) mengemukakanpandanganyangeratkaitannyadenganbeberapaaspekyang melandasi suatukurikulum(school purposes),yaitu: “Use of philosophy, studies of learners, suggestions from subject specialist, studies of contemporary life, dan use of psychology of learning”. Berdasarkanperbandingankeduapendapatdi atas,secaraumumdapat disimpulkanbahwa landasanpokokdalampengembangankurikulumdikelompokkanke dalamempatjenis,yaitu: landasanfilosofis,landasanpsikologis,landasansosiologis,danlandasanilmupengetahuandan teknologi (iptek).
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 1. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum a. Pengertian dan Cabang-Cabang Filsafat Istilahfilsafatadalahterjemahandari bahasaInggris “phylosophy”yangberasal dari perpaduanduakataYunani Purba “philien”yangberarti cinta(love), dan “sophia”(wisdom) yangberarti kebijaksanaan.Jadi secaraetimologifilsafatberarti cinta kebijaksanaan atau love of wisdom (RedjaMudyahardjo,2001:83). Secara operasional filsafat mengandungduapengertian,yaknisebagai proses(berfilsafat) dansebagai hasil berfilsafat(sistem teori atau pemikiran).Duadari limadefinisi filsafatyangdikemukakanTitusmenunjukkan pengertiandi atas:“Phylosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry; … philosophy is a group of theories or system of thought” (KurniasihdanTatangSyaripudin, 2007:73). Dalam kaitannyadengandefinisi filsafatsebagai proses,Socratesmengemukakanbahwa filsafatadalahcara berpikirsecararadikal,menyeluruh,danmendalamataucara berpikiryang mengupassesuatusedalam-dalamnya. Berdasarkanluaslingkupyangmenjadi objekkajiannya,filsafatdapatdibagi dalamdua cabang besar,yaitu:1) FilsafatUmumatau FisafatMurni,dan 2) FilsafatKhususatauFilsafat Terapan. Cabang FilsafatUmumterdiri atas: 1) Metafisika, membahas hakikat kenyataan atau realitas yang meliputi (1) metafisika umum atau ontologi, dan (2) metafisika khusus yang meliputi kosmologi (hakikat alam semesta), teologi (hakikat ketuhanan) dan antrofologi filsafat (hakikat manusia). 2) Epistemologidanlogika,membahashakikatpengetahuan(sumberpengetahuan,metodemencari pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan batas-batas pengetahuan); dan hakikat penalaran (induktif dan deduktif). 3) Aksiologi,membahashakikatnilai dengancabang-cabangnyaetika(hakikatkebaikan),dan estetika (hakikat keindahan). Cabang-cabangfilsafatkhususataufilsafatterapan,pembagiannyadidasarkanpadakekhususan objeknyaantara lain:filsafathukum,filsafatsejarah,filsafatilmu,filsafatreligi,filsafatmoral,filsafatilmu,dan filsafatpendidikan. b. Manfaat Filsafat Pendidikan Filsafatpendidikanpadadasarnyaadalahpenerapandari pemikiran-pemikiranfilsafatuntuk memecahkanpermasalahanpendidikan.Dengandemikianfilsafatmemiliki manfaatdan memberikankontribusiyangbesar terutamadalammemberikankajiansistematisberkenaandengan kepentinganpendidikan.Nasution(1982) mengidentifikasi beberapamanfaatfilsafatpendidikan, yaitu: 1) Filsafatpendidikandapatmenentukanarahakandibawake mana anak-anakmelalui pendidikan di sekolah? Sekolah ialahsuatu lembaga yang didirikan untukmendidik anak-anakke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bangsa, dan negara. 2) Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang bagaimanakah yang harus diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu? 3) Filsafatdantujuanpendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha pendidikan.
  • 5. 4) Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga manakah tujuan itu tercapai. 5) Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan. c. Filsafat dan Tujuan Pendidikan Pandangan-pandanganfilsafatsangatdibutuhkandalampendidikan, terutamadalam menentukanarahdantujuanpendidikan.Filsafatakanmenentukanarahke manapesertadidikakan dibawa.Untukituharus ada kejelasantentangpandanganhidupmanusiaatautentanghidupdan eksistensinya. Filsafatataupandanganhidupyangdianutolehsuatubangsaatau kelompokmasyarakat tertentuataubahkanyang dianutolehperoranganakansangatmempengaruhi tujuanpendidikan yang ingindicapai.Sedangkantujuanpendidikan sendiri padadasarnyamerupakanrumusanyang komprehensif mengenaiapayangseharusnyadicapai. Tujuanpendidikanmemuatpernyataan-pernyataanmengenai berbagaikemampuanyang diharapkandapatdimilikiolehpesertadidikselarasdengansistemnilai danfalsafahyangdianutnya. Dengandemikian,sistemnilai ataufilsafatyangdianutolehsuatukomunitasakanmemiliki keterkaitanyangsangateratdenganrumusantujuanpendidikanyangdihasilkannya.Dengankata lain,filsafatsuatunegaratidakbisadipungkiri akanmempengaruhitujuanpendidikandi negara tersebut.Olehkarenaitu,tujuanpendidikandi suatunegaraakanberbedadengantujuan pendidikandi negaralainnya,sebagai implikasidari adanyaperbedaanfilsafatyangdianutnya. Berkaitandengantujuanpendidikan,terdapatbeberapapendapatyangbisadijadikankaji bandingsebagai sumberdalammerumuskantujuanpendidikan.HerbertSpencer(Nasution,1982) mengungkapkanlimakajiansebagai sumberdalammerumuskantujuanpendidikan,yaitu: 1) Self-Preservation, yaitu individuharus dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan sehat, mencegah penyakit, dan hidup secara teratur. 2) Securing the necessities of life, yaitu individu harus sanggup mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan. 3) Rearing of family, yaitu individu harus mampu menjadi ibu atau bapak yang sanggup bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dan kesejahteraan keluarganya. 4) Maintaining proper social and political relationships, artinya setiap individu adalahmakhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat dan negara. 5) Enjoying leisure time,yaituindividuharussanggupmemanfaatkanwaktusenggangnyadengan memilih kegiatankegiatan yang menyenangkan dan menambah kenikmatan dan kegairahan hidup. The UnitedStatesOffice of Education(1918) telahmencanangkantujuanpendidikanmelalui “Seven Cardinal Principles”, yaitu: 1) Health, yaitu sekolah diwajibkan mempertinggi taraf kesehatan murid-murid. 2) Command of fundamental processes, yaitu penguasaan kecakapan pokok-pokok yang fundamental seperti: menulis, membaca, dan berhitung. 3) Worthy home membership,yaitumendidikanak-anakmenjadi anggotakeluargayangberharga, sehingga berguna bagi masyarakat. 4) Vocational efficiency, yaituefisiensi dalampekerjaansehinggadalamwaktuyangsingkatdapat mencapai hasil yang banyak dan memuaskan. 5) Citizenship, yaitu usaha mengembangkan bangsa menjadi warga yang baik.
  • 6. 6) Worthy use of leisure, yaitu memanfaatkan waktu senggang dengan baik yang senantiasa bertambah panjang berhubung dengan industrialisasi yang lebih sempurna. 7) Satisfaction of religious needs, yaitu pemuasan kehidupan keagamaan. TujuanPendidikanNasionalIndonesiabersumberpadapandanganhidupbermasyarakat, berbangsa,danbernegarayaitu Pancasila.Ini berarti bahwapendidikandi Indonesiaharus membawapesertadidikagarmenjadi manusiayangber-Pancasila.Dengankatalain,landasandan arah yang ingindiwujudkanolehpendidikandi Indonesiaadalahyangsesuai dengankandungan falsafahPancasilaitusendiri.Nilai-nilaifilsafatPancasilayangdianutbangsaIndonesiadicerminkan dalamrumusantujuanpendidikannasional sepertitertuangdalamUU No.20 tahun 2003 tentang SistemPendidikanNasional,yaitu:PendidikannasionalberdasarkanPancasiladanUndang-Undang Dasar NegaraRepublikIndonesiatahun1945. PendidikanNasionalberfungsi mengembangkan kemampuandanmembentukwataksertaperadabanbangsayangbermartabatdalamrangka mencerdaskankehidupanbangsa,bertujuanuntukberkembangnyapotensi pesertadidikagar menjadi manusiayangberimandanbertaqwakepadaTuhanYangMaha Esa, berakhlakmulia,sehat, berilmu,cakap,kreatif,mandiri,danmenjadi warganegarayangdemokratissertabertanggung jawab(Pasal 2 dan 3). Dalam rumusantujuanpendidikannasional tersebut,tersuratdantersirat nilai-nilaiyangterkandungdalamrumusanPancasila. Rumusantujuantersebutmerupakankeinginanluhuryangharusmenjadi inspirasi dan sumberbagi para guru, kepalasekolah,parapengawas pendidikan,danparapembuatkebijakan pendidikanagardalammerencanakan,melaksanakan,membinadanmengembangkankurikulum senantiasakonsekuendankonsistenmerefleksikannilai-nilaiyangterkandungdalamrumusan tujuanpendidikannasional.Melaluirumusantujuanpendidikannasional di atas,jelaslahbahwa pesertadidikyangingindihasilkanolehsistempendidikankita,antaralainuntukmelahirkan manusiayangberiman,bertaqwa,berilmu,danberamal dalamkondisi yangserasi,selaras,dan seimbang.Di sinilahpentingnyafilsafatsebagaipandanganhidupmanusiadalamhubungannya denganpendidikandanpembelajaran. d. Kurikulum dan Filsafat Pendidikan Kurikulumpadahakikatnyaadalahalatuntukmencapai tujuanpendidikan.Karenatujuan pendidikansangatdipengaruhiolehfilsafatataupandanganhidupsuatubangsa,makakurikulum yang dikembangkanjugaharusmencerminkanfalsafahataupandanganhidupyangdianutoleh bangsatersebut.Olehkarenaitu,terdapathubunganyangsangateratantara kurikulumpendidikan di suatu negaradenganfilsafatnegarayangdianutnya.Sebagai contohpadawaktuBangsaIndonesia dijajaholehBelanda,makakurikulumyangdianutpadamasaitusangat berorientasi pada kepentinganpolitikBelanda.Demikianpulapadasaatnegarakita dijajahJepang,makaorientasi kurikulumnyadisesuaikandengankepentingandansistemnilai yangdianutolehnegaraMatahari Terbittersebut.SetelahIndonesiamencapai kemerdekaannyayangsecarabulatdanutuh menggunakanPancasilasebagaidasardanfalsafahhidupdalambermasyarakat,berbangsadan bernegara,makakurikulumpendidikanpundisesuaikandengannilai-nilaiPancasilaitusendiri. Perumusantujuanpendidikan,penyusunanprogrampendidikan,pemilihandanpenggunaan pendekatanataustrategi pendidikan,perananyangharusdilakukanpendidik/pesertadidik senantiasaharussesuai denganfalsafahhidupbangsaIndonesia,yaituPancasila. Keberadaanaliran-aliranfilsafatlainnyadalampengembangankurikulumdi Indonesiadapat digunakansebagai acuan, akantetapi hendaknyadipertimbangkandandikajikesesuaiannyadengan nilainilai falsafahhidupbangsaIndonesia,karenaapabilatidaksemuanyakonsepaliranfilsafatdapat diadopsi danditerapkandalamsistempendidikankita.
  • 7. e. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan Pengembangankurikulummembutuhkanfilsafatsebagai acuanataulandasanberpikir.Kajian- kajianfilosofistentangkurikulumakanberupayamenjawabpermasalahan-permasalahansekitar:(1) bagaimanaseharusnyatujuanpendididikanitudirumuskan,(2) isi ataumateri pendidikanyang bagaimanayangseharusnyadisajikankepadasiswa,(3) metode pendidikanapayangseharusnya digunakanuntukmencapai tujuanpendidikan,dan(4) bagaimanaperananyangseharusnya dilakukanpendidikdanpesertadidik. Jawabanatas permasalahantersebutakansangatbergantungpadalandasanfilsafatmana yang digunakansebagai asumsi atausebagai titiktolakpengembangankurikulum.Landasanfilsafat tertentubesertakonsep-konsepnyayangmeliputi konsepmetafisika,epistemologi,logikadan aksiologi berimplikasi terhadapkonsep-konseppendidikanyangmeliputirumusantujuan pendidikan,isi pendidikan,metodependidikan,perananpendidikdanpesertadidik.Konsep metafisikaberimplikasi terhadapperumusantujuanpendidikanterutamatujuanumumpendidikan yang rumusannyaideal danumum;konsephakikatmanusiaberimplikasikhususnyaterhadap perananpendidikdanpesertadidik;konseptentanghakikatpengetahuanberimplikasi terhadapisi dan metode pendidikan;dankonsepaksiologiberimplikasiterutamaterhadapperumusantujuan umumpendidikan. MenurutRedjaMudyahardjo(1989) terdapattigasistempemikiranfilsafatyangsangatbesar pengaruhnyadalampemikiranpendidikanpadaumumnya,danpendidikandi Indonesiapada khususnya,yaitu:Idealisme, Realisme,danPragmatisme.RedjaMudyahardjo (2001) merangkum konsep-konsepketigaaliranfilsafattersebutdanimplikasinyaterhadappendidikansebagaiberikut: 1) Idealisme a) Konsep-konsep Filsafat (1) Metafisika (hakikat realitas): Realitas atau kenyataan yang sebenarnya bersifat spititual atau rohaniah. (2) Humanologi (hakikat manusia): Jiwa dikaruniai kemampuan berpikir/rasional. Kemampuan berpikir menyebabkan adanya kemampuan memilih. (3) Epistemologi (hakikat pengetahuan): Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang; sebagian besar manusia hanya sampai pada tingkat pendapat. (4) Aksiologi (hakikatnilai):Kehidupanmanusiadiaturolehkewajibanmoral yangditurunkan dari pandangantentang kenyataanataumetafisika.Hakikatnilaibersifatabsolut/mutlak. b) Konsep-konsep Pendidikan (1) Tujuan pendidikan:Tujuan-tujuanpendidikanformal daninformal,pertama-tamaadalah pembentukan karakter, dan kemudian tertuju pada pengembangan bakat dan kebajikan sosial. (2) Isi pendidikan: Pengembangan kemampuan berpikir melalui pendidikan liberal atau pendidikan umum, penyiapan keterampilan bekerja sesuatu mata pencaharian melalui pendidikan praktis. (3) Metode pendidikan: Metode pendidikan yang disusun adalah metode dialektik/dialogik, meskipundemikiansetiapmetodeyangefektifmendorongbelajardataditerima(eklektif). Cnderung mengabaikan dasar-dasar fisiologis dalam belajar.
  • 8. (4) Peranan peserta didik dan pendidik: Peserta didik bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Pendidik bekerja sama dengan alam dalam proses pengembangan kemampuan ilmiah. Tugas utama pendidik adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efisien dan efektif. 2) Realisme a) Konsep-konsep Filsafat (1) Metafisika (hakikat realitas): Realitas atau kenyataan yang sebenarnya bersifat fisikatau materi. (2) Humanologi (hakikat manusia): Hakikat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakannya.Jiwamerupakansebuahorganisme yangsangatkompleksyangmempunyai kemampuan berpikir. Manusia mungkin mempunyai kebebasan atau tidak mempunyai kebebasan. (3) Epistemologi (hakikat pengetahuan): Pengetahuan diperoleh melalui penginderaan dengan menggunakan pikiran. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan fakta. (4) Aksiologi (hakikat nilai): Tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam yang diperoleh melalui ilmu;danpadataraf yanglebihrendahdiaturolehkebiasaan-kebiasaanatauadat- istiadat yang telah teruji dalam kehidupan. b) Konsep-konsep Pendidikan (1) Tujuanpendidikan:Tujuanpendidikanadalahdapatmenyesuaikandiri secaratepatdalam hidup dan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial (2) Isi pendidikan: Isi pendidikan adalah kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuanyangbergunabagi penyesuaiandiri dalamhidupdantanggungjawabsosial. Kurikulum berisi unsure-unsur pendidikan liberal/pendidikan umum untuk mengembangkan kemmapuan berpikir, dan pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja. (3) Metode pendidikan didasarkan pada pengalaman langsung maupu tidak langsung. Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap atau berurutan. Pembiasaan merupakan sebuah metode pokok yang dipergunakan oleh penganut realism. (4) Perananpesertadidikdanpendidik:Dalamhubungannyadenganpembelajaran,peranan peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang dapat berubah-ubah. Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat kebajikan. Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dan teknik mendidik, dan memiliki kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan yang dibebankan kepadanya. 3) Pragmatisme a) Konsep-konsep Filsafat (1) Metafisika (hakikat realitas): Suatu teori umum tentang kenyataan tidak mungkin dan tidakperlu.Kenyataanyangsebenarnyaadalahkenyataanfisik.Segalasesuatu dalamalam dan kehidupan adalah berubah (becoming). (2) Humanologi (hakikatmanusia):Manusiaadalahhasil evolusibiologis,psikologisdansosial. Ini berarti setiap manusia tumbuh secara berangsur-angsur mencapai kemampuan- kemampuan biologis, psikologis, dan sosial. (3) Epistemologi (hakikatpengetahuan):Pengetahuanbersifatrelatif danterusberkembang. Pengetahuan yang benar adalah yang ternyata berguna bagi kehidupan.
  • 9. (4) Aksiologi (hakikat nilai): Ukuran tingkah laku perorangan dan sosial ditentukan secara eksperimental dalam pengalaman-pengalaman hidup. Ini berarti tidak ada nilai yang absolut. b) Konsep-konsep Pendidikan (1) Tujuan pendidikan: Tujuan pendidikan adalah memperoleh pengalaman yang berguna untukmemecahkanmasalah-masalahbarudalamkehidupanperorangandanmasyarakat. Tujuan pendidikan tidak ditentukan dari luar kegiatan pendidikan tetapi terdapat dalam setiap proses pendidikan. Dengan demikian tujuan pendidikan adalah pertumbuhan sepanjang hidup. (2) Isi pendidikan:Isi pendidikanadalahkurikulumberisi pengalaman-pengalamanyangtelah teruji serta minatminat dan kebutuhan-kebutuhan anak, dan pendidikan liberal yang menghilangkan pemisahan antara pndidikan umum dengan pendidikan praktis/vokasional. (3) Metode pendidikan: Berpikir reflektif atau metode pemecahan masalah merupakan metode utamanya, terdiri atas langkah-langkah: Penyadaran suatu masalah, observasi kondisi-kondisiyangada,perumusandanelaborasitentangsuatukesimpulan,Pengetesan melalui suatu eksperimen. (4) Peranan peserta didik dan pendidik: Peserta didik adalah sebuah organisme yang rumit yangmamputumbuh.Perananpendidikadalahmengawasi danmembimbingpengalaman belajartanpaterlampaubanyakmencampuri urusanminatdankebutuhanpesertadidik. 2. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum Pendidikansenantiasaberkaitandengan perilakumanusia.Dalamsetiapprosespendidikanterjadiinteraksi antarapesertadidikdengan lingkungannya,baiklingkunganyangbersifatfisikmaupunlingkungansosial.Melalui pendidikan diharapkanadanyaperubahanperilakupesertadidikmenujukedewasaan,baikdewasadari segi fisik,mental,emosional,moral,intelektual,maupunsosial.Harusdiingatbahwawalaupun pendidikandanpembelajaranadalahupayauntukmengubahperilakumanusia,akantetapi tidak semuaperubahanperilakumanusia/pesertadidikmutlaksebagaiakibatdari intervensiprogram pendidikan. Perubahan perilakupesertadidikdipengaruhiolehfaktorkematangandanfaktordari luar program pendidikanataulingkungan.Kurikulumsebagai alatuntukmencapai tujuan/program pendidikan,sudahpasti berhubungandenganprosesperubahanperilakupesertadidik.Kurikulum diharapkandapatmenjadi alatuntukmengembangkankemampuanpotensialmenjadi kemampuan aktual pesertadidiksertakemampuan-kemampuanbaruyangdimiliki dalamwaktuyangrelatif lama. Pengembangankurikulumharusdilandasi olehasumsi- asumsi yangberasal dari psikologi yangmeliputi kajiantentangapadanbagaimanaperkembangan pesertadidik,sertabagaimanapesertadidikbelajar.Atasdasarituterdapatdua cabang psikologi yang sangatpentingdiperhatikandalampengembangankurikulum,yaitupsikologiperkembangan dan psikologi belajar.Psikologi perkembangandapatdiartikansebagai berikut.“.... That branch of psychology which studies processes of pra and post natal growth and the maturation of behavior". Artinya,"Psikologi perkembanganmerupakancabangdari psikologiyangmempelajari prosesperkembanganindividu,baiksebelummaupunsetelahkelahiranberikutkematangan perilaku"(J.P.Chaplin,1979).SementaraituRossVasta,dkk.(1992) mengemukakanbahwapsikologi perkembanganadalah"Cabang psikologi yangmempelajari perubahantingkahlakudankemampuan sepanjangprosesperkembanganindividudari mulai masakonsepsi sampai mati".Pemahaman
  • 10. tentangpesertadidiksangatpentingdalampengembangankurikulum.Melaluikajiantentang perkembanganpesertadidik,diharapkanupayapendidikanyangdilakukansesuaidengan karakteristikpesertadidik,baikpenyesuaiandari segi kemampuanyangharusdicapai,materi atau bahan yangharus disampaikan,prosespenyampaianataupembelajarannya,danpenyesuaian dari segi evaluasi pembelajaran. a. Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum Setiapindividudalamhidupnyamelalui fase-fase perkembangan.Mengenai penentuanfase-fase perkembangantersebutparaahli mempunyaipendapatyangberlainan.ElizabethHurlock mengemukakanpenahapanperkembanganindividuyangmeliputi: Tahap I : fase prenatal (sebelumlahiryaitumasakonsepsi sampai 9 bulan); Tahap II : infancy (orok,yaitulahirsampai 10-14 hari); Tahap III : childhood (kanak-kanak,yaitu2tahun sampai remaja),danTahap IV : adolescence/puberty yaitu11-13 tahun sampai usia21 tahun). Rousseaumengemukakantahapanperkembangansebagaiberikut: Tahap I : 0,0 – 2,0 tahun,usiapengasuhan Tahap II : 2,0 – 12,0 masa pendidikanjasmani danlatihan pancaindera Tahap III : 12,0 – 15,0 periode pendidikanakal Tahap IV : 15- 20,0 periode pendidikanwatakdanpendidikan agama. Dalam hubungannyadenganprosesbelajarmengajar(pendidikan),SyamsuYusuf (2005:23), menegaskanbahwapenahapanperkembanganyangdigunakansebaiknyabersifatelektif,artinya tidakterpakupada suatupendapatsajatetapi bersifatluasuntukmeramudari berbagai pendapat yang mempunyai hubunganyangerat.Atasdasar ituperkembanganindividusejaklahirsampai masa kematangandapatdigambarkanmelewati fase-fase berikut: TABEL 2.1 FASE-FASE PERKEMBANGAN INDIVIDU TAHAP PERKEMBANGAN USIA Masa usiaprasekolah 0,0 – 6 tahun Masa usiasekolahdasar 6,0 – 12 tahun Masa usiasekolahmenengah 12,0 -18 tahun Masa usiamahasiswa 18,0 – 25 tahun Sumber:SyamsuYusuf.(2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Setiaptahapperkembanganmemiliki karakteristiktersendiri,karenaadadimensi-dimensi perkembangantertentuyanglebihdominandibandingkandengantahapperkembanganlainnya. Atasdasar itu kitadapat memahami karakteristikprofil padasetiaptahapanperkembangannya.
  • 11. SyamsuYusuf (2005:23-27) menguraikankarakteristiktahap-tahapperkembanganindividuyang digambarkandi atas sebagai berikut: 1) Masa Usia Prasekolah Masa usiaprasekolahdapatdirinci menjadiduamasa,yaitumasavital dan masa estetik.Padamasa vital,individumenggunakanfungsi-fungsi biologisuntukmeresponberbagai hal yangterdapatdi lingkungannya.Freudmenamakantahunpertamadalamkehidupanindividusebagai masaoral (mulut),karenamulutdipandangsebagai sumberkenikmatandanketidanikmatan.Anak memasukkanapasajayang dijumpai ke dalammulutnya,tidaklahkarenamulutmerupakansumber kenikmatanutama,tetapi karenawaktuitumulutmerupakanalatuntukmelakukaneksplorasidan belajar.Padamasa ini perkembanganfisikberlangsungsangatpesatdibandingkandenganaspek- aspekperkembanganlainnya. Padatahunkeduaanak telahbelajarberjalan,denganmulai berjalan anak akan mulai belajarmenguasairuangdari ruangyang palingdikenalnyamenunjuruangyang lebihjauh.Padatahun keduajuga,umumnyaterjadi pembiasaanterhadapkebersihan(kesehatan). Melalui latihankebersihan,anakabelajarmengendalikandorongan-doronganyangdatangdari dalamdirinyamisalnyabuangairkecil ataubuangair besar. Masa estetikadalahmasaberkembangnyarasakeindahandanmasapekabagi anak untuk memperolehrangsangan(stimulasi) melalui seluruhinderanya(penglihatan,penciuman, pendengaran,pengecap,daperaba).Paraahli pendidikananakusiadini menyebutmasaini adalah “the golden age” atau masa emas,karenamasa ini adalahsaat yangtepatbagi anakuntuk mengembangkanaspek-aspekperkembangannyasecaramenyeluruh. 2) Masa Usia Sekolah Dasar Fase ini disebutjugaperiode intelektual,karenapadausiaini anakmulai menunjukkanperhatian yang besarterhadapduniailmupengetahuantentangalamdansekitarnya.Padausia6-7tahun biasanyaanaktelahmemiliki kesiapanuntukmengikuti kegiatanbelajardi sekolahdasar.Padamasa ini anak-anaklebihmudahdiarahkan,diberi tugasyangharusdiselesaikan,dancenderungmudah untukbelajarberbagai kebiasaanseperti makan,tidur,bangun,danbelajarpadawaktudan tempatnyadibandingkandenganmasaprasekolah. 3) Masa usia Sekolah Menengah Masa usiasekolahmenengahbertepatandenganmasaremaja.Masa remajamerupakanmasa yang banyakmenarikperhatiankarenasifat-sifatkhasnyadanperanannyayangmenentukandalam kehidupanindividudalammasyarakatorangdewasa. Pemahamantentangperkembanganpesertadidiksebagaimanadiuraikandi atasberimplikasi terhadappengembangankurikulum,antaralain: 1) Setiap peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhannya. 2) Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (program inti) yang wajib dipelajari setiap anak di sekolah, juga perlu disediakan pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak. 3) Lembaga pendidikan hendaknya menyediakanbahan ajar baik yang bersifat kejuruan maupun akademik. Bagi anak yang berbakat di bidang akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. 4) Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung aspek pengetahuan, nilai/sikap, dan keterampilan yang menggambarkan pribadi yang utuh lahir dan batin.
  • 12. Implikasi laindari pemahamantentangpesertadidikterhadapprosespembelajaran(actual curriculum) dapatdiuraikansebagai berikut: 1) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat kepada perubahan tingkah laku peserta didik. 2) Bahan/materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kebutuhan peserta didik sehingga hasilnya bermakna bagi mereka. 3) Strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 4) Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat anak. 5) Sistem evaluasi harus dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. b. Psikologi Belajar dan Pengembangan Kurikulum Psikologi belajarmerupakansuatustudi tentangbagaimanaindividubelajar.Pembahasan tentangpsikologi belajareratkaitannyadenganteori belajar.Pemahamantentangteori-teoribelajar berdasarkanpendekatanpsikologisadalahupayamengenali kondisi objektif terhadapindividuanak yang sedangmengalami prosesbelajardalamrangkapertumbuhandanperkembanganmenuju kedewasaannya.Pemahamanyangluasdankomprehensif tentangberbagaiteori belajarakan memberikankontribusiyangsangatberhargabagi para pengembangkurikulumbaikdi tingkatmakro maupuntingkatmikrountukmerumuskanmodel kurikulumyangdiharapkan. Pendekatanterhadapbelajarberdasarkansatuteori tertentumerupakan asumsi yang perlu dipertimbangkan dalampelaksanaannyaberkaitandenganaspek-aspekdan akibatyang kungkinditimbulkannya.Sedikitnyaadatigajenisteori belajaryangberkembangdewasa ini dan memiliki pengaruhterhadappengembangankurikulumdi Indonesiapadakhususnya.Teori belajartersebutadalah:(1) Teori psikologi kognitif (kognitivisme),(2) teori psikologi humanistic,dan (3) teori psikologibehavioristik. 1. Teori Psikologi Kognitif (Kognitivisme) Teori psikologi kognitif dikenal dengan cognitif gestalt field. Teori belajarini adalahteori insight.Aliranini bersumberdari Psikologi GestaltField.Menurut merekabelajaradalahprosesmengembangkan insightatau pemahamanbaruatau mengubah pemahamanlama.Pemahamanterjadi apabilaindividumenemukancarabaru dalammenggunakan unsur-unsuryangadadi lingkungan,termasukstrukturtubuhnyasendiri.GestaltFieldmelihat belajarmerupakanperbuatanyangbertujuan,ekplorasi,imajinatif,dankreatif.Pemahamanatau insight merupakancitradari atau perasaantentangpola-polaatauhubungan. To state itdifferently,insightisthe sensedwaythroughorsolutionof problematicsituation....we mightsay that an insightisakindof intelligentfeel we getabouta stiutatuin that permitsusto continue tostrive activelytoserve ourpurpose.(Bigge danHunt,1980, hlm293). Teori belajarGoal Insight berkembangdari psikologiconfigurationlism.Menurutmereka,individu selalubertujuan,diarahkankepadapembentukanhubungandenganlingkungan.Belajarmerupakan usaha untukmengembangkanpemahamantingkattinggi.Pemahamanyangbermututinggi(tingkat tinggi) adalahpemahamanyangtelahteruji,yangberisi kecakapanmenggunakansuatuobjek,fakta, proses,ataupunide dalamberbagai situasi.Pemahamantingkattinggi memungkinkanseseorang bertindakcerdas,berwawasanluas,danmampumemecahkanberbagai masalah. Teori belajarkognitif bersumberpadapsikologi lapangan(field psychology),dengantokoh utamanyaKurt Lewin.IndividuselaluberadadalamsuatulapanganpsikologiyangolehKurtLewin disebutlife space.Dalamlapanganini selaluadatujuan yang ingindicapai,adamotif yang mendorongpencapaiantujuanadalahdanadahambatan-hambatanyangharusdiatasi.Perbuatan
  • 13. individuselauterarahpadapencapaiansesuatutujuan,olehkarenaituseringdikatakanperbuatan individuadalah purposive.Apabilaiatelahberhasil mencapai suatutujuanmakatimbul tujuanyang lainyangingindicapai danberadadalam life space baru.Setiaporangberusahamencapai tingkat perkembangandanpemahamanyangterbaikdi dalamlapanganpsikologisnyamasing-masing. Lapangan psikologisterbentukolehinterelasi yangsimultandari orang-orangdanlinkungan psikologisnyadidalamsuatusituasi.Tingkahlakuseseorangpadasuatusaat merupakanfungsi dari semuafaktoryang ada yangsalingbergantungpadayanglain. Istilahcognitive berasal dari bahasaLatin „cognose”yangberarti mengetahui (to know). Aspekini dalamteori belajarcognitive field berkenaandenganbagaimanaindividumemahami dirinyadan lingkungannya,bagaimanaiamenggunakanpengetahuandanpengenalannyasertaberbuat terhadaplingkungannya.Bagi penganut cognitive field, belajarmerupakansuatuprosesinteraksi, dalamprosesinteraksi tersebutiamendapatkanpemahamanbaruataumenemukanstruktur kognitif lama.Dalammembimbingprosesbelajar,guruharusmengerti akandirinyadanoranglain, sebabdirinyadanorang lainsertalingkungannyamerupakansuatukesatuan. Para ahli psikologi kognitif yangmemusatkanperhatianpadaperubahandalamaspekkognisi, percayabahwa belajaradalahsuatukegiatanmental internal yangtidakdapatdiamati secara langsung.Menurutteori ini cara belajarorangdewasaberbedadengancarabelajaranak,dimana cara belajarorangdewasalebihbanyakmelibatkankemampuankognitif yanglebihtinggi.Menurut Piaget(1954) cara-cara tertentuberpikiryangdipandangsederhanaolehorangdewasatidak demikiansederhanadipandangolehanak-anak.Untukmenjelaskanprosesbelajarharus mempertimbangkanproseskognisi(pengetahuan) yangturutambil bagianselamaprosesbelajar berlangsung.Teori ini jugamenyatakanbahwasatuunsuryangpalingpentingdalamprosesbelajar adalahapa yang dibawaindividuke dalamsituasi belajar,artinyasegalasesuatuyangtelahkita ketahui sangatmenentukankeluasanpengetahuandaninformasiyangakankitapelajari. Teori belajarkognitif memandangmanusiasebagai pelajaryangyangaktif yangmemprakarsai pengalaman,mencari danmengolahinformasiuntukmemecahkanmasalah,mengorganisasiapa- apa yang telahmerekaketahui untukmencapaisuatupemahamanbaru.Karenaituteori ini juga disebutteori pengolahaninformasi (information processing theory).Piaget(1970) memperkenalkanempatfaktoryangmendasari seseorangmembuatpemahaman,yaitu: a. Kematangan, yaitu saatnya seseorang siao melaksanakan suatu tugas perkembangan tertentu. b. Aktivitas, adalah kemampuan untuk bertindak terhadap lingkungan dan belajar darinya. c. Pengalaman sosial,proses belajar dari orang lain atau interaksi dengan orang-orang yang ada di sekitar kita d. Ekuilibrasi adalah proses terjadinya perubahan-perubahan aktual dalam berpikir. Para ahli psikologi kognitif memandangbahwakemampuan kognisi seseorangmengalami tahapan perkembangan.Tahaptahapperkembangankognitif tersebutmenggambarkankemampuanberpikir seseorangsesuai denganusianya.Piaget(Woolfolk,206:33) membagi tahapanperkembangan kognitif dari usiaanaksampai dewasamenjadi empattahapsebagai berikut: a. Tahap sensorimotor(0-2tahun),tingkahlakuanakpada tahapini dikendalikanolehperasaandan aktivitasmotorik.Anak belajar melalui inderanya dan dengan cara memanipulasi bendabenda. b. Tahap praoperasional (2-7 tahun). Tahap ini dibagi ke dalam dua fase yaitu: 1) Subtahap fungsi simbolik (2-4 tahun), adalah priode egosentris yang sesungguhnya, anak mampu mengelompokkandengancarayang sangatsederhana
  • 14. 2) Subtahap fungsi intuitif (4-7 tahun), anak secara perlahan mulai berpikir dalam bentuk kelas, menggunakan konsep angka, dan melihat hubungan yang sederhana. c. Tahap operasi kongkrit (7-11 tahun), mampu memecahkan masalah kongkrit, mengembangkan kemampuan untuk menggunakandan memahami secara sadar operasi logis dalam matematika, klasifikasi dan rangkaian. d. Tahap operasi formal (11 tahun-dewasa),mampumemahamikonsepabstrak(kemampuanuntuk berpikir tentang ide, memahami hubungan sebab akibat, berpikir tentang masa depan, dan mengembangkan serta menguji hipotesis). Berdasarkantahapan perkembangankognitif yangdikemukakanPiagetdi atas,kitadapat menyimpulkanbahwacaraberpikir anakprasekolahberbedadengananakusiaSD,demikianpula cara berpikiranakSDberbedadengancara berpikiranakSLTP,SLTA.Karena ituteori perkembangan kognitif Piagetmengimplikasikanbahwaprosesbelajarmengajarharusmemperhatikantahap perkembangankognisi anak.Ini berarti bahwagurumempunyai perananpentinguntuk menyesuaikankeluasandankedalamanprogrambelajar,menggunakanstrategi pembelajaran, memilihmediadansumberbelajardengantingkatperkembangankognisi anak. Berdasarkanteori perkembangankognitif dari Piaget,gurumempunyai peranandalamproses belajarmengajarsebagai berikut: a. Merancang program, menata lingkungan yang kondusif, memilih materi pelajaran, dan mengendalikan aktivitas murid untuk melakukan inkuiri dan interaksi dengan lingkungan. b. Mendiagnosa tahap perkembangan murid,menyajikan permasalahan kepada murid yang sejajar dengan tingkat perkembangannya. c. Mendorong perkembangan murid kea rah perkembangan berikutnya dengan cara memberikan latihan, bertanya dan mendorong murid untuk melakukan eksplorasi. (Y. Suyitno, 2007:101-102) 2. Teori Psikologi Behavioristik Teori belajarbehavioristikdisebutjuga Stimulus-Respon Theory (S-R).Kelompokini mencakup tiga teori yaitu S-R Bond, Conditioning, dan Reinforcement. Kelompokteori ini berangkatdari asumsi bahwaanak atau individutidakmemiliki/membawapotensiapa-apadari kelahirannya. Perkembangananakditentukanolehfaktor-faktoryangberasal dari lingkungan.Lingkunganlah yang membentuknya,apakahlingkungankeluarga,sekolahdanmasyarakat;lingkunganmanusia, alam,budaya,maupunreligi.Kelompokteori ini tidakmengakui sesuatuyangbersifatmental. Hasil belajaradalahperubahantingkahlakuyangdapatdiamati danmenekankanpadapengaruh faktoreksternal padadiri individu. Teori S-R Bond(stimulus-respon) bersumberdari psikologi keneksionismeatauteori asosiasi dan merupakanteori pertamadari rumpunBehaviorisme.Menurutkonsepmereka,kehidupanini tundukkepadahukumstimulus–responatauaksi-reaksi.Setangkai bungadapatmerupakansuatu stimulusdandiresponolehmatadengancara meliriknya.Kesanindahyangditerimaindividu dapat merupakanstimulusyangmengakibatkanteresponmemetikbungatersebut.Demikian halnyadenganbelajar,terdiri atasrentetanhubunganstimulus-respon.Belajaradalahupaya membentukhubunganstimulusresponsebanyak-banyaknya.Tokohutamadari teori ini adalah Edward L. Thorndike.Adatigahukumbelajaryangterkenal dari Thorndike,yaitu lawof readiness, law of excercise or repetition dan law of effect (Bigge danTrust, 1980:273).
  • 15. Menurut hubungankesiapan(lawof readiness),hubunganantara stimulusdanresponsakan terbentukataumudahterbentukapabilaadakesiapanpadasistemsyaraf individu.Selanjutnya, hukumlatihan(law of exercise) atau pengulangan,hubunganantarastimulusdanresponakan terbentukapabilasering dilatihataudiulang-ulang.Menuruthukumakibat (law of effect) , hubunganstimulus-responakanterjadi apabilaadaakibatyangmenyenangkan. Teori keduadari rumpunbehaviorismeadalahconditioningataustimulus-responce with conditioning.Tokohutama dari teori ini adalahJohnB. Watson,terkenal denganpercobaan conditioning padaanjing.Belajarataupembentukanhubunganantarastimulusdanresponsperlu dibantudengankondisi tertentu.Sebelumanak-anakmasukkelasmisalnyadibunyikanbel, demikiansetiaphari dansetiappertukaranjampelajaran.Bunyi bel menjadikondisi bagi anak sebagai tandamemulai pelajarandi sekolah.Demikianjugadenganwaktumakanpagi,siangdan makanmalam dikondisikanolehbunyi jamdanataujarumjam. Teori ketigaadalah reinforcement dengantokohutamanyaC.L.Hull.Teori ini berkembangdari teori psikologi, reinforcementmerupakanperkembanganlanjutandari teori S-RBonddan conditioning. Kalau pada teori conditioning, kondisi diberikan padastimulus,makapadateori reinforcementkondisi diberikanpadarespon.Karenaanakbelajarsungguh-sungguh(stimulus) selainiamenguasai apa yang diberikan(respon)makagurumemberi angkatinggi,pujian,mungkinjugahadiah.Angka tinggi,pujiandanhadiahmerupakan reinforcement,supayapadakegiatanbelajarnyaakanlebih giat dansungguh-sungguh. Contohreinf cementdalampembelajaran reinforcement.Di samping reinforcement positif sepertiitudikenal pula Perananguru dalamprosesbelajarmengajarberdasarkanteori psikologi behavioristikadalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi perilaku yang dipelajari dan merumuskannya dalam rumusan yang spesifik. b. Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dari proses belajar. Bentuk-bentuk kompetensi yang diharapkan dalam bidang studi dijabarkan secara spesifik dalam tahap-tahap kecil. Penguasaan keterampilan melalui tahap-tahap ini sebagai tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar. c. Mengidentifikasi reinforce yang memadai. Reinforce dapat berbentuk mata pelajaran, kegiatan belajar, perhatian dan pengharagaan, dan kegiatan-kegiatan yang dipilih siswa. d. Menghindarkan perilaku yang tidak diharapkan dengan jalan memperlemahpola perilaku yang dikehendaki (Y. Suyitno, 2007:106) 3. Teori Psikologi Humanistik Tokoh teori ini adalahAbrahamH. Maslow dan Carl R. Roger.Teori ini berpandanganbahwa perilakumanusiaituditentukanolehdirinyasendiri,olehfaktorinternal,danbukanolehfaktor lingkungan.Karenaituteori ini disebutjugadengan“selftheory”. Manusiayangmencapai puncak perkembangannyaadalahyangmampumengaktualisasikandirinya,mampumengembangkan potensinyadanmerasadirinyaituutuh,bermakna,danberfungsi atau full functioning person (Y. Suyitno,2007:103). Berbedadenganteori belajarbehavioristik,teori humanistikmenolakprosesmekanisdalambelajar, karenabelajaradalahsuatuprosesmengembangkanpribadi secarautuh.Keberhasilansiswadalam belajartidakditentukanolehguruataufaktor-faktoreksternal lainnya,akantetapi olehsiswaitu sendiri.Belajarmelibatkanfaktorintelektualdanemosional.Aliranini percayabahwadorongan untukbelajartimbul dari dalamdiri sendiri (motivasi intrinsik).Carl R.Roger(Y. Suyitno,2007:103) mengemukakanprinsip-prinsipbelajarberdasarkanteori psikologi humanistiksebagaiberikut:
  • 16. a. Manusia mempunyai dorongan untuk belajar, dorongan ingin tahu, melakukan eksplorasi dan mengasimilasi pengalaman baru. b. Belajar akan bermakna, apabila yang dipelajari itu relevan dengan kebutuhan anak. c. Belajar diperkuat dengan jalan mengurangi ancaman eksternal seperti hukuman, sikap merendahkan murid, mencemoohkan, dan sebagainya. d. Belajar dengan inisiatif sendiri akan melibatkan keseluruhan pribadi, baik intelektual maupun perasaan. e. Sikapberdiri sendiri,kreativitasdanpercayadiri diperkuatdenganpenilaiandirisendiri.Penilaian dari luar merupakan hal yang sekunder. Bertentangandenganteori behavioristikyanglebihmenekankanpartisipasi aktifgurudalam belajar,peranangurumenurutteori belajarbehavioristikadalahsebagai pembimbing,sebagai fasilitatoryangmemberikankemudahankepadasiswadalambelajar.MenurutCarl R. Rogers,peran guru sebagai fasilitatordapatdijabarkansebagai berikut: a. Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif dan sikap positif terhadap belajar. b. Membantu siswa mengklasifikasikan tujuan belajar, dan guru memberikan kesempatan secara bebas kepada siswa untuk menyatakan apa yang hendak dan ingin mereka pelajari. c. Membantu siswa mengembangkan dorongan dan tujuannya sebagai kekuatan untuk belajar. d. Menyediakan usmber-sumber belajar, termasuk juga menyediakan dirinya sebagai sumber belajar bagi siswa. (Y. Suyitno, 2007:104) Guru berdasarkanpsikologi humanistikharusmampumenerimasiswasebagaiseorangyang memilikipotensi,minat,kebutuhan,harapan,danmampumengembangkandirinyasecarautuhdan bermakna.Teori ini jugamemandangbahwasiswaadalahsumberbelajaryangpotensial bagi dirinya sendiri.Dengandemikianteori belajarini lebihmenekankanpadapartisipasi aktifsiswadalam belajar. 3. Landasan Sosiologis (Sosial Budaya) dalam Pengembangan Kurikulum Landasan sosiologispengembangankurikulumadalahasumsi-asumsi yangberasal dari sosiologi yang dijadikantitiktolakdalampengembangankurikulum.Mengapapengembangankurikulum harus mengacupadalandasansosiologis?Anak-anakberasaldari masyarakat,mendapatkan pendidikanbaikinformal,formal,maupunnonformal dalamlingkunganmasyarakat,dandiarahkan agar mampu terjundalamkehidupanbermasyarakat.Karenaitukehidupanmasyarakatdanbudaya dengansegalakarakteristiknyaharusmenjadilandasandantitiktolakdalammelaksanakan pendidikan. Jikadipandangdari sosiologi,pendidikanadalahprosesmempersiapkanindividuagarmenjadi warga masyarakatyang diharapkan,pendidikanadalahprosessosialisasi, danberdasarkan pandanganantrofologi,pendidikanadalah“enkulturasi”ataupembudayaan.“Denganpendidikan, kitatidakmengharapkanmuncul manusia-manusiayanglaindanasingterhadapmasyarakatnya, tetapi manusiayanglebihbermutu,mengerti,danmampumembangunmasyarakatnya.Oleh karenaitu,tujuan,isi,maupunprosespendidikanharusdisesuaikandengankondisi,karakteristik kekayaan,danperkembangan masyarakattersebut”(NanaSyaodihSukmadinata,1997:58). Untuk menjadikanpesertadidikagarmenjadi wargamasyarakatyangdiharapkanmakapendidikan memilikiperananpenting,karenaitukurikulumharusmampumemfasilitasi pesertadidikagar merekamampu bekerjasama,berinteraksi,menyesuaikandiri dengankehidupandi masyarakatdan mampumeningkatkanharkatdanmartabatnyasebagai mahlukyangberbudaya. Pendidikanadalahprosessosialisasi melalui interaksi insani menujumanusiayangberbudaya. Dalamkonteksinilahanakdidikdihadapkandenganbudayamanusia,dibinadandikembangkan sesuai dengannilai budayanya,sertadipupukkemampuandirinyamenjadimanusia.
  • 17. a. Masyarakat dan Kurikulum Masyarakat adalahsuatu kelompokindividuyangdiorganisasikanmerekasendiri ke dalam kelompok-kelompokberbeda,atausuatukelompokindividuyangterorganisiryangberpikirtentang dirinyasebagai suatuyangberbedadengankelompokataumasyarakatlainnya.Tiapmasyarakat mempunyai kebudayaansendiri-sendiri.Dengandemikian,yangmembedakanmasyarakatsatu denganmasyarakatyang lainnyaadalahkebudayaan.Hal ini mempunyaiimplikasi bahwaapayang menjadi keyakinanpemikiranseseorang,danreaksi seseorangterhadaplingkungannyasangat tergantungkepadakebudayaandimanaiahidup. MenurutDaud Yusuf (1982), terdapattigasumbernilai yangada dalammasyarakatuntuk dikembangkanmelalui prosespendidikan,yaitu:logika,estetika,danetika.Logikaadalahaspek pengetahuandanpenalaran,estetikaberkaitandenganaspekemosiatauperasaan,danetika berkaitandenganaspeknilai.Ilmupengetahuandankebudayaanadalahnilai-nilai yangbersumber pada logika(pikiran).Sebagaiakibatdari kemajuanilmupengetahuandanteknologi yangpada hakikatnyaadalahhasil kebudayaanmanusia,makakehidupanmanusiasemakinluas,semakin meningkatsehinggatuntutanhiduppunsemakintinggi. Pendidikanharusmengantisipasi tuntutanhidupini sehinggadapatmempersiapkananak didikuntukhidupwajarsesuai dengankondisi sosial budayamasyarakat.Dalam konteksinilah kurikulumsebagai programpendidikanharusdapatmenjawabtantangandantuntutanmasyarakat. Untuk dapatmenjawabtuntutantersebutbukanhanyapemenuhandari segi isi kurikulumnyasaja, melainkanjugadari segi pendekatandanstrategi pelaksanaannya.Olehkarenaitugurusebagai pembinadanpelaksanakurikulumdituntutlebihpekamengantisipasi perkembanganmasyarakat, agar apa yang diberikankepadasiswarelevandanbergunabagi kehidupansiswadi masyarakat. Penerapanteori,prinsip,hukum,dankonsep-konsepyangterdapatdalamsemuailmu pengetahuanyangadadalamkurikulum, harusdisesuaikandengankondisi sosial budaya masyarakatsetempat,sehinggahasil belajaryangdicapai olehsiswalebihbermaknadalam hidupnya.Pengembangankurikulumhendaknyamemperhatikankebutuhanmasyarakatdan perkembanganmasyarakat.Tyler(1946),Taba (1963), Tannerdan Tanner(1984) menyatakan bahwatuntutanmasyarakatadalah salahsatu dasardalam pengembangankurikulum.Calhoun, Light,dan Keller(1997) memaparkantujuahfungsi sosial pendidikan,yaitu: 1) Mengajar keterampilan. 2) Mentransmisikan budaya. 3) Mendorong adaptasi lingkungan. 4) Membentuk kedisiplinan. 5) Mendorong bekerja berkelompok. 6) Meningkatkan perilaku etik, dan 7) Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi. Perubahansosial budaya,perkembanganilmupengetahuandanteknologidalamsuatumasyarakat baiksecara langsungmaupuntidaklangsungakanmengubahkebutuhanmasyarakat.Kebutuhan masyarakatjuga dipengaruhi olehkondisi masyarakatitusendiri.Masyarakatkotaberbedadengan masyarakatdesa,masyarakattradisional berbedadenganmasyarakatmodern. Adanyaperbedaanantaramasyarakatsatu denganmasyarakatlainnyasebagianbesar disebabkanolehkualitasindividu-individuyangmenjadi anggotamasyarakattersebut.Di sisi lain, kebutuhanmasyarakatpadaumumnyajugaberpengaruhterhadapindividu-individusebagai anggota masyarakat.Olehkarenaitupengembangankurikulumyanghanyaberdasarkanpada keterampilandasarsajatidakakan dapat memenuhikebutuhanmasyarakatmodernyangbersifat
  • 18. teknologisdanmengglobal.Akantetapi pengembangankurikulumjugaharusditekankanpada pengembanganindividudanketerkaitannyadenganlingkungansosial setempat. Berdasarkanuraiandi atas, sangatlahpentingmemperhatikanfaktorkarakterstikmasyarakat dalampengembangankurikulum.Salahsatuciri masyarakatadalahselaluberkembang. Perkembanganmasyarakatdipengaruhiolehfalsafahhidup,nilainilai,IPTEK,dankebutuhanyang ada dalammasyarakat.Perkembanganmasyarakatmenuntuttersedianyaprosespendidikanyang relevan.Untukterciptanyaprosespendidikanyangsesuai denganperkembanganmasyarakat diperlukankurikulumyanglandasanpengembangannyamemperhatikanfaktorperkembangan masyarakat. b. Kebudayaan dan Kurikulum Kebudayaandapatdiartikansebagai keseluruhanide atau gagasan,cita-cita,pengetahuan, kepercayaan,caraberpikir,kesenian,dannilaiyangtelahdisepakati olehmasyarakat.DaoedYusuf (1981) mendefinisikankebudayaansebagai segenapperwujudandankeseluruhanhasil pikiran (logika),kemauan(etika) sertaperasaan(estetika) manusiadalamrangkaperkembangan kepribadianmanusia,pekembanganhubungandenganmanusia,hubunganmanusiadenganalam, dan hubunganmanusiadenganTuhanYangMaha Esa. Secara lebihrinci,kebudayaandiwujudkan dalamtiga gejala,yaitu: a) Ide,konsep,gagasan,nilai,norma,peraturan,danlain-lain.Wujudkebudayaaninibersifatabstrak yangberadadalamalampikiranmanusiadanwargamasyarakatdi tempatkebudayaanituberada. b) Kegiatan, yaitu tindakan berpola dari manusia dalam bermasyarakat.Tindakanini disebut sistem sosial. Dalam sistem sosial, aktivitas manusia bersifat konkrit, bisa dilihat, dan diobservasi. Tindakanberpolamanusiatentudidasarkanolehwujudkebudayaanyangpertama.Artinya,sistem sosial dalam bentuk aktivitas manusia merupakan refleksi dari ide, konsep, gagasan, nilai, dan norma yang telah dimilikinya. c) Benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan yang ketiga ini ialahseluruh fisik perbuatan atau hasil karya manusia di masyarakat. Oleh karena itu wujud kebudayaan yang ketiga ini adalah produk dari wujud kebudayaan yang pertama dan kedua. Faktor kebudayaanmerupakanbagianyangpentingdalampengembangankurikulumdengan pertimbangan: 1) Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, citacita, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh individu melalui interaksi dengan lingkunganbudaya,keluarga,masyarakatsekitar,dansekolah/lembagapendidikan.Olehkarena itu, sekolah/lembaga pendidikan mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada para peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum. 2) Kurikulumpadadasarnyaharusmengakomodasiaspek-aspeksosialdanbudaya.Aspeksosiologis adalah yang berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang sangat beragam, seperti masyarakat industri, pertanian, nelayan, dan sebagainya. Pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas hidupnya sebagai mahluk berbudaya. Hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai- nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan kecakapan. Selainpendidikanyangbermuatankebudayaanyangbersifatumumdi atas,terdapatpula pendidikanyangbermuatankebudayaankhusus,yaituuntukaspek-aspekkehidupantertentudan berkenaandengankelompokyangsifatnyavokasional.
  • 19. Dilihatdari karakteristiksosial budaya,setiapdaerahdi wilayahtanahairIndonesiamemiliki ciri khas mengenai adatistiadat,tatakramapergaulan,kesenian,bahasalisanmaupuntulisan, kerajinandannilai kehidupannyamasing-masing.Keanekaragamantersebutbukanhanyadalam kebudayaannyatetapi jugakondisi alamdanlingkungansosialnya,danini merupakankekayaan hidupbangsaIndonesiayangperludilestarikandandikembangkanmelalui upayapendidikan. Beranjakdari kenyataantersebut,makapengembangankurikulumsekolahharusmengakomodasi unsur-unsurlingkunganyangmenjadidasardalammenetapkanmateri kurikulummuatanlokal. Gagasan pemerintahuntukmerealisasikanpengembangankurikulummuatanlokal tersebut yang dimulai padasekolahdasar,telahdiwujudkandalamKeputusanMenteri Pendidikandan KebudayaanRINo.0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987 tentangPenerapanMuatanLokal Sekolah Dasar kemudiandisusuldenganpenjabaranpelaksanaannyadalamKeputusanDirektur Jenderal PendidikanDasardanMenengahNo.173/C/Kep/M/1987 Tanggal 7 Oktober1987. Dalam sambutannyaMendikbudmenyatakan:“Dalamhal ini harusdiingatbahwaadanya„muatanlokal‟ dalamkurikulumbukanbertujuanagaranakterjeratdalamlingkungannyasemata-mata.Semua anak berhakmendapatkesempatangunalebihterlibatdalammobilitasyangmelampauibatas lingkungannyasendiri”(UmarTirtarahardjadan laSula,2000:274). Adapunyangdimaksuddenganmuatanlokal adalahprogrampendidikanyangisi danmedia penyampaiannyadikaitkandenganlingkunganalam, lingkungansosial,danlingkunganbudayaserta kebutuhandaerah.Yangdimaksuddenganisi adalahmateri pelajaranataubahanajar yangdipilih dari lingkungandandijadikanprogramuntukdipelajari siswadi bawahbimbinganguru.Sedangkan mediapenyampaianadalahmetode danberbagai alatbantupembelajaranyangdigunakandalam menyajikanisi muatanlokal yangdiambil dari danmenggunakansumberlingkunganyangdekat dengankehidupanpesertadidik.Lingkungansosial danbudayayangterdapatdalampolakehidupan daerahkarenakeanekaragamannyadisederhanakandandiklasifikasikanmenjadi delapankelompok yaitu:(1) perikanandaratdanlaut,(2) peternakan,(3) persawahan,(4) perladangandan perkebunan,(5) perdagangantermasukdi dalamnyajasa,(6) industri kecil termasukdi dalamnya industri rumahtangga,(7) industri besar,dan(8) pariwisata. Contohkurikulummuatanlokal yangsaatini sudahdilaksanakandi sebagianbesarsekolah adalahMata PelajaranKeterampilan,Kesenian,danBahasaDaerah. Tujuanpengembangankurikulummuatanlokaldapatdilihatdari kepentingannasional dan kepentinganpesertadidik.Dalamhubungannyadengankepentingannasional muatanlokal bertujuan: a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah. b. Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan kea rah yang positif. Jikadilihatdari sudutkepentinganpesertadidikpengemangankurkulummuatanlokal bertujuan: a. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya (lingkungan alam, sosial, dan budaya). b. Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan lingkungannya. c. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya (Umar Tirtarahardjadan La Sula,2000:276) 4. Landasan Ilmiah dan Teknologi dalam Pengembangan Kurikulum Ilmupengetahuanadalahseperangkatpengetahuanyangdisusunsecarasistematisyang dihasilkanmelaluirisetataupenelitian.Sedangkanteknologi adalahaplikasi dari ilmupengetahuan
  • 20. untukmemecahkanmasalah-masalahpraktisdalamkehidupan.Ilmudanteknologitidakbisa dipisahkan.Sejakabadpertengahanilmupengetahuantelahberkembangdenganpesat. Perkembanganilmupengetahuanpadamasakini banyakdidasari olehpenemuandanhasil pemikiranparafilsuf purbasepertiPlato,Socrates,Aristoteles,JohnDewey,Archimides,danlain- lain. Seiringdenganperkembanganpemikiranmanusia,dewasaini banyakdihasilkantemuan- temuanbaru dalamberbagai bidangkehidupanmanusiaseperti kehidupansosial,ekonomi,budaya, politik,dankehidupanlainnya.Ilmupengetahuandanteknologi (IPTEK)bukanmenjadimonopoli suatubangsa atau kelompoktertentu.Baiksecaralangsungmaupuntidaklangsungperkembangan ilmupengetahuandanteknologi tersebutberpengaruhpulaterhadappendidikan.Perkembangan teknologi industri mempunyai hubungantimbal-balikdenganpendidikan.Industri denganteknologi majumemproduksi berbagai macamalatalatdanbahanyangsecara langsungatau tidaklangsung dibutuhkandalampendidikandansekaligusmenuntutsumberdayamanusiayanghandal untuk mengaplikasikannya. Kegiatanpendidikanmembutuhkandukungandari penggunaanalat-alathasil industri seperti televisi,radio,video,komputer,danperalatanlainnya.Penggunaanalat-alatyangdibutuhkanuntuk menunjangpelaksanaanprogrampendidikan,apalagi disaatperkembanganprodukteknologi komunikasi yangsemakincanggih,menuntutpengetahuandanketerampilansertakecakapanyang memadai dari para guru danpelaksanaprogrampendidikanlainnya.Mengingatpendidikan merupakanupayamenyiapkansiswamenghadapi masadepandanperubahanmasyarakatyang semakinpesattermasukdi dalamnyaperubahanilmupengetahuandanteknologi,maka pengembangankurikulumharuslahberlandaskanpadailmupengetahuandanteknologi. Perkembanganilmupengetahuandanteknologi secaralangsungberimplikasi terhadap pengembangankurikulumyangdi dalamnyamencakuppengembanganisi/materipendidikan, penggunaanstrategi danmediapembelajaran,sertapenggunaansistemevaluasi.Secaratidak langsungmenuntutduniapendidikanuntukdapatmembekali pesertadidik agarmemiliki kemampuanmemecahkanmasalahyangdihadapi sebagai pengaruhperkembanganilmu pengetahuandanteknologi.Selainituperkembanganilmupengetahuandanteknologi juga dimanfaatkanuntukmemecahkanmasalahpendidikan.
  • 21. BAB III PENUTUP Dalam mengembangkan kurikulum, terlebih dahulu harus diidentifikasi dan dikaji secara selektif, akurat, mendalam, dan menyeluruh tentang apa saja yang harus dijadikan pijakan dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum. Dengan landasan yang kokoh, kurikulum akan mengatur pendidikan yang dapat menghasilkan manusia terdidik sesuai dengan hakikat kemanusiaannya, baik untuk kehidupan masa kini maupun menyongsong kehidupan jauh ke masa yang akan datang. Kurikulum harus dibuat berdasarkan landasan filosofis seperti idealisme, realisme, dan pragmatisme. Landasan psikologis juga berpengaruh penting dalam penyusunan kurikulum, karena kurikulum harus menyesuaikan dengan kondisi psikologis peserta didik. Dan dalam pengembangannya, kurikulum harus menggunakan landasan sosiologis dan IPTEK, agar bersifat fleksibel mengikuti perubahan zaman. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa landasan adalah hal yang penting dalam mengembangkan kurikulum. Tanpa landasan, pengembangan kurikulum tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Bagi civitas akademik yang mendalami bidang pendidikan, landasan pengembangan kurikulum ini perlu dipahami dengn baik agar pengembangan kurikulum khususnya di Indonesia dapat berjalan sesuai dengan landasan yang telah disebutkan, yakni landasan filosofis, landasan psikologis, serta landasan sosiologis dan IPTEK.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Hurlock,Elizabeth.(1980). Developmental Psychology diterjemahkanoleh Istiwidayanti dan Soedjarwo.Jakarta:Erlangga KurniasihdanSyaripudin,Tatang.( 2007). Landasan Filosofis Pendidikan danlandasanPendidikan.Bandung:SubKoordinator MKDP Landasan PendidikanUniversitasPendidikanIndonesia Mudyahardo,Redja.(2001). Landasan-LandasanFilosofis Pendidikan. Bandung:FakultasIlmuPendidikanUPI Nasution,S.(1982). Santrock,JohnW. (2002). Life Span Development diterjemahkanoleh Damanik,Juda.Jakarta: Erlangga Sukmadinata,NanaSyaodih.(1997). Pengembangan Kurikulum.Bandung:RemajaRosdakarya Suyitno,Y.(2007). Landasan Psikologis Pendidikan dalamLandasan Pendidikan. Bandung:Sub KoordinatorMKDP Landasan PendidikanUniversitasPendidikanIndonesia Tirtarahardja,Umar danSula,La. (2000). PengantarPendidikan.Jakarta: RinekaCipta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: SinarGrafika Woolfolk,AnitaE.(1995). Educational Psychology.Boston:AllynandBacon. Yusuf,Syamsu.(2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:Remaja Rosdakarya.