DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
PENGEMBANGAN KURIKULUM MI
1. 1
MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MI
Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengembangan Kurikulum MI”
Dosen Pengampu : Dra. Ratnawati, M. Pd
Disusun Oleh Kelompok II:
NOVITASARI (125911 )
RENI OKTIANI. S (12591138)
TATIK PRISNAMASARI (12591140)
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) CURUP
2015
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Model atau rancangan bahkan model dalam kurikulum adalah komponen yang
sangat menentukan keberhasilan sebuah proses pendidikan. Mendesain kurikulum
bukanlah pekerjaan yang ringan. Ia membutuhkan kajian yang komprehensif dalam
rangka mendapatkan hasil yang dapat mengakomodir tuntutan dan perubahan zaman.
Mendesain kurikulum berarti menyusun model kurikulum sesuai dengan misi dan visi
sekolah. Tugas dan peran seorang desainer kurikulum, sama seperti arsitek. Sebelum
menentukan bahan dan cara mengkonstruksi bangunan terlebih dahulu seorang arsitek
harus merancang model bangunan yang akan dibangun.
Para ahli kurikulum berupaya merumuskan macam-macam desain kurikulum.
Eisner dan Vallance (1974) menyebutnya menjadi lima jenis, yaitu model
pengembangan proses kognitif, kurikulum sebagai teknologi, kurikulum sebagai
aktualisasi diri, kurikulum sebagai rekonstruksi sosial, dan kurikulum rasionalisasi
akademis. Mc Neil (1977) membagi desain kurikulum menjadi empat model, yaitu
model kurikulum humanistis, kurikulum rekonstruksi sosial, kurikulum teknologi, dan
kurikulum subjek akademik. Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) membagi desain
kurikulum menjadi kurikulum subject matter disiplin, kompetensi yang barsifat
spesifik atau kurikulum teknologi, kurikulum sebagai proses, kurikulum sebagai
fungsi sosial, dan kurikulum yang berdasarkan minat individu.
2. Rumusan masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum?
2. Apa Hakekat pengembangan kurikulum?
3. Apa prinsip pengembangan kurikulum?
4. Apa isi pengembangan kurikulum?
3. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami apa pengertian pengembangan kurikulum
2. Agar mahasiswa mampu memahami apa hakekat pengembangan kurikulum
3. Agar mahasiswa mampu memahami apa prinsip pengembangan kurikulum
4. Agar mahasiswa mampu memahami apa isi pengembangan kurikulum
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Istilah kurikulum sering dimaknai plan for learning (rencana pendidikan).
Sebagai rencana pendidikan kurikulum memberikan pedoman dan pegangan tentang
jenis, lingkup, urutan isi dan proses pendidikan.Secara historis, istilah kurikulum
pertama kalinya diketahui dalam kamus Webster (Webster Dictionary) tahun 1856.
Pada mulanya istilah kurikulum digunakan dalam dunia olah raga, yakni suatu alat
yang membawa orang dari start sampai ke finish. Kemudian pada tahun 1955, istilah
kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan, dengan arti sejumlah mata pelajaran di
suatu perguruan.
Secara etimologi kata kurikulum diambil dari bahasa Yunani, Curere berarti
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari mulai start sampai finish.Pengertian inilah
yang kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa arab, kurikulum
sering disebut dengan istilah al-manhaj, berarti jalan yang terang yang dilalui manusia
dalam bidang kehidupannya. Maka dari pengertian tersebut, kurikulum jika dikaitkan
dengan pendidikan, menurut Muhaimin, maka berarti jalan terang yang dilalui oleh
pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.1
Sedangkan dalam terminology, terdapat perbedaan pengertian kurikulum.
Dalam pengertian lama kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah materi pelajaran
yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan, yang telah tersusun secara sistematis dan logis. Pendefinisian ini walau
terasa kurang tepat, tetapi memang banyak betulnya, jika ditarik dari asal kata
kurikulum di atas tadi, yakni curere yang biasa diartikan dengan jarak yang harus
ditempuh oleh pelari.
Berdasarkan pengertian ini, sebetulnya ingin mengatakan bahwa kurikulum
lebih menekankan pada isi pelajaran dari sejumlah mata pelajaran yang berada di
sekolah atau madrasah yang harus ditempuh para murid, siswa atau peserta didik
untuk mencapai suatu ijazah, juga keseluruhan mata pelajaran yang disajikan oleh
1 Suharsimi. (2004). Manajemen dan pengembangan kurikulum .(diktat). Yogjakarta : UNY, hal 37.
4. 4
suatu lembaga pendidikan. Pengertian ini terasa masih sangat semprit, karena
kurikulum tidak lain hanya sejumlah materi saja.
Dalam pengertian lain, kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai
pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya bersifat
idea, suatu cita-cita tentang manusia atau warga Negara yang akan dibentuk.
Kurikulum ini lazim mengandung harapan-harapan yang sering berbunyi muluk-
muluk.
Sementara itu, Ramayulis mendefinisikan bahwa kurikulum merupakan salah
satu komponen yang sangat penting menentukan dalam suatu system pendidikan,
karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat
pendidikan. Sedangkan menurut M. Arifin mendefinisikan kurikulum adalah seluruh
bahan pelajaran yang harus dissajikan dalam proses kependidikan dalam satu system
institutional pendidikan Tampaknya dua pengertian tersebut masih terlalu sederhana
dan lebih menitikberatkan pada materi pelajaran semata. Sementara itu, Zakiah
Darajat memandang kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam
pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan
tertentu.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kurikulum merupakan
sejumlah mata pelajaran atau kegiatan yang mencakup program pendidikan agar
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Definisi tersebut kemudian
berkembang sesuai dengan tuntutan dan dinamika zaman. Dalam pengertian yang
terbaru dan lebih luas, bahwa kurikulum adalah, serangkaian pengalaman belajar yang
diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran.2
Adapun pengertian pengembangan menunjukkan kepada suatu kegiatan yang
menghasilkan suatu cara yang “baru”, di mana selama kegiatan tersebut, penilaian dan
penyempurnaan terhadap cara tersebut terus dilakukan. Pengertian pengembangan ini
berlaku juga bagi kurikulum pendidikan. Karena pengembangan kurikulum juga
terkait penyusunan kurikulum itu sendiri dan pelaksanaannya pada satuan pendidikan
disertai dengan evaluasi dengan intensif. Murrary Print mengatakan bahwa
pengembangan kurikulum adalah “curriculum development is defined as the process
2 Hamalik, O. (1990). Pengembangan Kurikulum: Dasar-dasar dan Perkembangannya. Bandung: Mandar
Maju, hal 87.
5. 5
of planning, constructing, implementing and evaluating learning opportunities
intended to produce desired changes in leaner’s”. Maksudnya bahwa pengembangan
kurikulum adalah, sebagai proses perencanaan, membangun, menerapkan, dan
mengevaluasi peluang pembelajarn diharapkan menghasilkan perubahan dalam
belajar.
2. Hakekat Pengembangan Kurikulum
Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk
mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu
dalam suatu lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nilai-
nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi
kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain
berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga
berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1
bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu kurikulum
diharapkan memberkan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembangan
kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntunan dan tantangan
perkembangan masyarakat.
Kurikulum disusun agar dunia pendidikan dapat memenuhi tuntutan yang
berkembang dalam masyarakat. Jika masyarakatnya berubah, maka kurikulumnya
juga harus ikut berubah. 3
Secara teoritis, pengembangan kurikulum dapat terjadi kapan saja sesuai
dengan kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang harus diperhatikan kurikulum adalah
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta prilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua itu hendaknya tercermin dalam
kurikulum dalam setiap jenjang pendidikan yang ada. Munculnya undang-undang
baru membawa implikasi baru terhadap paradigma dalam dunia pendidikan. Kondisi
yang terjadi saat ini dan antisipasi terhadap keadaan masa yang menuntut berbagai
3 Ibid,hal 90.
6. 6
penyesuaian dan perubahan kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting
dalam sistem pendidikan . Di dalamnya tidak hanya mengandung rumusan tujuan
yang harus dicapai, tetapi juga pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus
dimiliki setiap anak didik. Begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum dalam
menentukan keberhasilan pendidikan, karena itu kurikulum harus dikembangkan
dengan fondasi yang kuat.
Pengembangan kurikulum pada hakekatnya adalah proses penyusunan rencana
tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
mempelajarinya. Namun demikian, persoalan mengembangkan kurikulum bukan
merupakan hal yang sederhana dan mudah. Menentukan isi atau muatan kurikulum
harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai, sedangkan
menentukan tujuan yang ingin dicapai erat kaitannya dengan persoalan sistem nilai
dan kebutuhan masyarakat.
David Pratt (1980) mengemukakan bahwa istilah lebih mengena dibandingkan
dengan pengembangan yang mengandung konotasi bersifat grradual. Desain adalah
proses yang disengaja tentang suatu pemikiran , perencanaan dan penyeleksian
bagian-bagian, tehnik dan prosedur yang mengatur suatu tujuan atau usaha. Dengan
pengertian tersebut, pengembangan kurikulum diartikan sebagai proses atau kegiatan
yang disengaja dan dipikirkan untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagai
pedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di sekolah.
Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa pengembangan dan pembinaan
kurikulum merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, pengembangan dan
implementasi merupakan dua sisi yang harus berjalan seiring sejalan. Makna
kurikulum akan dapat dirasakan manakala diimplementasikan, implementasi akan
semakin terarah manakala sesuai dengan kurikulum rencana, dan selanjutnya hasil
implementasi tersebut selanjutnya akan memberikan masukan untuk penyempurnaan
rancangan. Inilah hakekat pengembangan kurikulum yang selalu berputar, berjalan,
dan membentuk suatu siklus.
3. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman belajar yang disedikan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum
7. 7
terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum
disusun oleh para ahli pendidikanatau ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik,
pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini
disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan dalam
proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh
siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
1. Prinsip-Prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum (Sukmadinata,
2010 : 150) yaitu :4
a. Prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum, yaitu relevansi ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu
sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujian, isi, dan proses belajar
yang tercakup pada kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan,
kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan
siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Apa yang
tertuang dalam kurikulum hendaknya mempersiapkan siswa untuk
tugas tersebut. Kurikulum bukan hanya menyiapkan anak untuk
kehidupannya sekarang tetapi juga yang akan datang. Kurikulum juga
harus mempunyai relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan,
isi, proses penyampaian dan penilaian. Relevansi internal ini
menunjukan suatu keterpaduan kurikulum.
b. Prinsip fleksibelitas. Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau
fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang
dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang
memiliki latarbelakang dan kemampuan yang berbeda. Suatu
kurikulum yang baik adalah kurikulum yang yang berisi hal-hal yang
solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang anak.
4 4 http://seulanga23.blogspot.co.id/2013/11/makalah-pengembangan-kurikulum.html.diakses pada tanggal 18
Oktober 2015.pukul 19:50 WIB
8. 8
c. Prinsip kontinuitas. Kontinuitas yaitu berkesinambungan.
Perkembangan dan proses belajr anak berlangsung secara
berkesinambungan, tidak terputus-putus dan tidak terhenti. Oleh
karena itu, pengalaman–pengalaman belajar yang disediakan
kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas
dengan kelas laiinya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
d. Prinsip praktis. Praktis atau juga mudah dilaksanakan, menggunakan
alat-alat sederhana dan biayanya murah. Prinsip ini juga disebut prinsip
efisiensi. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.
e. Prinsip efektivitas. Walaupun kurikulum tersebut harus sederhana
ataupun murah namun keberhasilannya harus tetap diperhatikan.
Keberhasilan kurikulum ini baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan
penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perncanaan dibidang
pendidikan juga merpakan bagian yang dijabarkan dari kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan
kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Kurikulum pada dasarnya berintikan empat dasar utama yaitu: tujuan
pendidikan, isi, pengalaman belajar dan penilaian. Interelasi antara keempat aspek
tersebut serta antara aspek-aspek tersebut dengan kebijaksanaan pendidikan perlu
selalu mendapat perhatian dalam pengembangan kurikulum.
Menurut Tyler dalam Ali ( 2008), mengemukakan bahwa prinsip umum
dalam memilih pengelaman belajar yang akan dijadikan isi kurikulum sebagai berikut:
a. Untuk tujuan yang hendak dicapai siswa harus mempunyai pengalaman
belajar yang memberi kesempatan kepadanya untuk memperaktekan jenis
perilaku yang dimaksudkan dalam tujuan. Dengan demikian, bila tujuan itu
mengharapkan agar siswa mempunyai kemampuan dalam memecahkan
masalah kesehatan misalnya, maka pengalaman belajar harus memberi
kesempatan kepada siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah
kesehatan, serta memperaktekan pemecahan masalah kesehatan dalam
situasi yang nyata.
b. Pengalaman belajar harus memberi kepuasan kepada sisiwa melalui
pelaksanaan atau penampilan perilaku sebagaimana dikehandaki dalam
tujuan. Hal ini dapat dicapai dengan memilih bentuk-bentuk pengalaman
9. 9
belajar yang menuntun siswa menggunakan cara terbaik dalam
menampilkan bentuk perilaku itu. Dalam memecahkan masalah kesehatan
misalnya, di samping dimaksudkan agar siswa mempunyai kemampuan
memecahkan, juga kemampuan untuk menggunakan cara terbaik dalam
memecahkan masalah kesehatan itu. Ini akan memberi kepuasan dalam
menampilkan bentuk perilaku sebagaimana dikehendaki dalam tujuan.
c. Pengalaman belajar harus dalam batas kemungkinan siswa dapat terlibat
secara aktif dalam proses memperolehnya. Ini dapat terjadi bila dalam
menentukannya diperhitungkan tentang batas kemampuan siswa, baik secara
psikologis maupun secara akademis.
d. Banyak bentuk pengalaman belajar yang dapat digunakan untuk mencapai
suatu tujuan tetrtentu. Pengalaman belajar ini hendaknya diseleksi sehingga
dengan kriteria tertentu dapat dipilih yang dipandang paling cocok untuk
dilaksanakan.
e. Pengalaman belajar hendaknya di samping dapat diupayakan untuk
mencapai suatu jenis perilaku dalam tujuan, juga secara bersamaan dapat
memberi kemungkinan kepada sisiwa mengembangkan kemampuan lain.
2. Prinsip-Prinsip Khusus
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah
ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal
(Sukmadinata, 2010) :5
a) Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu
perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan
pengalaman belajar.
b) Isi materi pelajaran harus menyeluruh meliputi segi pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
c) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
5 http://edhakidam.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pengembangan-kurikulum dalam.html.diakses. pada tanggal
18 Oktober 2015.pukul 19:35 WIB
10. 10
untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan
penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih
mendetail.
4. Isi Pengembangan Kurikulum
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan isi dalam
pengembangan kurikulum.6
a. Isi kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau materi belajar dan mengajar.
b. Dalam proses belajar dan mengajar ada dua elemen kurikulum yang
berinteraksi secara kontan yakni isi dan metode.
Isi kurikulum terdiri atas bahan-bahan pengajaran dan berbagai
pengalaman yang diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan para
perancang kurikulum sering mengalami berbagai kesulitan dalam menyusun
dan merencanakan isi kurikulum yang relevan dengan tujuan yang hendak
dicapai. Sebabnya, masyarakat senantiasa terus berubah dan berkembang,
sehingga banyak bermunculan masalah kehidupan baru yang perlu
dipecahkan. Sehingga akan mempengaruhi pada isi kurikulum, maka dari itu
isi kurikulum harus selalu dikembangkan. (Hamalik, 2011).
Menurut Tim Pengembang MKDK kurikulum dan pembelajaran UPI
(2002), memaparkan bahwa materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi
kurikulum yang dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1) Materi kurikulum berupa bahan pelajaran yang terdiri dari bahan kajian
atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses
belajar dan pembelajaran.
2) Mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan.
3) Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut
semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi
6 Ahmad dkk. (1998). Pengembangan kurikulum. Bandung: Pustaka Setia, hal 57-72.
11. 11
pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang
diberikan maupun kreativitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun
aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan
(Sukiyadi, Nurhasanah, & Al Rasjid, 2006).
Menurut Hamalik (2011) isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian
dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yang meliputi
bahan kajian dan mata pelajaran. Isi kurikulum adalah mata pelajaran pada
proses belajar mengajar, seperti pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
yang diasosiasikan dengan mata pelajaran. Pemilihan isi menekankan pada
pendekatan mata pelajaran (pengetahuan) atau pendekatan proses
(keterampilan).7
Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi
pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa scara optimal sesuai dengan
tuntutatan dan tantangan perkembangan masyarakat. Pengembangan isi
kurikulum berupa bahan-bahan pelajaran yang akan dipelajari siswa harus
memerlukan dasar pertimbangan yang teliti. Hal yang paling utama adalah
sekolah sebagai lembaga yang akan mengantarkan siswa menuju kearah
kematangan dalam arti luas. Kematangan ini mencakup berbagai segi, baik
kematangan fisik, kematangan kognitif, kematangan mental maupun
kematangan sosial.
Kematangan fisik pada umumnya ditandai oleh kematangan dalam segi
biologis, hal ini dapat dicapai bila individu telah memasuki usia tetrtentu.
Berbeda halnya dengan kematangan kognitif, mental dan sosial. Ketiga jenis
kematangan ini tidak dapat dicapai begitu saja tanpa melalui bimbingan yang
berati. Karena kematangan kognitif menunjukan kepada kematangan
intelektual, pola berpikir dan pengambilan keputusan individu, lalu
kematangan mental menunjukan kepada kematangan emosional, dan
tercapainya perwujudan pribadi secara integral. Sedangkan kematangan sosial
ditandai oleh adanya kemampuan untuk hidup secara mandiri.
Mengantarkan siswa menujun jenjang tersebut yang menjadi tugas
sekolah sungguh merupakan tugas yang berat. Karena untuk mencapai tujuan
tersebut individu perlu memperoleh bekal-bekal pengalaman belajar yang
7 Syadih, S. Nana. (1997). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya, hal 66.
12. 12
berati. Sedangkan kita ketahui, akibat kemajuan dalam berbagai cabang
kehidupan, menyebabkan berkembangnya tuntutan-tuntutan hidup. Hal ini
dapat membingungkan para perencana atau pengembang kurikulum, dalam
menentukan jenis pengalaman belajar apa yang diperkirakan berate bagi
kemandirian siswa setelah menyelesaikan pendidikan.
Apabila lama waktu pendidikan cukup memadai untuk memberikan
bekal-bekal pengalaman belajar kepad sisiwa, masalah yang dihadapi tidak
sebesar itu. Namun kenyataan yang dihadapi menunjakan betapa banyak
tuntutan yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan, sedangkan waktu
yang tesedia tidak memadai. Oleh karenanya perlu dilakukan seleksi tentang
isi kurikulum, sehingga proses pendidikan di sekolah dapat mencapai sasaran.
Menurut Ali (2008 : 95), seleksi kurikulum perlu dilakukan oleh sebab
beberapa alasan yaitu:8
1) Apa yang harus dimasukan sebagai isi kurikulum memerlukan berbagai
pertimbangan dan kriteria, sehingga isi kurikulum memadai bagi anak
didik sebagai bekal dalam kehidupannya.
2) Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat,
sehingga untuk menyampaikan semua bentuk ilmu pengetahuan kepada
siswa dalam waktu sekolah yang sangat terbatas, merupakan sesuatu yang
tidak mungkin.
Atas dasar itu, pertanyaan yang dapat diajukan dalam menentukan isi
kurikulum adalah apa yang menjadi prioritas untuk dijadikan pengalaman
belajar siswa disekolah tentang hal ini, perlu dikembangkan kriteria yang
rasional untuk memilih dan mengembangkan bentuk-bentuk pengalaman
belajar yang menjadi isi kurikulum.
8 Hasan, S.H. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK, hal 17.
13. 13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan
dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata
pelajaran yang diberikan maupun kreativitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun
aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun
berdasarkan prinsip-prinsip yang berupa bahan pelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau
topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan pembelajaran,
mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan, dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi yaitu,
administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan,
orang tua murid dan tokoh masyarakat namun gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan
keberhasilan kurikulum, karena dialah sebenarnya perencana, pelaksana, penilai, dan
pengembang kurikulum sesungguhnya.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad dkk. (1998). Pengembangan kurikulum. Bandung: Pustaka Setia
Hamalik, O. (1990). Pengembangan Kurikulum: Dasar-dasar dan Perkembangannya.
Bandung: Mandar Maju
Hasan, S.H. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK
Syadih, S. Nana. (1997). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung:
Rosdakarya
Suharsimi. (2004). Manajemen dan pengembangan kurikulum .(diktat). Yogjakarta : UNY
http://edhakidam.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pengembangan-kurikulum
dalam.html.diakses. pada tanggal 18 Oktober 2015.pukul 19:35 WIB
http://seulanga23.blogspot.co.id/2013/11/makalah-pengembangan-kurikulum.html.diakses
pada tanggal 18 Oktober 2015.pukul 19:50 WIB