LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
1. Cara-Cara Pendekatan Sosial
Budaya Dalam Praktik Kebidanan
Oleh :
Kelompok 10
Nama Anggota :
1. Aulia Zhahrani (P17310223091)
2. Ghaitza Zahiro Shofa
(P17310223092)
3. Shafira Rizki Amelia
(P17310223093)
4. Annisa Hanna Melati
(P17310223093)
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya
2. Cara-Cara Pendekatan Sosial Budaya
Dalam Praktik Kebidanan
01 Pendekatan Melalui
Agama
03
02
04
Pendekatan Melalui
Kesenian
Tradisional
Pendekatan Melalui
Paguyupan
Pendekatan Melalui
Pesantren
Pendekatan Melalui
Organisasi Adat
Banjar
05
3. 04
Pendekatan Melalui Agama
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani
hidup meliputi seluruh aspek kehidupan.
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-
upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :
1. Upaya pemeliharaan kesehatan. Beberapa langkah yang dapat memberikan
tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh
agama antara lain : (a) makan makanan yang bergizi, (b) menjaga kebersihan
(Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman), (c) berolah raga, (d)
pengobatan diwaktu sakit
2. Upaya pencegahan penyakit. Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih
baik dari pada pengobatan di waktu sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan
penyakit antara lain: (a) pemberian imunisasi, (b) pemberian ASI pada anak
sampai berusia 2 tahun, (c) memberikan penyuluhan kesehatan melalui kelompok
pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
3. Upaya pengobatan penyakit. Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang
diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan-Nya.”Dalam hal ini umat manusia
dinjurkan untuk berobat jika sakit.
4. 04
Dari permasalahan sosial budaya, kita dapat
memberikan solusi pendekatan melalui agama.
Melalui pendekatan agama, bidan dapat
mengadakan pengajian bersama masyarakat
yang kemudian diselingi dengan memberikan
informasi mengenai kesehatan ibu hamil dan
menyusui serta cara merawat bayi baru lahir dan
anak pra sekolah yang benar. Serta
mengklarifikasi tetang mitos yang berkembang di
masyarakat seputar kesehatan.
5. 04
Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional
Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adat
kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil dari
pengembangan kebudayaannya.
Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan
Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat
digunakan sebagai media dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat,
Seorang petugas kesehatan bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya,
misalnya:
1. Dengan Kesenian wayang kulit. Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan
kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir pertunjukan,
dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pesan-pesan
yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau pertanyaan – prtanyaan yang
diberikan oleh penonton.
2. Menciptakan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa
daerah setempat.
6. 04
Dari permasalahan sosial budaya, kita dapat
memberikan solusi pendekatan melalui kesenian
tradisional. Melalui pendekatan kesenian tradisional
bidan dapat ikut dalam kesenian tradisional, misalnya
wayang orang yang didalamnya menampilkan pesan-
pesan tentang hal yang mitos dan yang nyata agar
masyarakat tidak salah persepsi dan tidak
mempercayai hal-hal yang belum ada kebenarannya
dan memberikan penyuluhan tentang kesehatan ibu
hamil dan bayi baru lahir, agar para ibu dan
masyarakat dapat mengerti.
7. 04
Pendekatan Melalui Paguyupan
Menurut Ferdinand Tonnies, paguyuban (gemeinschaft) adalah bentuk kehidupan
bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan
bersifat alamiah serta bersifat kekal.
Salah satu contoh paguyuban yang berkaitan dengan kebidanan adalah Posyandu.
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini.
Adapun manfaat dari adanya posyandu sebagai berikut.
1. Sebagai sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau oleh
masyarakat setempat.
2. Sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi,masyarakat dalam pembentukan
kader leader dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
3. Memberikan nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia sejak dini.
4. Mendorong peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan
kesehatan.
8. 04
Dari permasalahan sosial budaya, kita dapat
memberikan solusi pendekatan melalui paguyupan.
Melalui pendekatan paguyupan bidan dapat masuk
kedalam kelompok masyarakat untuk bersosialisasi
dan mencari tahu apa masalah yang sedang dialami
masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan ibu
hamil, bayi baru lahir dan anak pra sekolah, serta
harus meluruskan mitos yang berkembang ini dengan
cara yang baik agar tidak merusak hubungan sosial
yang ada di dalamnya.
9. 04
Pendekatan Melalui Pesantren
Agar bidan dapat menjalankan peran fungsiya dengan baik maka perlu
adanya pendekatan social budaya yang dapat menjembati pelayanan pasien.
Salah satu solusi pendekatan melalui pesantren. Pondok pesantren adalah
lembaga Pendidikan Islam yang menggembangkan fungsi pedalaman agama,
kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia.
Tujuan umum pendekatan ini adalah tercapainya pengembangan dan
pemantapan kemandirian pondok pesantren dan masyarakat sekitar dalam
bidang kesehatan. Tujuan khususnya adalah tercapainya pengertian positif
pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya tentang norma hidup sehat,
meningkatkan peran serta pondok pesantren dalam meyelenggarakan upaya
kesehatan, dan terwujudnya keteladanan hidup sehat dilingkungan pondok
pesantern.
Melalui pendekatan ini bidan dapat melakukan penyuluhan di pesantren
mengenai mitos yang berkembang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak
yang tidak boleh dipercaya dan yang boleh dipercaya
10. 04
Pendekatan Melalui Organisasi Adat Banjar di
Bali
Banjar juga merupakan organisasi kemasyarakatan tradisional di Bali. Banjar
sudah ada sejak zaman dahulu dan mulanya dikenal dengan nama subak.
Pada awalnya, subak merupakan organisasi yang hanya mengatur masalah-
masalah di sawah karena masyarakat Bali saat itu sebagian besar mata
pencahariannya bertani. Subak mengatur masalah pengairan juga masalah
lain yang berkaitan dengan pertanian, seperti penanggulangan hama,
pengadaan upacara di pura subak, membantu anggota yang panen, dan
sebagainya.
Dengan berkembangnya zaman, banjar juga mulai berubah tepatnya
bertambah fungsi. Bila dulu hanya untuk kepentingan di sawah, sekarang
banjar juga mengurus masalah administrasi pemerintah.
Dalam praktik kebidanan, peranan banjar sangat penting, sebab merupakan
organisasi dengan rasa kekeluargaan sangat tinggi yang prinsip utamanya
adalah saling memberi dan menerima. Secara tidak langsung seorang bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan harus tulus, ikhlas, menganggap klien
seperti saudara sendiri dan mempunyai jiwa social yang tinggi.