SlideShare a Scribd company logo
ACARA 1 
IDENTIFIKASI IKAN 
Disusun oleh: 
Kelompok 4 
Haji Mustakin (H1K013006) 
Siti Aisah (H1K013018) 
Adi Nuryadi n (H1K013019) 
Aprilliani Dwi W (H1K013031) 
Azizah Kuswardini (H1K013033) 
Asisten : M. Azharul Rijal 
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN 
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK 
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 
PURWOKERTO 
2014
I. PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Kata “sistematika” berasal dari bahasa Latin, yaitu systema. Kata systema biasa 
digunakan sebagai suatu cara atau sistem untuk mengelompokan tumbuhan dan binatang. 
Istilah ini digunakan pertama kali oleh Carolus Linnaeus pada saat menulis bukunya 
Systema Naturae pada tahun 1773. Selain istilah sistematika, juga dikenal istilah 
“taksonomi” yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis yang berarti susunan dan nomos 
yang berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada tahun 1813 yang 
dimaksudkan sebagai teori mengklasifikasikan tumbuhan. Salah satu bagian dari ilmu 
taksonomi adalah identifikasi. 
Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu 
yang beranekaragam dan memasukannya kedalam suatu takson. Identifikasi berkaitan 
dengan ciri-ciri taksonomi yang akan menuntun suatu sampel kedalam suatu urutan kunci 
identifikasi. Dalam identifikasi, jasad yang beranekaragam di alam dikelompokan dalam 
kelompok yang mudah dikenal, kemudian ditetapkan ciri-ciri penting dan senantiasa dicari 
pembeda yang tetap antara kelompok itu, kemudian diberi nama ilmiah. Identifikasi 
penting artinya bila ditinjau dari sudut ilmiah seluruh urutan pekerjaan selanjutnya sangat 
bergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies. 
1.2. Tujuan Praktikum 
Mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu specimen ikan tertentu dan memberikan 
klasifikasinya.
II. Tinjauan Pustaka 
Bagian-bagian Tubuh Ikan 
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan 
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis 
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. 
Sebelum kita mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat 
ikan tersebut, ada baiknya kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan 
beserta ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi. Ukuran tubuh ikan. Ukuran 
standar yang dipakai Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil 
dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. 
 Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir 
(premaxillae)hingga ujung ekor. 
 Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir 
(premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti 
sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor. 
 Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) 
hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum (Jeffri, 2010). 
Rangka dan Bentuk Tubuh 
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan 
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis 
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan 
(Wahyuningsih dan barus, 2006).
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau atau menyokong 
organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang 
beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang membentuk 
sistem rangka berkaitan dengan terhadap lingkungannya secara terus menerus 
(Rahardjo.dkk, 2011). 
A. Sirip 
Sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan ada yang tidak. Sirip punggung, 
sirip ekor, dan sirip dubu disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada 
dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam macam sirip ekor dapat dibedakan 
berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu bentuk 
membulat,bentuk persegi atau tegak, bentuk sedikit cekung atau berlengkuk tunggal, 
bentuk bulan sabit, bentuk bercagak, bentuk meruncing dan bentuk lanset 
(Wahyuningsih dan barus,2006). 
B. Struktur Kulit 
Kulit terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam yang disebut dermis 
(porium). Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel 
yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Lendir berguna 
untuk mengurangi gesekan dengan air agar ikan dapat beranang lebih cepat, mencegah 
infeksi, menutup luka, sebagai lapisan semi permiable yang menghambat masuk 
keluarnya air melalui kulit (Rahardjo dkk, 2011). 
Klasifikasi Ikan 
Klasifikasi ikan dibedakan menjadi tiga kelas utama berdasarkan taksonominya, 
yaitu:
A. Kelas agantha 
Meliputi ikan primitif seperti lamprey, berumur 550 juta tahun yang lalu dan 
sekarang tinggal 50 spesies. Karakteristik ikan ini tidak memiliki sirip-sirip yang 
berpasangan tetapi memiliki satu dua sirip punggung dan satu sirip ekor. 
B. Kelas chondroichthyes 
Memiliki karakteristik adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik , termasuk 
kelas primitif umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 300 spesies. Misalnya 
ikan pari dan ikan hiu. 
C. Kelas osteichthtyes 
Meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati, merupakan ikan 
kelompok terbesar jumlahnya dari seluruh ikan yaitu melebihi 20.000 spesies dan 
ditemukan pada 300 juta tahun lalu( Barus dan Hesti, 2006). 
1. Klasifikasi Ikan Mas 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
kelas : Pisces 
Ordo : Ostariophysi 
Famili : Cyprinidae 
Genus : Cyprinus 
Spesies : Cyprinus carpio 
Secara umum, karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang 
dan sedikit memipih ke samping (compressed ). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi 
oleh sisik. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) 
sebanyak tiga baris berbentuk geraham (Pribadi, 2002). Sirip punggung ikan mas
memanjang dan bagian permukaannya terletak berseberangan dengan permukaan sirip 
perut (ventral). Sirip punggungnya (dorsal) berjari- jari keras, sedangkan di bagian akhir 
bergerigi.Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang simetris. Sisik ikan mas relatif besar 
dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan (Pribadi, 2002). 
2. Klasifikasi ikan patin (Pangasius pangasius) menurut Saanin (1984) diacu dalam 
Subagja 2009 adalah sebagai berikut : 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Ordo : Ostariophyri 
Famili : Pangasidae 
Genus : Pangasius 
Spesies : Pangasius sp. 
Ikan patin (Pangasius sp) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan 
panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan 
patinrelatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri 
khas golongan catfish).Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang 
berfungsi sebagai peraba (Anonim 2006 diacu dalam Subagja 2009). 
Morfologi ikan patin (Pangasius sp) mempunyai badan memanjang dan pipih, 
posisi mulut sub terminal dengan 4 buah sungut.Sirip punggung berduri dan bersirip 
tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor.Bentuk 
sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dan garis hitam di 
tengah.Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm (Subagja 2009).
Ikan patin sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air.Artinya, ikan ini 
dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang agak asam (pH 5) 
sampai perairan yang basa (pH 9) (Subagja 2009). Kandungan oksigen terlarut yang 
dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah berkisar antara 3-6 ppm, sementara 
karbondioksida yang bias ditolerir berkisar antara 9-20 ppm, dengan alkalinitas antara 80- 
250 (Subagja 2009). Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28- 
30°C (Khairuman dan Suhenda 2002 diacu dalam Subagja 2009). 
3. Klasifikasi ikan nilem, Menurut Rukmana (1997), bahwa sistematika atau 
klasifikasi ikan nila yaitu 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Ordo : Ostariophysi 
Family : Cyprinidae 
Genus : Osteochilus 
Spesies : Osteochilus haselti 
Pada badan dan sirip ekor (Candal fin) ditemukan garis-garis lurus (vertical) 
sedangkan garis-garis berbentuk memanjang ditemukan pada sirip punggung (Dorsal fin) 
dan sirip dubur (Anal fin Santoso, 1996). Perbandingan tubuh antara panjang dan tinggi 
ikan nilem 3 : 1, mata ikan nilem berbentuk bulat, menonjol dan bagian tepi berwarna 
putih. 
4. Ikan lele Menurut Sanin (1984) dan Simanjuntak (1989) dalam Rustidja (1997) 
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Ordo : Ostariophysi 
Family : Clariidae 
Genus : Clariias 
Spesies : Clarias batrachus 
Menurut Najiyati (1992), dalam Rustidja (1997) bentuk luar ikan lele dumbo 
yaitu memanjang, bentuk kepala pipih dan tidak bersisik. Mempunyai sungut yang 
memenjang yang terletak di seitar kepala sebagai alat peraba ikan. Mempunyai alat 
olfactory yang terletak berdekatan dengan sungut hidung . Penglihatannya kurang 
berfungsi dengan baik. Ikan lele dumbo mempuyai 5 sirip yaitu sirip ekor, sirip punggung, 
sirip dada, dan sirip dubur. Pada sirip dada jari-jarinya mengeras yang berfungsi sebagai 
patil, tetapi pada lele dumbo lemah dan tidak beracun. Insang berukuran kecil, sehingga 
kesulitan jika bernafas. Selain brnafas dengan insang juga mempunyai alat pernafasan 
tambahan (arborencent) yang terletak padainsang bagian atas.Sebagaimna halnya ikan dari 
jenis lele, lele dumbo memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, dan tidak bersisik. Jika 
terkena sinar matahari, warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik hitam 
putih. Mulut lele dumbo relatif lebar, yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya. Tanda 
spesifik lainnya dari lele dumbo adalah adanya kumis di sekitar mulut sebanyak 8 buah 
yang berfungsi sebagai alat peraba. Saat berfungsi sebagai alat peraba saat bargerak atau 
mencari makan (Khairuman, 2005). 
5. Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus sp) 
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata 
Class : Pisces 
Ordo : Percomorphi 
Family : Scombridae 
Genus : Euthynus 
Spesies : Euthynnus sp. 
Bentuk tubuh ikan tongkol seperti betuto dengan kulit yang licin .Sirip dada 
melengkung ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil.Ikan tongkol merupakan 
perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, 
dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip 
ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut sehingga dapat memperkecil daya 
gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat dan dibelakang sirip punggung 
dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet (Cholik 
2000). Ikan tongkol dapat mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan berat 1.720 gr pada 
umur 5 tahun. Panjang pertama kali matang gonad ialah 29-30cm. Ikan tongkol memiliki 
10– 12 jari-jari sirip punggung,10– 13 jari-jari halus sirip punggung,10– 14 jari-jari halus 
sirip dubur dengan warna punggung kebiru-biruan.Sebuah pola 15 garis-garis halus miring 
hampir horisontal,garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi (linea 
lateralis) bagian bawah agak putih (cerah), dada dan sirip perut ungu sisi bagian dalam 
mereka hitam badan kuat memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut dalam 
rangkaian tunggal.Sirip dada pendek tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior 
dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic) antara 
sirip perut tubuh telanjang kecuali untuk corselet yang dikembangkan dengan baik dan 
sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas di bawah asal-sirip punggung
kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel 
(Cholik 2000). 
6. Menurut Saanin (1984), ikan Kembung mempunyai klasifikasi sebagai berikut: 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Ordo : Percomorphi 
Famili : Scombridae 
Genus : Restrellinger sp 
Spesies : Restrellinger sp. 
Kembung merupakan ikan yang memiliki nilai komersil yang tinggi baik di bidang 
berikanan tangkap dan rekreasi, namun permasalahan saat ini adalah eksploitasi yang tak 
terkendali (Newman dkk 1996;. Kaunda-Arara dan Ntiba 1997; Marriott dan Mapstone 
2006;. Amezcua et al 2006). Karena nilai perikanan yang tinggi, ada kekhawatiran tentang 
laju ekpoitasi yang meningkat sehingga mengancam tingakt keberlangsungan populasi ikan 
lutjanid. Perilaku agregatif dan distribusi terumbu karang berbasis membuat lutjanidae 
sangat rentan terhadap eksploitasi (Baskoro et al, 2004). 
7. Klasifikasi Ikan kurisin 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Ordo : Malacopterygii 
Family : Notopterydae 
Genus : Nemiterus
Spesies : Nemiterus nematophorus 
Warna sangat bervariasi, seperti kemerah-merahan, kecoklat coklatan, merah 
kekuningan ataupun kehijau-hiajuan.Sirip ekor bagian atas memanjang membentuk flagel 
sedangkan pada sirip ekor bagian bawahnya tidak. Warna pada bagian atas kepala 
kecoklatan, satu sampai tiga garis kuning membujur diatas garis rusuk, 7 sampai 9 pada 
bagian bawah garis rusuk dan sebuah pita kuning sepanjang perut. Terdapat totol orange 
atau merah terang dekat pangkal garis rusuk (linea lateral).Sirip dorsal berwarna merah, 
dengan garis tepi berwarna kuning atau orange dengan satu pita kuning yang luas 
sepanjang dasar sirip dorsal.(Sulistiawati, 2011). 
8. Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos) 
Kingdom : Animalia 
Phylum : Chordata 
Class : Pisces 
Ordo : Malacopterygii 
Family : Chanidae 
Genus : Chanos 
Spesies : Chanos chanos 
Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau.Ikan bandeng ini 
mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor 
bercabang dan sisiknya halus.Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian 
bawah dan agak gelap pada punggungnya (Mudjiman, 1998). Ciri umum ikan bandeng 
adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid), 
pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna hitam
kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada 
dan sirip perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap 
keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan 
dewasa (Hadie, 2000). 
Habitat Ikan 
Habitat ikan dibagi atas tiga tempat yaitu, di air tawar, di air laut dan di air 
payau.Habitat air tawar dibagi atas dua yakni, habitat air tergenang dan habitat air 
mengalir. Habitat air laut dibagi atas tiga lapisan zona yakni, zona epipelagik pada 
permukaan laut sampai kedalaman 100 meter, zona eufotik pada kedalaman 100 meter 
yang masih terjadi fotosintesis, zona mesopelagik pada kedalaman 100 m sampai 2000 m 
dan zona batial pelagik pada kedalaman 2000 sampai 4000 m. sedangkan pada habitat 
payau adalah badan – badan air dimana air tawar dari air sungai bercampur dengan air asin 
dari laut (Fatkhomi, 2009). 
1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) 
Menurut Asmawi (1986), ikan Mas adalah salah satu jenis ikan peliharaan yang 
penting sejak dahulu hingga sekarang. Daerah yang sesuai untuk mengusahakan 
pemeliharaan ikan ini yaitu daerah yang berada antara 150 – 600 meter di atas permukaan 
laut, pH perairan berkisar antara 7-8 dan suhu optimum 20-25 oC. Ikan Mas hidup di 
tempat-tempat yang dangkal dengan arus air yang tidak deras, baik di sungai danau 
maupun di genangan air lainnya (Jeffri, 2010). 
2. Ikan patin ( Pangasius sp ) 
Habitat ikan patin adalah di tepi sungai – sungai besar dan di muara – muara 
sungai serta danau.Dilihat dari bentuk mulut ikan patin yang letaknya sedikit agak ke 
bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan.Ikan patin sangat 
terkenal dan digemari olehmasyarakat karena daging ikan patin sangat gurih dan lezat
untuk dikonsumsi (Susanto Heru dan Khairul Amri, 1996). Patin dikenal sebagai hewan 
yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan 
ini suka bersembunyi di liang – liang tepi sungai. Benih patin di alam biasanya 
bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung 
dari udara pada menjelang fajar.Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang 
dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu bertahan 
pada lingkungan perairan yang jelek.Walaupun patin dikenal ikan yang mampu hidup pada 
lingkungan perairan yang jelek, namun ikan ini lebih menyukai perairan dengan kondisi 
perairan baik (Kordi, 2005). 
3. Ikan Nilem ( Osteochilus haselti ) 
Ikan Nilem banyak hidup di dareah sungai dan danau.Ikan nila sangat cocok 
dengan dipelihara pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan nila merupakan 
ikan tropis yang hidup pada perairan hangat yang berasal dari benua Afrika dan memiliki 
sifat cepat tumbuh dan berkembang biak pada umur masih muda, sekitar 3.6 bulan. Ikan 
nila akan mampu bertahan hidup pada air dengan salinitas 50 g/l dan tumbuh baik pada air 
dengan salinitas 18ppt. sedangkan ikan nila dengan jenis Tilapia Aurea dan Tilapia 
Nilotica akan berkembang biak dan tumbuh baik pada salinitas perairan berkisar 10-20 g/l 
(Boya, 1990). 
4. Ikan Lele (Clariias batrachus) 
Lele mudah beradaptasi dengan lingkungan yang tergenang air. Bila sudah 
dewasa, lele dapat beradaptasi pula pada lingkungan perairan yang mengalir. Parameter 
kualitas air yang disukai oleh leleadalah brsuhu sedang (22–25 0C), keasaman (pH) normal 
(6,5-7,5) kandungan oksigen cukup (<3> ) Menurut Najiyati (1992), lele termasuk ikan air 
tawar yang menyukai genangan air yang tidak tenang. Di sungai-sungai, ikan ini lebih 
banyak dijumpai di tempat-tempat yang aliran airnya tidak terlalu deras. Kondisi yang
ideal bagi hidup lele adalah air yang mempunyai pH 6,5-9 dan bersuhu 24–26 0C. 
Kandungan O2 yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung 
dalam jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan O2 secara tiba-tiba, dapat 
menyebabkan kematiannya. 
5. Ikan Tongkol (Euthynnus sp) 
Ikan tongkol ditemukan pada kedalaman lebih dari 100 m. Ikan ini terdapat pada 
lingkungan mencakup 100-330 m. Habitatnya di daerah karang dan area dasar berbatu-batu 
dengan kedalaman minimal 100 m. Ikan ini ditemukan pada kedalaman 90-360 m. Ikan 
tongkol terdapat pada kedalaman lebih dari 100 m (antara 100-600 m). Distribusi ikan 
tongkol meliputi bagian utara sampai selatan Jepang, secara luas ditemukan di Indo- 
Pasifik.Ikan ini penyebarannya selain di Indo-Pasifik juga terdapat di timur 
Afrika.Kepulauan hawai, utara Ryukyu. Kepulauan Ogasawara, Australia Selatan dan 
Atlantik Tenggara: Port Alfred, Afrika Selatan. 
6. Ikan Kembung (Restrellinger sp) 
Ikan kembung termasuk salah satu jenis ikan yang hidup dan banyak dijumpai di 
perairan pantai, perairan karang, dan muara-muara sungai di seluruh di dunia terutama 
pada daerah subtropics sehingga disebut juga sebagai ikan demersal (Manickchand, et al, 
1996, McPherson, 1992). Michelle R. Heupel, et al, (2010) menemukan pada tujuh jenis 
terumbu karang dapat dimanfaatkan oleh Restrellinger sp, dibandingkan dengan tingkat 
variasi intrafamili pada sejarah hidup untuk beberapa spesies yang siap panen. Di Hawai 
ikan kembung yang di introduksi pada tahun 1950an-1960an pada perairan dangkal dapat 
hidup dan berkembang, dari tiga jenis kembung yang di introduksi dapat berkembang 
dengan baik hingga saat ini (Randall, 1987). Daerah penyebaran kembung hampir di 
seluruh Perairan Laut Jawa, mulai dari Perairan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa, Selat 
Sunda, Selatan Jawa, Timur dan Barat Kalimantan, Perairan Sulawesi, Kepulauan Riau.
Kelompok ikan dari famili Restrellinger pada umumnya menempati wilayah perairan 
dengan substrat sedikit berkarang dan banyak tertangkap pada ke dalaman antara 40-70 m 
terutama untuk yang berukuran besar, ikan muda yang masih berukuran kecil biasa 
menempati daerah hutan bakau yang dangkal atau daerah-daerah yang banyak ditumbuhi 
oleh rumput laut (Widodo et al., 1991 dalam Herianti dan Djamal, 1993). 
7. Ikan Kurisi (Nemiterus nematophorus) 
Ikan kurisi termasuk dalam jenis ikan demersal. Hal ini dicirikan dengan bentuk 
mulut yang letaknya agak ke bawah dan adanya sungut yang terletak di dagunya yang 
digunakan untuk meraba dalam usaha pencarian makanan, badan langsing dan padat 
(compressiform ). Tipe mulut terminal dengan bentuk gigi kecil membujur dan gigi taring 
pada rahang atas (kadang-kadang ada juga pada rahang bawah).Bagian depan kepala tidak 
bersisik. Sisik dimulai dari pinggiran depan mata dan keping tutup insang. Sisik dibagian 
badan lebih besar dan berbentuk seperti sisir dan kasar bila disentuh.Sebuah garis rusuk 
(linea lateral) dengan satu sisik atau lebih.(Sulistiawati, 2011). 
8. Ikan Bandeng (Chanos chanos) 
Bandeng banyak dikenal orang sebagai ikan air tawar.Habitat asli ikan bandeng 
sebenarnya di laut, tetapi ikan ini dapat hidup di air tawar maupun air payau.Ikan bandeng 
hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik, mereka 
cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral.Ikan yang muda 
dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, 
daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah 
dewasa dan bisa berkembang biak (Anonim, 2009).
III. Materi dan Metode 
3.1 Alat dan Bahan 
Alat yang digunakan pada praktikum identifikasi ikan yaitu alat bedah, baki parafin, 
jarum penusuk, kunci identifikasi, kamera dan pensil. 
Bahan yang digunakan yaitu, ikan bandeng, ikan lele, ikan tongkol, ikan kurisi, ikan 
patin, ikan mas, ikan kakap merah, dan ikan nilem. 
3.2 Cara Kerja 
ikan diletakan 
pada baki 
parafin 
sirip dan ekor 
diregangkan dan 
ditusuk dengan 
jarum pentul 
ikan di amati dan di 
identifikasi menurut 
buku identifikasi 
hasil identifikasi yang 
diketahui dicatat
IV. Hasil dan Pembahasan 
4.1. Hasil Praktikum 
No Gambar Klasifikasi 
1 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Subkelas : Teleostei 
Ordo : Malacopterygii 
Family : Chanidae 
Genus : Chanos 
Spesies : Chanos chanos 
Nama local : Ikan Bandeng 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Subkelas : Teleostei 
Ordo : Percomorphi 
Famili : Scombridae 
Genus : Restrellinger sp 
Spesies : Restrellinger sp. 
Nama local: Ikan Kembung 
3 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Subkelas : Teleostei 
Ordo : Malacopterygii 
Family : Notopterydae 
Genus : Nemipterus 
Spesies : 
Nemipterus nematophorus 
Nama local : Ikan Kurisin
4 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Subkelas : Teleostei 
Ordo : Ostariophysi 
Family : Clariidae 
Genus : Clarias 
Spesies : Clarias 
batrachus 
Nama local: Ikan Lele 
5 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Subkelas : Teleostei 
Ordo : Ostariophysi 
Famili : Cyprinidae 
Genus : Cyprinus 
Spesies : Cyprinus carpio 
Nama local : Ikan Mas 
6 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Pisces 
Subkelas : Teleostei 
Ordo : Ostariophysi 
Family : Cyprinidae 
Genus : Osteochilus 
Spesies : 
Osteochilus haselti 
Nama local : Ikan Nilem 
7 
Kingdom : Animalia 
Filum : Chordata 
kelas : Pisces 
Subkelas : Teleostei 
Ordo : Ostariophysi 
Famili : Pangasidae 
Genus : Pangasius 
Spesies : Pangasius sp. 
Nama lokal : Ikan patin
8 
Kingdom : Animalia 
Phylum : Chordata 
Class : Pisces 
Subkelas : Teleostei 
Ordo : Percomorphi 
Family : Scombridae 
Genus : Euthynus 
Spesies : Euthynus sp. 
Nama local : Ikan Tongkol 
4.2. Pembahasan 
Secara garis besar ikan memiliki rangka yang terdiri dari tulang benar; tertutup 
insang dan berasal dari subclass Teleostei.Berdasarkan hasil identifikasi dapat diketahui 
bahwa ikan Bandeng memiliki nama ilmiah Chanos chanos. Berdasarkan buku identifikasi 
pada saat praktikum dapat diketahui bahwa ikan bandeng bersisik, tidak bersungut, tidak 
memiliki jari-jari keras pada sirip punggung, hal ini dapat diartikan bahwa ikan ini berasal 
dari ordo Malacopterygii.Memiliki sirip dubur yang jauh dibelakang sirip punggung, ikan 
ini berasal dari family Chanidae.Hasil terakhir dari identifikasi ikan bandeng ini adalah 
sirip ekor panjang dan beragak kemudian keeping sebelah atas lebih panjang yang 
mengartikan bahwa ikan ini dari genus Chanos. Selanjutnya ikan Kembung memiliki nama 
ilmiah Restrellinger sp. Nama ilmiah ini bisa didapatkan setelah melalui beberapa tahap 
identifikasi diantaranya sirip punggung dan dubur tidak panjang, ikan ini berasal dari ordo 
Percomorphy. Berdasarkan bentuknya ikan ini berbentuk suatu V:15 yang berjari-jari 
lemah, sirip ekor bercabang pada pangkalnya, dan terdapat sirip kecil dibelakang sirip 
punggung serta terdapat sirip dubur, ikan ini berasal dari family Scombridae. Pada bagian 
depan tulang mata banyak dan langit-langit tidak bergigi, sirip dubur tidak berjari-jari, 
yang dapat dikatakan bahwa ikan ini berasal dari genus Restrellinger. Jenis ikan ketiga 
yang teridentifikasi pada praktikum kali ini adalah ikan kurisi dengan nama ilmiah
Nemipterus nematophorus. Ikan ini bersisik, tidak bersungut, tidak berjari-jari keras pada 
sirip punggung, ikan ini berasal dari ordo Malacopterygii.Pada bagian kepala, ikan ini 
bersisik, perut tipis dan bergigi kembar yang dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari 
family Notopterydae.Rahang tulang mata banyak dan langit tidak bergigi, ikan ini 
termasuk genus Notopterus. Ikan ke empat yang dapat teridentifikasi adalah ikan Lele 
dengan nama ilmiah Clariias batrachus. Ikan ini tidak bersisik, disekitar mulut terdapat 
sungut, terdapat satu jari-jari yang mengeras pada sirip punggung, ikan ini berasal dari 
ordo Ostariophysi.Sirip punggung berjari-jari banyak, memiliki sungut 4 pasang yang 
dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari family Clariidae.Tidak bersirip lemak, sirip 
punggung hampir bersambungan dengan sirip ekor, ini merupakan ciri dari genus Clariias. 
Jenis ikan ke lima pada praktikum identifikasi ikan ini adalah ikan Mas dengan nama 
ilmiah Cyprinus carpio. Penamaan ilmiah tersebut berasal dari beberapa tahapan identifikasi 
diantaranya adalah ikan ini memiliki sungut di sekeliling mulutnya, terdapat empat jari-jari 
yang mengeras pada bagian punggung, ikan ini dapat dikatakan bahwa berasal dari 
ordo Ostariophysi. Duri tunggal atau berbelah melingkar ada di muka atau di bawah mata, 
pinggir rongga mulut bebas, posisi mulut agak kebawah dan tidak pernah lebih dari sama 
dengan 4 helai sungut, ikan ini berasal dari family Cyprinidae. Memiliki empat sungut, 3 
garis gigi dan kerongkongan yang terbentuk geraham, ikan ini berasal dari genus 
Cyprinus.Ikan nilem adalah jenis ikan ketujuh yang teridentifikasi pada praktikum 
identifikasi ikan. Ikan ini memiliki nama ilmiah Osteochilus haselti. Ciri identifikasi yang 
didapatkan adalah bersisik, terdapat sungut disekitar mulut, empat jari-jari yang mengeras 
pada sirip punggung.Hasil ini menyatakan bahwa ikan ini berasal dari ordo Ostariophysi. 
Duri tunggal atau berbelah melingkari ada di muka atau di bawah, pinggir rongga mata 
bebas, posisi mata agak kebawah dan tidak pernah terdapat 4 helai sungut, ikan ini berasal 
dari family Cyprinidae. Pada sirip punggung dengan 10-18 jari-jari lemah bercabang
adalah ciri genus Osteochilus.Ikan ketujuh yang teridentifikasi adalah ikan patin yang 
memiliki nama ilmiah Pangasius sp. Ikan ini tidak bersisik, memiliki sungut disekitar 
mulutnya dan memiliki satu jari-jari yang mengeras pada bagian punggung yang 
menandakan bahwa ikan ini berasal dari ordo Ostariophysi. Lubang sungut pada ikan ini 
sangat kecil, berpinggiran mata yang bebas dan sirip punggung kecil serta di hidungnya 
memiliki sungut, ikan ini berasal dari family Pangasidae. Posisi lubang hidung dekat ke 
yang depan dan diatas garis antara lubang hidung di depan mata. Mata sebagian dibawah 
garis yang melewati sudut mulut yang dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari genus 
Pangasius.Ikan terakhir yang teridentifikasi adalah ikan Tongkol dengan nama ilmiah 
Euthynnus sp. Ciri-ciri nya adalah sirip punggung dan dubur tidak panjang yang 
merupakan identitas dari ordo Percomorphy. Badan memiliki bentuk V:15 jari-jari lemah, 
sirip ekor bercabang pada pangkalnya, sirip kecil dibelakang sirip punggung dan terdapat 
sirip dubur, ikan ini berasal dari family Scombridae. Badan tidak bersisik, kecuali lapisan 
daerah sirip dada, merupakan ciri dari genus Euthynnus
IV. PENUTUP 
5.1. Kesimpulan 
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai identifikasi dapat diambil 
kesimpulan: 
1. Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui mengenai identifikasi 
spesies ikan yang di praktikan sebagai berikut. Secara umum semua ikan berasal 
dari Kingdom Animalia, Filum Chordata dan Kelas pisces. Namun jika dilihat lebih 
mengkerucut pada praktikum ini dapat diketahui bahwa, Ikan Patin merupakan 
jenis ikan dari ordo Ostariophyri , family Pangasidae dan genus Pangasius. Ikan 
Patin secara identifikasi memiliki nama ilmiah Pangasiussp. Ikan Lele, ikan Mas, 
dan ikan Nilem berasal dari ordo yang sama, yakni berasal dari ordo Ostariophysi. 
Ketiga spesies ini memiliki nama ilmiah, yakni ikan Lele ( Clariias batrachus ), 
ikan Mas (Cyprinus carpio) dan ikan Nilem (Osteochilus haselti). Ikan Tongkol 
dan ikan Kembung berasal dari ordo dan family yang sama yakni, ordo 
Percimorphy dan family Scombridae. Ikan Tongkol memiliki nama ilmiah 
(Euthynus sp) dan ikan Kembung memiliki nama ilmiah (Restrellinger sp). Ikan 
Bandeng dengan ikan Kurisi berasal dari ordo yang sama yakni ordo 
Malacopterygi. Ikan Bandeng memiliki nama ilmiah (Chanos chanos) dan ikan 
Kurisi memiliki nama ilmiah (Nemiterus nematophorus). 
5.2. Saran 
Alat – alat praktikum diperlengkap. Fasilitas di laboratorium diperlengkap.
DAFTAR PUSTAKA 
Barus T.A dan Hesti wahyiningsih. 2006. Ikhtiologi. Usu-press, Medan 
Boya, 1990.Anatomi.Yogyakarta : Kanisius 
Fatkhomi. 2009.ekologi ikan. http://www.habitat-ikan09.pdf [30 september 2012]. 
Jeffri. 2010. Morfologi Ikan, Universitas Sriwijaya, Palembang. 
Khairuman dan Suhenda D. 2002.Budidaya Ikan Patin Secara Intensif. Agromedia 
Pustaka. Jakarta. 89 hal. 
Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta. 
Saanin 1984, Subagja Y. 2009. Fortifikasi ikan patin (Pangasius sp) [skripsi].Fakultas 
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 
Rahardjo.M.F dkk, 2011. Ikhtiology, Lubuk Agung, Jakarta. 
Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. 
Institut Pertanian Bogor, Bogor. 
Rukmana R.1997.Ikan Nila.Budidaya dan Prospek Agribisnis.Kanisius. Yogyakarta 
Rustidja. 2004. Pembenihan Ikan-Ikan Tropis. Fakultas Perikanan Universitas 
Brawijaya. Malang. 
Santoso. 1996. Budidaya Ikan Nila. Kanisius. Jakarta. 
Sari, Citra. 2006. Kebiasaan Makan Ikan Lidah Di Perairan Ujung Pangkah Jawa 
Timur.repositoryipb.ac.id [30 September 2012]. 
Wahyuningsih.H dan Barus. 2006. Ikhtiologi. Departemen Biologi FMIPA USU, 
Medan. 
.

More Related Content

What's hot

Bab 8. Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibi
Bab 8.  Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibiBab 8.  Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibi
Bab 8. Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibi
Nana Citra
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
debora sumarti
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
Yosie Andre Victora
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonandipurbaya
 
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGYCoelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Jacqueline Celine
 
Mikroalga
MikroalgaMikroalga
Mikroalga
Heri Abrianto
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
Nana Citra
 
Makalah sisik dan sirip ikan
Makalah sisik dan sirip ikanMakalah sisik dan sirip ikan
Makalah sisik dan sirip ikan
Septian Muna Barakati
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
RiaAnggun
 
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 ChondrichtyesLaporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Selly Noviyanty Yunus
 
iktiologi
iktiologiiktiologi
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
dewisetiyana52
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
yusri humaira
 
PISCES PPT
PISCES PPTPISCES PPT
PISCES PPT
Gita Paramitha
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
Stella Mustika Puteri
 
sistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang lautsistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang laut
krisnasuryanti
 

What's hot (20)

Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Bab 8. Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibi
Bab 8.  Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibiBab 8.  Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibi
Bab 8. Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibi
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nekton
 
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGYCoelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGY
 
Mikroalga
MikroalgaMikroalga
Mikroalga
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
 
Makalah sisik dan sirip ikan
Makalah sisik dan sirip ikanMakalah sisik dan sirip ikan
Makalah sisik dan sirip ikan
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
 
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 ChondrichtyesLaporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
 
iktiologi
iktiologiiktiologi
iktiologi
 
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan IkanBiologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 
PISCES PPT
PISCES PPTPISCES PPT
PISCES PPT
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
sistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang lautsistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang laut
 

Similar to Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan

Acara 2 morfologi ikan
Acara 2 morfologi ikanAcara 2 morfologi ikan
Acara 2 morfologi ikan
Azizah Kuswardini
 
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan leleLaporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
Monika Sari
 
Morfologi ikan
Morfologi ikanMorfologi ikan
Morfologi ikan
Siti Mahmudah
 
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-IchtyologyIkan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Sri Wulan Hidayati
 
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Septian Muna Barakati
 
Kelas chondrichthyes
Kelas chondrichthyesKelas chondrichthyes
Kelas chondrichthyes
marwah mukhlis
 
Bahan ajar Vertebrata
Bahan ajar VertebrataBahan ajar Vertebrata
Bahan ajar Vertebrata
Era Tarigan
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
ita_yunica
 
Biologi Presentation
Biologi PresentationBiologi Presentation
Biologi Presentation
ADHP
 
Biologi
BiologiBiologi
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataWarnet Raha
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataSeptian Muna Barakati
 
Filum echinodermatafg
Filum echinodermatafgFilum echinodermatafg
Filum echinodermatafg
Andy Zyuhendi
 
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 OsteichtyesLaporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
Selly Noviyanty Yunus
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
Septian Muna Barakati
 
Pisces and Amphibian
Pisces and AmphibianPisces and Amphibian
Pisces and Amphibian
Adam Hars
 
Pisces & Amphibian Presentation
Pisces & Amphibian PresentationPisces & Amphibian Presentation
Pisces & Amphibian Presentation
Adam Hars
 

Similar to Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan (20)

Acara 2 morfologi ikan
Acara 2 morfologi ikanAcara 2 morfologi ikan
Acara 2 morfologi ikan
 
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan leleLaporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
 
Morfologi ikan
Morfologi ikanMorfologi ikan
Morfologi ikan
 
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-IchtyologyIkan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
 
Amphibia, reptilia & pisces
Amphibia, reptilia & piscesAmphibia, reptilia & pisces
Amphibia, reptilia & pisces
 
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
 
Presentation_1368605276197
Presentation_1368605276197Presentation_1368605276197
Presentation_1368605276197
 
Kelas chondrichthyes
Kelas chondrichthyesKelas chondrichthyes
Kelas chondrichthyes
 
Bahan ajar Vertebrata
Bahan ajar VertebrataBahan ajar Vertebrata
Bahan ajar Vertebrata
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
 
Biologi Presentation
Biologi PresentationBiologi Presentation
Biologi Presentation
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
 
Filum echinodermatafg
Filum echinodermatafgFilum echinodermatafg
Filum echinodermatafg
 
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 OsteichtyesLaporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
 
Pisces and Amphibian
Pisces and AmphibianPisces and Amphibian
Pisces and Amphibian
 
Pisces & Amphibian Presentation
Pisces & Amphibian PresentationPisces & Amphibian Presentation
Pisces & Amphibian Presentation
 

Recently uploaded

Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 

Recently uploaded (8)

Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 

Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan

  • 1. ACARA 1 IDENTIFIKASI IKAN Disusun oleh: Kelompok 4 Haji Mustakin (H1K013006) Siti Aisah (H1K013018) Adi Nuryadi n (H1K013019) Aprilliani Dwi W (H1K013031) Azizah Kuswardini (H1K013033) Asisten : M. Azharul Rijal JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2014
  • 2. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata “sistematika” berasal dari bahasa Latin, yaitu systema. Kata systema biasa digunakan sebagai suatu cara atau sistem untuk mengelompokan tumbuhan dan binatang. Istilah ini digunakan pertama kali oleh Carolus Linnaeus pada saat menulis bukunya Systema Naturae pada tahun 1773. Selain istilah sistematika, juga dikenal istilah “taksonomi” yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis yang berarti susunan dan nomos yang berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada tahun 1813 yang dimaksudkan sebagai teori mengklasifikasikan tumbuhan. Salah satu bagian dari ilmu taksonomi adalah identifikasi. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang beranekaragam dan memasukannya kedalam suatu takson. Identifikasi berkaitan dengan ciri-ciri taksonomi yang akan menuntun suatu sampel kedalam suatu urutan kunci identifikasi. Dalam identifikasi, jasad yang beranekaragam di alam dikelompokan dalam kelompok yang mudah dikenal, kemudian ditetapkan ciri-ciri penting dan senantiasa dicari pembeda yang tetap antara kelompok itu, kemudian diberi nama ilmiah. Identifikasi penting artinya bila ditinjau dari sudut ilmiah seluruh urutan pekerjaan selanjutnya sangat bergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies. 1.2. Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu specimen ikan tertentu dan memberikan klasifikasinya.
  • 3. II. Tinjauan Pustaka Bagian-bagian Tubuh Ikan Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Sebelum kita mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat ikan tersebut, ada baiknya kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi. Ukuran tubuh ikan. Ukuran standar yang dipakai Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan.  Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)hingga ujung ekor.  Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor.  Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum (Jeffri, 2010). Rangka dan Bentuk Tubuh Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan (Wahyuningsih dan barus, 2006).
  • 4. Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau atau menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan terhadap lingkungannya secara terus menerus (Rahardjo.dkk, 2011). A. Sirip Sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubu disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu bentuk membulat,bentuk persegi atau tegak, bentuk sedikit cekung atau berlengkuk tunggal, bentuk bulan sabit, bentuk bercagak, bentuk meruncing dan bentuk lanset (Wahyuningsih dan barus,2006). B. Struktur Kulit Kulit terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam yang disebut dermis (porium). Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air agar ikan dapat beranang lebih cepat, mencegah infeksi, menutup luka, sebagai lapisan semi permiable yang menghambat masuk keluarnya air melalui kulit (Rahardjo dkk, 2011). Klasifikasi Ikan Klasifikasi ikan dibedakan menjadi tiga kelas utama berdasarkan taksonominya, yaitu:
  • 5. A. Kelas agantha Meliputi ikan primitif seperti lamprey, berumur 550 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 50 spesies. Karakteristik ikan ini tidak memiliki sirip-sirip yang berpasangan tetapi memiliki satu dua sirip punggung dan satu sirip ekor. B. Kelas chondroichthyes Memiliki karakteristik adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik , termasuk kelas primitif umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 300 spesies. Misalnya ikan pari dan ikan hiu. C. Kelas osteichthtyes Meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati, merupakan ikan kelompok terbesar jumlahnya dari seluruh ikan yaitu melebihi 20.000 spesies dan ditemukan pada 300 juta tahun lalu( Barus dan Hesti, 2006). 1. Klasifikasi Ikan Mas Kingdom : Animalia Filum : Chordata kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus Spesies : Cyprinus carpio Secara umum, karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke samping (compressed ). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak tiga baris berbentuk geraham (Pribadi, 2002). Sirip punggung ikan mas
  • 6. memanjang dan bagian permukaannya terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip punggungnya (dorsal) berjari- jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi.Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang simetris. Sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan (Pribadi, 2002). 2. Klasifikasi ikan patin (Pangasius pangasius) menurut Saanin (1984) diacu dalam Subagja 2009 adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophyri Famili : Pangasidae Genus : Pangasius Spesies : Pangasius sp. Ikan patin (Pangasius sp) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patinrelatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish).Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba (Anonim 2006 diacu dalam Subagja 2009). Morfologi ikan patin (Pangasius sp) mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal dengan 4 buah sungut.Sirip punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor.Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dan garis hitam di tengah.Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm (Subagja 2009).
  • 7. Ikan patin sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air.Artinya, ikan ini dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang agak asam (pH 5) sampai perairan yang basa (pH 9) (Subagja 2009). Kandungan oksigen terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah berkisar antara 3-6 ppm, sementara karbondioksida yang bias ditolerir berkisar antara 9-20 ppm, dengan alkalinitas antara 80- 250 (Subagja 2009). Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28- 30°C (Khairuman dan Suhenda 2002 diacu dalam Subagja 2009). 3. Klasifikasi ikan nilem, Menurut Rukmana (1997), bahwa sistematika atau klasifikasi ikan nila yaitu Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Family : Cyprinidae Genus : Osteochilus Spesies : Osteochilus haselti Pada badan dan sirip ekor (Candal fin) ditemukan garis-garis lurus (vertical) sedangkan garis-garis berbentuk memanjang ditemukan pada sirip punggung (Dorsal fin) dan sirip dubur (Anal fin Santoso, 1996). Perbandingan tubuh antara panjang dan tinggi ikan nilem 3 : 1, mata ikan nilem berbentuk bulat, menonjol dan bagian tepi berwarna putih. 4. Ikan lele Menurut Sanin (1984) dan Simanjuntak (1989) dalam Rustidja (1997) adalah sebagai berikut:
  • 8. Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Family : Clariidae Genus : Clariias Spesies : Clarias batrachus Menurut Najiyati (1992), dalam Rustidja (1997) bentuk luar ikan lele dumbo yaitu memanjang, bentuk kepala pipih dan tidak bersisik. Mempunyai sungut yang memenjang yang terletak di seitar kepala sebagai alat peraba ikan. Mempunyai alat olfactory yang terletak berdekatan dengan sungut hidung . Penglihatannya kurang berfungsi dengan baik. Ikan lele dumbo mempuyai 5 sirip yaitu sirip ekor, sirip punggung, sirip dada, dan sirip dubur. Pada sirip dada jari-jarinya mengeras yang berfungsi sebagai patil, tetapi pada lele dumbo lemah dan tidak beracun. Insang berukuran kecil, sehingga kesulitan jika bernafas. Selain brnafas dengan insang juga mempunyai alat pernafasan tambahan (arborencent) yang terletak padainsang bagian atas.Sebagaimna halnya ikan dari jenis lele, lele dumbo memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, dan tidak bersisik. Jika terkena sinar matahari, warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik hitam putih. Mulut lele dumbo relatif lebar, yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya. Tanda spesifik lainnya dari lele dumbo adalah adanya kumis di sekitar mulut sebanyak 8 buah yang berfungsi sebagai alat peraba. Saat berfungsi sebagai alat peraba saat bargerak atau mencari makan (Khairuman, 2005). 5. Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus sp) Kingdom : Animalia
  • 9. Phylum : Chordata Class : Pisces Ordo : Percomorphi Family : Scombridae Genus : Euthynus Spesies : Euthynnus sp. Bentuk tubuh ikan tongkol seperti betuto dengan kulit yang licin .Sirip dada melengkung ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil.Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet (Cholik 2000). Ikan tongkol dapat mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan berat 1.720 gr pada umur 5 tahun. Panjang pertama kali matang gonad ialah 29-30cm. Ikan tongkol memiliki 10– 12 jari-jari sirip punggung,10– 13 jari-jari halus sirip punggung,10– 14 jari-jari halus sirip dubur dengan warna punggung kebiru-biruan.Sebuah pola 15 garis-garis halus miring hampir horisontal,garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi (linea lateralis) bagian bawah agak putih (cerah), dada dan sirip perut ungu sisi bagian dalam mereka hitam badan kuat memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut dalam rangkaian tunggal.Sirip dada pendek tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic) antara sirip perut tubuh telanjang kecuali untuk corselet yang dikembangkan dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas di bawah asal-sirip punggung
  • 10. kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel (Cholik 2000). 6. Menurut Saanin (1984), ikan Kembung mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Percomorphi Famili : Scombridae Genus : Restrellinger sp Spesies : Restrellinger sp. Kembung merupakan ikan yang memiliki nilai komersil yang tinggi baik di bidang berikanan tangkap dan rekreasi, namun permasalahan saat ini adalah eksploitasi yang tak terkendali (Newman dkk 1996;. Kaunda-Arara dan Ntiba 1997; Marriott dan Mapstone 2006;. Amezcua et al 2006). Karena nilai perikanan yang tinggi, ada kekhawatiran tentang laju ekpoitasi yang meningkat sehingga mengancam tingakt keberlangsungan populasi ikan lutjanid. Perilaku agregatif dan distribusi terumbu karang berbasis membuat lutjanidae sangat rentan terhadap eksploitasi (Baskoro et al, 2004). 7. Klasifikasi Ikan kurisin Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Malacopterygii Family : Notopterydae Genus : Nemiterus
  • 11. Spesies : Nemiterus nematophorus Warna sangat bervariasi, seperti kemerah-merahan, kecoklat coklatan, merah kekuningan ataupun kehijau-hiajuan.Sirip ekor bagian atas memanjang membentuk flagel sedangkan pada sirip ekor bagian bawahnya tidak. Warna pada bagian atas kepala kecoklatan, satu sampai tiga garis kuning membujur diatas garis rusuk, 7 sampai 9 pada bagian bawah garis rusuk dan sebuah pita kuning sepanjang perut. Terdapat totol orange atau merah terang dekat pangkal garis rusuk (linea lateral).Sirip dorsal berwarna merah, dengan garis tepi berwarna kuning atau orange dengan satu pita kuning yang luas sepanjang dasar sirip dorsal.(Sulistiawati, 2011). 8. Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos) Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Pisces Ordo : Malacopterygii Family : Chanidae Genus : Chanos Spesies : Chanos chanos Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau.Ikan bandeng ini mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus.Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya (Mudjiman, 1998). Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna hitam
  • 12. kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan dewasa (Hadie, 2000). Habitat Ikan Habitat ikan dibagi atas tiga tempat yaitu, di air tawar, di air laut dan di air payau.Habitat air tawar dibagi atas dua yakni, habitat air tergenang dan habitat air mengalir. Habitat air laut dibagi atas tiga lapisan zona yakni, zona epipelagik pada permukaan laut sampai kedalaman 100 meter, zona eufotik pada kedalaman 100 meter yang masih terjadi fotosintesis, zona mesopelagik pada kedalaman 100 m sampai 2000 m dan zona batial pelagik pada kedalaman 2000 sampai 4000 m. sedangkan pada habitat payau adalah badan – badan air dimana air tawar dari air sungai bercampur dengan air asin dari laut (Fatkhomi, 2009). 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) Menurut Asmawi (1986), ikan Mas adalah salah satu jenis ikan peliharaan yang penting sejak dahulu hingga sekarang. Daerah yang sesuai untuk mengusahakan pemeliharaan ikan ini yaitu daerah yang berada antara 150 – 600 meter di atas permukaan laut, pH perairan berkisar antara 7-8 dan suhu optimum 20-25 oC. Ikan Mas hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus air yang tidak deras, baik di sungai danau maupun di genangan air lainnya (Jeffri, 2010). 2. Ikan patin ( Pangasius sp ) Habitat ikan patin adalah di tepi sungai – sungai besar dan di muara – muara sungai serta danau.Dilihat dari bentuk mulut ikan patin yang letaknya sedikit agak ke bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan.Ikan patin sangat terkenal dan digemari olehmasyarakat karena daging ikan patin sangat gurih dan lezat
  • 13. untuk dikonsumsi (Susanto Heru dan Khairul Amri, 1996). Patin dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di liang – liang tepi sungai. Benih patin di alam biasanya bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada menjelang fajar.Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu bertahan pada lingkungan perairan yang jelek.Walaupun patin dikenal ikan yang mampu hidup pada lingkungan perairan yang jelek, namun ikan ini lebih menyukai perairan dengan kondisi perairan baik (Kordi, 2005). 3. Ikan Nilem ( Osteochilus haselti ) Ikan Nilem banyak hidup di dareah sungai dan danau.Ikan nila sangat cocok dengan dipelihara pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan nila merupakan ikan tropis yang hidup pada perairan hangat yang berasal dari benua Afrika dan memiliki sifat cepat tumbuh dan berkembang biak pada umur masih muda, sekitar 3.6 bulan. Ikan nila akan mampu bertahan hidup pada air dengan salinitas 50 g/l dan tumbuh baik pada air dengan salinitas 18ppt. sedangkan ikan nila dengan jenis Tilapia Aurea dan Tilapia Nilotica akan berkembang biak dan tumbuh baik pada salinitas perairan berkisar 10-20 g/l (Boya, 1990). 4. Ikan Lele (Clariias batrachus) Lele mudah beradaptasi dengan lingkungan yang tergenang air. Bila sudah dewasa, lele dapat beradaptasi pula pada lingkungan perairan yang mengalir. Parameter kualitas air yang disukai oleh leleadalah brsuhu sedang (22–25 0C), keasaman (pH) normal (6,5-7,5) kandungan oksigen cukup (<3> ) Menurut Najiyati (1992), lele termasuk ikan air tawar yang menyukai genangan air yang tidak tenang. Di sungai-sungai, ikan ini lebih banyak dijumpai di tempat-tempat yang aliran airnya tidak terlalu deras. Kondisi yang
  • 14. ideal bagi hidup lele adalah air yang mempunyai pH 6,5-9 dan bersuhu 24–26 0C. Kandungan O2 yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung dalam jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan O2 secara tiba-tiba, dapat menyebabkan kematiannya. 5. Ikan Tongkol (Euthynnus sp) Ikan tongkol ditemukan pada kedalaman lebih dari 100 m. Ikan ini terdapat pada lingkungan mencakup 100-330 m. Habitatnya di daerah karang dan area dasar berbatu-batu dengan kedalaman minimal 100 m. Ikan ini ditemukan pada kedalaman 90-360 m. Ikan tongkol terdapat pada kedalaman lebih dari 100 m (antara 100-600 m). Distribusi ikan tongkol meliputi bagian utara sampai selatan Jepang, secara luas ditemukan di Indo- Pasifik.Ikan ini penyebarannya selain di Indo-Pasifik juga terdapat di timur Afrika.Kepulauan hawai, utara Ryukyu. Kepulauan Ogasawara, Australia Selatan dan Atlantik Tenggara: Port Alfred, Afrika Selatan. 6. Ikan Kembung (Restrellinger sp) Ikan kembung termasuk salah satu jenis ikan yang hidup dan banyak dijumpai di perairan pantai, perairan karang, dan muara-muara sungai di seluruh di dunia terutama pada daerah subtropics sehingga disebut juga sebagai ikan demersal (Manickchand, et al, 1996, McPherson, 1992). Michelle R. Heupel, et al, (2010) menemukan pada tujuh jenis terumbu karang dapat dimanfaatkan oleh Restrellinger sp, dibandingkan dengan tingkat variasi intrafamili pada sejarah hidup untuk beberapa spesies yang siap panen. Di Hawai ikan kembung yang di introduksi pada tahun 1950an-1960an pada perairan dangkal dapat hidup dan berkembang, dari tiga jenis kembung yang di introduksi dapat berkembang dengan baik hingga saat ini (Randall, 1987). Daerah penyebaran kembung hampir di seluruh Perairan Laut Jawa, mulai dari Perairan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa, Selat Sunda, Selatan Jawa, Timur dan Barat Kalimantan, Perairan Sulawesi, Kepulauan Riau.
  • 15. Kelompok ikan dari famili Restrellinger pada umumnya menempati wilayah perairan dengan substrat sedikit berkarang dan banyak tertangkap pada ke dalaman antara 40-70 m terutama untuk yang berukuran besar, ikan muda yang masih berukuran kecil biasa menempati daerah hutan bakau yang dangkal atau daerah-daerah yang banyak ditumbuhi oleh rumput laut (Widodo et al., 1991 dalam Herianti dan Djamal, 1993). 7. Ikan Kurisi (Nemiterus nematophorus) Ikan kurisi termasuk dalam jenis ikan demersal. Hal ini dicirikan dengan bentuk mulut yang letaknya agak ke bawah dan adanya sungut yang terletak di dagunya yang digunakan untuk meraba dalam usaha pencarian makanan, badan langsing dan padat (compressiform ). Tipe mulut terminal dengan bentuk gigi kecil membujur dan gigi taring pada rahang atas (kadang-kadang ada juga pada rahang bawah).Bagian depan kepala tidak bersisik. Sisik dimulai dari pinggiran depan mata dan keping tutup insang. Sisik dibagian badan lebih besar dan berbentuk seperti sisir dan kasar bila disentuh.Sebuah garis rusuk (linea lateral) dengan satu sisik atau lebih.(Sulistiawati, 2011). 8. Ikan Bandeng (Chanos chanos) Bandeng banyak dikenal orang sebagai ikan air tawar.Habitat asli ikan bandeng sebenarnya di laut, tetapi ikan ini dapat hidup di air tawar maupun air payau.Ikan bandeng hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik, mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral.Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak (Anonim, 2009).
  • 16. III. Materi dan Metode 3.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum identifikasi ikan yaitu alat bedah, baki parafin, jarum penusuk, kunci identifikasi, kamera dan pensil. Bahan yang digunakan yaitu, ikan bandeng, ikan lele, ikan tongkol, ikan kurisi, ikan patin, ikan mas, ikan kakap merah, dan ikan nilem. 3.2 Cara Kerja ikan diletakan pada baki parafin sirip dan ekor diregangkan dan ditusuk dengan jarum pentul ikan di amati dan di identifikasi menurut buku identifikasi hasil identifikasi yang diketahui dicatat
  • 17. IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Hasil Praktikum No Gambar Klasifikasi 1 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Malacopterygii Family : Chanidae Genus : Chanos Spesies : Chanos chanos Nama local : Ikan Bandeng Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Percomorphi Famili : Scombridae Genus : Restrellinger sp Spesies : Restrellinger sp. Nama local: Ikan Kembung 3 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Malacopterygii Family : Notopterydae Genus : Nemipterus Spesies : Nemipterus nematophorus Nama local : Ikan Kurisin
  • 18. 4 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Family : Clariidae Genus : Clarias Spesies : Clarias batrachus Nama local: Ikan Lele 5 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus Spesies : Cyprinus carpio Nama local : Ikan Mas 6 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Family : Cyprinidae Genus : Osteochilus Spesies : Osteochilus haselti Nama local : Ikan Nilem 7 Kingdom : Animalia Filum : Chordata kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Famili : Pangasidae Genus : Pangasius Spesies : Pangasius sp. Nama lokal : Ikan patin
  • 19. 8 Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Percomorphi Family : Scombridae Genus : Euthynus Spesies : Euthynus sp. Nama local : Ikan Tongkol 4.2. Pembahasan Secara garis besar ikan memiliki rangka yang terdiri dari tulang benar; tertutup insang dan berasal dari subclass Teleostei.Berdasarkan hasil identifikasi dapat diketahui bahwa ikan Bandeng memiliki nama ilmiah Chanos chanos. Berdasarkan buku identifikasi pada saat praktikum dapat diketahui bahwa ikan bandeng bersisik, tidak bersungut, tidak memiliki jari-jari keras pada sirip punggung, hal ini dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari ordo Malacopterygii.Memiliki sirip dubur yang jauh dibelakang sirip punggung, ikan ini berasal dari family Chanidae.Hasil terakhir dari identifikasi ikan bandeng ini adalah sirip ekor panjang dan beragak kemudian keeping sebelah atas lebih panjang yang mengartikan bahwa ikan ini dari genus Chanos. Selanjutnya ikan Kembung memiliki nama ilmiah Restrellinger sp. Nama ilmiah ini bisa didapatkan setelah melalui beberapa tahap identifikasi diantaranya sirip punggung dan dubur tidak panjang, ikan ini berasal dari ordo Percomorphy. Berdasarkan bentuknya ikan ini berbentuk suatu V:15 yang berjari-jari lemah, sirip ekor bercabang pada pangkalnya, dan terdapat sirip kecil dibelakang sirip punggung serta terdapat sirip dubur, ikan ini berasal dari family Scombridae. Pada bagian depan tulang mata banyak dan langit-langit tidak bergigi, sirip dubur tidak berjari-jari, yang dapat dikatakan bahwa ikan ini berasal dari genus Restrellinger. Jenis ikan ketiga yang teridentifikasi pada praktikum kali ini adalah ikan kurisi dengan nama ilmiah
  • 20. Nemipterus nematophorus. Ikan ini bersisik, tidak bersungut, tidak berjari-jari keras pada sirip punggung, ikan ini berasal dari ordo Malacopterygii.Pada bagian kepala, ikan ini bersisik, perut tipis dan bergigi kembar yang dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari family Notopterydae.Rahang tulang mata banyak dan langit tidak bergigi, ikan ini termasuk genus Notopterus. Ikan ke empat yang dapat teridentifikasi adalah ikan Lele dengan nama ilmiah Clariias batrachus. Ikan ini tidak bersisik, disekitar mulut terdapat sungut, terdapat satu jari-jari yang mengeras pada sirip punggung, ikan ini berasal dari ordo Ostariophysi.Sirip punggung berjari-jari banyak, memiliki sungut 4 pasang yang dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari family Clariidae.Tidak bersirip lemak, sirip punggung hampir bersambungan dengan sirip ekor, ini merupakan ciri dari genus Clariias. Jenis ikan ke lima pada praktikum identifikasi ikan ini adalah ikan Mas dengan nama ilmiah Cyprinus carpio. Penamaan ilmiah tersebut berasal dari beberapa tahapan identifikasi diantaranya adalah ikan ini memiliki sungut di sekeliling mulutnya, terdapat empat jari-jari yang mengeras pada bagian punggung, ikan ini dapat dikatakan bahwa berasal dari ordo Ostariophysi. Duri tunggal atau berbelah melingkar ada di muka atau di bawah mata, pinggir rongga mulut bebas, posisi mulut agak kebawah dan tidak pernah lebih dari sama dengan 4 helai sungut, ikan ini berasal dari family Cyprinidae. Memiliki empat sungut, 3 garis gigi dan kerongkongan yang terbentuk geraham, ikan ini berasal dari genus Cyprinus.Ikan nilem adalah jenis ikan ketujuh yang teridentifikasi pada praktikum identifikasi ikan. Ikan ini memiliki nama ilmiah Osteochilus haselti. Ciri identifikasi yang didapatkan adalah bersisik, terdapat sungut disekitar mulut, empat jari-jari yang mengeras pada sirip punggung.Hasil ini menyatakan bahwa ikan ini berasal dari ordo Ostariophysi. Duri tunggal atau berbelah melingkari ada di muka atau di bawah, pinggir rongga mata bebas, posisi mata agak kebawah dan tidak pernah terdapat 4 helai sungut, ikan ini berasal dari family Cyprinidae. Pada sirip punggung dengan 10-18 jari-jari lemah bercabang
  • 21. adalah ciri genus Osteochilus.Ikan ketujuh yang teridentifikasi adalah ikan patin yang memiliki nama ilmiah Pangasius sp. Ikan ini tidak bersisik, memiliki sungut disekitar mulutnya dan memiliki satu jari-jari yang mengeras pada bagian punggung yang menandakan bahwa ikan ini berasal dari ordo Ostariophysi. Lubang sungut pada ikan ini sangat kecil, berpinggiran mata yang bebas dan sirip punggung kecil serta di hidungnya memiliki sungut, ikan ini berasal dari family Pangasidae. Posisi lubang hidung dekat ke yang depan dan diatas garis antara lubang hidung di depan mata. Mata sebagian dibawah garis yang melewati sudut mulut yang dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari genus Pangasius.Ikan terakhir yang teridentifikasi adalah ikan Tongkol dengan nama ilmiah Euthynnus sp. Ciri-ciri nya adalah sirip punggung dan dubur tidak panjang yang merupakan identitas dari ordo Percomorphy. Badan memiliki bentuk V:15 jari-jari lemah, sirip ekor bercabang pada pangkalnya, sirip kecil dibelakang sirip punggung dan terdapat sirip dubur, ikan ini berasal dari family Scombridae. Badan tidak bersisik, kecuali lapisan daerah sirip dada, merupakan ciri dari genus Euthynnus
  • 22. IV. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai identifikasi dapat diambil kesimpulan: 1. Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui mengenai identifikasi spesies ikan yang di praktikan sebagai berikut. Secara umum semua ikan berasal dari Kingdom Animalia, Filum Chordata dan Kelas pisces. Namun jika dilihat lebih mengkerucut pada praktikum ini dapat diketahui bahwa, Ikan Patin merupakan jenis ikan dari ordo Ostariophyri , family Pangasidae dan genus Pangasius. Ikan Patin secara identifikasi memiliki nama ilmiah Pangasiussp. Ikan Lele, ikan Mas, dan ikan Nilem berasal dari ordo yang sama, yakni berasal dari ordo Ostariophysi. Ketiga spesies ini memiliki nama ilmiah, yakni ikan Lele ( Clariias batrachus ), ikan Mas (Cyprinus carpio) dan ikan Nilem (Osteochilus haselti). Ikan Tongkol dan ikan Kembung berasal dari ordo dan family yang sama yakni, ordo Percimorphy dan family Scombridae. Ikan Tongkol memiliki nama ilmiah (Euthynus sp) dan ikan Kembung memiliki nama ilmiah (Restrellinger sp). Ikan Bandeng dengan ikan Kurisi berasal dari ordo yang sama yakni ordo Malacopterygi. Ikan Bandeng memiliki nama ilmiah (Chanos chanos) dan ikan Kurisi memiliki nama ilmiah (Nemiterus nematophorus). 5.2. Saran Alat – alat praktikum diperlengkap. Fasilitas di laboratorium diperlengkap.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Barus T.A dan Hesti wahyiningsih. 2006. Ikhtiologi. Usu-press, Medan Boya, 1990.Anatomi.Yogyakarta : Kanisius Fatkhomi. 2009.ekologi ikan. http://www.habitat-ikan09.pdf [30 september 2012]. Jeffri. 2010. Morfologi Ikan, Universitas Sriwijaya, Palembang. Khairuman dan Suhenda D. 2002.Budidaya Ikan Patin Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta. 89 hal. Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta. Saanin 1984, Subagja Y. 2009. Fortifikasi ikan patin (Pangasius sp) [skripsi].Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Rahardjo.M.F dkk, 2011. Ikhtiology, Lubuk Agung, Jakarta. Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rukmana R.1997.Ikan Nila.Budidaya dan Prospek Agribisnis.Kanisius. Yogyakarta Rustidja. 2004. Pembenihan Ikan-Ikan Tropis. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. Santoso. 1996. Budidaya Ikan Nila. Kanisius. Jakarta. Sari, Citra. 2006. Kebiasaan Makan Ikan Lidah Di Perairan Ujung Pangkah Jawa Timur.repositoryipb.ac.id [30 September 2012]. Wahyuningsih.H dan Barus. 2006. Ikhtiologi. Departemen Biologi FMIPA USU, Medan. .