SlideShare a Scribd company logo
AWAL DAUR HIDUP IKAN
Perhatian terhadap proses-proses yang terdapat dalam perkembangan awal hidup
ikan merupakan hal yang menarik karena berhubungan dengan stabilitas populasi
ikan tersebut dalam suatu perairan. Mortalitas pada awal perkembangan hidup ikan
umumnya sangat besar dimana fluktuasi mortalitas mempunyai andil yang besar
dalam menentukan variasi produksi pada tiap tiap tahunnya. Akan tetapi hal ini
masih memerlukan penggalian-penggalian penelitian yang lebih lanjut untuk
dikembangkan manfaatnya. Lebih-lebih terhadap species ikan-ikan tropik, banyak
sekali yang belum diungkapkan.
Telur ikan dengan bagian-bagiannya.
Telur hewan bertulang belakang, berdasarkan kepada jumlah deutoplasma (kuning
telur, dan sebagainya) yang terdapat di dalam cytoplasma, dapat dibagi dua
(Nelsen, 1953):
a. Telur homolecithal (isolecithal).
Golongan telur ini hanya terdapat pada mammalia. Jumlan deutoplasma hanya
sedikit terutama dalam bentuk buti-butir lemak dan kuning telur yang terbesar di
dalam cytoplasma.
b. Telur telolecithal.
Dalam telur dari golongan ini terdapat sejumlah kuning telur yang berkumpul pada
salah satu kutubnya. Ikan ganoid mempunyai telur yang macamnya sama dengan
macam telur amphibia yang tidak berkaki (Gymnophiona) dimana jumlah kuning
telurnya relatif banyak dan berkumpul pada salah satu kutubnya. Romer (1955)
menamakan golongan telur demikian dengan nama mesolecithal.
Telur pada
ikan Teleostei dan Elasmobranchia deutoplasmanya masif.Protoplasma dari telur
ini kelak akan mengambil bagian pada beberapa pembelahan pertama, jumlahnya
sedikit. Kuning telur tidak turut dalam proses-proses pembelahan, sedangkan
perkembangan embrionya terbatas pada cytoplasma yang terdapat pada kutub
anima.
Telur ikan ovipar yang belum dibuahi (Gambar 11), bagian luarnya dilapisi oleh
selaput yang dinamakan selaput kapsul atau chorion. Di bawah chorion.terdapat lagi
selaput yang kedua dinamakan selaput vitelline. Selaput yang ketiga mengelilingi
plasma telur dan selaput tersebut dinamakan selaput plasma.
Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain dan tidak terdapat ruang
diantaranya. Bagian telur yang terdapat cytoplasma biasanya berkumpul di sebelah
telur bagian atas yang dinamakan kutub anima. Bagian bawahnya yaitu pada kutub
yang berlawanan terdapat banyak kuning telur. Kutub ini dinamakan kutub vegetatif.
Sebenarnya kuning telur pada ikan ini hampir mengisi seluruh volume cell. Kuning
telur yang ada di bagian tengah keadaannya lebih pekat daripada kuning telur yang
ada pada bagian pinggir karena adanya cytoplasma. Selain dari itu cytoplasma
banyak terdapat pada sekeliling inti telur. Pada chorion terdapat sebuah micropyle
yaitu suatu lubang kecil tempat masuknya sperma kedalam telur pada waktu terjadi
pembuahan.
Apabila telur baru keluar dari tubuh induk dan bersentuhan dengan air ada dua hal
yang akan terjadi. Pertama selaput chorion akan terlepas dengan selaput vitelline
dan membentuk ruang. Ruang ini dinamakan ruangperivitelline (Gambar 12).
Masuknya air ke dalam telur disebabkan oleh perbedaan tekanan osmose dan
imbibisi protein yang terdapat pada permukaan kuning telur. Selaput vitelline
merupakan penghalang masuknya air jangan sampai merembes ke dalam telur.
Proses yang kedua ialah pengerasan selaput chorion. Waktu yang diperlukan untuk
pengerasan selaput chorion tidak sama bergantung pada ion calsium yang terdapat
dalam air. Menurut Hoar (1957) telur yang ditetaskan dalam air yang mengandung
calsium chlorida 0,0001 M, selaput chorionnya akan lebih keras dari pada telur yang
ditetaskan di air suling. Pengerasan chorion ini akan mencegah terjadinya
pembuahan polyspermi. Dengan adanya ruang perivitelline di bawah chorion yang
mengeras, maka telur dapat bergerak lebih bebas selama dalam perkembangannya.
Pengaruh gelombang terhadap posisi embryo yang sedang berkembang sangat
tereduksi karena adanya ruang perivitelline itu.
Pembuahan
Dalam proses pembuahan, spermatozoa masuk ke dalam telur melalui lubang
micropyle yang terdapat pada chorion. Tiap spermatozoa mempunyai kesempatan
yang sama untuk membuahi satu telur. Akan tetapi karena ruang tempat terjadinya
pembuahan yaitu pertemuan telur dengan spermatozoa pada ikan ovipar sangat
besar, maka kesempatan spermatozoa itu untuk bertemu dengan telur sebenarnya
sangat kecil.
Untuk mengatasi hal tersebut agar pembuahan berhasil, spermatozoa yang
dikeluarkan jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan jumlah telur yang akan
dibuahi. Dalam kondisi yang optimum spermatozoa ikan yang baru dikeluarkan dari
tubuh mempunyai kekuatan untuk bergerak dalam air selama 1 – 2 menit.
Berdasarkan kepada penelitian yang telah dilakukan oleh Hartman dan juga oleh
Motalenti (Hoar, 1957), telur dan sperma yang baru dikeluarkan dari tubuh induk,
mengeluarkan zat kimia yang berguna dalam proses pembuahan. Menurut
kebanyakan literatur dari Amerika, zat yang dikeluarkan oleh telur dan sperma
dinamakan Gamone. Gamone yang berasal dari telur adalah Gynamone I dan
Gynamone II. Gamone yang berasal dari spermatozoa adalah Androgamone I dan
Androgamone II. Gynamone I berfungsi untuk mempercepat pergerakan dan
menarik sper matozoa dari spesies yang sama secara chemotaksis. Gynamone II
berfungsi untuk mengum pulkan dan menahan spermatozoa pada permukaan telur.
Fungsi Androgamone I ialah untuk menekan aktifitas spermatozoa ketika masih
berada dalam saluran genital ikan jantan. Sedangkan Androgamone II berfungsi
untuk membuat permukaan charion menjadi lembek sebagai lawan dari fungsi
Gynamone II.
Secara relatif lapisan telur yang sudah dalam air adalah keras dan tidak dapat
ditembus oleh spermatozoa kecuali melalui micropyle yang bentuknya seperti
corong. Lubang corong yang besar terletak di bagian luar dan lubang yang kecil di
bagian dalam. Lubang itu demikian kecilnya sehingga tidak mungkin dapat dilalui
oleh sperma lebih dari satu dalam satu waktu. Ketika spermatozoa masuk ke dalam
lubang corong, itu merupakan sumbat bagi yang lainnya dan setelah kepala
spermatozoa itu masuk, bagian ekornya terlepas. Dengan demikian pembuahan
pada ikan umumnya monosperma dimana kalau sudah masuk satu spermatozoa
akan cepat terjadi perubahan pada bagian micropyle.
Kalaupun terjadi pembuahan polyspermi, hanya satu spermatozoa yang melebur
bersatu dengan inti telur. Sedangkan yang lainnya dihisap oleh telur sebagai bahan
makanannya. Sesaat setelah terjadi pembuahan, isi telur agak sedikit mengkerut
karena pecahnya rongga alveoli yang terdapat di dalam telur. Dengan kejadian
tersebut rongga perivitelline lebih membesar sehingga telur yang telah dibuahi dapat
mengadakan pergerakan rotasi selama dalam perkembangannya sampai menetas.
Sumber : M. Ichsan Effendie, 1997
Tingkat Kematangan Gonad Ikan
16082010
Sumber:
1. Suwarso (Peneliti Senior pada Balai Riset Perikanan Laut)
2. Effendie, Moch. Ichsan. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
TKG (tingkat kematangan gonad) menunjukkan suatu tingkatan kematangan sexual ikan. Sebagian besar hasil
metabolisme digunakan selama fase perkembangkan gonad. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina
sebesar 10-25% dari berat tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar antara 5-10%. Dalam mencapat kematangan
gonad, dapat dibagi daam beberapa tahapan. Secara umum tahap tersebut adalah akan memijah, baru memijah atau
sudah selesai memijah. Ukuran ikan saat pertama kali matang gonad (length at first maturity, Lm) bergantung pada
pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor lingkungan. Pembagian tahap kematangan gonad dilakukan dalam dua cara,
yakni analisis laboratorium dan pengamatan visual. Cara yang umum digunakan ialah metode pengamatan visual
berdasarkan ukuran & penampakan gonad, sebagi catatan metode ini bersifat subyektif. Indikator pembagian tahapan
kematangan gonad dengan cara visual ialah:
1. Ukuran gonad dalam menempati rongga badan (kecil, 1/4 bag, 1/2 bag, 3/4 bag atau penuh);
2. Berat gonad segar (ditimbang);
3. Penampakan: warna gonad;
4. Penampakan butiran telor (ova) utk ikan betina (opaque, translucens/ripe/gravid),
5. Ada tidaknya pembuluh darah, dll.
Semakin besar ukuran gonad (beratnya makin tinggi), maka semakin tinggi pula TKG-nya. Nilai TKG juga berbading
lurus dengan nilai GSI (Gonado Somatic Index) dan atau GI (Gonad Index). Rumus GSI menurut Batts (1972):
GI=(Wg/L^3)*10^8
Keterangan:
GI: Gonado Somatic Index;
Wg: Berat Gonad (gram);
L Panjang ikan (mm).
Karena sifatnya yang subjektif, sering terjadi perbedaan tahap TKG baik karena perbedaan observer maupun perbedaan
waktu. Sebagai acuan standar, umum digunakan 5 tahap TKG (Five stage of visual maturity stage for partial spawning
fishes) , yakni:
1. TKG I (immature, dara);
2. TKG II (developing, dara berkembang);
3. TKG III (maturing/ripening, pematangan);
4. TKG IV (mature/ripe/gravid, matang);
5, TKG V (spent, salin).
Diantara kelima kematangan standar tersebut, TKG III biasanya memiliki nilai GSI/GI dalam kisaran yang luas,
menunjukkan tahap pematangan itu berlangsung relatif lebih lama dibanding TKG lainnya. Perbedaan spesifik dari tiap
TKG bisa diketahui dari pengamatan mikroskopis terhadap ukuran diameter & penampakan ova, atau irisan histologis
dari gonad/ovary.
FEKUNDITAS IKAN
Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang
peranan penting dalam biologi perikanan. Fekunditas ikan telah dipelajari bukan saja
merupakan salah satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada
hubungannya dengan studi dinamika populasi, sifat-sifat rasial, produksi dan
persoalan stok-rekruitmen (Bagenal, 1978).
Dari fekunditas secara tidak langsung kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang
akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang
bersangkutan. Dalam hubungan ini tentu ada faktor-faktor lain yang memegang
peranan penting dan sangat erat hubungannya dengan strategi reprodusi dalam
rangka mempertahankan kehadiran spesies itu di alam.
Selain itu, fekunditas merupakan suatu subyek yang dapat menyesuaikan dengan
bermacam-macam kondisi terutama dengan respons terhadap makanan. Jumlah
telur yang dikeluarkan merupakan satu mata rantai penghubung antara satu
generasi dengan generasi berikutnya, tetapi secara umum tidak ada hubungan yang
jelas antara fekunditas dengan jumlah telur yang dihasilkan.
Macam-macam fekunditas
Telah banyak usaha-usaha untuk menerangkan dan membuat definisi mengenai
fekunditas. Mungkin definisi yang paling dekat dengan kebenarannya adalah seperti
apa yang terdapat pada ikan Salmon (Onchorynchus sp). Ikan ini selama hidupnya
hanya satu kali memijah dan kemudian mati.
Semua telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yang
dimaksud dengan fekunditas. Tetapi karena spesies ikan yang ada itu bermacam-
macam dengan sifatnya masing-masing, maka beberapa peneliti berdasarkan
kepada definisi yang umum tadi lebih mengembangkan lagi definisi fekunditas
sehubungan dengan aspek-aspek yang ditelitinya. Misalnya kesulitan yang timbul
dalam menentukan fekunditas itu ialah komposisi telur yang heterogen, tingkat
kematangan gonad yang tidak seragam dari populasi ikan termaksud, waktu
pemijahan yang berbeda dan lain-lainnya. Bagenal (1978) membedakan antara
fekunditas yaitu jumlah telur matang yang akan dikeluarkan dengan fertilitas yaitu
jumlah telur matang yang dikeluarkan oleh induk.
Menurut Nikolsky (1963) jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan dinamakan
fekunditas individu, fekunditas mutlak atau fekunditas total. Dalam hal ini
memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam
memperhitungkannya harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing
harus mendapatkan kesempatan yang sama. Konsekuensinya harus mengambil
telur dari beberapa bagian ovari (kalau bukan dengan metoda numerikal). Kalau ada
telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan dengan
perlakuan yang sama harus dihitung terpisah. Tetapi pada tahun 1969, Nikolsky
selanjutnya menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi
tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula.
Sumber : M. Ichsan Effendie
kan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan
bernafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam
dengan jumlah spesies lebih dari 27000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong
kelompok paraphyleticyang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan, biasanya ikan
dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies
termasuk lamprey dan ikan hag), serta ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800
spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras
(kelas Osteichthyes). Ikan dapat ditemukan di hampir semua “genangan” air yang berukuran
besar baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan
hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.
Keanekaragaman tempat hidup mempengaruhi ikan penghuninya. Banyak variasi
yang tak terhitung jumlahnya pada ikan yang menyangkut masalah struktur, bentuk, sirip dan
sebagainya, merupakan modifikasi yang dikembangkan ikan dalam usahanya untuk
menyesuaikan diri terhadap suatu lingkungan tertentu. Sungai yang deras dan sungai yang
tenang memiliki arus yang berbeda sehingga mempengaruhi kehidupan ikan. Danau yang
dangkal dan yang dalam mempunyai berbagai pola perubahan suhu secara musiman. Kedalaman
samudra menyajikan kemungkinan untuk pegkhususan yang lain. Lingkungan perairan samudra
yang tampak sama di berbagai daerah di dunia ini sebetulnya sama sekali berbeda dalam hal sifat
kimiawi airnya, tipe dasarnya dan perubahan musimnya. Ikan menyesuaikan diri terhadap segala
kondisi tersebut.
Suatu spesies akan dipengaruhi oleh anggota-anggota spesies lain dalam suatu habitat
tertentu, bila niche ekologi kedua spesies sama. Bila ada dua spesies yang kebutuhannya akan
pangan dan atau faktor-faktor ekologi lainnya sama, maka akan terjadi persaingan (kompetisi).
Selanjutnya dinyatakan secara umum kompetisi yang terjadi dalam suatu habitat bertindak
sebagai pengatur, misalnya dalam mengatur kepadatan populasi suatu spesies terhadap
kepadatan populasi spesies lain yang hidup dalam niche ekologi yang sama. Jenis ikan yang
mempunyai luas relung yang luas, berarti jenis ikan tersebut mempunyai peran yang besar dalam
memanfaatkan pakan yang tersedia dan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam
menyesuaikan diri terhadap fluktuasi kesedian pakan, serta mempunyai daya reproduksi secara
individual sangat besar. Jadi berdasarkan luas relung, jenis ikan mempunyai potensi yang paling
besar untuk berkembang menjadi induk populasi di dalam ekosistem perairan dimana ikan
tersebut hidup.
HABITAT-HABITAT IKAN
Air Tawar
Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
• Air tergenang, atau habitat lentik (berasal dari kata lenis yang berarti tenang) : danau,
kolam, rawa atau pasir terapung
• Air mengalir, atau habitat lotik (berasal dari lotus yang berarti tercuci) : mata air, aliran
air (brook-creek) atau sungai.
Air Laut
Kedalaman lautan dibagi menjadi 3 lapisan zona, yaitu :
1. Permukaan laut pada waktu air surut sampai kedalaman 100 meter yang
disebutepipelagik. Sampai kedalaman 100 meter itu masih
ada fotosintesis oleh flora laut, dan dihuni oleh ikan-ikan eufotik.
2. Kedalaman 100 m sampai 2000 m dan disebut mesopelagik, dihuni oleh ikan-
ikanbentik. Ikan-ikan mesopelagik cenderung berwarna abu-abu keperakan atau hitam
kelam. Sebaliknya, invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah.
3. Kedalaman 2000 m sampai 4000 m disebut batialpelagik, dihuni oleh ikan-
ikan batial. Organisme yang hidup di zona ini tidak berwarna atau berwarna putih kotor
dan tampak tidak berpigmen khususnya hewan-hewan bentik. Tetapi ikan penghuni zona ini
berwarna hitam kelam.
Air Tawar (sungai), sumber : morning dew
Air laut, sumber : robin Hod
Air Payau
Air payau (estuarin) adalah badan-badan air dimana air tawar dari sungai bercampur
dengan air asin dari laut. Estuarin itu terbentuk bila sungai mengalir masuk ke dalam laut.
Karena estuarin merupakan zona transisi antara 2 macam lingkungan, yaitu : lingkungan air
tawar dan lingkungan laut, maka merupakan ekoton. Ekoton berarti rumah atau tempat tinggal
yang mempunyai hubungan harmonis dengan rumah atau tempat tinggal lainnya sehingga
masing-masing berfungsi baik. Salinitas air estuarin berfluktuasi, dipengaruhi oleh musim,
bahkan air pasang surut. Tanah di estuarin itu berlapis-lapis sesuai dengan tinggi rendahnya
batas pasang surut, dan di daerah itu terdapat bermacam-macam fauna. Ikan-ikan diadrom
berada dalam estuarin pada bulan-bulan tertentu, baik ikan air tawar maupun ikan laut. Baik
ikan-ikan yang hidup di estuarin maupun ikan-ikan pendatang (anadrom dankatadrom)
sangat toleran terhadap perubahan salinitas dan lain-lain faktor (temperatur, pH, dan
sebagainya). Ikan-ikan yang memang hidupnya di lingkungan estuarin antara
lain :hering, karper, minaus.
Air Payau, sumber :
sebagainya). Ikan-ikan yang memang hidupnya di lingkungan estuarin antara
lain :hering, karper, minaus.
Air Payau, sumber :

More Related Content

What's hot

Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.Rahmadani Dani
 
Avertebrata ppt
Avertebrata pptAvertebrata ppt
Avertebrata ppt
Amalia Humaira
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Aji Sanjaya
 
Makalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nilaMakalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nila
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
Shanti Paramita J
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
Shanti Paramita J
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
Yosie Andre Victora
 
Breeding dan Reproduksi
Breeding dan ReproduksiBreeding dan Reproduksi
Breeding dan Reproduksi
MazAeldyVanHouten
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Azizah Kuswardini
 
Kepiting Bakau
Kepiting BakauKepiting Bakau
Kepiting Bakau
NURRIJAL RIJAL
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
elissofi
 
Pikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaPikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidaya
Yosie Andre Victora
 
Ekosistem hutan mangrove
Ekosistem hutan mangroveEkosistem hutan mangrove
Ekosistem hutan mangrove
amalia
 
AVERTEBRATA AIR..1.pptx
AVERTEBRATA AIR..1.pptxAVERTEBRATA AIR..1.pptx
AVERTEBRATA AIR..1.pptx
ArdiEkoMulyawan
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
HellenLangie
 
Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)
Berliana Salsabila
 

What's hot (20)

Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
 
Avertebrata ppt
Avertebrata pptAvertebrata ppt
Avertebrata ppt
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
 
Makalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nilaMakalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nila
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
 
Padang lamun
Padang lamunPadang lamun
Padang lamun
 
Breeding dan Reproduksi
Breeding dan ReproduksiBreeding dan Reproduksi
Breeding dan Reproduksi
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
 
Kepiting Bakau
Kepiting BakauKepiting Bakau
Kepiting Bakau
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
 
Pikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaPikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidaya
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Ekosistem hutan mangrove
Ekosistem hutan mangroveEkosistem hutan mangrove
Ekosistem hutan mangrove
 
AVERTEBRATA AIR..1.pptx
AVERTEBRATA AIR..1.pptxAVERTEBRATA AIR..1.pptx
AVERTEBRATA AIR..1.pptx
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
 
1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan
 
Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)
 

Similar to 76546113 awal-daur-hidup-ikan

jumlah telur pisces
jumlah telur piscesjumlah telur pisces
jumlah telur piscesMirda Rinii
 
Sistem reproduksi pada ikan
Sistem reproduksi pada ikanSistem reproduksi pada ikan
Sistem reproduksi pada ikanAsep Warsono
 
UAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdf
UAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdfUAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdf
UAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdf
Wiwin Kusuma Atmaja Putra
 
Fertilisasi ikan 01
Fertilisasi ikan 01Fertilisasi ikan 01
Fertilisasi ikan 01
hassanfpk
 
PERTEMUAN 5.ppt
PERTEMUAN 5.pptPERTEMUAN 5.ppt
PERTEMUAN 5.ppt
muhammadsahir5
 
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameiiMinggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Syawalina Soerbakti
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Amos Pangkatana
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
fernandasyahputra1
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiENCIK ROSIANA
 
33600925 siklus-reproduksi
33600925 siklus-reproduksi33600925 siklus-reproduksi
33600925 siklus-reproduksiKamil Effendi
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataf' yagami
 
ppt praktikum fertilisasi dan perkembangan Echinoidea.pptx
ppt praktikum fertilisasi dan perkembangan Echinoidea.pptxppt praktikum fertilisasi dan perkembangan Echinoidea.pptx
ppt praktikum fertilisasi dan perkembangan Echinoidea.pptx
BWinaFebriLestari
 
power poin fisiologi kampai Ridho Aha.pptx
power poin fisiologi kampai Ridho Aha.pptxpower poin fisiologi kampai Ridho Aha.pptx
power poin fisiologi kampai Ridho Aha.pptx
ridhoahadana1
 
Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3
Icha Medisty
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi
Alfie Kesturi
 
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
Esti Widiawati
 
Andre
AndreAndre
Andre
pedydevil
 

Similar to 76546113 awal-daur-hidup-ikan (20)

jumlah telur pisces
jumlah telur piscesjumlah telur pisces
jumlah telur pisces
 
Sistem reproduksi pada ikan
Sistem reproduksi pada ikanSistem reproduksi pada ikan
Sistem reproduksi pada ikan
 
UAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdf
UAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdfUAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdf
UAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdf
 
Fertilisasi ikan 01
Fertilisasi ikan 01Fertilisasi ikan 01
Fertilisasi ikan 01
 
PERTEMUAN 5.ppt
PERTEMUAN 5.pptPERTEMUAN 5.ppt
PERTEMUAN 5.ppt
 
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
 
Bri
BriBri
Bri
 
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameiiMinggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasi
 
Reproduksi Hewan
Reproduksi HewanReproduksi Hewan
Reproduksi Hewan
 
33600925 siklus-reproduksi
33600925 siklus-reproduksi33600925 siklus-reproduksi
33600925 siklus-reproduksi
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
 
ppt praktikum fertilisasi dan perkembangan Echinoidea.pptx
ppt praktikum fertilisasi dan perkembangan Echinoidea.pptxppt praktikum fertilisasi dan perkembangan Echinoidea.pptx
ppt praktikum fertilisasi dan perkembangan Echinoidea.pptx
 
power poin fisiologi kampai Ridho Aha.pptx
power poin fisiologi kampai Ridho Aha.pptxpower poin fisiologi kampai Ridho Aha.pptx
power poin fisiologi kampai Ridho Aha.pptx
 
Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi
 
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
 
Andre
AndreAndre
Andre
 

More from Septian Muna Barakati

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
Septian Muna Barakati
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
Septian Muna Barakati
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
Septian Muna Barakati
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
Septian Muna Barakati
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Septian Muna Barakati
 
Faktor
FaktorFaktor
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
Septian Muna Barakati
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
Septian Muna Barakati
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
Septian Muna Barakati
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
Septian Muna Barakati
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
Septian Muna Barakati
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
Septian Muna Barakati
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

76546113 awal-daur-hidup-ikan

  • 1. AWAL DAUR HIDUP IKAN Perhatian terhadap proses-proses yang terdapat dalam perkembangan awal hidup ikan merupakan hal yang menarik karena berhubungan dengan stabilitas populasi ikan tersebut dalam suatu perairan. Mortalitas pada awal perkembangan hidup ikan umumnya sangat besar dimana fluktuasi mortalitas mempunyai andil yang besar dalam menentukan variasi produksi pada tiap tiap tahunnya. Akan tetapi hal ini masih memerlukan penggalian-penggalian penelitian yang lebih lanjut untuk dikembangkan manfaatnya. Lebih-lebih terhadap species ikan-ikan tropik, banyak sekali yang belum diungkapkan. Telur ikan dengan bagian-bagiannya. Telur hewan bertulang belakang, berdasarkan kepada jumlah deutoplasma (kuning telur, dan sebagainya) yang terdapat di dalam cytoplasma, dapat dibagi dua (Nelsen, 1953): a. Telur homolecithal (isolecithal). Golongan telur ini hanya terdapat pada mammalia. Jumlan deutoplasma hanya sedikit terutama dalam bentuk buti-butir lemak dan kuning telur yang terbesar di dalam cytoplasma. b. Telur telolecithal. Dalam telur dari golongan ini terdapat sejumlah kuning telur yang berkumpul pada salah satu kutubnya. Ikan ganoid mempunyai telur yang macamnya sama dengan macam telur amphibia yang tidak berkaki (Gymnophiona) dimana jumlah kuning telurnya relatif banyak dan berkumpul pada salah satu kutubnya. Romer (1955) menamakan golongan telur demikian dengan nama mesolecithal. Telur pada ikan Teleostei dan Elasmobranchia deutoplasmanya masif.Protoplasma dari telur ini kelak akan mengambil bagian pada beberapa pembelahan pertama, jumlahnya sedikit. Kuning telur tidak turut dalam proses-proses pembelahan, sedangkan perkembangan embrionya terbatas pada cytoplasma yang terdapat pada kutub anima.
  • 2. Telur ikan ovipar yang belum dibuahi (Gambar 11), bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang dinamakan selaput kapsul atau chorion. Di bawah chorion.terdapat lagi selaput yang kedua dinamakan selaput vitelline. Selaput yang ketiga mengelilingi plasma telur dan selaput tersebut dinamakan selaput plasma. Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain dan tidak terdapat ruang diantaranya. Bagian telur yang terdapat cytoplasma biasanya berkumpul di sebelah telur bagian atas yang dinamakan kutub anima. Bagian bawahnya yaitu pada kutub yang berlawanan terdapat banyak kuning telur. Kutub ini dinamakan kutub vegetatif. Sebenarnya kuning telur pada ikan ini hampir mengisi seluruh volume cell. Kuning telur yang ada di bagian tengah keadaannya lebih pekat daripada kuning telur yang ada pada bagian pinggir karena adanya cytoplasma. Selain dari itu cytoplasma banyak terdapat pada sekeliling inti telur. Pada chorion terdapat sebuah micropyle yaitu suatu lubang kecil tempat masuknya sperma kedalam telur pada waktu terjadi pembuahan. Apabila telur baru keluar dari tubuh induk dan bersentuhan dengan air ada dua hal yang akan terjadi. Pertama selaput chorion akan terlepas dengan selaput vitelline dan membentuk ruang. Ruang ini dinamakan ruangperivitelline (Gambar 12). Masuknya air ke dalam telur disebabkan oleh perbedaan tekanan osmose dan imbibisi protein yang terdapat pada permukaan kuning telur. Selaput vitelline merupakan penghalang masuknya air jangan sampai merembes ke dalam telur. Proses yang kedua ialah pengerasan selaput chorion. Waktu yang diperlukan untuk pengerasan selaput chorion tidak sama bergantung pada ion calsium yang terdapat dalam air. Menurut Hoar (1957) telur yang ditetaskan dalam air yang mengandung calsium chlorida 0,0001 M, selaput chorionnya akan lebih keras dari pada telur yang ditetaskan di air suling. Pengerasan chorion ini akan mencegah terjadinya pembuahan polyspermi. Dengan adanya ruang perivitelline di bawah chorion yang mengeras, maka telur dapat bergerak lebih bebas selama dalam perkembangannya. Pengaruh gelombang terhadap posisi embryo yang sedang berkembang sangat tereduksi karena adanya ruang perivitelline itu. Pembuahan Dalam proses pembuahan, spermatozoa masuk ke dalam telur melalui lubang
  • 3. micropyle yang terdapat pada chorion. Tiap spermatozoa mempunyai kesempatan yang sama untuk membuahi satu telur. Akan tetapi karena ruang tempat terjadinya pembuahan yaitu pertemuan telur dengan spermatozoa pada ikan ovipar sangat besar, maka kesempatan spermatozoa itu untuk bertemu dengan telur sebenarnya sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut agar pembuahan berhasil, spermatozoa yang dikeluarkan jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan jumlah telur yang akan dibuahi. Dalam kondisi yang optimum spermatozoa ikan yang baru dikeluarkan dari tubuh mempunyai kekuatan untuk bergerak dalam air selama 1 – 2 menit. Berdasarkan kepada penelitian yang telah dilakukan oleh Hartman dan juga oleh Motalenti (Hoar, 1957), telur dan sperma yang baru dikeluarkan dari tubuh induk, mengeluarkan zat kimia yang berguna dalam proses pembuahan. Menurut kebanyakan literatur dari Amerika, zat yang dikeluarkan oleh telur dan sperma dinamakan Gamone. Gamone yang berasal dari telur adalah Gynamone I dan Gynamone II. Gamone yang berasal dari spermatozoa adalah Androgamone I dan Androgamone II. Gynamone I berfungsi untuk mempercepat pergerakan dan menarik sper matozoa dari spesies yang sama secara chemotaksis. Gynamone II berfungsi untuk mengum pulkan dan menahan spermatozoa pada permukaan telur. Fungsi Androgamone I ialah untuk menekan aktifitas spermatozoa ketika masih berada dalam saluran genital ikan jantan. Sedangkan Androgamone II berfungsi untuk membuat permukaan charion menjadi lembek sebagai lawan dari fungsi Gynamone II.
  • 4. Secara relatif lapisan telur yang sudah dalam air adalah keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa kecuali melalui micropyle yang bentuknya seperti corong. Lubang corong yang besar terletak di bagian luar dan lubang yang kecil di bagian dalam. Lubang itu demikian kecilnya sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh sperma lebih dari satu dalam satu waktu. Ketika spermatozoa masuk ke dalam lubang corong, itu merupakan sumbat bagi yang lainnya dan setelah kepala spermatozoa itu masuk, bagian ekornya terlepas. Dengan demikian pembuahan pada ikan umumnya monosperma dimana kalau sudah masuk satu spermatozoa akan cepat terjadi perubahan pada bagian micropyle. Kalaupun terjadi pembuahan polyspermi, hanya satu spermatozoa yang melebur bersatu dengan inti telur. Sedangkan yang lainnya dihisap oleh telur sebagai bahan makanannya. Sesaat setelah terjadi pembuahan, isi telur agak sedikit mengkerut karena pecahnya rongga alveoli yang terdapat di dalam telur. Dengan kejadian tersebut rongga perivitelline lebih membesar sehingga telur yang telah dibuahi dapat mengadakan pergerakan rotasi selama dalam perkembangannya sampai menetas. Sumber : M. Ichsan Effendie, 1997 Tingkat Kematangan Gonad Ikan 16082010 Sumber: 1. Suwarso (Peneliti Senior pada Balai Riset Perikanan Laut) 2. Effendie, Moch. Ichsan. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. TKG (tingkat kematangan gonad) menunjukkan suatu tingkatan kematangan sexual ikan. Sebagian besar hasil metabolisme digunakan selama fase perkembangkan gonad. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar antara 5-10%. Dalam mencapat kematangan gonad, dapat dibagi daam beberapa tahapan. Secara umum tahap tersebut adalah akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Ukuran ikan saat pertama kali matang gonad (length at first maturity, Lm) bergantung pada pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor lingkungan. Pembagian tahap kematangan gonad dilakukan dalam dua cara, yakni analisis laboratorium dan pengamatan visual. Cara yang umum digunakan ialah metode pengamatan visual berdasarkan ukuran & penampakan gonad, sebagi catatan metode ini bersifat subyektif. Indikator pembagian tahapan kematangan gonad dengan cara visual ialah: 1. Ukuran gonad dalam menempati rongga badan (kecil, 1/4 bag, 1/2 bag, 3/4 bag atau penuh); 2. Berat gonad segar (ditimbang); 3. Penampakan: warna gonad; 4. Penampakan butiran telor (ova) utk ikan betina (opaque, translucens/ripe/gravid), 5. Ada tidaknya pembuluh darah, dll. Semakin besar ukuran gonad (beratnya makin tinggi), maka semakin tinggi pula TKG-nya. Nilai TKG juga berbading lurus dengan nilai GSI (Gonado Somatic Index) dan atau GI (Gonad Index). Rumus GSI menurut Batts (1972): GI=(Wg/L^3)*10^8
  • 5. Keterangan: GI: Gonado Somatic Index; Wg: Berat Gonad (gram); L Panjang ikan (mm). Karena sifatnya yang subjektif, sering terjadi perbedaan tahap TKG baik karena perbedaan observer maupun perbedaan waktu. Sebagai acuan standar, umum digunakan 5 tahap TKG (Five stage of visual maturity stage for partial spawning fishes) , yakni: 1. TKG I (immature, dara); 2. TKG II (developing, dara berkembang); 3. TKG III (maturing/ripening, pematangan); 4. TKG IV (mature/ripe/gravid, matang); 5, TKG V (spent, salin). Diantara kelima kematangan standar tersebut, TKG III biasanya memiliki nilai GSI/GI dalam kisaran yang luas, menunjukkan tahap pematangan itu berlangsung relatif lebih lama dibanding TKG lainnya. Perbedaan spesifik dari tiap TKG bisa diketahui dari pengamatan mikroskopis terhadap ukuran diameter & penampakan ova, atau irisan histologis dari gonad/ovary. FEKUNDITAS IKAN Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan. Fekunditas ikan telah dipelajari bukan saja merupakan salah satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada hubungannya dengan studi dinamika populasi, sifat-sifat rasial, produksi dan persoalan stok-rekruitmen (Bagenal, 1978). Dari fekunditas secara tidak langsung kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Dalam hubungan ini tentu ada faktor-faktor lain yang memegang peranan penting dan sangat erat hubungannya dengan strategi reprodusi dalam rangka mempertahankan kehadiran spesies itu di alam. Selain itu, fekunditas merupakan suatu subyek yang dapat menyesuaikan dengan bermacam-macam kondisi terutama dengan respons terhadap makanan. Jumlah telur yang dikeluarkan merupakan satu mata rantai penghubung antara satu generasi dengan generasi berikutnya, tetapi secara umum tidak ada hubungan yang jelas antara fekunditas dengan jumlah telur yang dihasilkan. Macam-macam fekunditas Telah banyak usaha-usaha untuk menerangkan dan membuat definisi mengenai fekunditas. Mungkin definisi yang paling dekat dengan kebenarannya adalah seperti apa yang terdapat pada ikan Salmon (Onchorynchus sp). Ikan ini selama hidupnya hanya satu kali memijah dan kemudian mati. Semua telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yang dimaksud dengan fekunditas. Tetapi karena spesies ikan yang ada itu bermacam- macam dengan sifatnya masing-masing, maka beberapa peneliti berdasarkan kepada definisi yang umum tadi lebih mengembangkan lagi definisi fekunditas
  • 6. sehubungan dengan aspek-aspek yang ditelitinya. Misalnya kesulitan yang timbul dalam menentukan fekunditas itu ialah komposisi telur yang heterogen, tingkat kematangan gonad yang tidak seragam dari populasi ikan termaksud, waktu pemijahan yang berbeda dan lain-lainnya. Bagenal (1978) membedakan antara fekunditas yaitu jumlah telur matang yang akan dikeluarkan dengan fertilitas yaitu jumlah telur matang yang dikeluarkan oleh induk. Menurut Nikolsky (1963) jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan dinamakan fekunditas individu, fekunditas mutlak atau fekunditas total. Dalam hal ini memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam memperhitungkannya harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan kesempatan yang sama. Konsekuensinya harus mengambil telur dari beberapa bagian ovari (kalau bukan dengan metoda numerikal). Kalau ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah. Tetapi pada tahun 1969, Nikolsky selanjutnya menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula. Sumber : M. Ichsan Effendie kan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyleticyang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan, biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), serta ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dapat ditemukan di hampir semua “genangan” air yang berukuran besar baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Keanekaragaman tempat hidup mempengaruhi ikan penghuninya. Banyak variasi yang tak terhitung jumlahnya pada ikan yang menyangkut masalah struktur, bentuk, sirip dan sebagainya, merupakan modifikasi yang dikembangkan ikan dalam usahanya untuk menyesuaikan diri terhadap suatu lingkungan tertentu. Sungai yang deras dan sungai yang tenang memiliki arus yang berbeda sehingga mempengaruhi kehidupan ikan. Danau yang dangkal dan yang dalam mempunyai berbagai pola perubahan suhu secara musiman. Kedalaman samudra menyajikan kemungkinan untuk pegkhususan yang lain. Lingkungan perairan samudra yang tampak sama di berbagai daerah di dunia ini sebetulnya sama sekali berbeda dalam hal sifat kimiawi airnya, tipe dasarnya dan perubahan musimnya. Ikan menyesuaikan diri terhadap segala kondisi tersebut.
  • 7. Suatu spesies akan dipengaruhi oleh anggota-anggota spesies lain dalam suatu habitat tertentu, bila niche ekologi kedua spesies sama. Bila ada dua spesies yang kebutuhannya akan pangan dan atau faktor-faktor ekologi lainnya sama, maka akan terjadi persaingan (kompetisi). Selanjutnya dinyatakan secara umum kompetisi yang terjadi dalam suatu habitat bertindak sebagai pengatur, misalnya dalam mengatur kepadatan populasi suatu spesies terhadap kepadatan populasi spesies lain yang hidup dalam niche ekologi yang sama. Jenis ikan yang mempunyai luas relung yang luas, berarti jenis ikan tersebut mempunyai peran yang besar dalam memanfaatkan pakan yang tersedia dan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan diri terhadap fluktuasi kesedian pakan, serta mempunyai daya reproduksi secara individual sangat besar. Jadi berdasarkan luas relung, jenis ikan mempunyai potensi yang paling besar untuk berkembang menjadi induk populasi di dalam ekosistem perairan dimana ikan tersebut hidup. HABITAT-HABITAT IKAN Air Tawar Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2, yaitu : • Air tergenang, atau habitat lentik (berasal dari kata lenis yang berarti tenang) : danau, kolam, rawa atau pasir terapung • Air mengalir, atau habitat lotik (berasal dari lotus yang berarti tercuci) : mata air, aliran air (brook-creek) atau sungai. Air Laut Kedalaman lautan dibagi menjadi 3 lapisan zona, yaitu : 1. Permukaan laut pada waktu air surut sampai kedalaman 100 meter yang disebutepipelagik. Sampai kedalaman 100 meter itu masih ada fotosintesis oleh flora laut, dan dihuni oleh ikan-ikan eufotik. 2. Kedalaman 100 m sampai 2000 m dan disebut mesopelagik, dihuni oleh ikan- ikanbentik. Ikan-ikan mesopelagik cenderung berwarna abu-abu keperakan atau hitam kelam. Sebaliknya, invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah. 3. Kedalaman 2000 m sampai 4000 m disebut batialpelagik, dihuni oleh ikan- ikan batial. Organisme yang hidup di zona ini tidak berwarna atau berwarna putih kotor dan tampak tidak berpigmen khususnya hewan-hewan bentik. Tetapi ikan penghuni zona ini berwarna hitam kelam.
  • 8. Air Tawar (sungai), sumber : morning dew Air laut, sumber : robin Hod Air Payau Air payau (estuarin) adalah badan-badan air dimana air tawar dari sungai bercampur dengan air asin dari laut. Estuarin itu terbentuk bila sungai mengalir masuk ke dalam laut. Karena estuarin merupakan zona transisi antara 2 macam lingkungan, yaitu : lingkungan air tawar dan lingkungan laut, maka merupakan ekoton. Ekoton berarti rumah atau tempat tinggal yang mempunyai hubungan harmonis dengan rumah atau tempat tinggal lainnya sehingga masing-masing berfungsi baik. Salinitas air estuarin berfluktuasi, dipengaruhi oleh musim, bahkan air pasang surut. Tanah di estuarin itu berlapis-lapis sesuai dengan tinggi rendahnya batas pasang surut, dan di daerah itu terdapat bermacam-macam fauna. Ikan-ikan diadrom berada dalam estuarin pada bulan-bulan tertentu, baik ikan air tawar maupun ikan laut. Baik ikan-ikan yang hidup di estuarin maupun ikan-ikan pendatang (anadrom dankatadrom) sangat toleran terhadap perubahan salinitas dan lain-lain faktor (temperatur, pH, dan
  • 9. sebagainya). Ikan-ikan yang memang hidupnya di lingkungan estuarin antara lain :hering, karper, minaus. Air Payau, sumber :
  • 10. sebagainya). Ikan-ikan yang memang hidupnya di lingkungan estuarin antara lain :hering, karper, minaus. Air Payau, sumber :