SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar belakang 
Untuk memecahkan masalah ekonomi yang begitu kompleks, Indonesia memerlukan 
penajaman (focusing) strategi pembangunan ekonomi yang diharapkan mampu memberi 
solusi atas persoalan yang ada, tanpa menimbulkan persoalan baru. Oleh karena itu, strategi 
yang dipilih hendaknya memiliki karakteristik (attributes) sebagai berikut: 
Pertama, strategi yang dipilih haruslah memiliki jangkauan kemampuan memecahkan 
masalah ekonomi yang luas sedemikian rupa, sehingga sekali strategi yang bersangkutan 
diimplementasikan, sebagian besar persoalan ekonomi dapat terselesaikan; 
Kedua, strategi yang dipilih untuk diimplementasikan tidak mengharuskan penggunaan 
pembiayaan eksternal (pinjaman luar negeri dan impor) yang terlalu besar, sehingga tidak 
menambah utang luar negeri yang telah besar saat ini; 
Ketiga, strategi yang dipilih hendaknya tidak dimulai dari nol, melainkan dapat 
memanfaatkan hasil-hasil pembangunan sebelumnya, sehingga selain tidak menimbulkan 
kegamangan di dalam masyarakat, juga hasil-hasil pembangunan sebelumnya tidak menjadi 
sia-sia; 
Keempat, strategi yang dipilih untuk diimplementasikan mampu membawa perekonomian 
Indonesia ke masa depan yang lebih cerah, di mana Indonesia mampu menjadi saling sinergis 
(interdepency economy) dengan perekonoian dunia dan bukan perekonomian yang 
tergantung (dependency economy) pada negara lain. 
Strategi pembangunan sistem agribisnis yang bercirikan yakni berbasis pada 
pemberdayagunaan keragaman sumberdaya yang ada di setiap daerah (domestic resources 
based), akomodatif terhadap keragaman kualitas sumberdaya manusia yang kita miliki, tidak 
mengandalkan impor dan pinjaman luar negeri yang besar, berorientasi ekspor (selain 
memanfaatkan pasar domestik), diperkirakan mampu memecahkan sebagian besar 
permasalahan perekonomian yang ada. Selain itu, strategi pembangunan sistem agribisnis 
yang secara bertahap akan bergerak dari pembangunan yang mengandalkan sumberdaya alam 
dan SDM belum terampil (factor driven), kemudian beralih kepada pembangunan agribisnis 
yang digerakkan oleh barang-barang modal dan SDM lebih terampil (capital driven) dan 
kemudian beralih kepada pembangunan agribisnis yang digerakkan ilmu pengetahuan, 
teknologi dan SDM terampil (innovation-driven), diyakini mampu mengantarkan 
perekonomian Indonesia memiliki daya saing dan bersinergis dalam perekonomian dunia. 
B. TUJUAN PEMBAHASAN 
Untuk mengetahui supestor agribisnis hilir.
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. PROSPEK PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS DI INDONESIA 
Dilihat dari berbagai aspek, seperti potensi sumberdaya yang dimiliki, arah kebijakan 
pembangunan nasional, potensi pasar domestik dan internasional produk-produk agribisnis, 
dan peta kompetisi dunia, Indonesia memiliki prospek untuk mengembangkan sistem 
agribisnis. Prospek ini secara aktual dan faktual ini didukung oleh hal-hal sebagai berikut: 
Pertama, pembangunan sistem agribisnis di Indonesia telah menjadi keputusan politik. 
Rakyat melalui MPR telah memberi arah pembangunan ekonomi sebagaimana dimuat dalam 
GBHN 1999-2004 yang antara lain mengamanatkan pembangunan keunggulan komparatif 
Indonesia sebagai negara agraris dan maritim. Arahan GBHN tersebut tidak lain adalah 
pembangunan sistem agribsinis. 
Kedua, pembangunan sistem agribisnis juga searah dengan amanat konstitusi yakni No. 22 
tahun 1999, UU No. 25 tahun 1999 dan PP 25 tahun 2000 tentang pelaksanaan Otonomi 
Daaerah. Dari segi ekonomi, esensi Otonomi Daerah adalah mempercepat pembangunan 
ekonomi daerah dengan mendayagunakan sumberdaya yang tersedia di setiap daerah, yang 
tidak lain adalah sumberdaya di bidang agribinsis. Selain itu, pada saat ini hampir seluruh 
daerah struktur perekonomiannya (pembentukan PDRB, penyerapan tenagakerja, kesempatan 
berusaha, eskpor) sebagian besar (sekitar 80 persen) disumbang oleh agribinsis. Karena itu, 
pembangunan sistem agribisnis identik dengan pembangunan ekonomi daerah. 
Ketiga, Indonesia memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam 
agribisnis. Kita memiliki kekayaan keragaman hayati (biodivercity) daratan dan perairan 
yang terbesar di dunia, lahan yang relatif luas dan subur, dan agroklimat yang bersahabat 
untuk agribisnis. Dari kekayaan sumberdaya yang kita miliki hampir tak terbatas produk-produk 
agribisnis yang dapat dihasilkan dari bumi Indoensia. Selain itu, Indonesia saat ini 
memiliki sumberdaya manusia (SDM) agribisnis, modal sosial (kelembagaan petani, local 
wisdom, indegenous technologies) yang kuat dan infrastruktur agribisnis yang relatif lengkap 
untuk membangun sistem agribisnis. 
Keempat, pembangunan sistem agribisnis yang berbasis pada sumberdaya domestik 
(domestic resources based, high local content) tidak memerlukan impor dan pembiayaan 
eksternal (utang luar negeri) yang besar. Hal ini sesuai dengan tuntutan pembangunan ke 
depan yang menghendaki tidak lagi menambah utang luar negeri karena utang luar negeri 
Indonesia yang sudah terlalu besar. 
Kelima, dalam menghadapi persaingan ekonomi global, Indonesia tidak mungkin mampu 
bersaing pada produk-produk yang sudah dikuasai negara maju. Indonesia tidak mampu 
bersaing dalam industri otomotif, eletronika, dll dengan negara maju seperti Jepang, Korea
Kecenderungan situasi pangan dunia masa depan tersebut memberi peluang bagi 
agribisnis Indonesia. Indonesia yang masih memiliki ruang gerak luas dalam pengembangan 
agribisnis bahan pangan berkesempatan untuk memperbesar pangsanya di pasar internasional. 
Di bidang barang-barang serat (tekstil, barang-barang karet, kertas, bahan bangunan 
dan kayu) sedang terjadi beberapa perubahan yang makin menguntungkan Indonesia ke 
depan. Makin meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya kelestarian 
lingkungan hidup telah mendorong masyarakat dunia mengkonsumsi barang-barang yang 
bersifat bio-degradable. Hal ini akan menggeser penggunaan produk petro-fiber baik dalam 
industri tekstil maupun dalam industri barang-barang dari karet. Penggunaan karet sintetis 
yang kini mencapai 60 persen dalam industri barang-barang karet dunia akan beralih pada 
penggunaan karet alam. Demikian juga penggunaan petro-fiber yang mendominansi berbagai 
bahan baku benang industri tekstil dunia, akan digantikan oleh bio-fiber (serat tanaman) 
seperti rayon. Sementara itu, produk kertas dunia juga sedang bergeser dari dominansi 
negaranegara Skandinavia ke negara tropis termasuk Indonesia yang secara alamiah paling 
efisien memproduksi serat alam. Kecenderungan pasar serat dunia yang demikian akan 
memberi peluang bagi Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi serat 
alam. 
B. PEMBANGUNAN SISTEM AGRIBISNIS 
Untuk mendayagunakan keunggulan Indonesia sebagai negara agraris dan maritim serta 
menghadapi tantangan (Otonomi Daerah, Liberalisasi Perdagangan, perubahan pasar 
internasional lainnya) ke depan, pemerintah (Departemen Pertanian beserta Departemen 
terkait) sedang mempromosikan pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya 
saing (Competitiveness), berkerakyatan (People-Driven), Berkelanjutan (Sustainable) dan 
terdesentraliasi (Decentralized). 
Berbeda dengan pembangunan di masa lalu, di mana pembangunan pertanian dengan 
pembangunan industri dan jasa berjalan sendiri-sendiri, bahkan cenderung saling terlepas 
(decoupling), di masa yang akan datang pemerintah akan mengembangkannya secara sinergis 
melalui pembangunan sistem agribisnis yang mencakup empat subsistem sebagai berikut: 
(1) Sub-sistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yakni industri-industri yang 
menghasilkan barang-barang modal bagi pertanian, seperti industri perbenihan/pembibitan, 
tanaman, ternak, ikan, industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak./ikan), 
industri alat dan mesin pertanian (agro-otomotif); 
(2) Sub-sistem pertanian primer (on-farm agribusiness), yaitu kegiatan budidaya yang 
menghasilkan komoditi pertanian primer (usahatani tanaman pangan, usahatani hortikultura, 
usahatani tanaman obat-obatan (biofarmaka), usaha perkebunan, usaha peternakan, usaha 
perikanan, dan usaha kehutanan);
(3) Sub-sistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness), yaitu industri-industri yang 
mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti industri makanan./minuman, 
industri pakan, industri barang-barang serat alam, industri farmasi, industri bio-energi dll; dan 
(4) Sub-sistem penyedia jasa agribisnis (services for agribusiness) seperti perkreditan, 
transportasi dan pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM, dan kebijakan ekonomi (lihat Davis 
and Golberg, 1957; Downey and Steven, 1987; Saragih, 1998). 
Dengan lingkup pembangunan sistem agribisnis tersebut, maka pembangunan industri, 
pertanian dan jasa saling memperkuat dan konvergen pada produksi produk-produk agribisnis 
yang dibutuhkan pasar. 
Pada sistem agribisnis pelakunya adalah usaha-usaha agribisnis (firm) yakni usahatani 
keluarga, usaha kelompok, usaha kecil, usaha menengah, usaha koperasi dan usaha korporasi, 
baik pada sub-sistem agribisnis hilir, sub-sistem on farm, sub-sistem agribisnis hulu maupun 
pada sub-sistem penyedia jasa bagi agribisnis. Karena itu, pemerintah sedang dan akan 
menumbuh-kembangkan dan memperkuat usaha-usaha agribisnis tersebut melalui berbagai 
instrumen kebijakan yang dimiliki. Pemerintah bukan lagi eksekutor, tetapi berperan sebagai 
fasilitator, regulator dan promotor pembangunan sistem dan usaha agribisnis. 
Sistem dan usaha agribisnis yang sedang dipromosikan adalah sistem dan usaha agribisnis 
yang berdaya saing. Hal ini dicirikan antara lain oleh efisiensi yang tinggi, mampu merespon 
perubahan pasar secara cepat dan efisien, menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, 
menggunakan inovasi teknologi sebagai sumber pertumbuhan produktivitas dan nilai tambah. 
Karena itu, dalam upaya mendayagunakan keunggulan komparatif sebagai negara agraris dan 
maritim menjadi keunggulan bersaing, pembangunan sistem dan usaha agribisnis akan 
dipercepat bergeser dari yang mengandalkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia 
(SDM) belum terampil (factor-driven) kepada pembangunan sistem dan usaha agribisnis 
yang mengandalkan barang-barang modal dan SDM lebih terampil (capital-driven), dan 
kemudian pada pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang mengandalkan ilmu 
pengetahuan, teknologi dan SDM terampil (inovation-driven). Untuk itulah pembangunan 
industri hulu dan hilir pertanian, pengembangan Litbang dan pendidikan SDM diintegrasikan 
dengan pembangunan pertanian. 
Tidak saja berdaya saing, sistem dan usaha agribisnis yang sedang dipromosikan 
pemerintah adalah juga berkerakyatan. Hal ini dicirikan oleh pelibatan rakyat banyak dalam 
sistem dan usaha agribisnis, berlandaskan pada sumber daya yang dimiliki dan atau dikuasai 
rakyat banyak (dari rakyat) baik sumberdaya alam, sumberdaya teknologi (indegenous 
technologies), kearifan lokal (local widom), budaya ekonomi lokal (local culture, capital 
social) dan menjadikan organisasi ekonomi rakyat banyak menjadi pelaku utama agribisnis 
(oleh rakyat). Karena itu, pengembangan budaya berusaha dan jaringan usaha (community 
corporate culture) dengan menghibridisasi budaya lokal dengan budaya perusahaan modern
sedang dipromosikan pemerintah. Dengan begitu hasil pembangunan sistem dan usaha 
agribisnis akan secara nyata dinikmati rakyat banyak di setiap daerah (untuk rakyat). 
Sistem dan usaha agribisnis yang sedang dipromosikan pemerintah bukan hanya berdaya 
saing dan berkerakyatan, tetapi juga berkelanjutan, baik dari segi ekonomi, teknologi maupun 
dari segi ekologis. Dari segi ekonomi, pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang 
berakar kokoh pada sumberdaya dan organisasi ekonomi lokal dan dengan menjadikan 
inovasi teknologi dan kreativitas (skill) rakyat banyak sebagai sumber pertumbuhan, akan 
menghasilkan sistem dan usaha agribisnis yang berkelanjutan. Selain itu, teknologi yang 
dikembangkan ke depan akan diupayakan teknologi ramah lingkungan (green technology). 
Demikian juga pelestarian sumberdaya alam khususnya keragaman hayati merupakan bagian 
dari pembangunan sistem agribisnis yakni bagian dari pengembangan industri 
perbenihan/pembibitan. Dengan begitu, pembangunan sistem dan usaha agribisnis tidak 
hanya untuk kepentingan jangka pendek, tetapi juga kepentingan jangka panjang. 
Sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan 
tersebut, dilaksanakan secara terdesentralisasi. Pembangunan sistem dan usaha agribisnis ke 
depan berbeda dengan masa lalu yang sangat sentralistik dan top-down (state driven). Ke 
depan, pembangunan sistem dan usaha agribisnis akan dilakukan secara terdesentralisasi dan 
lebih mengedepankan kreativitas pelaku agribisnis daerah (people-driven). Hal ini bukan 
sekedar tuntutan UU No. 22 dan No. 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, melainkan juga 
karena kebutuhan objektif dari pembangunan agribisnis yang pada dasarnya berbasis pada 
pendayagunaan sumber daya keragaman agribisnis baik intra maupun inter daerah. 
Dalam kaitan dengan desentralisasi pembangunan sistem dan usaha agribisnis ini, saat ini 
sedang dilakukan pembagian peranan antara pemerintah pusat dan daerah dalam bidang tugas 
dan tanggung jawab yang menjadi wewenang pemerintah. Prinsipnya adalah sebagai berikut. 
Semaksimal mungkin pembangunan sistem dan usaha agribisnis haruslah dilaksanakan oleh 
pelaku agribisnis di setiap daerah. Hanya bidang-bidang tertentu yakni yang tidak dapat 
dilakukan oleh pelaku agribisnis yang menjadi tanggung jawab pemerintah (pusat dan 
daerah). Hal-hal yang tidak dapat ditangani pelaku agribisnis pada wilayah Kabupaten/Kodya 
menjadi tanggung jawab pemerintah propinsi. Kemudian, hal-hal yang menyangkut 
kepentingan dua atau lebih propinsi serta kepentingan nasional menjadi tanggung jawab 
pemerintah pusat. Dengan pembagian peranan antara pelaku agribisnis dengan peranan 
pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi, dan pemerintah pusat yang demikian akan 
terjalin suatu sinergis dan secara konvergen menyumbang pada terwujudnya satu sistem 
agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan setiap daerah.
C. PERANAN PUBLIC RELATION DALAM PEMBANGUNAN AGRIBISNIS 
Membangun sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan 
berkelanjutan dan terdesentraslitik merupakan tanggung jawab seluruh stake-holder 
agribisnis, sesuai dengan peranan masing-masing. Dunia usaha merupakan pelaku utama dari 
pembangunan agribisnis, pemerintah berperan sebagai fasilitator , regulator dan promotor 
pembangunan agribisnis, peneliti berperan dalam pengembangan teknologi, pendidikan 
berperan dalam peningkatan sumberdaya manusia. Sedangkan profesi public relation 
(Humas=Hubungan Masyarakat) berperan dalam membangun public good image baik bagi 
pembangunan agribisnis maupun bagi perusahaan dan produk agribisnis. Orkestra yang 
harmonis dari seluruh stake-holder agribisnis tersebutlah yang menjadi penggerak 
pembangunan sistem agribisnis. 
Khusus tentang peranan public ralation (PR) dalam pembangunan sistem dan usaha 
agribisnis di Indonesia sampai saat ini masih belum berkembang. Padahal fungsi-fungsi PR 
sangat dibutuhkan dalam pembangunan sistem agribisnis, mulai dari tingkat makro sampai 
pada tingkat mikro. 
Pada tingkat makro, peranan PR dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis 
diharapkan dapat membangun good-image tentang pentingnya pembangunan agribisnis 
dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini penting mengingat selama ini bekembang 
anggapan yang merugikan pembangunan agribisnis yakni anggarpan bahwa perekonomian 
modern tidak mungkin dibangun dengan mengandalkan pertanian. Kalau anggapan ini terus 
berkemvbang khususnya pada pengambil keputusan pembangunan, maka sulit kita untuk 
memobilsasi sumberdaya bagi pembangunan agribisnis. 
Selain itu, PR sebagai kegiatan opinion-maker (Onong Uchjana Effendi. 1993; Soekarno, 
1996; Colin Coulson-Thomson. 1999), juga diperlukan untuk memasyarakatkan paradigma 
baru yakni membagun sistem agribisnis merupakan suatu strategi pembangunan ekonomi 
yang mengintegrasikan pembangunan pertanian, industri, dan jasa. Sosialisasi paradigma 
seperti ini sangat penting karena peradigma pembangunan yang berkembang selama ini 
adalah pembangunan ekonomi harus secerpat mungkin beralih dari pertanian ke industri dan 
kemudian ke sektor jasa, sehingga semakin menurun kontribusi pertanian dalam pendapatan 
nasional (tanpa memperdulikan jumlah penduduk yang terlibat di dalamnya) dianggap 
sebagai kemajuan ekonomi. 
Bila paradigma pembangunan yang demikian terus berkembang atau tidak berhasil kita 
rubah, maka para pengambil kebijakan ekonomi akan sulit diharapkan untuk mendesain 
kebijakan ekonomi yang bersahabat dengan agribisnis. 
Masih pada level makro ini, PR agribisnis ke depan hendaknya secara pro-aktif untuk 
membangun good-image masyarakat internasional tentang kelebihan-kelebihan dari produk 
agribisnis tropis. Sebagai contoh telah berulang kali ASA (American Soybean Asociation) 
menuduh minyak sawit kita sebagai produk yang tidak sehat dan merusak lingkungan.
Padahal perkebunan kelapa sawit dapat dipandang sebagai “Perkebunan Korban” yang 
menyerap lebih banyak CO2 (penyebab pemanasan iklim dunia) dibandingkan dengan 
minyak nabati lain. Selain itu, produk minyak sawit juga terbukti tidak mengandung 
kolesterol sebagaimana minyak nabati lainnya. 
Bentuk-bentuk pelecehan terhadap agribisnis tropis seperti itu diperkirakan akan semakin 
gencar di masa yang akan datang, sebagai bentuk hambatan baru perdagangan. Karena itu, 
PR agribisnis Indonesia baru secara pro-aktif harus terus-menerus membangun global good 
image agribisnis Indonesia. Sedangkan untuk tujuan itu, PR agribisnis Indonesia harus 
berdasarkan pada kajian-kajian ilmiah sehingga tidak sekedar retorika orator saja, tetapi 
didukung bukti empiris. Karenanya, PR yang diharapkan ke depan hendaknya scientic PR 
(SPR) agribisnis, yang mengedepankan informasi-informasi ilmiah atau didasari oleh kajian 
empiris. 
Pada akhirnya peranan SPR tersebut akan operasional pada level operasional (perusahaan 
agribisnis). Peranan SPR agribisnis pada perusahaan agribisnis, diperkirakan makin penting 
mengingat semakin pendeknya siklus produk (life cycle product) akibat makin intensifnya 
inovasi teknologi. Biasanya suatu produk baru tidak langsung dapat diterima oleh masyarakat 
karena terbatasnya informasi produk baru yang bersangkutan diterima oleh masyarakat. Di 
sini peranan SPR agribisnis diperlukan yakni mendeseminasi atribut-atribut produk yang 
bersangkutan kepada konsumen. 
Bagaimana setting dan metode kerja SPR agribisnis ini, sampai saat ini memang belum 
jelas. Oleh karena itu Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian Institut Pertanian 
Bogor (PS-KMP IPB) ini perlu mengembangkan konsep SPR agribisnis ke depan. 
Diharapkan seminar hari ini dapat menjadi langkah pertama menghimpun pemikiran dalam 
pengembangan SPR agriubisnis ke depan. 
D. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran 
(Tata niaga) produk pertanian dan olahannya 
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani, 
pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha 
tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya 
mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku 
kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke 
konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri yang mengolah produk usahatani disebut 
agroindustri hilir (downstream). Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan 
karena dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara 
menyerap/mencipakan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan 
kesejahteraan masyarakat pedesaan.
E. LINGKUP KEGIATAN AGRIBISNIS 
1. Pertanian 
Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk 
agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. 
Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (cultivation, atau untuk ternak: 
raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah proses menghasilkan bahan makanan. 
Pertanian terbagi 2 : 
- Pertanian Lahan Basah atau Sawah 
Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan perairan. 
Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi,jagung dan kacang-kacang. 
- Perairan Lahan Kering atau Ladang 
Adalah pertanian yang tidak membutuhkan pengairan.Komoditas lading biasanya berupa 
palawija,umbi-umbian dan holtikultura. 
2. Perkebunan 
Merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri yang laku di 
pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain. 
3. Peternakan 
Merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak. Usaha ternak 
dibedakan atas: 
 Peternakan unggas (ayam dan itik) 
 Peternakan kecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain) 
 Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda) 
4. Perikanan 
Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan pengelolaan dan 
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, 
pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis 
perikanan. 
 Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan danau) 
dan perikanan air laut. 
 Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan rawa, 
perikanan empang dan perikanan tambak. 
5. Kehutanan 
Adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau memamfaatkan hasil 
hutan,baik yang timbuh atau hidup secara alami maupun yang telah dibudidayakan Uraian di 
atas menunjukkan bahwa kegiatan agribisnis merupakan kegiatan yang berbasis pada 
keunggulan sumberdaya alam (on-farm agribusiness) yang terkait erat dengan penerapan 
teknologi dan keunggulan sumberdaya manusia bagi perolehan nilai tambah yang lebih besar
BAB III 
PENUTUP 
Strategi pembangunan sistem agribisnis yang bercirikan yakni berbasis pada 
pemberdayagunaan keragaman sumberdaya yang ada di setiap daerah (domestic resources 
based), akomodatif terhadap keragaman kualitas sumberdaya manusia yang kita miliki, tidak 
mengandalkan impor dan pinjaman luar negeri yang besar, berorientasi ekspor diperkirakan 
mampu memecahkan sebagian besar permasalahan perekonomian yang ada. Selain itu, 
strategi pembangunan sistem agribisnis secara bertahap akan bergerak dinamis menuju 
pembangunan agribisnis yang digerakkan ilmu pengetahuan, teknologi dan SDM terampil 
(innovation-driven), diyakini mampu mengantarkan perekonomian Indonesia memiliki daya 
saing dan bersinergis dalam perekonomian dunia. 
Dilihat dari berbagai aspek, seperti potensi sumberdaya yang dimiliki, arah kebijakan 
pembangunan nasional, potensi pasar domestik dan internasional produk-produk agribisnis, 
dan peta kompetisi dunia, Indonesia memiliki prospek untuk mengembangkan sistem 
agribisnis. 
Membangun sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan 
berkelanjutan dan terdesentraslitik merupakan tanggung jawab seluruh stake-holder 
agribisnis, sesuai dengan peranan masing-masing. Profesi public relation sebagai salah satu 
pelaku agribisnis berperan dalam membangun public good image baik bagi pembangunan 
agribisnis maupun bagi perusahaan dan produk agribisnis. Pada tingkat makro, peranan PR 
dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis diharapkan dapat membangun good-image 
tentang pentingnya pembangunan agribisnis dalam pembangunan ekonomi nasional.
DAFTAR PUSTAKA 
Colin Coulson-Thomson. 1999. ‘Public Relations, Pedoman Praktis Untuk PR’ (Terjemahan). 
Bumi Aksara, Jakarta. 
Onong Uchjana Effendi. 1993. ‘Human Raltions and Public Relations’. Penerbit Mandar 
Maju, Bandung. 
Saragih, Bungaran. 1998. “Kumpulan Pemikiran Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan 
Ekonomi Berbasis Pertanian”. Yayasan Persada Mulia Indonesia. 
Soekarno, SD. 1996. ‘Public Relations, Pengertian Fungsi dan Peranannya’. Penerbit CV. 
Papiries, Surabaya. 
Sudjijono, Budi.2008. Resesi Dunia dan Ekonomi Indonesia.Jakarta: Golden Terayon Press
KATA PENGANTAR 
Bissmillahirahmanirahim 
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu 
Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengijinkan dan 
memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah 
“SUPESTOR AGRIBISNIS HILIR” 
Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari 
mata kuliah AGRIBISNIS untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan. 
Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas 
bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik 
Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. 
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh 
Raha, Desember 2013 
penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i 
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1 
B. Tujuan pembahasan................................................................................... 1 
BAB III PEMBAHASAN 
A. Prospek pengembangan sistem agribisnis di indonesia........................................ 2 
B. Pembangunan sistem agribisnis.................................................................... 3 
C. Peranan public relation dalam pembangunan agribisnis................................ 6 
D. Subsistem agribisnis/agroindustri hilir meliputi pengolahan dan pemasaran.. 7 
E. (tata niaga) produk pertanian dan olahannya................................................. 8 
F. Lingkup kegiatan agribisnis............................................................................. 8 
BAB III PENUTUP 
A. Kesimpulan.................................................................... ............................. 9 
B. Saran............................................................................. ............................. 9 
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
TUGAS AGRIBISNIS 
MAKALAH 
SUPESTOR AGRIBISNIS HILIR 
DISUSUN OLEH : 
NAMA : NAWIATI 
NIM : 
PRODI : AGRIBISNIS 
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA 
(STIP) 
2013
TUGAS 
PENGANTAR ILMU PERTANIAN 
OLEH : 
NAMA : NAWIATI 
NIM : 
PRODI : AGRIBISNIS 
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA 
(STIP) 
2013

More Related Content

What's hot

Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianKebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianCut Endang Kurniasih
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaAlen Pepa
 
8 peranan sektor pertanian.pptx
8 peranan sektor pertanian.pptx8 peranan sektor pertanian.pptx
8 peranan sektor pertanian.pptxemi halimi
 
Sektor pertanian
Sektor pertanianSektor pertanian
Sektor pertanianifa_talita
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Daya saing produk_agribisnis
Daya saing produk_agribisnisDaya saing produk_agribisnis
Daya saing produk_agribisnisYunus Paelo
 
Peranan sektor pertanian.....
Peranan sektor pertanian.....Peranan sektor pertanian.....
Peranan sektor pertanian.....rosita puspa
 
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...Miftakhul Jannah
 
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanianPeranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanianJoel mabes
 
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan PetaniUU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan PetaniAji Sahdi Sutisna
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaJoel mabes
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanianNursyidah alit
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianEem Masitoh
 

What's hot (19)

Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
 
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianKebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
 
8 peranan sektor pertanian.pptx
8 peranan sektor pertanian.pptx8 peranan sektor pertanian.pptx
8 peranan sektor pertanian.pptx
 
Sektor pertanian
Sektor pertanianSektor pertanian
Sektor pertanian
 
8 peranan sektor pertanian
8 peranan sektor pertanian8 peranan sektor pertanian
8 peranan sektor pertanian
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Daya saing produk_agribisnis
Daya saing produk_agribisnisDaya saing produk_agribisnis
Daya saing produk_agribisnis
 
Peranan sektor pertanian.....
Peranan sektor pertanian.....Peranan sektor pertanian.....
Peranan sektor pertanian.....
 
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
 
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanianPeranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
 
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan PetaniUU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanian
 
Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor Pertanian
 

Viewers also liked

Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Septian Muna Barakati
 
Makalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupan
Makalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupanMakalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupan
Makalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupanSeptian Muna Barakati
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaSeptian Muna Barakati
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinSeptian Muna Barakati
 
La mobilité dans Drupal
La mobilité dans DrupalLa mobilité dans Drupal
La mobilité dans DrupalAdyax
 

Viewers also liked (20)

Makalah pemekaran
Makalah pemekaranMakalah pemekaran
Makalah pemekaran
 
Makalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamilMakalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamil
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
50 jenis obat generik
50 jenis obat generik50 jenis obat generik
50 jenis obat generik
 
Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)
 
Makalah aids 2
Makalah aids 2Makalah aids 2
Makalah aids 2
 
Siklus asam sitrat
Siklus asam sitratSiklus asam sitrat
Siklus asam sitrat
 
Makalah hamria harisi
Makalah hamria harisiMakalah hamria harisi
Makalah hamria harisi
 
Makalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupan
Makalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupanMakalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupan
Makalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupan
 
Makalah pembangunan masyarakat desa
Makalah pembangunan masyarakat desaMakalah pembangunan masyarakat desa
Makalah pembangunan masyarakat desa
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Makalah hiv aids...
Makalah hiv aids...Makalah hiv aids...
Makalah hiv aids...
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
 
Makalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetikMakalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetik
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
 
Makalah pembuatan email 3
Makalah pembuatan email 3Makalah pembuatan email 3
Makalah pembuatan email 3
 
Makalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharahMakalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharah
 
La mobilité dans Drupal
La mobilité dans DrupalLa mobilité dans Drupal
La mobilité dans Drupal
 

Similar to Makalah agribisnis hilir

Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirWarnet Raha
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalHikmat Hikmatullah
 
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaPengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Pengembangan Bioekonomi di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi di IndonesiaPengembangan Bioekonomi di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi di IndonesiaTogar Simatupang
 
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisPotensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisDennisaDianita
 
SUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANG
SUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANGSUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANG
SUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANGHasanuddin University
 
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.pptNasrunGayo2
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Septian Muna Barakati
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Warnet Raha
 

Similar to Makalah agribisnis hilir (20)

Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
1. agroindustri peluang dan kendala
1. agroindustri peluang dan kendala1. agroindustri peluang dan kendala
1. agroindustri peluang dan kendala
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
 
Dasar dasar awam di malaysia
Dasar dasar awam di malaysiaDasar dasar awam di malaysia
Dasar dasar awam di malaysia
 
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaPengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Pengembangan Bioekonomi di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi di IndonesiaPengembangan Bioekonomi di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi di Indonesia
 
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisPotensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
 
SUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANG
SUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANGSUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANG
SUMBERDAYA ALAM DALAM EKONOMI BERKEMBANG
 
Peranan Sektor Pertanian
Peranan Sektor PertanianPeranan Sektor Pertanian
Peranan Sektor Pertanian
 
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
 
Lipi daya saing inklusif (yuti)
Lipi   daya saing inklusif (yuti)Lipi   daya saing inklusif (yuti)
Lipi daya saing inklusif (yuti)
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 
Globalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiGlobalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomi
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
 
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
 
Agroindustri
AgroindustriAgroindustri
Agroindustri
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Makalah agribisnis hilir

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Untuk memecahkan masalah ekonomi yang begitu kompleks, Indonesia memerlukan penajaman (focusing) strategi pembangunan ekonomi yang diharapkan mampu memberi solusi atas persoalan yang ada, tanpa menimbulkan persoalan baru. Oleh karena itu, strategi yang dipilih hendaknya memiliki karakteristik (attributes) sebagai berikut: Pertama, strategi yang dipilih haruslah memiliki jangkauan kemampuan memecahkan masalah ekonomi yang luas sedemikian rupa, sehingga sekali strategi yang bersangkutan diimplementasikan, sebagian besar persoalan ekonomi dapat terselesaikan; Kedua, strategi yang dipilih untuk diimplementasikan tidak mengharuskan penggunaan pembiayaan eksternal (pinjaman luar negeri dan impor) yang terlalu besar, sehingga tidak menambah utang luar negeri yang telah besar saat ini; Ketiga, strategi yang dipilih hendaknya tidak dimulai dari nol, melainkan dapat memanfaatkan hasil-hasil pembangunan sebelumnya, sehingga selain tidak menimbulkan kegamangan di dalam masyarakat, juga hasil-hasil pembangunan sebelumnya tidak menjadi sia-sia; Keempat, strategi yang dipilih untuk diimplementasikan mampu membawa perekonomian Indonesia ke masa depan yang lebih cerah, di mana Indonesia mampu menjadi saling sinergis (interdepency economy) dengan perekonoian dunia dan bukan perekonomian yang tergantung (dependency economy) pada negara lain. Strategi pembangunan sistem agribisnis yang bercirikan yakni berbasis pada pemberdayagunaan keragaman sumberdaya yang ada di setiap daerah (domestic resources based), akomodatif terhadap keragaman kualitas sumberdaya manusia yang kita miliki, tidak mengandalkan impor dan pinjaman luar negeri yang besar, berorientasi ekspor (selain memanfaatkan pasar domestik), diperkirakan mampu memecahkan sebagian besar permasalahan perekonomian yang ada. Selain itu, strategi pembangunan sistem agribisnis yang secara bertahap akan bergerak dari pembangunan yang mengandalkan sumberdaya alam dan SDM belum terampil (factor driven), kemudian beralih kepada pembangunan agribisnis yang digerakkan oleh barang-barang modal dan SDM lebih terampil (capital driven) dan kemudian beralih kepada pembangunan agribisnis yang digerakkan ilmu pengetahuan, teknologi dan SDM terampil (innovation-driven), diyakini mampu mengantarkan perekonomian Indonesia memiliki daya saing dan bersinergis dalam perekonomian dunia. B. TUJUAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui supestor agribisnis hilir.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. PROSPEK PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS DI INDONESIA Dilihat dari berbagai aspek, seperti potensi sumberdaya yang dimiliki, arah kebijakan pembangunan nasional, potensi pasar domestik dan internasional produk-produk agribisnis, dan peta kompetisi dunia, Indonesia memiliki prospek untuk mengembangkan sistem agribisnis. Prospek ini secara aktual dan faktual ini didukung oleh hal-hal sebagai berikut: Pertama, pembangunan sistem agribisnis di Indonesia telah menjadi keputusan politik. Rakyat melalui MPR telah memberi arah pembangunan ekonomi sebagaimana dimuat dalam GBHN 1999-2004 yang antara lain mengamanatkan pembangunan keunggulan komparatif Indonesia sebagai negara agraris dan maritim. Arahan GBHN tersebut tidak lain adalah pembangunan sistem agribsinis. Kedua, pembangunan sistem agribisnis juga searah dengan amanat konstitusi yakni No. 22 tahun 1999, UU No. 25 tahun 1999 dan PP 25 tahun 2000 tentang pelaksanaan Otonomi Daaerah. Dari segi ekonomi, esensi Otonomi Daerah adalah mempercepat pembangunan ekonomi daerah dengan mendayagunakan sumberdaya yang tersedia di setiap daerah, yang tidak lain adalah sumberdaya di bidang agribinsis. Selain itu, pada saat ini hampir seluruh daerah struktur perekonomiannya (pembentukan PDRB, penyerapan tenagakerja, kesempatan berusaha, eskpor) sebagian besar (sekitar 80 persen) disumbang oleh agribinsis. Karena itu, pembangunan sistem agribisnis identik dengan pembangunan ekonomi daerah. Ketiga, Indonesia memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam agribisnis. Kita memiliki kekayaan keragaman hayati (biodivercity) daratan dan perairan yang terbesar di dunia, lahan yang relatif luas dan subur, dan agroklimat yang bersahabat untuk agribisnis. Dari kekayaan sumberdaya yang kita miliki hampir tak terbatas produk-produk agribisnis yang dapat dihasilkan dari bumi Indoensia. Selain itu, Indonesia saat ini memiliki sumberdaya manusia (SDM) agribisnis, modal sosial (kelembagaan petani, local wisdom, indegenous technologies) yang kuat dan infrastruktur agribisnis yang relatif lengkap untuk membangun sistem agribisnis. Keempat, pembangunan sistem agribisnis yang berbasis pada sumberdaya domestik (domestic resources based, high local content) tidak memerlukan impor dan pembiayaan eksternal (utang luar negeri) yang besar. Hal ini sesuai dengan tuntutan pembangunan ke depan yang menghendaki tidak lagi menambah utang luar negeri karena utang luar negeri Indonesia yang sudah terlalu besar. Kelima, dalam menghadapi persaingan ekonomi global, Indonesia tidak mungkin mampu bersaing pada produk-produk yang sudah dikuasai negara maju. Indonesia tidak mampu bersaing dalam industri otomotif, eletronika, dll dengan negara maju seperti Jepang, Korea
  • 3. Kecenderungan situasi pangan dunia masa depan tersebut memberi peluang bagi agribisnis Indonesia. Indonesia yang masih memiliki ruang gerak luas dalam pengembangan agribisnis bahan pangan berkesempatan untuk memperbesar pangsanya di pasar internasional. Di bidang barang-barang serat (tekstil, barang-barang karet, kertas, bahan bangunan dan kayu) sedang terjadi beberapa perubahan yang makin menguntungkan Indonesia ke depan. Makin meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup telah mendorong masyarakat dunia mengkonsumsi barang-barang yang bersifat bio-degradable. Hal ini akan menggeser penggunaan produk petro-fiber baik dalam industri tekstil maupun dalam industri barang-barang dari karet. Penggunaan karet sintetis yang kini mencapai 60 persen dalam industri barang-barang karet dunia akan beralih pada penggunaan karet alam. Demikian juga penggunaan petro-fiber yang mendominansi berbagai bahan baku benang industri tekstil dunia, akan digantikan oleh bio-fiber (serat tanaman) seperti rayon. Sementara itu, produk kertas dunia juga sedang bergeser dari dominansi negaranegara Skandinavia ke negara tropis termasuk Indonesia yang secara alamiah paling efisien memproduksi serat alam. Kecenderungan pasar serat dunia yang demikian akan memberi peluang bagi Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi serat alam. B. PEMBANGUNAN SISTEM AGRIBISNIS Untuk mendayagunakan keunggulan Indonesia sebagai negara agraris dan maritim serta menghadapi tantangan (Otonomi Daerah, Liberalisasi Perdagangan, perubahan pasar internasional lainnya) ke depan, pemerintah (Departemen Pertanian beserta Departemen terkait) sedang mempromosikan pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing (Competitiveness), berkerakyatan (People-Driven), Berkelanjutan (Sustainable) dan terdesentraliasi (Decentralized). Berbeda dengan pembangunan di masa lalu, di mana pembangunan pertanian dengan pembangunan industri dan jasa berjalan sendiri-sendiri, bahkan cenderung saling terlepas (decoupling), di masa yang akan datang pemerintah akan mengembangkannya secara sinergis melalui pembangunan sistem agribisnis yang mencakup empat subsistem sebagai berikut: (1) Sub-sistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yakni industri-industri yang menghasilkan barang-barang modal bagi pertanian, seperti industri perbenihan/pembibitan, tanaman, ternak, ikan, industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak./ikan), industri alat dan mesin pertanian (agro-otomotif); (2) Sub-sistem pertanian primer (on-farm agribusiness), yaitu kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer (usahatani tanaman pangan, usahatani hortikultura, usahatani tanaman obat-obatan (biofarmaka), usaha perkebunan, usaha peternakan, usaha perikanan, dan usaha kehutanan);
  • 4. (3) Sub-sistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness), yaitu industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti industri makanan./minuman, industri pakan, industri barang-barang serat alam, industri farmasi, industri bio-energi dll; dan (4) Sub-sistem penyedia jasa agribisnis (services for agribusiness) seperti perkreditan, transportasi dan pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM, dan kebijakan ekonomi (lihat Davis and Golberg, 1957; Downey and Steven, 1987; Saragih, 1998). Dengan lingkup pembangunan sistem agribisnis tersebut, maka pembangunan industri, pertanian dan jasa saling memperkuat dan konvergen pada produksi produk-produk agribisnis yang dibutuhkan pasar. Pada sistem agribisnis pelakunya adalah usaha-usaha agribisnis (firm) yakni usahatani keluarga, usaha kelompok, usaha kecil, usaha menengah, usaha koperasi dan usaha korporasi, baik pada sub-sistem agribisnis hilir, sub-sistem on farm, sub-sistem agribisnis hulu maupun pada sub-sistem penyedia jasa bagi agribisnis. Karena itu, pemerintah sedang dan akan menumbuh-kembangkan dan memperkuat usaha-usaha agribisnis tersebut melalui berbagai instrumen kebijakan yang dimiliki. Pemerintah bukan lagi eksekutor, tetapi berperan sebagai fasilitator, regulator dan promotor pembangunan sistem dan usaha agribisnis. Sistem dan usaha agribisnis yang sedang dipromosikan adalah sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing. Hal ini dicirikan antara lain oleh efisiensi yang tinggi, mampu merespon perubahan pasar secara cepat dan efisien, menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, menggunakan inovasi teknologi sebagai sumber pertumbuhan produktivitas dan nilai tambah. Karena itu, dalam upaya mendayagunakan keunggulan komparatif sebagai negara agraris dan maritim menjadi keunggulan bersaing, pembangunan sistem dan usaha agribisnis akan dipercepat bergeser dari yang mengandalkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia (SDM) belum terampil (factor-driven) kepada pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang mengandalkan barang-barang modal dan SDM lebih terampil (capital-driven), dan kemudian pada pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang mengandalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan SDM terampil (inovation-driven). Untuk itulah pembangunan industri hulu dan hilir pertanian, pengembangan Litbang dan pendidikan SDM diintegrasikan dengan pembangunan pertanian. Tidak saja berdaya saing, sistem dan usaha agribisnis yang sedang dipromosikan pemerintah adalah juga berkerakyatan. Hal ini dicirikan oleh pelibatan rakyat banyak dalam sistem dan usaha agribisnis, berlandaskan pada sumber daya yang dimiliki dan atau dikuasai rakyat banyak (dari rakyat) baik sumberdaya alam, sumberdaya teknologi (indegenous technologies), kearifan lokal (local widom), budaya ekonomi lokal (local culture, capital social) dan menjadikan organisasi ekonomi rakyat banyak menjadi pelaku utama agribisnis (oleh rakyat). Karena itu, pengembangan budaya berusaha dan jaringan usaha (community corporate culture) dengan menghibridisasi budaya lokal dengan budaya perusahaan modern
  • 5. sedang dipromosikan pemerintah. Dengan begitu hasil pembangunan sistem dan usaha agribisnis akan secara nyata dinikmati rakyat banyak di setiap daerah (untuk rakyat). Sistem dan usaha agribisnis yang sedang dipromosikan pemerintah bukan hanya berdaya saing dan berkerakyatan, tetapi juga berkelanjutan, baik dari segi ekonomi, teknologi maupun dari segi ekologis. Dari segi ekonomi, pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berakar kokoh pada sumberdaya dan organisasi ekonomi lokal dan dengan menjadikan inovasi teknologi dan kreativitas (skill) rakyat banyak sebagai sumber pertumbuhan, akan menghasilkan sistem dan usaha agribisnis yang berkelanjutan. Selain itu, teknologi yang dikembangkan ke depan akan diupayakan teknologi ramah lingkungan (green technology). Demikian juga pelestarian sumberdaya alam khususnya keragaman hayati merupakan bagian dari pembangunan sistem agribisnis yakni bagian dari pengembangan industri perbenihan/pembibitan. Dengan begitu, pembangunan sistem dan usaha agribisnis tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek, tetapi juga kepentingan jangka panjang. Sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan tersebut, dilaksanakan secara terdesentralisasi. Pembangunan sistem dan usaha agribisnis ke depan berbeda dengan masa lalu yang sangat sentralistik dan top-down (state driven). Ke depan, pembangunan sistem dan usaha agribisnis akan dilakukan secara terdesentralisasi dan lebih mengedepankan kreativitas pelaku agribisnis daerah (people-driven). Hal ini bukan sekedar tuntutan UU No. 22 dan No. 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, melainkan juga karena kebutuhan objektif dari pembangunan agribisnis yang pada dasarnya berbasis pada pendayagunaan sumber daya keragaman agribisnis baik intra maupun inter daerah. Dalam kaitan dengan desentralisasi pembangunan sistem dan usaha agribisnis ini, saat ini sedang dilakukan pembagian peranan antara pemerintah pusat dan daerah dalam bidang tugas dan tanggung jawab yang menjadi wewenang pemerintah. Prinsipnya adalah sebagai berikut. Semaksimal mungkin pembangunan sistem dan usaha agribisnis haruslah dilaksanakan oleh pelaku agribisnis di setiap daerah. Hanya bidang-bidang tertentu yakni yang tidak dapat dilakukan oleh pelaku agribisnis yang menjadi tanggung jawab pemerintah (pusat dan daerah). Hal-hal yang tidak dapat ditangani pelaku agribisnis pada wilayah Kabupaten/Kodya menjadi tanggung jawab pemerintah propinsi. Kemudian, hal-hal yang menyangkut kepentingan dua atau lebih propinsi serta kepentingan nasional menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Dengan pembagian peranan antara pelaku agribisnis dengan peranan pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi, dan pemerintah pusat yang demikian akan terjalin suatu sinergis dan secara konvergen menyumbang pada terwujudnya satu sistem agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan setiap daerah.
  • 6. C. PERANAN PUBLIC RELATION DALAM PEMBANGUNAN AGRIBISNIS Membangun sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan dan terdesentraslitik merupakan tanggung jawab seluruh stake-holder agribisnis, sesuai dengan peranan masing-masing. Dunia usaha merupakan pelaku utama dari pembangunan agribisnis, pemerintah berperan sebagai fasilitator , regulator dan promotor pembangunan agribisnis, peneliti berperan dalam pengembangan teknologi, pendidikan berperan dalam peningkatan sumberdaya manusia. Sedangkan profesi public relation (Humas=Hubungan Masyarakat) berperan dalam membangun public good image baik bagi pembangunan agribisnis maupun bagi perusahaan dan produk agribisnis. Orkestra yang harmonis dari seluruh stake-holder agribisnis tersebutlah yang menjadi penggerak pembangunan sistem agribisnis. Khusus tentang peranan public ralation (PR) dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis di Indonesia sampai saat ini masih belum berkembang. Padahal fungsi-fungsi PR sangat dibutuhkan dalam pembangunan sistem agribisnis, mulai dari tingkat makro sampai pada tingkat mikro. Pada tingkat makro, peranan PR dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis diharapkan dapat membangun good-image tentang pentingnya pembangunan agribisnis dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini penting mengingat selama ini bekembang anggapan yang merugikan pembangunan agribisnis yakni anggarpan bahwa perekonomian modern tidak mungkin dibangun dengan mengandalkan pertanian. Kalau anggapan ini terus berkemvbang khususnya pada pengambil keputusan pembangunan, maka sulit kita untuk memobilsasi sumberdaya bagi pembangunan agribisnis. Selain itu, PR sebagai kegiatan opinion-maker (Onong Uchjana Effendi. 1993; Soekarno, 1996; Colin Coulson-Thomson. 1999), juga diperlukan untuk memasyarakatkan paradigma baru yakni membagun sistem agribisnis merupakan suatu strategi pembangunan ekonomi yang mengintegrasikan pembangunan pertanian, industri, dan jasa. Sosialisasi paradigma seperti ini sangat penting karena peradigma pembangunan yang berkembang selama ini adalah pembangunan ekonomi harus secerpat mungkin beralih dari pertanian ke industri dan kemudian ke sektor jasa, sehingga semakin menurun kontribusi pertanian dalam pendapatan nasional (tanpa memperdulikan jumlah penduduk yang terlibat di dalamnya) dianggap sebagai kemajuan ekonomi. Bila paradigma pembangunan yang demikian terus berkembang atau tidak berhasil kita rubah, maka para pengambil kebijakan ekonomi akan sulit diharapkan untuk mendesain kebijakan ekonomi yang bersahabat dengan agribisnis. Masih pada level makro ini, PR agribisnis ke depan hendaknya secara pro-aktif untuk membangun good-image masyarakat internasional tentang kelebihan-kelebihan dari produk agribisnis tropis. Sebagai contoh telah berulang kali ASA (American Soybean Asociation) menuduh minyak sawit kita sebagai produk yang tidak sehat dan merusak lingkungan.
  • 7. Padahal perkebunan kelapa sawit dapat dipandang sebagai “Perkebunan Korban” yang menyerap lebih banyak CO2 (penyebab pemanasan iklim dunia) dibandingkan dengan minyak nabati lain. Selain itu, produk minyak sawit juga terbukti tidak mengandung kolesterol sebagaimana minyak nabati lainnya. Bentuk-bentuk pelecehan terhadap agribisnis tropis seperti itu diperkirakan akan semakin gencar di masa yang akan datang, sebagai bentuk hambatan baru perdagangan. Karena itu, PR agribisnis Indonesia baru secara pro-aktif harus terus-menerus membangun global good image agribisnis Indonesia. Sedangkan untuk tujuan itu, PR agribisnis Indonesia harus berdasarkan pada kajian-kajian ilmiah sehingga tidak sekedar retorika orator saja, tetapi didukung bukti empiris. Karenanya, PR yang diharapkan ke depan hendaknya scientic PR (SPR) agribisnis, yang mengedepankan informasi-informasi ilmiah atau didasari oleh kajian empiris. Pada akhirnya peranan SPR tersebut akan operasional pada level operasional (perusahaan agribisnis). Peranan SPR agribisnis pada perusahaan agribisnis, diperkirakan makin penting mengingat semakin pendeknya siklus produk (life cycle product) akibat makin intensifnya inovasi teknologi. Biasanya suatu produk baru tidak langsung dapat diterima oleh masyarakat karena terbatasnya informasi produk baru yang bersangkutan diterima oleh masyarakat. Di sini peranan SPR agribisnis diperlukan yakni mendeseminasi atribut-atribut produk yang bersangkutan kepada konsumen. Bagaimana setting dan metode kerja SPR agribisnis ini, sampai saat ini memang belum jelas. Oleh karena itu Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian Institut Pertanian Bogor (PS-KMP IPB) ini perlu mengembangkan konsep SPR agribisnis ke depan. Diharapkan seminar hari ini dapat menjadi langkah pertama menghimpun pemikiran dalam pengembangan SPR agriubisnis ke depan. D. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran (Tata niaga) produk pertanian dan olahannya Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream). Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
  • 8. E. LINGKUP KEGIATAN AGRIBISNIS 1. Pertanian Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (cultivation, atau untuk ternak: raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah proses menghasilkan bahan makanan. Pertanian terbagi 2 : - Pertanian Lahan Basah atau Sawah Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi,jagung dan kacang-kacang. - Perairan Lahan Kering atau Ladang Adalah pertanian yang tidak membutuhkan pengairan.Komoditas lading biasanya berupa palawija,umbi-umbian dan holtikultura. 2. Perkebunan Merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri yang laku di pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain. 3. Peternakan Merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak. Usaha ternak dibedakan atas:  Peternakan unggas (ayam dan itik)  Peternakan kecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain)  Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda) 4. Perikanan Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.  Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan danau) dan perikanan air laut.  Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan rawa, perikanan empang dan perikanan tambak. 5. Kehutanan Adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau memamfaatkan hasil hutan,baik yang timbuh atau hidup secara alami maupun yang telah dibudidayakan Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan agribisnis merupakan kegiatan yang berbasis pada keunggulan sumberdaya alam (on-farm agribusiness) yang terkait erat dengan penerapan teknologi dan keunggulan sumberdaya manusia bagi perolehan nilai tambah yang lebih besar
  • 9. BAB III PENUTUP Strategi pembangunan sistem agribisnis yang bercirikan yakni berbasis pada pemberdayagunaan keragaman sumberdaya yang ada di setiap daerah (domestic resources based), akomodatif terhadap keragaman kualitas sumberdaya manusia yang kita miliki, tidak mengandalkan impor dan pinjaman luar negeri yang besar, berorientasi ekspor diperkirakan mampu memecahkan sebagian besar permasalahan perekonomian yang ada. Selain itu, strategi pembangunan sistem agribisnis secara bertahap akan bergerak dinamis menuju pembangunan agribisnis yang digerakkan ilmu pengetahuan, teknologi dan SDM terampil (innovation-driven), diyakini mampu mengantarkan perekonomian Indonesia memiliki daya saing dan bersinergis dalam perekonomian dunia. Dilihat dari berbagai aspek, seperti potensi sumberdaya yang dimiliki, arah kebijakan pembangunan nasional, potensi pasar domestik dan internasional produk-produk agribisnis, dan peta kompetisi dunia, Indonesia memiliki prospek untuk mengembangkan sistem agribisnis. Membangun sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan dan terdesentraslitik merupakan tanggung jawab seluruh stake-holder agribisnis, sesuai dengan peranan masing-masing. Profesi public relation sebagai salah satu pelaku agribisnis berperan dalam membangun public good image baik bagi pembangunan agribisnis maupun bagi perusahaan dan produk agribisnis. Pada tingkat makro, peranan PR dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis diharapkan dapat membangun good-image tentang pentingnya pembangunan agribisnis dalam pembangunan ekonomi nasional.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Colin Coulson-Thomson. 1999. ‘Public Relations, Pedoman Praktis Untuk PR’ (Terjemahan). Bumi Aksara, Jakarta. Onong Uchjana Effendi. 1993. ‘Human Raltions and Public Relations’. Penerbit Mandar Maju, Bandung. Saragih, Bungaran. 1998. “Kumpulan Pemikiran Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian”. Yayasan Persada Mulia Indonesia. Soekarno, SD. 1996. ‘Public Relations, Pengertian Fungsi dan Peranannya’. Penerbit CV. Papiries, Surabaya. Sudjijono, Budi.2008. Resesi Dunia dan Ekonomi Indonesia.Jakarta: Golden Terayon Press
  • 11. KATA PENGANTAR Bissmillahirahmanirahim Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengijinkan dan memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah “SUPESTOR AGRIBISNIS HILIR” Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah AGRIBISNIS untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan. Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh Raha, Desember 2013 penulis
  • 12. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................. i DAFTAR ISI........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1 B. Tujuan pembahasan................................................................................... 1 BAB III PEMBAHASAN A. Prospek pengembangan sistem agribisnis di indonesia........................................ 2 B. Pembangunan sistem agribisnis.................................................................... 3 C. Peranan public relation dalam pembangunan agribisnis................................ 6 D. Subsistem agribisnis/agroindustri hilir meliputi pengolahan dan pemasaran.. 7 E. (tata niaga) produk pertanian dan olahannya................................................. 8 F. Lingkup kegiatan agribisnis............................................................................. 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................... ............................. 9 B. Saran............................................................................. ............................. 9 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
  • 13. TUGAS AGRIBISNIS MAKALAH SUPESTOR AGRIBISNIS HILIR DISUSUN OLEH : NAMA : NAWIATI NIM : PRODI : AGRIBISNIS SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA (STIP) 2013
  • 14. TUGAS PENGANTAR ILMU PERTANIAN OLEH : NAMA : NAWIATI NIM : PRODI : AGRIBISNIS SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA (STIP) 2013