SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
THAHARAH 
FUNGSI DAN MANFAATNYA 
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah AIK 2 (Fiqh) 
Disusun Oleh : 
1. Ade Gusti (20120540008) 
2. Lisa Noviyanti (20120540017) 
3. Dewi Tri Wulandari (20120540033) 
4. Dova Dwiyanti (20120540037) 
Prodi : S1-Pendidikan Bahasa Inggris 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 
2013
2 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan 
berkah, rahmat, inayah serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan 
makalah kami yang berjudul “Thaharah, Fungsi dan Manfaatnya” tanpa 
halangan apapun. 
Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi 
Tugas Mata Kuliah Akidah Islam Kemuhammadiyahan 2 (Fiqh) di Universitas 
Muhammadiyah Yogyakarta. 
Makalah ini berisi tentang pengertian dan pembahasan mengenai 
pengertian thaharah. Dalam makalah ini juga terdapat penjelasan yang lebih 
terperinci mengenai bagaimana fungsi dan manfaat dari thaharah. 
Makalah ini Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat waktu atas usaha, 
do’a, serta dukungan dari anggota kelompok (Penulis). Penulis mengucapkan 
terima kasih kepada Bapak Dosen AIK yang telah memberikan kesempatan untuk 
menyusun makalah ini kemudian mempresentasikannya untuk bahan diskusi 
kelas. 
Kami sebagai manusia biasa yang lemah tentunya mempunyai 
kekurangan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak 
kekurangan yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Untuk itu kritik dan saran 
yang membangun sangat diharapkan dan akan kami terima dengan lapang demi 
kesempurnaan makalah berikutnya. Atas kekurangan tersebut, kami mohon maaf, 
dan kami juga sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan 
serta dalam penyusunan makalah ini, semoga Allah SWT senantiasa meridhai 
segala usaha kita. Amin. 
Yogyakarta, 17 Maret 2013 
Penulis 
ii
3 
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i 
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii 
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang..................................................................................... 1 
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1 
C. Tujuan .................................................................................................. 2 
D. Ruang Lingkup .................................................................................... 2 
BAB II PEMBAHASAN 
E. Pengertian Thaharah ............................................................................ 3 
F. Syarat wajib Thaharah ......................................................................... 4 
G. Sarana Melakukan Thaharah ............................................................... 4 
H. Bentuk Thaharah.................................................................................. 6 
I. Pengertian hadas dan najis ................................................................ 14 
J. Fungsi Thaharah ................................................................................ 17 
K. Manfaat Thaharah ................................................................................ 17 
BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 19 
DAFTAR PUSTAKA 
iii
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Islam menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan badani selain 
rohani. Kebersihan badani tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu 
bersuci sebelum mereka melakukan ibadah menghadap Allah SWT. Pada 
hakikatnya tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhindari dari kotoran 
atau debu yang menempel di badan sehingga secara sadar atau tidak sengaja 
membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT. 
Namun, yang terjadi sekarang adalah, banyak umat muslim hanya tahu 
saja bahwa bersuci itu sebatas membasuh badan dengan air tanpa 
mengamalkan rukun-rukun bersuci lainnya sesuai syariat Islam. Bersuci atau 
istilah dalam istilah Islam yaitu “Thaharah” mempunyai makna yang luas 
tidak hanya berwudhu saja. 
Pengertian thaharah adalah mensucikan diri, pakaian, dan tempat 
sholat dari hadas dan najis menurut syariat islam. Bersuci dari hadas dan najis 
adalah syarat syahnya seorang muslim dalam mengerjakan ibadah tertentu. 
Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya banyak sekali manfaat yang bisa 
kita ambil dari fungsi thaharah. Taharah sebagai bukti bahwa Islam amat 
mementingkan kebersihan dan kesucian 
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis bermaksud 
untuk memaparkan penjelasan lebih rinci tentang thaharah, menjelaskan 
bagaimana fungsi thaharah dalam menjalan ibadah kepada Allah, serta 
menjelaskan manfaat thaharah yang dapat umat muslim peroleh. Dengan 
demikian umat muslim akan lebih tahu makna bersuci dan mulai 
mengamalkannya untuk peningkatan kualitas ibadah yang lebih baik. 
B. Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian thaharah secara bahasa dan istilah? 
2. Apa saja syarat wajib melakukan thaharah? 
1
2 
3. Apa saja sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah? 
4. Apa saja macam-macam bentuk thaharah? 
5. Apa pengertian hadas dan najis dan cara mensucikannya? 
6. Bagaimana fungsi thaharah dalam kehidupan sehari-hari? 
7. Apa manfaat yang diperoleh dari melakukan thaharah? 
C. Tujuan 
Makalah yang berjudul “Thaharah, Fungsi dan Manfaatnya” ini kami 
susun sebagai : 
1. Sarana berbagi ilmu pengetahuan tentang islam khususmya mengenai ilmu 
thaharah secara lebih jelas dan rinci. 
2. Sarana dakwah karena saling mengingatkan pentingnya mempelajari ilmu 
thaharah sebagai syarat suci dalam menjalankan ibadah kepada Allah 
SWT. 
3. Menyiarkan bahwa mempelajari ilmu thaharah itu adalah suatu keharusan 
dan kebutuhan bagi umat islam, karena di dalamnya terdapat berbagai 
syar’i yang wajib diketahui dan diamalkan oleh seorang muslim. 
D. Ruang Lingkup 
Dalam makalah ini sebagian besar berisi tentang hal-hal yang berkaitan 
dengan apa itu thaharah secara lengkap dan dijelaskan secara lebih rinci dan 
jelas. Mulai dari pengertian, syarat wajib melakukan thaharah, sarana untuk 
melakukan thaharah, mengenal macam – macam bentuk thaharah, kemudian 
pengertian hadist dan najis dan bagaimana cara mensucikannya serta 
penerapan kedua ilmu tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari. Tidak 
hanya itu, dari berbagai sub-judul yang ada, dijelaskan mengenai pembahasan 
yang jelas agar mudah dipahami dan sesuai dengan materi yang ada. Dalam 
makalah ini juga terdapat firman- firman Allah SWT yang mendukung 
penjelasan yang ada, dan firman-firman Allah SWT tersebut juga menjadi 
pedoman atau landasan dalam penjelasan dalam makalah ini.
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Thaharah 
Taharah menurut bahasa berasal dari kata طهور (Thohur), 
artinya bersuci atau bersih. 
Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun 
hadas kecil dan bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan 
benda-benda yang terbawa di badan. 
Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Dalam 
kesempatan lain Nabi SAW juga bersabda: 
قال عليه الصلاة والسلام: مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ أَلطَّ هَََارَةُ، وَتََْرِيْْهَُا التَّكْبِيْ رُ، 
وَتََْلِيْ لُهَا التَّسْلِيْم “Nabi Bersabda: Kuncinya shalat adalah suci, penghormatannya adalah takbir 
dan perhiasannya adalah salam.” 
Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan 
perempuan. Dalam hal ini banyak ayat Al qur`an dan hadist Nabi Muhammad 
saw, menganjurkan agar kita senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batin. 
Firman Allah Swt : 
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قلُْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِِّسَاءَ فِِ الْمَحِيضِ وَلا 
ت قَْرَبُوهُنَّ حَتََّّ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللََُّّ إِنَّ اللَََّّ يُُِبُّ 
) التَّ وَّابِينَ وَيُُِبُّ الْمُتَطَهِِّرِينَ ) ٢٢٢ 
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang -orang yang bertobat dan 
mencintai orang-orang yang suci lagi bersih”. (QS Al Baqarh:222) 
3
4 
Selain ayat al qur`an tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda. 
النظافة من الايمان )رواه مسلم( 
Artinya : “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman.”(HR.Muslim) 
B. Syarat wajib Thaharah 
Setiap mukmin mempunyai syarat wajib untuk melakukan thaharah. 
Ada hal-hal yang harus diperhatikan sebagai syarat sah-nya berthaharah 
sebelum melakukan perintah Allah SWT. Syarat wajib tersebut ialah : 
1. Islam 
2. Berakal 
3. Baligh 
4. Masuk waktu ( Untuk mendirikan solat fardhu ). 
5. Tidak lupa 
6. Tidak dipaksa 
7. Berhenti darah haid dan nifas 
8. Ada air atau debu tanah yang suci. 
9. Berdaya melakukannya mengikut kemampuan. 
C. Sarana Melakukan Thaharah 
Firman Allah: 
نَ بُّلقَه ي لاو لُّاَ بُّليَْلايُلاتََّ ل وُّ أََُ وََ ةُّلاَصيلاو وُّ بُّلهَْ تََيلاو وُّ نَُمآَ نََُِّ هَّل ي هَ يُّ اَي 
نَو يُّ أصيفْ أَُّو تأأ أْ نَ م نَ بُّل هَْ أَ يلاو نَُّأَ ه تَّ يُّ صه ي هَ لُّاَهَ هَََُِِّن نًََ هَُِّنُّ 
أَ وء أُّلاصه ي هََ أُّلاوَ وُّهُ أُ أِ هَُِّن وُّلاَ ه ي يَ وُّ اُأص لُِّ هَ أَُّ ي ءنو لُّاَ ف لُِّ ل ي لاو حَُّقأ فَءوُّ 
هلا يََ فلاو تُّأيلا ي ألاأَ ي هََ نََُِّ هَأ ء يَ هََ أَُّتََّ وُّ تََّ يًََُّبلاو وَُّيًلافاو اََأَفْ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu solat, sedang kamu 
dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, 
(jangan pula menghampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan berjunub), 
terkecuali sekadar berlalu sahaja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit
5 
atau dalam bermusafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah 
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka 
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan 
tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. ” 
(Surah Al-Nisa’, 4:43) 
Berdasarkan firman Allah diatas dapat disimpulkan bahwa sarana yang 
dapat digunakan untuk bersuci adalah sebagai berikut : 
1. Air dapat digunakan untuk mandi, wudu, dan membersihkan benda-benda 
yang terkena najis. 
Sedangkan air untuk bersuci sendiri di bagi menjadi beberapa jenis 
berdasarkan fungsinya, yaitu : 
a. Air suci dan mensucikan 
Adalah air yang dapat digunakan untuk bersuci, baik menghilangkan 
hadas maupun najis, dan airnya tidak berubah warna maupun zatnya. 
Misal air hujan, air sungai, air sumur, air laut, air salju, air embun dan 
air sumber lain yang keluar dari mata air. 
b. Air suci tetapi tidak mensucikan 
Air ini halal diminum, tetapi tidak dapat mensucikan hadas dan najis. 
Yang termasuk air suci tetapi tidak mensucikan adalah: 
1) Air yang berubah salah satu sifatnya, seperti: air teh, air kopi, air 
susu, dsb 
2) Air yang kurang dari 2 kollah(jika persegi panjang maka 
ukurannya adalah1 ¼ hasta/±216 liter) 
3) Air buah-buahan, seperti: air kelapa, perasan anggur dsb 
c. Air suci tetapi makhruh hukumnya 
Yaitu air yang terjemur sinar matahari dalam wadah selain emas dan 
perak 
d. Air mutanajis 
Adalah air yang terkena najis. Apabila airnya kurang dari 2 kollah, 
terkena najis, maka hukumnya menjadi najis. Akan tetapi jika airnya
6 
lebih dari 2 kollah, maka hukumnya tidak najis dan bisa digunakan 
untuk bersuci selama tidak berubah warna, bau, maupun rasanya. 
2. Tanah, boleh menyucikan jika tidak digunakan untuk sesuatu fardhu dan 
tidak bercampur dengan sesuatu. 
3. Debu, dapat digunakan untuk tayamum sebagai pengganti wudu atau 
mandi. 
4. Batu bata, tisu atau benda atau benda yang dapat untuk menyerap bisa 
digunakan untuk istinjak. 
D. Bentuk Thaharah 
Taharah terbagi menjadi dua bagian yaitu lahir dan batin. Taharah lahir 
adalah taharah / suci dari najis dan hadas yang dapat hilang dicuci dengan air 
mutlak (suci menyucikan) dengan wudu, mandi, dan tayamun. Taharah batin 
adalah membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh dosa dan maksiat, seperti 
dengki, iri, penipu, sombong, ujub, dan ria. 
Sedangkan berdasarkan cara melakukan thaharah, ada beberapa 
macam bentuk yaitu : wudhu, tayamum, mandi wajib dan istinjak 
3. Wudhu 
Wudu menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara’ berarti 
membasuh anggota badan tertentu dengan air suci yang menyucikan (air 
mutlak) dengan tujuan menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan 
rukunnya. Firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 6. 
ين ي ألا يََ هََُّ وه أَ يلاو و نَُمآأُّ أَلَُّ يْه ي هَُّ أَذَو ةلاَصيلاو و أََُ وََُّ ل ي صه ي هَُّ نَأَ ه تَُّّ وهُ قََه لَْهأ كُّ أَلَُّ نََِ هاي أ ي هََُّ تأيَ ينأ ي هََُّ نَوهلا يََ فلاو وهُ وََأِأُّْ أَلَُّ نََِ هَأ ء يََ هََُّ 
ألاوَُّ ألاصه ي هََُّ وءُّ أَ هَِنُّ نًََُّ هَِنُّ لاَهَ ي صه ي هَُّ نَأَ ه تَُّّ يََََْنو ي أصيفْ 
هلا يََ فلاو اََأَفْ حَقأ فَءو لِ ل ي لاو لاَ فُّ أَ يءنو لِ هَُّ و اُأص ولاَ ه ي يَُّ هَِنُّ وهُ أُ أُِّ
7 
يَأََ ي ءُّ نَ أَُ هَ وُّ نََ رُّ ألا ه وُّ هَ ي هََُّ أُ هََ عقَمَُّ و يََُّ يَأََ ي ءُّ لاَ ألاصهنيُّ نََِ هَأ ء يَ هََُّ تأيلا ي ألاأَ ي هََُّ 
٦) بَ ه ن ييََنتََُّّ قََُ ي هََُّ هَ ي هََُّ أَّقه نيُّ نَأُيَأ اأْ يََ هَُّأُيَيَُّ ) 
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak 
mengerjakan solat, maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku, 
dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai mata kaki.”(QS Al 
maidah :6) 
 Syarat Wudu : 
Wudu seseorang dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut. 
a. Beragama Islam 
b. Sudah mumayiz 
c. Tidak berhadas besar dan kecil 
d. memakai air suci lagi mensucikan 
e. Tidak ada sesuatu yang menghalangi samp[ainya air ke anggota wudu, 
seperti cat, getah dsb. 
 Rukun Wudu 
Hal-hal yang wajib dikerjakan dalam wudu adalah sebagai berikut. 
a. Niat berwudu di dalam hati bersamaan ketika membasuh muka. Lafal 
niat: 
نويت الوضوء لرفعالحدث الاصغر لله تعالى 
Artinya:”Saya berniat wudu untuk menghilangkan hadas kecil karena 
Allah SWT.” 
b. Membasuh seluruh muka 
c. Membasuh kedua tangan sampai siku 
d. Mengusap atau menyapu sebagian kepala. 
e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan 
f. Tertib (berurutan dari pertama sampai terakhir
8 
 Sunah Wudu 
Untuk menambah pahala dan menyempurnakan wudu, perlu diperhatikan 
hal-hal yang disunahkan dalam melakukan wudu, antara lain sebagai 
berikut. 
a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak berwudu 
b. Membaca ta’awuz dan basmalah 
c. Berkumur-kumur bagi seseorang yang sedang tidak berpuasa 
d. Membasuh dan membersihkan lubang hidung 
e. Menyapu seluruh kepala 
f. Membasuh sela-sela jari tangan dan kaki 
g. Mendhulukan anggota wudu yang kanan dari yang kiri. 
h. Membasuh anggota wudu tiga kali. 
i. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam 
j. Membaca do’a sesudah wudu. 
Do’a sesudah wudu. 
اشهد ان لا الٰه الاِّ الله وحده لا شريك له. و اشهد انِّ محمِّدا 
عبده ورسوله. اللهمِّ اجعلني من التِّ وِّابين واجعلني منالمتطهِّرين 
Artinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha 
Esa, yang tida sekutu bagi-Nya, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad 
adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk 
dalam golongan orang-orang yang bertobat, dan jadikanlah aku termasuk 
dalam golongan orang-orang yang bersuci.” 
 Hal yang membatalkan wudu. 
Wudu seseorang dikatakan batal apabila yang bersangkutan telah 
melakukan hal-hal seperti berikut. 
a. Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau 
dubur(anus), baik berupa angin maupun cairan(kentut,kencing, tinja, 
darah, nanah, mazi, mani dan sebagainya) 
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surah An Nisa’:43.
9 
أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ 
Artinya : “atau kembali dari tempat buang air ....” (QS.An-Nisa :43) 
b. Bersentuhaan kulit laki-laki dan perempuan tanpa pembatas. 
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah An Nisa :43. 
أَوْ لامَسْتُمُ النِِّسَاء Artinya : “atau kamu telah menyentuh perempuan.” 
c. Menyentuh kubul atau dubur dengan tapak tangan tanpa pembatas. 
Sabda Nabi Muhammad SAW. 
عن امِّ حبيبه قالت سمعت رسول الله صلِّى الله عليه و سلِّم 
يقول من مسِّ فرجه فليتوضِّاء )رواه ماجه وصصحه احمد( 
Artinya : “Dari Umi Habibah ia berkata saya telah mendengar 
Rosulullah SAW bersabda :”Barang siapa menyentuh kemaluannya 
hendaklah berwudu.”(HR Ibnu Majjah dan disahkan oleh Ahmad) 
d. Tidur dengan nyenyak 
e. Hilang akal. 
4. Tayamum 
Tayamum secara bahasa adalah berwudu dengan debu,(pasir, 
tanah) yang suci karena tidak ada air atau adanya halangan memakai air. 
Tayamum menurut istilah adalah menyapakan tanah atau debu 
yang suci ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan memenuhi syarat 
da rukunnya sebagai pengganti dari wudu atau mandi wajib karena tidak 
adanya air atau dilarang menggunakan air disebabkan sakit. 
Firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 43.. 
يَا أَي هَُّا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَ قْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْ تُمْ سُكَارَى حَتََّّ 
تَ عْلَمُوا مَا تَ قُولُونَ وَلا جُنُبًا إِلا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتََّّ تَ غْتَسِلُوا وَإِنْ
10 
كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ 
لامَسْتُمُ النِِّسَاءَ فَ لَمْ تََِدُوا مَاءً فَ تَ يَمَّمُوا صَ عِيدًا طَيِِّبًا فَامْسَحُوا 
) بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَََّّ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا ) ٣٤ 
Artinya : “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang 
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian 
kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah 
yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu sesungguhnya Allah 
Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS An Nisa:43) 
Tayammum merupakan pengganti dari berwudu. Apabila 
seseorang telah melaksanakan salat dengan tayamum kemudian dia 
menemukan air, maka tidak wajib mengulang sekalipun waktu salat masih 
ada. 
Adapun syarat dan rukun, sunah serta hal-hal yang terkait dengan 
tayamum adalah sebagai berikut. 
 Syarat Tayamum 
Syarat tayamum adalah sebagai berikut : 
a. Ada sebab yang membolehkan mengganti wudu atau mandi wajib 
dengan tayamum. 
b. Sudah masuk waktu salat 
c. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak menemukan 
d. Menghilangkan najis yang melekat di tubuh 
e. Menggunakan tanah atau debu yang suci. 
 Rukun Tayamum 
a. Niat 
b. Mengusap debu ke muka 
c. Mengusap debu ke dua tangan sampai siku 
d. Tertib
11 
 Sunah Tayamum 
Dalam melaksanakan tayamum, seseorang hendaknya memperhatikan 
sunah-sunah tayamum sebagai berikut. 
a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak bertayamum 
b. Membaca ta’awuz dan basmalah 
c. Menepiskan debu yang ada di telapak tangan 
d. Merenggangkan jari-jari tangan 
e. Menghadap kiblat 
f. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri 
g. Membaca do’a (seperti do’a sesudah wudu) 
 Hal yang membatalkan Tayamum 
Tayamum seseorang menjadi batal karena sebab berikut : 
a. Semua yang membatalkan wudu juga membatalkan tayamum 
b. Keadaan seseorang melihat air yang suci yang mensucikan (sebelum 
salat) 
c. Murtad (keluar dari agama Islam) 
 Praktik Tayamum 
Ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui dalam melakukan tayamum. 
Hal tersebut perlu diperhatikan karena suatu saat kamu pasti akan 
melakukannya, seperti ketika kamu dalam perjalanan, berada di daerah 
yang tidak ada air, atau sedang sakit yang tidak memperbolehkan terkena 
air. 
a. Carilah tempat yang mengandung debu/tanah yang suci. 
b. Letakkan atau tempelkan kedua tangan pada tempat yang berdebu 
tersebut disertai niat dalam hati. Lafal niat tayamum. 
4. نويت التِّيمِّم لاستبا حة الصِّلاة فرضا لله تعالى 
Artinya :” Aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan salat fardu 
karena Allah Ta’ala.”
12 
c. Mengusap kedua tangan sampai siku hingga merata dengan 
mendahulukan tangan kanan. Usahakan mencari debu pada tempat 
yang berbeda. 
d. Membaca do’a sesudah tayamum, seperti do’a sesudah wudu. 
3. Mandi Wajib 
Mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi 
janabat. Mandi wajib adalah menyiram air ke seluruh tubuh mulai dari 
ujung rambut sampai ujung kaki dengan disertai niat mandi wajib di dalam 
hati. 
Firman Allah Swt : 
) 5. وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ) ٦ 
Artinya : “.......dan jika kamu junub maka mandilah.” (QS Al Maidah) 
Adapun lafal niatnya adalah sebagai berikut : 
6. نويت غسل الجنابة لرفع الحدث الكبر فرضا لله تعا لى 
Artinya : “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar 
karena Allah Ta’ala.’ 
 Rukun mandi wajib 
Ada beberapa hal yang menjadi rukun dalam melaksanakan mandi wajib, 
diantaranya sebagai berikut : 
a. Niat mandi wajib 
b. Menyiramkan air keseluruh tubuh dengan merata. 
c. Membersihkan kotoran yang melekat atau mengganggu sampainya air 
ke badan. 
 Sunah Mandi Wajib 
Pada waktu mandi wajib disunahkan melakukan beberapa hal, antara lain : 
a. Menghadap kiblat 
b. Membaca basmalah 
c. Berwudu sebelum mandi
13 
d. Mendahulukan anggota badan yang kanan dari yang kiri, dan 
e. Menggosok badan dengan tangan. 
 Beberapa Penyebab Diwajibkan Mandi Wajib 
Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab diwajibkannya mandi 
wajib: 
a. Keluarnya air mani (sperma) dengan syahwat, baik ketika sedang tidur 
maupun dalam keadaan terjaga. Akan tetapi, apabila ia bermimpi tidak 
disertai keluarnya mani, maka ia tidak wajib mandi. 
b. Selesainya haid bagi perempuan. 
c. Selesai melahirkan. 
d. Selesai nifas, yakni darah yang keluar sesudah melahirkan. 
e. Meninggalnya seseorang (jenazah). 
 Praktek Mandi Wajib 
Bagi perempuan yang sudah beranjak dewasa (mengalami haid) dan anak 
laki- laki dewasa yang sudah mengalami mimpi basah, wajib melakukan 
mandi waji. 
Perhatikanlah beberapa langkah yang harus diketahui dalam melakukan 
mandi wajib berikut : 
a. Pastikan bahwa kamu benar-benar telah mengalami hadas besar. 
b. Lakukan sesuai dengan rukun mandi wajib yang telah kamu pelajari. 
c. Sempurnakan dengan sunah-sunah mandi wajib. 
3. Istinja’ 
Pengertian istinja’ Menurut bahasa, istinja’ berarti terlepas atau 
bebas. Sedangkan menurut istilah, ialah membersihkan kedua pintu alat 
kelamin manusia yaitu dubur dan qubul(anus dan penis) dari kotoran dan 
cairan (selain mani) yang keluar dari keduanya. Istinja’ hukumnya wajib.
14 
a. Hal-hal yang dilarang ketika buang air 
- Dilarang menjawab suara adzan 
- Dilarang menjawab salam 
- Bila bersin hendaknya memuji Allah dalam hati saja, tidak boleh 
menjawab dengan suara keras 
- Dilarang mengucapkan kalimat-kalimat dzikir 
- Dilarang sambil makan, minum dan sebagainya 
b. Alat-alat yang digunakan untuk istinja’ 
- Air 
- Batu (jika tidak ada air) 
- Kertas atau tissue (jika tidak ada air) 
- Daun-daunan yang tidak biasa dimakan (jika tidak ada air) 
c. Tata cara istinja’ 
- Ada air dapat dibersihkan dengan batu atau kertas sampai bersih. 
Membasuh tempat keluarnya najis dengan air hingga bersih 
- Jika tidak Sekurang-kurangnya dengan 3 buah batu atau 3 sisi 
sebuah batu. Jika tidak ada batu dapat digunakan benda-benda lain 
asal keset atau keras. 
E. Pengertian hadas dan najis 
1. Hadas 
a. Pengertian Hadas 
Hadas menurut bahasa artinya berlaku atau terjadi. Menurut 
istilah, hadas adalah sesuatu yang terjadi atau berlaku yang 
mengharuskan bersuci atau membersihkan diri sehingga sah untuk 
melaksanakan ibadah. Berkaitan dengan hal ini Nabi Muhammad saw, 
bersabda :
15 
قال رسول الله صلِّى الله عليه و سلِّم لا يقبل الله صلاة 
احدكم اذا حدث حتَِّّ يتوضِّاء )متفق عليه( 
Artinya : “Rasulullah saw, telah bersabda : Allah tidak akan 
menerima salat seseorang dari kamu jika berhadas sehingga lebih 
dahulu berwudu.” (HR Mutafaq Alaih) 
) 2. وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ) ٦ 
Artinya : “Dan jika kamu junub, maka mandilah kamu.” (QS Al 
Maidah :6) 
Ayat dan hadist diatas menjelaskan bahwa bersuci untuk 
menghilangkan hadas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berwudu 
dan mandi. 
b. Bermacam hadas dan cara mensucikannya 
Menurut fiqih, hadas dibagi menjadi dua yaitu : 
1) Hadas kecil 
Hadas kecil adalah adanya sesuatu yag terjadi dan mengharuskan 
seseorang berwudu apabila hendak melaksanakan salat. Contoh 
hadas kecil adalah sebagai berikut : 
- Keluarnya sesuatu dari kubul atau dubur. 
- Tidur nyenyak dalam kondisi tidak duduk. 
- Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan tanpa 
pembatas. 
- Hilang akal karena sakit atau mabuk. 
- Hadas besar 
2) Hadas besar adalah sesuatu yang keluar atau terjadi sehingga 
mewajibkan mandi besar atau junub. Contoh-contoh terjadinya 
hadas besar adalah sebagai berikut : 
- Bersetubuh (hubungan suami istri) 
- Keluar mani, baik karena mimpi maupun hal lain 
- Keluar darah haid 
- Nifas
16 
- Meninggal dunia 
2. Najis 
a. Pengertian Najis 
Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang kotor. Sedangkan 
menurut istilah adalah sesuatu yang dipandang kotor atau menjijikkan 
yang harus disucikan, karena menjadikan tidak sahnya melaksanakan 
suatu ibadah tertentu. 
b. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya 
Berdasarkan berat dan ringannya, najis dibagi menjadi tiga macam. 
Najis tersebut adalah Mukhafafah, Najis Mutawasitah, dan Najis 
Muqalazah. 
1) Najis Mukhafafah 
Najis mukhafafah adalah najis ringan. Yang tergolong najis 
mukhafafah yaitu air kencing bayi laki- laki yang berumur tidak 
lebih dua tahun dan belum makan apa-apa kecuali air susu ibunya. 
Cara mensucikan najis mukhafafah cukup dengan 
mnegusapkan/ memercikkan air pada benda yang terkena najis. 
2) Najis Mutawasitah 
Najis mutawasitah adalah najis sedang. Termasuk najis 
mutawasitah antara lain air kencing, darah, nanah, tina dan kotoran 
hewan. Najis mutawasitah terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 
- Najis hukmiah adalah najis yang diyakini adanya, tetapi, zat, 
bau, warna dan rasanya tidak nyata. Misalnya air kencing yang 
telah mengering. Cara mensucikannya cukup dengan 
mengalirkan air pada benda yang terkena najis tersebut. 
- Najis ainiyah adalah najis yang nyata zat, warna, rasa dan 
baunya. Cara mensucikannya dengan menyirkan air hingga 
hilang zat, warna, rasa dan baunya.
17 
3) Najis Mugalazah 
Najis mugalazah adalah najis berat, seperti najisnya anjing 
dan babi. Adapun cara mensucikannya ialah dengan menyiramkan 
air suci yang mensucikan air suci yang mensucikan (air mutlak) 
atau membasuh benda atau tempat yang terkena najis sampai tujuh 
kali. Kali yang pertama dicampur dengan tanah atau debu sehingga 
hilang zat, warna, rasa, dan baunya. Hal ini sesuai dengan hadist 
Nabi Muhammad saw : 
قال النِّبي صلِّى الله عليه وسلِّم طهور اناء احدكم اذا 
ولغ فيه الكلب ان يغسله سبع مرِّات اولا هنِّ بالتِّّاب 
) رواه مسلم( 
Artinya: “Nabi Muhammad saw bersabda: Sucinya tempat 
(perkakas) salah seorang dari kamu apabila telah dijilat anjing, 
hendaklah mensuci benda tersebut sampai tujuh kali, permulaan 
tujuh kali harus dengan tanah atau debu.” (HR Muslim). 
F. Fungsi Thaharah 
Dalam kehidupan sehari-hari, thaharah memiliki fungsi yaitu : 
1. Membiasakan hidup bersih dan sehat 
2. Membiasakan hidup yang selektif 
3. Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT melalui sholat 
4. Sebagai sarana untuk menuju surga 
5. Menjadikan kita dicintai oleh Allah SWT 
G. Manfaat Thaharah 
1. Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis 
ketika hendak melaksanakan suatu ibadah. 
2. Dengan bersih badan dan pakaiannya, seseorang tampak cerah dan enak 
dilihat oleh orang lain karena Allah Swt, juga mencintai kesucian dan 
kebersihan.
18 
3. Menunjukan seseorang memiliki iman yang tercermin dalam kehidupan 
sehari-hari-harinya karena kebersihan adalah sebagian dari iman. 
4. Seseorang yang menjaga kebersihan, baik badan, pakaian, ataupun tempat 
tidak mudah terjangkit penyakit. 
5. Seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya, 
maupun lingkungannya, maka ia menunjukan cara hidup sehat dan 
disiplin.
19 
BAB III 
KESIMPULAN 
Thaharah memiliki pengertian secara umum yaitu mengangkat penghalang 
(kotoran) yang timbul dari hadas dan najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, 
dan benda-benda yang terbawa di badan. Taharah merupakan anak kunci dan 
syarat sah salat. Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan 
perempuan. 
Syarat wajib melakukan thaharah yang paling utama adalah beragama 
Islam dan sudah akil baligh. Sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah 
adalah air suci, tanah, debu serta benda-benda lain yang diperbolehkan. Air 
digunakan untuk mandi dan berwudhu, debu dan tanah digunakan untuk 
bertayamum jika tidak ditemukan air, sedangkan benda lain seperti batu, kertas, 
tisur dapat digunakan untuk melakukan istinja’. 
Thaharah memiliki fungsi utama yaitu membiasakan hidup bersih dan 
sehat sebagaimana yang diperintahkan agama. Thaharah juga merupakan sarana 
untuk berkomunikasi dengan Allah Swt. Manfaat thaharah dalam kehidupan 
sehari-hari yaitu membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis 
ketika hendak melaksanakan suatu ibadah. 
19
20 
DAFTAR PUSTAKA 
Sumber Buku : 
Al-Quranul Karim 
Ai Qahthani, Dr. Said bin Ali bin Wahb. 2004. Thaharah Nabi, Tuntunan Bersuci 
Lengkap. Yogyakarta. Media Hidayah. 
Suyono, Slamet Abidin. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung. Pustaka Setia. 
Sulaiman, H. 2006. Fiqih Islam. Bandung. PT. Sinar Baru Algensindo 
Sumber Internet: 
Muthoharoh, Hafiz. 2009. Fungsi Thaharah dalam Kehidupan. 
http://alhafizh84.wordpress.com. Diakses pada 10 Maret 2013. 
Thaharah. http://nyemania.blogspot.com. Diakses pada 10 Maret 2013 
Topik: Bab 1 : Taharah / Bersuci. http://halaqah.net. Diakses pada 10 Maret 2013 
Fadholi, Arif. Ketentuan Thaharah (bersuci). http://ariffadholi.blogspot.com. 
Diakses pada 10 Maret 2013
21 
Allah telah menjadikan thaharah (kebersihan) sebagai cabang dari keimanan. Oleh 
karena itu, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantaiasa hidup bersih, 
baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat. Adapun yang perlu 
kita perhatikan dalam menjaga kebersihan adalah kebersihan lingkungan tempat 
tinggal, lingkungan sekolah, tempat ibadah, dan tempat umum. 
1. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal 
Kebersihan tidak hanya terbatas pada jasmani dan rohani saja, tetapi juga 
kebersihan mempunyai ruang lingkup yang luas. Di antaranya adalah kebersihan 
lingkungan tempat tinggal kita bersama-sama ayah, ibu, kakak, adik, dan 
sebagainya. Oleh karena itu, agar kita sehat dan betah tinggal di rumah, maka 
kebersihan, kerapian, dan keindahan rumah harus dijaga dengan baik. Dengan 
demikian, kebersihan lingkungan tempat tinggal yang bersih, rapi, dan nyaman 
menggambarkan ciri pola hidup orang yang ber-iman kepada Allah. 
2. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah 
Sekolah adalah tempat kita menuntut ilmu, belajar, sekaligus tempat bermain pada 
waktu istirahat. Sekolah yang bersih, rapi, dan nyaman sangat mempengaruhi 
ketenangan dan kegairahan belajar. Oleh karena itu, para siswa hendaknya 
menjaga kebersihan kelas, seperti dinding, lantai, meja, kursi, dan hiasan yang ada. 
Di samping membersihkan ruang kelas, yang tidak kalah pentingnya adalah 
membersihkan lingkungan sekolah, karena kelancaran dan keberhasilan 
pembelajaran ditunjang oleh kebersihan lingkungan sekolah, kenayamaan di 
dalam kelas, tata ruang yang sesuai, keindahan taman sekolah, serta para pendidik 
yang disiplin. Oleh karena itu, kita semua harus menjaga keber-sihan, baik di 
rumah maupun di sekolah, agar kita betah serta terhindar dari berbagai penyakit. 
3. Menjaga kebersihan lingkungan tempat ibadah 
Kita mengetahui bahwa tempat ibadah – masjid, mushalla, atau langgar – adalah 
tempat yang suci. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk merawatnya supaya 
orang yang melakukan ibadah mendapatkan ketenang-an, dan tidak terganggu 
dengan pemandangan yang kotor atau bau di sekelilingnya. Umat Islam akan 
mendapatkan kekhusyuan dalam beribadah kalau temaptnya terawatt dengan baik, 
dan orang yang merawatnya akan mendapatkan pahala di sisi Allah. 
Dengan demikian, kita akan terpanggil untuk selalu menjaga kebersihan ling 
kungan tempat ibadah di sekitar kita. Apabila orang Islam sendiri menga-baikan 
kebersihan, khususnya di tempat-tempat ibadah, ini berarti tingkat keimanan 
mereka belum seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa 
sallam. 
4. Menjaga kebersihan lingkungan tempat umum 
Menjaga dan memelihara kebersihan di tempat umum dalam ajaran Islam 
memiliki nilai lebih besar daripada memelihara kebersihan di lingkungan tempat 
tinggal sendiri, karena tempat umum dimanfaatkan oleh orang banyak.
22 
Pengertian dan Pentingnya Thaharah 
Thaharah menurut arti bahasa adalah bersih dan suci dari kotoran atau najis hissi 
(yang dapat terlihat) seperti kencing atau lainnya, dan najis ma೦nawi (yang tidak 
kelihatan zatnya) seperti aib dan maksiat. 
Senin, 03 Desember 2012 
1. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA THAHARAH 
Thaharah menurut arti bahasa adalah bersih dan suci dari kotoran atau najis hissi 
(yang dapat terlihat) seperti kencing atau lainnya, dan najis ma’nawi (yang tidak 
kelihatan zatnya) seperti aib dan maksiat. 
Adapun menurut istilah syara’, thahrah ialah bersih dari najis baik najis haqiqi, 
yaitu khabats (kotoran) atau najis hukmi, yaitu hadats.242 
Khabats ialah sesuatu yang kotor menurut syara*. Adapun hadats ialah sifat syara’ 
yang melekat pada anggota tubuh dan ia dapat menghilangkan thaharah 
(kesucian). 
Imam an-Nawawi mendefinisikan thaharah sebagai kegiatan mengangkat hadats 
atau menghilangkan najis atau yang serupa dengan kedua kegiatan itu, dari segi 
bentuk atau maknanya.243 Tambahan di akhir definisi yang dibuat oleh ulama 
Madzhab Hanafi bertujuan supaya hukum-hukum berikut dapat tercakup, yaitu 
tayamum, mandi sunnah, memperbarui wudhu, membasuh yang kedua dan ketiga 
dalam hadats dan najis, mengusap telinga, berkumur, dan kesunnahan thaharah, 
thaharah wanita mustahadhah, dan orang yang mengidap kencing berterusan. 
Definisi yang dibuat oleh ulama Madzhab Maliki dan Hambali244 adalah sama 
dengan definisi ulama Madzhab Hanafi. Mereka mengatakan bahwa thaharah 
adalah menghilangkan apa yang menghalangi shalat, yaitu hadats atau najis 
dengan menggunakan air ataupun menghilangkan hukumnya dengan tanah. 
Jenis Thaharah 
Dari definisi di atas, maka thaharah dapat dibagai menjadi dua jenis, yaitu 
thaharah hadats (menyucikan hadats) dan thaharah khabats (menyucikan kotoran). 
Menyucikan hadats adalah khusus pada badan. Adapun menyucikan kotoran 
adalah merangkumi badan, pakaian, dan tempat. Me nyucikan hadats terbagi 
kepada tiga macam, yaitu hadats besar dengan cara mandi, menyucikan hadats 
kecil dengan cara wudhu, dan ketiga adalah bersuci sebagai ganti kedua jenis cara 
bersuci di atas, apabila memang tidak dapat dilakukan karena ada udzur, yaitu 
tayamum. Menyucikan kotoran (khabats) juga dapat dilakukan dengan tiga cara 
yaitu mem basuh, mengusap, dan memercikkan. 
Oleh sebab itu, thaharah mencakup wudhu, mandi, menghilangkan najis, 
tayamum, dan perkara-perkara yang berkaitan dengannya. 
Pentingnya Thaharah 
Thaharah amat penting dalam Islam baik thaharah haqiqi, yaitu suci pakaian, 
badan, dan tempat shalat dari najis; ataupun thaharah hukmi, yaitu suci anggota
23 
wudhu dari hadats, dan suci seluruh anggota zahir dari janabah (junub); sebab ia 
menjadi syarat yang tetap bagi sahnya shalat yang dilakukan sebanyak lima kali 
dalam sehari. Oleh karena shalat adalah untuk menghadap Allah SWT, maka 
menunaikannya dalam keadaan suci adalah untuk mengagungkan kebesaran Allah 
SWT. Meskipun hadats dan janabah bukanlah najis yang dapat dilihat, tetapi ia 
tetap merupakan najis ma’nawi yang menyebabkan tempat yang terkena olehnya 
menjadi kotor. Oleh sebab itu, apabila ia ada, maka ia menyebabkan cacatnya 
kehormatan dan juga berlawanan dengan prinsip kebersihan. Untuk 
menyucikannya, maka perlu mandi. Jadi, thaharah dapat menyucikan rohani dan 
jasmani sekaligus. 
Islam sangat memerhatikan supaya penganutnya senantiasa bersih dalam dua sisi; 
maddi (lahiriah) dan ma’nawi (rohani).245 Hal ini membuktikan bahwa Islam 
sangat mementingkan kebersihan, dan juga membuktikan bahwa Islam adalah 
contoh tertinggi bagi keindahan, penjagaan kesehatan, dan pembinaan tubuh 
dalam bentuk yang paling sempurna, juga menjaga lingkungan dan masyarakat 
supaya tidak menjadi lemah dan berpenyakit. Karena, membasuh anggota lahir 
yang terbuka dan bisa terkena debu, tanah dan kuman- kuman setiap hari serta 
membasuh badan dan mandi setiap kali berjunub, akan menyebabkan badan 
menjadi bersih dari kotoran. 
Menurut kedokteran, cara yang paling baik untuk mengobati penyakit berjangkit 
dan penyakit-penyakit lain ialah dengan cara menjaga kebersihan. Menjaga 
kebersihan adalah suatu langkah untuk mengantisipasi diri dari terkena penyakit. 
Sesungguhnya antisipasi lebih baik daripada mengobati. 
Allah SWT memuji orang yang suka ber- suci (mutathahhirin) berdasarkan 
firman-Nya, 
"... Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang 
menyucikan diri." (al-Baqarah: 222) 
Allah SWT memuji ahli Masjid Quba’ dengan firman-Nya, 
"... Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai 
orang-orang yang bersih." (at-Taubah: 108) 
Seorang Muslim hendaklah menjadi contoh bagi orang lain dalam soal kebersihan 
dan kesucian, baik dari segi lahir maupun batin. Rasulullah saw. bersabda kepada
24 
sekelompok sahabatnya, 
"Apabila kamu datang ke tempat saudara- saudara kamu, hendaklah kamu 
perindah atau perbaiki kendaraan dan pakaian kamu, sehingga kamu menjadi 
perhatian di antara manusia. Karena, Allah tidak suka perbuatan keji dan juga 
keadaan yang tidak teratur."246

More Related Content

What's hot

Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharohfriskacaca
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakDini Audi
 
Meyakini kitab kitab allah swt, mencintai al-qur’an
Meyakini kitab kitab allah swt, mencintai al-qur’anMeyakini kitab kitab allah swt, mencintai al-qur’an
Meyakini kitab kitab allah swt, mencintai al-qur’anKhasbihMaslekhah
 
Modul Mata Pelajaran PAI SMA Kelas XI
Modul Mata Pelajaran PAI SMA Kelas XIModul Mata Pelajaran PAI SMA Kelas XI
Modul Mata Pelajaran PAI SMA Kelas XIInsan Cendikia6f
 
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrahPowerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrahnur hasyrah
 
Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4Uli Rahmawati
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawMuhamad Yogi
 
RPP shalat sunnah
RPP shalat sunnahRPP shalat sunnah
RPP shalat sunnah2805khusna
 
tugas presentasi kelompok II ibadah sunnah & bid'ah
tugas presentasi kelompok II ibadah sunnah & bid'ahtugas presentasi kelompok II ibadah sunnah & bid'ah
tugas presentasi kelompok II ibadah sunnah & bid'ahAnin Rodahad
 
Presentasi pai sujud sahwi, syukur, tilawah
Presentasi pai sujud sahwi, syukur, tilawahPresentasi pai sujud sahwi, syukur, tilawah
Presentasi pai sujud sahwi, syukur, tilawahKhansa Hanun
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudadifalsafi
 
Makalah penciptaan alam semesta
Makalah penciptaan alam semestaMakalah penciptaan alam semesta
Makalah penciptaan alam semestaPP. Inayatullah
 

What's hot (20)

Ppt shalat jenazah
Ppt shalat jenazahPpt shalat jenazah
Ppt shalat jenazah
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 
Keutamaan shalat dhuha
Keutamaan shalat dhuhaKeutamaan shalat dhuha
Keutamaan shalat dhuha
 
Puasa ppt
Puasa pptPuasa ppt
Puasa ppt
 
PPT Sholat Sunnah
PPT Sholat SunnahPPT Sholat Sunnah
PPT Sholat Sunnah
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint Akhlak
 
Tayamum ppt
Tayamum pptTayamum ppt
Tayamum ppt
 
PPT Haji dan Umrah
PPT Haji dan UmrahPPT Haji dan Umrah
PPT Haji dan Umrah
 
Meyakini kitab kitab allah swt, mencintai al-qur’an
Meyakini kitab kitab allah swt, mencintai al-qur’anMeyakini kitab kitab allah swt, mencintai al-qur’an
Meyakini kitab kitab allah swt, mencintai al-qur’an
 
Modul Mata Pelajaran PAI SMA Kelas XI
Modul Mata Pelajaran PAI SMA Kelas XIModul Mata Pelajaran PAI SMA Kelas XI
Modul Mata Pelajaran PAI SMA Kelas XI
 
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrahPowerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
 
Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
 
RPP shalat sunnah
RPP shalat sunnahRPP shalat sunnah
RPP shalat sunnah
 
tugas presentasi kelompok II ibadah sunnah & bid'ah
tugas presentasi kelompok II ibadah sunnah & bid'ahtugas presentasi kelompok II ibadah sunnah & bid'ah
tugas presentasi kelompok II ibadah sunnah & bid'ah
 
Presentasi pai sujud sahwi, syukur, tilawah
Presentasi pai sujud sahwi, syukur, tilawahPresentasi pai sujud sahwi, syukur, tilawah
Presentasi pai sujud sahwi, syukur, tilawah
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujud
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Makalah penciptaan alam semesta
Makalah penciptaan alam semestaMakalah penciptaan alam semesta
Makalah penciptaan alam semesta
 

Viewers also liked

Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahRahman Ghifari
 
Makalah tugas bab ibadah devi novitasari
Makalah tugas bab ibadah devi novitasariMakalah tugas bab ibadah devi novitasari
Makalah tugas bab ibadah devi novitasariPuspita Ningtiyas
 
Pengertian thaharah
Pengertian thaharahPengertian thaharah
Pengertian thaharahmateriumat
 
Alat bersuci (1)
Alat bersuci (1)Alat bersuci (1)
Alat bersuci (1)faizazahar
 
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaJae Aya
 
Nilai & norma soial
Nilai & norma soialNilai & norma soial
Nilai & norma soialRudiana Part
 
Mandi wajib tahun 4
Mandi wajib tahun 4Mandi wajib tahun 4
Mandi wajib tahun 4Zaki Pa Adek
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyaRoisMansur
 
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsaMakalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsaOperator Warnet Vast Raha
 
Wudhu, mandi, tayammum
Wudhu, mandi, tayammumWudhu, mandi, tayammum
Wudhu, mandi, tayammumN Marwa
 
Air musta'mal, sukatan 2 kolah, air mutanajjis
Air musta'mal, sukatan 2 kolah, air mutanajjisAir musta'mal, sukatan 2 kolah, air mutanajjis
Air musta'mal, sukatan 2 kolah, air mutanajjisSafwan Suffian Salbiah
 
Power point wudhu
Power point wudhuPower point wudhu
Power point wudhuayusisca
 

Viewers also liked (20)

Makalah studi islam
Makalah studi islamMakalah studi islam
Makalah studi islam
 
Makalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharahMakalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharah
 
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
 
Makalah tugas bab ibadah devi novitasari
Makalah tugas bab ibadah devi novitasariMakalah tugas bab ibadah devi novitasari
Makalah tugas bab ibadah devi novitasari
 
Pengertian thaharah
Pengertian thaharahPengertian thaharah
Pengertian thaharah
 
MAKALAH THOHARAH
MAKALAH THOHARAHMAKALAH THOHARAH
MAKALAH THOHARAH
 
Alat bersuci (1)
Alat bersuci (1)Alat bersuci (1)
Alat bersuci (1)
 
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
 
Nilai & norma soial
Nilai & norma soialNilai & norma soial
Nilai & norma soial
 
Mandi wajib tahun 4
Mandi wajib tahun 4Mandi wajib tahun 4
Mandi wajib tahun 4
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
 
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
 
Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita
Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanitaMakalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita
Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita
 
Makalah Pendidikan Pancasila
Makalah Pendidikan PancasilaMakalah Pendidikan Pancasila
Makalah Pendidikan Pancasila
 
Tugas penjaskes
Tugas penjaskesTugas penjaskes
Tugas penjaskes
 
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsaMakalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
 
Wudhu, mandi, tayammum
Wudhu, mandi, tayammumWudhu, mandi, tayammum
Wudhu, mandi, tayammum
 
Cover kliping
Cover klipingCover kliping
Cover kliping
 
Air musta'mal, sukatan 2 kolah, air mutanajjis
Air musta'mal, sukatan 2 kolah, air mutanajjisAir musta'mal, sukatan 2 kolah, air mutanajjis
Air musta'mal, sukatan 2 kolah, air mutanajjis
 
Power point wudhu
Power point wudhuPower point wudhu
Power point wudhu
 

Similar to Makalah aik 2 thaharah

Makalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharahMakalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharahWarnet Raha
 
Makalah agama islam 3 kelompok 5
Makalah agama islam 3 kelompok 5Makalah agama islam 3 kelompok 5
Makalah agama islam 3 kelompok 5SriWasillah
 
makalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najismakalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najisasnifuroida03
 
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3najdahannabila
 
Makalah Pendidikan Agama Islam Sholat.docx
Makalah Pendidikan Agama Islam Sholat.docxMakalah Pendidikan Agama Islam Sholat.docx
Makalah Pendidikan Agama Islam Sholat.docxZuketCreationOfficia
 
Makalah Agama Islam III Thaharah
Makalah Agama Islam III Thaharah Makalah Agama Islam III Thaharah
Makalah Agama Islam III Thaharah khoirulanam166
 
Agama 3 kelompok 9 posisi niat dalam pengembangan teknologi
Agama 3 kelompok 9   posisi niat dalam pengembangan teknologiAgama 3 kelompok 9   posisi niat dalam pengembangan teknologi
Agama 3 kelompok 9 posisi niat dalam pengembangan teknologiaris .
 
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'an
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'anMakalah pai batasan aurat menurut al qur'an
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'anRahmatia Azzindani
 
Haryanti modul (belajar shalat)
Haryanti modul (belajar shalat)Haryanti modul (belajar shalat)
Haryanti modul (belajar shalat)yantiyakubKIVI
 
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)Akhy Sham
 
Makalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukMakalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukAjeng Putri
 
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxakhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxAminuddinHarahap
 

Similar to Makalah aik 2 thaharah (20)

Makalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharahMakalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharah
 
Makalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharahMakalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharah
 
Makalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharahMakalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharah
 
Makalah aik 2 thaharah (2)
Makalah aik 2 thaharah (2)Makalah aik 2 thaharah (2)
Makalah aik 2 thaharah (2)
 
Makalah thaharah
Makalah thaharahMakalah thaharah
Makalah thaharah
 
Makalah agama islam 3 kelompok 5
Makalah agama islam 3 kelompok 5Makalah agama islam 3 kelompok 5
Makalah agama islam 3 kelompok 5
 
makalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najismakalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najis
 
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
Makalah agama islam 3 materi pertama kelompok.3
 
Makalah Pendidikan Agama Islam Sholat.docx
Makalah Pendidikan Agama Islam Sholat.docxMakalah Pendidikan Agama Islam Sholat.docx
Makalah Pendidikan Agama Islam Sholat.docx
 
Wudhu ilham
Wudhu ilhamWudhu ilham
Wudhu ilham
 
Makalah Agama Islam III Thaharah
Makalah Agama Islam III Thaharah Makalah Agama Islam III Thaharah
Makalah Agama Islam III Thaharah
 
Makalah sholat
Makalah sholatMakalah sholat
Makalah sholat
 
Agama 3 kelompok 9 posisi niat dalam pengembangan teknologi
Agama 3 kelompok 9   posisi niat dalam pengembangan teknologiAgama 3 kelompok 9   posisi niat dalam pengembangan teknologi
Agama 3 kelompok 9 posisi niat dalam pengembangan teknologi
 
Bab ii sholat
Bab ii sholatBab ii sholat
Bab ii sholat
 
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'an
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'anMakalah pai batasan aurat menurut al qur'an
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'an
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Haryanti modul (belajar shalat)
Haryanti modul (belajar shalat)Haryanti modul (belajar shalat)
Haryanti modul (belajar shalat)
 
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
Fiqh ibadah (Mandi : mandi wajib)
 
Makalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukMakalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyuk
 
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxakhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 

Makalah aik 2 thaharah

  • 1. THAHARAH FUNGSI DAN MANFAATNYA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah AIK 2 (Fiqh) Disusun Oleh : 1. Ade Gusti (20120540008) 2. Lisa Noviyanti (20120540017) 3. Dewi Tri Wulandari (20120540033) 4. Dova Dwiyanti (20120540037) Prodi : S1-Pendidikan Bahasa Inggris UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, inayah serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Thaharah, Fungsi dan Manfaatnya” tanpa halangan apapun. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akidah Islam Kemuhammadiyahan 2 (Fiqh) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Makalah ini berisi tentang pengertian dan pembahasan mengenai pengertian thaharah. Dalam makalah ini juga terdapat penjelasan yang lebih terperinci mengenai bagaimana fungsi dan manfaat dari thaharah. Makalah ini Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat waktu atas usaha, do’a, serta dukungan dari anggota kelompok (Penulis). Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen AIK yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun makalah ini kemudian mempresentasikannya untuk bahan diskusi kelas. Kami sebagai manusia biasa yang lemah tentunya mempunyai kekurangan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dan akan kami terima dengan lapang demi kesempurnaan makalah berikutnya. Atas kekurangan tersebut, kami mohon maaf, dan kami juga sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Yogyakarta, 17 Maret 2013 Penulis ii
  • 3. 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1 C. Tujuan .................................................................................................. 2 D. Ruang Lingkup .................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN E. Pengertian Thaharah ............................................................................ 3 F. Syarat wajib Thaharah ......................................................................... 4 G. Sarana Melakukan Thaharah ............................................................... 4 H. Bentuk Thaharah.................................................................................. 6 I. Pengertian hadas dan najis ................................................................ 14 J. Fungsi Thaharah ................................................................................ 17 K. Manfaat Thaharah ................................................................................ 17 BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 19 DAFTAR PUSTAKA iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan badani selain rohani. Kebersihan badani tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci sebelum mereka melakukan ibadah menghadap Allah SWT. Pada hakikatnya tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhindari dari kotoran atau debu yang menempel di badan sehingga secara sadar atau tidak sengaja membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT. Namun, yang terjadi sekarang adalah, banyak umat muslim hanya tahu saja bahwa bersuci itu sebatas membasuh badan dengan air tanpa mengamalkan rukun-rukun bersuci lainnya sesuai syariat Islam. Bersuci atau istilah dalam istilah Islam yaitu “Thaharah” mempunyai makna yang luas tidak hanya berwudhu saja. Pengertian thaharah adalah mensucikan diri, pakaian, dan tempat sholat dari hadas dan najis menurut syariat islam. Bersuci dari hadas dan najis adalah syarat syahnya seorang muslim dalam mengerjakan ibadah tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari fungsi thaharah. Taharah sebagai bukti bahwa Islam amat mementingkan kebersihan dan kesucian Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis bermaksud untuk memaparkan penjelasan lebih rinci tentang thaharah, menjelaskan bagaimana fungsi thaharah dalam menjalan ibadah kepada Allah, serta menjelaskan manfaat thaharah yang dapat umat muslim peroleh. Dengan demikian umat muslim akan lebih tahu makna bersuci dan mulai mengamalkannya untuk peningkatan kualitas ibadah yang lebih baik. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian thaharah secara bahasa dan istilah? 2. Apa saja syarat wajib melakukan thaharah? 1
  • 5. 2 3. Apa saja sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah? 4. Apa saja macam-macam bentuk thaharah? 5. Apa pengertian hadas dan najis dan cara mensucikannya? 6. Bagaimana fungsi thaharah dalam kehidupan sehari-hari? 7. Apa manfaat yang diperoleh dari melakukan thaharah? C. Tujuan Makalah yang berjudul “Thaharah, Fungsi dan Manfaatnya” ini kami susun sebagai : 1. Sarana berbagi ilmu pengetahuan tentang islam khususmya mengenai ilmu thaharah secara lebih jelas dan rinci. 2. Sarana dakwah karena saling mengingatkan pentingnya mempelajari ilmu thaharah sebagai syarat suci dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. 3. Menyiarkan bahwa mempelajari ilmu thaharah itu adalah suatu keharusan dan kebutuhan bagi umat islam, karena di dalamnya terdapat berbagai syar’i yang wajib diketahui dan diamalkan oleh seorang muslim. D. Ruang Lingkup Dalam makalah ini sebagian besar berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan apa itu thaharah secara lengkap dan dijelaskan secara lebih rinci dan jelas. Mulai dari pengertian, syarat wajib melakukan thaharah, sarana untuk melakukan thaharah, mengenal macam – macam bentuk thaharah, kemudian pengertian hadist dan najis dan bagaimana cara mensucikannya serta penerapan kedua ilmu tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, dari berbagai sub-judul yang ada, dijelaskan mengenai pembahasan yang jelas agar mudah dipahami dan sesuai dengan materi yang ada. Dalam makalah ini juga terdapat firman- firman Allah SWT yang mendukung penjelasan yang ada, dan firman-firman Allah SWT tersebut juga menjadi pedoman atau landasan dalam penjelasan dalam makalah ini.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Thaharah Taharah menurut bahasa berasal dari kata طهور (Thohur), artinya bersuci atau bersih. Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dan bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan. Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Dalam kesempatan lain Nabi SAW juga bersabda: قال عليه الصلاة والسلام: مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ أَلطَّ هَََارَةُ، وَتََْرِيْْهَُا التَّكْبِيْ رُ، وَتََْلِيْ لُهَا التَّسْلِيْم “Nabi Bersabda: Kuncinya shalat adalah suci, penghormatannya adalah takbir dan perhiasannya adalah salam.” Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan. Dalam hal ini banyak ayat Al qur`an dan hadist Nabi Muhammad saw, menganjurkan agar kita senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batin. Firman Allah Swt : وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قلُْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِِّسَاءَ فِِ الْمَحِيضِ وَلا ت قَْرَبُوهُنَّ حَتََّّ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللََُّّ إِنَّ اللَََّّ يُُِبُّ ) التَّ وَّابِينَ وَيُُِبُّ الْمُتَطَهِِّرِينَ ) ٢٢٢ Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang -orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang suci lagi bersih”. (QS Al Baqarh:222) 3
  • 7. 4 Selain ayat al qur`an tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda. النظافة من الايمان )رواه مسلم( Artinya : “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman.”(HR.Muslim) B. Syarat wajib Thaharah Setiap mukmin mempunyai syarat wajib untuk melakukan thaharah. Ada hal-hal yang harus diperhatikan sebagai syarat sah-nya berthaharah sebelum melakukan perintah Allah SWT. Syarat wajib tersebut ialah : 1. Islam 2. Berakal 3. Baligh 4. Masuk waktu ( Untuk mendirikan solat fardhu ). 5. Tidak lupa 6. Tidak dipaksa 7. Berhenti darah haid dan nifas 8. Ada air atau debu tanah yang suci. 9. Berdaya melakukannya mengikut kemampuan. C. Sarana Melakukan Thaharah Firman Allah: نَ بُّلقَه ي لاو لُّاَ بُّليَْلايُلاتََّ ل وُّ أََُ وََ ةُّلاَصيلاو وُّ بُّلهَْ تََيلاو وُّ نَُمآَ نََُِّ هَّل ي هَ يُّ اَي نَو يُّ أصيفْ أَُّو تأأ أْ نَ م نَ بُّل هَْ أَ يلاو نَُّأَ ه تَّ يُّ صه ي هَ لُّاَهَ هَََُِِّن نًََ هَُِّنُّ أَ وء أُّلاصه ي هََ أُّلاوَ وُّهُ أُ أِ هَُِّن وُّلاَ ه ي يَ وُّ اُأص لُِّ هَ أَُّ ي ءنو لُّاَ ف لُِّ ل ي لاو حَُّقأ فَءوُّ هلا يََ فلاو تُّأيلا ي ألاأَ ي هََ نََُِّ هَأ ء يَ هََ أَُّتََّ وُّ تََّ يًََُّبلاو وَُّيًلافاو اََأَفْ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu solat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula menghampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan berjunub), terkecuali sekadar berlalu sahaja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit
  • 8. 5 atau dalam bermusafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. ” (Surah Al-Nisa’, 4:43) Berdasarkan firman Allah diatas dapat disimpulkan bahwa sarana yang dapat digunakan untuk bersuci adalah sebagai berikut : 1. Air dapat digunakan untuk mandi, wudu, dan membersihkan benda-benda yang terkena najis. Sedangkan air untuk bersuci sendiri di bagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya, yaitu : a. Air suci dan mensucikan Adalah air yang dapat digunakan untuk bersuci, baik menghilangkan hadas maupun najis, dan airnya tidak berubah warna maupun zatnya. Misal air hujan, air sungai, air sumur, air laut, air salju, air embun dan air sumber lain yang keluar dari mata air. b. Air suci tetapi tidak mensucikan Air ini halal diminum, tetapi tidak dapat mensucikan hadas dan najis. Yang termasuk air suci tetapi tidak mensucikan adalah: 1) Air yang berubah salah satu sifatnya, seperti: air teh, air kopi, air susu, dsb 2) Air yang kurang dari 2 kollah(jika persegi panjang maka ukurannya adalah1 ¼ hasta/±216 liter) 3) Air buah-buahan, seperti: air kelapa, perasan anggur dsb c. Air suci tetapi makhruh hukumnya Yaitu air yang terjemur sinar matahari dalam wadah selain emas dan perak d. Air mutanajis Adalah air yang terkena najis. Apabila airnya kurang dari 2 kollah, terkena najis, maka hukumnya menjadi najis. Akan tetapi jika airnya
  • 9. 6 lebih dari 2 kollah, maka hukumnya tidak najis dan bisa digunakan untuk bersuci selama tidak berubah warna, bau, maupun rasanya. 2. Tanah, boleh menyucikan jika tidak digunakan untuk sesuatu fardhu dan tidak bercampur dengan sesuatu. 3. Debu, dapat digunakan untuk tayamum sebagai pengganti wudu atau mandi. 4. Batu bata, tisu atau benda atau benda yang dapat untuk menyerap bisa digunakan untuk istinjak. D. Bentuk Thaharah Taharah terbagi menjadi dua bagian yaitu lahir dan batin. Taharah lahir adalah taharah / suci dari najis dan hadas yang dapat hilang dicuci dengan air mutlak (suci menyucikan) dengan wudu, mandi, dan tayamun. Taharah batin adalah membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh dosa dan maksiat, seperti dengki, iri, penipu, sombong, ujub, dan ria. Sedangkan berdasarkan cara melakukan thaharah, ada beberapa macam bentuk yaitu : wudhu, tayamum, mandi wajib dan istinjak 3. Wudhu Wudu menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara’ berarti membasuh anggota badan tertentu dengan air suci yang menyucikan (air mutlak) dengan tujuan menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan rukunnya. Firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 6. ين ي ألا يََ هََُّ وه أَ يلاو و نَُمآأُّ أَلَُّ يْه ي هَُّ أَذَو ةلاَصيلاو و أََُ وََُّ ل ي صه ي هَُّ نَأَ ه تَُّّ وهُ قََه لَْهأ كُّ أَلَُّ نََِ هاي أ ي هََُّ تأيَ ينأ ي هََُّ نَوهلا يََ فلاو وهُ وََأِأُّْ أَلَُّ نََِ هَأ ء يََ هََُّ ألاوَُّ ألاصه ي هََُّ وءُّ أَ هَِنُّ نًََُّ هَِنُّ لاَهَ ي صه ي هَُّ نَأَ ه تَُّّ يََََْنو ي أصيفْ هلا يََ فلاو اََأَفْ حَقأ فَءو لِ ل ي لاو لاَ فُّ أَ يءنو لِ هَُّ و اُأص ولاَ ه ي يَُّ هَِنُّ وهُ أُ أُِّ
  • 10. 7 يَأََ ي ءُّ نَ أَُ هَ وُّ نََ رُّ ألا ه وُّ هَ ي هََُّ أُ هََ عقَمَُّ و يََُّ يَأََ ي ءُّ لاَ ألاصهنيُّ نََِ هَأ ء يَ هََُّ تأيلا ي ألاأَ ي هََُّ ٦) بَ ه ن ييََنتََُّّ قََُ ي هََُّ هَ ي هََُّ أَّقه نيُّ نَأُيَأ اأْ يََ هَُّأُيَيَُّ ) Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan solat, maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai mata kaki.”(QS Al maidah :6)  Syarat Wudu : Wudu seseorang dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut. a. Beragama Islam b. Sudah mumayiz c. Tidak berhadas besar dan kecil d. memakai air suci lagi mensucikan e. Tidak ada sesuatu yang menghalangi samp[ainya air ke anggota wudu, seperti cat, getah dsb.  Rukun Wudu Hal-hal yang wajib dikerjakan dalam wudu adalah sebagai berikut. a. Niat berwudu di dalam hati bersamaan ketika membasuh muka. Lafal niat: نويت الوضوء لرفعالحدث الاصغر لله تعالى Artinya:”Saya berniat wudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah SWT.” b. Membasuh seluruh muka c. Membasuh kedua tangan sampai siku d. Mengusap atau menyapu sebagian kepala. e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan f. Tertib (berurutan dari pertama sampai terakhir
  • 11. 8  Sunah Wudu Untuk menambah pahala dan menyempurnakan wudu, perlu diperhatikan hal-hal yang disunahkan dalam melakukan wudu, antara lain sebagai berikut. a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak berwudu b. Membaca ta’awuz dan basmalah c. Berkumur-kumur bagi seseorang yang sedang tidak berpuasa d. Membasuh dan membersihkan lubang hidung e. Menyapu seluruh kepala f. Membasuh sela-sela jari tangan dan kaki g. Mendhulukan anggota wudu yang kanan dari yang kiri. h. Membasuh anggota wudu tiga kali. i. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam j. Membaca do’a sesudah wudu. Do’a sesudah wudu. اشهد ان لا الٰه الاِّ الله وحده لا شريك له. و اشهد انِّ محمِّدا عبده ورسوله. اللهمِّ اجعلني من التِّ وِّابين واجعلني منالمتطهِّرين Artinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, yang tida sekutu bagi-Nya, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat, dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci.”  Hal yang membatalkan wudu. Wudu seseorang dikatakan batal apabila yang bersangkutan telah melakukan hal-hal seperti berikut. a. Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau dubur(anus), baik berupa angin maupun cairan(kentut,kencing, tinja, darah, nanah, mazi, mani dan sebagainya) Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surah An Nisa’:43.
  • 12. 9 أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ Artinya : “atau kembali dari tempat buang air ....” (QS.An-Nisa :43) b. Bersentuhaan kulit laki-laki dan perempuan tanpa pembatas. Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah An Nisa :43. أَوْ لامَسْتُمُ النِِّسَاء Artinya : “atau kamu telah menyentuh perempuan.” c. Menyentuh kubul atau dubur dengan tapak tangan tanpa pembatas. Sabda Nabi Muhammad SAW. عن امِّ حبيبه قالت سمعت رسول الله صلِّى الله عليه و سلِّم يقول من مسِّ فرجه فليتوضِّاء )رواه ماجه وصصحه احمد( Artinya : “Dari Umi Habibah ia berkata saya telah mendengar Rosulullah SAW bersabda :”Barang siapa menyentuh kemaluannya hendaklah berwudu.”(HR Ibnu Majjah dan disahkan oleh Ahmad) d. Tidur dengan nyenyak e. Hilang akal. 4. Tayamum Tayamum secara bahasa adalah berwudu dengan debu,(pasir, tanah) yang suci karena tidak ada air atau adanya halangan memakai air. Tayamum menurut istilah adalah menyapakan tanah atau debu yang suci ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan memenuhi syarat da rukunnya sebagai pengganti dari wudu atau mandi wajib karena tidak adanya air atau dilarang menggunakan air disebabkan sakit. Firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 43.. يَا أَي هَُّا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَ قْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْ تُمْ سُكَارَى حَتََّّ تَ عْلَمُوا مَا تَ قُولُونَ وَلا جُنُبًا إِلا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتََّّ تَ غْتَسِلُوا وَإِنْ
  • 13. 10 كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِِّسَاءَ فَ لَمْ تََِدُوا مَاءً فَ تَ يَمَّمُوا صَ عِيدًا طَيِِّبًا فَامْسَحُوا ) بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَََّّ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا ) ٣٤ Artinya : “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS An Nisa:43) Tayammum merupakan pengganti dari berwudu. Apabila seseorang telah melaksanakan salat dengan tayamum kemudian dia menemukan air, maka tidak wajib mengulang sekalipun waktu salat masih ada. Adapun syarat dan rukun, sunah serta hal-hal yang terkait dengan tayamum adalah sebagai berikut.  Syarat Tayamum Syarat tayamum adalah sebagai berikut : a. Ada sebab yang membolehkan mengganti wudu atau mandi wajib dengan tayamum. b. Sudah masuk waktu salat c. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak menemukan d. Menghilangkan najis yang melekat di tubuh e. Menggunakan tanah atau debu yang suci.  Rukun Tayamum a. Niat b. Mengusap debu ke muka c. Mengusap debu ke dua tangan sampai siku d. Tertib
  • 14. 11  Sunah Tayamum Dalam melaksanakan tayamum, seseorang hendaknya memperhatikan sunah-sunah tayamum sebagai berikut. a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak bertayamum b. Membaca ta’awuz dan basmalah c. Menepiskan debu yang ada di telapak tangan d. Merenggangkan jari-jari tangan e. Menghadap kiblat f. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri g. Membaca do’a (seperti do’a sesudah wudu)  Hal yang membatalkan Tayamum Tayamum seseorang menjadi batal karena sebab berikut : a. Semua yang membatalkan wudu juga membatalkan tayamum b. Keadaan seseorang melihat air yang suci yang mensucikan (sebelum salat) c. Murtad (keluar dari agama Islam)  Praktik Tayamum Ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui dalam melakukan tayamum. Hal tersebut perlu diperhatikan karena suatu saat kamu pasti akan melakukannya, seperti ketika kamu dalam perjalanan, berada di daerah yang tidak ada air, atau sedang sakit yang tidak memperbolehkan terkena air. a. Carilah tempat yang mengandung debu/tanah yang suci. b. Letakkan atau tempelkan kedua tangan pada tempat yang berdebu tersebut disertai niat dalam hati. Lafal niat tayamum. 4. نويت التِّيمِّم لاستبا حة الصِّلاة فرضا لله تعالى Artinya :” Aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan salat fardu karena Allah Ta’ala.”
  • 15. 12 c. Mengusap kedua tangan sampai siku hingga merata dengan mendahulukan tangan kanan. Usahakan mencari debu pada tempat yang berbeda. d. Membaca do’a sesudah tayamum, seperti do’a sesudah wudu. 3. Mandi Wajib Mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi janabat. Mandi wajib adalah menyiram air ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan disertai niat mandi wajib di dalam hati. Firman Allah Swt : ) 5. وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ) ٦ Artinya : “.......dan jika kamu junub maka mandilah.” (QS Al Maidah) Adapun lafal niatnya adalah sebagai berikut : 6. نويت غسل الجنابة لرفع الحدث الكبر فرضا لله تعا لى Artinya : “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar karena Allah Ta’ala.’  Rukun mandi wajib Ada beberapa hal yang menjadi rukun dalam melaksanakan mandi wajib, diantaranya sebagai berikut : a. Niat mandi wajib b. Menyiramkan air keseluruh tubuh dengan merata. c. Membersihkan kotoran yang melekat atau mengganggu sampainya air ke badan.  Sunah Mandi Wajib Pada waktu mandi wajib disunahkan melakukan beberapa hal, antara lain : a. Menghadap kiblat b. Membaca basmalah c. Berwudu sebelum mandi
  • 16. 13 d. Mendahulukan anggota badan yang kanan dari yang kiri, dan e. Menggosok badan dengan tangan.  Beberapa Penyebab Diwajibkan Mandi Wajib Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab diwajibkannya mandi wajib: a. Keluarnya air mani (sperma) dengan syahwat, baik ketika sedang tidur maupun dalam keadaan terjaga. Akan tetapi, apabila ia bermimpi tidak disertai keluarnya mani, maka ia tidak wajib mandi. b. Selesainya haid bagi perempuan. c. Selesai melahirkan. d. Selesai nifas, yakni darah yang keluar sesudah melahirkan. e. Meninggalnya seseorang (jenazah).  Praktek Mandi Wajib Bagi perempuan yang sudah beranjak dewasa (mengalami haid) dan anak laki- laki dewasa yang sudah mengalami mimpi basah, wajib melakukan mandi waji. Perhatikanlah beberapa langkah yang harus diketahui dalam melakukan mandi wajib berikut : a. Pastikan bahwa kamu benar-benar telah mengalami hadas besar. b. Lakukan sesuai dengan rukun mandi wajib yang telah kamu pelajari. c. Sempurnakan dengan sunah-sunah mandi wajib. 3. Istinja’ Pengertian istinja’ Menurut bahasa, istinja’ berarti terlepas atau bebas. Sedangkan menurut istilah, ialah membersihkan kedua pintu alat kelamin manusia yaitu dubur dan qubul(anus dan penis) dari kotoran dan cairan (selain mani) yang keluar dari keduanya. Istinja’ hukumnya wajib.
  • 17. 14 a. Hal-hal yang dilarang ketika buang air - Dilarang menjawab suara adzan - Dilarang menjawab salam - Bila bersin hendaknya memuji Allah dalam hati saja, tidak boleh menjawab dengan suara keras - Dilarang mengucapkan kalimat-kalimat dzikir - Dilarang sambil makan, minum dan sebagainya b. Alat-alat yang digunakan untuk istinja’ - Air - Batu (jika tidak ada air) - Kertas atau tissue (jika tidak ada air) - Daun-daunan yang tidak biasa dimakan (jika tidak ada air) c. Tata cara istinja’ - Ada air dapat dibersihkan dengan batu atau kertas sampai bersih. Membasuh tempat keluarnya najis dengan air hingga bersih - Jika tidak Sekurang-kurangnya dengan 3 buah batu atau 3 sisi sebuah batu. Jika tidak ada batu dapat digunakan benda-benda lain asal keset atau keras. E. Pengertian hadas dan najis 1. Hadas a. Pengertian Hadas Hadas menurut bahasa artinya berlaku atau terjadi. Menurut istilah, hadas adalah sesuatu yang terjadi atau berlaku yang mengharuskan bersuci atau membersihkan diri sehingga sah untuk melaksanakan ibadah. Berkaitan dengan hal ini Nabi Muhammad saw, bersabda :
  • 18. 15 قال رسول الله صلِّى الله عليه و سلِّم لا يقبل الله صلاة احدكم اذا حدث حتَِّّ يتوضِّاء )متفق عليه( Artinya : “Rasulullah saw, telah bersabda : Allah tidak akan menerima salat seseorang dari kamu jika berhadas sehingga lebih dahulu berwudu.” (HR Mutafaq Alaih) ) 2. وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ) ٦ Artinya : “Dan jika kamu junub, maka mandilah kamu.” (QS Al Maidah :6) Ayat dan hadist diatas menjelaskan bahwa bersuci untuk menghilangkan hadas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berwudu dan mandi. b. Bermacam hadas dan cara mensucikannya Menurut fiqih, hadas dibagi menjadi dua yaitu : 1) Hadas kecil Hadas kecil adalah adanya sesuatu yag terjadi dan mengharuskan seseorang berwudu apabila hendak melaksanakan salat. Contoh hadas kecil adalah sebagai berikut : - Keluarnya sesuatu dari kubul atau dubur. - Tidur nyenyak dalam kondisi tidak duduk. - Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan tanpa pembatas. - Hilang akal karena sakit atau mabuk. - Hadas besar 2) Hadas besar adalah sesuatu yang keluar atau terjadi sehingga mewajibkan mandi besar atau junub. Contoh-contoh terjadinya hadas besar adalah sebagai berikut : - Bersetubuh (hubungan suami istri) - Keluar mani, baik karena mimpi maupun hal lain - Keluar darah haid - Nifas
  • 19. 16 - Meninggal dunia 2. Najis a. Pengertian Najis Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang kotor. Sedangkan menurut istilah adalah sesuatu yang dipandang kotor atau menjijikkan yang harus disucikan, karena menjadikan tidak sahnya melaksanakan suatu ibadah tertentu. b. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya Berdasarkan berat dan ringannya, najis dibagi menjadi tiga macam. Najis tersebut adalah Mukhafafah, Najis Mutawasitah, dan Najis Muqalazah. 1) Najis Mukhafafah Najis mukhafafah adalah najis ringan. Yang tergolong najis mukhafafah yaitu air kencing bayi laki- laki yang berumur tidak lebih dua tahun dan belum makan apa-apa kecuali air susu ibunya. Cara mensucikan najis mukhafafah cukup dengan mnegusapkan/ memercikkan air pada benda yang terkena najis. 2) Najis Mutawasitah Najis mutawasitah adalah najis sedang. Termasuk najis mutawasitah antara lain air kencing, darah, nanah, tina dan kotoran hewan. Najis mutawasitah terbagi menjadi dua bagian, yaitu : - Najis hukmiah adalah najis yang diyakini adanya, tetapi, zat, bau, warna dan rasanya tidak nyata. Misalnya air kencing yang telah mengering. Cara mensucikannya cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis tersebut. - Najis ainiyah adalah najis yang nyata zat, warna, rasa dan baunya. Cara mensucikannya dengan menyirkan air hingga hilang zat, warna, rasa dan baunya.
  • 20. 17 3) Najis Mugalazah Najis mugalazah adalah najis berat, seperti najisnya anjing dan babi. Adapun cara mensucikannya ialah dengan menyiramkan air suci yang mensucikan air suci yang mensucikan (air mutlak) atau membasuh benda atau tempat yang terkena najis sampai tujuh kali. Kali yang pertama dicampur dengan tanah atau debu sehingga hilang zat, warna, rasa, dan baunya. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad saw : قال النِّبي صلِّى الله عليه وسلِّم طهور اناء احدكم اذا ولغ فيه الكلب ان يغسله سبع مرِّات اولا هنِّ بالتِّّاب ) رواه مسلم( Artinya: “Nabi Muhammad saw bersabda: Sucinya tempat (perkakas) salah seorang dari kamu apabila telah dijilat anjing, hendaklah mensuci benda tersebut sampai tujuh kali, permulaan tujuh kali harus dengan tanah atau debu.” (HR Muslim). F. Fungsi Thaharah Dalam kehidupan sehari-hari, thaharah memiliki fungsi yaitu : 1. Membiasakan hidup bersih dan sehat 2. Membiasakan hidup yang selektif 3. Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT melalui sholat 4. Sebagai sarana untuk menuju surga 5. Menjadikan kita dicintai oleh Allah SWT G. Manfaat Thaharah 1. Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah. 2. Dengan bersih badan dan pakaiannya, seseorang tampak cerah dan enak dilihat oleh orang lain karena Allah Swt, juga mencintai kesucian dan kebersihan.
  • 21. 18 3. Menunjukan seseorang memiliki iman yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari-harinya karena kebersihan adalah sebagian dari iman. 4. Seseorang yang menjaga kebersihan, baik badan, pakaian, ataupun tempat tidak mudah terjangkit penyakit. 5. Seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya, maupun lingkungannya, maka ia menunjukan cara hidup sehat dan disiplin.
  • 22. 19 BAB III KESIMPULAN Thaharah memiliki pengertian secara umum yaitu mengangkat penghalang (kotoran) yang timbul dari hadas dan najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan. Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan. Syarat wajib melakukan thaharah yang paling utama adalah beragama Islam dan sudah akil baligh. Sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah adalah air suci, tanah, debu serta benda-benda lain yang diperbolehkan. Air digunakan untuk mandi dan berwudhu, debu dan tanah digunakan untuk bertayamum jika tidak ditemukan air, sedangkan benda lain seperti batu, kertas, tisur dapat digunakan untuk melakukan istinja’. Thaharah memiliki fungsi utama yaitu membiasakan hidup bersih dan sehat sebagaimana yang diperintahkan agama. Thaharah juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah Swt. Manfaat thaharah dalam kehidupan sehari-hari yaitu membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah. 19
  • 23. 20 DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Al-Quranul Karim Ai Qahthani, Dr. Said bin Ali bin Wahb. 2004. Thaharah Nabi, Tuntunan Bersuci Lengkap. Yogyakarta. Media Hidayah. Suyono, Slamet Abidin. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung. Pustaka Setia. Sulaiman, H. 2006. Fiqih Islam. Bandung. PT. Sinar Baru Algensindo Sumber Internet: Muthoharoh, Hafiz. 2009. Fungsi Thaharah dalam Kehidupan. http://alhafizh84.wordpress.com. Diakses pada 10 Maret 2013. Thaharah. http://nyemania.blogspot.com. Diakses pada 10 Maret 2013 Topik: Bab 1 : Taharah / Bersuci. http://halaqah.net. Diakses pada 10 Maret 2013 Fadholi, Arif. Ketentuan Thaharah (bersuci). http://ariffadholi.blogspot.com. Diakses pada 10 Maret 2013
  • 24. 21 Allah telah menjadikan thaharah (kebersihan) sebagai cabang dari keimanan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantaiasa hidup bersih, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat. Adapun yang perlu kita perhatikan dalam menjaga kebersihan adalah kebersihan lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, tempat ibadah, dan tempat umum. 1. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal Kebersihan tidak hanya terbatas pada jasmani dan rohani saja, tetapi juga kebersihan mempunyai ruang lingkup yang luas. Di antaranya adalah kebersihan lingkungan tempat tinggal kita bersama-sama ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya. Oleh karena itu, agar kita sehat dan betah tinggal di rumah, maka kebersihan, kerapian, dan keindahan rumah harus dijaga dengan baik. Dengan demikian, kebersihan lingkungan tempat tinggal yang bersih, rapi, dan nyaman menggambarkan ciri pola hidup orang yang ber-iman kepada Allah. 2. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah Sekolah adalah tempat kita menuntut ilmu, belajar, sekaligus tempat bermain pada waktu istirahat. Sekolah yang bersih, rapi, dan nyaman sangat mempengaruhi ketenangan dan kegairahan belajar. Oleh karena itu, para siswa hendaknya menjaga kebersihan kelas, seperti dinding, lantai, meja, kursi, dan hiasan yang ada. Di samping membersihkan ruang kelas, yang tidak kalah pentingnya adalah membersihkan lingkungan sekolah, karena kelancaran dan keberhasilan pembelajaran ditunjang oleh kebersihan lingkungan sekolah, kenayamaan di dalam kelas, tata ruang yang sesuai, keindahan taman sekolah, serta para pendidik yang disiplin. Oleh karena itu, kita semua harus menjaga keber-sihan, baik di rumah maupun di sekolah, agar kita betah serta terhindar dari berbagai penyakit. 3. Menjaga kebersihan lingkungan tempat ibadah Kita mengetahui bahwa tempat ibadah – masjid, mushalla, atau langgar – adalah tempat yang suci. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk merawatnya supaya orang yang melakukan ibadah mendapatkan ketenang-an, dan tidak terganggu dengan pemandangan yang kotor atau bau di sekelilingnya. Umat Islam akan mendapatkan kekhusyuan dalam beribadah kalau temaptnya terawatt dengan baik, dan orang yang merawatnya akan mendapatkan pahala di sisi Allah. Dengan demikian, kita akan terpanggil untuk selalu menjaga kebersihan ling kungan tempat ibadah di sekitar kita. Apabila orang Islam sendiri menga-baikan kebersihan, khususnya di tempat-tempat ibadah, ini berarti tingkat keimanan mereka belum seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa sallam. 4. Menjaga kebersihan lingkungan tempat umum Menjaga dan memelihara kebersihan di tempat umum dalam ajaran Islam memiliki nilai lebih besar daripada memelihara kebersihan di lingkungan tempat tinggal sendiri, karena tempat umum dimanfaatkan oleh orang banyak.
  • 25. 22 Pengertian dan Pentingnya Thaharah Thaharah menurut arti bahasa adalah bersih dan suci dari kotoran atau najis hissi (yang dapat terlihat) seperti kencing atau lainnya, dan najis ma೦nawi (yang tidak kelihatan zatnya) seperti aib dan maksiat. Senin, 03 Desember 2012 1. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA THAHARAH Thaharah menurut arti bahasa adalah bersih dan suci dari kotoran atau najis hissi (yang dapat terlihat) seperti kencing atau lainnya, dan najis ma’nawi (yang tidak kelihatan zatnya) seperti aib dan maksiat. Adapun menurut istilah syara’, thahrah ialah bersih dari najis baik najis haqiqi, yaitu khabats (kotoran) atau najis hukmi, yaitu hadats.242 Khabats ialah sesuatu yang kotor menurut syara*. Adapun hadats ialah sifat syara’ yang melekat pada anggota tubuh dan ia dapat menghilangkan thaharah (kesucian). Imam an-Nawawi mendefinisikan thaharah sebagai kegiatan mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau yang serupa dengan kedua kegiatan itu, dari segi bentuk atau maknanya.243 Tambahan di akhir definisi yang dibuat oleh ulama Madzhab Hanafi bertujuan supaya hukum-hukum berikut dapat tercakup, yaitu tayamum, mandi sunnah, memperbarui wudhu, membasuh yang kedua dan ketiga dalam hadats dan najis, mengusap telinga, berkumur, dan kesunnahan thaharah, thaharah wanita mustahadhah, dan orang yang mengidap kencing berterusan. Definisi yang dibuat oleh ulama Madzhab Maliki dan Hambali244 adalah sama dengan definisi ulama Madzhab Hanafi. Mereka mengatakan bahwa thaharah adalah menghilangkan apa yang menghalangi shalat, yaitu hadats atau najis dengan menggunakan air ataupun menghilangkan hukumnya dengan tanah. Jenis Thaharah Dari definisi di atas, maka thaharah dapat dibagai menjadi dua jenis, yaitu thaharah hadats (menyucikan hadats) dan thaharah khabats (menyucikan kotoran). Menyucikan hadats adalah khusus pada badan. Adapun menyucikan kotoran adalah merangkumi badan, pakaian, dan tempat. Me nyucikan hadats terbagi kepada tiga macam, yaitu hadats besar dengan cara mandi, menyucikan hadats kecil dengan cara wudhu, dan ketiga adalah bersuci sebagai ganti kedua jenis cara bersuci di atas, apabila memang tidak dapat dilakukan karena ada udzur, yaitu tayamum. Menyucikan kotoran (khabats) juga dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu mem basuh, mengusap, dan memercikkan. Oleh sebab itu, thaharah mencakup wudhu, mandi, menghilangkan najis, tayamum, dan perkara-perkara yang berkaitan dengannya. Pentingnya Thaharah Thaharah amat penting dalam Islam baik thaharah haqiqi, yaitu suci pakaian, badan, dan tempat shalat dari najis; ataupun thaharah hukmi, yaitu suci anggota
  • 26. 23 wudhu dari hadats, dan suci seluruh anggota zahir dari janabah (junub); sebab ia menjadi syarat yang tetap bagi sahnya shalat yang dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari. Oleh karena shalat adalah untuk menghadap Allah SWT, maka menunaikannya dalam keadaan suci adalah untuk mengagungkan kebesaran Allah SWT. Meskipun hadats dan janabah bukanlah najis yang dapat dilihat, tetapi ia tetap merupakan najis ma’nawi yang menyebabkan tempat yang terkena olehnya menjadi kotor. Oleh sebab itu, apabila ia ada, maka ia menyebabkan cacatnya kehormatan dan juga berlawanan dengan prinsip kebersihan. Untuk menyucikannya, maka perlu mandi. Jadi, thaharah dapat menyucikan rohani dan jasmani sekaligus. Islam sangat memerhatikan supaya penganutnya senantiasa bersih dalam dua sisi; maddi (lahiriah) dan ma’nawi (rohani).245 Hal ini membuktikan bahwa Islam sangat mementingkan kebersihan, dan juga membuktikan bahwa Islam adalah contoh tertinggi bagi keindahan, penjagaan kesehatan, dan pembinaan tubuh dalam bentuk yang paling sempurna, juga menjaga lingkungan dan masyarakat supaya tidak menjadi lemah dan berpenyakit. Karena, membasuh anggota lahir yang terbuka dan bisa terkena debu, tanah dan kuman- kuman setiap hari serta membasuh badan dan mandi setiap kali berjunub, akan menyebabkan badan menjadi bersih dari kotoran. Menurut kedokteran, cara yang paling baik untuk mengobati penyakit berjangkit dan penyakit-penyakit lain ialah dengan cara menjaga kebersihan. Menjaga kebersihan adalah suatu langkah untuk mengantisipasi diri dari terkena penyakit. Sesungguhnya antisipasi lebih baik daripada mengobati. Allah SWT memuji orang yang suka ber- suci (mutathahhirin) berdasarkan firman-Nya, "... Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri." (al-Baqarah: 222) Allah SWT memuji ahli Masjid Quba’ dengan firman-Nya, "... Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih." (at-Taubah: 108) Seorang Muslim hendaklah menjadi contoh bagi orang lain dalam soal kebersihan dan kesucian, baik dari segi lahir maupun batin. Rasulullah saw. bersabda kepada
  • 27. 24 sekelompok sahabatnya, "Apabila kamu datang ke tempat saudara- saudara kamu, hendaklah kamu perindah atau perbaiki kendaraan dan pakaian kamu, sehingga kamu menjadi perhatian di antara manusia. Karena, Allah tidak suka perbuatan keji dan juga keadaan yang tidak teratur."246