SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
DEFINISI/PENGERTIANDEFINISI/PENGERTIAN
BIO + KLIMAT + LOGI
Bioklimatologi =
ilmu ttg iklim & cuaca, khusus ttg pengaruh iklim
(Lingkungan) pd kesehatan, penyakit, & kegiatan
makhluk hidup (Manusia, Fauna,Flora)
Hidup/kehidupan Iklim Ilmu
Bioklimatologi =
cabang klimatologi yg mempelajari hubungan iklim
(Lingkungan) dng makhluk hidup, terutama
pengaruhnya thd kesehatan, penyakit & kegiatan
manusia, hewan, & tumbuh2an
DEFINISI/PENGERTIANDEFINISI/PENGERTIAN
BIO + KLIMAT + LOGI
Bioklimatologi Manusia =
cabang bioklimatologi yg membicarakan pengaruh
iklim thd Manusia
Hidup/kehidupan Iklim Ilmu
Bioklimatologi Ternak =
cabang bioklimatologi yg membicarakan pengaruh
iklim thd Ternak
Ilmu yg mempelajari fungsi faal
(fisiologis) Ternak & interaksinya thd
lingkungan
ILMU LINGKUNGAN
TERNAK
LINGKUNGAN ?
 Semua kondisi dan situasi disekitar
ternak yang berpengaruh terhadap
kesehatan, performen produksi dan
reproduksi
LINGKUNGAN TERNAK
BioklimatologiBioklimatologi
TernakTernak
Dairy Sci
(Industry)
APProcessing
Beef & Meat Sci
Poultry Sci
Pentingnya mempelajari
Bioklimatologi Ternak
CUACA VS IKLIM
LINGKUNGAN TERNAK
 Produktivitas ternak dicerminkan oleh penampilannyaProduktivitas ternak dicerminkan oleh penampilannya
(performance),(performance),
 Penampilan = manifestasi pengaruhPenampilan = manifestasi pengaruh Genetik (G)Genetik (G) dandan
Lingkungan (L)Lingkungan (L) ternak secara bersama-samaternak secara bersama-sama
P = G + LP = G + L
 Penampilan ternak pada setiap waktu adalah perpaduan dariPenampilan ternak pada setiap waktu adalah perpaduan dari
sifat genetic dengan lingkungan yang diterimanyasifat genetic dengan lingkungan yang diterimanya
 Ternak dengan sifat genetik baik tidak akan mengekspresikanTernak dengan sifat genetik baik tidak akan mengekspresikan
potensi genetiknya tanpa didukung oleh lingkungan yangpotensi genetiknya tanpa didukung oleh lingkungan yang
menunjangmenunjang
 Bahkan telah diketahui bahwa dalam membentuk penampilan,Bahkan telah diketahui bahwa dalam membentuk penampilan,
lingkungan berpengaruh lebih besar dari pada sifat genetiklingkungan berpengaruh lebih besar dari pada sifat genetik
ternakternak
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan sebelum
mengambil keputusan untuk menjalankan usaha
peternakan, dapat dikelompokkan ke dalam dua
gugus besar, yaitu :
1)1).. Lingkungan makroLingkungan makro
A.A. Klimatik (Iklim),
B. Edafik,
C. Biotik,
D. Teknologi,
E. Ekonomi-finansial,
F. Sosial-budaya dan
G. Kebijakan pemerintah.
2)2).. Lingkungan mikroLingkungan mikro
2)2).. Lingkungan mikroLingkungan mikro
 semua sifat teknis komoditi dalam aspek produksi,semua sifat teknis komoditi dalam aspek produksi,
reproduksi dan pengelolaareproduksi dan pengelolaann segitiga tatalaksana,segitiga tatalaksana,
yaitu:yaitu:
• makananmakanan (feeding)(feeding),,
• perkawinanperkawinan (breeding)(breeding) dandan
• pengelolaanpengelolaan (management)(management)
 Termasuk kedalam faktor-faktor mikro ini adalahTermasuk kedalam faktor-faktor mikro ini adalah ::
 pengertian Satuanpengertian Satuan Ternak(ST) danTernak(ST) dan
 Koefisien Teknis (KT), sebagai parameter yangKoefisien Teknis (KT), sebagai parameter yang
digunakan dalam berbagai perhitungan.digunakan dalam berbagai perhitungan.
Breeding
Feeding
M
anagem
ent
Nutrition
Polution
 Temperature
 Noise
 Light
 Rain Fall
 Radiation
 Soil Fertility
 Altitude
 Soil pH
 Barometric pressure
 Endoparasite
 Wind
 Ecto Parasite & other diseases
 Preditor
(Animals)
Management
HUMAN
K
K
A/P = Rasio Acetate/Propionate
Unsur Iklim yg berpengaruh padaUnsur Iklim yg berpengaruh pada
ternak :ternak :
1.1.Curah HujanCurah Hujan
Memiliki arti yang sangat penting dalam
 penyediaan air minum ternak danpenyediaan air minum ternak dan
 pengadaan makanan ternak sepanjang tahunpengadaan makanan ternak sepanjang tahun.
Peta curah hujanPeta curah hujan setiap bulan perlu dipelajari untuk
mengetahui jumlah bulan keringbulan kering dan bulan basahbulan basah
dalam satu tahun.
U/ Ruminansia, peta curah hujan dapat digunakan dalam :
program IB terkontrol  penyerentakan birahi,
agar program kegiatan untuk :
 masa bunting ternak,
 masa kelahiran dan
 pembesaran anak, dapat berlangsung sesuai dengan
pengadaan rumput alam setempat.
Dari daftar curah hujan dapat dikelompokkan
• daerah basah,
• daerah sedang dan
• daerah kering.
B
S
K
SK
B
S
K
SK
 Ternak hanya dapat hidup pada selang suhu tertentu saja.
disebut “Toleransi panas” atau “Heat tolerance”.
 Suhu yg ekstrim  terlalu panas atau terlalu dingin,
berpengaruh buruk terhadap produktivitas ternak.
 Ternak lokal / asli umumnya dapat bertahan terhadap suhu
tropis yang panas,
 Ternak hasil persilangan dari ternak lokal dengan ternak
ras asal daerah subtropis, dapat bertahan di daerah yang
memiliki suhu dengan kepanasan sedang, sedangkan
 Ternak ras asal daerah subtropis hanya dapat bertahan di
lokasi yang sejuk dingin.
2.2. SuhuSuhu
Gbr. 2.4. Penyajian zona thermoneutral dalam kaitannya dengan produksi panas (heat production/HP)
dan sejumlah zona lingkungan (dari Yousef, 1985c).
P
R
O
D
U
K
S
I
P
A
N
A
S
SUHU LINGKUNGANRendah Tinggi
Zona Netral
Panas
Stres
dingin
Stres
panas
Puncak
HP
LCT UCTMinimal HP
TERMONETRAL FAUNA (Jenis2 Hewan)
Hewan Zone Termonetral (oC)
Ternak:
Sapi
Anak 13-25
Induk 0-16
Domba
Anak baru lahir 29-30
Dewasa -22
Babi
Anak 32-33
Induk 0-15
Kambing
Dewasa, padang pasir 20-30
Dewasa, Delta nil 10-25
Ungulata lain:
Keledai 26-32
Umur 3 – 6 bulan 20-36
Dewasa 22-35
LLama
Dewasa 7-30
TERNAK SUHU KRITIS (°C)
Batas
Atas
Batas Bawah
Ayam petelur 24 13
Ayam pedaging 27 16
Babi dewasa 29 21
Anak babi neonatal : isolasi 39 34
: gerombol 29 24
Anak domba neonatal (12 mil/jam) ? 23
Domba Southdown dicukur pendek ? 28
Domba Southdown tidak dicukur ? -2
Sapi jantan yang dicukur 26 18
Sapi perah kondisi buruk 27 17
Sapi Jersey kondisi baik 27 4
Sapi Sahiwal 32 10
Lingkungan panas :
(1) Tingkah laku makan (ingestive behavior)
Minum lebih banyak
Penurunan konsumsi pakan (forage)
Kebutuhan mineral dan elektrolit meningkat
(2) Perubahan Efisiensi Reproduksi
Aktivitas dan intensitas seksual menurun
Kualitas sperma dan ovum menurun
Lingkungan uterus berubah
Perubahan siklus birahi
Fertilisasi dan Embryonic survival
(3). Biologis(3). Biologis
 Nafas lebih cepat
 Perubahan denyut jantung pulsus
 Aliran darah lebih cepat
 Suhu tubuh meningkat
 Perubahan hormonal (level atau kadarnya)
 Komposisi darah berubah dan perubahan sekresi urinasi
 Perubahan motilitas cerna dan fermentasi
 Meningkat kepekaan susceptibility/kelemahan terhadap
penyakit
(4) Perubahan Karakter Produksi
 Produksi air susu, telur, kuantitas dan kualitas turun
 Pertumbuhan (growth) dan kondisi tubuh buruk
 Penurunan kuantitas dan kualitas wool
(5) Perubahan Behavior
 Ternak menjadi agresif atau sebaliknya (aversiness)
 Pola makan (feeding pattern)
 Social order atau displacement
 Insolasi atau crowding dan vokalisas
Bagaimana Ternak mengatasi pengaruh buruk
tsb ?
Ternak mempertahankan keseimbangan panas badannya melalui :
Vasomotor control
(pengaturan jumlah darah periper --daerah kulit– dengan
vasodilatasi atau vasokonstriksi).Vasodilatasi stimulate pusat
pilomotor unt. menipiskan kulit 
 Disipitasi panas lebih baik melalui : a. konduksi, b.
konveksi, dan c. radiasi.
 Panas tubuh juga berkurang melalui : a. paru-paru (evaporasi)
dan b. kulit (perspirasi)
 Bila temp ambient meningkat water lost melalui respirasi
(insensible) meningkat, sebelum perkeringatan aktif dimuali
 Sirkulasi darah memindahkan panas tubuh ke
periperdisipitasi melalui evaporasi keringat  mencegah
overheating
Secara berturut-turut respon ternak terhadap temperature
tinggi sebagai berikut:
1. Temperature kulit meningkat (Webbster & Willson, 1980).
Untuk mengatasi hal tsb, aliran darah diperbesar untuk membantu
meningkatkan pengeluaran panas melalui konduksi dan radiasi
(McDowel,1980)
2.Berkeringat,
- Apabila peningkatan aliran darah tidak berhasil mengurangi stress, maka
pusat pengaturan panas memacu kelenjar keringat untuk mengekresikan
keringat.
- Pengeluaran keringat akan membantu pengeluaran panas melalui
penguapan (McDowel, 1980)
- Pada ternak, kecuali ayam,’ berkeringat’ merupakan cara terpenting dan
terutama dalam mekanisme pengaturan panas tubuh (Webster & Willson
1960)
3.Peningkatan frekuensi respirasi (Webster & Willson, 1980; McDowell,
1980)
Apabila penguapan melalui pengeluaran keringat belum memperbaiki
temperature tubuh (Webster dan willson, 1980)
4. Peningkatan denyut jantung (Webster dan willson, 1980).
Hal ini berhubungan dengan peningkatan respirasi karena meningkatnya
aktifitas otot-otot pada oragan respirasi membutuhkan suplai O2
lebih
banyak yang harus dipenuhi melalaui peningkatan aliran darah melalui
denyut jantung
5.Peningkatan temperature tubuh,
mengikatnya aktivitas jantung meningkatkan pula produksi panas oleh
aktifitas otot, sehingga pada keadaan ini ternak mendapatkan panas bukan
hanya dari lingkungannya saja melainkan juga dari dalam tubuhnya sendiri
6.Ternak kurus  Sakit  Mati
 Temperatur sekitar 38o
C dan humiditas 20% merupakan awal terjadinya
kondisi stres. Langkah untuk mengurangi kondisi stres harus mulai
dilakukan.
 Temperatur 38o
C dan humiditas 50%, sapi memasuki ancaman yang
membahayakan. Bila kondisi tersebut bertahan dapat menyebabkan
kematian
 Temperatur 38o
C dan humiditas 80% merupakan batas letal untuk sapi
perah.
Semua ternak (livestock) bersifat homeotherm
Immunitas Tertekan
(Depressed immunity)
Stres nutrisi
(Kualitas pakan buruk)
Stres lingkungan
(Panas atau dingin)
Penyakit
Penurunan aktivitas makrofag
Penurunan aktivitas sel plasma
Reduksi produksi antibodi
Stres lingkungan
(Manajemen buruk)
Toxin
Carpenter (1998) :
1. Bahwa ternak yang menderita stres kronis atau selama
beberapa generasi akan mengalami adaptasi, yaitu perubahan
untuk menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru atau
lingkungan khusus.
2. Hal ini ditandai dengan perubahan perilaku individual atau
kelompok.
3. Sebaliknya ternak yang hanya mengalami perubahan atau
penyesuaian fisiologik terhadap iklim, khususnya terhadap
perubahan temperatur, disebut mengalami aklimatisasi.
(1)(1) Lingkungan ternak yg komplekLingkungan ternak yg komplek
(2)(2) Variasi dr komponen2 lingkunganVariasi dr komponen2 lingkungan
berpengaruh scr :berpengaruh scr :
 Langsung /Langsung /
 Tdk Langsung thd performen ternakTdk Langsung thd performen ternak
(1) Temperatur radiasi matahari
(2) Kelembaban
(3) Angin, curah hujan, tersedia/tdk tersedia naungan
(4) Fasilitas dan penanganan ternak
(5) Rendahnya kualitas pakan, tdk tersedianya air
minum yg cukup, Pengolahan dan penyimpanan
bahan pakan
(6) Program kesehatan ternak
Manajemen Iklim
1. Tipe tanah, pH, kandungan unsur hara, fertilitas
tanah
2. Tipe dan varietas rumput/hijauan
3. Tingkat ketuaan
4. Komposisi nutrisi
5. Tingkat keracunan
6. Ketinggian dan kemiringan tanah
Vegetasi, Topography, Penyakit and Parasit
1. Dpt diatur (Manageable)
1.1. pH tanah dan kesuburan tanah
1.3. Kebasahan tanah (soil moisture)
1.4. Spesies tanaman (rerumputan atau pasture)
1.5. Defisiensi nutrisi
1.6. Parasit dan penyakit
1.7. Tipe dan umur ternak
1.8. Grazing dan feeding systems (cara pepberian pakan)
2. Tdk dpt diatur (Unmanageable)
2.1. Iklim atau cuaca
2.2. Topografi dan tipe tanah
TERGANTUNG PADA :
Umur, frekwensi pemberian pakan,
tipe breed, kondisi tubuh,
tingkat laktasi, tingkat insulasi,
bulu dan wool, perkandangan,
derajat aklimasi, praktek manajemen,
kondisi nutrisi/ransum, tingkah laku (individual atau kelompok)
Pengaruh lingkungan bersifat ekonomi berbeda-beda
Pada Peternakan dengan Manajemen Intensif
1. PAKAN DAN AIR CUKUP
2. RANSUM SEIMBANG
3. PROGRAM KESEHATAN YANG TERKENDALI
4. SUHU KANDANG DAN HUMIDITAS
5. DIKENDALIKAN BAIK
6. LINGKUNGAN DIUBAH SESUAI KONDISI TERNAK
(Misal : Poultry, Piggery, Dairy Farms)
 Pada kondisi lingkungan ideal atau thermoneutral zone
(TNZ),
(Panas yang diproduksi + Panas lingkungan) =
Panas yang hilang.
 Byran (1999) memformulasi SIT dengan rumus berikut : SIT
= (Panas yang diproduksi + Panas lingkungan)>Panas yang
hilang (heat loss).
 Keputusan manajemen oleh peternak dan peternakan (farm
animals) berperan penting menentukan bagaimana ternak
berinteraksi dengan lingkungannya
Pada Peternakan dengan Manajemen Ekstensif
(1) Biasanya pada ruminansia
(2) Ternak diekspose pada lingkungan iklim yang berubah
(Merumput di lapangan terbuka)
(3) Ternak yang dapat berproduksi dan survive memiliki mekanisme
adaptasi
(4) Ternak diseleksi agar adaptable pada lingkungan
(to fit the environment)
 Respiration dan sweating rate meningkat (nafas lebih dangkal)
 Bila ternak tidak dapat mempertahankan homoetherm maka :
a. Konsumsi pakan menurun
b. Sekresi hormon thermogenic menurun Metabolisme
basal menurun
 Bila mekanisme fisiologis ini gagal maka : Produktivitas
(mengeluarkan panas tubuh berlebih) menurun
 Ternak menderita phase stres akut 
(terjadi beberapa hari setelah ternak menerima temp tinggi)
 Stroke dan  mati
(1)
Growth (Sapi)
Bila stres lingkungan menekan : (a) appetite, (b) reducing Feed Intake, (c) grazing
time  berpengaruh buruk thd produktivitas
(air susu dan growth pelan)
(2)
Pada domba dan kambing
pengaruh thd (a) growth kecil, (b) lambing rate rendah (%), (c) lahir kecil dan lemah,
(d) mortaliti postnatal tinggi
(3)
Pada babi
Tidak memiliki mekanisme regulasi thd temperatur tidak cakap melindungi diri thd
lingkungan panas dan dingin berlebih
(4)
Anak ayam (chicks)
Lebih toleran thd temperatur tinggi dibanding yg dewasa
(not exceed than 35o
C danger reduce rate of growth)
 Pernyataan Selye :
 3 (tiga) tahapan stres, yaitu :
1. aktivasi (activation),
2. adaptasi (resistance) dan
3. kelelahan (exhaustion) yang dikenal sebagai general
adaptation syndrome (GAS).
 Lebih jauh ditegaskan bahwa GAS adalah respon non-spesifik
terhadap nonxious stimuli atau stresor (Putra, 2004).
 Iklim matahari meliputi :
 Iklim tropis dengan batas 23,5o
lintang Utara (LU) dan
23,5o
lintang Selatan (LS), di mana Indonesia yang terletak
antara 6o
LU dan 11o
LS, termasuk di dalam iklim tropis.
 Iklim sub-tropis berada di sebelah Utara dan Selatan
daerah tropis sampai dengan 35 dan 40o
LU dan LS
 Iklim sedang berada di sebelah Utara dan sebelah
Selatan daerah sub-tropis sampai batas 66,5o
LU dan LS
 Iklim kutub berada di sebelah Utara dan sebelah
Selatan daerah iklim sedang sampai daerah kutub
Pengaruh feed back kortisol terhadap
Hipothalamus menghambat pembebasan
CRF (Corticotrophin Releasing Factor)
Gambar 2.3. Pengaruh stresor terhadap pembebasan kortisol melalui axis
H-P-K Sumber : (Quakenbush, 1999., Byran, 1999)
Hipothalamus
Pituitari anterior
ACTH
(Adreno Cortico Tropic Hormone ) Kortisol meningkatkan :
- Gula darah
- Asam amino
- Tekanan darah
Hormon
Kortisol
Kortek Adrenalis
(1). Ternak mempunyai visi (sudut pandang) yang luas :
Sapi dan babi >300o
Biri – biri 191 – 306o
tergantung jumlah wool di kepala
Loading dan handling rams perlu dinding isolasi solid (mencegah melihat
gangguan keluar Terutama ternak yang masih liar
Objek yang bergerak (orang, dll) balking atau menakutkan ternak
Blocking visi (sudut pandang) mencegah upaya melarikan diri (escape)
Pembatansan sudut pandang menurunkan level stres
Induk sapi liar akan tenang pada ruang AI yang digelapkan bila pengeliatannya di
block
(2). Sapi  pengelihatan ke bawah buruk (ekstensif blind area)
Untuk melihat ke bawah : berhenti dulu, lalu menurunkan kepalanya
Bila ada benda aneh, atau menakutkan : pipa, genangan air, bayang-bayang, tektur
lantai yang berbeda, dll ?)
Sapi, babi, domba, dan kuda sering mogok (tidak mau jalan) melewati :
benda-benda tsb.
(3). Penerangan harus uniform dan diffus (Naungan dan sinar yang tajam
harus dikurangi)
Objek yang bergerak dikandang hewan berhenti
Domba dan babi : cenderung berjalan dari ruang yang remang-remang (suram) ke
ruang yang lebih terang
(4). Babi, sapi dan domba : tidak suka sinar (tajam) yang menyilaukan
Sinar tidak bole langsung ke mata
Kapasitas sinar yang diinginkan : 5 – 80 lux
(5). Ternak (sapi, domba, kambing, babi)  punya persepsi warna
Memiliki retina tipe dichromat (retina yang sensitif warna)
Paling sensitif terhadap :
(a) warna kuning –hijau dan
(b) blue-purple
(c) Sensitif terhadap gerakan yang tiba-tiba
(d) Tidak suka wana yang kontras (dark and light)  mogok
(6). (Manusia : retina tipe trichromats)
(7). Grazing animals mempunyai sistem visual :
a) melihat jauh, baik,
b) melihat objek yang dekat, buruk,
c) Mendekati ternak harus perlahan dan menyebabkan takut (no sudden
movement)
d) Mempunyai : sistem visual, pupil mata yang bisa displit  efisien melihat jarak
jauh, tidak mau masuk ke ruang atau kandang gelap
(1). Sapi dan domba lebih sensitif terhadap suara (frekuensi tinggi)
banding manusia
Sapi : mempunyai sensitivitas auditori 8000 hz dan domba 7000 hs
Suara yang tidak diinginkan dan asing stressful (peningkatan hormon
thyroid dan cortisol)
(2). Adaptasi terjadi bila :
 Suara yang kontinus tetapi tidak bising (reasonable) : musik,
instrumen, white noise, suara miscellaneous
 Suara kontinus dengan >100dB  menurunkan PBB (domba),
 Suara miscellaneous dengan 75 dB meningkatkan PBB (faster than
controls)
(3). Babi : di ekspose dengan suara dari radio (musik dll) menurunkan
rekasi terhadap suara yang tiba-tiba (sudden or unexpected noises),
yang dapat menurunkan BB
(4). Sapi : yang mempunyai tempramen tinggi (flightly temperament) 
cenderung akan meloncat bila ada sudden movement atau suara
teriakan (nada tinggi yang intermittent)
Contoh : pada stand pelelangan (auction ring)
Jelling or whistling  meningkatkan detak jantung (palpitasi)
Hindari visual dan auditory stimuli (sudden intermittent sound and sudden jerky
movement) yang membuat takut
(5). Kuda zebra dan sapi :
Dapat mengarahkan telinganya kepada sesuatu yang dia curigai
(Ear radar : daun telinga digerakkan ke arah yang berbeda)
(6). Jauhkan halangan yang menyebabkan pemogokan pada kandang atau
fasilitas penanganan ternak (handling facility)
Ternak yang jinak dapat menunjuk adanya halangan (distraction) dengan
menggerakkan mata dan daun telinganya ke arah halangan tsb
Hal ini penting bagi handlers (drh)
(1). Konsep penting pada penanganan ternak  disebut sebagai
“personal space“
(2).
(a) Bila handler masuk ke dalam FZ ternak akan bergerak (menjauh)
(b) Luas (size) FZ berbeda tergantung pada tingkat kejinakan (tameness)
dan keliaran (wildness) ternak
(3). Pemahaman terhadap FZ 
 Mengurangi stres
 Menolong mencegah terjadi kecelakaan handlers
(4)
Berapa luas FZ ?
Sapi : (a) dipelihara ekstensif : 50 m (b) dipelihara di feedlot 2 – 8 m atau
mungkin 0 m (ternak amat jinak)
Luas FZ dapat terus berkurang bila ternak memperoleh 
frequent gentle handling
(5)
Bagaimana mengetahui batas FZ ?:
Dekati ternak pelan – pelan (lingkaran menunjukkan FZ)
Bagaimana handling ternak amat jinak  tuntun dengan : (a) halter atau (b)
ember berisi pakan
Luas lingkungan (enclosure) pemeliharaan ternak berpengaruh terhadap luas
FZ
(6)
 Mendekati ternak dari depan (kepala)  meningkatkan FZ
 Hati – hati mendekati FZ sebab ternak dapat lari (loncat) atau menyerang
 (berbalik arah pada waktu menggiring ternak)
 Posisi terbaik dalam menangani ternak adalah pada batas FZ (ternak bergerak
secara pelan)
 Ternak berhenti jalan bila handler mundur dari batas FZ
 Membuat ternak bergerak ke posisi handler  berdiri pada naungan, tempat
yang rindang (shaded area) di lingkaran FZ
 Membuat ternak mundur dari handler  berdiri pada titik (posisi) netral
 (the point of balance)
(7)
(a) Bila posisi handler outside FZ ternak akan kembali dan berhadapan dengan
handler dan mempertahankan jarak yang aman
(b) Bila handler masuk ke dalam FZ ternak akan balik dan lari
(c) Sapi yang digiring ke dalam “race”  menjadi takut dan agitated waktu
menunggu dan berbalik ke belakang
(d) Kenapa : handler cenderung memaksa masuk ke dalam FZ
(e) Bila handler mundur, ternak akan diam
(f) Jangan paksa ternak masuk ke rice (a chute) ternak akan liar (agitated)

More Related Content

What's hot

Metabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryMetabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryEmi Suhaemi
 
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakKuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakradenhilmiaja
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Jajat Rohmana
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Syarifah Algadri
 
Pertemuan ke 1 fisiologi hewan
Pertemuan ke 1 fisiologi hewanPertemuan ke 1 fisiologi hewan
Pertemuan ke 1 fisiologi hewanIr. Zakaria, M.M
 
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.pptTeknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.pptMiraPuspitayani
 
Teknologi pengolahan pakan sapi
Teknologi pengolahan pakan sapiTeknologi pengolahan pakan sapi
Teknologi pengolahan pakan sapiRamaiyulis Ramai
 
Ekologi tanaman pakan
Ekologi tanaman pakanEkologi tanaman pakan
Ekologi tanaman pakanYusuf Ahmad
 
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptxPENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptxDEDI KUSMANA
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananEmi Suhaemi
 
Daging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxDaging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxLinda54114
 
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.pptLingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.pptaria800212
 
Penanganan Limbah Peternakan(BK).ppt
Penanganan Limbah Peternakan(BK).pptPenanganan Limbah Peternakan(BK).ppt
Penanganan Limbah Peternakan(BK).pptArifIsmanto1
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapikutarni
 
Manajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanManajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanRizza Muh
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaRamaiyulis Ramai
 
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESSISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESAida
 

What's hot (20)

Metabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryMetabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for Poultry
 
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakKuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
 
Pertemuan ke 1 fisiologi hewan
Pertemuan ke 1 fisiologi hewanPertemuan ke 1 fisiologi hewan
Pertemuan ke 1 fisiologi hewan
 
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.pptTeknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
 
Teknologi pengolahan pakan sapi
Teknologi pengolahan pakan sapiTeknologi pengolahan pakan sapi
Teknologi pengolahan pakan sapi
 
Ekologi tanaman pakan
Ekologi tanaman pakanEkologi tanaman pakan
Ekologi tanaman pakan
 
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptxPENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
 
Ppt sph
Ppt sphPpt sph
Ppt sph
 
Daging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxDaging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptx
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologi
 
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.pptLingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
 
Penanganan Limbah Peternakan(BK).ppt
Penanganan Limbah Peternakan(BK).pptPenanganan Limbah Peternakan(BK).ppt
Penanganan Limbah Peternakan(BK).ppt
 
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambingManajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
Manajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanManajemen Perkawinan
Manajemen Perkawinan
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESSISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
 

Viewers also liked

Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganJajat Rohmana
 
Gjendje Permbledhese e Magazines-Alpha Business
Gjendje Permbledhese e Magazines-Alpha BusinessGjendje Permbledhese e Magazines-Alpha Business
Gjendje Permbledhese e Magazines-Alpha BusinessSelf-employed
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakRiswansyah Yusup
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanMuhammad Awaludin
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianCNVIP
 

Viewers also liked (6)

Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
 
Gjendje Permbledhese e Magazines-Alpha Business
Gjendje Permbledhese e Magazines-Alpha BusinessGjendje Permbledhese e Magazines-Alpha Business
Gjendje Permbledhese e Magazines-Alpha Business
 
Statistika 2
Statistika 2Statistika 2
Statistika 2
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 

Similar to Lingkungan fisik

PPT KEL 5 FISWAN.pptx
PPT KEL 5 FISWAN.pptxPPT KEL 5 FISWAN.pptx
PPT KEL 5 FISWAN.pptxKuniAzizah2
 
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdfedoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdfAgathaHaselvin
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisAdhy Laupada
 
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANMAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANikhsan saputra
 
Hipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaHipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaCahya
 
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalmakalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalMJM Networks
 
Prosedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vitalProsedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vitalMJM Networks
 
Songkok Haji Berenergi Alam Raya Sehat Beriman
Songkok  Haji  Berenergi  Alam  Raya  Sehat  BerimanSongkok  Haji  Berenergi  Alam  Raya  Sehat  Beriman
Songkok Haji Berenergi Alam Raya Sehat BerimanBudi Mulyana
 
Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian, peternakan,
Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian, peternakan,Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian, peternakan,
Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian, peternakan,Addieni Arsy Hanifah
 

Similar to Lingkungan fisik (20)

PPT KEL 5 FISWAN.pptx
PPT KEL 5 FISWAN.pptxPPT KEL 5 FISWAN.pptx
PPT KEL 5 FISWAN.pptx
 
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdfedoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
 
Pertemuan 8
Pertemuan 8Pertemuan 8
Pertemuan 8
 
16911074.ppt
16911074.ppt16911074.ppt
16911074.ppt
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasis
 
Makalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasiMakalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasi
 
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANMAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
 
Hipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaHipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermia
 
ektoderm dan endoderm
ektoderm dan endodermektoderm dan endoderm
ektoderm dan endoderm
 
EKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERMEKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERM
 
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalmakalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
 
Prosedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vitalProsedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vital
 
Tiroid dan antitiroid
Tiroid dan antitiroid Tiroid dan antitiroid
Tiroid dan antitiroid
 
Laporan 8 suhu
Laporan 8 suhuLaporan 8 suhu
Laporan 8 suhu
 
Thermoregulation
ThermoregulationThermoregulation
Thermoregulation
 
Songkok Haji Berenergi Alam Raya Sehat Beriman
Songkok  Haji  Berenergi  Alam  Raya  Sehat  BerimanSongkok  Haji  Berenergi  Alam  Raya  Sehat  Beriman
Songkok Haji Berenergi Alam Raya Sehat Beriman
 
Biologi xi. d
Biologi xi. dBiologi xi. d
Biologi xi. d
 
Pengaturan suhu tubuh
Pengaturan suhu tubuhPengaturan suhu tubuh
Pengaturan suhu tubuh
 
termoregulasi
termoregulasitermoregulasi
termoregulasi
 
Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian, peternakan,
Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian, peternakan,Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian, peternakan,
Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian, peternakan,
 

More from Scott Cracer

Statistika non parametrik
Statistika non parametrikStatistika non parametrik
Statistika non parametrikScott Cracer
 
Kuliah 2 metabolisme kh
Kuliah 2 metabolisme khKuliah 2 metabolisme kh
Kuliah 2 metabolisme khScott Cracer
 
Ilmu ekonomi umum 2015
Ilmu ekonomi umum 2015Ilmu ekonomi umum 2015
Ilmu ekonomi umum 2015Scott Cracer
 
E l a s t i s i t a s
E l a s t i s i t a sE l a s t i s i t a s
E l a s t i s i t a sScott Cracer
 
Biokimia nutrisi pendahuuan
Biokimia nutrisi   pendahuuanBiokimia nutrisi   pendahuuan
Biokimia nutrisi pendahuuanScott Cracer
 
Biokimia nutrisi pendahuuan (1)
Biokimia nutrisi   pendahuuan (1)Biokimia nutrisi   pendahuuan (1)
Biokimia nutrisi pendahuuan (1)Scott Cracer
 

More from Scott Cracer (12)

Statistika 1
Statistika 1Statistika 1
Statistika 1
 
Statistika non parametrik
Statistika non parametrikStatistika non parametrik
Statistika non parametrik
 
Statiska
StatiskaStatiska
Statiska
 
Maya ajar 2015
Maya ajar 2015Maya ajar 2015
Maya ajar 2015
 
Materi statistika
Materi statistikaMateri statistika
Materi statistika
 
Lingkungan kimia
Lingkungan kimiaLingkungan kimia
Lingkungan kimia
 
Kuliah 2 metabolisme kh
Kuliah 2 metabolisme khKuliah 2 metabolisme kh
Kuliah 2 metabolisme kh
 
Karbohidrat 2015
Karbohidrat 2015Karbohidrat 2015
Karbohidrat 2015
 
Ilmu ekonomi umum 2015
Ilmu ekonomi umum 2015Ilmu ekonomi umum 2015
Ilmu ekonomi umum 2015
 
E l a s t i s i t a s
E l a s t i s i t a sE l a s t i s i t a s
E l a s t i s i t a s
 
Biokimia nutrisi pendahuuan
Biokimia nutrisi   pendahuuanBiokimia nutrisi   pendahuuan
Biokimia nutrisi pendahuuan
 
Biokimia nutrisi pendahuuan (1)
Biokimia nutrisi   pendahuuan (1)Biokimia nutrisi   pendahuuan (1)
Biokimia nutrisi pendahuuan (1)
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 

Recently uploaded (10)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 

Lingkungan fisik

  • 1.
  • 2. DEFINISI/PENGERTIANDEFINISI/PENGERTIAN BIO + KLIMAT + LOGI Bioklimatologi = ilmu ttg iklim & cuaca, khusus ttg pengaruh iklim (Lingkungan) pd kesehatan, penyakit, & kegiatan makhluk hidup (Manusia, Fauna,Flora) Hidup/kehidupan Iklim Ilmu Bioklimatologi = cabang klimatologi yg mempelajari hubungan iklim (Lingkungan) dng makhluk hidup, terutama pengaruhnya thd kesehatan, penyakit & kegiatan manusia, hewan, & tumbuh2an
  • 3. DEFINISI/PENGERTIANDEFINISI/PENGERTIAN BIO + KLIMAT + LOGI Bioklimatologi Manusia = cabang bioklimatologi yg membicarakan pengaruh iklim thd Manusia Hidup/kehidupan Iklim Ilmu Bioklimatologi Ternak = cabang bioklimatologi yg membicarakan pengaruh iklim thd Ternak
  • 4. Ilmu yg mempelajari fungsi faal (fisiologis) Ternak & interaksinya thd lingkungan ILMU LINGKUNGAN TERNAK
  • 5. LINGKUNGAN ?  Semua kondisi dan situasi disekitar ternak yang berpengaruh terhadap kesehatan, performen produksi dan reproduksi LINGKUNGAN TERNAK
  • 6.
  • 7. BioklimatologiBioklimatologi TernakTernak Dairy Sci (Industry) APProcessing Beef & Meat Sci Poultry Sci Pentingnya mempelajari Bioklimatologi Ternak
  • 8.
  • 10. LINGKUNGAN TERNAK  Produktivitas ternak dicerminkan oleh penampilannyaProduktivitas ternak dicerminkan oleh penampilannya (performance),(performance),  Penampilan = manifestasi pengaruhPenampilan = manifestasi pengaruh Genetik (G)Genetik (G) dandan Lingkungan (L)Lingkungan (L) ternak secara bersama-samaternak secara bersama-sama P = G + LP = G + L  Penampilan ternak pada setiap waktu adalah perpaduan dariPenampilan ternak pada setiap waktu adalah perpaduan dari sifat genetic dengan lingkungan yang diterimanyasifat genetic dengan lingkungan yang diterimanya  Ternak dengan sifat genetik baik tidak akan mengekspresikanTernak dengan sifat genetik baik tidak akan mengekspresikan potensi genetiknya tanpa didukung oleh lingkungan yangpotensi genetiknya tanpa didukung oleh lingkungan yang menunjangmenunjang  Bahkan telah diketahui bahwa dalam membentuk penampilan,Bahkan telah diketahui bahwa dalam membentuk penampilan, lingkungan berpengaruh lebih besar dari pada sifat genetiklingkungan berpengaruh lebih besar dari pada sifat genetik ternakternak
  • 11. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengambil keputusan untuk menjalankan usaha peternakan, dapat dikelompokkan ke dalam dua gugus besar, yaitu : 1)1).. Lingkungan makroLingkungan makro A.A. Klimatik (Iklim), B. Edafik, C. Biotik, D. Teknologi, E. Ekonomi-finansial, F. Sosial-budaya dan G. Kebijakan pemerintah. 2)2).. Lingkungan mikroLingkungan mikro
  • 12. 2)2).. Lingkungan mikroLingkungan mikro  semua sifat teknis komoditi dalam aspek produksi,semua sifat teknis komoditi dalam aspek produksi, reproduksi dan pengelolaareproduksi dan pengelolaann segitiga tatalaksana,segitiga tatalaksana, yaitu:yaitu: • makananmakanan (feeding)(feeding),, • perkawinanperkawinan (breeding)(breeding) dandan • pengelolaanpengelolaan (management)(management)  Termasuk kedalam faktor-faktor mikro ini adalahTermasuk kedalam faktor-faktor mikro ini adalah ::  pengertian Satuanpengertian Satuan Ternak(ST) danTernak(ST) dan  Koefisien Teknis (KT), sebagai parameter yangKoefisien Teknis (KT), sebagai parameter yang digunakan dalam berbagai perhitungan.digunakan dalam berbagai perhitungan. Breeding Feeding M anagem ent
  • 13. Nutrition Polution  Temperature  Noise  Light  Rain Fall  Radiation  Soil Fertility  Altitude  Soil pH  Barometric pressure  Endoparasite  Wind  Ecto Parasite & other diseases  Preditor (Animals) Management HUMAN
  • 14. K
  • 15. K
  • 16.
  • 17. A/P = Rasio Acetate/Propionate
  • 18. Unsur Iklim yg berpengaruh padaUnsur Iklim yg berpengaruh pada ternak :ternak : 1.1.Curah HujanCurah Hujan Memiliki arti yang sangat penting dalam  penyediaan air minum ternak danpenyediaan air minum ternak dan  pengadaan makanan ternak sepanjang tahunpengadaan makanan ternak sepanjang tahun. Peta curah hujanPeta curah hujan setiap bulan perlu dipelajari untuk mengetahui jumlah bulan keringbulan kering dan bulan basahbulan basah dalam satu tahun. U/ Ruminansia, peta curah hujan dapat digunakan dalam : program IB terkontrol  penyerentakan birahi, agar program kegiatan untuk :  masa bunting ternak,  masa kelahiran dan  pembesaran anak, dapat berlangsung sesuai dengan pengadaan rumput alam setempat.
  • 19. Dari daftar curah hujan dapat dikelompokkan • daerah basah, • daerah sedang dan • daerah kering. B S K SK B S K SK
  • 20.  Ternak hanya dapat hidup pada selang suhu tertentu saja. disebut “Toleransi panas” atau “Heat tolerance”.  Suhu yg ekstrim  terlalu panas atau terlalu dingin, berpengaruh buruk terhadap produktivitas ternak.  Ternak lokal / asli umumnya dapat bertahan terhadap suhu tropis yang panas,  Ternak hasil persilangan dari ternak lokal dengan ternak ras asal daerah subtropis, dapat bertahan di daerah yang memiliki suhu dengan kepanasan sedang, sedangkan  Ternak ras asal daerah subtropis hanya dapat bertahan di lokasi yang sejuk dingin. 2.2. SuhuSuhu
  • 21.
  • 22. Gbr. 2.4. Penyajian zona thermoneutral dalam kaitannya dengan produksi panas (heat production/HP) dan sejumlah zona lingkungan (dari Yousef, 1985c). P R O D U K S I P A N A S SUHU LINGKUNGANRendah Tinggi Zona Netral Panas Stres dingin Stres panas Puncak HP LCT UCTMinimal HP
  • 23. TERMONETRAL FAUNA (Jenis2 Hewan) Hewan Zone Termonetral (oC) Ternak: Sapi Anak 13-25 Induk 0-16 Domba Anak baru lahir 29-30 Dewasa -22 Babi Anak 32-33 Induk 0-15 Kambing Dewasa, padang pasir 20-30 Dewasa, Delta nil 10-25 Ungulata lain: Keledai 26-32 Umur 3 – 6 bulan 20-36 Dewasa 22-35 LLama Dewasa 7-30
  • 24. TERNAK SUHU KRITIS (°C) Batas Atas Batas Bawah Ayam petelur 24 13 Ayam pedaging 27 16 Babi dewasa 29 21 Anak babi neonatal : isolasi 39 34 : gerombol 29 24 Anak domba neonatal (12 mil/jam) ? 23 Domba Southdown dicukur pendek ? 28 Domba Southdown tidak dicukur ? -2 Sapi jantan yang dicukur 26 18 Sapi perah kondisi buruk 27 17 Sapi Jersey kondisi baik 27 4 Sapi Sahiwal 32 10
  • 25. Lingkungan panas : (1) Tingkah laku makan (ingestive behavior) Minum lebih banyak Penurunan konsumsi pakan (forage) Kebutuhan mineral dan elektrolit meningkat (2) Perubahan Efisiensi Reproduksi Aktivitas dan intensitas seksual menurun Kualitas sperma dan ovum menurun Lingkungan uterus berubah Perubahan siklus birahi Fertilisasi dan Embryonic survival
  • 26. (3). Biologis(3). Biologis  Nafas lebih cepat  Perubahan denyut jantung pulsus  Aliran darah lebih cepat  Suhu tubuh meningkat  Perubahan hormonal (level atau kadarnya)  Komposisi darah berubah dan perubahan sekresi urinasi  Perubahan motilitas cerna dan fermentasi  Meningkat kepekaan susceptibility/kelemahan terhadap penyakit
  • 27. (4) Perubahan Karakter Produksi  Produksi air susu, telur, kuantitas dan kualitas turun  Pertumbuhan (growth) dan kondisi tubuh buruk  Penurunan kuantitas dan kualitas wool (5) Perubahan Behavior  Ternak menjadi agresif atau sebaliknya (aversiness)  Pola makan (feeding pattern)  Social order atau displacement  Insolasi atau crowding dan vokalisas Bagaimana Ternak mengatasi pengaruh buruk tsb ?
  • 28. Ternak mempertahankan keseimbangan panas badannya melalui : Vasomotor control (pengaturan jumlah darah periper --daerah kulit– dengan vasodilatasi atau vasokonstriksi).Vasodilatasi stimulate pusat pilomotor unt. menipiskan kulit   Disipitasi panas lebih baik melalui : a. konduksi, b. konveksi, dan c. radiasi.  Panas tubuh juga berkurang melalui : a. paru-paru (evaporasi) dan b. kulit (perspirasi)  Bila temp ambient meningkat water lost melalui respirasi (insensible) meningkat, sebelum perkeringatan aktif dimuali  Sirkulasi darah memindahkan panas tubuh ke periperdisipitasi melalui evaporasi keringat  mencegah overheating
  • 29. Secara berturut-turut respon ternak terhadap temperature tinggi sebagai berikut: 1. Temperature kulit meningkat (Webbster & Willson, 1980). Untuk mengatasi hal tsb, aliran darah diperbesar untuk membantu meningkatkan pengeluaran panas melalui konduksi dan radiasi (McDowel,1980) 2.Berkeringat, - Apabila peningkatan aliran darah tidak berhasil mengurangi stress, maka pusat pengaturan panas memacu kelenjar keringat untuk mengekresikan keringat. - Pengeluaran keringat akan membantu pengeluaran panas melalui penguapan (McDowel, 1980) - Pada ternak, kecuali ayam,’ berkeringat’ merupakan cara terpenting dan terutama dalam mekanisme pengaturan panas tubuh (Webster & Willson 1960) 3.Peningkatan frekuensi respirasi (Webster & Willson, 1980; McDowell, 1980) Apabila penguapan melalui pengeluaran keringat belum memperbaiki temperature tubuh (Webster dan willson, 1980)
  • 30. 4. Peningkatan denyut jantung (Webster dan willson, 1980). Hal ini berhubungan dengan peningkatan respirasi karena meningkatnya aktifitas otot-otot pada oragan respirasi membutuhkan suplai O2 lebih banyak yang harus dipenuhi melalaui peningkatan aliran darah melalui denyut jantung 5.Peningkatan temperature tubuh, mengikatnya aktivitas jantung meningkatkan pula produksi panas oleh aktifitas otot, sehingga pada keadaan ini ternak mendapatkan panas bukan hanya dari lingkungannya saja melainkan juga dari dalam tubuhnya sendiri 6.Ternak kurus  Sakit  Mati
  • 31.  Temperatur sekitar 38o C dan humiditas 20% merupakan awal terjadinya kondisi stres. Langkah untuk mengurangi kondisi stres harus mulai dilakukan.  Temperatur 38o C dan humiditas 50%, sapi memasuki ancaman yang membahayakan. Bila kondisi tersebut bertahan dapat menyebabkan kematian  Temperatur 38o C dan humiditas 80% merupakan batas letal untuk sapi perah.
  • 32. Semua ternak (livestock) bersifat homeotherm Immunitas Tertekan (Depressed immunity) Stres nutrisi (Kualitas pakan buruk) Stres lingkungan (Panas atau dingin) Penyakit Penurunan aktivitas makrofag Penurunan aktivitas sel plasma Reduksi produksi antibodi Stres lingkungan (Manajemen buruk) Toxin
  • 33. Carpenter (1998) : 1. Bahwa ternak yang menderita stres kronis atau selama beberapa generasi akan mengalami adaptasi, yaitu perubahan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru atau lingkungan khusus. 2. Hal ini ditandai dengan perubahan perilaku individual atau kelompok. 3. Sebaliknya ternak yang hanya mengalami perubahan atau penyesuaian fisiologik terhadap iklim, khususnya terhadap perubahan temperatur, disebut mengalami aklimatisasi.
  • 34. (1)(1) Lingkungan ternak yg komplekLingkungan ternak yg komplek (2)(2) Variasi dr komponen2 lingkunganVariasi dr komponen2 lingkungan berpengaruh scr :berpengaruh scr :  Langsung /Langsung /  Tdk Langsung thd performen ternakTdk Langsung thd performen ternak
  • 35. (1) Temperatur radiasi matahari (2) Kelembaban (3) Angin, curah hujan, tersedia/tdk tersedia naungan (4) Fasilitas dan penanganan ternak (5) Rendahnya kualitas pakan, tdk tersedianya air minum yg cukup, Pengolahan dan penyimpanan bahan pakan (6) Program kesehatan ternak Manajemen Iklim
  • 36. 1. Tipe tanah, pH, kandungan unsur hara, fertilitas tanah 2. Tipe dan varietas rumput/hijauan 3. Tingkat ketuaan 4. Komposisi nutrisi 5. Tingkat keracunan 6. Ketinggian dan kemiringan tanah Vegetasi, Topography, Penyakit and Parasit
  • 37. 1. Dpt diatur (Manageable) 1.1. pH tanah dan kesuburan tanah 1.3. Kebasahan tanah (soil moisture) 1.4. Spesies tanaman (rerumputan atau pasture) 1.5. Defisiensi nutrisi 1.6. Parasit dan penyakit 1.7. Tipe dan umur ternak 1.8. Grazing dan feeding systems (cara pepberian pakan) 2. Tdk dpt diatur (Unmanageable) 2.1. Iklim atau cuaca 2.2. Topografi dan tipe tanah
  • 38. TERGANTUNG PADA : Umur, frekwensi pemberian pakan, tipe breed, kondisi tubuh, tingkat laktasi, tingkat insulasi, bulu dan wool, perkandangan, derajat aklimasi, praktek manajemen, kondisi nutrisi/ransum, tingkah laku (individual atau kelompok) Pengaruh lingkungan bersifat ekonomi berbeda-beda
  • 39.
  • 40. Pada Peternakan dengan Manajemen Intensif 1. PAKAN DAN AIR CUKUP 2. RANSUM SEIMBANG 3. PROGRAM KESEHATAN YANG TERKENDALI 4. SUHU KANDANG DAN HUMIDITAS 5. DIKENDALIKAN BAIK 6. LINGKUNGAN DIUBAH SESUAI KONDISI TERNAK (Misal : Poultry, Piggery, Dairy Farms)
  • 41.  Pada kondisi lingkungan ideal atau thermoneutral zone (TNZ), (Panas yang diproduksi + Panas lingkungan) = Panas yang hilang.  Byran (1999) memformulasi SIT dengan rumus berikut : SIT = (Panas yang diproduksi + Panas lingkungan)>Panas yang hilang (heat loss).  Keputusan manajemen oleh peternak dan peternakan (farm animals) berperan penting menentukan bagaimana ternak berinteraksi dengan lingkungannya
  • 42. Pada Peternakan dengan Manajemen Ekstensif (1) Biasanya pada ruminansia (2) Ternak diekspose pada lingkungan iklim yang berubah (Merumput di lapangan terbuka) (3) Ternak yang dapat berproduksi dan survive memiliki mekanisme adaptasi (4) Ternak diseleksi agar adaptable pada lingkungan (to fit the environment)
  • 43.  Respiration dan sweating rate meningkat (nafas lebih dangkal)  Bila ternak tidak dapat mempertahankan homoetherm maka : a. Konsumsi pakan menurun b. Sekresi hormon thermogenic menurun Metabolisme basal menurun  Bila mekanisme fisiologis ini gagal maka : Produktivitas (mengeluarkan panas tubuh berlebih) menurun  Ternak menderita phase stres akut  (terjadi beberapa hari setelah ternak menerima temp tinggi)  Stroke dan  mati
  • 44. (1) Growth (Sapi) Bila stres lingkungan menekan : (a) appetite, (b) reducing Feed Intake, (c) grazing time  berpengaruh buruk thd produktivitas (air susu dan growth pelan) (2) Pada domba dan kambing pengaruh thd (a) growth kecil, (b) lambing rate rendah (%), (c) lahir kecil dan lemah, (d) mortaliti postnatal tinggi (3) Pada babi Tidak memiliki mekanisme regulasi thd temperatur tidak cakap melindungi diri thd lingkungan panas dan dingin berlebih (4) Anak ayam (chicks) Lebih toleran thd temperatur tinggi dibanding yg dewasa (not exceed than 35o C danger reduce rate of growth)
  • 45.  Pernyataan Selye :  3 (tiga) tahapan stres, yaitu : 1. aktivasi (activation), 2. adaptasi (resistance) dan 3. kelelahan (exhaustion) yang dikenal sebagai general adaptation syndrome (GAS).  Lebih jauh ditegaskan bahwa GAS adalah respon non-spesifik terhadap nonxious stimuli atau stresor (Putra, 2004).
  • 46.  Iklim matahari meliputi :  Iklim tropis dengan batas 23,5o lintang Utara (LU) dan 23,5o lintang Selatan (LS), di mana Indonesia yang terletak antara 6o LU dan 11o LS, termasuk di dalam iklim tropis.  Iklim sub-tropis berada di sebelah Utara dan Selatan daerah tropis sampai dengan 35 dan 40o LU dan LS  Iklim sedang berada di sebelah Utara dan sebelah Selatan daerah sub-tropis sampai batas 66,5o LU dan LS  Iklim kutub berada di sebelah Utara dan sebelah Selatan daerah iklim sedang sampai daerah kutub
  • 47. Pengaruh feed back kortisol terhadap Hipothalamus menghambat pembebasan CRF (Corticotrophin Releasing Factor) Gambar 2.3. Pengaruh stresor terhadap pembebasan kortisol melalui axis H-P-K Sumber : (Quakenbush, 1999., Byran, 1999) Hipothalamus Pituitari anterior ACTH (Adreno Cortico Tropic Hormone ) Kortisol meningkatkan : - Gula darah - Asam amino - Tekanan darah Hormon Kortisol Kortek Adrenalis
  • 48. (1). Ternak mempunyai visi (sudut pandang) yang luas : Sapi dan babi >300o Biri – biri 191 – 306o tergantung jumlah wool di kepala Loading dan handling rams perlu dinding isolasi solid (mencegah melihat gangguan keluar Terutama ternak yang masih liar Objek yang bergerak (orang, dll) balking atau menakutkan ternak Blocking visi (sudut pandang) mencegah upaya melarikan diri (escape) Pembatansan sudut pandang menurunkan level stres Induk sapi liar akan tenang pada ruang AI yang digelapkan bila pengeliatannya di block
  • 49. (2). Sapi  pengelihatan ke bawah buruk (ekstensif blind area) Untuk melihat ke bawah : berhenti dulu, lalu menurunkan kepalanya Bila ada benda aneh, atau menakutkan : pipa, genangan air, bayang-bayang, tektur lantai yang berbeda, dll ?) Sapi, babi, domba, dan kuda sering mogok (tidak mau jalan) melewati : benda-benda tsb. (3). Penerangan harus uniform dan diffus (Naungan dan sinar yang tajam harus dikurangi) Objek yang bergerak dikandang hewan berhenti Domba dan babi : cenderung berjalan dari ruang yang remang-remang (suram) ke ruang yang lebih terang
  • 50. (4). Babi, sapi dan domba : tidak suka sinar (tajam) yang menyilaukan Sinar tidak bole langsung ke mata Kapasitas sinar yang diinginkan : 5 – 80 lux (5). Ternak (sapi, domba, kambing, babi)  punya persepsi warna Memiliki retina tipe dichromat (retina yang sensitif warna) Paling sensitif terhadap : (a) warna kuning –hijau dan (b) blue-purple (c) Sensitif terhadap gerakan yang tiba-tiba (d) Tidak suka wana yang kontras (dark and light)  mogok (6). (Manusia : retina tipe trichromats)
  • 51. (7). Grazing animals mempunyai sistem visual : a) melihat jauh, baik, b) melihat objek yang dekat, buruk, c) Mendekati ternak harus perlahan dan menyebabkan takut (no sudden movement) d) Mempunyai : sistem visual, pupil mata yang bisa displit  efisien melihat jarak jauh, tidak mau masuk ke ruang atau kandang gelap
  • 52. (1). Sapi dan domba lebih sensitif terhadap suara (frekuensi tinggi) banding manusia Sapi : mempunyai sensitivitas auditori 8000 hz dan domba 7000 hs Suara yang tidak diinginkan dan asing stressful (peningkatan hormon thyroid dan cortisol) (2). Adaptasi terjadi bila :  Suara yang kontinus tetapi tidak bising (reasonable) : musik, instrumen, white noise, suara miscellaneous  Suara kontinus dengan >100dB  menurunkan PBB (domba),  Suara miscellaneous dengan 75 dB meningkatkan PBB (faster than controls)
  • 53. (3). Babi : di ekspose dengan suara dari radio (musik dll) menurunkan rekasi terhadap suara yang tiba-tiba (sudden or unexpected noises), yang dapat menurunkan BB (4). Sapi : yang mempunyai tempramen tinggi (flightly temperament)  cenderung akan meloncat bila ada sudden movement atau suara teriakan (nada tinggi yang intermittent) Contoh : pada stand pelelangan (auction ring) Jelling or whistling  meningkatkan detak jantung (palpitasi) Hindari visual dan auditory stimuli (sudden intermittent sound and sudden jerky movement) yang membuat takut
  • 54. (5). Kuda zebra dan sapi : Dapat mengarahkan telinganya kepada sesuatu yang dia curigai (Ear radar : daun telinga digerakkan ke arah yang berbeda) (6). Jauhkan halangan yang menyebabkan pemogokan pada kandang atau fasilitas penanganan ternak (handling facility) Ternak yang jinak dapat menunjuk adanya halangan (distraction) dengan menggerakkan mata dan daun telinganya ke arah halangan tsb Hal ini penting bagi handlers (drh)
  • 55. (1). Konsep penting pada penanganan ternak  disebut sebagai “personal space“ (2). (a) Bila handler masuk ke dalam FZ ternak akan bergerak (menjauh) (b) Luas (size) FZ berbeda tergantung pada tingkat kejinakan (tameness) dan keliaran (wildness) ternak (3). Pemahaman terhadap FZ   Mengurangi stres  Menolong mencegah terjadi kecelakaan handlers
  • 56. (4) Berapa luas FZ ? Sapi : (a) dipelihara ekstensif : 50 m (b) dipelihara di feedlot 2 – 8 m atau mungkin 0 m (ternak amat jinak) Luas FZ dapat terus berkurang bila ternak memperoleh  frequent gentle handling (5) Bagaimana mengetahui batas FZ ?: Dekati ternak pelan – pelan (lingkaran menunjukkan FZ) Bagaimana handling ternak amat jinak  tuntun dengan : (a) halter atau (b) ember berisi pakan Luas lingkungan (enclosure) pemeliharaan ternak berpengaruh terhadap luas FZ
  • 57. (6)  Mendekati ternak dari depan (kepala)  meningkatkan FZ  Hati – hati mendekati FZ sebab ternak dapat lari (loncat) atau menyerang  (berbalik arah pada waktu menggiring ternak)  Posisi terbaik dalam menangani ternak adalah pada batas FZ (ternak bergerak secara pelan)  Ternak berhenti jalan bila handler mundur dari batas FZ  Membuat ternak bergerak ke posisi handler  berdiri pada naungan, tempat yang rindang (shaded area) di lingkaran FZ  Membuat ternak mundur dari handler  berdiri pada titik (posisi) netral  (the point of balance)
  • 58. (7) (a) Bila posisi handler outside FZ ternak akan kembali dan berhadapan dengan handler dan mempertahankan jarak yang aman (b) Bila handler masuk ke dalam FZ ternak akan balik dan lari (c) Sapi yang digiring ke dalam “race”  menjadi takut dan agitated waktu menunggu dan berbalik ke belakang (d) Kenapa : handler cenderung memaksa masuk ke dalam FZ (e) Bila handler mundur, ternak akan diam (f) Jangan paksa ternak masuk ke rice (a chute) ternak akan liar (agitated)