hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
Lingkungan fisik
1.
2. DEFINISI/PENGERTIANDEFINISI/PENGERTIAN
BIO + KLIMAT + LOGI
Bioklimatologi =
ilmu ttg iklim & cuaca, khusus ttg pengaruh iklim
(Lingkungan) pd kesehatan, penyakit, & kegiatan
makhluk hidup (Manusia, Fauna,Flora)
Hidup/kehidupan Iklim Ilmu
Bioklimatologi =
cabang klimatologi yg mempelajari hubungan iklim
(Lingkungan) dng makhluk hidup, terutama
pengaruhnya thd kesehatan, penyakit & kegiatan
manusia, hewan, & tumbuh2an
3. DEFINISI/PENGERTIANDEFINISI/PENGERTIAN
BIO + KLIMAT + LOGI
Bioklimatologi Manusia =
cabang bioklimatologi yg membicarakan pengaruh
iklim thd Manusia
Hidup/kehidupan Iklim Ilmu
Bioklimatologi Ternak =
cabang bioklimatologi yg membicarakan pengaruh
iklim thd Ternak
4. Ilmu yg mempelajari fungsi faal
(fisiologis) Ternak & interaksinya thd
lingkungan
ILMU LINGKUNGAN
TERNAK
5. LINGKUNGAN ?
Semua kondisi dan situasi disekitar
ternak yang berpengaruh terhadap
kesehatan, performen produksi dan
reproduksi
LINGKUNGAN TERNAK
10. LINGKUNGAN TERNAK
Produktivitas ternak dicerminkan oleh penampilannyaProduktivitas ternak dicerminkan oleh penampilannya
(performance),(performance),
Penampilan = manifestasi pengaruhPenampilan = manifestasi pengaruh Genetik (G)Genetik (G) dandan
Lingkungan (L)Lingkungan (L) ternak secara bersama-samaternak secara bersama-sama
P = G + LP = G + L
Penampilan ternak pada setiap waktu adalah perpaduan dariPenampilan ternak pada setiap waktu adalah perpaduan dari
sifat genetic dengan lingkungan yang diterimanyasifat genetic dengan lingkungan yang diterimanya
Ternak dengan sifat genetik baik tidak akan mengekspresikanTernak dengan sifat genetik baik tidak akan mengekspresikan
potensi genetiknya tanpa didukung oleh lingkungan yangpotensi genetiknya tanpa didukung oleh lingkungan yang
menunjangmenunjang
Bahkan telah diketahui bahwa dalam membentuk penampilan,Bahkan telah diketahui bahwa dalam membentuk penampilan,
lingkungan berpengaruh lebih besar dari pada sifat genetiklingkungan berpengaruh lebih besar dari pada sifat genetik
ternakternak
11. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan sebelum
mengambil keputusan untuk menjalankan usaha
peternakan, dapat dikelompokkan ke dalam dua
gugus besar, yaitu :
1)1).. Lingkungan makroLingkungan makro
A.A. Klimatik (Iklim),
B. Edafik,
C. Biotik,
D. Teknologi,
E. Ekonomi-finansial,
F. Sosial-budaya dan
G. Kebijakan pemerintah.
2)2).. Lingkungan mikroLingkungan mikro
12. 2)2).. Lingkungan mikroLingkungan mikro
semua sifat teknis komoditi dalam aspek produksi,semua sifat teknis komoditi dalam aspek produksi,
reproduksi dan pengelolaareproduksi dan pengelolaann segitiga tatalaksana,segitiga tatalaksana,
yaitu:yaitu:
• makananmakanan (feeding)(feeding),,
• perkawinanperkawinan (breeding)(breeding) dandan
• pengelolaanpengelolaan (management)(management)
Termasuk kedalam faktor-faktor mikro ini adalahTermasuk kedalam faktor-faktor mikro ini adalah ::
pengertian Satuanpengertian Satuan Ternak(ST) danTernak(ST) dan
Koefisien Teknis (KT), sebagai parameter yangKoefisien Teknis (KT), sebagai parameter yang
digunakan dalam berbagai perhitungan.digunakan dalam berbagai perhitungan.
Breeding
Feeding
M
anagem
ent
13. Nutrition
Polution
Temperature
Noise
Light
Rain Fall
Radiation
Soil Fertility
Altitude
Soil pH
Barometric pressure
Endoparasite
Wind
Ecto Parasite & other diseases
Preditor
(Animals)
Management
HUMAN
18. Unsur Iklim yg berpengaruh padaUnsur Iklim yg berpengaruh pada
ternak :ternak :
1.1.Curah HujanCurah Hujan
Memiliki arti yang sangat penting dalam
penyediaan air minum ternak danpenyediaan air minum ternak dan
pengadaan makanan ternak sepanjang tahunpengadaan makanan ternak sepanjang tahun.
Peta curah hujanPeta curah hujan setiap bulan perlu dipelajari untuk
mengetahui jumlah bulan keringbulan kering dan bulan basahbulan basah
dalam satu tahun.
U/ Ruminansia, peta curah hujan dapat digunakan dalam :
program IB terkontrol penyerentakan birahi,
agar program kegiatan untuk :
masa bunting ternak,
masa kelahiran dan
pembesaran anak, dapat berlangsung sesuai dengan
pengadaan rumput alam setempat.
19. Dari daftar curah hujan dapat dikelompokkan
• daerah basah,
• daerah sedang dan
• daerah kering.
B
S
K
SK
B
S
K
SK
20. Ternak hanya dapat hidup pada selang suhu tertentu saja.
disebut “Toleransi panas” atau “Heat tolerance”.
Suhu yg ekstrim terlalu panas atau terlalu dingin,
berpengaruh buruk terhadap produktivitas ternak.
Ternak lokal / asli umumnya dapat bertahan terhadap suhu
tropis yang panas,
Ternak hasil persilangan dari ternak lokal dengan ternak
ras asal daerah subtropis, dapat bertahan di daerah yang
memiliki suhu dengan kepanasan sedang, sedangkan
Ternak ras asal daerah subtropis hanya dapat bertahan di
lokasi yang sejuk dingin.
2.2. SuhuSuhu
21.
22. Gbr. 2.4. Penyajian zona thermoneutral dalam kaitannya dengan produksi panas (heat production/HP)
dan sejumlah zona lingkungan (dari Yousef, 1985c).
P
R
O
D
U
K
S
I
P
A
N
A
S
SUHU LINGKUNGANRendah Tinggi
Zona Netral
Panas
Stres
dingin
Stres
panas
Puncak
HP
LCT UCTMinimal HP
23. TERMONETRAL FAUNA (Jenis2 Hewan)
Hewan Zone Termonetral (oC)
Ternak:
Sapi
Anak 13-25
Induk 0-16
Domba
Anak baru lahir 29-30
Dewasa -22
Babi
Anak 32-33
Induk 0-15
Kambing
Dewasa, padang pasir 20-30
Dewasa, Delta nil 10-25
Ungulata lain:
Keledai 26-32
Umur 3 – 6 bulan 20-36
Dewasa 22-35
LLama
Dewasa 7-30
24. TERNAK SUHU KRITIS (°C)
Batas
Atas
Batas Bawah
Ayam petelur 24 13
Ayam pedaging 27 16
Babi dewasa 29 21
Anak babi neonatal : isolasi 39 34
: gerombol 29 24
Anak domba neonatal (12 mil/jam) ? 23
Domba Southdown dicukur pendek ? 28
Domba Southdown tidak dicukur ? -2
Sapi jantan yang dicukur 26 18
Sapi perah kondisi buruk 27 17
Sapi Jersey kondisi baik 27 4
Sapi Sahiwal 32 10
25. Lingkungan panas :
(1) Tingkah laku makan (ingestive behavior)
Minum lebih banyak
Penurunan konsumsi pakan (forage)
Kebutuhan mineral dan elektrolit meningkat
(2) Perubahan Efisiensi Reproduksi
Aktivitas dan intensitas seksual menurun
Kualitas sperma dan ovum menurun
Lingkungan uterus berubah
Perubahan siklus birahi
Fertilisasi dan Embryonic survival
26. (3). Biologis(3). Biologis
Nafas lebih cepat
Perubahan denyut jantung pulsus
Aliran darah lebih cepat
Suhu tubuh meningkat
Perubahan hormonal (level atau kadarnya)
Komposisi darah berubah dan perubahan sekresi urinasi
Perubahan motilitas cerna dan fermentasi
Meningkat kepekaan susceptibility/kelemahan terhadap
penyakit
27. (4) Perubahan Karakter Produksi
Produksi air susu, telur, kuantitas dan kualitas turun
Pertumbuhan (growth) dan kondisi tubuh buruk
Penurunan kuantitas dan kualitas wool
(5) Perubahan Behavior
Ternak menjadi agresif atau sebaliknya (aversiness)
Pola makan (feeding pattern)
Social order atau displacement
Insolasi atau crowding dan vokalisas
Bagaimana Ternak mengatasi pengaruh buruk
tsb ?
28. Ternak mempertahankan keseimbangan panas badannya melalui :
Vasomotor control
(pengaturan jumlah darah periper --daerah kulit– dengan
vasodilatasi atau vasokonstriksi).Vasodilatasi stimulate pusat
pilomotor unt. menipiskan kulit
Disipitasi panas lebih baik melalui : a. konduksi, b.
konveksi, dan c. radiasi.
Panas tubuh juga berkurang melalui : a. paru-paru (evaporasi)
dan b. kulit (perspirasi)
Bila temp ambient meningkat water lost melalui respirasi
(insensible) meningkat, sebelum perkeringatan aktif dimuali
Sirkulasi darah memindahkan panas tubuh ke
periperdisipitasi melalui evaporasi keringat mencegah
overheating
29. Secara berturut-turut respon ternak terhadap temperature
tinggi sebagai berikut:
1. Temperature kulit meningkat (Webbster & Willson, 1980).
Untuk mengatasi hal tsb, aliran darah diperbesar untuk membantu
meningkatkan pengeluaran panas melalui konduksi dan radiasi
(McDowel,1980)
2.Berkeringat,
- Apabila peningkatan aliran darah tidak berhasil mengurangi stress, maka
pusat pengaturan panas memacu kelenjar keringat untuk mengekresikan
keringat.
- Pengeluaran keringat akan membantu pengeluaran panas melalui
penguapan (McDowel, 1980)
- Pada ternak, kecuali ayam,’ berkeringat’ merupakan cara terpenting dan
terutama dalam mekanisme pengaturan panas tubuh (Webster & Willson
1960)
3.Peningkatan frekuensi respirasi (Webster & Willson, 1980; McDowell,
1980)
Apabila penguapan melalui pengeluaran keringat belum memperbaiki
temperature tubuh (Webster dan willson, 1980)
30. 4. Peningkatan denyut jantung (Webster dan willson, 1980).
Hal ini berhubungan dengan peningkatan respirasi karena meningkatnya
aktifitas otot-otot pada oragan respirasi membutuhkan suplai O2
lebih
banyak yang harus dipenuhi melalaui peningkatan aliran darah melalui
denyut jantung
5.Peningkatan temperature tubuh,
mengikatnya aktivitas jantung meningkatkan pula produksi panas oleh
aktifitas otot, sehingga pada keadaan ini ternak mendapatkan panas bukan
hanya dari lingkungannya saja melainkan juga dari dalam tubuhnya sendiri
6.Ternak kurus Sakit Mati
31. Temperatur sekitar 38o
C dan humiditas 20% merupakan awal terjadinya
kondisi stres. Langkah untuk mengurangi kondisi stres harus mulai
dilakukan.
Temperatur 38o
C dan humiditas 50%, sapi memasuki ancaman yang
membahayakan. Bila kondisi tersebut bertahan dapat menyebabkan
kematian
Temperatur 38o
C dan humiditas 80% merupakan batas letal untuk sapi
perah.
32. Semua ternak (livestock) bersifat homeotherm
Immunitas Tertekan
(Depressed immunity)
Stres nutrisi
(Kualitas pakan buruk)
Stres lingkungan
(Panas atau dingin)
Penyakit
Penurunan aktivitas makrofag
Penurunan aktivitas sel plasma
Reduksi produksi antibodi
Stres lingkungan
(Manajemen buruk)
Toxin
33. Carpenter (1998) :
1. Bahwa ternak yang menderita stres kronis atau selama
beberapa generasi akan mengalami adaptasi, yaitu perubahan
untuk menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru atau
lingkungan khusus.
2. Hal ini ditandai dengan perubahan perilaku individual atau
kelompok.
3. Sebaliknya ternak yang hanya mengalami perubahan atau
penyesuaian fisiologik terhadap iklim, khususnya terhadap
perubahan temperatur, disebut mengalami aklimatisasi.
34. (1)(1) Lingkungan ternak yg komplekLingkungan ternak yg komplek
(2)(2) Variasi dr komponen2 lingkunganVariasi dr komponen2 lingkungan
berpengaruh scr :berpengaruh scr :
Langsung /Langsung /
Tdk Langsung thd performen ternakTdk Langsung thd performen ternak
35. (1) Temperatur radiasi matahari
(2) Kelembaban
(3) Angin, curah hujan, tersedia/tdk tersedia naungan
(4) Fasilitas dan penanganan ternak
(5) Rendahnya kualitas pakan, tdk tersedianya air
minum yg cukup, Pengolahan dan penyimpanan
bahan pakan
(6) Program kesehatan ternak
Manajemen Iklim
36. 1. Tipe tanah, pH, kandungan unsur hara, fertilitas
tanah
2. Tipe dan varietas rumput/hijauan
3. Tingkat ketuaan
4. Komposisi nutrisi
5. Tingkat keracunan
6. Ketinggian dan kemiringan tanah
Vegetasi, Topography, Penyakit and Parasit
37. 1. Dpt diatur (Manageable)
1.1. pH tanah dan kesuburan tanah
1.3. Kebasahan tanah (soil moisture)
1.4. Spesies tanaman (rerumputan atau pasture)
1.5. Defisiensi nutrisi
1.6. Parasit dan penyakit
1.7. Tipe dan umur ternak
1.8. Grazing dan feeding systems (cara pepberian pakan)
2. Tdk dpt diatur (Unmanageable)
2.1. Iklim atau cuaca
2.2. Topografi dan tipe tanah
38. TERGANTUNG PADA :
Umur, frekwensi pemberian pakan,
tipe breed, kondisi tubuh,
tingkat laktasi, tingkat insulasi,
bulu dan wool, perkandangan,
derajat aklimasi, praktek manajemen,
kondisi nutrisi/ransum, tingkah laku (individual atau kelompok)
Pengaruh lingkungan bersifat ekonomi berbeda-beda
39.
40. Pada Peternakan dengan Manajemen Intensif
1. PAKAN DAN AIR CUKUP
2. RANSUM SEIMBANG
3. PROGRAM KESEHATAN YANG TERKENDALI
4. SUHU KANDANG DAN HUMIDITAS
5. DIKENDALIKAN BAIK
6. LINGKUNGAN DIUBAH SESUAI KONDISI TERNAK
(Misal : Poultry, Piggery, Dairy Farms)
41. Pada kondisi lingkungan ideal atau thermoneutral zone
(TNZ),
(Panas yang diproduksi + Panas lingkungan) =
Panas yang hilang.
Byran (1999) memformulasi SIT dengan rumus berikut : SIT
= (Panas yang diproduksi + Panas lingkungan)>Panas yang
hilang (heat loss).
Keputusan manajemen oleh peternak dan peternakan (farm
animals) berperan penting menentukan bagaimana ternak
berinteraksi dengan lingkungannya
42. Pada Peternakan dengan Manajemen Ekstensif
(1) Biasanya pada ruminansia
(2) Ternak diekspose pada lingkungan iklim yang berubah
(Merumput di lapangan terbuka)
(3) Ternak yang dapat berproduksi dan survive memiliki mekanisme
adaptasi
(4) Ternak diseleksi agar adaptable pada lingkungan
(to fit the environment)
43. Respiration dan sweating rate meningkat (nafas lebih dangkal)
Bila ternak tidak dapat mempertahankan homoetherm maka :
a. Konsumsi pakan menurun
b. Sekresi hormon thermogenic menurun Metabolisme
basal menurun
Bila mekanisme fisiologis ini gagal maka : Produktivitas
(mengeluarkan panas tubuh berlebih) menurun
Ternak menderita phase stres akut
(terjadi beberapa hari setelah ternak menerima temp tinggi)
Stroke dan mati
44. (1)
Growth (Sapi)
Bila stres lingkungan menekan : (a) appetite, (b) reducing Feed Intake, (c) grazing
time berpengaruh buruk thd produktivitas
(air susu dan growth pelan)
(2)
Pada domba dan kambing
pengaruh thd (a) growth kecil, (b) lambing rate rendah (%), (c) lahir kecil dan lemah,
(d) mortaliti postnatal tinggi
(3)
Pada babi
Tidak memiliki mekanisme regulasi thd temperatur tidak cakap melindungi diri thd
lingkungan panas dan dingin berlebih
(4)
Anak ayam (chicks)
Lebih toleran thd temperatur tinggi dibanding yg dewasa
(not exceed than 35o
C danger reduce rate of growth)
45. Pernyataan Selye :
3 (tiga) tahapan stres, yaitu :
1. aktivasi (activation),
2. adaptasi (resistance) dan
3. kelelahan (exhaustion) yang dikenal sebagai general
adaptation syndrome (GAS).
Lebih jauh ditegaskan bahwa GAS adalah respon non-spesifik
terhadap nonxious stimuli atau stresor (Putra, 2004).
46. Iklim matahari meliputi :
Iklim tropis dengan batas 23,5o
lintang Utara (LU) dan
23,5o
lintang Selatan (LS), di mana Indonesia yang terletak
antara 6o
LU dan 11o
LS, termasuk di dalam iklim tropis.
Iklim sub-tropis berada di sebelah Utara dan Selatan
daerah tropis sampai dengan 35 dan 40o
LU dan LS
Iklim sedang berada di sebelah Utara dan sebelah
Selatan daerah sub-tropis sampai batas 66,5o
LU dan LS
Iklim kutub berada di sebelah Utara dan sebelah
Selatan daerah iklim sedang sampai daerah kutub
47. Pengaruh feed back kortisol terhadap
Hipothalamus menghambat pembebasan
CRF (Corticotrophin Releasing Factor)
Gambar 2.3. Pengaruh stresor terhadap pembebasan kortisol melalui axis
H-P-K Sumber : (Quakenbush, 1999., Byran, 1999)
Hipothalamus
Pituitari anterior
ACTH
(Adreno Cortico Tropic Hormone ) Kortisol meningkatkan :
- Gula darah
- Asam amino
- Tekanan darah
Hormon
Kortisol
Kortek Adrenalis
48. (1). Ternak mempunyai visi (sudut pandang) yang luas :
Sapi dan babi >300o
Biri – biri 191 – 306o
tergantung jumlah wool di kepala
Loading dan handling rams perlu dinding isolasi solid (mencegah melihat
gangguan keluar Terutama ternak yang masih liar
Objek yang bergerak (orang, dll) balking atau menakutkan ternak
Blocking visi (sudut pandang) mencegah upaya melarikan diri (escape)
Pembatansan sudut pandang menurunkan level stres
Induk sapi liar akan tenang pada ruang AI yang digelapkan bila pengeliatannya di
block
49. (2). Sapi pengelihatan ke bawah buruk (ekstensif blind area)
Untuk melihat ke bawah : berhenti dulu, lalu menurunkan kepalanya
Bila ada benda aneh, atau menakutkan : pipa, genangan air, bayang-bayang, tektur
lantai yang berbeda, dll ?)
Sapi, babi, domba, dan kuda sering mogok (tidak mau jalan) melewati :
benda-benda tsb.
(3). Penerangan harus uniform dan diffus (Naungan dan sinar yang tajam
harus dikurangi)
Objek yang bergerak dikandang hewan berhenti
Domba dan babi : cenderung berjalan dari ruang yang remang-remang (suram) ke
ruang yang lebih terang
50. (4). Babi, sapi dan domba : tidak suka sinar (tajam) yang menyilaukan
Sinar tidak bole langsung ke mata
Kapasitas sinar yang diinginkan : 5 – 80 lux
(5). Ternak (sapi, domba, kambing, babi) punya persepsi warna
Memiliki retina tipe dichromat (retina yang sensitif warna)
Paling sensitif terhadap :
(a) warna kuning –hijau dan
(b) blue-purple
(c) Sensitif terhadap gerakan yang tiba-tiba
(d) Tidak suka wana yang kontras (dark and light) mogok
(6). (Manusia : retina tipe trichromats)
51. (7). Grazing animals mempunyai sistem visual :
a) melihat jauh, baik,
b) melihat objek yang dekat, buruk,
c) Mendekati ternak harus perlahan dan menyebabkan takut (no sudden
movement)
d) Mempunyai : sistem visual, pupil mata yang bisa displit efisien melihat jarak
jauh, tidak mau masuk ke ruang atau kandang gelap
52. (1). Sapi dan domba lebih sensitif terhadap suara (frekuensi tinggi)
banding manusia
Sapi : mempunyai sensitivitas auditori 8000 hz dan domba 7000 hs
Suara yang tidak diinginkan dan asing stressful (peningkatan hormon
thyroid dan cortisol)
(2). Adaptasi terjadi bila :
Suara yang kontinus tetapi tidak bising (reasonable) : musik,
instrumen, white noise, suara miscellaneous
Suara kontinus dengan >100dB menurunkan PBB (domba),
Suara miscellaneous dengan 75 dB meningkatkan PBB (faster than
controls)
53. (3). Babi : di ekspose dengan suara dari radio (musik dll) menurunkan
rekasi terhadap suara yang tiba-tiba (sudden or unexpected noises),
yang dapat menurunkan BB
(4). Sapi : yang mempunyai tempramen tinggi (flightly temperament)
cenderung akan meloncat bila ada sudden movement atau suara
teriakan (nada tinggi yang intermittent)
Contoh : pada stand pelelangan (auction ring)
Jelling or whistling meningkatkan detak jantung (palpitasi)
Hindari visual dan auditory stimuli (sudden intermittent sound and sudden jerky
movement) yang membuat takut
54. (5). Kuda zebra dan sapi :
Dapat mengarahkan telinganya kepada sesuatu yang dia curigai
(Ear radar : daun telinga digerakkan ke arah yang berbeda)
(6). Jauhkan halangan yang menyebabkan pemogokan pada kandang atau
fasilitas penanganan ternak (handling facility)
Ternak yang jinak dapat menunjuk adanya halangan (distraction) dengan
menggerakkan mata dan daun telinganya ke arah halangan tsb
Hal ini penting bagi handlers (drh)
55. (1). Konsep penting pada penanganan ternak disebut sebagai
“personal space“
(2).
(a) Bila handler masuk ke dalam FZ ternak akan bergerak (menjauh)
(b) Luas (size) FZ berbeda tergantung pada tingkat kejinakan (tameness)
dan keliaran (wildness) ternak
(3). Pemahaman terhadap FZ
Mengurangi stres
Menolong mencegah terjadi kecelakaan handlers
56. (4)
Berapa luas FZ ?
Sapi : (a) dipelihara ekstensif : 50 m (b) dipelihara di feedlot 2 – 8 m atau
mungkin 0 m (ternak amat jinak)
Luas FZ dapat terus berkurang bila ternak memperoleh
frequent gentle handling
(5)
Bagaimana mengetahui batas FZ ?:
Dekati ternak pelan – pelan (lingkaran menunjukkan FZ)
Bagaimana handling ternak amat jinak tuntun dengan : (a) halter atau (b)
ember berisi pakan
Luas lingkungan (enclosure) pemeliharaan ternak berpengaruh terhadap luas
FZ
57. (6)
Mendekati ternak dari depan (kepala) meningkatkan FZ
Hati – hati mendekati FZ sebab ternak dapat lari (loncat) atau menyerang
(berbalik arah pada waktu menggiring ternak)
Posisi terbaik dalam menangani ternak adalah pada batas FZ (ternak bergerak
secara pelan)
Ternak berhenti jalan bila handler mundur dari batas FZ
Membuat ternak bergerak ke posisi handler berdiri pada naungan, tempat
yang rindang (shaded area) di lingkaran FZ
Membuat ternak mundur dari handler berdiri pada titik (posisi) netral
(the point of balance)
58. (7)
(a) Bila posisi handler outside FZ ternak akan kembali dan berhadapan dengan
handler dan mempertahankan jarak yang aman
(b) Bila handler masuk ke dalam FZ ternak akan balik dan lari
(c) Sapi yang digiring ke dalam “race” menjadi takut dan agitated waktu
menunggu dan berbalik ke belakang
(d) Kenapa : handler cenderung memaksa masuk ke dalam FZ
(e) Bila handler mundur, ternak akan diam
(f) Jangan paksa ternak masuk ke rice (a chute) ternak akan liar (agitated)