SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I
                              PENDAHULUAN


1.1 Pengertian
        Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi
adanya perubahan sistem tubuh.
Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi
pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh.
Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya
kegiatan organ-organ di dalam tubuh.
        Misal suhu tubuh meningkat berarti ada metabolisme yang terjadi dalam
tubuh atau sebagai respon imun tehadap bakteri dan virus. atau jika denyut nadi
meningkat maka pasti ada perubahan pada sisitem kardiovaskuler dan seterusnya.
Pengkajian/pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan
untuk memantau perkembangan pasien saat dirawat. Tindakkan ini bukan hanya
sekedar rutinitas perawat tetapi merupakkan tindakkan pengawasan terhadap
perubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat. Pada prinsipnya pemeriksaan
tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang lainya. Tingkat
frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengan
kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami kegawat
daruratan/kritis.


1.2 Persiapan Alat Secara Umum
Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan:
    1. Sfigmomanometer (tensimeter)
    2. Model air raksa atau jarum
    3. Arloji (jam tangan)
    4. Thermometer (pengukur suhu).
    5. Stetoscop




                                         1
1.3 Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan
       Tahap memulai tindakkan dapat dimulai dari: Pengukuran suhu,
         Pemeriksaan denyut nadi, Pemeriksaan pernafasan, Pemeriksaan
         tekanan darah.




                                    2
BAB II

                              TINJAUAN TEORITIS

2.1 Suhu Tubuh

        Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan
hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan
tubuh antara lain berasal dari :

   a. Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )
   b. Olahraga
   c. Shivering atau kontraksi otot skelet
   d. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme
        seluler )
   e. Proses penyakit infeksi
   f. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan
        efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik )



Sedangkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses yaitu :

   1.   Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa
        melalui kontak langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang
        terbuka
   2.   Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya
        melalui kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es
   3.   Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan
        udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat
   4.   Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses
        penguapan, misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya
        keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuh

Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal
ini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu




                                         3
melalui negatiffeedback sistim ( mekanisme umpan balik ). Organ pengatur suhu
yang utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan
konsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitar
Hipotalamus posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celcius
dari normal ( 1.4 F ).

        2.1.2   Faktor- Faktor yang mempengaruhi Suhu Tubuh yaitu antara lain :
   1. Umur :
        Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya,
        maka dari itu harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah
        dengan cepat. Anak- anak mempunyai suhu yang lebih labil dari pada
        orang dewasa.

            UMUR                   SUHU ( Celcius )        SUHU (Fahrenheit )

         Bayi baru lahir              36,1 – 37,7                97 – 100

            2 tahun                       37,2                      98,9

            12 tahun                       37                       98,6

            Dewasa                         36                       96,8



   2.   Aktifitas tubuh
        Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh.
        Pada pagi hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan
        sore hari sekitar jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi, perubahan
        suhuberkisar antara 1.1 – 1.6 C ( 2 – 3 F ).
   3. Jenis Kelamin
        wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal
        ini disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan
        lemak.Meningkatnya progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu
        wanita sekitar 0.3 – 0.5 C (0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron
        dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate




                                          4
4. Perubahan emosi
   Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh
   sehingga metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.
5. Perubahan Cuaca
   Perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi,
   konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh
6. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen
   Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum
   air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu
   dianjurkan mengukur suhu oral sekitar 30 menit setelah makan, minum
   atau merokok , sedangkan tempertur rectal diukur setelah 15
   menit melakukan lavemen / enema.
   nilai setandar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi
   menjadi empat yaitu :
           Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
           Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
           Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
           Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C


   2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh manusia dapat di uraikan
        Sebagai berikut :
   1. Kecepatan metabolisme basal
     Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini
     memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda
     pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait
     dengan laju metabolisme.
   2. Rangsangan saraf simpatis
     Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme
     menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis
     dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk
     dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah
     produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi



                                    5
stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan
  norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan
  Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan
  peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya,
  produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid
  Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi
  kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat
  memengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormone kelamin
  Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme
  basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan
  produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari
  pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa
  ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
  Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
  metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status gizi
  Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme
  20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan
  yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian,
  orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu
  tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal
  cenderung      tidak    mudah    mengalami    hipotermia           karena   lemak
  merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan
  panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktivitas
  Aktivitas      selain   merangsang      peningkatan     laju        metabolisme,
  mengakibatkan       gesekan     antar   komponen      otot     /    organ    yang




                                   6
menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
          suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
       9. Gangguan organ
          Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus,
          dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami
          gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi
          infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit
          berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan
          mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
       10. Lingkungan
          Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya
          panas tubuh dapat hilang atau berkura


   2.2 Pengukuran Suhu Tubuh

       Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di
mulut (oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ) . Masing-
masing tempat mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya
berkisar 0.4 C (0.7 F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6
C (1 F) dari pada oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah
pemeriksaan suhu aksila.

       Pemeriksaan Suhu Aksila dengan Termometer Air Raksa

       Pengukuran suhu aksila dianggap paling mudah dan aman, namun kurang
       akurat. Penggunaan sering dilakukan pada :

       1. Anak
       2. Pasien dengan radang mulut
       3. Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan alat bantu
           napas




                                        7
2.2.1 Tujuan Tindakan
       Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu
       tubuh.
2.2.2 Alat dan Bahan
    1. Steptoskop
    2. Tensi Meter
    3. Termometer
    4. cairan densifektan
    5. kasa/kapas
    6. Arloji
    7. Alat tulis
    8. Sarung tangan
    9. Vaselin
2.2.3 PROSEDUR KERJA
2.2.3.1 Pemeriksaan Suhu Oral
   1. Jelaskan prosedur kepada klien
   2. Cuci tangan
   3. Gunakan sarung tangan
   4. Atur posisi pasien
   5. Tentukan letak bawah lidah
   6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
   7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
   8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit
   9. Angkat termometer dan baca hasilnya
   10. Catatatan hasil
   11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
   12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air
       bersih dan keringkan.
   13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan




                                8
2.2.3.2 Pemeriksaan suhu aksila

       1. Jelaskan prosedur kepada klien
       2. Cuci tangan
       3. Gunakan sarung tangan
       4. Atur posisi pasien
       5. Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan
          menggunakan tissue
       6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
       7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi
          diatas dada (mendekap dada)
       8. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
       9. Catat hasil
       10. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
       11. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air
          bersih dan keringkan.
       12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan


   2.2.3.4 Pemeriksaan Suhu Rektal
       1. Jelaskan prosedur kepada klien
       2. Cuci tangan
       3. Gunakan sarung tangan
       4. Atur posisi pasien dengan posisi miring
       5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)
       6. Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline
       7. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
       8. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan
          termometer kedalam rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampi
          berubah posisi dan ukur suhu
       9. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
       10. Catat hasil
       11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue




                                     9
12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air
                bersih dan keringkan.
            13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan


   2.3 Pemeriksaan Pernapasan

      Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui fungsi sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan
asam basa

      2.3.1     Tujuan
            1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
            2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.


      2.3.2     Alat dan bahan
                1. Arloji (jam) atau stop-watch
                2. Buku catatan
                3. Pena
      2.3.3     Prosedur kerja
                1. Jelaskan prosedur pada klien.
                2. Cuci tangan.
                3. Atur posisi pasien (manusia coba).
                4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
                5. Catat hasil.
                6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.


   2.4 Pemeriksaan Tekanan Darah

      Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem
kardiovaskular bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah
dapat diukur dengan dua metode, yaitu metode langsung: metode yang
menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah
yang dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling


                                        10
tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memer¬lukan persyaratan dan
keahlian   khusus;     metode      tak   langsung:     metode   yang   menggunakan
sfig¬momanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu
palpasi yang meng¬ukur tekanan sistolik dan auskultasi yang dapat mengukur
tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan alat stetoskop.

       2.4.1   Tujuan
               Mengetahui nilai tekanan darah.
       2.4.2   Alat dan bahan
               1. Sfigmomanometer (tensimeter) yang ter¬diri dari:
                     manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
                     manset udara
                     slang karet
                     pompa udara dari karet + sekrup pem¬buka dan penutup
               2. Stetoskop
               3. Buku catatan tanda vital
               4.    Pena
       2.4.3   Prosedur kerja

               Cara palpasi

               1. Jelaskan prosedur pada klien.
               2. Cuci tangan.
               3. Atur posisi pasien (manusia coba)
               4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
               5. Lengan baju di buka.
               6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas
                    fossa cubiti (jangan terlalu ketat ¬maupun terlalu longgar)
               7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
               8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis
                    tidak teraba
               9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih
                    tinggi dari titik radialis tidak teraba.
               10. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan


                                           11
11. kempeskan      balon   udara   manset     secara   perlahan   dan
            berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa uda¬ra
            berlawanan arah jarum jam.
        12. Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba
            kembali. Nilai ini me¬nunjukkan tekanan sistolik secara
            palpasi.
        13. Catat hasil.
        14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.


2.4.4   Cara auskultasi
    1. Jelaskan prosedur pada klien
    2. Cuci tangan
    3. Atur posisi pasien (manusia coba).
    4. Letakkan lengan yang hendak diukur da¬lam posisi telentang.
    5. Buka lengan baju.
    6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas
        fossa cubiti (jangan ter¬lalu ketat maupun terlalu longgar)
    7. Tentukkan denyut nadi arteri radialis deks¬tra/sinistra.
    8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak
        teraba.
    9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik
        radialis tidak teraba.
    10. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan
        dengarkan.
    11. Kempeskan balon udara manset secara per¬lahan dan
        berkesinambungan dengan me¬mutar sekrup pada pompa udara
        berlawanan arah jarum jam.
    12. Catat tinggi air raksa manometer saat per¬tama kali terdengar
        kembali denyut.
    13. Catat tinggi air raksa pada manometer:




                                   12
Suara Korotkoff I: menunjukkan besar¬nya tekanan sistolik secara
               auskultasi. Suara Korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan
               diastolik secara aus¬kultasi.
            14. Catat hasilnya pada catatan pasien
            15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.




   2.5 Pemeriksaan Denyut Nadi

       Nilai    denyut    nadi   merupakan      indikator   untuk    menilai    sistem
kardiovaskular. Denyut nadi da¬pat diperiksa dengan mudah menggunakan jari
tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan de¬ngan alat elektronik yang sederhana
maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dila¬kukan pada daerah arteri
radialis pada perge¬langan tangan, arteri brakhialis pada siku bagi¬an dalam,
arteri karotis pada leher, arteri tem¬poralis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis,
dan pada arteri frontalis pada bayi.

       2.5.1   Tujuan
               1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan).
               2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.
       2.5.2   Alat dan Bahan
               1. Arloji (jam) atau stop-watch
               2. Buku catatan nadi
               3. Pena
       2.5.3   Prosedur kerja
               1. Jelaskan prosedur pada klien
               2. Cuci tangan.
               3. Atur posisi pasien (manusia coba).
               4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
               5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).
               6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan meng¬gunakan ujung jari
                   telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per
                   menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan.



                                          13
BAB III
                                       PENUTUP


    3.1   Kesimpulan
       Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan
frekuensi pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi
fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai
indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh.
       Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan
hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan
tubuh antara lain berasal dari :

           a. Metabolisme dari
           b. Shivering atau kontraksi otot skelet
           c. Peningkatan          produksi        hormon   tiroksin   (   meningkatkan
                 metabolisme seluler )
           d. Proses penyakit infeksi
           e. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin
                 dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik )

    3.2   Saran
                    Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi
          yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
          banyak kekurangan dan kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan da
          kurangnya rujukan atau referensi yang ada.
                    Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan
          saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah
          ini.
                    Semoga makalah ini berguna, bagi penulis khususnya dan juga
          para pembaca yang budiman pada umumnya.




                                              14

More Related Content

What's hot

Pengaturan suhu tubuh
Pengaturan suhu tubuhPengaturan suhu tubuh
Pengaturan suhu tubuhrosellamarie
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiAULIA SHARA
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Fhyter DrifacHy DrimeTana
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitViodeta Viodeta
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafCatur Rini
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV PersalinanIndah Widi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Nenell 'kovalen' Miraldy
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 

What's hot (20)

Sistem termoregulasi
Sistem termoregulasiSistem termoregulasi
Sistem termoregulasi
 
Pengaturan suhu tubuh
Pengaturan suhu tubuhPengaturan suhu tubuh
Pengaturan suhu tubuh
 
Suhu tubuh
Suhu tubuhSuhu tubuh
Suhu tubuh
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
 

Viewers also liked

Antropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
Antropologi,Kebudayaan dan KesehatanAntropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
Antropologi,Kebudayaan dan KesehatanMiftakhul Jannah
 
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatanMakalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatanOperator Warnet Vast Raha
 
Tugas makalah antropologi kebudayaan
Tugas makalah antropologi kebudayaanTugas makalah antropologi kebudayaan
Tugas makalah antropologi kebudayaanarifdefri
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Manual kejururawatan intervensi_terapeutik
Manual kejururawatan intervensi_terapeutikManual kejururawatan intervensi_terapeutik
Manual kejururawatan intervensi_terapeutikyusady
 
Modul 9.5 Skill Kejururawatan
Modul 9.5   Skill KejururawatanModul 9.5   Skill Kejururawatan
Modul 9.5 Skill Kejururawatanjunehyde
 
Modul 9 Asas Kejururawatan
Modul 9   Asas KejururawatanModul 9   Asas Kejururawatan
Modul 9 Asas Kejururawatanjunehyde
 

Viewers also liked (11)

Antropologi kepribadian
Antropologi kepribadianAntropologi kepribadian
Antropologi kepribadian
 
TANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITALTANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITAL
 
Antropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
Antropologi,Kebudayaan dan KesehatanAntropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
Antropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
 
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatanMakalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
 
Tanda Vital - Nadi
Tanda Vital - NadiTanda Vital - Nadi
Tanda Vital - Nadi
 
Tugas makalah antropologi kebudayaan
Tugas makalah antropologi kebudayaanTugas makalah antropologi kebudayaan
Tugas makalah antropologi kebudayaan
 
Concept Of Pain
Concept Of PainConcept Of Pain
Concept Of Pain
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Manual kejururawatan intervensi_terapeutik
Manual kejururawatan intervensi_terapeutikManual kejururawatan intervensi_terapeutik
Manual kejururawatan intervensi_terapeutik
 
Modul 9.5 Skill Kejururawatan
Modul 9.5   Skill KejururawatanModul 9.5   Skill Kejururawatan
Modul 9.5 Skill Kejururawatan
 
Modul 9 Asas Kejururawatan
Modul 9   Asas KejururawatanModul 9   Asas Kejururawatan
Modul 9 Asas Kejururawatan
 

Similar to SUHU TUBUH

Hipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaHipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaCahya
 
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdfpengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdfSarahKusumahBakti
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisAdhy Laupada
 
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.Mas Wakhid
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppttifannie
 
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppttermoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.pptAgathaHaselvin
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Metabolisme tubuh
Metabolisme tubuhMetabolisme tubuh
Metabolisme tubuhDedi Kun
 
Suhu tubuh siskka sik
Suhu  tubuh siskka sikSuhu  tubuh siskka sik
Suhu tubuh siskka siksiskamei
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxelisabethlumbantoruan
 
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKhaerulAmri12
 

Similar to SUHU TUBUH (20)

Hipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaHipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermia
 
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdfpengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
 
Termoregulasi baru
Termoregulasi baruTermoregulasi baru
Termoregulasi baru
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasis
 
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppt
 
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppttermoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
 
Judullllll 2
Judullllll 2Judullllll 2
Judullllll 2
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI.pdfTERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI.pdf
 
Metabolisme tubuh
Metabolisme tubuhMetabolisme tubuh
Metabolisme tubuh
 
Suhu tubuh siskka sik
Suhu  tubuh siskka sikSuhu  tubuh siskka sik
Suhu tubuh siskka sik
 
TERMO.pptx
TERMO.pptxTERMO.pptx
TERMO.pptx
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
 
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
 
Manusia dan panas
Manusia dan panasManusia dan panas
Manusia dan panas
 

More from MJM Networks

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateMJM Networks
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialMJM Networks
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahMJM Networks
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10MJM Networks
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelMJM Networks
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikMJM Networks
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaMJM Networks
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikMJM Networks
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanMJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaMJM Networks
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifMJM Networks
 

More from MJM Networks (20)

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sate
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhial
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
 
Tugas jurnal
Tugas jurnalTugas jurnal
Tugas jurnal
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
 
Leaflet cacar air
Leaflet cacar airLeaflet cacar air
Leaflet cacar air
 
Sap cacar air
Sap cacar airSap cacar air
Sap cacar air
 
Ppt kehamilan
Ppt kehamilanPpt kehamilan
Ppt kehamilan
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
 
Cover andalas
Cover andalasCover andalas
Cover andalas
 
Tinjauan kasus
Tinjauan kasus Tinjauan kasus
Tinjauan kasus
 

SUHU TUBUH

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Misal suhu tubuh meningkat berarti ada metabolisme yang terjadi dalam tubuh atau sebagai respon imun tehadap bakteri dan virus. atau jika denyut nadi meningkat maka pasti ada perubahan pada sisitem kardiovaskuler dan seterusnya. Pengkajian/pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien saat dirawat. Tindakkan ini bukan hanya sekedar rutinitas perawat tetapi merupakkan tindakkan pengawasan terhadap perubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat. Pada prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang lainya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengan kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami kegawat daruratan/kritis. 1.2 Persiapan Alat Secara Umum Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan: 1. Sfigmomanometer (tensimeter) 2. Model air raksa atau jarum 3. Arloji (jam tangan) 4. Thermometer (pengukur suhu). 5. Stetoscop 1
  • 2. 1.3 Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan  Tahap memulai tindakkan dapat dimulai dari: Pengukuran suhu, Pemeriksaan denyut nadi, Pemeriksaan pernafasan, Pemeriksaan tekanan darah. 2
  • 3. BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Suhu Tubuh Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari : a. Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate ) b. Olahraga c. Shivering atau kontraksi otot skelet d. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler ) e. Proses penyakit infeksi f. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik ) Sedangkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses yaitu : 1. Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa melalui kontak langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang terbuka 2. Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya melalui kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es 3. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat 4. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan, misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuh Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal ini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu 3
  • 4. melalui negatiffeedback sistim ( mekanisme umpan balik ). Organ pengatur suhu yang utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan konsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitar Hipotalamus posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celcius dari normal ( 1.4 F ). 2.1.2 Faktor- Faktor yang mempengaruhi Suhu Tubuh yaitu antara lain : 1. Umur : Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya, maka dari itu harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah dengan cepat. Anak- anak mempunyai suhu yang lebih labil dari pada orang dewasa. UMUR SUHU ( Celcius ) SUHU (Fahrenheit ) Bayi baru lahir 36,1 – 37,7 97 – 100 2 tahun 37,2 98,9 12 tahun 37 98,6 Dewasa 36 96,8 2. Aktifitas tubuh Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh. Pada pagi hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan sore hari sekitar jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi, perubahan suhuberkisar antara 1.1 – 1.6 C ( 2 – 3 F ). 3. Jenis Kelamin wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan lemak.Meningkatnya progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar 0.3 – 0.5 C (0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate 4
  • 5. 4. Perubahan emosi Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh sehingga metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik. 5. Perubahan Cuaca Perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi, konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh 6. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu dianjurkan mengukur suhu oral sekitar 30 menit setelah makan, minum atau merokok , sedangkan tempertur rectal diukur setelah 15 menit melakukan lavemen / enema. nilai setandar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi menjadi empat yaitu :  Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C  Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C  Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C  Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C 2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh manusia dapat di uraikan Sebagai berikut : 1. Kecepatan metabolisme basal Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme. 2. Rangsangan saraf simpatis Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi 5
  • 6. stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme. 3. Hormone pertumbuhan Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat. 4. Hormone tiroid Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat memengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal. 5. Hormone kelamin Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal. 6. Demam ( peradangan ) Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C. 7. Status gizi Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain. 8. Aktivitas Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang 6
  • 7. menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C. 9. Gangguan organ Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu. 10. Lingkungan Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkura 2.2 Pengukuran Suhu Tubuh Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di mulut (oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ) . Masing- masing tempat mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C (0.7 F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6 C (1 F) dari pada oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah pemeriksaan suhu aksila. Pemeriksaan Suhu Aksila dengan Termometer Air Raksa Pengukuran suhu aksila dianggap paling mudah dan aman, namun kurang akurat. Penggunaan sering dilakukan pada : 1. Anak 2. Pasien dengan radang mulut 3. Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan alat bantu napas 7
  • 8. 2.2.1 Tujuan Tindakan Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh. 2.2.2 Alat dan Bahan 1. Steptoskop 2. Tensi Meter 3. Termometer 4. cairan densifektan 5. kasa/kapas 6. Arloji 7. Alat tulis 8. Sarung tangan 9. Vaselin 2.2.3 PROSEDUR KERJA 2.2.3.1 Pemeriksaan Suhu Oral 1. Jelaskan prosedur kepada klien 2. Cuci tangan 3. Gunakan sarung tangan 4. Atur posisi pasien 5. Tentukan letak bawah lidah 6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C. 7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi 8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit 9. Angkat termometer dan baca hasilnya 10. Catatatan hasil 11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue 12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan. 13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 8
  • 9. 2.2.3.2 Pemeriksaan suhu aksila 1. Jelaskan prosedur kepada klien 2. Cuci tangan 3. Gunakan sarung tangan 4. Atur posisi pasien 5. Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue 6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C. 7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada (mendekap dada) 8. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya 9. Catat hasil 10. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue 11. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan. 12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 2.2.3.4 Pemeriksaan Suhu Rektal 1. Jelaskan prosedur kepada klien 2. Cuci tangan 3. Gunakan sarung tangan 4. Atur posisi pasien dengan posisi miring 5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat) 6. Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline 7. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C. 8. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampi berubah posisi dan ukur suhu 9. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya 10. Catat hasil 11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue 9
  • 10. 12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan. 13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 2.3 Pemeriksaan Pernapasan Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa 2.3.1 Tujuan 1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan. 2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan. 2.3.2 Alat dan bahan 1. Arloji (jam) atau stop-watch 2. Buku catatan 3. Pena 2.3.3 Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur pada klien. 2. Cuci tangan. 3. Atur posisi pasien (manusia coba). 4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan. 5. Catat hasil. 6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 2.4 Pemeriksaan Tekanan Darah Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua metode, yaitu metode langsung: metode yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling 10
  • 11. tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memer¬lukan persyaratan dan keahlian khusus; metode tak langsung: metode yang menggunakan sfig¬momanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang meng¬ukur tekanan sistolik dan auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan alat stetoskop. 2.4.1 Tujuan Mengetahui nilai tekanan darah. 2.4.2 Alat dan bahan 1. Sfigmomanometer (tensimeter) yang ter¬diri dari:  manometer air raksa + klep penutup dan pembuka  manset udara  slang karet  pompa udara dari karet + sekrup pem¬buka dan penutup 2. Stetoskop 3. Buku catatan tanda vital 4. Pena 2.4.3 Prosedur kerja Cara palpasi 1. Jelaskan prosedur pada klien. 2. Cuci tangan. 3. Atur posisi pasien (manusia coba) 4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang. 5. Lengan baju di buka. 6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat ¬maupun terlalu longgar) 7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra 8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba 9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba. 10. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan 11
  • 12. 11. kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa uda¬ra berlawanan arah jarum jam. 12. Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini me¬nunjukkan tekanan sistolik secara palpasi. 13. Catat hasil. 14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 2.4.4 Cara auskultasi 1. Jelaskan prosedur pada klien 2. Cuci tangan 3. Atur posisi pasien (manusia coba). 4. Letakkan lengan yang hendak diukur da¬lam posisi telentang. 5. Buka lengan baju. 6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan ter¬lalu ketat maupun terlalu longgar) 7. Tentukkan denyut nadi arteri radialis deks¬tra/sinistra. 8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba. 9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik radialis tidak teraba. 10. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan dengarkan. 11. Kempeskan balon udara manset secara per¬lahan dan berkesinambungan dengan me¬mutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam. 12. Catat tinggi air raksa manometer saat per¬tama kali terdengar kembali denyut. 13. Catat tinggi air raksa pada manometer: 12
  • 13. Suara Korotkoff I: menunjukkan besar¬nya tekanan sistolik secara auskultasi. Suara Korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara aus¬kultasi. 14. Catat hasilnya pada catatan pasien 15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 2.5 Pemeriksaan Denyut Nadi Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular. Denyut nadi da¬pat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan de¬ngan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dila¬kukan pada daerah arteri radialis pada perge¬langan tangan, arteri brakhialis pada siku bagi¬an dalam, arteri karotis pada leher, arteri tem¬poralis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi. 2.5.1 Tujuan 1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan). 2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular. 2.5.2 Alat dan Bahan 1. Arloji (jam) atau stop-watch 2. Buku catatan nadi 3. Pena 2.5.3 Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur pada klien 2. Cuci tangan. 3. Atur posisi pasien (manusia coba). 4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh 5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung). 6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan meng¬gunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan. 13
  • 14. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari : a. Metabolisme dari b. Shivering atau kontraksi otot skelet c. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler ) d. Proses penyakit infeksi e. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik ) 3.2 Saran Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan da kurangnya rujukan atau referensi yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna, bagi penulis khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya. 14