Diare diartikan sebagai kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan akibat buang air besar yang sering dan encer. Penyebabnya meliputi konsumsi air atau makanan tercemar, lingkungan kurang bersih, infeksi, dan faktor psikologis. Diare dibedakan menjadi akut, persisten, dan kronis berdasarkan lamanya gejala. Anak yang mengalami diare dapat mengalami dehidrasi dan gangguan gizi yang berdampak p
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
leaflet diare pada anak.docx
1. Makanan Anak
yang Terkena Diare
Anak yang masih menyusui, beri ASI
secara rutin.
Jika anak minum susu formula, lihatlah
kemungkinan untuk mengganti susu
formula dengan susu formula bebas
laktosa sehingga lebih mudah dicerna.
Jika tidak memungkinkan, batasi
pemberian susu formula hingga 50
ml/kg/hari.
Pada bayi umur ≥ 6 bulan diberi
makanan nasi atau bubur, telur matang,
sup, sayuran yang dimasak, daging sapi,
ayam, atau ikan, yang dimasak hingga
matang.
Hindari makanan yang digoreng,
makanan berminyak, makanan olahan
atau cepat saji, buah dan sayuran yang
bisa menyebabkan gas, seperti brokoli
dan sebagainya.
Pemberian supplemen zat gizi mikro,
termasuk zink.
Berikan makanan sedikit-sedikit namun
sering, setidaknya 6 kali sehari.
Pencegahan Diare
Pemberian ASI/MP-ASI.
ASI diberikan penuh selama
6 bulan pertama kehidupan.
Menggunakan air bersih.
Syarat air minum: tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna
dan tidak mengandung logam
berat.
Mencuci tangan pakai
sabun.
Sanitasi makanan:
kebersihan pengolahan
dan penyimpanan
makanan.
Menggunaan jamban dan
pembuangan tinja dari sumber
air minum minimal 10 meter untuk
tanah pasir dan 15 meter untuk
tanah liat.
Sumber :
- Mahanani, Srinalesti. 2020. Pemenuhan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit pada Anak yang Mengalami Diare.
Kediri: Pelita Medika
- Nurhayati. Ayo Cegah Diare. Poltekkes Pangkal Pinang.
- MC Widjaja. Mengatasi Diare dan Keracunan pada
Balita.
DIARE
PADA ANAK
Oleh Kelompok 1 :
Galih setiadi 20.0601.0001
Laras bangun Arizky 20.0601.0041
Marsella Ayuthia A. 20.0601.0042
Pricilia Pravita Sari 20.0601.0045
Rani Yunita 20.0601.0049
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
MAGELANG
2. Diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi buang air besar satu kali
atau lebih dengan bentuk encer atau air.
1. Diare Akut
Buang air besar dengan frekuensi yang
meningkat, konsistensi tinja lembek atau
cair, bersifat mendadak datangnya dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 2
minggu tanpa berhenti lebih dari 2 hari.
2. Diare Persisten
Diare yang berlangsung 15-30 hari,
merupakan kelanjutan dari diare akut atau
peralihan antara diare akut dan kronik.
Dehidrasi akan menyebabkan gangguan
keseimbangan metabolisme tubuh.
Konsumsi air yang
tercemar
Tidak mencuci tangan
sebelum makan, sudah
buang air besar dan
sebagainya
Lingkungan yang
kurang bersih
Faktor infeksi
Faktor Psikologi
(takut, cemas,
tegang)
Makanan yang tercemar,
basi, beracun, terlalu
banyak lemak, mentah
dan kurang matang
3. Diare Kronik
Diare hilang-timbul, atau berlangsung
lama dengan penyebab non-infeksi, lebih
dari 30 hari, bersifat menahun atau
persisten dan berlangsung 2 minggu lebih.
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan
gelisah. Suhu badannya meninggi.
2. Tinja bayi encer, berlendir, atau
berdarah.
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur
dngan cairan empedu.
4. Anusnya lecet.
5. Gangguan gizi akibat asupan makanan
yang kurang.
6. Muntah sebelum atau sesudah diare.
7. Hipoglikemia.
8. Dehidrasi (kekurangan cairan).
Gangguan pertumbuhan terjadi karena
asupan makanan terhenti sementara,
pengeluaran zat gizi terus berjalan.
Gangguan gizi karena kurangnya asupan
makanan, gangguan penyerapan makanan,
katabolisme, dan kehilangan langsung.
Gejala Diare
Akibat Diare
Jenis-jenis Diare
Pengertian Diare
Penyebab Diare