Dokumen tersebut membahas dampak diare terhadap kualitas hidup anak, terutama pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan. Diare merupakan penyebab utama kematian anak balita di dunia dan berdampak buruk pada pertumbuhan linear, fungsi kognitif, dan kesiapan sekolah. Tatalaksana diare meliputi pemberian oralit, zink, dan antibiotik selektif sesuai tingkat dehidrasinya.
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
Materi melani OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
1. DIARE MEMPENGARUHI KUALITAS
HIDUP ANAK
dr. Astarini Hidayah., Sp.A
dr. Braghmandita WI., Sp. A (K)
Dipaparkan Kembali Oleh :
dr. Melani.,M.Kes
Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Selatan
1
4. Pertumbuhan & Perkembangan
Ciri khas anak yang membedakan dengan dewasa
Berbeda tetapi tidak berdiri sendiri, saling berkaitan
Interaksi genetik dan lingkungan
Pertumbuhan
• Proses perubahan besar, jumlah ,
ukuran kuantitas
• Kecepatan tidak konstan
• Perubahan proporsi tubuh
• Dapat diukur : BB, TB, LLA, LK
Perkembangan
• Proses peningkatan kemampuan dan
fungsi organ,
• mengikuti pola yang teratur & tertentu,
• dapat diramalkan sebagai hasil proses
maturasi.
• Pengukuran lebih sulit
7. Perlambatan pertumbuhan
linear
• Diare > 5% pada 6 bulan pertama kehidupan mengalami
perlambatan pertumbuhan sampai usia 24 bulan dan tidak terkejar
• Bayi diatas 6 bulan yang mengalami diare > 5% akan mengalami
perlambatan pertumbuhan dalam 24 bulan dan akan terkejar setelah 2
tahun.
• Prevalensi diare pada seorang anak 5% akan mengalami perlambatan
pertumbuhan 0,5 – 0,7 cm
• Prevalensi diare pada seorang anak 10% akan mengalami perlambatan
pertumbuhan 1,5 cm
Checkely W, et al, Effects of Acute Diarrhea on Linear Growth in Peruvian Children, Am J Epidemiol 2003;157:166–175
8. Stunting &
Malnutrisi
• Kejadian diare berulang meningkatkan risiko stunting 2,5 – 3,2 kali
lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak diare
• Kejadian diare akan menyebabkan malabsorbsi malnutrisi pada
anak
https://doi.org/10.26911/thejmch.2019.04.04.02
9. Pinkeíton R, Oíiá RB, Lima AA, Rogawski EĽ, Oíiá MO, Patíick PD, Mooíe SR, Wiseman BL, Niehaus MD, Gueííant RL. Eaíly Childhood Diaííhea Píedicts Cognitive Delays in Lateí
Childhood Independently of Malnutíition. Am J Ľíop Med Hyg. 2016 Nov 2;95(5):1004-1010. doi: 10.4269/ajtmh.16-0150. Epub 2016 Sep 6. PMID: 27601523; PMCID: PMC5094207.
Dampak diare terhadap
perkembangan
Penurunan
fungsi kognitif
Keterlambatan
perkembangan
bahasa
Kesiapan sekolah
& Performa
akademik
10. Penurun fungsi
kognitif
• Anak dengan diare > 5
episode memiliki skor IQ yang
lebih rendah dibandingkan
dengan anak yang mengalami
diare < 5 episode
• Anak dengan persistent diare
pada usia < 2 tahun akan
mengalami penurunan skor
IQ pada usia 6-10 tahun
11. Kesiapan sekolah & performa
akademik
• Studi di Brazil --> Setiap episode diare menyebabkan keterlambatan
sekolah 0,7 bulan
• Skor kelancaran berbicara juga mengalami penurunan pada anak
dengan episode diare > 5x dibawah usia 2 tahun
• Studi di Pakistan Semakin sering anak usia 2- 5 tahun diare maka
akan menurunkan nilai matematika
Mitchell2006THELT, title={THE LONG TERM ASSOCIATION OF EARLY CHILDHOOD DIARRHEA WITH SCHOOL SUCCESS: A CASE STUDY FROM PAKISTAN 1}, author={Jonathan M. Mitchell},
year={2006}
Lorntz B, Soares AM, Moore SR, Pinkerton R, Gansneder B, Bovbjerg VE, Guyatt H, Lima AM, Guerrant RL. Early childhood diarrhea predicts impaired school performance. Pediatr Infect Dis J.
2006 Jun;25(6):513-20. doi: 10.1097/01.inf.0000219524.64448.90. PMID: 16732149.
13. Pengaruh diare terhadap kualitas hidup
anak
Anak yang mengalami diare akan memiliki skor HRQOL yang lebih rendah
dibandingkan anak yang tidak diare
Anak dengan diare Rotavirus memiliki skor HRQOL yang lebih rendah
dibandingkan anak dengan diare non Rotavirus muntah & dehidrasi
Orang tua anak dengan diare juga memiliki skor HRQOL yang lebih rendah
dibandingkan anak yang tidak diare
Faktor yang mempengaruhi skor yang rendah derajat keparahan, jenis
kelamin dan usia anak
Rochanathimoke, O., Riewpaiboon, A., Postma, M. J., Thinyounyong, W., & Thavorncharoensap, M. (2017). Health related quality of life impact from rotavirus diarrhea on children and their
family caregivers in Thailand.Expert Review of Pharmacoeconomics & Outcomes Research, 18(2), 215–222.
14. DIARE
Penyakit yang ditandai dengan Penurunan konsistensi tinja (menjadi
lembek atau cair), dan/atau peningkatan frekuensi BAB ≥ 3 kali dalam
sehari, dengan atau tanpa demam atau muntah
INFEKSI
NON - INFEKSI
14
15. Diare di Indonesia 2018
Riskesdas 2018
Angka kematian 13%
Prevalensi nasional 6,8%
15
20. PENYEBAB DIARE
• Penyebab infeksi utama diare umumnya
virus, bakteri dan parasit.
• Keracunan makanan atau terkait dengan
pemberian antibiotik yang tidak tepat.
• Rotavirus penyebab utama diare cair akut
anak usia 6-18 bulan (20 – 80%).
• Salmonella non thypoidal (bayi sejak lahir -
usia 3 bulan), Shigella (anak 1 – 7 tahun).
20
21. Penyebab diare di Indonesia
Studi ini menjelaskan Rotavirus adalah
penyebab tersering diare pada anak di bawah
lima tahun diikuti Adenovirus dan Norovirus,
beberapa kasus dilaporkan penyebab bakteri,
seperti ETEC E. coli diikuti Campylobacter
jejuni, dan Shigella spp.
Puspandari., et al 2021
21
22. FAKTOR RISIKO
• Faktor perilaku : non-ASI, MPASI terlalu dini, tidak
menerapkan kebiasaan hidup bersih dan
penyimpanan makanan yang tidak higienis.
• Faktor lingkungan : ketersediaan air bersih,
kurangnya MCK, kebersihan lingkungan dan pribadi
yang buruk.
• Faktor-faktor pejamu yang rentan pada diare : gizi
buruk, defisiensi imun (HIV) dan usia balita.
22
23. Kondisi hidup yang tidak sehat
Sanitasi yang buruk dan tidak higienis
Persiapan dan konsumsi makanan
Infeksi Enterik Persisten
Negara-negara berkembang
23
24. Duodenum
Jejunum
5,5 liter
Ileum
2 liter
Kolon
Rektum
1,3 liter
Tinja
5ml/kg
(anak)
200 ml
(dewasa)
7 liter
Sekresi endogen:
intestinal, pankreas, air liur, bilier dan
cairan lambung
Makanan dan
minuman
2 liter
Kondisi Normal
24
27. 36 % tidak memiliki
akses terhadap
sanitasi yang
memadai
14 % BAB
sembaranga
n
19 % tidak
memiliki
sumber air
yang baik
Tingginya
kasus diare,
cacingan,
infeksi usus
Prevalensi
stunting
tinggi
Stunting dapat berdampak buruk
pada perkembangan anak, dan
dalam jangka waktu yang lama
dapat berdampak negatif
terhadap prospek ekonomi suatu
negara
27
28. Environmental
Enteric
Disfunction
Stunting dapat
terjadi akibat diare
kronis, re-exposure
dan re-infeksi,
Kasus diare yang
tidak diobati pada
usia di bawah 24
bulan
Kondisi subklinis
yang didapat
yang disebabkan
oleh kontaminasi
fekal-oral
berulang
Akibat
peradangan usus
kronis dan
penonjolan vili
Grantina et al., 2020
28
30. • Penurunan Berat
Badan
• Penurunan
pertumbuhan linier
DIARE
• Analisis dalam
interval 1-2 bulan
• Pada anak usia < 24
bulan
• Catch up growth
• Malnutrisi
• Stunting
Jurnal ini menunjukkan bahwa
kejadian kumulatif diare
sebelum 24 bulan memiliki
hubungan yang signifikan secara
statistik dengan stunting pada
usia 24 bulan.
30
36. Tatalaksana Diare
Prinsip dari tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare) :
• Berikan Oralit (rehidrasi)
• Berikan zink selama 10 hari berturut-turut
• Teruskan ASI – makan
• Berikan antibiotik secara selektif
• Berikan nasihat pada ibu/ keluarga
36
38. Pemberian Oralit (rehidrasi)
•Campuran garam elektrolit yang terdiri atas Natrium
Klorida (NaCl), Kalium Klorida (KCl), sitrat dan glukosa.
•Mencegah dan mengatasi dehidrasi sebagai
pengganti cairan dan elektrolit yang terbuang saat
diare.
•Diberikan sesuai dengan klasifikasi status dehidrasi
Rencana Terapi A (Tanpa dehidrasi), Rencana Terapi B
(ringan-sedang) dan Rencana Terapi C (Berat)
38
40. Physiologic basis of efficacy of oral rehydration solution
Penyerapan air mengikuti
natrium,
Penyerapan natrium difaslitasi
glukosa
40
41. Rencana Terapi A (Tanpa Dehidrasi)
• Menyusui lebih sering-lama. Beri oralit atau air matang sebagai tambahan ASI.
Setelah diare berhenti, lanjutkan kembali ASI eksklusif.
• Jika tidak ASI eksklusif, beri satu atau lebih cairan tambahan dibawah ini:
• larutan oralit
• cairan rumah tangga (seperti sup, air tajin, dan kuah sayuran)
• air matang
• Nasihati ibu memberi oralit atau cairan tambahan lain sampai diare berhenti
(untuk mencegah dehidrasi). Anak dibawah 2 tahun, dapatbdiberikan 1 sendok
teh setiap 1-2 menit, anak yang lebih besar dapat langsung minum dari gelas.
• Jika anak muntah, tunggu 10 menit , lanjutkan dengan lebih lambat, sedikit demi
sedikit.
USIA JUMLAH ORALIT
< 1 tahun 50-100 ml setiap kali BAB
≥ 1 tahun 100-200 ml setiap kali BAB
41
42. Rencana Terapi B (Dehidrasi Ringan/ Sedang)
• Oralit 3 jam pertama 75 ml/kg BB (berdasarkan umur jika berat badan anak
tidak diketahui)
• Oralit atau cairan tambahan lain tetap diberikan setiap kali BAB sampai diare
berhenti.
• Observasi selama rehidrasi dan evaluasi setelah 3 jam (bila tidak bisa minum
oralit atau keadaannya terlihat memburuk, periksa segera anak sebelum 3
jam)
• Jika masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi pengobatan untuk 3
jam berikutnya dengan ORS seperti di atas dan mulai beri anak makanan, susu
atau jus dan berikan ASI sesering mungkin.
• Jika timbul tanda dehidrasi berat, lanjutkan ke Rencana Terapi C
Usia < 4
bulan
4-<12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun
Berat badan < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
Jumlah oralit (ml) 200-400 400-700 700-900 900-1400
42
43. Rencana Terapi B...
• Jika muntah profus atau diare yang cepat seperti kolera
(>15 – 20 ml/kg/jam) meskipun belum terjadi dehidrasi
berat, berikan cairan iv RL atau Ringer Asetat (jika tidak
tersedia, gunakan cairan NaCl 0,9%) 70 ml/kg BB dalam
2,5 jam (usia 12 bulan – 5 tahun) atau dalam 5 jam (bayi
di bawah usia 12 bulan)
• STOP pemberian oralit : Jika terdapat tanda distensi
abdomen dengan ileus paralitik / tanda malabsorbsi
glukosa (peningkatan tinja saat oralit diberikan atau
kegagalan tanda-tanda membaik), rehidrasi iv.
43
44. Rencana Terapi C (Dehidrasi Berat)
• Berikan RL atau Ringer Asetat (atau jika tidak tersedia, gunakan
cairan NaCl 0,9%) 100 ml/kg BB iv secepatnya.
• Jika bisa minum, beri ORS, sementara infus disiapkan dan berikan
ORS 5 ml/kg BB segera setelah anak mau minum.
• Evaluasi setiap 15 – 30 menit dan evaluasi klasifikasi dehidrasi
kembali pada anak setelah 6 jam atau bayi setelah 3 jam dan
kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A, B atau C) untuk
melanjutkan penanganan.
Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak teraba
44
45. Rencana Terapi C...
• RUJUK untuk pengobatan intravena (bila ada fasilitas terdekat) dan
jika anak bisa minum, beri ibu larutan oralit dan tunjukkan cara
meminumkan pada anak sedikit demi sedikit selama dalam
perjalanan.
• Jika tidak ada fasilitas terdekat, rehidrasi dengan ORS melalui pipa
nasogastrik atau mulut sebanyak 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total
120 ml/kg). Segera rujuk anak untuk pengobatan intravena jika
setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik (anak muntah terus-
menerus atau perut semakin kembung)
• Jika tidak ada fasilitas pemberian cairan intravena yang terdekat
dalam 30 menit, tidak ada tenaga terlatih dalam menggunakan
pipa nasogastrik dan anak malas/ tidak minum, segera rujuk ke
Rumah Sakit untuk pengobatan intravena.
45
46. Pemberian Zink selama 10 hari
• Kadar zink turun dalam jumlah besar ketika anak diare.
• Mengganti hilangnya zink, mempercepat penyembuhan,
memperbaiki mukosa usus dan meningkatkan sistem kekebalan
untuk mencegah risiko berulangnya diare selama 2 – 3 bulan
setelah anak sembuh dari diare.
• Mengurangi durasi dan tingkat keparahan diare.
• Harus diberikan selama 10 hari pada semua kasus diare akut
termasuk anak yang mengalami diare berdarah.
Usia Dosis Seng
< 6 bulan 10 mg per hari (1/2 tablet per hari)
≥ 6 bulan 20 mg per hari (1 tablet per hari)
46
47. Lanjutan terapi zink...
• Tablet zink (larutkan dalam air selama 30 detik)
• Komposisi : zinc sulfat, acetate atau gluconate (setara
dengan zinc elemental 20 mg).
• Larutkan tablet pada 1 sendok air matang, ASI perah
atau larutan oralit pada bayi atau bisa dikunyah pada
anak yang lebih besar. Juga tersedia dalam bentuk sirup.
• Ulangi pemberian zink dengan cara potong tablet
menjadi lebih kecil (bila muntah sekitar setengah jam).
47
48. ZINK
48
DIARE adanya peningkatan kehilangan zink
selama diare dan kebutuhan zink tambahan di atas
angka kecukupan diet yang dianjurkan untuk
fungsi imun dan gastrointestinal.
• Meningkatkan sistem imun tubuhmeningkatkan produksi
antibodi dan limfosit yang bersirkulasi untuk melawan
patogen usus
• Zink dapat mengobati diare akut dan kronis dengan
menghambat tiga jalur dari empat jalur intraseluler utama
sekresi ion usus, termasuk siklik adenosin monofosfat (cAMP),
kalsium, dan oksida nitrat.
• Memperbaiki integritas barier usus
• Bersama dengan ORS memperpendek durasi dan keparahan
48
50. Penny, 2012
Dua dari tiga meta-analisis melakukan uji klinis
suplemen zink pada anak-anak dan melaporkan
efek yang besar dan signifikan dari pemberian zink
oral harian pada panjang linier tubuh
PERTUMBUHAN
• Mineral penting yang
diperlukan untuk
pertumbuhan dan
homeostasis tulang.
• Mempengaruhi
metabolisme Growth
hormone meningkatkan
linier growth
• Defisiensi zink penurunan
produksi GH dan/atau IGF-I.
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam
peningkatan panjang rata-rata (hasil primer)
(plasebo 5⋅23 2⋅19 vs. Intervensi)
50
51. Pemberian zink dan ORS lebih
baik dalam menurunkan diare
dan ISPA pada usia < 6 bulan,
dibandingkan hanya ORS saja
Intervensi diare pada anak
dengan meningkatkan
cakupan pemberian oralit dan
zink
dapat mengurangi beban
besar kematian diare anak di
Nigeria
51
52. Intervensi
Gizi
Spesifik
Sasaran Ibu Hamil
Sasaran Ibu menyusui dan anak usia 0-6
bulan
Anak usia 7-23 bulan (melakukan
pencegahan dan pengobatan diare)
Target di 1000 Hari
pertama kehidupan
KERANGKA INTERVENSI STUNTING DI INDONESIA
52
53. RINGKASAN
1. Fokus pada tatalaksana diare menggunakan oralit dan zink
sebagai bagian dari strategi kesehatan masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan dan gizi anak
2. 1000 HPK merupakan sasaran Intervensi yang paling
menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting.
3. Stunting dapat dicegah dan ditatalaksanai dengan
memperbaiki praktik pemberian makan dan mengatasi
infeksi pada anak.
53
In diarrhea and cholera, reduced water and electrolyte absorption is due to zinc deficiency. Therefore, zinc has an important role in recovery from the symptoms