1. 1
LEADERSHIP VERSUS MANAGEMENT
(Oleh : Darwin Kadarisman)
Istilah “kepemimpinan” dan “manajemen” dimaknai sangat berbeda oleh
berbagai orang. Sebagian orang melihat kedua istilah ini sebagai sesuatu yang
sama dan sering menggunakannya saling tertukar dalam suatu tulisan. Sebagian
yang lain memandang kedua istilah tersebut sangat berbeda, bahkan karena sangat
berbeda, secara nyata mereka menganggap bahwa seseorang tidak bisa menjadi
pemimpin yang baik dan manajer yang baik pada waktu yang sama. Masih ada
kelompok lain yang berada “ditengah” dan menyadari bahwa meskipun ada suatu
perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen, dengan dukungan pengetahuan
dan keterampilan yang releven, seseorang dapat sukses melaksanakan kedua
fungsi tersebut dalam satu jabatan.
Dewasa ini, organisasi, kelompok atau tim kerja membutuhkan kepemipinan
dan manajemen yang efektif untuk menjalankan operasi yang berhasil. Disamping
adanya beberapa kemiripan yang nyata (seperti bahwa keduanya berkaitan dengan
mempengaruhi konstituen atau karyawan; adanya wewenang dan kekuatan yang
diberikan kepada kedua kedudukan) dari kedua istilah tersebut, ada juga beberapa
perbedaan yang jelas misalnya, manajemen sering lebih berorientasi kepada tugas
(task-oriented) sedangkan kepemimpinan sering berorientasi kepada hal yang
bersifat inspiraif (ispiring) dan visioner. Dalam tulisan ini, kepemimpinan dan
manajemen akan didefinisikan berbeda meskipun dapat dipahami bahwa
seseorang dapat bekerja dengan efisien dalam menyelenggarakan kedua bidang
tersebut
KEPEMIMPINAN
Secara sederhana, definisi kepemimpinan adalah: Suatu proses dari
seseorang yang mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama. Dengan memecah definisi ini, dapat dihasilkan berbagai definisi
kepemimpinan karena ada beberapa unsur spesifik yang dapat menjadi keutamaan
definisi-definisi turunan yang dikembangkan. Unsur-unsur spesifik tersebut adalah :
suatu proses, berkaitan dengan mempengaruhi, terjadi dalam konteks suatu
kelompok dan berkaitan dengan pencapaian tujuan. Bagaimanapun anda
2. 2
mengoperasionalkan definisi kepemimpinan, unsur-unsur ini akan memainkan
peranan dalam definisi atau teori yang anda gunakan.
Ada banyak karakteristik dan perilaku kepemimpinan efektif, diantaranya yang
umum dikemukakan adalah : personalitas (secara fisik menarik, jujur, adil, bijak,
agresif dsb.), keterampilan melatih secara efisien, percaya diri, visioner,
mampu berkomunikasi dengan baik, fokus jangka panjang, konsistensi antara
ucapan dan perbuatan, kreatif, menginspirasi, dipercaya, keterampilan
mendengar dengan empati dan kesadaran terhadap kondisi realistis. Dulu
orang beranggapan seorang pemimpin dilahirkan (muncul secara alamiah) sehingga
tidak semua orang bisa menjadi pemimpin. Anggapan ini berkembang karena lebih
menitik beratkan persyaratan pemimpin kepada personalitas (traits). Dari sini lahirlah
trait leadership theory. Sebenarnya sifat-sifat bawaan disamping bersifat genetik,
telah terbentuk pada masa menjelang remaja (umur 7-14 tahun). Ada juga great
event theory yang menyatakan bahwa seorang pemimpin dilahirkan pada situasi
krisis atau kejadian penting. Saat ini anggapan tadi telah berubah. Seorang
pemimpin dibentuk, bukan dilahirkan. Jika anda memiliki keinginan dan kemauan
kuat, anda bisa menjadi pemimpin yang efektif. Pemimpin yang baik dikembangkan
melalui suatu proses tanpa akhir dengan belajar mandiri, mengikuti pendidikan dan
pelatihan keterampilan kepemimpinan serta menjalani pengalaman sebagai
pemimpin. Konsep inilah yang dikenal dengan transformational leadership
theory. Berbagai perilaku selain traits (sifat bawaan) diatas dapat dilatih secara
terus menerus sehingga kompetensi dapat terus pula meningkat. Dapat
dibayangkan bahwa seorang yang telah memiliki traits kemudian menguasai
keterampilan kepemimpinan dengan baik, maka kepemimpinannya akan sangat kuat
dan efektif.
MANAGEMENT
Setiap orang sebenarnya adalah manajer. Kita mengelola keuangan keluarga,
waktu, karir, pembelanjaan dan berbagai hubungan, baik hubungan keluarga,
teman maupun masyarakat. Kita cenderung tidak berpikir bahwa kegiatan-kegiatan
tersebut sebagai manajemen atau mengganggap diri kita sebagai manajer karena
sederhana dan bersifat spontan padahal sering kita mengalami kesulitan yang perlu
diselesaikan oleh seorang “manajer”. Konsep pengelolaan atau menjadi seorang
manajer baru diterapkan pada suatu organisasi yang kompleksitasnya mulai
3. 3
meningkat. Pada titik ini, ada kebutuhan mempelajari atau memahami teori-teori
berbasis manajemen.
Manajemen atau mengelola memiliki empat unsur utama, yaitu (1) suatu
proses yang terdiri atas aktifitas dan fungsi sosial secara teknikal yang saling
berkaitan, (2) yang mewujudkan tujuan organisasi, (3) merealisasikan tujuan ini
melalui penggunaan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya dan (4) semua
itu dilakukan dengan pengaturan organisasi secara formal. Bersama-sama dengan
para manajer pada berbagai tingkat, manajemen senior menyusun tujuan organisasi
dan seluruh orang yang bekerja dalam organisasi berupaya mencapai tujuan
tersebut.
Disamping keempat unsur utama tersebut, penting dipahami lima fungsi
manajemen yaitu, perencanaan (planning) , pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing), penyusunan staf (staffing) dan pengendalian
(cotrolling). Kelima fungsi manajemen inilah yang memungkinkan suatu organisasi
berjalan dengan efektif dan efisien sehingga perlu dirumuskan kebijakan dan
prosedur-prosedur kerjanya (SOP) untuk setiap fungsi tersebut. Perencanaan
merupakan langkah pertama manajemen yang bisa dilakukan untuk suatu program
baru atau setelah evaluasi bahwa outcomes belum tercapai sebagian atau
seluruhnya (ada siklus perencanaan). Hasil dari suatu perencanaan bisa berupa
rencana strategis atau rencana operasional (jangka pendek, jangka menegah atau
jangka panjang). Proses perencanaan ada yang bersifat top-down, bottom-up atau
gabungan keduanya. Pengorganisasian mengatur pola hubungan diantara staf dan
sumberdaya lain untuk mencapai tujuan organisasi yang menghasilkan rancangan
organisasi. Dalam rancangan ini ada hirarki, diawali dengan posisi individual
kemudian melalui kelompok kerja hingga unit yang lebih luas bahkan keseluruh
organisasi. Rancangan hirarki ini termasuk penentuan wewenang dan tanggung
jawab setiap posisi dalam suatu organisasi. Adanya berbagai departemen (unit
kerja), juga merupakan hasil dari perancangan organisasi. Staffing menyangkut
pengadaan, pemeliharaan dan mempertahankan aset berupa SDM dalam suatu
organisasi. Fungsi ini menyangkut aspek teknis (seperti perencanaan, analisis kerja,
spesifikasi kerja, sistem kompensasi dan evaluasi kinerja) dan aspek sosial (seperti
pelatihan, promosi dan pemberdayaan). Pengarahan dapat dilakukan pada saat
mengawali suatu tindakan/kegiatan tapi bisa juga dilakukan setelah melakukan
monitoring dan evaluasi (monev) bila ternyata terjadi penyimpangan, baik hasil yang
4. 4
diharapkan atau cara melakukan suatu tindakan atau kegiatan. Pengarahan yang
efektif tergantung kemampuan memimpin yang berkaitan dengan memotivasi dan
berkomunikasi dengan staf yang melakukan kegiatan. Pengaran ini merupakan
suatu irisan antara kepemimpinan dan manajemen karena memerlukan keterampilan
humanisme (human/people skills). Pengendalian merupakan terjemahan yang lebih
tepat dibandingkan “pengawasan” karena dalam pengendalian dilakukan
pembandingan antara kondisi nyata dengan hasil yang diinginkan dan membuat
tindakan koreksi bila ada penyimpangan. (Secara rinci dapat membaca artikel
penulis sebelumnya)
LEADERSHIP VERSUS MANAGEMENT
Kepemimpinan dan manajemen memiliki banyak kemiripan. Keduanya
berkaitan dengan mempengaruhi orang, bekerja dengan orang dan pencapaian
tujuan organisasi. Meskipun demikian, bidang kepemimpinan dan manajemen dapat
juga dilihat sangat bebeda. Kotter (1990) memandang kepemimpinan sebagai suatu
konsep yang umurnya sudah tua yang berkembang selama berabad-abad
sedangkan manajemen baru berkembang pada 100 tahun terakhir, sebagai bagian
dari munculnya revolusi industri. Dua orang pakar manajemen yang terkenal,
Warren Bennis and Peter Drucker menyatakan bahwa: “Management is doing
things right, leadership is doing the right things”. Bertitik tolak dari pernyataan
itu, muncullah perbedaan antara manajer dan pemimpin seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan antara pemimpin dan manajer
MANAJER PEMIMPIN
Mengerjakan sesuatu dengan benar Mengerjakan sesuatu yang benar
Mengelola Menginovasi
Meniru (imitates) Menjadi pemula (orizinates)
Merencanakan Memberi ilham (inspirasi)
Mengendalikan Membangun (menciptakan)
Mengarahkan Memotivasi
Mengikuti peraturan Membentuk peraturan baru
5. 5
Northouse (2007) membuat suatu perbandingan antara manajemen dan
kepemimpinan dalam tiga kelompok kompetensi seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Suatu perbandingan kompetensi antara manajemen dan kepemimpinan
Manajemen menghasilkan
ketertiban dan konsistensi
Kepemimpinan menghasilkan
perubahan dan perkembangan
Perencanaan dan penganggaran
Penentuan agenda kegiatan
Pengaturan jadwal
Pengalokasian sumberdya
Penenentuan arah
Penciptaan visi
Penentuan gambaran besar
Penyusunan strategi
Pengorganisasian dan staffing
Penyusunan struktur
Perancangan penempatan kerja
Penyusunan aturan dan prosedur
Pengarahan orang
Pengkomunikasikan tujuan
Pengupayakan komitmen
Pembangunan tim dan koalisi
Pengendalian dan pemecahan masalah
Pengembangan insentif
Pengembangan solusi kreatif
Pelaksanaan tindakan koreksi
Pemotivasian dan penginspirasian
Pemberian semangat dan dorongan
Pemberdayaan bawahan
Pemenuhan persyaratan yang tak
terpenuhi
Dari Tabel 2 terlihat bahwa seseorang bisa saja menjadi pemimpin yang baik
atau manajer yang baik atau keduanya pada saat yang bersamaan tetapi masing-
masing bidang membutuhkan penguasaan keterampilan dan kopetensi yang agak
berbeda. Dalam suatu organisasi baik bisnis atau pemerintahan, umumnya seorang
pemimpin yang menguasai keterampilan kepemimpinann dibantu oleh para
bawahannya yang menguasai keterampilan manajemen. Meskipun demikian, pada
tingkat tertentu, para bawahan (manajer) tersebut juga harus menguasai
keterampilan kepemimpinan. Makin tinggi posisi seseorang pada suatu organisasi
maka porsi kepemimpinan seyogianya lebih besar dan porsi manajerial
sebaliknya semakin kecil.
Dalam prakteknya, tidak dapat dipungkiri adanya tumpang-tindih antara
kepemimpinan dan manajemen. Misalnya, ketika seorang manajer terlibat dalam
menggerakkan sekelompok karyawan untuk mencapai tujuan, dia terlibat dalam
proses kepemimpinan. Sebaliknya, jika seorang pemimpin terlibat dalam aspek
perencanaan, pengoganisasian, penyusunan staf dan pengendalian, dia terlibat
dalam proses manajemen. Dalam suatu organisasi skala kecil, tumpang tindih ini
6. 6
tidak bisa dihindari karena pemimpin sekaligus menjadi manajer juga. Bagaimana
pendapat anda?
DAFTAR PUSTAKA
Katz, R. L. 1955. Skill of an effective administrator. Harvad Business Review, 33(1),
33-42
Kotter, J. 1990. A force for change: How leadership differs from management. Free
Press, New York.
Northosu, P. 2007. Leadership theory and practice. Thousand Oaks, CA: Sage
Publications.
Ricketss, K. G. 2009. Leadership vs. Management. University of Kentucky. College
of Agriculture.