SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
makalah manajemen kepemimpinan 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap 
organisasi untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan dan terus berkembang. 
Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut, maka diperlukan adanya perubahan 
individu. Proses menyelaraskan perubahan organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah 
mudah. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari 
tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi memerlukan 
pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong perubahan 
organisasi. 
Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji dan 
diteliti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang sedikit dipahami. 
Fenomena gaya kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah menarik dan 
berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Dalam dunia medis, gaya 
kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidup 
organisasi. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi 
sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu 
organisasi. Maka dari itu, tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas 
terutama terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan. 1[1] 
Menarik untuk dicatat bahwa salah satu alasan mengapa munculnya kepemimpinan itu 
menjadi sebuah topik yang cukup penting di sini karena didasarkan pada tradisi politik suatu 
negara. Hampir semua negara barat yang mempraktikkan proses politik yang demokratis 
memungkinkan setiap orang untuk mencapai posisi-posisi yang memiliki tanggung jawab. 
Orang tersebut tidak memerlukan banyak kekayan, teman-teman pribadi, atau tradisi 
kekeluargaan untuk memperoleh kekuasaan. Oleh karena itu, studi tentang bagaimana orang-orang 
ini memperoleh posisi tersebut menjadi sangat penting. Ada dua isu yang sangat 
penting untuk didiskusikan yaitu pertama, berpusat pada pertanyaan mengapa seseorang itu
menginginkan untuk menjadi pemimpin dan kedua, identifikasi apa saja yang harus dilakukan 
seseorang untuk memperoleh posisi tersebut. 
Sudah jelas bahwa posisi pemimpin dapat memberikan keuntungan-keuntungan ekonomis 
yang lumayan. Dalam beberapa organisasi/perusahaan, pemimpin puncak itu dapat menerima 
penghasilan 10-15 kali lipat dari penghasilan para karyawan tingkat terbawah. Dan masih ada 
lagi penghargaan-penghargaan lain untuk pemegang jabatan ini. Makin tinggi jabatan 
seseorang dalam organisasi makin banyak input atau dampak yang dimilikinya terhadap 
kebijaksanaan organisasi. Jadi banyak kemungkinan munculnya perasaan keberhasilan dan 
kesuksesan yang lebih besar buat mereka ini. Akan tetapi, harus diingat bahwa keinginan 
untuk menjadi pemimpinan saja tidak cukup. Ada beberapa watak dan karakteristik yang 
lebih memungkinkan seseorang untuk mencapai jabatan pemimpin. 
Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi karena 
kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya sebuah organisasi. Jika 
perusahaan, rumah sakit, universitas atau tim atletik mengalami kesuksesan, maka direktur, 
rektor, atau pelatihlah yang memperoleh acungan jempol. Akan tetapi, sebaliknya, jika terjadi 
kegagalan, mereka pulalah yang memperoleh teguran, kritik, atau bahkan diganti. Jadi salah 
satu elemen pokok yang menjadi perhatian setiap organisasi yaitu bagaimana caranya untuk 
menarik, melatih atau mempertahankan orang – orang yang akan menjadi pemimpin – 
pemimpin yang efektif.2[2] 
Begitu pentingnya peran kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi fokus yang 
menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian. Bass (1990) menyatakan 
bahwa kualitas dari pemimpin sering kali dianggap sebagai faktor terpenting yang 
menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi. Schein (1992), Nahavandi & 
Malekzadeh (1993) serta Kouzes & Posner (1987) juga menyatakan bahwa pimpinan 
mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan organisasi. Porter (1996) dalam Sunarsih 
(2001). Green Berg dan Baron (2000 : 444) dalam Sunarsih (2001) menyatakan bahwa 
kepemimpinan merupakan suatu unsur kunci dalam keefektifan organisasi.1 
Organisasi membutuhkan seorang pemimpin, sebab pemimpin itulah sosok penggerak dan 
inspirator dalam merancang dan mengerjakan kegiatan. Pemimpin tidak hanya seorang 
manajer, ia juga harus seorang pembangun mental, moral spirit, dan kolektivitas kepada 
jajaran bawahannya. Seorang pemimpin seyogyanya tidak hanya menggunakan aturan
tertulis, tapi juga sikap perilaku, sepak terjang, dan keteladanan dalam melakukan agenda 
transformasi kearah yang lebih baik. 3[3] 
Pemimpin atau kepemimpinan merupakan variabel yang erat kaitannya dengan tugas 
manajer. Manajer diharapkan mampu memimpin organisasinya dengan baik. Meskipun 
demikian pemimpin dengan manajer mempunyai pengertian yang berbeda. Seorang manajer 
yang baik belum tentu merupakan pemimpin yang baik, dan sebaliknya. Idealnya, manajer 
yang baik juga merupakan pemimpin yang baik. 4[4] 
Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain. 
Seorang manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya menngunakan 
bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ia perlu 
memimpin pegawai, karyawan, pekerja, atau apapun sebutannya. Tidak setiap orang yang 
ditunjuk menjadi pemimpin bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik. Selain itu, tidak 
setiap pemimpin dapat menjadi pemimpin yang baik. 
Banyak pendapat yang berbeda – beda tentang apa yang dimaksud dengan pemimpin yang 
baik. Demikian juga tentang apa yang menjadi kewajiban setiap pemimpin. Namun demikan, 
dapat diambil inti persamaanya, yaitu bahwa setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk 
mencapai tujuan organisasi/institusi dan memberi perhatian terhadap kebutuhan pegawai 
bawahannya. 5[5] 
Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen organisasi. 
Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu pada 
diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin. Kepemimpinan 
didefinisikan ke dalam ciri-ciri individual, kebiasan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi, 
kedudukan dalam oragnisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah. 
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai 
tujuan dengan antusias (David, Keith, 1985). Menurut Veitzhal Rivai (2004), kepemimpinan 
adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat 
proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Achmad Suyuti (2001) 
yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan
mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke 
arah tujuan tertentu. 
Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan 
tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. 
Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya 
kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan 
Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan 
seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, 
ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah 
laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk 
mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut 
Tjiptono (2001:161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam 
berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan 
adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang 
dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29).1 
Dalam menjalankan kepemimpinan, antara pemimpin satu dan lainnya tidaklah selalu 
sama bahkan berbeda. Sehingga para pemipin mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda 
beda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perlu kiranya bagi seorang calon 
pemimpin mengetahui tipe-tipe kepemimpinan supaya ia dapat mengetahui berbagai tipe 
dan6[6]dapat menentukan tipe mana yang efektif dijalankan dalam sebuah lembaga tertentu. 
Dan perlu kiranya mengetahui kepemimpinan yang sesuai. Dalam paper ini kami akan 
membahas tentang tipe kepemimpinan otokratis. 3 
B. Rumusan Masalah 
1. Bagaimana konsep dasar kepemimpinan ? 
2. Bagaimana Tipe Kepemimpinan Otokratis ? 
3. Bagaimana ciri – ciri kepemimpinan otokratis ? 
4. Bagaimana gaya kepemimpinan otokratis menurut para ahli ? 
5. Bagaimana perilaku tipe pemimpin otokratis ? 
6. Bagaimana kekurangan dan kelebihan serta untung rugi tipe kepemimpinan otokratis? 
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kepemimpinan. 
2. Untuk mengetahui pengertian dari tipe kepemimpinan otokratis. 
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari kepemimpinan otokratis. 
4. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan otokratis menurut para ahli. 
5. Untuk mengetahui perilaku pemimpin otokratik. 
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan serta untung rugu tipe kepemimpinan otokratik. 
D. Mamfaat 
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak manajemen kampus 
maupun rumah sakit dalam melakukan strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan kinerja 
dan kepuasan kerja karyawannya terutama dengan menggunakan gaya kepemimpinan dan 
menciptakan komitmen organisasi dengan tepat. 
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya dalam rangka 
menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu, khususnya 
bidang Manajemen Sumber Daya Manusia. 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
I. KERANGKA TEORI 
A. Pengertian Kepemimpinan 
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing 
atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang 
memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti 
orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan kominikasi sehingga orang 
lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran 
“an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Apabila dilengkapi dengan awalan 
“ke” menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang 
dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakuakan tindakan pencapaian 
tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan
pusat proses kelompok (Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk 
mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan 
tertentu (Miftah, 1997). 
Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah 
orang agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian 
tujuannya (Nawawi dan M. Martin, 1995). 
Seiring dengan pengertian di atas, pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang 
dan hak untuk memepengaruhi orang lain, sehingga mereka berprilaku sebagaimana yang 
dikehendaki oleh pemimpin tersebut melalui kepemimpinannya.6 
Bass (2008), Bass dan Stogdill (1990) serta Nonthouse (2012) dengan kemampuannnya 
telah mencatat bahwa ada beragam defenisi kepemimpinan, mereka hanya sebagian orang 
yang telah memberi arti defenisi dalam konsep. 7[7] 
Menurut sejarah, kepemimpinan telah dipertimbangkan untuk menjadi watak kepribadian, 
pemimpin dilahirkan, dan tidak dibuat. Tindakan mempengaruhi orang lain, mengajak, 
mengacu pada orang lain, dan orang yang fokus dalam proses kelompok kemudian menjadi 
gaya yang bisa menjadi dasar dalam sebuah kepribadian, serta dapat berpikir sosial. 
Gulliani dan Kurson (2007) mencatat bahwa pemimpin tidak semudah yang dilihat, 
mereka berfikir, belajar, dan menjadi pengemban. Hesselbein dan Cohen (1999) menyatakan 
bahwa pemimpin harus menjadi penengah dan pemersatu, mereka harus membangun 
jembatan dan sukses menampung usaha-usaha dari para pengikutnya. Maka dari itu, mereka 
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sebuah persoalan bagaimana menjadi bukan apa 
yang dilakukan. Secara jelas, defenisi dari kepemimpinan merupakan gabungan dari beberapa 
karakteristik (Welford,2002). 7 
Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerja 
sama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum. Pengertian lain 
mengenai kepemimpinan adalah segala hal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam hal 
menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang lain agar melaksanakan tugas dan 
mewujudkan sasaran yang ditetapkan (LAN RI : 1996).5 
Menurut Robbins (1993) kepemimpinan itu didefinisikan sebagai kemampuan seseorang 
untuk memengaruhi sebuah kelompok menuju kepada pencapaian tujuan kelompok tersebut.2
Kepemimpinan adalah penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang 
lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya 
(Sullivan & Decker, 1989). 
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat (motivasi) orang 
lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap usaha mencapai atau 
melampaui tujuan organisasi (Goetsch & Davis). 
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan menggerakkan 
orang lain agar mereka mau berbuat dan berprilaku sebagaimana yang diharapkan untuk 
mencapai tujuan yang diinginkan (Pusdiklat Kesehatan Depkes RI, 1999). 8[8] 
Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok dan proses mempengaruhi kegiatan 
suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah proses interpersonal yang 
mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan. 
Berdasarkan pandangan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan 
merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, 
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar 
dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi. 
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan keterampilan seorang 
pemimpin perawat dalam mempengaruhi perawat lain dibawah pengawasannya untuk 
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan dan asuhan 
keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.9[9] 
Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang 
tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga 
akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban 
kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi 
bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. 
Kata kuncinya adalah kepemimpinan melekat kepada masing-masing individu, sesuai 
dengan tingkat kepemimpinannya. Setiap orang adalah pemimpin, minimal untuk dirinya 
sendiri.
Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan 
tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya. Hal 
tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun yang Artinya: 
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka 
dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan 
mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya”(Q.S.al-Mukminun 8-11). 
Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya agar dapat 
menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai pertanggungjawaban baik di 
dunia maupun dihadapan Allah SWT. Hal itu dijelaskan dalam Hadits berikut:10[10] 
Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggung jawaban 
atas kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dalam keluarganya, bertanggung jawab 
tentang kepemimpinanya. Laki-laki itu pemimpin, bertanggung jawab tentang 
kepemimpinannya. Wanita itu pemimpin dalam rumah tangganya, dan bertanggung jawab 
tentang kepemimpinannya. Khadam itu pemimpin bagi harta majikannya, bertanggung jawab 
terhadap kepemimpinannya.” (H. R. Bukhori).10 
B. Fungsi Kepemimpinan Dan Tugas Pimpinan 
Yaitu fungsi yang dilaksanakan oleh pemimpin di lingkungan kelompoknya agar secara 
operasional berhasil guna. Seorang pemimpin mempunyai dua fungsi yaitu: fungsi yang 
berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial/pemeliharaan kelompok. Fungsi yang berkaitan 
dengan tugas dapat meliputi pemberian perintah, pemberian saran pemecahan dan 
menaw11[11]arkan informasi serta pendapat. Sedangkan fungsi pemeliharaan 
kelompok/fungsi sosial meliputi semua hal yang membentuk kelompok dalam melaksanakan 
tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran. Sebagai suatu misal persetujuan dengan 
kelompok lain, menengahi ketidaksepakatan kelompok dan sebagainya. Pemimpin yang 
berhasil menjalankan kedua fungsi tersebut dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.11 
Dilihat dari sudut orientasi maka fungsi dan tugas pimpinan terbagi dalam orientasi tugas 
dan hubungan antar manusia (HAM).9 
1. Orientasi Tugas 
a. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan.
b. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh atasan maupun staf. 
c. Membuat pengawasan, memberi pengarahan dan bimbingan. 
d. Bertanggung jawab atas pekerjaanya dan pekerjaan orang lain. 
e. Mendukung kerjasama dan partisipasi staf. 
f. Mengevaluasi hasil dan menganalisa kekuatan dan kelemahan staf. 
Sumber : ht tp://dvdsilat.com/pengertian-pemimpin-secara-umum-dan-harfiah.html 
2. Orientasi HAM 
a. Memberi dorongan dengan sikap bersahabat. 
b. Mengungkapkan perasaan yang dialami. 
c. Mendamaikan / mempertemukan pendapat yang berbeda, menyelesaikan konflik. 
d. Memperlancar urusan dengan sebaik-baiknya. 
e. Menentukan aturan main. 
Kemudian berdasarkan orientasi fungsi dan tugas pemimpin tersebut, maka aktifitas 
kepemimpinan dapat digolongkan dalam empat aspek yaitu : 9 
1. Memberikan pengarahan. 
2. Melakukan supervisi. 
3. Melakukan koordinasi. 
4. Memberikan motivasi.12[12] 
C. Teori Dasar Dalam Kepemimpinan 
Teori-teori yang membahas kepemimpinan dapat dirangkum dalam tiga macam yaitu : 
a. Teori Bakat 
Teori bakat berusaha mengidentifikasi karakteristik pribadi dari seorang pemimpin.1 
Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa sejak lahir 
bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih 
baik dari orang lain. Teori ini disebut dengan “Great Man Theory”. Banyak penelitian 
tentang riwayat kehidupan Great Man Theory. Tetapi menurut teori kontemporer, 
kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan hanya dari pembawaan sejak lahir, 
dimana teori trait mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa yang mengasuh, situasi dan 
lingkungan lainnya.
Teori ini mengidentifikasi karakteristik umum tentang intelegensi, personaliti, dan 
kemampuan (perilaku). 13[13] 
b. Teori Perilaku 
Teori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku apa yang dipunyai oleh 
pemimpin, yang membedakan dirinya dari non-pemimpin. 
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana 
seorang manager menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari 
sebuah perilaku otoriter ke demokratik atau fokus suatu produksi ke fokus pegawai. 
Menurut Vestal (1994) teori perilaku ini dinamakan dengan gaya kepemimpinan seorang 
manager dalam suatu organisasi.12 
c. Teori Situasi 
Penelitian-penelitian terdahulu yang mencoba melihat karkteristik dan gaya 
kepemimpinan tidak dapat menemukan karakteristik atau gaya yang berlaku untuk semua 
situasi. Situasi dengan demikian memainkan peranan penting dalam efektifitas 
kepemimpinan. 4 
Teori lain dalam kepemimpinan yaitu : 214[14] 
a. Teori Genetis (Keturunan) 
Inti dari teori ini menyatakan bahwa “leader are born and not made” (pemimpin itu 
dilahirkan sebagai bakat dan bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini berpendapat 
bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat 
kepemimpinannya. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia 
telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. 
Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas 
atau determinitis. 
b. Teori Sosial 
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun 
merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “leader are made 
and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik dan bukannya kodrati). Jadi teori ini 
merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat
yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan 
dan pengalaman yang cukup. 
3. Teori Ekologis 
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai 
reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori 
ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin 
yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian 
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk 
dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori 
terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. 
Teori kepemimpinan menurut Ohio State Model (Bass,2008 ; Bass & Stogdill,1990; 
Fleischman,1998), Situasional Leadership Chersey ( Blanchard dan Johnson, 2008), The 
Leadership Grid (Blake & McConse,1991) dan Gaya Umum Perilaku Pemimpin :7 
D. Kriteria Pemimpin 
Dalam mencari sifat/kriteria kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti mengambil 
dua pendekatan yaitu :1315[15] 
1. Membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak menjadi 
pemimpin. 
2. Membandingkan sifat pemimpin efektif dengan pemimpin yang tidak efektif. 
Dari daftar kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, paling sedikit ia 
harus mampu untuk memimpin para pegawai/bawahan untuk mencapai tujuan institusi dan 
harus mampu untuk menangani hubungan antarkaryawan (interpersonal relations). Pemimpin 
yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 
1. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab 
2. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi introspektif. 
3. Mempunyai kemampuan untuk menentukan prioritas 
4. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi. 
RL Khan mengemukakan bahwa seorang pemimpin menjalankan pekerjaanya dengan baik 
jika : 
1. Memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya. 
2. Menyusun jalur pencapaian tujuan. 
3. Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan.
4. Mengubah tujuan karyawan sehuingga tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris. 516[16] 
E. Peranan Pemimpin 
Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim 
Purwanto, sebagai berikut : 3 
1. Sebagai pelaksana (executive). 
2. Sebagai perencana (planner). 
3. Sebagai seorangahli (expert). 
4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative). 
5. Sebagai pengawas hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal 
relationship). 
6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and 
punishments). 
7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator). 
8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar). 
9. Merupakan lambang dari pada kelompok (symbol of the group). 
10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual 
responsibility). 
11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist). 
12. Bertindak sebagai seorang ayah (father figure). 
13. Sebagai kambing hitam (scape goat). 
Sumber : ht tp://www.kampungrumasa.com/2011/12/8-tipe-kepemimpinan-yang-ada-di-dunia.html 
F. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan 
1. Karateristik pribadi 
Karakter pimpinan keperawatan sangat berpengaruh terhadap proses kepemimpinan yang 
dijalankannya. Berikut adalah beberapa karakter kepemimpinan keperawatan yang efektif 
sebagai berikut : 317[17] 
a. Jujur 
b. Terbuka 
c. Terus Belajar
d. Enterpreuner (Wira Usaha) 
e. Disiplin 
f. Intelegen 
2. Kelompok yang dipimpin 
Keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan organisasinya dipengaruhi oleh 
kelompok yang dipimpinnya. Semakin besar kelompok yang dipimpin semakin sulit 
menjalankan kepemimpinan. Oleh karena itu, agar memudahkan proeses kepemimpinan 
maka perlu dilakukan pembagian tugas kepemimpinan kepada unit-unit atau tim. 
3. Situasi yang dihadapi 
Beberapa situasi ruang perawatn berikut ini akan mempengaruhi proses kepemimpinan dalam 
pelayanan asuhan keperawatn yaitu : 
a. Kemampuan dan pengalaman aggota 
b. Peraturan dan kebijakan rumah sakit. 
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam 
faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981), yaitu : 
318[18] 
1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup 
nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya 
kepemimpinan. 
2. Harapan dan perilaku atasan. 
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya 
kepemimpinan. 
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. 
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. 
6. Harapan dan perilaku rekan. 
G. Gaya Dan Tipe Kepemimpinan 
Gaya kepemimpinan yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam 
menghadapi bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang 
berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. 11
Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan 
tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. 
Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya 
kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan 
Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan 
seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, 
ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah 
laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk 
mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut 
Tjiptono (2001:161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam 
berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan 
adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang 
dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29).1 
Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda yang dapat 
diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, yaitu : 919[19] 
1. Aspek Prilaku : 
a. Kepemimpinan positif 
b. Kepemimpinan negaip 
2. Aspek Kekuasan dan Wewenang : 
a. Otoriter (otokratik) 
b. Demokratis 
c. Partisipatif 
d. Bebas tindak (Laissez Faire). 
Gaya kepemimpinan adalah pendekatan dan ragam seorang leader dalam memberikan 
arahan, implementasi rencana dan bagaimana memotivasi anak buahnya. Kurt Lewin (1939) 
yang memimpin sekelompok peneliti mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. 
14 
Studi awal ini sangat berpengaruh dan telah merumuskan tiga gaya kepemimpinan utama. 
Menurut U. S Army Handbook, ada tiga gaya kepemimpinan utama yaitu : 14 
1. Otoriter atau otokratis. 
2. Partisipasi atau demokrat. 
3. Delegatif atau pemerintahan bebas.
Di lain pihak, Gilles mengemukakan ada empat gaya kepemimpinan yaitu otokratis, 
demokratis, partisipatif, dan laissez faire. 
Selain beberapa gaya kepemimpinan di atas, ada pula beberapa gaya kepemipinan yang 
lain yaitu : 
1. Gaya / tipe militeristik. 
2. Gaya / tipe paternalistik. 
3. Gaya / tipe karismatik. 
Selain itu, dalam buku Creative Edge, William C Miller menguraikan lima gaya 
kepemimpinan, yaitu : 
1. Memerintah (tell) 
2. Membujuk (sell) 
3. Berkonsultasi (consult) 
4. Meminta partisipasi (participative) 
5. Mendelegasikan (delegate).5 
Blake dan Moutin (1964,1978) mengembangkan managerial grid dan sering 
menggunakannya dalam kepemimpinan keperawatan. Managerial grid memiliki lima gaya 
dasar kepemimpinan dalam sebuah kombinasi untuk kepentingan produksi dan kepentingan 
orang. Skala untuk setiap komponen berubah dari 1 (rendah) ke 9 (tinggi). Lima gaya 
kepemimpinan di gambarkan sebagai berikut : 1520[20] 
1. Authority-Obedience / kepatuhan 
Pemimpin berasumsi bahwa sebuah kekuatan posisi didapatkan dengan mengatur kondisi 
pekerjaan secara efektif dan mengurangi mengintervensi bagian manusia secara minimal. 
2. Tim 
Orang di komisi untuk menyelesaikan sebuah tugas, anggota kelompok saling 
berhubungan dan stiap orang mengambil andil umum. Hubungan kepercayaan, menghormati 
dan persamaan adalah keadaan dalam bekerja. 
3. Kelompok Rekreasi 
Pemimpin membayar dengan penuh perhatian untuk mendapatkan anggota kelompok 
dan menjaga kenyamanan, suasana persahabatan dan tempo pekerjaan. 
4. Miskin dan Lemah 
Pemimpin memberikan usaha minimal dalam menyelesaikan kewajiban bekerja. 
5. Organisasi Manusia (jalan Tengah)
Pemimpin menyeimbangkan perilaku yang berhubungan dengan tugas dengan cara 
mengatur moral dari anggota kelompok pada sebuah level yang menyenangkan / kepuasan. 
1521[21] 
Menurut Follet (1940), gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri. 
Menurut para ahli terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu 
organisasi antara lain : 12 
a. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau Dan Warrant H. Schmitdt 
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui titik ekstrim yaitu 
kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. 
b. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert 
Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu :4 &11 
Sistem 1, otoritatif dan eksploitif : 
Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para 
bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku 
ditetapkan oleh manajer. 
Sistem 2, otoritatif dan benevolent: 
Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan 
untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi 
berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan 
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. 
Sistem 3, konsultatif: 
Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu 
didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan mereka 
sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi 
bawahan daripada ancaman hukuman. 
Sistem 4, partisipatif : 
Adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi 
seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh 
kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah 
mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi 
bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi 
juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.
c. Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X Dan Teori Y 
Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat yaitu:22[22] 
1. Gaya kepemimpinan diktator 
2. Gaya kepemimpinan autokratis 
3. Gaya kepemimpinan Demokratis 
4. Gaya kepemimpinan santai. 
d. Gaya Kepemimpinan Menurut Robert House 
Berdasarkan teori motivasi pengharapan, Robert House mengemukakan empat gaya 
kepemimpinan yaitu : 11 
1. Directive 
2. Supportive 
3. Participative 
4. Achievement oriented 
e. Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey Dan Blanchard 
Ciri –ciri gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard meliputi : 
1. Instruksi 
2. Konsultasi 
3. Partisipasi 
4. Delegasi. 11 
W.J. Redding dalam atikelnya “What Kind of Manager” menentukan watak dan tipe 
pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu : 
- berorientasi tugas (task orientation) 
- berorientasi hubungan kerja (relationship orientation) 
- berorientasi hasil yang efektif (effective orientation) 
Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan tipe 
kepemimpinan, yaitu : 23[23] 
1. Tipe deserter (pembelot) 
2. Tipe borokrat 
3. Tipe misionaris 
4. Tipe developer (pembangun)
5. Tipe oktokrat 
6. Tipe Benevolent autocrat (otokrat yang bijak) 
7. Tipe copromis 
8. Tipe eksekutif. 16 
II. PEMBAHASAN 
A. Pengertian Kepemimpinan Otokratik 
Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang memusatkan 
segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala 
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, 
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. 17 
Otokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu 
orang. Istilah otokrasi berasal dari bahasa yunani. Istilah otokratis berasal dari dua kata yaitu: 
autos dan kratos. Autos berarti sendiri atau diri pribadi, kratos adalah kekuasaan atau 
kekuatan. Jadi otokratis berarti berkuasa sendiri secara mutlak (centre of authority). 
Kepemimpinan otokratis merupakan kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin 
dengan prilaku otoriter. 324[24] 
Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya 
menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin bertindak 
sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai 
bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia. 
Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak boleh membantah, 
karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan masukan. 
Tipe kepemimpinan otokratis ini dapat kita jumpai dalam pemerintahan feodal oleh 
kerajaan-kerajaan pada zaman abad pertengahan. Kepemimpinan yang otokratis biasanya 
dikendalikan oleh seorang pemimpin yang mempunyai perasaan harga diri yang sangat 
tinggi. Bawahannya dianggap bodoh, tidak berpengalaman, dan selayaknya diperintah sesuka 
mereka. Dengan egoisme yang sangat tinggi, seorang pemimpin yang otokratik melihat 
peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional seperti kekuasaan 
yang tidak perlu dibagi dengan orang lain dalam organisasi, ketergantungan total para 
anggota organisasi mengenai nasib masing-masing dan sebagainya. 6
Gaya kepemimpinan ini cenderung dapat menurunkan kinerja seseorang karena pemimpin 
yang mengambil keputusan dan kebijakan berdasarkan wewenang dia sendiri dan 
“bawahannya” harus menuruti atau mengerjakan sesuai dengan perintahnya. Hal ini sering 
terjadi di berbagai tempat kerja. Kebanyakan karyawan yang memiliki pimpinan yang seperti 
ini tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu kinerjanya, karena 
segala apa yang mereka lakukan tidak jarang tidak memperoleh penghargaan, karena 
pemimpin mereka cenderung egois yang hanya mengutamakan kepentingannya tanpa 
memperhatikan kondisi karyawannya. Bagi seorang pemimpin yang seperti ini lebih 
menganggap karyawan-karyawannya sebagai “bawahan” yang harus menuruti perintah 
dengan keputusan sepihak. Tetapi tidak berarti gaya otoriter sepenuhnya dapat menurunkan 
kinerja, ada juga seorang karyawan yang dapat termotivasi karena adanya otorisasi. 
Contohnya karyawan yang cenderung menunda-nunda pekerjaan dan terlalu menyepelekan 
tugas, seorang yang seperti ini tidak jarang perlu pemimpin yang otoriter agar tugas mereka 
cepat selesai. 1725[25] 
Tipe Otoriter disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, 
pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya 
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin 
otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, 
kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh 
membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara 
mutlak. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah. Setiap perbedaan 
diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau 
pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. Inisiatif dan daya 
pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan 
pendapatnya. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah 
segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya. 
Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang–orang yang dianggap 
tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang–orang tersebut diancam dengan hukuman, 
dipecat, dsb. 18 
Sebaliknya, orang–orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak 
emas dan bahkan diberi penghargaan. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap 
menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak
ada pengawasan langsung. Selain itu, dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan 
oposisi atau menimbulkan sifat apatis.1826[26] 
Gaya ini digunakan ketika pemimpin meminta karyawan melakukan apa yang diinginkan 
dan memerintahkan bagaimana caranya tanpa meminta petunjuk dari para pengikutnya. 
Gaya ini sebaiknya diterapkan ketika seorang pemimpin memilki semua informasi untuk 
memecahkan masalah, mengejar waktu, dan karyawan juga termotivasi. Beberapa kalangan 
menerapkan gaya ini sebagai “kendaraan” untuk berteriak, menggunakan bahasa 
merendahkan, dan memimpin dengan ancaman dan menyalahgunakan kekuasaan. Ini adalah 
gaya profesional kasar. Pemimpin memerintah orang-orang di sekitarnya dan pantang 
mengulang apa yang telah diperintahkan. Sekali pemimpin berkata, yang lain wajib 
melaksanakannya tanpa banyak bertanya.14 
B. Gaya Kepemimpinan Otokratik Menurut Para Ahli 
1. Menurut Harris : 
Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratik menganggap bahwa 
semua kewajiban untuk mengambil keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan, 
memberikan motivasi, dan mengawasi bawahannya berpusat di tangannya. Pemimpin seperti 
ini merasa bahwa hanya ia yang berkompeten untuk memutuskan dan menganggap bahwa 
bawahannya tidak mampu untuk mengarahkan diri mereka sendiri. Di lain pihak, ia mungkin 
mempunyai alasan-alasan untuk mengambil posisi yang kuat untuk mengarahkan dan 
berinisiatif. Seorang otokrat juga mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud untuk 
meminimalkan penyimpangan dari arahan yang ia berikan. 5 
2. Menurut Teori X dan Teori Y 
Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekerjaan, kurang ambisi, tidak 
mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan dan lebih suka dipimpin dari 
pada memimpin. 
a. Diktator yaitu gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta 
menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan teori X. 
b. Autokratis pada dasarnya hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun bobotnya 
agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak 
pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari teori X.
3. Menurut Ronald Lippits Dan Rapiph K. White 
Menurut Ronald Lippith dan Rapiph K white ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter adalah 
sebagai berikut : 12 27[27] 
a). Wewenang mutlak berada pada pimpinan. 
b). Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin. 
c). Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin. 
d). Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan. 
e). Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan 
dilakukan secara ketat. 
f). Prakarsa harus selalu berasal dari pemimpin. 
g). Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau 
pendapat. 
h). Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif. 
i). Lebih banyak kritik daripada pujian. 
j). Pemimpin menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat. 
k). Pemimpin menuntut kesetiaan tanpa syarat. 
l). Cenderung adanyan paksaan, ancaman dan hukuman. 
m). Kasar dalam bersikap 
n). Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pemimpin. 
4. Menurut Gillies (1996) 
Gaya kepemimpinan otokratis berdasarkan wewenang dan kekuasaan merupakan 
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Menggunakan kekuasaan posisi 
dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai 
dalam pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi 
dengan reward dan punishment.12 
5. Menurut Likert : 
a. sistem 1 : otoriter-eksploitatif, manajer tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan 
yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahannya melalui ancaman atau hukuman, 
namun kadang-kadang melalui balsan (reward), komunikasi yang dilakukan satu arah 
(kebawah atau to-down), dan membatasi pengambilan keputusan hanya untuk manajer. 
b. sistem 2 : benevolent-autoritative, manajer ini mempercayai bawahan sampai tingkat 
tertentu, memotivasi bawahan melalui ancaman dan hukuman meskipun tidak selalu,
membolehkan komunikasi ke atas, memperhatikan ide atau pendapat dari bawahan, dan 
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan meskipun masih melakukan pengawasan 
dengan ketat. 428[28] 
C. Ciri-Ciri Kepemimpinan Otokratis 
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai 
berikut: 1 
a. Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi. 
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai 
alat semata-mata. 
c. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat. 
d. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya. 
e. Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung 
unsur paksaan dan bersifat menghukum. 
- Ciri-ciri kepemimpinan otokratis yang lain: 3 
1. Memegang kewenangan mutlak (bersikap adigang, adigung, dan adiguna). 
2. Kuasa dipusatkan pada diri pemimpin ( aji mumpung). 
3. Merumuskan ide sendiri, rencana dan tujuan. 
4. Memilih kebijakan sendiri. 
5. Menetapkan keputusan sendiri. 
- Ciri-ciri lain dari kepemimpinan otokratis antara lain : 1929[29] 
1. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi. 
2. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal. 
3. Berambisi untuk merajai situasi. 
4. Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri. 
5. Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang 
akan dilakukan. 
6. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi. 
7. Adanya sikap eksklusivisme. 
8. Selalu ingin berkuasa secara absolut. 
9. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku.
10. Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh. 
D. Perilaku Pemimpin Otokratis 
Seorang pemimpin otokratis tampak dari kegiatannya memimpin anak buah. Perilaku itu 
akan menunjukkan tipe kepemimpinannya antara lain yaitu: 3 
1. Mempraktekkan komunikasi satu arah (one way traffic of communication). 
2. Pengawasan kepada anak buah ketat. 
3. Saran, pertimbangan, pendapat dari bawahan tertutup sama sekali. 
- Sikap tipe perilaku otokratis jika menghadapi bawahan: 
1. Mementingkan tugas dibandingkan pendekatan kemanusiaan. 
2. Memaksa bawahan untuk patuh dan menuntut kesetiaan mutlak. 
3. Memaksa, mengancam, menghukum atau mengintimidasi kepada anak buah. 
4. Serba intruksi dan perintah. 
5. Kasar dalam fikiran, perasaan dan perbuatan. 
6. Kaku dalam pergaulan terutama kepada anak buah. 
7. Mencari perhatian keatasan kalau ia memimpin tingkat Lini dan Menengah. 
8. Lebih banyak kritik dari pada memuji bawah. 
- Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain : 20 
a. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya. 
Sebagaimana hadist yang berbunyi : 
“ Hendaklah kamu mendengar, patuh dan taat ( kepada pemimpinmu ) dalam masa 
kesenangan ( kemudahan dan kelapangan ), dalam kesulitan dan kesempitan, dalam 
kegiatanmu dan di saat mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan sekalipun keadaan itu 
merugikan kepentinganmu.” (HR Imam Muslim dan An-Nasa’i).10 
b. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya. 
c. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi. 
d. Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan. 
E. Kelebihan Dan Kekurangan Kepemimpinan Otokratis 
Adapun kelebihan dan kekurangan dari kepemimpinan otokratis yaitu sebagai berikut: 21 
- Kelebihan : 30[30] 
a. Tujuan lebih mudah dicapai, karena hanya mengadopsi kepentingan satu orang.
b. Dengan alasan yang sama, tidak pernah terjadi konflik kepentingan dalam organisasi. 
c. Pengambilan keputusan mudah dilakukan. 
- Kekurangan : 
a. Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi. 
b. Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak memiliki posisi tawar 
dalam pengambilan keputusan. 
c. Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi abuse of power. 2131[31] 
- Untung rugi gaya otoriter adalah : 
1. Kecepatan dan ketegasan dalam membuat keputusan dan bertindak. 
2. Produktivitas dapat meningkat. 
3. Suasana kerja yang kaku, tegang, dan mencekam yang dapat berakibat ketidakpuasan 
karyawan, permusuhan, pindah, dan mutu kerja berkurang. 
4. Lebih cocok pada organisasi dalam keadaan darurat.22 
F. Contoh Sejarah Pemimpin Otokratis 
Pemimpin Otoriter menganut paham bahwa dirinya adalah segalanya. Pemimpin yang 
membuat aturan dan orang-orang didalam organisasinya harus mematuhi apapun yang 
dikehendaki dan menjadi keputusannya. 
Sumber : ht tp://desiesyworlds.blogspot.com/2012/04/type-kepemimpinan.html 
Moammar Khadafi dari Libya dan Louis XIV dari Perancis adalah sedikit contoh 
pemimpin yang memiliki tipe otoriter dalam memegang wewenang dan kekuasaannya. 
Ucapan Louis XIV, “L’etat ces moi” yang sangat terkenal itu menunjukkan betapa arogannya 
penguasa yang satu ini. Yang menganggap bahwa negara adalah dirinya. Bahwa apa yang 
menjadi keinginannya itulah yang berlaku sebagai hukum yang harus dipatuhi dan 
dilaksanakan di negara Perancis saat itu. Demikian halnya dengan Moammar Khadaffi yang 
menganggap Libya adalah keluarga miliknya, dan dia adalah pemimpin keluarga 
tesebut.2132[32] 
G. Tips Bagi Seorang Pemimpin Dalam Pelayanan Kesehatan
Batalden dan Vorlicky (1990) mengemukakan bahwa terdapat 14 tips yang harus menjadi 
perhatian bagi seorang pemimpin yang mempunyai wawasan mutu dalam pelayanan 
kesehatan, yaitu: 833[33] 
1. Bangun secara tetap tujuan pelayanan dalam organisasi. 
2. Terima atau adopsi filosofi baru. 
3. Gunakan metode saintifik untuk menentukan mutu sarana yang ada, lakukan tindakan 
perbaikan yang dibutuhkan seluruh tugas dan cari bukti-bukti dari akibat yang ditimbulkan 
sebagai hasil dari pembiayaan yang tidak benar atau registrasi yang tidak lengkap. 
4. Biaya yang dikeluarkan tidak akan ada artinya tanpa mutu pelayanan yang baik. 
5. Tingkatkan sistem produksi dan pelayanan secara terus-menerus untuk jangka waktu lama. 
6. Jadwal ulang pelatihan. 
7. Tingkatkan supervisi. 
8. Hilangkan perbedaan (kastanisasi) yang ada dalam organisasi, hentikan gosip, dan tidak 
menyalahkan staf/karyawan membabi buta. 
9. Hilangkan hambatan di antara bagian yang ada dan tingkatkan kerja sama lintas program. 
10. Hilangkan slogan-slogan yang ada dan sejak staf/karyawan untuk bekerja lebih baik. 
11. Eliminasi standar kerja berdasarkan kuota. 
12. Laksanakan program pelatihan (in-service-training) dalam menggunakan piranti statistik. 
13. Rancang kembali program khusus pelatihan dalam hal keterampilan baru. 
14. Timbulkan minat pada level manajemen puncak yang setiap harinya akan peduli 13 poin 
yang sudah dikemukakan di atas. 834[34]
BAB III 
SOAL LATIHAN 
1. Apa pengertian Tipe Kepemimpinan Otokratis ? 
Jawab : Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang 
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. 
Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter 
tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. 
2. Bagaimana ciri – ciri kepemimpinan otokratis ? 
Jawab : a). Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, b). 
Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, c). Berambisi untuk merajai situasi, 
d). Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, e). Bawahan tidak pernah diberi 
informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, f). Semua 
pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, g). 
Adanya sikap eksklusivisme, h).Selalu ingin berkuasa secara absolut, i). Sikap dan prinsipnya 
sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, j). Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan 
apabila mereka patuh. 
3. Bagaimana gaya kepemimpinan otokratis menurut teori X ?
Jawab : Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekerjaan, kurang 
ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan dan lebih suka 
dipimpin dari pada memimpin. 
a. Diktator yaitu gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta 
menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan teori X. 
b. Autokratis pada dasarnya hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun bobotnya 
agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak 
pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari teori X. 
4. Bagaimana perilaku tipe pemimpin otokratis ? 
Jawab : a). Mempraktekkan komunikasi satu arah (one way traffic of communication). 
B). Pengawasan kepada anak buah ketat. 
C). Saran, pertimbangan, pendapat dari bawahan tertutup sama sekali. 
5. Bagaimana kekurangan dan kelebihan serta untung rugi tipe kepemimpinan otokratis? 
Jawab : Kelebihan : Tujuan lebih mudah dicapai karena hanya mengadopsi kepentingan satu 
orang, Dengan alasan yang sama tidak pernah terjadi konflik kepentingan dalam organisasi, 
Pengambilan keputusan mudah dilakukan. 
- Kekurangan : Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi, Anggota organisasi 
tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak memiliki posisi tawar dalam pengambilan 
keputusan, Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi abuse of power. 
- Untung rugi gaya otoriter adalah : Kecepatan dan ketegasan dalam membuat keputusan dan 
bertindak, Produktivitas dapat meningkat, Suasana kerja yang kaku, tegang, dan mencekam 
yang dapat berakibat ketidakpuasan karyawan, permusuhan, pindah, dan mutu kerja 
berkurang serta Lebih cocok pada organisasi dalam keadaan darurat. 
BAB IV 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing atau 
tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang 
memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang 
yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan kominikasi sehingga orang lain 
tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an” 
menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Apabila dilrengkapi dengan awalan “ke” 
menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam
mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, 
sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok 
(Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang 
lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997). 
Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya 
menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin bertindak 
sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai 
bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia. 
Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak boleh membantah, 
karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan 
otokratis adalah kepemimpinan yang sama dengan tipe otoriter, yang mana dari 
kepemimpinan ini, bawahan tidak berhak menyampaikan saran, pendapat, dan kritik. Dalam 
kepemimpinan ini seorang pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang 
memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak buah sesuai dengan kehendaknya. 
Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang berkuasa, yang berhak 
menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan 
dalam organisasi. Kepemimpinan ini hanya dibatasi dengan undang-undang saja. 
B. Saran 
Sebaiknya dalam memimpin suatu organisasi kita tidak menggunakan tipe 
kepemimpinan otokrasi karena tipe ini hanya berpusat kepada satu orang sehingga 
komunikasi antara bawahan dan atasan tidak berjalan lancar. Sehingga dalam 
kepemimpinanpun jarang sekali tipe ini berhasil untuk memajukan suatu organisasi atau 
perusahaan, karena pemimpin dalam tipe ini hanya memperhatikan keputusannya sendiri, 
tanpa mendengarkan saran dan kritik dari bawah. 
http://ulfamin.blogspot.com/2013/01/makalah-manajemen-kepemimpinan.html 
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui 
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler 
and Nassarik). 
2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk 
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons). 
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur 
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling). 
4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau 
orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada 
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs 
& Jacques). 
6. Kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut (John C. Maxwell). 
Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan 
aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. 
7. Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang 
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan 
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang 
khusus (Young). 
8. Kepemimpinan sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki 
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya (Moejiono, 2002). 
9. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang 
kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan 
sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin. 
10. Kepemimpinan merupakan kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan 
memungkinkan orang-orang memberikan kontribusi terhadap keefektivan dan kesuksesan 
organisasi (House et al, 1999). 
11. Kepemimpinan merupakan proses membangun rasa atas apa yang dilakukan bersama 
sedemikian rupa sehingga orang-orang memahami apa yang dilakukan dan bertanggungjawab 
(Drath & Palus, 1994). 
12. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menapaki budaya dan secara evolusioner 
mulai berusaha mengubah proses-proses sehingga lebih adaptif (E.H.Schein, 1992). 
13. Kepemimpinan adalah menyangkut pengartikulasian visi, pembentukan nilai- nilai, dan 
menciptakan lingkungan sehingga segala sesuatunya dapat diselesaikan (Richards & Engle, 
1986). 
14. Kepemimpinan merupakan latihan (exercise) yang memobilisasi orangorang secara 
institusional, politik, psikologis, dan sumberdaya lain sedemikian rupa, untuk 
membangkitkan, mengikutsertakan, dan memuaskan motif-motif para pengikut (Burns, 
1978). 
15. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas 
kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn, 1978). 
16. Kepemimpinan merupakan perilaku individu yang mengarahkan aktivitas kelompok 
untuk meraih tujuan bersama (Hemphill & Coons, 1957). 
17. Menurut Katz dan Kahn berbagai definisi kepemimpinan pada dasarnya dapat 
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar yakni “sebagai atribut atau kelengkapan dari 
suatu kedudukan, sebagai karakteristik seseorang, dan sebagai kategori perilaku”. 
18. Kepemimpinan adalah jenis khusus hubungan kekuasaan yang ditentukan oleh anggapan 
para anggota kelompok bahwa seorang dari anggota kelompok itu memiliki kekuasaan untuk 
menentukan pola perilaku terkait dengan aktivitasnya sebagai anggota kelompok (Janda). 
19. Kepemimpinan melibatkan seperangkat proses pengaruh antar orang. Proses tersebut 
bertujuan memotivasi bawahan, menciptakan visi masa depan, dan mengembangkan strategi 
untuk mencapai tujuan (Sweeney dan McFarlin, 2002) 
20. Kepemimpinan berkaitan dengan anggota yang memiliki kekhasan dari suatu kelompok 
yang dapat dibedakan secara positif dari anggota lainnya baik dalam perilaku, karakteristik 
pribadi, pemikiran, atau struktur kelompok (Watkins, 1992). 
21. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi 
perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan 
yang telah ditetapkan (Sutarto).
22. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar melaksanakan 
pekerjaan bersama menuju suatu tujuan tertentu (Sondang P. Siagian). 
23. Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi orang-orang agar mau 
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Ordway Tead). 
24. Kepemimpinan adalah hubungan yang erat ada dalam diri orang atau pemimpin, 
mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerja sama secara 
sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai keinginan pemimpin (George Terry). 
25. Kepemimpinan adalah kemampuan membuat orang-orang bertindak sesuai dengan 
keinginan pemimpin (Franklin G. Mooore). 
26. Kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk bertidak yang menghasilkan suatu pola yang 
konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama (K. 
Hemphill). 
27. Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemauan pribadi yang sanggup 
mendorong atau mengajak orang lain unuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasi atau 
penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus 
(Prof. Kimball Young). 
28. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam 
mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu, bawahan dipimpin dari bukan dengan 
jalan menyuruh atau mondorong dari belakang. 
29. Kepemimpinan (leadership) adalah suatu pengaruh yang berhubungan antara para 
pemimpin dan pengikut (followers) (Richard L. Daf, 2005). 
30. Kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi orang-orang 
guna pencapaian suatu tujuan (Gibson). 
31. Kepemimpinan adalah kegiatan pemimpin untuk mengarahkan tingkah laku orang lain ke 
suatu tujuan tertentu (Suwardi). 
32. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok dalam 
pencapaian tujuan (Robbins). 
33. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mendapatkan pengikut (Maxwell). 
34. Kepemimpinan adalah pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang-orang, sehingga 
mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias (Koontz). 
35. Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan orang lain, 
sehingga mereka bertindak dan berperilaku sebagaimana diharapkan, terutama bagi 
tercapainya tujuan yang diinginkan. 
36. Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan 
dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya (Stoner). 
37. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada 
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 
38. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses 
perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah 
jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri 
seseorang. 
39. Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar 
mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha). 
40. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat 
kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka 
meyakinkan yang dipimpinnya agar mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang 
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin serta merasa 
tidak terpaksa (Ngalim Purwanto). 
41. Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi kondisi kelompok. Tidak 
saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu
proses social yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang 
mendominasi orang-orang lain (E.S. Bogardus “Leader and Leadership”). 
42. Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap 
orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar besarnya dengan sekecilnya 
mungkin pergesekan dan sebesar besarnya (sebesar mungkin) kerja sama (F.I. Munson “ The 
Management of Man”). 
43. Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang orang lain untuk 
mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya (C.M. Bundel 
“Is Leadership losing its importance ?”) 
44. Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi 
bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki (W.G. Bennis “Leadership Theory and 
Administration Behavior”) 
45. Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang 
(J.B. NASH “Leadership”). 
46. Kepemimpinan muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang 
memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh individu- individu lain (H.H. 
Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”). 
47. Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan 
mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya (R. C. Davis “ The 
Fundamentals of Top Management”). 
48. Kepemimpinan adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi 
dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan yang 
terselubung (C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928). 
49. Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai 
hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan 
kekerasan/wewenang (C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and 
Development). 
50. Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi 
sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan 
(N. Copeland “Psychology and the Soldier”). 
51. Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam 
pencapaian suatu tujuan bersama (H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”). 
52. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana 
mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain (C. K. 
Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955). 
53. Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang 
dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; 
disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak 
berbuat lain yang dimaui sendiri (H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”). 
54. Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga 
anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan 
hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum (R. M. Bellows “Creative 
Leadership”). 
55. Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement 
(proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai 
tujuan) (Ralp M. Stogdill, 1950). 
56. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk 
mencapai tujuan yang diinginkan (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957).
57. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung 
melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, 
Weschler and Nassarik, 1961). 
58. Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu- individu yang 
menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama 
untuk mencapai tujuan (Fiedler,1967). 
59. Kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan 
kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki (John Pfiffner). 
60. Kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah 
menuju suatu sasaran bersama (Locke et.al, 1991). 
61. Kepemimpinan sebagai suatu perilaku denagn tujuan tertentu untuk mempengaruhi 
aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk 
memberikan manfaat individu dan organisasi (Sarros dan Butchatsky). 
62. Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab 
dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu 
tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri 
karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus (Kartini Kartono, 1994). 
63. Kepemimpinan adalah pengawasan dan pemeliharaan suatu struktur dalam harapan dan 
interaksi. (Stogdill, 1974). 
64. Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup untuk meyakinkan orang lain supaya 
bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu (James 
M. Black,1961). 
65. Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai 
hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan 
kekuasaan (G. U. Cleeton dan C.W Mason, 1934). 
66. Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain 
untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama (Locke & Associates, 1997). 
67. Kepimpinan sebagai proses pemujukan dimana individu-individu meragnsang 
kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama 
oleh pemimpin dan pengikutnya (John W. Gardner, 1990). 
68. Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari 
perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama (P. 
Pigors, 1935). 
69. Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil 
melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan 
(G. U. Cleeton dan C.W Mason, 1934). 
70. Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam 
pemilihan dan pencapaian tujuan (Theo Haiman & William G.Scott, 1974). 
71. Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan 
(Duben, 1954). 
72. Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain (F.A.Nigro, 1965). 
73. Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu 
dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin (Reed, 1976). 
74. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai 
tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu 
(G.L.Feman & E.Kaylor, 1950). 
75. Kepemimpinan sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan 
penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka harus berbuat 
demikian (R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 
1969).
76. Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia 
dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari perbedaan-perbedaan 
individual (P. Pigors “Leadership and Domination”). 
77. Kepemimpinan sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu 
dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan (Keth Davis “Human Relations at Work”). 
78. Kepemimpinan adalah proses memepengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok orang 
untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Formulasi kepemimpinan adalah fungsi 
pemimpin, pengikut dan variable situasional lainnya (Hersey dan Blanchard, 1992). 
79. Kepemimpinan adalah sebuah proses pembelajaran dan praktek, bukanlah sebuah posisi 
ataupun jabatan yang diberikan. 
80. Kepemimpinan adalah aksi dan pengaruh yang berbasis ke logika dan juga inspirasi.. 
81. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemensumber daya manusia yaitu 
membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan semangat kerja dan 
memotivasi bawahan (Dessler, 1997). 
82. Kepemimpinan yaitu sebagai proses mempengaruhi, yaitu mempengaruhi interpretasi 
mengenai peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari sasaran bagi kelompok atauorganisasi, 
pengorganisasian dari aktivitas-aktivitas kerja untuk mencapai sasaran, pemeliharaan 
hubungan kerjasama dan team work serta perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang 
yang beradadiluar kelompok atau organisasi (Yulk, 1998). 
83. Kepemimpinan adalah proses mendorong danmembantu orang lain untuk bekerja dengan 
antusias mencapai tujuan (Davis dan Newstrom). 
84. Kepemimpinan adalah kemampuan seseoranguntuk mempengaruhi orang lain sedemikian 
rupa sehingga orang lain mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal 
itutidak disenanginya (Siagian, 2004). 
85. Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar 
mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 
2005). 
86. Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, 
memotivasi, dan memungkinkan orang-orang memberikan 
kontribusi terhadap keefektifan dan kesuksesan organisasi (House et al, 1999). 
87. Kepemimpinan resmi (formal leadership) merupakan kepemimpinan yang tersimpul 
didalam suatu jabatan. Sedangkan kepemimpinan tidak resmi (informal leadership) 
merupakan kepemimpinan yang mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi yang 
didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat (Ahmadi, 2002). 
88. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi efektivitas kerja seorang atau kelompok 
orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu (Agus Dhanna,1992), 
89. Kepemimpinan merupakan latihan (exercise) yang memobilisasi orang-orang secara 
institusional, politik, psikologis, dan sumber daya lain sedemikian rupa, untuk 
membangkitkan, mengikutsertakan, dan memuaskan motif-motif para pengikut (Burns, 
1978). 
90. Kepemimpinan adalah hubungan di mana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi 
pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang 
berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin (Winardi, 2000). 
91. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin 
yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan 
(Wahjosumidjo, 1984) 
92. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan 
dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. 
93. Kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja 
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Griffin dan Ebert).
94. Kepemimpinan adalah suatu upaya merealisasikan tujuan perusahaan dengan memadukan 
kebutuhan para individu untuk terus tumbuh berkembang dengan tujuan organisasi (Lindsay 
dan Patrick). 
95. Kepemimpinan merupakan suatu kreasi yang berkaitan dengan pemahaman dan 
penyelesaian atas permasalahan internal dan eksternal organisasi (Peterson et.all). 
96. Kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks mempengaruhi orang-orang lain 
untuk menunaikan suatu misi, tugas atau tujuan dan mengarahkan organisasi yang 
membuatnya lebih kohesif dan koheren. 
97. Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji, MPA, 
a. Leadership As A Focus Of Group Process (Kepemimpinan sebagai titik pusat proses 
kelompok. 
b. Leadership As Personality And Its Effects (Kepemimpinan sebagai kepribadian seseorang 
yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan watak (Character) yang memadai dari suatu 
kepribadian) 
c. Leadership As The Art Of Inducing Comliance (Kepemimpinan sebagai seni untuk 
menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan) 
d. Leadership As The Exercise Of Its Influence (Kepemimpinan sebagai pelaksanaan 
pengaruh) 
e. Leadership As Act Or Behavior (Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku) 
f. Leadership As A From Of Persuasion (Kepemimpinan adalah bentuk persuasi) 
g. Leadership As A Power Relation (Kepemimpinan sebagai suatu hubungan 
kekuasaan/kekuatan) 
h. Leadership Is An Instrumental Of Goal Achievement (Kepemimpinan adalah sarana 
pencapaian tujuan) 
i. Leadership As An Effect Of Interaction (Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi) 
j. Leadership As A Deferentiated Role (Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan) 
k. Leadership As The Initiation Of Structur (Kepemimpinan sebagai awal dari pada struktur) 
98. Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di 
dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain 
(Ott, 1996). 
99. Kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan 
yang dimilikinya untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakan 
individu- individu supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan 
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi (Burhanuddin). 
100. Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan 
mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada 
pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus 
dilakukan (Hadari Nawawi). 
http://kesmas-unsoed.info/2011/12/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli.html 
Makalah Tentang Kepemimpinan 
BAB I 
PENDAHULUAN 
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau 
berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam 
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. 
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis 
anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu 
dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang 
harmonis adalah tugas manusia. 
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di 
anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & 
mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan 
dengan baik. 
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola 
dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang 
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. 
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. 
Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan 
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. 
I.2 RUMUSAN MASALAH 
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. 
Permasalahan tsb antara lain : 
Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin? 
Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik? 
Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani? 
Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati? 
Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan? 
I.3 TUJUAN PENULISAN 
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah 
Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas 
mahasiswa. 
Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang 
kepemimpinan dan kearifan lokal.
I.4 METODE PENULISAN 
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman 
modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan 
dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih 
praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik 
ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini. 
I.5 RUANG LINGKUP 
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup karya tulis 
ini terbatas pada pembahasan mengenai kepemimpinan dan kearifan lokal 
.BAB II 
PEMBAHASAN 
II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN 
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan 
pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata 
tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. 
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya : 
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang 
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya 
dalam mencapai tujuan. 
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal 
untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, 
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan. 
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan 
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk 
masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari 
berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide 
ketuhanan yang berlainan. 
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang 
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu. 
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen 
atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, 
menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari 
kepemimpinan Pancasila adalah : 
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya 
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya. 
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat 
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya. 
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang 
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. 
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia 
tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. 
Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah 
orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau 
mengatur orang lain. 
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain 
untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi 
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, 
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah 
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak 
lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, 
confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan 
adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk 
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan 
tugas – Field Manual 22-100. 
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa 
yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang 
dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk 
menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. 
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang 
atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, 
atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun 
gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. 
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi 
yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya 
fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu : 
- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan 
fasilitasnya.
- Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, 
commanding, controling, dsb. 
II.2 TEORI KEPEMIMPINAN 
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana 
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang 
kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori 
dan gaya kepemimpinan. 
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai 
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain : 
Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory ) 
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian 
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan 
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang 
kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, 
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang 
berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan 
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara 
lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian. 
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan 
kepemimpinan organisasi, antara lain : 
o Kecerdasan 
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang 
tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai 
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada 
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan 
dengan pengikutnya. 
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial 
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal 
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang 
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah 
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya. 
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi 
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian 
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien. 
o Sikap Hubungan Kemanusiaan 
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para 
pengikutnya mampu berpihak kepadanya 
Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi 
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini 
memiliki kecendrungan kearah 2 hal. 
o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang 
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh 
gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi 
masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. 
o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang 
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan 
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan 
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai. 
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang 
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil 
yang tinggi pula. 
Teori Kewibawaan Pemimpin 
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab 
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain 
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk 
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin. 
Teori Kepemimpinan Situasi 
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus 
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan. 
Teori Kelompok 
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif 
antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan 
tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang 
menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya 
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan 
orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda 
atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa 
gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan 
pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi 
ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan 
gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau 
punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat 
menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian 
manusiawi. 
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya. 
Otokratis 
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai 
keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. 
Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi 
kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. 
Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. 
Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan 
keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang 
kompeten. 
Partisipasif 
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang 
diambil tidak bersifat sepihak. 
Demokrasi 
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan 
pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang 
demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan 
dapat mengarahkan diri sendiri. 
Kendali Bebas 
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat 
longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – 
jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan 
menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu 
gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. 
Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat 
ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para 
pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil 
dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi. 
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya merupakan 
pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gaya 
kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ini nyatakan bahwa gaya 
kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan 
teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi 
pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu 
adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader – member rolations), struktur tugas 
(task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan 
oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua 
mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga 
menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin. 
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan 
Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari 
hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity) 
pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan 
situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, 
akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki 
pemimpin. 
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing – masing 
gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap 
orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun 
perlu. 
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah 
satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari 
sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin 
memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya 
tersebut adalah 
Directing 
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki 
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah 
tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. 
Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat 
menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan,
pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di 
lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan. 
Coaching 
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga 
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan 
juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih 
termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan 
kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu 
membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka. 
Supporting 
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam 
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi 
tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini 
akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah 
mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan 
waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan 
kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja. 
Delegating 
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung 
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya 
telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas 
atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri. 
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari 
lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian 
timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational leadership mengindikasikan 
bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya. 
Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku 
staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan 
keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang 
dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu 
diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, 
seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni : 
Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan 
motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas. 
Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk 
menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada 
bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan. 
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang 
pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran 
pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making) 
(Gordon, 1996 : 314-315). 
Peran pertama meliputi : 
Peran Figurehead  Sebagai simbol dari organisasi 
Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya 
Liaison  Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan 
organisasi. 
Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni : 
Monitior  Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau 
berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan. 
Disseminator  Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan. 
Spokeman  Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar 
organisasinya. 
Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu : 
Enterpreneur  Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi. 
Disturbance Handler  Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang 
dalam keadaan menurun. 
Resources Allocator  Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu 
dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan 
setiap keputusan. 
Negotiator  Melakukan perundingan dan tawar – menawar. 
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran 
pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni : 
Alighting  Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
Aligning  Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang 
menuju ke arah yang sama. 
Allowing  Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara 
kerja mereka. 
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. 
Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. 
Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi 
mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang 
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin. 
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, 
bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik 
jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan 
efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. 
Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi 
omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri 
adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri. 
II.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI 
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan 
formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya 
dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan 
adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak 
ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan 
yang melayani. 
A. Karakter Kepemimpinan 
Hati Yang Melayani 
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu 
transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai 
dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah 
pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima 
oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku 
wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa 
yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang 
dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya. 
Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, ada sejumlah ciri –ciri dan nilai 
yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani ,yaitu tujuan utama 
seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan

More Related Content

What's hot

kepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointkepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointMalang
 
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)KUSWANDI PAKPAHAN
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivAlfan Fatoni
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanVonny Effendi
 
Materi teori motivasi
Materi teori motivasiMateri teori motivasi
Materi teori motivasiArib Herzi
 
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiKuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiMukhrizal Effendi
 
Organisasi dalam Manajemen (Organizing)
Organisasi dalam Manajemen (Organizing)Organisasi dalam Manajemen (Organizing)
Organisasi dalam Manajemen (Organizing)Diah Ayu
 
11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)muhamadnursalim123
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Ikvheynha Awlya
 
Organisasi Dan Manajemen
Organisasi Dan ManajemenOrganisasi Dan Manajemen
Organisasi Dan ManajemenJuni S
 

What's hot (20)

Perencanaan pelatihan dan pengembangan
Perencanaan pelatihan dan pengembanganPerencanaan pelatihan dan pengembangan
Perencanaan pelatihan dan pengembangan
 
kepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointkepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpoint
 
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
 
STAFFING (MANAJEMEN)
STAFFING (MANAJEMEN)STAFFING (MANAJEMEN)
STAFFING (MANAJEMEN)
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babiv
 
Sistem sosial budaya indonesia
Sistem sosial budaya indonesiaSistem sosial budaya indonesia
Sistem sosial budaya indonesia
 
Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
 
Materi teori motivasi
Materi teori motivasiMateri teori motivasi
Materi teori motivasi
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
 
Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat
 
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiKuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
 
Organisasi dalam Manajemen (Organizing)
Organisasi dalam Manajemen (Organizing)Organisasi dalam Manajemen (Organizing)
Organisasi dalam Manajemen (Organizing)
 
11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)
 
Integrasi nasional ppt
Integrasi nasional pptIntegrasi nasional ppt
Integrasi nasional ppt
 
50 soal pilihan ganda manajemen
50 soal pilihan ganda manajemen50 soal pilihan ganda manajemen
50 soal pilihan ganda manajemen
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (
 
PPT Dasar Manajemen
PPT Dasar ManajemenPPT Dasar Manajemen
PPT Dasar Manajemen
 
Organisasi Dan Manajemen
Organisasi Dan ManajemenOrganisasi Dan Manajemen
Organisasi Dan Manajemen
 

Viewers also liked

Makalah manajemen Kepemimpinan
Makalah manajemen Kepemimpinan Makalah manajemen Kepemimpinan
Makalah manajemen Kepemimpinan indah pertiwi
 
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"Sintya M
 
Peran pemimpin perubahan
Peran pemimpin perubahanPeran pemimpin perubahan
Peran pemimpin perubahanYusuf Darismah
 
El alamien for printing and packing goes digital
El alamien for printing and packing goes digitalEl alamien for printing and packing goes digital
El alamien for printing and packing goes digitalmuhibbanfahmi
 
Kepemimpinan dalam perusahaan
Kepemimpinan dalam perusahaanKepemimpinan dalam perusahaan
Kepemimpinan dalam perusahaanmaureen07
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawMuhamad Yogi
 
Teori Manajemen Kepemimpinan
Teori Manajemen KepemimpinanTeori Manajemen Kepemimpinan
Teori Manajemen KepemimpinanHaedar Akib
 
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptKepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptmaureen07
 
Makalah kepemimpinan dalam pendidikan
Makalah kepemimpinan dalam pendidikanMakalah kepemimpinan dalam pendidikan
Makalah kepemimpinan dalam pendidikanMâhdûm Ðûm
 
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang EfektifTeori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang EfektifUniversitas Pendidikan Indonesia
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah kepemimpinan leadership Pdf
Makalah kepemimpinan leadership PdfMakalah kepemimpinan leadership Pdf
Makalah kepemimpinan leadership Pdfifulmoch
 
Service excellence ppt slides
Service excellence ppt slidesService excellence ppt slides
Service excellence ppt slidesYodhia Antariksa
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinanFirdausJuliani
 
Buku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk Guru
Buku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk GuruBuku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk Guru
Buku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk GuruTjoetnyak Izzatie
 

Viewers also liked (18)

Makalah manajemen Kepemimpinan
Makalah manajemen Kepemimpinan Makalah manajemen Kepemimpinan
Makalah manajemen Kepemimpinan
 
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
 
Peran pemimpin perubahan
Peran pemimpin perubahanPeran pemimpin perubahan
Peran pemimpin perubahan
 
El alamien for printing and packing goes digital
El alamien for printing and packing goes digitalEl alamien for printing and packing goes digital
El alamien for printing and packing goes digital
 
Prinsip dasar kepemimpinan
Prinsip dasar kepemimpinanPrinsip dasar kepemimpinan
Prinsip dasar kepemimpinan
 
Makalah tentang prinsip prinsip kepemimpinan
Makalah tentang prinsip prinsip kepemimpinanMakalah tentang prinsip prinsip kepemimpinan
Makalah tentang prinsip prinsip kepemimpinan
 
Kepemimpinan dalam perusahaan
Kepemimpinan dalam perusahaanKepemimpinan dalam perusahaan
Kepemimpinan dalam perusahaan
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
 
Teori Manajemen Kepemimpinan
Teori Manajemen KepemimpinanTeori Manajemen Kepemimpinan
Teori Manajemen Kepemimpinan
 
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptKepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
 
Makalah kepemimpinan dalam pendidikan
Makalah kepemimpinan dalam pendidikanMakalah kepemimpinan dalam pendidikan
Makalah kepemimpinan dalam pendidikan
 
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang EfektifTeori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
 
Makalah kepemimpinan leadership Pdf
Makalah kepemimpinan leadership PdfMakalah kepemimpinan leadership Pdf
Makalah kepemimpinan leadership Pdf
 
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKEMANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
 
Service excellence ppt slides
Service excellence ppt slidesService excellence ppt slides
Service excellence ppt slides
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
 
Buku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk Guru
Buku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk GuruBuku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk Guru
Buku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk Guru
 

Similar to Makalah manajemen kepemimpinan

Similar to Makalah manajemen kepemimpinan (20)

Dr riki
Dr rikiDr riki
Dr riki
 
Kandungan
KandunganKandungan
Kandungan
 
Kepemimpinan (sosiologi)
Kepemimpinan (sosiologi)Kepemimpinan (sosiologi)
Kepemimpinan (sosiologi)
 
Bab3 pd
Bab3 pdBab3 pd
Bab3 pd
 
Makalah i
Makalah iMakalah i
Makalah i
 
3 kepemimpinan
3 kepemimpinan3 kepemimpinan
3 kepemimpinan
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8
 
Kepemimpina nmakalah wors
Kepemimpina nmakalah worsKepemimpina nmakalah wors
Kepemimpina nmakalah wors
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
Isi kepemimpinan
Isi kepemimpinanIsi kepemimpinan
Isi kepemimpinan
 
Makalah Kepemimpinan
Makalah KepemimpinanMakalah Kepemimpinan
Makalah Kepemimpinan
 
KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINANKEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
 
Makalah kepemimpinan2
Makalah kepemimpinan2Makalah kepemimpinan2
Makalah kepemimpinan2
 
3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan
 
Kepemimpinan tugas 1
Kepemimpinan tugas 1Kepemimpinan tugas 1
Kepemimpinan tugas 1
 
Mohammad sofa permadi(1961019) kp1 2019
Mohammad sofa permadi(1961019) kp1 2019Mohammad sofa permadi(1961019) kp1 2019
Mohammad sofa permadi(1961019) kp1 2019
 
Kepemimpinan dalam Pelatihan
Kepemimpinan dalam PelatihanKepemimpinan dalam Pelatihan
Kepemimpinan dalam Pelatihan
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah manajemen kepemimpinan

  • 1. makalah manajemen kepemimpinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut, maka diperlukan adanya perubahan individu. Proses menyelaraskan perubahan organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah mudah. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi memerlukan pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong perubahan organisasi. Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang sedikit dipahami. Fenomena gaya kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Dalam dunia medis, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi. Maka dari itu, tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas terutama terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan. 1[1] Menarik untuk dicatat bahwa salah satu alasan mengapa munculnya kepemimpinan itu menjadi sebuah topik yang cukup penting di sini karena didasarkan pada tradisi politik suatu negara. Hampir semua negara barat yang mempraktikkan proses politik yang demokratis memungkinkan setiap orang untuk mencapai posisi-posisi yang memiliki tanggung jawab. Orang tersebut tidak memerlukan banyak kekayan, teman-teman pribadi, atau tradisi kekeluargaan untuk memperoleh kekuasaan. Oleh karena itu, studi tentang bagaimana orang-orang ini memperoleh posisi tersebut menjadi sangat penting. Ada dua isu yang sangat penting untuk didiskusikan yaitu pertama, berpusat pada pertanyaan mengapa seseorang itu
  • 2. menginginkan untuk menjadi pemimpin dan kedua, identifikasi apa saja yang harus dilakukan seseorang untuk memperoleh posisi tersebut. Sudah jelas bahwa posisi pemimpin dapat memberikan keuntungan-keuntungan ekonomis yang lumayan. Dalam beberapa organisasi/perusahaan, pemimpin puncak itu dapat menerima penghasilan 10-15 kali lipat dari penghasilan para karyawan tingkat terbawah. Dan masih ada lagi penghargaan-penghargaan lain untuk pemegang jabatan ini. Makin tinggi jabatan seseorang dalam organisasi makin banyak input atau dampak yang dimilikinya terhadap kebijaksanaan organisasi. Jadi banyak kemungkinan munculnya perasaan keberhasilan dan kesuksesan yang lebih besar buat mereka ini. Akan tetapi, harus diingat bahwa keinginan untuk menjadi pemimpinan saja tidak cukup. Ada beberapa watak dan karakteristik yang lebih memungkinkan seseorang untuk mencapai jabatan pemimpin. Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya sebuah organisasi. Jika perusahaan, rumah sakit, universitas atau tim atletik mengalami kesuksesan, maka direktur, rektor, atau pelatihlah yang memperoleh acungan jempol. Akan tetapi, sebaliknya, jika terjadi kegagalan, mereka pulalah yang memperoleh teguran, kritik, atau bahkan diganti. Jadi salah satu elemen pokok yang menjadi perhatian setiap organisasi yaitu bagaimana caranya untuk menarik, melatih atau mempertahankan orang – orang yang akan menjadi pemimpin – pemimpin yang efektif.2[2] Begitu pentingnya peran kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian. Bass (1990) menyatakan bahwa kualitas dari pemimpin sering kali dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi. Schein (1992), Nahavandi & Malekzadeh (1993) serta Kouzes & Posner (1987) juga menyatakan bahwa pimpinan mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan organisasi. Porter (1996) dalam Sunarsih (2001). Green Berg dan Baron (2000 : 444) dalam Sunarsih (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu unsur kunci dalam keefektifan organisasi.1 Organisasi membutuhkan seorang pemimpin, sebab pemimpin itulah sosok penggerak dan inspirator dalam merancang dan mengerjakan kegiatan. Pemimpin tidak hanya seorang manajer, ia juga harus seorang pembangun mental, moral spirit, dan kolektivitas kepada jajaran bawahannya. Seorang pemimpin seyogyanya tidak hanya menggunakan aturan
  • 3. tertulis, tapi juga sikap perilaku, sepak terjang, dan keteladanan dalam melakukan agenda transformasi kearah yang lebih baik. 3[3] Pemimpin atau kepemimpinan merupakan variabel yang erat kaitannya dengan tugas manajer. Manajer diharapkan mampu memimpin organisasinya dengan baik. Meskipun demikian pemimpin dengan manajer mempunyai pengertian yang berbeda. Seorang manajer yang baik belum tentu merupakan pemimpin yang baik, dan sebaliknya. Idealnya, manajer yang baik juga merupakan pemimpin yang baik. 4[4] Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain. Seorang manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya menngunakan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ia perlu memimpin pegawai, karyawan, pekerja, atau apapun sebutannya. Tidak setiap orang yang ditunjuk menjadi pemimpin bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik. Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat menjadi pemimpin yang baik. Banyak pendapat yang berbeda – beda tentang apa yang dimaksud dengan pemimpin yang baik. Demikian juga tentang apa yang menjadi kewajiban setiap pemimpin. Namun demikan, dapat diambil inti persamaanya, yaitu bahwa setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan organisasi/institusi dan memberi perhatian terhadap kebutuhan pegawai bawahannya. 5[5] Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri-ciri individual, kebiasan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam oragnisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (David, Keith, 1985). Menurut Veitzhal Rivai (2004), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Achmad Suyuti (2001) yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan
  • 4. mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu. Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut Tjiptono (2001:161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29).1 Dalam menjalankan kepemimpinan, antara pemimpin satu dan lainnya tidaklah selalu sama bahkan berbeda. Sehingga para pemipin mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda beda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perlu kiranya bagi seorang calon pemimpin mengetahui tipe-tipe kepemimpinan supaya ia dapat mengetahui berbagai tipe dan6[6]dapat menentukan tipe mana yang efektif dijalankan dalam sebuah lembaga tertentu. Dan perlu kiranya mengetahui kepemimpinan yang sesuai. Dalam paper ini kami akan membahas tentang tipe kepemimpinan otokratis. 3 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar kepemimpinan ? 2. Bagaimana Tipe Kepemimpinan Otokratis ? 3. Bagaimana ciri – ciri kepemimpinan otokratis ? 4. Bagaimana gaya kepemimpinan otokratis menurut para ahli ? 5. Bagaimana perilaku tipe pemimpin otokratis ? 6. Bagaimana kekurangan dan kelebihan serta untung rugi tipe kepemimpinan otokratis? C. Tujuan
  • 5. 1. Untuk mengetahui konsep dasar kepemimpinan. 2. Untuk mengetahui pengertian dari tipe kepemimpinan otokratis. 3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari kepemimpinan otokratis. 4. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan otokratis menurut para ahli. 5. Untuk mengetahui perilaku pemimpin otokratik. 6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan serta untung rugu tipe kepemimpinan otokratik. D. Mamfaat Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak manajemen kampus maupun rumah sakit dalam melakukan strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja karyawannya terutama dengan menggunakan gaya kepemimpinan dan menciptakan komitmen organisasi dengan tepat. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya dalam rangka menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu, khususnya bidang Manajemen Sumber Daya Manusia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. KERANGKA TEORI A. Pengertian Kepemimpinan Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan kominikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Apabila dilengkapi dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan
  • 6. pusat proses kelompok (Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997). Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya (Nawawi dan M. Martin, 1995). Seiring dengan pengertian di atas, pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dan hak untuk memepengaruhi orang lain, sehingga mereka berprilaku sebagaimana yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut melalui kepemimpinannya.6 Bass (2008), Bass dan Stogdill (1990) serta Nonthouse (2012) dengan kemampuannnya telah mencatat bahwa ada beragam defenisi kepemimpinan, mereka hanya sebagian orang yang telah memberi arti defenisi dalam konsep. 7[7] Menurut sejarah, kepemimpinan telah dipertimbangkan untuk menjadi watak kepribadian, pemimpin dilahirkan, dan tidak dibuat. Tindakan mempengaruhi orang lain, mengajak, mengacu pada orang lain, dan orang yang fokus dalam proses kelompok kemudian menjadi gaya yang bisa menjadi dasar dalam sebuah kepribadian, serta dapat berpikir sosial. Gulliani dan Kurson (2007) mencatat bahwa pemimpin tidak semudah yang dilihat, mereka berfikir, belajar, dan menjadi pengemban. Hesselbein dan Cohen (1999) menyatakan bahwa pemimpin harus menjadi penengah dan pemersatu, mereka harus membangun jembatan dan sukses menampung usaha-usaha dari para pengikutnya. Maka dari itu, mereka menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sebuah persoalan bagaimana menjadi bukan apa yang dilakukan. Secara jelas, defenisi dari kepemimpinan merupakan gabungan dari beberapa karakteristik (Welford,2002). 7 Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum. Pengertian lain mengenai kepemimpinan adalah segala hal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam hal menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang lain agar melaksanakan tugas dan mewujudkan sasaran yang ditetapkan (LAN RI : 1996).5 Menurut Robbins (1993) kepemimpinan itu didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk memengaruhi sebuah kelompok menuju kepada pencapaian tujuan kelompok tersebut.2
  • 7. Kepemimpinan adalah penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan & Decker, 1989). Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat (motivasi) orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi (Goetsch & Davis). Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar mereka mau berbuat dan berprilaku sebagaimana yang diharapkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Pusdiklat Kesehatan Depkes RI, 1999). 8[8] Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok dan proses mempengaruhi kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah proses interpersonal yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan. Berdasarkan pandangan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan keterampilan seorang pemimpin perawat dalam mempengaruhi perawat lain dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.9[9] Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Kata kuncinya adalah kepemimpinan melekat kepada masing-masing individu, sesuai dengan tingkat kepemimpinannya. Setiap orang adalah pemimpin, minimal untuk dirinya sendiri.
  • 8. Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya. Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun yang Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya”(Q.S.al-Mukminun 8-11). Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya agar dapat menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan Allah SWT. Hal itu dijelaskan dalam Hadits berikut:10[10] Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dalam keluarganya, bertanggung jawab tentang kepemimpinanya. Laki-laki itu pemimpin, bertanggung jawab tentang kepemimpinannya. Wanita itu pemimpin dalam rumah tangganya, dan bertanggung jawab tentang kepemimpinannya. Khadam itu pemimpin bagi harta majikannya, bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya.” (H. R. Bukhori).10 B. Fungsi Kepemimpinan Dan Tugas Pimpinan Yaitu fungsi yang dilaksanakan oleh pemimpin di lingkungan kelompoknya agar secara operasional berhasil guna. Seorang pemimpin mempunyai dua fungsi yaitu: fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial/pemeliharaan kelompok. Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat meliputi pemberian perintah, pemberian saran pemecahan dan menaw11[11]arkan informasi serta pendapat. Sedangkan fungsi pemeliharaan kelompok/fungsi sosial meliputi semua hal yang membentuk kelompok dalam melaksanakan tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran. Sebagai suatu misal persetujuan dengan kelompok lain, menengahi ketidaksepakatan kelompok dan sebagainya. Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua fungsi tersebut dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.11 Dilihat dari sudut orientasi maka fungsi dan tugas pimpinan terbagi dalam orientasi tugas dan hubungan antar manusia (HAM).9 1. Orientasi Tugas a. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan.
  • 9. b. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh atasan maupun staf. c. Membuat pengawasan, memberi pengarahan dan bimbingan. d. Bertanggung jawab atas pekerjaanya dan pekerjaan orang lain. e. Mendukung kerjasama dan partisipasi staf. f. Mengevaluasi hasil dan menganalisa kekuatan dan kelemahan staf. Sumber : ht tp://dvdsilat.com/pengertian-pemimpin-secara-umum-dan-harfiah.html 2. Orientasi HAM a. Memberi dorongan dengan sikap bersahabat. b. Mengungkapkan perasaan yang dialami. c. Mendamaikan / mempertemukan pendapat yang berbeda, menyelesaikan konflik. d. Memperlancar urusan dengan sebaik-baiknya. e. Menentukan aturan main. Kemudian berdasarkan orientasi fungsi dan tugas pemimpin tersebut, maka aktifitas kepemimpinan dapat digolongkan dalam empat aspek yaitu : 9 1. Memberikan pengarahan. 2. Melakukan supervisi. 3. Melakukan koordinasi. 4. Memberikan motivasi.12[12] C. Teori Dasar Dalam Kepemimpinan Teori-teori yang membahas kepemimpinan dapat dirangkum dalam tiga macam yaitu : a. Teori Bakat Teori bakat berusaha mengidentifikasi karakteristik pribadi dari seorang pemimpin.1 Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain. Teori ini disebut dengan “Great Man Theory”. Banyak penelitian tentang riwayat kehidupan Great Man Theory. Tetapi menurut teori kontemporer, kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan hanya dari pembawaan sejak lahir, dimana teori trait mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa yang mengasuh, situasi dan lingkungan lainnya.
  • 10. Teori ini mengidentifikasi karakteristik umum tentang intelegensi, personaliti, dan kemampuan (perilaku). 13[13] b. Teori Perilaku Teori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku apa yang dipunyai oleh pemimpin, yang membedakan dirinya dari non-pemimpin. Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang manager menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari sebuah perilaku otoriter ke demokratik atau fokus suatu produksi ke fokus pegawai. Menurut Vestal (1994) teori perilaku ini dinamakan dengan gaya kepemimpinan seorang manager dalam suatu organisasi.12 c. Teori Situasi Penelitian-penelitian terdahulu yang mencoba melihat karkteristik dan gaya kepemimpinan tidak dapat menemukan karakteristik atau gaya yang berlaku untuk semua situasi. Situasi dengan demikian memainkan peranan penting dalam efektifitas kepemimpinan. 4 Teori lain dalam kepemimpinan yaitu : 214[14] a. Teori Genetis (Keturunan) Inti dari teori ini menyatakan bahwa “leader are born and not made” (pemimpin itu dilahirkan sebagai bakat dan bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini berpendapat bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinannya. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis. b. Teori Sosial Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik dan bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat
  • 11. yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. 3. Teori Ekologis Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Teori kepemimpinan menurut Ohio State Model (Bass,2008 ; Bass & Stogdill,1990; Fleischman,1998), Situasional Leadership Chersey ( Blanchard dan Johnson, 2008), The Leadership Grid (Blake & McConse,1991) dan Gaya Umum Perilaku Pemimpin :7 D. Kriteria Pemimpin Dalam mencari sifat/kriteria kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti mengambil dua pendekatan yaitu :1315[15] 1. Membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak menjadi pemimpin. 2. Membandingkan sifat pemimpin efektif dengan pemimpin yang tidak efektif. Dari daftar kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, paling sedikit ia harus mampu untuk memimpin para pegawai/bawahan untuk mencapai tujuan institusi dan harus mampu untuk menangani hubungan antarkaryawan (interpersonal relations). Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab 2. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi introspektif. 3. Mempunyai kemampuan untuk menentukan prioritas 4. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi. RL Khan mengemukakan bahwa seorang pemimpin menjalankan pekerjaanya dengan baik jika : 1. Memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya. 2. Menyusun jalur pencapaian tujuan. 3. Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan.
  • 12. 4. Mengubah tujuan karyawan sehuingga tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris. 516[16] E. Peranan Pemimpin Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 3 1. Sebagai pelaksana (executive). 2. Sebagai perencana (planner). 3. Sebagai seorangahli (expert). 4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative). 5. Sebagai pengawas hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship). 6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments). 7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator). 8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar). 9. Merupakan lambang dari pada kelompok (symbol of the group). 10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility). 11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist). 12. Bertindak sebagai seorang ayah (father figure). 13. Sebagai kambing hitam (scape goat). Sumber : ht tp://www.kampungrumasa.com/2011/12/8-tipe-kepemimpinan-yang-ada-di-dunia.html F. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan 1. Karateristik pribadi Karakter pimpinan keperawatan sangat berpengaruh terhadap proses kepemimpinan yang dijalankannya. Berikut adalah beberapa karakter kepemimpinan keperawatan yang efektif sebagai berikut : 317[17] a. Jujur b. Terbuka c. Terus Belajar
  • 13. d. Enterpreuner (Wira Usaha) e. Disiplin f. Intelegen 2. Kelompok yang dipimpin Keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan organisasinya dipengaruhi oleh kelompok yang dipimpinnya. Semakin besar kelompok yang dipimpin semakin sulit menjalankan kepemimpinan. Oleh karena itu, agar memudahkan proeses kepemimpinan maka perlu dilakukan pembagian tugas kepemimpinan kepada unit-unit atau tim. 3. Situasi yang dihadapi Beberapa situasi ruang perawatn berikut ini akan mempengaruhi proses kepemimpinan dalam pelayanan asuhan keperawatn yaitu : a. Kemampuan dan pengalaman aggota b. Peraturan dan kebijakan rumah sakit. Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981), yaitu : 318[18] 1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan. 2. Harapan dan perilaku atasan. 3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan. 4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. 5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. 6. Harapan dan perilaku rekan. G. Gaya Dan Tipe Kepemimpinan Gaya kepemimpinan yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadapi bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. 11
  • 14. Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut Tjiptono (2001:161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29).1 Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda yang dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, yaitu : 919[19] 1. Aspek Prilaku : a. Kepemimpinan positif b. Kepemimpinan negaip 2. Aspek Kekuasan dan Wewenang : a. Otoriter (otokratik) b. Demokratis c. Partisipatif d. Bebas tindak (Laissez Faire). Gaya kepemimpinan adalah pendekatan dan ragam seorang leader dalam memberikan arahan, implementasi rencana dan bagaimana memotivasi anak buahnya. Kurt Lewin (1939) yang memimpin sekelompok peneliti mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. 14 Studi awal ini sangat berpengaruh dan telah merumuskan tiga gaya kepemimpinan utama. Menurut U. S Army Handbook, ada tiga gaya kepemimpinan utama yaitu : 14 1. Otoriter atau otokratis. 2. Partisipasi atau demokrat. 3. Delegatif atau pemerintahan bebas.
  • 15. Di lain pihak, Gilles mengemukakan ada empat gaya kepemimpinan yaitu otokratis, demokratis, partisipatif, dan laissez faire. Selain beberapa gaya kepemimpinan di atas, ada pula beberapa gaya kepemipinan yang lain yaitu : 1. Gaya / tipe militeristik. 2. Gaya / tipe paternalistik. 3. Gaya / tipe karismatik. Selain itu, dalam buku Creative Edge, William C Miller menguraikan lima gaya kepemimpinan, yaitu : 1. Memerintah (tell) 2. Membujuk (sell) 3. Berkonsultasi (consult) 4. Meminta partisipasi (participative) 5. Mendelegasikan (delegate).5 Blake dan Moutin (1964,1978) mengembangkan managerial grid dan sering menggunakannya dalam kepemimpinan keperawatan. Managerial grid memiliki lima gaya dasar kepemimpinan dalam sebuah kombinasi untuk kepentingan produksi dan kepentingan orang. Skala untuk setiap komponen berubah dari 1 (rendah) ke 9 (tinggi). Lima gaya kepemimpinan di gambarkan sebagai berikut : 1520[20] 1. Authority-Obedience / kepatuhan Pemimpin berasumsi bahwa sebuah kekuatan posisi didapatkan dengan mengatur kondisi pekerjaan secara efektif dan mengurangi mengintervensi bagian manusia secara minimal. 2. Tim Orang di komisi untuk menyelesaikan sebuah tugas, anggota kelompok saling berhubungan dan stiap orang mengambil andil umum. Hubungan kepercayaan, menghormati dan persamaan adalah keadaan dalam bekerja. 3. Kelompok Rekreasi Pemimpin membayar dengan penuh perhatian untuk mendapatkan anggota kelompok dan menjaga kenyamanan, suasana persahabatan dan tempo pekerjaan. 4. Miskin dan Lemah Pemimpin memberikan usaha minimal dalam menyelesaikan kewajiban bekerja. 5. Organisasi Manusia (jalan Tengah)
  • 16. Pemimpin menyeimbangkan perilaku yang berhubungan dengan tugas dengan cara mengatur moral dari anggota kelompok pada sebuah level yang menyenangkan / kepuasan. 1521[21] Menurut Follet (1940), gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri. Menurut para ahli terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain : 12 a. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau Dan Warrant H. Schmitdt Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. b. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu :4 &11 Sistem 1, otoritatif dan eksploitif : Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manajer. Sistem 2, otoritatif dan benevolent: Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Sistem 3, konsultatif: Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman. Sistem 4, partisipatif : Adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.
  • 17. c. Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X Dan Teori Y Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat yaitu:22[22] 1. Gaya kepemimpinan diktator 2. Gaya kepemimpinan autokratis 3. Gaya kepemimpinan Demokratis 4. Gaya kepemimpinan santai. d. Gaya Kepemimpinan Menurut Robert House Berdasarkan teori motivasi pengharapan, Robert House mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu : 11 1. Directive 2. Supportive 3. Participative 4. Achievement oriented e. Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey Dan Blanchard Ciri –ciri gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard meliputi : 1. Instruksi 2. Konsultasi 3. Partisipasi 4. Delegasi. 11 W.J. Redding dalam atikelnya “What Kind of Manager” menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu : - berorientasi tugas (task orientation) - berorientasi hubungan kerja (relationship orientation) - berorientasi hasil yang efektif (effective orientation) Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan tipe kepemimpinan, yaitu : 23[23] 1. Tipe deserter (pembelot) 2. Tipe borokrat 3. Tipe misionaris 4. Tipe developer (pembangun)
  • 18. 5. Tipe oktokrat 6. Tipe Benevolent autocrat (otokrat yang bijak) 7. Tipe copromis 8. Tipe eksekutif. 16 II. PEMBAHASAN A. Pengertian Kepemimpinan Otokratik Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. 17 Otokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang. Istilah otokrasi berasal dari bahasa yunani. Istilah otokratis berasal dari dua kata yaitu: autos dan kratos. Autos berarti sendiri atau diri pribadi, kratos adalah kekuasaan atau kekuatan. Jadi otokratis berarti berkuasa sendiri secara mutlak (centre of authority). Kepemimpinan otokratis merupakan kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan prilaku otoriter. 324[24] Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia. Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak boleh membantah, karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan otokratis ini dapat kita jumpai dalam pemerintahan feodal oleh kerajaan-kerajaan pada zaman abad pertengahan. Kepemimpinan yang otokratis biasanya dikendalikan oleh seorang pemimpin yang mempunyai perasaan harga diri yang sangat tinggi. Bawahannya dianggap bodoh, tidak berpengalaman, dan selayaknya diperintah sesuka mereka. Dengan egoisme yang sangat tinggi, seorang pemimpin yang otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional seperti kekuasaan yang tidak perlu dibagi dengan orang lain dalam organisasi, ketergantungan total para anggota organisasi mengenai nasib masing-masing dan sebagainya. 6
  • 19. Gaya kepemimpinan ini cenderung dapat menurunkan kinerja seseorang karena pemimpin yang mengambil keputusan dan kebijakan berdasarkan wewenang dia sendiri dan “bawahannya” harus menuruti atau mengerjakan sesuai dengan perintahnya. Hal ini sering terjadi di berbagai tempat kerja. Kebanyakan karyawan yang memiliki pimpinan yang seperti ini tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu kinerjanya, karena segala apa yang mereka lakukan tidak jarang tidak memperoleh penghargaan, karena pemimpin mereka cenderung egois yang hanya mengutamakan kepentingannya tanpa memperhatikan kondisi karyawannya. Bagi seorang pemimpin yang seperti ini lebih menganggap karyawan-karyawannya sebagai “bawahan” yang harus menuruti perintah dengan keputusan sepihak. Tetapi tidak berarti gaya otoriter sepenuhnya dapat menurunkan kinerja, ada juga seorang karyawan yang dapat termotivasi karena adanya otorisasi. Contohnya karyawan yang cenderung menunda-nunda pekerjaan dan terlalu menyepelekan tugas, seorang yang seperti ini tidak jarang perlu pemimpin yang otoriter agar tugas mereka cepat selesai. 1725[25] Tipe Otoriter disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang–orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang–orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. 18 Sebaliknya, orang–orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak
  • 20. ada pengawasan langsung. Selain itu, dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.1826[26] Gaya ini digunakan ketika pemimpin meminta karyawan melakukan apa yang diinginkan dan memerintahkan bagaimana caranya tanpa meminta petunjuk dari para pengikutnya. Gaya ini sebaiknya diterapkan ketika seorang pemimpin memilki semua informasi untuk memecahkan masalah, mengejar waktu, dan karyawan juga termotivasi. Beberapa kalangan menerapkan gaya ini sebagai “kendaraan” untuk berteriak, menggunakan bahasa merendahkan, dan memimpin dengan ancaman dan menyalahgunakan kekuasaan. Ini adalah gaya profesional kasar. Pemimpin memerintah orang-orang di sekitarnya dan pantang mengulang apa yang telah diperintahkan. Sekali pemimpin berkata, yang lain wajib melaksanakannya tanpa banyak bertanya.14 B. Gaya Kepemimpinan Otokratik Menurut Para Ahli 1. Menurut Harris : Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratik menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan, memberikan motivasi, dan mengawasi bawahannya berpusat di tangannya. Pemimpin seperti ini merasa bahwa hanya ia yang berkompeten untuk memutuskan dan menganggap bahwa bawahannya tidak mampu untuk mengarahkan diri mereka sendiri. Di lain pihak, ia mungkin mempunyai alasan-alasan untuk mengambil posisi yang kuat untuk mengarahkan dan berinisiatif. Seorang otokrat juga mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud untuk meminimalkan penyimpangan dari arahan yang ia berikan. 5 2. Menurut Teori X dan Teori Y Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekerjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan dan lebih suka dipimpin dari pada memimpin. a. Diktator yaitu gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan teori X. b. Autokratis pada dasarnya hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari teori X.
  • 21. 3. Menurut Ronald Lippits Dan Rapiph K. White Menurut Ronald Lippith dan Rapiph K white ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter adalah sebagai berikut : 12 27[27] a). Wewenang mutlak berada pada pimpinan. b). Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin. c). Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin. d). Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan. e). Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat. f). Prakarsa harus selalu berasal dari pemimpin. g). Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat. h). Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif. i). Lebih banyak kritik daripada pujian. j). Pemimpin menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat. k). Pemimpin menuntut kesetiaan tanpa syarat. l). Cenderung adanyan paksaan, ancaman dan hukuman. m). Kasar dalam bersikap n). Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pemimpin. 4. Menurut Gillies (1996) Gaya kepemimpinan otokratis berdasarkan wewenang dan kekuasaan merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dengan reward dan punishment.12 5. Menurut Likert : a. sistem 1 : otoriter-eksploitatif, manajer tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahannya melalui ancaman atau hukuman, namun kadang-kadang melalui balsan (reward), komunikasi yang dilakukan satu arah (kebawah atau to-down), dan membatasi pengambilan keputusan hanya untuk manajer. b. sistem 2 : benevolent-autoritative, manajer ini mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan melalui ancaman dan hukuman meskipun tidak selalu,
  • 22. membolehkan komunikasi ke atas, memperhatikan ide atau pendapat dari bawahan, dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan meskipun masih melakukan pengawasan dengan ketat. 428[28] C. Ciri-Ciri Kepemimpinan Otokratis Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: 1 a. Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi. b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata. c. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat. d. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya. e. Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum. - Ciri-ciri kepemimpinan otokratis yang lain: 3 1. Memegang kewenangan mutlak (bersikap adigang, adigung, dan adiguna). 2. Kuasa dipusatkan pada diri pemimpin ( aji mumpung). 3. Merumuskan ide sendiri, rencana dan tujuan. 4. Memilih kebijakan sendiri. 5. Menetapkan keputusan sendiri. - Ciri-ciri lain dari kepemimpinan otokratis antara lain : 1929[29] 1. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi. 2. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal. 3. Berambisi untuk merajai situasi. 4. Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri. 5. Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan. 6. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi. 7. Adanya sikap eksklusivisme. 8. Selalu ingin berkuasa secara absolut. 9. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku.
  • 23. 10. Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh. D. Perilaku Pemimpin Otokratis Seorang pemimpin otokratis tampak dari kegiatannya memimpin anak buah. Perilaku itu akan menunjukkan tipe kepemimpinannya antara lain yaitu: 3 1. Mempraktekkan komunikasi satu arah (one way traffic of communication). 2. Pengawasan kepada anak buah ketat. 3. Saran, pertimbangan, pendapat dari bawahan tertutup sama sekali. - Sikap tipe perilaku otokratis jika menghadapi bawahan: 1. Mementingkan tugas dibandingkan pendekatan kemanusiaan. 2. Memaksa bawahan untuk patuh dan menuntut kesetiaan mutlak. 3. Memaksa, mengancam, menghukum atau mengintimidasi kepada anak buah. 4. Serba intruksi dan perintah. 5. Kasar dalam fikiran, perasaan dan perbuatan. 6. Kaku dalam pergaulan terutama kepada anak buah. 7. Mencari perhatian keatasan kalau ia memimpin tingkat Lini dan Menengah. 8. Lebih banyak kritik dari pada memuji bawah. - Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain : 20 a. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya. Sebagaimana hadist yang berbunyi : “ Hendaklah kamu mendengar, patuh dan taat ( kepada pemimpinmu ) dalam masa kesenangan ( kemudahan dan kelapangan ), dalam kesulitan dan kesempitan, dalam kegiatanmu dan di saat mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan sekalipun keadaan itu merugikan kepentinganmu.” (HR Imam Muslim dan An-Nasa’i).10 b. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya. c. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi. d. Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan. E. Kelebihan Dan Kekurangan Kepemimpinan Otokratis Adapun kelebihan dan kekurangan dari kepemimpinan otokratis yaitu sebagai berikut: 21 - Kelebihan : 30[30] a. Tujuan lebih mudah dicapai, karena hanya mengadopsi kepentingan satu orang.
  • 24. b. Dengan alasan yang sama, tidak pernah terjadi konflik kepentingan dalam organisasi. c. Pengambilan keputusan mudah dilakukan. - Kekurangan : a. Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi. b. Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak memiliki posisi tawar dalam pengambilan keputusan. c. Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi abuse of power. 2131[31] - Untung rugi gaya otoriter adalah : 1. Kecepatan dan ketegasan dalam membuat keputusan dan bertindak. 2. Produktivitas dapat meningkat. 3. Suasana kerja yang kaku, tegang, dan mencekam yang dapat berakibat ketidakpuasan karyawan, permusuhan, pindah, dan mutu kerja berkurang. 4. Lebih cocok pada organisasi dalam keadaan darurat.22 F. Contoh Sejarah Pemimpin Otokratis Pemimpin Otoriter menganut paham bahwa dirinya adalah segalanya. Pemimpin yang membuat aturan dan orang-orang didalam organisasinya harus mematuhi apapun yang dikehendaki dan menjadi keputusannya. Sumber : ht tp://desiesyworlds.blogspot.com/2012/04/type-kepemimpinan.html Moammar Khadafi dari Libya dan Louis XIV dari Perancis adalah sedikit contoh pemimpin yang memiliki tipe otoriter dalam memegang wewenang dan kekuasaannya. Ucapan Louis XIV, “L’etat ces moi” yang sangat terkenal itu menunjukkan betapa arogannya penguasa yang satu ini. Yang menganggap bahwa negara adalah dirinya. Bahwa apa yang menjadi keinginannya itulah yang berlaku sebagai hukum yang harus dipatuhi dan dilaksanakan di negara Perancis saat itu. Demikian halnya dengan Moammar Khadaffi yang menganggap Libya adalah keluarga miliknya, dan dia adalah pemimpin keluarga tesebut.2132[32] G. Tips Bagi Seorang Pemimpin Dalam Pelayanan Kesehatan
  • 25. Batalden dan Vorlicky (1990) mengemukakan bahwa terdapat 14 tips yang harus menjadi perhatian bagi seorang pemimpin yang mempunyai wawasan mutu dalam pelayanan kesehatan, yaitu: 833[33] 1. Bangun secara tetap tujuan pelayanan dalam organisasi. 2. Terima atau adopsi filosofi baru. 3. Gunakan metode saintifik untuk menentukan mutu sarana yang ada, lakukan tindakan perbaikan yang dibutuhkan seluruh tugas dan cari bukti-bukti dari akibat yang ditimbulkan sebagai hasil dari pembiayaan yang tidak benar atau registrasi yang tidak lengkap. 4. Biaya yang dikeluarkan tidak akan ada artinya tanpa mutu pelayanan yang baik. 5. Tingkatkan sistem produksi dan pelayanan secara terus-menerus untuk jangka waktu lama. 6. Jadwal ulang pelatihan. 7. Tingkatkan supervisi. 8. Hilangkan perbedaan (kastanisasi) yang ada dalam organisasi, hentikan gosip, dan tidak menyalahkan staf/karyawan membabi buta. 9. Hilangkan hambatan di antara bagian yang ada dan tingkatkan kerja sama lintas program. 10. Hilangkan slogan-slogan yang ada dan sejak staf/karyawan untuk bekerja lebih baik. 11. Eliminasi standar kerja berdasarkan kuota. 12. Laksanakan program pelatihan (in-service-training) dalam menggunakan piranti statistik. 13. Rancang kembali program khusus pelatihan dalam hal keterampilan baru. 14. Timbulkan minat pada level manajemen puncak yang setiap harinya akan peduli 13 poin yang sudah dikemukakan di atas. 834[34]
  • 26. BAB III SOAL LATIHAN 1. Apa pengertian Tipe Kepemimpinan Otokratis ? Jawab : Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. 2. Bagaimana ciri – ciri kepemimpinan otokratis ? Jawab : a). Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, b). Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, c). Berambisi untuk merajai situasi, d). Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, e). Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, f). Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, g). Adanya sikap eksklusivisme, h).Selalu ingin berkuasa secara absolut, i). Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, j). Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh. 3. Bagaimana gaya kepemimpinan otokratis menurut teori X ?
  • 27. Jawab : Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekerjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan dan lebih suka dipimpin dari pada memimpin. a. Diktator yaitu gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan teori X. b. Autokratis pada dasarnya hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari teori X. 4. Bagaimana perilaku tipe pemimpin otokratis ? Jawab : a). Mempraktekkan komunikasi satu arah (one way traffic of communication). B). Pengawasan kepada anak buah ketat. C). Saran, pertimbangan, pendapat dari bawahan tertutup sama sekali. 5. Bagaimana kekurangan dan kelebihan serta untung rugi tipe kepemimpinan otokratis? Jawab : Kelebihan : Tujuan lebih mudah dicapai karena hanya mengadopsi kepentingan satu orang, Dengan alasan yang sama tidak pernah terjadi konflik kepentingan dalam organisasi, Pengambilan keputusan mudah dilakukan. - Kekurangan : Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi, Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak memiliki posisi tawar dalam pengambilan keputusan, Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi abuse of power. - Untung rugi gaya otoriter adalah : Kecepatan dan ketegasan dalam membuat keputusan dan bertindak, Produktivitas dapat meningkat, Suasana kerja yang kaku, tegang, dan mencekam yang dapat berakibat ketidakpuasan karyawan, permusuhan, pindah, dan mutu kerja berkurang serta Lebih cocok pada organisasi dalam keadaan darurat. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan kominikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Apabila dilrengkapi dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam
  • 28. mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok (Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997). Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia. Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak boleh membantah, karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan otokratis adalah kepemimpinan yang sama dengan tipe otoriter, yang mana dari kepemimpinan ini, bawahan tidak berhak menyampaikan saran, pendapat, dan kritik. Dalam kepemimpinan ini seorang pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak buah sesuai dengan kehendaknya. Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang berkuasa, yang berhak menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini hanya dibatasi dengan undang-undang saja. B. Saran Sebaiknya dalam memimpin suatu organisasi kita tidak menggunakan tipe kepemimpinan otokrasi karena tipe ini hanya berpusat kepada satu orang sehingga komunikasi antara bawahan dan atasan tidak berjalan lancar. Sehingga dalam kepemimpinanpun jarang sekali tipe ini berhasil untuk memajukan suatu organisasi atau perusahaan, karena pemimpin dalam tipe ini hanya memperhatikan keputusannya sendiri, tanpa mendengarkan saran dan kritik dari bawah. http://ulfamin.blogspot.com/2013/01/makalah-manajemen-kepemimpinan.html 1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik). 2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons). 3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling). 4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
  • 29. 5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques). 6. Kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut (John C. Maxwell). Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. 7. Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus (Young). 8. Kepemimpinan sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya (Moejiono, 2002). 9. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin. 10. Kepemimpinan merupakan kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang-orang memberikan kontribusi terhadap keefektivan dan kesuksesan organisasi (House et al, 1999). 11. Kepemimpinan merupakan proses membangun rasa atas apa yang dilakukan bersama sedemikian rupa sehingga orang-orang memahami apa yang dilakukan dan bertanggungjawab (Drath & Palus, 1994). 12. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menapaki budaya dan secara evolusioner mulai berusaha mengubah proses-proses sehingga lebih adaptif (E.H.Schein, 1992). 13. Kepemimpinan adalah menyangkut pengartikulasian visi, pembentukan nilai- nilai, dan menciptakan lingkungan sehingga segala sesuatunya dapat diselesaikan (Richards & Engle, 1986). 14. Kepemimpinan merupakan latihan (exercise) yang memobilisasi orangorang secara institusional, politik, psikologis, dan sumberdaya lain sedemikian rupa, untuk membangkitkan, mengikutsertakan, dan memuaskan motif-motif para pengikut (Burns, 1978). 15. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn, 1978). 16. Kepemimpinan merupakan perilaku individu yang mengarahkan aktivitas kelompok untuk meraih tujuan bersama (Hemphill & Coons, 1957). 17. Menurut Katz dan Kahn berbagai definisi kepemimpinan pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar yakni “sebagai atribut atau kelengkapan dari suatu kedudukan, sebagai karakteristik seseorang, dan sebagai kategori perilaku”. 18. Kepemimpinan adalah jenis khusus hubungan kekuasaan yang ditentukan oleh anggapan para anggota kelompok bahwa seorang dari anggota kelompok itu memiliki kekuasaan untuk menentukan pola perilaku terkait dengan aktivitasnya sebagai anggota kelompok (Janda). 19. Kepemimpinan melibatkan seperangkat proses pengaruh antar orang. Proses tersebut bertujuan memotivasi bawahan, menciptakan visi masa depan, dan mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan (Sweeney dan McFarlin, 2002) 20. Kepemimpinan berkaitan dengan anggota yang memiliki kekhasan dari suatu kelompok yang dapat dibedakan secara positif dari anggota lainnya baik dalam perilaku, karakteristik pribadi, pemikiran, atau struktur kelompok (Watkins, 1992). 21. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sutarto).
  • 30. 22. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar melaksanakan pekerjaan bersama menuju suatu tujuan tertentu (Sondang P. Siagian). 23. Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Ordway Tead). 24. Kepemimpinan adalah hubungan yang erat ada dalam diri orang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai keinginan pemimpin (George Terry). 25. Kepemimpinan adalah kemampuan membuat orang-orang bertindak sesuai dengan keinginan pemimpin (Franklin G. Mooore). 26. Kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk bertidak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama (K. Hemphill). 27. Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemauan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain unuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus (Prof. Kimball Young). 28. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu, bawahan dipimpin dari bukan dengan jalan menyuruh atau mondorong dari belakang. 29. Kepemimpinan (leadership) adalah suatu pengaruh yang berhubungan antara para pemimpin dan pengikut (followers) (Richard L. Daf, 2005). 30. Kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi orang-orang guna pencapaian suatu tujuan (Gibson). 31. Kepemimpinan adalah kegiatan pemimpin untuk mengarahkan tingkah laku orang lain ke suatu tujuan tertentu (Suwardi). 32. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok dalam pencapaian tujuan (Robbins). 33. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mendapatkan pengikut (Maxwell). 34. Kepemimpinan adalah pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang-orang, sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias (Koontz). 35. Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan orang lain, sehingga mereka bertindak dan berperilaku sebagaimana diharapkan, terutama bagi tercapainya tujuan yang diinginkan. 36. Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya (Stoner). 37. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 38. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. 39. Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha). 40. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin serta merasa tidak terpaksa (Ngalim Purwanto). 41. Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi kondisi kelompok. Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu
  • 31. proses social yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain (E.S. Bogardus “Leader and Leadership”). 42. Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar besarnya dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan sebesar besarnya (sebesar mungkin) kerja sama (F.I. Munson “ The Management of Man”). 43. Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya (C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”) 44. Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki (W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior”) 45. Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang (J.B. NASH “Leadership”). 46. Kepemimpinan muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh individu- individu lain (H.H. Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”). 47. Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya (R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”). 48. Kepemimpinan adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan yang terselubung (C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928). 49. Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan kekerasan/wewenang (C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development). 50. Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan (N. Copeland “Psychology and the Soldier”). 51. Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama (H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”). 52. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain (C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955). 53. Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri (H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”). 54. Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum (R. M. Bellows “Creative Leadership”). 55. Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan) (Ralp M. Stogdill, 1950). 56. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957).
  • 32. 57. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961). 58. Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu- individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan (Fiedler,1967). 59. Kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki (John Pfiffner). 60. Kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama (Locke et.al, 1991). 61. Kepemimpinan sebagai suatu perilaku denagn tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi (Sarros dan Butchatsky). 62. Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus (Kartini Kartono, 1994). 63. Kepemimpinan adalah pengawasan dan pemeliharaan suatu struktur dalam harapan dan interaksi. (Stogdill, 1974). 64. Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup untuk meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu (James M. Black,1961). 65. Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan (G. U. Cleeton dan C.W Mason, 1934). 66. Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama (Locke & Associates, 1997). 67. Kepimpinan sebagai proses pemujukan dimana individu-individu meragnsang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (John W. Gardner, 1990). 68. Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama (P. Pigors, 1935). 69. Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan (G. U. Cleeton dan C.W Mason, 1934). 70. Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan (Theo Haiman & William G.Scott, 1974). 71. Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan (Duben, 1954). 72. Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain (F.A.Nigro, 1965). 73. Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin (Reed, 1976). 74. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu (G.L.Feman & E.Kaylor, 1950). 75. Kepemimpinan sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka harus berbuat demikian (R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 1969).
  • 33. 76. Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari perbedaan-perbedaan individual (P. Pigors “Leadership and Domination”). 77. Kepemimpinan sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan (Keth Davis “Human Relations at Work”). 78. Kepemimpinan adalah proses memepengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Formulasi kepemimpinan adalah fungsi pemimpin, pengikut dan variable situasional lainnya (Hersey dan Blanchard, 1992). 79. Kepemimpinan adalah sebuah proses pembelajaran dan praktek, bukanlah sebuah posisi ataupun jabatan yang diberikan. 80. Kepemimpinan adalah aksi dan pengaruh yang berbasis ke logika dan juga inspirasi.. 81. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemensumber daya manusia yaitu membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan semangat kerja dan memotivasi bawahan (Dessler, 1997). 82. Kepemimpinan yaitu sebagai proses mempengaruhi, yaitu mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari sasaran bagi kelompok atauorganisasi, pengorganisasian dari aktivitas-aktivitas kerja untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan kerjasama dan team work serta perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang yang beradadiluar kelompok atau organisasi (Yulk, 1998). 83. Kepemimpinan adalah proses mendorong danmembantu orang lain untuk bekerja dengan antusias mencapai tujuan (Davis dan Newstrom). 84. Kepemimpinan adalah kemampuan seseoranguntuk mempengaruhi orang lain sedemikian rupa sehingga orang lain mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itutidak disenanginya (Siagian, 2004). 85. Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2005). 86. Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang-orang memberikan kontribusi terhadap keefektifan dan kesuksesan organisasi (House et al, 1999). 87. Kepemimpinan resmi (formal leadership) merupakan kepemimpinan yang tersimpul didalam suatu jabatan. Sedangkan kepemimpinan tidak resmi (informal leadership) merupakan kepemimpinan yang mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi yang didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat (Ahmadi, 2002). 88. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi efektivitas kerja seorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu (Agus Dhanna,1992), 89. Kepemimpinan merupakan latihan (exercise) yang memobilisasi orang-orang secara institusional, politik, psikologis, dan sumber daya lain sedemikian rupa, untuk membangkitkan, mengikutsertakan, dan memuaskan motif-motif para pengikut (Burns, 1978). 90. Kepemimpinan adalah hubungan di mana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin (Winardi, 2000). 91. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan (Wahjosumidjo, 1984) 92. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. 93. Kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Griffin dan Ebert).
  • 34. 94. Kepemimpinan adalah suatu upaya merealisasikan tujuan perusahaan dengan memadukan kebutuhan para individu untuk terus tumbuh berkembang dengan tujuan organisasi (Lindsay dan Patrick). 95. Kepemimpinan merupakan suatu kreasi yang berkaitan dengan pemahaman dan penyelesaian atas permasalahan internal dan eksternal organisasi (Peterson et.all). 96. Kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks mempengaruhi orang-orang lain untuk menunaikan suatu misi, tugas atau tujuan dan mengarahkan organisasi yang membuatnya lebih kohesif dan koheren. 97. Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji, MPA, a. Leadership As A Focus Of Group Process (Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok. b. Leadership As Personality And Its Effects (Kepemimpinan sebagai kepribadian seseorang yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan watak (Character) yang memadai dari suatu kepribadian) c. Leadership As The Art Of Inducing Comliance (Kepemimpinan sebagai seni untuk menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan) d. Leadership As The Exercise Of Its Influence (Kepemimpinan sebagai pelaksanaan pengaruh) e. Leadership As Act Or Behavior (Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku) f. Leadership As A From Of Persuasion (Kepemimpinan adalah bentuk persuasi) g. Leadership As A Power Relation (Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan/kekuatan) h. Leadership Is An Instrumental Of Goal Achievement (Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan) i. Leadership As An Effect Of Interaction (Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi) j. Leadership As A Deferentiated Role (Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan) k. Leadership As The Initiation Of Structur (Kepemimpinan sebagai awal dari pada struktur) 98. Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain (Ott, 1996). 99. Kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakan individu- individu supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi (Burhanuddin). 100. Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan (Hadari Nawawi). http://kesmas-unsoed.info/2011/12/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli.html Makalah Tentang Kepemimpinan BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
  • 35. Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. I.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain : Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin? Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik? Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani? Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati? Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan? I.3 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan dan kearifan lokal.
  • 36. I.4 METODE PENULISAN Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini. I.5 RUANG LINGKUP Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai kepemimpinan dan kearifan lokal .BAB II PEMBAHASAN II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya : Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan. Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan. Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu. Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
  • 37. Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah : Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya. Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu : - Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
  • 38. - Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb. II.2 TEORI KEPEMIMPINAN Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain : Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory ) Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian. Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain : o Kecerdasan Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya. o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya. o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
  • 39. Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien. o Sikap Hubungan Kemanusiaan Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal. o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai. Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula. Teori Kewibawaan Pemimpin Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin. Teori Kepemimpinan Situasi Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan. Teori Kelompok Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
  • 40. Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi. Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya. Otokratis Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten. Partisipasif Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak. Demokrasi Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri. Kendali Bebas Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
  • 41. Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi. Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ini nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader – member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin. Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin. Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing – masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu. Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah Directing Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan,
  • 42. pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan. Coaching Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka. Supporting Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja. Delegating Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri. Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya. Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni : Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas. Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
  • 43. Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan. Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315). Peran pertama meliputi : Peran Figurehead  Sebagai simbol dari organisasi Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya Liaison  Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan organisasi. Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni : Monitior  Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan. Disseminator  Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan. Spokeman  Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar organisasinya. Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu : Enterpreneur  Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi. Disturbance Handler  Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam keadaan menurun. Resources Allocator  Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan. Negotiator  Melakukan perundingan dan tawar – menawar. Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni : Alighting  Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
  • 44. Aligning  Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju ke arah yang sama. Allowing  Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara kerja mereka. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin. Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri. II.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani. A. Karakter Kepemimpinan Hati Yang Melayani Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya. Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, ada sejumlah ciri –ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani ,yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah