SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai sebuah istilah, apakah kepemimpinan itu ernilai ilmiah atau
tidak lebih dari sebuah aplikasi praktis yang muncul karena kebutuhan nyata.
Keduanya adalah benar, terlepas dari apakah pemimipin yang menampilkan
perilaku kepemimpinan itu menjadi kaidah-kaidah ilmiah sebagai acuan atau
tidak.
Banyak ahli mengemukakan pendapat dan teorinya tentang
kepemimpinan. Teori yang mereka kemukakan beraneka ragam. Keragaman
itu disebabkan antara lain oleh tiga hal. Pertama, teori dirumuskan berdasarkan
bukti empiris atau hasil penelitian. Kedua, perbedaan sudut pandang para ahli
mengenai manusia organisasi. Ketiga, hakikat dan substansi tugas yang
dilakukan dalam kerangka praktek kepemimpinan itu. Jika ditelaah secara
mendalam, kepemimpinan selali bersifat bipolar, yaitu mengandung unsur
pimpinan yang dipimpin. Sukses organisasi mungkin ditentukan oleh
pimpinannya atau mungkin karena dorongan luar biasa dari bawahan untuk
bekerja, atau mungkin karena keduanya. Konsep kepemimpinan modern
eranjak dari tesis bahwa sukses organisasi dalam mengemban misinya
ditentukan oleh interaksi produktif antara pemimpin (leader) dengan yang
dipimpin (staff), yang secara teknis mempunyai kedudukan dan fungsi berbeda.
Begitu banyak teori tentang kepemimpinan, yang mencakup mengenai
hubungan yang ada dalam suatu organisasi, corak interaksi bawahan dengan
atasannya dan juga mengenai perilaku pemimpin yang efektif. Sehingga perlu
pemahaman lebih dalam mengenai hal ini, sehingga penulis melakukan
penulisan ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan yang ada dalam suatu kelompok?
2. Apa saja jenis interaksi antara pemimpin dengan bawahannya?
2
3. Apa syarat-syarat menjadi pemimpin?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa mengetahui hubungan yang ada dalam kelompok.
2. Mahasiswa mengetahui jenis interaksi antara pemimpin dengan
bawahannya
3. Mahasiswa mengetahui syarat-syarat menjadi pemimpin.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan antara tenaga kerja dalam perusahaan
Dalam organisasi formal dapat kita bedakan dua macam manajer sebagai
pemimpin. Pendekatan kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri pribadi manajer
(sebagai pemimpin) dalam mencapai keberhasilan berdasarkan perilaku yang
menggambarkan berbagai gaya manajemen atau kepemimpinan.
1. Mengepalai keseluruhan organisasi
Pemimpin yang mengepalai seluruh organisasi adalah Manajer puncak yang
memulai dan memiliki usahanya sendiri, yang memimpin perusaannya
sendiri.
2. Mengepalai satu bagian atau satu unit dari organisasi
Tenaga kerja sebagai komponen manusia dalam sistem organisasi
berhubungan secara terus – menerus dengan para tenaga kerja lainnya
Setiap tenaga kerja memiliki pola hubungan antara tenaga kerja sendiri. Ada
4 macam pola hubungan antar tenaga kerja, yaitu pola hubungan pada tingkat:
a) Manajemen Puncak
Manajemen yang banyak berhubungan dengan orang – orang yang
bekerja di luar organisasi perusahaannya (seperti: Pejabat, Pemerintahan,
nasabah / langganan). Karena ia harus peka dan tanggap terhadap peristiwa
yang terjadi di sekitar perusahaannya yang mempengaruhi kelancaran
perkembangan usahanya. Manajer Puncak bekerja secara langsung dengan
bawahannya. Karena itu Kepribadian Manajer Puncak mempunyai dampak
pada keseluruhan organisasi perusahaan.
4
b) Manajemen Madya
Manajemen yang mempunyai hubungan dengan atasan, rekan
setingkat dan bawahan yang semuanya menduduki jabatan kepemimpinan.
Manajer ini berhubungan dengan orang-orang diluar perusahaan, ia juga
mempunyai peran ganda. Dan berperan sebagai bawahan, rekan, atasan dan
wakil dari perusahaan. Ia juga mempunyai peran penting sebagai
penghubung dan kreatif antara tingkat-tingkat manajemen rendah dengan
tinggi. Meringkaskan data dari bawahannya untuk dilaporkan ke atasannya
beserta dengan pandangannya, dapat pula menerjemahkan kebijaksanaan
untuk tingkat manajemen bawahannya. Kepemimpinanya lebih bercorak
perorangan, lebih banyak menghadapi manajer bawahannya secara sendiri
dari pada kelompok. Cara memimpinnya dipengaruhi oleh bagaimana Ia
sebagai bawahannya dipimpin atasannya. Pengaruhnya akan dirasakan oleh
kesatuan yang dipimpinnya.
c) Manajemen Pertama
Manajer ini mempunyai pola yang serupa dengan Manajemen
Madya. Bedannya yaitu bawahannya bukan memegang jabatan pemimpin.
Manajer Pertama juga disebut tenaga kerja yang berada ditengah (the man
– in – the - middle,Petit,1975) antara manajer dan para pekerja. Tergantung
dari jenis pekerjaannya manajer pertama menghadapi bawahannya secara
perorangan atau kelompok. Pada umumnya interaksi antara pekerja
bawahannya lebih besar dari pada interaksi antar tenaga kerja pada tingkat
organisasi yang lebih tinggi.
d) Tenaga kerja Produktif
Tenaga kerja ini menduduki jabatan yang terendah dalam organisasi
perusahaan, berhubungan dengan rekan dan atasan saja. Peran utamanya
adalah sebagai Bawahan, dan dapat memberikan pengaruh nyata dalam
keberhasilan kepemimpinan atasannya. Bersifat ketergantungan pada
5
tenaga kerja lainnya. Artinya dapat melakukannya dengan seimabang
(masing -masing tenaga kerja memerlukan tenaga kerja lainnya dalam
derajat yang sama), dapat pula hubungan ketergantungan yang tidak
seimbang (tenaga kerja yang satu lebih memerlukan tenaga kerja yang lain
dari pada sebaliknya). Hubungan antara atasan-bawahan merupakan
hubungan ketergantungan yang tidak seimbang.
2.2 Ciri-ciri Pribadi
Ciri-ciri Pemimpin yang berhasil terdapat pandangan bahwa kepemimpinan
hanya orang tertentu saja dan yang mempunyai bakat untuk memimpinlah yang bisa
jadi seorang pemimpin. Efektivitas kepemimpinan ditentukan oleh kepribadian
pemimpin. Pemimpin juga memiliki kualitas yang lebih baik dari pada pengikutnya
(bawahan), dan mempunyai ciri-ciri yang tidak dipunyai pengikutnya.
(Andreas Dananjaya,1985), mengemukakan adanya perbedaan dalam nilai
operatif pada manajer yang berhasil dengan manajer yang kurang berhasil. Manajer
yang berhasil memiliki nilai operatif yang berhubungan dengan kondisi atau
sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan
dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan
dan nilai -nilai yang menunjukkan pandangan jauh ke depan dan sikap yang selalu
waspada. Sebaliknya, manajer kurang berhasil memiliki nilai - nilai operatif yang
berhubungan dengan prestise atau “ gengsi “ seseorang. (De Bono, 1986) Yang
menentukan keberhasilan seseorang atau sekelompok orang yaitu ciri kepribadian:
✓ A Little Madness
Orang yang tahu dengan pasti dan jelas tentang apa yang ia inginkan, serta
memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai tujuan.
✓ Very Talented
Orang yang memiliki bakat sangat menonjol dibidang tertentu.
6
Faktor lainnya ialah :
✓ Rapid Growth Field
Orang yang bekerja dalam bidang yang berkembang sangat cepat
mempunyai peluang lebih banyak untuk berhasil, dari pada orang yang
bekerja di bidang yang tidak berkembang dengan cepat.
Contohnya : Bidang teknologi yang berkembang dengan cepat, keadaan
inilah yang memungkinkan bakat untuk berkembang.
✓ Luck
Ketepatang orang yang dengan sangat kebetulan untuk melakukan
usahanya, serta ada orang yang juga sulit untuk memulai usahanya.
2.3 Corak Interaksi Pemimpin dengan Bawahannya
1. Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin berinteraksi dengan bawahannya melalui proses transaksi. Bass
dan Avolio (1994) membagi empat macam transaksi, yaitu:
a. Continget reward; bawahan dijanjikan imbalan yang setimpal jika dapat
bekerja dengan baik, “jika anda bekera baik akan saya beri imbalan yang
baik.”
b. Management by exception-active; pemimpin aktif dan memantau ketat
pelksanaan tugas bawahan agar tidak membuat kesalahan atau agar
kesalahan bawahan dapat diketahui dan diperbaiki dengan cepat. “silahkan
mengerjakan tugas anda, saya akan awasi secara ketat sehingga jika terjadi
kesalahan saya akan bantu anda.”
c. Management by exception-passive; pemimpin baru akan bertindak setelah
terjadi kegagalan untuk mencapai tujuan bekerja. “silahkan melaksanakan
pekerjaan anda, jika timbul masalah usahakan untuk mengastasi masalah
7
anda sendiri, saya baru akan membantu anda jika saya lihat anda tidak
mampu mengatasi permasalahan tersebut.”
d. Laissez-faire; pemimpin membiarkan bawahannya melakukan tugas tanpa
ada pengawasan dari dirinya, dengan akat lain kerja bawahan adalah
tanggung jawab bawahan. “silahkan anda melakukan tugas anda secara
mandiri, anda mampu dan harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan
anda.”
2. Kepemimpinan Transformasional
Interaksi antara pemimpin dan bawahan ditadai oleh pengaruh pemimpin
untuk mengubah perilaku bawahan menjadi seseorang yang merasa mampu dan
bermotiasi tinggi serta berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan
bermutu.Terdapat lima aspek kepemimpinan transformasional, yaitu:
a. Attributed charisma; pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan
kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.
b. Inspirational leadership / motivation; pemimpin mampu menimbulkan
inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan menentukan standar-standar
tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai.
c. Intellectual stimulation; bawahan merasa pemimpin mendorong mereka
untuk memikirkan kembali cara keja mereka, untuk mencari cara-cara baru
dalam mempersepsi tugas-tugas mereka.
d. Individualized consideration; bawahan merasa diperhatikan dan
diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya. Pemimpin memperlakukan
bawahan sebagai seorang pribadi yang memiliki kecakapan, kebutuhan,
keinginan masing-masing
e. Idealized influence; pemimpin berusaha melalui pembicaraan
mempengaruhi bawahan dengan menekanka pentingnya nilai-nilai dan
keyakinan, pentingnya kaitan ppada keyakinan,perlu dilmilikinya tekad
dalam mencapai tujuan.
8
2.4 Perilaku Pemimpin yang Efektif
Kepemimpinan merupakan seuah fenomena universal. Siapapun
menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, manakala dalam tugas itu dia erinteraksi
dengan orang lain. Bahkan dalam kapasitas priadi pun, di dalam tuuh manusia itu
ada kapasitas atau potensi pengendali yang pada intinya memfasilitasi seseorang
untuk dapat memimpin dirinya sendiri. Oleh karen kepemimpinan itu merupakan
sebuah fenomena yang kompleks, maka amat sukar untuk membuat rumusan
menyeluruh tentang arti kepemimpinan.
Oleh karenanya, tidak ada satu definisi kepemimpinan pun dapat
dirumuskan secara sangat lengkap untuk mengastraksikan perilaku sosial atau
perilaku interaktif manusia didalam organisasi yang memiliki regulasi dan struktur
tertentu, serta misi yang kompleks.
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan
memberi perintah atau pengaruh bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan
orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Mc. Farland
: 1978), kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi Dn memberi arah kepada
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (J.M Pfiffner :
1980), kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan
bentuk dan prosedur baru dan mengatur perbuatan dengan memangkitkan
kerjasama ke arah tercapainya tujuan. (Oteng Sutisna : 1983)
Dari beberapa definisi memeri gambaran yang cukup luas dan mendalam
tentang kepemimpinan. Beberapa rumusan lain yang dapat ditarik dari definisi
diatas adalah:
1. Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengkoordiansi dan memberi arah kepada individu atau
kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
9
2. Aktivitas pemimpin antara lain terjelma dalam bentuk memberi perintah,
membimbing dan mempengaruhi kelompok kerja atau orang lain dalam
rangka mencapai tertentu secara efektif dan effisien.
3. Aktivitas pemimpin dapat dilukiskan sebagai seni (art) dan bukan ilmu
(science) untuk mengkoordinasi dan memerikan arah kepada anggota
kelompok dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
4. Mempimpin adalah mengambil inisiatif dalam rangka situasi sosial (bukan
perorangan) untuk membuat prakarsa baru, menentukan prosedur,
merancang perbuatan dan segenap kreatifitas lain, dan karena itu pulalah
tujuan organisasi akan tercapai.
5. Pimpinan tidak memisahkan diri dari kelompoknya. Pimpinan bekerja
dengan orang lain, bekerja melalui orang lain atau keduanya.
2.5 Syarat-syarat Pemimpin Ideal
Berdasarkan hasil kajian terhadap sejumlah literatur dan sintesis dari diskusi
yang dilakukan dengan mahasiswa, ahwa untuk menjadi pemimpin yang ideal harus
memenuhi persyaratan tertentu. Hal ini dikarenakan tugas pokok pimpinan paling
tidak memiliki tiga dimensi, yaitu memimpin sekelompok orang, menggerakan
sumer daya material dan melaksanakan pekerjaan dengan dan melalui orang lain.
Pemimpin ideal harus memiliki kelebihan diandingkan dengan kelompok yang
dipimpinnya sekaligus ada kesadaran dalam dirinya bahwa dia memiliki
kelamahan. Misalnya, dia memiliki kelemahan dalam pekerjan teknis, tetapi
memiliki kelebihan dalam menggerakan orang. Leih jauh lagi, baik karena jabatan
formal atau karena kepentingan tertentu, seseorang yang menjalankan fungsi
kepemimpinan setidaknya harus memiliki persyaratan atau sifat-sifat sebagai
berikut:
1. Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Memiliki inteligensi yang tinggi
3. Memiliki fisik yang kuat
4. Berpengetahuan luas
10
5. Percaya diri
6. Dapat menjadi anggota kelompok
7. Adil dan bijaksana
8. Tegas dan berinisiatif
9. Berkapasitas membuat keputusan
10. Memiliki kestabilan emosi
11. Sehat jasmani dan rohani
12. Bersifat prospektif.
1. Bertaqwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pemimpin menghargai manusia tidak hanya seagaimana adanya,
akan tetapi manusia sebagaimana makhluk tuhan. Dengan demikian seorang
pemimpin tidak melihat manusia dari satu sisi saja, misalnya agama
inteligensi, kondisi fisik, tingkat sosial ekonomi, dan latar belakang
keturunan untuk kepentingan mendudukkan label tertentu kepadanya
melainkan memandangnya utuh sebagai makhluk Tuhan.
2. Memiliki Inteligensi yang Tinggi
Kemampuan analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi
kepemimpinan yang efektif. Mengapa kemampuan analisis ini diperlukan?
Seringkali pemimpin menghadapi kondisi dilematis yang tidak dapat
dipecahkan melalui kerangka berfikir simplistik. Sering pula dia
menghadapi fenomena yang kompleks dan data yang rumit, yang masing-
masingnya harus ditelaah secara tali temali.
3. Memiliki Fisik yang Kuat.
Tidak jarang seorang pemimpin harus bekerja dalam waktu lama dan
sangat melelahkan. Pemimpinan organisasi besar menuntut ketahanan dan
kekuatan fisik dalam waktu yang lama karena mempunyai kesibukan luar
biasa dan seringkali lebih sibuk dari dugaan orang banyak.
11
4. Berpengetahuan Luas.
Kegagalan seorang pimpinan antara lain disebabkan oleh karena
rendahnya kemampuan teoritis dan ketidakmampuan bertindak secara
praktis. Sebaliknya, pemimpin yang profesional perlu memiliki kedua-
duanya. Dengan pengetahuan luas, tidak berarti bahwa seorang harus
lulusan universitas atau akademi. Insan akademik tidak jarang memiliki
pengetahuan yang sempit secara keorganisasian, sementara itu orang yang
berpendidikan rendah adakalanya memiliki pengetahuan luas dengan
kecakapan praktis yang memadai.
5. Percaya Diri
Percaya diri tidak sama dengan diri sendiri dan tidak percaya pada
orang lain. sikap seseorang terhadap konsep dan keyakinan dirinya (self-
confidence) adalah faktor penentu kesuksesan kerja seorang pimpinan.
Pimpinan yang sukses bersikap konsisten atau tidak labil menghadapi
situasi yang variatif.
6. Dapat Menjadi Anggota Kelompok
Seorang pemimpin selalu bekerja dengan dan melalui anggota
kelompoknya. Kerjasama itu amat terasa essensi dan urgensinya, karena
adanya perpaduan antara pemimpin dengan anggota kelompoklah, tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan effisien. Seorang pemimpin
berada di dalam kelompok bukan di luarnya. Kelompok mempercayai
pimpinan sebagian dari dirinya. Aktivitas pemimpin didasari atas
kepentingan kelompok atau organisasi, bukan karena misi pribadi yang
terlepas dari sistem lain.
7. Adil dan Bijaksana
Sesuai dengan kodratnya manusia ingin diperlakukan secara adil.
Dia tidak berbekalkan bijak, melainkan juga harus bijak. Seorang pemimpin
karenanya harus membuat kebijakan sekaligus kebaikan. Keadilan
mengandung makna kesesuaian antara Hak dan kewajiban, posisi dengan
tugas, dan prinsip keseimbangan lain. pemimpin yang menganakemaskan
satu kelompok dan membebani secara berlebihan kelompokn lain, berada di
ambang kehancuran.
12
8. Tegas dan Berinisiatif.
Tegas tidak identik dengan kaku dan keras, bukan pula otoriter atau
diktator. Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar
keyakinan tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat atau naluri intuitif
yang jitu. Berinisiatif berarti pula berarti bahwa seseorang yang menduduki
posisi pimipinan mampu membuat gagasan baru, inovasi baru atau atau
tindakan lain yang menduduki posisi pimpinan mampu membuat gagasan
baru.
9. Berkapasitas Memuat Keputusan
Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat menelorkan
keputusan-keputusan dengan kualitas yang baik. Membuat keputusan pada
intinya adalah memecahkan persoalan keorganisasian. Pemimpin
mempunyai kapasitas membuat keputusan akan dapat membawa
organisasinya mencapai tujuan tertentu.
10. Memiliki Kestabilan Emosi
Ciri manusia beremosi stabil adalah sabar dan tidak mengambil
inisiatif dalam situasi emosional, kecuali benar-benar terpaksa. Kalau pun
dia terpaksa mengambil keputusan dalam situasi emergensi, nuansa
kesabaran itu masih tampak, dan tidak sengaja mengambil pilihan yang
fatalistik. Pempinan yang sabar didambakan oleh pengikut (followers), dan
karenanya dia harus mampu mengendalikan emosi dan berfikir rasional
pada situasi yang berbeda. Didalam menentukan tindakan seorang
[pemimpin dituntut tetap berada pada posisi sikap normal dan tahan
terhadap godaan. Emosi yang stabil berarti pula bersikap tidak tergesa-gesa.
Pemimpin harus sabar, teliti, dan hati-hati, karena setiap tindakan atau
keputusannya mengandung suatu konsekuensi tertentu.
11. Sehat Jasmani dan Rohani
Sehat jasmani dan rohani adalah syarat mutlak seorang pimpinan.
Bukan kita tidak boleh dipimpin oleh orang buta, meski seharusnya tidak
terjadi, apalagi yang bersangkutan harus sering menandatangani dokumen,
surat resmi atau cek bank. Dapat dibayangkan, misalnya, manakala
13
kebutaan itu disalahgunakan oleh stafnya untuk menandatangani sebuah
cek, yang secara lisan disebut Rp. 5.000.000,- yang dalam kenyataan
nilainya Rp. 5.000.000.000,- bahkan lebih dari pada itu. Organisasi yang
mengurusi orang gilapun harus diurus oleh orang yang sehat rohaninya,
apalagi yang diurus adalah orang yang sehat rohaninya. Namun demikian,
sehat jasmani tidak mutlak bertolak belakang dengan cacat fisik. Ukuran
sehat jasmani, karenanya, relatif situasional. Sehat jasmani dan rohani,
berarti memungkinkan seseorang bekerja secara optimal dalam bidang yang
dia tekuni. Hanya subjek yang mempunyai kesehatan kedua-duanya yang
dapat bekerja secara sehat.
Orang-orang yang melamar pekerjaan pada suatu instansi, apalagi
sudah dinyatakan diterima tahap awal, biasanya dimintai sejumlah
persyaratan yang pada intinya berkaitan dengan segi-segi jasmani dan
rohani calon. Beberapa persyaratan tersebut, seperti tidak terganggu
pendengarannya. Ketentuan tinggi badan, tidak cacat fisik yang benar-benar
mengganggu, rekomendasi rumah sakit jiwa, surat keterangan dokter ahli
paru-paru, dan sebagainya.
12. Bersifat Prospektif
Organisasi beroperasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu
pengalaman masa lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa depan. Masa
depan memang tidak dapat diramalkan secara pasti, meskipun dapat
diantisipasi jika variabelnya telah diketahui atau dianalisis dianalisis secara
hati-hati. Sifat prospektif itu diperlukan terutama untuk menghadapi
suprasistem yang dinamis, seperti pertumbuhan penduduk, pertumbuhan
ekonomi, perubahan kondisi politik di dalam dan di luar negeri,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kebijakan moneter dan
sebagainya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, hubungan dalam suatu
perusahaan terdapat 4 (empat) macam pola hubungan antar tenaga kerja, yaitu pola
hubungan pada tingkat Manajer puncak, Manajer Madya, Manajer Pertama dan
Tenaga Kerja. Sedangkan pada interaksi antara Pimpinan dengan bawahannya
dibedakan menjadi 2 jenis kepemimpinan yaitu : Kepemimpinan Transaksional
melalui proses transaksi, dan Kepemimpinan Transformasional ditandai oleh
pengaruh pemimpin untuk mengubah perilaku bawahan menjadi seseorang yang
merasa mampu dan bermotiasi tinggi serta berupaya mencapai prestasi kerja yang
tinggi dan bermutu. Syarat – syarat pemimpin ideal agar tujuan cepat tercapai antara
lain Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Memiliki inteligensi yang tinggi,
Memiliki fisik yang kuat, Berpengetahuan luas, Percaya diri, Dapat menjadi
anggota kelompok, Adil dan bijaksana, Tegas dan berinisiatif, Berkapasitas
membuat keputusan, Memiliki kestabilan emosi, Sehat jasmani dan rohani, Bersifat
prospektif.
3.2 SARAN
Sebuah organisasi/perusahaan tidak akan berjalan apabila tidak adanya
koordinasi yang baik antara pimpinan dan bawahannya. Sehingga diperlukan juga
kriteria dan syarat-syarat terntentu bagi anggota/bawahan agar tujuan bisa
terlaksana lebih efektif dan effisien.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aprinto, Jacob Arisandy. (2013). Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia.
Jakarta: PPM
Danim, Sudarwan.2010.Motivasi Kepemimpinan & EfektivitasKelompok.
Jakarta: Rineka Cipta
Munandar, Sunyoto. (2001). Psikologi Industri Organisasi. Jakarta:Universitas
Indonesia
Teguh Sulistiyani, Ambar.2009.Kepemimpinan Profesional “Pendekatan
Lueadership Games”. Yogyakarta:Grava Media
Yuwono, Ino.2005.psikologi Industri & Organisasi.Surabaya:Universitas
Airlangga

More Related Content

What's hot

Kepemimpinan Presentasi
Kepemimpinan PresentasiKepemimpinan Presentasi
Kepemimpinan Presentasi
youlhee82
 
kepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointkepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpoint
Malang
 
Perilaku Organisasi - Leadership
Perilaku Organisasi - LeadershipPerilaku Organisasi - Leadership
Perilaku Organisasi - Leadership
Finna Kirana
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
Agel Dani
 
Fungsi manajemen kepemimpinan
Fungsi manajemen   kepemimpinanFungsi manajemen   kepemimpinan
Fungsi manajemen kepemimpinan
Sthefanie Parera
 

What's hot (20)

Kepemimpinan Presentasi
Kepemimpinan PresentasiKepemimpinan Presentasi
Kepemimpinan Presentasi
 
Pendekatan dalam kepemimpinan
Pendekatan dalam kepemimpinanPendekatan dalam kepemimpinan
Pendekatan dalam kepemimpinan
 
kepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointkepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpoint
 
Perilaku Organisasi - Leadership
Perilaku Organisasi - LeadershipPerilaku Organisasi - Leadership
Perilaku Organisasi - Leadership
 
Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)
Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)
Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)
 
Kepemimpinan presentasi budaya dan pemimpin
Kepemimpinan presentasi budaya dan pemimpinKepemimpinan presentasi budaya dan pemimpin
Kepemimpinan presentasi budaya dan pemimpin
 
Kepemimpinan ldks smp islam al hikmah 2018 2019
Kepemimpinan ldks smp islam al hikmah 2018 2019Kepemimpinan ldks smp islam al hikmah 2018 2019
Kepemimpinan ldks smp islam al hikmah 2018 2019
 
Managerial & Leadership Style
Managerial & Leadership StyleManagerial & Leadership Style
Managerial & Leadership Style
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Ilmu Kepemimpinan by Hafizd Aprianto, ST (Cara Menjadi Pemimpin Sukses)
Ilmu Kepemimpinan by Hafizd Aprianto, ST (Cara Menjadi Pemimpin Sukses)Ilmu Kepemimpinan by Hafizd Aprianto, ST (Cara Menjadi Pemimpin Sukses)
Ilmu Kepemimpinan by Hafizd Aprianto, ST (Cara Menjadi Pemimpin Sukses)
 
Pelatihan Kepemimpinan dalam Inspeksi
Pelatihan Kepemimpinan dalam InspeksiPelatihan Kepemimpinan dalam Inspeksi
Pelatihan Kepemimpinan dalam Inspeksi
 
[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan
[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan
[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan
 
teori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinanteori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinan
 
Kepemimpinan ppt
Kepemimpinan pptKepemimpinan ppt
Kepemimpinan ppt
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiKepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Kepemimpinan
Kepemimpinan Kepemimpinan
Kepemimpinan
 
5. teori dan konsep kepemimpinan with Pdt Chris Hukubun M.Th
5. teori dan konsep kepemimpinan with Pdt Chris Hukubun M.Th5. teori dan konsep kepemimpinan with Pdt Chris Hukubun M.Th
5. teori dan konsep kepemimpinan with Pdt Chris Hukubun M.Th
 
Kepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasiKepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasi
 
Fungsi manajemen kepemimpinan
Fungsi manajemen   kepemimpinanFungsi manajemen   kepemimpinan
Fungsi manajemen kepemimpinan
 

Similar to kepemimpinan dalam organisasi

10.kepemimpinan yang effektif
10.kepemimpinan yang effektif10.kepemimpinan yang effektif
10.kepemimpinan yang effektif
Freddy Indra
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
Ckg Nizam
 
Kepimpinan fungsi kepimpinan pengurusan
Kepimpinan   fungsi kepimpinan pengurusanKepimpinan   fungsi kepimpinan pengurusan
Kepimpinan fungsi kepimpinan pengurusan
Qaseh Rindu
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi
Xee Yuliani
 
Bab 5-kepimpinan-motivasi
Bab 5-kepimpinan-motivasiBab 5-kepimpinan-motivasi
Bab 5-kepimpinan-motivasi
Khairul Anwar
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinan
kangklinsman
 

Similar to kepemimpinan dalam organisasi (20)

10.kepemimpinan yang effektif
10.kepemimpinan yang effektif10.kepemimpinan yang effektif
10.kepemimpinan yang effektif
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Artikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang KepemimpinanArtikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang Kepemimpinan
 
Kepimpinan fungsi kepimpinan pengurusan
Kepimpinan   fungsi kepimpinan pengurusanKepimpinan   fungsi kepimpinan pengurusan
Kepimpinan fungsi kepimpinan pengurusan
 
Makalah i
Makalah iMakalah i
Makalah i
 
Supervisi Hospitality term-7 Peran Supervisor dalam memberikan Motivasi.pptx
Supervisi Hospitality term-7 Peran Supervisor dalam memberikan Motivasi.pptxSupervisi Hospitality term-7 Peran Supervisor dalam memberikan Motivasi.pptx
Supervisi Hospitality term-7 Peran Supervisor dalam memberikan Motivasi.pptx
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Bab 7 an 015 kepimpinan
Bab 7 an 015 kepimpinanBab 7 an 015 kepimpinan
Bab 7 an 015 kepimpinan
 
Makalah tentang kepemimpinan
Makalah tentang kepemimpinanMakalah tentang kepemimpinan
Makalah tentang kepemimpinan
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi
 
Makalah kepemimpinan2
Makalah kepemimpinan2Makalah kepemimpinan2
Makalah kepemimpinan2
 
Mohammad sofa permadi(1961019) kp1 2019
Mohammad sofa permadi(1961019) kp1 2019Mohammad sofa permadi(1961019) kp1 2019
Mohammad sofa permadi(1961019) kp1 2019
 
Bab 5-kepimpinan-motivasi
Bab 5-kepimpinan-motivasiBab 5-kepimpinan-motivasi
Bab 5-kepimpinan-motivasi
 
6, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dab gaya kepemim...
6, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dab gaya kepemim...6, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dab gaya kepemim...
6, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dab gaya kepemim...
 
Perbezaan pengurus dan pemimpin
Perbezaan pengurus dan pemimpinPerbezaan pengurus dan pemimpin
Perbezaan pengurus dan pemimpin
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinan
 
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdf
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdfMOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdf
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdf
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 

kepemimpinan dalam organisasi

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sebuah istilah, apakah kepemimpinan itu ernilai ilmiah atau tidak lebih dari sebuah aplikasi praktis yang muncul karena kebutuhan nyata. Keduanya adalah benar, terlepas dari apakah pemimipin yang menampilkan perilaku kepemimpinan itu menjadi kaidah-kaidah ilmiah sebagai acuan atau tidak. Banyak ahli mengemukakan pendapat dan teorinya tentang kepemimpinan. Teori yang mereka kemukakan beraneka ragam. Keragaman itu disebabkan antara lain oleh tiga hal. Pertama, teori dirumuskan berdasarkan bukti empiris atau hasil penelitian. Kedua, perbedaan sudut pandang para ahli mengenai manusia organisasi. Ketiga, hakikat dan substansi tugas yang dilakukan dalam kerangka praktek kepemimpinan itu. Jika ditelaah secara mendalam, kepemimpinan selali bersifat bipolar, yaitu mengandung unsur pimpinan yang dipimpin. Sukses organisasi mungkin ditentukan oleh pimpinannya atau mungkin karena dorongan luar biasa dari bawahan untuk bekerja, atau mungkin karena keduanya. Konsep kepemimpinan modern eranjak dari tesis bahwa sukses organisasi dalam mengemban misinya ditentukan oleh interaksi produktif antara pemimpin (leader) dengan yang dipimpin (staff), yang secara teknis mempunyai kedudukan dan fungsi berbeda. Begitu banyak teori tentang kepemimpinan, yang mencakup mengenai hubungan yang ada dalam suatu organisasi, corak interaksi bawahan dengan atasannya dan juga mengenai perilaku pemimpin yang efektif. Sehingga perlu pemahaman lebih dalam mengenai hal ini, sehingga penulis melakukan penulisan ini. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana hubungan yang ada dalam suatu kelompok? 2. Apa saja jenis interaksi antara pemimpin dengan bawahannya?
  • 2. 2 3. Apa syarat-syarat menjadi pemimpin? 1.3 TUJUAN PENULISAN 1. Mahasiswa mengetahui hubungan yang ada dalam kelompok. 2. Mahasiswa mengetahui jenis interaksi antara pemimpin dengan bawahannya 3. Mahasiswa mengetahui syarat-syarat menjadi pemimpin.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hubungan antara tenaga kerja dalam perusahaan Dalam organisasi formal dapat kita bedakan dua macam manajer sebagai pemimpin. Pendekatan kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri pribadi manajer (sebagai pemimpin) dalam mencapai keberhasilan berdasarkan perilaku yang menggambarkan berbagai gaya manajemen atau kepemimpinan. 1. Mengepalai keseluruhan organisasi Pemimpin yang mengepalai seluruh organisasi adalah Manajer puncak yang memulai dan memiliki usahanya sendiri, yang memimpin perusaannya sendiri. 2. Mengepalai satu bagian atau satu unit dari organisasi Tenaga kerja sebagai komponen manusia dalam sistem organisasi berhubungan secara terus – menerus dengan para tenaga kerja lainnya Setiap tenaga kerja memiliki pola hubungan antara tenaga kerja sendiri. Ada 4 macam pola hubungan antar tenaga kerja, yaitu pola hubungan pada tingkat: a) Manajemen Puncak Manajemen yang banyak berhubungan dengan orang – orang yang bekerja di luar organisasi perusahaannya (seperti: Pejabat, Pemerintahan, nasabah / langganan). Karena ia harus peka dan tanggap terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar perusahaannya yang mempengaruhi kelancaran perkembangan usahanya. Manajer Puncak bekerja secara langsung dengan bawahannya. Karena itu Kepribadian Manajer Puncak mempunyai dampak pada keseluruhan organisasi perusahaan.
  • 4. 4 b) Manajemen Madya Manajemen yang mempunyai hubungan dengan atasan, rekan setingkat dan bawahan yang semuanya menduduki jabatan kepemimpinan. Manajer ini berhubungan dengan orang-orang diluar perusahaan, ia juga mempunyai peran ganda. Dan berperan sebagai bawahan, rekan, atasan dan wakil dari perusahaan. Ia juga mempunyai peran penting sebagai penghubung dan kreatif antara tingkat-tingkat manajemen rendah dengan tinggi. Meringkaskan data dari bawahannya untuk dilaporkan ke atasannya beserta dengan pandangannya, dapat pula menerjemahkan kebijaksanaan untuk tingkat manajemen bawahannya. Kepemimpinanya lebih bercorak perorangan, lebih banyak menghadapi manajer bawahannya secara sendiri dari pada kelompok. Cara memimpinnya dipengaruhi oleh bagaimana Ia sebagai bawahannya dipimpin atasannya. Pengaruhnya akan dirasakan oleh kesatuan yang dipimpinnya. c) Manajemen Pertama Manajer ini mempunyai pola yang serupa dengan Manajemen Madya. Bedannya yaitu bawahannya bukan memegang jabatan pemimpin. Manajer Pertama juga disebut tenaga kerja yang berada ditengah (the man – in – the - middle,Petit,1975) antara manajer dan para pekerja. Tergantung dari jenis pekerjaannya manajer pertama menghadapi bawahannya secara perorangan atau kelompok. Pada umumnya interaksi antara pekerja bawahannya lebih besar dari pada interaksi antar tenaga kerja pada tingkat organisasi yang lebih tinggi. d) Tenaga kerja Produktif Tenaga kerja ini menduduki jabatan yang terendah dalam organisasi perusahaan, berhubungan dengan rekan dan atasan saja. Peran utamanya adalah sebagai Bawahan, dan dapat memberikan pengaruh nyata dalam keberhasilan kepemimpinan atasannya. Bersifat ketergantungan pada
  • 5. 5 tenaga kerja lainnya. Artinya dapat melakukannya dengan seimabang (masing -masing tenaga kerja memerlukan tenaga kerja lainnya dalam derajat yang sama), dapat pula hubungan ketergantungan yang tidak seimbang (tenaga kerja yang satu lebih memerlukan tenaga kerja yang lain dari pada sebaliknya). Hubungan antara atasan-bawahan merupakan hubungan ketergantungan yang tidak seimbang. 2.2 Ciri-ciri Pribadi Ciri-ciri Pemimpin yang berhasil terdapat pandangan bahwa kepemimpinan hanya orang tertentu saja dan yang mempunyai bakat untuk memimpinlah yang bisa jadi seorang pemimpin. Efektivitas kepemimpinan ditentukan oleh kepribadian pemimpin. Pemimpin juga memiliki kualitas yang lebih baik dari pada pengikutnya (bawahan), dan mempunyai ciri-ciri yang tidak dipunyai pengikutnya. (Andreas Dananjaya,1985), mengemukakan adanya perbedaan dalam nilai operatif pada manajer yang berhasil dengan manajer yang kurang berhasil. Manajer yang berhasil memiliki nilai operatif yang berhubungan dengan kondisi atau sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dan nilai -nilai yang menunjukkan pandangan jauh ke depan dan sikap yang selalu waspada. Sebaliknya, manajer kurang berhasil memiliki nilai - nilai operatif yang berhubungan dengan prestise atau “ gengsi “ seseorang. (De Bono, 1986) Yang menentukan keberhasilan seseorang atau sekelompok orang yaitu ciri kepribadian: ✓ A Little Madness Orang yang tahu dengan pasti dan jelas tentang apa yang ia inginkan, serta memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai tujuan. ✓ Very Talented Orang yang memiliki bakat sangat menonjol dibidang tertentu.
  • 6. 6 Faktor lainnya ialah : ✓ Rapid Growth Field Orang yang bekerja dalam bidang yang berkembang sangat cepat mempunyai peluang lebih banyak untuk berhasil, dari pada orang yang bekerja di bidang yang tidak berkembang dengan cepat. Contohnya : Bidang teknologi yang berkembang dengan cepat, keadaan inilah yang memungkinkan bakat untuk berkembang. ✓ Luck Ketepatang orang yang dengan sangat kebetulan untuk melakukan usahanya, serta ada orang yang juga sulit untuk memulai usahanya. 2.3 Corak Interaksi Pemimpin dengan Bawahannya 1. Kepemimpinan Transaksional Pemimpin berinteraksi dengan bawahannya melalui proses transaksi. Bass dan Avolio (1994) membagi empat macam transaksi, yaitu: a. Continget reward; bawahan dijanjikan imbalan yang setimpal jika dapat bekerja dengan baik, “jika anda bekera baik akan saya beri imbalan yang baik.” b. Management by exception-active; pemimpin aktif dan memantau ketat pelksanaan tugas bawahan agar tidak membuat kesalahan atau agar kesalahan bawahan dapat diketahui dan diperbaiki dengan cepat. “silahkan mengerjakan tugas anda, saya akan awasi secara ketat sehingga jika terjadi kesalahan saya akan bantu anda.” c. Management by exception-passive; pemimpin baru akan bertindak setelah terjadi kegagalan untuk mencapai tujuan bekerja. “silahkan melaksanakan pekerjaan anda, jika timbul masalah usahakan untuk mengastasi masalah
  • 7. 7 anda sendiri, saya baru akan membantu anda jika saya lihat anda tidak mampu mengatasi permasalahan tersebut.” d. Laissez-faire; pemimpin membiarkan bawahannya melakukan tugas tanpa ada pengawasan dari dirinya, dengan akat lain kerja bawahan adalah tanggung jawab bawahan. “silahkan anda melakukan tugas anda secara mandiri, anda mampu dan harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan anda.” 2. Kepemimpinan Transformasional Interaksi antara pemimpin dan bawahan ditadai oleh pengaruh pemimpin untuk mengubah perilaku bawahan menjadi seseorang yang merasa mampu dan bermotiasi tinggi serta berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu.Terdapat lima aspek kepemimpinan transformasional, yaitu: a. Attributed charisma; pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. b. Inspirational leadership / motivation; pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan menentukan standar-standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai. c. Intellectual stimulation; bawahan merasa pemimpin mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara keja mereka, untuk mencari cara-cara baru dalam mempersepsi tugas-tugas mereka. d. Individualized consideration; bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya. Pemimpin memperlakukan bawahan sebagai seorang pribadi yang memiliki kecakapan, kebutuhan, keinginan masing-masing e. Idealized influence; pemimpin berusaha melalui pembicaraan mempengaruhi bawahan dengan menekanka pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya kaitan ppada keyakinan,perlu dilmilikinya tekad dalam mencapai tujuan.
  • 8. 8 2.4 Perilaku Pemimpin yang Efektif Kepemimpinan merupakan seuah fenomena universal. Siapapun menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, manakala dalam tugas itu dia erinteraksi dengan orang lain. Bahkan dalam kapasitas priadi pun, di dalam tuuh manusia itu ada kapasitas atau potensi pengendali yang pada intinya memfasilitasi seseorang untuk dapat memimpin dirinya sendiri. Oleh karen kepemimpinan itu merupakan sebuah fenomena yang kompleks, maka amat sukar untuk membuat rumusan menyeluruh tentang arti kepemimpinan. Oleh karenanya, tidak ada satu definisi kepemimpinan pun dapat dirumuskan secara sangat lengkap untuk mengastraksikan perilaku sosial atau perilaku interaktif manusia didalam organisasi yang memiliki regulasi dan struktur tertentu, serta misi yang kompleks. Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Mc. Farland : 1978), kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi Dn memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (J.M Pfiffner : 1980), kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan prosedur baru dan mengatur perbuatan dengan memangkitkan kerjasama ke arah tercapainya tujuan. (Oteng Sutisna : 1983) Dari beberapa definisi memeri gambaran yang cukup luas dan mendalam tentang kepemimpinan. Beberapa rumusan lain yang dapat ditarik dari definisi diatas adalah: 1. Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordiansi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • 9. 9 2. Aktivitas pemimpin antara lain terjelma dalam bentuk memberi perintah, membimbing dan mempengaruhi kelompok kerja atau orang lain dalam rangka mencapai tertentu secara efektif dan effisien. 3. Aktivitas pemimpin dapat dilukiskan sebagai seni (art) dan bukan ilmu (science) untuk mengkoordinasi dan memerikan arah kepada anggota kelompok dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. 4. Mempimpin adalah mengambil inisiatif dalam rangka situasi sosial (bukan perorangan) untuk membuat prakarsa baru, menentukan prosedur, merancang perbuatan dan segenap kreatifitas lain, dan karena itu pulalah tujuan organisasi akan tercapai. 5. Pimpinan tidak memisahkan diri dari kelompoknya. Pimpinan bekerja dengan orang lain, bekerja melalui orang lain atau keduanya. 2.5 Syarat-syarat Pemimpin Ideal Berdasarkan hasil kajian terhadap sejumlah literatur dan sintesis dari diskusi yang dilakukan dengan mahasiswa, ahwa untuk menjadi pemimpin yang ideal harus memenuhi persyaratan tertentu. Hal ini dikarenakan tugas pokok pimpinan paling tidak memiliki tiga dimensi, yaitu memimpin sekelompok orang, menggerakan sumer daya material dan melaksanakan pekerjaan dengan dan melalui orang lain. Pemimpin ideal harus memiliki kelebihan diandingkan dengan kelompok yang dipimpinnya sekaligus ada kesadaran dalam dirinya bahwa dia memiliki kelamahan. Misalnya, dia memiliki kelemahan dalam pekerjan teknis, tetapi memiliki kelebihan dalam menggerakan orang. Leih jauh lagi, baik karena jabatan formal atau karena kepentingan tertentu, seseorang yang menjalankan fungsi kepemimpinan setidaknya harus memiliki persyaratan atau sifat-sifat sebagai berikut: 1. Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Memiliki inteligensi yang tinggi 3. Memiliki fisik yang kuat 4. Berpengetahuan luas
  • 10. 10 5. Percaya diri 6. Dapat menjadi anggota kelompok 7. Adil dan bijaksana 8. Tegas dan berinisiatif 9. Berkapasitas membuat keputusan 10. Memiliki kestabilan emosi 11. Sehat jasmani dan rohani 12. Bersifat prospektif. 1. Bertaqwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pemimpin menghargai manusia tidak hanya seagaimana adanya, akan tetapi manusia sebagaimana makhluk tuhan. Dengan demikian seorang pemimpin tidak melihat manusia dari satu sisi saja, misalnya agama inteligensi, kondisi fisik, tingkat sosial ekonomi, dan latar belakang keturunan untuk kepentingan mendudukkan label tertentu kepadanya melainkan memandangnya utuh sebagai makhluk Tuhan. 2. Memiliki Inteligensi yang Tinggi Kemampuan analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi kepemimpinan yang efektif. Mengapa kemampuan analisis ini diperlukan? Seringkali pemimpin menghadapi kondisi dilematis yang tidak dapat dipecahkan melalui kerangka berfikir simplistik. Sering pula dia menghadapi fenomena yang kompleks dan data yang rumit, yang masing- masingnya harus ditelaah secara tali temali. 3. Memiliki Fisik yang Kuat. Tidak jarang seorang pemimpin harus bekerja dalam waktu lama dan sangat melelahkan. Pemimpinan organisasi besar menuntut ketahanan dan kekuatan fisik dalam waktu yang lama karena mempunyai kesibukan luar biasa dan seringkali lebih sibuk dari dugaan orang banyak.
  • 11. 11 4. Berpengetahuan Luas. Kegagalan seorang pimpinan antara lain disebabkan oleh karena rendahnya kemampuan teoritis dan ketidakmampuan bertindak secara praktis. Sebaliknya, pemimpin yang profesional perlu memiliki kedua- duanya. Dengan pengetahuan luas, tidak berarti bahwa seorang harus lulusan universitas atau akademi. Insan akademik tidak jarang memiliki pengetahuan yang sempit secara keorganisasian, sementara itu orang yang berpendidikan rendah adakalanya memiliki pengetahuan luas dengan kecakapan praktis yang memadai. 5. Percaya Diri Percaya diri tidak sama dengan diri sendiri dan tidak percaya pada orang lain. sikap seseorang terhadap konsep dan keyakinan dirinya (self- confidence) adalah faktor penentu kesuksesan kerja seorang pimpinan. Pimpinan yang sukses bersikap konsisten atau tidak labil menghadapi situasi yang variatif. 6. Dapat Menjadi Anggota Kelompok Seorang pemimpin selalu bekerja dengan dan melalui anggota kelompoknya. Kerjasama itu amat terasa essensi dan urgensinya, karena adanya perpaduan antara pemimpin dengan anggota kelompoklah, tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan effisien. Seorang pemimpin berada di dalam kelompok bukan di luarnya. Kelompok mempercayai pimpinan sebagian dari dirinya. Aktivitas pemimpin didasari atas kepentingan kelompok atau organisasi, bukan karena misi pribadi yang terlepas dari sistem lain. 7. Adil dan Bijaksana Sesuai dengan kodratnya manusia ingin diperlakukan secara adil. Dia tidak berbekalkan bijak, melainkan juga harus bijak. Seorang pemimpin karenanya harus membuat kebijakan sekaligus kebaikan. Keadilan mengandung makna kesesuaian antara Hak dan kewajiban, posisi dengan tugas, dan prinsip keseimbangan lain. pemimpin yang menganakemaskan satu kelompok dan membebani secara berlebihan kelompokn lain, berada di ambang kehancuran.
  • 12. 12 8. Tegas dan Berinisiatif. Tegas tidak identik dengan kaku dan keras, bukan pula otoriter atau diktator. Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar keyakinan tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat atau naluri intuitif yang jitu. Berinisiatif berarti pula berarti bahwa seseorang yang menduduki posisi pimipinan mampu membuat gagasan baru, inovasi baru atau atau tindakan lain yang menduduki posisi pimpinan mampu membuat gagasan baru. 9. Berkapasitas Memuat Keputusan Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat menelorkan keputusan-keputusan dengan kualitas yang baik. Membuat keputusan pada intinya adalah memecahkan persoalan keorganisasian. Pemimpin mempunyai kapasitas membuat keputusan akan dapat membawa organisasinya mencapai tujuan tertentu. 10. Memiliki Kestabilan Emosi Ciri manusia beremosi stabil adalah sabar dan tidak mengambil inisiatif dalam situasi emosional, kecuali benar-benar terpaksa. Kalau pun dia terpaksa mengambil keputusan dalam situasi emergensi, nuansa kesabaran itu masih tampak, dan tidak sengaja mengambil pilihan yang fatalistik. Pempinan yang sabar didambakan oleh pengikut (followers), dan karenanya dia harus mampu mengendalikan emosi dan berfikir rasional pada situasi yang berbeda. Didalam menentukan tindakan seorang [pemimpin dituntut tetap berada pada posisi sikap normal dan tahan terhadap godaan. Emosi yang stabil berarti pula bersikap tidak tergesa-gesa. Pemimpin harus sabar, teliti, dan hati-hati, karena setiap tindakan atau keputusannya mengandung suatu konsekuensi tertentu. 11. Sehat Jasmani dan Rohani Sehat jasmani dan rohani adalah syarat mutlak seorang pimpinan. Bukan kita tidak boleh dipimpin oleh orang buta, meski seharusnya tidak terjadi, apalagi yang bersangkutan harus sering menandatangani dokumen, surat resmi atau cek bank. Dapat dibayangkan, misalnya, manakala
  • 13. 13 kebutaan itu disalahgunakan oleh stafnya untuk menandatangani sebuah cek, yang secara lisan disebut Rp. 5.000.000,- yang dalam kenyataan nilainya Rp. 5.000.000.000,- bahkan lebih dari pada itu. Organisasi yang mengurusi orang gilapun harus diurus oleh orang yang sehat rohaninya, apalagi yang diurus adalah orang yang sehat rohaninya. Namun demikian, sehat jasmani tidak mutlak bertolak belakang dengan cacat fisik. Ukuran sehat jasmani, karenanya, relatif situasional. Sehat jasmani dan rohani, berarti memungkinkan seseorang bekerja secara optimal dalam bidang yang dia tekuni. Hanya subjek yang mempunyai kesehatan kedua-duanya yang dapat bekerja secara sehat. Orang-orang yang melamar pekerjaan pada suatu instansi, apalagi sudah dinyatakan diterima tahap awal, biasanya dimintai sejumlah persyaratan yang pada intinya berkaitan dengan segi-segi jasmani dan rohani calon. Beberapa persyaratan tersebut, seperti tidak terganggu pendengarannya. Ketentuan tinggi badan, tidak cacat fisik yang benar-benar mengganggu, rekomendasi rumah sakit jiwa, surat keterangan dokter ahli paru-paru, dan sebagainya. 12. Bersifat Prospektif Organisasi beroperasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu pengalaman masa lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa depan. Masa depan memang tidak dapat diramalkan secara pasti, meskipun dapat diantisipasi jika variabelnya telah diketahui atau dianalisis dianalisis secara hati-hati. Sifat prospektif itu diperlukan terutama untuk menghadapi suprasistem yang dinamis, seperti pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, perubahan kondisi politik di dalam dan di luar negeri, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kebijakan moneter dan sebagainya.
  • 14. 14 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, hubungan dalam suatu perusahaan terdapat 4 (empat) macam pola hubungan antar tenaga kerja, yaitu pola hubungan pada tingkat Manajer puncak, Manajer Madya, Manajer Pertama dan Tenaga Kerja. Sedangkan pada interaksi antara Pimpinan dengan bawahannya dibedakan menjadi 2 jenis kepemimpinan yaitu : Kepemimpinan Transaksional melalui proses transaksi, dan Kepemimpinan Transformasional ditandai oleh pengaruh pemimpin untuk mengubah perilaku bawahan menjadi seseorang yang merasa mampu dan bermotiasi tinggi serta berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu. Syarat – syarat pemimpin ideal agar tujuan cepat tercapai antara lain Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Memiliki inteligensi yang tinggi, Memiliki fisik yang kuat, Berpengetahuan luas, Percaya diri, Dapat menjadi anggota kelompok, Adil dan bijaksana, Tegas dan berinisiatif, Berkapasitas membuat keputusan, Memiliki kestabilan emosi, Sehat jasmani dan rohani, Bersifat prospektif. 3.2 SARAN Sebuah organisasi/perusahaan tidak akan berjalan apabila tidak adanya koordinasi yang baik antara pimpinan dan bawahannya. Sehingga diperlukan juga kriteria dan syarat-syarat terntentu bagi anggota/bawahan agar tujuan bisa terlaksana lebih efektif dan effisien.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Aprinto, Jacob Arisandy. (2013). Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia. Jakarta: PPM Danim, Sudarwan.2010.Motivasi Kepemimpinan & EfektivitasKelompok. Jakarta: Rineka Cipta Munandar, Sunyoto. (2001). Psikologi Industri Organisasi. Jakarta:Universitas Indonesia Teguh Sulistiyani, Ambar.2009.Kepemimpinan Profesional “Pendekatan Lueadership Games”. Yogyakarta:Grava Media Yuwono, Ino.2005.psikologi Industri & Organisasi.Surabaya:Universitas Airlangga