SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mengajar (teaching) pada hakikatnya adalah membantu siswa memperoleh informasi,
ide, ketrampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara
belajar bagaimana belajar. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara
implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
model pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Begitu pula
dengan pembelajaran matematika, pemilihan model pembelajaran untuk mencapai hasil
belajar sangat menentukan dalam keberhasilan pembelajaran matematika
Pemilihan, penetapan, dan pengembangan model ini didasarkan pada kondisi
pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari
perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat
perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah
sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber
belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada
bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan pada äpa yang dipelajari siswa. Dengan
demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman
cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-
sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Jika pemilihan model pembelajaran yang digunakan sudah tepat, sudah sesuai dengan
materi pelajaran dan karakteristik siswa serta semua unsur pembelajaran ideal sudah
terpenuhi maka diharapkan siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep
pelajaran matematika, dan akhirnya bisa menerapkan ilmu yang diterimanya dimasa yang
akan datang. Jika siswa memahami konsep dalam setiap kompetensi yang di harapkan maka
hasil belajar (nilai) akan dengan sendirinya menjadi baik, dan siswa berhasil memenuhi
kriteria ketuntasan minimum yang ditetapka oleh gueu mata pelajaran. Dalam hai ini
khususnya guru matematika.
Pada kenyataannya pembelajaran matematika disekolah-sekolah seperti di SMAN 4
Merlung Masih terlihat masalah-masalah seperti: (1) rendahnya hasil belajar pada materi
peluang; (2) guru masih mengajar dengan cara konvensional dan ceramah; (3) sebagian siswa
sering terlambat; (4) siswa mudah menyerah dalam menyelesaikan soal yang dirasakan sulit;
(5) sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru; (6) siswa sering tidak mengerjakan
pekerjaan rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah disekolah; (7) siswa malas bertanya; (8)
sebagian siswa kurang aktiv dalam belajar; (9) siswa kurang menguasai materi; (10) siswa
kurang mampu menyelesaikan soal yang berbeda dengan contoh
Tabel 1. Tabel rata-rata hasil ulangan harian siswa mata pelajaran Matematika
No Ulangan Harian (UH) XI IPA XI IPS XII IPS 1 XII IPS 2
1
2
3
UH 1
UH 2
UH 3
70,25
67,5
70,15
54,2
50,4
57,5
68,4
60,3
50,5
49,5
55,3
52,7
Sumber : Guru mata pelajaran
Masalah diatas disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya motivasi
belajar siswa, guru belum menggunakan model pembelajaran atau masih menggunakan
pembelajaran konvensional, guru tidak menggunakan media pembelajaran, guru jarang
menggunakan alat peraga
Diantara permasalahan diatas, menurut penulis yang paling esensial adalah masalah
rendahnya hasil belajar siswa pada materi peluang. Masalah ini tidak dapat dibiarkan karena
akan berdampak pada tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai, motivasi belajar siswa
menjadi menurun, siswa menjadi lemah dalam kemampuan mengambil keputusan yang tepat
dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai pengampu mata pelajaran matemtika, penulis berupaya menemukan solusi untuk
mengatasi masalah tersebut. Beberapa diantara adalah sebagai berikut : meningkatkan control
guru dalam KBM, menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Problem
Based Learning (PBL) dalam pembelajaran peluang, menggunakan model pembelajaran
cooperative learning tipe NHT dalam pembelajaran peluang, memberikan latihan soal mulai
dari soal yang mudah, dan menyusun lembar kerja siswa yang lebih menarik
Pada penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe
problem based learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peluang
di kelas XI IPS SMAN 4 Merlung. Penulis memilih model pembelajaran cooperative
learning tipe problem based learning karena model ini memiliki keunggulan dalam hal
menekankan pada pemahaman konsep dalam pembelajaran karena Problem Based Learning
(PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan memecahkan
masalah (Kamdi, 2007: 77untuk).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
Apakah model pembelajaran cooperative learning tipe problem based learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan peluang di kelas XI IPS SMAN 4
Merlung T.A 2017/2018?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran cooperative
learning tipe problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan peluang di kelas XI IPS SMAN 4 Merlung T.A 2017/2018
1.4 Mamfaat Penelitian
a. Untuk Guru
Bagi guru penelitian ini berguna sebagai masukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI IPS materi Peluang
b. Untuk siswa
Bagi siswa penelitian in bermamfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
XI IPS pada materi peluang
c. Untuk Sekolah
Untuk sekolah penelitian ini bermmfaat sebagai referensi sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat pembelajaran Matematika
Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah
studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari
berbagai pola,[2][3] merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode
deduksiyang ketat diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.(
https://id.wikipedia.org/wiki/Matematika).
Menurut Andi Hakim Nasution, matematika merupakan ilmu struktur, urutan (order),
serta memiliki hubungan yang meliputi berbagai mcam dasar pengukuran, perhitungan, serta
penggambaran suatu bentuk objek. Sedangkan menurut Hudoyono matematika berkenaan
dengan ide, aturan, hubungan yang diatur dengan logis sehingga matematika memiliki
keterkaitan dengan konsep abstrak.
Hal ini juga senada dengan pendapat Johnson dan Rising, matemtika ialah pola berpikir,
pembuktian yanglogik, pola mengorganisasikan, matematika adalah suatu bahasa dengan
menggunakan istilah yang dapat didefinisikan secara akurat, cermat, dan jelas, representasinya
dengan symbol serta padat, lebih berupa sebuah bahasa symbol tentang ide dibandigkan tentang
bunyi.
Jadi dari beberapa pendapat ahli, dapat di simpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang
mempelajari suatu objek abstrak yang dibangun melalui berbagai proses penalaran.
Pembelajaran matematika adalah aktivitas membelajarkan matematika kepada siswa,
sehingga tujuan pembelajaran matematika tercapai. Adapun tujuan pembelajaran matematika
adalah :
1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menerik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksprimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan
ekonsisten.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan
dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, mebuat predeksi
serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan ngrafik, peta, diagram dalam
menjelaskan gagasan.[6] (https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-
pembelajaran-matematika/)
2.2 Materi esensial dalam matematika SMA (sampai mengkaji Materi Peluang)
2.2.1 Kaidah Pencacahan
a. Aturan perkalian
Jika terdapat k unsur yang tersedia, dengan :
𝑛1 = banyak cara untuk menyusun unsur pertama
𝑛2 = banyak cara untuk menyusun unsur kedua setelah unsur pertama tersusun
𝑛3 = banyak cara untuk menyusun unsur ketiga setelah unsur kedua tersusun
.
.
.
𝑛 𝑘 = banyak cara untuk menyusun unsur ke-k setelah unsur sebelumnya tersusun
Maka banyak cara untuk menyusun k unsur yang tersedia adalah :
𝑛1 × 𝑛2 × 𝑛3 × …× 𝑛 𝑘
b. Permutasi
Permutasi menyatakan banyaknya penyusunan obyek - obyek dengan
memperhatikan letak / urutan.
1. Permutasi n unsur : n !
Permutasi dengan menggunakan seluruh unsur .
2. Permutasi dengan k unsur yang sama :
𝑛!
𝑛1! 𝑛2! 𝑛3! … 𝑛 𝑘
Dengan n adalah jumlah seluruh unsur
3.Permutasi siklis : (n-1)!
Permutasi melingkar, dimana salah satu unsur merupakan unsur tetap
c. Kombinasi
Kombinasi merupakan penyusunan objek-objek tanpa memperhatikan urutan.
𝐶𝑟
𝑛
=
𝑛!
𝑟! ( 𝑛 − 𝑟)!
2.2.2 Peluang
1. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin mucul dari suatu percobaan
disebut ruang sampel. Kejadian khusus atau suatu unsur dari S disebut titik sampel atau
sampel. Suatu kejadian A adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel S.
Contoh:
Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang masing-
masing memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah kejadian muncul dua
angka, tentukan S, P (kejadian)!
Jawab :
S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG}
P = {AAG, AGA, GAA}
2. Pengertian Peluang Suatu Kejadian
Pada suatu percobaan terdapat n hasil yang mungkin dan masing-masing berkesempatan
sama untuk muncul. Jika dari hasil percobaan ini terdapat k hasil yang merupakan kejadian
A, maka peluang kejadian A ditulis P ( A ) ditentukan dengan rumus :
Contoh :
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang percobaan kejadian muncul
bilangan genap!
Jawab : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n ( S ) = 6
Misalkan A adalah kejadian muncul bilangan genap, maka:
A = {2, 4, 6} dan n ( A ) = 3
3. Kisaran Nilai Peluang Matematika
Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) = k
dan
Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang
peluangnya nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan
kejadian pasti
4. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ),
maka frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah n x P( A )..
5. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel
S, dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n – k,
sehingga :
Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi
adalah (1 – P).
6. Peluang Kejadian Majemuk
Gabungan Dua Kejadian
Untuk setiap kejadian A dan B berlaku
:
Catatan : dibaca “ Kejadian A atau B dan dibaca “Kejadian A
dan B”
a . Kejadian-kejadian Saling Lepas
Untuk setiap kejadian
berlaku Jika .
Sehingga Dalam kasus ini, A dan B disebut dua kejadian saling
lepas.
b. Kejadian Bersyarat
Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A|B) didefinisikan sebagai peluang kejadian A
dengan syarat B telah terjadi. Jika adalah peluang terjadinya A dan B,
maka Dalam kasus ini, dua kejadian tersebut tidak saling
bebas.
c. Teorema Bayes
Teorema Bayes(1720 – 1763) mengemukakan hubungan antara P (A|B) dengan P ( B|A ) dalam
teorema berikut ini :
d. Kejadian saling bebas Stokhastik
(i) Misalkan A dan B adalah kejadian – kejadian pada ruang sampel S, A dan B disebut dua
kejadian saling bebas stokhastik apabila kemunculan salah satu tidak dipengaruhi kemunculan
yang lainnya atau : P (A | B) = P (A), sehingga:
2.3 Model pembelajaran Matematika
Menurut Slavin (2010), model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu pendekatan
pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaanya.
Sedangkan menurut Trianto (2009) model pembelajaran merupakan pendekatan yang luas
dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks
(pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya.
Model pembelajaran yang baik digunakan sebagai acuan perencanaan dalam
pembelajaran di kelas ataupun tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan dengan bahan ajar yang diajarkan (Trianto, 2011).
Kriteria model pembelajaran yang dikatakan baik, jika sesuai dengan kriteria adalah
sebagai berikut : Pertama, sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal, yaitu :
apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritis yang kuat dan apakah
terdapat konsistensi internal. Kedua, praktis, aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika
para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dapat dikembangakan dapat diterapkan
dan kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tetrsebut dapat diterapkan.
Ketiga, efektif, berkaitan dengan aspek efektifitas sebagai berikut: ahli dan praktisi
berdasarkan pengalamnnnya menyatakan bahwa model tersebut efektif; dan secara
operasional model tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan (Trianto,
2013)
2.4 Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Problem Based Learning,(pengertian, tujuan,
prinsip, langkah, kelemahan, dan kekuatan model)
a. Cooperative learning
Model pembelajaran koopertif ini dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang
dilahirkan oleh seorang ilmuwan pendidikan bernama Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan
penelitiannya, Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak
(dalam Rusman, 2012:201). Dalam pembelajaran ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang
berfungsi sebagai penjembatan keterhubungan antara siswa terhadap pemahaman yang lebih
tinggi dengan penemuan pemahaman siswa sendiri.
Model Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang bersifat kerja sama dalam
kelompok. artinya bahwa model pembelajaran kooperatif ini dapat menggalakkan siswa dan
secara tidak langsung siswa dapat termotivasi, senang dalam mengikuti pelajaran/tidak jenuh,
untuk berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. ini artinya ada pertukaran ide antar
siswa ke arah suasana yang membangkitkan potensi siswa. Dalam model ini, proses
pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa, namun siswa dapat saling
membelajarkan sesama teman siswa lainnya.
Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model kooperatif.
1. Tahap 1 menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
2. Tahap 2 menyajikan informasi
3. Tahap 3 mengorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok belajar
4. Tahap 4 membingbing siswa untuk belajar kelompok
5. Tahap 5 melakukan evaluasi
6. Tahap 6 memberikan penghargaan
Ada 5 prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learningyaitu: (1)
saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi
antar anggota, (5) evaluasi proses kelompok (Lie, 2002). Menuntut kerjasama siswa dan saling
ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah. Struktur Tugas, siswa melakukan
kegiatan secara bersama-sama (kerjasama dan sama kerja). Struktur Tujuan, tiap-tiap individu
ikut andil menyumbang dalam pencapai tujuan. Struktur Hadiah, keberhasilan individu adalah
atas usaha secara bersama-sama.
b. Cooperative Learning Tipe Problem BasedLearning
Pembelajaran Berbasis Masalah dalam bahasa inggrisnya diistilahkanProblem-based
learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada
pebelajar dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured, atau openended melalui
stimulus dalam belajar. PBL memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) belajar
dimulai dengan suatu permasalahan, (2) memastikan bahwa permasalahan yang diberikan
berhubungan dengan dunia nyata pebelajar, (3) mengorganisasikan pelajaran di seputar
permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu, (4)
memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada pebelajar dalam mengalami secara langsung
proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut pebelajar
untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja
(performance).
Jonassen (1999) mendesain model lingkungan belajar konstruktivistik yang dapat diaplikasikan
dalam pembelajaran kontekstual dengan pendekatan problem-based learning. Model tersebut
memuat komponen-komponen esensial yang meliputi:(1) pertanyaan-pertanyaan, kasus, masalah
atau proyek, (2) kasus-kasus yang saling terkait satu sama lain, (3) sumber-sumber informasi,
(4) cognitive tools, (5) pemodelan yang dinamis, (6) percakapan dan kolaborasi, (7) dukungan
kontekstual/sosial. Masalah dalam model tersebut mengintegrasikan komponen-komponen
konteks permasalahan, representasi atau simulasi masalah, dan manipulasi ruang permasalahan.
kelebihan PBL dibandingkan dengan model pengajaran lainnya adalah 1). mendorong kerjasama
dalam menyelesaikan tugas, 2). mendorong siswa melakukan pengamatan dan dialog dengan
orang lain, 3). melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, 4). membantu siswa menjadi
pembelajar yang mandiri.
sama halnya dengan model pengajaran yang lain, PBL juga memiliki beberapa kelemahan dalam
penerapannya. kelemahan pelaksanaan PBL yakni 1). Kondisi kebanyakan sekolah yang tidak
kondusif untuk pendekatan PBL, 2). Pelaksanaan PBL memerlukan waktu yang cukup lama, 3)
Model PBL tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar.
c. Kekurangan PBL
Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, PBL juga memiliki beberapa
kelemahan/hambatan dalam penerapannya (Ricard I Arends dan Ibrahim dalam Rusmiyati, 2007:
17).
Kelemahan dari pelaksanaan PBL adalah sebagai berikut:
1) Kondisi kebanyakan sekolah tidak kondusif untuk pendekatan PBL. Dalam
pelaksanaannya, PBL memerlukan sarana dan prasarana yang tidak semua sekolah memilikinya.
Sebagai contoh, banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium cukup memadai
untuk kelengkapan pelaksanaan PBL.
2) Pelaksanaan PBL memerlukan waktu yang cukup lama. Standar 40-50 menit untuk satu
jam pelajaran yang banyak dijumpai di berbagai sekolah tidak mencukupi standar waktu
pelaksanaan PBL yang melibatkan aktivitas siswa di luar sekolah.
3) Model PBL tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar.
Model pembelajaran kooperatif memiliki basis pada teori psikologi kognitif dan teori
pembelajaran sosial. Fokus pembelajaran kooperatif tidak saja tertumpu pada apa yang dilakukan
peserta didik tetapi juga pada apa yang dipikirkan peserta didik selama aktivitas belajar
berlangsung. Informasi yang ada pada kurikulum tidak ditransfer begitu saja oleh guru kepada
peserta didik, tetapi peserta didik difasilitasi dan dimotivasi untuk berinteraksi dengan peserta
didik lain dalam kelompok, dengan guru dan dengan bahan ajar secara optimal agar ia mampu
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Dalam model pembelajaran kooperatif, guru berperan
sebagai fasilitator, penyedia sumber belajar bagi peserta didik, pembimbing peserta didik dalam
belajar kelompok, pemberi motivasi peserta didik dalam memecahkan masalah, dan sebagai
pelatih peserta didik agar memiliki ketrampilan kooperatif.
d. Kelebihan problem based learning (model pembelajaran berbasis masalah)
1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang
belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat
semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
2. Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan
dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
e. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran
Konsep Dasar (Basic Concept)
Guru atau fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang
diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat
masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan
tujuan pembelajaran
Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran
a. Pendefinisian Masalah(Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik
melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul
berbagai macam alternatif pendapat
b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi.
Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan,
halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.
c. Tahap investigasi (investigation)
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan
mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di
kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan
informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran
mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok.
Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai
kelompok dan fasilitatornya.
2.5 Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh
keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan.
Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai
kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap
semester
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam
belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus
ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui
seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil
belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan
dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars,
1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud
ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar
yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan
dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat
dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya.
Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku
saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu
bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes
formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai.
Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka
memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang
belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya
memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
2. Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual
maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan
penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara
individual maupun kelompok.
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku Strategi
Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan
adalah daya serap.
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil belajar dipengaruhi 3 hal
atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan dibawah ini, yaitu :
1. Faktor internal (factor dalam diri)
2. Faktor eksternal (factor diluar diri)
3. Faktor pendekatan belajar
Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah Aspek fisiologis. Untuk
memperoleh hasil Hasil belajar yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu
dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus anak
yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini meliputi : inteligensi,
sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat
dari Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan
kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu,
berjuanglah untuk terus mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan
mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah.
Faktor eksternal
Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal
meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat.
2. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam (cuaca). Non-sosial
seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan
yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman
saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli
teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki
kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya biasa
saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil belajar.
4. Penilaian Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121) mengungkapkan, bahwa untuk
mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi
belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam
jenis penilaian, sebagai berikut:
a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan
tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan
dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk
meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam
menentukan nilai rapor.
c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-
pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua bahan pelajaran.
Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu
periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun
peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
2.6 Penelitian yang relevan sebelumnya (jika ada)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 4 Merlung, dengan jumlah 25 orang
siswa. Terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Siswa sebagian besar beralamat di
desa Dusun Mudo, sebagian berasal dari desa Bukit Indah SP. 8 dan desa Kemang Manis SP.9
daerah transmigrasi dan 2 orang siswa berasal dari desa Suko Awin Jaya Muaro Jambi. Sebagian
besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani atau pekebun kepala sawit, sebagian pedagang,
dan buruh tani.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Profil Sekolah
a. Identitas
Nama Sekolah : SMAN 4 Merlung/SMAN 12 Tanjung Jabung Barat
NPSN : 10505960
Jenjang : SMA
Status : Negeri
b. Lokasi
SMAN 4 Merlung terletak di KM. 86, Desa Dusun Mudo, Kecamatan Muara
Papalik, Kabupaten Tajung Jabung Barat
c. Data Pelengkap
SMAN 4 Merlung merupakan sekolah menengah atas satu-satunya di kecamatan
Muara Papalik, sebagian besar siswa berasal dari 6 desa yang berada di Muara
Papalik. Hanya ada 10-15 orang berasal dari desa Suko Awin Jaya Kabupaten
Muaro Jambi.
Aktivitas sekolah di mulai pagi hari pukul 07.00 dan berahir pukul 13.30, dengan
12 guru PNS dan 3 GTT
d. Data Rombel
Tabel 2. Data rombel dan jumlah siswa
No Nama Rombel
Jumlah Siswa
Wali Kelas
L P Jumlah
1 X 1 Kelas 10 18 12 30
DINA ROULI LUMBAN
BATU
2 X 2 Kelas 10 13 15 28 NOVI ANDRI
3 XI IPA Kelas 11 10 11 21 ABDURAHMAN
4 XI IPS 1 Kelas 11 14 8 22 JHON RENOLD SIREGAR
5 XI IPS 2 Kelas 11 15 7 22 DEWI MULASARI
6 XII IPA Kelas 12 7 11 18 ANJUR PARDOSI
7 XII IPS Kelas 12 15 4 19
DAMEANNA
SIMANJUNTAK
Total 92 68 160
3.2.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari – April 2017
dengan rincian sebagai berikut
No Uraian kegiatan
Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan siklus 1 v V
2
Pelaksanaan tindakan
siklus 1
v v
3 Observasi siklus 1 v v
4 Refleksi siklus 1 v
5 Perencanaan siklus 2 v v
6 Pelaksanaan siklus 2 v v
7 Observasi siklus 2 v v
8 Refleksi siklus 2 v
9
Penyusunan laporan
penelitian
v v v
10
Seminar hasil
penelitian/PTK
v
11 Revisi laporan PTK v v
3.3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari sklus I dan siklus II. Pada
tiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas
yang dikemukakan oleh Anonim (2001). Dimana tahapan-tahapan yang dimaksud adalah:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
3. Observasi (pengamatan) dan evaluasi
4. Analisis dan refleksi (reflecting).
a. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan tindakan sangat penting membuat perencanaan terlebih
dahulu dan bentuk kegiatan yang termasuk dalam perencanaan yakni:
1. Membuat rencana pembelajaran
2. Mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan di kelas sesuai dengan
perencanaan pembelajaran
3. Membuat lembar observasi aktivitas siswa
4. Membuat lembar observasi aktivitas guru
5. Menyiapkan lembar kerja siswa ( LKS)
6. Mendesai alat evaluasi berupa soal tes dan kunci jawaban
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disiapkan pada persiapan tindakan. Secara umum tahapan dalam
pelaksanaan tindakan ini adalah:
1. Membuat suasana belajar mengajar sebaik mungkin
2. Memberikan semangat dan memotivasi siswa untuk belajar.
3. Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan
dalam perencanaan tindakan.
4. Melakukan evaluasi.
5. Menganalisis hasil evaluasi.
6. Merefleksi pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada kegiatan
pembelajaran pada siklus berikutnya.
c. Observasi (pengamatan) dan Evaluasi
Observasi adalah cara untuk mengadakan penelitian dengan jalan mengadakan
pengamatan secara langsung dan sistematis. Pemantauan terhadap pembelajaran
menggunakan lembar observasi yang hasilnya digunakan untuk menentukan jenis
tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Evaluasi digunakan untuk dapat mengetahui hasil yang telah dicapai dari proses
pelakasanaan tindakan. Dimana hasil yang dimaksud dapat berupa perubahan kinerja
guru, dan hasil belajar siswa. Evaluasi ini dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar
dan pada setiap akhir siklus dengan memberikan tes akhir untuk melihat tingkatan
keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diberikan.
d. Analisis dan refleksi (reflecting)
Analisis kualitatif diambil dari data hasil observasi tentang situasi belajar mengajar,
yaitu untuk data hasil observasi aktivitas siswa dihitung dengan menggunakan
persamaan:
………........................................................................(3.6)
Keterangan :
A = Aktifitas siswa
Na = Jumlah siswa yang Aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan
Dimana perhitungan penilaiannya sebagai berikut:
0 – 20 = Tidak Aktif
21 – 40 = Kurang aktif
41 – 60 = Cukup aktif
61 – 80 = Aktif
81 – 100 = Sangat aktif
Sedangkan data untuk hasil lembaran observasi guru dihitung dengan
menjumlahkan seluruh data sesuai dengan kriteria sesuai yang telah ditentukan.
Analisis kuantitatif untuk hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pemberian tes pada
tahap evaluasi dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh Nurkencana ( 1986
), Dengan menggunakan persamaan berikut:
…………………................………………....(3.7)
Keterangan: S = Skor
R = Jumlah Jawaban yang benar
Wt = Bobot
W = Jumlah jawaban yang salah
n = Jumlah Option ( banyaknya pilihan jawaban )
Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang dilakukan dapat
mengatasi masalah. Melihat bagaimana hasil yang telah didapatkan pada siklus-siklus
yang telah dilaksanakan sehingga apabila terdapat kelemahan atau kendala yang di alami
pada siklus yang telah dilakukan untk di jadikan revisi pada siklus berikutnya.
3.4 Indikator Kerja
Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan kelas yang
dilakukan adalah pada tahap keberhasilan belajar yang diperoleh oleh siswa. Tahap
keberhasilan belajar ini dihitung berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal mengenai materi pelajaran Limit Fungsi. Tindakan yang diberikan dikatakan
berhasil, jika kriteria sebagai berikut:
1. Perhitungan rata-rata tes formatif pada masing-masing pertemuan belajar terdapat
peningkatan secara signifikan.
2. Bila terjadi peningkatan pada jumlah atau persentase siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dalam belajar (mendapat nilai 75). Menurut Parmin dalam
Yudia (2001), secara klasikal persentase siswa yang berhasil dalam belajar diharapkan
sebesar 85%.
Bila kriteria tersebut terpenuhi, maka penguasaan materi pelajaran dengan model
pembelajaran advance organizer dapat dijadikan usaha dalam peningkatan hasil belajar
matematika, khususnya pada materi limit fungsi.
3.5 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Sehingga prosedur dan
langkah-langkah pelaksanaan penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku
dalam penelitian tindakan. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dilakukan pretes
sebelum tindakan pada tiap siklus. Sedangkan pada akhir pelaksanaan tindakan dilakukan
postes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Terdapat tiga hal yang diamati dalam
penelitian ini, yaitu peningkatan keterampilan proses sains, peningkatan prestasi belajar,
dan teknis pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar yang dapat
meningkatkan keterampilan proses sains dan prestasi belajar.
Langkah-langkah secara lengkap prosedur penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
B. SIKLUS I
Rencana Tindakan I
PelaksanaanTindakan I
Observasi I
Refleksi I
C. SIKLUS II
Rencana Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Observasi II
Refleksi II
A. Observasi awal
Refleksi awal
Secara rinci kegiatan pada masing-masing siklus dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Observasi awal
Tujuan pelaksanaan kegiatan observasi awal adalah untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan kelas penelitian saat kegiatan belajar mengajar. Selain melakukan
pengamatan secara langsung, peneliti juga mengadakan wawancara dengan guru mata
pelajaran matematika untuk memperoleh informasi tentang perkembangan belajar
matematika siswa dan permasalahan-permasalahan yang ada dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal kemudian dilakukan identifikasi terhadap
permasalahan yang dihadapi siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar
matematika. Hasil dari refleksi observasi awal ini digunakan sebagai acuan untuk
menyusun rencana tindakan pada siklus I.
b. Siklus I
1) Rencana tindakan I
Tindakan yang direncanakan pada siklus I adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar Matematika melalui observasi awal.
2. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran,,
serta media pembelajaran.
3. Penyusunan alat perekam data yang berupa lembar observasi aktivitas belajar, soal
tes hasil belajar, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar
catatan lapangan, dan angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran.
4. Melaksanakan pembelajaran siklus belajar sesuai skenario proses pembelajaran
yang telah disusun.
2) Pelaksanaan Tindakan I
Pada tahap ini tindakan dilaksanakan sesuai yang sudah direncanakan, yaitu:
1. Melakukan refleksi dan analisis terhadap permasalahan-permasalahan temuan
observasi awal. Hasil refleksi dan analisis ini kemudian digunakan sebagai acuan
untuk menyusun perangkat pembelajaran dan alat perekam data.
2. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran,
serta media pembelajaran.
3. Menyusun alat perekam data yang berupa lembar observasi aktivitas belajar, soal
tes prestasi belajar, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar,
lembar catatan lapangan, dan angket respon siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran siklus belajar.
4. Melaksanakan pembelajaran siklus belajar sesuai rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Skenario proses pembelajaran siklus I dapat
digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1: Skenario Proses Pembelajaran pada Siklus I
Materi Langkah Pembelajaran
Usaha a. Tahap awal
- Siswa diminta mengerjakan soal pretes (2 jp)
b. Tahap eksplorasi (2 jp)
-
d. Tahap Aplikasi (3 jp)
-
e. Tahap akhir (2 jp)
- Siswa diminta mengerjakan soal postes (2 jp)
3) Observasi I
Pada tahap ini dua orang pengamat melakukan pengamatan terhadap proses
belajar mengajar yang dilakukan guru dan aktivitas serta keterampilan proses sains
siswa secara kontinu. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar observasi keterampilan proses sains,
dan lembar catatan lapangan.
4) Analisis dan refleksi I
Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan
selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan data. Hasil
kesimpulan yang didapat berupa tingkat keefektifan rancangan pembelajaran yang
dibuat dan daftar permasalahan serta kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Hasil
ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan perencanaan pada siklus II. Analisis
dilakukan secara deskripsi terhadap data pengamatan, yaitu dengan menghitung
persentase skor indikator yang muncul dari aspek-aspek yang diukur.
a. Siklus II
a) Rencana Tindakan II
Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan alternatif
pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan
mengembangkan perangkat pembelajaran pada siklus I yang dinilai sudah cukup baik.
Kegiatan ini meliputi:
(1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I.
(2) Menyusun LKS siklus II atau merevisi LKS siklus I sesuai hasil refleksi I.
(3) Menyusun alat evaluasi berupa soal pretes dan postes.
(4) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi sesuai hasil
refleksi siklus I.
b) Pelaksanaan Tindakan II
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sesuai dengan rencana
tindakan II, yaitu:
(1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I.
(2) Menyusun LKS siklus II atau merevisi LKS siklus I sesuai hasil refleksi I.
(3) Menyusun alat evaluasi berupa soal pretes dan postes.
(4) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi sesuai hasil
refleksi siklus I.
c) Observasi II
Pada tahap ini dua pengamat melakukan pengamatan terhadap proses belajar
mengajar yang dilakukan guru dan aktivitas serta keterampilan proses sains siswa
secara kontinu. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar observasi keterampilan
proses sains, dan lembar catatan lapangan. Pelaksanaan tindakan II ini sesuai dengan
rencana tindakan II yang dibuat berdasarkan revisi dari hasil analisis dan refleksi pada
siklus I.
d) Analisis dan refleksi II
Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan
selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan data. Analisis
terhadap peningkatan keterampilan proses sains dilakukan dengan membandingkan
persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains yang diamati pada siklus I dan
siklus II. Sedangkan analisis peningkatan prestasi belajar dilakukan dengan:
1) membandingkan hasil pretes postes siklus I dan pretes postes siklus II,
2) membandingkan nilai pretes dan postes pada tiap siklus, dan
3) membandingkan ketuntasan siswa pada tiap siklus.
Hasil analisis dan refleksi digunakan untuk menentukan kesimpulan akhir dari
kegiatan pada siklus II.
3.6 Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru Matematika dan siswa kelas XI IPS 2
yang mengikuti proses belajar mengajar. Pada penelitian ini ada 3 variabel yang diamati,
yaitu keterampilan proses sains, prestasi belajar, dan pelaksanaan pembelajaran konstruktivis
model siklus belajar. Sumber data keterampilan proses sains dan prestasi belajar adalah
siswa. Sedangkan sumber data tentang pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus
belajar adalah guru dan siswa.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: 1) lembar observasi
keterampilan proses sains, 2) tes prestasi, 3) lembar observasi pelaksanaan pembelajaran
siklus belajar, dan 4) angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum dan
selama tindakan dilakukan.
1. Instrumen lembar observasi keterampilan proses sains digunakan sebagai pedoman
pengamatan keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran berlangsung.
Aspek keterampilan proses sains yang diamati meliputi:
a. mengamati,
b. meramalkan,
c. menafsirkan pengamatan,
d. menggunakan alat dan bahan,
e. menerapkan konsep,
f. merencanakan penelitian,
g. berkomunikasi, dan
h. mengajukan pertanyaan.
Masing-masing aspek keterampilan proses sains yang diamati mempunyai beberapa
indikator. Penyusunan lembar observasi keterampilan proses sains mengacu pada uraian
dari Semiawan (dalam Purwaningsih, 2002), dengan beberapa penyesuaian terhadap
kondisi kemampuan siswa kelas XI IPS2. Kegiatan penyusunan butir-butir indikator tiap
aspek keterampilan proses sains yang diamati dilakukan oleh guru dan peneliti. Bentuk
lembar observasi keterampilan proses sains terdapat di Lampiran.
2. Instrumen tes prestasi berbentuk tes obyektif dengan pertanyaan yang mengacu pada
indikator pembelajaran. Tes ini dilakukan untuk melihat prestasi belajar siswa. Tes
dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu: 1) sebelum tindakan I dilakukan, untuk mengetahui
prestasi awal siswa, 2) sesudah pelaksanaan tindakan siklus I, dimaksudkan untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, 3) sebelum tindakan II dilakukan, dan 4)
sesudah pelaksanaan tindakan pada siklus II, dimaksudkan untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa sebagai dasar penarikan kesimpulan akhir. Bobot soal
serta waktu yang disediakan untuk mengerjakan pretes dan postes pada siklus I dan II
dibuat sama agar kualitas tes pada siklus I dan II setara, sehingga hasilnya bisa
diperbandingkan.
3. Instrumen lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar digunakan sebagai
pedoman dalam mengamati pelaksanaan pembelajaran siklus belajar yang diterapkan
oleh guru, serta perilaku siswa yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
konstruktivis model siklus belajar. Penyusunan butir-butir aspek yang diamati mengacu
pada kajian pustaka tentang siklus belajar. Adapun kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran siklus belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tahap Eksplorasi
a. Guru melakukan demonstrasi dan memotivasi siswa agar menggali masalah dari
gejala yang mereka amati.
b. Siswa mampu menemukan permasalahan dari demonstrasi yang disampaikan
melalui pertanyaan/jawaban/pendapat.
c. Siswa merumuskan hipotesis berdasarkan gejala yang disajikan.
d. Siswa membuktikan kebenaran hipotesis melalui praktikum.
b. Tahap Invensi
a. Siswa menemukan konsep melalui praktikum yang dilakukan.
b. Guru mengembangkan konsep dari temuan siswa.
c. Tahap Aplikasi
a. Guru memberikan permasalahan baru untuk diselesaikan.
b. Siswa mengaplikasikan konsep untuk menyelesaikan masalah.
Bentuk lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar terdapat di Lampiran.
4. Angket respon siswa digunakan sebagai instrumen tambahan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap tindakan yang dilakukan. Kegiatan penyusunan butir-butir
angket dilakukan oleh guru dan peneliti, dengan rincian kisi-kisi sebagai berikut.
a. Motivasi siswa dalam mempelajari matematika.
b. Keaktifan siswa dalam belajar matematika.
c. Kemudahan yang didapat siswa dalam mempelajari matematika.
d. Pendapat siswa tentang pelajaran matematika.
Angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran ada di Lampiran.
3.8 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes,
dan angket. Teknik observasi digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan
keterampilan proses sains siswa dan penerapan model pembelajaran siklus belajar.
Teknik tes digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan prestasi belajar
siswa. Sedangkan teknik angket digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan
dengan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran model siklus belajar.
3.9 Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Terhadap data hasil pengamatan keterampilan proses sains, analisis dilakukan
dengan mencari persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains siswa,
Kemudian membandingkan persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains
yang diamati pada siklus I dan siklus II.
2. Terhadap data hasil tes prestasi belajar siswa, dilakukan analisis dengan menentukan
rata-rata nilai tes, peningkatan (gain) dari pretes dan postes pada siklus I dan II, serta
jumlah (persentase) siswa yang tuntas belajar pada siklus I dan II. Kemudian
membandingkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan II.
3. Terhadap data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar dilakukan
analisis kualitatif, yaitu memfokuskan hal-hal pokok dan penting yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. Hasil observasi dideskripsikan
dalam paparan data secara naratif. Analisis kualitatif ini memperoleh data penelitian
yang berupa indikator-indikator perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran
konstrukitivis model siklus belajar yang dapat menyumbang besar pada peningkatan
keterampilan proses sains dan prestasi belajar siswa.
4. Terhadap data hasil angket respon siswa tentang pelaksanaan pembelajaran
konstruktivis model siklus belajar dilakukan analisis dengan memfokuskan hal-hal
pokok dan penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus belajar.
Analisis ini memperoleh informasi tentang tanggapan dan kendala-kendala yang
dihadapi siswa selama pelaksanaan pembelajaran siklus belajar.
4.0 Personalia
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru matematika satu sekolah sebagai
berikut:
1. Dina Rouli LB, S.Pd : observer I
2. Anjur Pardosi, S.Pd. : Peneliti

More Related Content

What's hot

Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Deszure Esp
 
PTK
PTKPTK
PTK
crizpi
 
Matematika SD & Pembelajaran I
Matematika SD & Pembelajaran IMatematika SD & Pembelajaran I
Matematika SD & Pembelajaran I
yeyen
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsi
siskaningsih
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solving
elita takarai
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Realistic mathematics education
Realistic mathematics educationRealistic mathematics education
Realistic mathematics education
Zem Chudhienk
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadiAl-Zorozerofour Buitenzorg
 
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)Interest_Matematika_2011
 
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematikaPendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Irianto Aras
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
bemgusti
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalMas Becak
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
bemgusti
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
dedy solin
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
bemgusti
 
Problem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posingProblem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posing
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Ppt seminar nasional Yayan Eryandi
Ppt seminar nasional Yayan EryandiPpt seminar nasional Yayan Eryandi
Ppt seminar nasional Yayan Eryandi
Yayan Eryandi
 
Pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open ended dalam pembelajaran matematikaPendekatan open ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika
T. Astari
 
Contoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario PembelajaranContoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario Pembelajaran
matematikauntirta
 

What's hot (20)

Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
 
PTK
PTKPTK
PTK
 
Matematika SD & Pembelajaran I
Matematika SD & Pembelajaran IMatematika SD & Pembelajaran I
Matematika SD & Pembelajaran I
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsi
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solving
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
 
Laporan Tugas PMRI
Laporan Tugas PMRILaporan Tugas PMRI
Laporan Tugas PMRI
 
Realistic mathematics education
Realistic mathematics educationRealistic mathematics education
Realistic mathematics education
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
 
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
 
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematikaPendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
 
Problem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posingProblem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posing
 
Ppt seminar nasional Yayan Eryandi
Ppt seminar nasional Yayan EryandiPpt seminar nasional Yayan Eryandi
Ppt seminar nasional Yayan Eryandi
 
Pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open ended dalam pembelajaran matematikaPendekatan open ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika
 
Contoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario PembelajaranContoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario Pembelajaran
 

Viewers also liked

Problem – based learning.report
Problem – based learning.reportProblem – based learning.report
Problem – based learning.report
EwaaMii
 
1.3 d konsep model pembelajaran p bl
1.3 d konsep model pembelajaran p bl1.3 d konsep model pembelajaran p bl
1.3 d konsep model pembelajaran p bl
umar fauzi
 
Problem based learning power point
Problem based learning power pointProblem based learning power point
Problem based learning power pointDaryo Susmanto
 
Seminar PPT Skripsi
Seminar PPT SkripsiSeminar PPT Skripsi
Seminar PPT Skripsihusnauun
 
Powerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuPowerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuNur Asiah
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learningS A Tabish
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
Soumya Sahoo
 
Problem Based Learning
Problem Based LearningProblem Based Learning
Problem Based Learningasballard
 
Vanitha Gaddam Resume_3.11yrs
Vanitha Gaddam Resume_3.11yrsVanitha Gaddam Resume_3.11yrs
Vanitha Gaddam Resume_3.11yrsVanitha Gaddam
 
Actualizacion 2010 plan_1986_quimica_modificado
Actualizacion 2010 plan_1986_quimica_modificadoActualizacion 2010 plan_1986_quimica_modificado
Actualizacion 2010 plan_1986_quimica_modificado
Flor Balseiro
 
Film en het moderne leven in Limburg. Het bioscoopwezen tussen commercie en k...
Film en het moderne leven in Limburg. Het bioscoopwezen tussen commercie en k...Film en het moderne leven in Limburg. Het bioscoopwezen tussen commercie en k...
Film en het moderne leven in Limburg. Het bioscoopwezen tussen commercie en k...Thunnis van Oort
 
ixsol-efektivni-obed-2016-praha-jan-tomasik-vFinal
ixsol-efektivni-obed-2016-praha-jan-tomasik-vFinalixsol-efektivni-obed-2016-praha-jan-tomasik-vFinal
ixsol-efektivni-obed-2016-praha-jan-tomasik-vFinalJán Tomašik
 
Untitled presentation
Untitled presentationUntitled presentation
Untitled presentation
Babajaga67
 
Avisos igreja 031216
Avisos igreja 031216Avisos igreja 031216
Avisos igreja 031216
Fabrizio Fuga
 

Viewers also liked (18)

Problem – based learning.report
Problem – based learning.reportProblem – based learning.report
Problem – based learning.report
 
Problembaselearning
ProblembaselearningProblembaselearning
Problembaselearning
 
1.3 d konsep model pembelajaran p bl
1.3 d konsep model pembelajaran p bl1.3 d konsep model pembelajaran p bl
1.3 d konsep model pembelajaran p bl
 
Problem based learning power point
Problem based learning power pointProblem based learning power point
Problem based learning power point
 
Seminar PPT Skripsi
Seminar PPT SkripsiSeminar PPT Skripsi
Seminar PPT Skripsi
 
Powerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuPowerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalku
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Problem Based Learning
Problem Based LearningProblem Based Learning
Problem Based Learning
 
Vanitha Gaddam Resume_3.11yrs
Vanitha Gaddam Resume_3.11yrsVanitha Gaddam Resume_3.11yrs
Vanitha Gaddam Resume_3.11yrs
 
Actualizacion 2010 plan_1986_quimica_modificado
Actualizacion 2010 plan_1986_quimica_modificadoActualizacion 2010 plan_1986_quimica_modificado
Actualizacion 2010 plan_1986_quimica_modificado
 
Film en het moderne leven in Limburg. Het bioscoopwezen tussen commercie en k...
Film en het moderne leven in Limburg. Het bioscoopwezen tussen commercie en k...Film en het moderne leven in Limburg. Het bioscoopwezen tussen commercie en k...
Film en het moderne leven in Limburg. Het bioscoopwezen tussen commercie en k...
 
ixsol-efektivni-obed-2016-praha-jan-tomasik-vFinal
ixsol-efektivni-obed-2016-praha-jan-tomasik-vFinalixsol-efektivni-obed-2016-praha-jan-tomasik-vFinal
ixsol-efektivni-obed-2016-praha-jan-tomasik-vFinal
 
Untitled presentation
Untitled presentationUntitled presentation
Untitled presentation
 
Presentación1
Presentación1Presentación1
Presentación1
 
Presentación0817
Presentación0817Presentación0817
Presentación0817
 
Avisos igreja 031216
Avisos igreja 031216Avisos igreja 031216
Avisos igreja 031216
 
Ozono en gimnasios
Ozono en gimnasiosOzono en gimnasios
Ozono en gimnasios
 

Similar to Latihan ptk anjur, sman4 merlung

Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Dchuex AJie
 
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitigaPembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Gagal Seniman
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangLauri Bintang
 
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdfTranslated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
Afwanilhuda Nst
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaranQmMu
 
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7gusty_21
 
Jawaban ujian akhir semester metodologi
Jawaban ujian akhir semester metodologiJawaban ujian akhir semester metodologi
Jawaban ujian akhir semester metodologiNovhie Red Queen
 
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01Bari Spd
 
Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02
Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02
Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02Mansyur Eppe
 
Makalah mat
Makalah matMakalah mat
Makalah mat
hatikuhanyauntukmu
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
STKIP MUHAMMADIYAH PAGARALAM
 
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MANIPULATIF (3)....
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MANIPULATIF (3)....MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MANIPULATIF (3)....
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MANIPULATIF (3)....
normalasari10
 
Model interaktif ips
Model interaktif ipsModel interaktif ips
Model interaktif ips
Evi Sofia
 

Similar to Latihan ptk anjur, sman4 merlung (20)

Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
 
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitigaPembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Teori
TeoriTeori
Teori
 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
 
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdfTranslated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
 
Jawaban ujian akhir semester metodologi
Jawaban ujian akhir semester metodologiJawaban ujian akhir semester metodologi
Jawaban ujian akhir semester metodologi
 
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
 
Artikel ptk
Artikel ptkArtikel ptk
Artikel ptk
 
Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02
Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02
Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02
 
Makalah mat
Makalah matMakalah mat
Makalah mat
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MANIPULATIF (3)....
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MANIPULATIF (3)....MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MANIPULATIF (3)....
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MANIPULATIF (3)....
 
Model interaktif ips
Model interaktif ipsModel interaktif ips
Model interaktif ips
 

More from Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo

Judul ptk mtk lena p. h. aritonang
Judul ptk mtk lena p. h. aritonangJudul ptk mtk lena p. h. aritonang
Judul ptk mtk lena p. h. aritonang
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Laporan pengembangan diri lena p. h. aritonang
Laporan pengembangan diri lena p. h. aritonangLaporan pengembangan diri lena p. h. aritonang
Laporan pengembangan diri lena p. h. aritonang
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Tugas modul d lingkaran
Tugas modul d lingkaranTugas modul d lingkaran
Tugas modul d lingkaran
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Jon hendri tugas pengembangan diri
Jon hendri tugas pengembangan diriJon hendri tugas pengembangan diri
Jon hendri tugas pengembangan diri
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Tugas kelompok 4, lingkaran
Tugas kelompok 4, lingkaranTugas kelompok 4, lingkaran
Tugas kelompok 4, lingkaran
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Klp 10 pengamatan video
Klp 10 pengamatan videoKlp 10 pengamatan video
Klp 10 pengamatan video
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Klp 10 analisis pengamatan kompetensi 10
Klp 10 analisis pengamatan kompetensi 10Klp 10 analisis pengamatan kompetensi 10
Klp 10 analisis pengamatan kompetensi 10
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Klp 10 tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 - 14
Klp 10  tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 - 14Klp 10  tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 - 14
Klp 10 tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 - 14
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Workshop ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
Workshop ptk ilham dani,s.pd sma n 18  teboWorkshop ptk ilham dani,s.pd sma n 18  tebo
Workshop ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
Ptk ilham dani,s.pd sma n 18  teboPtk ilham dani,s.pd sma n 18  tebo
Ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Workshop ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Workshop ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Workshop ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Workshop ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Kompetensi 8 asli HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Kompetensi 8 asli HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciKompetensi 8 asli HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Kompetensi 8 asli HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
B. tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 kel 14 HERNANTO,S.Pd SMA4 - ker...
B. tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1  kel 14  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - ker...B. tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1  kel 14  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - ker...
B. tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 kel 14 HERNANTO,S.Pd SMA4 - ker...
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciTugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
PKB Tugas individu HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
PKB Tugas individu HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciPKB Tugas individu HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
PKB Tugas individu HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Pkb heri purnomo, s.pd sma11 tebo
Pkb heri purnomo, s.pd sma11 teboPkb heri purnomo, s.pd sma11 tebo
Pkb heri purnomo, s.pd sma11 tebo
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 

More from Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo (20)

Judul ptk mtk lena p. h. aritonang
Judul ptk mtk lena p. h. aritonangJudul ptk mtk lena p. h. aritonang
Judul ptk mtk lena p. h. aritonang
 
Laporan pengembangan diri lena p. h. aritonang
Laporan pengembangan diri lena p. h. aritonangLaporan pengembangan diri lena p. h. aritonang
Laporan pengembangan diri lena p. h. aritonang
 
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
 
Tugas modul d lingkaran
Tugas modul d lingkaranTugas modul d lingkaran
Tugas modul d lingkaran
 
Jon hendri tugas pengembangan diri
Jon hendri tugas pengembangan diriJon hendri tugas pengembangan diri
Jon hendri tugas pengembangan diri
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
Tugas kelompok 4, lingkaran
Tugas kelompok 4, lingkaranTugas kelompok 4, lingkaran
Tugas kelompok 4, lingkaran
 
Klp 10 pengamatan video
Klp 10 pengamatan videoKlp 10 pengamatan video
Klp 10 pengamatan video
 
Klp 10 analisis pengamatan kompetensi 10
Klp 10 analisis pengamatan kompetensi 10Klp 10 analisis pengamatan kompetensi 10
Klp 10 analisis pengamatan kompetensi 10
 
Klp 10 tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 - 14
Klp 10  tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 - 14Klp 10  tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 - 14
Klp 10 tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 - 14
 
Workshop ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
Workshop ptk ilham dani,s.pd sma n 18  teboWorkshop ptk ilham dani,s.pd sma n 18  tebo
Workshop ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
 
Ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
Ptk ilham dani,s.pd sma n 18  teboPtk ilham dani,s.pd sma n 18  tebo
Ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Workshop ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Workshop ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Workshop ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Workshop ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Kompetensi 8 asli HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Kompetensi 8 asli HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciKompetensi 8 asli HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Kompetensi 8 asli HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
 
B. tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 kel 14 HERNANTO,S.Pd SMA4 - ker...
B. tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1  kel 14  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - ker...B. tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1  kel 14  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - ker...
B. tugas mandiri pemetaan pkg kompetensi 1 kel 14 HERNANTO,S.Pd SMA4 - ker...
 
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciTugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
 
PKB Tugas individu HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
PKB Tugas individu HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciPKB Tugas individu HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
PKB Tugas individu HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
 
Pkb heri purnomo, s.pd sma11 tebo
Pkb heri purnomo, s.pd sma11 teboPkb heri purnomo, s.pd sma11 tebo
Pkb heri purnomo, s.pd sma11 tebo
 

Recently uploaded

Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
AskariB1
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
ABDULRASIDSANGADJI1
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 

Recently uploaded (20)

Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 

Latihan ptk anjur, sman4 merlung

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengajar (teaching) pada hakikatnya adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan model pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Begitu pula dengan pembelajaran matematika, pemilihan model pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sangat menentukan dalam keberhasilan pembelajaran matematika Pemilihan, penetapan, dan pengembangan model ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan pada äpa yang dipelajari siswa. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber- sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal. Jika pemilihan model pembelajaran yang digunakan sudah tepat, sudah sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa serta semua unsur pembelajaran ideal sudah terpenuhi maka diharapkan siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep pelajaran matematika, dan akhirnya bisa menerapkan ilmu yang diterimanya dimasa yang akan datang. Jika siswa memahami konsep dalam setiap kompetensi yang di harapkan maka hasil belajar (nilai) akan dengan sendirinya menjadi baik, dan siswa berhasil memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapka oleh gueu mata pelajaran. Dalam hai ini khususnya guru matematika. Pada kenyataannya pembelajaran matematika disekolah-sekolah seperti di SMAN 4 Merlung Masih terlihat masalah-masalah seperti: (1) rendahnya hasil belajar pada materi peluang; (2) guru masih mengajar dengan cara konvensional dan ceramah; (3) sebagian siswa sering terlambat; (4) siswa mudah menyerah dalam menyelesaikan soal yang dirasakan sulit; (5) sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru; (6) siswa sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah disekolah; (7) siswa malas bertanya; (8) sebagian siswa kurang aktiv dalam belajar; (9) siswa kurang menguasai materi; (10) siswa kurang mampu menyelesaikan soal yang berbeda dengan contoh Tabel 1. Tabel rata-rata hasil ulangan harian siswa mata pelajaran Matematika No Ulangan Harian (UH) XI IPA XI IPS XII IPS 1 XII IPS 2 1 2 3 UH 1 UH 2 UH 3 70,25 67,5 70,15 54,2 50,4 57,5 68,4 60,3 50,5 49,5 55,3 52,7 Sumber : Guru mata pelajaran
  • 2. Masalah diatas disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya motivasi belajar siswa, guru belum menggunakan model pembelajaran atau masih menggunakan pembelajaran konvensional, guru tidak menggunakan media pembelajaran, guru jarang menggunakan alat peraga Diantara permasalahan diatas, menurut penulis yang paling esensial adalah masalah rendahnya hasil belajar siswa pada materi peluang. Masalah ini tidak dapat dibiarkan karena akan berdampak pada tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai, motivasi belajar siswa menjadi menurun, siswa menjadi lemah dalam kemampuan mengambil keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari Sebagai pengampu mata pelajaran matemtika, penulis berupaya menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa diantara adalah sebagai berikut : meningkatkan control guru dalam KBM, menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran peluang, menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe NHT dalam pembelajaran peluang, memberikan latihan soal mulai dari soal yang mudah, dan menyusun lembar kerja siswa yang lebih menarik Pada penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe problem based learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peluang di kelas XI IPS SMAN 4 Merlung. Penulis memilih model pembelajaran cooperative learning tipe problem based learning karena model ini memiliki keunggulan dalam hal menekankan pada pemahaman konsep dalam pembelajaran karena Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan memecahkan masalah (Kamdi, 2007: 77untuk). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah model pembelajaran cooperative learning tipe problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan peluang di kelas XI IPS SMAN 4 Merlung T.A 2017/2018? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran cooperative learning tipe problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan peluang di kelas XI IPS SMAN 4 Merlung T.A 2017/2018 1.4 Mamfaat Penelitian a. Untuk Guru Bagi guru penelitian ini berguna sebagai masukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS materi Peluang b. Untuk siswa Bagi siswa penelitian in bermamfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS pada materi peluang c. Untuk Sekolah
  • 3. Untuk sekolah penelitian ini bermmfaat sebagai referensi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat pembelajaran Matematika Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola,[2][3] merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksiyang ketat diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.( https://id.wikipedia.org/wiki/Matematika). Menurut Andi Hakim Nasution, matematika merupakan ilmu struktur, urutan (order), serta memiliki hubungan yang meliputi berbagai mcam dasar pengukuran, perhitungan, serta penggambaran suatu bentuk objek. Sedangkan menurut Hudoyono matematika berkenaan dengan ide, aturan, hubungan yang diatur dengan logis sehingga matematika memiliki keterkaitan dengan konsep abstrak. Hal ini juga senada dengan pendapat Johnson dan Rising, matemtika ialah pola berpikir, pembuktian yanglogik, pola mengorganisasikan, matematika adalah suatu bahasa dengan menggunakan istilah yang dapat didefinisikan secara akurat, cermat, dan jelas, representasinya dengan symbol serta padat, lebih berupa sebuah bahasa symbol tentang ide dibandigkan tentang bunyi. Jadi dari beberapa pendapat ahli, dapat di simpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari suatu objek abstrak yang dibangun melalui berbagai proses penalaran. Pembelajaran matematika adalah aktivitas membelajarkan matematika kepada siswa, sehingga tujuan pembelajaran matematika tercapai. Adapun tujuan pembelajaran matematika adalah : 1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menerik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksprimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan ekonsisten. 2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, mebuat predeksi serta mencoba-coba. 3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan ngrafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.[6] (https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan- pembelajaran-matematika/) 2.2 Materi esensial dalam matematika SMA (sampai mengkaji Materi Peluang) 2.2.1 Kaidah Pencacahan a. Aturan perkalian Jika terdapat k unsur yang tersedia, dengan : 𝑛1 = banyak cara untuk menyusun unsur pertama 𝑛2 = banyak cara untuk menyusun unsur kedua setelah unsur pertama tersusun
  • 4. 𝑛3 = banyak cara untuk menyusun unsur ketiga setelah unsur kedua tersusun . . . 𝑛 𝑘 = banyak cara untuk menyusun unsur ke-k setelah unsur sebelumnya tersusun Maka banyak cara untuk menyusun k unsur yang tersedia adalah : 𝑛1 × 𝑛2 × 𝑛3 × …× 𝑛 𝑘 b. Permutasi Permutasi menyatakan banyaknya penyusunan obyek - obyek dengan memperhatikan letak / urutan. 1. Permutasi n unsur : n ! Permutasi dengan menggunakan seluruh unsur . 2. Permutasi dengan k unsur yang sama : 𝑛! 𝑛1! 𝑛2! 𝑛3! … 𝑛 𝑘 Dengan n adalah jumlah seluruh unsur 3.Permutasi siklis : (n-1)! Permutasi melingkar, dimana salah satu unsur merupakan unsur tetap c. Kombinasi Kombinasi merupakan penyusunan objek-objek tanpa memperhatikan urutan. 𝐶𝑟 𝑛 = 𝑛! 𝑟! ( 𝑛 − 𝑟)! 2.2.2 Peluang 1. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin mucul dari suatu percobaan disebut ruang sampel. Kejadian khusus atau suatu unsur dari S disebut titik sampel atau sampel. Suatu kejadian A adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel S. Contoh: Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang masing- masing memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah kejadian muncul dua angka, tentukan S, P (kejadian)! Jawab : S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG} P = {AAG, AGA, GAA} 2. Pengertian Peluang Suatu Kejadian Pada suatu percobaan terdapat n hasil yang mungkin dan masing-masing berkesempatan sama untuk muncul. Jika dari hasil percobaan ini terdapat k hasil yang merupakan kejadian A, maka peluang kejadian A ditulis P ( A ) ditentukan dengan rumus : Contoh : Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang percobaan kejadian muncul bilangan genap! Jawab : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n ( S ) = 6
  • 5. Misalkan A adalah kejadian muncul bilangan genap, maka: A = {2, 4, 6} dan n ( A ) = 3 3. Kisaran Nilai Peluang Matematika Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) = k dan Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang peluangnya nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti 4. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ), maka frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah n x P( A ).. 5. Peluang Komplemen Suatu Kejadian Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel S, dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n – k, sehingga : Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi adalah (1 – P). 6. Peluang Kejadian Majemuk Gabungan Dua Kejadian Untuk setiap kejadian A dan B berlaku : Catatan : dibaca “ Kejadian A atau B dan dibaca “Kejadian A dan B” a . Kejadian-kejadian Saling Lepas Untuk setiap kejadian berlaku Jika . Sehingga Dalam kasus ini, A dan B disebut dua kejadian saling lepas. b. Kejadian Bersyarat Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A|B) didefinisikan sebagai peluang kejadian A dengan syarat B telah terjadi. Jika adalah peluang terjadinya A dan B,
  • 6. maka Dalam kasus ini, dua kejadian tersebut tidak saling bebas. c. Teorema Bayes Teorema Bayes(1720 – 1763) mengemukakan hubungan antara P (A|B) dengan P ( B|A ) dalam teorema berikut ini : d. Kejadian saling bebas Stokhastik (i) Misalkan A dan B adalah kejadian – kejadian pada ruang sampel S, A dan B disebut dua kejadian saling bebas stokhastik apabila kemunculan salah satu tidak dipengaruhi kemunculan yang lainnya atau : P (A | B) = P (A), sehingga: 2.3 Model pembelajaran Matematika Menurut Slavin (2010), model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaanya. Sedangkan menurut Trianto (2009) model pembelajaran merupakan pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya. Model pembelajaran yang baik digunakan sebagai acuan perencanaan dalam pembelajaran di kelas ataupun tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran yang sesuai dengan dengan bahan ajar yang diajarkan (Trianto, 2011). Kriteria model pembelajaran yang dikatakan baik, jika sesuai dengan kriteria adalah sebagai berikut : Pertama, sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal, yaitu : apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritis yang kuat dan apakah terdapat konsistensi internal. Kedua, praktis, aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dapat dikembangakan dapat diterapkan dan kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tetrsebut dapat diterapkan. Ketiga, efektif, berkaitan dengan aspek efektifitas sebagai berikut: ahli dan praktisi berdasarkan pengalamnnnya menyatakan bahwa model tersebut efektif; dan secara operasional model tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan (Trianto, 2013) 2.4 Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Problem Based Learning,(pengertian, tujuan, prinsip, langkah, kelemahan, dan kekuatan model) a. Cooperative learning Model pembelajaran koopertif ini dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang dilahirkan oleh seorang ilmuwan pendidikan bernama Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan penelitiannya, Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak (dalam Rusman, 2012:201). Dalam pembelajaran ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai penjembatan keterhubungan antara siswa terhadap pemahaman yang lebih tinggi dengan penemuan pemahaman siswa sendiri. Model Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang bersifat kerja sama dalam kelompok. artinya bahwa model pembelajaran kooperatif ini dapat menggalakkan siswa dan secara tidak langsung siswa dapat termotivasi, senang dalam mengikuti pelajaran/tidak jenuh, untuk berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. ini artinya ada pertukaran ide antar
  • 7. siswa ke arah suasana yang membangkitkan potensi siswa. Dalam model ini, proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa, namun siswa dapat saling membelajarkan sesama teman siswa lainnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model kooperatif. 1. Tahap 1 menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 2. Tahap 2 menyajikan informasi 3. Tahap 3 mengorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok belajar 4. Tahap 4 membingbing siswa untuk belajar kelompok 5. Tahap 5 melakukan evaluasi 6. Tahap 6 memberikan penghargaan Ada 5 prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learningyaitu: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, (5) evaluasi proses kelompok (Lie, 2002). Menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah. Struktur Tugas, siswa melakukan kegiatan secara bersama-sama (kerjasama dan sama kerja). Struktur Tujuan, tiap-tiap individu ikut andil menyumbang dalam pencapai tujuan. Struktur Hadiah, keberhasilan individu adalah atas usaha secara bersama-sama. b. Cooperative Learning Tipe Problem BasedLearning Pembelajaran Berbasis Masalah dalam bahasa inggrisnya diistilahkanProblem-based learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pebelajar dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured, atau openended melalui stimulus dalam belajar. PBL memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan suatu permasalahan, (2) memastikan bahwa permasalahan yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata pebelajar, (3) mengorganisasikan pelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada pebelajar dalam mengalami secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut pebelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja (performance). Jonassen (1999) mendesain model lingkungan belajar konstruktivistik yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran kontekstual dengan pendekatan problem-based learning. Model tersebut memuat komponen-komponen esensial yang meliputi:(1) pertanyaan-pertanyaan, kasus, masalah atau proyek, (2) kasus-kasus yang saling terkait satu sama lain, (3) sumber-sumber informasi, (4) cognitive tools, (5) pemodelan yang dinamis, (6) percakapan dan kolaborasi, (7) dukungan kontekstual/sosial. Masalah dalam model tersebut mengintegrasikan komponen-komponen konteks permasalahan, representasi atau simulasi masalah, dan manipulasi ruang permasalahan. kelebihan PBL dibandingkan dengan model pengajaran lainnya adalah 1). mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas, 2). mendorong siswa melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain, 3). melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, 4). membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri.
  • 8. sama halnya dengan model pengajaran yang lain, PBL juga memiliki beberapa kelemahan dalam penerapannya. kelemahan pelaksanaan PBL yakni 1). Kondisi kebanyakan sekolah yang tidak kondusif untuk pendekatan PBL, 2). Pelaksanaan PBL memerlukan waktu yang cukup lama, 3) Model PBL tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar. c. Kekurangan PBL Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, PBL juga memiliki beberapa kelemahan/hambatan dalam penerapannya (Ricard I Arends dan Ibrahim dalam Rusmiyati, 2007: 17). Kelemahan dari pelaksanaan PBL adalah sebagai berikut: 1) Kondisi kebanyakan sekolah tidak kondusif untuk pendekatan PBL. Dalam pelaksanaannya, PBL memerlukan sarana dan prasarana yang tidak semua sekolah memilikinya. Sebagai contoh, banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium cukup memadai untuk kelengkapan pelaksanaan PBL. 2) Pelaksanaan PBL memerlukan waktu yang cukup lama. Standar 40-50 menit untuk satu jam pelajaran yang banyak dijumpai di berbagai sekolah tidak mencukupi standar waktu pelaksanaan PBL yang melibatkan aktivitas siswa di luar sekolah. 3) Model PBL tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar. Model pembelajaran kooperatif memiliki basis pada teori psikologi kognitif dan teori pembelajaran sosial. Fokus pembelajaran kooperatif tidak saja tertumpu pada apa yang dilakukan peserta didik tetapi juga pada apa yang dipikirkan peserta didik selama aktivitas belajar berlangsung. Informasi yang ada pada kurikulum tidak ditransfer begitu saja oleh guru kepada peserta didik, tetapi peserta didik difasilitasi dan dimotivasi untuk berinteraksi dengan peserta didik lain dalam kelompok, dengan guru dan dengan bahan ajar secara optimal agar ia mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Dalam model pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator, penyedia sumber belajar bagi peserta didik, pembimbing peserta didik dalam belajar kelompok, pemberi motivasi peserta didik dalam memecahkan masalah, dan sebagai pelatih peserta didik agar memiliki ketrampilan kooperatif. d. Kelebihan problem based learning (model pembelajaran berbasis masalah) 1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan 2. Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
  • 9. 3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. e. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran Konsep Dasar (Basic Concept) Guru atau fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran a. Pendefinisian Masalah(Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. c. Tahap investigasi (investigation) Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami. d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya. 2.5 Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil
  • 10. belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa. Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut. 2. Indikator Hasil Belajar Siswa Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok. Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap. 3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan dibawah ini, yaitu : 1. Faktor internal (factor dalam diri) 2. Faktor eksternal (factor diluar diri) 3. Faktor pendekatan belajar Faktor internal
  • 11. Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik. Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Faktor eksternal Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu: 1. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat. 2. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil belajar. 4. Penilaian Hasil Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121) mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut: a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor. c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok- pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
  • 12. 2.6 Penelitian yang relevan sebelumnya (jika ada) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 4 Merlung, dengan jumlah 25 orang siswa. Terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Siswa sebagian besar beralamat di desa Dusun Mudo, sebagian berasal dari desa Bukit Indah SP. 8 dan desa Kemang Manis SP.9 daerah transmigrasi dan 2 orang siswa berasal dari desa Suko Awin Jaya Muaro Jambi. Sebagian
  • 13. besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani atau pekebun kepala sawit, sebagian pedagang, dan buruh tani. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Profil Sekolah a. Identitas Nama Sekolah : SMAN 4 Merlung/SMAN 12 Tanjung Jabung Barat NPSN : 10505960 Jenjang : SMA Status : Negeri b. Lokasi SMAN 4 Merlung terletak di KM. 86, Desa Dusun Mudo, Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tajung Jabung Barat c. Data Pelengkap SMAN 4 Merlung merupakan sekolah menengah atas satu-satunya di kecamatan Muara Papalik, sebagian besar siswa berasal dari 6 desa yang berada di Muara Papalik. Hanya ada 10-15 orang berasal dari desa Suko Awin Jaya Kabupaten Muaro Jambi. Aktivitas sekolah di mulai pagi hari pukul 07.00 dan berahir pukul 13.30, dengan 12 guru PNS dan 3 GTT d. Data Rombel Tabel 2. Data rombel dan jumlah siswa No Nama Rombel Jumlah Siswa Wali Kelas L P Jumlah 1 X 1 Kelas 10 18 12 30 DINA ROULI LUMBAN BATU 2 X 2 Kelas 10 13 15 28 NOVI ANDRI 3 XI IPA Kelas 11 10 11 21 ABDURAHMAN 4 XI IPS 1 Kelas 11 14 8 22 JHON RENOLD SIREGAR 5 XI IPS 2 Kelas 11 15 7 22 DEWI MULASARI 6 XII IPA Kelas 12 7 11 18 ANJUR PARDOSI 7 XII IPS Kelas 12 15 4 19 DAMEANNA SIMANJUNTAK Total 92 68 160 3.2.2 Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari – April 2017 dengan rincian sebagai berikut No Uraian kegiatan Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Perencanaan siklus 1 v V 2 Pelaksanaan tindakan siklus 1 v v 3 Observasi siklus 1 v v 4 Refleksi siklus 1 v 5 Perencanaan siklus 2 v v
  • 14. 6 Pelaksanaan siklus 2 v v 7 Observasi siklus 2 v v 8 Refleksi siklus 2 v 9 Penyusunan laporan penelitian v v v 10 Seminar hasil penelitian/PTK v 11 Revisi laporan PTK v v 3.3. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari sklus I dan siklus II. Pada tiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang dikemukakan oleh Anonim (2001). Dimana tahapan-tahapan yang dimaksud adalah: 1. Perencanaan (planning) 2. Pelaksanaan tindakan (acting) 3. Observasi (pengamatan) dan evaluasi 4. Analisis dan refleksi (reflecting). a. Perencanaan Sebelum pelaksanaan tindakan sangat penting membuat perencanaan terlebih dahulu dan bentuk kegiatan yang termasuk dalam perencanaan yakni: 1. Membuat rencana pembelajaran 2. Mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan di kelas sesuai dengan perencanaan pembelajaran 3. Membuat lembar observasi aktivitas siswa 4. Membuat lembar observasi aktivitas guru 5. Menyiapkan lembar kerja siswa ( LKS) 6. Mendesai alat evaluasi berupa soal tes dan kunci jawaban b. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan ini pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan pada persiapan tindakan. Secara umum tahapan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah: 1. Membuat suasana belajar mengajar sebaik mungkin 2. Memberikan semangat dan memotivasi siswa untuk belajar. 3. Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan dalam perencanaan tindakan. 4. Melakukan evaluasi. 5. Menganalisis hasil evaluasi. 6. Merefleksi pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.
  • 15. c. Observasi (pengamatan) dan Evaluasi Observasi adalah cara untuk mengadakan penelitian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Pemantauan terhadap pembelajaran menggunakan lembar observasi yang hasilnya digunakan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Evaluasi digunakan untuk dapat mengetahui hasil yang telah dicapai dari proses pelakasanaan tindakan. Dimana hasil yang dimaksud dapat berupa perubahan kinerja guru, dan hasil belajar siswa. Evaluasi ini dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar dan pada setiap akhir siklus dengan memberikan tes akhir untuk melihat tingkatan keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diberikan. d. Analisis dan refleksi (reflecting) Analisis kualitatif diambil dari data hasil observasi tentang situasi belajar mengajar, yaitu untuk data hasil observasi aktivitas siswa dihitung dengan menggunakan persamaan: ………........................................................................(3.6) Keterangan : A = Aktifitas siswa Na = Jumlah siswa yang Aktif N = Jumlah siswa keseluruhan Dimana perhitungan penilaiannya sebagai berikut: 0 – 20 = Tidak Aktif 21 – 40 = Kurang aktif 41 – 60 = Cukup aktif 61 – 80 = Aktif 81 – 100 = Sangat aktif Sedangkan data untuk hasil lembaran observasi guru dihitung dengan menjumlahkan seluruh data sesuai dengan kriteria sesuai yang telah ditentukan. Analisis kuantitatif untuk hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pemberian tes pada tahap evaluasi dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh Nurkencana ( 1986 ), Dengan menggunakan persamaan berikut:
  • 16. …………………................………………....(3.7) Keterangan: S = Skor R = Jumlah Jawaban yang benar Wt = Bobot W = Jumlah jawaban yang salah n = Jumlah Option ( banyaknya pilihan jawaban ) Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi masalah. Melihat bagaimana hasil yang telah didapatkan pada siklus-siklus yang telah dilaksanakan sehingga apabila terdapat kelemahan atau kendala yang di alami pada siklus yang telah dilakukan untk di jadikan revisi pada siklus berikutnya. 3.4 Indikator Kerja Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan kelas yang dilakukan adalah pada tahap keberhasilan belajar yang diperoleh oleh siswa. Tahap keberhasilan belajar ini dihitung berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal mengenai materi pelajaran Limit Fungsi. Tindakan yang diberikan dikatakan berhasil, jika kriteria sebagai berikut: 1. Perhitungan rata-rata tes formatif pada masing-masing pertemuan belajar terdapat peningkatan secara signifikan. 2. Bila terjadi peningkatan pada jumlah atau persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam belajar (mendapat nilai 75). Menurut Parmin dalam Yudia (2001), secara klasikal persentase siswa yang berhasil dalam belajar diharapkan sebesar 85%. Bila kriteria tersebut terpenuhi, maka penguasaan materi pelajaran dengan model pembelajaran advance organizer dapat dijadikan usaha dalam peningkatan hasil belajar matematika, khususnya pada materi limit fungsi. 3.5 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Sehingga prosedur dan langkah-langkah pelaksanaan penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dilakukan pretes
  • 17. sebelum tindakan pada tiap siklus. Sedangkan pada akhir pelaksanaan tindakan dilakukan postes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Terdapat tiga hal yang diamati dalam penelitian ini, yaitu peningkatan keterampilan proses sains, peningkatan prestasi belajar, dan teknis pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan prestasi belajar. Langkah-langkah secara lengkap prosedur penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 3.1 Prosedur Penelitian B. SIKLUS I Rencana Tindakan I PelaksanaanTindakan I Observasi I Refleksi I C. SIKLUS II Rencana Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Observasi II Refleksi II A. Observasi awal Refleksi awal
  • 18. Secara rinci kegiatan pada masing-masing siklus dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Observasi awal Tujuan pelaksanaan kegiatan observasi awal adalah untuk memperoleh informasi mengenai keadaan kelas penelitian saat kegiatan belajar mengajar. Selain melakukan pengamatan secara langsung, peneliti juga mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika untuk memperoleh informasi tentang perkembangan belajar matematika siswa dan permasalahan-permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal kemudian dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar matematika. Hasil dari refleksi observasi awal ini digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus I. b. Siklus I 1) Rencana tindakan I Tindakan yang direncanakan pada siklus I adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar Matematika melalui observasi awal. 2. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran,, serta media pembelajaran. 3. Penyusunan alat perekam data yang berupa lembar observasi aktivitas belajar, soal tes hasil belajar, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar catatan lapangan, dan angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. 4. Melaksanakan pembelajaran siklus belajar sesuai skenario proses pembelajaran yang telah disusun. 2) Pelaksanaan Tindakan I Pada tahap ini tindakan dilaksanakan sesuai yang sudah direncanakan, yaitu: 1. Melakukan refleksi dan analisis terhadap permasalahan-permasalahan temuan observasi awal. Hasil refleksi dan analisis ini kemudian digunakan sebagai acuan untuk menyusun perangkat pembelajaran dan alat perekam data. 2. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran, serta media pembelajaran.
  • 19. 3. Menyusun alat perekam data yang berupa lembar observasi aktivitas belajar, soal tes prestasi belajar, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar catatan lapangan, dan angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. 4. Melaksanakan pembelajaran siklus belajar sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Skenario proses pembelajaran siklus I dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 3.1: Skenario Proses Pembelajaran pada Siklus I Materi Langkah Pembelajaran Usaha a. Tahap awal - Siswa diminta mengerjakan soal pretes (2 jp) b. Tahap eksplorasi (2 jp) - d. Tahap Aplikasi (3 jp) - e. Tahap akhir (2 jp) - Siswa diminta mengerjakan soal postes (2 jp) 3) Observasi I Pada tahap ini dua orang pengamat melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan aktivitas serta keterampilan proses sains siswa secara kontinu. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar observasi keterampilan proses sains, dan lembar catatan lapangan. 4) Analisis dan refleksi I Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan data. Hasil kesimpulan yang didapat berupa tingkat keefektifan rancangan pembelajaran yang dibuat dan daftar permasalahan serta kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Hasil
  • 20. ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan perencanaan pada siklus II. Analisis dilakukan secara deskripsi terhadap data pengamatan, yaitu dengan menghitung persentase skor indikator yang muncul dari aspek-aspek yang diukur. a. Siklus II a) Rencana Tindakan II Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan mengembangkan perangkat pembelajaran pada siklus I yang dinilai sudah cukup baik. Kegiatan ini meliputi: (1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I. (2) Menyusun LKS siklus II atau merevisi LKS siklus I sesuai hasil refleksi I. (3) Menyusun alat evaluasi berupa soal pretes dan postes. (4) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi sesuai hasil refleksi siklus I. b) Pelaksanaan Tindakan II Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sesuai dengan rencana tindakan II, yaitu: (1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I. (2) Menyusun LKS siklus II atau merevisi LKS siklus I sesuai hasil refleksi I. (3) Menyusun alat evaluasi berupa soal pretes dan postes. (4) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi sesuai hasil refleksi siklus I. c) Observasi II Pada tahap ini dua pengamat melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan aktivitas serta keterampilan proses sains siswa secara kontinu. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar observasi keterampilan proses sains, dan lembar catatan lapangan. Pelaksanaan tindakan II ini sesuai dengan
  • 21. rencana tindakan II yang dibuat berdasarkan revisi dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I. d) Analisis dan refleksi II Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan data. Analisis terhadap peningkatan keterampilan proses sains dilakukan dengan membandingkan persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains yang diamati pada siklus I dan siklus II. Sedangkan analisis peningkatan prestasi belajar dilakukan dengan: 1) membandingkan hasil pretes postes siklus I dan pretes postes siklus II, 2) membandingkan nilai pretes dan postes pada tiap siklus, dan 3) membandingkan ketuntasan siswa pada tiap siklus. Hasil analisis dan refleksi digunakan untuk menentukan kesimpulan akhir dari kegiatan pada siklus II. 3.6 Data dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah guru Matematika dan siswa kelas XI IPS 2 yang mengikuti proses belajar mengajar. Pada penelitian ini ada 3 variabel yang diamati, yaitu keterampilan proses sains, prestasi belajar, dan pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar. Sumber data keterampilan proses sains dan prestasi belajar adalah siswa. Sedangkan sumber data tentang pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar adalah guru dan siswa. 3.7 Instrumen Penelitian Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: 1) lembar observasi keterampilan proses sains, 2) tes prestasi, 3) lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, dan 4) angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum dan selama tindakan dilakukan. 1. Instrumen lembar observasi keterampilan proses sains digunakan sebagai pedoman pengamatan keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek keterampilan proses sains yang diamati meliputi: a. mengamati, b. meramalkan,
  • 22. c. menafsirkan pengamatan, d. menggunakan alat dan bahan, e. menerapkan konsep, f. merencanakan penelitian, g. berkomunikasi, dan h. mengajukan pertanyaan. Masing-masing aspek keterampilan proses sains yang diamati mempunyai beberapa indikator. Penyusunan lembar observasi keterampilan proses sains mengacu pada uraian dari Semiawan (dalam Purwaningsih, 2002), dengan beberapa penyesuaian terhadap kondisi kemampuan siswa kelas XI IPS2. Kegiatan penyusunan butir-butir indikator tiap aspek keterampilan proses sains yang diamati dilakukan oleh guru dan peneliti. Bentuk lembar observasi keterampilan proses sains terdapat di Lampiran. 2. Instrumen tes prestasi berbentuk tes obyektif dengan pertanyaan yang mengacu pada indikator pembelajaran. Tes ini dilakukan untuk melihat prestasi belajar siswa. Tes dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu: 1) sebelum tindakan I dilakukan, untuk mengetahui prestasi awal siswa, 2) sesudah pelaksanaan tindakan siklus I, dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, 3) sebelum tindakan II dilakukan, dan 4) sesudah pelaksanaan tindakan pada siklus II, dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa sebagai dasar penarikan kesimpulan akhir. Bobot soal serta waktu yang disediakan untuk mengerjakan pretes dan postes pada siklus I dan II dibuat sama agar kualitas tes pada siklus I dan II setara, sehingga hasilnya bisa diperbandingkan. 3. Instrumen lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar digunakan sebagai pedoman dalam mengamati pelaksanaan pembelajaran siklus belajar yang diterapkan oleh guru, serta perilaku siswa yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar. Penyusunan butir-butir aspek yang diamati mengacu pada kajian pustaka tentang siklus belajar. Adapun kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Tahap Eksplorasi a. Guru melakukan demonstrasi dan memotivasi siswa agar menggali masalah dari gejala yang mereka amati. b. Siswa mampu menemukan permasalahan dari demonstrasi yang disampaikan melalui pertanyaan/jawaban/pendapat. c. Siswa merumuskan hipotesis berdasarkan gejala yang disajikan. d. Siswa membuktikan kebenaran hipotesis melalui praktikum. b. Tahap Invensi a. Siswa menemukan konsep melalui praktikum yang dilakukan. b. Guru mengembangkan konsep dari temuan siswa.
  • 23. c. Tahap Aplikasi a. Guru memberikan permasalahan baru untuk diselesaikan. b. Siswa mengaplikasikan konsep untuk menyelesaikan masalah. Bentuk lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar terdapat di Lampiran. 4. Angket respon siswa digunakan sebagai instrumen tambahan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap tindakan yang dilakukan. Kegiatan penyusunan butir-butir angket dilakukan oleh guru dan peneliti, dengan rincian kisi-kisi sebagai berikut. a. Motivasi siswa dalam mempelajari matematika. b. Keaktifan siswa dalam belajar matematika. c. Kemudahan yang didapat siswa dalam mempelajari matematika. d. Pendapat siswa tentang pelajaran matematika. Angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran ada di Lampiran. 3.8 Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes, dan angket. Teknik observasi digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan keterampilan proses sains siswa dan penerapan model pembelajaran siklus belajar. Teknik tes digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Sedangkan teknik angket digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran model siklus belajar. 3.9 Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Terhadap data hasil pengamatan keterampilan proses sains, analisis dilakukan dengan mencari persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains siswa, Kemudian membandingkan persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains yang diamati pada siklus I dan siklus II. 2. Terhadap data hasil tes prestasi belajar siswa, dilakukan analisis dengan menentukan rata-rata nilai tes, peningkatan (gain) dari pretes dan postes pada siklus I dan II, serta jumlah (persentase) siswa yang tuntas belajar pada siklus I dan II. Kemudian membandingkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan II. 3. Terhadap data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar dilakukan analisis kualitatif, yaitu memfokuskan hal-hal pokok dan penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. Hasil observasi dideskripsikan
  • 24. dalam paparan data secara naratif. Analisis kualitatif ini memperoleh data penelitian yang berupa indikator-indikator perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran konstrukitivis model siklus belajar yang dapat menyumbang besar pada peningkatan keterampilan proses sains dan prestasi belajar siswa. 4. Terhadap data hasil angket respon siswa tentang pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar dilakukan analisis dengan memfokuskan hal-hal pokok dan penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. Analisis ini memperoleh informasi tentang tanggapan dan kendala-kendala yang dihadapi siswa selama pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. 4.0 Personalia Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru matematika satu sekolah sebagai berikut: 1. Dina Rouli LB, S.Pd : observer I 2. Anjur Pardosi, S.Pd. : Peneliti