Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran talking stick yang dipadukan dengan metode math magic terhadap hasil belajar matematika siswa SD pada materi kubus dan balok.
2. Model talking stick dapat menarik minat belajar siswa sedangkan metode math magic membantu siswa memahami materi perhitungan secara mudah.
3. Hasil penelitian menunj
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa SMA dengan pendekatan kontekstual. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMA Swasta Al-Azhar Medan yang terdiri dari 6 kelas. Sampel terdiri atas 2 kelas yang dipilih secara random. Hasilnya menunjukkan siswa yang diberi pembelajaran kontekstual memiliki peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa SMA dengan pendekatan kontekstual. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMA Swasta Al-Azhar Medan yang terdiri dari 6 kelas. Sampel terdiri atas 2 kelas yang dipilih secara random. Hasilnya menunjukkan siswa yang diberi pembelajaran kontekstual memiliki peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Assurance Relevance Interest Assessment dan Satisfaction (ARIAS) dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa SMP Negeri 7 Ogan Komering Ulu.
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa dan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkannya. Dokumen ini juga menjelaskan konsep strategi pembelajaran kooperatif dan beberapa pengertian belajar.
Dokumen ini membahas tentang pengertian matematika, peranan matematika dalam sains dan teknologi, serta analisis kurikulum matematika di Malaysia. Matematika didefinisikan sebagai studi tentang pola dan hubungan. Matematika memainkan peran penting dalam pengembangan sains dan teknologi. Kurikulum matematika di Malaysia bertujuan untuk membangun pemahaman konsep dan keterampilan dasar siswa serta mengaplikasikan matematika secara efektif dalam
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
Proposal penelitian ini membahas tentang upaya meningkatkan kemampuan penalaran siswa pada materi peluang melalui pendekatan scientific di SMA Tunas Bangsa Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penalaran siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan pendekatan tersebut. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan peneliti untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang berfok
Proposal penelitian tindakan kelas ini membahas penerapan model pembelajaran kooperatif MURDER untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI pada materi program linier."
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang permasalahan rendahnya pemahaman siswa kelas III SD terhadap konsep pecahan, tujuan meningkatkan pemahaman tersebut melalui penggunaan media pembelajaran, serta rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk mencapai tujuan tersebut.
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya prestasi belajar matematika siswa di SMA Darul Hikmah khususnya pada materi statistika. Pendekatan pembelajaran konvensional yang digunakan guru dianggap kurang efektif. Peneliti berniat menguji model pembelajaran Realistic Mathematics Education untuk meningkatkan prestasi belajar siswa."
Dokumen ini membahas penelitian tentang pemahaman konsep matematika siswa pada materi geometri dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di SMP Negeri 14 Palembang. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar siswa (54,1%) memiliki pemahaman konsep matematika yang sangat baik dengan rata-rata nilai 83,11.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Assurance Relevance Interest Assessment dan Satisfaction (ARIAS) dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa SMP Negeri 7 Ogan Komering Ulu.
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa dan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkannya. Dokumen ini juga menjelaskan konsep strategi pembelajaran kooperatif dan beberapa pengertian belajar.
Dokumen ini membahas tentang pengertian matematika, peranan matematika dalam sains dan teknologi, serta analisis kurikulum matematika di Malaysia. Matematika didefinisikan sebagai studi tentang pola dan hubungan. Matematika memainkan peran penting dalam pengembangan sains dan teknologi. Kurikulum matematika di Malaysia bertujuan untuk membangun pemahaman konsep dan keterampilan dasar siswa serta mengaplikasikan matematika secara efektif dalam
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
Proposal penelitian ini membahas tentang upaya meningkatkan kemampuan penalaran siswa pada materi peluang melalui pendekatan scientific di SMA Tunas Bangsa Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penalaran siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan pendekatan tersebut. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan peneliti untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang berfok
Proposal penelitian tindakan kelas ini membahas penerapan model pembelajaran kooperatif MURDER untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI pada materi program linier."
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang permasalahan rendahnya pemahaman siswa kelas III SD terhadap konsep pecahan, tujuan meningkatkan pemahaman tersebut melalui penggunaan media pembelajaran, serta rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk mencapai tujuan tersebut.
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya prestasi belajar matematika siswa di SMA Darul Hikmah khususnya pada materi statistika. Pendekatan pembelajaran konvensional yang digunakan guru dianggap kurang efektif. Peneliti berniat menguji model pembelajaran Realistic Mathematics Education untuk meningkatkan prestasi belajar siswa."
Dokumen ini membahas penelitian tentang pemahaman konsep matematika siswa pada materi geometri dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di SMP Negeri 14 Palembang. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar siswa (54,1%) memiliki pemahaman konsep matematika yang sangat baik dengan rata-rata nilai 83,11.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Iip Muzdalipah
Ringkasan:
Makalah ini membahas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick pada pembelajaran matematika di kelas X SMA. Model ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear melalui aktivitas kelompok dan diskusi kelas dengan memanfaatkan tongkat bicara secara bergiliran.
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbingsrilinda_w
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa SMP melalui pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan pendekatan konvensional. Hasilnya menunjukkan siswa yang diajar dengan pendekatan inkuiri terbimbing memiliki kemampuan pemahaman dan komunikasi yang lebih baik.
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Vina Dwi Purnamasari
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tindakan kelas mengenai penerapan konteks listing dan counting dengan media kancing dan boneka untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa SD. Tujuannya adalah mengetahui kemampuan siswa dalam listing dan counting serta meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika.
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifAldiRahadi
Tujuan saya membuat Modul ini, untuk memenuhi salah satu tugas Media Pembelajaran dan juga untuk membantu calon guru agar ilebih mudah untuk mengajar Matematematika dengan menggunakan Alat Peraga
Dokumen tersebut membahas implementasi metode diskusi terbimbing dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN 2 Sidowaluyo pada pelajaran Matematika tahun 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode diskusi terbimbing ini prestasi belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya, dari 53,33% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II.
Model pembelajaran project based learning diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran tersebut berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
PMRI adalah model pembelajaran matematika realistik Indonesia yang mengaitkan konsep matematika dengan situasi kehidupan nyata untuk memudahkan pemahaman siswa. Pembelajaran dilakukan dengan memberikan masalah kontekstual kemudian membimbing siswa menemukan konsep matematika yang relevan secara bertahap. Pendekatan ini bertujuan agar siswa memahami hubungan antara matematika dengan kehidupan nyata serta mampu menemukan berbagai cara pen
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...NERRU
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran model Learning Cycle 5E lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design di mana kelas VII.2 dijadikan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
Mathematical communication ability is a important ability to have students. This is because by having these abilities, students are able to communicate ideas or mathematical ideas both orally and in writing. However, based on preliminary studies in the form of mathematical communication and class observation tests conducted by researchers in one class at SMP Negeri 8 Kota Tangerang Selatan showed that students' mathematical communication ability is still low. The efforts that can be done is to apply a model of learning that can train and cultivate students' mathematical communication ability by applying the learning cycle 5e model. The purpose of this study is to determine the whether average of improvement mathematical communication skills of students who get learning model learning cycle 5e higher than students who obtain conventional learning. This type of research is quasi experiment. The research design used is nonequivalent control group design. The population in this research are the students of class VII.1, VII.2, and VII.3 SMP Negeri 8 Kota Tangerang Selatan and the sample is the students of class VII.2 as the experimental class and class VII.3 as the control class.
The sampling technique used cluster random sampling. Hypothesis testing of research done by parametric test (t test). In this research, it can be concluded that the average of improvement mathematical communication ability of students who get learning cycle 5e model is higher than students who get conventional learning.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan model pembelajaran Experiential Learning dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 13 Sinjai untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Model ini bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran agar dapat mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman langsung.
3. Hasil penelitian menunjukkan bah
Dokumen tersebut merupakan bagian pendahuluan dari suatu karya ilmiah yang membahas tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa SD tentang materi jaring-jaring bangun ruang melalui penggunaan alat peraga pembelajaran. Ringkasannya adalah sebagai berikut:
1) Hasil belajar siswa SD tentang materi tersebut masih rendah, 2) Peneliti berupaya meningkatkannya dengan menggunakan alat peraga, 3) Tuju
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...umdatus
Proposal penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP melalui penerapan metode accelerated learning dan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pemahaman guru akan model pembelajaran matematika dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Similar to Translated copy of 420 965-1-sm.pdf (20)
1. Teori belajar Bruner menekankan pada tiga tahap belajar yaitu tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
2. Bruner mengemukakan empat teorema tentang cara belajar dan mengajar matematika yaitu teorema penyusunan, notasi, pengkontrasan dan keanekaragaman, serta pengaitan.
3. Teori Bruner memberikan panduan bagi guru untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar menga
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Afwanilhuda Nst
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.
2. Pendekatan open-ended memberikan masalah matematika dengan berbagai cara penyelesaian dan jawaban, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.
3. Kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan pent
Dokumen tersebut meringkas hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran berbasis masalah terbuka (open-ended) dibandingkan pembelajaran konvensional. Penelitian menunjukkan siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah terbuka memiliki skor rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif dan peningkatan skor yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan
Tes ini berisi soal-soal tentang geometri bidang datar seperti persegi, jajargenjang, trapesium, layang-layang, segitiga, dan belah ketupat. Soal-soal tersebut meliputi penentuan panjang sisi, keliling, luas, dan hubungan antar bagian-bagian geometri bidang datar berdasarkan informasi yang diberikan. Tes ini bertujuan mengukur pemahaman siswa tentang konsep-konsep geometri dasar dan kemampuan mereka menyelesaikan
The document provides an overview of the Laplace transform including:
- Definitions of the Laplace transform and inverse Laplace transform
- Transform pairs for common functions like unit step, unit impulse, exponentials, sinusoids
- Properties for time shifting, frequency shifting, differentiation, integration
- Theorems for finding the initial value and final value of a function from its Laplace transform
- Examples of using the Laplace transform and its properties
1. Dokumen tersebut membahas tentang kompetensi dasar dan pengalaman belajar siswa setelah mempelajari materi eksponen dan logaritma. Termasuk mengkomunikasikan masalah autentik, merancang model matematika, dan menyelesaikan masalah.
2. Diberikan contoh soal pertumbuhan bakteri untuk menemukan konsep eksponen. Ditemukan bahwa jumlah bakteri bertambah dua kali lipat setiap jam.
1. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN METODE MATH
MAGIC TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN KUBUS
DAN BALOK DI KELAS V SD NEGERI 200211 PADANG SIDIMPUAN
Rizqi Jamiah* dan Edy Surya**
*Mahasiswa Pascasarjana UNIMED Prodi Pendidikan Matematika **Dosen Tetap Pascasarjana UNIMED Prodi Pendidikan
Matematika Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Kota Medan e-mail: rizqi_jamiah@yahoo.co.id
Abstract:
This study aims to determine the effect of significant between learning models talking stick method to the
magic math mathematics learning outcomes in the classroom digunaakan V. This type of research is
quantitative research with experimental methods of classic experimental design types (classical
experimental design), which was held in Elementary School 200 211 Padangsidimpuan. The population in
this study consisted of all students in fifth grade elementary totaling 82 people, and also the whole
population sample. The research instruments used were pretest and posttest. Statistical hypothesis testing
formula used t-test, and the results of hypothesis test obtained by the average - average grade control =
67, average - average class experiment = 76, and t test with a value of t = 2.32> t table = 1.990. So we
concluded that Ho is rejected and Ha accepted, which means there is significant influence between the
learning model talking stick method on learning outcomes magic math mathematics on the subject of
cubes and blocks class V SD Negeri 200 211 Padangsidimpuan. Kata Kunci:
Talking Stick, Magic Math, Learning Outcomes.
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Perkembangan di
bidang pendidikan merupakan sarana dan wadah dalam pembinaan sumber daya manusia, sehingga
membutuhkan perhatian secara berkelanjutan demi meningkatkan mutunya. Dan untuk meningkatkan
mutu pendidikan dimulai dari pendidikan dasar.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang juga merupakan ratunya ilmu dan pelayan ilmu,
tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, juga untuk melayani kebutuhan ilmu
pengetahuan dalam pengem- bangan dan operasionalnya. Matematika sebagai alat bantu dalam pelayanan
ilmu baik untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis sebagai
244
2. Rizqi Jamiah dan Edy Surya: Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Dengan...
sebagai aplikasi dari matematika. Oleh karena itu, matematika dapat menjadi salah satu jalan untuk
menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti.
Menurut Depdiknas yang dikutip Susanto (2013: 189), kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran
matematika di sekolah dasar, sebagai berikut: 1. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pem- bagian serta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan. 2. Menentukan
sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang
sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume. 3. Menentukan sifat simetri,
kesebangunan, dan sistem koordinat. 4. Menggunakan pengukuran satuan, kesetaraan antar satuan, dan
penaksiran
pengukuran. 5. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran tertinggi,
terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikannya. 6. Memecahkan masalah, melakukan
penalaran, dan mengkomunikasikan
gagasan secara matematika.
Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif,
konsisten, hirarkis, dan logis. Soedjadi yang dikutip oleh Mushetyo, dkk (2011: 1-2) mengatakan bahwa
keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip.
Aktivitas guru dalam merencanakan suatu strategi untuk mencapai tujuan umum seperti
penguasaan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan keteram- pilan, mengajar siswa bagaimana
menyelesaikan masalah dan menumbuhkan sikap menyukai matematika merupakan dua bentuk kegiatan
yang berpusat kepada penalaran dan siswa. Di dalam merencanakan suatu program pengeta- huan,
keterampilan dan sikap guru matematika harus memperhatikan tidak hanya hakekat matematika tetapi
juga psikologi. Hakekat matematika dan psikologi ini akan membantu guru menentukan pengorganisasian
topik-topik matematika dan pengalaman belajar, bagaimana cara penyampaiannya, bagai- mana
memberikan motivasi dan pengulangan - pengulangan agar lebih mantap kepada peserta didik.
Dalam dunia pendidikan salah satu unsur yang sering dikaji dalam pengaruhnya dengan keaktifan
dan hasil belajar siswa adalah model pem- belajaran yang digunakan guru di kelas. Melalui model
pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir
dan mengekspresikan ide. Dimana model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam meng- organisasikan pengalaman belajar yang akan diberikan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Akan tetapi, penggunaan model pembelajaran saja belum cukup untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi tertentu. Ditambah lagi padatnya materi dalam kurikulum, menyebabkan guru hanya
berkonsentrasi pada penyelesaian materi, sehingga guru tidak sempat lagi memikirkan bagaimana cara
agar peserta didik mudah memahami materi tersebut. Hal ini menyebab-
245
3. AXIOM: Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2016, ISSN : 2087 - 8249
kan interaksi antara guru dan peserta didik kurang, dan kelas berlangsung sebagai kelas yang membisu
tanpa suara.
Untuk itu, diperlukan perpaduan model pembelajaran dengan metode belajar yang mampu
membuat siswa selalu dalam suasana senang, dan tidak bosan selama proses pembelajaran. model
pembelajaran talking stick dengan metode math magic dianggap serasi untuk dipadukan. Model
pembelajaran talking stick dapat menarik minat belajar siswa, karena ada penggunaan tongkat.
Sementara, metode math magic membantu siswa lebih mudah dalam mengerjakan soal perhitungan
matematika. Perpaduan model pembelajaran dan metode belajar ini dapat diterapkan dalam pembelajaran
matematika yang berhubungan dengan masalah perhitungan.
Perpaduan model pembelajaran dan metode belajar yang seperti itulah yang dibutuhkan di SD
Negeri 200211 Padangsidimpuan. Berdasarkan infor- masi dari guru matematika di SD tersebut, selama
ini guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Menurut guru
itu, metode ceramah dianggap paling efektif agar siswa bisa memahami apa yang dijelaskan oleh guru.
Namun pada kenyataannya, hasil belajar matematika yang diperoleh siswa masih rendah dan
pembelajaran matematika masih kurang aktif khususnya pada pokok bahasan kubus dan balok.
Rendahnya hasil belajar bukan karena peserta didik tidak memahami apa itu kubus dan balok. Akan
tetapi, yang membuat hasil belajar siswa rendah pada pokok bahasan kubus dan balok adalah pada
masalah perhitungan yang dominan dengan perkalian, yang sering membuat siswa pusing dalam
menyelesaikan per- hitungannya. Akibatnya, mengurangi minat belajar peserta didik. Dari hasil dialog
penulis dengan peserta didik di SD tersebut diperoleh informasi bahwa, dalam pelajaran matematika
peserta didik lebih suka solusi yang sederhana dan mudah dipahami daripada panjang tapi sulit dipahami.
Oleh sebab itu, penulis memilih model pembelajaran talking stick yang dipadukan dengan metode
math magic, karena perpaduan ini dianggap mampu membuat peserta didik lebih senang dan lebih mudah
dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan. Dimana model pembelajaran talking stick bisa membuat
peserta didik lebih tertarik dalam belajar, sedangkan metode math magic membuat peserta didik lebih
mudah menyelesaikan perhitungan pada pokok bahasan kubus dan balok.
Berdasarkan hasil penelitian Teti Puspita Sari tahun 2013 dalam skripsinya yang berjudul:
“Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick (TS) Secara Berkelompok Pada Mata Pelajaran
Matematika Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Bukittinggi”, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu hasil
belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick (TS) secara
berkelompok lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas
VIII SMPN 2 Bukittinggi.
Pada penelitian Sakinah dalam skripsinya yang berjudul: “Penerapan metode Math Magic untuk
meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa
246
4. Rizqi Jamiah dan Edy Surya: Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Dengan...
Sekolah Dasar”. Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat peningkatan motivasi siswa dalam
belajar matematika terlihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I Sebesar 67, 48% siklus II
sebesar 73, 26% dan siklus III sebesar 77, 23%. B. Landasan Teoritis
Talking Stick dalam bahasa Inggris berarti tongkat berbicara. Dimana talking berarti berbicara dan
stick berarti tongkat. Talking Stick (tongkat ber- bicara) (Kimberly Fujioka) pada mulanya digunakan
oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam
suatu forum. Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh
penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu
forum (pertemuan antar suku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini.
Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku– suku Indian sebagai alat
menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk
memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan
membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia
ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke
orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapat- kan giliran
berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. (Tinjauan Pustaka Talking Stick,
Digilib.UINSBY.ac.id).
Talking Stick merupakan salah satu alat dalam pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang
memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya
(www.academia.edu). Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif, karena dalam
proses belajar dilakukan secara berkelompok. Pembelajaran dengan model talking stick adalah
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Selain untuk melatih
berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif.
Ngalimun mengatakan bahwa sintak pembelajaran ini adalah guru menyiapkan tongkat, sajian
materi pokok, siswa membaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan
tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberi-
kan kepada siswa lain dan guru memberikan pertanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing
kesimpulan – refleksi – evaluasi (Ngalimun, 2013: 174).
Langkah-langkah model pembelajaran (Istarani) talking stick menurut Istarani (2012: 89 – 90)
sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan sebuah tongkat. 2) Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 4 - 6
siswa perkelompok.
247
5. AXIOM: Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2016, ISSN : 2087 - 8249
3) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian mem- berikan kesempatan kepada
peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi. 4) Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran
dan mempelajarinya,
peserta didik menutup bukunya. 5) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik,
setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk
menjawab setiap pertanyaan dari guru. 6) Guru memberikan kesimpulan. 7) Evaluasi. 8) Penutup.
Kiranawati (Eki Dian Permana Sari : 2012) menyatakan terdapat kelebihan dan kekurangan dari
pembelajaran kooperatif tipe talking stick yaitu, kelebihan: 1) Menguji kesiapan siswa. 2) Melatih
membaca dan memahami materi dengan cepat. 3) Agar lebih giat dalam belajar (belajar dahulu). Sedang-
kan kekurangannya yaitu membuat siswa senam jantung.
Math dalam bahasa Inggris berarti matematika dan magic berarti ajaib. Jadi, math magic adalah
keajaiban matematika atau matematika ajaib. Metode math magic adalah suatu pendekatan dan cara
pandang baru terhadap mate- matika, terutama dalam cara menyampaikan materi. Materi disajikan dengan
cara yang gembira, konkret dan memperhatikan aspek-aspek psikologis, cara kerja otak, gaya belajar, dan
kepribadian anak didik.
Dalam metode math magic tidak semata-mata diutamakan kecepatan, namun juga kebenaran dan
logika jawaban yang dihasilkan. Secara prinsip dalam metode math magic setiap perhitungan (x, :, +, -)
dikerjakan dengan strategi yang sesuai untuk memperoleh jawaban dengan sederhana, mudah, cepat dan
tepat. Walau strategi tersebut sederhana untuk dipelajari dan diguna- kan, bukan berarti dengan membaca
sekali akan langsung tersimpan begitu saja di memori kita. Latihan bukan juga harus menghabiskan
waktu berjam-jam hanya untuk mengerjakan soal-soal dalam buku. Akan tetapi mencoba sedikit demi
sedikit.
Menurut Handojo & Ediati (2007: 4), ada tiga faktor yang akan mem- perbaiki kemampuan
berhitung kita sebagai berikut: 1) Strategi sederhana KaBaTaKu (kali bagi tambah kurang). 2) Memori
atau ingatan. 3) Latihan.
Latihan bukan juga harus menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengerjakan soal-soal
dalam buku. Akan tetapi mencoba sedikit demi sedikit.
Misalnya perkalian puluhan dengan puluhan (Handojo & Ediati, 2007: 4) :
14 x 12 =...
248
6. Rizqi Jamiah dan Edy Surya: Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Dengan...
➢Langkah 1
Untuk menjawab digit terakhir jawaban, kalikan dua angka satuan pada bagian kanan, 4 x 2 = 8.
Tulis 8 sebagai digit terkhir jawaban.
14 12x 4 x 2 = 8
8
➢Langkah 2
Untuk mendapatkan digit tengah kita akan mengalikan secara silang dan kemudian
menambahkannya. Kalikan 1 x 2 = 2 dan 4 x 1 = 4. Tambahkan hasil masing-masing perkalian tersebut
untuk mendapatkan digit puluhan (digit tengah), 2 + 4 = 6. Tulis disebelah kiri 8.
1 4 1 x 2 = 2
1 2 1 x 4 = 4
+ 68 6
➢Langkah 3
Untuk mendapatkan digit awal (digit ratusan), kalikan digit paling kiri, 1 x 1. Tulis pada kolom
ratusan. Sehingga hasilnya 168.
1 4 1 2
x 168 Contoh perkalian satuan dengan puluhan: 5 x 24 = ... 5 x 24 = 5 x (20 + 4) = 100 + 20 = 120
Untuk menghitung kuadrat ada dua macam, yang pertama bentuk kuadrat penambahan dan yang kedua
bentuk kuadrat pengurangan, misalnya:
182 =...
Cara I (bentuk penambahan) : 182 = (10 + 8)2 = 10
2
+ (2 x (10 x 8)) + 8
2 = 100 + 2 x 80 + 64 = 100 + 160 + 64 = 324
Cara II (bentuk pengurangan) :
Untuk pengurangan dilihat terlebih dahulu angka yang akan dikuadrat- kan mendekati ke puluhan
berapa, dan angka yang mendekati tersebut dijadi- kan sebagai angka pengurang.
249
7. AXIOM: Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2016, ISSN : 2087 - 8249
182 = (20 - 2)2
= 202 - (2 x (20 x 2)) + 82 = 400 - 2 x 80 + 64 = 400 - 160 + 64 = 324 Adapun kelebihan metode math
magic antara lain (http://books. google. co.id): 1) Mudah tanpa alat apapun. 2) Mengacu pada matematika
SMA. 3) Bukan tren sesaat dan tanpa hapalan rumit. 4) Terbagi dalam berbagai modul yang terstruktur
rapi sehinggga dapat diikuti
oleh anak usia 3 tahun. 5) Penekanan pada proses dan kemandirian belajar.
Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah banyaknya strategi yang harus diketahui.
Sebagaimana aslinya dalam Ganita Sutra, hanya ada 16 Sutra (rumus besar) dan sutra itu masih bisa
dipecah-pecah lagi menjadi beberapa sutra kecil.
Hamalik (1990: 74) mengatakan hasil belajar adalah suatu hal yang dicapai melalui perubahan
belajar. Dimana hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Susanto (2013: 5)
juga mengatakan hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sedangkan
pengertian matematika, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai: “ilmu
tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan”.
Kunandar (2010: 251) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu
tahapan pencapaian suatu pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar. Kemampuan tersebut
diperoleh karena sebelumnya kemampuan belum ada dalam dirinya. Terjadinya perubahan kemampuan
dari belum mampu menjadi mampu menunjukkan adanya hasil belajar. Hasil belajar merupakan tolak
ukur untuk menentukan tingkat keber- hasilan siswa dalam mengetahui dan memahami pelajaran yang
dapat berupa pengetahuan, nilai dan keterampilan setelah siswa mengalami proses belajar.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika khususnya pada
pokok bahasan kubus dan balok adalah kemam- puan siswa dalam memahami atau menguasai konsep
kubus dan balok setelah proses belajar mengajar.
Purwanto (2002: 5 – 7) menjelaskan kegunaan-kegunaan dan penting- nya hasil belajar dalam
menyelenggarakan pendidikan adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan
serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu
250
8. Rizqi Jamiah dan Edy Surya: Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Dengan...
tertentu. Hasil belajar yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar
siswa dan untuk mengisi rapor dan surat tanda tamat belajar. 2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
program pengajaran. 3) Untuk keperluan bimbingan dan konseling (BK).
Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Dari
penjelasan di atas dapat dipahami bahwa hasil belajar penting untuk mengetahui kemajuan dan
pertimbangan keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar siswa. Dan secara
garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni: 1)
Faktor internal, yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mem- pengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar serta kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor eksternal, yang berasal dari luar diri
peserta didik yang mem-
pengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. C. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
eksperimen. Adapun model rancangan penelitian ini adalah classical experimental design. Rancangan
penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
R O
1
X O
2
O
3
O
4
Keterangan: O
1
: Pretest sebelum menerapkan model pembelajaran talking stick dengan
metode math magic kelompok perlakuan. O
3
: Pretest kelompok kontrol. X : Perlakuan berupa model pembelajaran talking stick dengan
metode
math magic kelompok. O
2
: Post test setelah menerapkan model pembelajaran talking stick dengan
metode math magic kelompok perlakuan . O
4
: Posttest kelompok kontrol. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
eksprimen dan sesudah eksprimen baik kelas eksprimen maupun kelas kontrol. Observasi yang dilakukan
9. sebelum eksprimen yaitu pretest dan obser- vasi sesudah eksprimen disebut posttest. Dalam hal ini, yang
menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 200211 Padangmatinggi yang terdiri
dari dua kelas. Keadaan populasi penelitian dijelaskan pada tabel 1 di bawah ini:
251
10. AXIOM: Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2016, ISSN : 2087 - 8249
Tabel 1. Keadaan populasi Penelitian di SD Negeri 200211 Padangmatinggi
No. Kelas Jumlah
1 V
a
42 orang 2 V
b
40 orang Jumlah 82 orang Sumber : Buku Induk Siswa Kelas V SD Negeri 200211 Padangmatinggi
Menurut Arikunto (2006: 133) dalam pengambilan sampel, apabila subjeknya kurang dari 100
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sesuai dengan pendapat
tersebut dan jumlah populasi siswa kelas V di SD Negeri 200211 Padangmatinggi kurang dari seratus,
jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu kelas V- a dan V-b sebanyak 82 orang. Alat
pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan adalah essay test sebanyak sepuluh
soal.
Untuk analisis data diawal digunakan uji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata. Uji
yang dilakukan pada analisis data akhir hampir sama dengan uji analisis data awal, yaitu uji normalitas,
homogenitas, dan perbedaan rata-rata. Dan analisis data dalam pengujian hipotesis ini adalah rumus uji –
t, yaitu uji pihak kanan. Uji-t ini yang akan menentukan pengaruh penerapan model pembelajaran talking
stick dengan metode math magic. D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Pengolahan dan analisis data pretest dan postest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah memperoleh model pem- belajaran talking stick dengan metode math magic. Akan
tetapi sebelum melakukan pretest dan postest, dilakukan terlebih dahulu pengujian intrumen test.
Uji coba instrumen tes bentuk uraian bertujuan untuk memeriksa vali- ditas dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. Berdasarkan hasil perhitungan yang penulis lakukan, dari 10 soal yang
telah diujikan dan telah dibandingkan dengan r tabel, terdapat 8 soal yang valid. Untuk hasil uji relia-
belitas 10 soal yang diuji cobakan memiliki reliabilitas sebesar 0,73 > 0,70. Sehingga tes hasil belajar
dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Pada tingkat kesukaran soal diperoleh 3 soal mudah dan 7
soal sedang. Daya pem- beda soal yang diperoleh pada perhitungan yang dilakukan penulis yaitu ada dua
soal kategori jelek, satu soal kategori cukup, lima soal kategori baik, dan dua soal kategori amat baik.
Berdasarkan pengolahan data pada hasil pretest diperoleh nilai rata-rata siswa pada kelas
eksperimen 66 Sementara nilai rata-rata pada kelas kontrol dari 60,5. Dengan S = 21,51 maka perhitungan
uji kesamaan dua rata-rata diperoleh t
hitung
= 1,16 dengan t
tabel
= 1,990. Maka t
hitung
= 1,16 > t
tabel
11. = 1,990 yang menunjukkan
bahwa kedua kelas dimulai pada saat kondisi yang seim- bang dan sama, hal ini terlihat dari hasil uji
kesamaan rata-rata yang menunjuk-
252
12. Edy Rizqi Jamiah dan Edy Surya: Surya
Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Dengan
kan bahwa kedua kedua kelas kelas mempunyai
mempunyai rata-rata yang sama. Hal ini dapat dilihat sesuai yang tertera tertera
pada pada grafik grafik di
di bawah ini.
14
12
10
8
7
6
4
2
0
23.5 37.5
Gambar ambar 1. 1. Grafik Grafik Tingk
Tingkat Kemampuan Pre-test Siswa
Setelah lah pretest pretest selesai selesai dilaks
dilaksanakan maka langkah selanjutnya postest, akan tetapi sebelum
sebelum postest postest dilaksan
dilaksanakan terlebih dahulu model pembelajaran talking stick dengan
dengan metode
metode math magic diterapkan dikelas eksperimen. Sedangkan di di kelas kelas
kontrol kontrol tidak tidak m
menggunakan model pembelajaran stick dengan metode math math
magic
magic.Di kelas eksperimen siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
lompok belajar belajar yang yang bera
beranggotakan 4 orang, lalu guru menjelaskan tentang materi eri kubus
kubus dan dan balok. balok. Dim
Dimana saat menjelaskan tersebut, guru meng gunakan metode math
math magic
magic ketika menjelaskan perhitungan yang berkenaan dengan kubus us dan dan
balok. balok. Lalu Lalu m
masing-masing kelompok mencoba sesuai dengan penjelasan n guru.
guru. Tiap Tiap kelom
13. kelompok yang mendapat tongkat ketika dilem par oleh guru ru
diharapkan diharapkan dapat
dapat menjawab pertanyaan guru dengan mengguna kan metode math magic
sesuai yang dijelaskan guru. Pada hasil hasil perhitungan perhitungan pos
posttest diperoleh bahwa kelas eksperimen memiliki rata – rata rata 76
76 dan dan kelas kelas k
kontrol dengan rata – rata 67. Sedangkan hasil uji-t posttest
diperoleh diperoleh t t
hitung pada grafik dibawah ini :
253
= 1,990. Hal ini dapat dilihat dibawah ini :
= 2,33 > t
tabel
2
7
2
12 11
10
9
9
7
4
2
51.5 65.5 79.5 93.5
Dengan...
al ini dapat dilihat
Kelas Kontrol
selanjutnya postest, model pembelajaran ikelas eksperimen. embelajaran talking swa dibagi menjadi lu
guru menjelaskan ersebut, guru meng- gan yang berkenaan ok mencoba sesuai ngkat ketika dilem-
dengan mengguna-
kelas eksperimen rata 67. Sedangkan Hal ini dapat dilihat
14. AXIOM: Vol. V, No. 2, Juli – Desember
12
10
8
6
4 4
2
0
42 51
Gambar 2. Grafik Tingk Dari uraian dan hasil perhitun penggunaan model pembelajaran baik daripada
tidak menggunakan metode belajar tersebut terhadap hasi E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kelas eksperimen lebih baik dari pad eksperimen memiliki rata
Begitu juga dengan hasil uji
Maka peneliti dapat mengam signifikan antara model pembelajara terhadap hasil belajar
matematika pa V SD Negeri 200211 Padangmatingg F. Saran
Berdasarkan kesimpulan di a paikan sehubungan dengan pelaksana 1. Guru, disarankan kepada
guru
dengan metode pembelajaran ya Dalam hal ini, khusus untuk m perhitungan, disarankan agar gur talking
stick metode math magic 2. Kepala sekolah, disarankan kepad memberikan informasi/pembinaan cara
mengajarnya, terutama dala belajaran dengan metode belajar disarankan agar menggunakan m metode
math magic. 3. Mahasiswa, bagi rekan mahasisw
melakukan penelitian yang lebih
3
ambar 2. Grafik Tingkat Kemampuan Postest Siswa uraian dan hasil perhitungan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran talking stick dengan metode math magic da tidak menggunakan
perpaduan model pembelajaran dengan
terhadap hasil belajar peserta didik.
asarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh rata – rata pada rimen lebih baik dari pada rata – rata
kelas kontrol. Dimana kelas
memiliki rata – rata 76 dan kelas kontrol dengan rata – dengan hasil uji-t diperoleh t
hitung
= 2,33 > t
tabel
= 1,990. peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa ada
pengaruh ntara model pembelajaran talking stick dengan metode math magic sil belajar matematika pada
pokok bahasan kubus dan balok kelas ri 200211 Padangmatinggi, sehingga hipotesis tersebut diterima.
asarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang perlu disam bungan dengan pelaksanaan penelitian
ini antara lain : sarankan kepada guru agar menyesuaikan model pembelajaran metode pembelajaran yang
15. digunakan terhadap materi pelajaran. al ini, khusus untuk materi pelajaran yang berkenaan dengan an,
disarankan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran
math magic untuk meningkatkan hasil belajar siswa. ekolah, disarankan kepada kepala
sekolah, hendaknya lebih sering kan informasi/pembinaan kepada para guru agar mengembangkan
gajarnya, terutama dalam menggunakan perpaduan model pem
dengan metode belajar. Khususnya pada pelajaran matematika an agar menggunakan model
pembelajaran talking stick
a, bagi rekan mahasiswa atau pembaca yang ingin meneliti dapat an penelitian yang lebih mendalam
tentang penerapan model pem
6
1
Desember 2016, ISSN : 2087 - 8249
254
11
7
6
4
10
8
6 5
60 69 78 87
Kelas las Eksperimen Eksperimen
disimpulkan bahwa math magic lebih mbelajaran dengan
rata pada ntrol. Dimana kelas rata 67.
ada pengaruh yang math magic bus dan balok kelas
rsebut diterima.
n yang perlu disam-
odel pembelajaran i pelajaran. berkenaan dengan odel pembelajaran sil belajar siswa. daknya lebih sering
ar mengembangkan aduan model pem- jaran matematika dengan
ingin meneliti dapat erapan model pem-
Kelas kontrol
16. Rizqi Jamiah dan Edy Surya: Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Dengan...
belajaran talking stick dengan metode math magic terhadap hasil belajar matematika.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Asdi Mahastya,Cet. Ke- 13. Agus Suprijono. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Mulyatiningsih. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan,
Bandung: Alfabeta. Susanto. 2013.Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana. Tarmizi, Talking Stick (http://tarmizi.wordpress.com/2010/02/15/talking-stick/
diakses Selasa, 10 Desember 2013, pukul 17.45) RTS Devia. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui
Model Pembelajaran Tipe Talking Stick. (www. Academia. Edu, diakses Rabu 21 Januari 2013 pukul
11.00) Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Handojo, Ediati. 2007.
Math Magic. Jakarta: PT. Kawan Pustaka, Cet.ke-10. Pramono, Handi dan Tim MagicMath 100. 2012.
Magic Math 100 Menghitung
Kuadrat dan Perkalian. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Hamalik. 1990. Pengembangan
Kurikulum. Bandung: Mandar Maju. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990. Kamus Besar
Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Cet Ke 3. Hudojo. 2005. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran Matematika.
Malang: UM Press. Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran . Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, Cet. Ke-II. Sakinah. “Penerapan Metode Math Magic Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar” (tulis.uinjkt.ac.id, diakses pada 13 Desember 2013 pukul
13.00). Sari, Teti Puspita. “Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick (TS) Secara Berkelompok Pada
Mata Pelajaran Matematika Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Bukittinggi”. (https://plus.google.com, diakses
pada 13 Desember 2013 pukul 12.00). Tim Magic Math 100 (http://books.google.co.id/ diakses pada
Senin, 20 Januari
pukul 11.00) Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers. Purwanto. 2002. Prinsip-
Prinsip Evaluasi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
255