SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Rangkuman Sifat koligatif
Gambaran umum sifat koligatif
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat
terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan
didapat suatu larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu
sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel
dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi
ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non
elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah
tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu
mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Gambaran penurunan tekanan uap
Menurut Roult :
p = po
. XB
keterangan:
p : tekanan uap jenuh larutan
po : tekanan uap jenuh pelarut murni
XB : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po
(1 – XA)
P = Po
– Po
. XA
Po
– P = Po
. XA
Sehingga :
ΔP = po
. XA
keterangan:
ΔP : penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po : tekanan uap pelarut murni
XA : fraksi mol zat terlarut
Contoh :
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan
dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20o
C adalah 18 mmHg.
Kenaikan Titik Didih
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari
titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan
dengan:
ΔTb = m . Kb
keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih (o
C)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal
(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan
sebagai:
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai
:
Tb = (100 + ΔTb) o
C
Penurunan Titik Beku
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai:
ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan
sebagai:
Tf = (O – ΔTf)o
C
Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan
perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel
(proses osmosis) seperti ditunjukkan pada.
Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmosis = Π , maka :
π° = tekanan osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
Tekanan osmosis
Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya
mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit
mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama.
Contoh :
Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.
Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq)
+ Cl-(aq)
karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi
partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah
derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai :
α° = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk
elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan
ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat
koligatifnya.
Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai :
n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :
Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai :
π° = C R T [1+ α(n-1)]
Contoh :
Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur
(Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)
Jawab :
Larutan garam dapur,
Catatan:
Jika di dalam soal tidak diberi keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita
mengetahui bahwa larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya
dianggap 1.
Rangkuman Kelarutan
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut.
Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:
1. FRAKSI MOL
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan
jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.
Fraksi mol dilambangkan dengan X.
Contoh:
Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A den 7 mol zat terlarut B. maka:
XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3
XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7
* XA + XB = 1
2. PERSEN BERAT
Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Contoh:
Larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat :
- gula = 5/100 x 100 = 5 gram
- air = 100 - 5 = 95 gram
3. MOLALITAS (m)
Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Contoh:
Hitunglah molalitas 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air !
- molalitas NaOH = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air =
0,2 m
4. MOLARITAS (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Contoh:Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ?
- molaritas H2SO4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 M
5. NORMALITAS (N)
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+
.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-
.
Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :
N = M x valensi

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszKlara Tri Meiyana
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiFransiska Puteri
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik - D3farmasi
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik -  D3farmasi asam karboksilat dan turunannya - kimia organik -  D3farmasi
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik - D3farmasi Anna Lisstya
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM risyanti ALENTA
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hariAjeng Putri
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaFeren Jr
 

What's hot (20)

Titrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka MakanTitrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka Makan
 
Solution_Kimia Dasar
Solution_Kimia DasarSolution_Kimia Dasar
Solution_Kimia Dasar
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
Fermentasi anaerob
Fermentasi anaerobFermentasi anaerob
Fermentasi anaerob
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
 
Praktikum Sel Volta
Praktikum Sel VoltaPraktikum Sel Volta
Praktikum Sel Volta
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
 
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik - D3farmasi
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik -  D3farmasi asam karboksilat dan turunannya - kimia organik -  D3farmasi
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik - D3farmasi
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
 
kimia unsur Periode 3
kimia unsur Periode 3kimia unsur Periode 3
kimia unsur Periode 3
 
Kesetimbangan larutan
Kesetimbangan larutanKesetimbangan larutan
Kesetimbangan larutan
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
 
Review materi jurnal kimia
Review materi jurnal kimiaReview materi jurnal kimia
Review materi jurnal kimia
 
Sifat Fisik dan Kimia Kalium
Sifat Fisik dan Kimia KaliumSifat Fisik dan Kimia Kalium
Sifat Fisik dan Kimia Kalium
 

Similar to SifatKoligatif

sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptNanangWijaya9
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptEmiLiawati7
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptDewiSri20
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit21 Memento
 
Sifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptSifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptWidiaRahmi2
 
Kimia kelompok (8)
Kimia kelompok (8)Kimia kelompok (8)
Kimia kelompok (8)Tiwix Ajach
 
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitSifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitEko Supriyadi
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitEKO SUPRIYADI
 
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Muhammad Fadhillah
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutanriza sofia
 
sifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.pptsifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.pptViskaNofrita1
 
Kelompok 10 koligatif larutan
Kelompok 10 koligatif larutanKelompok 10 koligatif larutan
Kelompok 10 koligatif larutansukmaawaty
 
5. Matrikulasi KIMIA_Larutan.pptx
5. Matrikulasi KIMIA_Larutan.pptx5. Matrikulasi KIMIA_Larutan.pptx
5. Matrikulasi KIMIA_Larutan.pptxArdiansahArdiansah6
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfssuser8cafc5
 
Sifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.pptSifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.pptnana883370
 

Similar to SifatKoligatif (20)

sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 
Sifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptSifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.ppt
 
Kimia kelompok (8)
Kimia kelompok (8)Kimia kelompok (8)
Kimia kelompok (8)
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Media ppt
Media pptMedia ppt
Media ppt
 
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitSifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
 
Sifat Koligatif
Sifat KoligatifSifat Koligatif
Sifat Koligatif
 
5. larutan
5. larutan5. larutan
5. larutan
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
sifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.pptsifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.ppt
 
ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptx
 
Kelompok 10 koligatif larutan
Kelompok 10 koligatif larutanKelompok 10 koligatif larutan
Kelompok 10 koligatif larutan
 
5. Matrikulasi KIMIA_Larutan.pptx
5. Matrikulasi KIMIA_Larutan.pptx5. Matrikulasi KIMIA_Larutan.pptx
5. Matrikulasi KIMIA_Larutan.pptx
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
 
Sifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.pptSifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.ppt
 

SifatKoligatif

  • 1. Rangkuman Sifat koligatif Gambaran umum sifat koligatif Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami: 1. Penurunan tekanan uap jenuh 2. Kenaikan titik didih 3. Penurunan titik beku 4. Tekanan osmosis Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Penurunan Tekanan Uap Jenuh Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
  • 2. menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang. Gambaran penurunan tekanan uap Menurut Roult : p = po . XB keterangan: p : tekanan uap jenuh larutan po : tekanan uap jenuh pelarut murni XB : fraksi mol pelarut Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi : P = Po (1 – XA) P = Po – Po . XA Po – P = Po . XA Sehingga : ΔP = po . XA keterangan: ΔP : penuruman tekanan uap jenuh pelarut
  • 3. po : tekanan uap pelarut murni XA : fraksi mol zat terlarut Contoh : Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20o C adalah 18 mmHg. Kenaikan Titik Didih Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan: ΔTb = m . Kb keterangan: ΔTb = kenaikan titik didih (o C) m = molalitas larutan Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal (W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai:
  • 4. Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai : Tb = (100 + ΔTb) o C Penurunan Titik Beku Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai: ΔTf = penurunan titik beku m = molalitas larutan Kf = tetapan penurunan titik beku molal W = massa zat terlarut Mr = massa molekul relatif zat terlarut p = massa pelarut Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai: Tf = (O – ΔTf)o C Tekanan Osmosis Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada. Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal: PV = nRT Karena tekanan osmosis = Π , maka : π° = tekanan osmosis (atmosfir) C = konsentrasi larutan (M)
  • 5. R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K T = suhu mutlak (K) Tekanan osmosis Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis. Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis. Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Contoh : Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur. Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal. Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal. Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai : α° = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya.
  • 6. Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai : n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya. Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai : Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai : π° = C R T [1+ α(n-1)] Contoh : Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86) Jawab : Larutan garam dapur, Catatan: Jika di dalam soal tidak diberi keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap 1. Rangkuman Kelarutan
  • 7. Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya: 1. FRAKSI MOL Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan. Fraksi mol dilambangkan dengan X. Contoh: Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A den 7 mol zat terlarut B. maka: XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3 XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7 * XA + XB = 1 2. PERSEN BERAT Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan. Contoh: Larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat : - gula = 5/100 x 100 = 5 gram - air = 100 - 5 = 95 gram 3. MOLALITAS (m) Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Contoh: Hitunglah molalitas 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air ! - molalitas NaOH = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2 m 4. MOLARITAS (M) Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Contoh:Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ? - molaritas H2SO4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 M 5. NORMALITAS (N)
  • 8. Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+ . Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH- . Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan : N = M x valensi