Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih. Larutan dapat berupa elektrolit atau non-elektrolit, tergantung pada kemampuannya untuk menghantarkan listrik. Sifat koligatif suatu larutan seperti tekanan uap, titik didih dan beku, serta tekanan osmotik dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarut didalamnya.
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Konsentrasi dan Sifat Koligatif Larutan
1.
2. Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat
atu lebih yang membentuk satu fase.Dengan kata
lain,setiap campuran yang membentuk hanya satu fase
adalah larutan.Sesuai dengan definisi maka udara bersih
dapat dipandang sebagai larutan,sebab udara
merupakan campuran homogen dari sistem gas seperti
nitrogen,oksigen,argon,karbondioksida,dan lain
lain.Demikian juga air laut,mengandung berbagai
macam garam terlarut dalam air secara homogen
3. Larutan adalah campuran homogen atau serba sama antara
dua zat atau lebih.
Zat yang jumlahnya banyak disebut pelarut dan zat yang
jumlahnya sedikit disebut zat terlarut.
Larutan = pelarut + zat terlarut
Pelarut : biasanya air, jumlahnya banyak
Zat terlarut : jumlahnya lebih sedikit
4. Larutan elektrolit
Larutan yang dapat
menghantarkan listrik
Contoh : NaCl, HCL, NaOH,
asam cuka, dan NH4OH.
Larutan non-elektrolit
Larutan yang tidak dapat
menghantarkan listrik
Contoh : alcohol, minyak, glukosa.
5. Elektrolit dapat berupa senyawa ion atau kovalen polar.
Jika senyawa ini dilarutkan dalam air, maka ion akan bergerak
bebas dan larutannya dapat menghantarkan arus listrik.
Banyak sedikitnya elektrolit yang terionisasi dinyatakan dengan
derajat ionisasi (alpha).
Alpha= mol zat terionisasi/ mol zat yang terlarutkan
Harga alpha
alpha = 1, elektrolit kuat
0 <Alpha < 1 , elektrolit lemah
Alpha = 0, non-elektrolit
6. Sebanyak 0.6 mol suatu asam dilarutkan dalam air. Ternyata hanya 0.2 mol
yang dapat terionisasi. Tentukan harga alpha dan jenis larutannya !
Jawab :
Alpha = mol zat terionisasi/mol zat yang terlarutkan
= 0,2/0,6 = 1/3
Maka jenis larutan adalah elektrolit lemah.
7. Konsentrasi Larutan
1. Persentase (%) : jumlah gram zat terlarut
dalam tiap 100 gram larutan.
2. Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah mol suatu
zat dalam larutan terhadap jumlah mol seluruh
zat dalam larutan.
3. Kemolaran (M) : jumlah mol zat terlarut dalam
tiap liter larutan.
4. Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut dalam
tiap 1000 gram pelarut.
5. Kenormalan (N) : jumlah grek zat terlarut
dalam tiap liter larutan.
8. % = (gr terlarut / gr larutan) * 100%
X = mol terlarut / (mol terlarut + mol pelarut)
M = mol / liter = mol * (1000 / ml)
m = mol / kg pelarut = mol * (1000 / gr pelarut)
M = (1000 / pelarut) * (gram / Mr)
N = grek / liter
= mgrek / ml
Grek = mol * jumlah H+ atau OH –
Grek = gr / Mr
9. Mol zat terlarut = liter * M
Pengenceran Larutan tidak mengubah
jumlah mol zat terlarut:
V1M1 = V2M2
Contoh soal pengenceran larutan :
o Berapakah ml air yang harus
ditambahkan pada 100mL larutan
NaOH 0,5M sehingga molaritasnya
menjadi 0,2M ?
Penyelesaian :
V1M1 = V2M2
100 * 0,5 = V2 * 0,2
50 = 0,2 * V2
V2 = 50/0,2 = 250mL
Jadi, volume air yang harus
ditambahkan adalah 250mL – 100mL
= 150mL.
10. M = (V1M1 + V2M2) / (V1 + V2)
Contoh Soal:
o Jika 200 mL larutan H2SO4 0,1
M dan 100 mL larutan H2SO4
0,7 M dicampurkan, berapa
konsentrasi (molaritas) larutan
yang baru ?
Penyelesaian :
M = (V1M1 + V2M2) / (V1 + V2)
M = (200 * 0,1 + 100 * 0,7) / (200 + 0,7)
M = (20 + 70) / 300
= 90 / 300
= 0,3
11. Definisi : sifat yang ditentukan oleh konsentrasi.
Ada 3 hal yaitu :
1. Penurunan tekanan uap (Δp)
2. Penurunan titik beku ( ΔTb) dan Kenaikan titik didih ( ΔTd)
3. Tekanan osmotik ( π )
Ketiganya ditentukan oleh konsentrasi atau banyaknya partikel
zat terlarut. Makin besar konsentrasi makin besar pula sifat
koligatifnya.
12. o Menguap adalah lepasnya ikatan antarpartikel penyusun dalam
suatu larutan.
o Dengan adanya zat terlarut pada larutan, gaya Tarik menarik
antar partikel akan semakin kuat. Sehingga semakin sulit
melepaskan ikatan.
o Semakin besar tekanan uap maka semakin mudah menguap.
Δp =xt * P0
Dimana :
Xt = dmana Fraksi mol zat terlarut
P0 = dmana Tekanan uap pelarut murni
13. o Dengan Adanya zat terlarut akan menurunkan titik
beku larutan
ΔTb = m * Kb
o Titik didih akan semakin tinggi karena ikatan antar
partikel yang semakin sulit dilepaskan.
ΔTd = m * Kd
14. Jika di antara larutan encer dan larutan pekat disekat membrane
semipermiabel, pelarut akan mengalir dari larutan encer ke
larutan pekat yang disebut osmosis.
Tekanan yang dapat menghentikan osmosis disebut tekanan
osmotic (phi).
π = M * R * T
Dimana :
π = tekanan osmotic (atm)
R = 0,08205 (L atm/mol K)
T = suhu (Kelvin)
15. Untuk larutan elektrolit, sifat koligatif di atas dikalikan dengan
factor van’t Hoff.
i = 1 + (n-1) alpha
Dimana :
n = jumlah ion
Alpha = derajat ionisasi elektrolit
Jadi untuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan
titik beku, dan tekanan osmotic pada rumus terakhir dikalikan
dengan i.
16. Jika 10 gr HCL dilarutkan dalam air hingga diperoleh 100 gr larutan dan tekanan uap air pada ruangan adalah 40 mmHg, berapakah
tekanan uap larutan tersebut ? (Ar H = 1, o = 16, Cl = 35,5)
Penyelesaian :
100 gr larutan HCL, terdiri dari 10 gr HCL dan 90 gr air.
Mol HCL = gr/Mr = 10/36.5 = 0,274 mol
Mol air = gr/Mr = 90/Mr = 90/18 = 5 mol
Kebetulan disini HCL adalah larutan elektrolit kuat maka, Δp =xt * P0 * I dan HCL = H+ + Cl- => n = 2 (jumlah ion).
xt = xHCL = mol HCL / mol total
Δp = xt * P0 * I = 0.052 * 40 * 2 = 4,15 mmHg
Tekanan uap larutan HCL
P = P0 - Δp = 40 – 4,15 = 35,85 mmHg
17. Jika diketabui Kd dan Kb air masing-masing 1,86 dan 0,5. Tentukanlah titik didih dan titik beku 20 gr etanol yang dilarutkan dalam 500
gr air. (Ar H = 1, C = 12, O = 16)
Penyelesaian :
m = mol * (1000 / gr pelarut)
= (gr etanol / Mr etanol) * (1000 / gr air) = (20 / 46) * (1000 / 500) = 0,87
Larutan etanol (C2H5OH), merupakan larutan non-lektrolit.
Jadi ΔTd = m * Kd dan ΔT =m * Kb
Titik didih larutan :
ΔTd = m * Kd = 0,87 * 0, 435 = 0,435
100 + 0, 435 = 100,435 C.
ΔTb = m * Kb = 0,87 * 1,86 = 1,617
0 - 1,617= -1,617 C
18. Jika tekanan osmotic dari 500 mL larutan glukosa (C6H12O6) pada suhu 32 C adalah 2 atm, tentukan massa
glukosa yang terlarut ! (Mr glukosa = 180)
Penyelesaian :
Larutan glukosa adalah larutan non-elektrolit
π = M * R * T
2 = M * 0,082 * (32 + 273)
M = 2 / (0,082 * 305) = 0,08
M = (gr / Mr) * (1000 / mL larutan)
0,08 = (gr / 180) * (1000 /500)
Gr = (0,08 * 180) / 2 = 7,2 gr.
19. o H2O memiliki sedikit sifat elektrolit, artinya air dapat terionisasi
menghasilkan ion H+ dan ion OH-
o Jika air dilarutkan asam, maka asam akan melepaskan ion H+
o Jika air dilarutkan basa, maka basa akan melepaskan ion OH-
o Jadi besarnya [H+] dalam larutan dapat digunakan untuk menyatakan larutan
basa, asam atau netral.
o Makin rendah harga pH larutan makin bersifat asam dan sebaliknya makin
tinggi bersifat basa.
Larutan netral : pH =7
Larutan asam : pH < 7
Larutan basa : pH > 7